Menurunnya Kinerja Pemerintah dan Disilusi terhadap Partai Politik SEBUAH EVALUASI PUBLIK
Januari 2011
Kerangka Pemikiran dan Tujuan Survei
Persepsi publik atas kondisi politik, keamanan dan ketertiban, penegakan hukum, serta kondisi ekonomi nasional umumnya terkait erat dengan penilaian mereka atas kinerja pemerintah, presiden dan wakil presiden. Sebab, membaik atau memburuknya berbagai kondisi tersebut sangat ditentukan oleh aneka kebijakan yang dibikin oleh pemerintah.
Jika evaluasi publik terhadap berbagai kondisi tersebut bersifat positif, umumnya diikuti evaluasi yang positif pula atas kinerja pemerintah. Dan sebaliknya.
Lebih spesifik lagi, evaluasi publik yang positif atau negatif akan membawa implikasi politik berupa naik atau turunnya dukungan terhadap pemerintah, presiden dan wakil presiden.
Implikasi berikutnya, naik atau turunnya dukungan atas kinerja pemerintah, presiden dan wakil presiden akan menentukan pula tinggi rendahnya dukungan publik atas partai-partai politik yang berada pada kubu pemerintah dan yang berada di luar pemerintah.
Survei ini bertujuan untuk menunjukkan berbagai kaitan tersebut di atas. Benarkan persepsi publik atas berbagai kondisi kehidupan masyarakat bertautan dengan evaluasi mereka atas kinerja pemerintah, presiden dan wakil presiden? Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 2
Lanjutan …
Benarkah bahwa naik-turunnya dukungan terhadap pemerintah, presiden dan wakil presiden membawa dampak atas naik-turunnya dukungan politik terhadap partai-partai politik pendukung pemerintah dan partai politik yang beroposisi?
Jika selama ini media massa dan para pengamat menyoroti semakin memburuknya kondisi penegakan hukum dan pemberantasan korupsi serta lemahnya kinerja pemerintah di sektor ini, apakah publik juga memiliki penilaian yang sama? Demikian juga, dengan kondisi ekonomi, benarkah kritik-kritik para pengamat atas buruknya kondisi ekonomi beresonansi dengan persepsi publik atas kondisi ekonomi yang mereka lihat dan alami?
Dampak politik korupsi sesungguhnya masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan politik. Jika di kalangan ekonom, korupsi selalu dianggap membawa dampak negatif (karena menaikkan biaya ekonomi), tidak demikian halnya di kalangan ilmuwan politik dan pelaku politik. Ada pandangan yang menyatakan bahwa korupsi bisa berdampak “positif” bukan dalam arti etika dan moral. Tetapi korupsi dianggap bisa juga menggerakkan birokrasi, memberi nyawa partai politik, dan meningkatkan partisipasi politik dengan adanya politik uang sebagaimana terjadi di sejumlah negara Amerika Latin (Seligson, 2002). Benarkan kenyataan ini? Adakah dampak ini berbias pada partai politik, baik yang ada dalam pemerintahan maupun di luar pemerintahan?
Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 3
Metodologi •
Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
•
Jumlah sampel sekitar 1.229 Berdasar jumlah sampel ini, diperkirakan margin of error sebesar +/-2.9% pada tingkat kepercayaan 95%.
•
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Satu pewawancara bertugas untuk satu desa/kelurahan yang terdiri hanya dari 10 responden.
•
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.
•
Survei terakhir dilakukan 18-30 Desember 2010. Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 4
Prosedur Multistage Random Sampling dalam pemilihan sampel Stratifikasi 1 = populasi dikelompokan menurut provinsi, dan masing-masing provinsi diberi kuota sesuai dengan total pemilih di masing-masing provinsi. Stratifikasi 2: populasi dikelompokan menurut jenis kelamin: 50% laki-laki, dan 50% perempuan. Stratifikasi 3: populasi dikelompokan ke dalam kategori yang tinggal di pedesaan (desa, 60%) dan perkotaan (kelurahan, 40%).
Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 5
Lanjutan… Cluster 1: Di masing-masing provinsi ditentukan jumlah pemilih sesuai dengan populasi pemilih masing-masing provinsi. Atas dasar ini, dipilih desa dan kelurahan secara random sebagai primary sampling unit. Berapa desa atau kelurahan? Tergantung jumlah pemilih di masing-masing provinsi. Ditetapkan untuk setiap desa dipilih 10 pemilih (5 laki-laki, dan 5 perempuan) secara random. Bila di Jawa Barat prosentase pemilih 17%, dan di NTB 2%, maka kalau di Jabar dipilih 17 desa/kelurahan, di NTB dipilih hanya 2 desa/kelurahan, dst. Cluster 2: Di masing-masing desa terpilih, kemudian didaftar populasi RT atau yang setingkat. Kemudian dipilih secara random 5 RT dengan ketentuan di masingmasing RT akan dipilih secara random dua Keluarga. Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 6
Lanjutan… Cluster 3: Di masing-masing RT terpilih, populasi keluarga didaftar, kemudian dipilih secara random 2 keluarga. Di masing-masing keluarga terpilih, kemudian didaftar seluruh anggota keluarga yang punya hak pilih laki-laki atau perempuan, dan kemudian dipilih secara random siapa yang akan menjadi responden di antara mereka. Bila pada keluarga pertama yang dipilih adalah responden perempuan, maka pada keluarga berikutnya harus laki-laki.
Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 7
Flowchat penarikan sampel Populasi desa/kelurahan tingkat Nasional
Prov k
Prov 1
…
…
Ds 1 … Ds m
Ds 1 … Ds n RT1
RT2
RT3
….
RT5
KK1 KK2
Laki-laki
Perempuan
Desa/kelurahan di tingkat Provinsi dipilih secara random dengan jumlah proporsional
Di setiap desa/kelurahan dipilih sebanyak 5 RT dengan cara random Di masing-masing RT/Lingkungan dipilih secara random dua KK Di KK terpilih dipilih secara random Satu orang yang punya hak pilih laki-laki/perempuan Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 8
Sumber Dana Survei ini dibiayai oleh Yayasan Pengembangan Demokrasi Indonesia (YPDI), yang menaungi Lembaga Survei Indonesia (LSI).
Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 9
Temuan: Validasi Sample
PROFIL DEMOGRAFI RESPONDEN KATEGORI Laki-laki Perempuan Pedesaan Perkotaa
SAMPEL GENDER 50.0 50.0 DESA-KOTA 59.4 40.6
BPS 50.0 50.0 59.4 40.6
KATEGORI
SAMPEL AGAMA Islam 87.9 Katolik/Protestan 8.5 Lainnya 3.6 ETNIS Jawa 41.0 Sunda 17.5 Melayu 7.0 Madura 2.9 Bugis 4.0 Betawi 1.7 Minang 2.7 Lainnya 23.1
BPS 88.2 8.9 2.9 41.6 15.4 3.4 3.4 2.5 2.5 2.7 28.5
Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 11
DEMOGRAFI NASIONAL KATEGORI SAMPEL PROVINSI NAD 1.5 SUMATERA UTARA 5.4 SUMATERA BARAT 2.3 RIAU 2.3 JAMBI 1.5 SUMATERA SELATAN 3.2 BENGKULU 0.8 LAMPUNG 3.2 BANGKA BELITUNG 0.8 KEPULAUAN RIAU 0.7 DKI JAKARTA 3.3 JAWA BARAT 17.1 JAWA TENGAH 14.7 DI YOGYAKARTA 1.6 JAWA TIMUR 16.3 BANTEN 4.1
BPS 2.0 5.8 2.1 2.2 1.3 3.3 0.8 3.3 0.5 0.6 3.3 17.2 14.8 1.5 16.4 4.1
KATEGORI SAMPEL PROVINSI BALI 2.0 NTB 2.0 NTT 1.6 KALIMANTAN BARAT 1.6 KALIMANTAN TENGAH 0.9 KALIMANTAN SELATAN 1.6 KALIMANTAN TIMUR 1.6 SULAWESI UTARA 0.7 SULAWESI TENGAH 0.7 SELAWESI SELATAN 4.0 SULAWESI TENGGARA 0.7 GORONTALO 0.7 SULAWESI BARAT 0.7 MALUKU 0.8 MALUKU UTARA 0.8 PAPUA 0.8 IRJABAR 0.0
BPS 1.5 2.0 2.0 1.9 0.9 1.5 1.4 1.0 1.1 3.4 0.9 0.4 0.5 0.6 0.5 1.2 0.3
Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 12
Kondisi Indonesia Secara Umum Keadaan politik nasional, keamanan dan ketertiban, penegakan hukum, keadaan ekonomi nasional
Trend Kondisi politik secara nasional sekarang (%) 50
Per Akhir Tahun 2008
2010
2009
40 39 39 40 37 38 37 37 37 34 35 34 34 35 34 32 31 30 29 29 29 29 27 28 27 26 28 25 24 23 23 23 22 23 21 20 19 17 17 17 15 15 13 11 11 10 9 10 9 9 9 8 8 8 7
40
39
30
20
10
36
37
28 29 26 24
B a ik S e da ng B uruk T ida k t a hu
10 10
Des'10
Okt'10
Aug'10
Mar'10
Jan'10
Jul'09
Apr'09
Mar'09
Feb'09
Des'08
Okt'08
Sep'08
Sep'07
Sep'06
Sep' 05
Sep'04
April' 04
0
Kondisi politik nasional selama 2010 lebih buruk dibandingkan 2009. Dan sejak Jan’10 sampai Des’10 tidak menunjukkan peningkatan yang berarti.
Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 14
Trend Keadaan keamanan dan ketertiban secara nasional sekarang (%) 2009
2008
69
67
70
59
57
55
52
60
57
59
59
55
59
55
55 48
50
B a ik S e da ng
6
5
4
9 2
5
2
T ida k t a hu
21 15
13 5
3
3 Aug'10
5
3
10
13
Mar'10
10
22 16
B uruk
29
27
27
22
Jan'10
4
2
10
23 20
Jul'09
Sep'06
Sep' 05
0
10
15 10
Mei'09
3
12
23
Apr'09
6
11
26
Mar'09
10
14
26
Feb'09
18
Sep'08
20
28
25
24
Sep'07
30
29
Des'08
31
30
Okt'08
40
4 Des'10
60
58
2010
Okt'10
80
Per Akhir Tahun
Setelah memburuk pada pada Okt’10, kondisi keamanan . nasioal pada Des’10 kembali ke posisi normal.
Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 15
Trend Kondisi penegakan hukum secara nasional sekarang (%) 70
Per Akhir 2008 Tahun
2009
60
59
2010 61
59 54
50
46 41
40
30
30
20
18
46
43
37 34 34 33 28 26 22 23 22
6
7
6
43
41
18
11
10
48 49
7
37
31 30
35 35 33 32 32 30 30 31 29 28 29
25 26 23 24 22
14 14 14 15 8
B a ik
7
7
5
S e da ng B uruk T ida k t a hu
20
15
10 11 5 5 5
9
7
7
6
5
Des'10
Okt'10
Aug'10
Mar'10
Jan'10
Jul'09
Jun'09
Mei'09
Apr'09
Mar'09
Feb'09
Des'08
Okt'08
Sep'08
Sep'07
Sep'06
Sep' 05
0
Kondisi penegakan hukum selama 2010 lebih buruk dibandingkan 2009. Dan sejak Jan’10 sampai Des’10 kondisinya cenderung terus memburuk.
Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 16
Trend Kondisi ekonomi nasional sekarang dibanding tahun lalu (%) 70
50
58 50
36
30
38
37
37
31 32 29 26
32
33
23
24
22 22
23
40 32 3 3 31
29 24
44
42 38
35 2 29 8
20
45
43
41
22 3 2
28 25
27 22
15 10 5
0
5
5
7
7
5
6
5
5
4
6
2 26 5
24 19
10
51
49
47
40
56
53
39
42
37
38
31 32
31
30
24 25
25
26 2 27 6
40 33 31 23 21
21 17
8 4
6
5
6
7
5
52
5
6
23 21 22 18
5 34 31
4
24
26
5
7
7
Aug'10
Mar'10
Jan'10
Nov'09
Jul'09
Jun'09
Mei'09
Apr'09
Mar'09
Feb '09
Des '08
Okt '08
Sep '08
Jun '08
Apr '08
Des '07
Sep '07
Jun '07
Apr '07
Des '06
Sept
Des '05
Sept
Jun '05
Apr '05
Des '04
Okt '04
32 3301
7
2
0
Sep '03
34
30 29
21
8 4
39
Des'10
60
Okt'10
Le bih ba ik Sama Le bih buruk T ida k t a hu
Setelah mencapai titik tertinggi pada Jul’09, persepsi kondisi ekonomi nasional turun tajam pada Nov’09. Dan sejak Jan’10 sampai Des’10 kondisinya cenderung terus memburuk.
Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 17
Paralel antara persepi ekonomi nasional dengan tingkat inflasi (%) 18
70 17
16
60
58
15 50 40 30 20
14
53
50
47
45
43
41 37 8 32 29 7 28 6 6 6
9
49 42
38 32 7 6
6
7 7
9
12 12 11 44 11 40 37
12 10 9 31 8 30
34 31
7 27 6 21 21
18
4
0
3 2
4 3
Sep '03 Okt '04 Des '04 Apr '05 Jun '05 Sept Des '05 Sept Des '06 Apr '07 Jun '07 Sep '07 Des '07 Apr '08 Jun '08 Sep '08 Okt '08 Des '08 Feb '09 Mar'09 Apr'09 Mei'09 Jun'09 Jul'09 Nov'09 Jan'10 Mar'10 Aug'10 Okt'10 Des'10
10
8 30 7 24 6 26 6 6 21 4
persepsi kondisi ekonomi nasional: sekarang lebih buruk dari tahun lalu Inflasi Tahunan (sumber: BPS)
2 0
Secara umum, persepsi terhadap kondisi ekonomi berkorelasi dengan tingkat inflasi. Ketika Inflasi tinggi, yang merasa ekonomi buruk juga cenderung tinggi, begitupun sebaliknya.
Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 18
TEMUAN
Secara umum, persepsi publik atas berbagai kondisi kehidupan masyarakat bersifat negatif. Dalam perbandingan, kondisi politik, penegakan hukum, dan kondisi ekonomi pada tahun 2010 lebih buruk dibandingkan pada tahun sebelumnya (2009).
Sepanjang tahun 2010, hanya kondisi keamanan dan ketertiban nasional yang dalam persepsi publik sedikit memburuk pada bulan Oktober, namun kemudian kembali normal pada bulan Desember.
Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 19
Evaluasi Kinerja Pemerintahan, Presiden dan Wakil Presiden
Kinerja pemerintah dalam Menangani … (Baik atau Sangat baik (%)) Menyediakan pendidikan dasar dan menengah yang terjangkau masyarakat umumnya
81
Menyediakan pelayanan kesehatan yang murah/terjangkau masyarakat pada umumnya
78 63
Menjamin tersedianya barang kebutuhan pokok sehari-hari.
51
Memberantas korupsi di pemerintahan
Menjaga harga-harga barang terkendali dan terjangkau masyarakat umumnya
Baik+Sangat baik
35 31
Mengurangi jumlah orang miskin
Skor rendah Untuk Masalah2 ekonomi
27
Mengurangi jumlah pengangguran
0
25
50
75
100
Di antara sejumlah masalah yang divaluasi, skor tinggi terletak pada kinerja pemerintah dalam masalah pendidikan terjangkau dan pelayanan kesehatan yang terjangkau. Sedangkan skor rendah ditujukan kepada kinerja dalam mengatasi masalahmasalah ekonomi.
Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 21
Kinerja pemerintah dalam memberantas Korupsi di Pemerintahan (%) 100
Per Akhir Tahun 2008
90
80 78 79 80 77
80 70
2009
65
84
63
59
56
55
60
2010
49
45
50
45
51 Baik+Sangat baik
40 30 20 10
Des'10
Okt'10
Mar'10
Jan'10
Jul'09
Jun'09
Mei'09
Mar'09
Feb'09
Des'08
Okt'08
Sep'08
Sep'07
Sep'06
Sep'05
0
Persepsi terhadap kinerja pemerintah dalam menanggulangi masalah korupsi selama 2010 jauh lebih buruk dibandingkan periode 2009. Kondisi pada tahun 2010: setelah mencapai titik terendah pada Okt’10, persepsi pada Des’10 sedikit naik.
Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 22
TEMUAN
Evaluasi publik atas kinerja pemerintah mencakup banyak kebijakan di berbagai lini. Beberapa di antaranya, untuk penyediaan pendidikan dasar yang terjangkau dan penyediaan layanan kesehatan, mayoritas publik mengatakan baik atau sangat baik.
Namun, untuk kinerja pemerintah dalam hal mengendalikan hargaharga barang kebutuhan pokok, mengurangi jumlah orang miskin, dan mengurangi jumlah pengangguran, hanya sepertiga dari publik yang menyatakan bahwa kinerja pemerintah baik atau sangat baik.
Pada kinerja memberantas korupsi, hanya separo dari mereka yang menyatakan bahwa kinerja pemerintah baik atau sangat baik.
Sepanjang Juni-Oktober tahun 2010, penilaian publik atas kinerja pemerintah dalam memberantas korupsi terus memburuk, kecuali pada bulan Desember yang sedikit membaik.
Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 23
Kinerja Polisi, Kejaksaan, Pengadilan dan KPK dalam menangani Korupsi
Kinerja Polisi dalam Menangkap Koruptor
Menurut Pendidikan Responden Seberapa baik atau buruk POLISI dalam menjalankan tugasnya untuk menangkap para KORUPTOR? (Baik atau Sangat Baik %) 100 90 80 70 60
56
57
60
55
50
37
40 30 20 10 0
Semua Responden
<= SD
SLTP
SLTA
KULIAH
56% responden menilai baik kinerja POLISI dalam menjalankan tugasnya menangkap koruptor. Namun kalangan terpelajar memberi nilai yang lebih rendah dibandingkan kalangan kurang terpelajar. Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 25
Kinerja Kejaksaan dalam Mengusut Koruptor
Menurut Pendidikan Responden Seberapa baik atau buruk KEJAKSAAN dalam menjalankan tugasnya untuk mengusut para KORUPTOR? (Baik atau Sangat Baik %) 100 90 80 70 60 50
48
49
52
46 32
40 30 20 10 0
Semua Responden
<= SD
SLTP
SLTA
KULIAH
48% responden menilai baik kinerja KEJAKSAAN dalam menjalankan tugasnya mengusut koruptor. Namun kalangan terpelajar memberi nilai yang lebih rendah dibandingkan kalangan kurang terpelajar. Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 26
Kinerja Pengadilan dalam Menghukum Koruptor
Menurut Pendidikan Responden Seberapa baik atau buruk PENGADILAN dalam menjalankan tugasnya untuk menghukum para KORUPTOR? (Baik atau Sangat Baik %) 100 90 80 70 60 50
47
50
50
45
40
25
30 20 10 0
Semua Responden
<= SD
SLTP
SLTA
KULIAH
47% responden menilai baik kinerja PENGADILAN dalam menjalankan tugasnya menghukum koruptor. Namun kalangan terpelajar memberi nilai yang lebih rendah dibandingkan kalangan kurang terpelajar. Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 27
Kinerja KPK dalam Menyeret Koruptor ke Pengadilan Menurut Pendidikan Responden
Seberapa baik atau buruk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam menjalankan tugasnya untuk menyeret para KORUPTOR ke pengadilan? (Baik atau Sangat Baik %) 100 90 80 70
61
60
70
69
SLTP
SLTA
63
55
50 40 30 20 10 0
Semua Responden
<= SD
KULIAH
61% responden menilai baik kinerja KPK dalam menjalankan tugasnya menyeret koruptor ke pengadilan. Kalangan terpelajar memberi nilai yang lebih tinggi kepada KPK dibandingkan kalangan kurang terpelajar. Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 28
Kinerja lembaga-lembaga dalam menangani masalah korupsi (% Baik atau Sangat baik)
70
61 60
56
50
48
47
KEJAKSAAN
PENGADILAN
40
30
20
10
0
KPK
POLISI
Di antara 4 lembaga, KPK dinilai berkinerja paling baik.
Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 29
Kinerja lembaga-lembaga dlm menangani korupsi menurut kelompok masy. yg lebih berpendidikan (% Baik atau Sangat baik)
70
63
60
50
37
40
32
30
25
20
10
0
KPK
POLISI
KEJAKSAAN
PENGADILAN
Menurut kelompok masyarakat yang lebih berpendidikan (lulus kuliah), kinerja KPK jauh lebih baik dari 3 lembaga lainnya. Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 30
TEMUAN
Secara umum, kinerja lembaga-lembaga penegakan hukum dinilai sedang. Rentang persentasi publik yang menilai bahwa lembagalembaga ini berkinerja baik adalah antara 47-61%.
Dalam perbandingan, mereka menilai bahwa KPK memiliki kinerja paling baik, baru kemudian diikuti oleh polisi, kejaksaan, dan yang paling jelek pengadilan.
Faktor pendidikan nampak memiliki penilaian publik atas kinerja lembaga-lembaga tersebut. Mereka yang memiliki pendidikan lebih tinggi secara umum lebih kritis, dan memberikan penilaian yang cenderung lebih negatif.
Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 31
KEPUASAN TERHADAP KINERJA PRESIDEN & WAKIL PRESIDEN
Kepuasan terhadap Kinerja SBY & Boediono Susilo Bambang Yudhoyono telah enam tahun lebih menjadi presiden kita dan Boediono telah setahun lebih menjadi wakil presiden kita. Secara umum, apakah sejauh ini Ibu/Bapak sangat puas, cukup puas, kurang puas, atau tidak puas sama sekali dengan kerja presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono?…(%) 100
75
63 PUAS
52 50
TIDAK PUAS
41
35
Tidak tahu/tidak jawab
25
7
2 0
SBY
BOEDIONO
Yang merasa puas dengan SBY 63%, Boediono 52%. Puas = Sangat + Cukup Puas Tidak Puas = Kurang + Tidak Puas sama sekali
Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 33
Puas dengan kinerja Presiden & Wakil Presiden (%) Menurut Pendidikan Responden
Susilo Bambang Yudhoyono telah enam tahun lebih menjadi presiden kita dan Boediono telah setahun lebih menjadi wakil presiden kita. Secara umum, apakah sejauh ini Ibu/Bapak sangat puas, cukup puas, kurang puas, atau tidak puas sama sekali dengan kerja presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono?…(%) 100
75
65 57
62
60 44
50
49
51 44
SBY
Boediono
25
0
<= SD
SLTP
SLTA
KULIAH
Kepuasan terhadap kinerja SBY dan Boediono pada kalangan terpelajar Cenderung lebih rendah dibandingkan pada kalangan kurang terpelajar. Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 34
Puas dengan kinerja Presiden & Wakil Presiden (%) Menurut Pendapatan Responden
Susilo Bambang Yudhoyono telah enam tahun lebih menjadi presiden kita dan Boediono telah setahun lebih menjadi wakil presiden kita. Secara umum, apakah sejauh ini Ibu/Bapak sangat puas, cukup puas, kurang puas, atau tidak puas sama sekali dengan kerja presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono?…(%) 100
75
64
64 54
54
50
58 43
SBY
Boediono
25
0
< 600 ribu
600rb - < 1,6 juta
=> 1,6 juta
Kepuasan terhadap kinerja SBY dan Boediono pada kalangan atas Cenderung lebih rendah dibandingkan pada kalangan menengah dan bawah. Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 35
Puas dengan kinerja Presiden & Wakil Presiden (%) Menurut Wilayah
Susilo Bambang Yudhoyono telah enam tahun lebih menjadi presiden kita dan Boediono telah setahun lebih menjadi wakil presiden kita. Secara umum, apakah sejauh ini Ibu/Bapak sangat puas, cukup puas, kurang puas, atau tidak puas sama sekali dengan kerja presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono?…(%) 100
79 75
72
70
67 55
59
64 61 54
48
50
SBY
Boediono
25
0
SUMATERA
JAWA BALI KALIMANTAN SULAWESI
INDONESIA TIMUR
Kepuasan terhadap kinerja SBY dan Boediono paling rendah di wilayah Jawa-Bali.
Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 36
Puas dengan kinerja Presiden & Wakil Presiden (%) Menurut Desa-Kota
Susilo Bambang Yudhoyono telah enam tahun lebih menjadi presiden kita dan Boediono telah setahun lebih menjadi wakil presiden kita. Secara umum, apakah sejauh ini Ibu/Bapak sangat puas, cukup puas, kurang puas, atau tidak puas sama sekali dengan kerja presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono?…(%) 100
75
66 56
58 47
50
SBY
Boediono
25
0
Desa
Kota
Kepuasan terhadap kinerja SBY dan Boediono di Kota lebih rendah dibanding di desa.
Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 37
Puas dengan kinerja Presiden & Wakil Presiden (%) Menurut Pilihan Partai
Susilo Bambang Yudhoyono telah enam tahun lebih menjadi presiden kita dan Boediono telah setahun lebih menjadi wakil presiden kita. Secara umum, apakah sejauh ini Ibu/Bapak sangat puas, cukup puas, kurang puas, atau tidak puas sama sekali dengan kerja presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono?…(%) 100
79 75
66
61
56 50
46
48
53
57
63 54
65 59 52 45
39
38
62 SBY
Boediono
29 25
0
HANURAGERINDRA
PKS
PAN
PKB
GOLKAR
PPP
PDIP DEMOKRAT
Kepuasan terhadap kinerja SBY dan Boediono paling rendah pada pemilih Gerindra, PKS, dan PDIP. Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 38
Trend Evaluasi atas Kinerja Presiden: Puas dengan kinerja Presiden & Wakil Presiden (%) 100
80
61 62
54
54
50
55 56
56
51 49 50 49
40
56
53 54 51
45
65 55
58
56
59 58 60
45
Mar'09
2009 Feb'09
Des'08
Okt'08
Sep'08
Jun'08
Mar'08
Des'07
2008 Sep'07
Jun'07
Mei' 07
Mar'07
Des'06
Feb' 07
Nov' 06
Sep'06
Jun'06
Mar' 06
Jan' 06
Des' 05
Jun'05
2007
2006
2005 Sept' 05
Mar'05
Des'004
Nov'04
0
2004
53
51
49
52
SBY JK Boediono
39
20 10
49
62 63
49
48
30
63
65 66
2010 Des'10
50
63
58
63
Okt'10
52 53
58
70
Aug'10
58
67
Mar'10
59
50
5656 55
64
75
Jan'10
63 65
64
67
74
Jul'09
65
69 70
85
Nov'09
60
71
Jun'09
70
77 69
Mei'09
80
8080 79
Apr'09
90
• Dari Juli’09 ke Des’10 kepuasan terhadap kinerja SBY trendnya menurun.
Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 39
TEMUAN
Tingkat kepuasan publik pada Presiden SBY terus menurun sejak bulan Juli 2009 (yang mencapai tingkat tertinggi) sampai bulan Oktober 2010 (titik terendah). Tingkat kepuasan publik atas kinerja SBY sedikit menaik dari pada bulan Desember 2010 sebesar 1%, tetapi stagnan secara statistik dibanding Oktober 2010.
Adapun tingkat kepuasan publik atas kinerja Wakil Presiden Budiono berfluktuasi sejak ia menjabat posisi itu, yang berkisar naik-turun di kisaran 49-53%.
Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 40
Hubungan antara Kepuasan Presiden & Evaluasi Berbagai Kondisi
Puas dengan Kinerja SBY-Boediono
Menurut Persepsi Keadaan Penegakan Hukum (Survei Des’10) 100
76 75
68
65
46
50
53
34
25
0
SBY
Boediono Responden yang merasa penegakan hukum baik Responden yang merasa penegakan hukum sedang Responden yang merasa penegakan hukum buruk
Persepsi terhadap kinerja penegakan hukum berhubungan dengan tingkat kepuasan kepada SBY-Boediono. Semakin positif sikap terhadap penegakan hukum, semakin tinggi kepuasan publik kepada SBY-Boediono.
Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 42
Puas dengan Kinerja SBY-Boediono
Menurut Persepsi Keadaan Ekonomi Nasional (Survei Des’10) 100
78 75
69
66
59
48
50
37
25
0
SBY
Boediono
Responden yang merasa kondisi ekonomi baik Responden yang merasa kondisi ekonomi sedang Responden yang merasa kondisi ekonomi buruk
Persepsi terhadap keadaan ekonomi nasional berhubungan dengan tingkat kepuasan kepada SBY-Boediono. Semakin positif keadaan ekonomi, semakin tinggi kepuasan publik kepada SBY-Boediono.
Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 43
Puas dengan Kinerja SBY-Boediono
Menurut Persepsi Keadaan Politik Nasional (Survei Des’10) 100
79 75
68
63
45
50
50
36
25
0
SBY
Boediono
Responden yang merasa keadaan politik baik Responden yang merasa keadaan politik sedang Responden yang merasa keadaan politik buruk
Persepsi terhadap keadaan politik nasional berhubungan dengan tingkat kepuasan kepada SBY-Boediono. Semakin positif keadaan politik, semakin tinggi kepuasan publik kepada SBY-Boediono.
Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 44
Puas dengan Kinerja SBY-Boediono
Menurut Persepsi Keadaan Keamanan Nasional (Survei Des’10) 100
75
72 59
55
42
50
48
30 25
0
SBY
Boediono Responden yang merasa keamanan baik Responden yang merasa keamanan sedang Responden yang merasa kemanan buruk
Persepsi terhadap keadaan keamanan nasional cenderung berhubungan dengan tingkat kepuasan kepada SBYBoediono. Semakin positif keadaan keamanan nasional, semakin tinggi kepuasan publik kepada SBY-Boediono.
Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 45
Pararel antara Kepuasan SBY dan Kondisi Indonesia Secara Umum 90 85
80 74
70
69
67
60
59
58
52
50
46
31 29
66
59
56 55 54
63
62
59
55
55
49
48
39 37
38 37
35
35 31
29
29 28
26
KONDISI KEAMANAN BAIK KONDISI PENEGAKAN HUKUM BAIK
43
40 37
39
32
31 29
29 25
59
48
37
29
28 24
57
41
37
30
60
46
43
41
40
57
56 55
70 65
63
63
PUAS DGN SBY
70
33 29
26 25
KONDISI EKONOMI BAIK
24
20
KONDISI POLITIK BAIK
Des'10
Okt'10
Aug'10
Mar'10
Jan'10
Jul'09
Mar'09
Feb'09
Des'08
Okt'08
Sep'08
Sep'07
Sep'06
Sept' 05
10
• Dari trend survei, naik turunnya kepuasan terhadap kinerja SBY berhubungan erat dengan kondisi ekonomi, politik dan hukum. Sedangkan dengan kondisi keamanan, kurang erat hubungannya. Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 46
Korelasi antara Kepuasan SBY dan Kondisi Indonesia Secara Umum Correlations
PUAS DGN SBY
KONDISI KEAMANAN BAIK KONDISI PENEGAKAN HUKUM BAIK
KONDISI EKONOMI BAIK
KONDISI POLITIK BAIK
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
PUAS DGN SBY 1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
14 .238 .412 14 .712** .004 14 .897** .000 14 .736** .003 14
KONDISI KEAMANAN BAIK .238 .412 14 1 14 .461 .097 14 .361 .205 14 .431 .124 14
KONDISI PENEGAKAN HUKUM BAIK .712** .004 14 .461 .097 14 1
KONDISI EKONOMI KONDISI BAIK POLITIK BAIK .897** .736** .000 .003 14 14 .361 .431 .205 .124 14 14 .740** .812** .003 .000
14
14
14
.740** .003 14 .812** .000 14
1
.697** .006 14 1
14 .697** .006 14
14
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
• Trend kepuasan terhadap Kinerja SBY berkorelasi positif dan signfikan dengan trend kondisi penegakan hukum, ekonomi dan politik. Korelasinya dengan trend kondisi ekonomi tampak paling tinggi. Sedangkan korelasi trend kepuasan dengan trend kondisi keamanan tidak signifikan. Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 47
TEMUAN
Korelasi antara persepsi publik atas kondisi politik, penegakan hukum, dan kondisi ekonomi sangat kuat dan signifikan. Dengan kata lain, semakin negatif evaluasi mereka atas kondisi-kondisi ini semakin rendah pula tingkat kepuasan mereka atas kinerja SBY. Dan sebaliknya.
Sementara, persepsi publik atas membaiknya kondisi keamanan tidaklah bertaut secara signifikan dengan tingkat kepuasan mereka atas kinerja SBY.
Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 48
Elektabilitas Partai Politik
Partai yang Dipilih Jika Pemilu Diadakan Sekarang 50 45 40 35
30.1
30 25
21.4
20 15
14.1
12.7
10
4.8
5
4.6
2.7
2.4
2.3
1.2
3.8
0 DEMOKRAT PDIP
GOLKAR
PKB
PKS
PPP GERINDRA PAN
HANURALAINNYA TT/TJ
Jika Pemilu diadakan sekarang, Demokrat mendapat suara terbanyak (21.4%). Urutan selanjutnya ditempati PDIP (14.1%) dan Golkar (12.7%). Sementara itu, jumlah pemilih mengambang sangat besar (30.1%).
Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 50
Trend Suara Partai (3 teratas) 35 32
32
30
29 27
PD
27
25 23
20
21
21
Golkar
17
15
14 14 12
11
10
15
14
13 11 11
11
12
14
13 11
9
PDIP
5 0 Apr'09 (kpu)
Jan'10
Feb'10
Mar'10
Apr'10
Ags'10
Okt'10
Des'10
Sejak naik pesat pada Jan’10, elektabilitas Demokrat cenderung mengalami penurunan, dan pada Des’10 posisinya kembali ke hasil Pemilu 2009. Sementara itu, elektabilitas Golkar dan PDIP sejak Pemilu 2009 tampak berfluktuasi dan belum menunjukkan trend yang konsisten. Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 51
Trend Suara Partai (lainnya) 9 8
8
8
PKS
7 6
6
5
5 5
4
4
3
PPP 5
3
6 5
5
5
4
4
4
3
3
3
2
5 5
2
1
1
1
1
1
4 3
PKB
4 4 3 3 3
2 2
2 1
1
PAN
1
Hanura Gerindra
0 Apr'09 (kpu)
Jan'10
Feb'10
Mar'10
Apr'10
Ags'10
Okt'10
Des'10
sejak Pemilu 2009 elektabilitas partai-partai menengah tampak berfluktuasi dan belum menunjukkan trend yang konsisten. Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 52
TEMUAN
Dampak politik evaluasi publik atas kinerja pemerintah dan presiden terlihat berkaitan. Dalam simulasi pertanyaan – jika pemilu diadakan sekarang (pada saat survei) – Partai Demokrat mengalami penurunan dari perolehan suara pada simulasi-simulasi yang dilakukan di surveisurvei sebelumnya.
Yang menarik, merosotnya dukungan terhadap Demokrat tidak dibarengi oleh kenaikan dukungan suara partai-partai lainnya, baik yang berada pada kubu pemerintah maupun opisisi. Tidak terjadi pula kenaikan dukungan signifikan pada partai menengah dan kesil.
Justru, jumlah pemilih yang abstain atau mengambang sangat besar, yakni 30,1%. Ini bisa ditafsirkan bahwa partai-partai selain Demokrat kurang berhasil memanfaatkan penurunan dukungan Demokrat.
Secara keseluruhan, mungkin yang terjadi adalah meningkatnya jumlah pemilih yang merasa tidak percaya publik semua partai politik.
Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 53
Kesimpulan
KESIMPULAN
Publik menilai bahwa kondisi politik, penegakan hukum, dan ekonomi sepanjang tahun 2010 memburuk atau lebih buruk dari tahun sebelumnya.
Korelasi antara antara persepsi publik dan tingkat kepuasan mereka atas kinerja presiden SBY bersifat signifikan. Evaluasi negatif mereka atas ketiga kondisi kemasyarakatan ini mengakibatkan menurunnya tingkat kepuasan mereka atas kinerja SBY.
Persepsi publik atas kondisi keamanan stabil dan cenderung membaik. Namun persepsi publik ini dan tingkat kepuasan mereka terhadap kinerja SBY tak berkaitan secara signifikan.
Lebih khusus lagi evaluasi publik atas kinerja lembaga-lembaga penegakan hukum tidaklah begitu bagus. Dan faktor tingkat pendidikan nampak mempengaruhi evaluasi mereka.
Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 55
KESIMPULAN
Yang menarik adalah temuan bahwa menurunnya dukungan politik terhadap Partai Demokrat tidak diikuti oleh kenaikan dukungan politik terhadap partai-partai lain – juga dukungan terhadap partai-partai oposisi. Yang membesar adalah jumlah pemilih yang abstain alias tidak memberikan dukungan pada partai apapun.
Tesis yang menyatakan bahwa korupsi membawa dampak “positif” terhadap kemampuan partai untuk memobilisasi pendukung, meningkatkan partisipasi politik masyarakat, secara tidak langsung terbantah.
Tentu gejala ini melibatkan banyak faktor. Namun, salah satu penafsiran yang bisa dipertimbangkan adalah bahwa publik pemilih mungkin justru mengalami disilusi terhadap partai politik secara keseluruhan.
Bahan Rilis LSI_Survei Nasional (Des 2010) 56
Jl. Lembang Terusan D-57, Menteng - Jakarta Pusat 10310 Telp. (021) 391 9582, Fax (021) 391 9528 Website: www.lsi.or.id, Email:
[email protected]