MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS FUNGSIONAL PENDEK MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN WORD SQUARE DAN FOUR SQUARE Rakum Partoyo SMP Negeri 1 Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia Sur-el:
[email protected] Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis teks fungsional pendek dengan menggunakan teknik pembelajaran word square dan four square. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2. Subjek penelitian berjumlah 33 siswa. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan yang signifikan baik hasil belajar maupun motivasi belajar siswa. Dari data awal nilai rata-rata kelas: 74,00 menjadi 65,19 pada siklus 1 dan 80,48 pada siklus 2. Sedangkan persentase keaktifan siswa dalam proses pembelajaran meningkat dari data awal: 61,00% naik menjadi 81,81% pada siklus 1 dan 90,90% pada siklus 2. Kata kunci: teks fungsional, word square, four square. IMPROVING THE STUDENTS’ SHORT FUNCTIONAL TEXT WRITING ABILITY THROUGH WORD SQUARE AND FOUR SQUARE TEACHING TECHNIQUES Abstract: The aim of this research was to improve the students’ short functional text writing ability through word square and four square teaching techniques. This classroom action research was conducted within two cycles: cycles 1 and 2. It involved 33 students. The results have shown that the techniques employed have raised both learning process and products. It can be seen from the baseline of students’ writing ability of 74 that decreased to 65.19 in cycle 1, but then increased sharply to 80.48 in cycle 2. In addition, the students’s participation in the teaching and learning process steadily increased from the baseline of 61% to 81.8% in cycle 1 and up again to 90.9% in cycle 2. Key words: functional texts, word square, four square. karena motivasi belajar siswa yang
PEDAHULUAN Dari
empat
keterampilan
rendah.
berbahasa yaitu menyimak, berbicara,
Secara khusus, pembelajaran
membaca dan menulis, keterampilan
bahasa Inggris di SMP 1 Jatilawang
menulis (writing) dirasa sering menjadi
kelas VII B belum menghasilkan nilai
masalah bagi siswa dalam proses
yang memuaskan. Hal ini dapat dilihat
pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh
dari hasil nilai ulangan harian siswa
penggunaan teknik pembelajaran yang
yang masih rendah. Dari jumlah siswa
tidak sesuai dengan harapan siswa juga
sebanyak
199
33, hanya 18 orang atau Volume 1 No 2 April 2015
54,54% yang mampu mencapai KKM
pembelajaran yang mengarah kepada
(Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu
pembelajaran kontekstual adalah word
75. Sedangkan 15 orang siswa atau 45,
square dan four square.
46% belum mencapai target KKM.
Langkah-langkah teknik word
Disamping itu sebagian besar siswa
square
kurang aktif mengikuti pelajaran dan
pertama, guru menyampaikan materi
bermotivasi rendah.
sesuai kompetensi dasar. Kedua, guru
adalah
sebagai
berikut:
permasalahan
membagikan lembar kegiatan berupa
diatas, maka penulis memandang perlu
gambar berbentuk kotak berisi huruf
dilakukan
penelitian
acak
meningkatkan
kemampuan
Berdasarkan
untuk menulis
secara
horizontal.
vertikal
Ketiga,
maupun
siswa
diminta
siswa dengan menggunakan metode
menjawab soal dengan cara mengarsir
pembelajaran yang kontekstual melalui
huruf acak agar membentuk sebuah
teknik Word Square dan Four Square.
kata. Guru memberi poin bagi jawaban
Metode
yang benar. Teknik ini cocok untuk
pembelajaran
merupakan
konsep
kontekstual belajar
yang
membantu guru mengaitkan antara
materi teks fungsional jenis shopping list dan instruction. Sedangkan teknik four square
materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Hal ini sesuai dengan
pendapat
pembelajaran
bahwa
lebih
strategi
dipentingkan
daripada hasil (Aqib, 2013: 1). Dalam
kelas
langkah-langkahnya sebagai berikut: guru memberi gambar segiempat yang dibagi
menjadi
tengah-tengah
empat diberi
kotak. kotak
Di
kecil.
Kotak kecil di tengah diberi topik berupa kalimat lengkap misalnya: The school is great. Kemudian siswa
dimana
diminta mengisi
kotak 1 dengan
pembelajaran kontekstual diterapkan,
kalimat misalnya: We learn writing.
tugas guru adalah membantu siswa
Dilanjutkan mengisi kotak ke 2 dan 3
mencapai
guru
dengan kalimat lain, masing-masing
mengelola kelas sebagai sebuah tim
kotak satu kalimat. Kotak terakhir diisi
yang bekerja sama untuk menemukan
dengan
sesuatu yang baru bagi anggota kelas
kalimat yang terdapat di kotak 1, 2,
yaitu siswa. Salah satu dari teknik
dan 3 menjadi sebuah paragraf.
tujuannya.
Volume 1 No 2 April 2015
Tugas
menulis
kembali
kalimat-
200
yang
Teks fungsional adalah tulisan
pembelajaran
digunakan
secara
untuk
kebutuhan
Word
Square
berkelompok
siswa
meningkatkan
memberikan
kosakata dengan mencari kata baru
pesan yang benar seperti apa yang
yang terdapat dalam kotak yang berisi
ditunjukkan
tersebut.
huruf acak yang selanjutnya siswa
Adapun teks fungsional pendek yang
dapat menemukan kata tersebut setelah
diajarkan pada siswa kelas VII SMP
melihat pertanyaan dan clue yang telah
semester 1 adalah sebagai berikut:
disediakan guru.
informasi
sehari-hari,
pada
tulisan
Petunjuk (Instructions); Daftar Belanja
Teknik
pembelajaran
(Shopping-List); Pengumuman (Anno-
Square
uncement); Kartu Ucapan (Greeting
meningkatkan kosakata bahasa Inggris
Cards).
guna
Teknik
cocok
meningkatkan
untuk
kemampuan
Word
menulis siswa dengan diawali menulis
media
kata kemudian menulis teks fungsional
pembelajaran berupa gambar kotak
pendek khusunya teks shopping-list
berisi huruf acak dan soal sesuai
dan instructions. Berikut ini contoh
kompetensi
teknik
teknik pembelajaran Word Square:
Square
pembelajaran
sangat
Word
memerlukan
Dasar.
Pada Z
P
E
N
C
I
L
O
I
E
G
R
U
D
Y
W
A
N
B
O
T
T
L
E
Answer the questions by making shade
Teknik
pembelajaran
Four
of the letters to make a word.
Square
1. A container to keep water, milk etc.
lajaran untuk meningkatkan kemam-
2. Something to write or draw with.
puan menulis kalimat dan paragraf.
3. Something to write in ink.
Adapun langkah-langkah pada pem-
Key to the answer. Arrange the
belajaran ini adalah sebagai berikut:
jumbled letters to make words!
Pertama, guru memberi gambar segi
1. Ltbote
empat yang dibagi menjadi empat
2. Liepnc
kotak. Di tengah-tengah kotak diberi
3. Nep
kotak kecil. Kotak kecil di tengah
201
merupakan
teknik
pembe-
Volume 1 No 2 April 2015
tersebut diberi topik berupa kalimat
1, 2 dan 3 menjadi sebuah paragraf.
lengkap, misalnya: The school is great.
Untuk basic Word Square,
Kemudian siswa disuruh mengisi kotak
topik bisa diisi dengan kata bukan
1 dengan kalimat, misalnya: We learn
kalimat.
writing. Dilanjutkan mengisi kotak ke
pembelajaran
2 dan 3 dengan kalimat lain, masing-
efektif untuk siswa berlatih menulis
masing kotak satu kalimat. Kotak
kalimat dan paragraf. Berikut ini
terakhir diisi dengan menulis kembali
contoh Four square.
Dengan Four
demikian
teknik
Square
sangat
kalimat-kalimat yang terdapat di kotak 1
2 Topic Sentence
3
4
dengan Desember 2013 atau pada
Kerangka Berpikir Menulis teks berbahasa Inggris memang
sulit
bagi
semester 1. Penelitian ini dilakukan di
pembelajar
SMP 1 Jatilawang Banyumas yang
Indonesia, termasuk didalamnya adalah
beralamat di jalan Pramuka No. 3
teks fungsional. Oleh karena itu,
Jatilawang
dengan
teknik
penelitian diambil dari siswa kelas VII
pembelajaran Word Square dan Four
B yang berjumlah 33 siswa, terdiri dari
Square dapat membangkitkan minat
12 siswa laki-laki dan 21 siswa
belajar siswa dan kandungan teks
perempuan dengan latar
fungsional
sumber
sosial-ekonomi siswa mayoritas anak
belajar yang sangat sesuai dalam
buruh dan petani serta beberapa anak
pembelajaran Bahasa Inggris.
PNS dan wiraswasta dengan tingkat
menggunakan
bisa
dijadikan
Banyumas.
Subjek
belakang
kesejahteraan menengah ke bawah. METODE Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada November sampai Volume 1 No 2 April 2015
Penelitian Tindakan (Classroom Action Research)
Kelas yang
dilaksanakan ini mengikuti prosedur 202
penelitian yang didasarkan pada model
dalam bab selanjutnya yaitu hasil
Kemmis dan Taggart yang mencakup
penelitian dan pembahasan.
kegiatan
perencanaan
(planning),
Lantas,
dalam
tindakan (action), observasi (observa-
kegiatan
tion), refleksi (reflection) atau evaluasi
digunakan meliputi:
(Ekawarna, 2013:20). Keempat kegiatan ini berlangsung secara berulang dalam bentuk siklus. Penelitian ini dilakukan dengan cara berkolaborasi dengan guru Bahasa Inggris di SMP I
observasi.
Variabel
yang
a. Perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir b. Partisipasi siswa dalam mengikuti diskusi kelompok
Jatilawang. Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, peneliti terlebih dahulu melakukan persiapan, antara
c. Ingatan
materi
yang
menghubungkan pengetahuna lama dengan pengetahuan baru yang dipelajari
lain: a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
d. Pemahaman siswa terhadap materi ajar e. Kesulitan belajar dan hambatan
b. Menetapkan materi ajar untuk 6x pertemuan
siswa untuk menguasai kompetensi yang ditetapkan.
c. Menyusun skenario pembelajaran menggunakan model pembelajaran Word Square dan Four Square
Pengamatan
guru
e. Menyiapkan instrumen pengamatan
menggunakan
pembelajaran
diantaranya
pemberian
materi
mengenai
fungsional
pendek
dan
pengamat
di
kelas
ini
instrumen penelitian
sebagai berikut :
Setelah itu, peneliti melakukan langkah
dilakukan
mata pelajaran yang sejenis
sebagai
berupa angket dan kuesioner.
yang
secara kolaboratif yang melibatkan
d. Menyusun alat evaluasi berupa tes
teks
kemudian
melihat respon dari siswa dalam proses
a. Lembar kerja Word Square dan Four Square beserta soal b. Lembar Observasi dan Lembar Check- list c. Lembar soal tes sebagai evaluasi
pembelajaran tersebut. Lebih jauh, hal
atau penilaian
ini akan dibahas secara lebih rinci
d. Angket siswa.
203
melakukan
Volume 1 No 2 April 2015
Validasi data ditempuh melalui
observasi
berdasarkan siklus
triangulasi, yaitu triangulasi metode
secara bertahap.
Analisis 1 dalam
dan triangulasi peneliti. Triangulasi
siklus 1 yang hasilnya direfleksikan ke
metode
dengan
siklus 2. Refleksi yang
sumber
sesuai
ditempuh
mengumpulkan
dengan
data
dari
beragam. Triangulasi peneliti yang
hasil
dilakukan
dengan perencanaan
yang
dilakukan.
dimaksud dalam penelitian ini adalah masing-masing
anggota
menyumbangkan
peneliti dan
Siklus 1 terdiri dari dua kali
pertimbangannya dalam setiap langkah
pertemuan. Pertemuan pertama dan
penelitian.
kedua diawali dengan guru memberi
Ini
pandangan
HASIL DAN PEMBAHASAN
diharapkan
mampu
menekan subjektifitas dan menjauhkan
contoh
unsur bias.
menjelaskan imperative dan prohition.
Selain itu, dibutuhkan kriteria keberhasilan dari suatu penelitiian. Kriteria tersebut yang telah disepakati adalah sebagai berikut:
teks
fungsional.
Guru
Siswa diminta mengamati, mencatat contoh teks dan mengidentifikasikan. Lalu, dilakukanlah diskusi kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 4
1. Terdapat peningkatan partisipasi
atau 5 anak. Guru memberikan lembar
siswa. 2. Hasil belajar meningkat dengan
menemukan kata yang terdapat dalam
nilai rata-rata minimal 75 3. Jumlah siswa yang mencapai atau melebihi KKM tidak kurang dari
banyak
merespons
diwakili seorang siswa maju menulis
positif
Analisis
papan
tulis.
Setiap
kelompok yang jawabannya benar
pembelajaran
diberi poin. Soal yang tidak bisa dijawab siswa dibahas oleh guru. Guru
yang
penelitian
di
yang
siswa
yang dilaksanakan.
dalam
kotak. Selanjutnya, tiap kelompok
jawaban
65% 4. Lebih
kerja Word Square beserta soal untuk
digunakan ini
adalah
menjawab
siswa
Kemudian,
guru
yang
bertanya.
meminta
siswa
memanfaatkan statistik deskriptif dan
membuat teks shopping-list secara
persentase dari
hasil
kelompok dan menunjuk perwakilan
belajar. Analisis juga dilakukan dari
beberapa kelompok untuk menulis teks
proses
Volume 1 No 2 April 2015
dan
204
Hasil
shopping-list list di papan tulis. Kelompok lain diminta memberikan komentar. Pada dilakukan
pertemuan
berikutnya
pengumpulan p
data
refleksi
siklus
1
menunjukkan hasil sebagai berikut. Pertama, motivasi dan perhatian siswa dalam proses KBM dengan teknik
menggunakan instrumen tes tertulis,
pembelajaran
yaitu berupa menyusun kata acak
menunjukan baik. Hal itu dapat dilihat
menjadi kalimat padu dan membuat
pada persentase siswa yang aktif
teks fungsional pendek.
sebanyak 27 anak atau 81,81 %
Berdasarkan hasil tes diketahui
Word
Square
sedangkan yang pasif tinggal 6 anak
yang
atau 18,19%. Kedua, hasil tes siklus 1
mendapatkan kan nilai A (sangat baik)
ternyata belum membuahkan hasil,
yaitu antara nilai 81-100 81 sebanyak 3
bahkan justru menurun. Hal ini dapat
anak atau 9.1%; yang mendapatkan mendapat
dilihat dari persentase siswa yang
nilai B (baik) yaitu antara nilai 61 - 80
memenuhi KKM hanya berjumlah 9
sebanyak 20 anak atau sebesar 60.60%;
anak atau 27,27 %, sedangkan yang
yang mendapatkan mendapat nilai C (sedang)
belum menca mencapai KKM sebanyak 24
yaitu antara nilai 41 - 60 sebanyak 10
anak
anak atau 30.30%; 30.30% yang mendapatkan
dibandingkan nilai rata-rata antara nilai
nilai D (buruk) yaitu antara nilai 21 –
awal sebesar 74,00 dengan nilai siklus
40 dan E (Sangat Buruk) yaitu antara
1
nilai 0 – 20 tidak ada atau 0.0%. Lebih
penurunan 12%.
bahwa
jumlah
siswa
atau
sebesar
72,73
65,19,
%.
berarti
Ketiga,
terjadi
Melihat analisis nilai diatas,
jelasnya, dapat dilihat pada gambar
peneliti memandang perlu mengadakan
berikut.
perbaikan proses pembelajaran baik Hasil Tes pada Siklus 1
dari
perencannaan,
maupun 30.30%
9.10%
Jumlah Siswa A
60.60%
Jumlah Siswa B Jumlah Siswa C
pelaksanaan
pengamatan
untuk
dilaksanakan pada siklus 2 dengan harapan ada perbaikan. Proses
pembelajaran
pada
siklus 2 hampir sama dengan siklus 1. Namun,
pada siklus 2 digunakan
teknik Four square dalam menulis teks 205
Volume 1 No 2 April 2015
fungsional pendek. Sebagai akhir dari
motivasi dan perhatian siswa dalam
pembelajaran diadakanlah penilaian
proses
guna mengukur kemampuan siswa.
pembelajaran Word Square dan Four
Selain itu, pada siklus 2 ini terdapat
Square dapat dikatakan sudah baik.
penyempurnaan untuk meningkatkan
Hal itu dapat dilihat melalui persentase
kemampuan siswa.
siswa yang aktif sebanyak 30 orang
Diketahui bahwa jumlah jum siswa yang mendapatkan nilai A (sangat baik)
yaitu
antara
nilai
jumlah siswa yang mendapatkan nilai B (baik) yaitu antara 61-80 61 sebanyak 11 anak atau 33.33%; jumlah siswa yang mendapatkan nilai C (sedang) yaitu antara nilai 41-60 41 sebanyak 2 anak atau 6.06%; jumlah siswa yang
dengan
teknik
atau 90,90 % sedangkan yang pasif tinggal 3 orang atau 9,10%.
81-100 81
sebanyak 20 anak atau berarti 60.6%;
KBM
Kedua, ternyata
hasil
tes
membuahkan
siklus
hasil
2
yang
cukup signifikan. Hal ini dapa dapat dilihat dari persentase siswa yang memenuhi KKM sebanyak 27 orang atau 81,81%, sedangkan yang belum mencapai KKM tinggal 6 orang atau 18.18 %. Ketiga,
mendapatkan an nilai D (buruk) yaitu
perbandingan nilai rata rata-rata antara nilai
antara nilai 21 – 40 dan E (sangat
awal dengan nilai siklus 2 adalah 74,
buruk) yaitu antara nilai 0 –
00 meningkat menjadi 80 80, 48, atau
20
sebanyak 0 anak atau 0.00%. Lebih jelasnya,
terlihat
pada
naik sebesar 8, 75%. Mencermati
diagram
dibawah ini. Hasil Tes pada Siklus 2
hasil
diatas,
dapat
proses
pem pem-belajaran
analisis
disimpulkan baik
bahwa dari
perencannaan, pelaksanaan maupun 33.33 %
6.06, %
Jumlah Siswa A Jumlah Siswa B 60.6,%
Jumlah Siswa C
pengamatan yang dilaksanakan pada siklus 2 dapat dikatakan berhasil. Pada siklus
1
kalimat pendek
Berdasarkan dasarkan data yang dipedipe
menjadi
teks
m menyusun fungsional
menggunakan
model
pembelajaran Word Square dan Four
roleh pada siklus 2, dapat ditarik
Square
beberapa simpulan berikut. Pertama,
maksimal
Volume 1 No 2 April 2015
pembelajaran
tidak
berhasil
karena
hasil
secara tes
tidak 206
mencapai
nilai
yang diharapkan.
terlihat
aktif
dalam
proses
Diketahui sebanyak 24 orang atau
pembelajaran. Nilai hasil evaluasi tes
72,73 % tidak mencapai KKM. Hanya
tulis hanya 6 orang siswa (18,18%)
9 orang atau 27,27% yang berhasil
saja
mencapai KKM. Sedangkan untuk
KKM. Siswa yang berhasil tuntas
keaktifan
proses
sebanyak 27 orang (81, 81%). Dengan
pembelajaran bisa dikatakan baik. Hal
demikian, hasil pelaksanaan tindakan
ini dapat dilihat dari banyaknya siswa
siklus 2 telah mengalami kenaikan
siswa
mengikuti
yang aktif ada 27 orang atau 81, 18%. Adapun yang pasif tinggal 6 orang atau
yang
yang
masih
cukup
belum mencapai
signifikan
meskipun
peneliti belum puas atas hasil yang telah dicapai.
18, 19%. Pada tindakan siklus ke 2 guru
mulai
perbaikan
melakukan
dari kelemahan
pembelajaran. ditemukan
beberapa tindakan
Kelemahan
dalam
siklus
yang ke
1
meliputi media pembelajaran yang kurang relevan, siswa belum terbiasa/ belum
akrab
pembelajaran
dengan
Word
Square,
teknik serta
pembatasan alokasi waktu tiap tahapan
SIMPULAN Akhirnya, penulis mendapatkan beberapa
hasil
temuan
setelah
melaksanakan refleksi dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu: 1. Penggunaan Model Pembelajaran Word Square dan Four Square dapat meningkatkan kemampuan menulis teks fungsional
siswa
kelas VII B SMP I Jatilawang
belajar yang kurang diperhatikan oleh
Banyumas pada semester 1 tahun
guru.
pelajaran 2013/2014. Pada siklus 2 guru meng-
2. Penggunaan Model Pembelajaran
gunakan teknik Four Square dengan
Word square dan Four Square
kembali menggunakan media proyek-
dapat
tor/ LCD untuk menyajikan materi
belajar siswa.
meningkatkan
partisipasi
model Four Square. Hasilnya, siswa terlihat lebih aktif dan bersemangat. Setelah melaksanakan tindakan siklus
SARAN Berdasarkan
penelitian
ke 2, hasil pengamatan mengindikasi-
tindakan kelas ini diperoleh bukti
kan bahwa 30 dari 33 siswa (90, 90%)
bahwa penggunaan teknik word square
207
Volume 1 No 2 April 2015
dan
four
square
pembelajaran kontekstual
sebagai
bentuk
kooperatif
dan
dalam
pembelajaran
bahasa Inggris dapat meningkatkan
DAFTAR PUSTAKA Aqib, Zaenal. 2013. Model-model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Yrama Widya.
kemampuan menulis teks fungsional pendek. Oleh karena itu, disarankan: 1. Perhatian peningkatan
guru
terhadap
mutu
pendidikan
Bahasa Inggris khususnya, perlu ditingkatkan
demi
keberhasilan
siswa dalam pembelajaran. 2. Model pembelajaran yang variatif hendaknya selalu dicoba sebagai upaya menciptakan proses pembelajaran aktif, inovatif, komunikatif, efektif dan menyenangkan. 3. Guru
hendaknya
dan Four Square untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa. 4. Dalam upaya membantu memperbaiki atau meningkatkan proses belajar
mengajar,
guru
hendaknya terus menggali potensi siswa
guna
Bates, Nina. 2009. Real Time. Jakarta: Erlangga. Ekawarna. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Referensi Press Group. Elfanany, Burhan. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Arasca. Gratiana, Y. 2006. Panduan Bahasa Inggris kelas VII. Bandung:Grasindo.
menggunakan
teknik pembelajaran Word Square
hasil
Azar, B. S. 1993. Understanding and Using English Grammar Edisi Dwibahasa. Jakarta: Binarupa Aksara.
meningkatkan
ke-
Harmer, Jeremy. 1998. How to teach English. London: Longman Group Heaton, J. B. 1975. Writing English Test. London: Longman Group. Kumalarini, Th. 2008. Bahasa Inggris SMP Kelas VII. Jakarta: Depdiknas. Siswanto, Joko. dkk. 2008. Let’s talk. Bandung: Pakar Raya.
teks bahasa Inggris.
Zaida, Nur. 2010. English Assessment Test for Junior High School Grade VII.
Volume 1 No 2 April 2015
208
mampuan siswa dalam menulis