1
PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menunjukkan kemajuan yang sangat pesat. Seiring dengan perkembangan IPTEK tersebut, maka dituntut sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan intelektualitas yang berkualitas. Mahasiswa sebagai sumber daya manusia yang produktif dituntut mampu mengembangkan dalam rangka menjawab tantangan masa depan. Sebagai seorang mahasiswa yang merupakan aset bangsa yang sangat berharga, kita wajib mengemban tugas untuk melaksanakan pembangunan bangsa di berbagai sector kehidupan. Oleh sebab itu maka sangat dibutuhkan pengalaman dan pengetahuan yang didapat di luar bangku kuliah. Tidak terkecuali kita sebagai mahasiswa dijurusan Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan yang dipersiapkan sebagai tenaga pendidik yang dapat menciptakan bibit-bibit yang berguna bagi pembangunan bangsa. Penelitianini dilaksanankan dalam bentuk Anjang Karya, yaitu melihat langsung objek-objek yang berkaitan dengan aspek-aspek disiplin ilmu yang sudah disebutkan diatas. Hal ini diharapkan agar mahasiswa dapat membandingkan dan mengaplikasikan teori yang didapat di bangku sekolah dengan praktek dilapangan, selain itu agar mahasiswa dapat mengetahui keadaan sebenarnya di lapangan. Sehingga apabila nanti terjun didunia usaha dan dunia industri, mahasiswa sudah cukup memilik pengetahuan sebagai modal sebagai sumber daya manusia yang mampu bersaing dengan sumber daya manusia yang lain.
TUJUAN Tujuan Umum Tujuan penelitian ini selain untuk memenuhi persyaratan kurikulum tingkat sarjana pada Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas maret Surakarta, juga sebagai suatu usaha untuk meningkatkan kualitas dari disiplin ilmu serta kemamlpuan akademik mahasiswa Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan, sehingga dapat mengikuti perkembanag IPTEK yang berkembang begitu pesatnya. Tujuan Khusus a. Mahasiswa dapat membandingkan teori yang didapat di bangku kuliah dengan praktek langsung di lapangan. b. Mahasiswa dapat menerapkan teori yang didapat di bangku kuliah dengan melihat praktek langsung yang ada di lapangan. c. Mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan dan teknologi yan tidak didapat di bangku kuliah. d. Mahasiswa dapat mengemmbangkan pengetahuan dan wawasan keilmuan yang didapat di bangku kuliah.
2
METODE Metode Penelitian yang digunakan adalah dengan metode Anjang Karya (Kunjungan), observasi dan analisa, pengalaman dan pengamatan terhadap objek, ceramah, diskusi dan Tanya jawab. Kegiatan ini dilakukan terhadap sebuah objek studi yang berhubungan erat dengan bidang Jurusan Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan. Ruang lingkup kajian Penelitian ini relevan dengan disiplin ilmu yang didapat di dalam perkuliahan. Terdapat aspek yang digunakan sebagai batasan ruang lingkup dalam Penelitiansaat ini. Adapun aspek tersebut adalah a. Aspek Konstruksi Adapun nhal-hal yang dapat diamati dari aspek konstruksi ini adalah mengenai proses/tahap dari konstruksi itu sendiri, yaitu meliputi ; b. Aspek Produksi c. Aspek Perencanaan HASIL PELAKSANAAN 1. TAHAPAN PEMBANGUNAN JEMBATAN SURAMADU Proyek Pembangunan jembatan Suramadu merupakan proyek yang berskala besar.Oleh karena itu diperlukan suatu tahapan pelaksanaan nyang sistematis demi kelancaran proyek tersebut. Adapun tahapan dalam proyek pembangunan jembatan Suramadu tersebut adalah: 1. Pekerjaan Persiapan 2. Pekerjaan Pelaksanaan Proyek Pekerjaan Persiapan a. Study Kelayakan Proyek pembangunan jembatan Suramadu merupakan suatu mega prouyek propinsi Jawa Timur. Oleh karena itu sangat penting diadakan studi kelayakan untuk mengetahui dampak-dampak yang timbul dari prmbangunan jembatan tersebut. Dari berbagai studi kelayakan yang dilakukan dihasilkan indikator-indikator yang mengarah ke dampak positif dari pembangunan jembatan tersebut. Adapun berbagai studi kelayakan tersebut adalah: Studi kelayakan dan Pemasaran Proyek pengembangan wilayah dan Pembangunan Jembatan Suramadu Analisis Dampak Lingkungan Pembanguna Jembatan Suramadu Analisis Jembatan Suramadu Pasca krisis ekonomi tahun 2000 Review Studi kelayakan Jembatan Suramadu
3
Dari hasil Study kelayakan tersebut didapat rangkuman manfaat dari pembangunan Jembatan Suramadu. Adapun manfaat-manfaat tersebut adalah: Memperlancar arus transportasi, yang berarti akan menghemat waktu dan biaya sehingga akan merangsang timbulnya aktivitas perekonomian yang lebih baik (khususnya di Jawa timur dan pulau Madura). Meningkatnya kesejahteraan masyarakat karena pertumbuhan ekonomi yang semakin baik. Study kelayakan tersebut juga mengulas tentang letak jembatan suramadu ini. Perletakan jembatan ini tidak diambil jarak yang terdekat (lihat gambar), dan dipilih alternatif perletakan ke 3, hal ini dikarenakan: Lintasan kapal relatif kecil, lebih kecil dari 2000 GRT (Gross Registered Tonnase) Tidak mengganggu kebutuhan manuver kapal serta jauh dari lintasan feri Kedalaman laut rata-rata 17 meter dan kondisi geologi yang memungkinkan biaya konstruksi yang lebih rendah Kedua ujung jembatan merupakan daerah yang reklatif datar dan terbuka, tidak banyak perumahan dan terhubung lansung dengan rencana pembangunan jalan tol Hasil studi amdal menunjukan bahwa dampak yang timbul masih dapat ditanggulangi dengan mengikuti rekomendasi RPL (Rencana pemantauan lingkungan) dan RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan) Dari hasil diatas telah didapat letak dari jembatan, baik dari sisi Surabaya maupun dari sisi Madura. Selain itu juga didapat bahwa bentang jembatan Suramadu tersebut adalah 5.438 meter, atau sekitar 5,4 km. Pemilihan letak dan pengukuran jarak ini menggunakan sistem GPS ( Global Postioning System ). GPS disini adalah sistem navigasi/ surveying instrumen yang digunakan untuk penentuan posisi di atas permukaan bumi, dengan mengacu ke suatu datum global yang berupa Ellipsoid. Sistem pengukuran ini menggunakan bantuan satelit. Alat yang digunakan disebut GPS Geodetic type Leica CR 233 dengan sofware SKI version 2.3 Leica. Adapun langkah-langkah dalam pengukuran sistem GPS ini adalah sebagai berikut : (lihat gambar) Membuat patok BM (Bench mark) AKS1 dan AKS2 disekitar titik centerline surabaya dan patok BM AW2 dan AW1 disekitar centerline madura. Menempatkan receiver GPS dititik SM01, AKS2, AKS1, AW1 dan AW2 untuk mendapatkan koordinat dari satelit (membuat poligon) Hasil data satelit diproses dengan software untuk menjadikan data koordinat absolut menjadi koordinat diferensial dengan acuan koordinat SM01 (sebagai titik acuan sistem nasional). Titik AKS1, AKS2, AW1 dan AW2 selanjutnya sebagai BM (bench mark) untuk menentukan koordinat desain, azimut dan jarak antara surabaya dan madura. Hasil azimut dan jarak dari GPS dikontrol lagi dengan mengguakan alat TOTAL STATION.
4
b. Pembuatan desain jembatan Desain jembatan ini didapat berdasarkan hasil penelitian dilapangan, misalnya tentang keadaan tanah, angin, gempa, korosi air laut, dan lain-lain. Sehingga desain jembatan suramadu seperti gambar di bawah ini. Bagian struktur jembatan suramadu secara garis besar dibagi menjadi 3 bagian, yaitu Causeway, Approach bridge, Main span. (Lihat Gambar) Sedangkan untuk pembagian lajur jalan pada jembatan dapat dilihat pada table berikut: Tabel (1) Pembagian lajur jalan No Uraian Desain 1 Lebar Jembatan 2 x 15 m 2 Lajur Kendaraan 2 x 2 x 3,50 m 3 Lajur lambat/darurat 2 x 2,25 m 4 Lajur sepeda motor 2 x 2,75 m 5 Kelandaian Maksimum 3% c. Pengujian terowongan angin Tujuan Pengujian terowongan angin (Wind Tunnel test) ini adalah untuk menjamin keamanan jembatan terhadap pengaruh angin, baik pada saat pembangunan berlangsung maupun pada saat jembatan sudah beroperasi. Pengujian ini telah dilaksanakan dilaksanakan sebanyak 3 kali, yaitu pada tahun 2003, 2004 dan 2005. Pengujian dilaksanakan dengan section model dan full model. Selain itu juga dilakukan simulasi dengan program komputer CFD (Computational Fluid Dynamic) untuk kemudian dibandingkan dengan hasil uji model di terowongan angin. Dari hasil pengujian tersebut didapat kesimpulan sebagai berikut: Fenomena ketidakstabilan flutter untuk dek jembatan suramadu pada saat jembatan beroperasi baru akan terjadi pada kecepatan angin 84,1 m/s, jauh diatas kecepatan angin flutter rencana yang sebesar 63,6 m/s. Ketidakstabilan flutter pada tahap konstruksi akan terjadi pada kecepatan angin 72,5 m/s. c. Penelitian/ pengujian di lapangan Pengujian-pengujian ini dilakukan baik pada saat perencanaan maupun pada waktu pelaksanaan pekerjaan berlangsung. Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan suatu keputusan-keputusan pekerjaan yang tepat dalam rangka pembanguna jembatan tersebut. Adapun pengujian-pengujian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: Tabel (2) Daftar Pengujian di lapangan No Waktu Jenis Pengujian Tempat 1 8-11 Agustus Test Permeability Lab Beton B4 2003 Bandung 2 15 Agustus Test Welder Lingkar Timur
5
2003 Juni 2003
Sidoharjo La Metalurgi UI Jakarta 4 Agustus 2003 Test Beton Lab Semen Gresik 5 20 Juli 2003 Penelitian Kondisi Lab Teknologi lingkungan ITS 6 Tahun 2003 Pengujian terowongan LAGG Serpong angin 7 Tahun 2004 Pengujian terowongan SWJTU China angin 8 Tahun 2005 Pengujian terowongan Tongji University angin China Berdasarkan hasil pengujian pada pekerjaan beton, maka semen yang digunakan pada pekerjaan jembatan suramadu adalah semen tipe SBC (Special Blanded Cement) yang diproduksi oleh PT. Semen Gresik dan merupakan hasil riset bersama antara PT. Semen Gresik dengan staff Proyek Pembangunan Jembatan Suramadu. Kelebihan dari semen tipe SBC ini adalah : Tahan terhadap serangan sulfat dan chlor maupun lingkungan yang agresif pada daerah laut Panas hidrasi yang terjadi lebih kecil bila dibandingkan dengan semen tipe lain Permiabilitas lebih kecil dibandingkan semen tipe lain SBC dapat memperbaiki kekedapan pada beton 3
Test Ketahanan
Pekerjaan Pelaksanaan Proyek a.
Pembebasan Lahan
Pembebasan lahan ini dibagi menjadi 2, yaitu Pembebasan Lahan dari ranjau dan Pembebasan lahan penduduk. 1) Pembebasan Lahan dari Ranjau Berdasarkan peta pelayaran internasioal yang dilakukan oleh Dinas Hidrografi TNI- AL diketahui di area frase pembangunan Jembatan Suramadu terdapat sejumlah ranjau laut. Ranjau-ranjau ini merupakan peninggalan dari perang dunia II yang disebar oleh sekutu di bagian utara Lamongan dan Tuban. Oleh karena itu dilakukanlah operasi Saber untuk menghilangkan ranjau-ranjau tersebut.
Operasi Saber ini dilakukan dengan 2 tahap, yaitu: Tahap pertama, dilakukan 31 januari- 7 Februari 2004 dengan mengambil fokus di area sepanjang 50 m dari as jembatan yaitu seluas 5,5 km x 100 m= 550.000 m2. Dari tahap pertama ini berhasil meledakan 56 buah dari perkiraan semula 38 buah
6
Tahap kedua, dilakukan 6 Oktober- 4 November 2005. Dari hasil tahap keduan ini berhasil meledakan 24 ranjau. 2) Pembebasan Lahan Penduduk Untuk pemuatan jalan akses diperlukan lahan yang sangat luas. Untuk sisi Surabaya diperlukan lahan sekitar 120.590 m2. Sedangkan untuk sisi Madura diperlukan lahan sekitar 657.819 m2. Oleh karena itu sangat dibutuhkan musyawarah antara pihak Proyek Pembangunan Jembatan dengan Penduduk. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran penduduk untuk melepaskan lahannya demi kepentingan bersama. Pembebasan lahan penduduk ini telah dilakukan sejak tahun 2002 sampai dengan Desember 2005. Untuk biaya yamg dikeluarkan sebagai ganti rugi juga tidak sedikit. Sampai saat mini dana yang dikeluarkan untuk membebaskan lahan penduduk adalah sekitar Rp. 112,46 miliar. b. Pembuatan jalan pendekat Pembuatan jalan pendekat ini juga dilakukan di kedua sisi, yaitu dari sisi Surabaya dan dari sisi Madura. Untuk sisi Surabaya dibuat sepanjang 11,5 km, sedangkan untuk sisi Madura dibuat sepanjang 4,35 km. c. Pembuatan causeway Pondasi yang digunakan untuk causeway adalah tiang pancang baja dengan diameter 600 mm dengan spesifikasi sesuai ASTM A252 Grade 2. Panjang masing-masing pipa tiang pancang adalah 12 m, dengan dalam pemancangan rata-rata untuk sisi surabaya sekitar 25 m dan sisi madura sekitar 33 m.Struktur atas jembatan suramadu menggunakan balok PCI Girder berkekuatan K-500, dengan panjang 40 m yang terbagi menjadi 7 segmen. Untuk memberikan ikatan pada masing-masing bentang baklok maka dipasanglah Diafragma. Diaragma ini dibuat dengan sistem pracetak. Sedangkan untuk pengikatan dengan balok girder dilakukan dalam bentuk pemberian stressing pada diafragma dan balok girder. Pada saat pelaksanaan kunjungan, proyek Pembangunan Jembatan Suramadu sampai pada tahap pembuatan causeway. Hal ini tidak sesuai dengan perencanaan waktu pekerjaaan yang telah dibuat. Volume pekerjaan yang dilaksanakan pada saat kunjungan juga tidak terlalu besar, hal ini terjadi dikarenakan terdapat faktor-faktor yang membuat proyek ini menjadi tersendat. Adapun faktor-faktor tersebut adalah: Pada awal tahun 2004, Indonesia diterpa bebagai bencana, sehingga konsentrasi pendanaan untuk pembangunan infrastruktur lebih diarahkan ke daerah yang terkena bencana alam.
7
Keadaan ekonomi Indonesia yang kembali tidak stabil karena disebabkan berbagai bencana alam yang melanda Indonesia, hal ini mengakibatkan pendanaan juntuk pembangunan jembatan Suramadu menjadi tersendat d. Pembuatan Approach Bridge Approach Bridge digunakan bentang jembatan sepanjang 80 m dengan tipe shtruktur atas dari box girder beton, yang dilaksanakan secara balance kantilever. e. Pembuatan Main Span Pelaksanaan main span ini adalah tahap yang paling rumit dan kompleks. Pekerjaan ini merupakan sebuah aktivitas di tengah laut yang butuh kejelian dengan tetap memperhatikan keselamatan kerja. Untuk main span ini digunakan tipe jembatan cable stayed. Hal ini dikarenakan : Tipe jembatan cable stayed mempunyai nilai estetika yang tinggi sehingga tipe jembatan ini akan dapat berfungsi sebagai land mark untuk Surabaya dan Madura Dilihat dari segi struktur, tipe jembatan suramadu merupakan tipe struktur yang tergolong canggih, sehingga dapat menjadi jaminan kekuatan untuk menopang jembatan tersebut. Tumpuan yang digunakan untuk perletakan cabel pada struktur cable stayed adalah pylon yang telah dirancang sedemikian rupa sehingga kuat untuk menahan beban yang dilimpahkan oleh cabel-cabel pada struktur cable stayed. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat disajikan dari hasil pengamatan yang dilakukan selama penelitian berlangsung, yaitu : 1. Proyek Pembangunan Jembatan Suramadu merupakan proyek yang sangat besar dan merupakan jembatan terpanjang di Indonesia. Panjang total dari jembata ini adalah 5438 m dan membutuhkan anggaran sebesar 2, 825 trilyun rupiah. 2. Struktur Organisasi dalam rangka pembangunan Jembatan Suramadu merupakan struktur organisasi yang Profesional dengan didukung oleh pakar-pakar ahli dibidangnya masing-masing. 3. Teknologi yang diterapkan dalam pembangunan jembatan ini merupakan teknologi yang modern, dan merupakan suatu ilmu yan sangat perlu dipelajari oleh mahasiswa.