MENINGKATKAN MINAT DAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH Umairoh Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan keaktifan belajar siswa melalui model pembelajaran make a match kelas VIII E SMP Muhammadiyah 2 Kebumen Tahun Pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah PTK. Instrumen penelitian ini adalah lembar observasi minat, lembar observasi keaktifan dan soal tes. Analisis data dalam penelitian ini dengan menggunakan persentase dan rerata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat dan keaktifan belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan persentase minat belajar siswa dilihat dari hasil observasi siklus I yaitu 64,92% menjadi 79,02% pada siklus II dan keaktifan belajar siswa yang mengalami peningkatan dari 62,47% menjadi 76,34% padasiklus II. Nilai rata˗rata awal 54,41 dengan persentase ketuntasan 20,51% menjadi 65,18 dengan persentase ketuntasan 35,90% pada siklus I dan meningkat menjadi 76,72 dengan persentase ketuntasan 71,79% pada siklus II. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran make a match, minat dan keaktifan belajar matematika siswa mengalami peningkatan.
Kata kunci: minat, keaktifan belajar, make a match PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu pelajaran yang ada di setiap sekolah pendidikan dan memberikan bekal kepada setiap siswa untuk menerapkan pengetahuan matematika. Belajar matematika akan membentuk siswa yang aktif mampu bernalar secara kritis, dengan memahami ilmu matematika yang diperoleh dan siswa
mampu
menerapkannya
maka
ilmu
tersebut
akan
dengan
mudah
dikembangkannya. Permasalahan di atas juga dialami oleh kelas VIII E. Dari hasil observasi menunjukkan bahwa metode yang digunakan dalam pembelajaran kurang dapat meningkatkan minat dan keaktifan belajar siswa. Kurangnya rasa minat dan keaktifan siswa untuk belajar matematika menimbulkan banyaknya siswa kurang mau mendengarkan atau memperhatikan dan siswa memilih aktivitas lain. Selain itu siswa juga masih cenderung pasif. Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa guru matematika di SMP Muhammadiyah 2 Kebumen kelas VIII terdapat beberapa informasi
Ekuivalen: Meningkatkan Minat dan Keaktifan Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Make A Match pada Siswa Kelas VIII E SMP Muhammadiyah 2 Kebumen Tahun Pelajaran 2015/2016.
83
pada proses pembelajaran matematika bahwa prestasi yang dicapai masih minimum. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rerata pada siswa kelas VIII E SMP Muhammadiyah 2 Kebumen dalam ulangan tengah semester ganjil yaitu 26, padahal Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan adalah 70. Djaali (2011: 121) menyatakan bahwa “minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”. Minat tersebut merupakan perasaan senang yang timbul dari hati nurani terhadap suatu objek, bidang atau aktivitas tanpa adanya pemaksaan. Menurut Faturrohman dan Sulistyorini (2012: 173) “belajar adalah suatu kegiatan yang menimbulkan suatu perubahan tingkah laku yang relative tetap dan perubahan itu dilakukan lewat kegiatan, atau usaha yang disegaja”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Aktif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 23) artinya giat bekerja, giat berusaha. Sedangkan arti kata keaktifan adalah kesibukan atau kegiatan. Jadi keaktifan belajar adalah kegiatan dan kesibukan siswa dalam kegiatan belajar mengajar disekolah maupun diluar sekolah yang menunjang keberhasilan belajar siswa. Hal ini terjadi karena ada factor kemungkinan dari guru atau siswa. Faktor guru pada umumnya guru dalam menyampaikan materi pelajaran masih menggunakan metode ceramah dan metode dalam pembelajaran matematika. Sedangkan factor dari siswa, umumnya siswa merasa kesulitan, belum sepenuhnya memahami materi yang telah disampaikan oleh guru. Selain itu faktor yang dapat mempengaruhi dari dalam diri siswa yaitu kurang adanya minat belajar dan cenderung pasif terhadap pelajaran matematika. Melihat kondisi yang ada terjadilah suatu gagasan untuk melakukan suatu penelitian guna mencari dan memberikan sebuah solusi dalam mengatasi masalah yang ada. Salah satu gagasan yang diperoleh model pembelajaran yang tepat yaitu model pembelajaran make a match. MenurutImam Hanafi, dkk (Universitas Tadulako, 2012), model pembelajaran kooperatif tipe make a match merupakanti pembelajaran yang meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam kelas yang proses pelaksanaanya siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau
84
Ekuivalen: Meningkatkan Minat dan Keaktifan Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Make A Match pada Siswa Kelas VIII E SMP Muhammadiyah 2 Kebumen Tahun Pelajaran 2015/2016.
topik dalam suasana yang menyenangkan. Huda (2013: 251) model pembelajaran make a match mempunyai tujuan yaitu: pendalaman materi, penggalian materi dan edutainment. Dengan menggunakan model pembelajaran make a match siswa diharapkan dapat mengikuti kegiatan pembelajaran secara aktif sehingga dapat meningkatkan minat belajar dan keaktifan belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah model pembelajaran make a match dapat meningkatkan minat dan keaktifan belajar matematika pada siswa kelas VIII E SMP Muhammadiyah 2 Kebumen.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Model PTK yang digunakan adalah model yang dikemukakan oleh Kemmis dan MC Taggart dalam Suharsimi Arikunto (2013: 131) penelitian tindakan terdiri dari atas empat tahap, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII E semester II SMP Muhammadiyah 2 Kebumen Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 39 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, catatan lapangan, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengolah data yang diperoleh selama proses penelitian padasiklus I dan siklus II dengan rerata dan persentase. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil observasi minat dan keaktifan belajar siklus I diperoleh bahwa siswa belum sepenuhnya memperhatikan penjelasan guru, siswa kurang mau memperhatikan presentasi temannya, Siswa masih belum memfokuskan perhatiannya dalam kegiatan pembelajaran, siswa masih malu-malu untuk presentasi didepan,siswa malu bertanya tentang apa yang mereka belum ketahui,siswa masih belum fokus dalam presentasi didepan.Hal ini terlihatpada saat pembagian kartu suasana kelas menjadi gaduh, banyak siswa yang ingin tahu isi kartu dan melihat kartu temannya yang sudah mendapatkan,pada saat mencari pasangan kartu suasana kelas kurang kondusif, beberapa siswa yang tidak langsung mencari,Kebanyakkan siswa masih canggung untuk maju presentasi didepan kelas. Selain itu, siswa dalam presentasi masih belum fokus, siswa yang pasangannya lawan jenis masih malu-malu untuk Ekuivalen: Meningkatkan Minat dan Keaktifan Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Make A Match pada Siswa Kelas VIII E SMP Muhammadiyah 2 Kebumen Tahun Pelajaran 2015/2016.
85
presentasi, sehingga beberapa siswa masih ada yang terlihat pasif.Dari hasil observasi bahwa minat dan keaktifan belajar siswa pada siklus I belum dikatakan baik.Terlihat pada persentase minatdan keaktifan belajar di siklus Iyaitumenunjukkan bahwa 14 siswamempunyaiminatdan keaktifan belajardalamkriteriabaikdengan angka 64,92% dan 62,47% dengan penghargaan kualitatif cukup dari hasil lembar observasi minat dan keaktifan belajar siswa.Dari hasilpembelajaran pada siklus I belum cukupkarena persentase ketuntasan dari hasil prestasi pembelajaranmatematika mencapai 35,90%.Prestasi belajar pada siklus I dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa pada siklus I belum dapat dikatakan baik, karena indikator keberhasilan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sekurang-kurangnya sejumlah 70% siswa dinyatakan tuntas belajar yaitu nilainya ≤ 70. Maka dari itu, perlu diadakan siklus II agar prestasi belajar mencapai indikator keberhasilan. Setelah melakukan siklus II dengan adanya suatu peraturan kelas sebagai hukuman, suasana kelas tidak gaduh lagi dan siswa lebih fokus dalam memperhatikan penjelasan
guru
dan
memperhatikan
presentasi
temannya
pada
saat
pembelajaran,dengan dibatasi ruang gerak yang lebih dekat maka suasana kelas lebih kondusif dalam pembelajaran tidak terlalu ramai serta siswa lebih mudah mencari pasangan kartunya waktu yang digunakan juga tidak banyak yang terbuang,siswa lebih aktif dan percaya diri untuk tampil didepan kelas, siswa pun mulai terbiasa bertanya kepada guru ataupun temannya tentang apa yang mereka belum ketahui atau belum paham.Dari hasil observasi bahwa minat dan keaktifan belajar siswa pada siklus II sudah baik. Terlihat pada persentase minatdan keaktifan belajar di siklus II yaitu menunjukkan bahwa 28 siswa mempunyai minat belajar criteria baik dengan angka 79,02% dan 76,34% dengan penghargaan kualitatif baik dari hasil lembar observasi minat dan keaktifan belajar siswa. Karena indikator yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sekurang-kurangnya 70% dari jumlah seluruh siswa mempunyai minat belajar dalam criteria baik dan sekurang-kurangnya 70% dari jumlah seluruh siswa mempunyai keaktifan belajar dalam criteria baik. Dari hasil pembelajaran pada siklus II sudah tuntas karena persentase ketuntasan dari hasil prestasi pembelajaran matematika mencapai 71,79%.
86
Ekuivalen: Meningkatkan Minat dan Keaktifan Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Make A Match pada Siswa Kelas VIII E SMP Muhammadiyah 2 Kebumen Tahun Pelajaran 2015/2016.
Berdasarkan datayang diperoleh dari hasil penelitian siklus II, bahwa pembelajaran sudah lebih baik dari pada siklus I. Meningkatnya minat dan keaktifan belajar siswa ditandai pada hasil lembar observasi minat dan keaktifan belajar.Dengan demikianbahwasiklus II sudah tuntaskarena indikatorkeberhasilan telah tercapai.
80 60 SIKLUS I
40 SIKLUS II
20 0 Minat
Kea kti fan
Gambar. Diagram Hasil Observasi Minat dan Keaktifan Belajar Siswa. Hal mendukung yang mungkin bias menghasilkan kesimpulan diatas adalah karena model pembelajaran make a match dapat meningkatkan minat dan keaktifan belajar matematika. Penerapan model pembelajaran make a match meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik, efektif sebagai sarana melatih kebenaran siswa untuk tampil prestasi. Sebelumnya penggunaan model pembelajaran make a match juga pernah dilakukan oleh Imam Hanafi, dkk. Berdasarkan hasil penelitian Imam Hanafi, dkk (2013) simpulan hasil penelitian bahwa penerapan model pembelajaran make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 2 Dataran Bulan pada pelajaran matematika materi penjumlahan pecahan biasa. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran make a match meningkatkan minat, keaktifan dan prestasi belajar. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan persentase lembar observasi minat belajar siswa pada siklus I yaitu 64,92% dengan criteria cukup dan persentase lembar observasi keaktifan belajar siswa yaitu 62,47% dengan kriteria cukup. Pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 79,02% dengan criteria baik untuk hasil observasi minat belajar siswa dan 76,34% dengan criteria baik untuk hasil observasi keaktifan belajar siswa. Peningkatan yang diperoleh dari prestasi belajar siswa pada siklus I dari rata-rata hasil belajar siswa sebesar 65,18 dengan persentase ketuntasan belajar Ekuivalen: Meningkatkan Minat dan Keaktifan Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Make A Match pada Siswa Kelas VIII E SMP Muhammadiyah 2 Kebumen Tahun Pelajaran 2015/2016.
87
35,90% dan pada siklus II rata-rata prestasi belajar siswa lebih meningkat mencapai 76,72 dengan persentase ketuntasan 71,79%.Saran dari peneliti adalahkepada peneliti lain, dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan model pembelajaran make a match selain mencakup aspek minat dan keaktifan serta dapat mengaplikasikannya pada materi pelajaran yang berbeda selain matematika.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Djaali. 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Fathurrohman, Muhammad. 2012. Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta: Teras. Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Imam Hanafi, Muh. Hasbi, danAkina.2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menjumlahkan Pecahan Biasa di Kelas V SDN 2 Dataran Bulan Tahun Pelajaran 2012/2013. Vol. 1,No. 2,ISSN: 2354-614X http://jurnal.untad.ac. id/jurnal/index.php/JKTO/article/view/2675/1792.
88
Ekuivalen: Meningkatkan Minat dan Keaktifan Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Make A Match pada Siswa Kelas VIII E SMP Muhammadiyah 2 Kebumen Tahun Pelajaran 2015/2016.