MENJAJAKITEKNOLOGI OPEN SOURCE LINUX SEBAGAISOLUSI PENCEGAHAN PELANGGARAN HAK CIPTA PROGRAM KOMPUTER Dl INDONESIA
Muhammad Rustamaji
Abstract
Determining thelatestdevelopment oftheintellectual property rights oncomputersoftware emerges various comments and phenomena. Legal enforcement of the intellectual property rights on computer software involved with variousregulations andinternational crossbordersanction, in otherhand the"against" phenomenon of theintellectualproperty rights regime wasappears with various approach. Onetypeof the "against"phenomenon toward the computersoftwareapplication is Open Source phenomenon includes
Linux as computer software based on public license. In this research, a writer intends depicting many factors why was Linux Software emerged tocoverillegal operation oncomputer software andthehistory behind that, also much more competitiveadvantages forapplication of Linux Software, furthermore Linux
will replace the "recent commercial computer software a yearsto come which have hadmonopoly the International market.
Keywords: Intellectual Property Rights, Computer Software, Linux, Open Source Pendahuluan
Mencermati perkembangan pemanfaatan program komputer beberapa tahun terakhir, tampaknya sudah mulai tumbuh kesadaran di kalangan para pengguna jasa Teknologi Informasi (Tl) mengenai betapa pentingnya menghargai hasil karya cipta orang lain yang dipublikasikan di media-media informasi dan komunikasi, terutama di internet. Jika dibaca
dan dicermati pembicaraan di milis-milis teknologiinformasiIndonesia saatini, misalnya
[email protected].
[email protected]. dan
sebagainya, terasa sangat berbeda dengan kondisi tiga atau bahkan lima tahun yang lalu. Saat inisetiap pertanyaan yang menanyakan serialnumber, atau dengan kata lainpengguna {user) produk komputer tidak membeli secara legal perangkat lunak yang ia miliki, ataupun pertanyaan-pertanyaan mengenai permintaan mengenai produk bajakan, akan menerima protes dari para user lainnya. Hal tersebut
dianggap tidak etis di tengah maraknya sosialisasi Hak Kekayaan Intelektual khususnya program komputer dan ketersediaan bermacam program aplikasi
diterimasecara etika oleh pengguna teknologi informasi di Indonesia. Pergeseran sikap ini merupakan bentuk positifyang timbul seiring dengan meningkatnya kesadaran pelaku teknologi informasi Indonesia terhadap hak cipta, disamping semakin beragamnya pilihan aftematifdalam penggunaaan perangkat lunak (software) yang mudah didapat tanpa melanggar hak cipta orang lain. Indonesia yang tercatat sebagai anggota Organisasi Perdagangan Dunia, yang telah meratifikasi AgreementEstablishing the World Trade Organization melalui UU No.7 Tahun
1994, mendapat kecaman keras karena raport burukdi bidang pembajakan perangkat lunak {software) yang mencapai 90% di tahun 2000. Meskipun saat ini telah terindikasi menurunnya tingkat pembajakan software dengan prosentase 88% di tahun 2003 dan 87% di
tahun 2004, kecaman tersebut tampaknya belum mereda (Dewi Widya Ningrum, 2006: 3). Hal inimendprong pemerintah untuk terus merevisi aturan hukumyangada mengenai Hak Cipta, mulai dari UU No.6 Tahun 1982 yang diubah dengan UUNo.7Tahun 1987, kemudian
maupun program sistem komputer yang dapat
diubah lagi dengan UU No.12 Tahun 1997 dan yang terakhir dinyatakan tidak beriaku melalui
dipilih para user. Lima tahun yang lalu pertanyaan semacam ini dapat dikatakan sebagai suatu pertanyaan yang normal dan
beriaku efektif mulai 29 Juli 2003. Setelah
Yustisla Edisi Nomor 71 Mei - Agustus 2007
UU No.19 Tahun2002 tentang Hak Ciptayang meratifikasi AgreementEstablishing the World Menjajaki Teknologi Open Source Linux