Perlindungan Hak Cipta Terhadap Program Komputer Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
PERLINDUNGAN HAK CIPTA TERHADAP PROGRAM KOMPUTER MENURUT UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA Oleh: HENNY MARLYNA, PEGGY SHERLIANA Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta Fakultas Hukum Universitas INDONUSA Esa Unggul, Jakarta Jl. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta 11510
[email protected]
ABSTRAK Perkembangan dari dunia program komputer mengalami perkembangan yang sangat cepat sejak pertama kali program komputer dikembangkan. Perkembangan tersebut di khawatirkan akan menimbulkan dampak yang merugikan bagi programmer, misalnya dalam hal pelanggaran hak cipta program komputer. Permasalahannya adalah bagaimana perlindungan hukum terhadap program komputer di Indonesia, tindakan apa saja yang biasa dilakukan dalam pelanggaran hak cipta program komputer, serta upaya hukum apa yang dapat dilakukan atas pelanggaran hak cipta tersebut. Untuk menjawab permasalahan tersebut, maka metode yang digunakan adalah normatif yuridis. Kesimpulannya adalah bahwa program komputer merupakan salah satu ciptaan yang dilindungi oleh UU Hak Cipta, karena program komputer terdiri dari source code dan object code. Source code dan Object code inilah yang disebut sebagai karya sastra karena berisikan kode-kode, instruksi-instruksi berupa tulisan (Literary Works), sehingga terlihat ekspresi dari si pembuat program. Bentuk pelanggaran hak cipta program komputer yang sering terjadi adalah pemuatan ke Harddisk, Softlifting, Pemalsuan, dan Downloading Illegal, pelanggaran tersebut dapat juga terjadi apabila terdapat kesamaan source code. UU Hak Cipta memberikan perlindungan yang bersifat kualitatif yaitu lebih menekankan seberapa pentingkah bagian dari Source Code yang ditiru, sehingga apabila mengambil bagian yang menjadi ciri atau khas dari suatu ciptaan meskipun itu kurang dari 10%(sepuluh persen), maka dikatakan sebagai pelanggaran Hak Cipta. Upaya hukum yang dilakukan atas pelanggaran hak cipta program komputer adalah orang yang hak-nya telah dilanggar dapat mengajukan ke pengadilan atau di luar pengadilan. Apabila melalui pengadilan maka dapat mengajukan gugatan perdata ke pengadilan niaga dan juga dapat melaporkan ke Polisi untuk di proses secara pidana. Kata Kunci: Program Komputer, Hak Cipta, Perlindungan Hukum
beli masyarakat, dimana harga program komputer
Pendahuluan Belakangan ini pelanggaran Hak Cipta atas
yang asli (berlisensi) sangat mahal sehingga tidak
program komputer semakin marak dan telah meng-
terjangkau oleh masyarakat, Untuk perbandingan,
akibatkan programmer tidak lagi mendapat per-
harga lisensi Windows 98 adalah 200 dollar AS,
lakuan yang layak, hal ini dapat dilihat dari produk
sedangkan program komputer bajakan dapat kita
bajakan yang diedarkan secara terbuka dan terang-
beli hanya dengan harga Rp.15.000 (lima belas ribu
terangan tanpa adanya rasa ketakutan melanggar
rupiah) atau Rp.20.000 (dua puluh ribu rupiah) saja.
hukum, dimana UU Hak Ciptanya telah diber-
Oleh karena itu banyak masyarakat melakukan
lakukan. Pelanggaran Hak Cipta atas program
pelanggaran Hak Cipta atas program komputer yaitu
komputer dipengaruhi oleh faktor harga dan daya
dengan memperbanyak atau membajak program-
112
Lex Jurnalica Vol.5 No. 2, April 2008
Perlindungan Hak Cipta Terhadap Program Komputer Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
program komputer. Karena dengan adanya perba-
sekarang ini orang dapat menggandakan program
nyakan program-program komputer tersebut sehing-
komputer dalam jumlah banyak (mencapai ratusan
ga masyarakat dapat membeli dengan harga yang
copy) hanya dalam waktu hitungan menit. Hal ini
sangat terjangkau karena jauh lebih murah daripada
dimungkinkan oleh adanya teknologi CD dupli-
masyarakat harus membeli program komputer yang
cator. Tetapi, dewasa ini pembajakan program kom-
asli.
puter mulai diberantas. Hal ini antara lain dilakukan Pelanggaran Hak Cipta atas program kom-
dengan melakukan razia-razia pada tempat-tempat
puter tidak hanya di Indonesia tetapi di negara-
yang memasarkan komputer. Razia dilakukan pada
negara lain, seperti Malaysia, Singapura, Jepang,
toko komputer yang menjual hardware komputer.
dan lain-lain. Tetapi dampak yang sangat merugikan
Sebagai sebuah toko komputer, toko tersebut sering
adalah programmer lokal karena mereka berada
kali menjual komputer dilengkapi dengan pro-
pada area pasarnya sendiri. Fakta tersebut menun-
gramnya, sehingga pengguna komputer dapat lang-
jukkan bahwa pembangunan dan perlindungan Hak
sung mengaplikasikan komputernya. Untuk meng-
Cipta harus berjalan secara bergandengan. (Tamostu
copy program komputer kedalam komputer pembeli,
Hazomi, 2006). Berbagai peranti lunak komputer
toko komputer harus mempunyai lisensi dari Peme-
diperbanyak secara gelap tanpa izin dari Pemegang
gang Hak Cipta program komputer. Akan tetapi
Hak Cipta dan tanpa membayar uang imbalan
seringkali pemilik toko tidak memperpanjang lisensi
(dengan kata lain lisensi). (Tamostu Hazomi, 2006)
tersebut sehingga terjadi pelanggaran Hak Cipta.
Dengan adanya pelanggaran Hak Cipta tersebut
Dengan adanya razia tersebut, diharapkan bisa
maka programmer mengalami kerugian yang sangat
mengurangi pembajakan – pembajakan program
besar. Padahal apabila Ciptaan atas program kom-
komputer.
puter tersebut tidak dibajak oleh orang yang tidak bertanggung jawab maka programmer dapat memperoleh keuntungan yang tidak sedikit karena dalam Hak Cipta terdapat hak ekonomis.
Permasalahan Adapun permasalahan yang akan dibahas penulis adalah sebagai berikut:
Dalam hal ini sangat dirasakan kurangnya
1. Bagaimana perlindungan hukum terhadap pro-
perlindungan hukum yang diberikan kepada pen-
gram komputer di Indonesia dalam rezim Hak
cipta program komputer. Memang diakui untuk
Kekayaan Intelektual (HKI), dengan Hak Cipta
melindungi program komputer dari kasus pemba-
atau Paten?
jakan merupakan hal yang sulit, mengingat peng-
2. Tindakan apa saja yang biasa dilakukan dalam
copy-an program yang merupakan bentuk pemba-
pelanggaran Hak Cipta program komputer di
jakan program komputer dapat dilakukan dengan
Indonesia?
cepat dan tanpa meninggalkan bekas karena didu-
3. Upaya hukum apa yang dapat dilakukan atas
kung oleh kemajuan teknologi komputer yang
pelanggaran Hak Cipta program komputer?
semakin lama semakin canggih dewasa ini. Bahkan Lex Jurnalica Vol.5 No. 2, April 2008
113
Perlindungan Hak Cipta Terhadap Program Komputer Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
banyak Ciptaannya atau memberikan izin untuk itu
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai
dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan
berikut:
menurut peraturan perundang-undangan yang ber-
1. Untuk mengetahui sejauhmana perlindungan
laku”.
hukum terhadap program komputer di Indonesia
Dari pengertian Hak Cipta menurut Pasal 1
dalam rezim Hak Kekayaan Intelektual (HKI),
angka 1 UU Hak Cipta, Hak Cipta didefinisikan
dengan Hak Cipta atau Paten.
sebagai hak ekslusif bagi para pencipta untuk meng-
2. Untuk mengetahui tindakan apa saja yang biasa
umumkan atau memperbanyak suatu Ciptaan atau
dilakukan dalam pelanggaran Hak Cipta pro-
memberikan izin kepada pihak lain untuk mela-
gram komputer di Indonesia.
kukan hal yang sama dalam batasan hukum yang
3. Untuk mengetahui upaya hukum apa saja yang
berlaku. Yang Penting untuk diingat adalah hak tadi
dapat dilakukan atas pelanggaran Hak Cipta
mengizinkan Pemegang Hak Cipta untuk mencegah
program komputer.
pihak lain memperbanyak tanpa izin”. (Tim Lindsay, 2002) Pengertian Hak Cipta menurut World
Tinjauan Teori Hak Cipta sebagai salah satu Hak Kekayaan
Intellectual Property Organization (WIPO) adalah:
Intelektual, memiliki konsep dasar sebagai hak
“Copyright is a legal form describing right given to
milik immaterial. Sedangkan yang dimaksud hak
creator for their literary and artistic works”
milik immateril adalah suatu hak milik yang objek
Artinya: (Hak Cipta adalah terminologi hukum yang
haknya adalah benda tidak berwujud (benda tidak
menggambarkan hak-hak yang diberikan kepada
bertubuh). (O.K. Saidin, 2004). Dalam pengertian
pencipta untuk karya-karya mereka dalam bidang
ini tidak berarti bahwa yang dihasilkan oleh Hak
seni dan sastra).
Cipta adalah benda tidak berwujud. Dalam hal ini, Hak Cipta adalah hak atas perwujudan suatu ide.
Pada dasarnya, Hak Cipta adalah sejenis kepemilikan pribadi atas suatu Ciptaan yang be-
Hak Cipta muncul bukan karena adanya
rupa perwujudan dari suatu ide Pencipta dibi-
pendaftaran suatu Ciptaan pada Direktorat Jendral
dang seni, sastra dan ilmu pengetahuan. (Tim
Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan
Lindsay, 2002).
Hak Asasi Manusia maka ada perlindungan. Hak
Dalam UU Hak Cipta, objek-objek yang
Cipta akan secara otomatis berlaku sejak pencipta
dilindungi dengan Hak Cipta adalah objek-objek
telah selesai menghasilkan Ciptaannya dalam
tertentu yang telah ditentukan oleh UU Hak Cipta.
bentuk yang khas.
Dalam hal ini, maka selain yang ditentukan oleh UU
Pengertian Hak Cipta menurut Pasal 1
Hak Cipta tidak dilindungi oleh hukum.Menurut
angka 1 UU Hak Cipta, yang berbunyi:
Pasal 12 ayat (1) UU Hak Cipta, Ciptaan yang dilin-
“Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau
dungi adalah Ciptaan dalam bidang ilmu penge-
penerima hak untuk mengumumkan atau memper-
tahuan, seni dan sastra yang mencakup:
114
Lex Jurnalica Vol.5 No. 2, April 2008
Perlindungan Hak Cipta Terhadap Program Komputer Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
1. Buku, Program Komputer, Pamflet, Perwajahan (Lay Out), Karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain;
Pengertian
program komputer
menurut
Pasal 1 angka 8 UU Hak Cipta, yang berbunyi:
2. Ceramah, Kuliah, Pidato, dan Ciptaan lain yang sejenis dengan itu;
“Program Komputer adalah sekumpulan instruksi yang diwujudkan dalam bentuk bahasa, kode, skema
3. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan ilmu pengetahuan;
ataupun bentuk lain, yang apabila digabungkan dengan media yang dapat dibaca dengan komputer
4. Lagu atau Musik dengan atau tanpa teks;
akan mampu membuat komputer bekerja untuk
5. Drama atau Drama Musikal, Tari, Koreografi,
melakukan fungsi-fungsi khusus atau untuk men-
Pewayangan, dan Pantonim;
capai hasil yang khusus, termasuk penyiapan dalam
6. Seni Rupa dalam segala bentuk seperti Seni
merancang instruksi-instruksi tersebut”.
Lukis, Gambar, Seni Ukir, Seni Kaligrafi, Seni Pahat, Seni Patung, Kolase, dan Seni Terapan;
Pengertian
program komputer
menurut
World Intelectual Property Organization (WIPO):
7. Arsitektur;
“for the purpose of the law: computer program
8. Peta;
means
9. Seni Batik;
incorporated in a machine-readable medium, of
10. Fotografi;
causing a machine having information-processing
11. Sinematografi;
capabilities to indicate, perform or achieve a
12. Terjemahan, Tafsiran, Saduran, Bunga Rampai,
particular function, task or result”.
a
set
of
instruction
capable,
when
Database, dan Karya lain dari hasil peng-
Artinya: (Untuk tujuan di bidang hukum, program
alihwujudan.
komputer berarti sekumpulan instruksi yang mampu, bila suatu media yang dapat dibaca oleh mesin,
Disamping Ciptaan yang dilindungi dalam
sehingga mesin mempunyai kemampuan memproses
Pasal 12 ayat (1), ada lagi Ciptaan yang dilindungi
informasi atau menerima fungsi-fungsi khusus,
oleh UU Hak Cipta, sebagaimana diatur dalam
tugas atau suatu hasil).
ketentuan Pasal 10 ayat (1) dan ayat (2) UU Hak
Menurut Priyono Dwi Widodo, program
Cipta, yang menyatakan:
komputer adalah serangkaian petunjuk yang berupa
1. Negara memegang Hak Cipta atas karya pe-
perintah-perintah yang disusun sedemikian rupa
ninggalan prasejarah, sejarah dan benda budaya
untuk melaksanakan suatu tugas yang akan diker-
nasional lainnya.
jakan oleh komputer.
2. Negara memegang Hak Cipta atas folklor dan
Sedangkan menurut David I. Bainbridge, program
hasil kebudayaan rakyat yang menjadikan milik
komputer
adalah
bersama seperti cerita, hikayat, dongeng, legen-
mengendalikan
da, babad, lagu, kerajinan tangan, koreografi,
komputer.
serangkaian
atau
mengubah
instruksi
yang
operasi-operasi
tarian, kaligrafi, dan karya seni lainnya. Lex Jurnalica Vol.5 No. 2, April 2008
115
Perlindungan Hak Cipta Terhadap Program Komputer Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
Jhon J. Borking, mendefinisikan program
Program komputer bukanlah seperti pro-
komputer adalah sebagai berikut:
gram yang ditemukan didalam radio dan televisi.
“In essence, a computer program is a set of
Program yang dimaksud disini adalah instruksi-
instruction in the form of numeric codes, which are
instruksi yang berupa kode-kode numerik yaitu nol
loaded into the computer’s memory in order to tell
dan satu (0 dan 1), yang berada didalam memori
the computer in what way a problem has to be
komputer untuk memberitahukan komputer, peker-
solved”
jaan apa yang harus diselesaikan. Komputer tidak
Artinya: (Secara umum, Program Komputer adalah
dapat berpikir, komputer hanya dapat mengerjakan
suatu rangkaian instruksi yang dibangun dari kode-
sesuai dengan instruksi yang diberikan kepadanya.
kode numerik, yang dimasukan kedalam memori
Instruksi-instruksi yang dibuat oleh penulis program
komputer dalam upaya untuk memberitahu kom-
(programmer) menggunakan suatu bahasa pemro-
puter jalan apa yang harus dibuat untuk meme-
graman tertentu dan langsung dapat diterjemahkan
cahkan masalah).
ke bahasa mesin yang dimengerti oleh komputer
Dalam hal ini, bahwa esensi dari suatu
untuk menyelesaikan suatu aplikasi tertentu dengan
program komputer sebenarnya adalah keberadaan
suatu
perangkat
lunak yang
dikenal
dengan
“perintah” ataupun “instruksi” yang berfokus ke-
perangkat lunak aplikasi (application software).
pada proses agar suatu perangkat keras berfungsi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya
sebagaimana yang ditentukan. Jadi sepatutnya yang
di atas, bahwa instruksi-instruksi yang diberikan
menjadi kata kunci dalam hal ini adalah kejelasan
kepada sistem komputer harus diterjemahkan ter-
dari instruksi itu sendiri, sehingga jika suatu pro-
lebih dahulu kedalam bahasa mesin oleh perangkat
gram tidak lengkap dan/atau tidak jelas instruk-
lunak komputer yang disebut
sinya, maka ia bukan merupakan suatu program.
Software, agar bahasa pemrograman yang ditulis
Program
komputer
(sering
dengan Language
disebut
oleh seorang programmer dapat dimengerti oleh
sebagai program saja), merupakan suatu aplikasi
komputer. Bahasa mesin yang dapat dimengerti oleh
yang dibuat dengan mengunakan bahasa program
komputer adalah berbentuk bilangan binari yang ha-
tertentu dan telah terinstal didalam komputer.
nya menggunakan 2 (dua) bilangan yaitu nol dan
Program komputer merupakan contoh perangkat
satu (0 dan 1).
lunak komputer yang menuliskan aksi komputasi
Language Software dikategorikan sebagai
yang akan dijalankan oleh komputer. Komputasi ini
berikut, yaitu:
biasanya dilaksanakan berdasarkan suatu algoritma
1. Assembler
atau urutan perintah tertentu. Urutan perintah (algo-
Assembler merupakan program yang digunakan
ritma) merupakan suatu perangkat yang sudah
untuk menerjemahkan program aplikasi yang
termasuk dalam program komputer tersebut. Tanpa
ditulis
algoritma tersebut, program komputer tidak dapat
language) atau bahasa pemrograman simbolik
berjalan dengan baik.
(symbolic programming language) menjadi ba-
116
dengan
Lex Jurnalica Vol.5 No. 2, April 2008
bahasa
perakit
(assembly
Perlindungan Hak Cipta Terhadap Program Komputer Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
hasa mesin. Dengan bahasa simbolik, masing-
fungsi, prosedur dan objek yang dibuat oleh seorang
masing op-code dalam bahasa mesin tidak ditu-
programmer.
lis dalam bilangan binari tetapi dengan suatu
Sedangkan object program atau object code
kode simpanan singkatan tertentu yang disebut
berasal dari kata object berarti objek atau tujuan dan
dengan mnemonic. Instruksi program yang
code yang berarti sandi, kode, perintah yang dike-
ditulis dengan mnemonic inilah yang akan diter-
tikan, dan lambang yang memiliki arti. Jadi object
jemahkan kedalam bentuk bilangan binary
code berari kode objek. Arti istilah object code
(bahasa mesin) dengan menggunakan assem-
dianggap berkaitan erat dengan bahasa mesin yang
bler. Program yang ditulis dengan bahasa sim-
didapatkan setelah kode program dikompilasi.
bolik ini disebut dengan source code (program
www.total.or.id
sumber) dan hasil terjemahan kedalam bahasa
Source program atau source code yang
mesin disebut dengan object program (program
dimasukkan kedalam komputer didalam perangkat
objek).
lunak yang umumnya ada dalam terminal, kemudian
2. Compiler
Source program atau source code ini akan diubah
Didalam Compiler ini telah dikembangkan sua-
kedalam bahsa mesin oleh compiler atau interpreter
tu yang lebih dekat dengan pemakai komputer
yang disebut sebagai object code. Hanya jika Source
bila dibandingkan dengan menggunakan bahasa
program atau source code ini sudah diubah kedalam
simbolik. Source program ini ditulis dengan
object code-lah program dapat menjalankan perintah
menggunakan bahasa tingkat tinggi (high level
yang diintruksikan oleh program. (Edmon Makarim,
language) kemudian akan diterjemahkan menja-
2003).
di program bahasa mesin (object code) dengan compiler.
Perbedaan antara source code dan object code inilah yang akan menimbulkan fenomena dari
3. Interpreter
aspek Hukum Kekayaan Intelektual (HKI).
Interpreter ini juga merupakan program untuk
Dalam Berne Convention, terdapat keten-
menerjemahkan program yang ditulis dengan
tuan dimana untuk program komputer dilindungi
bahasa tingkat tinggi kedalam bahasa mesin.
oleh Hak Cipta. Hal ini dikarenakan bahwa Hak Cipta adalah hak khusus bagi pencipta maupun
Program yang ditulis dengan bahasa sim-
penerima hak untuk mengumumkan atau memper-
bolik disebut dengan source code (program sumber)
banyak ciptaannya maupun memberikan izin untuk
dan hasil terjemahan kedalam bahasa mesin disebut
itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pem-
dengan object program (program objek).
batasan menurut peraturan perundang-undangan
Adapun yang dimaksud dengan source code
yang berlaku.
(kode sumber) adalah sebuah arsip (file) program
Hak Cipta memberikan perlindungan terha-
yang berisi pernyataan-pernyataan (statements)
dap ekspresi dari sebuah ide dan bukan melindungi
pemrograman, kode-kode instruksi atau perintah,
idenya itu sendiri, maksudnya adalah Hak Cipta
Lex Jurnalica Vol.5 No. 2, April 2008
117
Perlindungan Hak Cipta Terhadap Program Komputer Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
tidak memberikan perlindungan apabila ide tersebut
perlindungan telah selesai maka ciptaan tersebut
masih dalam bentuk gagasan, Hak Cipta akan
akan menjadi milik umum.
melindungi ide yang sudah dituangkan dalam bentuk yang nyata.
Paten terhadap program komputer ini diakui disejumlah negara, termasuk Amerika Serikat dan
Ada 2 (dua) elemen penting dari sebuah
Australia. Sementara Uni Eropa tengah merumuskan
program komputer, yaitu:
UU Paten baru dan masih mempertimbangkan paten
1. The Underlying Process dan sistem dari operasi
peranti lunak. Namun Indonesia tidak pernah me-
algoritma;
ngenal perlindungan paten terhadap program kom-
2. Serangkaian instruksi yang menjelaskan proses secara detail. (Edmon Makarim, 2003).
puter sehingga pengembang peranti lunak lebih bebas dalam membangun produk baru. UU Hak Cipta Indonesia, tidak mengatur perlindungan hak
The Underlying Process dan sistem dari
paten terhadap suatu program komputer.
operasi algoritma, dapat dipersamakan dengan proses atau sistem sehingga akan dilindungi oleh
Metode Penelitian
Paten. Sedangkan Serangkaian instruksi yang men-
Jenis Penelitian
jelaskan proses secara detail merupakan ekspresi
Dalam penyusunan tulisan ini, penulis
dari serangkaian instruksi yang dituangkan dari ben-
menggunakan metode penelitian normatif yuridis
tuk tertulis, akan dilindungi oleh Hak Cipta.
yaitu cara pendekatan untuk memperoleh pengertian
(Edmon Makarim, 2003).
ilmiah terhadap suatu objek sehingga dapat dicapai
Paten berbeda dengan Hak Cipta karena
kebenaran objektif. Dimana penulis akan meneliti
pihak yang menginginkan perlindungan hukum atas
sumber data sekunder di tambah dengan wawancara,
hasil karya ciptanya tidak perlu mendaftarkan hak
penulis mengadakan perbincangan atau interview
cipta agar ciptaannya mendapatkan perlindungan
untuk melakukan penelitian hukum tersebut.
hukum. Berdasarkan UU Hak Cipta, hak cipta atas program komputer didapatkan secara otomatis pada
Data Penelitian
saat dirinya menciptakan karya inovasinya. Sedangkan Paten perlu melakukan pendaftaran.
data sekunder yaitu data-data yang diperoleh untuk
Paten sederhana jangka waktunya adalah selama 10 (sepuluh) tahun dan dapat diperpanjang, apabila tidak diperpanjang maka akan menjadi milik umum. Sedangkan Hak Cipta untuk program komputer jangka waktu perlindungannya selama 50 (lima puluh) tahun sejak diumumkan dan tidak dapat
diperpanjang,
apabila
jangka
Dalam penelitian, penulis menggunakan
waktu
mendukung penelitian ini, adapun data sekunder dari penelitian ini adalah: a. Bahan Hukum Primer Bahan hukum primer adalah bahan yang sifatnya mengikat dan mendasari bahan hukum lainnya. Bahan Hukum Primer terdiri dari: -
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta.
118
Lex Jurnalica Vol.5 No. 2, April 2008
Perlindungan Hak Cipta Terhadap Program Komputer Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
-
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
bangan Hak Cipta, khususnya untuk program
Tahun 1945.
komputer dalam berbagai bentuk pengaturan. Objek
b. Bahan Hukum Sekunder
perlindungan dari sebuah program komputer adalah
Bahan hukum sekunder adalah bahan yang
serangkaian kode yang mengisi instruksi. Instruksi-
memberikan petunjuk dan penjelasan mengenai
instruksi dan bahasa yang tertulis ini dirancang
bahan hukum primer. (Soerjono Soekanto,
untuk mengatur microprocessor agar dapat mela-
2003) Bahan hukum sekunder terdiri dari:
kukan tugas-tugas sederhana yang dikehendaki seca-
Dokumen, arsip, skripsi, majalah, buku (text
ra tahap demi tahap serta untuk menghasilkan hasil
book), dan internet.
yang diinginkan. Dalam instruksi inilah terlihat eks-
c. Bahan Hukum Tersier
presi dari si pembuat program atau pencipta.
Bahan hukum tersier adalah bahan-bahan yang
Konvensi Bern memberi perlindungan un-
memberikan petunjuk maupun penjelasan ter-
tuk karya literatur dan artistik. Menurut konvensi
hadap bahan-bahan hukum primer dan sekunder
ini, program komputer dilindungi sebagai karya
atau disebut juga sebagai bahan penunjang.
tulisan. Digolongkannya program komputer sebagai
Bahan hukum tersier terdiri dari:
hasil karya yang berbasis teks atau tulisan (Literary
- Kamus Hukum
Works) menurut konvensi ini adalah karena adanya
- Kamus Bahasa Indonesia
proses penulisan kode-kode perintah (coding) dari
- Kamus Bahasa Inggris
programmer atau pencipta yang memerlukan penguasaan pengetahuan yang cukup dalam teknik dan bahasa pemrograman. Dan juga kesabaran dalam
Metode Analisa Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
penulisan kode-kode tersebut, sehingga dihasilkan
metode analisa data yaitu deskriptif analisis.
Source Code (kode sumber) dari program komputer
(Soerjono Soekanto, 2003)
(software) yang berupa teks yang dapat dimengerti
Dimana data yang diperoleh dalam pene-
oleh orang yang mengerti bahasa pemrograman.
litian ini menggunakan Peraturan Perundang-
Berdasarkan sifat alamiah dari sebuah pro-
undangan dan buku-buku bacaan yang berkaitan de-
gram komputer, maka sebenarnya secara umum pro-
ngan permasalahan yang ada kemudian akan dipa-
gram Komputer (software) berdasarkan bentuknya
dukan dengan pendapat narasumber, kemudian di-
terbagi menjadi 2 (dua) buah bentuk yaitu:
analisis secara kualitatif dan mencari peme-
1. Bentuk Source Code (Kode Sumber);
cahannya, kemudian akan ditarik kesimpulan yang
2. Bentuk Object Code (Kode Objek).
dipergunakan untuk permasalahan yang ada. Source Code (Kode Sumber) merupakan ekspresi dari si pencipta, dimana pencipta menu-
Pembahasan Perlindungan program komputer menurut
liskan kode-kode (codes) atau merancang kode ter-
UU Hak Cipta tidak lepas dari adanya perkem-
sebut sehingga memungkinkan sebuah program
Lex Jurnalica Vol.5 No. 2, April 2008
119
Perlindungan Hak Cipta Terhadap Program Komputer Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
Komputer (software) melakukan suatu perintah
sumber), maka pelanggaran hak cipta hanya terjadi
tertentu. Source Code (Kode Sumber) ini dapat
apabila terdapat peniruan struktur, sequence, dan
dimengerti dengan mudah oleh seorang manusia
organisasi dari sebuah software. Kesamaan antara
yang mempunyai keahlian tertentu, namun tidak
Source Code (kode sumber) tersebut dapat dilihat
mungkin dimengerti oleh program komputer (soft-
dari seberapa besarkah kesamaan dari Source Code
ware) yang akan menjalankan komputer tersebut.
(kode sumber) tersebut sehingga dikatakan melang-
Oleh karena itu, program Komputer yang
gar Hak Cipta.
masih berbentuk Source Code (Kode Sumber)
Konsep UU Hak Cipta Indonesia tidak
tersebut haruslah di-compile atau di-Interpret, se-
memberikan perlindungan yang bersifat kuantitatif,
hingga ia dapat dimengerti oleh Komputer yang
yaitu yang mengatur seberapa besar kemiripan
akan menjalankan progam tersebut. Source Code
antara kedua program komputer. Jadi tidak terdapat
(Kode Sumber) yang telah di-compile atau di-
batasan (berapa persen) kesamaan antara kedua
Interpret tersebut dinamakan sebagai Kode Objek
program sehingga dikatakan melanggar Hak Cipta
(“Object Code”). Object Code (kode objek) ini oleh
orang lain. UU Hak Cipta memberikan perlindungan
UU Hak Cipta disebut sebagai karya sastra (Literary
secara kualitatif yang lebih menekankan seberapa
Works). Berdasarkan hal ini maka perlindungan
pentingkah bagian dari Source Code (kode sumber)
hukum yang diberikan kepada sebuah program
yang ditiru sehingga apabila mengambil bagian
komputer (software) telah diberikan secara menye-
yang paling penting atau khas atau yang menjadi ciri
luruh sesuai dengan sifat dasar dari program kom-
dari suatu ciptaan meskipun itu kurang dari
puter (software) itu sendiri.
10%(sepuluh persen), maka dikatakan sebagai pe-
Terdapat 2 (dua) jenis perlindungan terha-
langgaran Hak Cipta.
dap program komputer, yaitu:
Program yang ditulis dengan bahasa sim-
1. Program yang dilengkapi kode sumber (Literal Similarity of Coding);
bolik inilah yang disebut dengan source code (kode sumber) dan hasil terjemahan kedalam bahasa mesin
2. Program yang tidak dilengkapi kode sumber (Non literal similarity of coding).
disebut dengan object code (kode objek). source code (kode sumber) dan object code (kode objek) inilah yang dilindungi oleh UU Hak Cipta.
Untuk yang dilengkapi kode sumber, maka apabila ada 2 (dua) program komputer yang me-
Bagaimana perlindungan hukum terhadap
miliki source code (kode sumber) yang sama, maka
program komputer di Indonesia dalam re-
salah satunya merupakan peniruan terhadap yang
zim
lain. Namun kesamaan itu, bisa diukur berdasarkan persamaan secara kualitatif sehingga dapat dikategorikan sebagai pelanggaran hak cipta. Pada program yang tidak adanya source code (kode 120
Hak
Kekayaan
Intelektual
(HKI),
dengan Hak Cipta atau Paten Perlindungan hukum terhadap ciptaan program komputer (software) di Indonesia sendiri merupakan ciptaan yang dilindungi oleh UU Hak
Lex Jurnalica Vol.5 No. 2, April 2008
Perlindungan Hak Cipta Terhadap Program Komputer Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
Cipta. Karena berdasarkan Pasal 12 ayat (1) UU
1. Kebaruan (Novelty);
Hak Cipta, bahwa ciptaan yang dilindungi adalah
Paten akan diberikan apabila penemuan (in-
ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan
vensi) tersebut mengandung unsur kebaruan,
sastra, yang mencakup salah satunya adalah pro-
dalam artian invensi tersebut tidak pernah
gram komputer (software).
diumumkan sebelumnya.
Selain ketentuan dalam Pasal 12 ayat (1)
2. Langkah Inventif (Inventive Step);
UU Hak Cipta, ketentuan tersebut juga ditentukan
penemuan (invensi) tersebut harus mengandung
dalam Pasal 4 WIPO Copyrights Treaty (WCT),
langkah inventif, jika invensi tersebut bagi sese-
yang berbunyi:
orang yang mempunyai keahlian tertentu di
“Computer programs are protected as literary
bidang teknik merupakan hal yang tidak dapat
works within the meaning of Article 2 of the Berne
diduga sebelumnya.
Convention. Such protection applies to computer
3. Dapat diterapkan dalam industri (Industrial
programs, whatever may be the mode or form of
Applicable);
their expression”.
Apabila suatu invensi tersebut dapat dilaksa-
Artinya: (Program-program komputer dilindungi
nakan dalam industri.
sebagai karya-karya cipta sastra dalam artian pasal 2 Konvensi Bern. Perlindungan tersebut berlaku pada
Selain harus memenuhi syarat-syarat paten,
program-program komputer, dapat berupa model
program komputer (software) tersebut baru akan
atau bentuk ekspresinya).
mendapat perlindungan hukum, apabila program
Masuknya lingkup perlindungan program
komputer (software) dimintakan permohonan pen-
komputer (software) dengan hak cipta karena
daftaran paten atau sudah didaftarkan pada Direk-
program komputer (software) tersebut terdiri dari
torat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Depar-
source code (kode sumber) dan object code (kode
temen Hukum Dan Hak Asasi Manusia.
objek). Source Code (kode sumber) dan object code
Program komputer (software) yang telah
(kode objek) inilah yang merupakan ekspresi dari si
didaftarkan, maka akan mendapat perlindungan
pencipta, yaitu si pencipta dengan menuliskan kode-
hukum. Namun apabila permohonan pendaftaran
kode perintah tersebut. Program komputer (soft-
paten terhadap program komputer (software) ter-
ware) juga dianggap sebagai hasil karya yang
sebut didaftarkan di suatu negara, maka program
berbasis teks atau tulisan (Literary Works).
komputer (software) tersebut hanya akan dilindungi
Namun bila program komputer (software)
di negara yang didaftarkan paten saja. Sedangkan
dilindungi dengan paten, dimungkinkan saja. Tetapi
untuk negara-negara yang tidak didaftarkan permo-
bila program komputer (software) tersebut dilin-
honan paten, maka program komputer (software)
dungi dengan paten, maka program komputer
tersebut tidak akan dilindungi di negara-negara yang
(software) harus memenuhi syarat-syarat paten
tidak didaftarkan paten.
antara lain, yaitu: Lex Jurnalica Vol.5 No. 2, April 2008
121
Perlindungan Hak Cipta Terhadap Program Komputer Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
Tetapi pada dasarnya di Indonesia sendiri
gung jawab. Adapun definisi perbanyakan menurut
tidak pernah mengenal perlindungan paten terhadap
Pasal 1 angka 6 UU Hak Cipta, yang berbunyi:
program komputer (software). Di Indonesia pro-
“Perbanyakan adalah penambahan jumlah sesuatu
gram komputer (software) masuk ke dalam lingkup
Ciptaan, baik secara keseluruhan maupun bagian
hak cipta, sehingga program komputer (software)
yang sangat substansial dengan menggunakan
dilindungi dengan hak cipta bukan dengan paten.
bahan-bahan yang sama ataupun tidak sama,
Karena berdasarkan Pasal 12 ayat (1) UU Hak Cip-
termasuk pengalihwujudan secara permanen atau
ta, bahwa ciptaan yang dilindungi adalah ciptaan
temporer”.
dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra,
Sedangkan pengertian pengumuman menu-
yang mencakup salah satunya adalah program kom-
rut Pasal 1 angka 5 UU Hak Cipta, yang berbunyi:
puter (software) dan juga berdasarkan Pasal 4
“Pengumuman adalah pembacaan, penyiaran, pame-
WIPO Copyrights Treaty (WCT).
ran, penjualan, pengedaran atau penyebaran suatu
Jadi jelas bahwa di Indonesia program kom-
Ciptaan dengan mengunakan alat apa pun, termasuk
puter (software) dilindungi dengan hak cipta bukan
media internet atau melakukan dengan cara apapun
dengan paten, karena perlindungan program kom-
sehingga suatu Ciptaan dapat dibaca, didengar atau
puter (software) dengan hak cipta lebih praktis
dilihat orang lain”.
karena tanpa pendaftaranpun secara otomatis akan
Pelanggaran Hak Cipta juga terjadi apabila
dilindungi di negara si pencipta maupun di negara-
suatu produk ciptaan digunakan tanpa izin (lisensi)
negara lain. Sedangkan perlindungan program kom-
dari pemilik Hak Cipta atau apabila bagian yang
puter (software) dengan paten akan sangat tidak
pokok dari suatu ciptaan digunakan tanpa izin dari
praktis karena selain harus memenuhi syarat-syarat
Pencipta atau Pemegang Hak Cipta. Untuk pelang-
paten dan juga apabila program komputer (soft-
garan Hak Cipta di bidang program komputer
ware) tersebut hanya didaftarkan di suatu negara
(software) selain karena dilakukan perbanyakan,
saja (misalnya di Amerika), maka di negara lain
pengumuman dan pendisribusian tanpa izin dari
(misalnya Australia) program komputer (software)
pemegang Hak Cipta, ada juga sebab lain yaitu apa-
tersebut tidak akan dilindungi, karena paten hanya
bila antara 2 (dua) buah program komputer memiliki
melindungi invensi di negara yang didaftarkan
Source Code (kode sumber) yang sama. Apabila
paten saja.
terdapat Source Code (kode sumber) yang sama,
Tindakan apa saja yang biasa dilakukan da-
maka dimungkinkan telah terjadi peniruan terhadap
lam pelanggaran Hak Cipta program kom-
salah satu program komputer. Namun pelanggaran Hak Cipta atas pro-
puter di Indonesia hak
gram komputer (software) mengenai kesamaan
ekonomis secara umum terjadi karena perbanyakan
antara Source Code (kode sumber) yang sama ja-
dan pengumuman oleh orang yang tidak bertang-
rang sekali ditemui. Pelanggaran hak cipta atas
Pelanggaran
Hak
Cipta
terhadap
program komputer (software) yang sering terjadi 122
Lex Jurnalica Vol.5 No. 2, April 2008
Perlindungan Hak Cipta Terhadap Program Komputer Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
adalah perbanyakan, dimana banyak sekali ditemui
pemuatan ke Harddisk, Softlifting, Pemalsuan, dan
program komputer (software) yang dijual secara
Downloading Illegal. Sedangkan yang termasuk
illegal.
kategori pengumuman adalah pemalsuan. Adapun bentuk-bentuk pelanggaran Hak
Bentuk-bentuk pelanggaran terhadap pro-
cipta, program komputer (software) adalah sebagai
gram komputer (software) tersebut merupakan cara
berikut:
illegal yang dilakukan untuk mendapatkan program
1. Pemuatan Ke Harddisk
komputer secara murah dengan cara meng-copy atau
Biasanya dilakukan seseorang saat membeli
meniru program komputer (software) asli yang telah
personal komputer di toko komputer, yang oleh
ada. Tingginya permintaan akan komputer yang
penjual komputer atau toko komputer membuat
tidak dibarengi dengan taraf ekonomi yang tinggi
salinan program komputer atau menginstall satu
menjadi salah satu penyebab mengapa hal ini
sistem operasi yang tidak sah ke dalam harddisk
terjadi. Selain itu, kemudahan akan informasi, teru-
komputer pribadi si pembeli sebagai rangsangan
tama dalam era globalisasi sekarang, turut mem-
bagi konsumen untuk membeli hardware
perkeruh keadaan ini.
(perangkat keras) dari penjual atau toko komputer tersebut.
Walaupun pelanggaran hak cipta terhadap program komputer (software) masih marak terjadi di
2. Softlifting
Indonesia, namun usaha-usaha untuk melindungi
Jika sebuah lisensi dipakai melebihi kapasitas
program komputer (software) terus diupayakan oleh
penggunanya, misalnya membeli satu software
pemerintah.
secara resmi tapi kemudian meng-install-nya di sejumlah komputer melebihi jumlah lisensi un-
Upaya hukum apa yang dapat dilakukan
tuk menginstall yang diberikan.
atas pelanggaran Hak Cipta program kom-
3. Pemalsuan
puter
yaitu memproduksi serta menjual software-
Atas pelanggaran Hak Cipta Program kom-
software bajakan biasanya dalam bentuk CD
puter maka upaya hukum yang dapat dilakukan oleh
ROOM, yang banyak dijumpai di toko buku
seseorang yang hak-nya telah dilanggar adalah
atau pusat-pusat perbelanjaan.
orang yang hak-nya telah dilanggar tersebut dapat menyelesaikan perkaranya melalui jalur pengadilan
4. Downloading Illegal
ataupun di luar pengadilan. Apabila di jalur penga-
Mendownload sebuah program komputer secara
dilan maka terhadap pelanggaran hak cipta tersebut,
illegal melalui internet.
berdasarkan UU Hak Cipta memberikan hak untuk mengajukan:
Dari keempat bentuk-bentuk pelanggaran hak cipta terhadap program komputer (software),
Gugatan Perdata
maka yang termasuk kategori perbanyakan adalah Lex Jurnalica Vol.5 No. 2, April 2008
123
Perlindungan Hak Cipta Terhadap Program Komputer Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
Pemegang Hak Cipta berhak untuk menga-
kal pelanggaran Hak Cipta, serta untuk lebih melin-
jukan gugatan perdata ke Pengadilan Niaga terha-
dungi pemegang Hak Cipta dan juga memungkinkan
dap pelanggaran hak ekonomis pencipta, yaitu:
penahanan sebagaimana yang diatur dalam Kitab
1. Gugatan ganti rugi oleh pengadilan niaga atas
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
pelanggaran hak ciptanya dan meminta penyi-
Tindak pidana dalam pelanggaran hak cipta
taan terhadap benda yang diumumkan atau hasil
merupakan delik biasa. Delik biasa merupakan delik
perbanyakan ciptaan.
yang penuntutannya tidak memerlukan pengaduan,
2. Gugatan pemegang hak cipta untuk memohon
sehingga apabila terjadi pelanggaran dapat segera
kepada Pengadilan Niaga memerintahkan pe-
dilakukan penindakan oleh penegak hukum (polisi
nyerahan seluruh atau sebagian penghasilan
dan PPNS) tanpa perlu menunggu adanya penga-
yang diperoleh dari penyelenggaraan ceramah,
duan dari pemegang Hak Cipta yang dilanggar.
pertemuan ilmiah, pertunjukan atau pameran
Namun dalam hal ini, tetap tidak mengurangi hak
karya yang merupakan pelanggaran hak cipta.
dari pemegang Hak Cipta untuk melaporkan terlebih dahulu kejadian pelanggaran tersebut pada pihak
Atas permintaan pihak penggugat atau
kepolisian.
pihak yang merasa dirugikan, Hakim Pengadilan
Ketentuan pidana terhadap pelanggaran hak
Niaga dapat menerbitkan surat penetapan sementara
cipta yaitu berdasarkan Pasal 72 ayat (1) UU Hak
dengan segera dan efektif untuk mencegah berlan-
Cipta, yang berbunyi:
jutnya pelanggaran hak cipta, khususnya mencegah
“Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp.1.000.000,-(satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau deda paling banyak Rp.5.000.000.000,-(lima milyar rupiah)”.
masuknya barang yang diduga melanggar Hak Cipta atau hak terkait kedalam jalur perdagangan, termasuk tindakan importasi; menyimpan bukti yang berkaitan dengan pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait tersebut guna menghindari terjadinya penghilangan barang bukti; meminta kepada pihak yang merasa dirugikan, untuk memberikan bukti yang
Ketentuan yang terdapat pada Pasal 72 ayat
menyatakan bahwa pihak tersebut memang berhak
(1) UU Hak Cipta, merupakan pelanggaran hak
atas Hak Cipta atau Hak Terkait dan hak pemohon
cipta yang terjadi karena perbanyakan program
tersebut memang sedang dilanggar.
komputer (software).
Tuntutan Pidana
Ketentuan pidana juga terhadap pelanggaran hak
Dengan adanya hak untuk mengajukan
cipta yaitu berdasarkan Pasal 72 ayat (2) UU Hak
gugatan perdata oleh pemegang hak tidak mengu-
Cipta, yang berbunyi:
rangi hak negara untuk melakukan tuntutan pidana
“Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling
atas pelanggaran Hak Cipta itu. Adanya ancaman pidana itu adalah sebagai salah satu upaya penang124
Lex Jurnalica Vol.5 No. 2, April 2008
Perlindungan Hak Cipta Terhadap Program Komputer Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)”.
yang mereka baru temukan setelah program tersebut mereka luncurkan.
Ketentuan yang terdapat pada Pasal 72 ayat (2) UU Hak Cipta, merupakan pelanggaran hak
Kesimpulan
cipta yang terjadi karena penjualan program komputer (software) bajakan.
Adapun kesimpulan yang penulis uraikan adalah sebagai berikut:
Sedangkan ketentuan pidana menurut Pasal
Bahwa dalam program komputer terdiri dari
72 ayat (3) UU Hak Cipta, yang berbunyi:
source code (kode sumber) dan object code (kode
“Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak memperbanyak penggunan untuk kepentingan komersial suatu program komputer dipidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)”.
objek). Source code (kode sumber) tersebut meru-
Ketentuan yang terdapat pada Pasal 72 ayat
karena itu, source code (kode sumber) tersebut
(3) UU Hak Cipta, merupakan pelanggaran hak
haruslah di-compile atau di-interpret agar meng-
cipta yang terjadi karena penggunaan perbanyakan
hasilkan object code (kode objek). Object code
program komputer (software) bajakan.
(kode objek) inilah yang disebut sebagai bahasa
pakan bahasa yang di mengerti oleh manusia yang mengerti bahasa pemrograman dan Source code tersebut tidak dapat dibaca oleh komputer. Oleh
Selain konsekuensi hukum yang diterima
mesin dan dapat dibaca oleh komputer. Source code
bagi pelanggar hak cipta, ada juga konsekuensi
(kode sumber) dan object code (kode objek) inilah
yang diterima bagi orang-orang yang menggunakan
yang dilindungi oleh hak cipta. Di Indonesia perlin-
barang-barang hasil pelanggaran hak cipta khu-
dungan hukum yang diberikan kepada ciptaan
susnya program komputer (software) bajakan adalah
program komputer (software) adalah perlindungan
sebagai berikut:
dengan hak cipta karena perlindungan tersebut telah
1. Mendapat resiko yang lebih besar atas program
ditetapkan dalam Pasal 12 ayat (1) UU Hak Cipta
virus, disk yang korup (file-nya rusak; biasanya
dan berdasarkan Pasal 4 WIPO Copyrights Treaty
dapat merusak sistem operasi komputer) atau
(WCT), bahwa program komputer dilindungi de-
program yang cacat dalam bentuk lainnya.
ngan hak cipta karena merupakan karya cipta sastra
2. Dokumentasi yang kurang atau tidak sama sekali sehingga tidak ada garansi.
karena terdapat proses penulisan kode-kode perintah (coding) dari programmer atau pencipta.
3. Tidak mendapat Tech Support (bantuan teknis
Tindakan yang biasa dilakukan dalam pelanggaran
dari si penerbit program) yang biasanya
hak cipta program komputer adalah pemuatan ke
didapatkan oleh pengguna program asli.
Harddisk, Softlighting, Pemalsuan, dan Down-
4. Tidak tersediannya pilihan Upgrade, biasanya
loading
Illegal.
Dari
keempat
bentuk-bentuk
Upgrade ataupun service pack berguna untuk
pelanggaran hak cipta tersebut, maka yang terma-
memperbaiki program tersebut dari bug-bug
suk kategori perbanyakan adalah pemuatan ke Harddisk, Softlifting, Pemalsuan, dan Downloading
Lex Jurnalica Vol.5 No. 2, April 2008
125
Perlindungan Hak Cipta Terhadap Program Komputer Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
Illegal. Sedangkan yang termasuk kategori pengumuman adalah pemalsuan. Pelanggaran hak cipta terhadap program komputer juga terjadi, apabila terdapat 2 (dua) buah program dengan source code (kode sumber) yang sama. Namun kesamaan tersebut dapat dilihat dari seberapa besar kemiripan
Hazomi, Tamostu, “Asian Copyright Handbook (Indonesian Version)”, Ikapi, Jakarta, 2006. Hendra,
”Perlindungan Hak Cipta Terhadap Pembajakan Program Komputer Menurut UU RI No.19 Tahun 200”,. Skripsi UNIKA Atma Jaya, Jakarta, 2005.
http://media.diknas.go.id/media/document/4496.pdf.
source code (kode sumber) tersebut, apabila kesamaan tersebut mengambil bagian yang substansial dari ciptaan, maka dikatakan sebagai pelangaran hak cipta. Upaya hukum yang dapat dilakukan atas pelanggaran hak cipta terhadap hak ekonomi pen-
http://ankerzone.wordpress.com/2006/11/23/71 http://www.total.or.id/info.php?kk=computer http://www.ikom.usd.ac.id/~tatik/pik/materi/pertem uan_1_pik_2003.pdf. http://id.wikipedia.org/wiki/hak_cipta
cipta adalah orang yang merasa hak-nya telah dilanggar dapat menyelesaikan perkaranya di pengadilan ataupun di luar pengadilan. Apabila penyelesaian perkaranya di pengadilan, maka orang
http://kuliah.dinus.ac.id/edi-nur/sb1-1.html http://www.pakarkomputer.com/files/code.txt. http://sayuricutez712.blogspot.com
yang merasa hak-nya telah dilanggar dapat mengajukan gugatan perdata kepada pengadilan niaga dan dapat juga dengan melaporkan ke Polisi untuk dapat di proses secara pidana.
http://cloofcamp.netfirms.com/gpl/node11.html http://zaki.web.ugm.ac.id/web/mod.php?mod=userp age&menu=902&page_id=33. http://cloofcamp.netfirms.com/gpl/node13.html.
Daftar Pustaka Basah,
Sjachran, ”Hukum Tata Negara Perbandingan”, Alumni, Bandung, 1994.
Borking, Jhon J, “Third Party Protection Of Software And Firmware”, First Edition, Elsevier Science Company, Amsterdam, 1988. Davis,
Gordon B, ”Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian II (Struktur Dan Pengembangannya)”, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta, 1993.
Djumhana, M. dan Djubaedillah, ”Hak Milik Intelektual, Sejarah, Teori dan Prakteknya Di Indonesia”, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003.
126
http://www.bppt.go.id/index2.php?option=com_cont ent&do_pdf=1&id=1460. Hutagalung, Soprah Maru, ”Hak Cipta Kedudukan dan Penerapannya Di Dalam Pembangunan”, Akademika Pressindo, Jakarta, 1994. Hutauruk, M, ”Peraturan Hak Cipta Nasional”, Erlangga, Jakarta, 1982. Indonesia, “Undang-Undang tentang Hak Cipta. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002, Lembaran Negara Nomor 85 Tahun 2002, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4220. ________, Undang-Undang tentang Paten. UndangUndang nomor 14 Tahun 2001, Lembar Negara Nomor 109 Tahun 2001, Tambahan Lembar Negara Nomor 4130
Lex Jurnalica Vol.5 No. 2, April 2008
Perlindungan Hak Cipta Terhadap Program Komputer Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
Kesowo, Bambang, ”Pengantar Umum Mengenai Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) Di Indonesia”, ITB, Bandung.
Widodo, Priyono Dwi, “Kamus Istilah Internet Dan Komputer”, Lintas Media, Jombang.
Makarim, Edmon, ”Kompilasi Hukum Telematika”, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2003. Margono, Suyud, ”Hukum Dan Perlindungan Hak Cipta”, Novindo Pustaka Mandiri, Jakarta, 2003. Moeleong, Lexi J, ”Metode Penelitian Kuantitatif”, Rosda Karya, Bandung, 1993. Naning, Ramdlon, ”Perihal Hak Cipta Indonesia Tinjauan Terhadap Auteurswet 1912 dan Undang-Undang Hak Cipta 1982”, Liberty, Yogyakarta, 1982. Ridwan, M., ”Kamus Ilmiah Populer”, Pustaka Indonesia, Jakarta, Tanpa Tahun. Riswandi, Budi Agus dan M. Syamsudin, ”Hak Kekayaan Intelektual Dan Budaya Hukum”, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2005. Rosidi, Ajip, ”Undang-Undang Hak Cipta 1982 Pandangan Seorang Awam”, Djambatan, Jakarta, 1984. Saidin, O.K, “Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Right)”, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004. Sembiring, Sentosa, ”Prosedur dan Tata Cara Memperoleh HKI dibidang Hak Cipta, Paten dan Merek”, Yrama Widya, Bandung, 2002. Simorangkir, C.J.T, ”Hak Cipta”, Lanjutan II. PT. Djambatan, Jakarta, 1979. Soekanto, Soerjono, ”Pengantar Penelitian Hukum”, UI Press, Jakarta, 2006. Sulistiyono, Adi. ”Perlindungan Hukum Program Komputer Di Indonesia”, Jurnal UNS, Solo, 1996. Tim Lindsey, ”Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar”, Alumni, Bandung, 2002.
Lex Jurnalica Vol.5 No. 2, April 2008
127