10
METODE Waktu dan Tempat penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga Juli 2010. Penelitian dilakukan di Kebun Raya Cibodas, Desa Cimacan, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Gambar 1).
Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian Kebun Raya Cibodas Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan evaluasi perseptual kualitas estetik dan kualitas ekologi vantage point
objek-objek rekreasi Kebun Raya Cibodas. Evaluasi
dilakukan dari sisi supply area-area KRC yaitu evaluasi terhadap kualitas estetika dan ekologi objek-objek yang ditawarkan KRC kepada pengunjung. Evaluasi yang dilakukan meliputi evaluasi terhadap kualitas visual dan kualitas ekologi pada vantage point KRC. Evaluasi kualitas visual dilakukan dengan menggunakan metode Scenic Beauty Estimation (SBE) dan Semantic Differential (SD). Evaluasi kualitas ekologi dilakukan dengan menggunakan metode Semantic Differential (SD).
11
Objek-objek Kebun Raya Cibodas yang dievaluasi menggunakan metode SBE yaitu vantage point yang berada di (1) area penerimaan (welcome area), (2) wisma tamu (guest house), (3) Taman Sakura, (4) Taman Rhododendron, (5) Jalan Araucaria, (6) kebun koleksi paku-pakuan, (7) Air Terjun Cibogo, (8) Air Terjun Ciismun, (9) padang rumput (lawn), dan (10) kolam. Evaluasi kualitas estetika dengan metode Scenic Beauty Estimation menggunakan 2 jenis responden yaitu responden ahli dan responden non ahli. Responden ahli yang digunakan yaitu mahasiswa semester 8 Arsitektur Lanskap, Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Instiut Pertanian Bogor. Responden non ahli yang digunakan yaitu pengunjung Kebun Raya Cibodas. Evaluasi kualitas estetika dan ekologi Kebun Raya Cibodas dengan metode Semantic Differential menggunakan responden ahli yaitu mahasiswa semester 8 Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Responden melakukan penilaian pada areaarea penelitian yang telah ditentukan. Area-area penelitian dibagi kedalam 3 area yaitu area penerimaan (welcome area dan guest house), area koleksi (Taman Rhododendron, Taman Sakura, Jalan Araucaria, dan kebun koleksi paku-pakuan, serta area rekreasi (Air Terjun Cibogo, Air Terjun Ciismun, lawn, dan kolam). Penelitian ini menggunakan data primer (data pengamatan di tapak, foto, dan data kuisioner), serta data skunder (kondisi umum, topografi, kelembaban, iklim, serta kondisi fisik lainnya). Penelitian ini dilakukan beberapa tahap yaitu tahap persiapan, tahap pengumpulan data, dan tahap pengolahan data.
12
Kerangka Pikir Studi Pustaka Kualitas Estetik Objek Wisata
Karakter Kualitas Ekologi KRC
Penentuan Satuan Penelitian (Vantage Point) Survey Lapang
Kuisioner Kualitas Ekologi
Kuisioner Kualitas Estetik
Pemotretan Seleksi Foto
Penilaian Kualitas Ekologi Penilaian Kualitas Estetik Evaluasi Kualitas Ekologi
Presentasi Slide Foto
Evaluasi Kualitas Estetik
Gambar 2 Kerangka Pikir Penelitian Tahap Persiapan Tahap ini dimulai dengan studi pustaka dan penentuan satuan penelitian. Satuan penelitian yang digunakan adalah vantage point Kebun Raya Cibodas (Gambar 3). Vantage point yang dijadikan area penelitian adalah vantage point yang memiliki nilai pemandangan. Vantage point yang dijadikan lokasi penelitian terdapat pada 10 lokasi di KRC. Lokasi yang dijadikan area penelitian yaitu : (1) area penerimaan (welcome area), (2) wisma tamu (guest house), (3) Taman Sakura, (4) Taman Rhododendron, (5) Jalan Araucaria, (6) kebun koleksi pakupakuan, (7) Air Terjun Cibogo, (8) Air Terjun Ciismun, (9) padang rumput (lawn), dan (10) kolam. Studi pustaka dilakukan untuk menentukan karakterkarakter ekologi dan estetika yang akan dinilai menggunakan Semantic
13
Differential (SD) dan mengumpulkan rujukan-rujukan yang berkaitan dengan penelitian. Menurut Thompson dan Stainer (1997) karakter kualitas ekologi berupa variabel-variabel ekologi yaitu keanekaragaman hayati, kerapatan vegetasi, tingkat penutupan, tingkat kesuburan, kepekaan terhadap erosi, tingkat kelembaban, dan intesitas cahaya. Karakter kualitas ekologi yang dinilai dalam penelitian ini yaitu (1) keanekaragaman vegetasi, (2) kerapatan vegetasi, (3) tingkat penutupan, dan (4) kecuraman. Tingkat kecuraman dapat merefleksikan tingkat erosi pada suatu area. Variabel kualitas estetika yang dinilai yaitu nilai keindahan lanskap. Faktor kualitas estetika lanskap dalam kuisioner SD yang dinilai yaitu variabel-variabel keindahan (estetika) lanskap. Variabel estetika yang dinilai berdasarkan Simond (2006) yaitu dampak ruang, bentuk ruang, ukuran ruang, dan warna ruang.
14
Gambar 3 Vantage Point Kebun Raya Cibodas
15
Tahap Pengumpulan Data Tahap ini meliputi pengumpulan data primer tapak. Pengumpulan data primer meliputi kegiatan pengambilan foto pada setiap tempat yang telah ditentukan dan penilaian karakter ekologi dan estetika. Kegiatan pengambilan foto dilakukan pada vantage point Kebun Raya Cibodas menggunakan kamera digital. Foto yang diambil mewakili karakter setiap lanskap KRC. Data sekunder berupa data iklim, topografi, vegetasi dan satwa yang diperoleh dari perpustakaan Kebun Raya Cibodas dan perpustakaan Institut Pertanian Bogor. Penilaian terhadap kualitas estetika dan ekologi tapak dilakukan dengan pembagian kuisioner Semantic Differential mengenai karakter estetika dan ekologi tapak kepada responden. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Arsitektur Lanskap semester 8, Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB). Dalam penelitian digunakan 10 orang responden mahasiswa Arsitektur Lanskap karena telah mendapatkan ilmu yang cukup mengenai lanskap. Menurut Nassar (1988), persepsi tentukan oleh interaksi yang kuat antara variabel lanskap dan pengetahuan
seseorang
terhadap
lanskap
tersebut.
Responden
dibawa
mengunjungi Kebun Raya Cibodas untuk melakukan penilaian terhadap karakter kualitas estetika dan ekologi lanskap. Metode Semantic Differential dalam penelitian ini menggunakan kuisioner. Menurut Heise (1970) Semantic Differential (SD) biasanya dilakukan dengan menggunakan kuisioner. Responden diberikan kuisioner SD yang terdiri dari kuisioner penilaian kualitas ekologi (Lampiran 3) dan kuisioner penilaian kualitas estetika (Lampiran 4). Kuisioner ini berisi karakter dengan kata sifat yang berlawanan untuk menggambarkan setiap kondisi karakter ekologi dan visual tapak. Kuisioner kualitas ekologi menggunakan karakter-karakter ekologi sebagai faktor penilaian. Penilaian karakter ekologi Kebun Raya Cibodas berdasarkan karakter ekologi yang dikemukakan oleh Thompson dan Stainer (1997). Karakter ekologi yang dinilai meliputi (1) keanekaragaman vegetasi, (2) kerapatan vegetasi, (3) tingkat penutupan, dan (4) kecuraman. Penilaian kualitas estetika tapak dikembangkan dari karakter use-volume Simonds (1983). Karakter sifat yang digunakan meliputi (1) bentuk (tertutup atau terbuka, vertikal atau horizontal), (2)
16
ukuran ruang (luas atau sempit), (3) spatial impact (tegang-relaksasi, menjengkelkan-menyenangkan, nyata atau tidak nyata sebagai focal point), (4) entertainment (mengarahkan atau tidak mengarahkan ke point interest), dan (5) warna (monokrom atau variatif). Responden memberi penilaian dengan skala 0 (netral jika kualitasnya sedang) sampai 4 (kualitasnya tinggi jika karakternya sangat kuat). Hal ini akan menghasilkan data mengenai persepsi pengunjung terhadap kualitas ekologi dan estetika KRC. Penilaian kualitas estetika dilakukan dengan menggunakan metode Scenic Beauty Estimation (Daniel dan Boster, 1976). Tahapan dari metode ini yaitu pengambilan foto, presentasi slide dan analisis data. Foto setiap lanskap yang telah ambil diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan kualitas tujuan pemotretan serta mewakili setiap karakter vantage point yang telah ditentukan. Foto yang terseleksi adalah foto yang memiliki kualitas bagus dan mewakili karakter lanskap pada setiap vantage point. Foto yang telah diseleksi disusun lalu dipresentasikan dalam bentuk slide foto. Penilaian manusia terhadap pemandangan melalui foto sama baiknya dengan menilai pemandangan secara langsung (Kaplan, 1988). Slide berjumlah 20 foto lanskap yang mewakili karakter dari setiap vantage point (Lampiran 5). Penilaian SBE dilakukan dengan menggunakan responden mahasiswa dan pengunjung. Penilaian SBE dengan responden mahasiswa dilakukan terhadap 30 responden yaitu mahasiswa semester 8, Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penilaian dilakukan dengan persentasi slide foto menggunakan Microsoft Power Point 2007. Pengamat diberikan pengarahan yang bersifat netral sebelum presentasi slide foto dimulai. Presentasi dilakukan sekali dengan menampilkan slide foto yang berdurasi 8 detik untuk setiap foto kemudian mahasiswa mengisi kuisioner penilaian yang telah disediakan (Lampiran 1). Menurut Daniel dan Boster (1976) penilaian image harus dilakukan secara spontan karena penilaian yang dilakukan secara spontan akan membuat responden lebih bersikap jujur dalam menilai. SBE pengunjung dilakukan dengan jumlah responden 30 pengunjung KRC. Presentasi dilakukan dengan mencetak slide foto lanskap KRC dan diberikan kepada pengunjung untuk dinilai. Pengunjung memberi penilaian dengan mengisi kuisioner penilaian yang telah
17
disediakan (Lampiran 2). Penilaian menggunakan metode SBE berkisar antara 1 (sangat jelek) sampai 10 (sangat indah). Hasil penilaian responden untuk setiap lanskap dikumpulkan dan diurutkan dari nilai terkecil sampai tertinggi pada setiap lanskap. Pengolahan Data/Analisis Data Kualitas estetika dari hasil penilaian dianalisis secara statistik deskriptif. Setiap lanskap dihitung jumlah frekuensi (f), frekuensi kumulatif (cf), peluang kumulatif(cp), nilai Z untuk setiap peringkat penilaian dan nilai Z rata-rata untuk setiap lanskap. Untuk nilai cp = 1,00 digunakan rumus cp = 1- (1/(2n)) dan untuk nilai cp = 0 (z = + takhingga) digunakan rumus cp = 1/(2n), dengan n adalah jumlah responden. Formulasi SBE yang digunakan : SBEx = [Zlx - Zls ] x 100 SBEx : Nilai pendugaan keindahan pamandangan lanskap ke x Zlx
: Nilai rata-ratab z lanskap ke x
Zls
: Nilai rata-rata lanskap yang digunakan sebagai standar
Nilai rata-rata Z yang digunakan sebagai standar adalah nilai rata-rata Z yang mendekati nol. Nilai SBE setiap lanskap digunakan untuk mengelompokkan kualitas keindahan Kebun Raya Cibodas. Pengelompokkan ini dilakukan dengan menggunakan sebaran normal. Pengelompokkan ini dilakukan dengan cara membagi selang nilai SBE menggunakan sebaran normal ke dalam 3 kuartil yaitu Q1, Q2, dan Q3. Kualitas keindahan lanskap dikelompokkan menjadi tinggi, sedang, dan rendah. Dari hasil pengelompokkan akan didapat kualitas estetika setiap vantage point Kebun Raya Cibodas . Metode Semantic Differential (SD) menggunakan kata sifat yang berlawanan untuk menggambarkan setiap karakter ekologi dan visual tapak. Metode ini menggunakan penilaian dengan skala 0 (netral jika kualitasnya sedang)
sampai
4 (kualitasnya tinggi jika karakternya sangat kuat). Hasil
penilaian responden ditabulasikan dan diberi bobot 1-9. Setelah itu dicari nilai rataan untuk setiap karakter ekologi dengan menjumlahkan nilai dari seluruh
18
responden dibagi dengan jumlah responden. Nilai rataan ini menjadi dasar pengelompokkan karakter ekologi dan visual yang berpengaruh pada lanskap setiap lokasi penelitian di Kebun Raya Cibodas. Dari nilai rataan ini akan didapat grafik penilaian dengan cara mengeplotkan hasil penilaian ke dalam grafik SD menggunakan Microsoft Excel 2007 dengan ektensi XLstat 2010. Grafik Semantic Differential menunjukkan karakter-karakter yang berpengaruh kuat terhadap lanskap objek wisata Kebun Raya Cibodas.