MENINGKATKAN TEKNIK DASAR LEMPAR CAKRAM MELALUI METODE EXPLICIT INSTRUCTION DI KELAS V SDN 16 BONGOMEME 2)
Rony Amrain Akase 1), Aisah R. Pomatahu , Suriyadi Datau
3)
1
FIKK, Universitas Negeri Gorontalo (Rony Amrain Akase)
[email protected] 2 FIKK, Universitas Negeri Gorontalo (Aisah R. Pomatahu)
[email protected] 3 FIKK, Universitas Negeri Gorontalo (Suriyadi Datau)
[email protected]
Abstrak Permasalahan dalam penelitian ini adalah kurangnya persediaan alat atau media yang digunakan, pembelajaran lempar cakram sangat monoton dikarenakan metode yang masih belum tepat, rendahnya keinginan siswa untuk mengikuti pembelajaran, siswa masih belum menguasai teknik dasar lempar cakram dengan baik dan benar, serta belum optimalnya proses pembelajaran lempar cakram. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan teknik dasar lempar cakram melalui metode explicit instruction pada siswa kelas V SDN 16 Bongomeme. Metode yang diterapkan yaitu metode explicit instruction. Kata Kunci : Lempar Cakram, Atletik, Metode Explicit Instruction. Abstract The problem in this research is namely the lack of inventory tool or medium used, disk throwing very monotonous learning because the method is still not right, low student to follow the wishes of learning, students still have not mastered the basic techniques of throwing discs with good and true, and yet its optimal learning process throwing discs. The goal in research is to improve the basic techniques for throwing the disc through the method of explicit instruction in grade V in the 16th Bongomeme SDN. The methods applied method of explicit instruction. Keywords : Discus Throw, Athletics, Methods Explicit Instruction.
1.
PENDAHULUAN Dalam nomor lempar cakram ada beberapa keterampilan dasar yang harus dikuasai. Dalam lempar cakram yang terdiri atas cara memegang cakram, awalan, cara melempar cakram, dan sikap akhir setelah melempar. Seperti proses belajar mengajar terutama di kelas V SDN 16 Bongomeme. Oleh karena itu, tentunya dalam proses ini diharapkan ada sebuah model pembelajaran baru yang bisa memberikan konstribusi yang lebih baik dari kegiatan yang sebelumnya, sehingga nampak memikat kembali anakanak yang memiliki potensi. Bahkan pada saat melakukan observasi awal, hasil yang didapatkan di kelas V SDN 16 Bongomeme, ternyata dari 24 siswa yang terdiri dari 7 orang siswa putra dan 17 orang
siswa putri diperoleh data bahwa hasil penilaian cara memegang cakram siswa memperoleh rata-rata 60,42, hasil penilaian awalan melempar cakram siswa memperoleh rata-rata 58,33, hasil penilaian cara mengayunkan cakram ketika dilempar siswa memperoleh rata-rata 61,46 dan untuk hasil penilaian gerakan akhir siswa hanya memperoleh 51,38, sedangkan rata-rata keseluruhan nilai yakni 57,9 Dari hasil capaian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa kelas V SDN 16 Bongomeme belum menguasai materi lempar cakram. Penulis ingin meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi lempar cakram pada mata pelajaran penjasorkes dikelas V SDN 16 bongomeme, dengan menerapkan metode explicit instruction. Metode explicit
instruction merupakan cara pembelajaran secara langsung terhadap siswa. Berdasarkan penjelasan di atas maka perlu adanya suatu penelitian tindak kaji atau penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan teknik dasar lempar cakram, adapun penelitian dimaksud adalah sebagai berikut: “Meningkatkan Teknik Dasar Lempar Cakram Melalui Metode Explicit Instruction Pada Siswa Kelas V SDN 16 Bongomeme”. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat didentifikasi permasalahan sebagai berikut : kurangnya persediaan alat atau media yang digunakan, pembelajaran lempar cakram sangat monoton dikarenakan metode yang masih belum tepat, rendahnya keinginan siswa untuk mengikuti pembelajaran, siswa masih belum menguasai teknik dasar lempar cakram dengan baik dan benar, serta belum optimalnya proses pembelajaran lempar cakram. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah melalui metode explicit instruction, teknik dasar lempar cakram pada siswa di kelas V SDN 16 Bongomeme akan meningkat?” Pemecahan Masalah Dengan penggunaan metode explicit instruction maka permasalahan dalam teknik dasar lempar cakram dapat dipecahkan. Teknik dasar lempar cakram yang di maksud dapat dipecahkan melalui langkah-langkah pembelajaran yakni : guru menyampaikan tujuan pembelajaran teknik dasar lempar cakram dan mempersiapkan siswa, guru mendemonstrasikan teknik dasar lempar cakram, kemudian guru membimbing pembelajaran secara langsung. Guru mengecek pemahaman tentang teknik dasar lempar cakram serta memberikan umpan balik. Guru memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan. Guru melakukan evaluasi. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk meningkatkan teknik dasar lempar cakram melalui metode explicit instruction pada siswa kelas V SDN 16 Bongomeme. Manfaat Penelitian Berkaitan dengan permasalahan dan tujuan penelitian tersebut di atas, diharapkan penelitian ini memberi manfaat antara lain : a) Manfaat Secara Teoritis Sebagai tambahan wawasan serta pengetahuan bagi guru pendidikan jasmani dalam usaha meningkatkan hasil pembelajaran pendidikan jasmani khususnya hasil belajar siswa tentang materi lempar cakram. Memberikan sumbangan pengetahuan sebagai bahan pertimbangan sebagai solusi kepada para guru pendidikan jasmani, mengenai pentingnya pendekatan pembelajaran yang tepat dalam upaya meningkatkan teknik dasar lempar cakram pada khususnya dan semua cabang olahraga pada umumnya. b) Manfaat Secara Praktis 1) Bagi Siswa : (1) Dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan untuk dapat mengatasi kekurangmampuan dalam melakukan lempar cakram. (2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi dalam proses belajar mengajar sehingga hasil belajar yang baik dapat dicapai. 2) Bagi guru : Memberikan tambahan pengetahuan yang dapat menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam kegiatan pembelajaran serta untuk memotivasi agar lebih jeli dan kreatif melaksanakan tugas pembelajaran. 3) Bagi Sekolah : (1) Memberi sumbangan yang berarti dan pengajaran tempat meniliti dalam upaya pengembangan minat dan bakat serta penggunaan metode pembelajaran yang efektif dan efisien. (2) Dapat memberikan tambahan pemahaman dalam menghadapi permasalahan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
4)
2.
Bagi Peneliti Selanjutnya : (1) Sebagai bahan pedoman dalam penerapan metode pembelajaran selanjutnya. (2) Dapat memberikan tambahan pengetahuan dan kesimpulan dari penelitian tersebut. METODE PENELITIAN
Latar Dan Karakteristik Subjek Penelitian Latar penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 16 Bongomeme. Karakteristik subjek penelitian Siswa kelas V SDN 16 Bongomeme berjumlah 24 orang yang terdiri dari laki-laki 7 orang dan perempuan 17 orang dengan latar belakang yang berbeda-beda. Adapun alasan peneliti memilih kelas V, karena kelas ini ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran penjas masih rendah atau belum memenuhi harapan yang sudah ditargetkan sebelumnya khususnya pada materi lempar cakram. Variabel penelitian Sehubungan dengan meningkatkan teknik dasar lempar cakram, maka dapat dikemukakan variabel penelitian ini sebagai berikut : a. Variabel input Variabel input meliputi kegiatan guru dalam merencanakan pembelajaran dan kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran serta sarana dan prasarana untuk meningkatkan teknik dasar lempar cakram pada siswa kelas V SDN 16 Bongomeme. Selanjutnya indikator yang akan dinilai dari variabel ini selama proses pembelajaran meliputi empat indikator yaitu : cara memegang cakram, awalan melempar cakram, cara mengayunkan cakram ketika dilempar dan gerakan akhir. b. Variabel proses Variabel proses yaitu meliputi segala kegiatan guru di dalam melaksanakan
proses pembelajaran yang lebih direncanakan serta aktivitas siswa yang di laksanakan selama proses pembelajaran meningkatkan teknik dasar lempar cakram pada mata pelajaran penjasorkes. Adapun yang menjadi variabel dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah materi lempar cakram pada siswa kelas V SDN 16 Bongomeme yang di ukur dengan indikator sebagai berikut: cara memegang cakram, awalan melempar cakram, cara mengayunkan cakram ketika dilempar dan gerakan akhir. c. Variabel output Tingkatan daya serap siswa pada materi pembelajaran yang diwujudkan dalam bentuk perolehan nilai melalui praktek tentang hasil belajar siswa tentang materi lempar cakram pada mata pelajaran penjasorkes. Prosedur penelitian a. Perencanaan Membuat lembaran observasi Dalam lembar observasi tersebut peneliti mengambil data hasil belajar tentang cara siswa dalam melakukan lempar cakram, hal ini untuk mengukur hasil aktifitas belajar siswa tentang teknik dasar lempar cakram dengan menggunakan metode explicit instruction. Indikator dari aktifitas belajar ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa dengan kata lain bahwa untuk melihat ketercapaian hasil pembelajaran kepada siswa. b. Pelaksanaan tindakan Tindakan dilaksanakan dengan unsur kerjasama antara peneliti dengan guru mitra dalam hal ini guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, dimana pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dimaksud harus sesuai dengan skenario tindakan. Prosedur penelitian kelas ini masing-masing siklus dilaksanakan berdasarkan hasil tindakan dalam setiap siklus. Setiap siklus terdiri dari
4 kegiatan pokok : perencanaan, tindakan pelaksanaan, observasi dan refleksi. c. Tahap pemantauan dan evaluasi Tahap pemantauan dan evaluasi dilaksanakan pada proses penelitian berlangsung. Proses pelaksanaan tindakan tersebut peneliti mengadakan penilaian serta mengambil data terhadap perkembangan siswa yang ada dilapangan. Apabila pelaksanaan tindakan tersebut telah selesai, peneliti bersama guru mitra akan memberikan umpan balik untuk mengevaluasi kembali hasil tindakan. d. Tahap analisis dan refleksi Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis hasil yang diperoleh pada tahap observasi, kemudian hasil yang digunakan untuk merefleksi diri, apakah siswa sudah dapat meningkatkan teknik dasar lempar cakram pada mata pelajaran penjasorkes. Hasil analisis ini digunakan untuk merencanakan tindakan pada siklus berikutnya. Selanjutnya apabila pada siklus berikutnya keterampilan siswa belum mencapai sasaran pada indikator kinerja yakni 80% maka refleksi terus dilakukan guna mencari kekurangan-kekurangan dan kesalahan selama tindakan pada siklus sebelumnya. Penelitian baru dapat dikatakan berhasil apabila sasaran indikator kinerja seperti di atas telah tercapai atau terlampaui. Teknik pengumpulan data Untuk mengumpulkan data penelitian dilakukan dengan cara menentukan sumber data terlebih dahulu kemudian jenis data, tehnik pengumpulan data dan instrument yang digunakan.
Teknik analisis data a) Observasi kegiatan siswa dan guru dianalisis dan dipresentasi setiap siklus b) Hasil tes dianalisis secara kuantitatif untuk menghitung tingkat pencapaian dan perbandingan setiap siklus c) Hasil dokumentasi dianalisis secara kualitatif dengan memperhatikan kaidah ejaan dan ketepatan
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini di laksanakan di SDN 16 Bongomeme, dan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 24 orang yang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 17 orang perempuan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di lakukan 9 kali pertemuan, dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini di laksanakan dari tahap awal atau observasi awal, dan di lanjutkan dalam dua (2) siklus, yaitu siklus I dan II. Dimana pada data awal atau observasi awal terdiri dari satu (1) kali pertemuan, dan pada setiap siklusnya terdiri dari 4 kali pertemuan, yakni pertemuan pertama (1), ke dua (2) dan ke tiga (3) yaitu pelaksanaan tindakan, dan pertemuan ke empat (4) yaitu pelaksanaan evaluasi pada setiap siklus yang di laksanakan, dan di lakukan selama 2 jam pelajaran setiap pertemuan, baik pelaksanaan tindakan maupun pelaksanaan evaluasi. Penelitian ini terdiri dari dua (2) siklus dengan pokok bahasan atletik, sub pokok bahasan lempar cakram dimana siklus I terdiri dari 4 kali pertemuan, yakni pertemuan pertama, ke dua, dan ke tiga yaitu pelaksanaan tindakan, danke empat (4) yaitu evaluasi siklus I. Dan siklus II terdiri dari 4 kali pertemuan, yakni pertemuan pertama, ke dua, dan ke tiga yaitu pelaksanaan tindakan, dan ke empat (4) yaitu evaluasi siklus II. Tindakan maupun evaluasi ini di amati dengan menggunakan lembar pengamatan kegiatan guru dan hasil pengamatan kegiatan siswa. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas merupakan suatu rangkaian siklus yang berkelanjutan. Tindakan dilaksanakan sejalan dengan rencana pembelajaran dan tidak boleh mengganggu atau menghambat kegiatan pembelajaran. Melakukan pembelajaran hendaknya dituntun oleh rencana yang telah dikembangkan meskipun tidak dapat dikendalikan secara mutlak, karena proses pembelajaran menuntut penyesuaian dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, guru peneliti harus fleksibel dan
“KURANG”, sedangkan nilai ratarata klasikal 61,46. 4) Indikator D (gerakan akhir), dari 24 orang siswa, 13 orang siswa (53,17%) yang memperoleh nilai rata-rata 66,66 atau dalam kategori “CUKUP” dan 11 orang siswa (45,83%) yang memperoleh nilai rata-rata 33,33 atau dalam kategori “KURANG SEKALI”, sedangkan nilai rata-rata klasikal 51,38.
siap mengubah rencana tindakan sesuai dengan situasi pembelajaran yang aktual. Menerapkan tindakan juga harus mengacu pada skenario pembelajaran yang telah direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). a.
Observasi Awal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, terlebih dahulu di awali dengan tahap awal atau observasi awal yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan subjek penelitian dalam melakukan lempar cakram dengan menggunakan metode explicit instruction, di amati dengan menggunakan lembar kegiatan pengamatan guru dan hasil pengamatan kegiatan siswa, yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 16 Bongomeme. Hasil keterampilan dasar siswa pada setiap indikator, yakni : 1) Indikator A (Cara memegang cakram), dari 24 orang siswa, 10 orang siswa (41,67%) yang memperoleh nilai rata-rata 75 atau dalam kategori “BAIK” dan 24 orang siswa (58,33%) yang memperoleh nilai rata-rata 50 atau dalam kategori “KURANG”, sedangkan nilai rata-rata klasikal 60,42 2) Indikator B (awalan melempar cakram), dari 24 orang siswa, 8 orang siswa (33,33%) yang memperoleh nilai rata-rata 75 atau dalam kategori “BAIK” dan 16 orang siswa (66,67%) yang memperoleh nilai rata-rata 50 atau dalam kategori “KURANG”, sedangkan nilai rata-rata klasikal 58,33 3) Indikator C (cara mengayunkan cakram ketikan dilempar), dari 24 orang siswa, 11 orang siswa (45,83%) yang memperoleh nilai rata-rata 75 atau dalam kategori “BAIK” dan 13 orang siswa (54,17%) yang memperoleh nilai rata-rata 50 atau dalam kategori
b.
Siklus I Berdasarkan hasil perolehan dari data awal atau observasi awal yang di miliki siswa kelas V SDN 16 Bongomeme mengenai teknik dasar dalam melakukan lempar cakram hanya mencapai 57,9. Bila di bandingkan dengan indikator kinerja yang harus di capai 80% dari keseluruhan siswa mendapatkan nilai dalam kategori “BAIK”, maka penelitian di lanjutkan ke siklus I. Yakni pada siklus I ini di berikan 4 kali pertemuan, yakni pertemuan pertama, ke dua, dan ke tiga yaitu pelaksanaan tindakan, dan ke empat yaitu evaluasi untuk siklus I. Hasil keterampilan dasar siswa pada setiap indikator, yakni : 1) Indikator A (Cara memegang cakram), dari 24 orang siswa, 21 orang siswa (87,5%) yang memperoleh nilai rata-rata 75 atau dalam kategori “BAIK” dan 3 orang siswa (12,5%) yang memperoleh nilai rata-rata 50 atau dalam kategori “KURANG”, sedangkan nilai rata-rata klasikal 71,88 2) Indikator B (awalan melempar cakram), dari 24 orang siswa, 20 orang siswa (83,33%) yang memperoleh nilai ratarata 75 atau dalam kategori “BAIK” dan 4 orang siswa (16,67%) yang memperoleh nilai rata-rata 50 atau dalam kategori “KURANG”, sedangkan nilai rata-rata klasikal 70,83 3) Indikator C (cara mengayunkan cakram ketikan dilempar), dari 24 orang siswa, 20 orang siswa (83,33%) yang memperoleh nilai rata-rata 75 atau dalam kategori “BAIK” dan 4 orang siswa (16,67%) yang memperoleh nilai rata-
rata 50 atau dalam kategori “KURANG”, sedangkan nilai rata-rata klasikal 70,83. 4) Indikator D (gerakan akhir), dari 24 orang siswa, 24 orang siswa (100%) yang memperoleh nilai rata-rata 66,66 atau dalam kategori “CUKUP”, sedangkan nilai rata-rata klasikal 66,66. c.
Siklus II Berdasarkan hasil perolehan nilai dari siklus I yang di peroleh siswa kelas SDN 16 Bongomeme mengenai keterampilan dalam melakukan lempar cakram hanya mencapai 66,66. Bila di bandingkan dengan indikator kinerja yang harus di capai sebesar 80%, maka penelitian di lanjutkan ke siklus II, yakni diberikan 4 kali pertemuan, yakni pertemuan pertama, ke dua, dan ke tiga yaitu pelaksanaan tindakan, dan ke empat yaitu evaluasi untuk siklus II. Hasil keterampilan dasar siswa pada setiap indikator, yakni : 1) Indikator A (Cara memegang cakram), dari 24 orang siswa, 6 orang siswa (25%) yang memperoleh nilai rata-rata 100 atau dalam kategori “SANGAT BAIK” dan 18 orang siswa (75%) yang memperoleh nilai rata-rata 75 atau dalam kategori “BAIK”, sedangkan nilai rata-rata klasikal 81,25 2) Indikator B (awalan melempar cakram), dari 24 orang siswa, 4 orang siswa (16,67%) yang memperoleh nilai ratarata 100 atau dalam kategori “SANGAT BAIK” dan 20 orang siswa (83,33%) yang memperoleh nilai rata-rata 75 atau dalam kategori “BAIK”, sedangkan nilai rata-rata klasikal 79,17 3) Indikator C (cara mengayunkan cakram ketikan dilempar), dari 24 orang siswa, 6 orang siswa (25%) yang memperoleh nilai rata-rata 100 atau dalam kategori “SANGAT BAIK” dan 18 orang siswa (75%) yang memperoleh nilai rata-rata 75 atau dalam kategori “BAIK”, sedangkan nilai rata-rata klasikal 80,21. 4) Indikator D (gerakan akhir), dari 24 orang siswa, 13 orang siswa (54,17%) yang memperoleh nilai rata-rata 99,99 atau dalam kategori “SANGAT BAIK” dan 11 orang siswa (45,83%) yang
memperoleh nilai rata-rata 66,66 atau dalam kategori “CUKUP”, sedangkan nilai rata-rata klasikal 81,33. Pembahasan Berdasarkan hasil perolehan yang di peroleh siswa kelas V SDN 16 Bongomeme dari data awal atau observasi awal, terlihat bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini belum mencapai indikator yang sudah di tetapkan yaitu sebesar 80%. Hal ini bisa di buktikan dengan hasil perolehan nilai yang di peroleh pada data awal atau observasi awal, baru mencapai 57,9. Dan di dalam data awal atau observasi awal, bahwa siswa kelas V SDN 16 Bongomeme yang tergolong dalam kategori (SB) sangat baik yaitu belum ada siswa yang tergolong pada kategori tersebut atau (0%), (B) baik sebanyak 1 orang (4,16%) dengan rata-rata nilai 72,92, dalam kategori (C) cukup sebanyak 9 orang (37,5%) dengan rata-rata nilai 61,81, dan kategori (K) kurang sebanyak 14 orang (58,33%) dengan nilai rata-rata 47,17, sedangkan pada kategori (KS) Kurang sekali sudah tidak ada lagi. Hal ini membuktikan bahwa penelitian yang di laksanakan belum mengalami peningkatan atau belum mencapai indikator kinerja yang sudah di tetapkan sebesar 80%, maka di berikan sembilan (9) kali petemuan, yakni pertemuan pertama (1) yaitu pengambilan data awal atau observasi awal, pertemuan ke dua (2) sampai pertemuan ke sembilan (9) yaitu pemberian tindakan serta pemberian evaluasi setiap siklus yang di laksanakan, yakni dari siklus I sampai II, guna untuk mengetahui sejauh mana keterampilan siswa kelas V SDN 16 Bongomeme dalam melakukan lempar cakram. Pertemuan ke 2, ke 3, dan ke 4 pemberian tindakan, dan pertemuan ke 5 yaitu evaluasi untuk siklus I. Pertemuan ke 6, ke 7, dan ke 8 pemberian tindakan, dan pertemuan ke 9 yaitu evaluasi untuk siklus II, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam melakukan lempar cakram pada cabang olahraga atletik siswa kelas V SDN 16 Bongomeme.
Oleh karena rendahnya persentase yang di peroleh siswa kelas V SDN 16 Bongomeme pada data awal atau observasi awal, maka di berikan tindakan sebanyak 3 kali pertemuan tindakan pada siklus I, untuk meningkatkan kemampuan dalam melakukan lempar cakram, kemampuan melakukan lempar cakram pada siswa kelas V SDN 16 Bongomeme mengalami peningkatan sebagaimana yang di harapkan oleh peneliti, di mana pada observasi awal hasil penilaian baru mencapai 57,9 menjadi 70,05 pada siklus I, dengan rincian setiap kategori di antaranya, kategori (SB) sangat baik (0%), kategori (B) baik 13 orang (54,17%) dengan rata-rata nilai 72,92, kategori (C) cukup 11 orang (45,83%) dengan rata-rata nilai 66,67, kategori (K) kurang (0%), dan kategori (KS) kurang sekali (0%). Berdasakan hasil pengamatan serta data yang di peroleh pada siklus I sebesar 70,05 dan dengan melihat indikator kinerja yang sudah di tetapkan yaitu sebesar 80%, maka penelitian ini perlu untuk di lanjutkan ke siklus II, maka di berikan tindakan sebanyak 3 kali pertemuan tindakan pada siklus II untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan lempar cakram. Pada siklus I kemampuan siswa melakukan lempar cakram mencapai 70,05 meningkat menjadi 81,33 pada siklus II, dengan rincian setiap kategori di antaranya, kategori (SB) sangat baik 21 orang (87,5%) dengan rata-rata nilai 82,54, kategori (B) baik 3 orang (12,5%) dengan rata-rata nilai 75, kategori (C) cukup 0 orang (0%), kategori (K) kurang 0 orang (0%), dan kategori (KS) kurang sekali (0%). Berdasarkan hasil penamatan dari data awal atau observasi awal yakni 57,9, siklus I 70,05, dan siklus II 81,33. Penelitian ini mengalami peningkatan, dan bahkan melebihi indikator kinerja yang sudah di tetapkan, yaitu sebesar 80%. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa pembelajaran penjaskes khususnya materi lempar cakram pada cabang olahraga atletik dengan menggunakan metode explicit instruction dapat meningkatkan kemampuan dalam melakukan lempar cakram pada cabang olahraga atletik siswa kelas V SDN
16 Bongomeme. Dengan demikian hipotesis dapat di terima dan penelitian ini di anggap berhasil dan tidak di lanjutkan ke siklus berikut. 4.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat di tarik beberapa kesimpulan bahwa: lempar cakram merupakan suatu olahraga yang banyak di ajarkan dan termasuk dalam kurikulum yang di ajarkan di sekolah baik di sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi, contohnya di Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan (FIKK) khususnya jurusan kepelatihan dan penjaskes, yaitu di Universias Negeri Gorontalo (UNG). Berdasarkan hasil penamatan dari data awal atau observasi awal yakni 57,9, siklus I 70,05, dan siklus II 81,33. Penelitian ini mengalami peningkatan, dan bahkan melebihi indikator kinerja yang sudah di tetapkan, yaitu sebesar 80%. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa pembelajaran penjaskes khususnya materi lempar cakram pada cabang olahraga atletik dengan menggunakan metode explicit instruction dapat meningkatkan kemampuan dalam melakukan lempar cakram pada cabang olahraga atletik siswa kelas V SDN 16 Bongomeme. Dengan demikian hipotesis dapat di terima dan penelitian ini di anggap berhasil dan tidak di lanjutkan ke siklus berikut. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa dengan penerapan metode explicit instruction dapat meningkatkan hasil belajar lempar cakram pada cabang olahraga atletik siswa kelas V SDN 16 Bongomeme, dengan hasil tersebut maka penelitian ini di nyatakan tuntas dan hipotesis dapat di terima.
5.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media, Dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung :YramaWidya Aryanto Budi, dan Margono. 2010. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Jakarta :Pusbuk, Kemdiknas. Heryana, Dadan dan Giri Verianti. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SD/MI Kelas V. Jakarta : Pusat Perbukuan,Kementrian Pendidikan Nasional. Husdarta JS., dan Yudha M. Saputra. 2013. Belajar Dan Pembelajaran (Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan). Bandung : Alfabeta Maryani Eli dan J.S. Husdarta. 2010. Praktis Belajar Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Untuk SMA/MA/SMK kelas XII. Jakarta : Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional. Minarsih, Tri, Acep Hadi, dan Hanjaeli. 2010. Asyiknya Berolahraga 4 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Jakarta : Pusat Perbukuan, Kementrian Pendidikan Nasional. Mufid dan Najib Sulhan. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan IV. Jakarta : Pusat Perbukuan, Kementrian Pendidikan Nasional Nurhuda Hilman dan Mia Kusumawati. 2010. Arena Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Jakarta : Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional. Roji dan Eva Yuliyanti. 2014. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan: buku siswa. Untuk SMP/MTs Kelas VIII semester 1. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Rosdiani Dini. 2013. Perencanaan Pembelajaran Dalam Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan. Bandung : Alfabeta
Sani,
Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta : BumiAksara
Sarjana, Atmaja Budi dan Bambang Trijono Joko Sunarto. 2010. Pendidikan Jasmani, Kesehatan Dan Keolahragaan SMP IX. Jakarta : Pusat perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional Sudjana Nana. 2013. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya. Suprijono Agus. 2013. Cooperative Learning. Yogyakarta : PUSTAKA PELAJAR. Uno Hamzah B., dan Nurdin Mohamad. 2012. Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta : Bumi Aksara. Wisahati Aan Sunjata dan Teguh Santosa. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan 2 SMP VIII. Jakarta : Pusbuk, Kemdiknas. -----------------------------------------------------------. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan 3 SMP IX. Jakarta : Pusbuk, Kemdiknas.