PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVE LEARNING SMA AL-MAZYYAH CIANJUR Ajat Sudrajat 08.21.0233
[email protected] STKIP SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK Penelitian ini berjudul pembelajaran berbicara menggunakan metode Active learning di SMA Al-Mazyyah Cianjur tahun ajaran 2011/2012 Berdasarkan judul diatas peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah keterampilan berbicara siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode Active Learning. dan Bagaimana keefektifan pembelajaran siswa setelah menggunakan metode Active learning. Adakah perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah diterapkannya pembelajaran berbicara menggunakan metode Active Learning. Adapun tujuan dari penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran berbicara sebelum dan sesudah menggunakan metode Active Learning. dan Untuk mengetahui keefektifan berbahasa siswa dalam pembelajaran berbicara sebelum dan sesudah menggunakan metode Active Learning. Untuk mengetahui adakah perbedaan yang signifan sesudah menggunakan metode Active Learning. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif ini digunakan untuk menguraikan atau mendeskripsikan segala kejadian yang berlangsung, dengan cara mengumpulkan data-data lalu ditafsirkan sesuai dengan prosedur penilaian yang berlaku dalam tes evaluasi keterampilan dan untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar dengan menggunakan metode Active Learning dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut : keterampilan dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode Active Learning. dan dengan menggunakan metode Active Learning akan mampu menghidupkan suasana belajar yang menyenangkan bagi para siswa. Dan akan Terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah menggunakan metode Active Learning Kata Kunci : Berbicara, Metode Active
Learning PENDAHULUAN
Salah satu asfek keterampilan berbahasa yang sangat penting peranannya dalam upaya melahirkan generasi masa depan yang cerdas, kritis, kreatif dan berbudaya adalah keterampilan berbicara. Dengan menguasai keterampilan berbicara peserta didik akan mampu mengekpresikan pikiran dan perasaannya secara cerdas sesuai dengan konteks dan sistuasi pada saat berbicara.keterampilan berbicara juga mampu membentuk generasi masa depan yang kreatif mampu melahirkan tuturan dan ujaran yang komunikatif, jelas, runtun dan mudah dipahami. Selain itu keterampilan berbicara juga akan mampu melahirkan generasi yang kritis karena memiliki kemampuan untuk mengemukakan pendapatnnya. Namun harus diakui secara jujur keterampilan berbicara dikalangan siswa sekolah menengah atas masih belum sesuai seperti apa yang diharapkan.Pembelajaran bahasa indonesia yang diberikan pada siswa meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keterampilan berbicara merupakan salah satu aspek pembelajaran bahasa indonesia, keterampilan ini menjadi hal penting untuk dikuasai karena berbicara adalah cara untuk
untuk berkomunikasi secara lisan dengan orang lain. Berbicara merupakan alat komunikasi yang pertama dan utama dapat dilakukan manusia sejak dulu. Bahkan setelah tulisan ditemukan sekalipun, tetapi berbicara merupakan alat komunikasi yang dominan. Dengan berbicara orang dapat mengungkapkan maksud dan tujuan secara langsung dan dengan berbicara pula orang dapat memenuhi kebutuhannya, hasil penelitian pada waktu kita bangun berada dalam kegiatan komunikasi dan dapat dipastikan sebagian besar komunikasi tersebut dilakukan melalui lisan (Rahmat.1994:2). Kemampuan berbicara bisa merupakan bakat , akan tetapi kemampuan berbicara baik memerlukan pengetahuan dan latihan. Orang sering memerhatikan cara dan bentuk pakaian yang akan dikenakannya, agar kelihatan pantas, tapi orang sering lupa memperhatikan cara dan bentuk pembicaraan selayaknya dilakukan berbagai upaya untuk menemukan cara belajar berbicara yang benar. Untuk mendapatkan keberhasilan dalam pembelajaran bahasa metode merupakan salah satu komponen yang harus diperhatikan, dilain pihak metoda belajar mengajar bahasa berkembang sejalan dengan berkembangnya 1
kebutuhan akan bahasa perkembangan dari waktu kewaktu dilakukan untuk menemukan metoda yang cocok dalam pengajaran dan pembelajaran bahasayang dapat menerangkan aktivitas siswa dianggap lebih aktif, salah satunya menggunakan metode (Active Learning) sebuah metode yang didasari oleh proses berpikir aktif sehingga mampu berbicara dengan baik.kemampuan yang menitik beratkan kepada keaktifan siswa merupakan suatu langkah tepat karena kemampuan berbicara siswa akan terlihat jelas, dari pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan keefektifan siswa dalam berbicara secara baik khususnya melalui metode Active Learning. KAJIAN TEORI DAN METODE Pembelajaran merupakan saran untuk memungkinkan terjadinya proses belajar dalam arti perubahan prilaku individu melalui proses mengalami suatu yang diciptakan dalam rancangan belajar mengajar. Tidak semua proses belajar mengajar terjadi karena adanya proses pembelajaran dari pengalaman diri sendiri.pembelajaran dalam penelitian ini adalah sarana yang dipilih guru dalam mengajar dengan memberikan pengalaman-pengalaman tertentu sehingga siswa dapat menangkap kesan yang lebih tentang inti pelajaran yang diberikan. Pembelajarannya dapat ditemukan berdasarkan kondisi-kondisi tertentu yang berkaitan dengan situasi kelas, sarana yang tersedia, alokasi waktu, dan kandungan materi.salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan pembelajaran ialah bahan pembelajaran. Tidak di pungkiri bahwa hal-hal yang berkaitan dengan bahanpembelajaran juga terdapat dalam kurikulum akan tetapi, bila diperhatikan kurikulum hanya hanya memuat garis-garis besar saja karena kurikulum hanya mencantumkan pokok-pokoknya saja.agar pengembangan kurikulum sesuai dengan yang diharapkan maka guru perlu memahami kriteria bahan ajar yaitu bahan pembelajaran harus mampu mengenal dan memahami manusia secara lebih baik, bahan pembelajaran siswa harus mampu menghayati kehidupan secara baik, bahan pembelajaran sebaiknya dipilihkan yang memungkinkan pekerjaan siswa berkembang dengan baik, bahan pembelajaran hendaknya menunjang pemahaman yang lebih baik terhadap kebudayaan pada umumnnya dan Berdasarkan fungsi diatas berbicara memiliki tujuan:
kebudayaan nasional pada khususnya. Dengan kata lain pembelajaran ialah suatu proses komunikasi antara pelajar,pengajar, dan bahan ajar (Ruswandi, 2008:11).Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Dalam kegiatan berbicara seseorang akan memperhatikan hal-hal berhubungan dengan cara berkomunikasi tersebut. Keterampilan berbicara merupakan kegiatan berbahasa yang berupa komunikasi dua arah.dalam komunikasi dua arah ini seseorang akan lebih yakin yang diungkapkannya dapat dipahami oleh lawan bicara. Namun, kenyataan tersebut tidaklah demikian. Banyak orang yang merasa sulit untuk mengungkapkannya apa yang diinginkannya lebibh-lebih dalam acara resmi komunikasi berbicara ini akan terasa sulit dibicarakan.berbicra sering diartikan sebagai kegiatan bercakap-cakap yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari hanya kegiatan berbicara yang dimaksud dalam tulisan ini merupakan kegiatan berbicarasebagai mana yang dilakukan kita sehari-hari. Yang dimaksud kegiatan berbicara dalam tulisan ini adalah suatu upaya komunikasi yang hasil guna. Ada begitu banyak orang memberikan batasan tentang pengertian berbicara seorang linguis berkata ‘speaking is languange’ berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak yang hanya didahului keterampilan menyimak, dan pada masa tersebut keterampilan berbicara atau berujar dipelajari, berbicara berkaitan erat dengan perkembangan kosa kata yang diperoleh anak melalui kegiatan menyimak dan berbicara. Sedangkan menurut tarigan (1990:149) Berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan.kaitan pesan dan bahasa lisan sebagai penyampaian sangat erat. Melalui berbicara orang menyampaikan informasi melalui ujaran kepada orang lain. Fungsi berbicara yaitu sebagai alat komunikasi yang penjabarannya adalah sebagai berikut. a. Menympaikan informasi b. Mendidik c. Menghibur d. Mempengaruhi
2
a. b. c. d.
a. b. c. d. a. b. c. d.
Perubahan sikap Perubahan pendapat Perubahan prilaku Perubahan prilaku Tujuan berbicara menurut H,G Tarigan (1981 : 15) adalah untuk berkomunikasi agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif maka sang pembicara memahami segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan, dia harus mampu mengevaluasi efek-efek komunikasi terhadap para pendengar dia harus mengetahui prinsip yang mendasari segala situasi pembicaraan yang baik secara umum maupun perorangan. Sedangkan menurut Drs. Djago Tarigan (1991138) berbicara adalah: Berbicara menginformasikan Berbicara menstimulus Berbicara meyakinkan Berbicara menggerakan Sedangkan berdasarkan metoda penyampaian, berbicara terdiri atas empat jenis, yaitu: Berbicara mendadak Berbicara berdasarkan catatan kecil Berbicara berdasarkan hapalan Berbbicara bardasarkan naskah Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas berbicara berbicara tentanng faktor-fakyor yang mempengaruhi efektifitas berbicara, maka kita berbicara tentang situasi, bahasa, dan penyimak sebagai komponen-komponen yang mempengaruhi efektifitas berbicara berbicara dilakukan dalam usaha menciptakan suasana komunikatif,untuk itu perlu adanya penyimak. Untuk berbicara secara efektif. Pembicara dan penyimak harus menguasai bahasa yang sama ketika komunikasi itu berlangsung. Kemampuan pembicara dalam menggunakan bahasadapat ditinjau dari kemampuan linguistiknya meliputi aspek fonologis, gramatis, kosakata atau leksikal yang berlaku dalam bahasa tersebut. Untuk melihat sejauh mana keberhasilan dalam berbicara disini juga akan diuraikan syaratsyarat berbicara antara lain: 1) Membutuhkan paling sedikit dua orang. 2) Memakai bahasa yang mudah dipahami orang lain. 3) Menerima atau mengakui suatu daerah referensi umum. 4) Menghubungkan setiap pembicara dengan yang lainnya dan kepada lingkungannya dengan segera. 5) Berhubungan atau berkaitan dengan masa kini. 6) Hanya melibatkan perlengkapan yang berhubungan dengan suara/bunyi bahasa dan pendengaran. 7) Tidak pandang bulu menghadapi serta memperlakukan apa yang nyata dan apa yang diterima sebagai dalil. 8)
mempergunakan suatu sandi yang linguistik yang dipahami bersama demikian Brooks telah mengetengahkan delapan butis prinsip atau ciri suatu pembicaraan yang wajar yang setiap hari kita lakukan dalam komunikasi dengan orangorang di sekeliling kita (Tarigan, 1985:16-17) Pembelajaran aktif (Active Learning) adalah istilah umum suatu pendekatan pembelajaran secara luas diterima di seluruh dunia sebagai prakti terbaik terbaik (best practice) pembelajaran aktif merupakan proses pembelajaran dimana seorang guru harus dapat menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan juga mengemukakan gagasannya. Keaktifan ini sangat penting untuk membentuk generasi yang kreatif.pembelajaran aktif merupakan sesuatu dimana siswa dimungkinkan untuk lebih banyak melakukan pertanyaan daripada hanya mendengarkan saja. Pembelajaran merupakan cara pembelajaran yang tidak dapat ditunda lagi untuk dapat diimplementasikannya pada anak didik kita. Untuk menghindari perbedaan interpretasi dalam penelitian ini, penelitian mendefinisikan metode yang terkait dalam penelitian dalam penelitian ini variabel-variabel yang dimaksud yakni sebagai berikut: 1) Pendekatan Active Learnig adalah metode diskusi gaya tim. 2) Definisi gaya tim dalam penelitian ini adalah metode pengelompokan siswa saat berdiskusi. 3) Metode imajinasi merupakan metode yang menggunakan latihan konsentrasi atau disebut juga olah imajinasi dengan melakukan relaksasi yang akan membersihkan pikiran-pikiran yang ada pada saat itu dalam bentuk siswa. 4) Kegiatan berbicara dalam penelitian merupakan pembelajaran berbicara didepan kelas mengenai pengalaman yang sudah dialami atau yang ingin dipertanyakan. 5) penelitian ini menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) mata pelajaran bahasa indonesia. Pendekatan pembelajaran Active Learning pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didk ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu anak karena merekalah yang akan belajar.pembelajaran aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi 3
1.
2. 3.
a. b. c. d.
yang mereka miliki. Disamping itu pembelajaran aktif juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran HASIL DAN PEMBAHASAN Penulis dalam melakukan penelitian dan pembahasan menggunakan metode deskriftif. Metode ini digunakan untu menguraikan atau mendeskripsikan segala kejadian pross berlangsunya dengan cara mengumpulkan data, lalu ditafsirkan sesuai prosedur penelitian yang berlaku dalam tes/evaluasi keterampilan berbicara, pemilihan metode deskriftif ini juga didasarkan pada kenyataan bahwa kriteria penelitian yang mengukur keterampilan berbicara cukup sulit dilaksanakan, meskipun kegiatan berbicaraini dapat dilihat sevara langsung. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik yang dapat membantu mewujudkan pelaksanaan penelitian. Adapun teknik yang digunakan adalah: Studi pustaka, adalah teknik yang digunakan untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti sebagai sumber acuan dalam mengkaji kemampuan berbicara siswa. Observasi, adalah pengamatan langsung dalam pembelajaran berbicara. Tes, adalah alat ukur yang diberikan kepada individual untuk mendapatkan jawaban yang diharapkan, dalam penelitian ini menggunakan tes berbicra siswa Dalam penelitian ini penulis melakukan evaluasi berupa tes lisan dengan menugaskan siswa untuk berbicara didepan temannya untuk mengungkapkan pengalaman dirinya, dalam penelitian ini adalah pretes dan postes. Penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menyerap materi pembelajaran berbicara. Prosedur test yang dilaksanakan adalah tes awal atau pretes dan tes akhir postes. Sedangkan instrumen tes yang digunakan pada kedua jenis tes tersebut adalah sama. Teknik uji statistik atau teknik analisis kualitatif, yakni untuk menganalisis penguasaan materi pembelajaran melalui pretes dan postes dilakukan dengan langkah berikut ini : Vokal dan konsonan Intonasi Kosakata /kalimat Sistematika/ukuran kalimat
e. Kelancaran/kewajaran f. Penampilan dan gaya Skor rata-rata : 452,8 6 = 75,4 SIMPULAN Berdasarkan penelitian yang penulis laksanakan yaitu tentang pembelajaran berbicara menggunakan metode Active Learning efektif digunakan dalam pembelajaran berbicara hal ini dapat dilihat bsrdasarkanpenelitian bahwa kemampuan berbicara siswa dal vokal dan konsonan, intonasi, kosakata atau kalimat, kelancaranatau kewajaran dan gaya atau penampilan mengalami perubahan yang lebih. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kemampuan berbicara siswa sebelum tes (pretes) adalah 62,9 kemudian setelah menggunakan pendekatan Active Learning nilai rata-rata kemampuan berbicara siswa mengalami peningkatan yaitu 75,4 dengan kualifikasi baik
DAFTAR PUSTAKA Arikunto,S.1997. Prosedur penelitian, Jakarta: Rineka,Cipta Chaer, abdul. 2003.Linguistik umum.Bandung: Rineka Cipta G.Maidar, Arsyad. 1987. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia : Jakarta Gelora Aksara Pratama Silberman, L.Melvin 2004. Active Learning. Jakarta: Nusa, Media Tarigan, H.G 1998 Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa Bandung : Angkasa Yasmin, Martinus, 2003 Strategis Pembelajaran Berbasis, Kompetensi, Jakarta : Gaung Persada Press. Tariagan , HG. 1998 Berbicara. Bandung: Angkasa 4
5