Menurunnya pangsa komoditas curah Meningkatnya perrmintaan produk olahan Empat alasan (Coyle et al., 1998):
Pendapatan meningkat Perubahan dalam teknologi Perubahan dalam transportasi dan biaya Intervensi kebijakan dalam pasar pangan
Share of World Food Trade by Commodity Group 100%
80%
Other Food Processed Livestock Processed Crops Bulk Livestock Bulk Crops
60%
40%
20%
0% 1965 1968 1971 1974 1977 1980 1983 1986 1989 1992 1995 1998
Source: GTAP Time Series Data
Peningkatan pendapatan menyebabkan meningkatnya permintaan pangan olahan sebagai bagian diet Meningkatnya produksi peternakan dunia menyebabkan meningkatnya kebutuhan pakan ternak Meningkatnya aplikasi bio-energi menyebabkan meningkatnya kebutuhan sumber bahan baku berbasis pangan
Level I
Level II
Level III
Level IV
Cleaning Grading Storage
Ginning Milling Cutting Mixing
Cooking Pasteurization Canning Dehydration Freezing Extraction Assembly
Chemical alteration Texturization
Fresh fruits Fresh Vegetables Eggs
Cereal Grain Meats Spices Rubber Flour
Dairy Products Canned or frozen fruits and vegetables Tetiles and Garments
Instant foods Tires
Procurement
I st Generation Agriculture
2 nd Generation Agriculture
3 rd Generation Agriculture
Bibit/Benih
Barang/Hasil Pertanian
Hasil /Barang Industri Pertanian
Marketing
Keterkaitan antar generasi mendorong pertumbuhan sistem pertanian secara utuh Mampu memberikan multiplier effect secara ekonomi, sosial dan lingkungan Penyerapan tenaga kerja yang banyak Proses pemberian nilai tambah sumberdaya domestik sehingga memiliki keunggulan bersaing Mendorong tumbuhnya proses kreativitas dalam penciptaan inovasi pada setiap generasi Mendorong petumbuhan pembangunan pedesaan sebagai sentra produksi pertanian Mempermudah penelusuran pangkal masalah apabila generasi tertentu terjadi penyimpangan kualitas, kuantitas maupun kontinuitas Menciptakan alternatif budaya yang mendukung, diataranya menumbuhkan buidaya hemat/tidak boros dan saling mendukung Memanfaatkan peluang ekspor
Kemacetan yang diakibatkan permasalahan suatu generasi akan menghambat perkembangan generasi berikutnya, sehingga proses pemberian nilai tambah tidak terjadi secara optimal Kualitas dan tahapan sebelumnya akan mempengaruhi kualitas generasi sesudahnya Dibutuhkan biaya yang lebih banyak serta waktu yang cukup lama untuk mengkoordinasikan dan mensinergiskan antar generasi Dibutuhkan sumberdaya manusia yang berkualitas, sedangkan faktualnya sebagian besar pelaku usaha pertanian terutama petani mempunyai tingkat pendidikan yang rendah sehingga membutuhkan biaya dan waktu untuk merubah perilaku Dibutuhkan lingkungan bisnis kondusif yang diinisiasi dan dijamin pemeringah
Menurut USDA (Amanor-Boadu, 2005) nilai tambah dalam pertanian terbentuk ketika terjadi perubahan dalam bentuk fisik atau bentuk produk pertanian atau adopsi metode produksi atau proses penanganan yang bertujuan untuk meningkatkan basis konsumen bagi produk tersebut serta mendapatkan porsi yang lebih besar dari pengeluaran pembelanjaan konsumen yang tumbuh untuk produsen
Amamor-Boadu (2004) menyatakan bahwa inisiatif nilai tambah bisnis pada suatu rantai pasokan yang ada terjadi sebagai imbalan atas aktivitas yang dilakukan oleh pelaku usaha industri hilir pada suatu rantai pasokan. Ukuran imbalan tersebut secara langsung dan proporsional ditujukan untuk kepuasan konsumen. Imbalan tersebut berbentuk harga yang tinggi, peningkatan pangsa pasar, dan atau peningkatan akses pasar. Hal tersebut akan meningkatkan tingkat keuntungan bagi pelaku usaha.
Coltrain, Barton and Boland (2000) menyatakan bahwa terdapat dua tipe inisiatif nilai tambah, yaitu inovasi dan koordinasi. Inovasi meliputi aktivitas yang memperbaiki ”proses yang ada, prosedur, produk dan pelayanan atau menciptakan sesuatu yang baru” dengan menggunakan atau memodifikasi konfigurasi organisasi yang telah ada.
Peluang Nilai Tambah Dimensi
Inovasi
Koordinasi
Waktu
Kecepatan
Penyampaian Just in Time
Lokasi
Kenyamanan
Efisiensi
Bentuk
Logistik
Teknologi
Aliansi Strategik
Keamanan, Etika
Sistem Informasi
Motivator
Tranparansi
Produk/Pelayanan Proses/Metode Informasi Insentif
Pangan Eksotik
Pangan
Pangan Fungsional Reposisi Tradisional
Peluang Nilai Tambah Pertanian Kesehatan
Non Pangan
Industrial Hiburan / Pendidikan
Pangsa Pasar Agribisnis dalam Pembangunan Ekonomi Beberapa Negara Pangsa Pasar Terhadap PDB(%) Negara
Sektor Pertanian
Manufakturing dan Jasa dalam Pertanian
Seluruh Agribisnis
Pangsa Sektor Manufakturing dan Jasa dalam Agribisnis (%)
Filipina
21
50
71
70
India
27
41
68
60
Thailand
11
43
54
79
Indonesia
20
33
53
63
Malaysia
13
36
49
73
Korea Selatan
8
36
44
82
Chile
9
34
43
79
Argentina
11
29
40
73
Brazil
8
30
38
79
Mexico
9
27
36
75
Amerika Serikat
1
13
14
91
BACKWARD DAN FORWARD LINKAGES UTAMA INDUSTRI MINYAK MAKAN (Bappenas, 2004) 10 Industri Unggulan Nasional
Basis Pertanian
Basis Pertambangan
Lahan Sesuai yang Dapat Dibudidayakan
Perkebunan Kelapa Sawit (01134):615
Industri Pemberantas Hama (24212) X=4% ,M=37%, A=63% Industri Pupuk Buatan Majemuk Hara Makro Primer (24123) X=0%, M=20%, A=44%
Industri Bahan Baku Pemberantas Hama (Bahan Aktif) (24211)
Industri Pupuk Buatan Tunggal Hara Makro Primer (24122) X=15%, M=5%, A=6%
Industri Minyak Kasar (Minyak Makan) dari Nabati dan Hewani (15141) X=13%,M=0% A=9%
Industri Kecap (15493) Industri Minyak Goreng dari X=0%, M=4%, A=40% Minyak Kelapa Sawit (15144) Industri Bumbu Masak & X=8%, M=0%, A=16% Penyedap Makanan (15497) Industri Minyak Goreng dari X=14% ,M=7%, A=23% Minyak Kelapa (15143) Ind Kosmetik (24242) X=28%, M=6%, A=0% Industri Margarin (15142) X=99% ,M=44%, A=47% X=0% ,M=0%, A=0% Ind Farmasi (24232) Ind Susu, Eskrim & Makanan dari X=2%, M=43%, A=16% Coklat & Kembang Gula Industri Jamu (24234) 15211(X=3%,M=33%,A=25%), X=0%, M=8%, A=0% 15213(X=1%,M=6%,A=4%), Ind Kertas Khusus & Tissue 15432(X=42%,M=13%,A=9%) 21014 (X=16% ,M=3%, Ind. Sabun & Bhn. Pembersih Kep. A=3%), 21016 (X=4% RT, Pasta Gigi (24241) Industri TintaA=6%) (24293) ,M=29%, X=4% ,M=11%, A=5% X=1% ,M=54% Industri Minyak Atsiri (24294) Industri Konsetrat X=20%, M=27% A=5% Pakan Ternak (15332) Ind Kimia Dasar dari Hasil Pertanian X=14%, M=40%, A=25% & yg Tidak Diklasif di Tmpt Lain Ind Ransum Pakan 24115(X=69%, M=6%, A=46%), Ternak/Ikan (15331) 24119(X=28%, M=22%, A=21%) X=16 ,M=39, A=31%
Industri Kimia Dasar Anorganik yang Tidak Diklasifikasikan di Tempat Lain (24114) X=8% ,M=61%, A=9%
Penggalian Batu Bhn. Industri & Bangunan (14101,14102)
Industri Kimia Dasar Anorganik Gas Industri (24112) X=1% ,M=17%, A=49%
Pertambangan Minyak dan Gas Bumi (11101)
Industri Pupuk Alam/Non Sintetis Hara Makro Primer (24121) X=6% ,M=19%, A=0%
Pertambangan Fosfat (14212)
Industri Pupuk Lainnya (24129)
Pertambangan Mineral Bahan Kimia & Bahan Pupuk Lainnya (14219)
BACKWARD DAN FORWARD LINKAGES UTAMA INDUSTRI KARET REMAH (Bappenas, 2004) 10 Industri Unggulan Nasional
Basis Pertanian
Industri Karoseri. Perlengkapan & Komponen Kendaraan Bermotor Roda Empat / lebih 34200 (X=0% ,M=11%, A=4% ), 34300(X=13%, M=55%, A=36%) Industri Komponen & Perlengkapan Sepeda Motor dan Sejenisnya (35912) X=0%, M=21%, A=65% Industri Ban Luar & Ban Dalam, dan Vulkanisir Ban 25111 (X=34%, M=49%, A=36%), 25112 (X=0%, M=10%, A=8%) Industri Mesin Pertanian & Kehutanan (29211) (X=1%, M=15%, A=21%)
Industri Barang-Barang dari Karet Untuk Keperluan Industri Kabel Listrik dan Telpon (31300) Rumah Tangga, Alat-alat Dapur, Perlengkapan & X=22%, M=55%, A=37% Peralatan Rumah Tangga, dan Peralatan Rumah Tangga dg Menggunakan Arus Listrik Industri Peralatan Listrik yg Tidak Diklasifikasikan 25191 (X=62%,M=26%, A=24%), 28991 di Tmpt Lain (31900) X=26% ,M=37%, A=47% (X=42%,M=50%, A=20%), 25204 (X=13,M=34, A=13%), 29302 (X=8%,M=12%, A=37%) Industri Barang dan Peralatan Teknik/Industri dari Industri Sepatu Olahraga, Alas Kaki Keperluan Plastik (25206) X=23%, M=29%, A=59% Sehari-hari. Sepatu Teknik Lapangan / Keperluan Industri Barang-Barang dari Karet Untuk Keperluan Industri & Alas Kaki Lainnya 19201 Industri (25192) X=23% ,M=22%, A=49% (X=51%,M=38%,A=32%), 19202 (X=62%,M=45%, Industri Barang-barang dari Karet yg Tdk A=35%) ,19203 (X=11%, M=6%, A=5%), 19209 Termasuk dlm 25191 (X=62% ,M=26%, A=24%), (X=11%,M=15%, A=3%) 25192 (X=2%, M=27%,A=49%), 25199 (X=23%, Industri Alat-alat Olahraga (36930) X=42%,M=15%, M=22%, A=10%) A=30%
Lahan Sesuai yang Dapat Dibudidayakan Perkebunan Karet (613) Industri Pemberantas Hama (24212) X=62% ,M=26%, A=63% Industri Pupuk Buatan Majemuk Hara Makro Primer (24123) X=0%, M=20%, A=44%
Basis Pertambangan
Industri Bahan Baku Pemberantas Hama (Bahan Aktif) (24211) Industri Pupuk Buatan Tunggal Hara Makro Primer (24122) E=15% , I=5%, A=6%
Industri Pengasapan Karet (25121) X=16%, M=1%, A=4%
Industri Karet Remah (25123) X=67%, M=3%, A=17%
Industri Kimia Dasar Anorganik yang Tidak Diklasifikasikan di Tempat Lain (24114) X=8% ,M=61%, A=9%
Penggalian Batu Bhn. Industri & Bangunan (14101,14102)
Industri Remiling Karet (25122) X=28%, M=1%, A=5%
Industri Kimia Dasar Anorganik Gas Industri (24112) X=1% ,M=17%, A=49%
Pertambangan Minyak dan Gas Bumi (11101)
Industri Pupuk Alam/Non Sintetis Hara Makro Primer (24121) X=6% ,M=19%, A=0%
Pertambangan Fosfat (14212)
Industri Pupuk Lainnya (24129)
Pertambangan Mineral Bahan Kimia & Bahan Pupuk Lainnya (14219)
Industri Karet Buatan(24132) X=29%, M=0%, A=44%
Fenomena Agribisnis Nasional Unggulan: • Aktivitas agribisnis on-farm berbasis budidaya sebagian besar langsung diekspor dalam bentuk mentah • Aktivitas agribisnis on-farm berbasis budidaya banyak mengandalkan pada input (saprotan) yang dihasilkan oleh industri besar berbasis impor dengan kepemilikan saham asing yang tinggi • Keterkaitan antara agribisnis on-farm dengan industri yang menghasilkan produk akhir TERPUTUS • Struktur input agroindustri penghasil produk akhir banyak dipenuhi dari komponen impor • Struktur pertumbuhan perekonomian Indonesia dominan disumbang oleh ekspor sumber daya alam mentah dan aktivitas konsumsi.
1,600,000
1,400,000
VOLUME (TON)
1,200,000
1,000,000
800,000
600,000
400,000
200,000
0 1950
1960
1970
1980
1990
2000
TAHUN Brazil
Pantai Gading
Ghana
Indonesia
2010