perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGGUNAAN WORD SQUARE DAN TALKING STICK DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN 1 DI SMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI Oleh :
IUD FARADILA SEPTRIANA V. N. K 7407187
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGGUNAAN WORD SQUARE DAN TALKING STICK DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN 1 DI SMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh: Iud Faradila Septriana V. N. NIM K7407187
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 ii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
iii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
iv
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Iud Faradila Septriana Virgi Nugraha. PENGGUNAAN WORD SQUARE DAN TALKING STICK DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN 1 DI SMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas). Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Oktober 2011. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan word square dan talking stick dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan kelas X Administrasi Perkantoran 1 di SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X Administrasi Perkantoran 1 SMK Kristen 1 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 34 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dokumentasi, dan tes. Prosedur penelitian meliputi tahap: (1) pengenalan masalah, (2) persiapan tindakan, (3) penyusunan rencana tindakan, (4) implementasi tindakan, (5) pengamatan dan (6) penyusunan laporan. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interprestasi, dan (4) analisis dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu 3x45 menit. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar dasar kompetensi kejuruan pada materi persyaratan personel kantor melalui penggunaan metode word square dan talking stick. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) adanya peningkatan pencapaian prestasi belajar siswa dari 20 siswa (58,8 %) pada siklus I meningkat menjadi 31 siswa (91,1 %) pada siklus II, (2) perhatian siswa dalam penyampaian materi menunjukkan peningkatan dari 17 siswa (50 %) pada siklus I v
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menjadi 26 siswa (76,4 %) pada siklus II, (3) keaktifan siswa untuk kerjasama dalam pemberian tongkat menunjukkan peningkatan dari 24 siswa (76,4 %) pada siklus I, menjadi 30 siswa (88,2 %) pada siklus II, dan (4) ketelitian dan ketepatan menyelesaikan soal word square menunjukkan peningkatan pada siklus I terdapat 24 siswa (70,6 %) dan pada siklus II terdapat 30 siswa (88,2 %). Peningkatan tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya, antara lain: (1) penerapan metode word square dan talking stick, (2) guru sudah dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap materi yang diajarkan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, (3) guru melakukan evaluasi setelah pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar berikutnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan word square dan talking stick dapat meingkatkan prestasi belajar dasar kompetensi kejuruan.
Kata Kunci: word square, talking stick, dan prestasi belajar.
vi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Iud Faradila Septriana Virgi Nugraha. The Use of the Word Square and the Talking Stick Techniques in Increasing the Learning Achievement in the Subject of Principles of Vocational Competence of the Tenth-grade Students of Office Administration Class 1 of SMK Kristen 1 of Surakarta in the Academic Year of 2010/2011 (A Class Action Research). Skripsi: The Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University. October 2011. The objective of this research is to determine the use of the Word Square and the Talking Stick techniques in increasing the learning achievement in the subject of Principles of Vocational Competence of the tenth-grade students of Office Administration Class 1 of SMK Kristen 1 of Surakarta in the academic year of 2010/2011. This research used the class action research method in which it involved the researcher, the teacher, and the students to participate in a collaborative work of research. The samples of this research were the tenth-grade students of Office Administration Class 1 of SMK Kristen 1 of Surakarta in the academic year of 2010/2011 as many as 34 students. The data of this research were gathered through observation, documentation, and test. This research was conducted in six stages of procedure, namely: problem identification, preparation of action, planning of action, implementation of action, observation, and making of report. This research was also conducted in two cycles. Each of the cycles consisted of four stages, namely: planning, implementation, observation and interpretation, and analysis and reflection. Each cycle consisted of two meetings. The cycles carried out the times every meeting during 3x45 minutes. The results of this research are as follows: (1) the ratio of the number of the students whose learning achievement improved of the first cycle to that of the second cycle is 20:31 (58.8%:91.1%); (2) the ratio of the number of the students who paid attention to the presentation of the material of the subject of the first cycle to that of the second cycle is 17:24 (50%:76.4%); (3) the ratio of the number of the students who were active in the cooperation to hand over the stick of the vii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
first cycle to that of the second cycle is 24:30 (76.4%:88.2%); and (4) the ratio of the number of the students who answered the questions of the Word Square test thoroughly and correctly of the first cycle to that of the second cycle is 24:30 (70.6%:88.2%). The factors to the improvement are among others: (1) the Word Square and the Talking Stick methods which are implemented by the teacher; (2) the teacher’s increasing ability to grow the responsibility of the students on the materials which have been taught by the teacher in order to raise their learning achievement; and (3) the evaluation conducted by the teacher following the teaching and learning process to increase their learning achievement of the following cycle. A conclusion can be drawn that the use of the Word Square and the Talking Stick techniques is able to increase the learning achievement in the subject of Principles of Vocational Competence of the students.
Keywords: Word Square, Talking Stick, and learning achievement
viii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
”Segala
sesuatu
sudah
disediakan
oleh-Nya
tinggal
bagaimana
kita
menghadapinya.” ”Orang yang sering menatap kebelakang susah untuk maju, maka tataplah kedepan tapi jangan lupa dengan yang dibelakang.” (NN) “Berharap berarti melihat bahwa apa yang kita inginkan mungkin terjadi dan kemudian berusaha mengejarnya karena di mana ada kehidupan, di situ ada pengharapan.” (NN) “Selalu mengingat kata-kata pujian yang kita terima, dan lupakanlah kata-kata kasar.” (Peneliti)
ix
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Seiring rasa syukur kehadirat Allah SWT, kupersembahkan karya ini teruntuk : Keluarga besar Bapak Suyatmin. Bapak Wagimin dan Bapak Anton Subarno. Ibu Retno Purwaningsih serta keluarga besar SMK Kristen 1 Surakarta. Pendamping hidup kelak. Tika, Sri, dan Andri. Teman-temanku PAP 2007. Almamater UNS.
x
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Penggunaan Word Square dan Talking Stick Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Kelas X Administrasi Perkantoran 1 di SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011” Penyusunan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan baik moril maupun materiil dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini peneliti tujukan terutama kepada : 1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian. 2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini. 3. Drs. Ign Wagimin, M.Si., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran, Pembimbing Akademis sekaligus sebagai pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan motivasi dengan kesabaran. 4. Anton Subarno, S.Pd, M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan dorongan, semangat dan bimbingan dengan baik. 5. Drs. Siwi Widi Asmoro, selaku Kepala SMK Kristen 1 Surakarta, serta guru, karyawan dan siswa-siswi kelas X Administrasi Perkantoran 1 yang telah banyak memberikan bantuan bagi peneliti dalam penyusunan skripsi ini. 6. Bapak Suyatmin serta Ibu Mo’ini atas do’a, cinta, serta kesabaran yang senantiasa mengalir. xi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Brothers and sisters yang senantiasa memberikan dukungan (mb Can, mb Ririn, mas Mulyadi, mas Agus, mb Wati, mas Dian, mb Wiwid, mb Ya, mas Wawan), serta keponakan-keponakan yang selalu menjadi obat penat ( dek icha, dek ira, dek aza, dek hanif, n dek raka). 8. My beloved Tri Suryono (mz Surya), yang selalu memberikan semangat dan kesabaran dalam setiap waktu. 9. The best friends: Teletubbies (Cindilku (tika), mb Sri, dek Andri), serta sahabatku mb Mit, terimakasih atas persahabatan dan persaudaraan yang indah selama ini. 10. Teman-teman alumni TK ABBA Ngawen, alumni SDN 2 Ngawen, alumni SMPN 1 Ngawen-Blora, serta alumni SMAN 1 Tunjungan-Blora. 11. Keluarga besar Administrasi Perkantoran Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS angkatan 2007. 12. Teman-teman seperjuangan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS. 13. Teman-teman Kos Putri “Virgin” terimakasih atas berbagai kesan yang sangat mendalam bagi peneliti. 14. Semua pihak yang telah membantu kelancaran peneliti dalam penelitian maupun penyusunan skripsi. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Surakarta,
Oktober 2011
Peneliti
xii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
.......................................................................................
HALAMAN PENGAJUAN
i
..………………………………………………. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………... iii HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………... iv HALAMAN REVISI …………………………………………………………. v HALAMAN ABSTRAK
………………………………………………..…. vi
HALAMAN ABSTRACT …………………………………………………… viii HALAMAN MOTTO ………………………………………………………… x HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………. xi KATA PENGANTAR ……………………………………………………… xii DAFTAR ISI ………………………………………………………………… xiv DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………
xvii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………
xviii
DAFTAR LAMPIRAN …............................................................................... xix BAB I
PENDAHULUAN …………………………………………………..
1
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………. 1 D. Perumusan Masalah ....................................................................... 5 E. Tujuan Penelitian .........................................................................
5
F. Manfaat Penelitian .........................................................................
5
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 7 A. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 7 1. Tinjauan Tentang Belajar .........................................................
7
a. Pengertian Belajar ................................................................ 7 b. Prinsip Belajar ...................................................................... 9 2. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar ............................................ 11 a. Pengertian Prestasi Belajar ................................................... 11 b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ............ 13 3. Tinjauan Tentang Pengertian Metode Pembelajaran ............... 17 xiii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Tinjauan Tentang Pembelajaran Word Square ......................... 19 a. Hakikat Metode Word Square ............................................. 19 b. Langkah-Langkah Metode Word Square ............................. 20 5. Tinjauan Tentang Pembelajaran Talking Stick ......................... 21 a. Hakikat Metode Talking Stick .............................................. 21 b. Langkah-Langkah Metode Talking Stick ............................. 23 6. Tinjauan Tentang Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Administrasi Perkantoran ......................................................... 24 7. Tinjauan Tentang Penelitian Tindak Kelas ............................... 26 a. Hakikat Penelitian Tindak Kelas .......................................... 26 b. Langkah-Langkah Penelitian Tindak Kelas ......................... 28 B. Kerangka Berpikir ........................................................................... 31 D. Hipotesis Tindakan ......................................................................... 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 34 A. Tempat, Subyek dan Waktu Penelitian ......................................... 34 1. Tempat dan Subyek Penelitian .................................................. 34 2. Waktu Penelitian ..................................................................... 34 B. Metode Penelitian ......................................................................... 35 C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 37 D. Prosedur Penelitian ....................................................................... 38 E. Proses Penelitian ........................................................................... 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………. 43 A. Deskripsi Lokasi Penelitian ……………………………………… 43 1. Sejarah Singkat SMK Kristen 1 Surakarta …………………… 43 2. Keadaan Lingkungan Belajar ………………………………… 45 3. Visi dan Misi …………………………………………………. 46 4. Keadaan Guru dan Siswa ……………………………………... 47 B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan pada Kelas X Administrasi Perkantoran 1 SMK Kristen 1 Surakarta .............................................................. 49 xiv
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................... 51 1. Siklus I ....................................................................................... 51 a. Perencanaan Tindakan .......................................................... 52 b. Pelaksanaan Tindakan .......................................................... 54 c. Observasi dan Interpretasi ..................................................... 56 d. Analisis dan Refleksi ............................................................ 59 2. Siklus II ................................................................................... 60 a. Perencanaan Tindakan ........................................................... 60 b. Pelaksanaan Tindakan ........................................................... 62 c. Observasi dan Interpretasi ..................................................... 64 d. Analisis dan Refleksi ............................................................ 67 D. Pembahasan ..................................................................................... 68 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ......................................... 75 A. Simpulan …………………………………………………………. 75 B. Implikasi ………………………………………………………….. 75 C. Saran ……………………………………………………………… 76 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 78 LAMPIRAN ....................................................................................................... 80
xv
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Ilustrasi Soal Word Square ............................................................ 21 Gambar 2. Ilustrasi Metode Talking Stick ........................................................ 24 Gambar 3. Siklus Kerangka Penelitian Tindakan Kelas ................................... 29 Gambar 4. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas ............................... 32 Gambar 5. Siklus Penelitian Tindakan Kelas .................................................. 37 Gambar 6. Grafik Hasil Penelitian Siklus I ..................................................... 69 Gambar 7. Grafik Hasil Penelitian Siklus II .................................................... 69 Gambar 8. Grafik Perbandingan Siklus I dan Siklus II ................................... 70 Gambar 9. Grafik Ketuntasan Prestasi Belajar Siklus I …………………….. 70 Gambar 10. Grafik Ketuntasan Prestasi Belajar Siklus II …………………….. 71 Gambar 11. Grafik Perbandingan Ketuntasan Prestasi Belajar Siklus I dan Siklus II .....................................................................................
71
Gambar 12. Guru sedang mendengarkan penjelasan guru …………………. 139 Gambar 12. Siswa sedang mencari jawaban ................................................... 139 Gambar 13. Siswa mengerjakan soal metode word square............................. 140 Gambar 14. Siswa melakukan permainan talking stick .................................. 140 Gambar 15. Presentasi .................................................................................... 141 Gambar 16. Pemberian hadiah ....................................................................... 141 Gambar 18. Hukuman bagi siswa yang menjawab salah ..............................
141
Gambar 19. Suasana kelas pada saat siswa mengerjakan soal kuis ............... 142
DAFTAR TABEL xvi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 1. Program Tahunan ................................................................................... 26 Tabel 2. Hasil Siklus I Kelas X Administrasi 1 ................................................... 57 Tabel 3. Hasil Siklus I Kelas X Administrasi 1 ................................................... 65 Tabel 4. Profil Hasil Penelitian ............................................................................ 78 Tabel 5. Waktu Penelitian ................................................................................... 81
xvii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. RPP Siklus 1 ................................................................................. 94 Lampiran 2. Daftar Hadir Siswa Siklus 1 ......................................................... 108 Lampiran 3. Lembar Pengamatan Siswa Siklus 1 ............................................. 110 Lampiran 4. Lembar Pengamatan Guru Siklus 1 ............................................... 112 Lampiran 5. RPP Siklus 2 .................................................................................. 117 Lampiran 6. Daftar Hadir Siswa Siklus 2 .......................................................... 133 Lampiran 7. Lembar Pengamatan Siswa Siklus 2 ............................................. 134 Lampiran 8. Lembar Pengamatan Guru Siklus 2 ............................................... 136 Lampiran 9. Lembar Prestasi Siswa ................................................................... 138 Lampiran 10. Silabus ......................................................................................... 143 Lampiran 11. Lembar soal metode word square ............................................... 147 Lampiran 10. Surat Permohonan Ijin Penelitian ................................................ 154 Lampiran 11. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi .................................. 156 Lampiran 12. Surat Keterangan Penelitian di Lapangan .................................. 158
xviii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor penentu dalam kehidupan manusia. Manusia sejak lahir memiliki fitrah untuk mencari tahu terhadap apa yang selama ini belum diketahuinya. Tantangan globalisasi mendorong manusia untuk mengetahui setiap informasi yang berkembang. Kemampuan dalam memperoleh informasi secara cepat akan menjadikan manusia sebagai seorang yang siap memegang kendali dalam persaingan global. Dalam rangka inilah manusia memerlukan kompetensi yang tinggi sehingga dapat membawanya pada tahap pencapaian pengetahuan yang unggul. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin pesat menuntut adanya perubahan dan perkembangan disegala bidang terutama dalam bidang pendidikan. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam memperbaiki kualitas sumberdaya manusia, kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan kualitas pendidikan diharapkan dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia Indonesia. Oleh karena itu peningkatan dan pembaharuan dalam bidang pendidikan harus terus dilakukan agar tujuan dari pendidikan nasional dapat tercapai. Pencapaian tujuan pendidikan khususnya di sekolah, guru harus mempersiapkan perangkat pembelajaran. Berbagai usaha dalam peningkatan kualitas telah dilakukan salah satunya adalah dengan perubahan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), bukan hanya itu saja peningkatan metode pembelajaran juga harus dilakukan.dalam hal ini peran guru haruslah bekerja keras guna meningkatkan kualitas pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilihat dari upaya seorang guru dalam menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif. Untuk mencapai hal tersebut seharusnya setiap sekolah menerapkan model pembelajaran yang menunjang tujuan pembelajaran sekolah tersebut. Sejalan dengan hal
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
tersebut, maka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu penyelenggaraan pendidikan yang bertujuan untuk menciptakan tenaga-tenaga kerja yang terampil dan profesional serta siap pakai pada bidang-bidang pekerjaan yang
relevan
misalnya
pada
bidang
administrasi
perkantoran,
harus
mempersiapkan model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu dari beberapa lembaga pendidikan yang betujuan untuk menghasilkan lulusan yang siap diterjunkan kedunia kerja. Lulusan dari SMK tentunya sudah dibekali berbagai ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang telah diperoleh selama dibangku sekolah. SMK Kristen 1 Surakarta merupakan salah satu Sekolah Menengah Kejuruan yang mempunyai visi, dan misi yang unggul dalam meningkatkan prestasi. SMK Kristen mempunyai 4 bidang keahlian yaitu keuangan, administrasi perkantoran, tataniaga, dan multimedia. Oleh karena itu, SMK Kristen 1 Surakarta sebagai salah satu sekolah kejuruan yang berada di kota Surakarta harus menyiapkan model-model pembelajaran yang diperlukan di setiap mata pelajaran, termasuk mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan. Selama ini model pengajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan adalah model pembelajaran yang masih bersifat teacher centered dengan menggunakan metode yang masih konvensional akibatnya kondisi ini dapat menurunkan minat belajar siswa sehingga dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Meskipun demikian guru tidak sepenuhnya menjadi penyebab kurangnya minat belajar siswa pada mata pelajaran tersebut, namun disebabkan oleh minimnya metode pembelajaran yang tepat. Oleh karena itu perlu diadakan inovasi dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk lebih meningkatkan kemandirian sekaligus prestasi belajar siswa. Selain itu untuk mengantisipasi agar masalah tersebut tidak berkelanjutan, maka guru harus berusaha menyusun dan menetapkan berbagai pendekatan yang bervariasi. Pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa diantaranya adalah dengan menempatkan siswa belajar secara mandiri tetapi diselingi dengan suatu permainan, disitu siswa dapat berfikir secara sendiri tanpa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
adanya rasa takut sehingga dapat mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa dalam pemahaman materi. Guru dapat menciptakan suatu proses pengajaran yang hidup dan mampu meningkatkan kualitas belajar siswa dalam pelajaran dengan pembelajaran yang tepat. Selain sistem pendidikan yang perlu diperbaharui lagi, proses pembelajaran yang inovatif perlu dikembangkan untuk mencapai kompetensi peserta didik, agar hasil yang dicapai siswa dapat optimal. Sejalan dengan hal itu, peneliti mencoba untuk menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Word Square dan Talking Stick. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang. Robert E. Salvin (2008: 4) mengatakan bahwa “Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran.” Sedangkan pendapat Sunal dan Hans pada Isjroni (2009: 15) mengatakan bahwa “Pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran.” Dalam model pembelajaran kooperatif banyak sekali metode pembelajaran yang ada didalamnya (Nani Fajarwati, 2009:5) seperti: Number Heads Together, Jigsaw, Group Investigation, Two Stay Two Stray, Make a Match, Listening Teams, Inside Outside Circle, Bamboo Dancing, Point Courter Point, The Power of Two, Giving Question and Getting Answer, Word Square, Everyone is Teacher Here, Tebak Pelajaran, Guided Note Taking, Modeling the Way, Silent Demonstration, Learning Star With a Question, Practice Rehealsal Pairs, Learning Contract, Learning Journal, Student Facilitator and Explaining, Student Teams Achievement Division, Cooperatif Integrated Reading and Composition, Course Review Horey, Examples Non Examples, Picture and Picture, Snowball Throwing, Teams Games Tournament (TGT), Talking Stick, dan lain-lain. Seperti yang telah disebutkan diatas oleh peneliti bahwa dalam penelitian ini metode yang akan diterapkan adalah pemaduan antara Word Square dan Talking Stick. Metode word square merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktifitas seluruh siswa dan mengandung unsur
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
permainan. Metode pembelajaran word square adalah metode pembelajaran yang memadukan
kemampuan
menjawab
pertanyaan
dengan
kejelian
dalam
mencocokan jawaban pada kotak-kotak jawaban. Mirip seperti mengisi TekaTeki Silang tetapi bedanya jawabannya sudah ada namun disamarkan dengan menambahkan kotak tambahan dengan sembarang huruf/angka penyamar atau pengecoh. Metode pembelajaran ini sesuai untuk semua mata pelajaran teoritis. Tinggal bagaimana guru dapat memprogram sejumlah pertanyaan terpilih yang dapat merangsang siswa untuk berpikir efektif. Tujuan huruf/angka pengecoh bukan untuk mempersulit siswa namun untuk melatih sikap teliti dan kritis. Talking Stick merupakan metode pembelajaran dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya. Kegiatan ini diharapkan dapat menarik minat siswa untuk belajar dikelas sehingga siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian dapat tercipta suatu pembelajaran yang aktif yaitu sebagai suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik dapat belajar secara aktif, mereka yang mendominasi kelas sehingga pembelajaran terpusat pada siswa. Perpaduan antara metode pembelajaran word square dan talking stick merupakan metode ceramah yang diperkaya dengan permainan, dimana siswa dilibatkan secara aktif dalam penyajian materi pelajaran. Lembar kegiatan yang dibagikan kepada siswa dalam bentuk susunan huruf dalam kotak dan mengarsir secara benar saat diberikan pertanyaan oleh guru setelah materi selesai diberikan. Secara singkat kelebihan word square adalah dapat mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran dan melatih untuk berdisiplin. Sehingga dengan adanya penerapan metode word square pada proses belajar mengajar mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul : Penggunaan Word Square dan Talking Stick Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Kelas X Administrasi Perkantoran 1 di SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
B. Perumusan Masalah Banyak ditemukan dalam proses pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan guru terlihat aktif berceramah sementara siswa hanya mendengarkan dan mencatat dari papan tulis, kemudian langsung memberikan tugas. Guru belum berupaya maksimal untuk meningkatkan kualitas dan efektifitas pembelajaran di sekolah untuk memperoleh pembelajaran yang maksimal dan bermakna. Oleh karena itu, disini guru dituntut untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan berbagai model dan metode pembelajaran yang menarik yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Salah satu sistem pembelajaran yang dapat memotivasi siswa aktif dalam Kegiatan Belajar Mengajar adalah metode word square yang dikombinasikan dengan metode talking stick yang berintegrasi pada permainan sehingga siswa akan lebih mudah menyerap materi yang telah disampaikan oleh guru. Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah dengan penggunaan metode word square dan talking stick mampu meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X Administrasi Perkantoran 1 di SMK Kristen 1 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011?” C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan metode word square dan talking stick dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X Administrasi Perkantoran 1 di SMK Kristen 1 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis maupun praktis sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam bidang pendidikan khususnya metode pembelajaran yang paling
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
efektif, serta mendorong calon peneliti untuk mengadakan penelitian yang lebih mendalam mengenai dunia pendidikan b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam rangka pengembangan penelitian mengenai penggunaan metode yang sesuai dalam pengajaran di kelas pada mata pelajaran Administrasi Perkantoran dengan Kompetensi Dasar Menjelaskan Peranan Pekerjaan Kantor dengan benar. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan dalam penerapan metode Word Square dan Talking Stick sebagai variasi dalam strategi pembelajaran guna peningkatan prestasi belajar siswa. b. Bagi Murid Peningkatan kualitas dalam belajar dan memiliki motivasi yang kuat dalam mengikuti proses belajar mengajar karena pembelajaran yang dilakukan sifatnya menyenangkan dimana unsur permainan terdapat di dalamnya. c. Bagi Peneliti Memenuhi persyaratan menempuh gelar sarjana Pendidikan di Prodi Pendidikan Ekonomi BKK PAP. d. Bagi Peneliti Lain, Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan rujukan bagi kepentingan penelitian-penelitian sejenis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
BAB II LANDASAN TEORI
Ilmu pengetahuan yang ada sekarang tidak terlepas dari pengetahuan yang ada sebelumnya. Penelitian ilmiah pada hakikatnya merupakan alat untuk mendapatkan pengetahuan baru atau menguji pengetahuan yang telah ada. Agar dapat diketahui bagaimana hubungan dan dimana posisi pengetahuan diperoleh dari penelitian dalam kaitannya dengan pengetahuan yang telah ada perlu dilakukan kajian terhadap bahan pustaka yang relevan terhadap topik masalah. A. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Tentang Belajar a. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam seluruh proses pendidikan di sekolah. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung bagaimana proses belajar mengajar yang dijalani siswa sebagai peserta didik. Pandangan seorang terhadap belajar banyak
akan
mempengaruhi
sikap
dan
tindakan-tindakannya
yang
berhubungan dengan proses belajar mengajar yang terjadi. Setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda terhadap belajar. Belajar merupakan hal yang sangat penting dalam mencapai tujuan pendidikan karena pendidikan erat kaitannya dengan proses belajar seseorang di dalam hidupnya sebab setiap orang menjadi dewasa karena belajar dan pengalaman hidupnya. Oemar Hamalik (2003: 154) mengemukakan bahwa “Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman”. Menurut Gino dkk (2000: 6) menyatakan bahwa: Belajar adalah suatu kegiatan yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku, baik potensial maupun akrual. Perubahan-perubahan itu, berbentuk kemampuan-kemampuan baru yang dimiliki dalam waktu yang relatif lama (konstan). Serta perubahan-perubahan tersebut terjadi karena usaha sadar yang dilakukan oleh individu yang sedang belajar. 7
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
Sedangkan Winkel dalam bukunya Psikologi Pengajaran menyatakan bahwa: “Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas” (Winkel 2005: 59). Sejalan dengan kedua pendapat ini, Sulistyorini (2009: 6) mengemukakan bahwa “Belajar adalah sebagai proses untuk merubah diri seseorang (siswa) agar memiliki pengetahuan, sikap dan tingkah laku melalui latihan, baik latihan yang penuh dengan tantangan atau melalui pelbagai pengalaman yang telah terjadi”. Banyak pakar yang telah mendefinisikan pengertian belajar menurut Slameto (2003: 2), “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.” Dalam pembelajaran pada hakikatnya terdapat dua proses yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yaitu proses belajar dan proses mengajar. Proses belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja terlepas dari ada yang mengajar atau tidak. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Apabila mengajar yang mengusahakan agar terjadi proses belajar pada diri seseorang maka pendapat bahwa seseorang belajar karena ada yang mengajar tidaklah benar. Slameto (2003: 3-4) menjelaskan ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam belajar yaitu : a. b. c. d. e. f.
Perubahan terjadi secara sadar; Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional; Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif; Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara; Perubahan dalam belajar bertujuan terarah; Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku;
Perubahan tingkah laku yang diharapkan adalah perubahan tingkah laku yang berbentuk positif sebab perubahan tersebut berbentuk prestasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
Dari berbagai pendapat yang dikemukakan oleh pakar tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai akibat dari latihan dan pengalaman baru dalam interaksi dengan lingkungannya untuk waktu yang relatif lama.. b. Prinsip Belajar Menurut Agus Suprijono (2009: 4) “Prinsip-prinsip belajar meliputi 3 hal yaitu pertama, prinsip belajar adalah perubahan perilaku”. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri: 1) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari. 2) Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya. 3) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup. 4) Positif dan berakumulasi. 5) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan. 6) Bertujuan terarah. 7) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan. Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistemik yang dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajar. Ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara siswa dengan lingkungannya. William Burton dalam Agus Suprijono (2009: 5) mengemukakan bahwa “ A good learning situation consist of a rich and varied series of learning experiences unified around a vigorous purpose and carried on in interaction with a rich varied and propocative envirotment”. Sedangkan prinsip belajar yang dikemukakan oleh Darsono (2000: 21) yaitu: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Kesiapan belajar Perhatian Motivasi Keaktifan siswa Mengalami sendiri Pengulangan Materi pelajaran yang menantang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
8) Balikan dan penguatan 9) Perbedaan individual Dengan penjelasan sebagai berikut: 1) Kesiapan belajar Faktor kesiapan, baik fisik maupun psikologis merupakan kondisi awal suatu kegiatan belajar. Kondisi fisik yang tidak kondusif, misalnya sakit akan mempengaruhi proses belajar. Demikian juga faktor psikologis yang kurang baik, misalnya gelisah, tertekan dan sebagainya merupakan kondisi awal yang tidak menguntungkan bagi kelancaran belajar. 2) Perhatian Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu obyek, dapat pula dikatakan bahwa perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas yang dilakukan. 3) Motivasi Motif adalah kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorong orang tersebut untuk melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif saat orang melakukan aktivitas. 4) Keaktifan siswa Yang melakukan kegiatan belajar adalah siswa. Oleh karena itu siswa harus aktif dan tidak boleh pasif. Dengan bantuan guru siswa mampu mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya. 5) Mengalami sendiri Prinsip mengalami ini sangat penting dalam belajar dan erat kaitannya dengan prinsip keaktifan. Siswa yang belajar dengan melakukan sendiri (tidak minta tolong orang lain) akan memberikan hasil belajar yang lebih cepat dan pemahaman yang lebih mendalam. 6) Pengulangan Materi pelajaran ada yang mudah dan ada yang sulit. Untuk mempelajari materi siswa perlu membaca, berfikir, mengingat dan yang tidak kalah penting adalah latihan. Dengan latihan berarti siswa mengulangulang materi yang dipelajari sehingga materi tersebut semakin mudah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
diingat. Dengan pengulangan, tanggapan tentang materi semakin segar dalam pikiran siswa, sehingga semakin mudah direproduksi. 7) Materi pelajaran yang menantang Keberhasilan belajar siswa sangat dipengaruhi oleh rasa ingin tahu siswa terhadap persoalan. Rasa ingin tahu timbul bila materi pelajaran yang dihadapi menantang atau problematis. Oleh karena itu guru hendaknya sering memberikan materi pelajaran yang menantang untuk merangsang rasa ingin tahu siswa yang akan membuat siswa aktif belajar. 8) Balikan dan penguatan Balikan adalah masukan yang sangat penting baik bagi siswa maupun bagi guru. Dengan balikan siswa mengetahui sejauh mana kemampuannya dalam suatu hal, dimana letak kekuatan dan kelemahannya. Penguatan adalah suatu tindakan yang menyenangkan dari guru terhadap siswa yang telah berhasil melakukan suatu perbuatan belajar. Dengan penguatan diharapkan siswa akan mengulangi perbuatan yang sudah baik itu. 9) Perbedaan individual Siswa dalam suatu kelas yang dihadapi oleh guru tidak boleh disamakan kondisinya seperti benda mati. Masing-masing siswa mempunyai karakteristik, baik dilihat dari segi fisik maupun psikis. Dengan adanya perbedaan ini tentu kemampuan, minat serta kemampuan belajar mereka tidak persis sama. Agar kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dapat mencapai tujuan, beberapa prinsip belajar perlu diperhatikan. Apabila prinsip-prinsip ini diabaikan, maka proses belajar tidak dapat berjalan lancar dan akan mempengaruhi kemandirian belajar siswa. 2. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Adapaun prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu. Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap pengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia. Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan. Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (2003: 36) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.” Selanjutnya Winkel (2005: 73) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.” Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar 1. Faktor Intern Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi. a. Kecerdasan/intelegensi Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Ada kalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar. Salah satu aspek yang penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara potensi ia dapat mencapai prestasi yang tinggi.” Slameto (2003: 13) mengatakan bahwa “tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.” Muhibbin (2002: 23) berpendapat bahwa “semakin tinggi kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses.” Dari pendapat di atas jelaslah bahwa intelegensi yang baik atau kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak dalam usaha belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
b. Bakat Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama belajat keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut. c. Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Menurut Winkel (2005: 76) menyatakan bahwa: “minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.” Selanjutnya Slameto (2003: 15) mengemukakan bahwa: “minat adalah “kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang.” Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya. d. Motivasi Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar. Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: a) Motivasi instrinsik. Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar b) Motivasi ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar. Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan ini dalam diri siswa akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran. Untuk membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar secara aktif. 2. Faktor Ekstern Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto (2003: 17)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat. a. Keadaan Keluarga Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slameto (2003: 17) bahwa: “Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.” Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar. Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar. b. Keadaan Sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
hasil-hasil belajarnya. Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar. c. Lingkungan Masyarakat Di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada. Apabila anak-anak yang sebaya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada menentukan anakpun dapat terpengaruh pula. Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya. 3. Tinjauan Tentang Pengertian Metode Pembelajaran Pada berbagai situasi proses pembelajaran seringkali digunakan berbagai istilah yang pada dasarnya dimaksudkan untuk menjelaskan cara, tahapan, atau pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Istilah strategi, metode dan teknik sering digunakan secara bergantian, walaupun pada dasarnya istilah-istilah tersebut memiliki perbedaan satu dengan lainnya. Hamzah (2009: 1) mendefinisikan metode pembelajaran sebagai berikut: Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
pembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan tertentu, atau dengan kata lain pembelajaran merupakan suatu model atau kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Metode yang terkait dengan strategi pembelajaran sebaiknya dirancang agar proses berjalan mulus. Metode adalah cara-cara atau teknik yang dianggap jitu untuk menyampaikan materi ajar. Metode sebagai strategi bisa dikaitkan dengan media dan waktu yang tersedia untuk belajar. Pada konsep sederhana ini, metode adalah komponen strategi pembelajaran yang sederhana. Masih cukup banyak guru yang memakai metode konvensional dalam melaksanakan pembelajaran. Tentu metode konvensional tersebut bukan satu kesalahan, tetapi kalau terus-menerus dipakai maka dapat dipastikan suasana pembelajaran berjalan secara monoton tanpa ada variasi. Oleh karena itu, sudah sepantasnya guru mengembangkan metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran, terlebih lagi jika dikaitkan dengan upaya meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan. Hal tersebut ditegaskan Lik dalam Yasa (2008: 2) menyatakan bahwa: Metode konvensional sudah tidak sesuai dengan tuntutan jaman, karena pembelajaran yang dilakukan dalam metode konvensional, siswa tidak diberi kesempatan seluas-luasnya untuk aktif mengkonstruksi pengetahuannya. Siswa dituntut untuk lebih aktif dibanding guru, sedangkan peran guru sebagai fasilitator dan evaluator maka guru dituntut untuk dapat mengubah pola pengajaran. Kondisi pembelajaran yang konvensional dan monoton tentu saja tidak bisa dibiarkan berlangsung terus menerus. Dengan kondisi tersebut seharusnya guru mencari alternatif-alternatif metode pembelajaran yang memungkinkan dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran di kelas, dan salah satu yang dimaksud dalam hal ini adalah metode pembelajaran word square dan talking stick. Alasan utama pemilihan metode word square dan talking stick karena selama proses pembelajaran berlangsung sesudah guru menyajikan materi pelajaran, siswa diberikan waktu beberapa saat untuk memahami materi pelajaran yang telah diberikan, agar dapat menjawab pertanyaan yang diajukan guru pada saat talking stick berlangsung. Dan pertanyaan itu dapat tertuang dalam metode
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
word square atau sering disebut teka teki silang. Mengingat dalam talking stick, hukuman (punishmen) dapat diberlakukan, misalnya siswa disuruh menyanyi, berpuisi, atau hukuman-hukuman yang sifatnya positif dan menumbuhkan motivasi belajar siswa. Dengan demikian, pembelajaran dengan perpaduan antara metode talking stick dan word square ini berorientasi pada aktivitas individu siswa yang dilakukan dalam bentuk permainan. 4. Tinjauan Tentang Pembelajaran Word Square a. Hakikat Metode Word Square Word square dalam arti bahasa terdiri atas dua suku kata diantaranya Word yang berarti Kata dan Square yang berarti Pencari. Jadi menurut bahasa arti dari Word Squre adalah pencari kata. Metode word square merupakan pengembangan dari metode ceramah yang diperkaya. Sebagaimana disebutkan oleh Mujiman (2011: 92) bahwa: Word Square merupakan kegiatan belajar mengajar dengan cara guru membagikan lembar kegiatan atau lembar kerja sebagai alat untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan. Instrument utama metode ini adalah lembar kegiatan atau kerja berupa pertanyaan atau kalimat yang perlu dicari jawabannya pada susunan huruf acak pada kolom yang telah disediakan. Word
square
adalah
model
pembelajaran
yang
memadukan
kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan jawaban pada kotak-kotak jawaban. Mirip seperti mengisi teka-teki silang tetapi
bedanya
jawabannya
sudah
ada
namun
disamarkan
dengan
menambahkan kotak tambahan dengan sembarang huruf penyamar atau pengecoh. Model pembelajaran ini sesuai untuk semua mata pelajaran. Tinggal bagaimana Guru dapat memprogram sejumlah pertanyaan terpilih yang dapat merangsang siswa untuk berpikir efektif. Tujuan huruf pengecoh bukan untuk mempersulit siswa namun untuk melatih sikap teliti dan kritis. Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa word square merupakan suatu model pembelajaran dimana guru memberikan lembar kegiatan dan lembar jawaban berupa susunan huruf yang diacak dan ditampilkan dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
bentuk kotak-kotak sehingga menuntut siswa untuk jeli dalam menjawab pertanyaan. b. Langkah-Langkah Metode Word Square Instrument utama metode ini adalah lembar kegiatan atau kerja berupa pertanyaan atau kalimat yang perlu dicari jawabannya pada susunan huruf acak pada kolom yang telah disediakan. Menurut Saptono (2003: 47) langkah langkah pembelajaran word square adalah: a) Siswa diarahkan untuk mempelajari topik tertentu yang akan disampaikan b) Siswa disuruh menemukan istilah dalam word square yang relevan dengan topik yang telah dipelajari c) Siswa memberikan penjelasan tentang kata yang ditemukan. Informasi dari siswa tentang kata tersebut sebanyak-banyaknya digalim oleh guru. d) Penjelasan siswa divariasikan dengan pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada seluruh siswa. Teknis pelaksanaan kegiatan word square ini yaitu : 1. Guru menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. 2. Guru membagikan lembar kegiatan sesuai dengan materi pelajaran yang telah disampaikan. 3. Siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban yang benar. 4. Guru memberikan poin pada setiap jawaban. CONTOH SOALNYA : 1. Sebelum mengenal uang orang melakukan pertukaran dengan cara ……. 2. ……. Digunakan sebagai alat pembayaran yang sah 3. Uang ……. Saat ini banyak di palsukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
CONTOH JAWABAN (Untuk Mapel IPS) T
Y
E
N
I
O
K
N
R
A
U
A
N
K
U
O
A
B
A
R
T
E
R
M
N
A
N
I
R
R
S
I
S
D
G
I
I
T
G
N
A
O
N
L
S
A
I
A
K
L
A
A
I
S
R
L
Gambar 1. Ilustrasi soal word square
5. Tinjauan Tentang Pembelajaran Talking Stick a. Hakikat Metode Talking Stick Dalam sejarahnya talking Stick (tongkat berbicara) adalah metode yang pada mulanya digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antar suku), Tongkat berbicara telah digunakan selama berabad-abad oleh suku–suku Indian sebagai alat menyimak secara adil dan tidak memihak. Tongkat berbicara sering digunakan kalangan dewan untuk memutuskan siapa yang mempunyai hak berbicara. Pada saat pimpinan rapat mulai berdiskusi dan membahas masalah, ia harus memegang tongkat berbicara. Tongkat akan pindah ke orang lain apabila ia ingin berbicara atau menanggapinya. Dengan cara ini tongkat berbicara akan berpindah dari satu orang ke orang lain jika orang
tersebut
ingin
mengemukakan
pendapatnya.
Apabila
semua
mendapatkan giliran berbicara, tongkat itu lalu dikembalikan lagi ke ketua/pimpinan rapat. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Talking Stick dipakai sebagai tanda seseorang mempunyai hak suara (berbicara) yang diberikan secara bergiliran/bergantian. Talking Stick merupakan salah satu dari sekian banyak metode pembelajaran interaktif yang dapat menciptakan keaktifan murid dalam satu proses belajar mengajar. Metode Talking Stick adalah metode pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
yang dipergunakan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diiinginkan. Talking Stick sebagaimana dimaksudkan penelitian ini, dalam proses belajar mengajar di kelas berorientasi pada terciptanya kondisi belajar melalui permainan tongkat yang diberikan dari satu siswa kepada siswa yang lainnya pada saat guru menjelaskan materi pelajaran dan selanjutnya mengajukan pertanyaan. Saat guru selesai mengajukan pertanyaan, maka siswa yang sedang memegang tongkat itulah yang memperoleh kesempatan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Hal ini dilakukan hingga semua siswa berkesempatan mendapat giliran menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Menurut
Hamalik
(2007:
65),
berbagai
pendekatan
dalam
pembelajaran yang harus diketahui guru dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu: “a) Pembelajaran penerimaan (reception learning), b) pembelajaran penemuan (discovery learning), c) pembelajaran penguasaan (mastery learning), dan d) Pembelajaran terpadu (unit learning). Keempat pendekatan pembelajaran ini dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran”. Sedangkan untuk melaksanakan pembelajaran dibutuhkan suatu metode sebagai alat pencapaian tujuan pembelajaran. Depdiknas (2008: 10) menjelaskan bahwa yang dimaksud metode adalah, “…upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu”. Metode Talking stick adalah metode pembelajaran yang dipergunakan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diiinginkan. Talking stick sebagaimana dimaksudkan penelitian ini, dalam proses belajar mengajar di kelas berorientasi pada terciptanya kondisi belajar melalui permainan tongkat yang diberikan dari satu siswa kepada siswa yang lainnya pada saat guru menjelaskan materi pelajaran dan selanjutnya mengajukan pertanyaan. Saat guru selesai mengajukan pertanyaan, maka siswa yang sedang memegang tongkat itulah yang memperoleh kesempatan untuk menjawab pertanyaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
tersebut. Hal ini dilakukan hingga semua siswa berkesempatan mendapat giliran menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Menurut Agus Suprijono (2010: 109) “Pembelajaran dengan metode talking stick mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat.” Merujuk pada defenisi istilahnya, metode talking stick dapat diartikan sebagai metode pembelajaran bermain tongkat, yaitu pembelajaran yang drancang untuk mengukur tingkat penguasaan materi pelajaran oleh murid dengan menggunakan media tongkat. Kelebihan dari metode talking stick ini adalah: 1. Menguji kesiapan siswa 2. Melatih membaca dan memahami dengan cepat. 3. Agar lebih giat belajar (belajar dahulu). Kekurangan dari metode ini adalah membuat siswa senam jantung. Selain itu membuat sisiwa menjadi tegang, ketakutan akan pertanyaan yang akan di berikan oleh guru
b. Langkah-Langkah Metode Talking Stick Teknis pelaksanaan metode Talking Stick sebagaimana tercantum dalam buku panduan materi sosialisasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diselenggarakan oleh Depdiknas (2006: 21) dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Guru menyiapkan sebuah tongkat, 2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi, 3. Setelah selesai membaca materi pelajaran, siswa diperintahkan untuk menutup buku, 4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya hingga seluruh siswa mendapat bagian untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru, 5. Guru memberikan kesimpulan, 6. Melakukan evaluasi, dan 7. Menutup pelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
Menurut Agus Suprijono (2006: 84) langkah-langkah pembelajaran talking stick adalah sebagai berikut: 1. Guru menyiapkan tongkat. 2. Guru menyajikan materi pokok. 3. Siswa menbaca materi lengkap pada wacana. 4. Guru meminta siswa untuk menutup bukunya; 5. Guru mengambil tongkat dan memberikan tongkat kepada siswa dan siswa yang kebagian tongkat menjawab pertanyaan dari guru. 6. Tongkat diberikan kepada siswa lain dan guru memberikan petanyaan lagi dan seterusnya. 7. Guru melakukan refleksi proses pembelajaran, dan 8. Guru dan siswa menarik kesimpulan Ilustrasi pembelajaran dalam metode talking stick dapat diilustrasikan dalam gambar berikut:
siswa
siswa
siswa
siswa
siswa
siswa
siswa
siswa
Gambar 2. Ilustrasi Metode Talking Stick 6. Tinjauan Tentang Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Administrasi Perkantoran Dalam mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan terdapat 5 Standar Kompetensi (SK) yaitu sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan administrasi perkantoran 1.1 Menjelaskan pengertian administrasi dan unsur administrasi; 1.2 Menyebutkan faktor administrasi dengan lengkap; 1.3 Menjelaskan pengertian kantor dan administrasi perkantoran dengan benar; 1.4 Menjelaskan pengertian manajemen dan fungsi-fungsi manajemen; 1.5 Menjelaskan pengertian organisasi, menyebutkan unsur-unsur dan prinsipprinsip organisasi dengan lengkap;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
1.6 Menyebutkan tujuan dan fungsi administrasi. 2. Mengidentifikasi pekerjaan kantor 2.1 Mendeskripsikan pengertian pekerjaan kantor; 2.2 Mengidentifikasikan jenis-jenis pekerjaan kantor; 2.3 Merinci pekerjaan kantor satu persatu; 2.4 Mengidentifikasikan ciri-ciri pekerjaan kantor dengan benar; 2.5 Mengelola pekerjaan kantor dengan teliti, cepat, dan tepat. 3. Mendeskripsikan fungsi pekerjaan kantor dalam organisasi 3.1 Mendeskripsikan fungsi pekerjaan kantor dalam organisasi dengan tepat; 3.2 Menjelaskan peranan pekerjaan kantor dengan benar; 3.3 Mendeskripsikan penyelenggaraan pekerjaan kantor dengan benar; 3.4 Mendeskripsikan perkembangan pekerjaan kantor melalui kemajuan dan perubahan jaman. 4. Mengidentifikasikan sarana dan prasarana administrasi perkantoran 4.1 Mendeskripsikan tata ruang kantor dengan tepat; 4.2 Menjelaskan tujuan, manfaat, dan asas tata ruang kantor dengan benar; 4.3 Mengidentifikasikan prinsip-prinsip tata ruang kantor dengan tepat; 4.4 Mengatur tata ruang kantor dengan tepat berdasarkan teknik pengaturan tata ruang; 4.5 Mengidentifikasikan kebutuhan barang-barang kantor melalui bantuan; 4.6 Barang habis pakai dan barang tidak habis pakai diinventarisasi dengan tepat. 5. Mengidentifikasikan persyaratan personal kantor berdasarkan berbagai istilah 5.1 Mendiskripsikan personal kantor berdasarkan berbagai istilah; 5.2 Menyebutkan syarat-syarat personal kantor sesuai dengan kebutuhan; 5.3 Menyebutkan wewenang dan tanggungjawab personal kantor sesuai dengan aturan; 5.4 Mengidentifikasikan pengertian seleksi, mutasi, demosi, promosi, diklat, dan pemberhentian personal kantor melalui bantuan orang lain serta sesuai aturan yang berlaku ditempat kerja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
Untuk semester gasal, terdapat 3 SK dengan waktu sebanyak 20 minggu atau 5 bulan sedangkan untuk semester genap terdapat 2 SK dengan waktu 18 minggu. Dengan rincian sebagai berikut: Tabel 1. Program Tahunan Tahun Pelajaran 2010/2011 SEMESTER GASAL
SEMESTER GENAP
1. Jumlah Minggu Efektif
1. Jumlah Minggu Efektif 3 minggu
a. Januari
: 4 minggu
b. Agustus
: 4 minggu
b. Februari
: 4 minggu
c. September
: 3 minggu
c. Maret
: 3 minggu
d. Oktober
: 4 minggu
d. April
: 2 minggu
e. November
: 4 minggu
e. Mei
: 4 minggu
f. Desember
: 2 minggu
f. Juni
: 1 minggu
: 20 minggu
JUMLAH
: 18 minggu
a. Juli
JUMLAH
7. Tinjauan Tentang Penelitian Tindak Kelas a. Hakikat Penelitian Tindak Kelas Penelitian Tindak Kelas memiliki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Diimplementasikan dengan baik dan benar ini berarti pihak yang terlibat (guru dan teman sejawat) mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dan mendeteksi memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran melalui tindakan yang bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati
pelaksanaannya
untuk
mengukur
tingkat
keberhasilan.
Diimplementasikan dengan benar berarti sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian pendidikan. Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research) memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran
apabila
diimplementasikan
dengan
baik
dan
benar.
Diimplementasikan dengan baik artinya, yang terlibat dalam PTK (guru) mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran di kelas melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau
memperbaiki situasi dan kemudian secara
cermat mengamati
pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya. Diimplementasikan dengan benar artinya, sesuai dengan kaidah-kaidah PTK (Kunandar, 2009:41). PTK juga dapat diartikan sebagai penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar-mengajar yang terjadi di kelas, dan bukan pada imput kelas (silabus, materi,dan lain-lain.) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas. Dari berbagai definisi di atas, penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih berkualitas sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik (Asrori, 2008:6). Ciri-ciri umum PTK menurut pendapat Cohen dan Manion kemudian dimodifikasi oleh Kunandar (2009: 56) adalah sebagai berikut. a. Situasional, konstektual, berskala kecil, praktis, terlokalisasi dan secara langsung relevan dengan situasi nyata tenaga kerja. b. Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah praktis. PTK juga bersifat empiris. c. Fleksibel dan adaptif sehingga memungkinkan adanya perubahan selama masa percobaan dan pengabaian pengontrolan karena lebih menekankan sifat tanggap dan pengujicobaan serta pembaharuan di tempat kejadian. d. Partisipatori karena peneliti dan/atau anggota tim peneliti sendiri ambil bagian secara langsung atau tidak langsung dalam melakukan PTK. e. Self-evaluation, yaitu modifikasi secara kontinu yang dievaluasi dalam situasi yang ada, yang tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran dengan cara tertentu. f. Perubahan dalam praktik didasari pengumpulan informasi atau data yang memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan. g. Secara ilmiah kurang ketat karena kesahihan internal dan eksternalnya lemah meskipun diupayakan untuk dilakukan secara sisitematis dan ilmiah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
Perbedaan PTK dan penelitian model lain menurut Alamsyah (2010: 6) adalah sebagai berikut. A. Penelitian Formal harus memiliki kriteria: a. Dilakukan oleh orang luar. b. Sampel harus representatif. c. Instrumen harus valid dan reliable d. Menuntut penggunaan analisis statistik. e. Mempersyaratkan hipotesis. f. Mengembangkan teori. g. Tidak memperbaiki praktik pembelajaran secara langsung. h. Hasil penelitian merupakan produk ilmu. B. Sedangkan PTK harus memiliki kriteria: a. Dilakukan oleh guru atau dosen. b. Kerepresentatifan sampel tidak diperhatikan. c. Instrumen yang valid dan reliabel tidak diperhatikan. d. Tidak menggunakan analisis statistik yang rumit. e. Tidak selalu menggunakan hipotesis. f. Memperbaiki praktik pembelajaran secara langsung. g. Hasil penelitian merupakan produk ilmu terutama prosesnya. b. Langkah-Langkah Penelitian Tindak Kelas Aspek Pokok dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Kemmis dan Mc Taggart dalam Kunandar (2009: 70-73), PTK dilakukan melalui proses yang dinamis dan komplementari yang terdiri dari empat “momentum” esensial, yaitu: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Observasi, (4) Refleksi. Disini, peneliti menggunakan model PTK yang dikemukakan oleh Soehardjono dalam Suharsumi Arikunto, dan Supardi (2008: 74).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
Untuk lebih jelas mengenai tahapannya, lihat bagan berikut: Permasalahan Siklus I
Permasalahan baru hasil refleksi
Siklus II
Perencanaan Tindakan I Refleksi I
Perencanaan Tindakan II Refleksi II
Apabila permasalahan belum terselesaikan
Pelaksanaan Tindakan I
Pengamatan/ Pengumpulan Data I Pelaksanaan Tindakan II Pengamatan/ Pengumpulan Data II
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
Gambar 3: Siklus Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (Soehardjono dalam Suharsumi Arikunto, dan Supardi 2008: 74) Keterangan: a. Penyusunan Rencana (planning) Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan yang secara kritis untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Rencana PTK hendaknya tersusun dan dari segi definisi harus prospektif pada tindakan, rencana itu harus memandang ke depan. Rencana PTK hendaknya disusun berdasarkan kepada pengamatan awal yang refleksif. Asrori (2008: 52) memaparkan bahwa rencana tindakan kelas merupakan rencana yang tersusun dan harus memiliki pandangan jauh ke depan, yakni untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta hasil belajar siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
b. Tindakan (acting) Tindakan yang dimaksud disini adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana. PTK didasarkan atas pertimbangan teoretis dan empiris agar hasil yang diperoleh berupa peningkatan PBM optimal. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Asrori (2008:53) yang memaparkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah tindakan guru sebagai peneliti yang dilakukan secara sadar dan terkendali dan merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana. Dalam konteks ini, tindakan itu digunakan sebagai kebijakan bagi guru untuk pengembangan tindakan-tindakan berikutnya, yaitu tindakan yang dilakukan oleh guru disertai kemauan kuat untuk memperbaiki proses pembelajaran. Tindakan guru pada dasarnya dituntun oleh perencanaan yang telah ditentukan pada langkah sebelumnya. Artinya, rencana yang dirumuskan pada langkah sebelumnya itu hendaknya dijadikan acuan dalam hal dasar pemikiran. c. Observasi (observing) Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait. Observasi itu berorientasi ke masa yang akan datang, memberikan dasar bagi refleksi sekarang, lebih-lebih lagi ketika putaran sekarang berjalan. Observasi yang cermat diperlukan karena tindakan selalu akan dibatasi oleh keadaan realitas, dan semua kendala itu belum pernah dapat dilihat dengan jelas pada waktu yang lalu. d. Refleksi (reflecting) Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis. Refleksi mempertimbangkan ragam perspektif yang mungkin ada dalam suatu situasi dan memahami persoalan serta keadaan tempat timbulnya persoalan itu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
B. Kerangka Berpikir Guru selaku tenaga pendidik dalam proses belajar mengajar dalam kelas maupun di luar kelas sudah sepatutnya memahami kondisi dan keadaan siswa saat pelajaran sedang berlangsung. Keadaan memahami kondisi siswa ini pada akhirnya akan membawa guru untuk menerapkan dan menggunakan metode belajar yang tepat sehingga dalam penyampaian materi pelajaran siswa menjadi aktif dan mempunyai minat belajar dan dengan demikian prestasi belajar siswa pun akan lebih baik. Penggunaan metode belajar yang tepat merupakan kunci keberhasilan meningkatnya prestasi belajar siswa. Betapa tidak, bagaimanapun baik dan lengkapnya materi pelajaran yang disampaikan di depan kelas bila tidak disesuaikan dengan metode yang tepat maka akan sia-sia. Artinya, guru secara tidak langsung harus memahami dan mengetahui metode-metode mengajar yang akan digunakan hubungannya dengan meningkatkan prestasi belajar siswa itu sendiri. Mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan yang diajarkan pada kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran 1 SMK Kristen 1 Surakarta merupakan salah satu mata pelajaran produktif (kejuruan) yang memiliki cakupan materi yang cukup luas. Selama ini penyampaian materi pengidentifikasian sarana dan prasarana administrasi perkantoran dilakukan dengan metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dan metode konvensional lainnya yang tidak sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga menyebabkan proses belajar mengajar menjadi monoton dan tidak efektif. Suasana kelas yang monoton dan tidak efektif itulah yang memicu kondisi emosional siswa menjadi tidak stabil. Dengan emosi yang tidak stabil, menyebabkan siswa menjadi tidak bergairah dalam belajar, dan prestasi atau hasil belajar menjadi tidak maksimal Seorang pengajar dalam mengajarkan materi pelajaran haruslah mampu menerapkan model pembelajaran yang tepat karena penggunaan model pembelajaran yang tepat diharapkan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Oleh karena itu guru harus cermat dalam memilih metode pembelajaran tetapi juga harus disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, tujuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
pembelajaran, waktu yang tersedia, serta situasi dan kondisi yang memudahkan siswa dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan perpaduan antara metode word squre dan talking stick merupakan salah satu metode yang dikembangkan agar dapat membangun kelas dalam komunitas belajar yang menghargai semua kemampuan siswa. Dalam metode ini, siswa akan lebih mudah menyelesaikan kesulitan yang dialami melalui permainan yang akan dilakukan yaitu teka-teki silang dan permainan tongkat. Hal tersebut dikarenakan metode word square dan talking stick ini menekankan pada permainan dan penguasaan materi meskipun sering melibatkan ketrampilan belajar interpersonal sehingga siswa akan lebih senang dalam menangkap pelajaran yang disampaikan. Kondisi atau keadaan ini tentu saja akan berdampak baik pada prestasi belajar siswa itu sendiri. Dari pemikiran di atas, dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut :
Kondisi awal
Proses Kegiatan Mengajar Guru masih menggunakan metode konvensional
Tindakan
Guru menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan word square dan talking stick
Kondisi akhir
Guru melakukan refleksi pada siklus I kemudian melanjutkan perbaikan pada siklus II
Siswa cepat bosan, kurang aktif dalam pembelajaran dan hasil belajar kurang maksimal
Suasana kelas menjadi lebih hidup karena siswa menjadi lebih aktif
Siswa lebih aktif dan prestasi belajar meningkat dibanding pada siklus I
Gambar 4. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
C. Hipotesis Tindakan Metode word square dan talking stick dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan, dengan kompetensi dasar mengidentifikasikan persyaratan personal kantor berdasarkan berbagai istilah kelas X jurusan administrasi perkantoran 1 SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat, Subyek dan Waktu Penelitian 1. Tempat dan Subyek Penelitian Tempat penelitian ini adalah di SMK Kristen 1 Surakarta yang beralamat di Jalan A. Yani No. 2 Tegalharjo, Jebres, Surakarta, dengan subyek penelitian adalah siswa kelas X Administrasi Perkantoran 1 semester 2 tahun pelajaran 2010/2011 dengan jumlah 34 siswa. Alasan pemilihan sekolah ini sebagai tempat penelitian adalah: a. Prestasi belajar siswa kelas X Administrasi 1 pada mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan yang belum optimal, guru masih menggunakan metode yang konvensional. b. Sedikitnya interaksi kepada siswa yang dilakukan oleh guru sehingga perlu dilakukan penelitian dengan penerapan metode pembelajaran word square dan talking stick, dengan harapan prestasi siswa khususnya pada mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan dapat meningkat.
2. Waktu Penelitian Waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah dari proses persiapan sampai dengan penyusunan laporan penelitian. Proses persiapan penelitian yaitu dengan mengajukan judul dan mini proposal selama 2 bulan dengan rincian pengajuan judul selama dua bulan (Januari sampai Februari 2011) dan proposal selama dua bulan (Maret 2011 sampai April 2011). Pelaksanaan kegiatan penelitian tindak kelas (mencakup ijin penelitian, perencanaan tindakan, dan implementasi tindakan) dilakukan pada bulan Mei 2011 sampai Juli 2011 (3 bulan). Bahan ajar yang bersangkutan adalah berdasarkan pada Standar Kompetensi 5 dengan Kompetensi Dasar mengidentifikasikan persyaratan personal kantor berdasarkan berbagai istilah, dengan rincian sebagai berikut: a.
Siklus I terdiri dari 2 kali tatap muka
b.
Siklus II terdiri dari 2 kali tatap muka
commit to user 34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
Rencana pelaksanaan kegiatan tatap muka mengikuti atau menyesuaikan waktu pembelajaran mata pelajaran yaitu pada hari Selasa dan Kamis. Sedangkan penyusunan laporan dilakukan selama dua bulan yaitu pada bulan Agustus sampai September 2011. B. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dalam istilah asing disebut Classroom Action Research (CAR) yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Zainal Aqib (2006: 13) mengungkapkan bahwa PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas. Suharsimi Arikunto (2009: 2-3) menyatakan bahwa di dalam penelitian tindakan kelas memiliki tiga pengertian yaitu : a. Penelitian — menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. b. Tindakan — menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan siswa. c. Kelas — dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Menurut Hopkins dalam Zainal Aqib (2009: 17), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki 6 prinsip yaitu: 1. Pekerjaan utama guru adalah mengajar dan apa pun metode PTK yang diterapkannya seyogyanya tidak mengganggu komitmennya sebagai pengajar. 2. Metode Pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru sehingga berpeluang mengganggu proses pembelajaran. 3. Metode yang digunakan harus reliabel, sehingga memungkinkan guru mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara meyakinkan, mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya, serta memperoleh data yang dapat digunakan untuk menjawab hipotesis yang dikemukakannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
4. Masalah program yang diusahakan oleh guru seharusnya merupakan masalah yang cukup merisaukan dan bertolak dari tanggung jawab proesionalnya. 5. Dalam menyelenggarakan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi terhadap proses dan prosedur yang berkaitan dengan pekerjaannya. 6. Dalam penyelenggaraan PTK sejauh mungkin harus digunakan class room excerding perspective, dalam arti permasalahan tidak dilihat terbatas dalam konteks kelas dan atau mata pelajaran tertentu, melainkan persepektif misi sekolah secara keseluruhan. Karakteristik yang unik dalam PTK adalah adanya tindakan nyata (aksi atau action) yang dilakukan oleh guru (bersama pihak lain) untuk memperbaiki praktik dan proses pembelajaran. PTK selalu berangkat dari kesadaran kritis guru terhadap persoalan yang terjadi ketika praktik dan proses pembelajaran berlangsung. Tindakan itu harus direncanakan dengan baik dan dapat diukur tingkat keberhasilannya. Pada umumnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki empat tahapan yang lazim digunakan yaitu: 1. Perencanaan (planning) Pada tahap awal ini yang dilakukan adalah mengidentifikasi masalah dan penerapan alternatif pemecahan masalah. Secara lebih spesifik adalah merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam PBM, menentukan pokok bahasan, mengembangkan skenario, menyiapkan sumber belajar, mengembang format evaluasi, mengembangkan format observasi lapangan. 2. Pelaksanaan (acting) Tahap ke-2 dari Penelitian Tindakan Kelas adalah pelaksanaan tindakan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas sesuai dengan skenario yang telah dibuat atau rencana yang telah dibuat. 3.
Pengamatan (observating) Tahap ke-3 dari Penelitian Tindakan Kelas adalah kegiatan pengamatan atau observasi dengan menggunakan format observasi dan menilai hasil tindakan yang telah dilaksanakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
4.
Refleksi (reflecting) Pada tahap terakhir ini, dilakukan evaluasi tindakan yang telah dilaksanakan antara lain tentang perubahan yang terjadi pada siswa dan guru. Untuk mempermudah siklus yang dimaksud dalam penelitian ini, akan
digambarkan siklus PTK (Suharsimi Arikunto, 2009: 16) Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan Refleksi
SIKLUS I
Perlaksanaan
Pengamatan
? Gambar 5. Siklus Penelitian tindakan Kelas
C. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain: 1. Observasi Anas Sudijono (2008:76) menyatakan bahwa observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (=data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomenafenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Dalam hal ini peneliti mengamati secara langsung proses pembelajaran di kelas saat guru tengah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
memberikan materi pelajaran. Observasi dilakukan dengan cara mengamati, mengidentifikasi, dan mencatat apa kekurangan dan kelebihan dalam proses pembelajaran. Data yang dihasilkan dari kegiatan observasi berupa catatan lapangan yang mendeskripsikan proses pembelajaran saat observasi awal, siklus I dan siklus II dilakukan. Catatan lapangan ini juga memuat refleksi yang dilakukan peneliti terhadap pembelajaran. 2. Dokumentasi Teknik ini digunakan untuk mengdokumentasikan pelaksaan penelitian, yang berupa gambar-gambar atau foto, field note (catatan lapangan), silabus dan jenis dokumentasi lainnya untuk mendukung terpenuhinya sumber data. 3. Test Test adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian (Sudijono, 2008:66). Tes merupakan pengumpulan data yang dilakukan pada setiap akhir penyajian bahan ajar atau akhir siklus. Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil belajar yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan apakah sudah memenuhi target yang sudah ditentukan atau belum. Tes yang diadakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis. Pengukuran diambil dari rata-rata yang ada dari kondisi awal sampai akhir.
D. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian adalah tahapan-tahapan yang ditempuh dalam penelitian dari awal hingga akhir. Adapun prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan kegiatan, yaitu: 1.
Tahap pengenalan masalah Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini antara lain: a. Mengidentifikasi permasalahan yang ada selama proses pembelajaran; b. Menganalisis permasalahan yang timbul dengan mengacu pada teori yang relevan; c. Menyusun bentuk tindakan yang sesuai dengan siklus pertama; d. Menyusun alat evaluasi dan lembar pengamatan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
2.
Tahap persiapan tindakan Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi: a. Penyusunan jadwal penelitian tindakan kelas; b. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
3.
Tahap penyusunan rencana tindakan Tindakan disusun dalam 2 siklus, di mana masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/ observasi tindakan dan refleksi terhadap tindakan.
4.
Tahap implementasi tindakan Dalam tahap ini peneliti melakukan hipotesis tindakan, yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan dengan penerapan metode word square dan talking stick. Tahap ini dilakukan
untuk
menguji
kebenaran
melalui
tindakan
yang
telah
direncanakan. 5.
Tahap pengamatan Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung, khususnya aktivitas belajar siswa yang sedang melakukan KBM di bawah bimbingan guru.
6.
Tahap penyusunan laporan Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah dilakukan selama penelitian berlangsung.
E. Proses Penelitian Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Peningkatan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan kelas X Administrasi Perkantoran 1 SMK Kristen 1 Surakarta dengan penerapan metode word square dan talking stick. 2. Keaktifan dan perhatian siswa dalam pembelajaran kelas. 3. Keaktifan dan kerjasama dalam pemberian tongkat. 4. Ketepatan dan ketelitian siswa dalam mengerjakan soal dengan word square
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
Setiap tindakan upaya peningkatan prestasi belajar dirancang ke dalam satu siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) Perencanaan tindakan; (2) Pelaksanaan tindakan; (3) Observasi tindakan; dan (4) Refleksi tindakan untuk perencanaan siklus berikutnya. Dalam penelitian ini, direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus. 1. Rancangan Siklus I a. Tahap Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan meliputi: 1. Menganalisis materi pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan SMK Kristen 1 Surakarta kelas X Administrasi Perkantoran 1. 2. Menyiapkan rencana pembelajaran. 3. Mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran dalam rangka optimalisasi proses belajar mengajar dengan menggunakan metode Word Square dan Talking Stick. 4. Menyiapkan materi untuk dipresentasikan guru, yang mencakup pokok-pokok materi. Disamping Word Square dan Talking Stick, penyampaian materi pelajaran juga dikombinasikan dengan beberapa metode lainnya seperti demonstrasi, ceramah dan tanya jawab. 5. Membuat pedoman observasi untuk memberikan penilaian terhadap proses belajar mengajar dikelas yaitu observasi minat, motivasi dan sikap antusias. b. Tahap Pelaksanaan 1. Adapun pelaksanaan tindakan pada siklus I ini berlangsung selama satu (2) kali pertemuan yaitu sebagai berikut : a) Pendahuluan/kegiatan awal Kegiatan Apersepsi Guru menyiapkan perangkat pembelajaran Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai b) Kegiatan inti Guru menjelaskan mengenai persyaratan personel kantor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
Guru menjelaskan dan merinci hal-hal yang menyangkut tentang persyaratan personel kantor. Penyampaian materi pelajaran dilakukan dengan mengkombinasikan beberapa metode mengajar seperti ceramah dan tanya jawab Siswa dipersilahkan bertanya bila ada yang kurang jelas. Guru mengevaluasi kemampuan siswa memahami persyaratan personel kantor dengan metode word square dengan membuat 5 soal selama 20 menit. Word square adalah suatu metode pembelajaran dengan menggunakan lembar kerja (semacam teka teki silang) dimana siswa mencari susunan huruf dan dibentuk menjadi sebuah kalimat, sekaligus merupakan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Sedangkan talking stick merupakan pembelajaran yang digunakan sebagai metode pendukung word square, dimana sebuah tongkat menjadi medianya. Tongkat selanjutnya diberikan kepada siswa dan dilakukan pemutaran dari satu siswa ke siswa lainnya hingga tanda berhenti dibunyikan. Jika tanda berhenti dan tongkat berada pada salah satu siswa, maka siswa yang bersangkutan akan diajukan sebuah pertanyaan yang harus dijawab. Konsekuensi yang harus diterima bila tidak bisa memberikan jawaban adalah mendapat hukuman, dalam hal ini dapat berupa menyanyi, berhubungan
menari, dengan
ataupun
menghafal
penyelenggaraan
materi
yang
prinsip-prinsip
administrasi perkantoran namun lebih mengedepankan hal-hal yang sifatnya menghibur siswa itu sendiri. c) Penutup Guru mengadakan evaluasi tertulis mengenai persyaratan personel kantor dengan soal yang berbeda. Guru memberikan motivasi dan stimulus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
c. Tahap Observasi dan Evaluasi Pada tahap ini dilakukan proses observasi dan pencatatan selama kegiatan proses belajar mengajar berlangsung. Pencatatan dilakukan oleh guru dan dibantu oleh rekan observator dalam mengisi lembar observasi. d. Tahap Refleksi Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan hasil penguasaan materi (nilai tes) terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Data yang diperoleh selanjutnya menjadi bahan refleksi bagi guru dan peneliti untuk memperbaiki proses pembelajaran berikutnya dalam siklus II. 2. Rancangan Siklus II Berbagai tahap dan kegiatan pada siklus kedua pada dasarnya sama dengan siklus pertama, hanya saja tindakan yang dilakukan berbeda. Tindakan pada siklus kedua ini ditentukan berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan siklus pertama. Di samping itu pelaksanaan siklus kedua ini juga dilaksanakan selama tiga kali pertemuan. Pada siklus kedua ini materi yang akan dipelajari adalah mengenai pendidikan dan pelatihan personel kantor.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat SMK Kristen 1 Surakarta Berdirinya SMK Kristen 1 Surakarta bermula dari inisiatif beberapa orang Kristen di Surakarta, untuk mendirikan sekolah lanjutan atas dan kejuruan. Dalam musyawarah telah diputuskan memilih sekolah lanjutan atas ekonomi. Mengingat jika pertimbangan keadaan perekonomian masyarakat perlu ada peningkatan, maka beberapa orang Kristen tersebut dan masyarakat Surakarta pada umumnya merasa wajib membantu pemerintah dalam meningkatkan perekonomian. Oleh karena itu, perlu mendidik siswa yang berminat untuk dipersiapkan menjadi ahli ekonomi. Disamping itu yang paling penting untuk mendirikan sekolah adalah persetujuan pengurus Perhimpunan Pendidikan Kristen Surakarta (PPKS) dan dari Kepala Inspeksi Daerah Pendidikan Ekonomi Jawa Tengah, yang ada di Semarang. Akhirnya pada tanggal 1 Agustus 1958, berdiri Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) Kristen Surakarta yang bercorak Kristen. Pengelolaan SMEA Kristen Surakarta, di bawah bimbingan Panitia yang diketuai oleh Bp. O. Rekso Darmojo dan staf, sedangkan jalannya pelajaran diserahkan kepada Bp. Hartoyo, selaku Kepala Sekolah yang dibantu oleh Bp. Sucipto, B.A, untuk mencari tenaga pengajar sekolah yang beralamat di Jalan Bali No 142 Solo atau di SD Kristen Patihan. Tahun 1961 Drs. Hartoyo selaku Kepala Sekolah mendapat tugas yang baru yaitu menjadi dosen UNDIP Semarang. Jabatan Kepala Sekolah selanjutnya diserahkan kepada Bp. Sucipto, B.A yang waktu itu menjabat di SMEA Negeri 1 Surakarta. Pada tahun 1964 karena adanya peraturan bahwa Kepala Sekolah Negeri tidak diperkenankan merangkap jabatan Kepala Sekolah yang lain, maka jabatan Kepala Sekolah diserahkan kepada Bp. Subarjo, B.A. Pada tahun 1965 berdasarkan SK P dan K tertanggal 11 Februari 1965 No. 1757/BS/RI SMEA Kristen Surakarta mendapat bantuan pemerintah terhitung 1 Agustus 1984. Pada tahun 1968, diadakan pembaharuan permohonan bantuan. Melalui Surat
commit to user 43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
Keputusan Menteri P dan K Republik Indonesia tanggal 30 Agustus 1969 No 7160/Baum/Keu/OTSAB/1969; maka bantuan pemerintah kepada SMEA Kristen Surakarta diperbaharui. Mulai tahun 1968, tanggungjawab panitia diserahkan sepenuhnya kepada pengurus PPKS dalam menangani kelangsungan hidup SMEA Kristen Surakarta. Pengurus mengangkat seorang guru tetap dan 2 orang pegawai Tata Usaha yang digaji langsung oleh PPKS, selain itu pengurus juga diberi subsidi sebagai honorarium guru tidak tetap dan kelebihan jam mengajar. Pergantian Kepala Sekolah kembali berlangsung pada tahun 1970 karena Bp. Suparjo, B.A diangkat menjadi Kepala Sekolah SMEA Negeri Kebumen. Selanjutnya jabatan Kepala Sekolah diganti oleh Drs. Santosa Adikusuma. Sejak tahun 1970, SMEA Kristen Surakarta telah memiliki gedung sendiri di Jalan Monginsidi No 2 Surakarta, satu halaman dengan SMP Kristen Surakarta. Pada tahun 1975 jabatan Kepala Sekolah diganti oleh Drs. Bob Hardianto. Pergantian jabatan tersebut dikarenakan Drs. Santosa Adi Kusuma mendapat tugas baru sebagai dosen di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Nama SMEA Kristen Surakarta berubah menjadi SMK Kristen Surakarta berdasar Surat Kepeutusn Depatermen Pendidikan dan Kebudayaan No 41007/AA/07/1997 tanggal 3 April 1997 dengan 3 jurusan yaitu Akuntansi, Sekretaris dan Penjualan. Pada tanggal tersebut juga mendatangkan perubahan nomor status. Nama SMEA Kristen Surakarta berubah menjadi SMK Kristen 1 Surakarta dan sebagai catatan pada tanggal 10 Mei 1996 PPKS telah mengangkat Bp. Kledi Sunyoto, S.Pd menajdi pelaksana harian kepala SMK Kristen 1 Surakarta, selama Ibu Dra. Kuminah selaku Kepala Sekolah SMK Kristen 1 Surakarta berhalangan hadir. Sampai saat ini yaitu pada tahun pelajaran 2010/2011 SMK Kristen Surakarta telah memiliki 4 jurusan yaitu Keuangan, Administrasi Perkantoran, Penjualan dan Multimedia sebagai program/jurusan baru di SMK Kristen 1 Surakarta di bawah pimpinan/ Kepala Sekolah Bapak Drs. Siwi Widi Asmoro. Demikianlah uraian singkat tentang sejarah berdirinya SMK Kristen 1 Surakarta sampai dengan perkembangan yaitu perubahan status menjadi SMK
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
Kristen 1 Surakarta. Sampai dengan tahun ini, SMK Kristen 1 Surakarta telah mengalami masa pergantian kepala sekolah sebanyak 7 kali yaitu dari: 1. Tahun 1958 sampai dengan tahun 1964, Bapak S. Sucipto, BA. 2. Tahun 1965 sampai dengan tahun 1969, Bapak Suparjo, BA. 3. Tahun 1970 sampai dengan 1974 Bapak Drs. Santosa Adi Kusumo. 4. Tahun 1975 sampai dengan tahun 1978 Bapak Bob Hadianto. 5. Tahun 1979 selama kira-kira dua puluh tahun dipegang oleh Dra. Kusminah. 6. Tahun 1999 sampai tahun 2010 oleh Ibu Dra. Sri Haryanti, M.M. 7. Tahun 2011 dipegang oleh Drs. Siwi Widi Asmoro.
2. Keadaan Lingkungan Belajar SMK Kristen 1 Surakarta yang berlokasi di Jalan A. Yani No. 2 Tegalharjo, Jebres, Surakarta ini mempunyai beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran siswa. Faktor-faktor tersebut antara lain: a. Faktor Internal Keadaan lingkungan belajar siswa SMK Kristen 1 Surakarta pada umumnya cukup baik. Hal ini terlihat dari beberapa hal, antara lain: 1) Kebersihan Kebersihan lingkungan sekolah di SMK Kristen 1 Surakarta sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari kondisi kelas, halaman sekolah, ruang guru, kantin, dan tempat parkir. Siswa bertanggung jawab pada kebersihan kelasnya masing-masing dengan adanya regu piket untuk tiap kelasnya. Sedangkan penjaga sekolah bertanggung jawab pada kebersihan tempattempat umum, misalnya: kamar mandi, halaman sekolah, ruang guru, lapangan olahraga dan lain-lain. 2) Kerapian Kerapian di SMK Kristen 1 Surakarta dapat dilihat dari tempat parkir yang tertata rapi. Tempat parkir antara guru dan siswa terpisah. Kerapian di SMK juga dapat dilihat dari seragam yang dikenakan oleh siswa dan guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
3) Keamanan Kondisi keamanan di SMK Kristen 1 Surakarta cukup baik karena adanya penjagaan yang lebih baik oleh penjaga sekolah dan penjaga parkir. 4) Ketertiban Ketertiban di SMK Kristen 1 Surakarta perlu ditingkatkan karena sebagian siswa belum mematuhi peraturan tata tertib yang ada. Misalnya ada beberapa siswa yang memakai sepatu tidak sesuai dengan yang ditentukan yaitu sepatu hitam dan ada beberapa siswa yang terlambat datang ke sekolah. b. Faktor Eksternal Beberapa faktor eksternal yang mendukung untuk terciptanya suasana belajar yang nyaman antara lain: lokasi sekolah yang strategis yakni terletak di tepi jalan raya sehingga mudah dijangkau kendaraan umum. Selain itu, fasilitas dan kontruksi gedung yang memiliki sirkulasi udara dan penerangan yang cukup, sarana dan prasrana yang memadai. Formasi gedung SMK Kristen 1 Surakarta berbentuk “U” sehingga tengahnya dapat dipakai sebagai tempat upacara, olahraga, bermain siswa. Di sisi lain, SMK Kristen 1 Surakarta juga mengalami sedikit hambatan. Hambatan itu yaitu, suara bising kendaraan karena letak SMK Kristen yang berada di samping jalan besar.
3. Visi dan Misi a. Visi Sekolah Visi SMK Kristen 1 Surakarta adalah ”Mewujudkan Lembaga pendidikan dan pelatihan berstandar Nasional yang menghasilkan tenaga kerja yang kompeten, mandiri serta memiliki iman, pengharapan dan kasih”. b. Misi Sekolah Misi SMK Kristen 1 Surakarta adalah: 1) Melaksanakan pendidikan dan pelatihan yang berstandar dan berorientasi pada mutu. 2) Melaksanakan kegiatan yang berorientasi pada pusat produksi dan pemasaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
3) Menghasilkan Sumber Daya Manusia yang kompeten, mandiri dan beriman.
4. Keadaan Guru dan Siswa a. Guru Di SMK Kristen 1 Surakarta terdapat 1 Kepala Sekolah 35 guru dan 10 karyawan yang mempunyai tugas sesuai dengan bidangnya. Sebanyak 30 guru mempunyai jabatan penting di sekolah SMK Kristen 1 Surakarta. Dan 5 guru yang lain, hanya bertindak sebagai guru bantu. Secara umum, dapat dilihat dengan struktur organisasi sebagai berikut: Struktur Organisasi SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011 1. Kepala Sekolah 2. Wakil Kepala Sekolah 2.1 QMR 2.2 Waka Sekolah Bidang Kurikulum 2.2.1 Sie Perpustakaan 2.2.2 Sie Laboratorium 2.3 Waka Sekolah Bidang Kesiswaan 2.3.1 Sie BP/BK 2.3.2 Sie Pembina OSIS 2.3.3 Sie UKS/7K 2.3.4 Sie BKK dan alumni 2.4 Waka Sekolah Bidang Keuangan dan Sapras 2.4.1 Sie Unit Produksi 2.4.2 Sie Keuangan 2.4.3 Sie Tata Usaha 2.5 Waka Sekolah Bidang Hubungan Industri dan Ketenagaan 3. Ketua Program Keahlian 3.1 Bidang Multimedia 3.2 Bidang Adm. Perkantoran 3.3 Bidang Akuntansi 3.4 Bidang Tata Niaga 4. Wali Kelas 4.1 X Multimedia 1 X Multimedia 2
: Drs. Siwi Widi Asmoro : Drs. Rusdi Astiyanto : Drs. Dwi Ruswantini : Magdalena S. Ara S, S.Pd : Kaproah : Ervin Rudi Haryadi, S.Pd : Riza Irawan, S.Pd : 1. Teguh Tri Riyatno 2. Marieti D. Gardiana, S.Si : Pristinian Yugasmara, S.Pd : Dra. Nunik Heriyanti : Ambar Widayawati, S.Pd : Nita Yulianastuti, S.Pd : Sri Lestari : Joko Setiyono : Dra. Nunik Heriyanti : Drs. Siwi Widi Asmoro : Dra. Retno Purwaningsih : Setia Pratiwi, S.Pd : Nita Yulianastuti, S.Pd : Prihat Natalis Nugroho : Th. Tri Hartanti, SH
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
X Adm. Perkantoran 1 X Adm Perkantoran 2 X Akuntansi X Tata Niaga 4.2 XI Multimedia 1 XI Multimedia 2 XI Adm. Perkantoran 1 XI Adm Perkantoran 2 XI Akuntansi XI Tata Niaga 4.3 XII Multimedia 1 XII Multimedia 2 XII Adm. Perkantoran 1 XII Adm Perkantoran 2 XII Akuntansi I XII Akuntansi 2 XII Tata Niaga 5. Petugas Perpustakaan 6. Ketua Unit Produksi 6.1 Urusan Toko 6.2 Urusan Bank Mini 6.3 Urusan Simpan Pinjam 6.4 Urusan Coffetaria 6.5 Urusan Wartel dan Fotocopy 6.6 Urusan Kantin 7. Urusan Simpan Pinjam 8. Urusan Dansos dan Kerohanian 9. Penanggungjawab Laboratorium 9.1 Lab. Multimedia 9.2 Lab. Adm. Perkantoran 9.3 Lab. Akuntansi 9.4 Lab. Tata Niaga 9.5 Lab. Komputer 9.6 Lab. Mengetik 9.7 Lab. Bahasa Inggris 10. Urusan Piket 11. Kasubag Tata Usaha 12. Urusan Administrasi
13. Urusan Keuangan 14. Urusan Kebersihan 15. Urusan Keamanan 16. Pesuruh 17. Satpam
: Drs. Isbandi Rahardja : Yustinus Popo H.A.C. : Setia Pratiwi, S.Pd : Riza Irawan, S.Pd : Dra. Sri Sulastri : Teguh Tri Riyatno, S.Pd : Magdalena S. Ara S, S.Pd : Dra. Retno Purwaningsih : Levana Dhia Prawati, SE : Drs. Yudi Andriyanto : Ch. Puji Utami, S.Pd : Dra. Yuni Wijayanti : Marieti Debyora Gardiana, S.Si : Tri Setyo Armojo, S.Pd : Dra. Nunik Heriyanti : Dra. Rudi Astiyanto : Dra. Ratna Wulansari D. Utami : Wartini : Nita Yulianastuti, S.Pd : Levana Dhia Prawati, SE : Setia Pratiwi, S.Pd : Dra. Sri Maryati : Drs. Yudhi Andriyanto : Magdalena S. Ara S, S.Pd : Sri Lestari : Dra. Sri Maryati : Tini Susilowati, B.Th : Dra. Siwi Widi Asmoro : Dra. Retno Purwaningsih : Setia Pratiwi, S.Pd : Nita Yulianastuti : Drs. Isbandi Rahardja : Tri Setyo Atmojo, S.Pd : Pristinian Yugasmara, S.Pd : Dra. Nunik Heriyanti : Joko Setyono : 1. Bambang Suparto 2. Dewi Kuswanti 3. Novi Nain Ike Prabowati : Sri Lestari : 1. Sutarto 2. Pardjimin : Pardjimin : Pardjimin : Sinung Laksono
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
b. Siswa Mayoritas siswa SMK Kristen 1 Surakarta adalah berjenis kelamin perempuan. Jumlah siswanya adalah 554 dengan rincian sebagai berikut: a. Kelas X 1. X Multimedia 1
: 36 siswa
2. X Multimedia 2
: 30 siswa
3. X Adm. Perkantoran 1
: 34 siswa
4. X Adm Perkantoran 2
: 20 siswa
5. X Akuntansi
: 44 siswa
6. X Tata Niaga
: 20 siswa
b. Kelas XI 1. XI Multimedia 1
: 33 siswa
2. XI Multimedia 2
: 30 siswa
3. XI Adm. Perkantoran 1
: 34 siswa
4. XI Adm Perkantoran 2
: 24 siswa
5. XI Akuntansi
: 41 siswa
6. XI Tata Niaga
: 23 siswa
c. Kelas XII 1. XII Multimedia 1
: 30 siswa
2. XII Multimedia 2
: 32 siswa
3. XII Adm. Perkantoran 1
: 32 siswa
4. XII Adm Perkantoran 2
: 20 siswa
5. XII Akuntansi I
: 25 siswa
6. XII Akuntansi 2
: 20 siswa
7. XII Tata Niaga
: 26 siswa
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan pada Kelas X Administrasi Perkantoran 1 SMK Kristen 1 Surakarta Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan identifikasi masalah (observasi awal) dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Observasi awal dilakukan pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
tanggal 5 Mei 2011 di SMK Kristen 1 Surakarta. Hasil dari identifikasi masalah tersebut adalah sebagai berikut : 1. Ditinjau dari Segi Siswa a. Kurangnya respon siswa terhadap pelajaran dasar Kompetensi Kejuruan Mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan di SMK Kristen 1 Surakarta berlangsung pada jam pertama. Meskipun penempatan jadwal pada jam pertama, siswa malas mengikuti KBM. Hal itu dapat dilihat saat bel masuk telah berbunyi, masih banyak siswa yang masih berada di luar kelas bahkan ada siswa yang sengaja duduk-duduk di kantin sekolah. Akibatnya, guru dasar kompetensi kejuruan harus memaksa para siswa yang masih berada di luar kelas untuk masuk kelas dan mengikuti pelajaran dasar kompetensi kejuruan. Di dalam mengikuti pelajaran, masih banyak siswa yang tidak konsentrasi. Mereka asyik ngobrol dengan teman sebangku mereka. b. Siswa kurang aktif dalam proses belajar mengajar Di dalam aktivitas belajar mengajar, siswa X Administrasi Perkantoran 1 SMK Kristen 1 Surakarta cenderung kurang aktif, hal ini dapat dilihat dari siswa jarang mengajukan pertanyaan di kelas serta jarang pula mengemukakan pendapat di dalam kegiatan pembelajaran. Guru sering memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tetapi hampir tidak ada siswa yang bertanya walaupun siswa tersebut belum memahami materi yang disampaikan guru di depan kelas. c. Rendahnya pencapaian prestasi belajar siswa Prestasi belajar siswa kelas X Administrasi Perkantoran 1 SMK Kristen 1 Surakarta masih sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya siswa yang belum memenuhi KKM baik melalui tugas-tugas ataupun ulangan harian yang diberikan oleh guru. d. Siswa merasa bosan dengan metode yang diterapkan guru Hasil wawancara dari beberapa siswa kelas X Administrasi Perkantoran 1 SMK Kristen 1 Surakarta menyatakan bahwa mereka merasa bosan dengan metode yang diterapkan guru dalam pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
Guru hanya monoton menerapkan metode ceramah dan tugas. Menurut mereka proses pembelajaran terasa monoton dan kurang menyenangkan, akibatnya mereka menjadi mengantuk dan kurang bergairah untuk mengikuti proses pembelajaran. Siswa menginginkan situasi kelas yang berbeda yang mampu menggairahkan mereka untuk kembali belajar dan berprestasi. 2. Ditinjau dari segi guru a. Metode yang diterapkan guru masih konvensional Ceramah dan tugas merupakan metode yang sering diterapkan oleh guru untuk mengajar dasar kompetensi kejuruan. Dengan metode ceramah tersebut, lambat laun membuat siswa menjadi bosan dan tidak nyaman, sehingga siswa tidak mengerti apa yang dijelaskan oleh guru. Saat guru memberikan PR, masih banyak siswa yang mengerjakan di sekolah dan mengandalkan teman-teman mereka untuk menyontek. b. Tidak adanya reward yang diberikan guru kepada siswa Dalam proses belajar mengajar, guru jarang sekali memberikan penghargaan kepada siswa. Baik siswa yang mendapatkan nilai rendah, sedang maupun tinggi mendapatkan perlakuan yang sama kecuali dalam hal bimbingan.
C. Deskripsi Hasil Penelitian Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan. 1. Siklus I Penerapan pembelajaran dasar kompetensi kejuruan pada siklus pertama melalui pembelajaran kooperatif dengan perpaduan antara metode word square dan talking stick adalah :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
a. Perencanaan Tindakan Kegiatan perencanaan tindakan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 9 Mei 2011. Guru bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus pertama akan dilaksanakan selama 2 kali pertemuan, yakni pada hari Selasa 10 Mei, dan Kamis 12 Mei. Tahap perencanaan tindakan pada siklus pertama meliputi kegiatan sebagai berikut: 1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran dasar kompetensi kejuruan pada kompetensi dasar mengidentifikasikan persyaratan personal kantor berdasarkan berbagai istilah menggunakan metode word square dan talking stick, dengan skenario pembelajaran sebagai berikut: a) Pertemuan pertama (1). Guru mengucapkan salam pembuka, berdoa bersama, kemudian mengecek kehadiran siswa. (2). Guru menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas. (3). Guru terlebih dahulu melakukan apersepsi tentang materi personel kantor. (4). Guru memberi penjelasan mengenai metode pembelajaran yang akan digunakan untuk pertemuan saat itu disertai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran. (5). Setelah guru selesai memberi pengarahan dan penjelasan tentang metode kemudian dilanjutkan dengan memberikan penjelasan mengenai kompetensi dasar yang bersangkutan. (6). Guru meminta siswa bertanya apabila ada yang kurang jelas dengan memancing suatu pertanyaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
(7). Siswa diminta menutup semua buku pelajaran yang bersangkutan. (8). Guru memberikan soal yang berbentuk teka-teki silang kepada siswa untuk mengetahui seberapa jauh siswa memahami penjelasan guru. (9). Guru meminta siswa untuk menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan selama kurang lebih 20 menit dengan soal 5 buah. Jawaban ada pada lembar word square, bisa berbentuk vertikal, horizontal, maupun diagonal dibolakbalik. (10). Setelah selesai mengerjakan soal dengan metode word square, permainan talking stick dimulai dimana guru memberikan sebuah spidol kepada siswa paling ujung kemudian digilirkan ke siswa sebelahnya sampai guru berkata stop. Yang mendapat spidol terakhir, siswa diminta untuk maju mempresentasikan jawaban, begitu seterusnya sampai soal nomor 5. Siswa yang menjawab dengan benar akan diberi hadiah, sebaliknya siswa yang salah akan dihukum, tetapi hukumannya yang dapat menghibur siswa tanpa merasa tertekan. (11). Guru menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini. (12). Siswa diminta untuk mempelajari materi yang telah disampaikan hari ini karena pertemuan selanjutnya akan dilakukan evaluasi tertulis. b) Pertemuan Kedua (1). Salam pembuka dilanjutkan presensi siswa. (2). Menciptakan suasana yang kondusif di dalam kelas. (3). Meminta siswa duduk pada posisi yang benar dan tertib untuk mempersiapkan diri dalam mengerjakan tes evaluasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
(4). Guru membagikan soal tes evaluasi kepada para siswa dan meminta siswa untuk mengerjakan secara tertib dan jujur tidak saling bekerja sama. (5). Guru mengawasi saat proses pengerjaan tes supaya hasil pekerjaan siswa merupakan hasil kemampuannya sendiri. Setelah selesai jawaban dikumpulkan oleh guru. (6). Guru membahas soal-soal tes evaluasi sehingga para siswa mengetahui letak kesalahannya. 2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi dasar
kompetensi kejuruan dengan
kompetensi dasar
mengidentifikasikan persyaratan personal kantor berdasarkan berbagai istilah. 3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes. Instrumen tes ini dilihat dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus I).
b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pertama dilaksanakan selama 2 kali pertemuan, seperti yang telah direncanakan, yaitu hari Selasa 10 Mei dan Kamis 12 Mei di ruang kelas X Administrasi 1. Pertemuan dilaksanakan selama 3 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP (lampiran 1). Materi pada pelaksanaan tindakan pertama ini adalah menyebutkan syarat-syarat personal kantor sesuai dengan kebutuhan, perencanaan pengadaan dan sumber-sumber tebaga kerja. Pada pertemuan pertama, guru terlebih dahulu mengadakan apersepsi kemudian menjelaskan mengenai materi yang akan disampaikan. Setelah itu dilakukan kuis yaitu memberikan soal dengan metode word square dan menjawabnya dengan metode talking stick. Pertemuan yang kedua diisi dengan evaluasi belajar siswa dari siklus pertama.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
Urutan pelaksanaan tindakan siklus pertama tersebut adalah sebagai berikut : 1) Pertemuan Pertama (Selasa, 10 Mei 2011) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam pembuka, kemudian dilanjutkan dengan mengecek kehadiran/presensi siswa. Pada pertemuan itu siswa yang tidak hadir adalah Asti Mahardani dikarenakan sakit. Guru terlebih dahulu melakukan apersepsi, setelah itu guru melanjutkan dengan menjelaskan metode pembelajaran word square dan talking stick yang akan digunakan pada pertemuan itu dan bagaimana
langkah–langkah pelaksanaannya
serta
tujuan dari
pembelajaran dengan metode tersebut. Guru juga menyampaikan indikator-indikator apa saja yang akan dinilai dalam pembelajaran itu. Pada pertemuan ini guru memulai dengan memberikan pancingan kepada siswa mengenai personel kantor. Setelah itu guru menjelaskan materi dipadukan dengan tanya jawab dan pemberian contoh yang sering diketahui siswa. Guru meminta siswa bertanya apabila ada yang kurang jelas dengan memancing suatu pertanyaan. Siswa
diminta
menutup
semua
buku
pelajaran
yang
bersangkutan. Kemudian guru memberikan soal yang berbentuk word square (teka-teki silang) kepada siswa untuk mengetahui seberapa jauh siswa memahami penjelasan guru. Guru meminta siswa untuk menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan selama kurang lebih 20 menit dengan soal 5 buah. Jawaban ada pada lembar word square, bisa berbentuk vertikal, horizontal, maupun diagonal dibolak-balik. Setelah selesai mengerjakan soal word square, permainan talking stick dimulai dimana guru memberikan sebuah spidol kepada siswa paling ujung kemudian digilirkan ke siswa sebelahnya sampai guru berkata stop. Yang mendapat spidol terakhir, siswa diminta untuk maju mempresentasikan jawaban, begitu seterusnya sampai soal nomor 5. Siswa yang menjawab dengan benar akan diberi hadiah, sebaliknya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
siswa yang salah akan dihukum, tetapi hukumannya yang dapat menghibur siswa tanpa merasa tertekan. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini selajutnya siswa diminta untuk mempelajari materi yang telah disampaikan hari ini karena pertemuan selanjutnya akan
dilakukan
evaluasi
tertulis.
Kemudian
guru
menutup
pembelajaran dengan mengucapkan salam. 2) Pertemuan Kedua (Kamis, 12 Mei 2011) Guru membuka pertemuan kedua didahului dengan salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa, ternyata pada hari terebut semua siswa hadir. Guru meminta siswa untuk mempersiapkan diri mengerjakan tes evaluasi. Siswa diminta duduk pada tempatnya masing-masing dengan rapi dan tertib. Guru dibantu oleh peneliti membagikan soal tes. Guru dan peneliti bersama-sama mengawasi jalannya tes dan meminta siswa untuk tidak saling bekerja sama dengan teman yang lain. Waktu yang ditentukan untuk mengerjakan tes tersebut selama 25 menit. Setelah waktu tes dinyatakan telah habis, guru dibantu peneliti mengumpulkan lembar jawaban saat itu juga. Kemudian guru membahas soal tes supaya diketahui letak permasalahan-permasalahan yang dialami siswa sehingga dapat diperbaiki pada pertemuan atau siklus selanjutnya. Guru menutup pembelajaran saat itu dengan salam penutup. c. Observasi dan Interpretasi Peneliti melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran dasar-dasar kompetensi kejuruan dengan menggunakan metode word square dan talking stick di kelas X Administrasi 1. Peneliti mengambil posisi di dalam kelas, sebab guru kelas menginginkan agar peneliti dapat secara jelas melihat (mengamati) proses belajar mengajar dasar kompetensi kejuruan pada hari itu (catatan lapangan 2). Pada pertemuan pertama yaitu hari Selasa 10 Mei 2011, guru menyampaikan apersepsi dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
penjelasan tentang metode talking stick dan word square serta mempraktekkannya pada bagian materi. Sedangkan pada pertemuan kedua, Kamis 12 Mei 2011 digunakan guru dan peneliti untuk melakukan evaluasi akhir dari siklus I agar prestasi belajar dari siklus I dapat segera diketahui. Dari kegiatan tersebut, deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran dasar kompetensi kejuruan pada materi syarat personel kantor, pengadaan kantor, dan sumber tenaga kerja dengan menggunakan metode word square dan talking stick sudah dijelaskan secara rinci dalam pelaksanaan tindakan I. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar dasar kompetensi kejuruan pada materi syarat personel kantor, pengadaan kantor, dan sumber tenaga kerja, diperoleh hasil pencapaian prestasi belajar selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut: Tabel 2. Hasil Siklus I Siswa Kelas X Administrasi 1 SMK Kristen 1 Surakarta No.
NIS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
7826 7827 7828 7829 7830 7831 7832 7833 7834 7835 7836 7837 7838 7839 7840 7841 7842 7843 7844
NAMA PESERTA DIDIK Adelia Andina Putri Adek Ermawati Adynda Tefani Ambar Tri Wahyuni Anis Puji Astuti Aprillinda Dwi P Arum Cahya Kusuma Asti Mahardani Astiti Sari Aulia Siti Kusuma Bintang Aprilia Sutopo Cicilia Prisca Intan D Chinthia Iansa C Devita Yunianingsih Dhinda Iswati P Diah Ayuk Aryanti Dina Damayanti Dina Sintya Putri Dinar Dwi Saputri
commit to user
Nilai Dasar
Siklus I
55 64 74 45 79 79 73 59 63 57 48 81 55 68 78 76 74 74 67
48 73 70 55 73 79 73 70 79 70 71 90 89 80 75 78 83 85 73
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
7845 7846 7847 7848 7849 7850 7851 7852 7853 7854 7855 7856 7857 7858 7859
Diyah Sunaryo Putri Dyah Ayu Maharani Erni Damayanti Hana Debita Hana Pertiwi Ika Pravitasari Inneke Arum Arjanti Marisa Sulistyowati Martha Novita B.P Melinda Unvionita Melinda Rosita Dewi Monika Hapsari Nanda Rafita Natalia Eka P.W Nina
76 75 73 55 70 65 57 67 63 89 89 78 77 76 70
80 83 68 67 80 57 54 60 70 80 100 80 65 80 67
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar dasar kompetensi kejuruan pada materi syarat personel kantor, pengadaan kantor, dan sumber tenaga kerja, diperoleh gambaran tentang pencapaian prestasi belajar selama kegiatan belajar mengajar berlangsung (lampiran 3), yaitu sebagai berikut: 1) Siswa yang aktif dan perhatian dalam pembelajaran kelas sebesar 50%, sedangkan 50% lainnya masih belum meperhatikan apa yang dijelaskan guru. 2) Siswa yang aktif untuk kerjasama dalam pemberian tongkat sebesar 76,4%, sedangkan 23,6% lainnya kurang kompak dalam pemberian tongkat antar siswa. 3) Siswa yang dapat mengerjakan tugas dari guru dengan tepat dan teliti pada soal word square sebesar 70,5%, sedangkan 29,5% lainnya masih ada yang tidak lengkap dan belum bisa mengerjakan soal dengan sempurna. 4) Berdasarkan hasil evaluasi tes akhir siklus I dapat diidentifikasi bahwa siswa yang sudah mampu mengerjakan soal syarat personel kantor, pengadaan kantor, dan sumber tenaga kerja dan mendapatkan nilai 72 ke atas sebesar 58,8%, sedangkan 41,2% siswa lainnya belum sempurna dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Hal ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
disebabkan mereka masih kesulitan dalam memahami materi dan kurang teliti dalam pengerjaan soal. d. Analisis dan Refleksi Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus I, peneliti melakukan analisis sebagai berikut: 1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus I ini (lampiran 4) adalah: a)
Guru kurang jelas pada saat menyampaikan penjelasan tentang metode word square dan talking stick sehingga para siswa masih banyak yang mengalami kebingungan untuk menerapkannya.
b)
Banyak keluhan dari siswa bahwa suara guru kurang keras dan terlalu cepat sehingga siswa yang duduk di belakang tidak dapat mendengar penjelasan guru secara jelas.
c)
Kurangnya motivasi dari guru dalam memulai pembelajaran dan nada suara guru juga kurang antusias selama pelaksanaan pembelajaran.
2) Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu sebagai berikut: a)
Siswa yang tidak memperhatikan cenderung malah mengganggu teman-temannya.
b)
Masih ada siswa yang acuh terhadap pelajaran dan metode baru yang diterapkan oleh guru.
c)
Dari segi nilai yang diperoleh siswa, nilai tertinggi adalah 100 nilai terendah adalah 48 dan nilai rata-rata kelas yaitu 73,68. Siswa yang sudah mencapai standar nilai 72 ke atas sebanyak 20 siswa dari 34 siswa (lampiran 9). Hasil tersebut belum dapat mencapai target yang ditetapkan yaitu 80% sehingga diperlukan perbaikan pada siklus berikutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
Berdasarkan observasi dan analisis diatas, maka tindakan refleksi yang dapat dilakukan adalah : 1) Volume suara guru lebih dikeraskan dan lebih antusias dalam menerangkan materi sehingga siswa dapat mendengar dengan jelas dan juga tertarik untuk mengikuti pembelajaran. 2) Guru lebih banyak melakukan pendekatan, selain sebagai pengawasan, juga untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran. 3) Guru
menambah
contoh-contoh dari
penjelasan
materi
yang
disampaikan, sehingga siswa dapat lebih memahami materi. 2. Siklus II Penerapan pembelajaran dasar kompetensi kejuruan pada siklus kedua melalui pembelajaran kooperatif dengan metode word square dan talking stick adalah : a. Perencanaan Tindakan Kegiatan perencanaan tindakan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 13 Mei 2011. Guru bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus kedua akan dilaksanakan selama 2 kali pertemuan, yakni pada hari Selasa 24 Mei dan Kamis 26 Mei 2011. Tahap perencanaan tindakan pada siklus kedua meliputi kegiatan sebagai berikut: 1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran dasar kompetensi kejuruan menggunakan metode word square dan talking stick, dengan skenario pembelajaran sebagai berikut: a. Pertemuan pertama 1. Guru mengucapkan salam pembuka kemudian mengecek kehadiran siswa. 2. Guru menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
3. Guru terlebih dahulu melakukan apersepsi tentang materi pengadaan personel kantor. 4. Guru memberi penjelasan mengenai metode pembelajaran yang akan digunakan untuk pertemuan saat itu disertai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran. 5. Setelah guru selesai memberi pengarahan dan penjelasan tentang metode kemudian dilanjutkan
dengan memberikan
penjelasan mengenai kompetensi dasar yang bersangkutan. 6. Guru meminta siswa bertanya apabila ada yang kurang jelas dengan memancing suatu pertanyaan. 7. Siswa
diminta
menutup
semua
buku
pelajaran
yang
bersangkutan. 8. Guru memberikan soal yang berbentuk teka-teki silang kepada siswa untuk mengetahui seberapa jauh siswa memahami penjelasan guru. 9. Guru meminta siswa untuk menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan selama kurang lebih 20 menit dengan soal 5 buah. Jawaban ada pada lembar word square, bisa berbentuk vertikal, horizontal, maupun diagonal dibolak-balik. 10. Setelah selesai mengerjakan soal word square, permainan talking stick dimulai dimana guru memberikan sebuah spidol kepada siswa paling ujung kemudian digilirkan ke siswa sebelahnya sampai guru berkata stop. Yang mendapat spidol terakhir, siswa diminta untuk maju mempresentasikan jawaban, begitu seterusnya sampai soal nomor 5. Siswa yang menjawab dengan benar akan diberi hadiah, sebaliknya siswa yang salah akan dihukum, tetapi hukumannya yang dapat menghibur siswa tanpa merasa tertekan. 11. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
12. Siswa
diminta
untuk
mempelajari
materi
yang
telah
disampaikan hari ini karena pertemuan selanjutnya akan dilakukan evaluasi tertulis untuk siklus kedua. b. Pertemuan Kedua 1. Salam pembuka dilanjutkan presensi siswa. 2. Menciptakan suasana yang kondusif di dalam kelas. Serta memberikan sedikit motivasi dan pengarahan agar teliti dalam mengerjakan soal serta tidak bekerjasama dengan temannya. 3. Meminta siswa duduk pada posisi yang benar dan tertib untuk mempersiapkan diri dalam mengerjakan tes evaluasi. 4. Guru membagikan soal tes evaluasi kepada para siswa dan meminta siswa untuk mengerjakan secara tertib dan jujur tidak saling bekerja sama. 5. Guru mengawasi saat proses pengerjaan tes supaya hasil pekerjaan siswa merupakan hasil kemampuannya sendiri. Setelah selesai jawaban dikumpulkan oleh guru. 6. Guru membahas soal-soal tes sehingga para siswa mengetahui letak kesalahannya. b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan kedua dilaksanakan selama 2 kali pertemuan, seperti yang telah direncanakan, yaitu hari Selasa 24 Mei dan Kamis 26 Mei 2011 di ruang kelas X Administrasi 1. Pertemuan dilaksanakan selama 3 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP (lampiran 5). Materi pada pelaksanaan tindakan kedua ini adalah langkahlangkah seleksi personel kantor dan pendidikan latihan personel kantor. Pada pertemuan pertama, guru terlebih dahulu mengadakan apersepsi kemudian menjelaskan mengenai materi yang akan disampaikan. Setelah itu dilakukan kuis yaitu memberikan soal dengan metode word square dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
menjawabnya dengan metode talking stick. Pertemuan yang kedua diisi dengan evaluasi belajar siswa dari siklus kedua. Urutan pelaksanaan tindakan siklus kedua tersebut adalah sebagai berikut : 1) Pertemuan Pertama (Selasa, 24 Mei 2011) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam pembuka, kemudian dilanjutkan dengan mengecek kehadiran/presensi siswa. Pada pertemuan itu siswa yang tidak hadir adalah Inneke Arum Arjanti dan Melinda Unvionita dikarenakan sakit. Guru terlebih dahulu melakukan apersepsi, setelah itu guru melanjutkan dengan menjelaskan metode pembelajaran word square dan talking stick yang akan digunakan pada pertemuan itu dan bagaimana
langkah–langkah pelaksanaannya
serta
tujuan dari
pembelajaran dengan metode tersebut. Guru juga menyampaikan indikator-indikator apa saja yang akan dinilai dalam pembelajaran itu. Pada pertemuan ini guru memulai dengan memberikan pancingan kepada siswa mengenai materi yang telah dibahas sebelumnya. Setelah itu guru menjelaskan materi selanjutnya dipadukan dengan tanya jawab dan pemberian contoh yang sering diketahui siswa. Guru meminta siswa bertanya apabila ada yang kurang jelas dengan memancing suatu pernyataan. Siswa
diminta
menutup
semua
buku
pelajaran
yang
bersangkutan. Kemudian guru memberikan soal yang berbentuk word square (teka-teki silang) kepada siswa untuk mengetahui seberapa jauh siswa memahami penjelasan guru. Guru meminta siswa untuk menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan selama kurang lebih 20 menit dengan soal 5 buah. Jawaban ada pada lembar word square, bisa berbentuk vertikal, horizontal, maupun diagonal dibolak-balik. Setelah selesai mengerjakan soal dengan metode word square, permainan talking stick dimulai dimana guru memberikan sebuah spidol kepada siswa paling ujung kemudian digilirkan ke siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
sebelahnya sampai guru berkata stop. Yang mendapat spidol terakhir, siswa diminta untuk maju mempresentasikan jawaban, begitu seterusnya sampai soal nomor 5. Siswa yang menjawab dengan benar akan diberi hadiah, sebaliknya siswa yang salah akan dihukum, tetapi hukumannya yang dapat menghibur siswa tanpa merasa tertekan. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini selajutnya siswa diminta untuk mempelajari materi yang telah disampaikan hari ini karena pertemuan selanjutnya akan dilakukan evaluasi tertulis. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam. 2) Pertemuan Kedua (Kamis, 26 Mei 2011) Guru membuka pertemuan kedua didahului dengan salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa, ternyata pada hari terebut semua siswa hadir. Guru meminta siswa untuk mempersiapkan diri mengerjakan tes evaluasi. Siswa diminta duduk pada tempatnya masing-masing dengan rapi dan tertib. Guru dibantu oleh peneliti membagikan soal tes. Guru dan peneliti bersama-sama mengawasi jalannya tes dan meminta siswa untuk tidak saling bekerja sama dengan teman yang lain. Waktu yang ditentukan untuk mengerjakan tes tersebut selama 25 menit. Setelah waktu tes dinyatakan telah habis, guru dibantu peneliti mengumpulkan lembar jawaban saat itu juga. Kemudian guru membahas soal tes supaya diketahui letak permasalahan-permasalahan yang dialami siswa sehingga dapat diperbaiki pada pertemuan atau siklus selanjutnya. Guru menutup pembelajaran saat itu dengan salam penutup. c. Observasi dan Interpretasi Peneliti melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran dasar-dasar kompetensi kejuruan dengan menggunakan metode word square dan talking stick di kelas X Administrasi 1. Peneliti mengambil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
posisi di dalam kelas, sebab guru kelas menginginkan agar peneliti dapat secara jelas melihat (mengamati) proses belajar mengajar dasar kompetensi kejuruan pada hari itu (catatan lapangan 3). Pada pertemuan pertama yaitu hari Selasa 24 Mei 2011, guru menyampaikan apersepsi dan penjelasan tentang metode talking stick dan word square serta mempraktekkannya pada bagian materi. Sedangkan pada pertemuan kedua, Kamis 26 Mei 2011 digunakan guru dan peneliti untuk melakukan evaluasi akhir dari siklus II agar prestasi belajar dari siklus II dapat segera diketahui. Dari kegiatan tersebut, deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran dasar kompetensi kejuruan pada materi perencanaan pengadaan, sumber-sumber tenaga kerja, dan langkah-langkah seleksi personel kantor dengan menggunakan metode word square dan talking stick sudah dijelaskan secara rinci dalam pelaksanaan tindakan II. Tabel 3. Hasil Siklus II Siswa Kelas X Administrasi 1 SMK Kristen 1 Surakarta No.
NIS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
7826 7827 7828 7829 7830 7831 7832 7833 7834 7835 7836 7837 7838 7839 7840 7841 7842 7843 7844 7845 7846
NAMA PESERTA DIDIK Adelia Andina Putri Adek Ermawati Adynda Tefani Ambar Tri Wahyuni Anis Puji Astuti Aprillinda Dwi P Arum Cahya Kusuma Asti Mahardani Astiti Sari Aulia Siti Kusuma Bintang Aprilia Sutopo Cicilia Prisca Intan D Chinthia Iansa C Devita Yunianingsih Dhinda Iswati P Diah Ayuk Aryanti Dina Damayanti Dina Sintya Putri Dinar Dwi Saputri Diyah Sunaryo Putri Dyah Ayu Maharani
commit to user
Siklus II 85 100 86 70 90 96 80 100 86 80 83 98 100 83 85 88 88 90 88 93 93
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
7847 7848 7849 7850 7851 7852 7853 7854 7855 7856 7857 7858 7859
Erni Damayanti Hana Debita Hana Pertiwi Ika Pravitasari Inneke Arum Arjanti Marisa Sulistyowati Martha Novita B.P Melinda Unvionita Melinda Rosita Dewi Monika Hapsari Nanda Rafita Natalia Eka P.W Nina
78 82 88 71 68 78 80 70 100 80 82 100 82
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar dasar kompetensi kejuruan pada materi perencanaan pengadaan, sumber-sumber tenaga kerja, dan langkah-langkah seleksi personel kantor, diperoleh gambaran tentang pencapaian prestasi belajar selama kegiatan belajar mengajar berlangsung (lampiran 7), yaitu sebagai berikut: 1) Siswa yang aktif dan perhatian dalam pembelajaran kelas sebesar 76,4%, sedangkan 33,6% lainnya masih belum meperhatikan apa yang dijelaskan guru. 2) Siswa yang aktif untuk kerjasama dalam pemberian tongkat sebesar 88,2%, sedangkan 11,8% lainnya kurang kompak dalam pemberian tongkat antar siswa. 3) Siswa yang dapat mengerjakan tugas dari guru dengan tepat dan teliti pada soal metode word square sebesar 88,2%, sedangkan 11,8% lainnya masih ada yang tidak lengkap dan belum bisa mengerjakan soal dengan sempurna. 4) Berdasarkan hasil evaluasi tes akhir siklus II dapat diidentifikasi bahwa siswa yang sudah mampu mengerjakan soal langkah-langkah seleksi personel kantor dan pendidikan latihan serta mendapatkan nilai 72 ke atas sebesar 91,2%, sedangkan 8,8% siswa lainnya belum sempurna dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Hal ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
disebabkan mereka masih kesulitan dalam memahami materi dan kurang teliti dalam pengerjaan soal. d. Analisis dan Refleksi Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus II, peneliti melakukan analisis sebagai berikut: 1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus II ini adalah: a) Guru kurang tegas untuk menegur siswa yang mengganggu pembelajaran di kelas. b) Guru ketika menyimpulkan materi pembelajaran pada pertemuan I terlalu cepat sehingga siswa kurang jelas. 2) Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu sebagai berikut: a)
Siswa yang tidak memperhatikan cenderung malah mengganggu teman-temannya.
b)
Dari segi nilai yang diperoleh siswa, nilai tertinggi adalah 100 nilai terendah adalah 68 dan nilai rata-rata kelas yaitu 85,91. Siswa yang sudah mencapai standar nilai 72 ke atas sebanyak 31 siswa dari 34 siswa. Jumlah tersebut sudah dapat menunjukkan peningkatan bila dibandingkan sebelumnya, dengan nilai ratarata kelas yaitu 73,68 dan hanya dicapai 24 siswa (58,8% dari 34 siswa). Nilai ini tersebut sudah diatas nilai standar KKM. Sehingga dianggap pembelajaran sudah mencapai titik ketuntasan dan terbukti bahwa penerapan metode word square dan talking stick dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, meskipun belum 100% siswa dinyatakan tuntas belajar. Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan dan
analisis yang telah dilakukan adalah : 1) Guru masih harus meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan terhadap anak, sehingga setiap anak mengalami kesulitan akan mudah teratasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
2) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi. 3) Guru harus lebih kreatif dalam mengorganisasi aktifitas pembelajaran agar pembelajaran berjalan dengan lancar. D. Pembahasan Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus pertama dan kedua dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar dasar kompetensi kejuruan menggunakan metode word square dan talking stick dari siklus satu ke siklus berikutnya. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 4. Profil hasil penelitian Aspek yang dinilai Ketuntasan prestasi belajar (standar nilai KKM 72) Keaktifan siswa untuk kerjasama dalam pemberian tongkat (talking stick) Ketelitian dan ketepatan dalam menyelesaikan soal metode word square Perhatian siswa dalam penyampaian materi
Siklus Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II
Jumlah 20 siswa 31 siswa 26 siswa 30 siswa
(%) 58,8 % 91,1 % 76,4 % 88,2 %
Siklus I Siklus II
24 siswa 30 siswa
70,6 % 88,2 %
Siklus I Siklus II
17 siswa 26 siswa
50 % 76,4 %
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat adanya peningkatan prestasi belajar dasar kompetensi kejuruan pada materi personel kantor (lampiran 9) melalui penggunaan metode word square dan talking stick. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) adanya peningkatan pencapaian prestasi belajar siswa dari 20 siswa (58,8 %) pada siklus I meningkat menjadi 31 siswa (91,1 %) pada siklus II, (2) Perhatian siswa dalam penyampaian materi menunjukkan peningkatan dari 17 siswa (50 %) pada siklus I menjadi 26 siswa (76,4 %) pada siklus II, (3) Keaktifan siswa untuk kerjasama dalam pemberian tongkat menunjukkan peningkatan dari 24 siswa (76,4 %) pada siklus I, menjadi 30 siswa (88,2 %) pada siklus II, dan (4) ketelitian dan ketepatan menyelesaikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
soal dengan metode word square menunjukkan peningkatan pada siklus I terdapat 24 siswa (70,6 %) dan pada siklus II terdapat 30 siswa (88,2 %). Peningkatan prestasi belajar dasar kompetensi kejuruan tersebut juga dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Grafik Hasil Penelitian Siklus 1
30
26
25 20
Perhatian siswa dalam penyampaian materi
24 20
17
Jumlah Sisw a 15 10
Keaktifan siswa untuk kerjasama dalam pemberian tongkat Ketelitian dan ketepatan dalam menyelesaikan soal word square
5 0
Ketuntasan prestasi belajar
1 Siklus 1
Gambar 6. Grafik Hasil Penelitian Siklus I
Grafik Hasil Penelitian Siklus II
31 31 30 29 28 Jumlah Sisw a 27 26 25 24 23
30
30
Perhatian sisw a dalam penyampaian materi Keaktifan sisw a untuk kerjasama dalam pemberian tongkat
26
Ketelitian dan ketepatan dalam menyelesaikan soal w ord square
1
Ketuntasan prestasi belajar
Siklus II
Gambar 7. Grafik Hasil Penelitian Siklus II
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70
Grafik Perbandingan Hasil Penelitian Siklus 1 dan Siklus II 35 30 25 20 Jumlah siswa 15 10 5 0
30 30 31 26
24 24
Keaktifan siswa untuk kerjasama dalam pemberian tongkat
20
17
Perhatian siswa dalam penyampaian materi
1
Ketelitian dan ketepatan dalam menyelesaikan soal word square Ketuntasan prestasi belajar
2 1 (siklus 1) 2 (siklus II)
Gambar 8. Grafik Perbandingan Siklus I dan Siklus II
Grafik Ketuntasan Prestasi Belajar Siklus I 20 20 14 15 Tuntas
Jumlah Sisw a 10
Tidak Tuntas 5 0 1 Siklus I
Gambar 9. Grafik Ketuntasan Prestasi Belajar Siklus I
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
Grafik Ketuntasan Prestasi Belajar Siklus II
31
35 30
Jumlah Siswa
25 20
Tuntas
15 10 5
3
Tidak Tuntas
0 1 Siklus II
Gambar 10. Grafik Ketuntasan Prestasi Belajar Siklus II
Grafik Perbandingan Ketuntasan Prestasi Belajar Siklus I dan Siklus II
31 35 30 25 20 Jum lah Sisw a 15 10 5 0
Ketuntasan Siswa Siklus 1
20
Ketuntasan Siswa Siklus II 1 Siklus
Gambar 11. Grafik Perbandingan Ketuntasan Prestasi Belajar Siklus I dan Siklus II Grafik tersebut menunjukan bahwa setelah adanya penggunaan metode word square dan talking stick membawa dampak yang positif selama pembelajaran dasar kompetensi kejuruan. Dampak positif tersebut antara lain (1) siswa menjadi lebih antusias dan berminat dalam mengikuti pembelajaran dasar kompetensi kejuruan, (2) siswa dapat bekerjasama dengan baik, (3) siswa lebih teliti dalam menjawab soal, serta (4) adanya peningkatan prestasi belajar siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72
Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research) ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan. Deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut: Sebelum melaksanakan siklus pertama, peneliti melakukan survei awal untuk mengetahui kondisi yang ada di SMK Kristen 1 Surakarta. Dari hasil survei ini, peneliti menemukan bahwa prestasi belajar dsar kompetensi kejuruan pada siswa kelas X Administrasi terutama kelas X Administrasi 1 SMK Kristen 1 Surakarta masih belum maksimal. Oleh karena itu, peneliti mengadakan diskusi dengan guru kelas dan mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan menerapkan pembelajaran kooperatif metode word square dan talking stick. Guru kelas dibantu peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guna melaksanakan kegiatan siklus pertama. Materi pada pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah persyaratan personel kantor. Setelah menerima apersepsi dari guru, siswa diminta untuk mendengarkan materi yang akan diajarkan pada saat itu dan memberikan arahan kepada siswa untuk aktif dalam proses belajar karena nanti akan diadakan semacam kuis diselingi dengan permainan. Dalam pembelajaran berlangsung, guru memotivasi siswa agar mau bertanya. Setelah selesai, siswa diminta untuk menutup semua buku yang berhubungan dengan materi dan masing-masing siswa diberikan soal word square untuk diisi denga waktu yang ditentukan. Siswa diminta untuk menukar pekerjaanya dengan siswa lain untuk mencocokkan hasilnya. Kemudian permainan talking stick dimulai. Dan yang terakhir diadakan tes evaluasi untuk mengukur capaian konsep siswa pada siklus I. Namun, dari hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar dasar kompetensi kejuruan pada siklus pertama masih terdapat kekurangan dan kelemahan, yaitu siswa kurang perhatian dalam mengikuti pembelajaran dasar kompetensi kejuruan sehingga ada yang belum jelas mengenai materi yang disampaikan oleh guru, serta kurangnya rasa ingin
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73
tahu terhadap materi yang diajarkan sehingga siswa cenderung pasif. Karena itu, peneliti mencari solusi dan menyusun rencana pembelajaran siklus kedua untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam pembelajaran dasar kompetensi kejuruan pada siklus I. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar dasar kompetensi kejuruan pada siklus II dengan materi ajar langkah seleksi personel kantor dan pendidikan latihan, perhatian dan prestasi belajar siswa menunjukkan peningkatan. Siswa yang sebelumnya kurang perhatian saat pembelajaran, sekarang menjadi lebih antusias dan lebih merespon apersepsi guru. Meskipun begitu, masih diperlukan juga motivasi dari guru dan pendekatan dari guru untuk mendukung berhasilnya proses belajar mengajar dasar kompetensi kejuruan. Namun, kekurangan tersebut dirasa dapat dilakukan guru. Oleh sebab itu masalah yang dihadapi pada pembelajaran dasar kompetensi kejuruan dengan kompetensi dasar mengidentifikasi persyaratn personel administrasi pekantoran sudah dapat teratasi dengan penerapan metode word square dan talking stick yang secara langsung dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan tindakan tersebut, guru berhasil melaksanakan pembelajaran dasar kompetensi kejuruan yang dapat menarik perhatian siswa, sehingga berakibat pada meningkatnya prestasi belajar dasar kompetensi kejuruan. Selain itu, peneliti juga dapat meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan menarik. Keberhasilan pembelajaran dasar kompetensi kejuruan dengan menggunakan metode word square dan talking stick ini dapat dilihat dari pengamatan sebagai berikut: 1) Siswa terlihat antusias pada saat awal akan mengikuti kegiatan belajar mengajar dan selama mengikuti kegiatan belajar mengajar; 2) Siswa lebih termotivasi untuk memperhatikan secara seksama penjelasan guru dan tidak bermain dengan rekannya selama guru menjelaskan karena diadakan dua kali penilaian; 3) Siswa lebih disiplin karena mengerjakan soal harus tepat waktu; 4) Siswa sudah mampu menguasai konsep materi dasar kompetensi kejuruan dengan kompetensi dasar persyaratan personel administrasi perkantoran;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
5) Nilai tes yang telah diberikan guru menunjukkan peningkatan dari siklus I sampai siklus II yang mana itu menunjukkan adanya usaha siswa berusaha lebih baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut, terdapat peningkatan prestasi belajar dasar kompetensi kejuruan dengan penerapan perpaduan metode pembelajaran yaitu word square dan talking stick pada siswa kelas X Administrasi 1 SMK Kristen 1 Surakarta. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator berikut ini: 1. Siswa mampu memahami materi yang diberikan oleh guru. Hal ini bisa dilihat dari hasil evaluasi yang menunjukkan peningkatan pencapaian prestasi belajar siswa dari 58,8 % (20 siswa pada siklus I) menjadi 91,2 % (31 siswa pada siklus II); 2. Siswa menjadi lebih teliti dan tepat dalam menyelesaikan soal word square. Ketelitian dan ketepatan dalam menyelesaikan soal menunjukkan peningkatan 24 siswa (70,5 %) pada siklus pertama menjadi 30 siswa (88,2 %) pada siklus kedua, sedangkan aspek kerjasama dalam pemberian tongkat (talking stick) sebanyak 26 siswa (76,4 %) pada siklus pertama dan pada siklus kedua sebanyak 30 siswa (88,2 %); 3. Siswa makin antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dasar kompetensi kejuruan, keaktifan siswa dalam pembelajaran yang berlangsung menunjukkan peningkatan dari 50 % (17 siswa pada siklus pertama) menjadi 76,4 % (26 siswa pada siklus kedua).
B. Implikasi Berdasarkan pada kesimpulan penelitian di atas, maka implikasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Implikasi Teoretis
Secara teoretis hasil penelitian ini terbukti secara empirik, kegiatan pembelajaran dasar kompetensi kejuruan pada materi mengidentifikasikan persyaratan personal kantor berdasarkan berbagai istilah dengan menggunakan
commit to user 75
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76
metode word square dan talking stick dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X Administrasi 1 SMK Kristen 1 Surakarta, dilihat dari segi keaktifan siswa melalui aktivitas positif dalam proses belajar mengajar dan menghasilkan hasil belajar yang lebih baik. Hal ini disebabkan metode word square dan talking stick menekankan pada keaktifan siswa, baik fisik maupun mental sehingga mendorong untuk selalu aktif dalam belajar. Selain itu hasil penelitian ini juga dapat memberikan sumbangan pemikiran, wawasan dan ilmu pengetahuan baik bagi tenaga pendidik lain dalam menerapkan metode pembelajaran di kelas maupun calon peneliti lainnya yang ingin menerapkan metode word square dan talking stick ini.
2. Implikasi Praktis Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan dampak bahwa suasana kelas menjadi efektif dimana guru dapat mengatur dan mendidik siswa untuk lebih memperhatikan materi yang diajarkan. Hal ini dapat ditunjukkan bahwa siswa terlihat lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran serta memberikan prestasi belajar yang mengalami peningkatan. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa secara optimal dalam pembelajaran dasar kompetensi kejuruan, seorang guru harus mampu memilih model serta metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi siswa dan kondisi lingkungan yang ada. Penilaian juga harus dilakukan secara berkala dan berkesinambungan, melalui prestasi belajar siswa, keaktifan dan partisipasi siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Metode word square dan talking stick dapat menjadi salah satu pertimbangan bagi guru dan sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
C. Saran Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saran bagi sekolah, guru, dan siswa di SMK Kristen 1 Surakarta serta bagi peneliti. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77
1. Bagi Guru a. Melihat keberhasilan penelitian tindakan kelas ini, disarankan kepada guru Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK) dapat menerapkan metode word square dan talking stick untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada kompetensi dasar yang sesuai; b. Diharapkan guru dapat memotivasi kreativitas siswa yang ada kaitannya dengan metode pembelajaran yang diberikan agar siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran; c. Meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan kelas sehingga dapat tercipta situasi kondusif yang mendukung proses pembelajaran; d. Mengoptimalkan kegiatan belajar pada saat menjelaskan materi maupun saat
presentasi
dengan
memberikan
pengarahan
dan
melakukan
pengawasan terhadap siswa; e. Melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung agar prestasi belajar semakin meningkat. 2. Bagi Murid a. Siswa diharapkan harus lebih meningkatkan ketelitian dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru; b. Siswa harus lebih mempunyai kesiapan dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru; c. Memahami penjelasan dari guru berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. 3. Bagi Peneliti Lain a. Peneliti lain dapat menerapkan penelitian
yang sejenis dengan
penyempurnaan berkaitan dengan ketelitian siswa dalam menjawab soal untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan optimal; b. Peneliti lain dapat menerapkan penelitian yang seejenis berkaitan dengan kesiapan yang harus dimiliki siswa pada saat menjawab pertanyaan; c. Peneliti lain dapat menerapkan metode pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan bahan ajar sesuai dengan kondisi yang diinginkan siswa dalam proses pembelajaran yang akan dilakukan.
commit to user