ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.2 : 11-22, Agustus 2015
METODE ACTIVE ISOLATED STRETCHING (AIS) DAN METODE HOLD RELAX STRETCHING (HRS) SAMA EFEKTIF DALAM MENINGKATKAN FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING PADA MAHASISWA AKADEMI FISIOTERAPI WIDYA HUSADA SEMARANG YANG MENGALAMI HAMSTRING MUSCLE TIGHTNESS (HMTs) Oleh : Akhmad Alfajri Amin*, Susy Purnawati**, S. Indra Lesmana*** Akademi Fisioterapi Widya Husada Semarang*, Bagian Ilmu Faal Universitas Udayana ** , Fakultas Fisioterapi Universitas Esa Unggul *** ABSTRAK Mahasiswa yang mengalami Hamstring Muscle Tightness (HMTs) akan beresiko mengalami Anterior Crusiatum Ligament (ACL), low back pain (LBP), dan juga plantar fasciitis. Salah satu tindakan untuk mengurangi tightness dan meningkatkan fleksibilitas otot hamstring adalah stretching. Active Isolated Stretching (AIS) dan Hold Relax Stretching (HRS) merupakan kedua metode stretching yang berpengaruh untuk meningkatkan fleksibilitas pada otot. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan bahwa metode AIS tidak berbeda efektifnya dengan metode HRS untuk meningkatkan fleksibilitas otot hamstring bagi penderita HMTs. Metode penelitian ini adalah true experimental dengan pre and post test group design. Penelitian ini dilakukan selama 3 minggu dan sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan fisioterapi di Akademi Fisioterapi Widya Husada Semarang yang berusia 18-25 tahun dan berjumlah 23 orang yang terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok AIS (n = 12) dan kelompok HRS (n = 11). Instrumen pengukuran menggunakan Sit and Reach Test (SRT). Hasil yang didapat dari penelitian ini bahwa hasil rerata kelompok AIS menggunakan SRT sebelum perlakuan sebesar 1,75 cm, Standar Baku (SB) sebesar 4,309 dan sesudah perlakuan sebesar 10,58 cm, SB = 8,005 dengan nilai p = 0,000 (p < 0,05) yang berarti AIS efektif meningkatkan fleksibilitas otot hamstring. Hasil rerata kelompok HRS menggunakan SRT sebelum perlakuan sebesar -0,64 cm, SB = 5,240 dan sesudah perlakuan 9,55 cm, SB = 4,435 dengan nilai p = 0,000 (p < 0,05) yang berarti HRS efektif meningkatkan fleksibilitas otot hamstring. Uji beda kedua kelompok AIS da HRS menggunakan independent t-test didapatkan hasil nilai t = 0,389 dan nilai p = 0,702 (p > 0,05). Hal tersebut menjelaskan bahwa peningkatan fleksibilitas otot hamstring pada kedua kelompok menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode active isolated stretching (AIS) dan metode hold relax stretching (HRS) sama efektif dalam meningkatkan fleksibilitas otot hamstring pada mahasiswa Akademi Fisioterapi Widya Husada Semarang yang mengalami hamstring muscle tightness (HMTs). Kata kunci: Active Isolated Stretching, Hold Relax Stretching, Hamstring Muscle Tightness, Fleksibilitas Hamstring dan Sit and Reach Test.
11
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.2 : 11-22, Agustus 2015
ACTIVE ISOLATED STRETCHING METHOD AND HOLD RELAX STRETCHING METHOD ARE EQUALLY EFFECTIVE TO IMPROVING MUSCLE FLEXIBILITY OF HAMSTRING MUSCLE TIGHTNESS STUDENTS OF PHYSICAL THERAPY IN PHYSICAL THERAPY ACADEMY OF WIDYA HUSADA SEMARANG By: Akhmad Alfajri Amin*, Susy Purnawati**, S. Indra Lesmana*** Physiotherapy Academy Widya Husada Semarang*, Department of Science Physiology Udayana University**, Faculty of Physiotherapy Esa Unggul University*** ABSTRACT Students with Hamstring Muscle Tightness (HMTs) will be at risk of Anterior Crusiatum Ligament (ACL), Low Back Pain (LBP) and also Plantar Faciitis. One of the efforts to reduce tightness and improve hamstring muscle flexibility is stretching. Active Isolated Stretching (AIS) and Hold Relax Stretching (HRS) are the methods of influential stretching to improve muscle flexibility. The goal of the research is to prove that AIS method is equally effective with the HRS method to improve hamstring muscle flexibility to the HMTs patients. The research method was true experimental with pre and post test group design. The research was conducted for 3 weeks and the samples are 23 students in range of 18-25 years old students of physical therapy in Physical Therapy Academy of Widya Husada Semarang which divided into 2 groups; AIS group (n= 12) and HRS group (n= 11). The research used Sit and Reach Test (SRT) as the measurement instrument. The result of the research was the average result of AIS group used SRT before treatment was 1.75 cm, SB= 4.309 and after treatment was 10. 58 cm, SB = 8. 005 within p= 0.000 (p< 0.05) which means AIS was effective in improving hamstring muscle flexibility. The average result of HRS group used SRT before treatment was -0. 64 cm, SB= 5.240 and after treatment 9. 55 cm, SB= 4.435 within p= 0.000 (p< 0.05) which means HRS was effective in improving hamstring muscle flexibility. Different test of the both groups; AIS and HRS used independent t-test resulted t= 0. 389 and p= 0.702 (p> 0.05). Those explain that the improvement of hamstring muscle flexibility to the two groups does not show any significant difference. Conclusion from this study was active isolated stretching method and hold relax stretching method are equally effective to improving muscle flexibility of hamstring muscle tightness students of physical therapy in Physical Therapy Academy of Widya Husada Semarang. Keywords: Active Isolated Stretching, Hold Relax Stretching, Hamstring Muscle Tightness, Hamstring Flexibility And Sit And Reach Test.
12
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.2 : 11-22, Agustus 2015
PENDAHULUAN Fleksibilitas
dan
otot
otot. Otot hamstring merupakan otot
termasuk komponen terpenting dalam
yang sering sekali mengalami MTs.
suatu
manusia.
Sehingga apabila penderita mengalami
Memanjang dan memendek adalah sifat
Hamstring Muscle Tightness (HMTs)
fisiologis yang dimiliki oleh otot. Daya
maka
kontraktil pada otot dilakukan untuk
gangguan
menggerakan tulang dan memudahkan
seperti hamstring muscle injury (HMI),
jarak dan gerak pada persendian.
anterior
gerakan
mobilitas
pada
terjadinya
mengalami
muskuloskeletal
crusiatum
lainnya
ligament
injury
plantar fascitis. Untuk meningkatkan
cidera,
fleksibilitas
mengurangi terjadinya muscle soreness,
otot
hamstring,
bagi
penderita yang mengalami HMTs dapat
serta meningkatkan efisiensi dalam
menggunakan stretching,
semua aktivitas fisik yang dilakukan sehari-hari1.
beresiko
(ACL), low back pain (LBP), dan juga
Fleksibilitas otot yang baik akan mencegah
akan
faktor
yang
Stretching adalah suatu metode atau
fleksebilitas
otot
cara untuk meningkatkan dan menjaga
menjadi terganggu salah satunya yakni
fleksibiltas serta mobilitas dari otot dan
Muscle
persendian, serta stretching juga mampu
Banyak
mempengaruhi
Tightness
merupakan
(MTs).
suatu
MTs
mengurangi
gambaran
terjadinya
cedera
dan
dari
gangguan postur tubuh2. Stretching
pemendekan adaptif yang terjadi pada
yang digunakan pada penelitian ini
jaringan lunak2. Penderita MTs tidak
adalah Active Isolated Stretching (AIS)
tampak terlihat kelainan fisik bagi
dan Hold Relax Stretching (HRS). AIS
penderitanya
umum
merupakan suatu teknik atau metode
sensasi
stretching yang menggunakan adaptasi
seperti rasa tegang dan nyeri serta
suatu kontraksi otot agonis secara aktif
terbatasnya gerakan pada otot yang
dan merelaksasikan otot antagonisnya
mengalami tightness.
melalui inhibisi timbal balik yang
keterbatasan
penderita
gerak
namun
akan
akibat
secara
merasakan
menyebabkan
MTs bisa terjadi pada siapa saja dan
terjadinya
peregangan
pada otot antagonis tanpa meningkatkan
MTs merupakan faktor yang sangat
ketegangan otot (Muscle Tension)3.
beresiko terhadap terjadinya cidera pada 13
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.2 : 11-22, Agustus 2015
Sedangkan
HRS
merupakan
MATERI DAN METODE
peningkatkan fleksibilitas otot dengan cara
mengkombinasikan
A. Ruang Lingkup Penelitian
kontraksi
Penelitian dilaksanakan di Akademi
isometrik pada otot yang memendek dan
kemudian
rileksasi
serta
dengan
Fisioterapi Widya Husada Semarang.
stretching
Waktu penelitian ini dilakukan selama 3
dilanjutkan tambahan
secara pasif pada otot tersebut4.
minggu dan terhitung pada Bulan Maret sampai Bulan Mei 2015. Perlakuan pada
Meskipun Kedua metode stretching
masing-masing
tersebut memiliki kesamaan tujuan yang
mengisahkan
Adapun tujuan penelitian ini adalah
pertanyaan
manakah yang lebih baik dari kedua
untuk
metode
hamstring
membandingkan
efektivitas
tersebut
dalam
Active Isolated Stretching (AIS) dengan
fleksibilitas
otot
Hold Relax Stretching (HRS) dalam
stretching
meningkatkan
dilakukan
sebanyak 3 kali dalam seminggu.
positif bagi penderita HMTs. Namun masih
kelompok
pada
penderita
meningkatkan
HMTs.
fleksibilitas
otot
sehingga Fisioterapis dan penderita
hamstring pada penderita hamstring
HMTs dapat memilih pelatihan yang
muscle tightness (HMTs).
sesuai dan efektif untuk mengurangi
Penelitian ini merupakan penelitian
tightness dan meningkatkan fleksibilitas
eksperimental dengan pre and post test
otot hamstring. Hal ini secara klinis sangat
penting,
sehingga
group design.
perlu B. Populasi dan Sampel
diklarifikasikan melalui penelitian. Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti membandingkan
efektivitas
Populasi pada penelitian ini adalah
Active
180 mahasiswa fisioterapi dari Akademi
Isolated Stretching (AIS) dengan Hold Relax
Stretching
meningkatkan
(HRS)
fleksibilitas
Fisioterapi Widya Husada Semarang.
dalam
Berdasarkan
otot
prosedur,
kriteria
dan
pemeriksaan fisioterapi yang dilakukan
hamstring pada penderita hamstring
pada penelitian didapati jumlah sampel
muscle tightness (HMTs).
penelitian ini sebanyak 23 mahasiswa berusia 18 – 25 tahun yang mengalami HMTs.
Sampel
dibagi
menjadi
2
kelompok. Kelompok pertama disebut 14
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.2 : 11-22, Agustus 2015
kelompok AIS dengan perlakuan active
ditambah di tiap minggunya selama 3
isolated
kelompok
minggu pelatihan. Teknik pelatihannya
kedua disebut kelompok HRS dengan
yakni sebagai berikut: 1) diminta untuk
perlakuan hold relax stretching.
berbaring diatas matras dan terapis
stretching,
dan
berhadapan dengan sample serta terapis
C. Perlakuan
meminta sample untuk mengangkat kaki
1. Perlakuan Kelompok AIS
dalam posisi Straight Leg Raises. 2) Terapis menahan posisi kaki sample,
Kelompok AIS diberikan pelatihan
dan meminta sample untuk mendorong
active isolated stretching dengan dosis
kaki kearah depan sekuatnya kearah
pelatihan sebanyak 2 set x 10 repitisi
terapis. Dan terapis terus menahan
dengan istirahat 2 menit tiap set pada tiap
tungkai.
Dosis
tersebut
sampai 10 detik. 3) Setelah itu terapis
telah
mendorong segera kaki sample karah
ditambah di tiap minggunya selama 3
depan secara perlahan dan konstan serta
minggu pelatihan. Teknik pelatihannya yakni
sebagai
berikut:
1)
ditahan sekitar 30 detik.
sampel
diminta untuk berbaring diatas matras dan
memasang
yoga
strap
D. Cara Pengumpulan Data
yang
Sebelum dilakukan perlakuan baik
direkatkan ditelapak kaki. 2) Sample
pada Kelompok AIS maupun Kelompok
diminta mengangkat kakinya (posisi
HRS,dilakukan pengukuran fleksibilitas
ekstensi penuh dan ankle posisi dorsi flexion)
sehingga
membentuk
otot hamstring menggunakan Sit and
Hip
Reach Test (SRT). Dan setelah 9 kali
dalam posisi fleksi. 3) Sample menahan
perlakuan dilakukan pengukuran yang
posisi tersebut selama 2 detik dan
sama untuk mengetahui efek dari kedua
dilakukan pengulangan sebanyak 10
perlakuan.
kali.
E. Analisis Data
2. Perlakuan Kelompok HRS
Data
Kelompok HRS diberikan pelatihan
1. Uji normalitas data menggunakan
dengan istirahat 2 menit tiap set, pada Dosis
tersebut
dianalisis
langkahnya sebagai berikut:
pelatihan sebanyak 2 set x 10 repitisi
tungkai.
diperoleh
dengan SPSS for windows versi 20,
hold relax stretching dengan dosis
tiap
yang
Shapiro Wilk Test dengan data pre
telah 15
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.2 : 11-22, Agustus 2015
test dan post test dari Kelompok AIS
homogenitas
HRS (n=11)
Rerata±SB
Rerata±SB
Var
dan Kelompok HRS. 2. Uji
AIS (n=12)
data
dengan
Levene’s Test dengan data pre test dari Kelompok AIS dan Kelompok
Min Maks
Usia
19,58±0,996
19,45±1,214
18-21
TB BB
156,75±6,75 51,17±10,54
155,09±5,12 53,09±13,02
149-165 42-85
Berdasarkan Tabel 1 menunjukan
HRS.
gambaran rerata dan standar baku dari
3. Uji beda efek
karakteristik sampel berdasarkan usia,
fleksibilitas otot
hamstring
sebelum
perlakuan
pada
dan
tinggi badan dan berat badan pada
sesudah
Kelompok
kelompok AIS dan kelompok HRS.
AIS
menggunakan Paired sampel t-test. 4. Uji beda efek
Tabel 2 Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Kelompok AIS dan Kelompok HRS
fleksibilitas otot
hamstring
sebelum
perlakuan
pada
dan
sesudah
Kelompok
HRS
Kelompok AIS N % 4 33,3 8 66,7 12 100
Jenis Kelamin
menggunakan Paired sampel t-test.
Laki-laki Perempuan Total
5. Uji beda dengan Independent sample t-test menggunakan data post test dari Kelompok AIS dan Kelompok
Berdasarkan
HRS.
Tabel
Kelompok HRS n % 1 9,1 10 90,9 11 100 2
jumlah
presentase laki-laki dan perempuan pada kelompok AIS dan kelonpok HRS
HASIL PENELITIAN DAN
lebih banyak sampel berjenis kelamin
PEMBAHASAN
perempuan dibandingkan laki-laki. A. Karakteristik Subyek B. Efek Active Isolated Stretching Hasil data yang didapati karakteristik
(AIS) Terhadap Fleksibilitas Otot
subjek penelitian. Hal tersebut dapat
Hamstring
dilihat pada Tabel 1 dan 2 berikut ini: Untuk Tabel 1 Distribusi Sampel Berdasarkan Usia, Tinggi Badan dan Berat Badan Kelompok AIS dan Kelompok HRS
mengetahui
peningkatan
fleksibilitas otot hamstring sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok AIS diuji menggunakan paired sampel t-test
16
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.2 : 11-22, Agustus 2015
diuji menggunakan paired sampel t-test
yang disajikan pada Tabel 3 sebagai
yang disajikan pada Tabel 4 sebagai berikut:
Var (n=11)
Rerata ± SB
Pre
-0,64 ± 5,240
Post
9,55 ± 4,435
Selisih Var (n=12)
10,18 ± 5,269 Rerata ± SB
Pre
1,75 ± 4,309
Post Selisih
10,58 ± 8,005 8,83 ± 6,206
t
P
-6,409
0,000
t
P
-4,931
0,000
Tabel 4 Uji beda efek fleksibilitas otot hamstring pada Kelompok HRS menggunakan SRT Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai p = 0,000 (p < 0,05) artinya metode HRS
berikut:
pada penelitian ini signifikan terhadap peningkatan fleksibilitas. Hal ini sesuai
Tabel 3 Uji beda efek fleksibilitas otot hamstring pada Kelompok AIS menggunakan SRT
dengan
penelitian
melakukan
dan meningkatkan fleksibilitas otot
peningkatan fleksibilitas.. Hal ini sesuai
dilakukan oleh Marino et al melakukan
penelitian
hamstring pada 51 sampel pria dengan
yang 5
terhadap
menggunakan
untuk menurunkan hamstring tightness
pada penelitian ini signifikan terhadap
terdahulu
penelitian
metode hold relax stretching (HRS)
0,000 (p < 0,05) artinya metode AIS
penelitian
yang
dilakukan oleh Ghanbari et al6 yang
Tabel 3 menunjukan bahwa nilai p =
dengan
terdahulu
rata-rata
yang
usia
18-30
tahun
yang
dilakukan 2 kali pelatihan dalam 1
30
minggu selama 3 minggu. Hasilnya hold
sampel yang terdiri dari 26 wanita dan 6
relax
pria terhadap peningkatan Hip Flexion.
stretching
meningkatkan
Dari hasil penelitiannya pelatihan active
efektif fleksibilitas
untuk otot
hamstring dan menurunkan tightness
isolated stretching (AIS) efektif dalam
pada otot tersebut.
meningkatkan derajat Hip Flexion. D. Perbandingan C. Efek Hold Relax Stretching (HRS) Terhadap
Fleksibilitas
Perlakuan
AIS
dengan Perlakuan HRS terhadap
Otot
Fleksibilitas Otot Hamstring
Hamstring Untuk Untuk
mengetahui
peningkatan
mengetahui
perbandingan
perlakuan AIS dengan perlakuan HRS
fleksibilitas otot hamstring sebelum dan
terhadap fleksibilitas otot hamstring
sesudah perlakuan pada kelompok HRS
diuji menggunakan Independent sampel 17
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.2 : 11-22, Agustus 2015
Dalam hal ini pada metode HRS
t-test yang disajikan pada Tabel 5
efektif meningkatkan fleksibilitas otot
sebagai berikut:
hamstring karena respon autogenic
Tabel 5 Uji beda efek fleksibilitas otot hamstring antara kedua kelompok perlakuan dengan independent t-test
inhibition
dan
kombinasi
pasif
stretching yang ada pada metode ini.
Tabel 5 menunjukan bahwa nilai
Var
Kelompok AIS Rerata±SB
Kelompok HRS Rerata±SB
t
P
Post
10,58 ± 8,005
9,55 ± 4,435
0,389
,702
Slsh
8,83 ± 6,206
10,18 ± 5,269
-0,563
,579
rerata fleksibilitas sesudah perlakukan kelompok AIS 10,58±8,005 sedangkan kelompok HRS 9,55±4,435. Analisis uji kemaknaan
independent
Respon
t-test
teraktivasi
menunjukkan nilai t = 0,389 dengan
bahwa
kemaknaan
dari
Analisis
independent
jaringan
t-test
isometrik
di
selisih
otot
semarang
yang
Menurut
penelitian
akan
mengaktivasi
GTO
otot
hamstring.
Hal
tersebut
Saat memberikan sinyal tersebut sistem saraf
pada
mahasiswa Akademi Fisioterapi Widya husada
otot7.
yang berlebihan pada otot hamstring.
meningkatkan
hamstring
secara
sinyal protective terhadap kontraksi
pelatihan tersebut yakni AIS dan HRS
fleksibilitas
unit
dilakukan karena GTO memberikan
yang signifikan. Artinya kedua metode
untuk
motor
untuk memberi respon inhibisi pada MS
menunjukkan tidak adanya perbedaan
efektif
yang
et al8 menyatakan bahwa kontraksi
fleksibilitas otot hamstring pada kedua
sama
isometrik
terdahulu yang dilakukan oleh Ahmed
juga menjelaskan bahwa peningkatan
nilai
hamstring
maksimal dan mengaktifasi GTO dalam
uji
nilai p = 0,579 (p > 0,05). Hal tersebut
berdasarkan
secara
mengaktifkan
menunjukkan nilai t = -0,563 dengan
kelompok
otot
yang
dilakukan selama 10 detik. Hal ini akan
kelompok tidak berbeda bermakna. Lalu selisih
karena
maksimum
peningkatan
fleksibilitas otot hamstring pada kedua
untuk
inhibition
sebagai otot target melakukan kontraksi
nilai p = 0,702 (p > 0,05). Hal tersebut menjelaskan
autogenic
mengalami
pusat
melalui
saraf
menginhibisi
otot
menghasilkan
relaksasi
tepinya
hamstring pada
dan otot
tersebut.
HMTs.
Pada saat otot hamstring relaks maka pasif 18
stretching
dilakukan.
Namun
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.2 : 11-22, Agustus 2015
untuk melakukannya tidak boleh terlalu
rileks maka stretching akan semakin
jauh pengulurannya, serta tidak boleh
efektif. Hal tersebut akan mengaktivasi
menggunakan hentakan yang cepat. Hal
Muscle
tersebut
memicu
memberikan rangsangan kepada sistem
terjadinya stretch reflex pada otot target.
saraf pusat untuk mengirim sinyal
Penguluran
fasilitasi
dikarenakan
akan
secara
konstan
akan
Spindel
pada
(MS)
otot
untuk
hip
fleksor.
meimbulkan adaptasi pada jaringan otot
Bersamaan dengan itu Golgi Tendon
untuk menetapkan otot dalam posisi
Organ
memanjang9.
memberikan rangsangan kepada sistem
AIS
fleksibilitas
efektif otot
Sinyal
dan
untuk
ini
melakukan
dan miosin yang saling bertumpang
yang menggunakan metode pelatihan
tindih
AIS. Dia juga menyatakan bahwa AIS
(tightness)
akan
diusahakan
kembali keposisi semulanya atau dalam
penurunan
posisi rileks. Sehingga jaringan otot
tightness dan peningkatan fleksibilitas
akan
pada otot hamstring. AIS merupakan
bertambah
panjang
akibat
hilangnya aksi tumpang tindih abnormal
teknik stretching yang menggunakan yang
hamstring
penguluran berlangsung kondisi aktin
peningkatan fleksibilitas otot hamstring
neurologis
menghambat
penguluran pada otot tersebut. Pada saat
yang dilakukan oleh Fakhrana10 tentang
reflek
yang
otot
dimanfaatkan
senada dengan penelitian terdahulu
terhadap
inhibisi
kontraksi
menurunkan tightness. Hal ini juga
berpengaruh
dan
sinyal inhibisi kepada otot hamstring.
meningkatkan
hamstring
teraktivasi
saraf pusat untuk memberikan input
Pada penelitian ini juga dihasilkan bahwa
(GTO)
yang terjadi pada aktin dan miosin.
disebut RI
Berdasarkan uraian diatas kedua
menyebabkan otot antagonis dari suatu
pelatihan memberikan efek positif bagi
sendi
penderita HMTs sehingga bisa menjadi
reciprocal
inhibition
terhambat
memfasilitasi
otot
(RI).
kontraksinya agonis
dan
pilihan
untuk
bagi
penderita
maupun
berkontraksi. Fasilitasi kontraksi pada
fisioterapis untuk menggunakan teknik
otot agonis menyebabkan otot antagonis
yang
menjadi rileks. Otot antagonis ini adalah
fleksibilitas otot hamstring. Namun
otot target yang akan di stretching.
terdapat keuntungan yang lebih dari
Setelah otot target terinhibisi sehingga
metode 19
sesuai
untuk
pelatihan
meningkatkan
AIS,
pada
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.2 : 11-22, Agustus 2015
pelaksanaannya AIS dapat dilakukan secara
mandiri,
sehingga
SIMPULAN
dapat
Berdasarkan analisis data intervensi
dilakukan baik untuk atlet ataupun non
penelitian yang telah dilakukan dapat
atlet yang menderita HMTs tanpa perlu
disimpulkan bahwa:
pendampingan dari seorang fisioterapis. Selain
itu
AIS
memiliki
1. Penggunaan metode Active isolated
2
keunggulan
untuk
meningkatkan
fleksibilitas
dan
menurunkan
stretching
(AIS)
meningkatkan
efektif
fleksibilitas
untuk otot
hamstring pada penderita hamstring
tightness11. Keunggulan yang pertama,
muscle tightness (HMTs).
AIS pada pelaksanaannya tidak akan
2. Penggunaan metode Hold Relax
memicu teraktifasinya stretch reflex, karena apabila stretch reflex teraktifasi
Stretching
maka otot yang di stretching akan
meningkatkan
memberikan pertahanan dengan cara
hamstring pada penderita hamstring
mengkontraksikan otot tersebut dan
muscle tightness (HMTs).
mengganggu
proses
penguluran.
merupakan
untuk
fleksibilitas
otot
stretching (AIS) dan hold relax
ini menggunakan respon reciprocal yang
efektif
3. Penggunaan metode active isolated
Keunggulan yang kedua, metode AIS
inhibition
(HRS)
stretching (HRS) sama efektif untuk
respon
meningkatkan
neurofisiologis yang terjadi saat otot
fleksibilitas
otot
hamstring pada penderita hamstring
berkontraksi, maksudnya pada saat otot
muscle tightness (HMTs).
secara aktif berkontraksi (agonis) maka DAFTAR PUSTAKA
otot berlawanannya (antagonis) akan menerima
sinyal
untuk
relaksasi.
1. Nelson, A.G. dan Kokkonen, J. 2007.
Dengan tahanan 2 detik saat otot agonis
Stretching Anatomy. Human Kinetic.
berkontraksi maka tidak akan memicu stretch
reflex
dari
otot
USA.
antagonis 2. Kisner, C. dan Colby, L.A. 2007.
sehingga otot memanjang dengan lebih aman12,13.
Therapeutic Exercise : Foundations and Techniques 5 Edition. F.A. Davis Company. Philadelphia.
20
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.2 : 11-22, Agustus 2015
8. Ahmed, H. Iqbal, A. Anwer, S. and
3. Longo A. 2009. Active Isolated Stretching : An Investigation of the
Alghadir,
Mechanical
modified hold-relax stretching and
Mechanisms.
Brock
2015.
Effect
of
static stretching on hamstring muscle
University. Kanada.
flexibility. J. Phys. T 536 her. Sci.
4. Adler, S.S. Beckers, D. and Buck, M.
Vol. 27, No. 2, 2015
2008. PNF in Practice an illustrated 9.
and guide third edition. Springer.
Merrill, S. 2013. Principles Of Autogenic And Reciprocal Inhibition.
Germany.
Diakses
5. Marino, J. Ramsey, J.M. Otto, R.M.
Exercise,
A.
Ebrahimian,
10. Fakhrana. 2014. Active Isolated
M.
Stretching (AIS) Lebih Baik Dari Passive
2013. Comparing Hold Relax –
in
Management
Stretching
Dalam
Mengurangi Tightness Hamstring.
Neuromuscular
Skripsi. Universitas Indonusa Esa
Facilitation and Static Stretching Techniques
URL:
q546240.aspx
Mohamadi, M. and Hasanpour, A.N.
Proprioceptive
from:
2015.
contraction-Can-explain-me-
33(5)
Supplement 1 :S10. 6. Ghanbari,
Juni
PNF-hold-relax-hold-relax-agonist-
on flexibility. Medicine and Science and
24
http://answers.acefitness.org/I-doubt-
of active isolated vs static stretching
Sports
pada
Available
and Wygand, J.W. 2001. The effects
in
A.
Unggul
of
Hamstring Tightness. Indian Journal
11. Liemohn, W. Mazis, N. and Zhang,
of Physiotherapy and Occupational
S. 1999. Effect of active isolated and
Therapy. Vol. 7, No. 1. 126-129.
static stretch training on active straight
7. Irfan, M dan Natalia. 2008. Beda
Relax
And
Jurnal
performance.
Exercise, 31(5) SupplementS116.
Stretching
Terhadap Penambahan Panjang Otot Hamstring.
raise
Medicine and Science in Sports and
Pengaruh Auto Stretching Dengan Contract
let
12. Guttzeit
Fisioterapi
Susan.
2015.
Active
Isolated Stretching. Diakses pada 23
Indonusa Vol. 8 No. 1 April 2008.
Mei 2015. Available from: URL: http://www.aisnorthwest.com/ais.htm l 21
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.2 : 11-22, Agustus 2015
13. Marino, J. Ramsey, J.M. Otto, R.M. and Wygand, J.W. 2001. The effects of active isolated vs static stretching on flexibility. Medicine and Science in
Sports
and
Exercise,
33(5)
Supplement 1 :S10.
22