IV.
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Kerangka Pe mikiran Berdasarkan studi pustaka dan kerangka teori yang digunakan dalam menganalisis dampak liberalisasi perdagangan dan perubahan iklim pada komoditi pangan di berbagai negara terhadap makro dan sektoral ekonomi Indonesia: Pendekatan Model Ekonomi Keseimbangan Umum, digunakan dua model yaitu model ekonometrik dampak perubahan iklim terhadap produktivitas pertanian dan model keseimbangan umum menggunakan model GTAP. Kedua model tersebut digunakan dan saling berkaitan serta menjadi dasar dalam perancangan model yang akan digunakan. Variabe l- variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini mencakup yang berkenaan dengan liberalisasi perdagangan da lam be ntuk penurunan tarif bea masuk, perubahan suhu global, produktivitas, variabel ekspor dan impor, ketenagakerjaan, pertumbuhan ekonomi, investasi dan variabel ekonomi makro lainnya serta keseimbangan makroekonomi. Kerangka pemikiran analisis dampak
liberalisasi perdagangan dan
perubahan iklim pada komoditi pangan di berbagai negara terhadap makro dan sektoral ekonomi Indonesia menunjukka n hubungan antara ko mbinasi dampak liberalisasi perdagangan dan perubahan iklim global pada komoditi pangan di berbagai negara terhadap perubahan produktivitas komoditi pangan, perdagangan dan variabel makro ekonomi lainnya. Kerangka pemikiran tersebut adalah: 1. Liberalisasi perdagangan yang dalam penelitian ini didefinisikan sebagai penurunan tarif bea masuk dalam kerangka multilateral-WTO khususnya untuk komoditi pertanian, telah berdampak pada kondisi makro ekonomi
104
termasuk kinerja perda gangan negara-negara prod usen maupun impo rter produk pertanian di negara maju maupun di negara berkembang tidak terkecuali Indonesia. 2. Perubahan iklim global yang didefinisikan sebagai perubahan suhu (kenaikan suhu bumi) telah disadari oleh masyarakat bumi sejak tahun 1990-an dan bukti fenomena pemanasan global telah dirasakan sampai saat ini. 3. Berba gai bukti ada nya peruba han iklim telah dirasakan oleh masyarakat dunia mulai dari kenaikan muka laut, mencairnya es di kutub, terjadinya el nino di beberapa bagian negara tropis dan perubahan cuaca yang ekstrim di berbagai be lahan bumi termasuk Indo nesia. 4. Dampak perubahan iklim telah diprediksi oleh lembaga internasional seperti IPCC terhadap berbagai aspek seperti kesehatan manusia, kelangsungan ekosistem air, darat dan udara, serta dampaknya terhadap produktivitas pertanian baik di negara maju maupun di negara berkembang termasuk Indo nesia. 5. Penurunan produktivitas pertanian sebagai dampak
perubahan iklim
sebagaimana telah diprediksikan berbagai lembaga internasional akan berdampak pada penurunan produksi beberapa produk pertanian, namun diperkirakan terjadinya peningkatan produksi pada beberapa jenis produk pertanian lainnya. 6. Penurunan atau peningkatan produksi pertanian akan berdampak pada ketersediaan pangan dan perdagangan (ekspor dan impor) produk pertanian Indo nesia.
105
7. Kombinasi dampak liberalisasi perdagangan dan penurunan produktivitas pertanian sebagai dampak perubahan iklim juga akan berdampak lebih lanjut pada variabel makro ekonomi lainnya seperti ketenagakerjaan, investasi, pertumbuhan eko nomi dan indikator makro lainnya. Seluruh aspek-aspek yang terkait dengan dampak liberalisasi perdagangan dan perubahan iklim akan dianalisis untuk mengkaji seberapa besar pengaruhnya terhadap produktivitas pertanian, produksi, perdagangan serta indikator makro dan sektoral ekonomi Indonesia terutama dalam hal ketenagakerjaan, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya kerangka pemikiran dan alur tahapan pelaksanaan penelitian disusun seba gaimana disajikan pada Gambar 18. Data Base GTAP Versi 7.1 (2008)
Survey Literatur dan Estimasi Ekonometrik
Perkiraan rata-rata Suhu bumi berdasarkan Estimasi IPCC (2001)
Penurunan tarif bea masuk sektor pertanian dalam kerangka WTO
Agregasi Sektor dan Region (19 Sektor, 14 region)
Simulasi Penurunan tariff bea masuk sektor pertanian dan penurunan/peningkatan produktivitas komoditi pangan di beberapa negara sebagai dampak perubahan iklim Perubahan Alternatif Skenario penurunan tariff dan perubahan iklim yang dipertimbangkan
Hasil Simulasi Dampakny a terhadap : 1. Variabel makro ekonomi 2. Sektoral
M odel Estimasi Dampak Perubahan Iklim terhadap komoditi pangan menggunakan model ekonometrik mengacu model Cline 2007
Tingkat Produktivitas komoditi pangan (beras, jagung, gandum) di beberapa negara
KET ERANGAN Evaluasi Alternatif Kebijakan
Dilakukan Oleh Peneliti
Dari Literatur yang ada
Gambar 18. Kerangka Pemikiran dan Alur Tahapan Pelaksanaan Penelitian
106
4.2. Hipotesis Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, dapat diperkirakan beberapa hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini yaitu: 1. Liberalisasi perdagangan komoditi pangan akan berdampak negatif terhadap negara berkembang tetapi berdampak positif bagi negara-negara maju. 2. Perubahan iklim akan berdampak pada penurunan produksi di beberapa sektor pertanian. 3. Kombinasi dampak liberalisasi perdagangan dan perubahan iklim akan menurunkan pertumbuhan ekonomi nasional sehingga dapat mempengaruhi berbagai variabel ekonomi makro dan sektoral lainnya.
4.3. Alat Analisis 4.3.1. Konsep Das ar Global Trade Analysis Project Konsep dasar GTAP sebagai analisis yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada Oktaviani (2008). Model GTAP dan model CGE merupakan model yang sama-sama menggunakan konsep-konsep dasar pengeluaran dan pembelian antar pelaku ekonomi. Kedua model tersebut merupakan model struktural yang dibangun dengan dasar teori-teori mikroekonomi, dimana perilaku-perilaku di masing- masing a gen eko nomi (behavioral parameters) dijelaskan secara detail. Menurut Oktaviani (2008), mod el CGE menggambarkan interaksi antara agen-agen yang berbeda di dalam suatu negara atau wilayah, sedangkan mode l GTAP menjelaskan interaksi perdagangan antar wilayah. Selain itu, aspek lain yang ada dalam model GTAP adalah juga mencakup transportasi global dan mobilitas investasi. Oleh karena itu, melalui mode l ini dapat dijelaskan bagaimana
107
pengaruh kebijaka n yang dilakuka n suatu negara/wilayah aka n memberika n dampak kepada negara/wilayah lainnya. Lebih lanjut dikemukakan dalam Oktaviani (2008) bahwa dalam model GTAP tidak menangkap kebijakan makroekonomi dan fenomena moneter, karena tidak ada aspek makroekonomi di dalamnya, namun terdapat variabel- variabel agregat yang dapat menentukan interaksi di level makro. Oleh karena itu, “closure macroekonomi” digunakan untuk mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan aspek makroekonomi tersebut. Hal ini dapat dilakukan karena di dalam closure dipisahkan antara variabel- variabe l eksogen dan endo gen. Sementara itu, untuk untuk mengatasi tidak tertangkapnya fenomena moneter, maka di dalam model GTAP digunakan “numeraire”, ya itu harga salah satu barang diberi nilai 1 agar didapatkan harga relatif terhadap harga barang lain (Oktaviani, 2008). Untuk keperluan kajian ini, selanjutnya akan dijelaskan perbedaan antar aktivitas eko nomi di da lam mod el GTAP. Intervensi pemerintah dan perdagangan adalah fokus utama yang aka n diba has dalam model. Gambar-gambar yang disajikan merupakan arus nilai (uang) dalam perekonomian dan bukan merupakan arus riil (arus barang), dimana hubungan kedua arus tersebut saring berlawanan (Oktviani, 2008).
4.3.1.1. Ekonomi Tertutup Tanpa Pajak Dalam model ekonomi tertutup tanpa pajak diasumsikan bahwa suatu negara tanpa pajak dan belum ada perdagangan. Model ini adalah sebagai penyederhanaan dari keadaan sesungguhnya, dimana tidak ada depresiasi, pajak dan subsidi. Dalam eko nomi sederhana tersebut diasumsikan terdapat tiga pelaku ekonomi yaitu rumah tangga swasta, pemerintah dan produsen (Oktaviani, 2008).
108
Gambar 19 menunjukkan aktivitas ekonomi versi model GTAP yang menjelaskan keterkaitan antar pe laku ekonomi dan komponen-komponen permintaan Pada bagian atas dari diagram, terdapat rumah tangga regional. yang menerima semua pendapatan yang dihasilkan. Sementara, itu, pengeluaran rumah tangga berdasarkan pada agregat fungsi utilitas (kepuasan) Cobb-Douglas dimana pengeluaran dialokasikan pada tiga kategori yaitu rumah tangga swasta (private), pemerintah dan tabungan da n arus pengeluaran rumah tangga swasta ditunjukkan oleh simbol PRIVEXP (Oktaviani, 2008). Selanjutnya, pada pada bagian tengah model perekonomian dimasukka n unsur pemerintah dan rumah tangga regional menerima pendapatan yang dihasilkan oleh pemerintah, sedangkan arus pengeluaran pemerintah ditunjukkan oleh simbol GOVEXP. Unsur tabungan juga dimasukkan dalam model, meskipun sebe narnya di da lam mode l GTAP tidak menangkap fenomena pasar uang. Namun demikian, seluruh pendapatan rumah tangga regional yang tidak habis dibelanjakan oleh ketiga pelaku ekonomi yaitu pemerintah, rumah tangga swasta da n perusahaan, dimasukkan di dalam pengeluaran sebagai tabungan. Sedangkan arus pengeluaran rumah tangga regional ke dalam tabungan disimbolkan sebagai SAVE (Oktaviani, 2008).
109
Rumah Tangga Regional PRIVEXP Rumah Tangga Swasta
VDPA
SAVE
GOVEXP
Tabungan NETINV
Pemerintah VOA Endw
VDGA
Produsen VDFA
Sumber: Oktaviani (2008) Gambar 19. Mode l Kasus Satu Wilayah, Pereko nomian Tertutup, Tanpa Pajak
Pelaku ekonomi lainnya yang penting di dalam model adalah perusahaan yang akan bertingkah laku seba gai prod usen. Dalam pengertian eko nomi, produsen merupakan pemakai input intermediate dan faktor endowmentt yang menghasilkan output barang dan jasa seperti terlihat pada Gambar 19. Sumber pendapatan rumah tangga regional diasumsikan hanya dari “penjualan” faktor endowmentt (tenaga kerja, lahan, modal, sumber daya alam) kepada perusahaan. Aliran pendapatan ini digambarkan sebagai VOA (endw) yang diartikan sebagai Nilai Output pada harga di tingkat agen dari komoditi endowmentt (Value of Output at Agents’ prices of endowmentt commodities) (Oktaviani, 2008). Rumah tangga swasta merupakan penyedia faktor produksi endowmentt berupa tenaga kerja yang akan dimanfaatkan oleh perusahaan. Arus “penjualan” faktor produksi rumah tangga swasta ke produsen disebut VDPA yang didefinisikan sebagai nilai dari pembelian/belanja rumah tangga swasta domestik berdasarkan harga produsen (VDPA = Value of Domestic Purchases by Private household at agent’ prices) (Oktaviani, 2008).
110
Gambar 19 juga menunjukkan adanya aliran penjualan dari perusahaan kepada pemerintah sebagai pendapatan produsen. Dalam model GTAP, arus ini disimbolkan sebagai nilai dari pembelian pemerintah berdasarkan harga produsen (VDGA = Value of Domestic Puschases by Government at agents’ prices), yang merupakan fungsi Cobbb Douglas. Di dalam model GTAP, diasumsikan penjualan dari barang Investasi dibiayai dari tabungan rumah tangga regional. Oleh karena itu, terdapat arus pendapatan produsen dari tabungan, yaitu NETINV. Di dalam model statistik, investasi tidak mempengaruhi kapasitas tetapi mempengaruhi aktivitas total (Oktaviani, 2008). Mengacu pada Oktaviani (2008), maka perusahaan mengko mbinasika n penggunaan komoditi endowmentt dengan produk antara untuk memproduksi barang untuk permintaan akhir. Olah karena itu, terdapat aliran pendapatan dari produsen ke produsen, yaitu disimbolkan dengan VDFA (Value of Domestic purchases by Firms at agents’ price) dan menggambarkan penggunaan produk antara oleh produsen. Di dalam model ini, perusahaan di asumsikan tidak mendapatkan keuntungan (zero profit) dengan menggunakan fungsi produksi Constant Return to Scalae (CRS). Closure standar yang digunaka n dalam mode l GTAP sederhana ini adalah fungs i utilitas Cobb-Douglas de ngan constant budget share pada setiap kategori pengeluaran. Modifikasi dilakukan dimana pengeluaran pemerintah dan tabungan bisa menjadi peruba h eksogen (tetap atau shock) sehingga pengeluaran rumah tangga swasta bisa menyesuaikan untuk mencapai kendala anggaran rumah tangga regional (Oktaviani, 2008).
111
Di dalam model di atas tidak memasukkan penerimaan pajak pemerintah. Tidak adanya pajak tidak berarti terjadi penurunan di dalam pengeluaran pemerintah di dalam model GTAP. Tidak adanya pajak mengakibatkan penurunan dalam kelebihan beban (excess burden), pendapatan riil regional akan meningkat dan pengeluaran riil pemerintah juga meningkat. Kekurangan fiskal ini terlihat di da lam mode l da ta GTAP yang tidak lengkap mencakup instrumen pajak regional. Oleh karena itu, model tidak dapat memprediksi secara akurat apa yang akan terjadi terhadap total penerimaan pajak, dan pengguna yang memfokuskan dampak pengeluaran pemerintah biasanya membuat beberapa asumsi variabel eksogen. Kelemahan menggunakan asumsi pengeluaran regional di da lam mode l GTAP (Oktaviani, 2008) adalah: 1. Gagal untuk menghubungkan pengeluaran pemerintah dengan penerimaan pajak (artinya penurunan tingkat pajak tidak berarti turunnya pengeluaran pemerintah). 2. Model GTAP tidak dapat memprediksi secara akurat dampak terhadap penerimaan pajak total sehingga perlu modifikasi. Namun demikian, terdapat keunggulan menggunakan asumsi pengeluaran regional di dalam model GTAP, yaitu: 1. Indikator kesejahteraan dari fungsi utilitas regional 2. Misal, jika pengeluaran swasta riil menurun, tabungan dan pengeluaran pemerintah naik, apakah rumah tangga regional lebih baik? Tanpa ada fungsi kepuasan regional pertanyan ini tidak bisa dijawab.
112
4.3.1.2. Ekonomi Terbuka Tanpa Pajak Gambar 20
menunjukkan model sebelumnya dengan memasukkan
perdagangan internasional dengan negara lain. Model seperti Gambar 20 mengacu pada Brockmeier (1996). Adanya perdagangan dengan wilayah luar ditunjukkan dengan adanya Rest of the World (ROW) di bagian bawah. Struktur ekonomi ROW diasumsikan identik dengan ekonomi domestik. Dengan dibukanya hubungan perdagangan dengan luar, maka terdapat sumber impor yang masuk ke domestik dan juga merupakan tujuan ekspor. Masing- masing agen di dalam ekonomi domestik akan memberikan “pembayaran impor” kepada ROW. Arus pembayaran impor kepada ROW dari rumah tangga swasta ditunjukkan dengan VIPA, dari pemerintah adalah VIGA, dan dari produsen adalah VIFA. Perubahan dari ekonomi tertutup menjadi terbuka memunculkan adanya dua sektor global, yaitu bank global dan perdagangan global. Bank global yang ditunjukkan di tengah gambar, menghubungkan antara tabungan global (SAVE) dan investasi barang (REGINV). Perdagangan global dimaksudkan sebagai seluruh ekspor yang menyangkut perdangangan barang dan jasa, transportasi, jasa asuransi dan barang komposit yang digunakan untuk menggerakkan arus perdagangan antar wilayah. Adanya aktivitas ini menimbulkan adanya perbedaan nilai, untuk eskpor terlihat pada nilai FOB, da n untuk impor pada CIF (Oktaviani, 2008).
113
Rumah Tangga Regional PRIVEXP
SAVE
Rumah Tangga
GOVEXP
Bank Global
REGINV
VDPA
Pemerintah VOA Endw
VDGA
Produsen VDFA VIFA VIPA
VXMD
Rest of the World
VIGA
Sumber: Oktaviani (2008) Gambar 20. Model Multi Wilayah, Pereko nomian Terbuka, Tanpa Intervensi Pemerintah
4.3.1.3. Ekonomi Tertutup denga n Pajak Dalam model berikutnya, model ekonomi telah memasukkan variabel pajak. Pajak dimaksudkan sebagai pendapatan rumah tangga regional selain pendapatan yang berasal dari pengeluaran masing- masing agen. Semua pajak, baik dari rumah tangga swasta, pemerintah dan produsen ditambahkan pada rumah tangga regional, sehingga: VOM atau,
= VOA + PTAX
Pendapa tan
= VOA + Pajak – Subs idi
sehingga nilai output di tingkat pasar (market) telah memasukkan unsur pajak. Pajak dapat bernilai positif (taxes) yang akan menambah nilai output di tingkat pasar (VOM), atau bernilai negatif yang akan mengurangi nilai output pasar (VOM),
yang biasanya disebut subsidi (Oktaviani, 2008). Gambar 21
menggambarkan model ekonomi riil satu wilayah yang lengkap dengan pereko nomian tertutup.
114
Rumah Tangga Regional PRIVEXP
GOVEXP
SAVE Taxes
Taxes
Rumah Tangga
Pemerintah Tabungan
VDPA
VOA Endw
Taxes
VDGA
NETINV Produsen VDFA
Sumber: Oktaviani (2008) Gambar 21. Model Satu Wilayah, Perekonomian Tertutup, dengan Pajak
4.3.1.4. Pajak Dalam suatu perekonomian, pajak (Tax) ada lah bentuk kekuatan intervensi pasar di domestik. Adanya pajak akan mempengaruhi harga yang terjadi di setiap agen (PA), sehingga PA=PM*T atau T=PA/PM. Dengan kata lain, pajak didefinisakan sebagai rasio nilai transaksi berdasarkan harga produsen (Agen Prices) de ngan transaksi berdasarka n harga pasar (Market Prices) (Oktaviani, 2008). Pajak biasanya dikenakan pada seluruh aktivitas penjualan dan pembelian ekonomi seperti pajak penjualan penghasilan (PPh), pajak ekspor dan lain sebagainya. Pajak pembelian diberikan kepada pembeli barang dan jasa, seperti Pajak Pembelian (PPn), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), pajak impor, dan lainlain. Namun demikian, tingkat pajak di dalam mode l GTAP berbeda dengan makna pajak secara harfiah, dalam model GTAP pajak dihitung berdasarkan perbedaan nilai di tingkat-tingkat agen ekonomi. Oleh karena itu, di dalam model
115
dikenal istilah Power of Tax, dimana besarnya adalah 1 ditambahkan dengan besarnya tax rate. Misalnya, pajak impor untuk produk pertanian sebesar 5%, maka power of tax tersebut bernilai 1,05. Pemahaman atas konsep ini akan membantu analisis selanjutnya di dalam model GTAP. Apabila pajak penjualan bernilai lebih besar dari satu (T>1) maka artinya pajak tersebut berupa subsidi. Sebaliknya untuk pajak pembelian, dikatakan subsidi jika nilai pajak bernilai kurang dari satu (T<1). Selanjutnya akan dijelaskan pengaruh pajak terhadap o utput nasional sepe rti dijelaskan pada Gambar 22. Apabila kondisi awal perekonomian diasumsikan tidak dikenakan pajak, maka VOM=VOA, ditunjukkan dengan keseimbangan antara permintaan (D0) dan penawaran (S0). Harga kesimbangan pada PM0=PS0. Selanjutnya, jika dibe rlakuka n pa jak pe njualan, maka agen yang aka n terkena dampak langsungnya adalah produsen. Produsen yang memasukkan pajak di dalam biaya produksi akan merespon dengan meningkatkan harga dan menurunkan produksinya, sehingga kurva penawaran bergeser ke kiri atas (AS 1 ). Secara agregat, harga naik menjadi PM 1 dan output nasional riil turun pada Q 1 . Harga di tingkat prod usen (PS 1 ) lebih renda h dari harga di pasar (PM 1 ). Daerah yang berbe ntuk kotak pada Gambar 22 menunjukkan besarnya pajak (PTAX). Nilai output di pasar (VOM) adalah daerah PM 1 -Eq 1 -Q1 -O.
116 Tingka t Harga AS1 AS0 Eq1
PM1 +PTAX PM0=PS0
Eq0
PS1 VOM AD0 O
Q1
Q0
Output Nasional
Sumber: Oktaviani, (2008)
Gambar 22. Efek Pajak terhadap Output Sebaliknya jika diasumsikan bahwa pada perekonomian diberlakukan pajak negatif (pajak yang mengurangi VOM), misal subsidi impor, maka dampaknya terhadap outpu adalah sebagaimana digambarkan pada Gambar 23. Pada kondisi dimana belum adanya subsidi, keseimbangan antara permintaan (D 0 ) dan pe nawaran (S 0 ) berada pada titik Eq 0 . Harga kesimbangan pada PM 0 =PS0 . Kemudian dengan adanya subsidi, harga barang akan turun dan jumlah output akan meningkat. Respon perusahaan terhadap adanya subsidi ini akan menggeser kurva penawaran ke kanan bawah (AS 2 ). Secara agregat, subsidi mengakibatkan harga di pasar turun menjadi PM 2 dan output nasional riil meningkat pada Q 2 . Harga di tingkat produsen (PS 2 ) lebih tinggi dari harga di pasar (PM 2 ). Daerah yang berbentuk kotak menunjukkan besarnya subsidi (PTAX) dan besarnya nilai output di tingkat pasar (VOM) adalah daerah PS 2 -E3 Q 2 -O (Oktaviani, 2008).
117
AS0
PS2
E3
AS2
-PTAX Eq0
PM0=PS0 PM2
Eq2 VOM AD0
O
Q0
Q2
Output Nasional
Sumber: Oktaviani (2008)
Gambar 23. Efek Subsidi terhadap Output 4.3.1.5. Linearisasi Pada umumnya, model- model ekonomi parsial menggunakan satuan nilai mata uang (nominal), misalnya rupiah atau dollar, karena perhitungannya dilakukan dengan pendekatan pengeluaran. Namun demikian, orang biasanya tidak begitu memperdulikan besaran nilai yang akan berubah sebagai akibat diberlakukannya suatu kebijakan (misal peningkatan tarif impor), karena penyebutan angka numerik nilai nominal dari perubahan itu lebih sulit untuk dihapal mengakibatkan orang mengabaikannya. Tetapi biasanya orang akan lebih tertarik untuk memperhatikan angka dalam perubahan persentase. Oleh harena itu, beberapa model CGE dan GTAP menggunakan perubahan persentase dalam perhitungan harga dan kuantitasnya (Oktaviani, 2008). Menurut Oktaviani (2008), persamaan–persamaan ekonomi yang ada di dalam model GTAP tidak semua merupakan persamaan dengan fungsi linear. Agar persamaan-persamaan tersebut dapat terbaca dengan menggunakan
118
persentase perubahan, maka persamaan-persamaan tersebut harus dilinierkan. Solusi
dengan
menggunakan
software
Analisis
Keseimbangan
Umum
(AGE=Analysis General Equilibrium) maupun RunGTAP, dilakukan dengan linearisasi (Pearson, 1991) memecahkan nilai koefisien dengan formula: dV / v = d(PQ) / PQ = p + q Perubahan persentase dalam model GTAP disimbolkan dengan huruf- huruf kecil, sehingga bentuk perubahan persentase dari persamaan di atas adalah p dan q. Secara grafis, ilustrasi linearisasi ini disajikan pada Gambar 24. Misalnya persamaan nonlinear digambarkan seperti kurva Exact. Apabila persamaan tersebut dilinearkan pada tahap 1, maka kurva akan seperti gambar kurva 1 step. Ini disebut de ngan estimasi de ngan pendekatan Johansen (Yj) yang menyediaka n iterasi yang paling sederhana dengan kesalahan (error) Yj>Y 1 . Pendekatan dengan error seperti ini seringkali menuai kritik dari penggunaan model CGE (Oktaviani, 2008).
YJ
dY Yexact Y0 O
X
dX
Sumber: Oktaviani (2008)
Gambar 24. Linearisasi untuk Persamaan-Persamaan yang Non Linear
XF
119
Agar bentuk persamaan (kurva) mendekati bentuk yang sebenarnya (Exact), maka dilakukan terus proses linearisasi pada tahap selanjutnya hingga diperoleh bentuk yang mendekati sebenarnya, misalnya pada gambar kurva 3 step pada Gambar 25. Dengan proses multi-step ini dapat menurunkan error pada linearisasi. Metode solusi Euler memberikan pemecahan seperti ini. Semakin banyak iterasi linearisasi, maka solusi model nonlinear akan semakin akurat. Metode Gragg’s menyediakan iterasi yang seba nyak-banyaknya sampai batas kemampuan komputer mengolahnya dan metode ini dianggap sebagai pendekatan yang paling baik (Oktaviani, 2008).
1 Y
Y2
Y3
3
Yexact
Exac
Y1
Y0 XF O
X
X1
X2
X3
Sumber: Oktaviani (2008)
Gambar 25. Proses Multistep untuk Menurunkan Error pada Linearisasi 4.3.2. Struktur Model Global Trade Analysis Project Standar Konsep dasar struktur model GTAP Standar sebagai analisis yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada Oktaviani (2008). Model GTAP adalah model standar dengan banyak negara dan banyak komoditi dengan mengaplikasikan model ekonomi keseimbangan umum. Pada model GTAP secara eksplisit dilakukan pemodelan pada margin transport internasional. Suatu globa l
120
bank juga dibentuk dalam model sebagai intermediasi dan investasi dan tabungan dunia. Sistem permintaan konsumen diduga dengan menggunakan Constant Difference of Elasticities (CDE) untuk menangkap kepekaan terhadap perbedaan harga dan pendapatan antar negara (Hertel, 2000). Selain itu, aliran barang dalam perdagangan internasional mengikuti model Armington (1969) dimana setiap produk dibedakan berdasarkan asal negara. Setiap barang diasumsikan substitusi yang tidak sempurna satu sama lainnya untuk komoditi yang diproduksi di dalam negeri. Dengan asumsi ini, model dapat menangkap aliran perdagangan antar dua negara. Kelemahan model ini adalah mengasumsikan sistem pasar persaingan sempurna da n ska la usaha yang ko nstan pada aktivitas produksi. Hartel (1997) mengakui bahwa pada konteks negara kecil dan terbuka, asumsi pasar persaingan sempurna mengakibatkan simulasi dampak penurunan tarif menjadi lebih besar dari yang sesungguhnya. Hubungan di dalam model GTAP dirangkum di dalam hubungan antara bermacam- macam nilai agregat. Persamaan-persamaan yang telah dirubah dalam perubahan persentase merupakan persamaan-persamaan yang akan ada di dalam model utama GTAP. Seluruh notasi, variabel, parameter, persamaan dan lain- lain dapat dibaca lebih rinci pada Hertel (1997). Seluruh struktur GTAP terdiri dari persamaan-persamaan simultan yang dapat dikelompokkan menjadi dua bagian,
yaitu: (1) Persamaan yang
menggambarkan hubungan antara penerimaan dan pengeluaran oleh setiap agen ekonomi di suatu region (accounting relationship), dan (2) persamaan yang menjelaska n suatu perilaku agen eko nomi (behavioral equation) (Oktaviani, 2008).
121
Semua set, sub-set, parameter dan variabel bentuk nominal (value levels form) dinotasikan dengan huruf kapital. Sedangkan variabel dalam bentuk persentase perubahan (percentage change) atau be ntuk linear dinotasikan dengan huruf kecil. Sebagai contoh: PM(i,r) adalah variabel bentuk level untuk harga pasar ko mod iti i di region r, dan pm(i,r) = [dPM(i,r)] / PM(i,r) adalah bentuk linear dari variabel harga tersebut. Berikut ini diuraikan secara ringkas struktur model GTAP standar yang bersumber dari Hertel (1997).
4.3.2.1. Hubunga n Perhitunga n Didalam Model GTAP Dalam model GTAP, keseimbangan ekonomi di satu region/wilayah dinyatakan dalam persamaan accounting relationship yang menggambarkan hubungan antara pe nerimaan da n pe ngeluaran yang dilakuka n oleh masingmasing sektor di suatu region dan transaksi perdagangan (ekspor dan impor) dari satu region ke region lainnya (Oktaviani, 2008). Hubungan pe nerimaan dan pengeluaran dalam sebuah sistem ekonomi terbuka (multi region open economy) dengan intervensi pemerintah berupa pengenaan pajak dan pemberian subsidi ditunjukkan dengan Gambar 26. Hubungan di dalam model GTAP dirangkum di da lam hubungan antara bermacam- macam nilai agregat. Persamaan-persamaan yang telah dirubah dalam perubahan persentase merupakan persamaan-persamaan yang akan ada di dalam model utama GTAP. Seluruh notasi, variabel, parameter, persamaan dan lain- lain dapat dibaca lebih rinci pada Hartel (1997 ).
122
Rumah Tangga Regional
TAXES
TAXES
SAVE
PRIVEXP
GOVEXP
TAXES
Pemerintah
Bank Gl obal
Rumah Tangga Swasta
VOA Endw
XTAX NETIN
VDPA
MTAX
VDGA
Produsen VIGA VDFA VIPA
VIFA
VXMD
Rest of The World
Sumber: Brockmeier (1996)
Gambar 26. Neraca Pemerintah dan Pengeluaran pada Sistem Ekonomi Terbuka Pada gambar 26 tersebut, eko nomi sebuah region direpresentasikan oleh satu rumah tangga regional (regional household) yang memperoleh income dari hasil penjualan endowmentt, VOA (value of output at agents prices), dan penerimaan pajak dari industri (TAXES). Selain itu, pajak juga diterima dari region lain (rest of the world) berupa pajak ekspor (XTAX) dan pajak impor (MTAX). Penghasilan rumah tangga region tersebut selanjutnya dialokasikan sebagai pengeluaran (expenditure) sektor rumah tangga swasta (PRIVEXP), rumah tangga pemerintah (GOVEXP), dan sebagai tabungan ke global bank (SAVE) (Oktaviani, 2008). Konsumsi rumah tangga swasta, VDPA (value of domestic purchases by private households at agent’s prices) diasumsikan mengikuti fungsi pengeluaran
123
CDE (Constant Difference of Elasticity). Konsumsi rumah tangga pemerintah, VDGA (value of domestic purchases by government households at agent’s prices) dipresentasikan dengan fungsi utilitas Cobb Douglas sehingga porsi pengeluaran untuk seluruh komoditi adalah konstan. Dalam model GTAP diasumsikan bahwa tabungan seluruhnya digunakan sebagai investasi (NETINV) melalui bank global (Oktaviani, 2008). Di sisi prod usen (ind ustri), penerimaan diperoleh dari hasil penjualan barang konsumsi ke rumah tangga swasta (VDPA) dan pemerintah (VDGA) penjualan ba rang input antara ke industri lain (VDFA), serta pe njualan barang investasi ke sektor tabungan (NETINV). Di samping hasil penjualan di pasar domestik, produsen juga memperoleh penerimaan dari hasil ekspor barang ke region lain (rest of the world). Nilai penerimaan ekspor tersebut dinyatakan sebagai value of exports at market prices by destination (VXMD). Oleh karena setiap industri diasumsikan beroperasi pada kondisi zero profit maka jumlah penerimaan produsen seluruhnya dibelanjakan untuk pembelian faktor primer (VOA), inp ut antara yang diprod uks i di da lam negeri (VDFA) dan input antara yang berasal dari impor (VIFA) (Oktaviani, 2008). Sifat multi-region dari model GTAP selain ditunjukkan dengan bank global juga oleh adanya sektor perdagangan internasional (ekspor dan impor) dari satu negara ke negara lain (rest of the world). Region lain tersebut memperoleh penerimaan impor dari rumah tangga swasta (VIPA), rumah tangga pemerintah (VIGA), dan industri (VIFA). Penerimaan tersebut selanjutnya dibelanjakan untuk barang impor (VXMD), pembayaran pajak ekspor (XTAX) dan pajak impor (MTAX) kepada rumah tangga regional (Oktaviani, 2008).
124
Seluruh hubungan yang menggambarkan hubungan antara penerimaan dan pengeluaran oleh setiap agen eko nomi di suatu region (accounting relationship) tersebut di dalam model GTAP dituliskan dalam bentuk persamaan-persamaan. Persamaan-persamaan tersebut menjelaskan distribusi penjualan ke pasar wilayah di dalam model ekonomi terbuka dengan pajak, sumber pengeluaran rumah tangga dan pemerintah, sumber pengeluaran perusahaan dan pendapatan faktor rumah tangga, disposisi dan sumber pendapatan regional, sektor global, dan kondisi keseimbangan umum (market clearing) (Oktaviani, 2008).
4.3.2.2. Distribusi Penjualan ke Pasar Wilaya h Didalam Model Ekonomi Terbuka dengan Pajak Di dalam model GTAP terdapat hubungan satu-satu antara sektor produksi dengan komoditi antara. Masing- masing memproduksi output tunggal. Berikut akan dijelaskan hubungan tersebut dalam persamaan-persamaan yang ada dalam model GTAP. Distribusi penjualan ke pasar regional di dalam mode l GTAP dapat diringkas dalam Tabel 13. Aliran komoditi dari pasar domestik di wilayah r ke pasar dunia dan pasar domestik di wilayah s. Aliran dimulai dengan Nilai Output pada Harga Agen (value of output at agent’s prices, VOA(i,r)), yang menunjukkan pembayaran yang diterima oleh perusahaan di industri I dari wilayah r. Untuk mendapatkan Nilai Output pada Harga Pasar (value of output at agent’s prices. VOM(i,r)), pajak produsen, PTAX(i,r), harus ditambahkan kepada nilai agen. Nilai Output pada harga pasar juga memberikan penjumlahan dari nilai penjualan domestik pada harga pasar (value of domestic sales at market prices), VDM(i,r), dan nilai
125
ekspor barang i dari wilayah/negara r dinilai pada harga dasar domestik (di negara r), da n negara tujuan s, VXMD(i,s), untuk semua wilayah. Tabe l 13. Distribusi Penjualan Barang i yang Diproduksi di Wilayah r ke Pasar Wilayah s Pasar Domerstik ‘r’
VST (i, r ) +
Pasar Dunia
Pasar Domestik ‘s’
dimana:
Sumber: Hertel dan Tsigas (1997)
Pajak ekspor pada masing- masing ko mod iti da n negara tujuan ditambahka n untuk mendapatkan nilai ekspor menjadi nilai fob. Pajak ekspor ditunjukkan oleh XTAX(i,r,s) dan bisa bervariasi antar ko moditi atau wilayah sehingga menunjukkan detil perdagangan bilateral. Setelah penambahan nilai pajak, nilai
126
ekspor pada harga pasar menjadi nilai ekspor di harga dunia (value of export at world prices), VXWD(i,r,s). Untuk negara pengimpor, ini menjadi nilai dasar penghitungan
cif,
VIWS(i,r,s),
setelah
penambahan
margin
transport
internasional, VTWR(i,r,s) (value of transportation of world prices for commodity i, shipped from r to s). Nilai impor pada harga pasar di masing- masing sumber daya (value of import at market prices by sources), VIMS(i,r,s), diperoleh dari menambahkan pajak impor (import taxes), MTAX(i,r,s), ke dalam nilai cif komoditi. Nilai impor ini masih berdasarkan impor yang dibesarkan (dan harga) dengan alternatif sumberdaya. Nilai ini dikombinasikan dengan komposit tunggal (value of import of i into s at market prices), VIM(i,s), yang akan didistribusikan ke seluruh sektor rumah tangga (VIPM(i,s)), pemerintah (VIGM(i,s)), dan industri (VIFM(i,s)). Semua nilai adalah “produk impor” pada harga pasar di dalam negara pengimpor.
4.3.2.3. Sumber Penge luaran Rumahtangga dan Pe merintah Untuk menunjukkan hubungan konsumsi rumahtangga dijelaskan pada tabel 14. Nilai pengeluaran rumah tangga swasta pada harga agen (value of private household purchases as agent’s prices), VPA(i,s), suatu barang adalah pengeluaran agregatnya terhadap barang-barang yang diproduksi domestik (domestically produced good, VDPA(i,s), dan komposit dari impor barang-barang pada harga agen (composite imports of this good at agents’ prices, VIPA(i,s).
127
Tabe l 14. Sumber Pengeluaran Rumahtangga dan Pemerintah untuk Barang i di Wilayah s
Rumahtangga swasta
dimana:
Rumahtangga pemerintah
dimana:
Sumber: Hertel dan Tsigas (1997)
Nilai pengeluaran domestik oleh rumahtangga swasta pada harga pasar (value of domestic purchases by the private household at market price, VDPM(i,s), ditentukan setelah ditambahkan pajak komoditi domestik (domestic commodity taxes, DPTAX(i,s), dari pengeluaran barang-barang domestik (expenditure on domestic good, VDPA(i,s). Seperti juga pada pengeluaran barangbarang yang diproduksi domestik, untuk mendapatkan nilai impor dari rumahtangga swasta pada harga pasar (value of import by the private household at the market prices, VIPM(i,s), pajak untuk komoditi rumahtangga swasta IPTAX(i,s), ditambahkan dari nilai komposit impor pada harga agen (value
128
composite imports at agents’ prices, VIPA(i,s). Hubungan nilai pengeluaran pemerintah mekanismenya juga sama seperti rumahtangga.
4.3.2.4. Sumber Penge luaran Pe rusahaan dan Pendapatan Faktor Rumah Tangga Input perusahaan terdiri dari dua jenis yaitu faktor antara dan faktor primer. Aliran input antara dapat dijelaskan sebagai nilai pembelian perusahaan untuk komoditi i, sektor j, di regional s pada harga agen (value of firms’ purchases of i, by sector j, in region s at agents’ prices, VFA(i,j,s)), termasuk komponen domestik (the domestic components, VDFA(i,j,s)) dan komponen impor (imported components, VIFA(i,j,s)). Penambahan pajak domestik DFTAX(i,j,s) dari VDFA(i,j,s) menghasilkan nilai komponen domestik pada harga pasar (value of domestic components at market prices, VDFM(i,j,s). Demikian pula jika ingin mendapatkan nilai pasar komponen impor (market value of imported components, VIFM(i,j,s)), diperoleh dari VIFA(i,j,s) dikurangi pajak impor (imports taxes, IFTAX(i,j,s)). Hubungan tersebut lebih jelas ditunjukkan pada Tabel 15. Tabe l 15 juga menunjukkan aliran faktor produksi primer ke produksi. Nilai penjualan perubahan pada harga pasar (value of firms’s purchases at market prices,
VIFM(i,j,s)) dihitung dengan menambahkan pajak
untuk
faktor
endowmentt (taxes on factor endowmentts, ETAX(i,j,s)) dari nilai penjualan perusahaan pada harga agen (value of firms’ purchases at agents’ prices). Pada Pasar
Persaingan
Sempurna
(PPS)
mengisyaratkan
bahwa
perusahaan
memperoleh keuntungan nol (zero profits) sehingga menyebabkan pengeluaran agregat sama dengan nilai penjualannya.
129
Tabe l 15. Sumber Pengeluaran Sektor j dari Barang i atau Faktor Primer i Input Antara i:
dimana:
Faktor Primer i
Kondisi Zero Pure Profits
Sumber: Hertel dan Tsigas (1997)
Pendapatan faktor dari rumahtangga terdiri dari nilai jasa faktor, dimana termasuk didalamnya faktor-faktor yang mobile dan industri tertentu. Dengan menambahkan pajak pada penawaran rumahtangga dari faktor produksi i di region s, HTAX(i,s), dari nilai produk faktor pada harga pasar (value of factor product at market prices, VOM(i,s)), maka dapat ditentukan nilai endowment yang mobile pada harga agen (value at the mobile endowmentts at agents’ prices, VOA(i,s)). Hubungan ini dapat terlihat pada Tabel 16. Pembedaan dibuat antara faktor-faktor yang mobile dan yang tidak mobile yang pada awalnya akan dinilai dengan harga pasar pada satu harga dengan mengabaikan penggunaan industri. Penilaian penggunaan industri akan dinilai
130
pada harga pasar tersendiri. Untuk faktor yang tidak mobile, harga individu didefinisikan pada masing- masing faktor yang dibedakan. Tabe l 16. Sumber Pendapatan Faktor Jasa Rumahtangga untuk Faktor i Faktor yang Mobile de ngan Sempurna (i ε ENDWM): +…
Faktor yang Tidak Mobile de ngan Sempurna (i ε ENDWS): +…
Sumber: Hertel dan Tsigas (1997)
4.3.2.5. Dispos isi dan Sumbe r Pendapatan Regional Di dalam model GTAP, Hertel dan Tsigas (1997) mengasumsikan bahwa terdapat “rumahtangga super” pada masing- masing eko nomi yang disebut rumahtangga regional. Keuntungan asumsi ini adalah kesejahteraan rumahtangga ini menawarkan penggunaan kesejahteraan regional yang diproksi, yang memfasilitasi analisis antar region jika ada intervensi kebijakan. Sebagai model GDP Nasional, pengeluaran permintaan akhir (pengeluaran rumah tangga super) harus seimba ng atau sama dengan pendapatan rumahtangga. Seluruh pendapatan di dalam suatu region diasumsikan ditambahkan pada rumahtangga di region tersebut. Pendapatan regional terdiri dari pembayaran
131
faktor dikurangi depresiasi ditambah pajak yang dikumpulkan oleh pemerintah. Dua sisi pengeluaran secara detil dijelaskan pada tabel 17 berikut. Tabe l 17. Disposisi dan Sumber Pendapatan Regional EXPENDITURE(r) =
INCOM E =
Pendapatan faktor bersih Pajak pendapatan rumahtangga Pajak impor faktor produksi Pajak impor pengeluaran konsumsi rumahtangga Pajak konsumsi barangbarang domestik Pajak impor pengeluaran pemerintah Pajak do mestik konsumsi pemerintah Pajak impor produk perusahaan Pajak produksi barang domestik Pajak ekspor
Pajak impor
Sumber: Hertel dan Tsigas (1997)
Implikasi fiskal dari adanya pajak/subsidi, termasuk kuota, tertampung di dalam perbandingan nilai transaksi pada harga agen dengan nilai transaksi pada harga pasar (atau harga pasar dengan harga dunia).
132
4.3.2.6. Sektor Global Seperti telah dijelaskan sebelumnya, terdapat dua sektor globa l di dalam model GTAP, yaitu sektor transportasi dan sektor bank globa l. Nilai jasa transportasi globa l untuk ko moditi tertentu yang dikirim pada rute tertentu VTWR (i,r,s), berbeda nilai fob dan cif. Tabel 18 menunjukkan total permintaan untuk jasa transportasi internasional yang agregat sepanjang seluruh rute dan komoditi. Harga jasa transportasi diasumsikan sama untuk semua rute dan komoditi. Tabe l 18. Sektor Transportasi Global Nilai jasa-jasa: VT dimana: VIWS(i,r,s)-
Sumber: Hertel dan Tsigas (1997)
Sektor bank global berperan sebagai penghubung antara tabungan dan investasi. Investasi regional bersih (depresiasi) membentuk suatu komposit barang investasi (GLOBINV). Seluruh rumah tangga regional menunjukkan harga yang sama untuk tabungan (PSAVE) dan tabungan agregatnya harus sama dengan investasi global. Investasi regional bersih ditambah modal stok, VKB(r), memberikan periode akhir modal stok, VKE(r). Belakangan tidak tersedia penggunaan produksi selama periode sekarang, seperti perlakuan stok modal di dalam model nasional. Awalnya (tersedia untuk penggunaan dengan segera) stok modal dialokasikan kepada sektor-sektor berdasarkan fungsi CET (constant elasticity transformation) jika diperlakukan sebagai komoditi yang tidak bergerak
133
(unmobile) atau sebagai permintaan pada harga yang seragam ke semua sektor jika diperlukan sebagai komoditi yang mobile. Tabe l 19. Permintaan untuk Barang-barang Investasi Regional ΣrεREG -VDEP(r)] = ΣrεREG SAVE(r) Stok Moda l di Wilayah r: +REGINV(r) -VDEP(r) =VKE (r) Sumber: Hertel dan Tsigas (1997)
4.3.2.7. Kondisi Keseimbangan Umum Penawaran dan permintaan pada setiap komoditi, termasuk faktor- faktor produksi, harus sama di dalam model keseimbangan umum. Demikian pula dengan nilai penawaran harus sama dengan nilai permintaan. Untuk komoditi yang diperdagangkan, nilai output dihubungkan dengan nilai penjualan. Kuantitas komoditi pada gilirannya akan berhubungan dengan penggunaan input melalui fungsi produksi. Hubungan terakhir yang digambarkan juga dalam nilai. Untuk melengkapi keseimbangan umum, penawaran faktor harus sama dengan permintaan untuk faktor; atau ekuivalen, nilai harus sama. Untuk faktor yang mobile, kondisinya dijelaskan pada Tabel 19. Untuk faktor yang tidak mobile, kondisinya dijelaskan permintaan pada industri harus sama dengan penawarannya. Permintaan spesifik menurut fungsi transformasi. Ini harus ditambahkan ke penawaran. Sehingga, QO=ΣQFE. Tapi QFE secara langsung proporsional dengan
134
QO dan menambahkan 1 dengan asumsi fungsi produksi dan tingkah laku perusahaan. Dengan harga pasar untuk faktor, VOM=ΣVFE. GTAP
memasukka n
seluruh
pe rsamaan
yang
dipe rluka n
unt uk
keseimbangan umum, pada sebagaian besar model CGE, variabel pengganti (atau slack) masuk di dalam variasi persamaan yang membuat persamaan-persamaan tersebut menjadi model yang mudah diubah. Pada GTAP, variabel slack dimasukkan ke dalam persamaan market clearing untuk komoditi yang diperdagangkan dan faktor- faktor yang mobile, diantara yang lain. Di pasar, variabel slack berarti bahwa harga dapat diset menjadi eksogen dengan penawaran dan permintaan dalam kondisi keseimbangan bisa berubah, merefleksikan kelebihan penawaran dan permintaan, dan memfasilitasi analisis kesimbanga n.
4.3.3. Perilak u Produsen dalam Model Global Trade Analysis Project Bagian ini menjelaskan bagaimana perilaku produsen di dalam model GTAP dengan bantuan gambar pohon produksi dan asumsi-asumsi kunc i. Konsep dasar perilaku produsen dalam model GTAP mengacu pada Oktaviani (2008). Ilustrasi matematika akan digunakan pula dengan bentuk level dan bentuk linier. Penjelasan ini aka n membantu memahami adanya fenomena perubahan teknologi dan pemodelan untuk input yang tidak memiliki mobilitas sempurna antar sektor. Bagian akhir menjelaskan struktur persamaan produksi di dalam model GTAP.
4.3.3.1. Pohon Produksi Mengacu pada Oktaviani (2008), maka di da lam Gambar 27 dijelaskan alur produksi untuk menghasilkan output yang dilakukan produsen. Sebelum menghasilkan produk final, produsen akan melakukan kegiatan produksi yang
135
menggunakan input primer ataupun input antara. Asumsi yang digunakan pada persamaan produksi adalah separabilitas. Fungsi produksi yang sesuai adalah fungsi produksi constant returns to scale. Kondisi separabilitas dapat terlihat, pada hubungan antara input primer dan input antara. Pada saat itu kombinasi optimal dari lahan, tenaga kerja dan moda l (kapital) memiliki harga yang tidak berbeda (sama) dengan input antara, dan elastisitas substitusi antara input primer dengan input antara adalah sama. Elastisitas substitusi antara input primerintermediate ada lah ko nstan. Produk Final (qo) ESUBT
Barang Antara (Intermediate) (qf) ( )
Nilai Tambah (qva) CES
ESUBVA
Lahan
Tenaga Kerja
Leontief
Kapital
(qfe) Sumber: Oktaviani (2008)
Gambar 27. Ilustrasi Diagram Pohon Produksi Gambar 27 memperlihatkan bahwa tingkat bawah dari tahapan produksi, produsen diasumsikan meggunakan produksi CES (Constant Elasticity of Substitution). Berikut akan dijelaskan fungsi produksi CES sehingga diperoleh persamaan dalam bentuk perubahan persentase dan produksi utama (CES), fungsi produksi turunan (derived demand), permintaan input primer, dan permintaan input antara. Persamaan-persamaan tersebut secara matematis dituliskan:
136
1. Persamaan Fugsi Prod uks i CES:
2. Fungsi Permintaan Turunan (Derived Demand):
3. Koefisien SVA adalah pangsa biaya da n PVA ada lah indeks harga (price index)
4.
Bentuk Linier CES: unt uk Permintaan Input Kasus dua input a. Permintaan input b. Total Diferensiasi
c. Jika kedua ruas dibagi dengan X1, maka diperoleh persamaan dalam bentuk perubahan persentase
5. Bentuk Linier CES: untuk Indeks Harga Persamaan Indeks Harga a. Untuk menghasilkan bentuk linier, maka kita perlu melakukan 1.
Total diferensiasi
2.
Membagi kedua ruas dengan P
3.
Menulis ulang persamaan dengan pangsa biaya
137
b. Sehingga diperoleh hasil: 6. Bentuk Linier CES: untuk Intermediate a. Persamaan VADEMAND b. Persamaan ini mencerminka n permintaan untuk komposit input primer setiap sektor
c. Persamaan INTDEMAND Persamaan ini mencerminka n permintaan input intermediate setiap sektor
Dari persamaan-persamaan di dalam fungsi produksi dapat dilakukan shock perubahan teknologi.
4.3.3.2. Variabel Pe rubahan Teknolog i Oktaviani (2008), menjelaskan bahwa di dalam proses produksi yang realitas, terdapat perubahan teknologi yang akan mempengaruhi tingkat output yang dihasilkan. Karena di dalam model GTAP perubahan teknologi tidak tertangkap di dalam persamaan-persamaannya, maka ia dapat menjadi variabel eksogen yang akan mempengaruhi variabel lain sehingga dapat dilakukan shock perubahan teknologi. Perubahan teknologi disini dimaksudkan sebagai suatu variabel yang dapat meningkatkan output akhir tidak langsung, seperti faktor
138
primer, input antara dan nilai tambah. Masing- masing akiba t peruba han teknologi ini di dalam mode l GTAP disimbolkan: 1. ao(p) variabe l yang meningka tka n output 2. afe(e,p) variabel yang meningkatkan faktor primer 3. af(t,p) variabel yang meningkatkan komposit ko mod iti intermediate 4. ava(p) variabel yang meningkatkan nilai tambah Catatan: p – komoditi yang diproduksi, t – komoditi yang diperdagangkan, e – komoditi endowmentt Dampak perubahan teknologi terhadap Input primer, jika AFEe,p meningkat, maka akan menghasilkan tiga efek, yaitu: 1. Menurunkan permintaan terhadap sumber daya (input), asumsi harga tetap 2. Menurunkan harga efektif dari input sehingga mendorong terjadinya substitusi input 3. Penurunan biaya yang terjadi aka n mendor ong terjadinya pe ningka tan output Dampak peruba han teknologi terhadap Input Primer dapat dijelaskan melalui persamaan-persamaan: 1. Persamaan Turunan Permintaan
2. Persamaan Harga CES
139
4.3.3.3. Mobilitas Input ya ng Tidak Sempurna Pada kenyataannya, terdapat pula beberapa input yang tidak bergerak (mobile) antar sektor, misalnya lahan di sektor tanaman pangan, tenaga kerja terlatih, dan mesin dan peralatan yang memang kegunaannya sudah tertentu. Konsekuensinya , tingkat pengembalian input berbeda-beda pada setiap sektor. Di dalam GTAP dimungkinkan bagi input yang tidak memiliki mobilitas (bergerak) sempurna, atau seringkali disebut “sluggish factors” seperti terlihat pada Gambar 28.
Makanan (Food)
Pengolahan (Manufactures)
Jasa (Services)
ETRAE
Modal (capital) Sumber: Oktaviani (2008)
Gamba r 28. Sluggish endowment Catatan: endowment dapat pula bergerak dengan sempurna
Oleh karena itu, persamaan penawaran untuk “Sluggish endowments” aka n sedikit berbeda. Fungsi produksi untuk input dengan mobilitas tidak sempurna digunakan fungsi CET (Constant Elasticity Transformation), yaitu: 1.
Bentuk fungsional persamaan CET
2.
Menggunaan Indeks Harga, kita tentukan
140
4.3.3.4. Struktur Produksi Hubungan pembelian (pengeluaran) agen produsen di dalam perekonomian yang telah terbuka dalam mode l GTAP diilustrasikan pada Gambar 29. Sisi kiri menunjukkan industri sebagai pengguna barang intermediate (ImtUSER) yang diproduksi di dalam negeri (domestik). Industri- industri di sektor-sektor utama seperti pertanian, pertambangan, pengolahan, listrik gas da n air, ba ngun an, perdagangan, keuangan dan jasa, memanfaatkan input- input terlebih dahulu. Daerah di da lam garis putus-putus merupakan penggunaan/pembelian domestik. Selain menggunakan input dan faktor endowmentt, penggunaan akhir (final user) juga menggunakan input dari luar atau melakukan ekspor.
ImtUSER
IN
AgricMining (pertanian pertambangan) Manufacture (industri pengolahan) Utilities (listrik, air bersih)
Investasi Households/RT Gov/Pemerintah
FINAL USER
Sumber: Oktaviani (2008)
Gambar 29. Pembelian di dalam Model GTAP
Model GTAP dikatakan sebagai nested model atau model yang bertingkat, dimana sebelum menghasilkan output akhir, si produsen akan melakukan tahaptahap di dalam proses produksi, seperti penggunaan alternatif input dan proses produksi itu sendiri. Pada
masing- masing tingkat dimungkinkan untuk
menggunakan fungsi atau persamaan yang berbeda-beda. Misalnya, di dalam
141
model menggunakan model fungsi Leontief untuk menjelaskan keterkaitan antara pengunaan barang I hingga barang ke-C dan input primer pada tingkat paling atas. Fungsi Leontief menjelaskan koefisien teknologi dari produksi masing- masing komoditi/barang. Fungsi produksi ini dikatakan telah tetap (fixed) karena diasumsikan tidak ada perubahan teknologi dalam waktu relatif pendek di sebagian besar wilayah/negara. Sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 27, untuk menghasilka n sebuah output, qo(j,s), produsen/industri akan mengkombinasikan penggunaan nilai tambah faktor primer, qva(j,s), de ngan input antara qf(i,j,s), berdasarkan fungsi produksi Leontief. Model GTAP juga mengasumsikan memiliki skala pengembalian yang konstan (Constant Returns to Scale (CRS)) dan dalam pasar persaingan sempurna. Dalam memproduksi barang 1, 2, 3 hingga barang ke-C, produsen dihadapkan pada penggunaan input barang domestik dan atau dari impor jika input domestik tidak tersedia atau lebih mahal. Untuk menjelaskan bagaimana perilaku produksi yang menggunakan barang domestik dan atau impor digunakan fungsi produksi CES. Barang-barang output yang dihasilkan pada tingkat kedua merupaka n input antara (intermediate) yang paling efisien yang akan digunakan pada tahap selanjutnya untuk menghasilkan output di tingkat teratas (Output). Produsen yang menghasilkan produk 1, 2, 3 hingga produk ke-C melakuka n tindakan dihadapkan pada pilihan apakah ia akan menggunakan barang impor atau domestik. Pilihan-pilihan produsen ini dikatakan melakukan substitusi impor atau domestik seperti yang terlihat pada Gambar 30. Tingkah laku produsen ini tertangkap di dalam model produksi CES.
142
KET.
Output Bentuk Fungsional
Leontief
Up to
Barang 1
Barang C
Input Primer
CES
CES
CES
Barang Domestik 1
Barang Impor 1
Barang Domestik C
Barang Impor C
Skilled Labor
CES
Region
Region
1
2
Tenaga Kerja
Kapital
Input / Output
Sumber Daya Alam
Lahan
UnSkilled Labor
Region
Sumber: Oktaviani (2008)
Gambar 30. Input Antara yang Bersumber dari Dalam Negeri dan Barang Impor dalam Model GTAP
Faktor produksi primer terdiri dari: land, skilled and un-skilled labor, capital, da n natural resources. Jumlah faktor produksi primer yang digunakan adalah sebesar qfe(i,j,s), dimana setiap faktor dapat saling bersubstitusi melalui fungsi Constant Elasticity of Substitution (CES).
143
Input antara (intermediate inputs) dibedakan menjadi yang berasal dari produksi dalam negeri qfd(i,j,s) dan barang impor, qfm(i,j,s) berdasarkan asumsi Armington. Barang impor tersebut merupakan gabungan impor dari beberapa region lain yang ada di dalam model yang diasumsikan dengan fungsi CES. Fungsi CES secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut:
dimana: y = Output x1 = Input 1 x2 = Input 2 A = Parameter efisiensi G = parameter substitusi σ = parameter elastisitas, dimana Dari penjelasan struktur produksi tersebut, dapat diketahui bahwa di dalam model terdapat tiga sumber permintaan input antara, yaitu: sektor industri (produsen), sektor pemerintah, dan sektor rumah tangga. Selanjutnya bagian impor dari ketiga sektor tersebut memiliki komposisi regional yang sama, meskipun secara agregat bagian impor tersebut dapat berasal dari sumber yang berbeda. Impor dibedakan menurut negara asal, sehingga menimbulkan biaya transportasi yang nilainya proporsional terhadap nilai perdagangan. Harga domestik dari barang impor yang masuk ke region r dari negara s adalah sama dengan jumlah harga fob ekspor dari region s, pajak ekspor di region s, biaya transportasi, dan tarif impor yang berlaku di region r. Gambar 31 menunjukkan agragasi impor dan biaya transportasi dari mode l GTAP.
144
Impor Industri
Impor Pemerintah
Impor Rumah
Impor
Dari Region s (Gross Biaya Transportasi)
Dari Region r (Gross Biaya Transportasi)
Jasa Transportasi
Dari Region
Dari Region r
Dari Region s
Jasa Transportasi
Dari Region
Dari Region s
Dari Region s
Sumber: Oktaviani (2008)
Gambar 31. Stuktur Impor Model GTAP 4.3.4. Perilak u Konsume n dalam Model Global Trade Analysis Project Konsep dasar perilaku konsumen dalam model GTAP mengacu pada Oktaviani (2008). Struktur yang dibangun da lam model GTAP didasarkan pada teori Kons umsi Sistem Permintaan (Consumer Demand System/CDS) dimana konsumen diasumsikan akan memaksimumkan utilitasnya. Seperti yang dijelaskan pada konsep dasar GTAP, terdapat rumah tangga regional yang menampung seluruh pengeluaran rumah tangga swasta (private) dan pemerintah. Oleh karena itu, tingkah laku rumah tangga regional merupaka n pe njumlahan agregat utilitas dari konsumsi swasta (private), konsumsi pemerintah, dan tabungan.
4.3.4.1. Komponen-Komponen Pe rmintaan Akhir Rumahtangga Regional Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pada model GTAP, seluruh pengeluaran dari masing- masing agen akan masuk di dalam rumahtangga
145
regional. Dalam ekonomi faktual komponen ini tidak ada, namun untuk memudahkan pemahamam model GTAP yang menghubungkan ekonomi satu negara de ngan negara lain, maka rumah tangga seolah-olah ada. Rumahtangga regional menerima semua pendapatan yang dihasilkan dalam wilayah. Untuk memudahkan pemahaman dan pengkodean di model GTAP, maka model seperti pada Gambar 32 menjelaskan secara ringkas. Misalnya, notasi VDPA, huruf pertama nilai kuantitas atau harga (Value), huruf kedua menunjukkan pasar Domestik atau Impor, huruf ketiga menunjukkan jenis agen/pelaku swasta (Private), Pemerintah (Government), dan Perusahaan (Firm), dan huruf keempat menunjukkan jenis harga di tingkat Produsen/Agen, Pasar (Market) atau Dunia (World). Notasi: VDP A: Value of Di mestic P rivate Household P urchases at Agen P rices Huruf ke-1: Value=Nilai, Q=Quantities, P =Harga Huruf ke-2: P asar (Domestik, import) Huruf ke-3: Jenis agen/pelaku (P GF) Huruf ke-4: Jenis harga (P rdsen/Agen, P asar (M), Dunia (World)
Nilai Domestik Balanja RT Swasta atas Dasar Harga P rodusen (Fungsi CDE)
RT Regional
Pemerintah
Pengeluaran Swasta
VDGA
VDPA
Nilai Domestik belanja P emerintah atas dasar Harga P rodusen (Fungsi Cobb-Douglas)
VDA Sewa Input, Nilai Output atas Dasar Harga P rodusen
•
N Sektor yang hanya menghasilkan 1 output • Laba Nol • CRS
Produsen
VDFA
Nilai Domestik Belanja P roduse atas Dasar Harga P rodusen
Sumber : Oktaviani (2008)
Gambar 32. Komponen-Komponen Permintaan Akhir Rumahtangga Regional Dalam membelanjakan pendapatannya, rumahtangga regional diasumsikan menggunakan fungsi kepuasan Cobb Douglas. Keunggulan menggunakan
146
pendekatan rumahtangga regional adalah terdapat indikator kesejahteraan menurut fungsi rumahtangga regional (Gambar 33), Sedangkan kelemahan mengunakan pendekatan ini adalah tidak tertangkapnya hubungan antara pengeluaran pemerintah dan pajak. Rt Regional
PRIVEXP
SAVE
RT S wasta
GOVEXP
Tabungan
Ru mahtangga Regional: • Menerima Semua Pendapatan yang Dihasilkan dalam Wilayah • Membelan jakan Pendapatannya Berdasarkan Fungsi Kepuasan CobbDouglas
Pemerintah
Keunggulan: Terdapat Indikator Kesejahteraan Menurut Fungsi Utilitas Rt Regional Kelemahan: Tidak Terdapat Hubungan Antara Pengeluaran Pemerintah dan Pajak
Sumber : Oktaviani (2008)
Gambar 33. Rumahtangga Regional di dalam Mode l GTAP serta keunggulan da n Kelemahannya 4.3.4.2. Konsums i Rumahtangga Swasta (Private) Seperti pada struktur produksi, struktur konsumsi dari sistem permintaan konsumen bersifat nested (bertingkat). Tingkat teratas menggambarkan konsumsi Cobb Douglas berderajat 1 (α=1). Untuk menggambarkan tingkah laku rumahtangga swasta di dalam mode l GTAP digunakan fungsi CDE (Constant Defference Elasticity). Seperti ditunjukkan
pada
Gambar
34,
masing- masing
mengkonsumsikan kombinasi barang qp 1 hingga qp n .
rumahtangga
swasta
147
Utilitas Per Kapi ta Cobb-Douglas Functi on, σ=1
Swasta Pengeluaran UP
Tabungan QSAVE/POP
Pemerintah Pengeluaran UG/POP Fungsi Cobb-Douglas, σ=0
Fungsi CDE Komoditi qp 1
qp 2
qp n
qg 1
qg 2
qg n
Sumber: Oktaviani (2008)
Gambar 34. S istem Permintaan Konsumen Dalam
mengkonsumsi
berbagai
kombinasi
komoditi,
keputusan
rumahtangga swasta sangat dipengaruhi oleh pendapatan dan harga relatif dari barang-barang yang di konsumsi, sehingga dapat dirumuskan suatu persamaan permintaan rumahtangga swasta. qpi = ∑ EPjk ⋅ ppk + EY j ( yp − pop ) + pop k
dimana qp =
Pangsa Konsumsi Rumahtangga Swasta
EP
=
Elastisitas Permintaan terhadap Harga
Pp
=
Pangsa Harga Relatif
EY =
Elastisitas Permintaan terhadap Pendapatan
Yp =
Pangsa Pendapatan (Pengeluaran)
pop =
Populasi
Fungsi ini berbeda pada masing- masing pilihan bentuk fungsional. Rumus yang digunakan untuk mengkalibrasi EP dan EY bervariasi, tergantung dari preferensi rumahtangga swasta. Dalam kasus ini, tergantung dari pangsa pengeluaran dan harga relatif. Elastisitas permintaan (EP dan EY)
148
berhubungan dengan parameter preferensi dari fungsi CDE (Constant Difference Elasticity).
4.3.4.3. Review Teori Permintaan Untuk lebih menjelaskan bagaimana persamaan-persamaan konsumsi di dalam model GTAP dapat dibangun, be rikut dijelaska n tentang teori permintaan. 1. Persamaan permintaan yang tidak direstriksi untuk rumahtangga tunggal dan pada tingkat harga tertentu (pasar, regional, dunia), yaitu:
Q1 = F ( prices, income) ) 2. Persamaan permintaan yang tidak direstriksi untuk rumahtangga tunggal dan sudah dalam bentuk pe rubahan persentase memiliki be ntuk: qpi = ∑ EPjk ⋅ ppk + EYi ⋅ yh k
dimana: EP ik adalah elastisitas harga barang itu sendiri untuk k=1, dan elastisitas silang untuk≠i k ( ordinary, uncompensated, Marshallian) EYi adalah elastisitas pendapatan (pengeluaran /Engel) Penjumlahan total dari elastisitas : N*N+N Selanjutnya,
konsumen
diasumsikan
memperoleh
kepuasan
dari
mengkonsumsi sejumlah barang yang dinotasikan dengan persamaan:
U = U (Q1, Q 2, Q3,....Qn ) Konsumen memilih
barang Q1,Q2
dan seterusnya dalam rangka
memaksimumkan utility/kepuasan, sementara pengeluaran hanya sebesar YH. Kondisi ini menyebabkan adanya restriksi fungsi permintaan.
149
Kita ingatkan kembali fungsi permintaan Hicksian atau fungsi permintaan yang diko mpensasi/diimbangi. Fungsi permintaan ini mensyaratkan bahwa seorang individu akan tetap mempertahankan utilitasnya disaat harga suatu komoditi berubah, sehingga yang terjadi adalah pendapatannya akan ”terimbangi” dengan melakukan substitusi dengan barang lain, sehingga kesejahteraannya tidak berubah (Nicholson, 2002). Persamaan untuk fungsi permintaan Hicksian adalah sebagai beriut: Qi = F ( prices,U ) atau dalam bentuk pe ruba han persentase qpi = ∑ CPik ⋅ ppk + EYi ⋅ u ' k
dimana: CP adalah elastisitas permintaan yang diko mpe nsasi (Hicks ian) Persamaan ini dapat diubah menjadi Elastisitas Harga (EP) Marshallian (Fungsi permintaan Marshallian menyatakan bahwa adanya perubahan harga barang mengakibatkan utilitas seseorang berubah (konsumen bersedia mengubah utilitasnya) karena pe ndapa tannya ikut be ruba h akibat perubahan barang tersebut) dengan menggunakan dekomposisi Slutsky, yaitu: CPij = EPij + CONSHR j ⋅ EYi
Sehingga diperoleh elastisitas substitusi Allen yang didefinisikan sebagai:
σ ij =
CPij CONSHR j
= σ ji
Terdapat dua keunggulan ketika menggunakan pendekatan maksimisasi utilitas, yaitu: a. Interpretasi kesejahteraan konsumen dari hasil yang diperoleh dapat dilakukan b. Dapat merestriksi jumlah elastisitas independen sesuai dengan keperluan.
150
Persamaan permintaan tetap optimal dengan beberapa kondisi tambahan seperti: 1.
Homogenitas harga (netralitas uang): ketika harga dan pendapatan samasama meningkat 1 persen maka permintaan tidak akan mengalami perubahan:
∑ EP
ik
+ EYi = 0
∀i
k
2.
Agregasi Engel (Kendala anggaran): ketika pendapatan meningkat 1 persen maka nilai total dari permintaan meningkat 1 persen:
∑ CONSHR
k
⋅ EYk = 1
k
3.
Kondisi Simetri: σ ij = σ ji Ada nya homogenitas mengakibatkan Agregasi Engel dan kondisi simetri
menurunkan jumlah elastisitas ”independent” sampai dengan setengahnya. Dimungkinkan untuk menurunkan jumlah tersebut lebih lanjut dengan melakukan spesifkasi bentuk fungsional da ri U. Elastisitas ke mudian menjadi fungsi pangsa pendapatan (budget share) dengan jumlah parameter yang terbatas. Dengan melakukan kalibrasi pada beberapa elastisitas yang telah tertentu, maka dapat menduga semua parameter. Terdapat beberapa catatan dalam pemilihan bentuk fungsi utilitas rumahtangga, yaitu : 1.
Fungsi Cobb Douglas (fixed budget shares) atau pangsa pengeluaran yang tetap sehingga tidak ada parameter yang diestimasi
2.
Linier Expenditure System (fixed marginal budge shares), terdapat N parameter yang diestimasi (N-1 pangsa marginal + pangsa total pengeluaran barang mewah)
151
3.
Fungsi CES, terdapat 1 parameter yang diestimasi. Seringkali beberapa pertanyaan dikemukakan, bagaimana cara membuat 2N
elastisitas dari literatur yang ada? Dimana, N elastisitas harga sendiri, dan N elastisitas pendapatan (pengeluaran). Jawaban yang paling mudah adalah dengan menggunakan bentuk fungsional dualitas CDE (the Constant Difference of elasticity). Lalu bagaimana bentuk fungsi ini? Berikut akan dijelaskan bagaimana fungsi ini. Sebelumnya akan diingatkan kembali mengenai teori dualitas. Pemilihan Qi untuk memaksimasi utilitas dengan kendala anggaran, akan menghasilkan fungsi: Qi = F (Pr ices,E ) Jika U ∗ = MaxU , maka E adalah biaya minimum untuk mencapai kepuasan sebesar U* Qi = G (Pr ices, E ) dimana: G merupakan fungsi minimum (minimum expenditure function) Fungsi permintaan dapat diturunkan dari U atau G. CDE merupakan bentuk khusus dari G , sehingga dapat diperoleh : 1. Fungsi pengeluaran: E = G ( p,u ) 2. Normalisasi fungsi pengeluaran
(
(zi = pi E )
)
G E −1 p, u = G ( z , u ) = 1 ........................................................................(4.1) 3. Sehingga fungsi pengeluaran menjadi (Hanoch): G ( z , u ) = ∑ Biu γ i β i ziβ i .............................................................................(4.2) i
152
dimana,
β i = SUBPAR γ i = INCPAR
SUBPAR = Substitusi Parameter INCPAR = Income Parameter
4. Dengan demikian persamaan permintaan menjadi: Qi = dG dPi ...........................................................................................(4.3) 5. Konversikan persamaan permintaan tersebut dalam bentuk perubahan persentase 6. Elastisitas harga dan pendapatan (pengeluaran) merupakan fungsi dari pangsa pengeluaran (budget shares) serta SU BPAR dan INCPAR 7. Elastisitas parsial Allen dari dua komoditi yang saling bersubstitusi antara i dan k menghasilkan persamaan : APEik = α i + α k − ∑ CONSHRmα m .......................................................(4.4) m
dimana m, i, k ∈ TRAD_COMM dan α i = 1 - βi 8. Persamaan Elastisitas harga barang itu sendiri; APEij = 2α i −
αi CONSHRi
− ∑ CONSHRm ⋅ α m ......................................(4.5) m
Mengapa disebut fungsi CDE (Constant Defference Elasticity) ? Persamaan Elastisitas Parsial Allen dari dua komoditi yang saling bersubstitusi antara i dan k dituliskan seba gai berikut:
σ ik = 1 − β i − β k − β ave ..........................................................................(4.6) β ave ; tidak konstan, tetapi Perbedaan antara ke dua σ
σ ik − σ ij = − β k + β j adalah konstan
153
Sehingga dapat diperoleh fungsi CDE; 9. Elastisitas Pendapatan komoditi itu sendiri;
EYi = (1 − ai )sm(CONSHRmgm ) − 1gm + SmCONSHRmgmam + ai − SmCONSHRmam
..(4.7)
10. Elastisitas harga pada permintaan yang dikompensasi: COMPDEMij = APEij ⋅ CONSHRj .......................................................(4.8)
Beberapa kasus khusus dari Fungsi CDE yang menjadi catatan adalah: a. Leontief:
γ i = 1 dan β i = 1
b. Cobb-Douglas:
γ i = 1 dan β i = 0
c. CES:
γ i = 1 dan β i = b
d. Homogenus CES:
γ i = γ dan β i = b
dimana:
γ = Elastisitas harga β = Elastisitas Pendapatan Cara mengkalibrasikan: 1. Asumsikan pada CDE dengan parameter b sebanyak N dan parameter g juga sebesar N maka kita dapat menduga besarnya N elastisitas harga sendiri (menggunakan rumus pangsa yang sangat kompleks cf.TAB file) 2. Pendekatan lain dengan mengestimasi N elastisitas harga sendiri da n N elastisitas pengeluaran. Dalam hal ini kita tidak menggunakan CDE, sehingga parameter β dan γ tidak diketahui. 3. Para ahli dapat menggunakan rumus yang kompleks dengan sedikit modifikasi ”modifikasi dan manuver” yang dapat mereka lakukan, maka besarnya
154 parameter β dan γ dari elastisitas harga sendiri dan elastisitas pengeluaran dapat ditentuka n. Namun terdapat permasalahan ”The Danish Drinking”, yaitu kasus yang terjadi di Denmark, dimana berdasarkan literatur elastisitas harga masyarakat Denmark terhadap minuman keras adalah -2.5 dan elastisitas pengeluaran sebesar 1.5. Namun berdasarkan data GTAP,
Denmark
membelanjakan semua
pendapatannya untuk minuman keras. Sehingga elastisitas harga sebesar -1 dan elastisitas pendapatan sebesar 1. Jika elastisitas mengikuti seperti yang terdapat dalam literatur, maka parameter β dan γ tidak diketahui. Dengan demikian jika elastisitas dari literatur tetap ingin digunakan maka harus dilakukan beberapa penyesuaian terlebih dahulu. Penyesuaian tersebut dapat dilakukan pada rumahtangga secara individu dan agregat, seperti : Qi = F ( prices, YH )
level rumahtangga tunggal
QPi = F ' ( prices, YP )
level seluruh rumahtangga
QPi = POP ⋅ Qi
dan
YP = POP ⋅ YH
qi = qpi − pop
dan
yh = yp − pop
Persamaan permintaan yang tidak direstriksi (perubahan persen, 1 rumahtangga) qi = ∑ EPik ppk + EYi yh k
qpi = ∑ EPik ppk + EYi ( yp − pop ) + pop k
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perilaku rumahtangga swasta dapat memaksimalisasi kepuasan dengan kendala anggaran dapat dijelaskan melalui fungs i CDE, dimana dalam hal ini fungs i tersebut homothetic. Dalam
155
perhitungan elastisitas rumahtangga swasta perlu memasukkan unsur tingkat pertumbuhan penduduk ke dalam model. Fungsi CES dan Cobb-Douglas merupakan bentuk khusus dari CDE. Dimana fungsi CDE berada diantara fungsi CES dan bentuk yang dapat fleksibel. Dengan demikian kalibrasi untuk mengestimasi elastisitas harga sendiri dan elastisitas pendapatan menjadi lebih mudah dilakuka n.
4.3.4.4. Permintaan Pasar Permintaan terhadap suatu produk merupakan produk kombinasi dari permintaan semua agen pelaku ekonomi Produsen (Firm), Rumahtangga swasta (Private), dan Pemerintah (Government). Persamaan permintaan pasar dapat ditulis dalam persamaan: q0 (i ) = sum( j , SHRFM (i, j ) * qf (i, j )) + SHRPM (i )qp(i ) + SHRGM (i )qg (i )
……………………(4.9)
Respon total suatu permintaan tergantung pada pangsa setiap pelaku dan teknologi/preferensi. Elastisitas pasar dihitung berdasarkan respon kuantitas yang diperoleh dari pengamatan dan harga. Menurut hukum Dalton, tingkat intervensi tergantung pada besarnya elastisitas permintaan dan penawaran, sehingga persamaan dapat dituliskan sebagai:
ps pm = demand elasticity sup ly elasticity Ketika permintaan elastis, sementara penawaran inelastis maka beban pajak lebih banyak ditanggung oleh produsen. Ketika permintaan inelastis, sementara penawaran elastis, maka beban pajak lebih banyak ditanggung oleh konsumen.
156
Elastisitas permintaan pada model CGE umumnya (GTAP
khususnya)
menentukan respon setiap pelaku dalam model. Ketika dikombinasikan dengan elastisitas penawaran, akan dapat diketahui arah da ri pe ruba han harga (naik/turun) dan besaran dari peruba ha n harga/kuantitas yang terjadi.
4.3.4.5. Struktur Konsumsi Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, rumahtangga regional aka n mengalokasikan pendapatannya (income) untuk konsumsi rumahtangga swasta, rumahtangga pemerintah, dan invetasi. Gambar 35 mengilustrasikan perilaku ketiga agen ekonomi untuk aktivitas konsumsi di dalam model GTAP. KET Konsumsi Bentuk Fungsional
Input/ Output
Pemerintah
Rumah Tangga Swasta
Investasi
CobbDouglas
Barang 1
CES
Barang Domestik 1
Barang Impor 1
Up to
CDE
Barang C
Barang 1
CES
CES
Barang Domestik C
Barang Impor C
Barang Domestik 1
Sumber: Oktaviani (2008)
Gambar 35. Struktur Konsumsi dalam Model GTAP
Up to
Barang C
CES
Barang Impor 1
Barang Domestik C
Barang Impor C
157
Konsumsi rumahtangga dispesifikasikan dalam fungsi constant difference of elasticity (CDE). Fungsi CDE digunakan karena memiliki karakteristik seperti yang diharapkan, dimana preferensi rumahtangga tidak bersifat homothetic. Fungsi CDE yang non-homothetic secara konsisten dapat menjelaskan perubahan konsumsi akibat perubahan tingkat pendapatan rumahtangga. Konsumsi rumahtangga pemerintah dispesifikasikan mengikuti fungsi prfrerensi Cobb-Douglas dan bersifat eksogen. Permintan investasi juga bersifat eksogen. Kapital dihasilkan dengan cara yang sama dengan komoditi yang diperdagangkan tetapi tidak menggunakan input faktor primer. Dalam model GTAP permintaan antar- industri dispesifiksikan berdasarkan matrik Input-Ouput.
4.3.5. Pembentukan Modal Tetap dan Alokasi Investasi antar Negara Konsep dasar pembentukan modal tetap dan alokasi investasi antar negara dalam model GTAP mengacu pada Oktaviani (2008). Seperti juga struktur produksi, fungsi investasi untuk barang-barang modal (capital) diasumsikan multi tingkat dengan fungsi CES pada level terbawah dikombinasi dengan sumber daya barang yang berbeda dan fungsi produksi Leontief pada tingkat diatasnya yang mengkombinasi komposit barang-barang antara (intermediate). Diasumsikan bahwa barang modal dapat diproduksi tanpa menggunakan faktor primer. Pada tingkat dibawahnya, total biaya barang-barang impor dan barang-barang domestik diminimalisasi dengan kendala fungsi produksi CES dan tingkat output tertentu seperti pada Gambar 36. Pada bagian ini selanjutya membahas dua alternatif persamaan investasi dalam model GTAP. Pertama, komponen investasi masuk ke dalam hubungan tertutup dari tingkat pengembalian kapital antar region (negara). Kedua,
158
komponen investasi diasumsikan stok kapital global akan dikeluarkan atau tetap. Pada bagian akhir dibahas bagaimana cara memasukkan kedua aternatif persamaan investasi tersebut ke dalam satu set persamaan komposit dan bagaimana menggunakannya. Barang Modal (Kapital) Industri
Leontief
Barang 1
Barang C
CES
Leontief
Barang Do mestik 1 X2 1”dom”i
Barang Impor 1 X2 1”dom”i
Barang Do mestik C
Barang Impor C
Sumber: Oktaviani (2008)
Gambar 36. Struktur Permintaan Investasi
4.3.5.1. Persamaan Komponen Inve stas i Pertama Komponen investasi pertama terdapat hubungan yang erat antar tingkat pengembalian kapital regional. Komponen investasi pertama digambarkan oleh persamaan (4.10)-(4.11) berikut dibawah ini. Persamaan-persamaan tersebut digunakan untuk mengalokasikan investasi di setiap sektor dalam model ORANI (Dixon et al, 1982).
159
Jika diasumsikan produktivitas kapital secara geometris menurun setiap tahunnya, dengan tingkat deperesiasi sebesar DEPR(r) maka stok kapital diakhir periode (KE(r)):
KE (r ) = KB (r ) * [1 − DEPR(r )] + QCGDS (r ) ........................................(4.10) Diferensiasi pada kedua ruas, akan dihasilkan:
dKE (r ) = [1 − DEPR(r )]dKB (r ) + dQCGDS (r ) ..................................... (4.11) Dalam bentuk persamaan perubahan persentase persamaan menjadi: ke(r ) = [1 − DEPR(r )]* [KB(r ) KE (r )]* kb(r ) + ................................... (4.12) [dQCGDS (r ) KE (r )]* qcgds(r )
Jika rasio nvestasi terhadap kapital stok diakhir periode dirumuskan sebagai berikut: INVERATIO(r ) = PCGDS (r ) * [QCGDS (r ) KE (r )] = REGINV (r ) VKE (r )
dan juga:
[1 − DEPR(r )]* [KB(r ) KE (r )] = {VKB(r )[1 − DEPR(r )] + REGINV (r ) − REGINV (r )} VKE (r ) = {VKE (r ) − REGINV (r )} VKE (r ) = 1 − INVKERATIO(r ) Substitusi persamaan diatas ke persamaan (4.12) diperoleh persamaan (4.13):
ke(r ) = [1 − INVKERATIO(r )]* kb(r ) + INVKERATIO(r ) * qcgds(r ) (4.13) Jika “the current net rate of return on fixed capital” (RORC(r)) di wilayah r dirumuskan seba gai:
RORC (r ) = RENTAL(r ) PCGDS (r ) − DEPR(r ) .................................(4.14) Dalam bentuk perubahan persentase:
160 rorc(r ) = RENTAL(r ) RORC (r ) * PCDGDS (r ) *
[rental (r ) − pcgds(r )]
................................(4.15)
Jika diketahui: RENTAL(r ) RORC (r ) * PCGDS (r ) = ................................................(4.16) [RORC (r ) + DEPR(r ) RORC (r )]
Jika kita mendefinisikan rasio tingkat pengembalian (the ratio of gross return) sebagai fungsi :
GRNETRATIO(r ) = [RORC (r ) + DEPR(r )] RORC (r ) ........................(4.17) Jika persamaan (4.16) dan (4.17) disubstitusikan ke persamaan (4.15), maka diperoleh persamaan:
rore(r ) = GRNERATIO(r ) * [rental (r ) − pcgds(r )] Jika diasumsikan investor sangat berhati- hati dalam melihat efek ”net investment” dalam suatu wilayah, maka persamaan RORE (r ) menjadi:
RORE (r ) = RORC (r )[KE (r ) KB (r )] − RORFLEX (r ) ..........................(4.18) Investor juga diasumsikan melihat perubahan tingkat pengembalian modal di setiap wilayah adalah sama dengan perubahan tingkat pengembalian moda l global:
rore(r ) = rorg ......................................................................................(4.19) Dalam hal ini model akan mendistribusikan perubahan dari tabungan global diantara wilayah (negara) dengan membuat semua perubahan “expected regional rate of return” dengan persentase yang sama. Perubahan yang kecil pada RORFLEX (r ) (misal 0.5 ) berimplikasi bahwa perubahan 1 persen da ri KE (r ) diramalkan akan nenurunkan ”rate of return of capital” sebesar 0.5 persen. Dalam hal ini penawaran barang modal baru sangat
161
sensitif pada tingkat pengembalian yang diperkirakan. Dalam rangka menjaga agar perubahan RORE antar negara, model akan menghasilkan perubahan yang besar pada investasi regional.
4.3.5.2. Persamaan Komponen Inve stas i Kedua Komponen investasi yang kedua didasarkan pada asumsi komposisi regional dari kapital stok global dibiarkan tidak berubah dalam simulasi. Persamaan (4.20)-(4.21) menjelaskan persamaan ini. Asumsi pada komponen investasi kedua adalah komposisi regional dari stok modal tetap sehingga investasi bersih global dan regional bergerak secara bersamaan, mengikuti persamaan (4.20): globalcgds = [REGINV (r ) NETINV (r )]* qcgds(r ) − ............................(4.20) VDEP(r ) NETINV (r ) * kb(r )
Dimana globalcgds merupaka n peruba han persentase dari penawaran global kapital baru. Dalam kasus rorg (tingkat pengembalian modal global) adalah ratarata tertimbang dari regional rore: rorg =
∑ [NETINV (r ) GLOBALINV ]* rore(r )
rεREG
dimana:
NETINV (r ) = (REGINV (r ) − VDEP(r )) ..............................................(4.21)
4.3.5.3. Pengga bungan Persamaa n Komponen Inve stas i Penggabungan dua alternatif persamaan investasi di atas dimungkinkan dengan menggunakan parameter RORDELTA, yang merupakan parameter binary dan bernilai antara 0 dan 1. Jika RORDELTA=1, model yang digunakan adalah
162
mod el 1 (rate of rerurn), sedangkan jika RORDELTA=0 untuk model alternatif. Kombinasi tersebut menghasilkan persamaan (4.22) da n (4.23). RORDELTA * rore(r ) + (1 − RORDELTA) * {[REGINV (r ) NETINV (r )]* .......................(4.22) qcgds(r ) − [VDEP(r ) NETINV (r )]* kb(r )} = RORDELTA * rorg + (1 − RORDELTA) * globalcgds
Gabungan dua alternatif persamaan investasi menjadi :
RORDELTA * globalcgds + (1 − RORDELTA) * rorg = RORDELTA *
∑{[REGINV (r ) GLOBINV (r )]
rεREG
...........(4.23)
* qcgds(r ) − [VDEP(r ) GLOBINV (r )]* kb(r ) + (1 − RORDELTA) *
∑{[NETINV (r ) GLOBINV (r )]* rore( ) r
rεREG
Jika tingkat aktivitas investasi tiap wilayah ditentukan, hal ini menentukan kombinasi pengeluaran input domestik dan impor dari modal tetap yang digunakan
dalam
berproduksi
di
wilayah
r.
(VDFA(i,”cgds”,r)
dan
VIFA(i,”cgds”,r)). Hal ini = fungsi produksi yang menggunakan ”tradeable commodities”, tetapi tidak menggunakan input faktor. Diasumsikan per unit kapital da ri investasi di region r merupakan penggabungan komposit input- input antara dalam proporsi yang tetap dan menggunakan fungsi CES. Untuk membedakan dengan fungsi produksi, pembentukan kapital tidak membutuhkan jasa dari faktor primer. Dengan kata lain, penggunaan lahan, tenaga kerja dan kapital yang berhubungan dengan pembentukan kapital telah memasukkan input antara di sektor investasi.
4.3.6. Hubunga n antara Harga dan Pene rimaan Pajak dalam Model GTAP Konsep hubungan antara harga dan penerimaan pajak dalam model GTAP yang dijelaskan pada bagian ini mengacu pada Oktaviani (2008). Persamaan
163
keterkaitan antar harga merefleksikan keberadaan instrumen pajak dalam model. Di dalam model, setiap transaksi memiliki pajak yang terpisah. Persamaan keterkaitan antar harga juga dapat membantu menjelaskan perubahan penerimaan pajak. Persamaan-persamaan tersebut merupakan aliran nilai yang penting dalam mod el. Hubungan antara harga dan penerimaan pajak di dalam persamaan Model GTAP ditunjukkan pada Gambar 37. Instrumen pajak seba gai be ntuk intervensi pemerintah terhadap perekonomian akan dijelaskan dampaknya apabila terdapat perubahan kebijaka n. Kekuatan dampak dari suatu intervensi dihitung berdasarkan tingkatan. Pada model satu wilayah maka terlihat bahwa adanya intervensi akan berpengaruh pada harga atau nilai pada harga agen dan pasar.
Harga atau Nilai pada Harga Agen Model Satu Wilayah Harga atau Nilai pada Harga Pasar
Harga atau Nilai pada Harga Dunia
Model Multi Wilayah
Sumber: Oktaviani (2008)
Gambar 37. Dampak Intervensi di Dalam Model GTAP
Seperti telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, di dalam model GTAP dikenal istilah Power of Tax. Pada ekonomi tertutup satu wilayah yang tidak dikenai pajak, keseimbangna yang terjadi ditunjukkan pada nilai output pasar yang sama dengan nilai output di agen (VOM=VOA). Namun apabila pajak dimasukkan, maka VOM=VOA+PTAX. Seluruh penghitungan pajak pada model GTAP diubah dalam bentuk persentase.
164
Berikut disajikan contoh perhitungan pajak pendapatan/output; dalam bentuk level: TOi = VOAi VOM i = PSi ⋅ QOi PM i ⋅ QOi = PSi PM i Dalam bentuk persentase (bentuk diferensial): toi = psi − pmi psi = toi + pmi dimana: toi = perubahan persentase pajak di wilayah i psi = perubahan persentase di penawaran (supply) di wilayah i pmi = perubahan persentase harga di pasar (market) di wilayah i
4.3.6.1. Keterkaitan Antar Harga Keterkaitan antar harga pada level pelaku dan pasar dapat dijelaskan dengan Gambar 38 da n 39. Seluruh pengeluaran dan pendapatan agen-agen ekonomi yang telah dikenai pajak akan menjadi nilai (harga) di tingkat pasar (market). Harga di Agen
PP
Pajak/Subsidi
TP
Harga di Pasar
TP
Pajak/Subsidi
TO
Harga di Agen
TS
Sumber: Oktaviani (2008)
Gambar 38. Keterkaitan Harga Barang di Rumahtangga Swasta
165
Faktor endowment yang digunaka n prod usen merupakan pe ngeluaran produsen yang disimbolkan dengan PFE, seelah dikenakan pajak akan menjadi harga pasar dengan simbol TFE. Sedangkan faktor produksi (input antara) disimbolkan PF yang juga telah dikenai pajak akan menjadi harga pasar, TF. Harga output yang dihasilka n produsen juga dikenai pajak sehingga akan menjadi harga pasar (TO). Demikian juga dengan konsumen dan pemerintah. Seluruh pengeluaran konsumen (rumahtangga swasta) yang telah dimasukan unsur pajak akan menjadi harga pasar (TP). Pengeluaran pemerintah yang telah dikenai pajak menjadi harga pasar TO. Produsen PFE
PS
Konsumen PF
PP
Pemerintah PG Pelaku
TFE
T
TF
TP
T
PM Komoditi yang tidak di tabung
Pasar
Sumber: Oktaviani (2008)
Gambar 39. Keterkaitan Antar Harga
Berikut disajikan ringkasan persamaan keterkaitan antar harga di dalam mod el GTAP:
166
1. SUUPLYPRICES : keterkaitan harga penawaran sebelum dan sesudah pajak untuk semua industri dan endowment 2. MPFACTPRICE : keterkaitan harga permintaan perusahaan dan pasar untuk komoditi endowment yang mobile 3. SPFACTPRICE : keterkaitan harga permintaan perusahaan dan pasar untuk komoditi endowment yang tidak mobile 4. DMNPRICE : keterkaitan harga permintaan perusahaan dan pasar untuk komoditi tradeable 5. PHHPRICE
: keterkaitan harga permintaan rumahtangga swasta dan
pasar untuk komoditi tradeable 6. GHHPRICE : keterkaitan harga permintaan pemerintah dan pasar untuk komoditi tradeable 7. PRICESAVE
: persamaan harga dari tabungan de ngan harga barang
investasi. Tabungan merupakan numerik dalam model sehingga tidak dikenakan pajak.
4.3.6.2. Menghitung Pene rimaa n Pajak Didalam Model GATP Perubahan penerimaan pajak terhadap output dapat digambarkan pada persamaan:
d Re venue = d (VOM i − VOAi ) = dVOM i − dVOAi = dPTAX tetapi:
167
dVOM i
= d (PM i ⋅ QOi ) = dPM i ⋅ QOi + PM i ⋅ dQOi
= PM i ⋅ QOi ⋅ ( pmi + qoi ) 100
= VOM i ⋅ ( pmi + qoi ) 100 Dan identik dengan dV OA
sehingga, peubahan dalam penerimaan pajak, d Re venue
= VOM i ⋅ ( pmi + qoi ) 100 − VOAi ⋅ ( psi + qoi ) 100
Jika peruba han TO : ( ps − pm = to ) Jika TO tidak menyebabkan perubahan: a. Peruba ha n harga (pm=ps) b. Peruba ha n jumlah transaks i (qo) Persamaan Pendapatan Regional setelah ada penerimaan pajak akan menjadi sebagai berikut: INCOME * y = sum{i, ENDW _ COMM ,VOA(i ) * [ ps (i ) + qo(i )]} − VDEP * [ pcgds * kb] + sum{i, NSAV _ COMM ,VOM (i ) * [ pm(i ) + qo(i )]} − VOA(i ) * [ ps (i ) + qo(i )] + sum{ j , PROD _ COMM , sum{i, ENDW _ COMM ,VFA(i, j ) * [ pfe(i, j ) + qfe(i, j )] − VFM (i, j ) * [ pm(i ) + qfe(i, j )]}}
+ sum{ j , PROD _ COMM , sum{i, ENDWS _ COMM ,VFA(i, j ) * [ pfe(i, j ) + qfe(i, j )] − VFM (i, j ) * [ pmes(i ) + qfe(i, j )]}}
+ sum{ j , PROD _ COMM , sum{i, TRAD _ COMM ,VFA(i, j ) * [ pf (i, j ) + qf (i, j )] − VFM (i, j ) * [ pm(i ) + qfe(i, j )]}} + sum{i, TRAD _ COMM ,VFA(i, j ) * [ pp(i ) + qp (i )] − VPM (i, j ) * [ pm(i ) + qp (i )]} + sum{i, TRAD _ COMM ,VGA(i, j ) * [ pp(i ) + qp(i )] − VGM (i, j ) * [ pm(i ) + qg (i )]} + INCOME * incomeslack ;
168
4.3.6.3. Keterkaitan Antar Nilai Keterkaitan antar harga seperti yang dijelaskan pada Gambar 39 jika da lam bentuk nilai akan menjadi seperti Gambar 40. Produsen yang menghasilkan output dalam bentuk nilai dinotasikan dengan VOA. Pengeluaran dari Tabungan dalam bentuk kapital (cgds) juga menyumbang nilai dalam bentuk VOA. Nilai ouput VOA dapat pula berasal dari nilai faktor endowment (VFA endw) dan nilai faktor produksi (VFA prod). Sementara untuk konsumen, nilai pengeluarannya disimbolkan dengan VPA, dan pemerintah dengan VGA. Selain nilai- nilai tersebut, dimasukkan pula nilai depresiasi pengeluaran (-VDEP). Untuk masing- masing nilai (value) tersebut masing- masing dikenakan pajak seperti terlihat pada be ntuk lingkaran Gambar 40. Setelah ditambah pajak/subsidi, maka akan diperoleh nilai (harga) di pasar (market).
-VDEP
Produsen
Pemerintah
VFA endw
VPA
VGA
FTA
PTA
GTA
VFM prod
VPM
VGM
cgd
EVOA
VOA
VFA endw
HTA
Konsumen
Tabungan
ETA
PTA
VFM endw
VOM endw
VOM trad
Sumber: Oktaviani (2008)
Gambar 40. Keterkaitan Antar Nilai
Pelaku
Pasar
169
4.3.6.4. Closure Dalam Model GTAP Closure adalah pengklasifikasian variabel- variabel di dalam model menjadi variabel endogen dan eksogen. Variabel endogen adalah nilai yang ditentukan (untuk memecahkan masalah) oleh model. Variabel eksogen adalah ditentukan diluar model. Oleh karena itu, variabel- variabel ini bisa menjadi shock atau guncang ekonomi/kebijakan. Closure yang valid adalah jika jumlah variabelnya sama dengan jumlah persamaannya. Hal ini menjadi syarat perlu tapi buka n ko ndisi kecukupa n, d imana persamaan harus berdiri sendiri (indepe nden). Closure haruslah memiliki sense matematika dan ekonomi. Dengan closure dimungkinkan penukaran variabel di dalam model. Closure dapat digunakan untuk menangkap rezim kebijakan, struktur yang kaku, da n sebagainya. Closure terdapat dalam mode l Keseimbangan Umum (CGE) ataupun Keseimbangan Parsial (PE) dan menyangkut pilihan variabel-variabe l eksogen. Closure PE dapat menjadi pemisah dampak keseimbangan parsial. Closure GTAP standar memiliki ciri-ciri: 1. Seluruh pasar dalam kondisi keseimbangan 2. Semua perusahaan memperoleh ke untungan nol (zero profit) 3. Rumahtangga regional memiliki kendala anggaran Tingkah laku bagian-bagian agen pada teori Neoklasik tidak diperlukan untuk menentukan closure Keseimbangan Umum (CGE). Namun demikian penghitungan yang mendalam perlu dilakukan untuk membuat closure.
170
Contoh closure GTAP standar. Exogenous 1. pop
10. population
2. psave
11. numeraire
3. profitslack incomeslack endwslack
12. slack variabels
4. cgdslack tradslack
13. slack variabels
5. ao af afe ava
14. technical change
6. dpfpriv dpfgov dpfsav e
15. preferences
7. to tfe tf tg tp
16. policy variabels
8. qo(ENDW_COMM)
17. endowmentts
9. Rest endegoneus Hukum Walras menjelaskan kepada kita bahwa ketika: 1.
Semua pasar (tanpa tabungan) adalah dalam kondisi keseimbangan
2.
Semua perusahaan memperoleh ke untungan nol (zero profit) da n,
3.
Rumahtangga regional memiliki kendala anggaran Oleh karena itu, investasi global harus sama dengan tabungan global. Model
hanya dapa t menentuka n harga relatif: Tingka t harga adalah relatif terhadap numeraire (psave, harga barang-barang modal).
4.3.6.5. Keseimbanga n Tabunga n Inve stas i Keseimbangan tabungan- investasi tergantung pada keseimbangan sebelum simulasi, dimana: 1. Walras_sup = NETINV 2. Walras_dem = SAVE = GLOBINV Setelah dilakukan Linearisasi, bentuk persamaan menjadi: 1. Walras_sup = walras_dem + walraslack
171
Di dalam closure Keseimbangan Umum (GE), walraslack adalah variabel endo gen da n psave adalah eksogen, amati bahwa walraslack = 0 sehingga S=I. Kondisi keseimbangan tercapai saat: 1. Kondisi Market clearing a. Komoditi yang diperdagangkan
tradslack
b. Komoditi endowmentt yang mobile
endwslack
c. Komoditi slugg ish endowmentt
endwslack
2. Kondisi zero pure profit
profitslack
3. Keseimbangan pengeluaran-pendapatan
incomeslack
4. Keseimbangan tabungan- investasi
walraslack
4.3.6.6. Variabel Slack Jika kondisi keseimbangan ditentukan kemudian, maka perubahan di dalam hubungan variabe l- variabel slack sama de ngan nol harus be nar. Dengan ka ta lain, jika beberapa variabel slack tidak sama dengan nol, maka kondisi hubungan keseimbangan tidak bisa ditentukan. Melengkapi antara MMC untuk komoditi yang diperdagangkan dan perubahan harga pa sar pmi. VOMi.qo i = SjVFMij.qfij + VPMi.qp i + VGMi.qgi + VOMi . tradslack Jika
market
clearing
menentukan komoditi i,
maka pm i
bebas
menyesuaikan solus i yang tidak seimba ng (imbalance) antara penawaran dan permintaan. Harga pasar harus menjadi variabel endogen jika pasar di dalam persamaan memenuhipenawaran-permintaan.
4.3.6.7. Menentukan Harga B arang ya ng Diperdaga ngkan Jika kita ingin menentuka n harga ko mod iti pmi , kita harus mengeliminasi kondisi market clearing untuk pasar tertentu. Persamaan-persamaan tidak dihapus
172
tapi variabel slack di dalam persamaan, tradslacki dijadika n endo gen. Misalnya, jika pm i tidak disesuaikan, maka tradslacki harus disesuaikan dan tidak akan sama dengan nol. Variabel tradslacki harus dihapus de nga n pm i di da lam file closure. 4.3.6.8. Closure Kesimbanga n Parsial Clos ure Kesimba ngan Parsial menunjukka n bahwa satu atau lebih ko ndisi keseimbangan tidak dipenuhi. Hukum Walras gagal dilakukan dan walraslack tidak lagi endogen, sehingga psave juga buka n variabe l eksogen. Maka yang harus dilakukan adalah mengganti psave (yang awalnya variabel eksogen) dengan walraslack (yang awalnya variabe l endo gen).
4.3.6.9. Menentukan Kuantitas Barang-barang ya ng Diperdaga ngankan Berikut cara menentukan kuantitas barang-barang yang diperdagangkan: 1. Melengkapi antara ko ndisi zero pure profits da n peruba han output qoj VOAj.psj = SiVFAij.Pfeij + SkVFAkj.pfkj + VOAj. profitslack 2. Jika syarat suda h ditentukan, maka endogen qoj menyesuaikan sehingga terjadi penawaran= permintaan. 3. Jika kita ingin menentukan kuantitas komoditi, qoi, maka kita harus membuat variabel profitslack menjadi endo gen. 4. Misalnya menukar profitslack dengan qoj
173
Dibawah ini merupakan contoh closure keseimbangan parsial dengan penukaran. Menukar........
Dengan.......
Untuk menentukan.......
tradslack
pmi
harga pasar, PM i
endwslack
pmi
harga pasar, PM i
profitslack
qoi
tingkat output, Qoi
incomeslack
y
pendapatan regional
walraslack
psave
jika penukaran beberapa variabel di atas
4.3.7. Agregasi dan Disagregasi Sektor dan Region Penelitian ini menggunakan agregasi 14 negara/region termasuk rest of the world da n 19 sektor. Justifikasi agregasi regional terfok us pada negara- negara yang merupakan produsen/eskportir dan importir komoditi beras, jagung dan gandum. Sementara agregasi sektoral merepresentasikan pemetaan tiga komoditi pangan yang menjadi fokus utama penelitian yaitu beras, gandum dan jagung dan komoditi pertanian lainnya. Sedangkan sektor untuk produk manufaktur diagregasi ke dalam beberapa sektor yang terkait dengan pengolahan produk pertanian, sedangkan jasa diagregasi menjadi satu sektor. Data dasar model GTAP versi 7 memuat antara lain: tabel input-output (IO), nilai tambah sektor produksi, nilai input primer dan input antara, perdagangan bilateral, transportasi, tingkat proteksi, pajak dan subsidi dari 113 region dan 57 sektor. Untuk keperluan penelitian ini, data dasar tersebut akan diagregasi menjadi 14 region dan 19 sektor yang relevan dengan tujuan penelitian.
174
Tabe l 20. Agregasi Sektoral dan Region/Negara No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Sektor Paddyrice Wheat Cereal grains nec (Maize) Vegetables, fruit, nuts Oilseed Sugar cane, sugar beet Cattle,sheep,goats,horses Raw milk Forestry Fishing Other Agriculture Meat: cattle,sheep,goats,horse Vegetable oils and fats Sugar Food and Beverage Leather products Mining, Oil,and Gas Manufacturing products Services
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Negara/Wilayah Australia Rusia China Indo nesia Thailand Vietnam India United States of America Brazil Philipina EU Pakistan Bangladesh RestofWorld
Sumber: GTAP Database Versi 7, 2008
Keempa t belas region yang diagregasi tersebut meliputi Indo nesia, Thailand, Vietnam, China, India, Philipina, Brazil, USA, Australia, EU, Rusia, Pakistan, Bangladesh, dan RestofWorld. Selanjutnya dari 57 sektor dalam data dasar GTAP diagregasi menjadi 19 sektor yang menggambarkan produk pertanian yang diperda gangka n diantara keempat belas negara tersebut. Dalam agregasi sektoral, komoditi pertanian yang mencakup produk pertanian pangan, kehutanan, perika nan da n peternaka n tidak diagregasi, kecuali untuk komoditi yang sangat berdekatan, seperti: gula, gula bit, dan gula tebu diagregasi menjadi gula. Hal ini disesuaikan dengan fokus penelitian, yaitu menganalisis dampak pe ruba han iklim terhadap produktivitas dan produksi dan perdagangan produk pertanian.
175
Sedangkan sektor manufaktur diagregasi ke dalam satu sektor manufaktur. Untuk sektor jasa seluruhnya diagregasi menjadi satu ke dalam kelompok jasa. Untuk melakuka n agregasi region dan sektor tersebut, pertama–tama disusun file pemetaan agregasi antara sektor yang terdapat pada model GTAP standar dengan sektor yang diinginkan dalam penelitian. Selanjutnya pemetaan tersebut di run dengan program DataAgg yang ada di dalam GTAP versi 7 sehingga dihasilkan header array file, parameter, dan setting sesuai dengan agregasi sektor da n region yang dikehendaki. Daftar agregasi region dan sektor yang digunakan dalam penelitian ini selengkapnya disajikan pada Tabel 21 dan Tabe l 22. Tabe l 21. Agregasi Region No. 1 2 3 4 5 6
Code AUS RUS CHN PHL IDN DEU
7 8 9 10 11 12 13
PAK THA VNM IND BGD USA BRA
Description Australia Russian Federation China Philipina Indo nesia European Union: Austria, Belgium, Cypr us, Czech Republic, Denmark, Estonia, Finland, France, Greece, Hungary, Ireland, Italy, Latvia, Lithuania, Luxembourg, Malta, Netherlands, Poland, Portugal, Slovakia, Slovenia, Spain, Sweden, United Kingdom, Germany, France, Switzerland, Norway Pakistan Thailand Vietnam India Bangladesh United States of America Brazil
Sumber: Database GTAP versi 7, 2008
176
Tabe l 21. Agregasi Region (Lanjutan) No. 14
Code
Description
RestofWorld Bangladesh, Rest of Oceania, Sri Lanka, Rest of South Asia, Mexico, Rest of North America, Bolivia, Chile, Colombia, Ecuador, Paraguay, Peru, Uruguay, Venezuela, Rest of South America, Costa Rica, Guatemala, Nicaragua, Panama, Rest of Central America, Caribbean, Bulgaria, Belarus, Croatia, Romania, Russian Federation, Ukraine, Rest of Eastern Europe, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Rest of Former Soviet Union, Armenia, Azerbaijan, Georgia, Islamic Republic of Iran, Rest of Western Asia, Egypt, Morocco, Tunisia, Rest of North Africa, Nigeria, Senegal, Rest of Western Africa, Rest of Central Africa, Rest of South Central, Africa, Ethiopia, Madagascar, Malawi, Mauritius, Mozambique, Tanzania, Uganda, Zambia, Zimbabwe, Rest of Eastern Africa, Botswana, Rest of South African Customs Union, Rest of EFTA, Albania, Cambodia, Lao People's Democratic Republic, Myanmar, Singapore, Rest of Southeast Asia, Hong Kong, Korea, Taiwan, Rest of East Asia.
Sumber: Database GTAP versi 7, 2008
Tabe l 22. Agregasi Sektor No Code
Sector Aggregation
1
Pdr
Paddyrice
2
Wht
3
Gro
4
V_f
Wheat Cereal grains nec (maize) Vegetables, fruit, nuts
5
Osd
6
C_b
7
Ctl
8
Rmk
9 10
Oilseed
Description Paddy Rice: rice, husked and unhusked; Wheat: wheat and meslin; Other Grains: maize (corn), barley, rye, oats, other cereals Veg & Fruit: vegetables, fruitvegetables, fruit and nuts, potatoes, cassava, truffles, Oil Seeds: oil seeds and oleaginous fruit; soy beans, copra
Sugar cane, sugar beet Cattle,sheep, goats,horses Raw milk
Cattle: cattle, sheep, goats, horses, asses, mules, and hinnies; and semen thereof Raw milk; Milk: dairy products
Frs
Forestry
Forestry: forestry, logging and related service activities
Fsh
Fishing
Fishing: hunting, trapping and game propagation
Sugar; Cane & Beet: sugar cane and sugar beet
Sumber: Database GTAP versi 7, 2008
177
Tabe l 22. Agregasi Sektor (Lanjutan) No
Code
Sector Aggregation
Description including related service activities, fishing, fish farms; service activities incidental to fishing
11
Meat
Meat: cattle,sheep,g oats,horse
Cattle Meat: fresh or chilled meat and edible offal of cattle, sheep, goats, horses, asses, mules, and hinnies. raw fats or grease from any animal or bird; Other Meat: pig meat and offal. preserves and preparations of meat, meat offal or blood, flours, meals and pellets of meat or inedible meat offal; greaves
12
Vol
Vegetable oils and fats
Vegetable Oils: crude and refined oils of soyabean, maize (corn),olive, sesame, ground-nut, olive, sunflower-seed, safflower, cotton-seed, rape, colza and canola, mustard, coconut palm, palm kernel, castor, tung jojoba, babassu and linseed, perhaps partly or wholly hydrogenated,interesterified, re-esterified or elaidinised. Also margarine and similar preparations, animal or vegetable waxes, fats and oils and their fractions, cotton linters, oil-cake and other solid residues resulting from the extraction of vegetable fats or oils; flours and meals of oil seeds or oleaginous fruits, except those of mustard; degras and other residues resulting from the treatment of fatty substances or animal or vegetable waxes.
13
Lea
Leather products
Leather: tanning and dressing of leather; luggage, handbags, saddlery, harness and footwear
14
Othagric
Other Agriculture
Sumber: Database GTAP versi 7, 2008
Plant Fibres: cotton, flax, hemp, sisal and other raw vegetable materials used in textiles; Other Crops: live plants; cut flowers and flower buds; flower seeds and fruit seeds; vegetable seeds, beverage and spice crops, unmanufactured tobacco, cereal straw and husks, unprepared, whether or not chopped, ground, pressed or in the form of pellets; swedes, mangolds, fodder roots, hay, lucerne (alfalfa), clover, sainfoin, forage kale, lupines, vetches and similar forage products, whether or not in the form of pellets, plants and parts of plants used primarily in perfumery, in pharmacy, or for insecticidal, fungicidal or similar purposes,
178
Tabel 22. Agregasi Sektor (Lanjutan) No
Code
Sector Aggregation
15
Sgr
Sugar Food and Beverage
16
fdbvrg
17
mining
Mining, Oil,and Gas
18
manufac
Manufacturin g products
19
Svc
service
Description sugar beet seed and seeds of forage plants, other raw vegetable materials, Other Animal Products: swine, poultry and other live animals; eggs, in shell (fresh or cooked), Natural honey, snails (fresh or preserved) except sea snails; frogs' legs, edible products of animal origin n.e.c., hides, skins and furskins, raw , insect waxes and spermaceti, whether or not refined or coloured; Other Food: prepared and preserved fish or vegetables, fruit juices and vegetable juices, prepared and preserved fruit and nuts, all cereal flours, groats, meal and pellets of wheat, cereal groats, meal and pellets n.e.c., other cereal grain products (including corn flakes), other vegetable flours and meals, mixes and doughs for the preparation of bakers' wares, starches and starch products; sugars and sugar syrups n.e.c., preparations used in animal feeding, bakery products, cocoa, chocolate and sugar confectionery, macaroni, noodles, couscous and similar farinaceous products, food products n.e.c.; Wool: wool, silk, and other raw animal materials used in textile Sugar Dairy products; Food products nec; Beverages and tobacco products. Coal; Oil; Gas; Minerals nec; Petroleum, coal products; Mineral products nec; Ferrous metals; Metals nec; Metal products. Textiles; Wearing apparel; Wood products; Paper products, publishing; Chemical,rubber,plastic prods; Motor vehicles and parts; Transport Electricity; Gas manufacture, distribution; Water; Construction; Trade; Transport nec; Sea transport; Air transport; Communication; Financial services nec; Insurance; Business services nec; Recreation and other services; PubAdmin/Defence/Health/Educat; Dwellings.
Sumber: Database GTAP versi 7, 2008
4.3.8. Penutup Makroekonomi Jangka Panjang Pada penelitian ini penutup makroekonomi yang digunakan mengacu kepada Walmsley (1998). Model keseimbangan umum mensyaratkan bahwa
179
jumlah persamaan harus sama dengan jumlah variabel endogen. Namun demikian pada kenyataannya dalam model GTAP persamaan yang terdapat pada file tablo memiliki jumlah variabel yang lebih besar dibanding jumlah persamaan. Untuk mengatasi masalah tersebut maka kelebihan variabel tersebut harus dijadikan sebagai variabel eksogen, sehingga didapat jumlah variabel endogen yang persis sama dengan jumlah persamaan. Variabel- variabel yang dijadika n seba gai variabel eksogen itulah yang disebut dengan penutup makroekonomi (closure). Variabel eksogen digunakan sebagai shock untuk mensimulasikan sebuah kebijakan ekonomi. Model GTAP standar menggunakan penutup makroekonomi neo-klasik dengan karakteristik sebagai berikut: semua pasar dalam keseimbangan, semua perusahaan/industri beroperasi pada pasar bersaing sempurna (zero profit), dan rumahtangga regional menghadapi kendala anggaran (budget constraint). Berdasarkan karakteristik tersebut, maka investasi global harus sama dengan tabungan global. Selain itu, model GTAP hanya dapat menentukan harga relatif, dimana tingkat harga adalah relatif terhadap bilangan numeraire. Kondisi keseimbangan Jangka panjang dicirikan oleh adanya penyesuaian kapital di setiap sektor pada masing- masing regional. Dengan demikian kapital harus dijadikan sebagai variabel endogen. Selanjutnya variabel- variabel yang menunjukka n pe rtumbuhan kapital harus dijadika n sebagai variabe l eksogen. Adapun closure yang digunakan dalam penelitian ini selengkapnya disajikan pada Tabe l 23.
180
Tabel 23. Penutup Jangka Panjang Penutup Model
Keterangan
Population (Pop)
Jumlah penduduk
Saving prices (Psave)
Nu meraire
Profitslack Incomeslack Endowmentts slack (endwslack) Tradeslack (tradslack) Output augmenting technical change in all sectors and regions (aoall) Co mposite intermediate input augmenting technical change in all sectors and regions (afall) Endowmentts augmenting technical change in all sectors and regions (afeall) Output augmenting technical change in sectors (aosec) Output augmenting technical change in regions (aoreg) Value added augmenting technical change in sectors (avasec) Value added augmenting technical change in regions (avareg) Co mposite intermediate input augmenting technical change in commodit ies (afcom) Co mposite intermediate input augmenting technical change in sectors (afsec) Co mposite intermediate input augmenting technical change in regions (afreg) Endowmentts augmenting technical change in co mmodit ies (afecom) Endowmentts augmenting technical change in sectors (afesec) Endowmentts augmenting technical change in regions (afereg)
Variabel-variabel slack
Penutup Model Import augmenting technical change in Armington nest (ams) Transport mode augmenting technical change, worldwide (atm) Freight/shipping augmenting technical change, world wide (atf) Freight/shipping augmenting technical change from a region (ats) Freight/shipping augmenting technical change to a region (atd) Input-neutral shift in utility function (au)
Keterangan Variabel-variabel perubahan teknologi
Govern ment consumption distribution parameter (dpgov) Private consumption distribution parameter (dppriv) Saving distribution parameter (dpsave)
Parameter d istribusi konsumsi pemerintah, rumahtangga dan tabungan
Power o f tax on output or income of non-savings commodity (to) Power o f tax on imports of tradeable co mmodity (t ms) Power o f tax on expo rts of tradeable commod ity (txs) Power of the variable import tax on imports of tradeable commodity (tm) Power of the variable export tax on imports of tradeable commodity (tx) Power o f the private consumption tax (tp)
VA riabel-variabel kebijakan (pajak)
qo(“land”,REG) qo(“unsklab”,rEG) qo(“sklab”,REG) qo(“NatRes”,REG)
Variabel input primer
(rsk)
Variabel risiko
Sumber: Walmsley (1998)
Variabel-variabel perubahan teknologi
181
4.3.9. Estimas i Dampak Perubahan Iklim terhadap Produktivitas Pertanian Model estimasi dampak perubahan iklim terhadap produktivitas pertanian untuk negara maju da n negara berke mba ng termasuk Indo nesia akan mengacu pada model yang digunakan oleh Mendelson, Dinar dan Sanghi (2001) yaitu model estimasi dampak perubahan iklim terhadap produktivitas pertanian untuk India. Kemudian Kurukasuriya et al. (2006) yaitu mode l estimasi untuk Afrika, dan serangka ian studi yang dispo nsor i oleh World Bank, yaitu model estimasi untuk ne gara-negara Amerika Latin. Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya, model estimasi yang digunakan adalah mod el regresi be rganda yaitu mode l untuk mengestimasi variabel dependent, yang dalam penelitian ini adalah tingkat produktivitas padi, gandum dan jagung dengan menggunakan lebih dari satu independent (explanatory) variabel
ya itu suhu rata-rata, konsentrasi karbon dan tingkat
presipitasi di setiap negara yang diteliti. Sedangkan data yang digunakan untuk menyusun model persamaan regresi berganda tersebut adalah berupa data pa nel yaitu sebuah set data yang berisi data sampel individu yaitu individu Negara selama periode 1991-2000, sehingga akan didapatkan berbagai observasi pada setiap individu di dalam sampel. Pada penelitian ini untuk menangkap perilaku individu negara yang mencerminka n perbedaan tingkat produktivitas padi, gandum dan jagung di setiap negara yang diteliti, maka model persamaan regresi berganda yang digunakan adalah menggunakan variabel dummy intersep. Pada model ini, intersep berbeda dari individu ke individu, sementara parameter slope diasumsikan konstan pada unit individu dan unit waktu. Jadi penggunaan variabel dummy hanya berperan
182
dalam penggolongan unit individu (Baltagi, 2005). Secara umum mode l regresi berganda dengan variabel dummy intercept yang digunakan pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
……...................... (4.24)
dimana: Y
:
variabel dependen
β0
:
koefisien intersep
β i, …, βk
:
koefisien parameter regresi
ℇ
:
faktor pengganggu stokastik (error term)
i = 1, 2, … :
DI
pengamatan ke-i
:
koefisien dummy untuk negara
:
variabel dummy negara
4.3.10. Formula Penurunan Tarif Produk Pertanian Dalam kerangka WTO Dalam draft text ke-4 dokumen perundingan isu Pertanian WTO pada bagian tiered formula for tariff reductions, “bracket” range angka di Paragraf 61 (d), yaitu pada pemotongan tertinggi telah dihilangkan dan diberikan angka “middle ground” sebesar 70 persen. Dalam isu ini, Indonesia mendukung struktur tiered formula tersebut yaitu pemotongan tarif bagi negara maju pada tier tertinggi sedikit lebih rendah dari 75 persen seperti 73 persen atau 70 persen. Indo nesia juga mendukung agar pe nurunan tarif rata-rata minimum untuk negara maju adalah 54 persen dan menerima usulan pemotongan tarif rata-rata maksimum 36
183
peesen bagi negara berkembang (Ditjen Kerjasama Perdagangan Internasional, 2010). Berdasarkan dokumen tersebut, maka besaran angka penurunan tarif produk pertanian di negara maju sebesar 70 persen da n di negara berkembang sebesar 36 persen akan menjadi acuan dalam simulasi penurunan tarif untuk penelitian ini. Sedangkan simulasi lainnya adalah jika dilakukan liberalisasi penuh (full liberalization) yaitu pe motongan tarif sebesar 100 dari tarif yang berlaku saat ini.
4.4. Sumber Data Penelitian ini akan menggunakan data sekunder berupa data time series ratarata suhu bumi, data curah hujan,data fertilisasi karbon tahun 1969-1990, data base GTAP versi 7 dengan basis data tahun 2004. Data tersebut bersumber dari IPCC, Berbagai lembaga internasional lainnya yang melakukan studi perubahan ikilm (ABARE, IFPRI), Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Pertanian, Bank Indo nesia, Badan Meteorologi da n Geofisika Kementerian Perhubungan, UNComtrade, FAO, dan dari berbagai instansi dan asosiasi terkait lainnya. Data sekunder time series di atas akan digunakan untuk membangun model ekonometrika, untuk kemudian dilakukan pendugaan parameter berdasarkan model yang telah dibangun dan selajutnya menggunakan parameter tersebut sebagai policy shock dalam model GTAP untuk menganalisis dampak perubahan iklim terhadap produksi dan perdagangan komoditi pertanian.
4.5. Simulasi Kebijakan Dalam penelitian dampak perubahan iklim akan dilakukan tiga skenario simulasi yaitu :
184
1. Skenario pertama : Diasumsikan liberalisasi perdagangan belum terjadi diantara negara yang ada, tetapi perubahan iklim berdampak pada penurunan/peningkatan produktivitas komoditi pangan mengikuti model dampak perubahan iklim yang disarankan Mendelson, Dinar dan Sanghi (2001). 2. Skenario kedua yaitu terjadi liberalisasi perdagangan dengan penurunan tarif mengacu pada posisi perundingan multilateral-WTO untuk produk pertanian yaitu pemotongan tarif sebesar 70 persen untuk negara maju da n 36 persen untuk negara berkembang da ri existing tarif yang berlaku dan terjadi kenaikan suhu global sebagai dampak perubahan iklim mengikuti model dampak perubahan iklim ya ng disaranka n Mende lson, Dinar dan Sanghi (2001). 3. Skenario ketiga yaitu terjadi liberalisasi perdagangan dengan penurunan tarif sebesar 100 persen dari existing tarif yang berlaku dan terjadi kenaikan suhu global sebagai dampak perubahan iklim mengikuti model dampak perubahan iklim yang disaranka n oleh Mendelson, Dinar dan Sanghi (2001).