MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA
Ahmad Asrul Nasution 208311004 ABSTRAK The use of multimedia to create creativity, fun and not boring, to train children to think logically, to develop students' ideas, helping children to understand the problem easily and quickly. Multimedia is media that involves several types of media to stimulate all the senses in the learning activities. Media is designed to address students 'difficulty in understanding a problem and can improve students' ability to understand the abstract concepts more easily. These criteria will help the students to remember the concept of writing essays and narrative elements that are learning less attractive to them. Therefore, the ability of students to write a narrative essay can be improved through the use of multimedia learning. Keywords: Multimedia-Improve-Ability-Writing-Narrative PENDAHULUAN Keterampilan berbahasa ada empat aspek yaitu menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Dari keempat aspek tersebut dapat dibagi menjadi dua kegiatan yaitu kegiatan produktif dan reseptif. Menyimak dan membaca merupakan kegiatan yang reseptif yaitu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam menerima pesan dari pembicara atau penulis, sedangkan dua aspek lain berbicara dan menulis merupakan kegiatan yang produktif. Yunus (2003: 16) berpendapat bahwa aktif reseptif ( menerima pesan) menyimak dan membaca, sedangkan aktif produktif(menyampaikan pesan) berbicara dan menulis. Keterampilan menulis sebagai salah satu bagian dari empat keterampilan berbahasa, mempunyai peranan yang penting di dalam kehidupan manusia. Dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya. Seperti yang dikatakan oleh H.G. Tarigan (dalam Suriamiharja dkk. 1983) bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami
oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memehami bahasa dan gambar grafik tersebut. Menulis atau mengarang pada prinsipnya adalah bercerita tentang sesuatu yang ada pada angan-angan, penceritaan itu dapat dituangkan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Setiap manusia semuanya diciptakan sebagai pengarang, namun menuangkan buah pikiran secara teratur dan terorganisasi kedalam tulisan tidak mudah, banyak orang yang pandai berbicara atau berpidato, tetapi mereka masih kurang mampu menuangkan gagasanya kedalam bentuk bahasa tulisan, maka untuk bisa mengarang dengan baik, seseorang harus mempunyai kemampuan untuk menulis. Kemampuan menulis dapat dicapai melalui proses belajar dan berlatih. Mengingat betapa pentingnya arti kemampuan menulis bagi masyarakat terutama siswa, sudah sewajarnya pengajaran menulis dibina sebaik-baiknya. Namum yang terjadi di sekolah masih jauh dari harapan. Hasil belajar menulis siswa masih rendah. Hal tersebut disebabkan penggunaan media pembelajaran yang kurang menarik, sehingga siswa tidak tertarik mengikuti pelajaran menulis. Bukan hanya itu, siswa lebih banyak mempelajari teori menulis tanpa diimbangi dengan praktik yang memadai, sehingga tidak mengherankan bila keterampilan menulis itu tidak mungkin dikuasai siswa hanya melalui teori saja, seperti diungkapkan Tarigan (1994: 4) bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang diperoleh melalui proses praktik dan latihan secara teratur. Dengan alasan itulah, guru sebagai pengajar di sekolah harus mempunyai metode, teknik, dan media pembelajaran yang tepat untuk menarik dan mengarahkan minat dan kemampuan siswa dalam menulis, khususnya menulis karangan narasi. Penjelasan di atas menggambarkan jelas bahwa kemampuan siswa menulis khususnya menulis karangan narasi masih rendah. Hal tersebut disebabkan oleh penggunaan media pembelajaran yang masih terbatas, sehingga siswa kurang tertarik mengikuti pelajaran menulis. Oleh karena itu, perlu digunakan media baru yang mampu menarik minat siswa pada saat pembelajaran menulis, seperti multimedia. Multimedia tersebut akan diuji apakah mampu menarik minat siswa
untuk mengikuti pelajaran menulis dan berapa besar pengaruh penggunaan multimedia dalam meningkatkan kemampuan siswa menulis karangan narasi. Penggunaan multimedia dapat meningkatkan
motivasi siswa dalam
mengikuti pelajaran menulis karangan narasi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Asyhar (2011: 39) yang menjelaskan bahwa, dengan menggunakan multimedia, dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, sebab penggunaan multimedia menjadikan pelajaran lebih menarik dan dapat memusatkan perhatian siswa. Selanjutnya Arsyad (2002: 72) menjelaskan bahwa, multimedia sangat menjanjikan penggunaannya dalam bidang pendidikan. Informasi yang disajikan melalui multimedia berbentuk dokumen yang hidup, dapat dihat dilayar monitor atau ketika diproyeksikan ke layar lebar, dan dapat didengar suaranya, dilihat gerakannya (video atau animasi). Multimedia bertujuan untuk menyajikan informasi dalam bentuk yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti, dan jelas. Informasi mudah dimengerti karena sebanyak mungkin indera, terutama telinga dan mata digunakan untuk menyerap informasi yang disampaikan melalui multimedia. Menurut pendapat pakar di atas, multimedia merupakan salah satu media efektif yang dapat digunakan guru sebagai upaya meningkatkan kemampuan siswa menulis karangan narasi karena multimedia merupakan penggunaan dan pemrosesan beberapa media (teks, audio, grafik, animasi, video, dan interaktif) yang berbeda untuk menyampaikan informasi atau menghasilkan produk multimedia (musik, video, film, game, entertainmen, dll), atau penggunaan sejumlah teknologi yang berbeda yang memungkinkan untuk menggabungkan media (teks, audio, grafik, animasi, video, dan interaktif ) dengan cara yang baru untuk tujuan komunikasi. Dalam kategori ini media yang digunakan adalah media teks, audio, video, animasi, dan grafik/gambar, sehingga membuat peserta didik menjadi tertarik dan termotivasi untuk menulis.
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode eksperimen digunakan dengan maksud melihat akibat dari suatu
perlakuan. Metode ini digunakan untuk melihat pengaruh dari penggunaan multimedia terhadap kemampuan menulis karangan narasi. Penelitian ini akan dilakukan di MAN 1 Medan. Pertimbangan memilih lokasi ini karena keadaan atau situasi sekolah dan jumlah siswa mendukung untuk diadakan penelitian. Pada sekolah tersebut belum pernah dilakukan penelitian mengenai
peningkatan
kemampuan
menulis
karangan
narasi
dengan
menggunakan multimedia. Sekolah tersebut juga memiliki fasilitas yang memadai untuk mendukung diadakannya penelitian. Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pembelajaran 2012/2013. Populasi siswa mencapai 380 orang yang tersebar kedalam sembilan kelas. Berdasarkan populasi tersebut, diambil sampel sebanyak 60 orang siswa. Teknik yang digunakan dalam penentuan sampel adalah teknik sampel acak, maka setiap siswa memiliki hak yang sama untuk dijadikan sampel penelitian. Jenis desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah control group pre-tes post-test. Arikunto (2006: 86) mengatakan bahwa control group pre-tes post-test merupakan bagian dari true experimental design yaitu jenis-jenis eksperimen yang dianggap sudah memenuhi persyaratan dalam eksperimen karena adanya kelompok lain yang ikut mendapatkan pengamatan. Oleh karena itu, dengan adanya kelompok lain yang disebut kelompok pembanding atau kelompok kontrol maka akibat dari perlakuan dapat diketahui secara pasti karena dibandingkan dengan yang tidak mendapat perlakuan. Bertolak dari penjelasan di atas tentang desain penelitian, maka sampel yang berjumlah 60 orang siswa dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama bernama kelompok eskperimen dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang. Kelompok kedua disebut kelompok kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang. Kelompok eksperimen mendapat perlakuan dengan menggunakan multimedia pembelajaran. Sedangkan kelompok kontrol mendapat perlakuan dengan menggunakan media gambar. Alasan peneliti memilih media gambar karena media tersebut yang paling sering digunakan guru. Data yang terkumpul setelah penelitian selanjutnya akan dianalisis guna mencari hasil yang maksimal. Langkah-langkah analisis tersebut dilakukan dengan mentabulasi skor kelas eksperimen dan kelas kontrol, mencari mean kelas
eksperimen dan kelas kontrol, dan menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan uji “t” setelah menguji normalitas dan homogenitas data penelitian.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Setelah melaksanakan prosedur penelitian diperoleh hasil penelitian yaitu, kemampuan siswa menulis karangan narasi sebelum ada perlakuan menunjukkan nilai rata-rata 65,66 pada kelas eksperimen dan 63,16 pada kelas kontrol. Sedangkan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen sesudah mendapat perlakuan dengan menggunakan multimedia menunjukkan nilai rata-rata sebesar 80,33 dan hasil belajar siswa pada kelas kontrol sesudah mendapat perlakuan dengan menggunakan media gambar menunjukkan nilai rata-rata sebesar 71,33. Hasil belajar siswa menulis karangan narasi dengan menggunakan multimedia pada kelas eksperimen termasuk kategori sangat baik sebanyak 12 siswa atau 40% dari 30 siswa. Kategori sangat baik tersebut pada rentang nilai antara 85 sampai dengan 100. Sedangkan rentang nilai 70 sampai dengan 84 pada kategori baik terdapat 16 siswa atau 53,33%. Pada rentang nilai 55 sampai dengan 69 pada kategori cukup sebanyak 2 siswa atau 6,67%. Jadi, hasil belajar menulis karangan narasi tersebut termasuk kategori wajar karena kategori yang paling banyak adalah kategori baik. Selanjutnya hasil belajar siswa menulis karangan narasi dengan menggunakan media gambar termasuk kategori sangat baik pada rentang nilai 85 sampai dengan 100 sebanyak 1 siswa atau 3,33%. Pada rentang nilai 70 sampai dengan 84 pada kategori baik sebanyak 22 siswa atau 73,33%. Sedangkan rentang nilai 55 sampai dengan 69 pada kategori cukup sebanyak 7 siswa atau sebanyak 23,34%. Pada uji normalitas data kelompok eksperimen diperoleh Lhitun < Ltabel yaitu 0,1578 < 0,161. Hal ini menandakan bahwa data pada kelas eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan pada uji normalitas data kelompok kontrol diperoleh Lhitung < Ltabel yaitu 0,1459 < 0,161. Hal ini menandakan bahwa data pada kelas kontrol berdistribusi normal. Sementara uji homogenitas diperoleh Fhitung < Ftabel yaitu 1,20 < 1,86, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel penelitian berasal dari kelompok yang homogen.
Berdasarkan data pada uji normalitas dan homogenitas yang sudah dipaparkan di atas, maka data dalam penelitian ini adalah berdistribusi normal dan variansi populasi yang homogen. Selanjutnya pada pengujian hipotesis menggunakan uji “t” diperoleh data thitung > ttabel pada taraf signifikansi 1% dan 5 % yaitu 2,002 < 5,113> 2,656 maka dapat dinyatakan hipotesis diterima. Dengan
demikian,
menggunakan
multimedia
pada
saat
proses
pembelajaran ternyata sangat berpengaruh terhadap kemampuan menulis karangan narasi siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai rata-rata siswa sebelum diajarkan menggunakan multimedia dan sesudah menggunakan multimedia. Nilai rata-rata siswa sebelum mendapatkan perlakuan yaitu 65,66 dan sesudah mendapat perlakuan sebesar 80,33. Penyebaran nilai sesudah mendapat perlakuan dengan menggunakan multimedia adalah 65 sampai dengan 95, dengan nilai terendah 65 dan nilai tertinggi 95. Hal tersebut menandakan hasil belajar siswa meningkat secara signifikan setelah mendapat perlakuan dengan menggunkan multimedia pembelajaran. Sedangkang menggunakan media gambar pada saat proses pembelajaran berpengaruh terhadap kemampuan menulis karangan narasi, namun pengaruhnya tidak sebesar penggunaan multimedia yaitu nilai rata-rata sebelum perlakuan menggunakan media gambar 63,16 dan sesudah mendapat perlakuan sebesar 71,33 dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 60. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah penugasan. Tes tersebut dalam bentuk essay, yaitu menugaskan siswa menulis karangan narasi berdasarkan tema yang sudah ditentukan. Tes ini akan diberikan untuk pretest dan post-test, baik dalam kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Aspekaspek yang dinilai dari karangan siswa terdiri dari sepuluh aspek yaitu, tema, alur, latar tempat, latar waktu, tokoh, amanat, berpola (bagian pendahuluan, bagian perkembangan, bagian penutup), kronologis, diksi, dan ejaan. Setiap aspek memiliki rentang nilai 0 sampai dengan 2, dengan bobot 5 setiap nilai. Jadi, nilai maksimal pada setiap aspek adalah 10 dan nilai terendah adalah 0. Nilai siswa kelas eksperimen pada aspek tema, mendapat nilai sempurna yaitu semua siswa yang berjumlah 30 orang menulis karangan narasi sesuai dengan tema tayangan multimedia yang telah ditampilkan. Selanjutnya aspek alur, dua orang siswa menuliskan karangan narasi kurang sesuai dengan alur peristiwa
pada tayangan multimedia. Aspek latar tempat, terdapat tiga orang siswa kurang sesuai menggambarkan latar tempat dan pada latar waktu terdapat dua orang siswa yang kurang tepat menggambarkannya. Pada aspek tokoh, terdapat dua orang siswa kurang jelas menggambarkan karakter tokoh. Aspek amanat, terdapat dua puluh delapan karangan narasi siswa yang kurang jelas amanat tulisannya. Selanjutnya terdapat sembilan belas siswa yang menulis karangan narasi kurang berpola. Aspek kronologis, terdapat sebelas karangan narasi siswa yang kurang kronologis. Kemudian terdapat dua puluh tujuh karangan siswa yang kurang tepat pulihan katanya dan semua siswa masih kurang tepat penggunaan ejaan dalam tulisannya. Selanjutnya nilai siswa kelas kontrol pada aspek tema, mendapat nilai sempurna yaitu semua siswa menulis karangan narasi sesuai dengan tema media gambar yang telah ditampilkan. Selanjutnya aspek alur, lima belas orang siswa menuliskan karangan narasi kurang sesuai dengan alur peristiwa pada media gambar. Aspek latar tempat, terdapat satu orang siswa kurang sesuai menggambarkan latar tempat dan pada latar waktu terdapat sepuluh orang siswa kurang tepat menggambarkannya. Pada aspek tokoh, terdapat sembilan orang siswa kurang jelas menggambarkan karakter tokoh. Aspek amanat, semua karangan narasi siswa kurang jelas amanat tulisannya. Selanjutnya terdapat dua puluh sembilan siswa yang menulis karangan narasi kurang berpola. Aspek kronologis, terdapat dua puluh tiga karangan narasi siswa yang kurang kronologis. Kemudian semua karangan siswa kurang tepat pulihan katanya dan semua siswa masih kurang tepat penggunaan ejaan dalam tulisannya. Hal di atas menjelaskan bahwa terdapat perbedaan antara penggunaan kedua media pembelajaran tersebut, yang menunjukkan jelas bahwa multimedia lebih berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan menulis karangan narasi daripada media gambar. Siswa berhasil menulis karangan narasi dengan baik setelah melihat tayangan multimedia. Penggunaan multimedia pembelajaran mampu merangsang siswa untuk belajar lebih fokus dan terarah. Hal ini dikarenakan multimedia merupakan penggunaan dan pemrosesan beberapa media (teks, audio, grafik, animasi, video, dan interaktif) yang berbeda untuk menyampaikan informasi atau menghasilkan produk multimedia (musik, video,
film, game, entertainmen, dll), atau penggunaan sejumlah teknologi yang berbeda yang memungkinkan untuk menggabungkan media (teks, audio, grafik, animasi, video, dan interaktif ) dengan cara yang baru untuk tujuan komunikasi. Oleh karena itu, multimedia dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami suatu konsep yang abstrak dengan mudah, sehingga siswa lebih ingat dengan pelajaran yang telah disampaikan. Kriteria ini akan membantu siswa untuk menulis karangan narasi secara teratur dan logis, mengingat tema yang diangkat dalam menulis karangan narasi berdasarkan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari.
Dengan
menggunakan
multimedia
dalam
proses
pembelajaran, maka proses penyampaian informasi kepada siswa lebih bervariasi, karena multimedia sudah memuat teks, audio, grafik dan video. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil pembelajaran dengan menggunakan multimedi menunjukkan nilai siswa lebih tinggi dibanding hasil pembelajaran dengan menggunakan media gambar. Maka secara keseluruhan, pengajaran dengan menggunkan multimedia memberikan pengaruh yang signifikan (positif) terhadap kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X MAN 1 Medan tahun pembelajaran 2012/2013.
PENUTUP Multimedia merupakan media yang melibatkan beberapa jenis media untuk merangsang semua indera dalam satu kegiatan pembelajaran. Media ini dirancang untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memahami suatu masalah dan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami suatu konsep abstrak dengan lebih mudah, dan kriteria ini akan membantu siswa untuk mengingat konsep menulis karangan narasi
dan unsur-unsurnya
yang merupakan
pembelajaran yang kurang menarik bagi mereka. Dari data hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, maka kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi dengan menggunakan multimedia tergolong baik. Hal itu terbukti dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa yakni 80,33. Selain itu, nilai tertinggi pada kelas eksperimen adalah 95 sedangkan nilai terendahnya adalah 65. Kemudian, kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi dengan menggunakan media gambar tergolong kurang baik. Hal itu terbukti
dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa yakni 71,33. Selain itu, nilai tertinggi pada kelas kontrol adalah 85 sedangkan nilai terendahnya adalah 60. selanjutnya, hasil
peningkatan
kemampuan
menulis
karangan
narasi
siswa
dengan
menggunakan multimedia lebih berpengaruh atau lebih baik dibandingkan dengan hasil
peningkatan
kemampuan
menulis
karangan
narasi
siswa
dengan
menggunakan media gambar. Hal ini membuktikan bahwa dalam pembelajaran menulis karangan narasi, penggunaan multimedia lebih berpengaruh daripada penggunaan media gambar dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa menulis karangan narasi.
DAFTAR RUJUKAN Ahmadi, Muksin. 1990. Dasar-dasar Komposisi Bahasa Indonesia. Malang: Yayasan Asih Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta Arsyad, M.A. 2008 . Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Djiwandono, Soenardi. 2008. Tes Bahasa Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: PT. Indeks Gie, The Liang. 1992. Pengantar Dunia Karang Mengarang. Yogyakarta: Liberty Kosasih. 2011. Ketata Bahasaan dan Kesusastraan. Bandung: Yrama Widya Marahimin, Ismail. 1994. Menulis Secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya Prawiradilaga, Dewi Salma. 2009. Prinsip Disain Pembelajaran Instructional Design Principles. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Rokhmat, Joni. 2006. ”Pengembangan Taman Edukatif Berbasis Permainan untuk Permainan di TK dan SD”. Jurnal Dinamika Pendidikan. Vol. 2 (1): 45-52 Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran berorientasi Standar Proses Pendidik, Jakarta: Kencana Semi, Atar. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya Sudijono, Anas. 2004. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafondo Persada Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito Tarigan, Djago. 1986. Menulis Efektif. Bandung: Angkasa