Menimbang Manfaat PT Freeport bagi Indonesia Indonesia Corruption Watch (ICW) www.antikorupsi.org Jakarta, 1 November 2011
PT Freeport Indonesia (PTFI) • Tahun 1967 Kontrak Karya antara Pemerintah dengan Freeport Indonesia Incorporated (FII) ditandatangani (KK Generasi I) : Periode 30 tahun, terhitung sejak produksi komersial tahun 1973 Luas areal 100.000 hektar Saham 100% dimiliki oleh Freeport Mineral Inc (Amerika). • Tahun 1991 perubahan Kontrak Karya PT Freeport Indonesia Company /FIC (KK generasi V) : Jangka waktu 30 tahun dan dapat diperpanjang 2 kali Kepemilikan saham : Freeport McMoran Gold & Copper Inc sebesar 90,64% dan Pemerintah Indonesia sebesar 9,36%.
PTFI - Profil • Nama Perusahaan : PT Freeport Indonesia • Jenis Perizinan : Kontrak Karya • Tanggal Kontrak : – 7 April 1967 (KK Gen. I No.82/EK/KEP/4/1967) – Diperbaharui 30 Desember 1991 (KK Generasi V) • Tahap Kegiatan : Operasi Produksi • Bahan Galian : Bijih yang mengandung Tembaga, Emas, Perak • Produk : Konsentrat • Lokasi : Kabupaten Mimika, Paniai, Fak Fak dan Jayawijaya Prov PAPUA • Luas wilayak Kontrak Karya PT FI 212.950 Ha, terdiri dari: – Wilayah Produksi (Blok A) : 10.000 Hektar – Wilayah Eksplorasi (Blok B) : 202. 950 Hektar
KOMPOSISI KONSENTRAT PTFI (sumber ESDM) Konsentrat
Tembaga 25-32%
Besi 25-32%
Belerang 25-30%
Emas 15-38gr/ton
Perak 40-65gr/ton
Unsur lainnya
Slag
(tidak memiliki nilai komersial)
SO2
Penerimaan Negara (PNBP) dari PTFI •
Iuran Tetap (Landrent/Deadrent) : – Dihitung berdasarkan luas wilayah KK dikalikan tarif/Ha/tahun – Dibayar setiap tahun dalam dua kali pembayaran (bulan Januari dan Juli) – Tarif : US$ 3 / Ha (untuk wilayah produksi) - Penyelidikan Umum, th. ke I Perpanjangan, II - Eksplorasi, th. ke I II III Perpanjangan IV V - Studi Kelayakan, th. Ke I Perpanjangan, II - Konstruksi, th. ke I, II, dan III - Operasi Produksi,
0,025 0,05 0,10 0,12 0,15 0,25 0,35 0,50 0,50 0,50 3,00
Penerimaan Negara (PNBP) dari PTFI Iuran Produksi (Royalti) : ▪ Tembaga (Cu) Jika harga < US$ 0,90/pon, tarif 1,5% dari harga jual Jika harga > US$ 1,10/pon, tarif 3,5% dari harga jual Jika harga diantara US$ 0,90 - US$ 1,10 : PCT = 1,50 + ACP - 90 10 Ket: PCT = tarif (%), ACP = harga tembaga dalam sen US$ per pon ▪ Emas (Au), tarif 1% dari harga jual ▪ Perak (Ag), tarif 1% dari harga jual • Royalti Tambahan : – Untuk tingkat produksi bijih di atas 200.000 ton per hari (maks 300.000 ton), PT FI akan membayar royalti tambahan untuk kelebihan produksi logam di atas metal strip, yaitu: • Tembaga, tambahan royalti sebesar 100% • Emas, tambahan royalti sebesar 200% • Perak, tambahan royalti sebesar 200%
•
Harga Jual Harga tembaga adalah harga rata-rata selama suatu triwulan atas harga jual tunai The London Metal Exchange, • Harga emas adalah harga rata-rata selama suatu triwulan atas harga rata-rata The Bullion Market Spot Morning (“initial”) dan afternoon (“final”), • Harga perak adalah harga rata-rata selama suatu triwulan atas harga The London Bullion Brokers Spot Price. Nilai Penjualan Bersih : • Adalah nilai penjualan kotor dikurangi dengan biaya-biaya peleburan dan pemurnian, pengangkutan dan biaya-biaya penjualan lainnya yang berhubungan dengan konsentrat yang dijual. • Nilai penjualan bersih merupakan nilai penjualan yang menjadi dasar untuk penghitungan royalti Pembayaran Royalti : • Royalti dibayar secara triwulanan, yaitu 60 hari setelah akhir triwulan yang bersangkutan • Penghitungan royalti berkenaan dengan konsentrat yang dijual selama satu triwulan harus berdasarkan berat kering akhir, pengujian kadar logam, dan biayabiaya peleburan dan pemurnian, serta biaya-biaya penjualan lainnya. •
Perhitungan Royalti PTFI (ICW) • Terkait penerimaan negara dari royalti PT Freeport Indonesia, ICW melakukan perhitungan ulang perihal kewajaran pembayaran royalti PTFI dari tahun buku 2002 - 2010, • Data yang digunakan adalah laporan keuangan PT FI (produksi, Penjualan, Harga), dan sebagai data pembanding menggunakan data laporan keuangan PT Rio Tinto (memiliki share 40% dalam joint ventures PTFI) serta data laporan pemerintah, • Mekanisme perhitungan royalti mengacu kepada tarif dan standar perhitungan yang ada dalam kontrak karya P TFI, termasuk juga untuk pembayaran royalti tambahan.
Perhitungan Royalti PTFI (ICW) • Dari hasil perhitungan nilai royalti yang dilakukan ICW untuk tahun buku 2002 – 2010 kemudian dibandingkan dengan pelaporan pembayaran royalti PT FI (financial report) ditemukan hal sebagi berikut : – Total pembayaran royalti PT FI berdasarkan Laporan Keuangan (audited) dari tahun 2002 s/d 2010 adalah sebesar US$ 873,2 juta. – Sementara berdasar perhitungan ICW, seharusnya total kewajiban royalti PT FI dari tahun 2002 s/d 2010 adalah US$ 1.050,084 juta. – Sehingga diduga terjadi kekurangan bayar royalti PT FI tahun buku 2002 s/d 2010 yang berakibat pada dugaan kerugian negara senilai US$ 176,884 juta (setara Rp. 1,591 triliun) Kurs : 1 US$ = Rp 9.000
Statistik Operasi PTFI 2002 - 2010 2010 Penjualan : Copper (ribu pounds) Gold (ribu ounces) Silver (ribu ounces) Harga Rerata : Copper (US$/Pounds) Gold (US$/Ounces) Silver (US$/Ounces)
2009
2008
2007
1.298.917 1.626.823 1.128.078 1.190.700 1.178 2.591 1.960 2.953 3.529 3.957 4.258 6.008 3,69 1271 23,32
2,65 994 13,41
2,36 861 15,32
3,32 680,74 13,38
2006 1.300.000 1.831,1 4.314,8 3,13 566,51 8,59
2005
2004
1.689.400 1.092.700 3.437,8 1.523,6 5.795,2 3.857,5 1,85 456,27 6,36
1,37 412,32 6,10
2003
2002
1.547.206 2.170.489 4.219,4 3.814,0 6.232,1 5.914,3 0,82 366,6 5,15
0,71 311,97 4,66
Pembayaran Royalti PTFI (Financial Report) vs seharusnya (ICW) tahun 2002 - 2010 (juta US$) Royalti (FR PTFI) Royalti seharusnya (ICW) Selisih (kurang) Royalti Total kurang royalti
2010 156,00 210,74 (54,74) (176,88)
2009 147,00 203,10 (56,10)
2008 113,00 93,90 19,10
2007 133,00 150,04 (17,04)
2006 126,00 151,11 (25,11)
2005 103,70 121,61 (17,91)
2004 43,50 50,94 (7,44)
2003 26,50 31,56 (5,06)
2002 24,50 37,08 (12,58)
Pembayaran dana keamanan PT FI Kepada Aparat Indonesia (sumber Lapkeu PT FI) Tahun 2010 2009 2008 2007 2006 2005 2004 2003 2002 2001 Nilai (juta US$) 14,0 10,0 8,0 9,0 9,0 6,0 6,9 5,9 5,6 4,7 Total (juta US$) 79,1
Potensi Royalti PTFI (ICW) Optimasi Penerimaan Negara dari Royalti Tambang • Berdasarkan PP 13 tahun 2000, seharusnya tarif royalti : Tembaga = 4%, Emas = 3,75%, Perak = 3,25%. • Amanat UU No.4 tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara, dimana salah satunya adalah meningkatkan penerimaan negara (PNBP) dari tambang Renegosiasi Kontrak Tambang • Jika Mengacu kepada tarif royalti (PP 13, 2000) maka berdasarkan perhitungan ICW seharusnya total penerimaan negara dari royalti PT FI untuk tahun buku 2002 s/d 2010 adalah US$ 1.611,338 juta. Sementara realisasi pembanyaran royalti PT FI hanya sebesar US$ 873,2 juta, sehingga selama tahun 2002 – 2010 terjadi kehilangan potensi penerimaan negara dari royalti PT FI sebesar US$ 738,138 juta (setara Rp. 6,643 triliun) Kurs : 1 US$ = Rp 9.000
Potensi Penerimaan Negara dari PTFI (royalti mineral ikutan) • Selain menghasilkan tembaga, emas dan perak. Tambang PT Freeport juga menghasilkan mineral ikutan seperti belarang dan besi. Sayangnya hingga saat ini belum ada penerimaan royalti dari mineral ikutan tersebut • Berdasarkan laporan keuangan PT Freeport, dari tahun 2001 – 2006 total penerimaan dari belerang dan lainnya sebesar US$ 385,701 juta. • Jika belerang dan mineral ikutan dikenakan kewajiban royalti juga (sebesar 3,5%) maka nilai royaltinya adalah US$ 13,5 juta (setara Rp 121,5 miliar). Kurs :1 US$ = Rp 9.000
Renegosiasi Kontrak Tambang •
•
•
Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara memberikan hak bagi pemerintah untuk melakukan renegosiasi terhadap ketentuan kontrak karya (KK), Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) dan Kuasa Pertambangan (KP). Sebanyak 118 perusahaan pertambangan tengah direnegosiasi kontraknya : – 42 pemegang kontrak karya (CoW) – 76 perusahaan perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara (PKP2B) Beberapa isu penting : – Pengendalian atau kepemilikan oleh negara, Kewajiban Divestasi (saham 51% oleh negara – Lamanya kontrak, – Besaran tarif royalti, – Luas Konsesi lahan dan Tarif sewa tanah (landrent) – Kewajiban menggunakan pendanaan lokal – Nilai tambah berupa pembangunan pabrik pemurnian dan pengolahan (smelter) di dalam negeri. – Domestic Market Obligation (DMO) untuk batubara” dan juga DMO price
Renegosiasi Kontrak Karya PTFI 1.
Promoting of National Interest: kewajiban divestasi dan pengguasaan mayoritas (51% saham) oleh Indonesia, 2. Produksi : – Batas maksimum skala operasi 300.000 ton bijih/hari di Blok A diturunkan menjadi dibawah 200.000 bijih/hari. – Kewajiban Pengolahan didalam negeri (smelting), berdasar UU No.4 tahun 2009 (minerba) tahun 2014 sudah terealisasi – Pengawasan penjualan konsentrat dan kadar kandungan 3. Penerimaan Negara : – Besaran tarif royalti – Penggunaan harga rata-rata transaksi (tgl penjualan), bukan lagi harga rerata triwulanan – Belerang, besi dan mineral ikutan dikenai kewajiban royalti – Perjanjian kontrak penjualan jangka panjang (antara PT FI dengan PT Smelting dan Atlantic Copper)
Renegosiasi Kontrak Karya PTFI 4.
Aspek Lingkungan – Pembuangan Limbah (tailing) terhadap lingkungan (evaluasi dan audit dampak lingkungan) – Kegiatan dan dana paska tambang (dana dan kewajiban reklamasi) – Usulan, adanya fee untuk tailing (pemda) 5. Dana dan Kegiatan Comdev : – Dalam prakteknya hanya berasal dari 1% penjualan tembaga (LPMAK) – Selain peruntukan untuk 7 suku, bagaimana dengan penduduk lokal lainnya di PAPUA – Pengelolaan dan akuntabilitas dana serta mekanisme Trust Fund
Ketimpangan Kesejahteraan
Kompensasi Eksekutif Freeport McMoran
Ketimpangan Kesejahteraan