BENIH UNGGUL SUMATERA BARAT MENINGKATKAN PRODUKSI MENYEJAHTERAKAN PETANI
PDF Compressor Pro
BENIH UNGGUL SUMATERA BARAT
Meningkatkan Produksi Menyejahterakan Petani
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI SUMATERA BARAT
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA 2014
PDF Compressor Pro
KATA PENGANTAR PUJI SYUKUR KAMI PANJATKAN KEHADIRAT ALLAH SWT ATAS RAHMAT DAN KARUNIANYA, KEGIATAN BENIH BERMUTU UNTUK KESEJAHTERAAN PETANI KITA YANG DILAKSANAKAN OLEH UPTD BALAI BENIH INDUK PADI, PALAWIJA DAN HORTIKULTURA SUMATERA BARAT.
SEHINGGA TERSUSUNNYA BUKU
Buku ini disusun sebagai salah satu upaya pendokumentasian kegiatan pembenihan yang diharapkan dapat menjadi bahan rreferensi bagi kita semua dalam mengembangkan industri perbenihan menuju masyarakat tani Sumatera barat yang sejahtera. Dalam buku ini kita dapat membaca berbagai permasalahan dan peluang dalam dunia perbenihan kita. Semoga buku ini menjadi salah satu pedoman bagi kita untuk terus berupaya meningkatkan ketersediaan benih bermutu bagi para petani kita. Terimakasih kita sampaikan kepada tim penulis yang telah menyusun dan menghimpun segala data sehingga buku ini terwujud. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Padang, November 2014 Kepala UPTD BBI-TPPH ttd Ir. GUSNADI ABDA NIP. 19630817 199103 1 007
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN UPTD BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
i
PDF Compressor Pro
PENDAHULUAN BENIH MERUPAKAN SALAH SATU KOMPONEN DALAM BUDIDAYA TANAMAN YANG TIDAK DAPAT PENGGUNAAN BENIH YANG BERMUTU MERUPAKAN SALAH SATU KUNCI KEBERHASILAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS. MUTU BENIH TERDIRI DARI ASPEK KEBENARAN VARIETAS, MUTU FISIK, MUTU FISIOLOGIS, DAN STATUS KESEHATANNYA.
DIGANTIKAN DENGAN YANG LAIN.
Mengingat bahwa sampai saat ini masih banyak petani yang menggunakan benih yang dibuat sendiri, tanpa diketahui asal usulnya dan digunakan berulang-ulang, maka tentunya mutu benih tersebut semakin lama semakin menurun mutunya sehingga kemungkinan besar tidak dapat memberikan hasil yang memuaskan. Oleh karena itu perlu ada pemasyarakatan benih bermutu untuk memberikan pemahaman pada petani manfaat penggunaan benih dengan mutu yang terjamin yang diharapkan dapat meningkatkan produksi/produktivitas. Pemasyarakatan benih bermutu dilakukan melalui penyediaan/fasilitasi benih bermutu untuk didistribusikan kepada masyarakat dengan melakukan pembinaan dan atau demplot, penyebarluasan pengenalan varietas baru melalui leaflet, pameran atau media massa lainnya. Fasilitasi benih bermutu ditujukan untuk : 1). Masyarakat (petani), 2). Mendukung program Peningkatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan khusus untuk benih tanaman buah. 3). Organisasi wanita sesuai permintaan. Buku ini adalah himpunan dari kegiatan pengembangan perbenihan di Sumbar yang diharapkan dapat menjadi pedoman bagi kita dalam upaya peningkatan penggunaan benih bermutu hortikultura dalam mendukung pengembangan hortikultura, serta meningkatnya pengetahuan petugas dan penangkar benih bermutu hortikultura. Kepala UPTD BBI-TPPH ttd Ir. GUSNADI ABDA NIP. 19630817 199103 1 007 PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN UPTD BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
ii
PDF Compressor Pro
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
PENDAHULUAN
ii
Sumbar Produsen Utama Komoditas Sayuran & Buah-buahan
23
Bercakap-cakap dengan Ir. Djoni Benih Pertanian dan Kearifan Lokal Minangkabau
25
5
Peran dan Upaya UPTD BBI TPPH Menjawab Ketahanan Pangan Perkuat Sistem Produksi Pelopor Penggunaan Benih Bermutu
29
Balai Benih Induk Hortikultura Kabupaten Solok Penyuplai Benih, Penopang Wisata
7
Perbanyakan Benih Dasar Padi (BS-BD) Dari Batang Piaman Hingga Kuruik Kusuik Belasan Ribu Kg Benih Siap Sebar 31
Kondisi Umum Sumatera Barat
9
Riwayat BBI TPPH Sumbar Perbenihan Nan Strategis
1
Hulu Benih Unggul dari Tujuh Satgas BBI 3 UPTD BBI Lubukminturun Benih Bersemi Inspirasi Tergali
Potret Pertanian Indonesia Semua Bermula dari Benih Bermutu
13
Pembangunan Pertanian Sumbar Solusi Penjawab Kemiskinan Kita
15
Budaya dan Membudayakan Ketahanan Pangan di Sumatera Barat
17
Wawancara dengan Ir. Djoni Horti Park Impian Sumbar Menuju Agrowisata
Perbanyakan Benih Dasar Jagung (BS-BD) Ribuan Kilogram Varietas Sukmaraga Lulus Benih Sumber Kelas BD 37
19
Perbanyakan Benih Dasar Kedele (BS-BD) Ribuan Kg Kedele Varietas Anjasmoro Lulus Benih Sumber Kelas BD 39 Perbanyakan Benih Dasar Kacang Tanah (BS-BD) Total Benih 1400 Kg Lulus Uji Labor
45
Ketika Sukses Lampaui Target! Perlu Promosi Benih
49
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN UPTD BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
Perbanyakan Benih Pokok Capai Target Produksi
51
Florikultura dan Sumbar Berbunga
53
Sumbar Perbanyak Benih Florikultura
55
Masa Depan Kentang Makin Terang
85
Penguatan Lembaga Perbenihan dalam Ketersediaan Benih Bermutu yang Sangat Strategis Bagus Benih Buah Rancak Panen Berlindak
86
Ketika Ratusan Ribu Benih Florikultura Menyebar
63
Kentang Komoditas Hortikultura Strategis Pangan 89
Setengah Juta Benih Bunga Mempercantik Wajah Sumbar
67
Sistem Perbanyakan Benih Kentang Bermutu
93
69
Sertifikasi Benih Kentang
111
Ratusan Ribu Benih Durian Siap Disebar! 76
Hama dan Penyakit pada Perbenihan Kentang
121
Benih Bermutu Kunci Keberhasilan
129
Jambore Varietas Sukses Pemasyarakatan Benih Bermutu
131
Ketersediaan Benih Tanaman Obat
133
Ketersediaan Benih Tanaman Sayur
135
Ketersediaan Benih Unggul Tanaman Buah
Menyiapkan Benih Kwalitas Ekspor
77
Gerakan Penyejahteraan Petani dan Nelayan pada 124 Nagari Ratusan Ribu Benih Buah Nan Berbuah Sejahtera 79 Masalah dan Peluang Industri Perbenihan
81
Mengkaji Industri Perbenihan Kita
83
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN UPTD BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
ii
PDF Compressor Pro
RIWAYAT BBI TPPH SUMBAR PERBENIHAN NAN STRATEGIS
HULU DARI SUKSES PERTANIAN ADALAN BENIH. TANPA BENIH BERMUTU MUSTAHIL AKAN MENGHASILKAN PANEN YANG BAGUS.
FUNGSI BENIH BAGI
DUNIA PERTANIAN KITA SANGAT PENTING DAN STRATEGIS.
KETIKA
HASIL PANEN JAUH DARI HARAPAN PETANI, DI SAAT MANA HAMA MAMPU DIKENDALIKAN, PERTANYAAN PEMUNGKASNYA ADALAH APA DAN BAGAIMANA DENGAN BENIH YANG DITANAM.
Sesubur-subur tanah, sebagus-bagus pupuk, sehebathebat kita mengendalikan hama, jikamana benihnya tak bermutu, panen akan serasa hampa. Begitu sangat penting nilai sebuah benih. Untuk itu kepedulian pada benih sebelum bertanam perlu ditanamkan lebih dulu . Tepat sekali bilamana, bobot tergantung bibit. Hasil panen, tak bisa dilepas dari benih. Dan apa dan bagaimana pentingnya sebuah balai benih? Balai Benih Induk Tanaman Padi Palawija dan Hortikulturan (BBI TPPH) Sumatera Barat merupakan unit peleksana teknis yang berfungsi sebagai perpanjangan tangan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Sumatera Barat. Sebagai perpanjang tangan dinas dimaksud, maka fungsi dari BBI TPPH Sumatera Barat adalah PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
1
PDF Compressor Pro
mengoptimalkan pelayanan kebutuhan masyarakat, terutama di bidang penyediaan benih sumber, yaitu benih unggul bermutu guna upaya peningkatan produksi dan produktivitas. Yang harus dicapai BBI adalah berkembangnya penggunaan benih unggul dan meningkatnya produksi dan pengembangan potensi daerah sebagai sentra produksi hortikultura. Namun dalam pencapaian tersebut masih banyak kendala yang dihadapi, antara lain sistem komunikasi dengan konsumen dalam memberikan informasi ketersediaan benih unggul yang ada. Perbenihan merupakan subsektor industri hulu yang berperan strategis. Ketersediaan dan penggunaan benih yang memenuhi aspek kuantitas dan kualitas sangat berpengaruh terhadap produktivitas, mutu hasil dan sifat ekonomis produk agribisnis. BBI senantiasa dalam upaya perwujudan hasil yang optimal dalam konsep pengembangan yang terarah. Semua itu tentu saja dengan mempertimbangkan potensi dari semua komponen terkait. Maka dari itu kegiatan-kegiatan pengembangan perbenihan baik tanaman pangan maupun hortikultura dilaksanakan dengan penanganan secara terpadu dan berkesinambungan mulai dari hulu hingga hilir yaitu dari penciptaan varietas, pengadaan,penyaluran, bahkan sosialisasi benih sumber dan benih sebar serta pengawasan mutu di bidang produksi dan peredaran benih yang dilakukan secara seksama. UPTD BBI TPPH Sumatera Barat berdiri dalam landasan hukum Surat Keputusan Gubernur Sumatera Barat nomor 32 tahun 2003 tanggal 1 November 2003. Strukturnya; Kepala, Kel Jafung dan Kasubag Tata Usaha, Kasi Pembibitan dan Produksi serta Kasi Pengembangan dan Pemeliharaan. UPTD ini membawahi 7 balai benih induk yang dipimpin Kepala Satuan Tugas serta 1 labor kultur jaringan. Visinya adalah terwujudnya rumah tangga petani yang sejahtera melalui upaya peningkatan produksi dan produktivitas dengan menggunakan benih unggul. Visi tersebut diurai dalam beberapa misi yakni mengembangkan teknologi perbenihan tepat guna dan mudah dilaksanakan, meningkatkan kualitas SDM perbenihan, meningkatkan efisensi dan mutu produksi dalam usaha tani yang berkelanjutan dan berwasan lingkungan, memberdayakan seluruh potensi (SDM dan sarana) menjadi BBI mandiri. Sebagai sebuah unit kerja, BBI TPPH Sumbar bertugas melaksanakan sebagian tugas teknis operasional Dinas Pertanian Tanaman Pangan di bidang perbanyakan benih tanaman pangan dan hortikultura. Fungsinya; penyebarluasan benih bermutu varietas unggul, pelaksanaan observasi dan pengumpulan varietas tanaman yang sudah dilepas maupun yang belum dilepas sebagai sumber plasma nutfah, pelayanan kebutuhan benih/penyebaran rekomendasi teknis dan informasi perbenihan serta pelatihan keterampilan teknis bagi petugas dan petani. Fungsi yang tak kalah penting adalah penangkaran benih sumber padi, palawija dan hortikultura.
2
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
HULU BENIH UNGGUL DARI TUJUH SATGAS BBI BERPEDOMAN PADA KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 347/KPTS/OT.210/6/2003 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BALAI BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA, MAKA BALAI BENIH MEMPUNYAI TUGAS; MEMPRODUKSI BENIH DASAR
(BD/G2/BF) DAN BENIH POKOK (BP/G3/BPMT), MENINGKATKAN KETERAMPILAN DI BIDANG PERBENIHAN, MELAKUKAN PEMURNIAN KEMBALI SUATU VARIETAS DI DAERAH-DAERAH, MELAKUKAN PENGUJIAN, MELAKUKAN OBSERVASI DI BIDANG TEKNOLOGI PERBENIHAN, BAIK DI LAPANGAN, PENYIMPANAN MAUPUN PENGOLAHAN SERTA MEMBERIKAN INFORMASI TENTANG PERBENIHAN.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya , UPTD BBI TPPH memiliki 7 unit Balai Benih Induk (BBI) dan 1 unit labor Kultur Jaringan yang tersebar di berbagai daerah di Sumbar. Masing-masing BBI tersebut dinamakan Satuan Tugas yang dipimpin Kepala Satuan Tugas yang dibantu staf pendukung serta sarana prasarana perbenihan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan produksi benih di Sumbar. Guna pelaksanaan kegiatan perbenihan, Kepala UPTD BBI TPPH melaksanakan kordinasi dengan Bidang Pangan dan Bidang Hortikultura, UPTD BPSBTPH serta UPTD Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Sumbar. PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
3
PDF Compressor Pro
Adapun 7 unit Satgas BBI dan Labor yang berada di bawah kendali UPTD BBI TPPH adalah; Satuan Tugas BBI Sukamenanti sebagai BBI penghasil benih padi dan palawija, Satuan Tugas BBI Kinali sebagai BBI penghasil beni padidan palawija, Satuan Tugas BBI Ladang Lawas sebagai BBI penghasil Benih Palawija, Satuan Tugas BBI Surian sebagai BBI penghasil benih sayuran dan kacang-kacangan, Satuan Tugas BBI Lubuk Minturun sebagai BBI penghasil benih hortikultura (buah-buahan dan tanaman hias), satuan Tugas BBI Alahanpanjang sebagai BBI penghasil benih tanaman hias , sayur dan buah dataran tinggi, serta labor Kultur Jaringan sebagai penghasil tanaman hias, bibit pisang dan kentang.
4
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
UPTD BBI LUBUKMINTURUN
BENIH BERSEMI INSPIRASI TERGALI
BALAI BENIH INDUK (BBI) LUBUKMINTURUN ADALAH BBI DALAM TATAAN ALAM NAN ANGGUN. IA BERDIRI DI ATAS LAHAN SELUAS
8 HEKTARE. DARI
LUAS ITU, SEPEREMPAT HEKTARE DIGUNAKAN UNTUK BANGUNAN
3,35 HEKTARE UNTUK LAHAN USAHA. SELENGKAPNYA, DI LAHAN TERSEBUT, 2 HEKTARE UNTUK TANAMAN BUAH-BUAHAN; 0,25 HEKTARE UNUTK TANAMAN HIAS DAN 0,10 HA UNTUK TANAMAN OBAT.
DAN
Bibit Jeruk. Di sini tersedia benih jeruk (BF) dalam berbagai varietas seperti S. Banjar, S. Madu, K. Kacang, K. Madura, K. Tejakula, K. Batu-55, K. Trigas, G. Omeh, Pamelo, Raja dan Ratu. Benih Durian dalam varietas Sunan, Sukun, Hepe dan Matahari. Sementara benih rambutan tersedia dalam varietas Binjai, Padang, Bulan, Aceh, Lebak, Bulus dan Korong G. Belimbing dalam varietas Kapur, Kunir, Demak, Wuluh serta duku dan melinjo lokal, jambu air dalam PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
5
PDF Compressor Pro
varietas lokal, cincalo, merah dan pink. Produksi bibit yang dihasilkan dalam berbagai komoditi seperti jeruk, mangga, manggis, rambutan, durian. Sirsak, jambu biji, anggrek, pisang, kentang dan krisan. BBI Lubukminturun dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana pendukung. Adapun sarana yang dimiliki seperti 2 unit kantor, 3 unit screen house, shadeng net, rumah kaca, 3 unit scadiloot, 2 unit gudang sarana, 2 unit gudang alsin, 1 unit labor kultur jaringan, 1 unit ruang pertemuan, 1 unit clinic tanaman hias, 1 unit rumah kepala, mess serta dilengkapi dengan berbagai sarana produksi seperti traktor,cangkul, parang, pisau okulasi, gunting, gerobak, hand sprayer dan mesin potong rumput. BBI Lubukminturun selain penyuplai benih unggul juga penyuplai rasa yang menjadi sumber inspirasi bagi pengunjungnya. Ia dalam tata alam yang indah dalam aliran air gunung yang jernih mengalir di antara bantaran sungai mini seukuran sedepa orang dewasa. Bunyi air mengalir bagaikan musik bak mendendangkan benih yang mengakar di hati di atas lahan yang kelak menyebar di atas lahan kesejahteraan petani kita. Konsep agrowisata jelas sudah terbias di kawasan ini. Pada akhirnya, akan menjelma menjadi taman horti atau hortipark. Di sini, juga menjadi tempat edukasi bagi pecinta berbagai tanaman horti. Fasilitas yang lengkap memenuhi BBI ini sebagai sebuah BBI yang nyaris sempurna. Messnya yang cantik, ruang pertemuannya yang memadai untuk ratusan pengunjung dan udara sejuk yang menghawa dari pegunungan bukit barisan tentulah menjadi penentram hati penggali inspirasi!
Bibit Durian. Bibit Jambu Biji.
Bibit Sirsak.
6
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
Bibit Manggis.
PDF Compressor Pro
BALAI BENIH INDUK HORTIKULTURA KABUPATEN SOLOK
PENYUPLAI BENIH, PENOPANG WISATA CANTIK NIAN HAMPARAN SELUAS 12 HEKTARE ITU. DI PINGGIRNYA BERBATAS BATAS GARIS DANAU DALAM RIAK YANG JINAK.
PADA ARAH SELATAN
TAMPAK BERDIRI ANGGUN VILLAVILLA YANG DIKELOLA PEMERINTAH KABUPATEN
SOLOK.
SEBAGIAN ADA RAWA, DI ATASNYA HIDUP RUMPUT BAGAIKAN SAVANA.
HIJAU.
ANGIN BERHEMBUS DALAM HAWA DINGIN. BUNGA-BUNGA MEKAR DAN SUBUR. DI SANALAH BERDIRI BALAI BENIH INDUK HORTIKULTURA (BBIH) ALAHANPANJANG, KABUPATEN SOLOK.
BBIH Alahanpanjang adalah tupang benih bagi petani kentang Sumatera Barat dan propinsi tetangga. Pada lahan itu dibenihkan kentang di atas tanah seluas 4 hektare dalam musim tanam 2 kali setahun. Perbenihan kentang dikerjasamakan pihak BBIH dengan para petani penangkar, tiap tanam disemai benih sebanyak 2 ton. Hasil normal berkisar antara 10 hingga 15 ton perhektare. Hasil bibit dari BBIH ini belum mampu memang memenuhi permintaan pasar. Kesanggupan BBIH menyuplai benih kentang adalah 20-30 ton pertahun. Sementara, kebutuhan masyarakat lebih dari 200 ton atau sekitar 150 hektare/tahun. BBIH hanya baru mampu memenuhi sekitar 10% dari permintaan pasar. Kini BBIH berbenah dan mengupayakan diri PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
7
PDF Compressor Pro
untuk memenuhi permintaan bibit kentang bagi kebutuhan pasar. Kentang Alahanpanjang memang sudah dikenal luas oleh masyarakat, baik di Sumbar maupun bagi propinsi tetangga seumpama Riau dan Jambi. Selain kentang BBIH juga menyemai bibit flori hortikultura. Di sini terdapat 12 buah screen. Tujuh buah screen berukuran 8X25 meter dan 5 buha screen berukuran 6 X 8 meter. Screen berukuran 8 X 25 meter khusus untuk G 0 dan planled. Pada screen berukuran 6X8 dipelihara bibit krisan, satu buah untuk pengakaran dan 1 buah screen untuk koleksi krisan pot. Pada BBIH ini dipelihara berbagai koleksi daun potong seperti ruskus,liderlift dan silum (keladi). Bungan potong antara lain mawar dan garbera. BBIH Alahanpanjang kini sedang berbenah diri untuk pengembangan perbenihan. Diharapkan, BBIH ini akan menyuplai benih secara maksimal. Selain itu, BBIH akan mewujudkan diri menjadi salah satu tempat agrowisata tercantik dalam konsep hortipark. Berbagai tumbuhan seperti markisa, jeruk dan lain sebagainya akan menjadi pelengkap bagi kawasan ini. Kentang, tak hanya diproduksi sebagai kentang mentah, namun dalam perencanaannya akan dihidangkan kepada pengunjung dalam berbagai bentuk kuliner, seperti dalam berbagai kemasan krispi (kerupuk) atau olahan pergedel hangat dalam kemasan kuliner wisata. Begitu juga dengan markisa yang tersuguhkan dalam bentuk sirup dan lainnya. “Kehadiran BBIH Alahanpanjang memang digagas tak saja untuk memenuhi kebutuhan bibit bagi para petani melainkan juga pendukung wisata bagi kabupaten Solok khususnya dan Sumatera Barat umumnya”, kata Kepala UPTD Tanaman Padi, Palawija dan Hortikultura Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sumatera Barat Ir. Gusnadi Abda.
8
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
KONDISI UMUM SUMATERA BARAT
KEADAAN GEOGRAFIS Secara geografis Provinsi Sumatera Barat terletak antara 0°54’ Lintang Utara sampai 3°30’ Lintang Selatan serta 98°36’ sampai 101°53’ Bujur Timur. Batas-batas wilayah Sumatera Barat, sebelah utara dan timur berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah selatan dengan Provinsi Sumatera Utara dan sebelah barat dengan Samudra Hindia.
IKLIM Menurut Schmidt dan Fergusson, type iklim Sumatera Barat terdiri dari type A, B, C, dan D. Suhu rata-rata di pantai barat berkisar antara 210C– 380C, pada daerah perbukitan berkisar antara 150C – 330C, sedangkan pada daerah dataran di sebelah timur Bukit Barisan mempunyai suhu PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
9
PDF Compressor Pro
antara 190C – 340C. Puncak curah hujan maksimum di Sumatera Barat terjadi bulan maret Maret dan Desember dan jumlah curah hujan paling rendah terjadi pada bulan Juni – Juli. Jumlah curah hujan tertinggi mencapai 4.000 mm/tahun terutama di wilayah pantai barat. Sedangkan curah hujan di beberapa tempat dibagian timur relatif lebih rendah yakni antara 1.500 – 3.000 mm/tahun.
TOPOGRAFI Keadaan topografi wilayah Sumatera Barat bervariasi dari topografi datar, landai, curam dan mempunyai pantai sampai pergunungan. Pada umumnya bagian tengah Sumatera Barat terbentang Bukit Barisan dengan topografi relatif curam, sedangkan bagian barat dan timur posisinya relatif datar dan landai. Topografi wilayah Sumatera Barat yang relatif curam ditemui di Kabupaten Solok, Agam, Tanah Datar. Topografi yang landai ditemui di Kabupaten 50 Kota dan Sawahlunto Sijunjung, sedangkan topografi yang relatif datar ditemui di Kabupaten Padang Pariaman, Pesisir Selatan dan Kabupaten Pasaman.
LUAS WILAYAH Luas wilayah provinsi Sumatera Barat sekitar 4.229.730 Ha, setara dengan 2,17 % dari luas wilayah Negara Kasatuan Republik Indonesia dengan luas perairan laut diperkirakan 186.500 Km2 dan panjang garis pantai 2.420.57 Km. Jumlah pulau 391 pulau.Ada beberapa pulau yang masih belum bernama.. Ada sekitar 179 pulau yang sudah mempunyai nama, dan 212 pulau belum mempunyai nama. Ada 25 sungai yang mengalir di Provinsi ini, antara lain Batang Anai, Batang Agam, Batang Arau, dan lain-lain.
PEMERINTAHAN Provinsi Sumatera Barat terdiri atas 19 Kabupaten/kota, 175 kecamatan. Jumlah desa yaitu sebanyak 1.858 desa/kelurahan
PENDIDIKAN Berdasarkan hasil SP2010, persentase penduduk 5 tahun yang berpendidikan minimal tamat
10
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
SMP/Sederajat sebesar 44,35 persen, dan penduduk berusia 15 tahun ke atas sebesar 95,54 persen yang berarti dari setiap 100 penduduk usia 15 tahun ke atas ada 96 orang yang melek huruf. Penduduk dikatakan melek huruf jika dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya.
PENDUDUK Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Barat sebanyak 4.846.909 jiwa yang mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 1.877.822 jiwa (38,74 persen) dan di daerah perdesaan sebanyak 2.969.087 jiwa (61,26 persen). Persentase distribusi penduduk menurut kabupaten/kota bervariasi dari yang terendah sebesar 0,97 persen di Kota Padang Panjang hingga yang tertinggi sebesar 17,20 persen di Kota Padang.
TENAGA KERJA Jumlah penduduk yang merupakan angkatan kerja di Provinsi Sumatera Barat sebesar 1.993.393 orang, di mana sejumlah 1.953.434 orang diantaranya bekerja, sedangkan 39.959 orang merupakan pencarikerja. Dari hasil SP 2010, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Provinsi Sumatera Barat sebesar 60,54 persen, di mana TPAK laki-laki lebih tinggi daripada TPAK
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
11
PDF Compressor Pro
perempuan, yaitu masing-masing sebesar 78,11 persen dan 43,89 persen. Tiga kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat dengan TPAK tertinggi berturut-turut adalah Kabupaten Kepulauan Mentawai (73,05), Kabupaten Lima Puluh Kota (69,89), dan Kabupaten Pasaman (69,26). Dengan jumlah pencari kerja sejumlah 39.959 orang, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di provinsi ini mencapai 2,00 persen. Seiring dengan bertumbuhnya perekonomian Sumatera Barat, maka jumlah tenaga kerja yang diperlukan semakin bertambah pula. Hal ini telah mendorong turunnya akan pengangguran di provinsi ini. Sepanjang Februari 2011-Februari 2012, jumlah penduduk yang menganggur mengalami penurunan dari 162.500 orang menjadi 146.970 orang. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) menurun dari 7,14% menjadi 6,25%. Angka tersebut berada dibawah rata-rata nasional pada periode akhir 2011 yang mencapai 6,56%. Pada Februari 2012, jumlah angkatan kerja Sumatera Barat mencapai 2.204.218 orang, bertambah 90.712 orang dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja pada Februari 2011.
12
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
POTRET PERTANIAN INDONESIA
SEMUA BERMULA DARI BENIH BERMUTU
SUKSES PERTANIAN ITU BERMULA DARI BENIH. BENIH UNGGUL ATAU BERMUTU AKAN MENCIPTAKAN PANEN SESUAI HARAPAN.
WALAU DEMIKIAN,
BAGAIMANA PERTANIAN DI
INDONESIA?
Indonesia negara agraris.Sebutan itu masih layak diperuntukkan bagi negeri kita tercinta ini. Sektor pertanian dalam arti luas masih menjadi tumpuan hidup sebagian besar angkatan kerja kita.Pertanian menjadi leading sector perekonomian kita meskipun transformasi struktur ekonomi kian mengantarkan negeri ini menuju negara yang perekonomiannya ditupang sektro industri dan jasa. Dekade 1970, hampir separuh output perekonomian nasional tertumpu di sektor pertanian. Pangsanya mencapai 45 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Pada tahun itu, sekitar 67 persen angkatan kerja kita menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
13
PDF Compressor Pro
Pasca empat dekade berlalu, struktur perekonomian nasional telah jauh berubah. Sektor pertanian tak lagi dominan. Pada 2011, pangsanya tinggal 14,7 persen terhadap PDB. Ia menempati posisi kedua setelah industri pengolahan (24,3 persen). Walau begitu, sektor pertanian tetap menjadi tumpuan hidup bagi sebagian besar angkatan kerja. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sekitar 36,5 persen (41,20 juta orang) dari 112,80 juta penduduk yang bekerja pada Februari 2012 menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, baik sebagai petani maupun buruh tani. Sektor pertanian tampaknya telah menghambat ledakan pengangguran di negeri ini. Jika produktivitas sektor pertanian terus merosot maka akan mengakibatkan merosotnya kondisi kesejahteraan masyarakat yang menggantungkan hidupnya di sektor pertanian. Faktual, hingga kini sektor pertanian tetap menjadi kantong kemiskinan. BPS mencatat, pada Maret 2012 sekitar 63 persen (18,48 juta orang) dari 29,13 juta penduduk miskin negeri ini tinggal di pedesaan. Sebagian besar mereka adalah petani dan buruh tani. Pada Maret 2011, menurut catatan BPS misalnya, rumah tangga miskin dengan sumber penghasilan utama dari sektor pertanian mencapai 71,26 persen. Sektor pertanian sebetulnya merupakan kunci utama keberhasilan pengentasan masyarakat miskin di republik yang kita cintai ini. Bukankah jika kondisi kesejahteraan petani dan buruh tani semakin baik, maka dapat dipastikan jumlah penduduk miskin akan berkurang secara signifikan?
PERTANIAN PERKURANG KEMISKINAN Statistik menunjukkan pengurangan kemiskinan selama masa Orde Baru tidak lepas dari kontribusi sektor pertanian. BPS mencatat, pada 1976, jumlah penduduk miskin mencapai 54,2 juta orang atau sekitar 40,1 persen dari total penduduk Indonesia kala itu. Dua dekade kemudian, jumlah penduduk miskin berkurang menjadi 34,01 juta orang atau sekitar 17,47 persen dari total penduduk. Sulit memungkirinya, pertumbuhan pesat di sektor pertanian hingga pengujung dekade 1980 telah memberi donasi yang tidak sedikit bagi penurunan yang cukup tajam tersebut melalui peningkatan pendapatan dan penciptaan lapangan kerja. Dapat diperkirakan bahwa, salah satu penyebab lambatnya laju penurunan tingkat kemiskinan adalah kebijakan penanggulangan kemiskinan yang kurang tepat karena cenderung abai terhadap karakteristik kemiskinan yang terjadi. Bukankah salah satu karakteristik utama kemiskinan di negeri ini terfaktakan bahwa kemiskinan lebih merupakan fenomena pedesaan, lebih khusus lagi pertanian. Statistik dengan terang telah mengkonfirmasi bahwa kontributor terbesar penduduk miskin selama ini adalah profesi buruh tani dan petani (kecil dan penggarap). Kini tercatat, jumlah buruh tani sekitar 5 juta orang dan jumlah rumah tangga usaha tani (RUT) diperkirakan mencapai 17,8 juta rumah tangga. Bila diasumsikan tiap RUT beranggotakan 4 anggota rumah tangga, maka ada sekitar 80 juta penduduk negeri ini menggantungkan hidupnya pada ekonomi usaha tani. Adalah sebuah keniscayaan bila pembangunan sektor pertanian yang kuat dan tangguh maka terwujudlah masa depan petani dan buruh tani yang lebih. Penurunan jumlah penduduk miskin akan terwujud jika terjadi perbaikan kesejahteraan petani dan buruh tani. Erat sekali hubungan antara pembangunan sektor pertanian dan pengentasan kemiskinan. Dalam soal pembangunan sektor pertanian, ketersediaan data yang lengkap dan akurat adalah sebuah keniscayaan agar perumusan kebijakan yang akan diambil benar-benar terfokus lagi tajam. Dengan demikian mari kita menyiapkan informasi untuk masa depan petani yang lebih baik.
14
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
PEMBANGUNAN PERTANIAN SUMBAR SOLUSI PENJAWAB KEMISKINAN KITA
SEBAGIAN BESAR PENDUDUK YANG BEKERJA TERSERAP DI SEKTOR PERTANIAN.
LAPANGAN
PEKERJAAN DI SEKTOR INI
42,4% DARI TENAGA KERJA YANG ADA. NAMUN, PERSENTASE MAMPU MENYERAP
PENYERAPAN INI MAKIN MENURUN DIBANDINGKAN TAHUN SEBELUMNYA YANG SEBESAR
44%.
Sementara itu, persentase penduduk bekerja yang terserap di sektor perdagangan kembali meningkat, dari sebelumnya 18,5% pada Februari 2011 menjadi 19,8% pada Februari 2012. Demikian pula penyerapan di sektor jasa mengalami kenaikan, dari 16,7% menjadi 17,4%. Pada triwulan IV-2012, sektor pertanian mengalami pertumbuhan relatif tinggi, didorong oleh menggeliatnya subsektor tanaman bahan makanan. Di triwulan ini pertumbuhan sektor pertanian mencapai 4,14%, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,05%. Kinerja sektor perkebunan yang cukup baik pada tahun PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
15
PDF Compressor Pro
2012, telah menopang pertumbuhan industri pertanian sebes.
Jumlah Usaha Pertanian Subsektor Tanaman Pangan Hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 diperoleh jumlah rumah tangga usaha pertanian subsektor tanaman pangan di Provinsi Sumatera Barat sebesar 426. 135 rumah tangga. Dibandingkan tahun 2003 jumlah tersebut mengalami penurunan sebanyak 50 603 rumah tangga, perusahaan pertanian berbadan hukum di subsektor pertanian tanaman pangan sebesar 4 perusahaan, dibandingkan tahun 2003 mengalami kenaikan sebanyak 2 perusahaan, dan usaha lainnya pada subsektor pertanian tanaman pangan sebesar 53 usaha. ar 4,07%.
USAHA PERTANIAN SUBSEKTOR HORTIKULTURA Jumlah Usaha Pertanian Subsektor Hortikultura Hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 diperoleh jumlah rumah tangga usaha pertanian subsektor hortikultura di Provinsi Sumatera Barat sebesar 261 298 rumah tangga. Dibandingkan tahun 2003 jumlah tersebut mengalami penurunan sebanyak 105 451 rumah tangga, perusahaan pertanian berbadan hukum di subsektor pertanian tanaman pangan sebesar 2 perusahaan, dibandingkan tahun 2003 mengalami kenaikan sebanyak 1 perusahaan, dan usaha pertanian lainnya pada subsektor pertanian hortikultura sebesar 46 unit.
ANGKA TETAP SENSUS PERTANIAN 2013 :
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai Tahun 2003 dan 2013 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan dan Rumah Tangga Petani Gurem menurut Wilayah Tahun 2003 dan 2013 Jumlah Petani menurut Sektor/Subsektor dan Jenis Kelamin Tahun 2013 Jumlah Sapi dan Kerbau menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin Pada Tanggal 1 Mei 2013 Rata-rata Luas Lahan yang Dikuasai per Rumah Tangga Usaha Pertanian menurut Wilayah dan Jenis Lahan Tahun 2003 dan 2013 (m2) *) Pembagi adalah jumlah rumah tangga pertanian Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian menurut Wilayah dan Subsektor Tahun 2013 Jumlah Rumah Tangga Usaha PerJumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian menurut Wilayah dan Subsektor Tahun 2013
16
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
BUDAYA DAN MEMBUDAYAKAN KETAHANAN PANGAN DI SUMATERA BARAT
DALAM MENGHADAPI KRISIS GLOBAL, YANG DITANDAI SALAH SATUNYA ADALAH TERJADINYA KRISIS PANGAN, MAKA NAGARI SAAT INI JUGA HARUS MEMILIKI STRATEGI UNTUK MEMBANGUN KETAHANAN PANGAN.
DIKHAWATIRKAN DALAM MENGHADAPI MASA DEPAN NAGARI-NAGARI TIDAK SIAP
Dalam catatan sejarah nagari yang otonom pada masa lalu itu, memiliki strategi ketahan pangan. Hal ini dapat dilihat dari adanya lumbung-lumbung pangan yang dipelihara dalam nagari. Dimana setiap rumah-rumah gadang yang ada dalam nagari memiliki rangkiang sebagai persiapan pangan dari masa ke masa. Pertahanan pangan seperti ini, sebagai bentuk adanya kearifan lokal nagari dalam mengatasi krisis pangan.
DALAM MENGHADAPI KRISIS PANGAN INI, PADA HAL NAGARI
SPIRIT KOLEKTIF PERTANIAN
HIDUP DI ALAM PEDESAAN.
Kondisi seperti itu diperkuat dengan semangat kolektif PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
17
PDF Compressor Pro
pertanian lokalitas masyarakat nagari. Masyarakat nagari dalam mengelola pertanian selalu mengerjakannya dengan cara kolektif yang dinamakan dalam tradisi kolektif itu bajulo-julo atau bergotong royong. Tidak tergantung pada teknologi tetapi tergantung pada kemampuan usaha bersama, sehingga ada kesadaran kolektif pula dalam merancang ketahan pangan ini. Dengan cara yang demikian, nagari tidak pernah mengalami krisis pangan sekalipun datang wabah hama menyerang pertanian, sebab mereka sudah memiliki persiapan dan cadangan pangan yang melimpah. Ketahanan pangan ini, memberikan sumbangan berarti dalam kehidupan nagari. Tanpa ada ketahan pangan yang cukup dikhawatirkan nagari mengalami krisis pangan, karena saat sekarang di beberapa nagari sudah mengalami perubahan alih guna tanah pertanian yang sangat besar di nagari. Di samping itu, diikuti pula oleh alih pekerjaan masyarakat dari bertani kepada tukang ojek. Peralihan ini terjadi sebagai akibat dari tidak dikelolanya aset pertanian di nagari di samping sudah banyaknya terjadi alih guna lahan pertanian kepada non pertanian. Jika hal ini terus berlalu dan tidak dilakukan perbaikan-perbaikan dalam mengelola pertanian, maka dikuatirkan dalam nagari juga akan terjadi krisis pangan. Oleh sebab itu, salah satu jalan yang harus dibangun di nagari-nagari adalah membangun kembali strategi ketahan pangan nagari. Hal ini dilakukan untuk mengatasi supaya nagari tidak menjadi pengimpor pangan tetapi menjadi penghasil pangan yang tidak tergantung pada daerah atau negara lain. Untuk itu nagari sebagai konstelasi wilayah pedesaan, harus menyusun strategis ketahan pangan ini. Ada beberapa strategi ketahan pangan yang harus dilakukan nagari diantaranya adalah, mengembalikan semangat kolektif lokalitas pertanian masyarakat nagari. Mahalnya upah tenaga kerja dapat diatasi melalui pengelolaan kolektif ini, lahan pertanian dikerjakan secara bergiliran. Di samping itu, kembalikan peran rangking nagari yakni membuat otonomi pangan lokal yang dibangun berdasarkan kearifan-kearifan lokal nagari, sehingga nagari menghasilkan persiapan-persiapan pangan dari waktu ke awaktu. Dengan adanya, upaya-upaya yang demikian nagari secara pangan juga mandiri dan tidak tergantung pada kepentingan produksi konsumtif impor.
AYO, UBAH PANDANGAN PETANI! Iklim budaya yang sehat amat menentukan suksesnya pembangunan pada semua struktur pembangunan ter-masuk pertanian. Iklim budaya dimaksud, misalnya dalam sistem pertanian, adalah perilaku dan sikap mental petani dalam bertani. Di antara budaya masyarakat tani dan menjebak mereka dalam kemiskinan di antaranya: (1) jangankan berfikir menambah pembukaan lahan baru, lahan yang ada saja sering ditelantarkan, tidur dan tidak produktif; (2) petani sawah punya paradigma yang memandang hanya padi yang bisa menghidupkan. Mereka sulit beralih ke tanaman lain. Padahal menanam semangka misalnya pascapanen padi, hasilnya juga besar dan bisa beli beras, setelah itu ditanam jagung, kemudian kacang panjang pasca panen jagung sekaligus memudahkan teknologi “junjungan kacang panjang” dengan batang jagung yang sudah siap dipanen; (3) pascapanen padi sawah, cuti panjang bahkan berhenti berusaha tani, lebih banyak duduk di lapau sampai padi habis, tidak pikir besok dan sangat hedonistik. Dengan berbagai program pertanian dan penyuluhan bagi petani, diharapkan pandangan petani di Sumatera Barat tidak lagi terpaut pada mithos yang usang dan merugikan.
18
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
WAWANCARA DENGAN IR. DJONI
HORTI PARK IMPIAN SUMBAR MENUJU AGROWISATA
SUMATERA BARAT MEMILIKI POTENSI YANG CUKUP BESAR SEBAGAI DAERAH PENGEMBANGAN HORTIPARK. MUARA DARI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI SUMBAR ADALAH MENCIPTAKAN RANAH INI MENJADI DAERAH AGROWISATA.HORTIPARK ADALAH SALAH SATU UPAYA PERWUJUDAN
SUMBAR MENUJU KAWASAN AGROWOSATA.
Wakil Gubernur Sumatera Barat, Muslim Kasim bersama Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Sumbar, Ir. Djoni pada Sumbar Expo 2014 di Bali. Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Sumbar, Ir. Djoni mengonsep pikiran guna merealitakan Sumbar sebagai daerah agrowisata dengan menggagas apa yang PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
19
PDF Compressor Pro
disebut dengan Hortipark. “Pengelolaan Kawasan Horti Park dilakukan secara intensif dengan menerapkan paket-paket teknologi maju yang direkomendasikan serta didukung oleh kelengkapan sarana produksi. Upaya peningkatan efektifitas pengelolaan kawasan diarahkan melalui pemberdayaan kelompok tani di sekitar kawasan Horti Park, sehingga mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani”, kata Ir. Djoni. Ir. Djoni menggambarkan, bahwa Propinsi Sumatera Barat dengan luas wilayah 41.815,29 km2 terletak pada 0 54’ LU – 3 30 LS dan 98 36’ BT – 101 35’ BT. Terbagi atas 19 wilayah administratif Kabupaten dan Kota, berpenduduk 4.957.719 juta jiwa (1.182.688 juta Kepala Keluarga), 54,5 % merupakan keluarga petani (644.610 ribu KK). Katanya, membaca kondisi geografis Sumatera Barat yang beragam, mulai dari dataran rendah, sedang sampai dataran tinggi. Dataran rendah dimulai dari pesisir pantai barat pulau Sumatera, dataran sedang dan dataran tinggi yang bergelombang, membentang dari Utara ke Selatan sepanjang Bukit Barisan adalah daerah yang berpotensi besar dalam pengembangan pertanian. Sumatera Barat merupakan salah satu sentra produksi komoditi hortikultura mulai dari tanaman buah, sayuran dan florikultura. “Kita memiliki beberapa sentra produksi hortikultura dengan jenis komoditi yang diusahakan berbeda satu dengan yang lainnya sesuai kondisi agroklimat daerah asal. Hampir semua jenis komoditi hortikultura, selain memiliki fungsi sebagai komoditi untuk pemenuhan kebutuhan pangan juga memiliki nilai estetika atau keindahan. Itu adalah potensi agrowisata yang terkembanhg di depan mata kita”, ujar Djoni. Katanya, beragam jenis komoditi hortikultura, terutama jenis tanaman tahunan yang dapat menghasilkan sepanjang tahun. “ Apabila jenis tanaman tahunan tersebut ditanam dalam satu kawasan dengan kondisi agroklimat yang sesuai, penataan dan landscape yang baik, ditunjang dengan fasilitasi serta sarana yang mendukung pertumbuhan jenis tanaman hortikultura itu maka kawasan tersebut dapat dijadikan sebagai Horti Park atau Taman Horti”, jelas Djoni. Menurut Djoni, Horti Park atau Taman Horti merupakan salah satu alternatif dalam pengembangan objek wisata di dalam satu daerah. “Bukankah kepariwisataan telah diakui pemerintah sebagai penghasil devisa terbesar non – migas? Nah, bukankah Sumatera Barat memiliki beberapa lokasi sentra produksi hortikultura dengan keindahan alam dan letaknya yang
20
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
strategis?” retorik Djoni seraya menambahkan bahwa hal itu sangat berpotensi dikembangkan sebagai objek wisata yang sangat menarik dalam kelengkapan hortipark. Kota Padang saat ini telah menjadi tujuan perjalanan bagi sejumlah masyarakat yang berasal dari kota-kota di luar kota Padang, termasuk dari luar propinsi, seperti dari Jambi, Riau, Sumatera Utara, dan lainnya. Adanya hari libur di ujung minggu (week end) akan menyebabkan Kota Padang didatangi oleh masyarakat yang menghabiskan waktu liburannya di Kota ini. Tempat wisata seperti Minang Fantasi, Pantai Carocok dan masih banyak lainnya merupakan beberapa contoh lokasi wisata di Propinsi Sumatera Barat yang diminati para pelancong. Beberapa tujuan perjalanan hiburan di wilayah Sumatera Barat akan menjadikan Propinsi Sumatera Barat menjadi salah satu tujuan wisata berskala nasional. Pada Bulan Oktober 2013 yang lalu, Kota Padang Propinsi Sumatera Barat menjadi tempat pelaksanaan Hari Pangan Nasional yang saat itu dibuka oleh Presiden Republik Indonesia DR. Susilo Bambang Yudoyono dan dihadiri oleh sejumlah Menteri terkait. Masyarakat Sumatera Barat terekam begitu antusias dengan acara tersebut dan antusias yang sama juga terekam ketika mereka mengunjungi anjungan-anjungan yang dibuat oleh sejumlah Dinas dan elemen masyarakat. Hasil yang terekam dari diskusi-diskusi yang dilakukan oleh unsur Pimpinan Daerah Propinsi Sumatera Barat memperlihatkan keinginan bahwa Pemerintah Sumatera Barat tidak ingin melewatkan momentum yang tercipta dari Acara Nasional tersebut. Hasil diskusi mensyaratkan agar Propinsi Sumatera Barat untuk segera memiliki satu kawasan agrowisata yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Sumatera Barat. Disebutkan Djoni Lahan yang dikelola oleh UPTD BBI TPPH Sumatera Barat yang berlokasi di Lubuk Minturun dinilai masih belum optimal pengelolaannya. Beberapa pihak menilai bahwa lokasi ini dapat dikembangkan untuk menjadi satu kawasan agrowisata. Hal ini ditunjang dengan telah ditetapkannya kawasan Lubuk Minturun menjadi Kawasan Tanaman Hias melalui Keputusan Gubernur Sumatera Barat Nomor : 521.305.2013 tanggal 26 Maret 2013. Beberapa infrastruktur yang telah ada dan dengan melakukan revitalisasi infrastruktur tersebut merupakan modal awal bagi Pemerintah Propinsi untuk mengembangkan kawasan ini. Pada Tahun Anggaran 2014 ini melalui dana APBD Propinsi Sumatera Barat telah dianggarkan beberapa kegiatan untuk menunjang kawasan Agrowisata antara lain Pembangunan jalan, Pembangunan saluran irigasi, Pembangunan kolam pancing,Penataan taman, Master Plan PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
21
PDF Compressor Pro
Kawasan Agrowisata Lubuk Minturun, DED Kawasan Agrowisata Lubuk Minturun “Pada tahun 2015 nanti, Propinsi Sumatera Barat berencana untuk melakukan pembangunan Horti Park atau Taman Horti yang didalamnya akan direncanakan pembangunan berupa :Outlet Tanaman Hias Indoor, Pusat tanaman hias outdoor,Pusat Tanaman Buah dalam pot, Screen House Tanaman Buah Semusim, Screen House Sayuran Organik, Green House Budidaya Tanaman Sayuran Hidroponik, Green House Budidaya Tanaman Secara Kebun Bertingkat/vertical, Kebun Koleksi Tanaman Buah Unggulan Nasional Spesifik Lokasi, Kebun Koleksi Tanaman Buah Unggulan seluruh Indonesia. Gazebo, Pergola dan Sarana Penunjang Lainnya seperti Springkler dan sarana penunjang, Packing House dan pemasaran serta Instalasi Listrik”, papar Djoni. “Pikiran mewujudkan ini adalah untuk menciptakan kebun hortikultura yang terdiri atas kebun buah, kebun sayur dan tanaman hias. Sebagai taman rekreasi hortikultura yang kelak dapat dikembangkan menjadi pusat study hortikultura terutama buah-buahan, sayur-sayuran dan florikultura dataran rendah. Hortipark akan menjelma menjadi tempat tujuan wisata alternatif bagi masyarakat di Propinsi Sumatera Barat khususnya dan Indonesia umumnya”, ucap Djoni. Ditambahkan Djoni, Hortipark akan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitarnya. Banyak manfaat hortipark, misalnya untuk pengembangan, penelitian dan produksi, baik melalui pembinaan maupun pemberdayaan para petani. “ Kita yakin, terlaksananya pembangunan Horti Park atau Taman Horti di Propinsi Sumatera Barat akan dapat meningkatkan perekonomian daerah ini dari sektor pertanian terutama komoditi hortikultura”, ulas Djoni. Disebutkan Djoni, bahwa kegiatan ini dilaksanakan di UPTD Balai Benih Induk TPPH Sumatera Barat di Lubuk Minturun Kota Padang Propinsi Sumatera Barat. “Saya yakin, pengembangan Horti Park di Sumatera Barat akan memberikan dampak positif bagi masyarakat antara lain meningkatkan nilai jual komoditi pertanian yang dihasilkan dan berkembangnya sumber-sumber pendapatan lainnya yang dapat dinikmati oleh masyarakat setempat seperti penyewaan homestay dan saranba rekreasi lainnya, kantin, penjualan cindera mata, dan lain-lain. Selain itu, agrowisata merupakan salah satu wahana yang efektif dalam rangka promosi produk-produk pertanian dan budaya daerah Sumatera Barat”, ucapnya.
22
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
SUMBAR PRODUSEN UTAMA KOMODITAS SAYURAN & BUAH-BUAHAN
SUMATERA BARAT (SUMBAR) MERUPAKAN SALAH SATU DARI SEKIAN PROVINSI DI INDONESIA YANG STRUKTUR PEREKONOMIANNYA BANYAK DITOPANG OLEH SEKTOR PERTANIAN.
SEHINGGA TIDAK
HERAN KALAU PROVINSI BERPENDUDUK LEBIH DARI
4,8
JUTA JIWA INI MAMPU MENJADI SALAH SATU PRODUSEN UTAMA KOMODITAS PERTANIAN DI PULAU
SUMATERA, TERUTAMA SAYURSAYURAN DAN BUAH-BUAHAN.
Dari catatan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat, produksi sayur dan buah-buahan sepanjang tahun 2007 lalu masing-masing mencapai 305.151 dan 328.064 ton, atau tepat satu tingkat di bawah komoditas palawija (338.915 ton). Setidaknya ada tiga kabupaten yang selama ini menjadi basis pengembangan komoditas sayur dan buah-buahan di Sumbar, yaitu: Tanah Datar, Solok, dan Agam. Hal itulah yang menjadi salah satu pertimbangan tim marketing PT. BISI International Tbk (PT. BISI) area PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
23
PDF Compressor Pro
Sumatera Barat untuk membuat sebuah mini show farm (kebun mini) di salah satu dari tiga kabupaten tersebut. Mini show farm kali ini dipusatkan di Kabupaten Tanah Datar, tepatnya di lahan milik M. Arifin di kawasan Jorong Koto Alam, Nagari Tabek Patah, Kecamatan Salimpaung, Tanah Datar. Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah usaha pertanian di Provinsi Sumatera Barat sebanyak 644.240 dikelola oleh rumah tangga, sebanyak 84 dikelola oleh perusahaan pertanian berbadan hukum dan sebanyak 362 dikelola oleh selain rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum. Kabupaten Pesisir Selatan, Lima Puluh Kota, dan Agam merupakan tiga Kabupaten/Kota dengan urutan teratas yang mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu masing-masing 71.549 rumah tangga, 69.805 rumah tangga, dan 65.025 rumah tangga. Sedangkan Kota Padang Panjang merupakan wilayah yang paling sedikit jumlah rumah tangga usaha pertaniannya, yaitu sebanyak 1.771rumah tangga. Sementara itu jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Provinsi Sumatera Barat sebanyak 84unit tersebar pada 17 (tujuh belas) Kabupaten/Kota. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak berlokasi di Kabupaten Pasaman Barat yaitu sebanyak 15 perusahaan dan Kabupaten Dharmasraya yaitu sebanyak 13 perusahaan. Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian sebanyak 362 unit tersebar pada seluruh Kabupaten/Kota. Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian terbanyak terdapat di Kabupaten Dharmasraya, yaitu sebanyak 87 unit dan Kota Payakumbuh, yaitu sebanyak 63 unit. Sensus Pertanian 2013 yang merupakan bagian terpadu dari upaya kita bersama guna mewujudkan visi besar pembangunan Provinsi Sumatera Barat. Harapan Sumatera Barat adalah mencapai pembangunan pertanian yang handal. Handal dalam kemampuan dan handal dalam mengelola manajemen data dan informasi pertanian yang memadai, akurat, lengkap dan mutakhir.
24
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
BERCAKAP-CAKAP DENGAN IR. DJONI
BENIH PERTANIAN DAN KEARIFAN LOKAL MINANGKABAU
BERCOCOK TANAM DAN BETERNAK ADALAH BUDAYA KENTAL MASYARAKAT
MINANGKABAU. BERPIKIR UNTUK HIDUP KE ESOK DICERMIN KAN ORANG
MINANG DENGAN ADANYA
RANGKIANG DI HALAMAN RUMAH GADANG.
RANGKIANG TEMPAT MENYIMPAN PADI. ITU ADALAH CERMINAN DARI KETAHANAN PANGAN MASYARAKAT
MINANG.
Bibit Sukun. Bertani dan beternak bagi orang Minang adalah tabungan kesejahteraan. Prinsip kemakmuran orang Minang, ketika padi menjadi, ketika taranak berkembang, ketika jagung berbunga—bak pepatah “bumi sanang padi manjadi, padi masak jaguang maupia, anak buah sanang santosa, bapak kayo mande batuah, mamak disambah urang pulo”. PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
25
PDF Compressor Pro
Begitulah tujuan hidup orang Minang, yakni “bumi sanang padi manjadi taranak bakambang biak”. Hidup yang penuh berkah, yang sesuai dengan ajaran Islam yaitu “baldatun taiyibatun wa robbun gafuur”. Dan tentu saja hal itu adalah cermin dari kesepakatan masyarakat Minangkabau dalam sandaran sikap “adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah”. Asas pemanfaatan bagi orang Minang sangat tinggi. Dalam kehidupan sosial dan budaya, orang Minang tak mengenal apa yang kita sebut dengan sampah masyarakat. Mengapa? Karena bagi orang Minang, tak ada orang yang tak berguna. Orang Minang senantiasa memercayai dan memberikan sebuah pekerjaan kepada orang yang tepat seperti yang disampaikan oleh pepatah kita : “Nan Buto pahambuih lasuang, nan pakak palapeh badie, Nan lumpuah pahuni rumah, nan kuek paangkuik baban, nan jangkuang jadi panjuluak, nan randah panyaruduak, nan pandai tampek batanyo, nan cadiak bakeh baiyo, nan kayo tampek batenggang. Konsep the right man in the right place masak dalam kehidupan sosial orang Minang. Pembagian kerja bagi orang Minang itu rasional atau objektif. Semua termanfaatkan. Itu sesuai pula dengan sabda Rasulullah: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” [Hasan: Shahih Al-Jami’ no. 3289]. Prinsip pemanfaatan manusia dan SDM bagi orang Minang itu sangat rasional dan objektif sekali. Bahkan, pemanfaatan lahan bagi orang Minang sangat selektif. Tak ada lahan yang tak berguna bagi orang Minang. Semua lahan termanfaatkan sesuai bentuk, lokasi dan jenisnya. Sesuai benar dengan pepatah : “ Nan lurah tanami bambu, nan lereang tanami tabu, nan padek kaparumahan, nan gurun buek ka parak, nan bancah dibuek sawah, nan munggu kapakuburan, nan gauang ka tabek ikan, nan padang kapaimpauan, nan lambah kubangan kabau, nan rawang payo kaparanangan itiak” . Semestinya juga, masyarakat Minangkabau tak mengenal apa yang disebut dengan lahan telantar atau lahan tidur. Masyarakat Minang adalah masyarakat pertanian, ketika ke rimba berbunga kayu, air tergenang dijadikan kolam ikan, tanah tanah ditanamkan benih, tanah keras dibikin ladang, sawah bertumpak di tanah yang datar, ladang berbidang di lahan yang lereng. Begitulah budaya sosial masyarakat kita di Minangkabau. Bahkan orang Minang sudah memiliki teknologi pertanian yang merupakan warisan dari nenek moyang kita. Mereka bertani sesuai musim. Seperti pesan pepatah:” Ka ladang di hulu tahun, ka sawah di pangka musim, hasia banyak nkarano jariah, hasia buliah karano pandai”. Pepatah itu menyisipkan dua kata inti dalam hal ihwal berladang orang Minang. Yakni, pertama kerja keras, kedua karena pengetahuan atau kepandaian berladang. Semangat dan optimisme orang Minang itu sangat tinggi. Tak ada yang tak mungkin bagi orang Minang asal dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan kerja keras. “lawik dalam buliah diajuak, bumi laweh dapek digali, bukik dapek diruntuah, asa bajariah bausaho. Lawik ditimbo lai ka kariang, gunuang di runtuah mungkin data, sadang dek samuik runtuah tabiang, apolagi dek manusia nan baraka”. Begitulah dalil rasional orang Minangkabau. Jauh sebelum Koes Plus mendengakan tongkat ditanam jadi “buah”, orang Minang sudah lebih dulu meyakini. Bahkan tak tongkat saja yang tumbuah, melainkan artinya lebih luas, yakni “Apo ditanam namuah tumbuah, bijo ditanam ka babuah, batang ditanam kabarisi, batanam nan bapucuak, mamaliharo nan banyao”. Bahkan, sebelum bertanam, orang minang memikirkan perairan atau irigasi. “ Dibuek banda baliku, tibo di bukik digali, tibo di batu dipahek, tibo di batang di kabuang”. Begitulah kearifan lokal orang Minangkabau dalam bertani dan bataranak itu tadi. Bila ada lahan tak termanfaatkan, wajib kita bertanya? Mengapa? Apakah karena lahan kering tak teraliri irigasi? Apakah karena kita sudah pemalas? Dalam keadaan terkini, Sumbar adalah salah satu propinsi surplus beras! Bila begitu adanya, mari kita lihat pemanfaatan lahan dan soal irigasi bagi pertanian Sumatera Barat. Kita tanyakan hal ini kepada Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Sumbar Ir Djoni. Kata Djoni, luas areal persawahan yang telah diairi dengan irigasi teknis di Sumatera Barat (Sumbar) baru 88.808 hektare atau 37,6 persen dari total luas sawah di daerah ini yang mencapai 235.824 hektare. Luas wilayah provinsi Sumatera Barat sekitar 4.229.730 hektare, setara dengan 2,17 % dari
26
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
luas wilayah Negara Kasatuan Republik Indonesia. Dengan begitu, lahan pertanian yang berpotensi diolah adalah sekitar 20% dari luas wilayah Sumbar. Sementara, yang teraliri irigasi baru 37,6 persen itu tadi. Bayangkan, kalau 60% saja dari lahan 88 ribu hektare itu teraliri irigasi, maka masa depan pertanian Sumatera Barat akan jauh lebih bersinar dan apa yang diinginkan oleh nenek moyang kita dulu tentang “bumi sanang padi manjadi” akan benar-benar lebih terwujud. Pak Djoni berharap, pembangunan infrastruktur di daerah ini idealnya diarahkan pada pembangunan irigasi teknis. Katanya, makin luas lahan pertanian Sumbar yang mendapat air irigasi, makin besar hasil potensi pertanian kita yang muaranya berujung pada kemakmuran untuk petani, kemakmuran untuk rakyat, kemakmuran untuk semua. Dijelaskan Djoni, lahan persawahan irigasi sederhana di Sumbar seluas 45.570 hektare, irigasi desa 40.969 hektare, tadah hujan 50.294 hektare dan irigasi lainnya 10.184 hektare. Sawah yang telah diairi irigasi teknis di Sumbar terluas berada di Kabupaten Agam 13.708 hektare disusul Kabupaten Solok (11.870), Kabupaten Pasaman (11.808), Kabupaten Pesisir Selatan (10.289) dan Kabupaten Padangpariaman (8.763).Sawah yang diairi irigasi teknis terkecil di Sumbar adalah Kabupaten Kepulauan Mentawai seluas 85 hektare disusul Kota Bukittinggi (177), Kota Solok (575), Kabupaten Sijunjung (1.698) dan Kabupaten Tanahdatar (3.768).Daerah areal persawahan beririgasi sederhana terluas adalah Kabupaten Tanah Datar seluas 7.633 hektare, disusul Kabupaten 50 Kota (6.407), Kabupaten Agam (5.235), Kabupaten Pasaman (5.186) dan Kabupaten Padang Pariaman (5.099). Daerah dengan areal persawahan beririgasi sederhana terkecil adalah Kota Bukittinggi seluas 154 hektare, disusul Kabupaten Kepulauan Mentawai (240), Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Pasaman Barat masing-masing seluas 316 hektare serta Kota Solok (393).Sawah tadah hujan, terluas berada di Kabupaten Pesisir Selatan seluas 11.848 hektare, disusul Kabupaten 50 Kota (8.144), Kabupaten Tanah Datar (5.878), Kabupaten Sijunjung (4.998) dan Kabupaten Padang Pariaman (4.522). Lalu berapa produksi padi Sumbar? “Dengan areal persawahan seluas 235.824 hektare, produksi padi Sumbar mencapai dua juta ton pada 2007, naik dari produksi 2006 yang tercatat 1,889 juta ton”, jawab Djoni. Apa dan bagaimana kon-tribusi Sumatera Barat un-tuk memenuhi pangan nasional? “Produksi beras daerah ini jauh melebihi kebutuhan masyarakatnya. Pada tahun 2011 produksi beras Sumbar mencapai 2.295.000 ton di atas lahan 243.000 hektaree, sedangkan kebutuhan PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
27
PDF Compressor Pro
masyarakat Sum-bar tak lebih 600 ribu ton. Sumbar mengalami surplus beras sekitar 1.695.000 ton,” kata Djoni. Dikatakan Ir. Djoni produksi beras Sumbar pada tahun 2011 sekitar 4,91 ton per hektarenya. Angka tersebut mengalami kenaikan seba-nyak 5,01 persen jika diban-dingkan dengan hasil produksi tahun 2010. Pada tahun 2010, jumlah pro-duksi sekitar 2,211.248 ton dengan jumlah produksi sekitar 4,8 ton per hektarenya. Dari luas lahan yang 243.000 hektare, luas panen-nya pertahun sekitar 486.000 hektare atau dua kali lipat dari luas sawah. Target Djoni, menggenjot hasil panen padi minimal 2 kali setahun. Dikatakan Djoni sejak tahun 2012 ini, Sumbar menambah luas sawah sekitar 2.250 ha dengan cetak sawah baru di Pesisir Selatan, Solok Selatan, Pasaman, dan daerah lainnya. Lalu berapa luas lahan yang dialihfungsikan tiap tahun? “Lahan yang diahlifungsikan untuk pembangunan tak sampai 100 ha pada tiap tahunnya,” kata Djoni seraya mengatakan tak perlu khawatir dengan banyaknya lahan sawah yang disulap menjadi lahan perumahan atau pun industri karena seiring dengan itu, lahan-lahan pertanian baru juga dibuka. Dalam catatan kita, tingkat konsumsi beras masyarakat Sumbar pada tahun 2011 sekitar 123 kg perkapita per tahunnya. “Sedangkan konsumsi rata-rata masyarakat Indonesia atau pun rata-rata nasional sekitar 139 kg perkapita per tahun. Guna mengurangi konsumsi beras, peme-rintah telah melakukan sosialisasi pengalihan dari beras ke umbi-umbian, sayur-sayuran ataupun buah-buahan. Target Pemerintah ting-kat konsumsi beras masyarakat Indonesia menurun sekitar 1,5 persen tiap tahunnya dari jumlah perkapita per tahunnya. Tak tertutup kemungkinan Sumbar kelak seperti masyarakat Thailand dalam kapasitas konsumsi beras yang hanya sekitar 60-80 perkapita per tahunnya, walaupun Thailand dan Sumbar sama-sama menjual hasil pangan daerah seperti beras.
28
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
PERAN DAN UPAYA UPTD BBI TPPH MENJAWAB KETAHANAN PANGAN
PERKUAT SISTEM PRODUKSI PELOPOR PENGGUNAAN BENIH BERMUTU KLASIKAL PERSOALAN PERBENIHAN SECARA UNIVERSAL ADALAH KETIKA BENIH-BENIH VARITAS UNGGUL BERMUTU TIDAK SELALU TERSEDIA PADA SAAT DIBUTUHKAN. IDEALNYA, KETERSEDIAAN BENIH BAGI PARA PETANI HARUS TERJAMIN.
MENJAWAB PERSOALAN INI MAKA KETERSEDIAAN BENIH SUMBER BAGI PARA PENANGKAR JUGA HARUS TERJAMIN.
GUNA
MENJAMIN KETERSEDIAAN BENIH UNGGUL BERMUTU, MAKA
BBI
MEMPERKUAT SISTEM PRODUKSI PERBENIHAN SEHINGGA MAMPU MEMENUHI KEBUTUHAN PARA PENANGKAR BENIH DAN PETANI.
Ketersediaan benih sumber dari varietas unggul bermutu, sangat penting mendukung diseminasi varietas kepada petani. Pengembangan dan peningkatan kemampuan Industri Perbenihan baik yang dikelola oleh Pemerintah maupun swasta ditingkatkan melalui aspek-aspek strategis antara lain Penelitian dan Pengembangan Varietas, Perbanyakan Benih, Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih, Distribusi/Pemasaran dan Penggunaan Benih di tingkat petani. Kebijakan pembangunan pertanian ditujukan untuk meningkatkan ketahanan pangan, dengan memacu peningkatan produksi Tanaman Pangan terutama produksi komoditi utama tanaman pangan seperti padi, jagung dan kacang-kacangan. Sehubungan dengan itu guna mencapai sasaran produksi komoditas utama tersebut salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan penggunaan benih varietas unggul bermutu, yang akan berpengaruh terhadap peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil tanaman. Memenuhi permintaan, benih tidak dapat diproduksi secara mendadak atau secara langsung, tetapi perlu perencanaan yang baik. Perencanaan dan penanganan yang kurang baik dapat merugikan produksi benih. Balai Benih merupakan institusi perbenihan yang PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
29
PDF Compressor Pro
menangani fungsi produksi untuk benih sumber sekaligus mendistribusikannya kepada produsen. Peran Balai Benih sangat penting, karena ia menjadi pelopor perkembangan penggunaan benih bermutu varietas unggul Tanaman Pangan, serta penyebarluasan varietas unggul tersebut kepada masyarakat maupun penangkar. Tak ada pilihan lain, kini saatnya pemanfaatan Balai Benih lebih dioptimalkan, terutama guna mendorong, memacu dan mendongkrak tumbuh dan berkembangnya penangkar benih yang berkualitas. Harapan kita adalah menghasilkan Benih Pokok (BP) padi, jagung, kedele dan kacang tanah sebagai benih sumber untuk keperluan perbanyakan Benih Sebar (BR) sehingga mampu memenuhi kebutuhan Benih Pokok (BP) padi, jagung, kedele dan kacang tanah untuk keperluan penangkaran benih Tanaman Pangan. Kegiatan ini berlandaskan pada Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat (03) Nomor SP : 018.03.3.089076/2013 tanggal 5 Desember 2012. Petunjuk Pelaksanaan / Petunjuk Teknis kegiatan UPTD BBI TPPH pada Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat TA. 2013.
30
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
PERBANYAKAN BENIH DASAR PADI (BS-BD)
Dari Batang Piaman Hingga Kuruik Kusuik Belasan Ribu Kg Benih Siap Sebar PADA DASARNYA PENGOLAHAN TANAH SAWAH MELIPUTI 3 PHASE YAKNI, PENGGENANGAN TANAH SAMPAI TAHAP JENUH AIR, PEMBAJAKAN TANAH UNTUK MEMECAH BONGKARAN DAN SEKALIGUS MEMBALIKAN TANAH, PENGGARUAN UNTUK MENGHANCURKAN TANAH DAN KEMUDIAN DILAKUKAN PELUMPURAN DENGAN AIR, PENGOLAHAN TANAH DIMULAI
15 HARI SEBELUM PENANAMAN. PALING LAMBAT
Benih sumber yang digunakan adalah benih yang berasal dari Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Sukamandi untuk perbanyakan kelas benih (BS - BD) dengan volume 10 kg/Ha. Persemaian disiapkan 20-30 hari sebelum tanam, penaburan benih tidak rapat, sehingga pertumbuhan bibit akan dapat cepat dan kokoh. Waktu dan cara tanam dapat PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
31
PDF Compressor Pro
dilakukan sesuai dengan kondisi setempat. Takaran pupuk dan cara pemupukan berpedoman pada rekomendasi daerah setempat. Takaran pupuk P dihitung berdasarkan kadar P tanah. Pupuk P diberikan pada saat tanam atau paling lambat 3 minggu setelah tanam. Pupuk K hanya diberikan pada tanah yang mengandung K rendah, diberikan pada saat tanam atau menjelang phase primordia Penyiangan dilakukan pada tumbuhan pengganggu yang sangat bersaing dengan tanaman padi, dilakukan kira-kira pada umur padi 21 s/d 45 hari sesudah tanam. Pemberian air jangan terlalu dalam baik pada phase vegetatif maupun generatif. Penggenangan air dilakukan pada fase awal pertumbuhan, pembentukan anakan, pembungaan dan masa bunting. Sedangkan pengeringan hanya dilakukan pada fase sebelum bunting bertujuan menghentikan pembentukan anakan dan fase pemasakan biji untuk menyeragamkan dan mempercepat pemasakan biji. Panen dapat dilakukan pada tingkat pemasakan 80 - 90%. Hasil panen harus segera diproses (dirontokan, dibersihkan, dikeringkan, dan lain-lain) dan jangan dibiarkan menumpuk yang akan berpengaruh terhadap mutu benih. Calon benih yang baru dipanen segera dikeringkan sampai mencapai kadar air simpan (13% - 11 %). Apabila menggunakan dryer maka suhu udara harus diatur bergantung pada kadar air awal benih agar tidak merusak viabilitas. Makin tinggi kadar air awal benih makin rendah suhu pengeringan yang diperlukan. Apabila dilakukan dengan sinar matahari maka penjemuran dapat dilakukan dalam hamparan setebal 2 - 8 cm selama 4 - 8 jam /hari, lamanya pengeringan tergantung pada kedaan cuaca, umumnya 2 - 3 hari. Guna mempertahankan mutu dan daya tumbuh benih, maka penyimpanan benih dilakukan dengan baik. Pengemasan sementara bertujuan untuk mempermudah penyimpanan, penghitungan dan pengambilan sample benih untuk uji labor sertifikasi. Pengemasan pasar bertujuan untuk memudahkan penjualan dan pengiriman. Bagi calon benih yang telah lulus dikemasi dalam packing 5 kg atau 15 kg. Dalam melakukan kegiatan perbanyakan seluruh proses sertifikasi dilaksanakan sesuai dengan petunjuk sertifikasi yang telah ditetapkan oleh BSPB. Kegiatan Perbanyakan Benih Dasar Padi (BS – BD) seluas 4,0 Ha dimulai dari bulan Mei 2013 sampai dengan bulan Desember 2013 yang pelaksanaanya dilakukan di Balai Benih Induk Sungai Dareh seluas 3,0 Ha, Balai Benih Induk Kinali 0,5 Ha dan Balai Benih Induk Ladang Laweh 0,5 Ha Dalam mewujudkan Kegiatan Perbanyakan Benih Dasar Padi (BS-BD) seluas 4 (empat) Ha pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat TA.2013 merealisasikan anggaran untuk kegiatan ini. Pada Tahun Anggaran 2013, Pencapaian Hasil yang didapat dari pelaksanaan Kegiatan Perbanyakan Benih Dasar Padi (BS – BD) pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui Anggaran Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera
32
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
Barat dapat dilihat pada tabel 12 berikut : Tabel 12. Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Dasar Padi (BS-BD)
Kegiatan Perbanyakan Benih Dasar Padi (BS-BD) dilaksanakan di Balai Benih Induk (BBI) Sungai Dareh seluas 4,0 (empat) Ha dan varietas yang ditanam adalah Batang Piaman, Inpari 12, Cisokan, IR – 66, Mekongga dan Kuriek Kusuik. Produksi Benih yang dihasilkan untuk varietas Btg.Piaman sebanyak 1.300 Kg dan Varietas Kuriek Kusuik sejumlah 1.475 Kg ( 730 kg lulus sebagai Benih Dasar (BD) dan 745 Kg lulus sebagai Benih Pokok (BP) dengan luasan masing-masing 1,0 Ha. Penurunan Kelas Benih ini juga terjadi dikarenakan terdapatnya jumlah CVL (Campuran Varietas Lain) > 0,0 %, hal ini kemungkinan terjadi dikarenakan adanya voluntir pada areal pertanaman dan atau dapat terjadi adanya Tipe Simpang ( Off Type ). Varietas Inpari 12 sebanyak 760 Kg, Varietas Cisokan sebanyak 800 Kg, varietas IR - 66 sebanyak 830 Kg, dan varietas Mekongga sebanyak 900 Kg dengan luasan masing-masing 0,5 Ha.
PERBANYAKAN BENIH POKOK PADI Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Padi (BD-BP) dilaksanakan di Balai Benih Induk (BBI) Sungai Dareh seluas 16,0 (Enam Belas) Ha dengan rincian varietas yang ditanam adalah Inpari 12 (3,0 Ha) jumlah produksi benih yang dihasilkan 1.840 Kg, Btg.Piaman (8,5 Ha) jumlah produksi benih 11.550 Kg kelas BP dan 2.760 Kg kelas BR, PB - 42 (1,0 Ha) produksi benih yang dihasilkan sebanyak 1.575 Kg, Inpari 21 (1,0 Ha) produksi benih yang dihasilkan sebanyak 1.560 K. Metoda pelaksanaan proses perbanyakan benih sumber padi Kelas BD – BP secara umum dilakukan sebagai berikut : pada dasarnya pengolahan tanah sawah meliputi 3 phase ; Penggenangan tanah sampai tahap jenuh air, pembajakan tanah untuk memecah bongkaran dan sekaligus membalikan tanah, penggaruan untuk menghancurkan tanah dan kemudian dilakukan pelumpuran dengan air dan pengolahan tanah dimulai paling lambat 15 hari sebelum penanaman. Benih sumber yang digunakan adalah benih yang berasal dari Balai benih Induk ( BBI ) untuk perbanyakan kelas benih (BD - BP) dengan volume 25 kg/Ha. Persemaian disiapkan 20-30 hari sebelum tanam, penaburan benih tidak rapat, sehingga PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
33
PDF Compressor Pro
pertumbuhan bibit akan dapat cepat dan kokoh. Waktu dan cara tanam dapat dilakukan sesuai dengan kondisi setempat.
TAKARAN PUPUK Takaran pupuk dan cara pemupukan berpedoman pada rekomendasi daerah setempat. Takaran pupuk P dihitung berdasarkan kadar P tanah. Pupuk P diberikan pada saat tanam atau paling lambat 3 minggu setelah tanam. Pupuk K hanya diberikan pada tanah yang mengandung K rendah, diberikan pada saat tanam atau menjelang phase primordia. Penyiangan dilakukan pada tumbuhan pengganggu yang sangat bersaing dengan tanaman padi, dilakukan kira-kira pada umur padi 21 s/d 45 hari sesudah tanam. Pemberian air jangan terlalu dalam baik pada phase vegetatif maupun generatif. Penggenangan air dilakukan pada fase awal pertumbuhan, pembentukan anakan, pembungaan dan masa bunting. Sedangkan pengeringan hanya dilakukan pada fase sebelum bunting bertujuan menghentikan pembentukan anakan dan fase pemasakan biji untuk menyeragamkan dan mempercepat pemasakan biji. Panen dapat dilakukan pada tingkat pemasakan 80 - 90%. Hasil panen harus segera diproses (dirontokan, dibersihkan, dikeringkan, dan lain-lain) dan jangan dibiarkan menumpuk yang akan berpengaruh terhadap mutu benih. Calon benih yang baru dipanen segera dikeringkan sampai mencapai kadar air simpan (13% - 11 %). Apabila menggunakan dryer maka suhu udara harus diatur bergantung pada kadar air awal benih agar tidak merusak viabilitas. Makin tinggi kadar air awal benih makin rendah suhu pengeringan yang diperlukan. Apabila dilakukan dengan sinar matahari maka penjemuran dapat dilakukan dalam hamparan setebal 2 - 8 cm selama 4 - 8 jam /hari, lamanya pengeringan tergantung pada kedaan cuaca, umumnya 2 - 3 hari. Untuk mempertahankan mutu dan daya tumbuh benih, maka penyimpanan benih dilakukan
34
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
dengan baik. Pengemasan sementara bertujuan untuk mempermudah penyimpanan, penghitungan dan pengambilan sample benih untuk uji labor sertifikasi. Pengemasan pasar bertujuan untuk memudahkan penjualan dan pengiriman. Bagi calon benih yang telah lulus dikemasi dalam packing 5 kg atau 15 kg Dalam melakukan kegiatan perbanyakan seluruh proses sertifikasi dilaksanakan sesuai dengan petunjuk sertifikasi yang telah ditetapkan oleh BSPB. Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Padi (BD – BP) seluas 16 Ha dimulai dari bulan Januari 2013 sampai dengan bulan Desember 2013 yang pelaksanaanya dilakukan di Balai Benih Induk Sungaidareh dengan jenis tanah Podzolik Merah Kuning dengan pH 4 – 5 (asam) serta berada pada ketinggian 106 m dari permukaan laut. Dalam mewujudkan Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Padi (BD-BP) seluas 16 (enam belas) Ha pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat TA.2013 telah merealisasikan anggaran untuk kegiatan ini. Pada Tahun Anggaran 2013, Pencapaian Hasil yang didapat dari pelaksanaan Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Padi ( BD – BP ) pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui Anggaran Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat dapat dilihat pada tabel 13. PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
35
PDF Compressor Pro
Tabel 13. Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Dasar Padi (BD-BP)
Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Padi (BD-BP) dilaksanakan di Balai Benih Induk (BBI) Sungai Dareh seluas 16,0 (Enam Belas) Ha dengan rincian varietas yang ditanam adalah Inpari 12 (3,0 Ha) jumlah produksi benih yang dihasilkan 1.840 Kg, Btg.Piaman (8,5 Ha) jumlah produksi benih 11.550 Kg kelas BP dan 2.760 Kg kelas BR, PB - 42 (1,0 Ha) produksi benih yang dihasilkan sebanyak 1.575 Kg, Inpari 21 (1,0 Ha) produksi benih yang dihasilkan sebanyak 1.560 Kg. Cisokan (1,5 Ha) jumlah produksi benih yang dihasilkan 3.200 Kg dan Mekongga (1,0 Ha) produksi benih yang dihasilkan sebanyak 1.620 Kg. Untuk varietas Inpari 12 produksi benih yang dihasilkan belum mencapai target produksi yang diharapkan yaitu 1.500 Kg/Ha, dikarenakan pertanaman Inpari pada waktu phase berbunga terkena serangan Blas. Serangan Blas daun yang tinggi dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan anakan produktif yang menyebabkan malai kecil dengan sedikit gabah bahkan dapat menyebabkan seluruh tanaman mati sebelum berbunga. Serangannya dapat menurunkan hasil secara langsung karena leher malai busuk dan patah sehingga pengisian terganggu dan bulir padi menjadi hampa.
36
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
PERBANYAKAN BENIH DASAR JAGUNG (BS-BD)
Ribuan Kilogram Varietas Sukmaraga Lulus Benih Sumber Kelas BD
KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH POKOK JAGUNG (BD-BP) DILAKSANAKAN DI BALAI BENIH INDUK KINALI DITANAM SELUAS 1,0 HA DENGAN VARIETAS SUKMARAGA. HASIL PROSES SERTIFIKASI BENIH PERTANAMAN JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA TELAH LULUS SEBAGAI BENIH SUMBER KELAS BP, TOTAL PRODUKSI BENIH YANG DIHASILKAN ADALAH 1.715 KG.
Proses perbanyakan benih sumber jagung Kelas BD– BP dilakukan secara umum sebagai berikut :Pertanaman pada lahan tegalan sebaiknya dilakukan pengolahan tanah dan pada waktu pengolahan tanah dilakukan mengikuti pola tanam setempat Penanaman dengan cara menugal sedalam 3 - 5 cm, jarak tanam 75 x 20 atau 75 x 40 cm Benih sumber yang digunakan adalah benih yang berasal dari Balai Benih Induk (BBI) untuk perbanyakan kelas benih (BD - BP) dengan volume 20 – 25 kg/Ha . Penyulaman umur 1 minggu dan penyiangan apabila rerumputan (gulma) telah mulai tumbuh (pada umur 30 HST). Pembumbunan umur 3 – 4 minggu pada saat penyiangan. Pemberian air diperlukan pada waktu tanam, sebelum keluar malai serta periode keluarnya rambut hingga pembentukan tongkol. Dosis pupuk digunakan adalah 300 kg Urea, 100 kg SP-36 dan 50 kg KCL atau sesuai dengan rekomendasi setempat. Diaplikasikan sebagai pupuk dasar ½ bagian dosis urea dan penuh untuk TSP dan KCL. Pupuk susulan ½ dosis urea. PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
37
PDF Compressor Pro
Perlu pengamatan dini dan cermat terhadap adanya serangan hama/penyakit pada setiap phase pertumbuhan. Preventif sangat diperlukan, keterlambatan berakibat fatal terhadap produksi. Dan gunakan seed treatment (Rhidomil) Panen dilakukan pada umur 80 – 120 hari (tergantung varietas) Pengeringan dilakukan secara alami (sinar matahari) atau menggunakan dryer. Pengeringan dilakukan sampai diperoleh kadar air 10 - 11% untuk dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Proses sertifikasi dimulai dengan mengajukan permohonan sertifikasi kepada BPSB, pemeriksaan lapangan pendahuluan, PL I, PL II, dan PL III, pemeriksaan alat-alat panen, alat-alat prosesing, pengujian calon benih sampai dengan proses pelabelan. Dalam melakukan kegiatan perbanyakan benih, seluruh proses sertifikasi dilaksanakan sesuai dengan pertunjuk sertifikasi yang ditetapkan oleh BPSB. Benih yang telah lulus dikemas dalam packing 5 (lima) kg. Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Jagung (BD – BP) seluas 1 Ha dimulai dari bulan Juli 2013 sampai dengan bulan November 2013 yang pelaksanaanya dilakukan di Balai Benih Induk Kinali Dalam mewujudkan Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Jagung (BD-BP) seluas 1 (satu) Ha pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat) TA.2013 merealisasikan anggaran untuk kegiatan ini sebagai berikut : Pada Tahun Anggaran 2013, Pencapaian Hasil yang didapat dari pelaksanaan Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Jagung ( BD – BP ) pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui Anggaran Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat (03) dapat dilihat pada tabel 14. Tabel 14. Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Jagung (BD-BP)
Kegiatan Perbanyakan Benih pokok Jagung (BD-BP) dilaksanakan di Balai Benih Induk Kinali ditanam seluas 1,0 Ha dengan varietas Sukmaraga. Hasil proses Sertifikasi Benih pertanaman jagung varietas Sukmaraga telah lulus sebagai Benih Sumber kelas BP, Total Produksi Benih yang dihasilkan adalah 1.715 Kg.
38
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
PERBANYAKAN BENIH DASAR KEDELE (BS-BD)
Ribuan Kg Kedele Varietas Anjasmoro Lulus Benih Sumber Kelas BD
PERTANAMAN PADA LAHAN TEGALAN SEBAIKNYA DILAKUKAN PENGOLAHAN TANAH DAN PADA WAKTU PENGOLAHAN TANAH DILAKUKAN MENGIKUTI POLA TANAM SETEMPAT.
Penanaman dengan cara menugal sedalam 3 - 5 cm, jarak tanam teratur (20 x 20 cm) varietas cabang banyak dan (40 x 10 cm) varietas bercabang sedikit. Benih sumber yang digunakan adalah benih yang berasal dari Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Ubiubian, untuk perbanyakan kelas benih (BS - BD) dengan volume 25 kg/Ha Penyiangan dilakukan apabila rerumputan (gulma) telah mulai tumbuh (pada umur 30 HST). Saat phase pembungaan dihindari penyiangan Pemberian air diperlukan pada phase pertumbuhan, pembungaan dan pengisian polong. Kekeringan menyebabkan penurunan produksi cukup besar Dosis pupuk digunakan adalah 50 kg Urea, 100 kg SP 36 dan 50 kg KCL atau sesuai dengan rekomendasi setempat. Diaplikasikan sebagai pupuk dasar ½ bagian dosis urea dan penuh untuk TSP dan KCL. Pupuk susulan ½ dosis urea. Perlu pengamatan dini dan cermat terhadap adanya serangan hama/penyakit pada setiap phase pertumbuhan. Tindakan preventif sangat diperlukan, keterlambatan berakibat fatal terhadap produksi. PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
39
PDF Compressor Pro
Panen dilakukan apabila daun telah menguning, batang dan polong mengering, berwarna coklat kegelapan. Biji berisi penuh, kulit licin dan keras. Panen dilakukan dengan cara menyabit pada pangkal batang dan brangkasan segera dikeringkan. Pengeringan brangkasan dapat dilakukan secara alami (sinar matahari) atau menggunakan dryer. Brangkasan yang kering dirontokkan, kemudian dilakukan pengeringan kembali sehingga diperoleh kadar air 10-11% untuk dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Proses sertifikasi dimulai dengan mengajukan permohonan sertifikasi kepada BPSB, pemeriksaan lapangan pendahuluan, PL I, PL II, dan PL III, pemeriksaan alat-alat panen, alat-alat prosesing, pengujian calon benih sampai dengan proses pelabelan. Dalam melakukan kegiatan perbanyakan seluruh proses sertifikasi dilaksanakan sesuai dengan pertunjuk sertifikasi yang telah ditetapkan oleh BPSB. Bagi calon benih yang telah lulus dikemas dalam packing 5 (lima) kg. Kegiatan Perbanyakan Benih Dasar Kedele (BS – BD) seluas 1 Ha dimulai dari bulan Januari 2013 sampai dengan bulan April 2013 yang pelaksanaanya dilakukan di Balai Benih Induk Kinali
PENCAPAIAN HASIL Pada Tahun Anggaran 2013, Pencapaian Hasil yang didapat dari pelaksanaan Kegiatan Perbanyakan Benih Dasar Kedele ( BS – BD ) pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui Anggaran Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat dapat dilihat pada tabel 15. Tabel 15. Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Dasar Kedele (BS-BD)
40
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
Kegiatan Perbanyakan Benih Dasar Kedele (BS-BD) dilaksanakan di Balai Benih Induk Kinali ditanam seluas 1,0 Ha dengan varietas Anjasmoro. Hasil proses Sertifikasi Benih pertanaman Kedele varietas Anjasmoro telah lulus sebagai Benih Sumber kelas BD. Total Produksi Benih yang dihasilkan adalah 1.258 Kg.
PERBANYAKAN BENIH POKOK KEDELE (BD-BP) Proses perbanyakan benih sumber Kedele Kelas BD – BP dilakukan secara umum sebagai berikut : Pertanaman pada lahan tegalan sebaiknya dilakukan pengolahan tanah dan pada waktu pengolahan tanah dilakukan mengikuti pola tanam setempat Penanaman dengan cara menugal sedalam 3 - 5 cm, jarak tanam teratur (20 x 20 cm) varietas cabang banyak dan (40 x 10 cm) varietas bercabang sedikit. Benih sumber yang digunakan adalah benih yang berasal dari hasil perbanyakan BBI, untuk perbanyakan kelas benih (BD - BP) dengan volume 40 kg/Ha Penyiangan dilakukan apabila rerumputan (gulma) telah mulai tumbuh (pada umur 30 HST). Saat phase pembungaan dihindari penyiangan . Pemberian air diperlukan pada phase pertumbuhan, pembungaan dan pengisian polong. Kekeringan menyebabkan penurunan produksi cukup besar Dosis pupuk per hektar yang digunakan adalah 40 kg Urea, 100 kg SP 36 dan 50 kg KCL atau sesuai dengan rekomendasi setempat. Diaplikasikan sebagai pupuk dasar ½ bagian dosis urea dan penuh untuk TSP dan KCL. Pupuk susulan ½ dosis urea. Perlu pengamatan dini dan cermat terhadap adanya serangan hama/ penyakit pada setiap phase pertumbuhan. Tindakan preventif sangat diperlukan, keterlambatan berakibat fatal terhadap produksi. Panen dilakukan apabila daun telah menguning, batang dan polong mengering, berwarna coklat kegelapan. Biji berisi penuh, kulit licin dan keras. Panen dilakukan dengan cara menyabit pada pangkal batang dan brangkasan segera dikeringkan. Pengeringan brangkasan dapat dilakukan secara alami (sinar matahari) atau menggunakan PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
41
PDF Compressor Pro
dryer. Brangkasan yang kering dirontokkan, kemudian dilakukan pengeringan kembali sehingga diperoleh kadar air 10-11% untuk dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Proses sertifikasi dimulai dengan mengajukan permohonan sertifikasi kepada BPSB, pemeriksaan lapangan pendahuluan, PL I, PL II, dan PL III, pemeriksaan alat-alat panen, alat-alat prosesing, pengujian calon benih sampai dengan proses pelabelan. Dalam melakukan kegiatan perbanyakan seluruh proses sertifikasi dilaksanakan sesuai dengan pertunjuk sertifikasi yang telah ditetapkan oleh BPSB. Bagi calon benih yang telah lulus dikemas dalam packing 5 (lima) kg. Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kedele (BD – BP) seluas 2 Ha dimulai dari bulan Juni 2013 sampai dengan bulan Oktober 2013 yang pelaksanaanya dilakukan di Balai Benih Induk Kinali dan Balai Benih Induk Sukamenanti masing-masing seluas 1,0 Ha Dalam mewujudkan Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kedele (BD-BP) seluas 2 (dua) Ha pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat (03) TA.2013 merealisasikan anggaran untuk kegiatan ini sebagai berikut
PENCAPAIAN HASIL Pada Tahun Anggaran 2013, Pencapaian Hasil yang didapat dari pelaksanaan Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kedele ( BD – BP ) pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui Anggaran Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat (03) dapat dilihat pada tabel 16.
42
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
Tabel 16. Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kedele (BD-BP)
Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kedele (BD-BP) dilaksanakan di Balai Benih Induk Kinali dan Balai Benih Induk Sukamenanti, masing-masing ditanam seluas 1,0 Ha dengan varietas Anjasmoro. Perbanyakan Benih Kedele yang dilaksanakan di BBI Sukamenanti produksi yang dihasilkan lebih rendah, dikarenakan pada phase pengisian polong curah hujan agak berkurang sehingga tanaman kurang mendapatkan air. Hasil proses Sertifikasi Benih pertanaman Kedele varietas Anjasmoro telah lulus sebagai Benih Sumber kelas BP dengan total produksi sebanyak 2.470 Kg. Proses sertifikasi dimulai dengan mengajukan permohonan sertifikasi kepada BPSB, pemeriksaan lapangan pendahuluan, PL I, PL II, dan PL III, pemeriksaan alat-alat panen, alat-alat prosesing, pengujian calon benih sampai dengan proses pelabelan. Dalam melakukan kegiatan perbanyakan seluruh proses sertifikasi dilaksanakan sesuai dengan pertunjuk sertifikasi yang telah ditetapkan oleh BPSB. Bagi calon benih yang telah lulus dikemas dalam packing 5 (lima) kg. Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kedele (BD – BP) seluas 2 Ha dimulai dari bulan Juni 2013 sampai dengan bulan Oktober 2013 yang pelaksanaanya dilakukan di Balai Benih Induk Kinali dan Balai Benih Induk Sukamenanti masing-masing seluas 1,0 Ha Dalam mewujudkan Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kedele (BD-BP) seluas 2 (dua) Ha pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat (03) TA.2013 merealisasikan anggaran untuk kegiatan ini sebagai berikut
PENCAPAIAN HASIL Pada Tahun Anggaran 2013, Pencapaian Hasil yang didapat dari pelaksanaan Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kedele ( BD – BP ) pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui Anggaran Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat dapat dilihat pada tabel 17 berikut : Tabel 17. Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kedele (BD-BP)
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
43
PDF Compressor Pro
Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kedele (BD-BP) dilaksanakan di Balai Benih Induk Kinali dan Balai Benih Induk Sukamenanti, masing-masing ditanam seluas 1,0 Ha dengan varietas Anjasmoro. Perbanyakan Benih Kedele yang dilaksanakan di BBI Sukamenanti produksi yang dihasilkan lebih rendah, dikarenakan pada phase pengisian polong curah hujan agak berkurang sehingga tanaman kurang mendapatkan air. Hasil proses Sertifikasi Benih pertanaman Kedele varietas Anjasmoro telah lulus sebagai Benih Sumber kelas BP dengan total produksi sebanyak 2.470 Kg.
44
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
PERBANYAKAN BENIH DASAR KACANG TANAH (BS-BD)
Total Benih 1400 Kg LULUS UJI LABOR
KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH DASAR KACANG TANAH (BSBD) DILAKSANAKAN DI BALAI BENIH INDUK KINALI DITANAM SELUAS 1,0 HA DENGAN MENGGUNAKAN VARIETAS JERAPAH SELUAS 1,0 HA. HASIL PROSES SERTIFIKASI BENIH PERTANAMAN KACANG TANAH BAIK DI LAPANGAN MAUPUN UJI LABOR TELAH LULUS SEBAGAI BENIH SUMBER KELAS BD. TOTAL PRODUKSI BENIH YANG DIHASILKAN ADALAH
1.400 KG.
Pertanaman pada lahan tegalan sebaiknya dilakukan pengolahan tanah dan pada waktu pengolahan tanah dilakukan mengikuti pola tanam setempat Penanaman dengan cara menugal sedalam 3 – 5 cm, jarak tanam teratur (20 x 20 cm) atau (25 x 25 cm) Benih sumber yang digunakan adalah benih yang berasal dari Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Ubi-ubian untuk perbanyakan kelas benih (BS - BD) dengan volume 120 kg/Ha Penyiangan dilakukan 2 kali. Penyiangan pertama PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
45
PDF Compressor Pro
dilakukan pada saat tanaman berumur 21 hari setelah tanam dan penyiangan kedua dilakukan pada umur 40 hari setelah tanam. Pada penyiangan kedua ini juga dilakukan pembumbunan yaitu tanah digemburkan kemudian ditimbun didekat pangkal batang tanaman. Pembumbunan bertujuan memudahkan bakal buah (gynophor) menembus permukaan tanah sehingga pertumbuhannnya optimal. Jangan melakukan penyiangan pada saat tanaman sedang berbunga karena dapat mengganggu proses pembuahan. Tanaman Kacang Tanah tidak menghendaki air yang menggenang. Pemberian air diperlukan pada phase kritis, yaitu pada phase perkecambahan, pertumbuhan dan pengisian polong. Waktu pengairan yang baik adalah pagi atau sorehari hingga tanah cukup basah. Kekeringan menyebabkan penurunan produksi cukup besar. Jelang panen keringkan untuk pematangan polong lebih seragam. Dosis pupuk digunakan adalah 50 kg Urea, 100 kg SP - 36 dan 50 kg KCL atau sesuai dengan rekomendasi setempat. Diaplikasikan sebagai pupuk dasar ½ bagian dosis urea dan penuh untuk SP dan KCL. Pupuk susulan ½ dosis urea. Perlu pengamatan dini dan cermat terhadap adanya serangan hama/ penyakit pada setiap phase pertumbuhan. Preventif sangat diperlukan, keterlambatan berakibat fatal terhadap produksi. Panen dilakukan jika 70 % polong telah mengeras, berwarna agak gelap, kulit polong terlihat berurat dan pada bagian dalam polong berwarna agak gelap. Pemanenan dilakukan dengan cara dicabut. Setelah dicabut, bagian atas tanaman dipotong dan disisakan sekitar 10 cm. Pengeringan dapat dilakukan secara alami (sinar matahari) atau menggunakan dryer. Brangkasan yang kering dirontokkan, kemudian dilakukan pengeringan kembali sehingga diperoleh kadar air 10-11% untuk dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Proses sertifikasi dimulai dengan mengajukan permohonan sertifikasi kepada BPSB, pemeriksaan lapangan pendahuluan, PL I, PL II, dan PL III, pemeriksaan alat-alat panen, alat-alat prosesing, pengujian calon benih sampai dengan proses pelabelan. Dalam melakukan kegiatan perbanyakan seluruh proses sertifikasi dilaksanakan sesuai dengan pertunjuk sertifikasi yang telah ditetapkan oleh BPSB. Bagi calon benih yang telah lulus dikemas dalam packing 5 (lima) – 20 (duapuluh) kg. Kegiatan Perbanyakan Benih Dasar Kacang Tanah (BS – BD) seluas 1 Ha dimulai dari bulan Januari 2013 sampai dengan bulan Mei 2013 yang pelaksanaanya dilakukan di Balai Benih Induk Kinali. Pada Tahun Anggaran 2013, Pencapaian Hasil yang didapat dari pelaksanaan Kegiatan Perbanyakan Benih Dasar Kacang Tanah ( BS – BD ) pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui Anggaran Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat dapat dilihat pada tabel 18 berikut : Tabel 18. Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Dasar Kacang Tanah
PERBANYAKAN BENIH POKOK KACANG TANAH (BD-BP) Proses perbanyakan Benih Sumber Kacang Tanah Kelas BD – BP dilakukan secara umum sebagai berikut : Pertanaman pada lahan tegalan sebaiknya dilakukan pengolahan tanah dan pada waktu pengolahan tanah dilakukan mengikuti pola tanam setempat.
46
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
Penanaman dengan cara menugal sedalam 3 – 5 cm, jarak tanam teratur 20 x 20 cm) atau (25 x 25 cm). Benih sumber yang digunakan adalah benih yang berasal dari hasil perbanyakan di BBI untuk perbanyakan kelas benih (BD - BP) dengan volume 100 - 120 kg/Ha. Penyiangan dilakukan 2 kali. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 21 hari setelah tanam dan penyiangan kedua dilakukan pada umur 40 hari setelah tanam. Pada penyiangan kedua ini juga dilakukan pembumbunan yaitu tanah digemburkan kemudian ditimbun didekat pangkal batang tanaman. Pembumbunan bertujuan memudahkan bakal buah (gynophor) menembus permukaan tanah sehingga pertumbuhannnya optimal. Jangan melakukan penyiangan pada saat tanaman sedang berbunga karena dapat mengganggu proses pembuahan Tanaman Kacang Tanah tidak menghendaki air yang menggenang. Pemberian air diperlukan pada phase kritis, yaitu pada phase perkecambahan, pertumbuhan dan pengisian polong. Waktu pengairan yang baik adalah pagi atau sore hari hingga tanah cukup basah. Kekeringan menyebabkan penurunan produksi cukup besar. Jelang panen keringkan untuk pematangan polong lebih seragam Dosis pupuk digunakan adalah 50 kg Urea, 100 kg SP - 36 dan 50 kg KCL atau sesuai dengan rekomendasi setempat. Diaplikasikan sebagai pupuk dasar ½ bagian dosis urea dan penuh untuk SP dan KCL. Pupuk susulan ½ dosis urea. Perlu pengamatan dini dan cermat terhadap adanya serangan hama/ penyakit pada setiap phase pertumbuhan. Preventif sangat diperlukan, keterlambatan berakibat fatal terhadap produksi. Panen dilakukan jika 70 % polong telah mengeras, berwarna agak gelap, kulit polong terlihat berurat dan pada bagian dalam polong berwarna agak gelap. Pemanenan dilakukan dengan cara dicabut. Setelah dicabut, bagian atas tanaman dipotong dan disisakan sekitar 10 cm. Pengeringan dapat dilakukan secara alami (sinar matahari) atau menggunakan dryer. Brangkasan yang kering dirontokkan, kemudian dilakukan pengeringan kembali sehingga diperoleh kadar air 10-11% untuk dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Proses sertifikasi dimulai dengan mengajukan permohonan sertifikasi kepada BPSB, pemeriksaan lapangan pendahuluan, PL I, PL II, dan PL III, pemeriksaan alat-alat panen, alat-alat prosesing, pengujian calon benih sampai dengan proses pelabelan. Dalam melakukan kegiatan perbanyakan seluruh proses sertifikasi dilaksanakan sesuai dengan petunjuk sertifikasi yang telah ditetapkan oleh BPSB. Bagi calon benih yang telah lulus dikemas dalam packing 5 (lima) – 20 (duapuluh) kg Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kacang Tanah (BD – BP) seluas 4,0 Ha dimulai dari bulan Januari 2013 sampai dengan bulan Oktober 2013 yang pelaksanaanya dilakukan di Balai Benih Induk Kinali dan Balai Benih Induk Sukamenanti Pada Tahun Anggaran 2013, Pencapaian Hasil yang didapat dari pelaksanaan Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kacang Tanah ( BD – BP ) pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui Anggaran Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat dapat dilihat pada tabel 19 berikut : Tabel 19. Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kacang Tanah
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
47
PDF Compressor Pro
Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kacang Tanah (BD-BP) dilaksanakan di Balai Benih Induk Kinali ditanam seluas 3,00 Ha dan Balai Benih Induk Sukamenanti seluas 1,0 Ha. Hasil proses Sertifikasi Benih pertanaman Kacang Tanah untuk Varietas Bison lulus sebagai Benih Sumber kelas BR dengan jumlah produksi 1.200 Kg dan untuk varietas Jerapah sejumlah 2.730 Kg kelas BP. Rendahnya Produksi yang dihasilkan (440 Kg) pada pertanaman di BBI Sukamenanti ini disebabkan pada saat panen dan proses penjemuran curah hujan cukup tinggi, sehingga proses penjemuran tidak dapat dilakukan dengan sempurna yang mengakibatkan calon benih banyak terserang cendawan. Pada Tahun Anggaran 2013, Pencapaian Hasil yang didapat dari pelaksanaan Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kacang Tanah ( BD – BP ) pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui Anggaran Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat (03) dapat dilihat pada tabel 20 berikut : Tabel 20. Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kacang Tanah
Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kacang Tanah (BD-BP) dilaksanakan di Balai Benih Induk Kinali ditanam seluas 3,00 Ha dan Balai Benih Induk Sukamenanti seluas 1,0 Ha. Hasil proses Sertifikasi Benih pertanaman Kacang Tanah untuk Varietas Bison lulus sebagai Benih Sumber kelas BR dengan jumlah produksi 1.200 Kg dan untuk varietas Jerapah sejumlah 2.730 Kg kelas BP. Rendahnya Produksi yang dihasilkan (440 Kg) pada pertanaman di BBI Sukamenanti ini disebabkan pada saat panen dan proses penjemuran curah hujan cukup tinggi, sehingga proses penjemuran tidak dapat dilakukan dengan sempurna yang mengakibatkan calon benih banyak terserang cendawan.
48
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
KETIKA SUKSES LAMPAUI TARGET!
PERLU PROMOSI BENIH
DALAM HAL BERPRODUKSI
Dalam rangka penyediaan benih sumber, peranan UPTD Balai Benih sangat penting. Namun demikian kenyataannya kinerjanya kurang optimal. Kurang optimalnya kinerja UPTD Balai Benih pada umumnya disebabkan oleh berbagai kendala, antara lain terbatasnya jumlah SDM, termasuk kemampuan dan keterampilan serta sarana dan prasarana pendukung. Kondisi yang ada belum mampu mendukung beban tugasnya secara optimal sehingga sangat berpengaruh terhadap proses produksi benih sumber. Dampak lanjutannya adalah penyediaan benih sebar di tingkat petani belum seperti yang diharapkan. Perlunya informasi penggunaan Benih bermutu yang dihasilkan oleh Balai Benih sehingga akan diketahui oleh masyarakat pengguna / petani. Oleh karena itu informasi penggunaan benih bermutu harus intensif dilakukan baik dalam bentuk promosi maupun memperluas jejaring Kerjasama dengan institusi-institusi yang bergerak dalam bidang perbenihan. Kontinuitas ketersediaan dan distribusi Benih Sumber belum terjamin baik untuk itu perlu adanya peran aktif dari seluruh Institusi Perbenihan sehingga dapat tercipta
UNTUK MENGHASILKAN BENIH, KAPASITAS LAHAN
BBI SUDAH
MULAI MENURUN DAN DIHARAPKAN ADANYA UPAYA PENGEMBALIAN KESUBURAN LAHAN SERTA MERUMUSKANNYA KE DALAM BENTUK KEGIATAN. PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
49
PDF Compressor Pro
kesinkronan antara produksi benih sumber dengan kebutuhan benih sumber. Dari hasil kegiatan Perbanyakan Benih Dasar yang dilaksanakan dapat disimpulkan, sebagai berikut : Pelaksanaan Kegiatan Perbanyakan Benih Dasar pada UPTD Balai Benih Induk Tanaman Padi, Palawija dan Hortikultura secara umum dapat memenuhi target pencapaian hasil dari program kegiatan tersebut : Perbanyakan Padi target produksi yang diharapkan 4.000 Kg telah terealisasi sebanyak 5.320 Kg kelas BD dan 745 Kg kelas BP. Perbanyakan Jagung target produksi yang diharapkan 900 Kg dapat direalisasikan sebanyak 1.630 Kg. Perbanyakan Kedele target produksi yang diharapkan 800 Kg telah terealisasi sebanyak 1.256 Kg. Perbanyakan Kacang Tanah target produksi yang diharapkan 800 Kg telah terealisasi sebanyak 1.400 Kg. Hal penting dalam produksi Benih Sumber Tanaman Pangan adalah tersedianya Benih Penjenis yang berkualitas, sesuai dengan kebutuhan Perlunya informasi penggunaan Benih bermutu yang dihasilkan oleh Balai Benih sehingga akan diketahui oleh masyarakat pengguna / petani. Oleh karena itu informasi penggunaan benih bermutu harus intensif dilakukan baik dalam bentuk promosi maupun memperluas jejaring Kerjasama dengan institusi-institusi yang bergerak dalam bidang perbenihan Kontinuitas ketersediaan dan distribusi Benih Sumber belum terjamin baik untuk itu perlu adanya peran aktif dari seluruh Institusi Perbenihan sehingga dapat tercipta kesinkronan antara produksi benih sumber dengan kebutuhan benih sumber.
50
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
Perbanyakan Benih Pokok CAPAI TARGET PRODUKSI Dalam rangka penyediaan benih sumber, peranan UPTD Balai Benih sangat penting. Namun demikian kenyataannya kinerjanya kurang optimal. Kurang optimalnya kinerja UPTD Balai Benih pada umumnya disebabkan oleh berbagai kendala, antara lain terbatasnya jumlah SDM, termasuk kemampuan dan keterampilan serta sarana dan prasarana pendukung. Kondisi yang ada belum mampu mendukung beban tugasnya secara optimal sehingga sangat berpengaruh terhadap proses produksi benih sumber. Dampak lanjutnya adalah penyediaan benih sebar di tingkat petani belum seperti yang diharapkan. Lemahnya informasi penggunaan Benih bermutu yang dihasilkan oleh Balai Benih sehingga kurang diketahui oleh
HAL PENTING DALAM PRODUKSI BENIH SUMBER TANAMAN PANGAN ADALAH TERSEDIANYA BENIH PENJENIS YANG BERKUALITAS, SESUAI DENGAN KEBUTUHAN. PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
51
PDF Compressor Pro
masyarakat pengguna / petani. Oleh karena itu informasi penggunaan benih bermutu harus intensif dilakukan baik dalam bentuk promosi maupun memperluas jejaring Kerjasama dengan institusi-institusi yang bergerak dalam bidang perbenihan. Kontinuitas ketersediaan dan distribusi Benih Sumber belum terjamin baik, untuk itu perlu adanya peran aktif dari seluruh Institusi Perbenihan sehingga dapat tercipta kesinkronan antara produksi benih sumber dengan kebutuhan benih sumber. Pelaksanaan Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok pada UPTD Balai Benih Induk Tanaman Padi, Palawija dan Hortikultura secara umum dapat memenuhi target pencapaian hasil dari program kegiatan tersebut : Perbanyakan Padi target produksi benih yang diharapkan 24.000 Kg telah terealisasi sebanyak 21.365 Kg kelas BP dan 2.760 Kg kelas BR. Perbanyakan Jagung target produksi benih yang diharapkan 1.000 Kg telah terealisasi sejumlah 1.715 Kg kelas BP. Perbanyakan Kedele target produksi benih yang diharapkan 2.000 Kg telah terealisasi sejumlah 2.470 Kg kelas BP. Perbanyakan Kacang Tanah target produksi benih yang diharapkan 4.000 Kg telah terealisasi sebanyak 2.730 Kg kelas BP dan 1.200 Kg kelas BR.
52
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
FLORIKULTURA DAN SUMBAR BERBUNGA
SEKIRANYA DUNIA TANPA BUNGA, TENTULAH BUMI KAN JADI SEPI. BUNGA MENGHIAS BUMI MENJADI BERSERI. WARNA WARNI BUNGA MENJADI PENYEMPURNA KEINDAHAN PANORAMA YANG MENGHIAS MATA PENYEJUK HATI.
SALAH
SATU TANAMAN YANG MAMPU MEWAKILI PERASAAN; ADALAH BUNGA.
BUKAN SUATU
BERLEBIHAN BILA MUNCUL
“ KATAKAN DENGAN BUNGA”.
UNGKAPAN LAMA
Bunga mampu mewakili segala perasaan yang ada. Perasaan bahagia atau bahkan sedih sekalipun bakal tersampaikan dengan bunga, karena bunga memang memiliki banyak makna. Bunga adalah sahabat kita baik dalam suka maupun duka serta derita. Ketika suka, bunga menjadi penyampai cinta. Ketika duka, karangan bunga menjadi ungkapan turut berduka. Bunga memang sejak dulu kala telah menjadi media ekpresi yang paling elegan. Bahkan para pujangga atau penggubah lagu sering kali merangkai lirik ungkapan dengan bunga. Apa jadinya puisi atau lagu tanpa bunga, tentulah lirik akan menjadi kering, puisi kan jadi gersang. Keindahan bunga juga mampu mewakili derita hati yang sengsara karena cinta. Terpetik bunga berduri adalah bagian dari curahan hati yang luka. Begitulah bunga, ia dekat dalam perumpaan rasa yang tertanam di sukma. PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
53
PDF Compressor Pro
Dan dunia pertanian tak melulu bicara sawah ladang. Tak selalu bicara pupuk atau luluk. Salah satu bidang pertanian yang mematut keindahan florikultura. Orang awam mengenalnya dengan sebutan tanaman hias. Berbagai produk hortikultura yang termasuk florikultura diantaranya adalah daun potong, bunga potong, tanaman pot, tanaman lanskap, rumput, lumut, tanaman hias air, dan lain sebagainya. Florikultura adalah produk hortikultura yang dimanfaatkan sebagai media keindahan. Tak terpungkiri, bisnis tanaman hias akan bermasa depan bagus. Untuk itulah UPTD Balai Benih Induk Tanaman Padi, Palawija dan Hortikultura Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat sejak beberapa tahun belakangan mulai membiakkan pembibitan tanaman hias ini dalam tujuan Sumbar Berbunga. Meskipun kebijakan Pemerintah lebih memprioritaskan ketahanan dan kemandirian pangan, namun bidang Florikultura bagi UPTD BBITPPH Sumbar tetap tak dikesampingkan. Karena kita menyadari bahwa potensi bisnis yang bisa didapat dari florikultura sangat besar bila kita sudah memiliki pasar. Bisnis florikultura adalah bagian dari pengembangan ekonomi kreatif. Florikultura merupakan salah satu cara dalam meningkatkan pendapatan petani menuju daya beli yang lebih baik. Tanaman Florikultura merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai upaya penumbuhan perekonomian daerah dan nasional. \ Dalam lima tahun terakhir banyak tumbuh pelaku usaha Tanaman Florikultura mulai skala kecil sampai menengah, mengingat permintaan Tanaman Florikultura terus meningkat baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor, dengan demikian Tanaman Florikultura dapat diposisikan sebagai komoditas perdagangan yang penting di dalam negeri maupun di pasar global. Ketersediaan benih bermutu sangat strategis karena merupakan tumpuan utama mencapai keberhasilan dalam usaha budidaya Tanaman Florikultura. Potensi hasil suatu varietas unggul ditentukan oleh kualitas benih yang digunakan. Menghasilkan Produk Tanaman Florikultura bermutu Prima dibutuhkan benih bermutu tinggi, yaitu benih yang mampu mengekspresikan sifat-sifat unggul dari varietas yang diwakilinya. Mengingat pentingnya arti benih maka diperlukan upaya meningkatkan produksi dan memperbaiki mutunya. Dalam perkembangan agribisnis hortikultura dewasa ini, usaha perbenihan bukan lagi dipandang sebagai suatu aspek pendukung dalam sistem agribisnis, sebagaimana sarana produksi lainnya, namun sudah berkembang menjadi suatu usaha yang sejajar dengan usaha produksi komoditas hortikultura. Industri perbenihan (nursery and seed industry) telah menjadi pilihan bisnis yang menguntungkan, mempunyai nilai tambah, prospek dan peluang yang tidak kalah dengan usaha budidaya. Sehingga kekurangannya masih dipenuhi impor dari luar negeri yang tentunya dapat mengurangi devisa negara. Guna memanfaatkan peluang ekonomi tersebut maka diperlukan upaya khusus untuk pengembangan usaha perbenihan, sehingga usaha perbenihan secara komersial dapat sepenuhnya ditangani, mulai aspek produksi, pengadaan, penyaluran dan pemasarannya. Kegiatan pengembangan perbenihan dilakukan berdasarkan pertimbangan kebutuhan, ketersediaan, kemampuan institusi dan penangkar benih. Oleh sebab itu ketersediaan benih di dalam negeri perlu diupayakan meningkat, yaitu melalui penguatan Produksi Benih oleh Swasta maupun Balai-Balai Benih.
54
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
SUMBAR PERBANYAK BENIH FLORIKULTURA
PADA UPTD BBITPPH SUMBAR SEDANG DIKEMBANGKAN PENYEDIAAN BENIH TANAMAN FLORIKULTURA BERMUTU DARI VARIETAS UNGGUL YANG DISUKAI KONSUMEN. INI GUNANYA UNTUK PENGEMBANGAN KAWASAN
TANAMAN HIAS UNGGULAN SERTA PENINGKATAN PRODUKSI DAN KUALITAS PRODUK AGAR MEMPUNYAI NILAI DAYA SAING.
Juga diperingkatkannya perluasan pertanaman Tanaman Florikultura bermutu dari varietas yang disukai konsumen tersebut sehingga seiring dengan hal tersebut meningkat pula Produksi Tanaman Florikultura bermutu yang berdaya saing dan berkelanjutan. Sumatera Barat Berbunga adalah salah satu keinginan kita dalam pengembangan tanaman hias ini dengan melaksanakan berbagai kegiatan keflorikulturaan. Yakni dengan melakukan perbanyakan benih tanaman florikultura. Kegiatan ini dilaksanakan di lokasi Balai Benih Induk Alahan Panjang dengan ketinggian tempat ± 1.450 dari permukaan laut dan lokasi Kelompok Tani / Penangkar Benih Tanaman Florikultura baik pemula, sedang berkembang maupun Kelompok yang telah tumbuh dan berkembang secara mandiri dan berkesinambungan. Hal ini telah dimulai sejak Maret 2013. Dan penangkaran akan senantiasa berkelanjutan hingga 2014 ini.
PERBANYAKAN BENIH TANAMAN FLORIKULTURA PADA KELOMPOK / PENANGKAR Pelaksanaan Pemilihan Lokasi Kelompok/Penangkar dilakukan seperti berikut : Dilaksanakan koordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten / Kota atau Instansi yang terkait. PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
55
PDF Compressor Pro
Menginventarisir para Kelompok Tani/Penangkar Benih Tanaman Hias yang ada di Kabupaten / Kota Melaksanakan Evaluasi pada Kelompok Tani/Penangkar Benih. Evaluasi berdasarkan : a. Mempunyai Pengetahuan dalam Pelaksanaan Perbenihan Tanaman Florikultura b. Rentang waktu lamanya dalam berusaha di bidang Perbenihan Tanaman Florikultura c. Konsistensi dalam berusaha di bidang Perbenihan Tanaman Florikultura d. Fasilitas (Sarana/Prasarana) yang dimiliki untuk menunjang Pengembangan Perbenihan Tanaman Florikultura (Lahan, Green House, dan lain-lain). Potensi Pasar a. Penyediaan Benih Sumber sesuai Preverensi Pasar. Benih Sumber ini diberikan sebagai bantuan kepada Kelompok Tani/Penangkar dalam rangka mendukung ketersediaan benih sebar dan produksi bunga dan daun potong b. Tanaman Florikultura yang diperbanyak berupa bunga Krisan, Garbera, Mawar dan bermacam-macam daun potong c. Melakukan bimbingan dengan cara mengadakan pertemuan-pertemuan, diskusi, apresiasi maupun pemantapan teknis kegiatan
PERBANYAKAN BENIH TANAMAN FLORIKULTURA DI BALAI BENIH INDUK HORTIKULTURA Penyediaan Benih Sumber sesuai Preverensi Pasar. Benih Sumber ini diperbanyak dalam rangka mendukung ketersediaan benih sebar dan produksi tanaman Florikultura. Sarana Produksi digunakan untuk mendukung pelaksanaan perbanyakan benih di Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH). Tanaman Florikultura yang diperbanyak berupa bunga Krisan, Mawar, Garbera dan bermacammacam daun potong.
Pelaksanaan Perbanyakan Bunga Krisan Kriteria Benih yang baik, adalah : Benih berasal dari Tanaman Induk yang sehat. Asal Induk tidak tercampur dan bebas hama dan penyakit tanaman, bervigour baik, telah berakar merata dan kompak dengan jumlah daun 4-5 helai dan berwarna hijau. Pucuk Benih asal stek pucuk : Tentukan tanaman yang sehat dan cukup umur. Pilih tunas pucuk yang tumbuh sehat, diameter pangkal 3-5 mm, Pembibitan krisan dilakukan dengan cara vegetatif yaitu dengan stek panjang 5 - 10 cm, mempunyai 3 helai daun dewasa berwarna hijau terang, potong pucuk tersebut, langsung semaikan untuk pengakaran. Penyiapan benih dilakukan dengan dua tahap yaitu:
1. Stok Tanaman Induk (Mother Plants) Fungsinya untuk memproduksi bagian vegetatif sebanyak mungkin sebagai bahan tanaman. Ditanam di areal khusus terpisah dari areal budidaya. Jumlah stok tanaman induk disesuaikan dengan kebutuhan bibit yang telah direncanakan. Tiap tanaman induk menghasilkan 10 stek per bulan, dan selama 4-6 bulan dipelihara memproduksi sekitar 40-60 stek pucuk. Pemeliharaan kondisi lingkungan berhari panjang dengan penambahan cahaya 4 jam/hari. Perbanyakan Vegetatif Tanaman Induk a. Pemangkasan pucuk, dilakukan pada umur 2 minggu setelah bibit ditanam, dengan cara memangkas atau membuang pucuk yang sedang tumbuh sepanjang 0,5-1 cm. b. Penumbuhan cabang primer. Perlakuan pinching dapat merangsang pertumbuhan tunas ketiak sebanyak 2-4 tunas. Tunas ketiak daun dibiarkan tumbuh sepanjang 15-20 cm atau disebut cabang primer. c. Penumbuhan cabang sekunder. Pada tiap ujung primer dilakukan pemangkasan pucuk sepanjang 0,5-1 cm, pelihara tiap cabang sekunder hingga tumbuh sepanjang 10-15 cm.
56
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
2. Teknik Penyemaian Bibit Penyemaian di bak : Siapkan tempat atau lahan pesemaian berupa bak-bak berukuran lebar 100-120 cm, kedalaman 25 cm, panjang disesuaikan dengan kebutuhan dan sebaiknya bak berkaki tinggi. Bak dilubangi untuk drainase yang berlebihan. Medium semai berupa arang sekam steril hingga cukup penuh. Semaikan setek pucuk dengan jarak 2-3 cm x 2-3 cm dan kedalaman 1-2 cm, sebelum ditanamkan diberi Auksin (ZPT) dengan dosis 3 Gram/liter air. Bibit dicelupkan selama 2 detik lalu dikering anginkan selama 1 menit. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian : Pemeliharaan untuk stek pucuk yaitu penyiraman dengan sprayer 2-3 kali sehari, pasang bola lampu untuk pertumbuhan vegetatif, penyemprotan pestisida apabila tanaman di serang hama atau penyakit. Pemindahan Bibit : Bibit stek pucuk siap dipindahtanamkan ke lapangan Produksi pada umur 14 - 21 hari setelah semai (bibit telah berakar).
3. Pengolahan Media Tanam Pembentukan Bedengan : Olah tanah dengan menggunakan cangkul sedalam 30 cm hingga gembur, kering anginkan selama 15 hari. Gemburkan yang kedua kalinya sambil dibersihkan dari gulma dan bentuk bedengan dengan lebar 100-120 cm, tinggi 20- 30 cm, panjang disesuaikan dengan lahan, jarak antara bedengan 30-40 cm. Pengapuran : Tanah yang mempunyai pH < 5,5, perlu diberi pengapuran berupa kapur pertanian misalnya dengan dolomit. Dosis tergantung pH tanah. Kebutuhan dolomit pada pH 5 = 5,02 ton/ha, pH 5,2 = 4,08 ton/ha, pH 5,3 = 3,60 ton/ha, pH 5,4 = 3,12 ton/ha. Pengapuran dilakukan dengan cara disebar merata pada permukaan bedengan.
4. Teknik Penanaman
Penanaman Bunga Potong a. Penentuan Pola Tanam : Tanaman bunga krisan merupakan tanaman yang dapat dibudidayakan secara monokultur b. Pembuatan Lubang Tanam : Jarak lubang tanam 10 cm x 10 cm atau 20 cm x 20 cm. Lubang tanam dengan cara ditugal. Waktu tanam yang baik antara pagi atau sore hari. c. Pupuk Dasar : Furadan 3G sebanyak 6-10 butir perlubang. Campuran pupuk ZA 75 gram ditambah TSP 75 gram ditambah KCl 25gram (3:3:1)/m2 luas tanam, diberikan merata pada tanah sambil diaduk. Lalu disterilkan dengan Dhitane 2 gram / liter, lalu diistirahatkan 1 – 2 hari d. Cara Penanaman : Ambil bibit satu per satu dari wadah penampungan bibit, urug dengan tanah tipis agar perakaran bibit krisan tidak terkena langsung dengan furadan 3G. Tanamkan bibit krisan satu per satu pada lubang yang telah disiapkan sedalam 1-2 cm, sambil memadatkan tanah pelan-pelan dekat pangkal batang bibit. Setelah penanaman siram dengan air. Penanaman Untuk Memperpendek Batang : Penanaman dilakukan sama dengan untuk bunga potong biasa, tetapi dengan menambah cahaya agar tangkai menjadi pendek. a. Pengaturan dan Penambahan Cahaya : Dilakukan sampai batas tertentu dengan ketinggian tanaman yang diinginkan. Misalnya, bila diinginkan bunga krisan bertangkai 70 cm, maka penambahan cahaya sejak ketinggian 50-60 cm. Lampu dimatikan. Periode berikutnya beralih ke generatif. Tangkai bunga memanjang mencapai 80 cm. Bila dipanen tangkainya 70 cm, maka tangkai bunga yang tersisa adalah 10 cm pada tanaman. Total lama penyinaran sejak bibit ditanam sampai periode generatif antara 12-15 minggu tergantung varietas krisan. Cara lain pengaturan dan penambahan cahaya adalah dengan memasang lampu TL pada tengah malam mulai pukul 21.30-01.30. b. Pemupukan : Waktu pemupukan dimulai umur 1 bulan setelah tanam, kemudian diulang PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
57
PDF Compressor Pro
kontinue dan periodik seminggu sekali, dan akhirnya sebulan sekali. Jenis dan dosis pupuk yang diberikan pada fase vegetatif yaitu Urea 200 gram ditambah ZA 200 gram ditambah KNO3 100 gram per m2 luas lahan. Pada fase Generatif digunakan pupuk Urea 10 gram ditambah TSP 10 gram ditambah KNO3 25 gram per m2 luas lahan, cara pemberiannya dengan disebar dalam larikan atau lubang ditugal samping kiri dan samping kanan. c. Pembuangan Titik Tumbuh : Waktu pembuangan titik tumbuh adalah pada umur 10-14 hari setelah tanam, dengan cara memotes ujung tanam sepanjang 2-5 cm. d. Penjarangan Bunga : Jika ingin mendapatkan bunga yang besar, dalam 1 tangkai bunga hanya dibiarkan satu bakal bunga yang tumbuh.
5. Penanaman untuk Bunga Pot Sebanyak 5-7 Bibit yang telah berakar ditanam di dalam pot yang berisi media sabut kelapa (hancur)/Cocopeat atau campuran tanah dan sekam padi (1:1). Untuk memperpendek batang, pot-pot ini ditumbuhkan selama 2 minggu dengan penyinaran 16 jam/hari. Untuk merangsang pembungaan, pot-pot kemudian diberi pencahayaan pendek dengan cara menutupnya di dalam kubung dari jam 16.00-22.00. Selama pertumbuhan tanaman diberi pupuk cair multihara lengkap. Pembungaan ini dapat pula dipacu dengan menambahkan hormon tumbuh auksin sebanyak 500 ppm pada saat penyinaran pendek. Guna mendapatkan bunga yang besar dan jumlahnya sedikit, bakal bunga dari setiap batang perlu diperjarang dengan hanya menyisakan satu kuncup bunga. dengan cara ini akan didapatkan krisan pot dengan 5-7 bunga yang mekar bersamaan.
6. Pemeliharaan Tanaman
Penjarangan dan Penyulaman Waktu penyulaman seawal mungkin yaitu 10-15 hari setelah tanam. Penyulaman dilakukan dengan cara mengganti bibit yang mati atau layu permanen dengan bibit yang baru. Penyiangan Waktu penyiangan dan penggemburan tanah umumnya 2 minggu setelah tanam. Penyiangan dengan kored dilakukan secara hati-hati untuk membersihkan rumput-rumput liar. Pengairan dan Penyiraman Pengairan yang paling baik adalah pada pagi atau sore hari, pengairan dilakukan kontinu 12 kali sehari, tergantung cuaca atau medium tumbuh. Pengairan dilakukan dengan cara mengabutkan air atau sistem irigasi tetes hingga tanah basah. Pemasangan Support Pemasangan Support / Tiang Penyangga jarring dan menopang tanaman dilakukan 3 minggu setelah tanam. Menaikkan Jaring Menaikkan jaring dimulai pada umur tanaman 4 MST, berikutnya 5,6,7,8,9 dan 10 MST. Menaikkan Jaring sampai batas tertentu saja sehingga batang di bawah dan di atas jaring tidak bengkok dan tidak terlalu tinggi dan tidak menyulitkan pemanenan. Dalam menaikkan jaring ini dibantu dengan support (tiang kecil) Pemberian hormon ZPT (Alar) diberikan 2 kali selama masa penanaman : umur 7 - 9 minggu setelah tanam.Pemberian Cup (Contong) untuk tipe Standar. Penentuan stadium panen adalah ketika bunga telah setengah mekar atau 3-4 hari sebelum mekar penuh. Tipe spray 75-80% dari seluruh tanaman. Umur tanaman siap panen yaitu setelah 3-4 bulan setelah tanam. Panen sebaiknya dilakukan pagi hari, saat suhu udara tidak terlalu tinggi dan saat bunga
58
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
krisan berturgor optimum. Pemanenan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dipotong tangkainya dan dicabut seluruh tanaman. Tentukan tanaman siap panen, potong tangkai bunga dengan gunting steril sepanjang 60-80 cm dengan menyisakan tunggul batang setinggi 15 - 25 cm dari permukaan tanah.
PEMBIAYAAN Dalam mewujudkan Kegiatan Perbanyakan Benih Tanaman Florikultura pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat (04) TA.2013 merealisasikan anggaran untuk kegiatan ini sebagai berikut :
PENCAPAIAN HASIL Pada Tahun Anggaran 2013, Pencapaian Hasil yang didapat dari pelaksanaan Kegiatan Perbanyakan Benih Tanaman Florikultura pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui Anggaran Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat (04) dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1. : Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber dan Benih Sebar Tanaman Krisan
Tabel 1.1 : Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber dan Benih Sebar Tanaman Krisan Potong pada Kelompok Tani Dahlia Tanggal Tanam : 17 APRIL 2013
Tabel 1.2 : Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber dan Benih Sebar Tanaman Krisan Potong pada Kelompok Tani Dahlia Tanggal Tanam : 10 Oktober 2013 PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
59
PDF Compressor Pro
Tabel 1.3 : Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber dan Benih Sebar Tanaman Krisan Potong pada Kelompok Tani Dahlia Tanggal Tanam : 19 Desember 2013
Untuk Benih Sumber Krisan Potong pada Kelompok Tani Dahlia, direalisasikan Benih Mother Plant sejumlah 15.500 benih. Dari benih Mother Plant tersebut, telah dilaksanakan lanjutan perbanyakan dengan cara Pincing Stek Pucuk yang akan digunakan sebagai benih untuk nursery sebagai benih sebar sebanyak 211.000 benih. Benih-benih ini selanjutnya digunakan sebagai sumber benih untuk Produksi Bunga Potong. Tabel 1.4 : Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber Tanaman Krisan Potong pada Kelompok Tani Tunas Muda Tanggal Tanam : 10 Oktober 2013
Untuk Benih Sumber Krisan Potong pada Kelompok Tani Tunas Muda, direalisasikan Benih Mother Plant Krisan sebanyak 2.500 benih yang terdiri dari 10 Varietas. Dari 2.500 benih Mother Plant telah dilaksanakan lanjutan perbanyakan dengan cara Pincing Stek Pucuk yang akan digunakan sebagai benih untuk nursery, tetapi dikarenakan kurangnya pemeliharaan dan keseriusan dari anggota Kelompok maka benih-benih tersebut banyak yang mati dan tidak dapat dilanjutkan pertanamannnya.
60
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
Tabel 1.5 : Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber dan Benih Sebar Tanaman Krisan Potong pada BBIH Tanggal Tanam : 10 April 2013
Tabel 1.6 : Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber dan Benih Sebar Tanaman Krisan Potong pada BBIH Tanggal Tanam : 01 Mei 2013
Tabel 1.7 : Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber dan Benih Sebar Tanaman Krisan Potong pada BBIH Tanggal Tanam : 11 Oktober 2013
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
61
PDF Compressor Pro
Tabel 1.8 : Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sebar Tanaman Krisan Potong pada BBIH
62
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
KETIKA RATUSAN RIBU BENIH FLORIKULTURA MENYEBAR Tabel 1.9 : Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber dan Benih Sebar Tanaman Krisan Pot pada BBIH Tanggal Tanam : 02 Juni 2013
KEGIATAN BENIH SUMBER KRISAN POTONG PADA BALAI BENIH INDUK HORTIKULTURA TELAH DIREALISASIKAN BENIH MOTHER PLANT SEJUMLAH 14.000 BENIH DAN SELANJUTNYA DILAKUKAN PERBANYAKAN DENGAN CARA
PINCING STEK PUCUK YANG AKAN DIGUNAKAN SEBAGAI SUMBER BENIH UNTUK PRODUKSI
Tabel 1.10 : Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber dan Benih Sebar Tanaman Krisan Pot pada BBIH Tanggal Tanam : 18 Juli 2013
KELOMPOKKELOMPOK TANI (KT. DAHLIA, KT. TUNAS BARU DAN KT. TUNAS MUDA) DENGAN TOTAL BENIH SEBANYAK 200.000 BENIH. BUNGA POTONG BAGI
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
63
PDF Compressor Pro
Tabel 1.11 : Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber dan Benih Sebar Tanaman Krisan Pot pada BBIH Tanggal Tanam : 14 Agustus 2013
Tabel 1.12 : Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber dan Benih Sebar Tanaman Krisan Pot pada BBIH Tanggal Tanam : 12 September 2013
Tabel 1.13 : Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber dan Benih Sebar Tanaman Krisan Pot pada BBIH Tanggal Tanam : 24 Oktober 2013
64
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
Tabel 1.14 : Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber dan Benih Sebar Tanaman Krisan Pot pada BBIH Tanggal Tanam : 14 November 2013
Untuk kegiatan Krisan Pot pada Balai Benih Induk Hortikultura telah direalisasikan Benih Mother Plant sejumlah 8.000 benih dan selanjutnya dilakukan perbanyakan dengan cara Pincing Stek Pucuk yang akan digunakan sebagai sumber benih untuk produksi bunga pot sebanyak 15.000 benih. Tabel 2. : Benih Sumber Bunga Potong Mawar Tanggal Tanam : 29 April 2013
Tabel 3. : Benih Sumber Daun Potong Xanado Tanggal Tanam : 29 April 2013
Tabel 4. : Benih Sumber Daun Potong Phylosellum Tanggal Tanam : 29 April 2013
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
65
PDF Compressor Pro
Tabel 5. : Benih Sumber Daun Potong Leather Leaf Tanggal Tanam : 29 April 2013
Tabel 6. Benih Sumber Bunga Potong Garbera Tanggal Tanam 22 Juni 2013
Tabel 7. Benih Sumber Raphis Exselsa Tanggal Tanam : 24 Juli 2014
Tabel 8. Benih Sumber Daun Potong Silver Dolar Tanggal Tanam : 05 Oktober 2013
Tabel 9. Benih Sumber Daun Potong Ruscus Tanggal Tanam 11 Oktober 2013
66
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
SETENGAH JUTA BENIH BUNGA MEMPERCANTIK WAJAH SUMBAR
SUMBAR PENUH BUNGA, SUMBAR DALAM RUPA KEMOLEKAN PANORAMA AKAN BENAR-BENAR BERSEMI DAN BERCAHAYA DENGAN SEBARAN SETENGAH JUTA BENIH BUNGA YANG TELAH DIBIAKKAN.
Pendistribusian Benih Tanaman Florikultura dilaksanakan pada Kabupaten Solok (KT. Dahlia, KT. Tunas Baru, KT. Tunas Muda), Kabupaten Tanah Datar (KWT. Cinto Bungo), Kota Padang Panjang (KT. Puring), Kota Bukittinggi (KT. Sansevieria, KT. Puring) dan Kota Padang (KT. Simpang Tigo) Dari hasil kegiatan Perbenihan Tanaman Florikultura baik yang dilaksanakan di Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) maupun di Kelompok Tani/ Penangkar dapat disimpulkan, sebagai berikut :Kegiatan Perbenihan Tanaman PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
67
PDF Compressor Pro
Florikultura merupakan kegiatan yang masih terbilang baru dilaksanakan di UPTD BBI TPPH Sumatera Barat namun kegiatan ini secara umum dapat berlangsung secara baik. Untuk kegiatan Perbenihan Tanaman Florikultura, telah dapat direalisasikan benih sumber dengan rincian sebagai berikut : a. Tanaman Krisan : 466.000 benih b. Tanaman Bunga Potong Non Krisan : 6.010 benih c. Tanaman Daun Potong : 3.420 benih d. Tanaman Raphis : 10 Kg benih + 50 Pot PELUANG PASAR Peluang Pasar Tanaman Florikultura utamanya krisan masih terbuka luas baik di dalam Propinsi Sumatera Barat maupun di luar Propinsi, oleh karena itu Tersedianya Benih Tanaman Floikultura yang bermutu secara kontinu masih sangat dibutuhkan Untuk kesinambungan kegiatan ini, masih sangat dibutuhkan penambahan Sarana dan Prasarana yang memenuhi persyaratan, karena masih minimnya Sarana dan Prasarana yang dimiliki saat ini baik di BBIH maupun di Kelompok Tani. Penambahan Pengetahuan dan Wawasan bagi Sumber Daya Manusia (SDM) yang menangani kegiatan ini perlu ditingkatkan, baik yang berada di BBIH maupun di Kelompok Tani.
68
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
KETERSEDIAAN BENIH UNGGUL TANAMAN BUAH
MEMASUKI ERA GLOBALISASI DEWASA INI, PERANAN BENIH BERMUTU DARI VARIETAS UNGGUL AKAN MENJADI SEMAKIN PENTING.
KARENA, UNTUK
MAMPU BERSAING DI PASARAN INTERNASIONAL PRODUK PERTANIAN YANG DIHASILKAN HARUSLAH MEMPUNYAI KUALITAS YANG BAIK DISAMPING PRODUKSI YANG JUGA HARUS TINGGI.
Pembangunan di bidang perbenihan hortikultura bertujuan mempersiapkan tersedianya benih bermutu dari varietas unggul secara lestari dan berkesinambungan. Sehingga usaha-usaha peningkatan produksi dan kualitas produksi tanaman hortikultura melalui penyediaan benih bermutu dari varietas ungggul bagi petani dapat dilakukan dengan lancar. Penyediaan benih bermutu dari varietas unggul yang dibutuhkan petani harus sesuai dengan 7 kriteria tepat (jenis, varietas, mutu, jumlah, waktu, lokasi dan harga). Untuk tujuan tersebut diperlukan kesamaan persepsi tentang perbenihan hortikultura dalam menfasilitasi terbentuknya kerjasama antara balai benih hortikultura dengan para penangkar benih, peningkatan penangkar informal menjadi penangkar formal, membentuk wadah/ kelompok/forum penangkar benih dalam meningkatkan posisi tawar perbenihan hortikultura dan lain-lain. Guna menyediakan benih buah bermutu telah dilakukan pembinaan kepada produsen/penangkar serta institusi secara berjenjang. Balai benih dan penangkar difasilitasi benih sumber dari varietas yang sudah dilepas Menteri Pertanian serta pe dilakukan peningkatan pengetahuan dan keterampilan khususnya dalam produksi benih sesuai standar yang ditetapkan. Tujuan dan Sasaran Tujuan dari kegiatan ini menyediakan benih tanaman PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
69
PDF Compressor Pro
buah bermutu dari varietas unggul yang disukai konsumen untuk meningkatkan produksi dan mutu produk. Sasaran : Meningkatnya ketersediaan benih tanaman buah bermutu untuk mendukung peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman buah.
PELAKSANAAN Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Benih Induk Lubuk Minturun, Balai Benih Induk Kinali dan Balai Benih Induk Ladang Lawas dengan penanggungjawab Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Sumatera Barat. a. Output, Sub Output, Komponen - Output : (005) Ketersediaan Benih Tanaman Buah - Komponen : (011) Koordinasi Ketersediaan Benih Tanaman Buah (012) Perbanyakan Benih (014) Monitoring/Evaluasi dan Pelaporan b. Pelaksana dan Penerima Manfaat Pelaksana kegiatan adalah UPTD Balai Benih Induk Tanaman Padi, Palawija dan Hortikultura Propinsi Sumatera Barat. Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah Dinas Pertanian Provinsi dan UPTD Balai Benih Hortikultura, serta kelompok penangkar. c. Pembiayaan Pembiayaan bersumber dari Anggaran Direktorat Jenderal Hortikultura dan dialokasikan pada Balai Benih Hortikultura di Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Barat melalui dana Dekosentrasi pada Satker Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Barat (04) TA. 2013. Rincian Pembiayaan untuk kegiatan ketersediaan tanaman buah sebagai berikut : 011. Koordinasi Ketersediaan Benih Buah 521211 Belanja Bahan - Dokumentasi dan pelaporan 1 kali 524119 Belanja Perjalanan lainnya - Perjalanan koordinasi penyediaan benih buah 2 op - Perjalanan pembinaan 30 OH @ Rp. 350.000,012. Perbanyakan benih 521211 Belanja Bahan-Sarana Produksi untuk perbanyakan benih buah 1 kali - Sarana produksi untuk perbanyakan benih jeruk 1 kali - Pembelian pupuk kandang dan sarana Produksi untuk pemeliharaan BPMT benih buah 1 kali - Sarana produksi untuk pemeliharaan BF dan BPMT jeruk - Pembelian batang bawah benih jeruk 65.000 btg @ Rp.3.000 - Pembelian batang bawah benih durian 10.000 btg @ 2.500 - Pembelian batang bawah benih buah 1 kali 521213 Honor Output Kegiatan - Upah pengolahan tanah,okulasi dan pemeliharaan sampai benih siap salur (benih buah) 750 HOK - Pemeliharaan koleksi pohon induk BF dan BPMT tanaman buah 600 HOK - Upah pemeliharaan BF dan BPMT jeruk 600 HOK - Upah pengolahan tanah, okulasi dan pemeliharaan benih jeruk 1.750 HOK - Upah pemeliharaan lingkungan BBH 600 HOK 521219 Belanja barang Non operasional lainnya - Pelabelan 82.000 lbr @ Rp. 250,- Fasilitasi sarana penunjang kegiatan BBI 1 kali - Pembelian tabloid pertanian (200 expl x 12 bln) 014. Monitoring/Evaluasi dan pelaporan Monitoring/Evaluasi dan Pelaporan buah 521211 Belanja Bahan - Dokumentasi, Penggandaan dan penjilidan 1 kali 521219 Belanja barang Non operasional lainnya - Monitoring dan evaluasi ke lokasi 60 Oh @ Rp.350.000
70
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
= Rp. 350.000,= Rp. 10.210.000,=Rp. 10.500.000,-
= Rp. 21.500.000,= Rp. 40.000.000,= Rp. 25.000.000,= Rp. 25.000.000,= Rp. 195.000.000,= Rp. 25.000.000,-
= Rp. 41.000.000,= Rp. 26.250.000,= Rp. 21.000.000,= Rp. 21.000.000,= Rp. 61.250.000,= Rp. 21.000.000,= Rp. 20.500.000,= Rp. 15.000.000,-
= Rp. 14.400.000 = Rp. 500.000,= Rp. 21.000.000,-
PDF Compressor Pro
METODE
Metode yang dilaksanakan adalah melalui bimbingan atau pembinaan, koordinasi maupun apresiasi, pemantapan, serta pengadaan benih sumber/batang bawah, dan perbanyakan benih dengan cara okulasi/sambung. Pengadaan benih sumber harus dari varietas unggul yang telah dilepas/didaftar oleh Menteri Pertanian sesuai dengan kelasnya. Untuk kelas BF harus berlabel putih, BPMT berlabel ungu, dan perbanyakan benih berlabel biru. Perbanyakan benih harus diawasi oleh petugas BPSB sesuai ketentuan berlaku. Jenis dan varietas yang akan diperbanyak sebaiknya dikoordinasikan dengan Dinas Kabupaten sehingga benih dibuat sesuai dengan yang dibutuhkan untuk pengembangan kawasan di kabupaten yang bersangkutan. Dalam mengkoordinasi ketersediaan benih buah harus melibatkan Kabid Hortikultura Propinsi dan Kabupaten, BPSB, BPTP dan instansi terkait lainnya. Tahapan pelaksanaan kegiatannya adalah sebagai berikut : Koordinasi Ketersediaan Benih Buah, dilakukan melalui mengikuti pertemuan koordinasi penyediaan benih tanaman buah dan Pembinaan penangkar dilakukan melalui pembinaan langsung ke lapangan. Perbanyakan Benih, dalam pelaksanaannya didukung dengan pembiayaannya dituangkan dalam akun Belanja Bahan (521211) , akun Belanja Honor Out put Kegiatan (521213), dan akun Belanja Barang Non Operasional Lainnya (521219). Akun-akun tersebut dapat digunakan untuk pelaksanaan teknis perbanyakan benih tanaman buah, seperti pengadaan batang bawah, pengadaan saprodi, dan upah pengolahan lahan. INDIKATOR KINERJA Masukan Yang termasuk ke dalam input kegiatan ini adalah : 1. Dana APBN sebesar Rp. 615.460.000,2. SDM (petugas, penangkar benih, petani) 3. Teknologi perbenihan 4. Informasi tentang perbenihan TARGET (OUTPUT) Tersedianya benih tanaman buah bermutu sebanyak 81.490 btg. HASIL (OUTCOME) Meningkatnya ketersediaan benih tanaman buah bermutu didaerah sentra pengembangan. MANFAAT (BENEFIT) · Meningkatnya luasan pertanaman buah bermutu di daerah sentra pengembangan. · Meningkatnya penggunaan benih tanaman buah bermutu DAMPAK (IMPACT) Meningkatnya produksi dan mutu produk buah di daerah sentra pengembangan.
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
71
PDF Compressor Pro
PERBANYAKAN BENIH 1. Waktu dan Tempat Pemeliharaan BF dan BPMT Jeruk
Pemeliharaan Blok Fondasi dan BPMT Jeruk dilaksanakan di BBI Lubuk Minturun Pelaksanaan kegiatan dimulai pada bulan Februari sampai dengan bulan Desember 2013.
Pemeliharaan BPMT Benih Buah.
Pemeliharaan BPMT Benih Buah dilaksanakan di BBI Lubuk Minturun dan BBI Kinali. Pelaksanaan kegiatan dimulai pada bulan Februari sampai dengan bulan Desember 2013
Pembelian batang bawah benih durian.
Pembelian batang bawah benih durian sebanyak 10.000 batang sudah dilaksanakan dan
ditanam di BBI Lubuk Minturun. Pembelian batang bawah benih jeruk. Pembelian batang bawah benih jeruk dilaksanakan oleh Pihak ketiga yakni 65.000 batang jeruk JC, ditanam di BBI Lubuk Minturun. Pembelian batang bawah benih buah
Pembelian batang bawah benih buah yakni batang bawah mangga 4.000 batang, lengkeng
500 batang, sirsak 5.000 batang, matoa 3.000 batang, rambutan 1.200 batang ditanam di BBI Lubuk Minturun.
2. Metode Pelaksanaan Pemeliharaan Blok Fondasi Jeruk Penyiraman dilakukan secukupnya Penyiangan dilakukan sesuai dengan kondisi gulma di lapangan Pupuk diberikan sesuai dengan dosis anjuran Pengendalian Hama / Penyakit penting dapat dilakukan dengan dosis anjuran sesuai dengan tingkat serangan Melaksanakan Pemangkasan untuk pembentukan tajuk dan memacu pertumbuhan tunas/ cabang
72
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
Pemeliharaan BPMT Jeruk
Penyiraman dilakukan secukup-
nya
Penyiangan dilakukan sesuai
dengan kondisi gulma di lapangan Pupuk diberikan sesuai dengan dosis anjuran Pengendalian Hama / Penyakit penting dapat dilakukan dengan dosis anjuran sesuai dengan tingkat serangan Melaksanakan pemangkasan untuk pembentukan tajuk dan memacu pertumbuhan tunas/ cabang Memotong cabang/ranting harus dilakukan dibagian pangkal cabang/ranting tersebut supaya tidak tumbuh tunas lagi Memotong tunas-tunas yang tumbuh dipangkal batang bawah, karena akan mengganggu pertumbuhan batang utama Memotong tunas air yang tumbuh cepat, sehingga pertumbuhan tunas lain terhambat, berduri dan tidak sulit berbuah Memotong ranting-ranting kecil yang pertumbuhannya mengarah kedalam bagian tanaman karena akan menjadi sarang hama dan penyakit Membuang ranting-ranting yang kering sehingga akan tumbuh tunas baru Memotong ranting atau tunas yang terserang hama penyakit, sekaligus membuang sumber penularannya Mengurangi jumlah ranting/tunas pada tajuk yang berlebihan, sehingga jumlah tidak terlalu lebat Pembentukan arsitektur pohon. Pemeliharaan BPMT (Benih Buah) Penyiraman dilakukan secukupnya Penyiangan dilakukan sesuai dengan kondisi gulma di Lapang Pupuk diberikan sesuai dengan dosis anjuran Pengendalian Hama / Penyakit penting dapat dilakukan dengan dosis anjuran sesuai dengan tingkat serangan Melaksanakan pemangkasan untuk pembentukan tajuk dan memacu pertumbuhan tunas/ cabang Pembentukan arsitektur Pohon Memotong cabang/ranting harus dilakukan dibagian pangkal cabang/ranting tersebut supaya tidak tumbuh tunas lagi Memotong tunas-tunas yang tumbuh dipangkal batang bawah, karena akan mengganggu pertumbuhan batang utama Memotong tunas air yang tumbuh cepat, sehingga pertumbuhan tunas lain terhambat, dan tidak sulit berbuah Memotong ranting-ranting kecil yang pertumbuhannya mengarah kedalam bagian tanaman karena akan menjadi sarang hama dan penyakit Membuang ranting-ranting yang kering sehingga akan tumbuh tunas baru Memotong ranting atau tunas yang terserang hama penyakit, sekaligus membuang sumber penularannya Mengurangi jumlah ranting/tunas pada tajuk yang berlebihan, sehingga jumlah daun tidak terlalu lebat Pembelian batang bawah benih durian. PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
73
PDF Compressor Pro
Pembelian batang bawah benih durian sebanyak 10.000 batang sudah dilaksanakan dan
ditanam di BBI Lubuk Minturun. Pembelian batang bawah benih jeruk Pembelian batang bawah benih jeruk dilaksanakan oleh Pihak ketiga yakni 65.000 batang jeruk JC, ditanam di BBI Lubuk Minturun. Pembelian batang bawah benih buah Pembelian batang bawah benih buah yakni batang bawah mangga 4.000 batang, lengkeng 500 batang, sirsak 5.000 batang, matoa 3.000 batang, rambutan 1.000 batang ditanam di BBI Lubuk Minturun.
HASIL KEGIATAN Pemeliharaan Blok Fondasi Jeruk
Penyiraman dilakukan dua hari sekali karena BF Jeruk terletak didalam screen yang atapnya
kaca
Penyiangan telah dilakukan sesuai dengan kondisi gulma di lapangan Pupuk telah diberikan sesuai dengan dosis anjuran Pengendalian Hama / Penyakit penting telah dilakukan dengan dosis anjuran sesuai dengan
tingkat serangan
Pemangkasan cabang telah dilakukan untuk pembentukan tajuk dan memacu pertumbuhan
tunas/cabang
Pemeliharaan BPMT Jeruk Penyiraman dilakukan bila hari tidak hujan karena BPMT jeruk ditanam didalam screen. Penyiangan telah dilakukan sesuai dengan kondisi gulma di lapangan Pupuk telah diberikan sesuai dengan dosis anjuran Pengendalian Hama / Penyakit penting telah dilakukan dengan dosis anjuran sesuai dengan tingkat serangan Pemangkasan telah dilaksanakan untuk pembentukan tajuk dan memacu pertumbuhan tunas/cabang Memotong cabang/ranting telah dilakukan dibagian pangkal cabang/ranting tersebut supaya tidak tumbuh tunas lagi Telah dilakukan pemotongan tunas-tunas yang tumbuh dipangkal batang bawah, karena akan mengganggu pertumbuhan batang utama Telah dilakukan pemotongan tunas air yang tumbuh cepat, yang dapat menghambat pertumbuhan tunas lain. Telah dilakukan pemotongan ranting-ranting kecil yang pertumbuhannya mengarah kedalam bagian tanaman karena akan menjadi sarang hama dan penyakit Ranting-ranting yang kering sudah dibuang sehingga akan tumbuh tunas baru Telah dilakukan pemotongan ranting atau tunas yang terserang hama penyakit, sekaligus membuang sumber penularannya Jumlah ranting/tunas pada tajuk yang berlebihan sudah dibuang, sehingga jumlah daun tidak terlalu lebat Dengan telah dilakukannya pemangkasan cabang maka arsitektur pohon dengan sendirinya telah dibentuk. Pemeliharaan BPMT Durian, Rambutan, Lengkeng, dan Manggis .
Penyiraman telah dilakukan bila hari tidak hujan pada BPMT Manggis dan Durian yang baru
ditanam, sedangkan BPMT yang sudah ditanam lebih dari 3 tahun seperti BPMT Durian, Rambutan dan Lengkeng tidak perlu lagi dilakukan penyiraman karena perakarannya sudah menjalar ke dalam tanah
74
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
Penyiangan telah dilakukan sesuai dengan kondisi gulma di lapangan Pupuk telah diberikan sesuai dengan dosis anjuran. Pengendalian Hama / Penyakit penting telah dilakukan dengan dosis anjuran sesuai dengan
tingkat serangan
Pemangkasan telah dilaksanakan untuk pembentukan tajuk dan memacu pertumbuhan tu-
nas/cabang
Memotong cabang/ranting telah dilakukan dibagian pangkal cabang/ranting tersebut supaya
tidak tumbuh tunas lagi
Telah dilakukan pemotongan tunas-tunas yang tumbuh dipangkal batang bawah, karena akan
mengganggu pertumbuhan batang utama
Telah dilakukan pemotongan tunas air yang tumbuh cepat, yang dapat menghambat
pertumbuhan tunas lain.
Telah dilakukan pemotongan ranting-ranting kecil yang pertumbuhannya mengarah kedalam
bagian tanaman karena akan menjadi sarang hama dan penyakit
Ranting-ranting yang kering sudah dibuang sehingga akan tumbuh tunas baru Telah dilakukan pemotongan ranting atau tunas yang terserang hama penyakit, sekaligus
membuang sumber penularannya
Jumlah ranting/tunas pada tajuk yang berlebihan sudah dibuang, sehingga jumlah daun tidak
terlalu lebat
Dengan telah dilakukannya pemangkasan cabang maka arsitektur pohon dengan sendirinya
telah dibentuk.
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
75
PDF Compressor Pro
RATUSAN RIBU BENIH DURIAN SIAP DISEBAR! PADA KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH DURIAN YANG BATANG BAWAHNYA SUDAH TERSEDIA SEBANYAK
10.000 BTG
SEBAGIAN SUDAH DIOKULASI.
BIBIT YANG SUDAH TERSALUR SEBANYAK 645 BATANG, STOK BIBIT SAAT INI 2.782 BATANG SEDANGKAN SISANYA DALAM TAHAP PEMELIHARAAN OKULASI/
tahap pemeliharaan okulasi. Perbanyakan benih buah
Pada kegiatan perbanyakan benih buah dengan
komoditi mangga dari 4.000 batang bawah tersalur 496 batang, stok bibit saat ini 2.114 batang. Perbanyakan lengkeng 500 batang sudah disambung, 333 batang sudah tersalur dan 167 batang dalam masa pemeliharaan. Perbanyakan sirsak 5.000 batang sudah tersalur 1.356 batang dan 2.795 dalam masa pemeliharaan Perbanyakan matoa 3.000 batang sudah tersalur 774 batang dan 1.850 batang dalam masa pemeliharaan
SAMBUNG.
Perbanyakan benih jeruk Pada kegiatan perbanyakan benih jeruk yang batang bawahnya sudah tersedia sebanyak 65.000 batang sudah diokulasi. Bibit yang sudah tersalur sebanyak 5.110 batang, stock bibit saat ini 14.963 batang sedangkan sisanya dalam
76
Kegiatan pemeliharaan Blok Fondasi (BF) Jeruk, Blok Penggandaan Mata Tempel (BPMT) jeruk, durian, manggis, dan lengkeng dimulai dari bulan Februari sampai Desember 2013 yang pelaksanaannya dilakukan di Balai Benih Induk Hortikultura Lubuk Minturun, dan BBI Kinali. Kegiatan ketersediaan benih buah ini juga bertujuan untuk mengembangkan perbenihan buah-buahan yang bersertifikat/berlabel sehingga diperoleh produksi buah yang berkualitas, sekaligus memberi petunjuk kepada masyarakat petani tentang teknik perbanyakan benih/ bibit buah-buahan seperti, okulasi, sambung dan cangkok. Selain itu juga dapat memotivasi petani untuk menjadi penangkar bibit buah-buahan. Untuk menjaga kebersihan lingkungan Balai Benih Induk disarankan agar setiap tahun dianggarkan gaji upah pemeliharaan lingkungan Balai Benih sehingga kebersihan lingkungan Balai Benih tetap terjaga. Untuk pengairan di Balai Benih Induk perlu dilengkapi dengan sprinkler dan sumur bor sehingga penyiraman benih tanaman buah lebih sempurna dan pertumbuhan benih tanaman buah menjadi lebih baik.
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
MENYIAPKAN BENIH KWALITAS EKSPOR PEMBANGUNAN HORTIKULTURA SECARA UMUM DILAKSANAKAN OLEH PETANI DAN MASYARAKAT TANI HORTIKULTURA DI DAERAH PERDESAAN DAN PERKOTAAN.
PEMBANGUNAN PERTANIAN HORTIKULTURA INI PELAKSANAANNYA DIARAHKAN MELALUI KELOMPOK TANI SEHINGGA DAPAT MENINGKATKAN KOORDINASI SERTA SINERGI DENGAN PROGRAM DAN KEGIATAN LAINNYA.
PEMBENTUKAN,
Sasaran pengembangan industri benih antara lain : 1) Tersedianya benih bermutu varietas unggul dengan harga yang terjangkau Petani. 2). Berkembangnya penggunaan benih bermutu varietas unggul. 3). Tumbuh kembangnya Industri Perbenihan yang Tangguh, mampu menyediakan benih bermutu. 4). Mengurangi ketergantungan benih dari luar negri. 5). Menyediakan benih kwalitas ekspor Strategi pengembangan industri perbenihan diantaranya : 1). Mendorong perakitan dan pengembangan varietas dalam negeri. 2). Meningkatkan SDM perbenihan. 3). Meningkatkan kapasitas swasta dalam industri benih dalam negeri. 4). Mengaitkan kegiatan perbenihan dengan kemitraan rantai pasokan. 5). Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengendalian mutu benih. 6). Meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan di bidang usaha perbenihan.
PENGUATAN DAN PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN PETANI/ PENANGKAR MERUPAKAN HAL PENTING DALAM PEMBANGUNAN HORTIKULTURA.
Salah satu faktor penting dalam mengembangkan sektor pertanian adalah tersedianya benih tanaman yang unggul dalam kualitas dan secara kuantitas dapat mencukupi kebutuhan lahan. Dalam rangka meningkatkan ketersediaan benih hortikultura peran penangkar benih PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
77
PDF Compressor Pro
hortikultura sebagai pelaku usaha perbenihan hortikultura harus diberdayakan dan ditingkatkan perannya dalam menghasilkan benih hortikultura bermutu. Peningkatan pengetahuan penangkar benih hortikultura merupakan salah satu usaha untuk memberdayakan penangkar benih hortikultura. Disamping itu untuk mengembangkan industri benih. diperlukan Sumber Daya Manusia yang handal. Tujuan, meningkatkan ketersediaan benih tanaman buah bermutu dalam mendukung peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman buah. Diharapkan terfasilitasinya penyediaan benih tanaman buah bermutu dalam mendukung peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman buah. Terlaksananya Kegiatan Apresiasi Penangkar Benih Buah. Dengqan demikian bertambahnya penangkar benih tanaman buah bermutu di kawasan sentra pengembangan. Manfaatnya adalah dengan mudahnya petani mendapatkan benih tanaman buah bermutu . Hal ini tentu saja akan berdampak meningkatnya luasan pertanaman buah di daerah sentra pengembangan. Kegiatan Apresiasi Penangkar Benih Buah dilaksanakan di Padang. Peserta Apresiasi Penangkar Benih Buah berjumlah 30 orang yang terdiri dari petugas dan penangkar benih tanaman buah : kota Padang, Agam, Limapuluh Kota, Solok Selatan dan kabupaten Solok. Kegiatan ini sudah dirintis sejak 2 tahun lalu. Materi yang disampaikan pada Apresiasi Penangkar Benih Buah sebagai berikut : Peran BBI dalam penyediaan benih buah disampaikan oleh Kepala UPTD BBI TPPH .Proses sertifikasi benih buah-buahan disampaikan oleh Koordinator Sertifikasi Benih UPTD BPSB TPH, Teknik perbanyakan benih buah-buahan disampaikan oleh Ir. Irwan Muas, MP, peneliti Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika.
78
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
GERAKAN PENYEJAHTERAAN PETANI DAN NELAYAN PADA 124 NAGARI
RATUSAN RIBU BENIH BUAH NAN BERBUAH SEJAHTERA SEIRING DENGAN MENINGKATNYA KEBUTUHAN BENIH BUAH DARI KABUPATEN/KOTA DI
SUMATERA
BARAT MAKA PENANGKAR BENIH AKAN LEBIH BERSEMANGAT UNTUK MEMPERBANYAK BENIH BUAH.
UNTUK MENSUPPORT
PENANGKAR DALAM MEMPERBANYAK BIBIT BUAHBUAHAN KAMI SUDAH MENYAMPAIKAN KEBUTUHAN BENIH BUAH-BUAHAN KABUPATEN/KOTA TAHUN
2012
DAN RENCANA KEBUTUHAN BENIH KABUPATEN/KOTA DAN PROPINSI TAHUN
2013.
Sebetulnya kebutuhan benih buah-buahan di Sumatera Barat lebih tinggi dari yang disampaikan oleh petugas kabupaten/kota karena dari dana yang ada di propinsi terdapat beberapa kegiatan yang memerlukan bibit buahbuahan dalam skala besar seperti kegiatan PLA, Gerakan Penyejahteraan Nelayan yang membutuhkan bibit sirsak, jeruk, jambu biji dan lain–lain. Gerakan Pensejahteraan Petani di 124 nagari di Sumatera Barat juga membutuhkan bibit buah-buahan sebanyak 120.000 batang. Ratusan PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
79
PDF Compressor Pro
ribu bibit buah itu diharapkan membuahkan kesejahteraan bagi masyarakat petani kita. Dalam rangka pengembangan jeruk Gunung Omeh seluas 518 Ha tahun 2012 dibutuhkan bibit jeruk Gunung Omeh sebanyak lebih kurang 250.000 batang. Penangkar benih buah-buahan sangat antusias menanggapi informasi kebutuhan benih tahun 2012 dan rencana kebutuhan benih kabupaten/kota dan propinsi tahun 2013. Dengan adanya informasi kebutuhan benih ini penangkar sudah bisa merencanakan jenis dan varietas benih buah-buahan yang akan mereka perbanyak. Diharapkan agar kebutuhan benih dari kabupaten/kota dapat dipenuhi oleh penangkar benih yang ada di kabupaten/kota yang bersangkutan. Setelah mendengarkan informasi mengenai kebutuhan benih yang cukup banyak pada tahun itu, penangkar benih lebih bersemangat menanyakan kepada nara sumber hal-hal yang berhubungan dengan perbanyakan benih buah-buahan seperti Proses sertifikasi benih buah karena untuk pengadaan bibit di pemerintah harus memiliki label. Di samping itu, penangkar juga menanyakan masalah pengelolaan BF dan BPMT tanaman buah-buahan serta bagaimana cara mendapatkan bibit BF dan BPMT untuk mereka tanam di lahannya. Selanjutnya peserta pertemuan juga berdiskusi dengan pemateri tentang teknik perbanyakan bibit buah-buahan, dan sekaligus mempraktekkan cara perbanyakan benih buahbuahan yang sudah disampaikan oleh pemateri di Balai Benih Induk Lubuk Minturun.
80
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
MASALAH DAN PELUANG INDUSTRI PERBENIHAN
KITA TELAH MENGEVALUASI DAN MENYIMPULKAN BEBERAPA PERMASALAHAN DAN PELUANG DALAM MENGEMBANGKAN INDUSTRI PERBENIHAN INI.
Dapat kita simpulkan beberapa permasalahan di lingkup industri perbenihan terdapat beberapa permasalahan antara lain : Keragaman kelembagaan perbenihan di daerah (UU No. 41/2008). Belum efektifnya penegakan hukum di bidang perbenihan. Keterbatasan benih sumber, sarana dan prasarana pendukung. Benih masih dipandang sebagai input produksi, bukan sebagai output industri. Terbatasnya sumberdaya manusia dalam profesi perbenihan. Sosialisasi benih hortikultura bermutu bersertifikat belum intensif. Keterbatasan ketersediaan benih sumber untuk diperbanyak oleh produsen dan penangkar benih. Produsen benih kelas menengah ke bawah umumnya belum mempunyai pemulia sendiri, serta penyilang benih banyak yang belum mempunyai laboratorium kultur jaringan. Keterbatasan modal usaha, sehingga penggunaan input dan sarana produksi terbatas, yang berakibat volume usaha juga tidak optimal. Keterbatasan varietas benih dalam negeri yang disukai konsumen (sesuai preferensi konsumen). Keterbatasan data supply-demand benih antar daerah dan antar sentra, sehingga jalur dan pemenuhan benih tidak terpantau secara baik. Keterbatasan jumlah dan kemampuan petugas pengawas benih tanaman. Keterbatasan dana operasional bagi Balai Benih dalam memproduksi benih. Namun demikian ada beberapa Faktor yang PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
81
PDF Compressor Pro
menguntungkan dalam Industri Benih diantaranya: Upah buruh dan tenaga kerja di Indonesia relatif murah. Pangsa pasar sangat besar dan terbuka luas untuk berbagai komoditas. Teknologi pertanian relatif lebih baik dibanding negara ASEAN. Akan memudahkan dalam pemasaran benih unggul berkwalitas. Iklim dan kondisi geografi hampir tidak hambatan untuk mengadakan riset dan pengembangan. Oleh karena itu perlu pembenahan sistem perbenihan dengan cara : Peningkatan kualitas pengelolaan dan intensitas pemanfaatan plasma nutfah. Perbaikan teknik, efisiensi dan kapasitas produksi. Perluasan distribusi dan pemasaran. Penyediaan aturan/kebijakan dalam pemasukan, pengeluaran, investasi dan pengawasan mutu benih yang kondusif. Masalah dan tantangan dalam usaha perbenihan hortikultura antara lain : Komoditas sangat beragam Penelitian berorientasi pasar sangat terbatas Dominasi multinasional dan impor benih Ketergantungan dengan proyek Pemerintah Sertifikasi dan Pengawasan benih belum effektif Distribusi benih belum ditangani secara baik Promosi dan Sosialisasi benih bermutu masih lemah Kemitraan antara produsen dan Petani belum terjalin baik Perlindungan varietas (PVT) belum berjalan baik Usaha Industri Benih Nasional belum dikembangkan Langkah positif menuju Industri Benih
Masyarakat perbenihan semakin mengerti dan memahami serta berkeinginan untuk
membuat usaha dalam Industri Perbenihan
Adanya Revitalisasi Perbenihan diharapkan tidak hanya perbaikan dalam kelembagaannya
saja, tapi juga dalam menciptakan iklim investasi Industri Benih yang baik. Pengembangan kawasan hortikultura buah yang cukup luas di tahun mendatang dapat meningkatkan peran penangkar benih buah-buahan dalam memenuhi kebutuhan benih buah. Sasaran yang hendak kita capai adalah, pembinaan penangkar benih buah harus lebih ditingkatkan sehingga penangkar bisa menghasilkan benih buah yang bermutu. Namun demikian perlu ditergaskan dan diperhatikan bahwa, selain keragaman kelembagaan perbenihan di daerah (UU No. 41/2008) yang jadi permasalahan adalah belum efektifnya penegakan hukum di bidang perbenihan ,terbatasnya benih sumber, sarana dan prasarana pendukung. Selain itu benih masih dipandang sebagai input produksi, bukan sebagai output industri; terbatasnya sumberdaya manusia dalam profesi perbenihan, sosialisasi benih hortikultura bermutu bersertifikat belum intensif tterbatasnya ketersediaan benih sumber untuk diperbanyak oleh produsen dan penangkar benih. Hal lain adalah, ternyata produsen benih kelas menengah ke bawah umumnya belum mempunyai pemulia sendiri, serta penyilang benih banyak yang belum mempunyai laboratorium kultur jaringan serta keterbatasan modal usaha, sehingga penggunaan input dan sarana produksi terbatas, yang berakibat volume usaha juga tidak optimal. Keterbatasan varietas benih dalam negeri yang disukai konsumen (sesuai preferensi konsumen), sementara pemohon pelepasan varietas sayuran berasal dari intoduksi (luar negeri) meningkat. Karena keterbatasan data supply-demand benih antar daerah dan antar sentra mengakibatkan jalur dan pemenuhan benih tidak terpantau secara baik. Keterbatasan jumlah dan kemampuan petugas pengawas benih tanaman dan eterbatasan dana operasional bagi Balai Benih dalam memproduksi benih menjadi perhatian yang sangat serius dalam pengembangan industri perbenihan kita.
82
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
MENGKAJI INDUSTRI PERBENIHAN KITA
DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI PERBENIHAN, PERAN SWASTA TAK BISA DAIABAIKAN. TERUTAMA DALAM PENELITIAN DAN PEMULIAAN TANAMAN, MEMPERTAHANKAN VARIETAS BENIH SUMBER, PRODUKSI BENIH, PROSESING BENIH DAN PROMOSI SERTA PEMASARAN BENIH.
DALAM HAL ITU, PERAN
SWASTA ADALAH SANGAT PENTING.
Apa manfaat industri perbenihan? Apakah bermasa depan bagi penyejahteraan kehidupan masyarakat tani atau bernilai strategis pada ketahanan pangan nasional? Ya, masalah perbenihan adalah masalah strategis dunia pertanian kita. Selain bernilai strategis, benih juga bernilai ekonomis. Manfaat industri perbenihan yang paling utama adalah mengurangi ketergantungan benih dari luar negeri, memperluas lapangan kerja, menambah dan memperluas cakrawala ilmu perbenihan, pelestarian dan perbaikan plasma nutfah, varietas yang dihasilkan akan lebih adaptif dan selektif dan ekspor benih akan menambah devisa Negara. Industri benih umumnya bukan dari rencana yang dadakan. Tapi dari sejarah panjang Petani dan berkembang riset sesuai dengan kebutuhan benihnya. Perundang-undangan tentang pendirian usaha sangat banyak dan tidak jelas peruntukannya menjadi salah satu hambatan klasik hingga kini. Peraturan-peraturan dan perundang-undangan tentang Perbenihan sangat ‘dinamis’ mengalami perubahan. Sosialisasinya tidak terprogram dengan baik. Untuk itu perlu pengalaman yang lebih dari pengambil kebijakan Perbenihan, sehingga tercipta iklim usaha yang kondusif dan berkesinambungan. Pada saat kini, daya beli konsumen lemah dan harga benih relatif murah. Kemampuan dan produktivitas buruh serta tenaga kerja masih rendah. Hambatan lain adalah sulitnya mencari lahan yang relatif luas dalam satu hamparan dan kenyamanan lokasi usaha. PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
83
PDF Compressor Pro
Kecendrungan lain adalah arah program pemuliaan hanya berorientasi pada pemulia/peneliti saja tanpa melihat keinginan petani dan aspek komersial yang sering tak sesuai dengan kebutuhan spesifik lokasi. Ditambah pula dengan kurangnya promosi/diseminasi ke petani sehingga varietas baru kurang populer. Kepesimisan industri perbenihan itu adalah lantaran diperlukannya modal besar untuk sebuah pengembangan industri perbenihan tersebut. Akibatnya, peluang industri perbenihan lebih banyak ternikmati oleh perusahaan multinasional ketimbang kelompok tani penangkar benih. Soal industri perbenihan adalah soal risiko tinggi dan tidak pernah pula ada kepastian waktu keberhasilan dan perubahan trendsetter yang sangat cepat. Perkembangan industri perbenihan kian terhambat ketika belum adanya dukungan perbankan. Padahal kita tahu, risiko tinggi juga bermuatan keuntungan atau pendapat tinggi (high risk, high profit). “Kecolongan” Plasma nutfah. Observasi varietas yang intensif dari Pemodal Besar akan memungkinkan transfer plasma nutfah dari satu negara ke negara lain. Akibatnya, harga benih akan tetap tinggi Membaca kenyataan tersebut, kita tak boleh pesimis, karena kondisi geografis, iklim, tanah di Indonesia beragam, maka yang seharusnya dikembangkan adalah varietas spesifik lokasi. Dan ini addalah sebuah altrenatif yang solutif. Ada beberapa keuntungan dikembangkannya varietas spesifik lokal, yakni : Proses perakitan dan Pendaftaran/pelepasan varietas akan lebih cepat, setiap daerah akan mempunyai varietas unggul di daerahnya, penangkar benih daerah akan mudah dikembangkan, distribusi benih akan cepat dan merata, prinsip penyediaan benih 6 tepat dapat diwujudkan dengan baik, sesuai dengan era otonomi daerah.
84
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
MASA DEPAN KENTANG MAKIN TERANG MASA DEPAN KENTANG DI SUMBAR SANGAT TERANG. TELAH TERBUKTI, PERTANAMAN TUMBUHAN KENTANG, DI DAERAH KITA INI MAKIN LAMA MAKIN BERKEMBANG.
BANYAK PETANI
KENTANG KITA YANG SUDAH MERAIH SUKSES EKONOMI.
DAN
MEREKA TAK LAGI TAMPAK DALAM JERATAN KEMISKINAN YANG BERKETERUSAN.
Nagari Alahanpanjang menjadi nagari yang subur dan ranum dengan tumbuhan ini. Di nagari ini telah digelar Jambore Varietas Kentang beberapa waktu yang lalu. Jambore itu berada di atas lahan 1.200 M. Pada Jambore ini ditanam berbagai varietas kentang, antara lain; Medians, PPS HB IPB Kode 7, PPS HBIPB, Kode3, Maglia, Intan, Bliss, Segunung, Granola, Kembang, Repita, Kikondo, Margahayu, Merbabu, Desiree, Kentang Merah, Super Jon, Panda, Cipanas, Cingkariang, Mikraset dan Granola L. Diharapkan, dalam kesejukan hawa Alahanpanjang, yang bersaksi di atas keindahan Danau Diateh dan Danau Dibawah, kentang akan menjadi pendukung ekonomi masyarakat petani dalam upaya melepaskan diri dari belenggu kemiskinan yang biasanya identik dengan hidup petani kita. PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
85
PDF Compressor Pro
PENGUATAN LEMBAGA PERBENIHAN DALAM KETERSEDIAAN BENIH BERMUTU YANG SANGAT STRATEGIS
BAGUS BENIH BUAH RANCAK PANEN BERLINDAK
BENIH ITU SARANA UTAMA PERTANIAN KITA. BURUK BENIH, RUSAK BENIH, ALAMAT CELAKA HASIL PANEN YANG TIBA.PERAN BENIH SEBAGAI SARANA UTAMA AGRIBISNIS TIDAK DAPAT DIGANTIKAN OLEH SARANA YANG LAIN.
BUKANKAH HULU SEBUAH TANAMAN ADALAH BENIH? BAGUS BENIH, BAGUS BUAH DAN
BAGUS PANEN HASILNYA BERLINDAK (BANYAK).
86
Berkembang atau tidaknya usaha agribisnis sangat ditentukan oleh perkembangan perbenihannya, oleh karena itu agar usaha agribisnis dapat maju dan berkembang, maka sistem dan usaha perbenihan harus tangguh. Ketersediaan benih bermutu sangat strategis karena merupakan tumpuan utama untuk mencapai keberhasilan dalam usaha budidaya hortikultura. Potensi hasil suatu varietas unggul ditentukan oleh mutu benih yang digunakan. Untuk menghasilkan produk hortikultura yang bermutu prima dibutuhkan benih bermutu tinggi, yaitu benih yang mampu mengekspresikan sifat-sifat unggul dari varietas yang diwakilinya. Mengingat pentingnya arti benih maka diperlukan upaya untuk meningkatkan produksi, memperbaiki mutu, memperbaiki distribusi, meningkatkan pengawasan peredaran dan meningkatkan penggunaan benih bermutu dalam kegiatan agribisnis hortikultura. Peran institusi pemerintah dalam era desentralisasi adalah sebagai fasilitator, dinamisator dan katalisator. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah menggerakkan pelaku usaha dan sumberdaya yang ada di masyarakat agar lebih terfokus dalam pembangunan perbenihan hortikultura
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
guna mencukupi kebutuhan benih untuk budidaya hortikultura. Sedangkan salah satu upaya yang harus dilakukan agar ketersediaan benih dapat terpenuhi sesuai prinsip 7 (tujuh) tepat dan berkesinambungan adalah optimalisasi sistim perbenihan yang telah dibangun yang salah satunya adalah penguatan kelembagaan perbenihan. Kelembagaan perbenihan adalah lembaga yang mendukung perbenihan baik itu dari segi manajemen maupun sebagai praktisi penyedia benihnya. Kelembagaan perbenihan antara lain: Balai Benih Hortikultura (BBH), Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB), penangkar, produsen dan pedagang benih hortikultura. Dinas pertanian provinsi yang menangani perbenihan hortikultura berperan dalam pembinaan penangkar dan pembinaan dalam penumbuhan penangkar baru yang ada di wilayah tugasnya. Diharapkan dari kegiatan ini akan ada peningkatan penggunaan benih bermutu hortikultura dalam mendukung pengembangan hortikultura, serta meningkatnya pengetahuan petugas dan penangkar mengenai benih bermutu hortikultura. Tujuan kegiatan yang telah dilaksanakan ini adalah meningkatkan kapasitas kelembagaan penangkar melalui fasilitasi sarana produksi benih. Khususnya yang tidak mampu disediakan oleh penangkar sendiri (rumah lindung/screen house). Sasarannya; meningkatnya kapasitas kelembagaan penangkar melalui fasilitasi sarana produksi benih. Kegiatan ini sukses dilaksanakan di UPTD BBI TPPH Propinsi Sumbar, kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten Solok, Kabupaten Tanah Datar, dan kabupaten Agam dengan penanggungjawab Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Sumatera Barat . Pelaksana kegiatan adalah UPTD Balai Benih Induk Tanaman Padi, Palawija dan Hortikultura Propinsi Sumatera Barat .Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah penangkar benih.Kegiatan ini berupa pemberian bantuan kepada penangkar/kelompok penangkar yang membutuhkan sarana dan prasarana yang sulit dibiayai oleh mereka sendiri, misalnya screen house. Pembiayaan bersumber dari Anggaran Direktorat Jenderal Hortikultura dan dialokasikan pada Balai Benih Hortikultura di Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Barat melalui dana Dekosentrasi pada Satker Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Barat (04) TA. 2013. PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
87
PDF Compressor Pro
Metode yang dilaksanakan adalah identifikasi lokasi, penyusunan dan fasilitasi sarana penangkar, dan pembinaan. Tahapan pelaksanaan kegiatannya adalah sebagai berikut : Identifikasi lokasi ke kabupaten Solok, Agam, Tanah Datar, dan Lima Puluh Kota. Pembinaan dilakukan melalui pembinaan langsung ke lapangan.Kegiatan ini difasilitasi dengan sarana produksi untuk penangkar. Bentuk sarana produksi yang diberikan berupa pembuatan Screen house jeruk, kentang dan krisan. Disamping itu juga dilengkapi dengan pemberian benih sumber jeruk, kentang, dan krisan. Seriring itu, pada kegiatan ini berhasil diselenggarakannya kegiatan penguatan kelembagaan sebanyak 7 lembaga. Diharapkan, kegiatan ini dapat meningkatkan system perbenihan melalui fasilitasi sarana produksi penangkar benih. Capaian lain dari kegiatan ini adalah meningkatnya produk hortikultura bermutu yang berdaya saing di daerah sentra pengembangan. Dengan demikian akan berdampak pada peningkatan produk hortikultura bermutu yang berdaya saing di daerah sentra pengembangan. Kelompok penangkar benih akan sulit berkembang tanpa adanya pemberian fasilitas dari pemerintah. Sulit benih akan membuat terhalangnya pembangunan bidang pertanian. Sulit benih mengakibatkan rusaknya sendi ekonomi pertanian kita. Untuk itu, kita telah membantu kelompok penangkar dengan memberi berbagai fasilitas sarana pendukung. Adapun sarana tersebut yakni pembuatan Screen House Jeruk sebanyak 2 unit . Screen house di kabupaten Tanahdatar dan Lima Puluh Kota untuk kelompok tani penangkar tanaman jeruk. Kepada masing-masing penangkar juga diberikan bibit BPMT jeruk sebanyak 125 batang
Screen House Kentang Screen house kentang sebanyak 2 unit dibangun di kelompok tani Bukit Lintang di Nagari Batagak, Kecamatan Sungai Puar, Kabupaten Agam dengan ketua kelompok Dasnil dan Kelompok tani Harapan Makmur di Rimbo Data, Kabupaten Solok dengan ketua kelompok Maimun. Masingmasing penangkar juga diberikan benih kentang sebanyak 900 knol.
Screen House Krisan Screen house krisan sebanyak 1 unit di bangun di kelompok tani Dahlia di Talang Kabupaten Solok dengan ketua kelompok Naldi. Disamping itu juga diberi 4.120 stek mother plant krisan potong.
Screen House Jeruk Screen House Jeruk sebanyak 2 unit dibangun di kelompok tani Usaha Mandiri di Ladang Lawas di kabupaten Tanah Datar dengan ketua kelompok Syahrial dan kelompok tani Titian Rahmat di Jorong Ketinggian Nagari Sarilamak kecamatan Harau kabupaten Lima Puluh Kota dengan ketua kelompok Halman. Masing-masing penangkar juga diberikan bibit BPMT jeruk sebanyak 125 batang Kegiatan penguatan kelembagaan dimasa yang akan datang agar tetap dilanjutkan dengan pemberian bantuan screen krisan untuk Balai Benih karena saat ini Balai Benih Alahan Panjang sudah memperbanyak benih krisan namun screen yang sudah ada kurang memadai dan tidak mencukupi untuk perbanyakan krisan. Disamping itu diperlukan juga pembangunan gudang terang untuk prosesing benih kentang di BBI Alahan Panjang.
88
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
KENTANG Komoditas Hortikultura Strategis Pangan
KENTANG MERUPAKAN SALAH SATU KOMODITAS HORTIKULTURA STRATEGIS DALAM PENYEDIAAN BAHAN PANGAN.
OLEH KARENA
ITU PRODUKSI KENTANG BERKUALITAS SANGAT PERLU DIDUKUNG OLEH KETERSEDIAAN BENIH KENTANG BERMUTU MELALUI PROSES SERTIFIKASI BENIH.
Pada saat ini petani telah menyadari pentingnya mutu dari setiap benih yang digunakan dalam upaya meningkatkan produktivitas tanaman. Begitu pula konsumen telah mempercayai bahwa benih kentang yang bersertifikat terjamin mutu, kebenaran varietas dan produktivitasnya tinggi jika dibandingkan dengan benih yang tidak bersertifikat. mutu benih kentang bersertifikat terjamin mutunya karena adanya standarisasi proses pemeriksaan yang dilalui dalam setiap tahapan produksi benih kentang. Namun hingga saat ini ketersediaan benih kentang bersertifikat masih terbatas. Untuk meningkatkan produksi benih kentang bersertifikat perlu dilakukan upaya baik peningkatan penggunaan teknologi inovatif terapan dalam produksi benih maupun reformasi regulasi yang memberikan kemudahan dan peluang seluas luasnya bagi setiap pelaku usaha perbenihan. Oleh karena Teknis Produksi dan Sertifikasi Benih Kentang ini disusun sebagai acuan pelaksanaan perbanyakan benih kentang sesuai standar mutu atau persyaratan teknis minimal. Untuk mendapatkan benih kentang yang bermutu maka Teknis Perbanyakan Benih Kentang ini wajib dilaksanakan dalam proses perbanyakan benih kentang. Teknis perbanyakan ini merupakan pelaksanaan dari UU No. 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura, Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 48/Permentan/ SR.120/8/2012 Junto Peraturan Menteri Pertanian PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
89
PDF Compressor Pro
Republik Indonesia Nomor 116/Permentan/SR.120/11/2013 tentang Produksi, Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Hortikultura. Maksud Teknis Perbanyakan Benih Kentang untuk memberikan pedoman sebagai acuan bagi pelaksanaan perbanyakan benih kentang bermutu untuk kelas Benih Penjenis, Benih Dasar, Benih Pokok dan Benih Sebar. Tujuan teknis perbanyakan benih kentang bermutu untuk: Menyediakan panduan dalam proses perbanyakan benih kentang kelasBenih Penjenis, Benih Dasar, Benih Pokok dan Benih Sebar. Selain itu juga untuk meningkatkan penyediaan benih kentang sesuai standar mutu dan/ atau PTM yang ditetapkan, mendorong percepatan swasembada benih kentang, menciptakan iklim kondusif usaha perbenihan, mendorong peningkatan pendapatan penangkar dan petani, dan mendukung ketahanan pangan nasional Adapun uang lingkup Teknis Perbanyakan Benih Kentang meliputi Sistem perbanyakan benih kentang bermutu, Perbanyakan Benih BS, Perbanyakan Benih BD, Perbanyakan Benih BP, Perbanyakan Benih BR , Sertifikasi Benih Kentang, Organisme pengganggu tanaman (OPT) penting dalam perbanyakan benih kentang
PENGERTIAN Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: Aklimatisasi adalah tahapan penyesuaian kondisi dari masa pertumbuhan planlet dalam botol ke pertumbuhan media alami di bawah kondisi lingkungan spesifik. Aseptik adalah bebas dari semua organisme mikro seperti virus, viroid, bakteri, jamur dan mikoplasma Benih hortikultura yang selanjutnya disebut benih adalah tanaman hortikultura atau bagian darinya yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau mengembangbiakkan tanaman hortikultura Benih bermutu dari varietas unggul hortikultura yang selanjutnya disebut benih bermutu adalah benih yang varietasnya sudah terdaftar untuk peredaran dan diperbanyak melalui sistem sertifikasi benih, mempunyai mutu genetik, mutu fisiologis, mutu fisik serta status kesehatan yang sesuai dengan standar mutu atau persyaratan teknis minimal. Benih kentang adalah bagian tanaman berupa umbi bukan dalam bentuk biji botani (True Potato Seed/TPS) yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau mengembangbiakkan tanaman
90
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
kentang Benih sumber adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk perbanyakan benih bermutu Benih inti adalah benih awal yang dihasilkan oleh pemulia berdasarkan proses pemuliaan. Benih Penjenis yang selanjutnya disebut BS adalah benih generasi awal yang diproduksi dari benih inti. Benih Dasar yang selanjutnya disebut BD adalah keturunan pertama dari Benih Penjenis yang memenuhi standar mutu atau persyaratan teknis minimal kelas Benih Dasar. Benih Pokok yang selanjutnya disebut BP adalah keturunan dari Benih Dasar atau Benih Penjenis yang memenuhi standar mutu atau persyaratan teknis minimal kelas Benih Pokok. Benih Sebar yang selanjutnya disebut BR adalah keturunan dari Benih Pokok, Benih Dasar atau Benih Penjenis yang memenuhi standar mutu atau persyaratan teknis minimal kelas Benih Sebar. Eksplan adalah potongan jaringan atau organ tanaman yang ditumbuhkan pada medium buatan secara in vitro. ELISA (Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay) adalah teknik uji serologi untuk identifikasi virus atau bakteri dengan cepat dan peka serta kuantitaif Instansi adalah instansi pemerintah yang menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi pengawasan dan sertifikasi benih Tanaman Pangan dan Hortikultura. Kultur Jaringan adalah penanaman organ dan atau jaringan pada media buatan secara in vitro di bawah kondisi lingkungan spesifik melalui prosedur baku. Label adalah keterangan tertulis atau tercetak tentang mutu benih yang ditempelkan atau dipasang secara jelas pada sejumlah benih atau setiap kemasan Mikropropagasi adalah perbanyakan tanaman secara vegetative dengan menggunakan teknik in vitro dalam media buatan dan dilakukan secara aseptik Patogen adalah mikroorganisme parasit penyebab penyakit Perbanyakan benih adalah rangkaian kegiatan untuk menghasilkan benih bermutu. Pemeriksaan lapangan adalah suatu kegiatan untuk mengetahui kondisi lahan dan kondisi pertanaman dari suatu unit penangkaran Pemeriksaan umbi di gudang adalah suatu kegiatan untuk mengetahui kondisi umbi di gudang dari suatu unit penangkaran Persyaratan Teknis Minimal yang selanjutnya disebut PTM adalah spesifikasi teknis benih yang mencakup mutu genetik, fisik, fisiologis dan/atau status kesehatan benih yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri Plantlet (tanaman in vitro) adalah hasil akhir perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan yang belum di aklimatisasi Produsen benih adalah perorangan, badan usaha (berbadan hukum/tidak berbadan hukum), atau instansi pemerintah yang melakukan proses produksi benih. PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
91
PDF Compressor Pro
Rougingadalah tindakan membuang tanaman yang menyimpang dari tanaman utama dengan tujuan untuk menjaga kemurnian tanaman Rumah kasa adalah bangunan yang beratap tembus cahaya dengan dinding dari kasa yang tidak dapat dilewati serangga vektor dengan kondisi lingkungan terkendali untuk aklimatisasi atau produksi benih sehat. Sertifikat adalah keterangan atau laporan pemeriksaan yang diberikan oleh suatu lembaga kepada seseorang atau badan usaha atas pemenuhan atau telah memenuhi persyaratan sesuai yang diminta untuk tujuan tertentu Sertifikasi kompetensi pelaku usaha perbenihan yang selanjutnya disebut sertifikasi kompetensi adalah proses penerbitan sertifikat oleh lembaga yang berwenang kepada pelaku usaha perbenihan hortikultura yang telah memenuhi unjuk kerja yang dipersyaratkan Sertifikasi benih hortikultura yang selanjutnya disebut sertifikasi benih adalah proses pemberian sertifikat terhadap kelompok benih melalui serangkaian pemeriksaan dan/atau pengujian, serta memenuhi standar mutu atau persyaratan teknis minimal Tipe simpang(off type) adalah tanaman atau benih yang menyimpang dari sifat-sifat suatu varietas sampai di luar batas kisaran yang telah ditetapkan Varietas tanaman hortikultura adalah bagian dari suatu jenis tanaman hortikultura yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan, daun, bunga, buah, biji dan sifat-sifat lain yang dapat dibedakan dalam jenis yang sama.
92
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
SISTEM PERBANYAKAN BENIH KENTANG BERMUTU
POLA PERBANYAKAN BENIH KENTANG BERMUTU MENGIKUTI POLA PERBANYAKAN SATU GENERASI (ONE GENERATION FLOW) DENGAN PERBANYAKAN SECARA VEGETATIF MENGGUNAKAN UMBI ATAU STEK SEBAGAI BENIH.
Perbanyakan benih kentang bermutu dilaksanakan melalui sistem sertifikasi dan dilakukan olehprodusen atau instansi pemerintah yang memiliki sertifikat kompetensi dan/atau yang memiliki sertifikat sistem manajemen mutu. Benih kentang bermutudimulai dari kelas Benih Penjenis (BS), Benih Dasar (BD/ G0), Benih Pokok (BP/G1) dan Benih Sebar (BR/G2), dengan klasifikasi sebagai berikut: BS yaitu benih generasi awal yang diproduksi dari benih inti. Benih Penjenis berupa planlet, stek dari planlet dan umbi mikro yang terjamin kebenaran varietasnya berdasarkan rekomendasi dari pemilik varietas dan bebas dari patogen. BD atau G0 merupakan hasil perbanyakan dari kelas BS. Perbanyakan G0 harus dilaksanakan di rumah kasa kedap seranggadan harus memenuhi standar mutu atau PTM BP atau G1 merupakan hasil perbanyakan dari G0 atau diperbanyak dari kelas benih yang lebih tinggi. Perbanyakan G1 dilaksanakan di dalam rumah kasa kedap serangga dan harus memenuhi standar mutu atau PTM. BR atau G2 merupakan hasil perbanyakan dari G1 atau diperbanyak dari kelas benih yang lebih tinggi. Perbanyakan G2 dilaksanakan di lapangan dan harus memenuhi standar mutu atau PTM. Surat keterangan BS dikeluarkan oleh pemulia, pemilik varietas atau pihak yang diberi kuasa, minimal meliputi nama varietas, kesehatan benih dan volume sebagaimana pada formulir/borang model SKn. Delegasi Legalitas adalah pemberian kewenangan PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
93
PDF Compressor Pro
kepada produsen benih dalam memperbanyak BS dikeluarkan oleh pemulia, pemilik varietas atau pihak yang diberi kuasa.Untuk varietas public domain ada surat keterangan/pendampingan dari pemulia tanaman kentang BD, BP dan BR disertifikasi oleh instansi, kecuali bagi produsen atau instansi pemerintah/ lembaga yang memiliki sertifikat sistem manajemen mutu. Legalitas benih bermututerdiri atas: Surat Keterangan untuk kelas benih BS; Label yang terpasang pada kemasannya dengan warna putih untuk kelas benih BD, ungu untuk kelas benih BP dan biru untuk kelas benih BR.
PERBANYAKAN BENIH PENJENIS Persyaratan Produsen 1) Pemilik varietas atau pemilik surat delegasi legalitas dari pemilik varietas 2) Mempunyai sumber daya manusia yang kompeten dan fasilitas laboratorium kultur jaringan dengan kelengkapan peralatannya.Pada perbanyakan stek planlet memiliki fasilitas rumah kasa dengan kelengkapan peralatannya 3) Memiliki dan memahami Standar Operasional Prosedur (SOP)perbanyakan benih BS Benih sumber 1) Varietas telah terdaftar untuk peredarannya. 2) Benih inti atau planlet untuk perbanyakan stek planlet dan umbi mikro 3) Jumlah benih sumber harus memenuhi jumlah perbanyakan. Laboratorium Kultur Jaringan untuk perbanyakan benih BS bentuk in vitro dan planlet, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Di dalam laboratorium harus tersedia ruang persiapan, ruang tanam, ruang kultur,
94
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
2) a)
b) c)
ketersediaan bahan untuk membuat MS0dan memiliki keterjaminan pasokan listrik dan air bersih Fasilitas peralatan dalam setiap ruangan laboratorium harus tersedia sebagai berikut: Dalam ruang persiapan: autoclave, pH meter, timbangan analitik, refrigerator, botol-botol kultur, dan alat gelas lainnya yang diperlukan. Pada perbanyakan in vitro ditambah magnetic stirrer, Aquadestilator Ruang tanam: laminar airflow cabinet. Pada lab invitro ditambahkan mikroskop stereo binokuler Ruang kultur: pendingin ruang, rak kultur yang dilengkapi dengan sumber cahaya/lampu minimal 1000 lux, timer untuk mengatur periode cahaya 16 jam terang, 8 jam gelap.
Rumah Kasa pada perbanyakan benih dengan stek planlet dan umbi mikro : Kerapatan mesh kasa yang digunakan tidak kurang dari 36 x 36 lubang/inci2 Tidak ada air tanah dari luar yang masuk kedalam rumah kasa Tidak ada lubang/celah untuk masuknya serangga vektor Harus mendapat cahaya optimal Pintu masuk rumah kasa dari sisi luar tidak langsung terhubung pada bagiandalam rumah kasa, tetapi ada pintu kedua yang menghubungkan pintu pertama dengan ruang dalam rumah kasa 6) Terdapat bak suci hama (disinfectan) di antara pintu pertama dan kedua yang dirancang agar setiap orang yang masuk ke dalam rumah kasa melewatinya. 7) Bagian atas rumah kasa harus beratap kedap air dan tembus cahaya 8) Rumah kasa terjaga kebersihannya dari kotoran, lumut atau material lainnya, terutama yang akan mengganggu sinar matahari masuk. 1) 2) 3) 4) 5)
Media tanam 1) Pada perbanyakan In vitro dan planlet media yang digunakan adalah media dasar Murashige PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
95
PDF Compressor Pro
and Skoog (MS0)padat.Zat pengatur tumbuh atau vitamin dapat diberikan ke dalam media dasar MS0 sebatas tidak akan merubah sifat dari tanaman yang akan diperbanyak. 2) Pada perbanyakan umbi mikro media yang digunakan adalah mediadasar Murashige and Skoog (MS 0) padat ditambah media cairyaitu media MS 0 dalam bentuk cair dengan penambahan sukrosa 90 gram/L, air kelapa 15%, Alar 10 ppm, dan BAP 5 ppm. Media cair diberikan pada saat stek mikroplantlet tumbuh paling kurang 5 minggu setelah tanam. Zat pengatur tumbuh atau vitamin dapat diberikan ke dalam media dasar MS0 sebatas tidak akan merubah sifat dari tanaman yang akan diperbanyak. Komposisi media dasar Murashige and Skoog (MS0) seperti pada tabel 10 berikut:
Pada stek planlet a) Media tanam dapat menggunakan tanah (sub soiI), cocopeat, arang sekam yang dicampur dengan berbagai komponen lain seperti pupuk kandang dan lainnya yang dianggap baik untuk media tanam. b) Media tanam harus steril c) Sterilisasi media dapat dilakukan dengan dikukus (steam), disangrai atau menggunakan bahan kimia, dengan cara : (1) Sterilisasi dengan disangrai atau dikukus selama 3-4 jam dengan suhu paling kurang 900C secara merata; (2) Sterilisasi dengan bahan kimia harus memperhatikan penggunaan dosis, cara dan waktu strerilisasi sesuai rekomendasi masing-masing produk. Proses Perbanyakan Benih a. In vitro 1) Benih inti yang digunakan adalah umbi yang telah bertunas maksimal berukuran 2 cm 2) Tunas dari benih inti dipotong dan disterilkan sebagai eksplan dengan cara merendam eksplan dalam larutan chlorine/antiformin 0,5% selama ± 5 menit, kemudian celupkan ke dalam
96
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
alkohol 70% ± 30 detik dan selanjutnya rendam dalam air steril. 3) Jaringan meristematik dari eksplan (ujung tunas) yang berukuran 0,4-0,5 mm diambil dalam kondisi aseptic dengan bantuan mikroskop stereo binokuler dengan pembesaran 20-40 kali, kemudian ditanampada media in vitro yang sudah disediakan dalam tabung reaksi (test tube) dan ditumbuhkan pada ruang kultur selama paling kurang 8 bulan 4) Setelah tumbuh, semua planlet in vitro asal jaringan meristem tersebut diuji kesehatannya. Target penyakit yang diuji adalah Potato Leaf Roll Virus(PLRV), Potato Virus X (PVX) dan, Potato Virus Y (PVY) dengan metode uji serologi teknik ELISA atau metode lainnya. Planlet yang positif mengandung virus dibuang, hanya planlet yang bebas virus untuk bahan mikropropagasi. Dilakukan seleksi planlet yang menyimpang secara visual dari tipe pertumbuhan, warna batang, warna daun dan bentuk daun 5) Untuk menghindarkan perubahan atau penyimpangan, planlet wajib diperbaharuipaling banyak10 kali setelah perbanyakan 6) Benih dapat disimpan sebagai stok dengan cara menghambat pertumbuhan planlet dengan tidak merubah sifat dari tanaman/planlet tersebut. Teknik penyimpanan dilakukan dengan cara memodifikasi media tumbuh dan atau menurunkan suhu/temperatur ruang inkubasi (ruang kultur)pada kisaran suhu 14-18 ºC. Planlet 1) Benih penjenis yang digunakan berupa planlet 2) Setelah planlet diperoleh, dilakukan propagasi dengan cara setiap planlet dalam tabung dipotong menjadi beberapa stek, dimana setiap stek terdiri dari satu buku/node atau lebih. Stek tersebut kemudian disubkulturkan secara in vitro dalam botol kultur. Jumlah stek adalah 5 -10 stek per botol 3) Pengujian keberadaan virus PLRV, PVX dan, PVY dengan metode uji serologi teknik ELISA atau metode lainnya, paling kurang 10% 4) Benih Penjenis diperbanyak paling banyak mencapai4 (empat)generasi untuk menghindarkan perubahan atau penyimpangan sifat varietas 5) Planlet hasil perbanyakan didistribusikan sebagai benih sumber Umbi Mikro 1) Benih sumber yang digunakan berupa planlet 2) Dilakukan propagasi terhadap planlet dengan cara dari setiap planlet dalam tabung dipotong menjadi beberapa stek, setiap stek terdiri dari satu buku/node atau lebih. Kemudian dikulturkan secara in vitro dalam botol kultur. Jumlah stek adalah 5-10 stek per botol. 3) Ditambahkan 25 ml media cair di atas media padat, setelah stek berumur 5 (lima) minggu setelah tanam. Penuangan media cair dilakukan di dalam laminar. 4) Botol kultur diletakkan dalam ruang gelap (rak kultur yang tidak mendapatkan cahaya). 5) Pemanenan umbi dapat dilakukan selama 10 minggu setelah pengumbian dimulai atau disesuikan dengan usia panen optimal. Stek Planlet 1) Benih sumber (planlet) sebelum dikeluarkan dari botol disimpan selama 1-2 minggu ditempat terang agar planlet lebih kuat. 2) Planlet dikeluarkan satu persatu dari botol, kemudian ditanam dalam media yang sudah disiapkan dalam bak khusus/keranjang plastik/tray pot sebagai sumber perbanyakan stek. Setelah berumur 2-3 minggu, planlet dapat distek beberapa kali hingga paling banyak 4 (empat) generasi.Sebelum ditanam, pangkal batang stek dicelupkan ke dalam larutan zat perangsang pertumbuhan akar. 3) Ukuran stek dibuat relatif seragam. 4) Stek dipotong menggunakan alat pemotong yang tajam dan steril 5) Stek ditanam pada media yang telah disiapkan dalam tray pot/bak khusus/keranjang plastik. 6) Stek ditumbuhkan 2-3 minggu hingga berakar dan siap ditanam.
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
97
PDF Compressor Pro
PROSES PERBANYAKAN BENIH KENTANG Jaringan meristem 0,4 – 0,5 mm
Umbi inti dari varietas autentik (true to variety)
Pengambilan jaringan meristem di bawah mikroskop stereo pembesaran 20-40 kali
Planlet hasil kultur meristem. Seluruh planlet diuji virus PLRV, PVX dan PVY dengan ELISA
Pengujian virus PLRV, PVX dan PVY dari sampel
Planlet hasil mikropropagasi. Uji virus PLRV, PVX dan PVY dari sampel
98
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
PERBANYAKAN BENIH KENTANG KELAS BD (G0) 1. Persyaratan a. Produsen 1) Memiliki sertifikat kompetensi atau sertifikat sistem manajemen mutu 2) Mempunyai benih sumber 3) Mempunyai rumah kasa 4) Untuk perbanyakan aeroponik harus memiliki: - sumber listrik (PLN dan Genset) - tempat/bak tanam aeroponik serta instalasi nutrisi. 5) Mempunyai gudang penyimpanan benih b. Benih Sumber 1) Varietas telah terdaftar untuk peredaran 2) Benih sumber yang digunakan adalah benih penjenis. 3) Benih sumber harus disertai dengan surat keterangan c. Rumah Kasa 1) Kerapatan mesh kasa yang digunakan tidak kurang dari 36 x 36 lubang/inci2 2) Tidak ada air tanah dari luar yang masuk kedalam rumah kasa 3) Tidak ada lubang/celah untuk masuknya serangga vektor 4) Rumah kasa harus mendapat cahaya optimal 5) Pintu masuk rumah kasa dari sisi luar tidak langsung terhubung pada bagiandalam rumah kasa, tetapi ada pintu kedua yang menghubungkan pintu pertama dengan ruang dalam rumah kasa 6) Terdapat bak suci hama (disinfectan) di antara pintu pertama dan kedua yang dirancang agar setiap orang yang masuk ke dalam rumah kasa melewatinya. 7) Bagian atas rumah kasa tembus cahaya dan harus beratap kedap air untuk perbanyakan aeroponik, sedangkan perbanyakan konvensional dianjurkan beratap kedap air 8) Rumah kasa terjaga kebersihannya dari kotoran, lumut atau material lainnya, terutama yang akan mengganggu sinar mataharimasuk. 9) Pada sistem aeroponik, tempat/bak tanam aeroponik harus disterilisasi paling kurang 1-2 minggu sebelum pindah tanam dengan menggunakan bahan aktif clorine atau bahan kimia lainnya sesuai anjuran. Setiap selesai panen tempat/bak tanam dan bak nutrisi harus selalu dibersihkan. PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
99
PDF Compressor Pro
d. Media Tanam 1) Media tanam dapat menggunakan tanah (sub soil), cocopeat, arang sekam atau bahan lainnya yang dianggap baik untuk media tanam 2) Media tanam harus steril dan ditempatkan/diletakan tidak kontak langsung dengan dasar tanah 3) Sterilisasi media dapat dilakukan dengan dikukus (steam), disangrai atau dengan menggunakan bahan kimia a) Sterilisasi dengan disangray atau dikukus selama 3-4 jam dengan suhu minimal 900C secara merata. b) Sterilisasi dengan bahan kimia, harus diperhatikan penggunaan dosis, cara dan lama waktu strerilisasi yang dianjurkan oleh produknya masing-masing 4) Media tanam tersebut digunakan untuk perbanyakan benih secara konvensional, sedangkan pada aeroponik media tanam tersebut digunakan untuk proses pengakaran stek. 5) Nutrisi tanaman pada aeroponik mengandung unsur hara makro dan mikro dengan komposisi sesuai rekomendasi. e. Gudang 1) Luas gudang disesuaikan dengan volume benih yang disimpan 2) Ruangan gudang tidak lembab, mempunyai ventilasi udara cukup sehingga sirkulasi udara dalam ruangan baik dan pencahayaan cukup sesuai kebutuhan 3) Gudang terdiri dari ruang penyimpanan dan ruang pengolahan benih yang terjaga kebersihannya.
2. Proses Perbanyakan Benih a. Persiapan tanam, penanaman dan pemeliharaan 1) Perbanyakan benih secara konvensional a) Persiapan Tanam (1) Media tanam steril ditempatkan pada wadah/tempat media dan tidak kontak langsung dengan tanah (2) Lubang tanam dibuat dengan kedalaman ± 3 cm dan jarak tanam 8 x 10 atau 10 x 10 cm b) Penanaman (1) Planlet/stek planlet/umbi mikro yang sehat dan memenuhi syarat ditanam pada media yang telah disiapkan. (2) Tanaman pada unit sertifikasi tidak boleh dijadikan sumber perbanyakan stek c) Pemeliharaan (1) Pemeliharaan tanaman dilakukan selama pertumbuhan agar tanaman dapat tumbuh sehat dan produktif menghasilkan benih secara maksimum (2) Penyiraman harus dilakukan secara teratur dan cukup (3) Pembumbunan dengan media yang steril harus dilakukan seiring dengan pertumbuhan tanaman (4) Pemasangan tali penyangga tanaman disesuaikan dengan kondisi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. (5) Diberikan nutrisi tambahan untuk meningkatkan kesuburan dan produktivitas. Tidak diperkenankan menggunakan bahan aktif ZPT atau bahan kimia lainnya yang secara visual dapat mengaburkan gejala dan/atau menimbulkan kerusakan pada daun. (6) Pengendalian OPT dilakukan secara optimal. (7) Dilakukan pencabutan dan pembersihan terhadap tanaman yang terindikasi terinfeksi penyakit atau varietas lain. Apabila ditemukan type simpang atau mutan dalam jumlah banyak segera lapor dan dikonsultasikan dengan instansi 2) Perbanyakan benih secara aeroponik
100
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
a) Persiapan Tanam (1) Disiapkan bak untuk tanam yang terbuat dari fiber atau bahan lain yang tidak tembus sinar (dalam bak harus gelap) dan permukaan bak ditutup rapat dengan sterofoam. Di dalam bak harus sudah terpasang intalasi sirkulasi larutan nutrisi sistim sprayer (pengabutan) (2) Disiapkan larutan nutrisi tanaman yang terdiri dari unsur hara makro dan mikro, yang dimasukkan ke dalam bak penampung nutrisi yang dihubungkan dengan isntalasi sirkulasi dalam bak. (3) dibuat lubang dengan diameter 2,5 – 3 cm pada permukaan sterofoam dengan jarak 15 - 20 cm x 20 - 25 cm untuk penanaman stek (4) disiapkan benih sumber (BS) berupa stek yang telah diperbanyak dalam baki (tray pot) dan berumur 2-3 minggu serta sudah berakar b) Penanaman (1) Dipilih stek yang memiliki perakaran baik dan sehat, bersihkan dari kotoran yang menempel dengan air bersih, bila perlu lakukan disinfektan akar. Buang umbi mikro bila ada yang tumbuh pada stek (2) Dipindahkan/tanamankan stek satu per satu ke dalam lubang tanam pada sterofoam dengan hati-hati agar tanaman tidak rusak/patah. Setelah seluruh akar berada dalam lubang batang stek dililit dengan menggunakan rockwool yang telah direndam air agar lunak sehingga stek dapat tegak dan rockwool menutup seluruh bagian lubang. Sebelum digunakan rockwool direndam terlebih dahulu dengan air agar lunak dan mudah digunakan. (3) Setelah semua stek tertanam, diatur waktu pemberian nutrisi menggunakan timer sesuai dengan dan kondisi pertumbuhan tanaman. c) Pemeliharaan (1) Pemeliharaan tanaman dilakukan selama pertumbuhan tanaman, agar tanaman dapat tumbuh sehat dan produktif menghasilkan benih secara maksimal. (2) Pemberian nutrisi dilakukan secara teratur dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pertumbuhan tanaman. (3) pH larutan nutrisi dijaga harus sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kentang yaitu antara 5,5 – 6,5. Pengukuran pH larutan nutrisi dilakukan secara berkala dengan menggunakan pH meter. (4) Kekentalan/konsentrasi larutan nutrisi berkisar antara 1,1 – 1,9 disesuaikan dengan umur tanaman atau sesuai anjuran produsen nutrisi. Pengukuran kekentalan/konsentrasi larutan nutrisi dilakukan secara berkala dengan menggunakan EC/conductivity meter. (5) Pemasangan tali penyangga tanaman disesuaikan dengan kondisi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. (6) Pengamatan dan pemeriksaan EC dan pH larutan nutrisi dianjurkan dilakukan setiap hari. Pemeriksaan nozledilakukan secara berkala, untuk mengatasi apabila ada lubang nozle yang tertutup oleh benda/bagian tanaman/kotoran yang dapat menyebabkan pengabutan tidak lancar. (7) Diberikan nutrisi tambahan untuk meningkatkan kesuburan dan produktivitas. Tidak diperkenankan menggunakan bahan aktif ZPT atau bahan kimia lainnya yang secara visual dapat mengaburkan gejala dan/atau menimbulkan kerusakan pada daun. (8) Pengendalian OPT dilakukan secara optimal. (9) Dilakukan pencabutan dan pembersihan terhadap tanaman yang diindikasikan terinfeksi penyakit atau varietas lain. Apabila ditemukan type simpang atau mutan dalam jumlah banyak segera lapor dan dikonsultasikan dengan instansi. (10) Tidak diperkenankan setiap orang dapat keluar masuk rumah kasa secara bebas, kecuali bagi orang yang berkepentingan.
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
101
PDF Compressor Pro
b. Panen 1) Panen dapat dilaksanakan apabila tanaman sudah mencapai umur panen, kulit umbi sudah kuat tidak mengelupas. 2) Panen pada sistim aerophoik dilakukan dengan cara memetik umbi dengan memotong stolonnya menggunakan gunting. Panen dilakukan secara bertahap dengan memilih umbi yang sudah besar dan kulit umbi sudah kuat. Umbi sebaiknya dibersihkan terlebih dahulu dari sisa mutrisi yang menempel, kemudian langsung dimasukan dalam dalam wadah (krat/keranjang). Sedangkan pada perbanyakan konvensional umbi yang dipanen dibersihkan dari tanah yang menempel dan dimasukkan dalam wadah (krat/ keranjang). Sebaiknya tidak menggunakan karung/waring. 3) Umbi dapat langsung diseleksi atau digrading di rumah kasa setelah umbi cukup kering, kemudian dibawa dan disimpan di gudang sebagai calon benih. Diusahakan tidak memasukkan umbi ke gudang dalam keadaan basah
3. Penyimpanan a. Sortasi dilakukan dengan cara membuang umbi yang bergejala penyakit, rusak mekanis dan campuran varietas lain b. Umbi disimpan dan disusun di dalam wadah (krat/keranjang) sebagai kelompok calon benih, kemudian ditempatkan di ruang penyimpanan. Apabila diperlukan benih diberi perlakuan pestisida, kemudian ditutup dengan kain/kelambu.
4. Kemasan Benih a. Kemasan benih harus baru, kuat sehingga dapat melindungi dan menjaga mutu benih b. Setiap kemasan berisi 1.000 knol
102
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
PERBANYAKAN BENIH KELAS BP (G1) 1. Persyaratan a. Produsen Benih G1 1) Memiliki sertifikat kompetensi atau sertifikat sistem manajemen mutu 2) Mempunyai benih sumber 3) Mempunyai rumah kasa 4) Mempunyai gudang penyimpanan benih b. Persyaratan Rumah Kasa 1) Kerapatan mesh kasa yang digunakan tidak kurang dari 36 x 36 lubang/inci2 2) Tidak ada air tanah dari luar yang masuk kedalam rumah kasa 3) Tidak ada lubang/celah untuk masuknya serangga vektor 4) Rumah kasa harus mendapat cahaya optimal 5) Pintu masuk rumah kasa dari sisi luar tidak langsung terhubung pada bagiandalam rumah kasa, tetapi ada pintu kedua yang menghubungkan pintu pertama dengan ruang dalam rumah kasa 6) Terdapat bak suci hama (disinfectan) di antara pintu pertama dan kedua yang dirancang agar setiap orang yang masuk ke dalam rumah kasa melewatinya. 7) Bagian atas rumah kasa tembus cahaya dianjurkan beratap kedap air 8) Rumah kasa dijaga kebersihannya dari kotoran, lumut atau material lainnya, terutama yang akan mengganggu sinar mataharimasuk. c. Media Tanam 1) Media tanam dapat menggunakan tanah (sub soil), cocopeat, arang sekam atau bahan lainnya yang dianggap baik untuk media tanam 2) Media tanam harus steril dan kontak langsung dengan dasar tanah 3) Sterilisasi media tanam dapat dilakukan dengan dikukus (steam), disangray atau dengan menggunakan bahan kimia a) Sterilisasi dengan disangray atau dikukus selama 3-4 jam dengan suhu minimal 900C secara merata. b) Sterilisasi dengan bahan kimia, harus diperhatikan penggunaan dosis, cara dan lama waktu strerilisasi yang dianjurkan oleh produknya masing-masing d. Benih Sumber 1) Benih sumber yang digunakan harus BD (G0) atau kelas yang lebih tinggi. 2) Benih sumber BD (G0) yang digunakan berlabel warna putih dan masih terpasang pada kemasannya. Apabila menggunakan benih penjenis harus disertai dengan surat PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
103
PDF Compressor Pro
keterangan. 3) Benih sumber yang digunakan dalam satu unit sertifikasi harus dari sumber yang sama 4) Jumlah benih sumber harus memenuhi luasareal penangkaran yang diajukan e. Persyaratan Gudang 1) Luas gudang disesuaikan dengan volume benih yang disimpan 2) Ruangan gudang tidak lembab, mempunyai ventilasi udara cukup sehingga sirkulasi udara dalam ruangan baik dan pencahayaan cukup sesuai kebutuhan 3) Gudang terdiri dari ruang penyimpanan dan ruang pengolahan benih yang terjaga kebersihannya
2. Proses Perbanyakan a. Persiapan Tanam 1) Sebelum benih sumber ditanam, sebaiknya benih disimpan di gudang terang agar benih dapat bertunas banyak dan kuat 2) Dipersiapkan bedengan dalam rumah kasa,lebarbedengan disesuaikan dengan jarak barisan tanaman, sedangkan jarak antara bedengan 40-45 cm. Sebaiknya tepi bedengan diberi bambu/papan agar bedengan tidak roboh, atau dibuat guludan dengan jarak antar guludan 65 cm. 3) Media yang sudah sterildimasukkan ke dalam bedengan, kemudian diaduk secara merata dengan pupuk dasar “NPK 16:16:16”. Apabila akan dicampur dengan dekompositor seperti bokasi, maka bokasi tidak ikut disterilkan karena mikrobia yang berguna sebagai pembusuk dalam bokasi akan ikut mati. 4) Media steril cadangan dipersiapkan untuk pembumbunan b. Penanaman 1) Media dalam bedengan harus dalam kondisi basah/lembab sebelum ditanami 2) Lubang tanam dibuat pada bedengan/guludan dengan kedalaman paling kurang4-5 cm. Pada bedengan jarak tanam(10-15)x5 cm denganjarak antar bedengan 40-45 cm, sedangkanpada guludan jarak tanam (10-15 )x65 cm. 3) Benihditanam dalam lubang dan ditutup kembali dengan media. c. Pemeliharaan 1) Pemeliharaan tanaman dilakukan selama pertumbuhan agar tanaman dapat tumbuh sehat dan produktif menghasilkan benih secara maksimum 2) Penyiraman harus dilakukan secara teratur dan cukup 3) Pembumbunan dengan media steril harus dilakukan seiring dengan pertumbuhan tanaman 4) Nutrisi tambahan diberikanuntuk meningkatkan kesuburan dan produktivitas. Tidak diperkenankan menggunakan bahan aktif ZPT atau bahan kimia lainnya yang secara visual dapatmengaburkan gejalaserangan OPT dan/atau menimbulkan kerusakan pada daun. 5) Pengendalian OPT dilakukan secara optimal. 6) Pencabutan dan pembersihandilakukanterhadap tanaman yang terindikasi terinfeksi penyakit atau varietas lain. Apabila ditemukan tipe simpang atau mutan dalam jumlah banyak segera dilaporkan dan dikonsultasikan dengan instansi 7) Pemeliharaan rumah kasa selama masih ada tanaman harus dilakukan agar fungsinya tetap terjaga. d. Pemangkasan 1) Pemangkasan atau pemberian herbisida dilakukan pada umur paling kurang 70-85 HST atau 10 hari sebelum panen.Sebaiknya terlebih dahulu dilakukan panen percobaan dari beberapa rumpun sampel untuk mengetahui/memastikan waktu panen yang
104
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
tepat dan memperkirakan hasil panen calon benih. 2) Pemangkasan tanaman dilakukan dengan memotong pangkal batang sehingga yang tersisa hanya pangkal batang paling tinggi 5 cm. Tujuannya untuk menghambat pembesaran umbi sehingga ukuran umbi terkendali, mencegah penularan virus oleh vektor dan menguatkan kulit umbi. Daun yang tumbuh pada setiap potongan pangkal batang harus dibuang agar Aphid tidak hinggap. 3) Apabila pemangkasan dilakukan dengan pemberian herbisida disarankan menggunakan dosis sesuai anjuran dan kebutuhan. e. Panen 1) Panen dapat dilaksanakan apabila tanaman sudah mencapai umur panen, kulit umbi sudah kuat tidak mengelupas. 2) Umbi yang dipanen dibersihkan dari tanah yang menempel dan dimasukkan dalam wadah (krat/keranjang). Sebaiknya tidak menggunakan karung/waring. 3) Umbi langsung diseleksi atau digrading, kemudian disimpan di gudang sebagai calon benih.Diusahakan tidak memasukkan umbi ke gudang dalam keadaan basah 4) Setiap selesai panen rumah kasa harus dibersihkan dari sisa-sisa panen, lumut atau kotoran lain terutama pada atap yang akan mengganggu sinar matahari masuk. f. Pemeliharaan danpenyimpananumbi di gudang 1) Sortasi dilakukan dengan cara membuang umbi yang bergejala penyakit, rusak mekanis dan campuran varietas lain 2) Grading dilakukan dengan dasar ukuran : • Large (L)/besar : 90 g - 120 g • Medium (M)/sedang : 40 g - 89 g • Small (S)/kecil : d”39 g 3) Umbi disimpan dan disusun di dalam wadah (krat/keranjang) sebagai kelompok calon benih, kemudian ditempatkan di ruang penyimpanan. Apabila diperlukan benih diberi perlakuan pestisida, kemudian ditutup dengan kain/kelambu.
3. Kemasan Benih a) Kemasan benih harus kuat sehingga dapat melindungi dan menjaga mutu benih.Contoh kemasan seperti karung net (waring), keranjang/wadah dari bahan plastik, kertas atau kayu b) Setiap kemasan berisi maksimak 500 knol atau 25 kg dengan ukuran seragam atau campuran dari beberapa ukuran.
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
105
PDF Compressor Pro
PERBANYAKAN BENIH KENTANG KELAS BR (G2) 1. Persyaratan a. Produsen/Penangkar G2 1) Memiliki sertifkat kompetensi di bidangnya yang dikeluarkan oleh Instansi 2) Mempunyai benih sumber 3) Mempunyai lahan 4) Mempunyai gudang b. Lahan Penangkaran 1) Lokasi bukan daerah penyebaran Aphid dan penyebaran bakteri layu 2) Bebas Nematoda Sista Kentang (NSK) berdasarkan hasil uji laboratorium. Produsen harus mengujikan sampel tanah dari lahan yang akan digunakan penangkaran ke laboratorium yang kompeten. Hasil uji bebas NSK harus dilampirkan pada setiap mengajukan permohonan sertifikasi. Hasil uji bebas NSK berlaku 3 (tiga) tahun pada lokasi yang sama, dan diuji kembali apabila lahan itu akan digunakan penangkaran. Adapun metode/cara pengambilan sampel tanah untuk pengujian laboratorium dilakukan dengan cara sebagai berikut: a) ditentukanbeberapatitikpengambilan sampel tanah pada areal calon penangkaran. Setiap titik sampel ditentukan dengan jarak 8 langkah. Pada saat dimulai titik sampel diawali dengan 2 langkah dari pinggir lahan, titik sampel selanjutnya ditentukan setiap 8 langkah secara beraturan, seperti pada gambar... b) Sampel tanah diambil dari setiap titik dengan carapermukaan tanah dibersihkan/dibuang setebal antara 4 – 6 cm, kemudian tanah diambil sebanyak satu sendok makan, dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diberi keterangan yang jelas tentang asal usul sampel. Sampel tanah yang diambil dari setiap titik digabungkan dan dikirim ke laboratorium Gambar 1. Cara penentuan titik pengambilan sampel tanah.
106
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
3) Kemiringan lahan tidak lebih dari 300 . Apabila dalam lahan yang digunakan terdapat bagian yang memiliki kemiringan lebih dari 300, maka bagian tersebut tidak dapat dijadikan lahan perbanyakan benih 4) Lahan penangkaran yang dapatdigunakan adalah: a) Lahan telah dirotasi 3 (tiga) musim tanam sebelumnya dengan menggunakan tanaman selain famili solanaceae , atau b) Lahan diberakan 1 (satu) kali musim tanam dilanjutkan 2 (dua) kali musim tanam selain famili solanaceae atau c) Lahan diberakan selama 2 (dua) kali musim tanam dilanjutkan 1 (satu) kali tanam selain famili solanaceae, atau d) Lahan diberakan minimal 9 (sembilan) bulan 5) Lahan penangkaran harus diisolasi apabila disekitarnya terdapat tanaman kentang konsumsi. Cara isolasi adalah sebagai berikut: a) Isolasi harus menggunakan tanaman border yang lebih tinggi dari tanaman kentang seperti jagung, sorgum dengan lebar barisan tanaman paling kurang 6 m. Tanaman border harus ditanam lebih dulu dari tanaman kentang sehingga berfungsi sebagai penghalang/penjaring masuknya serangga vektor kedalam areal perbanyakan benih. b) Apabila lahanperbanyakan benihberdampingan dengan lahan kentang konsumsi atau tembakau, maka segera dibuat pembatas buatan setinggi paling kurang1,5 m, kemudian dikosongkan sejauh paling kurang 3 m dari pembatas ke dalam lahan perbanyakan benih c) Sekitar lahan perbanyakan benih harus bersih dari tanaman kentang voluntir d) Apabila disekitar lahan perbanyakan benihterdapat tanaman solanacea lainnya, maka aliran air tanah dari lahan tanaman tersebut tidak boleh masuk kedalam lahan perbanyakan benih. PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
107
PDF Compressor Pro
c. Benih Sumber 1) Benih sumber yang digunakan harus BP (G1) atau kelas yang lebih tinggi 2) Label benih sumber yang digunakan harus masih terpasang pada kemasannya. Apabila menggunakan benih penjenis harus disertai dengan surat keterangan 3) Benih sumber yang digunakan dalam satu unit sertifikasi harus dari sumber yang sama 4) Jumlah benih sumber harus memenuhi luas areal penangkaran yang diajukan d. Gudang 1) Luas gudang disesuaikan dengan volume benih yang akan disimpan 2) Ruangan gudang tidak lembab, mempunyai ventilasi udara yang cukup sehingga sirkulasi udara dalam ruangan baik dan pencahayaan cukup sesuai kebutuhan 3) Gudang terdiri dari ruang penyimpanan dan ruang pengolahan benih yang terjaga kebersihannya
2. Proses Perbanyakan Benih a. Persiapan tanam 1) Sebelum dilakukan penanaman, sebaiknya benih sumber disimpan di gudang terang agar benih dapat bertunas banyak dan kuat 2) Lahan yang sudah diolah disiapkan, digemburkan dan diberi pupuk organik (pupuk kandang) dengan dosis sesuai anjuran setempat b. Penanaman 1) Dibuat garitan-garitan dengan kedalaman ± 15 cm untuk meletakan benih. Jarak antar garitan disesuaikan dengan jarak antar barisan tanam yang akan digunakan. Biasanya jarak antar barisan 75 - 80 cm, jarak antar tanaman dalam barisan 20 cm, 25 cm atau
108
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
30 cm tergantung ukuran benih yang ditanam 2) Pemberian pupuk dasar an-organik dapat ditaburkan rata sepanjang garitan atau disimpan diantara benih. Dosis pupuk an-organik disesuaikan dengan rekomendasi setempat, minimal mencakup unsur N, P2O5 dan K2O. 3) Benih diletakkan dalam garitan sesuai dengan jarak tanaman yang digunakan, kemudian ditutup/timbun dengan tanah. c. Pemeliharaan 1) Apabila benih sudah tumbuh lebih dari 75%, dilakukan penyiangan, penggemburan dan pengguludan pertama. Pengguludan kedua dilakukan 10-15 hari setelah pengguludan pertama. 2) Selama pertanaman berada dilapangan, dilakukan pengedalian OPT secara periodik dan teratur. Jenis dan dosis pestisida yang digunakan tergantung kebutuhan dan disesuaikan anjuran. 3) Penyiraman dilakukan sebaik mungkin, sehingga tanaman tidak sampai kekeringan 4) Rouging a) Rouging penting dilakukan secara periodik sejak tanaman mulai tumbuh sampai tanaman dipangkas atau dimatikan, sehingga areal penangkaran bersih dari tanaman yang terinfeksi penyakit dan campuran varietas lain b) Rouging dilakukan dengan pencabutan dan pembuangan tanaman yang terinfeksi, gejala infeksi awal/ringan dan campuran varietas lain. c) Tanaman yang dicabut harus semua bagian tanaman terbawa termasuk umbinya, tidak boleh ada bagian tanaman yang tertinggal dalam tanah dan semua bagian tanaman terseebut harus dibuang keluar areal perbanyakan benih. d. Pemangkasan 1) Pemangkasan atau pemberian herbisida dilakukan pada umur paling kurang 70-85 HST atau 10 hari sebelum panen. Penentuan waktu yang pasti untuk pemangkasan dengan melakukan sampling beberapa tanaman. 2) Pemangkasan tanaman dilakukan dengan memotong pangkal batang sehingga yang tersisa hanya pangkal batang paling tinggi 5 cm. Tujuannya untuk menghambat pembesaran umbi sehingga ukuran umbi terkendali, mencegah penularan virus oleh vektor dan menguatkan kulit umbi. Daun yang tumbuh pada setiap potongan pangkal batang harus dibuang agar Aphid tidak hinggap. 3) Apabila pemangkasan dilakukan dengan pemberian herbisida disarankan menggunakan dosis sesuai anjuran dan kebutuhan. e. Panen 1) Setelah paling kurang10 hari setelah pemangkasan atau perlakuan herbisida, dapat dilakukan panen. 2) Umbi yang dipanen dibiarkan untuk sementara agar tanah yang nempel pada kulit umbi kering dan lepas PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
109
PDF Compressor Pro
3) dilakukan penyortiran langsung di lapangan dengan menyeleksi umbi-umbi yang terinfeksi OPT 4) Umbi hasil sortir lapang dimasukkan dalam wadah dan dibawa langsung ke gudang pengolahan benih dalam keadaan kering untuk menghindari infeksi penyakit. f. Pemeliharaan dan penyimpanan umbi calon benih di gudang 1) Setelah umbi disimpan 1-2 minggu dari panen, dilakukan penyortiran umbi di ruang pengolahan dengan pencahayaan cukup terang untuk membuang umbi yang terinfeksi penyakit, rusak karena hama, cacat fisik, varietas lain, umbi hijau dan umbi yang bentuknya tidak normal (malformasi). Penyortiran umbi harus dilakukan beberapa kali sampai siap untuk diperiksa 2) Dilakukan grading berdasarkan ukuran benih: a) Large (L)/besar : 90 g - 120 g b) Medium (M)/sedang : 40 g - 89 g c) Small (S)/kecil : d” 39 g 3) Apabila diperlukan dilakukan perlakuan benih dengan pestisida untuk mengendalikan hama yang terbawa umbi baik dengan pencelupan benih dalam larutan pestisida dan/ atau dengan menaburkan pestisida secara merata pada permukaan benih 4) Dibuat kelompok benih dengan menyusun wadah secara rapih dan teratur serta mudah terjangkau dalam pengambilan sampel pemeriksaan: a) Setiap kelompok benih harus berasal dari lapangan yang sama dan terselusuri dengan nomor unit asal lapangan b) Benih dalam setiap kelompok harus homogen dan volumenya maksimum 15 ton c) Setiap kelompok benih harus mempunyai identitas paling kurang mencakup nama varietas, asal lapangan, nomor unit lapangan, tanggal panen, volume calon benih, tanggal sortir terakhir. 5) Kelompok benih ditempatkan diruang penyimpanan dalam gudang, kemudian ditutup dengan kain/kelambu untuk meghindarkan umbi terserang serangga perusak umbi terutama penggerek umbi.
3. Kemasan Benih a. Kemasan benih harus kuat sehingga dapat melindungi dan menjaga mutu benih. Contoh kemasan seperti karung net (waring), keranjang/wadah dari bahan plastik, kayuatau karton b. Setiap kemasan berisi benih 25 kg, dengan ukuran seragam.
110
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
SERTIFIKASI BENIH KENTANG Ruang Lingkup Meliputi persyaratan sertifikasi dan tata cara sertifikasi benih kentang.
Tujuan Memperbanyak dan menyediakan benih kentang bermutu dan berkelanjutan
Persyaratan Sertifikasi 1. Penyelenggara a. Instansi b. Produsen benih yang memiliki sertifikat sistem manajemen mutu (SMM) di bidang perbenihan hortikultura 2. Pemohon a. Produsen benih yang memiliki sertifikat kompetensi b. Instansi pemerintah yang menyelenggarakan tupoksi di bidang hortikulturayang belum memiliki sertifikat SMM. 3. Benih Sumber a. Varietas telah terdaftar untuk peredaran b. Benih sumber yang digunakan harus lebih tinggi dari kelas benih yang akan dihasilkan. c. Benih Penjenis (BS) memiliki surat keterangandari pemilik varietas atau kuasanya, sedangkan Benih Dasar (BD) dan Benih Pokok (BP) harus berlabel 4. Unit sertifikasi a. Unit sertifikasi adalah lahan perbanyakan benih yang harus dinyatakan dengan jelas batas-batasnya. b. Satu unit sertifikasi di rumah kasa maksimal 20.000 tanaman. Sedangkan untuk di lahan maksimal 1 hektar pada satu hamparan c. Satu unit sertifikasi merupakan satu varietas, satu kelas benih dan satu kali penangkaran pada satu lokasi PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
111
PDF Compressor Pro
A. Persyaratan teknis minimal Persyaratan teknis minimal diatur untuk masing-masing kelas benih dari hasil pemeriksaan pertanaman di lapangan dan umbi di gudang, seperti pada tabel 11.
Catatan : *) Tidak ada (Nihil secara visual) **) Pengelolaan lapang 1. Apabila pengelolaan lapang tidak baik, seperti banyak volunteer, gulma yang menjadi sumber penyakit, sisa-sisa rouging yang masih berada di lapangan dan aphid sebagai vektor virus yang tidak dikendalikan, lahan mengandung NSK maka pemeriksaannya tidak dapat dilanjutkan. 2. Jika pemeriksaan tidak memungkinkan untuk dilaksanakan karena serangan hawar daun, kerusakan mekanis/kimia pada daun, kerusakan berat oleh serangga, dan/atau pertumbuhan tanaman yang merana, maka pemeriksaannya tidak dapat dilanjutkan.
B. Kemasan Benih sebelum diedarkan harus dikemas untuk menjaga mutunya. Pengemasan benih
112
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
tersebut harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : 1. Bahan kemasan harus baru, kuat dan dapat melidungi dan menjaga mutu 2. Setiap kemasan berisi 1.000 knol untuk G0, 500 knol atau 25 kg untuk G1 dengan ukuran seragam atau campuran dari beberapa ukuran, 25 kg untuk G2 dengan ukuran seragam atau campuran dari beberapa ukuran. 3. Setiap kemasan harus dipasang label 4. Informasi paling sedikit yang tertulis di dalam label meliputi : a. Nama dan alamat produsen dan/atau pengedar benih sebagai distributor atau agen tunggal dari varietas dimaksud; b. Nama varietas; c. Nomor sertifikat LSSM bagi produsen yang telah memiliki sertifikat sistem manajemen mutu dengan ruang lingkup produksi benih, diletakkan pada kiri atas; d. Kelas benih; e. Nomor lot; f. Volume benih dalam kemasan dengan satuan knol atau kg; g. Tanggal panen; h. Tanggal pemeriksaan umbi; i. Tanggal pemasangan label;
C. Penguasaan Benih 1. Kelompok benih yang telah lulus sertifikasi dapat dialihkan tanggung jawabnya kepada produsen lain yang telah memiliki sertifikat kompetensi 2. Harus disertai dengan berita acara yang ditandatangi oleh kedua belah pihak dan diketahui oleh instansi.
D. Kewajiban Produsen 1. 2. 3. 4.
Mentaati peraturan perundangandi bidang perbenihan hortikultura. Bertanggung jawab atas mutu benih hortikultura yang diproduksi. Mendokumentasikan data produksi, penyaluran dan stok benihnya Memberikan data dan informasi kepada instansi bila diperlukan
E. Tata Cara Sertifikasi Benih 1. Permohonan a. Diajukan oleh produsen benih atau instansi pemerintah sebagaimana dimaksud pada C.1, kepada instansi dengan mengisi formulir/borang permohonan model SK 01. b. Apabila lokasi produksi berada di luar propinsi tempat wilayah kerja instansi pemberi sertifikat kompetensi produsen, maka produsen harus: 1) Menunjuk kuasa secara tertulis sebagai penanggung jawab produksi di wilayah tersebut; 2) Menyerahkan fotocopy sertifikat kompetensi produsen yang telah dilegalisir kepada instansi setempat; dan 3) Menyerahkan fotocopy tanda daftar produsen atau izin usaha produksi benih hortikultura c. Pengajuan permohonan paling lama 7 (tujuh) hari sebelum tanam. d. Satu permohonan berlaku untuk satu unit sertifikasi. e. Permohonan yang diajukan kepada instansi dilampiri dengan: 1) Fotocopy sertifikat kompetensi; 2) Semua label, untuk BS dilampiri surat keterangan; 3) Peta/sketsa lokasi perbanyakan; 4) Pada areal kerjasama daftar petani atau bukti penguasaan lahan; 5) Surat keterangan bebas NSK dari laboraturium penguji untuk produksi benih kelas PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
113
PDF Compressor Pro
BR; 6) Surat pemberitahuan tentang pembelahan umbi, (apabila dilakukan). f. Apabila lokasi produksi di luar wilayah pemberi sertifikat kompetensi, produsen harus melaporkan secara tertulis tentang kegiatan produksi benih yang dilakukan kepada instansi serta menyerahkan: 1) Surat kuasa atau penunjukan penanggung jawab produksi di wilayah tersebut; 2) Fotocopy sertifikat kompetensi atau sertifikat SMM; dan 3) Fotocopy tanda daftar atau izin usaha produksi yang dilegalisir
F. Tahapan Pemeriksaan 1. Pemeriksaan dokumen permohonan a. Dilaksanakan sebelum kegiatan di lapangan, untuk memastikan bahwa kegiatan yang akan dilaksanakan telah sesuai dengan dokumen yang diajukan, meliputi : 1) Kebenaran pengisian formulir permohonan 2) Tanda tangan pemohon 3) Peta lokasi 4) Surat keterangan lahan bebas NSK dari BPTPH dan/atau laboratorium yang kompeten 5) Kesesuaian antara jumlah label dengan jumlah benih sumber 6) Kesesuaian antara luas lahan perbanyakan benih dengan jumlah benih sumber b. Dokumen yang telah memenuhi persyaratan administrasi diberikan nomor induk. Pemberian nomor induk sebagai berikut: a/b.c/d.e/f.g 1) a = nomor urut permohonan sertifikasi 2) b = S 3) c = Kn 4) d = kode Propinsi BPSB 5) e = kode kabupaten dimana benih diproduksi (tergantung masing-masing BPSB) 6) f.g= bulan. tahun permohonan sertifikasi c. Kode propinsi BPSB sebagaimana dimaksud pada keterangan nomor induk poin 4) di atas di jelaskan dalam daftar di bawah ini :
114
No.
PROPINSI
KODE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Sumatera Selatan Jambi Riau Bangka Belitung Riau Kepulauan Bengkulu Lampung Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur DI Yogyakarta Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
AC SU SB SS JBI RU BB RK BKL LM BT DKI JBT JT JTM DIY KB KT KS
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
No.
PROPINSI
KODE
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Barat Gorontalo Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
KTM SLU SLS SLT SLR SLB GTO BL NTB NTT ML MLU PP PB
2. Pemeriksaan pendahuluan a. Dilakukan terhadap dokumen yang telah mempunyai nomor induk. b. Dilaksanakan sebelum tanam c. Parameter dan Metoda Pemeriksaan 1) Benih Sumber a) Kebenaran dan kesesuaianantara benih dengan label atau dengan surat keterangan. b) Kelas benihsumber harus lebih tinggi dari kelas benih yang akan dihasilkan, 2) Calon lahan/rumah kasa untuk penangkaran a) Pastikan bahwa lahan perbanyakan berlokasi di daerah dimana keberadaanlayu bakteri rendah serta bebas dari Nematoda Sista Kentang (NSK). b) Kondisi rumah kasa diperiksa dan dipastikan tidak ada celah untuk masuknya serangga, kemungkinan air tanah dari luar masuk ke dalam rumah kasadan dari rumput maupun material yang dapat menjadi sumber kontaminasi c) Kemiringan lahan tidak lebih dari 300 . Apabila dalam lahan yang digunakan terdapat bagian yang memiliki kemiringan lebih dari 300, maka bagian tersebut tidak dapat dijadikan lahan perbanyakan benih 3) Isolasi dari Lahan Kentang Konsumsi a) Isolasi harus menggunakan tanaman border yang lebih tinggi dari tanaman kentang seperti jagung, sorgum dengan lebar barisan tanaman paling kurang 6 m. Tanaman border harus ditanam lebih dulu dari tanaman benih sehingga berfungsi sebagai penghalang/penjaring masuknya serangga vektor kedalam areal perbanyakanbenih. b) Apabila lahan perbanyakan benih berdampingan dengan lahan kentang konsumsi atau tembakau, maka segera dibuat pembatas buatan setinggi paling kurang1,5 m, kemudian dikosongkan sejauh paling kurang 3 m dari pembatas ke dalam lahan perbanyakan benih c) Sekitar lahan perbanyakan benih harus bersih dari tanaman kentang voluntir d) Apabila disekitar lahan perbanyakan benih terdapat tanaman solanacea lainnya, maka aliran air tanah dari lahan tanaman tersebut tidak boleh masuk ke dalam lahan perbanyakan benih. 4) Rotasi Tanaman a) Lahan telah dirotasi 3 (tiga) musim tanam sebelumnya dengan menggunakan tanaman selain famili Solanaceae ;atau b) Lahan diberakan 1 (satu) kali musim tanam dilanjutkan 2 (dua) kali musim tanam selain famili Solanaceae; atau c) Lahan diberakan selama 2 (dua) kali musim tanam dilanjutkan 1 (satu) kali tanam PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
115
PDF Compressor Pro
selain famili Solanaceae; atau d) Lahan diberakan minimal 9 (sembilan) bulan d. Pengaturan Pemeriksaan 1) Dilaksanakan setelah klarifikasi permohonan. 2) Diinformasikan ke produsen/yang mewakili mengenai kewajibannya untuk mengikuti pemeriksaan e. Laporan Hasil Pemeriksaan 1) hasil pemeriksaan dicatat dalam formulir sementara hasil pemeriksaan pendahuluan, kemudian disusulkan hasil pemeriksaan dari instansi (formulir/ borangmodel SK 01). 2) Keputusan hasil pemeriksaan disampaikan secara lisan kepada produsen 3) Apabila hasil pemeriksaan pendahuluan tidak memenuhi syarat maka tidak dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya 3. Pemeriksaan pertanaman a. Umum 1) Permohonan pemeriksaan dilaksanakan sebelum pemeriksaan pertanaman, dengan mengisi formulir/ borang model SK 03 2) Dilaksanakan pada fase pertumbuhan tertentu yang sangat berpengaruh terhadap mutu benih dan dilakukan setelah rouging yang menjadi tanggung jawab produsen. 3) Hasil pemeriksaan dinyatakan lulus apabila memenuhi persyaratan teknis minimal (PTM) pada pemeriksaan pertanaman. 4) Hasil pemeriksaan diberitahukan langsung kepada produsen dengan menggunakan formulir/ borang model SK 04 5) Pemeriksaan ulang a) Dilakukan satu kali untuk satu rangkaian pemeriksaan pada pertanaman yang tidak memenuhi persyaratan; b) Parameter dan Metoda pemeriksaan yang digunakan sama c) Pemeriksaan ulang harus dilaksanakan dalam tempo paling lama satu minggu setelah pemeriksaan sebelumnya dan sebelum sampai pada waktu pemeriksaan berikutnya d) Sertifikasi benih tidak dapat dilanjutkan apabila hasil pemeriksaan ulang tidak memenuhi persyaratan; e) Keputusan pemeriksaan ulang langsung disampaikan kepada pemohon sertifikasi. b. Parameter dan Metode Pemeriksaan Pertanaman Pemeriksaan pertanaman dilakukan terhadap semua karakteristik tanaman berdasarkan deskripsi varietas yang bersangkutan, campuran varietas lain (CVL) dan/ atau tipe simpang dan serangan OPT yang menjadi target sebagai berikut: 1) Pemeriksaan pertama dilakukan pada umur 30 – 40 hari setelah tanam; 2) Pemeriksaan kedua dilakukan pada umur 50=70 hari setelah tanam. 3) Pemeriksaan di rumah kasa untuk kelas BD dan BP dilakukan terhadap seluruh populasi tanaman; 4) Pemeriksaan untuk kelas BR di lapangan dilakukan terhadap minimal 1.000 tanaman sampel; 5) Cara untuk mendapatkan sasaran minimal 1.000 tanaman sampel, dilakukan sebagai berikut: a) Menghitung rata-rata jumlah tanaman per guludan b) Menghitung berapa jumlah guludan harus diperiksa tanamannya c) setiap guludan yang tanamannya diamati diacak dengan cara zigzag sampai seluruh areal teracak. Gunakan alat “hand counter” untuk menghitung jumlah
116
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
guludan 6) Pengamatan parameter pemeriksaan campuran varietas lain (CVL) dan OPT yang menjadi target dilakukan secara bersamaan pada tanaman sampel yang ada pada setiap guludan dengan carasebagai berikut: a) Campuran Varietas Lainn (CVL) Menghitung tanaman varietas lain, tidak termasuk voluntir atau tipe simpang (off type). apabila type simpang terlampau banyak konsultasikan dengan pemulia bersangkutan. Rumus penghitungan sebagai berkut: Jumlah campuran variaetas lain (CVL) X 100 % --------------------------------------Jumlah sampel yang diperiksa b) OPT yang menjadi target meliputi: (a) Virus (PLRV, PVX, PVY) (1) dilakukan pemeriksaan terhadap 1.000 tanaman atau lebih dari dalam guludan teracak di lapangan, kecuali untuk kelas benih BD dan BP harus seluruh populasi tanaman (2) dilakukan penghitungan terhadap setiap tanaman yang bergejala serangan virus (hati-hati dengan gejala serangan Thrip yang dapat mengaburkan gejala virus) (b) Layu Bakteri (Ralstonia solanacearum) Hitung setiap tanaman yang bergejala serangan layu bakteri, meskipun gejala awal ; (c) Nematoda Sista Kentang (NSK) (Globodera sp) 1) Pemeriksaan NSK hanya dilakukan pada pertanaman di lapangan pada umur tanaman antara 50-70 HST 2) Dilakukan pencabutan beberapa tanaman yang diduga terserang NSK, kemudian periksa bagian akarnya untuk memastikan keberadaan NSK. Rumus penghitungan serangan OPT sebagai berikut: Jumlah tanaman terserang OPT X 100 % --------------------------------------Jumlah sampel yang diperiksa 7) Laporan Hasil Pemeriksaan Pertanaman a) hasil pemeriksaan dicatat dalam formulir sementara hasil pemeriksaan pertanaman, kemudian disusulkan hasil pemeriksaan dari instansi (formulir/ borang model SK 04) b) Keputusan hasil pemeriksaan disampaikan secara lisan kepada produsen c) Apabila hasil pemeriksaan pertanaman tidak lulus, sampaikan alasannya langsung kepada produsen d) Dalam hal pemeriksaan lapangan tidak lulus produsen dapat mengajukan permohonan pemeriksaan ulang 1 (satu) kali dengan syarat produsen dapat memperbaiki kondisi lapangannya dengan persetujuan PBT e) Apabila hasil pemeriksaan ulang tidak memenuhi syarat maka tidak dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya 8) Apabila diperlukan, ambil sampel minimum untuk Identifikasi dan/atau analisis hama dan penyakit secara laboratoris, setelah mendapatkan ijin dari produsen. Namun demikian keputusan tidak boleh ditunda walaupun identifikasi hama dan penyakit sedang dilakukan. Lampirkan formulir untuk sampel pengujian laboratoPEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
117
PDF Compressor Pro
ries sebagai catatan untuk sampel yang akan diperiksa. 4. Pemeriksaan Umbi di Gudang a) Untuk mengetahui mutu fisik dan status kesehatan benih; b) Kelompok benih dinyatakan lulus apabila memenuhi persyaratan teknis minimal, seperti pada poin D tabel 2; c) Terhadap kelompok yang tidak memenuhi PTM dapat dilakukan satu kali pemeriksaan ulang setelah pemilik benih melakukan sortasi; d) Tahapan sertifikasi lebih lanjut tidak dapat dilakukan apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi persyaratan yang dimaksud pada huruf c). e) Permohonan pemeriksaan umbi gudang diajukan paling lama 7 (tujuh) hari sebelum pemeriksaan dengan menggunakan formulir/ borang model SK 05. f) Pemeriksaan umbi di gudang 1) Kesehatan umbi (a) Waktu Pemeriksaan dilakukan setelah panen, sortasi, pembuatan kelompok benih dan sebelum pengemasan dan pengiriman; (b) Benih dalam kelompok harus homogen secara fisiologis. (c) Setiap kelompok harus berasal dari lapangan yang sama dan tertelusuri antara benih dalam lot dengan nomor unit asal lapangan (d) Pengambilan contoh umbi untuk pemeriksaan dilakukan secara acak dengan jumlah paling kurang 1000 butir/ lot, volume satu lot paling banyak 15 ton. Kecuali untuk kelas benih G0 pemeriksaan umbi dari semua wadah Faktor yang diamati adalah adanya campuran varietas lain, serangan OPT dan kerusakan mekanis; (e) Periksa setiap knol umbi sampel yang masuk dan menghitung yang terinfeksi pada OPT katagori faktor target pemeriksaan (f) OPT target pemeriksaan meliputi:
118
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
(1) Busuk coklat (Ralstonia solanacearum) dan busuk lunak (Erwinia caratovora), dilakukan pemeriksaan secara ketat dan hati-hati kemudian dilakukan penghitungan terhadap umbi yang terinfeksi; (2) Kudis (Stretomyces scabies), Powdery Scab (Spongospora subterrania), dan Kudis Lak (Rhizoctonia solani) (3) Busuk kering (Fusarium sp.) (4) Penggerek umbi (Phtorimaea opercullela) (5) Nematoda bintil akar (Meloidogyne spp.) (6) Metode penghitungan Umbi yang terserang OPT dihitung dengan rumus sebagai berikut: Jumlah umbi terserang OPT X 100% ------------------------------------Jumlah umbi yang diperiksa 2) Campuran varietas lain Penghitungan persentase varietas lain (CVL) dengan rumus: Jumlah (CVL) X 100% ------------------------------------Jumlah umbi yang diperiksa 3) Kerusakan mekanis Dilakukan pemeriksaan dan penghitungan terhadap kerusakan umbi oleh mekanis, serangga atau binatang kecil lainnya, bersamaan dengan pemeriksaan lainnya. umbi yang kerusakannyadangkal dimana ukuran rusak paling besar seukuran kuku jempol tidak dihitung sebagai kerusakan. Penghitungan persentase dengan rumus: Jumlah umbi rusak mekanis, serangga atau binatang kecil lainnya X 100% ------------------------------------Jumlah umbi yang diperiksa 5. Laporan Hasil Pemeriksaan Pertanaman a) hasil pemeriksaan dicatat dalam formulir sementara hasil pemeriksaan pertanaman, kemudian disusulkan hasil pemeriksaan dari instansi (formulir/borang model SK 06) b) Keputusan hasil pemeriksaan disampaikan secara lisan kepada produsen c) Apabila hasil pemeriksaan pertanaman tidak lulus, supaya disampaikan alasannya langsung kepada produsen d) Dalam hal pemeriksaan lapangan tidak lulus produsen dapat mengajukan permohonan pemeriksaan ulang dengan syarat produsen mampu memperbaikinya.Pemeriksaan ulang hanya boleh dilaksanakan satu kali dan dilaksanakan dalam tempo tidal lebih dari satu minggu setelah pemeriksaan sebelumnya. e) Apabila hasil pemeriksaan ulang tidak memenuhi syarat maka tidak dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya f) Sampel untuk analisa dan identifikasi di laboratorium, Apabila pengawas benih dalam memeriksa umbi memerlukan sampel untuk menganalisa atau mengidentifikasi hama atau penyakit, dilakukan pengambilan sampel berdasarkan kebutuhan minimum, dengan persetujuan produsen.Namun demikian keputusan hasil pemeriksaan umbi tidak ditunda bila harus menunggu hasil identifikasi atau analisa laboratorium. g) Untuk kegiatan monitoring generasi berikutnya,dengan persetujuan produsen dilakukan pengmbilan sampel umbi beberapa knol (100-150 knol), hasil monitoring akan diinformasikan kepada produsen.
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
119
PDF Compressor Pro
6. Sertifikasi a. Penerbitan sertifikat 1) Sertifikat benih diterbitkan oleh kepala instansiuntuk setiap kelompok benih yang telah lulus pemeriksan lapang dan pemeriksaan umbi di gudang. Sertifikat menggunakan formulir/borang model SK 09. 2) Sertifikat dikirimkan kepada produsen bersangkutan dan tidak untuk diedarkan 3) Kelompok benih yang tidak memenuhi persyaratan sesuai dengan kelas yang dimohonkan tetapi memenuhi persyaratan sesuai dengan kelas benih di bawahnya diberikan sertifikat benih sesuai dengan persyaratan kelas benih yang dicapai. b. Pembatalan sertifikat Sertifikat benih dapat dibatalkan apabila kelompok benih : 1) Tidak sesuai dengan kondisi awal ; dan/atau 2) Berpindah tempat tanpa sepengetahuan instansi. 7. Pelabelan a) Umum 1) Benih yang diedarkan wajib diberi label 2) Kesesuaian label dengan kebenaran mutu benih dalam kemasan yang diberi label menjadi tanggung jawab produsen 3) Syarat pemberian label : kelompok benih lulus sertifikasi (benih bersertifikat) 4) Bahan label yaitu kertas atau bahan lain yang kuat, tidak mudah robek atau luntur 5) Label ditulis dalam bahasa indonesia, mudah dilihat dan dibaca, serta tidak mudah rusak. b) Tata cara 1) Label untuk benih bentuk umbi minimal meliputi : - Nama dan alamat produsen : .................. - Jenis Tanaman : .................. - Varietas : .................. - Kelas benih : .................. - Volume kemasan : .................. - Tanggal panen : .................. - Tanggal pemeriksaan umbi : .................. - Logo dan nama instansi yang melegalisasi label : .................. 2) Warna label sesuai kelas benih - Putihuntuk Benih Dasar - Ungu muda untuk Benih Pokok - Biru muda untuk Benih Sebar 3) Spesifikasi label yang dicetak terpisah Bahan : kertas atau bahan lain yang kuat, tidak mudah robek atau luntur Bentuk : segi empat perbandingan lebar dengan panjang = 1 : (2-3) 4) Legalitas Label - Benih dalam kemasan yang sertifikasinya dilaksanakan oleh instansi, legalitas berupa nomor seri label dan stempel - Benih dalam kemasan yang sertifikasinya dilaksanakan oleh produsen yang telah memperoleh Sertifikat Sistem Mutu, legalitas berupa nomor seri label 5) Pemasangan label dilaksanakan oleh produsen 6) Pemasangan label yang sertifikasinya dilaksanakan oleh instansi harus disupervisi oleh pengawas benih tanaman.
120
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
HAMA DAN PENYAKIT PADA PERBENIHAN KENTANG Gejala Infeksi pada Tanaman Tanaman yang terserang tegak dan kaku, daun bagian bawah menggulung, warna daun lebih kuning dan kecil dibandingkan dengan daun yang normal/sehat, umumnya tanaman kerdil. Gejala infeksi pada umbi: tidak bisa atau sulit diidentifikasi secara visual Penularan dan Penyebaran PLRV ditularkan oleh serangga Aphid terutama spesies Myzuspersicae, sambungan/grafting, dan melaui ubi benih Kondisi lingkungan yang mendukung untuk perkembangan PLRV adalah temperatur sedang dan cuaca kering
POTATO VIRUS X (PVX) SANGAT PERLU MENGETAHUI GEJALA HAMA DAN PENYAKIT KENTANG.
ADA BEBERAPA HAMA
DAN PENYAKIT KENTANG YANG SERING KITA TEMUI, YAKNI;
POTATO LEAF ROLL VIRUS (PLRV) / VIRUS DAUN MENGGULUNG.
Pada beberapa varietas sering tidak bergejala atau hanya mosaik lemah tergantung. Pada beberapa varietas kentang menunjukkan gejala mosaik, warna daun kusam dan mengkerut, pada daun tua yang menguning tampak urat daunnya tetap hijau. Penularan dan penyebaran PVX ditularkan melalui umbi benih, mudah menular dengan kontak mekanis (kontak antar tanaman, antar akar, antar tunas ubi, gigitan serangga dan alat mekanis) Kondisi lingkungan yang mendukung PVX : gejala dipertinggi dengan kondisi suhu rendah (16-200C) dan PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
121
PDF Compressor Pro
mungkin gejalanya masking pada suhu di atas 280C.
POTATO VIRUS Y (PVY) Daun kecil-kecil dan pinggirannya bergelombang, permukaan daun mosaik dan mengkerut, kadang-kadang daun lebih mengkilat. Penularan dan penyebaran PVY ditularkan melalui umbi benih dan serangga Aphid Kondisi suhu tinggi, gejala mosaik dan mengkerut semakin jelas. Tindakan pengendalian virus : Mengisolasi sumber infeksi Memilih lahan perbenihan terisolasi dari pertanaman yang menjadi sumber infeksi. Gunakan tanaman border untuk mencegah aphid sebagai vektor virus masuk keareal perbenihan Membersihkan tanaman voluntir di sekitar areal perbenihan Merouging setiap tanaman terinfeksi Mengendalikan Aphids sebagai vektor virus Menggunakan benih sehat, bebas virus
PENYAKIT LAYU BAKTERI Patogen penyebab: bakteri Ralstonia solanacearum Gejala pada tanaman terinfeksi Tanaman layu sebagian atau secara keseluruhan dengan bagian daun yang menguning dan akhirnya mati. Fenomena layu adalah seperti kekurangan air. Bila tanaman dicabut masih terasa kokoh karena sistem perakaran tidak terganggu. Gejala lainnya ialah adanya lendir putih susu (masa bakteri) yang keluar dari sekitar vaskuler pangkal batang ketika dipijit dengan kuat Gejala pada umbi terinfeksi Gejala umbi yang terinfeksi ditandai adanya lengketan tanah yang menempel pada ujung
122
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
stolon atau bagian mata umbi, terutama tampak jelas pada saat panen. Tanah lengket karena lendir bakteri. Bila umbi tersebut dibelah tampak diskolorasi berwarna coklat tua disekeliling vaskuler, dengan sedikit tekanan oleh kedua jari tangan akan keluar dari sekitar vaskuler lendir berwarna putih keabu-abuan Penularan dan penyebaran Bakteri layu ditularkan melalui tanah (soil borne patogen) dan alat-alat kultur teknis sebagai penularan pasif Tindakan pengendalian
Merotasi lahan yang akan digunakan areal perbenihan, sediktnya tiga musim tanaman Melaksanakan bera olah, yaitu membiarkan lahan kosong tidak ditanami tetapi diolah bersih
dan dibalikkan agar bongkahan tanah terkena sinar matahari
Sortir umbi yang bergejala mulai saat panen di lapangan sehingga tidak terbawa ke gudang Membersihkan/rouging tanaman terinfeksi di lapangan, buang dan bakar atau kubur pada
lubang yang dalam
PENYAKIT BUSUK LUNAK Patogen penyebab: bakteri Erwinia carotovora Gejala pada tanaman terinfeksi Pangkal batang tanaman lembek, busuk berlendir dan mengeluarkan aroma bau busuk yang khas, batang keropos. Secara keseluruhan tanaman terlihat serak/terbuka Gejala pada umbi terinfeksi Umbi yang terinfeksi menjadi busuk lunak bergranula. Gejala busuk tidak pada vaskulernya tergantung bagian yang diinfeksinya dan mengeluarkan aroma bau busuk yang khas. Tindakan pengendalian
Tanah diolah dengan memperhatikan aerasi dan drainase yang baik Lakukan panen dengan baik jangan sampai banyak ubi yang luka, dan ubi yang dipanen benar-
benar cukup umur/tua
Gudang tempat penyimpanan benih agar terjaga aerasinya dan tidak lembab serta upayakan
benih jangan banyak terjadi benturan yang membuat luka
PENYAKIT KUDIS (COMMON SCAB) Patogen penyebab: bakteri Streptomyces scabies Gejala pada tanaman terinfeksi Secara alamiah belum dilaporkan adanya gejala infeksi pada bagian tanaman di atas permukaan tanah. Gejala pada umbi terinfeksi Pada kulit permukaan umbi terdapat borok/kudis yang menonjol keluar, biasanya sirkuler dengan diameter 5-8 mmm. Gejala mula-mula hanya bercak kecil berupa pecahan seperti bintang, kemudian berkembang meluas dan berwarna gelap. Penyakit kudis ini banyak menyerang pada musim kering, suhu optimum 25-300C. Tindakan pengendalian
Rotasi tanaman akan sangat menekan perkembangan penyakit Hindarkan pengapuran yang dapat menaikan pH tanah Pelihara kelembaban tanah selama pembentukan ubi (usia antara 4-9 minggu) PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
123
PDF Compressor Pro
PENYAKIT BUSUK DAUN (LIGHT BLIGHT) Patogen penyebab: cendawan Phytophthora infestans Gejala pada Tanaman Terinfeksi Pada daun terdapat bercak-bercak berwarna coklat, kemudian bercak meluas hingga akhirnya daun menjadi busuk dan kering yang menggantung pada tangkainya. Biasanya dibawah permukaan daun yang bergejala terdapat serbuk putih yang mengandung banyak spora. Gejala infeksi terdapat pula pada bagian batang tanaman. Umbi kentang dalam tanah dapat pula terinfeksi P. infestans bila intensitas serangan tinggi dan kondisi lingkungan sangat menguntungkan seperti kelembaban dan curah hujan yang tinggi, spora yang ada pada daun turun terbawa air hujan melalui batang dan masuk ketanah kontak dengan permukan umbi. Umbi kentang yang terinfeksi permukaannya busuk violet, bila ubi dibelah vertikal tampak pingiran daging ubi busuk berwarna violet sampai kehitaman. Kondisi lingkungan basah dan banyak angin sangat menguntungkan untuk penyebaran spora. Suhu optimum 210C dengan kelembaban tinggi. Tindakan pengendalian Lakukan penyemprotan dengan fungisida yang direkomendasi untuk P. Infestans secara teratur, dari sejak awal pertumbuhan sebagai tindakan pencegahan. Upayakan selama aplikasi fungisida maksimum 4 kali menggunakan yang sistemik. Untuk menghindari timbulnya daya resistensi cendawan terhadap bahan aktif suatu fungisida, dianjurkan agar aplikasinya mengikuti strategi aplikasi alternasi (alternate aplication) yaitu : S-KK-K-S-K-K-S-K-K (S=fungisida sistemik; K=fungisida kontak). Mencegah terciptanya iklim mikro yang membuat sekitar rumpun tanaman lembab terutama pada kondisi basah (musim hujan) dengan penjarangan jarak tanam atau penggunaan mulsa, dan atau pemangkasan.
PENYAKIT LAYU CENDAWAN DAN BUSUK KERING PADA UBI (DRY-ROT) Patogen penyebab: cendawan Fusarium spp. Gejala pada tanaman Tanaman layu menguning yang berawal hanya sebagian daun dan tangkainya, tangkai daun merunduk dan menggantung pada batangnya, kemudian kering dan akhirnya lepas. Terjadi kerusakan pada bagian jaringan akar, stolon dan pangkal batang yang berwarna coklat. Gejala pada umbi terinfeksi Spesies Fusarium yang menyerang umbi menyebabkan gejala busuk kering. Gejala diawali dengan adanya bercak coklat kecil pada permukaan umbi, kemudian berkembang menjadi busuk cekung kering dan keriput. Pada bagian permukaan yang busuk sering tumbuh mselium putih yang banyak mengandung spora. Pada saat umbi dipanen tidak terlihat gejala infeksi, tetapi stelah dalam penyimpanan kurang lebih setelah 2 minggu, gejala mulai tampak dan penyakit terus berkembang selama dalam penyimpanan. Tunas umbi yang terserang tidak bisa tumbuh menjadi tanaman. Kondisi lingkungan Penyakit busuk kering berkembang dengan cepat pada kelembaban tinggi, suhu 15-200C. Pada kelembaban tinggi dan kurangnya oksigen di gudang akan diserang pula oleh bakteri Erwinia carotovora sehingga umbi menjadi busuk lunak dan basah mengeluarkan aroma bau busuk yang khas.
124
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
Tindakan Pengendalian
Jangan menggunakan/mena-
nam benih yang sudah terinfeksi
Umbi yang dipanen dan akan
disimpan digudang harus benarbenar dari tanaman yang jaringannya sudah mati Usahakan pada saat panen jangan sampai banyak luka pada umbi, karena perkembangan busuk kering dirangsang oleh adanya luka Ciptakan kondisi gudang tidak lembab, ventilasi dan aerasi yang baik selama umbi dalam penyimpanan Perlakuan benih dengan penyemprotan atau perendaman beberapa detik dengan larutan fungisida atau dibedaki dengan 7-8% fungisida tepung sebelum penyimpanan di gudang Jangan banyak menggeser atau memindahkan umbi di gudang sampai umbi siap untuk ditanam
PENYAKIT KANKER/KUDIS LACK (BLACK SCURF) Patogen penyebab : cendawan Rhizoctonia solani Gejala pada tanaman Tanaman tegak, kerdil dan roset pada bagian pucuk, daun pada bagian atas (pucuk) menggulung kearah dalam seperti telinga anjing dengan pingir/tepi daun berwarna ungu. Internodia batang lebih pendek, nekrosis pad pangkal akar, stolonnya busuk coklat tua sampai hitam, dan sering timbul ubi-ubi kecil pada batang di atas permukaan tanah (aerial tubers). Gejala pada umbi terinfeksi Umbi yang terinfeksi bentuknya kadang-kadang tidak beraturan (deformasi) dan pada permukaan ubi melekat kuat skletoria dari Rhizoctonia berupa noda-noda berwarna coklat tua sampai hitam yang sulit lepas meskipun dicuci. Penularan dan penyebaran Rhizoctonia solani merupakan soil borne patogen dan sering terjadi pada areal dataran tinggi dengan suhu tanah rendah. Penyebaran efektif melalui benih yang terineksi Tindakan pengendalian Pengendalian yang efektif sulit dilakukan, perlakuan benih (seed treatment) tidak akan efektif untuk areal yang terinfestasi berat Namun dapat dilakukan mengkombinasikan benih sehat bebas Rhizoctonia dengan perlakuan benih menggunakan fungisida sistemik seperti benomyl, thiabendazole atau carboxin Perlakuan tanah dalam skala kecil dengan benomyl dapat mereduksi inokulum dalam tanah
NEMATODA BINTIL AKAR (ROOT KNOT NEMATODE) Patogen penyebab: nematoda Meloidogyne spp. Gejala pada tanaman Gejala pada tanaman di atas permukaan tanah tidak spesifik tergantung kepadatan populasi nematoda dalam tanah, namun secara umum tanaman menjadi kerdil dan menguning serta cenderung layu pada cuaca panas. Daun yang menguning akhirnya kering danjatuh PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
125
PDF Compressor Pro
Gejala pada umbi terinfeksi Pada permukaan umbi tumbuh bintil-bintil seperti jerawat yang letaknya lebih banyak disekitar lekukan calon mata tunas. Dalam jerawat/bintil bila dibedah terdapat Meloidogyne betina bentuk seperti buah pear. Jerawat-jerawat tersebut akan pecah dan menimbulkan bekas berupa kawah-kawah kecil sehingga tampak seperti kulit yang mengelupas Kondisi lingkungan Kondisi tanah bertekstur pasir dan kebasah-basahan (kapasiti air lapang) dan suhu tanah 25280C meningkatkan kecepatan siklus hidup dan pergerakan nematoda dalam tanah Tindakan pengendalian
Rotasi tanaman dengan bukan tanaman inang Meloidogyne spp. Meskipun Meloidogyne
mempunyai kisaran inang luas, jagung dan kubis cukup baik sebagai tanaman rotasi
Mengosongkan lahan dengan diolah bersih Aplikasi nematisida seperti dengan carbofuran dengan dosis sesuai anjuran bersamaan pada
saat tanam. Aplikasi kedua sangat dianjurkan yaitu pada saat pengguludan pertama
Menggunakan benih sehat bebas dari infeksi nematoda bintil akar
NEMATODA SISTA KENTANG (GOLDEN NEMATODE) Patogen penyebab: nematoda Globodera rostochiensis Gejala pada tanaman Gejala pada tanaman akan tampak pada tingkat populasi tertentu NSK didalam tanah, jika populasi NSK dalam tanah rendah gejala sulit dibedalan dengan gejala fisiologi lainnya. Gejala serakan NSK tanaman kerdil, menguning keemasan yang berbeda dengan menguning layu fusarium, daun yang menguning sebagian menjadi kering, tanaman cenderung layu pada tengah hari. Bila tanaman dicabut akar sekunder putus-putus dan tampak pada sebagian perakaran sejumlah NSK pada permukaan akar bentuk bulat (diameter 0,4-0,5 mm) warna kuning emas sampai coklat. Tanaman yang terserang ubinya sedikit dan kecil, stolon pendek sehingga ubi seperti nempel/lengket pada pangkal akar. Pada tanah sekitar perakaran banyak ditemukan sista yang lepas dari perakaran Gejala pada umbi Pada umbi tidak tampak gejala, bila tingkat populasi NSK tinggi atau intensitas serangannya berat, NSK dapat terbawa benih ikut pada kotoran/tanah yang melekat pada permukaan umbi atau berada pada lekukan mata umbi Penularan dan penyebaran NSK menular secara pasif, yaitu melalui ubi benih, tanah yang terbawa oleh alat-alat pertanian, kendaraan, sepatu dan angin Kondisi lingkungan Kondisi optimum untuk perkembangan dan survive NSK sama dengan kondisi optimum untuk budidaya kentang. NSk menghendaki suhu tanah dingin. Pada suhu tanah 100C dan kelembaban antara 50-75% larva NSK akan aktif dan serangan maksimum pada akar terjadi pada suhu 160C. Perkembangan NSK sangat dipengaruhi oleh senyawa kimia yang dikeluarkan oleh akar (eksudat akar) inang yang baik. Pada kondisi stres seperti tanah kering dan suhu ekstrim NSK dapat bertahan dengan membentuk sista. NSK dalam bentuk sista dapat bertahan 15-20 tahun tanpa inang. Bila ada tanaman inang kembali maka telur dalam sista akan terangsang oleh eksudat akar untuk menetas dan keluar larva (J2) yang infektif menyerang akar Tindakan pengendalian Belum ada sistim atau cara pengendalian yang direkomendasikan efektif untuk NSK, semua
126
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
cara pengendalian masih diasumsikan dengan cara pengendalian untuk nematoda bintil akar.
PENGGEREK UMBI (PHTHORIMAE OPERCULELLA) Gejala kerusakan di lapangan Hama penggerek ini menyerang tanaman kentang dengan cara menggerek permukaan daun dan memakannya serta membuat alur-alur pada tulang daun. Kerusakan tanaman hanya diakibatkan oleh larvanya yang menyebab hilangnya jaringan daun, matinya titik tumbuh, lemah dan rapuhnya batang. Gejala khas adalah adanya lipatan kecil dan kering pada permukaan daun berwarna coklat, sering disertai serat-serat seperti benang yang didalamnya terdapat larva. Gejala kerusakan pada umbi Permukaan ubi tidak beraturan dan berlubang atau tampak larikan-larikan akibat adanya terowongan/lorong dibawah permukan ubi akibat larva menggerek bagian dalam ubi. Sering disertai adanya kotoran berwarna coklat tua yang dikeluarkan larva pada permukaan ubi Kondisi lingkungan Hama penggerek ini berkembang pada musim kemarau, suhu panas, dan hama tidak berkembang di daerah beriklim dingin dengan suhu dibawah 100C. Tindakan pengendalian
Rotasi tanaman dengan menggunakan tanaman yang buakan inang hama penggerek Pengguludan yang baik agar ubi tertutup, karena ubi yang muncul keluar akan merangsang
ngengat (penggerek dewasa) untuk datang dan bertelur pada permukaan ubi
Aplikasi insektisida yang direkomendasi di lapangan, dan pencelupan ubi dengan larutan
insektisida sistemik sebelum ubi disimpan atau ubi diberi perlakuan/diselimuti insektisida tepung sebagai tindakan pencegahan Sanitasi gudang dengan membersihkan gudang dari sampah atrau barang-barang bekas yang kemungkinan dipakai sarang oleh ngengat
APHIDS (KUTU DAUN) Kerusakan di lapangan Serangga ini lebih dikenal sebagai vektor (penular) virus dibanding sebagai hama. Ukurannya kecil 1,8-2,3 mm, ada yang bersayap dan ada yang tidak bersayap. Aphid berwarna hijau muda atau hijau kekuning-kuningan. Hidupnya sering berkoloni dan tinggal di balik daun kentang. Serangan langsung dari Aphids menyebabkan daun menjadi keriput, pertumbuhan menjadi terhambat karena cairan sel dihisap. Serangan hebat daun menjadi gugur Gejala pada umbi, belum ada laporan adanya ubi terinfeksi Aphid, hanya dilaporkan Aphids dapat menularkan PLRV di antara ubi selama penyimpanan di gudang. Tindakan pengendalian
Membuat border dengan tanaman yang habitusnya lebih tinggi dari tanaman kentang untuk
menghidarkan masuknya Aphids yang membawa virus dari sekitarnya ke areal perbenihan
Penyemprotan dengan akarisida atau insektisida yang direkomendasikan untuk Aphids
THRIPS (BERENG) Gejala kerusakan pada tanaman Permukan daun keriput disertai ada spot/bintik kuning bekas tusukan, daun seperti mosaik, kaku dan menebal. Dibawah permukaan daun tampak warna keperakan, dan biasanya Thrips ada disana berbentuk tongkat kecil halus berwarna coklat yang bergerak sangat lincah. Serangan berat pada daun kentang muda menampakan mosaik, dan pada tanaman sudah tua daun PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
127
PDF Compressor Pro
menggulung, tanaman menjadi kerdil dan tidak produktif Tindakan pengendalian Penyemprotan dengan insektisida yang direkomendasikan, aplikasi harus sejak daun mulai keluar
LALAT PENGGOROK DAUN (LIRIOMYZA HUIDOBRENSIS) Gejala kerusakan pada tanaman Kerusakan disebabkan oleh lalat dewasa dan larvanya Kerusakan oleh lalat dewasa: daun berlubang-lubang kecil karena lalat makan dengan cara melubangi jaringan pada permukaan daun dengan alat peletak telur (ovipositor) dan memakan cairan tanaman yang keluar dari daun. Jumlah lubang yang disebabkan oleh lalat dewasa betina untuk makan dan meletakan telur tergantung pada tinggi rendahnya suhu Kerusakan oleh larva: larva menggorok kedalam epidermis daun dan tulang daun sehingga pada permukaan daun tampak larikan yang berkelo-kelok seperti lukisan berwarna putih, daun menjadi kering dan akhirnya mati. Larva bisa ditemukan di dalam jaringan tulang daun yang terserang.
128
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
BENIH BERMUTU KUNCI KEBERHASILAN
BENIH BERMUTU MERUPAKAN SALAH SATU KOMPONEN DALAM BUDIDAYA TANAMAN YANG TIDAK DAPAT DIGANTIKAN DENGAN YANG LAIN.
PENGGUNAAN BENIH
YANG BERMUTU MERUPAKAN SALAH SATU KUNCI KEBERHASILAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS.
MUTU BENIH
TERDIRI DARI ASPEK KEBENARAN VARIETAS, MUTU FISIK, MUTU FISIOLOGIS, DAN STATUS KESEHATANNYA.
Mengingat bahwa sampai saat ini masih banyak petani yang menggunakan benih yang dibuat sendiri, tanpa diketahui asal usulnya dan digunakan berulang-ulang, maka tentunya mutu benih tersebut semakin lama semakin menurun mutunya sehingga kemungkinan besar tidak dapat memberikan hasil yang memuaskan. Oleh karena itu perlu ada pemasyarakatan benih bermutu untuk memberikan pemahaman pada petani manfaat penggunaan benih dengan mutu yang terjamin yang diharapkan dapat meningkatkan produksi/produktivitas. Pemasyarakatan benih bermutu dilakukan melalui penyediaan/fasilitasi benih bermutu untuk didistribusikan kepada masyarakat dengan melakukan pembinaan dan atau demplot, penyebarluasan pengenalan varietas baru melalui leaflet, pameran atau media massa lainnya. Fasilitasi benih bermutu ditujukan untuk : 1). Masyarakat (petani), 2). Mendukung program Peningkatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan khusus untuk benih tanaman buah. 3). Organisasi wanita sesuai permintaan. Buku ini adalah himpunan dari kegiatan pengembangan perbenihan di Sumbar yang diharapkan dapat menjadi pedoman bagi kita dalam upaya peningkatan penggunaan benih bermutu hortikultura dalam mendukung pengembangan hortikultura, serta meningkatnya pengetahuan petugas dan penangkar benih bermutu hortikultura. PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
129
PDF Compressor Pro
Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan penggunaan benih bermutu kepada masyarakat. Sasarannya: Meningkatnya permintaan benih bermutu di masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan di UPTD BBI TPPH Propinsi Sumbar dan kabupaten/kota Pelaksana P2KP. Dari kegiatan ini beroutput pemasyarakatan benih bermutu.Pelaksana kegiatan adalah UPTD Balai Benih Induk Tanaman Padi, Palawija dan Hortikultura Propinsi Sumatera Barat .Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah petani/pelaku usaha hortikultura. Pembiayaan bersumber dari Anggaran Direktorat Jenderal Hortikultura dan dialokasikan pada Balai Benih Hortikultura di Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Barat melalui dana Dekosentrasi pada Satker Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Barat (04) TA. 2013. Metode yang dilaksanakan adalah menggunakan bimbingan atau pembinaan dan koordinasi. Tahapan pelaksanaan kegiatannya adalah sebagai berikut : Penyediaan Benih Bermutu Hortikultura untuk Petani/Masyarakat berupa pembelian saprodi untuk jambore varietas, Fasilitasi benih bermutu mendukung desa melalui P2KP dan Fasilitasi benih bermutu untuk mendukung kegiatan organisasi wanita. Penyediaan benih bermutu hortikultura untuk Petani/pelaku usaha hortikultura dilaksanakan melalui pengadaan dan pendistribusian benih hortikultura bermutu sebagai upaya peningkatan penggunaan benih bermutu dan mendukung kegiatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) dan organisasi wanita. Kegiatan pengadaan benih mendukung P2KP dari Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian berupa fasilitasi bantuan benih tanaman buah untuk pekarangan yang diserahkan kepada desa binaan P2KP tahun 2010 dan 2011. Sedangkan untuk pengalokasian fasilitasi benih untuk mendukung organisasi wanita diserahkan kepada organisasi wanita sesuai dengan permintaan yang dikaitkan dengan Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara (GPTP) dan organisasi masyarakat lainnya. Mdiharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan penggunaan benih bermutu di kawasan hortikultura dan meningkatnya keseragaman varietas tanaman dalam kawasan hortikultura yang tentu saja akan memberi pengaruh pada peningkatan produksi dan mutu produk hortikultura.
130
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
Jambore Varietas Sukses PEMASYARAKATAN BENIH BERMUTU Komoditas yang ditanam antara lain Cabe kopay, Cabe Gero, Cabe Lotambar, Buncis Pena, Buncis Raesanda, Terung Padang, Bingkuang Padang, Wortel Taluak, Wortel Simanis, Tomat, Semangka, Melon, Paria, Jagung Manis, Sawi, Terong, Kacang Panjang, Oyong, Kol Bunga, Labu Kabocha, Bawang Merah, Bayam, Kangkung, Pepaya dan Labu Air.
KEGIATAN JAMBORE VARIETAS SUDAH DILAKSANAKAN PADA
30 OKTOBER SAMPAI DENGAN TANGGAL 3 NOVEMBER 2013 BERSAMAAN DENGAN PERINGATAN HARI PANGAN SEDUNIA DI KOMPLEK TVRI SUMATERA BARAT. TANGGAL
Fasilitasi Benih Bermutu Untuk mendukung kegiatan Organisasi Wanita. Benih yang telah disalurkan untuk mendukung kegiatan organisasi wanita adalah : Bibit jeruk 2.900 batang Bibit sirsak 1.380 batang Bibit manggis 775 batang Bibit durian 100 batang Bibit lengkeng 320 batang Bibit matoa 600 batang Organisasi wanita yang telah dibantu antara lain PKK Propinsi Sumatera Barat, PKK kabupaten 50 Kota, PKK kabupaten Solok, PKK kota Padang Panjang, kota Solok dan organisasi wanita lainnya Fasilitasi benih bermutu mendukung desa melalui P2KP Kegiatan Fasilitasi benih bermutu mendukung desa melalui P2KP dilaksanakan di : Kabupaten Lima Puluh Kota 1.000 btg PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
131
PDF Compressor Pro
Kabupaten Pesisir Selatan 7.000 btg Kabupaten Agam 4.000 btg Kabupaten Padang Pariaman 3.000 btg Kabupaten Sijunjung 1.000 btg Kota Padang 3.000 btg Bibit yang diberikan adalah bibit Sukun sebanyak 19.000 batang Organisasi wanita yang telah dibantu antara lain PKK Propinsi, PKK kabupaten 50 Kota, PKK kabupaten Solok, PKK kota Padang Panjang, kota Solok dan organisasi wanita lainnya. Kegiatan Fasilitasi benih bermutu mendukung desa melalui P2KP dilaksanakan di : Kabupaten Lima Puluh Kota 1.000 btg Kabupaten Pesisir Selatan 7.000 btg Kabupaten Agam 4.000 btg Kabupaten Padang Pariaman 3.000 btg Kabupaten Sijunjung 1.000 btg Kota Padang 3.000 btg Bibit yang diberikan adalah bibit Sukun sebanyak 19.000 batang Kegiatan pemasyarakatan benih bermutu dimasa yang akan datang agar tetap dilanjutkan dengan pemberian bantuan bibit buah-buahan, sayuran dan tanaman hias karena permintaan benih dari petani sayur dan tanaman hias juga cukup tinggi, disamping bantuan bibit buah untuk organisasi masyarakat dan organisasi wanita.
132
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
KETERSEDIAAN BENIH TANAMAN OBAT
DENGAN DITETAPKANNYA KOMODITAS OBAT SEBAGAI SALAH SATU KOMODITAS UNGGULAN NASIONAL MAKA PENGEMBANGANNYA PERLU MENDAPAT PERHATIAN. KOMODITAS TANAMAN OBAT (RIMPANG DAN NON RIMPANG) LAYAK UNTUK DIKEMBANGKAN MENGINGAT SEMAKIN DIPERLUKAN KEBERADAANNYA SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI JAMU, KOSMETIKA, MINUMAN DAN MAKANAN SUPLEMEN.
Salah satu faktor penting dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi tanaman obat adalah penggunaan benih bermutu. Saat ini ketersediaan benih bermutu komoditas tanaman obat yang beredar di petani pengguna benih masih sangat terbatas. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan kapasitas penangkar benih tanaman obat bermutu perlu terus dilaksanakan pembinaan perbenihan tanaman obat. Tujuan kegiatan ini adalah untuk Meningkatkan ketersediaan benih tanaman obat varietas unggul yang bermutu guna meningkatkan daya saing produksi tanaman obat. Sasaran yang diharapkan adalah meningkatnya ketersediaan benih tanaman obat varietas unggul yang bermutu dalam rangka peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman obat. Target kegiatan ini adalah tersedianya benih tanaman obat bermutu sebanyak 2.675 kg. Dengan demikian diharapkan meningkatnya ketersediaan benih tanaman obat bermutu didaerah sentra kawasan sentra pengembangan. Meningkatnya luasan pertanaman obat bermutu di daerah sentra pengembangan. Meningkatnya penggunaan benih tanaman obat bermutu. Sehingga akan memberi dampak meningkatnya produksi dan mutu produk hortikultura. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Benih Induk Kinali dengan penanggungjawab Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Sumatera Barat Metode yang dilaksanakan adalah melalui bimbingan PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
133
PDF Compressor Pro
atau pembinaan, koordinasi maupun apresiasi, pemantapan, serta pengadaan benih sumber. Pengadaan benih sumber harus dari varietas unggul yang telah dilepas/didaftar oleh Menteri Pertanian sesuai dengan kelasnya dan berasal dari penangkar binaan setempat, kecuali tidak tersedia. Untuk kelas Benih Dasar harus berlabel putih, Benih Pokok berlabel ungu, dan perbanyakan benih berlabel biru. Dalam mengkoordinasi ketersediaan benih tanaman obat melibatkan Kabid Hortikultura Provinsi dan Kabupaten, BPSB, BPTP dan instansi terkait lainnya. Kegiatan Perbanyakan Benih Tanaman Obat dilaksanakan di Balai Benih Induk Kinali Kabupaten Pasaman Barat. Komoditi tanaman obat yang ditanam di Balai Benih Induk Kinali adalah Kunyit varietas Turina dan Temu Lawak. Kunyit sudah dipanen dengan jumlah produksi 2.600 kg . Sedangkan Temu Lawak saat ini kondisinya masih dalam pertanaman. Kegiatan Pembinaan Penangkar Benih Tanaman Obat dilaksanakan dikabupaten/kota yang merupakan daerah sentra produksi tanaman obat. Daerah sentra tanaman kunyit terdapat di Payo Kelurahan Tanah Garam Kota Solok. Varietas kunyit yang ditanam didaerah ini umumnya masih merupakan varietas local.Daerah sentra tanaman jahe terdapat di Nagari Gantung Ciri Kecamatan Kubung Kabupaten Solok. Kegiatan Monitoring/Evaluasi Benih Tanaman Obat dilaksanakan di lokasi perbanyakan benih tanaman obat yakni Balai Benih Induk Kinali yang melaksanakan pertanaman Kunyit dan Temu Lawak. Kegiatan Perbanyakan Benih Tanaman Obat merupakan kegiatan yang baru bagi Balai Benih Induk Kinali sehingga petugas yang mengelola pertanaman obat ini belum menguasai sepenuhnya pengelolaan tanaman obat. Namun demikian petugas sudah dibekali dengan buku petunjuk teknis Budidaya Tanaman Obat.
134
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
KETERSEDIAAN BENIH TANAMAN SAYUR
POTENSI HASIL SUATU VARIETAS UNGGUL SALAH SATUNYA DITENTUKAN OLEH KUALITAS BENIH YANG DIGUNAKAN.
UNTUK
MENGHASLKAN PRODUK HORTIKULTURA YANG BERMUTU PRIMA DIBUTUHKAN BENIH BERMUTU TINGGI, YAITU BENIH YANG MAMPU MENGEKSPRESIKAN SIFAT-SIFAT UNGGUL DARI VARIETAS YANG DIWAKILINYA.
Ketersediaan benih bermutu hortikultura produksi dalam negeri belum mencukupi kebutuhan. Untuk benih tanaman sayuran bentuk biji, ketersediaan secara nasional adalah sebesar 63 % dari kebutuhan. Untuk benih-benih yang tidak bisa diproduksi di Indonesia, karena perbedaan iklim, seperti kelompok Brassica (kubis-kubisan) masih didatangkan dari luar negeri. Untuk benih sayuran bentuk umbi (kentang dan bawang merah) baru tersedia 17 % dari kebutuhan. Mengingat pentingnya arti benih maka diperlukan upaya untuk meningkatkan produksi, memperbaiki mutu, memperbaiki distribusi, meningkatkan pengawasan peredaran dan meningkatkan penggunaan benih bermutu dalam agribisnis hortikultura. Pemberlakuan otonomi daerah berdasarkan UU No. 22 tahun 1999, jo No, 32 tahun 2004 dan PP No. 25 tahun 2000 telah memberikan konsekuensi pemerintah dalam hal pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah. Dibidang pertanian, kewenangan pengelolaan perbenihan tanaman sebahagian besar telah diserahkan kepada daerah. Kewenangan yang menyangkut penyediaan dan pelayanan benih bermutu untuk kepentingan lintas kabupaten/kota di dalam wilayah suatu Provinsi dilaksanakan oleh Provinsi. Kegiatan ini meningkatkan ketersediaan benih tanaman sayuran bermutu dari varietas unggul guna meningkatkan produksi dan mutu produk dan meningkatkan ketersediaan benih bermutu sayuran dalam mendukung peningkatan produksi, produktivitas. PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
135
PDF Compressor Pro
Dengan tersedianya benih tanaman sayur bermutu sebanyak 39.317 kg tentulah akan dapat meningkatkan ketersediaan benih tanaman sayur bermutu di daerah sentra pengembangan. Manfaat dari kegiatan ini adalah meningkatnya luasan pertanaman sayur bermutu di daerah sentra pengembangan dan meningkatnya penggunaan benih tanaman sayur bermutu Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Benih Induk Alahan Panjang dengan penanggungjawab Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Sumatera Barat. Metode yang dilaksanakan adalah melalui bimbingan atau pembinaan, koordinasi maupun apresiasi, pemantapan, serta pengadaan benih sumber. Pengadaan benih sumber harus dari varietas unggul yang telah dilepas/ didaftar oleh Menteri Pertanian sesuai dengan kelasnya dan berasal dari penangkar binaan setempat, kecuali tidak tersedia. Untuk kelas Benih Dasar harus berlabel putih, Benih Pokok berlabel ungu, dan perbanyakan benih berlabel biru. Tahapan pelaksanaan kegiatannya adalah sebagai berikut : Koordinasi Ketersediaan Benih Sayur, dilakukan melalui pertemuan dengan melibatkan petugas dan penangkar benih sayuran dari kabupaten/kota sentra produksi sayuran seperti kabupaten Solok, Agam dan Tanah Datar. Lokasi perbanyakan benih dilaksanakan di Balai Benih Induk Alahan Panjang. Perbanyakan yang dilaksanakan terdiri dari 3 kelas benih yaitu perbanyakan benih kentang G0, G1, dan G2. Perbanyakan Benih ( Penyediaan Benih Sumber, Produksi benih sebar, pemeliharaan benih sumber/PIT/Koleksi Plasma Nutfah) Plantlet kentang 1.000 botol sudah ditanam dan menghasilkan 8.330 knol benih kentang G0. Perbanyakan Benih Kentang G0 sudah ditanam pada tanggal 12 Juli 2013 dan menghasilkan benih kentang G1 sebanyak 30.000 knol. Perbanyakan Benih Kentang G1 varietas Granola sebanyak 10.000 knol sudah ditanam pada tanggal 10 Juni 2013 dan menghasilkan benih kentang G2 sebanyak 873 kg. Perbanyakan Benih Kentang G2 varietas Granola sebanyak 6.000 kg sudah ditanam pada bulan April dan Mei 2013. Hasil produksi benih G3 sebanyak 14.247 kg Pembinaan Penangkar Kegiatan Pembinaan Penangkar Benih Sayuran dilaksanakan di kabupaten yang merupakan sentra produksi sayuran. Kabupaten Solok merupakan daerah sentra produksi kentang yang memiliki beberapa kelompok tani yang merupakan penangkar benih kentang yang telah memperbanyak benih kentang granola antara lain : KABUPATEN SOLOK 1. Kelompok Tani Orida Erba Ketua : Baharmis 2. Kelompok Tani Kembali Jaya Ketua : Mardalis 3. Kelompok Tani Saiyo Ketua : Bakhtiar 5. Kelompok Tani Perungga Ketua : Arisman 6. Kelompok Tani Sinar Pagi Ketua : Dasni 7. Kelompok Tani Bendang Saiyo Ketua : Bujang 8. Kelompok Tani Tanjung Harapan Ketua : Arminawati 9. Keltan Aneka Usaha II Galagah Ketua : Nofi 10. Kelompok Tani Tunas Madani Ketua : Usman Efendi 11 Kelompok Tani Mekar Jaya Ketua : Febri Erizon
136
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PDF Compressor Pro
12. Kelompok Tani Harapan Makmur Ketua : Maimun KABUPATEN AGAM 1. Kelompok Tani Sinar Singgalang Ketua : Fauzi St. Sari Alam 2. Kelompok Tani Kubu Subarang Ketua : M. Nasir 3 Kelompok Tani Pelangi Desa Ketua : Ardiem 4 Kelompok Tani Alam Lestari Ketua : Arben Syahputra 5 Kelompok Tani Tunas Budaya Ketua : Desri Purbaya 6. Kelompok Tani Bukit Lintang Ketua : Dasnil Kegiatan ketersediaan benih tanaman sayur ini bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan benih tanaman sayuran bermutu dari varietas unggul guna meningkatkan produksi dan mutu produk, sekaligus memberi petunjuk kepada masyarakat petani tentang teknik perbanyakan benih sayur dalam hal ini benih kentang. Selain itu juga dapat memotivasi petani untuk menjadi penangkar kentang. Plantlet kentang 1.000 botol sudah ditanam dan menghasilkan 8.330 knol benih kentang G0. Perbanyakan Benih Kentang G0 sudah ditanam pada tanggal 12 Juli 2013 dan menghasilkan benih kentang G1 sebanyak 30.000 knol. Perbanyakan Benih Kentang G1 varietas Granola sebanyak 10.000 knol sudah ditanam pada tanggal 10 Juni 2013 dan menghasilkan benih kentang G2 sebanyak 873 kg. Perbanyakan Benih Kentang G2 varietas Granola sebanyak 6.000 kg sudah ditanam pada bulan April dan Mei 2013. Hasil produksi benih G3 sebanyak 14.247 kg Dalam upaya pengembangan tanaman kentang masih terkendala dengan ketersediaan benih kentang bermutu dan berkualitas. Untuk itu perlu pembenahan institusi perbenihan yang ada, baik dari segi sarana maupun prasarana yang diperlukan serta sumber daya manusia yang mengelolanya. Sarana yang diperlukan antara lain steam boiler untuk mensterilkan media tanam kentang di Screen A, gudang prosesing benih, gudang pupuk dan rehab gudang benih.
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
137
PDF Compressor Pro