Menyahuti program pencapaian percepatan swasembada daging sapi 2010 di Provinsi Sulawesi Tengah Abd . Halim Madaali Kepala Sub Dins Peternakan, Dinas Peternakan dan Perkebunan Provinsi Sulawesi Tengah
Pendahuluan La tar Belakang
Sulawesi Tengah, secara geografis mempunyai luas wilayah sekitar kurang lebih 68 .033 km2, dengan jumlah penduduk saat ini kurang lebih 2.469 .683 jiwa. Penduduk ini tersebar di 10 wilayah Kabupaten dan Kota, dengan jumlah Kecamatan 135, jumlah desa 1 .465, yang ada dibawah tingkat pemerintah terendah (Kelurahan) sebanyak 136 . Peran pembangunan Subsektor peternakan di Sulawesi Tengah, memiliki usaha yang sangat potensial, karena adanya padang pengembalaan sekitar 130 .955 Ha. Sehingga dengan luas lahan tersebut, potensi pakan ternak dari limbah pertanian berupa jerami padi diperkirakan sebanyak 227 .509,6 ton yang dapat di pergunakan sebagai pakan temak sebanyak 325 .269 unit ternak. Dalam rangka mendukung pencapaian P2SDS, peran pengembangan peternakan adalah pengembangan wilayah berdasarkan komoditas unggulan, pengembangan kelembagaan petani peternak dan peningkatan usaha peternakan . Adapun luas padang pengembalaan dan kebun hijauan makanan ternak (hmt) yang tersedia di Propinsi Sulawesi Tengah tahun 2007, secara rinci disajikan pada Tabel 1, berikut. Visi dan Misi
1 . Adapun Visi yang diemban oleh Dinas Peternakan Propinsi Sulawesi Tengah hari ini dan kedepan adalah, terwujudnya kesejahtraan masyarakat melalui penyediaan protein hewani dan lapangan kerja di bidang peternakan dan kesehatan hewan dalam mendukung keamanan, ketentraman dan kedamaian yang lestari di wilayah Sulawesi Tengah . 2 . Misi kedepan peternakan di Sulawesi Tengah, mempokuskan pada beberapa andalan yaitu : a) Peningkatan produksi dan produktivitas ternak rakyat sesuai kebutuhan pasar b) Pengendalian dan penanggulangan wabah penyakit hewan strategis dan c) Pemanfaatan investasi peternakan dan industri pengolahan produk hasil ternak d) Pemanfaatan dan kelestarian plasma nutfah hewan ternak spesifik daerah e) Perlindungan dan pelestarian kesehatan lingkungan masyarakat veteriner
13
fl
Tabel I
Pemenuhan pangan dan produk olahan asal temak yang asuh (aman, sehat, utuh dan halal) . Potensi Luas Padang Penggembalaan dan Kebun Hijauan Makanan Ternak pada Masing-masing Kabupaten di Sulawesi Tengah . Nama Kabupaten
Banggai Kepulauan Banggai Morowali Poso Donggala Tolitoli Buol Parimo Tojo Una una Palu Jumlah
Luas lahan (Ha) Padang Penggembalaan 6 .136 18 .486 29 .601 16 .653 20 .007 7 .800 7.722 11 .908 10 .933 754 130 .000
Kebun HMT 47 270 20 4 173 67 451 234 60 1 .326
Tujuan Pembangunan Peternakan di Sulawesi Tengah
Ada beberapa tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan peternakan di Sulawesi Tengah, yang terdiri atas : Tujuan
1 . Meningkatkan kualitas dan kuantitas bibit ternak 2 . Mengembangkan usaha budidaya untuk meningkatkan populasi dan produktivitas ternak 3 . Meningkatkan dan mempertahankan status kesehatan hewan 4. Meningkatkan jaminan pangan hewan yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan llalal) . Sasaran :
Adapun sasaran yang ingin dicapai, antara lain adalah : 1 . Meningkatkan ketersediaan bibit ternak , 2. Meningkatkan populasi dan produktivitas ternak ; 3 . Terkendalinya penyakit hewan menular
Keadaan Peternakan Saat Ini (2008) . Kondisi usaha peternakan yang ada diwilayah Propinsi Sulawesi Tengah saat ini, dari berbagai jenis peternakan (sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, babi, dan peternakan unggas serta itik secara rinci disajikan dalam Tabel 2, berikut :
14
Prosiding Seminar Nasionat Sapi Potong - Patu, 24 November 2008
Tabel 2
Keadaan Populasi Ternak di Sulawesi Tengah (2005 s/d 2007) . Jenis ternak
Sapi Kerbau Kuda Kambing Domba Babi Ayam Buras Ayam Potong Ayam petelur Itik
2005 187 .514 4 .461 3 .322 178 .434 2 .172 173 .538 2 .008 .549 2 .522 .000 376 .214 207 .272
Tahun (2005 - 2007) . 2006 189.145 4.491 3 .315 188 .362 2 .211 189 .229 2 .120 .288 2 .358 .000 376 .733 207 .272
2007 197 .794 4 .164 3 .227 206 .076 5 .651 169 .477 2 .265 .573 2 .670 .000 470.056 305 .902
Rata Rata Kenaikan (%) 0.1 -3 .47 -5,29 8,13 32,66 0,4 9,88 -0,16 2,07 15,04
Dinamika turun naik dan naiknya populasi berbagai jenis usaha peternakan di Sulawesi Tengah, yang senantiasa menunjukkan penurunan populasi adalah populasi ternak kerbau, populasi kuda, dan unggas (ayam potong) seperti diperlihatkan pada table 2 di atas . Kenaikan populasi domba naik dengan tajam, sementara populasi sapi yang merupakan andalan untuk memenuhi swasembada daging tahun 2010 naik sedikit, sehingga dalam periode tahun 2009 dan 2010 kita di wilayah Propinsi Sulawesi Tengah bekerja keras untuk memenuhi target tersebut. Walaupun kondisi populasi ternak di Sulawesi Tengah, masih ada pada batas normal populasinya, namun kita tetap harus bekerja keras untuk meningkatkan populasi ini, karena pada setiap tahunnya tingkat pemotongan dan pengeluaran ternak keluar tetap menjadi beban, sehingga permintaan tetap dipertahankan adanya . Produksi daging pada tahun 2007 di tingkat Propinsi Sulawesi Tengah tercatat cukup tinggi (13 .330 .535 ton). Untuk melihat secara rinci disajikan pada Tabel 3, berikut : Tabel 3
Produksi Daging Hasil Peternakan dari berbegai komoditi ternak (2007) .
Jenis Ternak Sapi Kerbau Kuda Kambing Domba Babi Ayam buras Ayam petelur Ayarn potong Itik Jumlah
Produksi Daging (Ton) 3 .264,843 39 .923 5 .670 591 .693 10 .114 2 .206.484 3 .235.559 244 .080 3 .606 .565 125 .604 13 .330 .535
Persentase (%) 24,49 0,29 0,04 4,44 0,07 16,55 24,27 1,83 27,05 0,94
Sementara pengeluaran ternak khususnya ke daerah Kalimatan Timur dan Kalimatan Selatan cukup tinggi. Untuk melihat kondisi pengeluaran ternak dari tahun 2005 sampai 2008 disajikan pada Tabel 4, berikut :
Prosiding Seminar Nasional Sapi Potong - Patu, 24 November 2008
15
Tabel 4
Volume pengeluaran ternak dari Sulawesi Tengah (2005 - 2008) . Tahun (2005 - 2008) (ekor)
Jenis Komoditi
2005 Sapi Potong 15 .825 Kerbau 599 Kuda 673 Kambing 2 .146 Domba 2 .080 Babi 22 .482 Keterangan : Data sampai November 2008 .
2006 12 .387 322 137 7 .111 37 .049
2007 11 .117 408 122 5 .019
2008 1 .198
Keterangan
Bila dibandingkan dengan pemasukan (impor) ternak, maka masih harus memperbaiki managemen atau tatalaksana pemeliharaan pada tingkat petani sehingga tingkat kelahiran populasi (induk) harus dioptimalkan . Untuk melihat kondisi pemasukan temak dari luar selama beberapa tahun terakhir (2005 s/d 2008), secara rinci disajikan pada Tabel 5, berikut : Tabel 5
Pernasukan Ternak di Propinsi Sulawesi Tengah (2005 s/d 2008) .
Jenis Komoditi Sapi Potong Kerbau Kuda Kambing Domba Babi
Tahun(2005- 2008)(ekor) 2005 202
2006 491
2007 2 .475 3
-
450
2008 1 .125
450
Jika dikaji secara rinci kebutuhan dari berbagai jenis ternak di dalam daerah dan .diluar, maka dapat dilihat pada Tabel 6, berikut : Tabel 6
Kebutuhan Ternak (dalam daerah dan luar daerah) tahun 2007 Jenis Ternak
Sapi potong Kerbau Kambing Domba Babi Ayam Pedaging Ayam Buras Ayam Petelur Itik Kuda
Dalam Daerah 25 .560 ekor 184 ekor 25 .765 ekor 519 ekor 32 .465 ekor 3 .535 .848 ekor 2 .968 .403 ekor 221 .891 ekor 124 .360 ekor 27 ekor
Luar daerah 11 .117 408 5 .019
Komsumsi hasil produksi peternakan, diluar produksi hasil perikanan yang dicapai di Propinsi Sulawesi Tengah tahun 2007, dari masing-masing komoditi adalah daging 4,14 kg/kapita/ tahun, Telur 3,01 kg/kapita/tahun, dan susu 7,18 kg/kapita/tahun . Sementara kebutuhan hasil produk peternakan berdasarkan Standar Nasional masing-masing adalah Daging 10,3 /kapita/ Thn, Telur 6,50 /Kapita/Thn, dan Susu 7,2 / Kapita/Thn . Kebutuhan dari produk hasil peternakan yang dicapai, masing-masing adalah, Daging baru 6,17 /kapita/Thn, Telur 4,38 /Kapita/Thn, dan Susu 6,78 / Kapita/Thn . Oleh sebab itu, Sulawesi Tengah kedepan masih harus bekerja keras . Walaupun dari komoditas susu telah mencapai, bahkan sudah melebihi standar, namun usaha peternakan sapi perah di Sulawesi Tengah, tetap kita akan pacu, selain untuk membuka lapangan kerja, juga diharapkan teknologi pemeliharaan yang hubungannya dengan peternakan sapi perah, minimal masyarakat dapat memeliharanya . 16
Prosiding Seminar Nasionat Sapi Potong - Palu, 24 November 2008
Kondisi Saranda dan Prasarana Penunjang Untuk mewujudkan pencapaian swasembada daging di tahun 2010, subdinas Peternakan Propinsi Sulawesi Tengah, mempunyai dan memiliki fasiltas sarana dan prasarana penungjang sebagaimana disajikan pada Tabel 7, berikut ini . Tabel 7
Fasilitas Sarana dan Prasarana penunjang dalarn Swasembada Daging 2010 . Sarana Gedung
Laboratorium Klinik hewan Pasar hewan RPH TPH Posyanak Pos keswan Pos IB Taman ternak
Jumlah 4 Unit 1 Unit 10 Unit 13 Unit 11 Unit 4 Unit 8 Unit 6 Unit 1 Unit
Tenaga Teknis IB
Jumlah
Inseminator PKB ATR Recorder Juru Keswan Paramedis Medis (drh) .
72 orang 16 orang 8 orang 10 orang 23 orang 72 orang 12 orang
Selain Sarana tempat dan tenaga yang telah siap, Dinas juga telah memiliki peralatanperalatan yang cukup untuk operasinalisasi ditingkat lapangan . Adapun data-data peralatan yang telah dipersiapkan disajikan dalam Tabel 8 . Tabel 8
Peralatan IB yang Dimiliki Dinas .
Jenis Barang Alat IB Container Operasional Container Lapangan Container Operasional Container Operasional Container Lapangan Container
Merk/Tipe Spesifikasi Chart Industries, Inc MVE SC 36 / 32, USA Chart Industries, Inc MVE SC 2 / 1, USA Taylor Wharton, 34 XTB - 11 M, USA Taylor Wharton, 34 XTB - 11 M, USA Taylor Wharton, 10 XTB - 11 M, USA Taylor Wharton, 3 XTLB - 5 S, USA DR 2 DIA REIKI K OGIO . C O . LTD
Kapasitas s (liter) 36 2 34 34 10 34 34
Jumlah (Buah) 8 32 5 1 7 2 14
Keterangan Baik Baik Baik Rusak Baik Baik Rusak
Ditinjau dari hubungan antara perkembangan populasi ternak penghasil daging dengan jenis penyakit yang mewabah di Propinsi Sulawesi Tengah, belum menjadi permasalahan yang serius karena dari beberapa jenis penyakit yang dikenal telah mewabah di daerah-daerah lain, sementara di Sulawesi Tengah masih terhindar, sebagaimana disajikan data tentang penyakit yang belum dan telah pernah muncul pada peternakan rakyat (Tabel 9).
Prosiding Seminar Nasional Sapi Potong - Palu, 24 November 2008
17
Tabel 9
Jenis Penyakit Hewan Menular yang pernah Jenis Penyakit
Brucellosis Fasciolosis Piroplasmosis ND Rabies Surra Salmonellosis
Jumlah Kasus 2006
Keterangan
2007
5 2 .516 4 16 .289 91 13 41
0 91 0 6.433 58 6 0
Anthrax Septecimia Epizootika 1 .645 Scabies 6.264 Kaskado 294 BEF 273 Hog Cholera 229 Gumboro 224 Avian Influenza 1 .142 Keterangan = Data sampai dengan bulan juni 2008
71 307 243 110 10 204 38
Belum tertular
Pernah Terjadi thn 1950
Setiap Saat Muncul Sudah tertular bin Agustus 2006
Khusus kasus penyakit flu burung di propinsi Sulawesi Tengah Tahun 2007/2008, terduga pernah mewabah di Kecamatan Palu Timur, Kecamatan Palu Selatan dan Kecamatan Palu Barat.
Isu Pengembangan Sub Sektor Peternakan
Di Propinsi Sulawesi Tengah, dalam hal issu pengembangan sub sector peternakannya yang menjadi issu utama adalah : • Kelangkaan bibit ternak • Adanya wabah brucelosis • Tingginya mobilisasi pengeluaran ternak (khususnya sapi potong) • Minimnya sarana dan prasarana pendukung kualitas dan kuantitas sumber daya manusia • Lemahnya tingkat pengawasan lalu Iintas ternak yang mencakup daerah-daerah yang jauh • Minimnya anggaran (apbn) yang dialokasikan karena status kelembagaan yang hanya setingkat subdin. Sehingga langkah-langkah pengembangan sub sector peternakan dalam mengantisifasi program swasembada pangan 2010, antara lain adalah: 1 . Intensifikasi pelayanan inseminasi buatan dan kawin alam 2 . Pelaksanaan program pemberantasan dan pengendalian penyakit hewan menular . 3 . Pembatasan aktivitas pengeluaran ternak (khususnya sapi potong) dengan menetapkan payung hukum sebagai dasar pengambilan tindakan . 4. Mengadakan kegiatan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas (sdm) aparat dan petugas
18
Prosiding Seminar Nasional Sapi Potong - Palu, 24 November 2008
5. Mereorganisir kembali petugas-petugas terkait serta menindakianjuti permasalahanpermasalahan yang ada di lapangan demi maksimalnya fungsi pengawasan di tingkat lapangan . 6. Mengambil langkah-langkah strategis dalam rangka memperkuat kelembagaan peternakan demi tercapainya program secara lebih terfokus, efektif dan efisien. Untuk mencapai sasaran, maka STRATEGI pengembangan dilakukan melalui beberapa cala, antara lain adalah : 1 . Pelaksanaan 7 langkah Operasional P2SDS (113, Kawin Alam, Penyediaan Bibit, Pakan lokal/integrasi, penanganan gangguan Reproduksi/Keswan, Kelembagaan dan SDM di Sul-Teng 2. Pelaksanaan Program Aksi Perbibitan 3 . Optimalisasi penggunaan bahan baku pakan lokal dan padang pengembalaan di Kabupaten 4. Pengendalian dan pemberantasan penyakit hewan menalur strategi Flu Burung .
Kesimpu lan Kesimpulan yang bisa dipetik dari pembahasan di atas, adalah : 1 . Tambahan kelahiran kegiatan reguler KA : 42.969 ekor dan . 1B 1 .493 ekor dan program percepatan KA : 9.366 ekor dan IB 3 .632 ekor 2. Berat karkas hasil IB : 266,8 Kg dan KA (Kawin Alami) : 14 1,1 Kg 3 . Untuk tercapainya swasembada daging kelahiran IB harus digemukkan 4 . Pemendekan jarak kelahiran melalui gertak birahi sehingga 2,5 tahun beranak 2 ekor (16 Bulan) .
Prosiding Seminar Nasionat Sapi Potong - Palu, 24 November 2008
19