METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Mengacu kepada tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui hubungan faktor-faktor yang terkait dengan kinerja KUD dan tingkat pengembangan kapasitas KUD dalam meningkatkan kualitas pelayanan KUD khususnya untuk pemanfaatan penggilingan padi, maka penelitian ini berusaha mencari faktorfaktor penentu antara variabel bebas dan variabel terikat melalui suatu rancangan penelitian. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) penelitian survei dapat digunakan untuk maksud: (1) penjajagan (eksplotatif), (2) deskriptif, (3) penjelasan (eksplanatory), (4) evaluasi, (5) prediksi, (6) penelitian operasional dan (7) pengembangan indikator-indikator sosial. Untuk itu desain penelitian disertasi ini adalah mengkombinasikan antara penelitian menerangkan (explanatory research) dengan penelitian deskriptif (descriptive research) dan pengujian dari hipotesis, dengan demikian metoda penelitian ini menggunakan metoda survei dengan pendekatan multi analisis di antaranya: analisis deskriptif, korelasi dan analisis jalur (path analysis). Sesuai dengan pendapat Babbie (1992) yang menyatakan bahwa penelitian yang bersifat menerangkan adalah penelitian survei yang bertujuan menjelaskan pengaruh dan hubungan antar variabel. Penelitian semacam ini dalam deskriptifnya juga mengandung uraian-uraian, tetapi fokusnya terletak pada hubungan antar variabel. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) desain penelitian survei adalah penelitian yang mengambil contoh dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memberikan gambaran yang lebih mendalam tentang gejala-gejala sosial tertentu atau aspek kehidupan tertentu pada masyarakat tertentu yang diteliti. Menurut Kusnendi (2008) untuk melakukan analisa terhadap kerangka pemikiran dalam penelitian ilmu-ilmu sosial dapat dilakukan analisis faktor konfirmatori (Confirmatory Factor Analysis), analisis jalur dan model persamaan struktural atau SEM (Structural Equation Model) untuk menjelaskan hubungan antar variabel, argumen teoritis yang melandasi hubungan antar variabel, prediksi atau hipotesis tentang hubungan antar variabel serta indikator-indikator yang
66
digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Model persamaan struktural adalah merupakan model persamaan regresi dengan tujuan untuk menguji model pengukuran dengan analisis faktor konfirmatori dan model struktural dengan analisis jalur model persamaan struktural. Analisis faktor konfirmatori bertujuan untuk uji validitas dan reliabilitas model pengukuran terhadap berbagai indikator variabel dan analisis jalur bertujuan untuk uji model struktural dan nanalisis model persamaan struktural. Analisis model persamaan struktural digunakan untuk menjelaskan faktorfaktor yang diduga berhubungan dengan peran kinerja KUD, pengembangan kapasitas KUD dan kualitas pelayanan dalam pemanfaatan penggilingan padi. Metode penelitian yang digunakan bertujuan untuk meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain. Faktor-faktor apa saja yang berhubungan secara nyata dengan kinerja KUD dalam pengembangan kapasitas KUD untuk meningkatkan kualitas pelayanan dalam pemanfaatan penggilingan padi adalah peran sumber informasi, iklim komunikasi organisasi dan komunikasi publik KUD, termasuk hubungan antara karakteristik personil KUD dan proses komunikasi organisasi KUD terhadap pengembangan kapasitas KUD dalam peningkatan kualitas pelayanan untuk pemanfaatan penggilingan padi. Lokasi dan Waktu Penelitian Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yakni penelitian dilakukan di Provinsi Jawa Barat dengan mengambil lokasi di daerah pantai utara (dataran rendah) yakni Kabupaten Karawang dan di daerah selatan (pegunungan) yakni Kabupaten Cianjur. Kabupaten Karawang mempunyai karakteristik berupa hamparan lahan sawah yang luas, beririgasi teknis, merupakan salah satu lumbung padi nasional, KUD relatif lebih maju dan mempunyai akses komunikasi dengan berbagai pihak luar lebih intensif karena didukung oleh jaringan komunikasi yang lebih luas. Kabupaten Cianjur dipilih untuk mewakili daerah sebelah selatan sebagai daerah pegunungan dengan karakteristik berupa hamparan lahan sawah yang relatif lebih terbatas, beririgasi teknis dan setengah teknis, KUD relatif maju, akses komunikasi dengan berbagai pihak luar terbatas dan jaraknya relatif lebih jauh dengan ibu kota Jakarta dibanding dengan Kabupaten Karawang.
67
Waktu penelitian dilakukan dengan dua tahap yakni: (1) uji validitas dan reliabilitas instrumen dengan uji coba kuesioner dan (2) pengumpulan data sekunder dan data primer. Uji coba kuesioner dilakukan terhadap KUD dan anggota yang memiliki ciri-ciri yang relatif sama dengan KUD dan anggota yang dijadikan contoh penelitian yakni di KUD Marga Mukti di Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur melalui wawancara langsung dengan 30 responden pada tanggal 5-16 Desember 2009. Pengumpulan data sekunder dan primer dilakukan di lokasi penelitian yakni Kabupaten Karawang dan Kabupaten Cianjur pada tanggal 20 Desember 2009 hingga akhir Maret 2010. Populasi dan Contoh Penelitian Populasi Populasi dalam penelitian iniadalah meliputi anggota, baik anggota merangkap sebagai pengurus maupun hanya sebagai anggota KUD dan sekaligus KUD contoh atau KUD sampel dijadikan sebagai unit analisis. Terdapat 42 KUD dengan anggota yang terdaftar 90.838 orang di Kabupaten Karawang (BPS Kabupaten Karawang, 2008) dan 36 KUD di Kabupaten Cianjur (BPS Kabupaten Cianjur, 2008) dengan jumlah anggota sekitar 70.000 orang. Daftar nama-nama KUD di Kabupaten Karawang dan Kabupaten Cianjr dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4. Tehnik Pengumpulan Data Cara yang lazim digunakan untuk menghemat waktu dan biaya penelitian adalah dengan menentukan sejumlah contoh penelitian yang menggambarkan sifat populasi yang diteliti. Pengambilan sampel KUD dilakukan terhadap KUD yang memiliki kegiatan penggilingan padi untuk melayani anggota secara berstrata atau stratified sample. Dari 42 KUD di Kabupaten Karawang ditentukan 5 KUD sebagai contoh dan dari 36 KUD di Kabupaten Cianjur ditentukan 5 KUD contoh KUD contoh penelitian di Kabupaten Karawang dan di Kabupaten Cianjur dapat dilihat pada Tabel 2. Mengingat jumlah anggota KUD yang terlalu besar, responden ditentukan secara nonproporsional. Atas dasar pertimbangan tersebut responden dalam penelitian ini ditentukan secara berstrata (stratified random sample) berdasarkan keaktifan anggota meggunakan penggilingan padi yakni: aktif dan tidak aktif.
68
Anggota KUD aktif adalah anggota yang menggunakan penggilingan padi milik KUD, sedangkan anggota KUD yang tidak aktif adalah anggota yang tidak menggunakan penggilingan padi milik KUD. Dari strata anggota aktif tiap KUD contoh ditentukan 100 responden dan diambil 30 responden secara random berarti terdapat 300 responden untuk 10 KUD contoh di seluruh lokasi penelitian. Tabel 2. KUD contoh penelitian di Kabupaten Karawang dan Kabupaten Cianjur No 1
Daerah (Kabupaten) Kabupaten Karawang
2
Kabupaten Cianjur
Nama KUD 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5.
Sri Mulya Sumber Padi Warga Bakti Warga tani Mitra Tani Pelita Jaya Betah Karya Simpati Sari Mekar Karya Mekar
Lokasi (Kecamatan) Jaryakerta Tempuran Telagasari Lemahabang Jatisari Pagelaran Cibeber Cilaku Bojongpicung Ciranjang
Data dan Variabel Penelitian Data Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara langsung di lapangan dengan bantuan kuesioner yang telah disiapkan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari dinas atau instansi pemerintah sebagai sumber data yang resmi, baik dari tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten. Pengumpulan data dilakukan dengan tiga tahap yakni: tahap survai pendahuluan, pengumpulan data sekunder dan pengambilan data primer di lapangan. Survei pendahuluan mencakup pengamatan dan observasi lapangan guna mengumpulkan data yang diperlukan untuk memperkuat atau mempertajam permasalahan yang dijumpai di lapangan. Data sekunder meliputi data umum lokasi tentang kependudukan, pendidikan, pertanian, tenaga kerja, koperasi, kelembagaan petani dan lain-lain yang diambil dari sumber resmi yang ada di lingkungan pemerintah Kabupaten Karawang dan Kabupaten Cianjur serta data dari literatur yang relevan dengan topik penelitian.
69
Variabel Penelitian Penelitian ini pada dasarnya mencari sebab dan akibat dalam suatu gejala atau mencari hubungan di antara berbagai faktor. Menurut Kerlinger (1986) variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel yang lain disebut variabel bebas dan variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya disebut variabel tak bebas atau terikat. Jika dinyatakan “bila X maka Y,” X adalah variabel bebas dan Y variabel tak bebas. Menurut Wijaya (2009) dalam SEM (Structural Eqution Modeling) atau Pemodelan Persamaan Struktural, variabel bebas disebut sebagai variabel eksogen dan variabel terikat disebut sebagai variabel endogen. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi dengan menggunakan definisi operasional sebagaimana terlihat pada Lampiran 5. Model struktural menggambarkan hubungan-hubungan yang ada di antara variabel-variabel laten yang digambarkan menggunakan diagram lintasan dengan nilai koefisien masing-masing. Parameter yang menunjukkan regresi variabel bebas pada variabel terikat mempunyai nilai koefisien jalur (γ) dan parameter yang menunjukkan regresi variabel terikat pada variabel terikat mempunyai nilai koefisien jalur (β). Sedangkan model pengukuran adalah hubungan antara variabel laten dengan variabel manifes dengan nilai muatan faktor (λ) Dengan memperhatikan arah panah yang keluar dari variabel laten menuju indikator merupakan efek atau refleksi dari variabel laten lainnya. pada masing-masing indikator. Validitas dan Reliabilitas Instrumentasi Validitas Validitas instrumen merupakan suatu tingkat keabsahan kuesioner sebagai alat ukur untuk menunjukkan sejauh mana instrumen tersebut benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur (Kerlinger, 1986; Arikunto, 2002; Rakhmat, 2005). Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) kesahihan atau validitas menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Validitas menyangkut ketepatan dalam penggunaan alat ukur. Suatu alat ukur dikatakan valid apabila alat ukur tersebut dapat digunakan untuk mengukur secara tepat konsep yang sebenarnya ingin diukur.
70
Validitas atau ketepatan sebagai tingkat kemampuan instrumen penelitian mengungkapkan data sesuai dengan masalah yang hendak diungkapkan. Agar kuesioner mempunyai validitas tinggi maka daftar pertanyaan disusun dengan cara: (1) mendefinisikan secara operasional variabel yang diukur, (2) menyesuaikan isi pertanyaan dengan keadaan responden, (3) berpedoman pada teori-teori dan kenyataan yang telah diungkapkan pada berbagai pustaka empiris, (4) mempertimbangkan pengalaman dan hasil penelitian terdahulu dalam kasus yang relevan, dan (5) memperhatikan nasehat dan pendapat dari para ahli terutama dari komisi pembimbing. Tingkat validitas suatu alat ukur bisa diketahui dari nilai koefisien validitasnya yang memiliki rentang dari nol sampai 1,00 dengan pengertian semakin mendekati angka satu maka validitas semakin sempurna. Dengan menggunakan rumus korelasi Rank Spearman, nilai koefisien validitas instrumen penelitian ini dapat diperoleh (Kerlinger, 1986: Singarimbun dan Effendi, 2006). Agar diperoleh tingkat validitas tinggi maka butir-butir pertanyaan di dalam kuesioner dianalisis dengan menggunakan rumus korelasi Rank Spearman (Arikunto, 2002). Jika nilai koefisien r dari tabel korelasi lebih besar dari r tabel maka butir pertanyaan dinyatakan valid sedangkan bila lebih kecil maka perlu ada perbaikan pada butir tersebut atau keluar dari pertanyaan. Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan teknik korelasi Rank Spearman diperoleh koefisien korelasi (r) masing-masing peubah seperti disajikan pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Nilai koefisien korelasi hasil uji validitas Peubah Informasi organisasi KUD (X 1 ) Iklim komunikasi organisasi KUD (X 2 ) Intensitas komunikasi publik KUD (X 3 ) Karakteristik personil KUD (X 4 ) Proses komunikasi organisasi KUD (X 5 ) Kinerja KUD (Y 1 ) Kapasitas KUD (Y 2 ) Kualitas pelayanan KUD (Y 3 )
Kisaran nilai koefisien korelasi (r) 0,611-0,868 0,633-0,802 0,310-0,787 0,509-0,824 0,640-0,876 0,363-0,864 0,377-0,810 0,443-0,824
Berdasarkan hasil analisis, korelasi (r-hitung) dalam uji validitas item (butir) pada penelitian ini berkisar dari 0,310 sampai dengan 0,876 pada taraf signifikasi sebesar 95 persen, sedangkan r-tabel dengan jumlah responden
71
sebanyak 30 (n=30) sebesar 0,361, sehingga secara umum butir-butir pertanyaan dalam penelitian ini telah valid. Apabila dilihat per butir pertanyaan dapat diketahui bahwa dari hasil uji validitas menunjukkan bahwa ada tiga pertanyaan yang tidak valid, yakni butir pernyataan no 37, 38,
dan 39. Koefisien butir
petanyaan no 37, 38 dan 39 berada dibawah angka kritis sehingga ketiga pertanyaan tersebut dari indikator LSM (X 3.4 ) disesuaikan dengan pernyataan yang
ditemui
di
lapangan
yakni
diganti
dengan
indikator
tokoh
masyarakat/perorangan (X 3.4 ). Reliabilitas Reliabilitas atau keterandalan instrumentasi menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur ihwal yang sama. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Reliabilitas suatu alat ukur adalah sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas lebih mudah dimengerti dengan memperhatikan tiga aspek dari suatu alat ukur yakni unsur kemantapan (stabilitas), unsur ketepatan (akurasi atau presisi) dan yang ketiga adalah unsur kesalahan (error) pengukuran di mana semakin kecil keragaman (variabilitas) maka semakin tinggi akurasi instrumen pengukuran tersebut oleh karena semakin kecil kesalahan yang terdapat (Kerlinger, 1986). Reliabilitas instrumen dihitung dengan menggunakan metode konsistensi internal, dengan Reliability Analysis Scale Alpha (Cronbach’ Alpa) di mana pengukuran dilakukan hanya satu kali. Metode tersebut digunakan untuk kuesioner yang memiliki lebih banyak pilihan jawaban serta bukan merupakan skor 1 dan 0, melainkan dalam bentuk kategori dan uraian (Arikunto, 2002) sehingga menghasilkan konsistensi antar butir pertanyaan (inter item) (Kerlinger, 1986). Jika hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai koefisien r lebih besar dari r tabel maka instrumen reliabel, sedangkan bila lebih kecil maka perlu ada perbaikan atau dilakukan uji ulang terhadap pertanyaan tersebut. Menurut Babbie (1992) suatu instrumen (keseluruhan indikator dianggap sudah cukup reliabel (reliabilitas internal) jika α≥ 0, 6. Berdasarkan hasil uji reliabilitas dengan menggunakan uji reliabilitas Cronbach’s Alpha (Cr-Alpha),
72
diperoleh nilai koefisien Alpha sebesar 0,782 atau berada pada kisaran interval korelasi 0,750-0,880 maka dapat dikatakan bahwa kuesioner yang digunakan sangat terandal (reliable). Kisaran nilai koefisien alpha (r) hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Nilai koefisien Alpha hasil uji reliabilitas Peubah
Nilai koefisien Alpha (r) 0,799 0,880 0,785 0,819 0,781 0,750 0,823 0,761
Informasi organisasi KUD (X 1 ) Iklim komunikasi organisasi KUD (X 2 ) Intensitas komunikasi publik KUD (X 3 ) Karakteristik personil KUD (X 4 ) Proses komunikasi organisasi KUD (X 5 ) Kinerja KUD (Y1) Kapasitas KUD (Y 2 ) Kualitas pelayanan KUD (Y 3 ) Analisis Data Analisis
data
dilakukan
setiap
saat
pengumpulan
data
secara
berkesinambungan dan diawali dengan pengukuran yakni pemberian angka pada obyek-obyek atau kejadian-kejadian menurut suatu aturan Kerlinger (1986). Dalam pengukuran perlu diperhatikan bahwa terdapat kesamaan yang dekat antara realitas sosial yang diteliti dengan nilai yang diperoleh dari pengukuran. Pengukuran dalam penelitian ini merupakan pemberian angka-angka secara nominal terhadap berbagai indikator atau parameter dari seluruh variabel penelitian. Data yang diperoleh dari lapangan melalui kuesioner merupakan data skala ordinal dan untuk keperluan analisis statistik (statistik parametrik) dilakukan transformasi data ke data interval atau rasio. Transformasi tersebut digunakan untuk menghitung nilai keragaman yang terjadi dalam setiap variabel penelitian yang bersakala ordinal. Menurut Sumardjo (1999) dalam transformasi indeks indikator tiap indikator memiliki nilai indeks 0-100. Nilai indeks terkecil 0 diberikan untuk jumlah skor terendah dan nilai 100 untuk jumlah skor tertinggi dari tiap indikator. Nilai tiap indikator, merupakan nilai indeks yang didapat dari hasil transformasi penjumlahan skor tiap parameter dalam tiap indikator. Nilai
73
variabel merupakan nilai indeks yang didapat dari penjumlahan indeks tiap indikator yang ditransformasikan. Perhitungan transformasi data dilakukan dengan rumus: (1) Transformasi indeks indikator: Σ skor yang dicapai – Σ skor minimum Indeks indikator variabel =
x 100 Σ skor maksimum – Σ skor minimal
(2) Transformasi indeks peubah: Σ skor variabel yang dicapai Indeks variabel
=
x 100 Σ skor maksimum
Analisi diagram jalur antarvariabel yang digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan kerangka berpikir yang dikembangkan dari berbagai teori yang digunakan. Analisis jalur digunakan Pemodelan Persamaan Struktural (Structural Equation Model) atau sering disingkat dengan analisi SEM. Dengan analisis SEM dilakukan pengujian model hubungan antar variabel (berkaitan dengan analisis jalur) dan kegiatan untuk mendapatkan suatu model yang cocok untuk prediksi (berkaitan dengan analisis regresi atau analisis model struktural). Kusnendi (2008) menjelaskan bahwa dalam analisis faktor konfirmatori dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk mengkonfirmasikan atau menguji model, yaitu model pengukuran indikator-indikator penelitian. Dengan demikian desain penelitian ini adalah survei deskriptif korelasional dengan pendekatan multi analisis menggunakan analisis SEM dengan bantuan program statistik LISREL (Linear Structural Relation) 8.30. Tahap pengukuran atau tahap operasionalisasi variabel penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat kualitas pengukuran indikator-indikator variabel yang dilakukan seorang peneliti yang digambarkan oleh validitas dan reliabilitas. Untuk mengidentifikasi validitas dan reliabilitas tiap indikator digunakan koefisien faktor, artinya melalui koefisien faktor sebagai hasil pengukuran analisis faktor konfirmatori dari SEM. Secara teoritis semakin tinggi
74
besarnya koefisien faktor yang distandarkan (λ) maka semakin tinggi validitas dan reliabilitas suatu indikator dalam mengukur tiap variabel. Semaki tinggi validitas dan reliabilitas pengukuran mengandung arti semakin rendah eror atau keslahan pengukuran yang distandarkan (δ). Batas minimal nilai validitas adalah sebesar 0,25 atau 0,30, dan tingkat kesalahan pengukuran kurang dari 0,50. Batas minimal dari koefisien reliabilitas adalah 0,50, artinya bahwa jika nilai reliabilitas memiliki nilai > 0,50 dikatakan model pengukuran reliabel atau secara komposit indikatorindikator yang terdapat dalam model pengukuran memiliki konsistensi internal yang memadai dalam mengukur variabel. Untuk mengetahui besarnya nilai λ dapat menggunakan pengujian nilai t (t-value) dengan menggunakan software LISREL 8.30. (Kusnendi, 2008; Sugiyono, 2010). Pada persamaan SEM dapat dideskripsikan sebagai suatu analisis yang menggabungkan pendekatan analisis faktor (factor analysis), model struktural (structural analysis) dan analisa jalur (path analysis). Dalam menggunakan analisis SEM diprediksi bahwa tidak memungkinkan varaiabel bebas memberi efek secara sempurna terhadap variabel terikat sehingga dalam suatumodel ditambahkan komponen kesalahan (error) struktural. Untuk memperoleh estimasi parameter yang konsisten, kesalahan struktural diasumsikan tidak berkorelasi dengan variabel-variabel bebas (Wijanto, 2008). Untuk memahami gambar grafik SEM, ada beberapa keterangan yang perlu diperhatikan sebagaimana tertera pada bagan model Gambar 7 yakni:
Variabel Bebas
ε
(ζ)
β γ
Variabel Terikat (η)
λ
VM
Keterangan: Variabel Bebas atau eksogen (ζ) Variabel Terikat atau endogen (η) VM = Variabel Manifest (indikator) β = koefisien jalur variabel terikat pada variabel bebas γ = koefisien jalur variabel bebas pada variabel terikat λ = muatan faktor (factor loading) δ = Kesalahan pengukuran (error)
Gambar 7. Bagan model struktural hubungan antar variabel
δ
75
Model-model analisis statistik tersebut digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Untuk mengetahui arah dan derajat signifikasi hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat pada penelitian ini, digunakan analisis Korelasi Rank Spearman menggunakan rumus:
Rs
=
1 --
n Σ di2 j=1 ____________ n(n2 – 1)
Keterangan: R s = Koefisien Korelasi Rank Spearman d i = Perbedaan antara kedua ranking n= Banyaknya sampel