Menyibak Kegelapan: Kapan Sebuah Hari Dimulai? Lusifer, musuh Yahuwah, telah mencuri penyembahan milik Sang Pencipta dengan mengubah kalender yang digunakan untuk menemukan Sabat hari ketujuh. Tapi bukan hanya itu saja yang diubahnya. Dia juga bahkan telah mengganti kapan sebuah hari dimulai! "Hari" moderen 24 jam dimulai pada tengah malam. Orang-orang Yahudi dan pemelihara Sabat-Sabtu memulai hari-hari Sabat mereka pada hari Jumat malam saat matahari terbenam. Namun, Alkitab mengungkapkan kapan sebuah hari dimulai dan ini bukan tengah malam atau kala matahari terbenam. Minggu Penciptaan dimulai ketika Sang Pencipta berkata, "Jadilah terang!" Hari pertama dari minggu pertama dunia itu dimulai dengan penciptaan terang. Dan Elohim memisahkan terang dari gelap. . . . Elohim menamai terang itu Hari, dan kegelapan itu dinamakan Malam. Maka petang dan pagi itulah hari pertama. (Lihat Kejadian 1: 4-5). Ketika Yahuwah memisahkan terang dari gelap, Dia menamai terang itu "Hari" dan kemudian Dia menetapkan bahwa dalam sebuah "hari" terdiri dari petang dan pagi: "Maka petang dan pagi itulah hari pertama." (Kejadian 1: 5, KJV) Ketika Musa menulis kitab Kejadian, ia tidak kekurangan kata "malam." Dalam Kejadian, ia mendefinisikan sebuah “hari” mencakup kedua transisi waktu, petang dan pagi. Jika hari dimulai pada tengah malam atau saat matahari terbenam, Musa tidak akan menulis bahwa petang dan pagi adalah keseluruhan bagian dari sebuah “hari”. Imamat 23:32 adalah ayat Alkitab utama yang digunakan untuk mendukung "hari" berawal pada saat matahari terbenam: "Dari matahari terbenam sampai matahari terbenam, kamu harus merayakan Sabatmu." (Imamat 23: 32b, KJV)
Bila ayat tersebut dibaca secara konteks, akan menjadi jelas bahwa kata itu tidak dapat diterapkan pada setiap hari atau bahkan Sabat hari ketujuh. Imamat 23: 26-32 memuat arahan Yahuwah mengenai Hari Pendamaian. Jika setiap hari mulai dengan petang, Dia tidak perlu memberitahu orang-orang Israel untuk memulai perayaan Hari Pendamaian pada petang sebelumnya. "Hari Pendamaian" terbentang pada dua tanggalan kalender: tanggalan sembilan dan sepuluh. "Akan tetapi pada tanggal sepuluh bulan yang ketujuh itu ada hari Pendamaian:... Itu harus menjadi suatu sabat, hari perhentian penuh bagimu, dan kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa. Mulai pada malam tanggal sembilan bulan itu, dari matahari terbenam sampai matahari terbenam, kamu harus merayakan sabatmu." (Imamat 23:27, 32, KJV) Jika hari dimulai pada petang, Musa cukup diberitahu: "Hari Pendamaian adalah hari kesepuluh pada bulan ketujuh." Hari dimulai dengan datangnya cahaya. Petang tidak memulai hari kesembilan. Juga petang tidak memulai hari lainnya, termasuk Sabat hari ketujuh. Matahari diberikan untuk mengatur hari. Hari dimulai dengan datangnya terang dan berakhir ketika tidak ada cukup cahaya matahari untuk menjadi terang. Berabad-abad kemudian Sang Juruselamat bertanya, "Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari?" (Yohanes 11: 9, KJV). Tak seorangpun membantah-Nya! Semua orang mengetahui bahwa hari dimulai dengan datangnya terang. Jam-jam satu hari dibagi sama rata dua belas bagian, seperti yang ditunjukkan pada jam matahari. Jam-jam lebih panjang di musim panas, dan lebih singkat di musim dingin, tapi setiap hari hanya memiliki 12 jam. Catatan Injil tentang penyaliban, penguburan dan kebangkitan Yahushua mendukung bahwa hari dimulai saat fajar menyingsing. "Pada penghujung hari Sabat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, datanglah Maria Magdalena dan Maria yang lain, untuk menengok kubur itu." (Matius 28: 1, KJV) Hari pertama dalam minggu itu tidak akan dimulai sampai terang mulai muncul di langit bagian Timur. Demikian juga, pada petang setelah penyaliban, hari Sabat tidak dimulai saat matahari terbenam. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa para imam dan penguasa tidak ingin mayat-mayat tetap tergantung di kayu salib selama hari Sabat:
Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib (sebab Sabat itu adalah hari yang besar) maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yahushua; tetapi ketika mereka sampai kepada Yahushua dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya. (Lihat Yohanes 19: 31-33) Kematian melalui penyaliban pada umumnya memerluhkan waktu sampai beberapa hari. Maksud keseluruhan dari mempercepat kematian korban yaitu agar dapat diturunkan dari kayu salib sebelum hari Sabat dimulai pada saat matahari menyingsing esok harinya. Menjelang malam datanglah seorang kaya, orang Arimatea, yang bernama Yusuf dan yang telah menjadi murid Yahushua juga. Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat Yahushua. Pilatus memerintahkan untuk menyerahkannya kepadanya. Dan Yusufpun mengambil mayat itu, mengapaninya dengan kain lenan yang putih bersih, lalu membaringkannya di dalam kuburnya yang baru, yang digalinya di dalam bukit batu, dan sesudah menggulingkan sebuah batu besar ke pintu kubur itu, pergilah ia. (Lihat Matius 27: 57-60) Ini membutuhkan waktu lama!
Yusuf pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat tersebut. (Matius 28:58) Pilatus tidak percaya Yahushua bisa mati begitu cepat dari proses yang biasanya berlangsung selama beberapa hari. Dia mengirimkan prajurit untuk mengkonfirmasi kematian Yahushua. (Markus 15: 44, 45) Yusuf pergi dan membawa kain kafan, kembali ke Golgota dan mengambil mayat. (Markus 15:46) Nikodemus tiba dengan membawa 100 pon dupa damar dan gaharu untuk mempersiapkan mayat dimakamkan. (Yohanes 19:39) Jenazah itu kemungkinan dimandikan sebelum dikafani dengan "lembaran kain linen dan dibubuhi rempah-rempah." (Yohanes 19:40) Jenazah itu kemudian dibaringkan di makam milik Yusuf sendiri yang letaknya tidak jauh. (Matius 27:59, 60)
Ini adalah proses yang sangat panjang yang memakan waktu sepanjang malam. Hari Sabat tidak dimulai pada "malam" karena di saat yang sama pertama-tama Yusuf Arimatea pergi ke Pilatus untuk memohon mayat! Sementara itu hari mulai malam, dan hari itu adalah hari persiapan, yaitu hari menjelang Sabat. Karena itu Yusuf, orang Arimatea, seorang anggota Majelis Besar yang terkemuka, yang juga menanti-nantikan Kerajaan Yahuwah, memberanikan diri menghadap Pilatus dan meminta mayat Yahushua. (Lihat Markus 15: 42-43) Pekerjaan penguburan Sang Juruselamat berakhir ketika hari Sabat dimulai saat hari mulai menyingsing.
Hari yang Alkitabiah berawal pada saat fajar, dengan merebaknya cahaya matahari sebelum matahari terbit.
"Dan sesudah ia [Yusuf Arimatea] menurunkan mayat itu, ia mengafaninya dengan kain lenan, lalu membaringkannya di dalam kubur yang digali di dalam bukit batu, di mana belum pernah dibaringkan mayat. Hari itu adalah hari persiapan dan sabat hampir mulai." (Lukas 23:53, 54, KJV) "Ungkapan yang diterjemahkan 'hampir mulai' dalam ayat ini, adalah kata Yunani, (epiphosko) Definisinya adalah: "Saat bermulanya terang mereka: -bermulanya fajar”. Ini adalah bentuk dari # 2017,... (Epiphauo), yang berarti 'untuk menerangi... memberi cahaya’." Karena mereka menunggu sampai petang menjadi malam untuk memulai proses meminta izin untuk mengambil mayat, menurunkan, membersihkan dan mengafani, dan pekerjaan lainnya, semuanya itu menghabiskan waktu sepanjang malam. Mereka belum selesai sampai hari Sabat dimulai yaitu kala fajar mulai menyingsing." (eLaine Vornholt and L. L. Vornholt-Jones, The Great Calendar Controversy, hal. 40.) Hal pertama yang dibuat Yahuwah setelah menciptakan terang, adalah memisahkan terang dari gelap. Dia lalu menamai dua bagian berbeda yang Dia telah pisahkan. Bagian yang terang Dia namakan "Hari" dan bagian gelap Dia namakan "Malam." Sudah menjadi prinsip Alkitab bahwa apa yang Yahuwah telah persatukan, tidak boleh dipisahkan oleh manusia. (Lihat Markus 10: 9). Demikian juga, apa yang Yahuwah telah pisahkan, tidak boleh dipersatukan oleh manusia. Menyatakan hari dimulai pada tengah malam atau pada saat matahari terbenam adalah menggabungkan apa yang telah dipisahkan oleh Sang Pencipta. "Pada akhir zaman setiap ketetapan ilahi harus dipulihkan kembali. Pelanggaran yang dibuat dalam hukum pada saat hari Sabat diubah oleh manusia, harus diperbaiki.... Umat sisa [Yahuwah], berdiri di hadapan dunia sebagai agen reformasi, untuk menunjukkan bahwa hukum... [Yang Mahakuasa] adalah dasar dari semua reformasi yang abadi dan bahwa hari Sabat sebagai hukum yang keempat harus berdiri sebagai peringatan penciptaan, pengingat tetap dari kuasa... [Sang Pencipta]. Dalam garis yang jelas dan nyata mereka harus menampilkan perlunya ketaatan kepada semua ajaran Dasa Titah. Diperkuat oleh kasih... [Yahushua], mereka akan bekerja sama dengan-Nya untuk membangun tempat-tempat yang rusak. Mereka menjadi "yang memperbaiki tembok yang tembus", "yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni". (E. G. White, Patriarchs and Prophets, hal. 678) Lusifer menyombongkan diri dengan "mengubah waktu dan hukum." (Daniel 7:25, KJV) Dengan mengubah hari ibadah, kalender yang digunakan untuk menemukan hari itu, dan bahkan kapan hari dimulai, dia telah mencuri penyembahan yang merupakan hak milik Sang Pencipta. Melangkalah keluar dari kesalahan dan tradisi. Bergabunglah dengan para pencari kebenaran dari seluruh dunia yang mengembalikan kebenaran hari Sabat yang sejati. Hari-hari Sabat-Ku harus kamu pelihara, sebab itulah peringatan antara Aku dan kamu, turun-temurun, sehingga kamu mengetahui, bahwa Akulah Yahuwah, yang menguduskan kamu. (Lihat Keluaran 31:13.)
Klik di sini untuk menonton videonya!
Konten terkait:
Video Kalender Yahuwah Hari Sabat Lunar│Dalam Pembelaannya Bagian 3