Edisi April 2008
1
Mengucapkan Dirgahayu TNI AU (9 April 1946 - 9 April 2008)
AIRFAST Indonesia Plaza Kuningan, Menara Utara # 305, Jl. H. R. Rasuna Said Kav. C 11-14 Jakarta 12940 Telp: 62-21-5200696, Fax : 62-21-5202557, 5200731 Edisi April 2008 2 e-mail:
[email protected], website: http://www.airfastindonesia.com
Majalah
SUARA ANGKASA Penanggung Jawab Marsma TNI Chaerudin Ray Wakil Kolonel Sus Drs. Mulyono Dewan Redaksi Kolonel Pnb D. Herly Dwiyanto Kolonel Sus Basuki Mindarwono Kolonel Sus Rinny Sulistiyowati Letkol Sus Yulias Rasyid Letkol Sus Bintang Yudianta Pemimpin Redaksi Kolonel Sus Titiek Purbaningsih Wakil Pemred Mayor Sus Dra. Maylina Saragih Redaktur Pelaksana PNS III/d Dra. Sri Hatmini Staf Redaksi Mayor Sus Ali Umri Lubis Kapten Sus A. Muhsin Serma Agus Riyanto Serma Roslina Tambunan PNS II/D Yulia Himawati, A. Md Desain Grafis Kapten Sus Arsyad Kapitan, A. Md Kapten Sus Suyono Pali Fotographer Serka Luhur Suprapto Sertu Wahyu Hadi Pamungkas Sertu Sahrul Kristiawan
Tanggal 9 April 2008, merupakan hari yang bersejarah bagi Angkatan Udara. Dikatakan hari yang bersejarah karena pada tanggal 9 April 1946, Presiden menetapkan, untuk menghapus TRI Jawatan Penerbangan dan diganti menjadi Angkatan Udara Republik Indonesia, sebagai Angkatan yang berdiri sendiri serta sederajat dengan Angkatan Darat dan Angkatan Laut. Hari ini, genap 62 tahun usia TNI Angkatan Udara, dan 62 tahun pula pengabdiannya melaksanakan tugas negara untuk mengawal wilayah udara kedaulatan negara Indonesia yang kita cintai ini. Dengan segala yang dimilikinya, dan dengan segala keterbatasan yang menghadangnya, TNI AU tetap memiliki keyakinan bahwa, TNI AU pasti tetap jaya di udara. Di awal kepemimpinannya sebagai Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Subandrio menitikberatkan tugas TNI AU kedepan pada peningkatan kesiapan operasional. Untuk itu prioritas yang dilakukan adalah memfokuskan pada tercapainya kemampuan yang optimal dari satuan-satuan TNI AU serta mantapnya lembaga pendidikan. Hari-hari penuh kebanggaan seakan-akan masih terukir indah di hati insan dirgantara, hari-hari di mana kita masih sering menyaksikan kehebatan sang penerbang kita untuk melakukan manuver-manuver yang membuat jantung kita berdetak lebih cepat atau berhenti sesaat ketika mereka melakukan aksinya di udara. Kenangan kehebatan sang aerobatik Angkatan Udara ini menarik untuk disimak sebagai bukti bahwa Angkatan Udara pernah memiliki tim-tim aerobatik yang andal dalam melakukan manuver-manuver di udara dan bisa disejajarkan dengan tim-tim arobatik dunia. Selamat Ulang Tahun TNI Angkatan Udara, Jayalah di Udara!
Distribusi Letkol Adm Drs. Eka Tarigan Kapten Adm Sri Purwanti Alamat Redaksi Dinas Penerangan TNI AU Cilangkap, Jakarta 13870 Telp. (021) 8709156 (021) 8709259 Fax. (021) 8714181 E-mail :
[email protected]
Redaksi menerima kiriman naskah, foto, gambar, dan karikatur dari pembaca sesuai misi majalah ini; naskah diketik 2 (dua) spasi, maksimum 6 halaman quarto
Edisi April 2008
3
27 LAPORAN Khusus
Singapura Air Show 2008 Singapura kembali menggelar Air Show 2008, yang diikuti lebih dari 800 perusahaan dari 42 negara termasuk Indonesia.
Kulit Muka: Aerobatik pesawat MK-53 HS Hawk
5
Air Power
Laporan Utama Angkatan Udara Prioritaskan Kepentingan Operasi dan Maintaining Skill Awak Pesawat
Air Power dan Industri Penerbangan yang Sehat ________
23
Hukum Etika dan Hukum Pers ____________________________
37
Antariksa Memanfaatkan Tenaga Nuklir di Luar Angkasa _________
42
Manajemen Adimakayasa, Kehormatan Karbol AAU _____________
45
Psikologi 9 Opsdiklat Tim Aerobatik TNI Kapan Bermanuver
AU Lagi?
Apakah Anda Jenuh? _____________________________
47
Kesehatan Aduh, Sakitnya Sariawan __________________________
49
Sejarah TNI Angkatan Udara Pada Tahun 1960-an _____________
51
Korpri 31 Iptek Military E-Aircrafts: The Airbone Sensors
4 4
Edisi April 2008
Drs Agus Solehudin Ketua Korpri TNI AU yang Baru ___
54
Cerpen Aisyah _________________________________________
56
Berita Daerah ____________________________
59
Profil Ny. Esa Subandrio, Cari Persamaan Bukan Perbedaan ___
88
Laporan Utama
Angkatan Udara Prioritaskan Kepentingan Operasi dan Maintaining Skill Awak Pesawat Menghadapi keterbatasan yang masih dialami, Pimpinan Angkatan Udara telah mengambil langkah-langkah konkrit dengan membuat perencanaan yang realistis sesuai dengan anggaran yang ada. Perencanaan ini disebut kekuatan pokok minimal/minimum essential force (MEF). Dalam perencanaan ini dibuat analisa dan kajian secara logis, sehingga dapat memproyeksikan kebutuhan berdasarkan persepsi ancaman dihadapkan pada keterbatasan kemampuan negara dalam membangun kekuatan udara. Kekuatan minimal tersebut difokuskan untuk dapat melaksanakan tugas TNI AU dalam mengendalikan wilayah udara nasional secara efisien, mengatasi trouble spot, dan mengamankan wilayah ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia). Demikian antara lain yang disampaikan Kasau Marsekal TNI Subandrio pada rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR RI, beberapa waktu silam. Selain itu,Kasau juga menyampaikan beberapa hal terkait dengan peningkatan kesiapan operasional Angkatan Udara yang tertuang dalam wawancara dengan Redaksi Suara Angkasa berikut ini.
Pertanyaan: Mengacu pada pernyataan Kasau pada Rapim TNI AU tahun 2008 bahwa titik berat ke depan masih mengarah pada upaya meningkatkan kesiapan operasional Angkatan Udara yang difokus-
kan pada tercapainya kemampuan optimal dari satuan-satuan Angkatan Udara. Apa saja yang telah dilakukan TNI AU mengarah pada upaya tersebut? Jawaban: Angkatan Udara telah mengambil langkah-
langkah konkrit, yang di antaranya adalah mengetatkan penggunaan jam terbang dengan prioritas kepentingan operasi dan maintaining skill para awak pesawat. Penggunaan jam terbang yang masih Edisi April 2008
5
Laporan Utama
Tinjau kesiapan. Kasau Marsekal TNI Subandrio didampingi beberapa pejabat Mabesau mengadakan kunjungan kerja ke Lanud Iswahjudi dan Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, belum lama ini. Di Lanud Iswahjudi Kasau melihat kesiapan pesawat F-16 untuk mendukung Latihan Gabungan TNI 2008 yang akan digelar tak lama lagi.
terbatas benar-benar digunakan secara efektif dan selektif bagi pemeliharaan dan peningkatan kemampuan awak pesawat dan pelaksanaan operasi untuk pa ling tidak dapat mencapai minimum safety flying hours. Hal ini sudah menjadi komitmen Angkatan Udara karena performance Angkatan Udara adalah operasi, dan operasi ini merupakan ujung tombak pelaksanaan tugas. Dalam pelaksanaannya selain harus didukung alutsista yang memadai, harus disiapkan pula personel dengan profesionalisme yang tinggi, sehingga mempunyai kemampuan operasi yang tangguh. Dengan demikian, menjadi suatu keharusan pula bahwa prioritas pembinaan 6
Edisi April 2008
atau pembangunan diarahkan pada skadron-skadron udara dan satuan radar. Baik fisik maupun moril sedapat mungkin didukung secara maksimal. Pertanyaan: Satu lagi yang menjadi fokus Angkatan Udara adalah memantapkan peran dan fungsi lembaga pendidikan sebagai ujung tombak kesiapan operasional dan tuntutan kualitas sumber daya manusia Angkatan Udara. Upaya-upaya apa saja yang ditempuh untuk menuju hal itu? Jawaban: Ya, setiap lembaga pendidikan diharapkan mampu meningkatkan kualitas hasil didik yang siap pakai dengan kinerja yang tinggi, baik
secara intelektual maupun moral melalui peningkatan beberapa komponen pendidikan yang ada seperti kurikulum, paket instruksi, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, alat instruksi (Alins) dan alat penolong instruksi (Alongins), metode pengajaran, fasilitas pendidikan, anggaran, dan juga evaluasi. Semua komponen saling terkait satu dengan yang lain untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan belajar mengajar di setiap lembaga pendidikan. Tidak bisa hanya kurikulum saja yang bagus tanpa didukung tenaga pendidik yang berkualitas, yang bisa memotivasi peserta didik, dan seterusnya. Untuk kurikulum, apa
Laporan Utama
yang perlu ditingkatkan? Efektivitas dan kesinambungannya untuk setiap jenis dan macam pendidikan. Paket instruksi diarahkan tercapainya tujuan instruksional. Tenaga pendidik dan kependidikan selain jumlah yang memenuhi kebutuhan, juga kualitasnya terus perlu ditingkatkan. Alins dan Alongins diarahkan dapat menjamin relevansinya dengan tujuan pendidikan dan aplikasi terhadap pelaksanaan tugas. Begitu pula metode pengajaran yang diarahkan pada peningkatan inovasi dan penyampaian bahan ajaran yang berorientasi pada kemampuan tenaga pendidik. Fasilitas pendidikan berupa bangunan dan perlengkapan lainnya sudah pasti harus yang memadai demi terlaksananya pendidikan. Yang tidak kalah penting adalah
evaluasi untuk mengetahui perkembangan prestasi dan anggaran yang mendukung semua kebutuhan untuk mencapai sasaran yang ditetapkan. Angkatan Udara selalu berusaha meningkatkan kualitas sumber daya manusianya melalui program-program pendidikan terencana sesuai tingkatan dengan tujuan dapat menjawab tuntutan dan kebutuhan yang semakin meningkat. Selain itu, perlu juga mendorong para personel TNI AU untuk selalu meningkatkan kemampuannya dengan cara belajar secara mandiri dan terus menerus (long life learning). Pertanyaan: Masih mengutip pernyataan Kasau, banyaknya permasalahan yang timbul termasuk kecelakaan pesawat umumnya bersumber dari
kebiasaan dan komitmen yang buruk. Hal ini disebabkan kecenderungan yang terkooptasi oleh sikap dan perilaku yang tidak sesuai tuntutan jaman. TNI AU harus mengubah mind set-nya dari budaya kontraproduktif menjadi budaya accountable, safe, dan secure. Bisa dijelaskan lebih lanjut? Jawaban: Jadi, accountable, maksudnya, setiap kinerja yang dilaksanakan dapat diukur melalui proses yang sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mencapai visi instansi. Safe and secure, maksudnya segala tindakan setiap prajurit dalam menjalankan tugas harus
Di Lanud Abdulrachman Saleh, Kasau Marsekal TNI Subandrio dan beberapa pejabat Angkatan Udara melihat kesiapan peralatan pengendali tempur (Dalpur) Skadron Paskhas 466. Edisi April 2008
7
Laporan Utama
Kasau Marsekal TNI Subandrio rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR RI
dilandasi dengan pola pikir dan pola tindak yang mengarah kepada penciptaan kondisi “zero accident” dengan upayaupaya seperti: Melanjutkan program “road map to zero accident”, seperti yang telah dicanangkan selama ini, secara konsisten, terpadu dan berkesinambungan. Meningkatkan safety level di satuan jajaran. Terus meningkatkan kualitas SDM Lambangja melalui kursus-kursus, baik di dalam maupun luar negeri. Memenuhi materiil yang masuk katagori “no go item”. Manajemen safety, benar-benar diaplikasikan untuk meminimalkan risiko dan meningkatkan safety level. Pertanyaan: Bagaimana rencana pengadaan alutsista yang mungkin direalisasikan dalam waktu dekat ini? 8
Edisi April 2008
Jawaban: Seperti kita ketahui, pengadaan alutsista telah direncanakan jauh-jauh dari sebelumnya, dan belum lama ini telah tiba persenjataan untuk pesawat Sukhoi jenis bom dan roket. Tahun 2008 TNI AU tetap melanjutkan program peningkatan alutsista yang sudah dicanangkan melalui fasilitas kredit ekspor antara lain: pesawat
tempur Sukhoi, radar Hanud untuk wilayah timur, melanjutkan retrofit pesawat C-130, pesawat Helikopter NAS 332, pesawat latih KT-1B secara bertahap dan pengadaan senjata PSU (Penangkis Serangan Udara). TNI AU juga merencanakan mengganti OV-10 dan Hawk MK-53 yang usia pakainya akan berakhir tahun 2012 nanti.*
Opsdiklat
Tim Aerobatik TNI AU
Kapan Bermanuver Lagi? Dua pesawat terbang berlawanan arah, saling menyongsong, menyilang, meliuk-liuk dengan kecepatan tinggi, kemudian terlihat 6 pesawat terbang dalam formasi “berlian” dengan kompaknya, dimana setiap pesawat secara berbarengan berputar pada porosnya sendirisendiri, membuat jantung yang menyaksikannya berdebar-debar. Atraksi-atraksi yang mengagumkan ini beberapa waktu yang lalu sering dilakukan oleh penerbang-penerbang kebanggaan Angkatan Udara yang tergabung dalam Tim Aerobatik TNI AU. Tercatat ada enam tim aerobatik yang pernah menjadi kebanggaan TNI AU yaitu: Tim Pionir, Tim F-86 Sabre, Tim Spirit 85, Tim Jupiter, Tim Elang Biru, dan Jupiter Blue. Tim-tim ini telah berhasil melukis ruang udara Indonesia ini dengan manuver-manuvernya yang tidak kalah hebatnya dengan tim aerobatik negara-negara asing. Tahun-tahun penuh kebanggaan akan tim aerobatik seakan menghilang akhir-akhir ini. Memang menjadi ironis sekali, kalau saat ini kita berbicara tentang tim aerobatik selanjutnya, apalagi bila dikaitkan dengan kondisi keterbatasan alutsista yang dimiliki TNI Angkatan Udara. Namun kita, masih bolehkan, berharap bahwa Angkatan Udara akan memiliki tim aerobatik lagi. Siapakah generasinya… dan kapan kita menyaksikan penerbang-penerbang andalan kita melakukan manuvermanuvernya lagi? Bagaimanapun aerobatik bukan sekadar tontonan yang menarik, lebih dari itu aerobatik merupakan bagian dari manuver pertempuran udara, seperti yang dikemukakan oleh Mantan Pangkohanudnas Marsda TNI (Pur) Djoko Poerwoko yang juga anggota tim aerobatik Sabre. “Tim aerobatik itu mahal, tapi perlu. Karena melalui latihan aerobatik itu kita dapat mengaplikasikan apa-apa yang telah dilatihkan, serta sebagai sarana latihan manuver pertempuran udara. Aerobatik itu merupakan penggabungan antara performance pesawat, kemampuan penerbang, dan seni. Jadi kita punya tantangan. Kalau kita latihan bagus, nggak ada yang lihat, itu akan lain. Di samping latihan untuk aerobatik tim ini juga salah satu bagian dari manuver pertempuran udara”. Edisi April 2008
9
Opsdiklat
”Pionir” Sang Pelopor TNI Angkatan Udara memiliki tim aerobatik pertama kali tahun 1960-an, yang terdiri dari formasi empat pesawat MiG-17, dengan para penerbang Kolonel/Marsma TNI Roesmin Nurjadin ”Elang”, Letkol Pnb Ibnu Saputro “Scorpion”, Mayor Mannettius Musidjan dan Kapt/Mayor Pnb Sukardi. Mereka bergabung dalam “Tim Pionir”. Bertindak sebagai leader tim adalah Kolonel/ Marsma Roesmin Nurjadin. Tahun 1962 tim ini bertambah jumlahnya menjadi enam pesawat Mig-17 dengan tambahan penerbang Mayor/ Letkol Roesman “Hell Cat, Sofyan Hamsyah, Saputro dan Hashari Hasanuddin “Bison”. Tim ini pun mampu memukau penonton yang menyaksikannya pada peringatan HUT ABRI 5 Oktober dengan aksi jungkir balik udara seperti melakukan manuver-manuver roll, loop, immelmann, cuban eight dan bomb burst. Sebelum melakukan atraksi dengan MiG-17, sebenarnya para penerbang TNI AU pernah melakukan terbang formasi dengan pesawat propeller seperti P-51 Mustang dari Skadron Udara 3, dengan penerbang Kolonel Pnb Leo Wattimena, Roesmin Nurjadin, Dewanto dan Hadi Supandi, Hapid Adiningrat, Zainalan, Gunadi, 10 Edisi April 2008
Hashari dan Roesman. Namun tim ini belum sempat tampil dimuka umum. Ketika dengan MiG-17 lah, akhirnya para penerbang melakukan atraksi pada peringatan HUT ABRI. Penampilan tim aerobatik inipun sudah menggunakan ”smoke” yang berwarna merahputih. Tim aerobatik ini bertahan sekitar empat tahun, kemudian memudar karena pesawat-pesawat yang digunakan untuk aerobatik tidak siap terbang dikarenakan ketergantungan spare part pesawat dengan pihak luar negeri.
”Sabre” yang Nekad Tim F-86 Sabre merupakan tim aerobatik yang dibentuk sekitar tahun 1978. Meskipun pada waktu itu para penerbangnya rata-rata memiliki jam terbang di bawah 200 jam dan
waktu persiapan/belajar yang hanya 60 hari, tetapi mereka dengan gagah berani alias nekad tampil di depan umum. Belajarnya pun hanya melalui brosur tim aerobatik Jepang, “Blue Impulse”, belum ada instruktur. Ketika itu hanya Mayor Pnb Soeyitno yang sudah mengantongi 400-500 jam terbang dan bertindak sebagai leader. Tim ini tampil pertama kali pada HUT ABRI ke 33, pada 5 Oktober 1978. Tujuh rangkaian maneuver yang dilakukan oleh enam pesawat F-86 Sabre seperti; wing over, roll in box, closer, calypso pass, roll in trail, loop dan bomb burst. Atraksi-atraksi yang begitu menarik dan berisiko ini memukau masyarakat ibu kota, khususnya atraksi “bomb burst” yang dilakukan oleh lima pesawat F- 86 Sabre, dengan formasi menukik sebentar, lalu mengangkat hidung pesawat hingga mendaki tajam lurus ke atas. Kemudian 4 pesawat memencar sambil membuat lintasan setengah melingkar ke arah belakang masing-masing. Sementara itu pesawat kelima tetap terbang mendaki lurus
Opsdiklat
sambil melintir-lintir. Tim aerobatik F-86 Sabre ini; Mayor Pnb Soeyitno “Dragon”, bertindak sebagai leader, Mayor Pnb Budihardjo Surono “Bison”, Kapten Pnb Teuku Syahrial “Orca”, Kapten Pnb Suprihadi, Kapten Pnb Zeky Ambadar “Jackal”, Kapten Pnb Lambert “Taurus”, dan Lettu Djoko Poerwoko “Beaver”. Penampilan pertama ini ternyata sangat memukau masyarakat karena setelah itu tim aerobatik ini kembali menampilkan kehebatannya di Denpasar, Baucau, Ambon, Biak, Manado, Ujung Pandang dan Balikpapan. Untuk menambah keindahan dalam melakukan aerobatik di udara,
pesawat F-86 Sabre ini dilengkapi asap “smoke” berwarna putih, hasil buatan Dislitbangau. Kemudian dengan kedatangan pesawat
tempur F-5 Tiger dan A-4 Sky Hawk, tim Sabre inipun praktis memudar, karena sebahagian para penerbangnya dikirim ke luar negeri.
Kolonel Pnb Tatang Harlyansyah
“Dilihat Penonton Sempurna” Tahun 1995, ketika menjadi wingman pada tim aerobatik “Elang Biru” pangkatnya masih Kapten Penerbang. Ada kebanggaan dan kesan tersendiri sebagai penerbang tempur yang kini menjabat Komandan Wing 3 Lanud Iswahjudi Madiun dengan pangkat Kolonel Penerbang ini, seperti dituturkan kepada redaksi Suara Angkasa. Tim aerobatik Indonesia yang telah terbentuk merupakan tradisi yang telah terbina sejak tahun 60-an, dimana setiap generasi baru pesawat yang datang selalu diikuti adanya tim aerobatik dan tim terbentuk karena kemauan keras dari para penerbang serta dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan operasi rutin
penerbangan. Jadi tidak dibentuk skadron khusus dengan tugas hanya aerobatik tapi bersamaan dengan tugas rutin. Setiap tim aerobatik mempunyai kekhasan tersendiri. Kekhasan tim pionir menurut saya adalah jenis pesawatnya yaitu MiG 17, pada jamannya adalah pesawat jet yang tercanggih dipergunakan untuk buru sergap dengan maneuver standard roll, loop, immelman, Cuban 8 dan bomb burst. Manuver tim ini pada saat itu merupakan Edisi April 2008 11
Opsdiklat
”Spirit 85” Mencontoh ”Spirit 78” Tim Spirit 85 TNI Angkatan Udara ini muncul pada tahun 1985 dengan menggunakan pesawat MK-53 HS Hawk buatan Inggris. Tim Spirit 85 berasal dari Skadron Udara 15 dengan para penerbang; Mayor Pnb Pieter Wattimena, Mayor Pnb Toto Riyanto, Kapten Pnb Basri Sidehabi dan Kapten Pnb Ida Bagus Sanubari. Keempat penerbang tersebut sehari-hari bertugas sebagai instruktur penerbang di Skadron Udara 15. Pada penampilan pertamanya, Tim “Spirit 85” muncul pada peringatan HUT ABRI 5
pertunjukan yang langka dan sangat mengagumkan. Kekhasan Tim F-86 Sabre adalah menggunakan 6 pesawat tempur F-86 yang tidak presisi apabila digunakan untuk aerobatik dan penerbangan rata-rata hanya mengantongi 200 jam terbang, Kekhasan Tim Spirit 85 adalah penggunaan 4 pesawat
12 Edisi April 2008
latih jet MK-53 Hawk yang presisi untuk melaksanakan aerobatik; selain itu penerbang yang mengawaki berkualifikasi instruktur yang mengantongi jam terbang rata-rata 3000 jam sehingga kemampuan beraerobatiknya sangat tinggi. Kekhasan Tim Jupiter adalah seluruh timnya adalah instruktur penerbang dan pesa-
wat menggunakan smoke tail (asap) yang berwarna-warni sehingga menambah kecantikan maneuver aerobatic tim ini. Manuver dilaksanakan menggunakan 8 pesawat dengan mengadop 12 dari 32 manuver yang dilaksanakan Red Arrow dan mempelajari sendiri tanpa instruktur tim. Kekhasan Elang Biru adalah tim yang terdiri dari campuran penerbang senior yang sudah cukup jam terbangnya dan junior yang hanya mengantongi jam terbang pesawat F-16, 400 jam. Penggunaan pesawat F-16 untuk aerobatik adalah tim kedua setelah Amerika dengan tim aerobatik Thunder Bird. Terlebih lagi para penerbang untuk pertama kali berlatih sendiri secara otodidak namun kemudian latihan dilaksanakan dengan mendatangkan instruk-
Opsdiklat
Oktober 1985 dengan manuver steep turn left,barrel roll left, loop/ lazy eight, combination break, bomb burst, full configuration, wing over split two, carousel cross dan straight over (fly pass). Setahun kemudian, tim ini muncul kembali dengan enam pesawat ditengah masyarakat dengan sebutan “Tim Hawk”. Para penerbangnya terdiri dari gabungan penerbang pesawat F-78 Sabre dan Spirit 85. Letkol Pnb Agus Suwarno, Mayor Pnb Basri Sidehabi, Mayor Pnb Teuku Syahrial, Mayor Pnb Suminar Hadi, Mayor Pnb Toto Riyanto dan Mayor Pnb Ida Bagus Sanubari melakukan akrobatik udara selama 12
menit dengan memukau dan kompak. Tim inipun tidak bertahan lama, karena setelah tampil memukau di hari penting TNI AU tersebut, tim aerobatik inipun menghilang. Para personelnya bertugas di tempat yang berbeda-beda. Nama “Spirit 85” menurut salah satu anggota tim, mengambil contoh dari “Spirit 78”, tim aerobatik yang menggunakan pesawat F-86 Sabre.* Tim “Jupiter”, Tim Instruktur Penerbang Pada peringatan ke-52 Hari TNI AU, 5 Oktober 1997 di Lanud Halim Perdanakusuma, Tim Aerobatik Jupiter (Jupiter
Aerobatic Team) muncul pertama kalinya dengan menggunakan enam pesawat MK-53 HS Hawk. Manuver yang dipertunjukkan mulai dari delta loop opener, lead on pass, line abreast loop,mirror, cater pillar, screw roll, right clover leaf, heart, knife edge,roll backs, four point, vertical roll hingga vixen break. Manuver-manuver yang indah tersebut semakin memukau karena disertai asap yang berwarna warni. Tujuh penerbang: Letkol Pnb Bambang Soelistyo, Mayor Pnb Agus Haryadi, Mayor Pnb Tri Budi, Lettu Pnb Andis Solichin,Lettu Pnb M.Dadang,
tur dari tim aerobatik Thunder Bird. Hal ini baru pertama kalinya tim aerobatik Indonesia berlatih secara akademis dengan menggunakan instruktur aerobatik yang berpengalaman. Banyak hal yang tidak kita ketahui sebelumnya dan yang
paling berkesan adalah kita dilatih sampai detail seperti “cheating”, dimana penonton akan melihat formasi kita seimbang sempurna akan tetapi posisi formasi pesawat sesungguhnya di atas berubah dan tidak seimbang. Hal lain yaitu
penggunaan control pesawat menggunakan trim full down sehingga beban stick ditangan sangat berat namun pelaksanaan manuver lebih halus dan stabil. Manuvernya sendiri semua sama dengan yang dilaksanakan tim Thunder Bird
Edisi April 2008 13
Opsdiklat
menggunakan 6 pesawat. Kekhasan Tim Jupiter Blue adalah menggunakan 3 jenis pesawat yang berlainan yang tentunya aerodinamisnya juga berbeda. Ini satu-satunya tim aerobatik di dunia menggunakan 3 jenis pesawat , walaupun kesannya nekad akan tetapi tim ini cukup sukses mengingat penerbangnya adalah personel dari tim aerobatik Jupiter dan Elang Biru. Kesuksesan penampilan Elang Biru pada Indonesia Air Show tahun 1996 tidak lepas dari latihan yang dilaksanakan menggunkan instruktur dari Thunder Bird. Ketika itu yang dikerjakan hanya keep position 14 Edisi April 2008
saja tidak ada yang lain. Kita hanya melihat situasi cuaca berhubungan dengan perawanan sehingga hanya mengubah profile hi show apabila perwanan
rendah dan low show apabila cuaca cerah perawanan tinggi. Yang agak lain adalah banyak penonton dan berkumpulnya penerbang tim aeraobatik dari
Opsdiklat
Kapten Pnb Fahru Zaini, Kapten Pnb Donni Ermawan, Lettu Pnb Yudhianto, Lettu Pnb Budi Ramelan dan Kapten Tek Agus Risnadi tampil dengan memukau dengan liukliukannya yang sangat indah dan mendebarkan. Manuver-manuver yang dilakukannya sama dengan sajian yang pernah digelar oleh tim “Red Arrow” pada saat Indonesian Air Show (IAS) tahun 1996 di Bandara Kemayoran Jakarta. Kemudian tim ini kembali menunjukan kebolehannya melakukan akrobatik udara di Bandung pada HUT Kodikau 15 Oktober 1997. Konon penampilan di Bandung ini menjadi catatan sejarah tersendiri, karena belum pernah ada tim aerobatik yang tampil di Bandung. Alasannya antara lain, faktor ketinggian yang banyak berpengaruh terhadap performance, dan faktor cuaca yang
sering kurang mendukung. Nama “Jupiter” diambil dari callsign personel tim yang semuanya instruktur penerbang dari Skadik (Skadron Pendidikan 103).
negara lain dimana kita bisa diskusi serta bertukar pengalaman tentang aerobatik. Saya tetap berharap akan terbentuk tim aerobatik lagi, karena tim aerobatik merupakan refleksi profesionalisme penerbang kita yang dipersembahkan pada bangsa sehingga menjadi kebanggaan dan menimbulkan minat masyarakat terhadap kedirgantaraan dan juga menjadi efek deterrent bagi negara. Pembentukan tentunya harus terorganisir dengan baik dan dilaksanakan dengan menggunakan insruktur yang berpengalaman sehingga maneuver yang dilaksanakan dapat
dengan aman dan sempurna. Selain itu juga beban penerbang harus dibedakan antara operasional rutin dengan tim aerobatik; jadi tidak ganda dalam melaksanakan tugasnya. Hal penting yang harus dilaksanakan penerbang dalam tim aerobatik adalah konsentrasi yang penuh dalam melaksanakan aerobatik dan mengerti recovery action pada setiap manuver yang dilaksanakan (gerakan yang sudah ditetapkan untuk menghindar dari tabrakan apabila terjadi manuver yang gagal) serta mengetahui seluruh rangkaian maneuver yang dilaksanakan. Di samping itu, hal khusus
”Elang Biru” yang Legendaris Tim Elang Biru muncul pertama kalinya pada peringatan ke-49 HUT TNI AU, pada 9 April 1995 di Halim Perdanakusuma dengan 6 pesawat F-16 Fighting Falcon. Pembentukan tim Elang Biru dilaksanakan setelah ada instruksi Kasau Marsekal TNI Rilo Pambudi, yang menginginkan tim aerobatik ini muncul pada Peringatan Hari ABRI, 5 Oktober 1995 dan untuk Indonesian Air Show (IAS) 1996. Pelaksanaan latihanpun dilakukan secara bertahap dan autodidak dari latihan formasi 2 pesawat hingga berlanjut 4
pesawat. Ternyata kesempatan baikpun datang, dengan adanya undangan dari negara Singapura untuk menyaksikan Air Show dalam rangka HUT Republik Singapura. Kehadiran para penerbang untuk menyaksikan air show tersebut tidak disia-siakan. Ketika atraksi-atraksi digelar, merekapun menggambar satusatu atraksi-atraksi yang ditampilkan dan mencatat timing maupun sequence-nya. Dari hasil pengamatan, catatan dan rekaman air show dari tim aerobatik berbagai negara seperti, “Thunderd Bird”, “Blue Angel” dan “Black Knight” tersebut dievaluasi. Hasil evaluasi tersebut dijadikan bekal untuk latihan para tim aerobatik Elang Biru. Dari latihan-latihan yang dilakukan secara autodidak tersebut tim ini tampil kompak dan memukau di HUT TNI Angkatan Udara ke 49. yang juga semestinya dimiliki penerbang aerobatik, menurut saya, adalah jam terbang yang cukup, diatas 500 jam pada tipe pesawat yang dipakai dan hubungan dengan penerbang lainnya harus kompak, satu hati dan saling percaya penuh.*
Edisi April 2008 15
Opsdiklat
Kemudian TNI AU mendatangkan pelatih yang merupakan pakar aerobatik “Thunderbird” dari Amerika Serikat ; Kolonel Trent, Mayor Pieter Mc Caffrey, Kapten Matthew E Bryd. Latihan dilaksanakan sesuai dengan posisi para penerbang yang biasanya mereka latihkan, misalnya Kolonel Trent menurunkan ilmu leadernya kepada Letkol Pnb Rodi, Mayor Peter MC Caffrey sebagai pelatih solo menularkan ilmunya kepada Mayor Pnb Bambang Samoedro, Lettu Pnb Agung serta Kapten Matthew sebagai pelatih wingman menularkan ilmunya kepada Kapten Pnb Tatang, Kapten Pnb Anang. Tim ini berlatih dengan sungguh-sungguh dan dengan semangat yang tinggi. Kesungguhan ini mereka buktikan di setiap penampilan mereka. Tiga even besar penampilan tim Elang Biru; peringatan Hari ABRI 5 Oktober 1995, peringatan Hari Emas TNI Angkatan Udara, 9 April 1996 dan Indonesian Air Show tahun 1996. 16 Edisi April 2008
Elang Biru tampil sangat memukau dan sangat memuaskan. Letkol Pnb Rodi Suprasodjo ”Cobra” bertindak selaku pemimpin tim aerobatik (team/ flight leader), Kapten Pnb Tatang Harlyansyah “Phyton” sebagai wingman kanan, Kapten Pnb Anang Nurhadi “Morgan” sebagai wingman kiri, Mayor Pnb Bambang Samoedro “ Puffin” sebagai slot, Mayor Pnb Agus Supriatna “Dingo” sebagai lead solo, Mayor Pnb Muhammad Syaugi sebagai opposing solo. Selain itu tim inipun masih
diperkuat oleh Kapten Pnb Fachri Adamy “Oryx” sebagai safety officer, Kapten Pnb Arief Mustofa “Reindeer”, Mayor Tek Nugroho “Falcon Jack”, Kapten Tek Hanafie dan Marsma TNI Hanafie Asnan “Scorpio” serta Marsma TNI Suprihadi “Vampire” sebagai commander. Tim Elang Biru ini menjadi kebanggaan TNI Angkatan Udara karena tim ini dapat disejajarkan dengan beberapa tim aerobatik dunia seperti Tim Red Arrow (Inggris), Roulette (Australia), Golden Dreams (Inggris).
Opsdiklat
Jupiter Blue yang Unik
Pada saat kunjungan pimpinan TNI Angkatan Udara ke Lanud Iswahjudi, tahun 2001, Marsma TNI Djoko Poerwoko yang pada saat itu menjabat sebagai Komandan Lanud Iswahjudi ditantang oleh para pimpinan untuk menampilkan tim aerobatik pada HUT TNI AU. Dengan adanya tantangan tersebut, Marsma TNI Djoko Poerwoko pun berdiskusi dengan beberapa penerbang dari Skadron Udara 3, Skadron Udara 15 dan Skadron Udara 1. Akhirnya disepakati untuk mencoba tampilan baru dengan membentuk tim arobatik yang melibatkan pesawat MK53, F-16 dan Hawk 100.
Tim Jupiter Blue ini muncul di HUT TNI AU ke-55. Tim ini berhasil melakukan formasi tiga jenis pesawat yang berbeda jenis yaitu MK-53 HS Hawk, Hawk-100 dan F-16 Fighting Falcon dalam formasi enam pesawat. Letkol Pnb Fahru bertindak sebagai leader, Kapten Pnb Andis sebagai right wing, Mayor Pnb Donny sebagai left wing, Kapten Pnb Dadang sebagai slot, Mayor Pnb Fachri sebagai lead solo dan Kapten Pnb MJ. Hanafie sebagai opposing solo. Kemudian pada peringatan ke-56 HUT TNI, tim ini kembali muncul dengan memukau. Manuver lightning take off, delta loop, figure 8, barrel left, dia-
mond loop, inverted and inverted to inverted, kid roll, 4 & 8 point roll, box loop, aileron roll, hi G turn, pheasant roll, hi AOA, snake pass, tanggo loop, cross over break, srew roll, heart dan vixen break berhasil memukau masyarakat dan menjadi kebanggaan TNI Angkatan Udara. Kini atraksi-atraksi yang memukau tersebut, semakin jarang disaksikan, tim aerobatik belum dapat lagi meliuk-liuk di angkasa dengan indahnya. Namun harapan tidak akan pernah pudar, kelak Angkatan Udara yang dicintai ini akan memunculkan kembali tim tim arobatik yang membanggakan. Semoga.* (Berbagai sumber)
Edisi April 2008 17
Opsdiklat
18 Edisi April 2008
Opsdiklat
L
atihan bersama antara TNI Angkatan Udara dan Angkatan Udara Singapura (Republic of Singapura Air Force/RSAF) baru saja digelar di Lanud Supadio, Pontianak pada akhir Maret lalu selama dua hari. Latihan ”Camar Indopura 16/08” ini bertujuan meningkatkan kemampuan taktik dan teknik air surveillance bagi para personel kedua Angkatan Udara, di samping juga untuk lebih mempererat hubungan persahabatan di antara keduanya. Latihan udara maritime surveillance ini penting dalam pengamanan perairan perbatasan, operasi SAR, juga dalam penanggulangan illegal loging, illegal fishing dan kejahatan lintas batas lainnya yang mungkin timbul dengan menyamakan persepsi tentang standard operating procedure (SOP) for maritime surveillance antara TNI AU dan RSAF. Dalam latihan ini, TNI Angkatan Udara didukung dengan pesawat B-737 Patmar dan kru dari Skadron Udara 5, Lanud Hasanuddin. Sedangkan RSAF mengerahkan satu pesawat F-50 MPA dan satu
pesawat F-50 UTA dari Skadron Udara 121 yang berpangkalan di Changi. Bentuk latihan adalah joint air surveillance antara pesawat Boeing 7 3 7 PATMAR TNI AU dengan pesawat F-50 MPA RSAF dengan jenis latihan air reporting procedure, post flight report, radio contact procedure, combine searching, dan identification process. Dari hasil informasi intelijen diperkirakan di sekitar perairan ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) I terdapat beberapa kapal yang perlu diidentifikasi. Berangkatlah pesawat Boeing 737 Patmar (Patroli Maritim) TNI AU menuju daerah ALKI dimaksud. Begitu juga RSAF, memberangkatkan pesawat F50 MPA dari Changi. Dari pengamatan pesawat Boeing 737 TNI AU berhasil diidentifikasi beberapa kapal
y a n g berlayar di area ALKI I. Setelah di zooming dengan kamera yang terdapat di pesawat Boeing 737 diketahui nama kapal dan bendera kebangsaannya; kemudian dikoordinasikan lagi dengan pihak RSAF. Dari hasil identifikasi kedua Angkatan Udara disampaikan ke komando latihan yang berada di Lanud Supadio. Demikian skenario Latihan Camar Indopura 16/08. Bantuan Kesehatan Sebanyak 72 personel terdiri dari dokter, tenaga
Edisi April 2008 19
Opsdiklat
medis, dan apoteker dari TNI AU, RSAF dan Walubi bergabung bersama dalam Joint Clinic, bersamaan dengan digelarnya Latihan Camar Indopura 16/08. Kegiatan bakti sosial ini memberikan bantuan pengobatan gratis bagi warga sekitar Lanud Supadio yang mencakup dua kecamatan yaitu Kecamatan Rasau Jaya (meliputi Desa Rasau Jaya I, Rasau Jaya III, Rasau Jaya Umum, dan Desa Mekar sari) dan Kecamatan Sui Rui Raya (meliputi Desa Kuala II, Limbung, Kuala Kapua, dan Desa Arang Limbung). Bantuan yang diberikan
20 Edisi April 2008
berupa pengobatan umum sebanyak 1199 pasien, pengobatan mata (pemeriksaan dan pembagian kaca mata) sebanyak 299 pasien, pengobatan gigi (pemeriksaan dan cabut gigi) sebanyak 181 pasien, khitan 49 orang anak, pelayanan KB 52 pasien, serta bedah minor sebanyak 40 pasien. Joint Clinic dihadiri oleh Kadiskesau Marsma TNI dr. Julizir MZ, Sp. A, Sp. KP, Karuspau Antariksa Kolonel Kes dr. Bambang Yudhadi, Sp.B, dan Kalakesgilut Kolonel Kes drg. Hartono.*
Edisi April 2008 21
22 Edisi April 2008
Air Power
Air Power
dan Industri Penerbangan yang Sehat
K
ata power menurut ilmu manajemen dalam kaitannya dengan teori kepemimpinan (leadership) didefinisikan sebagai “the ability to influence the behavior of other”. Namun secara lebih luas power dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk melakukan sesuatu, maka air power jelas merangkum semua kemampuan manusia atau bangsa untuk melakukan sesuatu melalui udara. Maka tidak mengherankan jika sebelum pesawat terbang ditemukan, dunia hanya mengenal sea power dan land power, tidak lain karena dulunya manusia
hanya memiliki kemampuan bergerak atau mobilitas di atas daratan dan lautan. Baru belakangan, setelah pesawat terbang memperlihatkan kemampuannya untuk menciptakan mobilitas dan pengangkutan lewat udara, maka istilah air power mulai dipergunakan. terbawa oleh cakupan arti sea dan land power, yaitu dalam dunia militer dibentuk dalam Angkatan Laut dan Angkatan Darat, maka kata air power cenderung dimengerti secara otomatis sebagai kekuatan militer di udara atau Angkatan Udara. Unsur-unsur kemampuan
udara lainnya seperti penerbangan sipil, perusahaan penerbangan (airline), pabrik pesawat udara dan suku cadang, lapangan terbang dengan semua fasilitas penunjang penerbangan sipil lainnya, cenderung untuk tidak dimasukkan dalam air power. Hal itu bisa dipahami karena penggunaan air power secara sempurna (complete utilization of air power) tergantung kepada intensitas penggunaannya dalam suatu konflik atau peperangan. Jika intensitas peperangan atau konflik itu terbatas, maka yang digerakkan hanyalah unsur-unsur angkatan perang itu saja, tanpa melibatEdisi April 2008 23
Air Power
kan keseluruhan unsur. Namun dalam pengalaman perang selanjutnya, ternyata air power tidak hanya mencakup kekuatan Angkatan Udara saja, namun dalam “allout campaign”, misalnya jika peperangan mencapai fase defensive, maka air power mencakup semua kekuatan dan kemampuan dari suatu bangsa untuk berbuat sesuatu di udara. Misalnya definisi air power yang menjadi tumpuan konsepkonsep Komodor Udara S. Suryadarma, yaitu prinsip, doktrin atau definisi yang diajukan oleh Air Marshal Lord Tedder yang berbunyi: “My use of the phrase air power is in a similar sense to the traditional definition of sea power that is to say, air power is the ability to use the air spaces for offensive, defensive, and supply services and to deny their use to an enemy. It includes, air forces, civil transport, air bases, communications or control and direction, radar and radio facilities, aircraft and engine industries. Namun, kalau kita telusuri
24 Edisi April 2008
lebih jauh kepada masa sebelum ditemukannya alat angkut melalui udara-pesawat terbang, dapat diduga bahwa dalam benak Orville dan Wilbur Wright (1903) yang kemudian disusul oleh penerbangan Louis Bleriot (1909), alat baru yang mereka ciptakan adalah untuk memenuhi suatu keinginan dan angan-angan manusia sejak lama, yaitu untuk bisa terbang di udara persis seperti burung. Sudah sejak lama manusia ingin terbang seperti burung, bahkan pada abad ke 13 seorang gerejawan Inggris Monk telah melakukan studi yang melahirkan suatu pemikiran bahwa udara dapat mengembangkan suatu benda atau alat laksana air yang dapat mengembangkan perahu. Kejadian-kejadian yang berupa percobaan-percobaan dan petualangan manusia untuk terbang dapat dilihat dalam film “Men and their magnificent flying machine”. Jauh sebelum Kitty Hawk kakak beradik Joseph dan Etinne Montgolfier adalah manusia-manusia pertama yang berhasil menerbangkan balon udara yang diisi dengan udara panas. Kemudian pada tahun 1836 terjadi peristiwa yang terkenal dengan “The great balloon of Nassau” yang mampu mengangkasa sejauh 500 mil yakni dari London ke Wilburg. Kemampuan mengudara yang lebih signifikan lagi ialah diciptakannya balon udara dengan konstruksi kaku (rigid) oleh Kapitan Ferdinand von Zeppelin pada tahun 1900. Pesawat yang masih tergolong dalam pesawat yang lebih ringan dari udara ini dikenal
dengan nama Zeppelin. Balon dengan konstruksi kaku ini antara tahun 1910-1914 dipakai oleh “Deutsche Luftschiffart Aktien Gesellschaft” dan berhasil mengangkut kurang lebih 35.000 penumpang melintasi Samudera Atlantik ke Amerika Serikat sebanyak 75 kali, tetapi akhirnya dihentikan karena mengalami kebakaran yang tragis. Setelah Orville dan Wilbur berhasil terbang dengan pesawat terbang yang lebih berat dari udara (heavier than air) walaupun hanya sejauh atau sedekat 852 kaki (258 meter) dan Louis Bleriot melintasi The English Channel sejauh 42 mil (76 km), perkembangan lebih lanjut, adalah peristiwa angkutan udara komersial yang pertama di dunia. Peristiwa bersejarah itu terjadi pada tanggal 1 Januari 1914, ketika sebuah Benoist Flying Boat tinggal landas dari Tampa ke St. Petersburg melintasi Tampa Bay dengan tiket seharga US $ 5. Penumpang pertamanya yang hanya seorang tidak lain adalah Walikota St. Peterburg sendiri. Angkutan udara komersil yang pertama ini makan waktu hanya 20 menit dibandingkan waktu satu hari penuh melalui daratan melingkari Tampa Bay. Penerbang dari Benoist itu adalah Tony Janus dan pemiliknya adalah P.E. Fansler. Perusahaan penerbangan pertama yang masih sangat awam ini kemudian bangkrut setelah empat bulan karena kesulitan dana. Uraian di atas sengaja diajukan untuk mengemukakan
Air Power
bahwa niat semua pesawat terbang itu dikembangkan untuk kemudahan mobilitas manusia, yaitu sebagai salah satu moda (mode) angkutan di samping moda angkutan melalui darat dan laut. Selanjutnya sejarah mencatat bahwa empat tahun kemudian pecah Perang Dunia I dan terjadi perkembangan pesat dari pemakaian pesawat terbang dalam militer. Memang demikianlah pengertian itu muncul setelah timbul gagasan untuk memanfaatkan keunggulan pesawat terbang, yaitu kecepatan yang sangat tinggi serta kemampuannya untuk melintasi macam-macam halangan alam di darat dan laut, maka pesawat terbang mulai dikembangkan pemakaiannya dalam perang. Pemikiran demikian adalah alamiah dan analog dengan penemuan perahu-perahu layar dan mobil yang semula diciptakan untuk kemudahan mobilitas manusia semata kemudian dimanfaatkan untuk perang dengan dikembangkannya perahu menjadi kapal perang (cruiser and destroyer), kapal selam, dan dari automobile menjadi tank, panser dan lainlain perangkat kesenjataan. Lalu bagaimana kaitan yang signifikan antara industri penerbangan dengan air power. Di atas telah dijelaskan bahwa penggunaan semua unsur air power itu bergantung kepada keadaan politik antarnegara, yakni situasi perang atau damai. Dalam waktu damai (airline, aircraft manufactures, air field and communications facilities) bekerja dalam fungsi pokoknya masing-masing. Angkatan Uda-
ra dalam aktivitas pertahanan udara dan airline dalam angkutan udara sipil (komersial). Dalam keadaan perang yang akan menentukan mati hidupnya suatu bangsa dan negara, maka semua unsur kekuatan dan kemampuan udara, baik militer dan sipil dapat dipadukan secara maksimal, secara all-our. Di sinilah letak pentingnya konsep air power, yang dikemukakan oleh Air Marshal Tedder, yaitu bahwa air power mencakup seluruh kemampuan penerbangan dari suatu negara dalam arti luas, baik sipil maupun militer. Di Indonesia partisipasi aktif perusahaan penerbangan dalam kerangka air power telah dialami dengan hasil gemilang, yaitu ketika negara menghadapi keadaan bahaya beturutturut menghadapi ancaman dari PRRI/Permesta, Trikora, Dwikora dan waktu menghadapi G-30 S sejak tahun 1958 sampai 1966. Pada waktu itu, para penerbang, juru mesin udara dan juru radio udara serta para personel teknik dari PN. Garuda Indonesia Airways satu-satunya perusahaan penerbangan direkrut dalam organisasi bala cadang udara, yaitu Wing Garuda dan Wing 011. Langkah jitu ini adalah ide KSAU Marsekal Udara Suryadarma berdasarkan ilham konsep air power di atas, dengan mengeluarkan SK Kementerian Pertahanan RI/Penguasa Perang Pusat AURI No. 13/ PEPERPU/AU-58 tanggal 13 Maret 1958 dan Surat Perintah Operasi Tertinggi (KOTI) No. SP-35/KOTI/64 tanggal 9
Maret 1964 dan Keputusan Menteri Panglima AU No. 21/ 64 tanggal 9 Maret 1964. Sejarah telah mencatat bahwa partisipasi unsur penerbangan sipil c.q PN Garuda Indonesian Airways sebagai bala cadangan Angkatan Udara telah berlangsung dengan jitu dan efektif dalam menghancurkan musuh negara. Sangat menarik bahwa Permesta ternyata menggunakan beberapa pesawat pemburu dan pembom. Mereka semula mungkin mengira bahwa Repulik Indonesia tidak akan berdaya di udara dan sulit menyerang wilayah Sulawesi Utara mengingat keadaan Angkatan Udara RI pada waktu itu armadanya masih belum sempurna. Mereka tidak memperhitungkan tersedianya kekuatan udara cadangan dari kalangan sipil, yaitu kekuatan armada angkutan udara Garuda yang dapat dimobilisir dalam kesatuan-kesatuan Angkatan Udara RI. Situasi bangsa dan negara kita sekarang menunjukkan bahwa industri penerbangan sipil sudah berkembang jauh. Jumlah perusahaan penerbangan yang kepemilikannya swasta sudah lebih dari 57 perusahaan penerbangan. Di samping itu, kita telah memiliki sebuah pabrik pesawat udara, yaitu PT.Dirgantara Indonesia (eks IPTN) di Bandung, yang dimasa perang dapat diubah menjadi pembuat pesawat militer. Masalahnya ialah bagaimana prosedur hukumnya jika nanti penggunaannya betul-betul diperlukan sebagai bala cadang udara. Edisi April 2008 25
Air Power
Undang-Undang Bala Cadangan Udara kiranya perlu segera dipikirkan dan disusun agar penggunaan unsur-unsur sipil, khususnya perusahaan swasta dalam mekanisme angkatan bersenjata-Angkatan Udara berlangsung tanpa masalah di belakang hari. Misalnya bila ada pesawat terbang sipil yang tertembak, personel yang gugur atau cacat tubuh akibat cedera karena tugas, hilang dalam tugas dan lain-lain, alangkah baiknya jika hal-hal demikian sudah di antisipasi dengan telah disiapkannya peraturan perundangannya.Seperti di Amerika Serikat dengan Air Reserve dan The Air National Guard Pengalaman Wing Garuda dan Wing 011 kiranya dapat meyakinkan suatu aturan yang berkepastian hukum. Misalnya, dengan berkhirnya Operasi Trikora, dengan SK No. 13/TPHS/62 tanggal 31 Desember 1962 Wing Garuda dibubarkan, sedangkan Wing 011 terus berlanjut hingga kini tanpa follow up legalitas yang purna. Celah ketidaklengkapan perundangan ini tentunya harus diisi dengan mengimplementasikan suatu struktur pertahanan nasional yang komprehensif, yang melingkupi seluruh jajaran kekuatan inti dan kekuatan cadangannya. Bahaya unsur sipil dalam kekuatan udara mulai dari hulu sampai ke hilir, yaitu mulai dari pabrik pesawat terbang, pabrik suku cadang, lapangan terbang beserta segala fasilitasnya dan perusahaan penerbangan (airline), berkewajiban secara mutlak untuk ikut dalam bela 26 Edisi April 2008
negara adalah hal sangat wajar, yang telah diatur dalam UUD 1945. Khususnya mengenai industri penerbangan, haruslah dipahami betapa vitalnya keberadaan dan kehandalan industri penerbangan dalam negara kita, lebih-lebih jika kita sadari betapa luas wilayah negara yang terdiri dari pulaupulau yang terpencar-pencar seluas benua Eropa. Baik dari segi ekonomi, politik dan pertahanan, keberadaan dan fungsi penerbangan, yang memiliki keunggulan kecepatan dan kemampuan menjangkau jarak dan rintangan geografis, adalah hal yang menentukan mati hidup negara kita baik dalam waktu damai maupun perang. Karena itu, industri penerbangan sebagai bagian dari air power yang tangguh, haruslah suatu industri penerbangan yang sehat dalam segala aspeknya, baik dan livewarenya. Industri penerbangan kita mutlak perlu diatur dalam suatu sistem pengatuan ekonomi (economic regulation) yang dapat menjamin keandalan dan ketangguhan ekonomis dan operasionalnya. Tiada lain agar kondisi perusahaan penerbangan selalu sehat dan bahkan terus berimbang secara berkelanjutan. Sebagai contoh yang tepat bagi kita ialah perjalanan sejarah industri penerbangn di Amerika Serikat, yaitu bagaimana industri diatur secara ketat dalam banyak bidang, sehingga industri penerbangan dijuluki ”the most regulated industri”. Dalam situasi dunia
yang serba cepat dengan sistem persaingannya yang makin terbuka, kita tidak usah malu untuk belajar dari pengalaman bangsa lain. Bismarck berkata: ”Fools they say they learn by their own experience. I say I learn from other’s. Di Amerika Serikat, sejak mula berdirinya industri penerbangan telah diatur dengan ketat yaitu aspek teknis operasionalnya diatur oleh Federal Aviation Administration dan aspek ekonomi serta bisnisnya diatur Civil Aeronautic Board (CAB), yang nondepartemental dan berada langsung dibawah Presiden. Amerika Serikat dikenal sebagai negara demokratis dan liberal, namun dalam hal industri penerbangan, sejak semula telah memakai suatu sistem regulasi ekonomi. Saat pertumbuhan industri penerbangan antara tahun 1914-1938, mereka dengan cepat dan jitu menyadari, bahwa perusahaan penerbangan secara inheren mengandung kelemahan dan kerawanan manajerial. Timoty Smith dalam majalah Fortune tanggal 3 April 1945 menulis sebagai tanggapannya atas kinerja industri penerbangan sesudah deregulasi, bahwa perusahaan penerbangan layaknya seperti perusahaan penjual pisang, yang antara lain karena pisang adalah komoditas yang cepat busuk (perishable) dan marginal cots-nya yang sangat kecil menyebabkan indusri penerbangan menurut teori ekonomi mikro ”core theory” adalah industri yang tidak mempunyai inti (core). Seorang dosen senior dari University College di Cork (Irlandia), William Sjostrum
Air Power
menyimpulkan bahwa problem yang menghantui perusahaan penerbangan mempunyai kesamaan dengan perusahaan angkutan laut yang mempunyai struktur biaya yang serupa. Ketidakstabilan ekonomi industri penerbangan oleh para praktisi, antara lain oleh Lester Telser, seorang ekonom terkemuka dari University of Chicago digambarkan bahwa ”the airline industry is an economic machine programmed for self destruction. Or something close to it”. Dalam siklus 20 tahunan yang pertama, hal itu telah dialami keadaan ekonomi perusahaan yang bergejolak dari bom, depresi dan chaos.
Karena itu, mereka sepakat untuk menyusun suatu kerangka aturan main yang terkenal dengan regulasi ekonomi justru untuk menjamin agar industri tumbuh dengan sustainable growth melalui masa pertumbuhan, masa penyakit bayi (baby sickness), masa ketidak matangan (immature) menuju ke masa kematangan industri (mature growth). Yang sangat penting diketahui ialah bahwa sejak dini telah disadari, bahwa industri penerbangan adalah sangat vital bagi suatu negara yang berwilayah, luas, sebagai sarana perhubungan, perekonomian, politik dan pertahanan
negara. Karena itu, industri penerbangan dimasukkan dalam kategori public utility walaupun memiliki ciri-ciri khasnya, yaitu masih adanya kemungkinan kompetisi. Demikianlah masyarakat industri penerbangan di Amerika Serikat menentukan adanya regulasi ekonomi untuk pembinaan industri itu sendiri ke arah kematangan berusaha. Dasar pemikiran diperlakukannya regulasi ekonomi bagi industri penerbangan yang belum matang tertuang dalam suatu ”Declaration of Policy” yang isinya sebagai berikut: a. The encouragement and development of air transportation Edisi April 2008 27
Air Power
system properly adapted to the present and future needs of the postal service and of the national defence. b. The regulation of air transportation in such manner as to recognize and preserve the ingerent advantages of, assure the highest degree of safety in, and foster sound economic conditions in, such transportation, and to Improve the relation between, and coordinate and coordinate transportation by, air carriers. c. The promotion of adeguate, economical and efficient service by air carries, at reasonable charges, without unjust discriminations, undue preferences or advantages, or unfair or destructive competitive practices. d. Competition to the exent necessary to assure the sound development of air transportation system properly adapted to the needs of the foreign and domestic commerce of the United States, of the postal service, and of the national defence. e. The regulation of air commerce in such manner as to best promote its development and safety; and. f. The encouragement and development of civil aeronautic. Di Indoensia belum pernah ada pemikiran untuk regulasi semacam itu, bahkan akhirakhir ini ada kecenderungan ingin serba deregulasi, serba bebas tanpa aturan. Dalihnya adalah gampang saja, yaitu menyerahkan nasib industri kepada kekuatan pasar. Karena di negeri lain ada deregulasi, maka kita harus begitu juga tanpa melihat kondisi sesungguhnya industri penerbangan 28 Edisi April 2008
kita yang masih belum stabil. Kalau dihitung dari lahirnya Garuda Indonesian Ariways sebagai pemula dari industri penerbangan kita, yaitu pada tahun 1950, maka industri penerbangan kita telah berumur lebih dari setengah abad, namun kondisinya masih jauh dari yang kita inginkan. Kita seolah dihinggapi penyakit takut aturan regulation yang otomatis menganggap bahwa aturan adalah pengekangan, ketelikungan diri, ketidakbebasan dan persepsi negatif lainnya tanpa menyadari bahwa negara-negara yang sekarang memakai sistem deregulasi dan kekuatan pasar, justru karena mereka telah matang akibat keteraturan-main (period of economic regulation) puluhan tahun, sehingga mereka telah terdidik dalam budaya perusahaan yang berjiwa fair and honest competition. Perlu diingatkan bahwa fungsi utama regulasi ekonomi diperlukan dalam tahapan industri yang belum matang, yang belum mengenal standarstandar praktik finansial, ekonomi, operasional dan manajerial yang membentuk suatu budaya industri yang bertanggung jawab. Dengan adanya regulasi ekonomi yang berbentuk undang-undang dan ditegaskan maka segi ekonomis dan operasional, serta sehat tidaknya kondisi keuangannya, antara lain ditentukan ROI-nya (return on investment), tingkat efisiensi utilisasi pesawat terbang dan perkembangan armadanya, serta kompetisi sehatnya dapat dipantau de-
ngan cermat. Tujuannya tidak lain untuk menjamin kesehatan dan kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Yang terpenting ialah adanya pelaporan berkala, dengan menyusun statistik kinerja industri secara komprehensif dan terusmenerus, sehingga jika kenerjanya menurun ke arah krisis tindakan pencegahan dapat diambil secara dini. Mekanisme pemantau yang terkenal yaitu diterapkannya ” compulsory reporting system dan A uniform system of account and reports for airlines” dalam wadah satu badan monitor dan analisis semacam CAB yang non pemerintah. Memang setelah 40 tahun membina industri yang matang, CAB dibubarkan dan industri penerbangan diserahkan kepada kekuatan pasar. Namun hendaknya disadari bahwa pasar itu adalah resultante dari kelakuan dan sikap berkompetisi para produsen, termasuk salah satu stake horder-nya yang terpenting yaitu masyarakat konsumen. Harus diusahakan agar konsumen menjadi tidak berdaya menghadapi keputusan tingkat harga dari produsen. Yang menjadi sebab apakah pasar itu adalah ladang unfair competition atau ladang kompetisi sehat banyak bergantung kepada budaya dan mental para pelaku industri itu sendiri. Akhir kata perlu disadari secara riil kondisi industri penerbangan yang sehat dan tangguh adalah suatu, conditio sine qua non bagi kemampuan dan ketangguhan air power kita.* (H.M. Syafei, dalam buku Air Power Dari Air Surveillance Hingga Hukum Udara)
Laporan Khusus
Singapura Air Show
2008 S
ingapura kembali meng gelar Air Show 2008, yang diikuti lebih dari 800 perusahaan dari 42 negara termasuk Indonesia. Singapura Air Show 2008 ini merupakan salah satu even pameran kedirgantaraan tingkat dunia yang dilaksanakan secara periodik. Pada air show ini seluruh produksi terbaru tentang teknologi dirgantara ditampilkan. Industri bidang kedirgantaraan yang ditampilkan tidak terbatas pada perusahaan milik pemerintah saja, tetapi perusahaan non pemerintah ikut pula ambil bagian diantaranya mencakup
beberapa sektor, baik pembuatan suku cadang, pemeliharaan maupun peningkatan kemampuan pesawat terbang serta persenjataannya. Pameran kedirgantaraan ini berlangsung selama 5 hari dari tanggal 19 s/d 24 Februari 2008 di Changi Exhibition Centre yang merupakan salah satu dari tiga pameran kedirgantaraan terbesar di dunia. Changi Exibition Centre memiliki kawasan seluas 30 ha, yang terdiri dari even pameran terbuka di landasan dan gedung serbaguna yang berfungsi sebagai
tempat lokasi pameran statis. Selain itu, Singapura Air Show 2008 juga menampilkan tim aerobatik dari aerobatik Royal Australian Air Force (RAAF) “Roullettes” dengan 6 pesawat Pilatus Pc9 dan tim Aerobatik Singapura “Black Knight” dengan 6 pesawat F16 Fighting Falcon Block 52 yang dicat merah dan putih. Tim aerobatik Black Knight yang dipimpin Letnan Komander Leng Wai Mun melakukan 16 manuver udara selama 20 menit dengan terbang 9000 kaki. Sedangkan Airbus A-380 sebagai bintangnya pameran ini
Edisi April 2008 29
Laporan Khusus
dengan gelar “gendut” menampilkan kemampuannya yang lincah mengudara, meskipun terlihat tambun dan terlihat seperti pesawat raksasa. Air bus A-380 memakai mesin Engine Alliance GP 7200 atau Rolls-Royce Trent 900. Pesawat ini sudah memperoleh validasi dari FFA maupun EASA (Eropa) sebagai pesawat jarak jauh paling “sunyi) di udara, waktu mendarat dan tinggal landas. Pameran kedirgantaraan ini diwarnai oleh upaya memperebutkan pasar Asia-Pasifik untuk pesawat komersial dan persaingan memperebutkan pesawat latih serta jet bisnis. Angkatan Udara Singapura sendiri tengah mempertimbangkan sejumlah pilihan untuk pesawat latih,yang sebelumnya telah menambah pesawat F-16 D dan memesan F-15 generasi mutakhir. Seiring dengan pameran kedirgantaraan tersebut diselenggarakan pula Konferensi Kekuatan Udara Global dan pembelian alat-alat pertahanan internasional.* 30 Edisi April 2008
Laporan Khusus
CN-235 MPA TNI AU Tampil di Singapura Air Show 2008 Pesawat CN-235 versi MPA (Maritim Patrol Aircraft) milik TNI Angkatan Udara tampil di Singapura Air Show 2008. Pesawat CN-235 tipe MPA merupakan hasil pengembangan dari CN-235-220 yang banyak dipergunakan sebagai angkutan militer, evakuasi dan transportasi VIP. CN-235 andalan PT. Dirgantara ini merupakan konfigurasi militer
untuk kepentingan patroli maritim. Keunggulan dari pesawat ini yaitu dapat memantau berbagai pergerakan kapalkapal yang berbendera merah nasional maupun kapal asing dan dapat pula memonitor kapal yang legal maupun nonlegal yang memasuki kawasan perairan Indonesia. Pesawat produk PT Dirgantara ini ditenagai sepasang mesin CT-77A yang berdaya 1.870 PK (1.395 kilowatt), dua buah baling-baling berbilah empat tipe Hamilton Sundstrand 14 FR.21 dengan bobot total berikut bahan bakar 15,85 ton sampai 16,55 ton. Electronic system buatan Thales dipasang di pesawat CN-235 ini dan dilengkapi perangkat lihat malam FLIR-200 HP yang dipandu sinar infra merah. Pesawat yang durasi terbangnya antara 8 - 10 jam ini, dapat beroperasi pada malam hari dan mampu memantau pergerakan dalam radius 100 nautical mile. Pada pameran tersebut, di badan pesawat CN-235 sudah terpasang lambang Skadron Udara 5, yang berarti pesawat CN-235 MPA nantinya akan ber-home base di Lanud Hasanuddin sebagai pesawat intai. Keberadaan pesawat ini di Indonesia, diharapkan dapat membantu mengatasi pencurian kekayaan alam. Pesawat unggulan PT. Dirgantara ini dibanderol seharga 30 juta dolar AS, jauh lebih mahal dari pada tipe CN-235-220 sebelumnya, yang telah dipesan oleh beberapa negara seperti Malaysia, Korea Selatan, Uni Emirat Arab dan Pakistan.* Edisi April 2008 31
Laporan Khusus
230 Perwira TNI AU Kunjungi
Singapura Air Show
Perkembangan teknologi kedirgantaraan semakin lama semakin pesat yang dipelopori oleh negara-negara besar yang sangat mengerti betapa pentingnya ruang udara. Perkembangan dan kemajuan teknologi dirgantara sangat kompetitif, tidak terbatas pada pesawat terbang saja melainkan persenjataan, pengadaan suku cadang serta teknologi terbaru dalam dunia dirgantara. Dengan adanya pameran kedirgantaraan di Singapura atau Singapura Air Show 2008, pimpinan TNI AU menindaklanjuti kegiatan ini dengan mengirim 230 perwira TNI Angkatan Udara untuk melihat secara langsung perkembangan teknologi dirgantara dan ilmu pengetahuan lainnya, guna mencari peluang serta informasi yang dapat mendukung peningkatan kemampuan operasional alutsista secara optimal. Selain perwira TNI AU, 30
32 Edisi April 2008
perwira TNI AD dan 29 perwira TNI AL ikut pula dalam kunjungan pameran kedirgantaraan. Kunjungan 289 perwira tersebut dibagi dalam tiga tahap; pemberangkatan pertama dimulai pada tanggal 20 Februari 2008 dengan pesawat C-130/A-1320 dari Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma. Pemberangkatan kedua tanggal 21 Februari 2008 dengan pesawat C-130/1321 dari skadron yang sama. Sedangkan pemberangkatan ketiga tanggal 22 Februari 2008 dengan pesawat C-13/A 1313 dari Skadron Udara 32 Lanud Abdulrachman Saleh. Ada dua kesan dari perwira yang ikut dalam kunjungan tersebut, diantaranya Letkol Sus Suryono. Perwira ini merasa “surprise sekali”, dengan adanya air show ini karena dapat melihat langsung kemajuan teknologi penerbangan, ter-
utama demo pesawat. Sekaligus banyaknya perusahaan penerbangan yang ikut andil dalam pameran tersebut, yaitu sebanyak 800 perusahaan dari 42 negara. Sedangkan peserta lainnya Kolonel Sus Basuki, perwira ini merasa tertarik melihat pesawatpesawat dari negara-negara lain, seperti Amerika Serikat, Inggris dan Prancis. Di samping itu ada juga pesawat dari negara kita sendiri yaitu pesawat CN-235 dari PT. Dirgantara Indonesia yang terparkir di jejeran pesawatpesawat dari negara lainnya. Meskipun masih banyak keterbatasan yang ada saat ini, tetapi kita masih bisa menampilkan pesawat buatan IPTN tersebut. Perwira ini sangat tertarik dalam hal penataan pameran dan merasa penataannya sangat baik. Semoga di even pameran kedirgantaran selanjutnya tim redaksi bisa pula mengikuti. Hopeful.
Iptek
Military E-Aircrafts :
The Airborne Sensors Salah satu sarana mempercepat kemenangan di dalam suatu pertempuran adalah jaringan komunikasi yang mendukung interkomunikasi informasi dinamika lapangan secara cepat, akurat dan aman. Informasi dan infrastrukturnya adalah salah satu sasaran vital pesawat-pesawat pembom atau peluru-peluru kendali berpemandu. Untuk itu dibutuhkan infrastruktur informasi bergerak dalam bentuk pesawat elektronik (e-aircraft) yang dapat melepaskan diri dari bidikan musuh, memberikan peringatan dini, mengoordinasikan wahana-wahana tempur dan melakukan serangan terhadap infrastrutur komunikasi musuh di semua titik di permukaan bumi dengan cepat dan akurat. Sebagai dampak dari Revolution in Military Affairs (RMA)
dan didorong oleh perkembangan teknologi informasi yang pesat telah mengubah pola pikir peperangan ke Network-Centric Warfare (NCW) atau peperangan berbasis jaringan. Setiap pesawat terbang adalah simpul-simpul pengolahan informasi sebelum konsep NCW dipublikasikan, negara-negara super power telah mengembangkan berbagai pesawat elektronik yang beberapa diantaranya menggunakan teknologi mendahului masanya. E-1 Tracer E-Tracher adalah pesawat terbang pertama yang dibangun untuk misi Airborne Early Warning (AEW) dan dioperasikan oleh US Navy (USN) pada tahun 1954 dengan kode WF sebagai singkatan dari Willy Fudd yang dibangun dari
pesawat C-1 Trader. Dilengkapi dengan radar Hazeltine AN/ APS-82 beserta radome yang instalasi di punggungnya, pesawat ini mampu mendeteksi sasaran bergerak yang ditampilkan pada Airborne Moving Target Indicator (AMTI). Ia menganalisa pergeseran sinyal Doppler di dalam energi radar yang dipantulkan oleh sasaran dan memisahkan sasaran dengan “kotoran” (clutter) yang disebabkan oleh gelombang lautan. E-1 diawaki oleh empat awak pesawat yang terdiri dari dua pilot dan dua radar controller dan karena keunikan instalasi radome, E-1 mendapat julukan “Stoof with a Roof”. E-2 Hawkeye Selepas purna tugas E-1 Trace, E-2 Hawkeye meneruskan tugas Willy Fudd sebagai mata udara dengan tugas yang lebih luas. Selain bertindak sebagai AEW, ia juga melaksanakan fungsi Command and Control (C2) untuk armada tempur, misi-misi pengamatan udara, kendali serangan dan pencegatan sasaran, pemanduan search and rescue (SAR) dan relay komunikasi. Hawkeye dilengkapi dengan sebuah dome berputar berukuran 24 kaki di atas punggungnya berisi sensorsensor terhubung keperangkat komputer ancaman dan mengendalikan tindakan terhadap sasaran dan peringatan dini. Edisi April 2008 33
Iptek
E-2 Hawkeye adalah satusatunya pesawat elektronik yang dioperasikan oleh AU banyak negara termasuk Singapura. Didasari oleh kebutuhan C2 yang dinamis, perangkat elektronika yang diusung oleh E-2 semakin kompleks dan canggih. Versi terbaru Hawkeye, E-2D seri 2000 atau Group II, telah dilengkapi dengan radar electronically-scanned array APY-9, komputer misi terbaru, Combat Information Center (CIC), Advanced Control Indicator Set (ACIS) dan data-link Cooperative Engagement Capabi- lity (CEC). Sistem komputer E-2D mempunyai kemampuan untuk mengakses jaringan informasi satelit, kapasitas pelacakan dan pengolahan data yang lebih cepat. Pesawat versi terakhir Super Fudd ini mampu melacak 2.000 sasaran dan mendeteksi 20.000 sasaran secara simultan hingga lebih dari 650 km dan mampu memandu 40-100 operasi pencegatan udara atau serangan udara ke darat. E-2 Hawkeye buatan Grumman ini adalah pertama yang bermarkas di kapal induk. 34 Edisi April 2008
E-3 Sentry Tidak mau kalah dengan USN, US Air Force (USAF) juga menginginkan pesawat terbang dengan fungsi yang sama dengan E-2 Hawkeye. Bekerja sama dengan Boeing Lahirlah pesawat terbang Airborne Warning and Control System (AWACS) dengan kode E-3 Sentry yang dirancang untuk menjalankan misi-misi pengamatan udara, Command, Control and Communications (C3). E3 dibangun berbasiskan rangka Boeing 707-320B dengan penambahan rotary dome radar AN/APY1/2 berdiameter 9,1 m, tebal 1,8 m yang dipasang di atas punggungnya. Radar berbasis Dopper dengan jangkauan hingga 250 mm ini dirancang untuk mampu melakukan pengamatan obyek di bumi baik di daratan maupun di perairan hingga ke lapisan stratosfir. Untuk identification Friend or Foe (IFF), ia dilengkapi dengan Secondary surveillance Radar (SSR) Radar System improvement
Program (RSIP) telah meningkatkan performa E-3 dengan kemampuan Electronic Warfare Support (ES), Eletronic Defence (ED) yang lebih baik, sistem komunikasi anti gangguan dan anti sadap Joint Tactical Information Distribution System (JTIDS), akses Global Positioning System (GPS) dan kemampuan deteksi sasaran-sasaran dengan Radar Cross Section (RCS) yang kecil pesawat sentry tidak hanya dioperasikan oleh USAF namun juga oleh negara-negara yang tergabung dalam North Atlantic Treaty Organization (NATO). E-4 NEACP/Night Watch Seiring dengan semakin meningkatnya suhu Cold War, kemungkinan adanya serangan peluru-peluru kendali nuklir ke daratan AS dapat terjadi setiap saat. Andaikan itu terjadi, pesawat E-4 disiapkan sebagai markas terbang National Command Authtorities (NCA) yang membawa Presiden AS untuk memimpin peperangan. Salah satu misi E-4, yang lebih dikenal dengan Night Watch adalah National Emergency Airborne Command Post (NEACAB). Dalam situasi terntentu bila diperlukan, pesawat terbang ini dapat memancarkan informasi ke masyarakat AS melalui jaringan radio atau menghubungkan dengan jaringan telepon komersial untuk menyampaikan pesan-pesan darurat. Dalam operasinya biasanya E-4 mendampingi pesawat kepresidenan AS Air Force One yang membawa presiden AS khususnya pada masa-masa krisis. Dibangun dari rangka Boeing 747-200, ia mengusung peralatan yang sama dengan pesawat EC-135
Iptek
namun memiliki ruang yang lebih besar dan mampu beroperasi lebih lama. Versi E-4B memiliki peralatan komunikasi yang mampu mencakup tujuh pita spektrum gelombang elektromagnetik dari Very Low Frequency (VLF) hingga Super High Frequency (SHF) untuk komunikasi satelit yang disimpan di dalam punuknya. Untuk melindunginya dari dampak ledakan dahsyat nuklir, E-4B diperluat oleh perlindungan Electromagnetic Pulse (EMP). E-6 Mercury Dalam upaya mengantisipasi perkembangan situasi era Cold War, AS menggelar armada kapal selam pembawa peluru kendali nuklir di berbagai perairan dunia. Untuk menjembatani komunikasi antara NCA dengan armada kapal selam ini, dibangunlah pesawat Boeing E6 Mercury. Dengan kode Looking Glass, Mercury dirancang sebagai pos komando dan pusat komunkasi terbang US Strategic Command (USSTRATCOM) bila
Markas Komando North American Aerospace Defence (NORAD) di Gunung Cheyenne lumpuh. Berbasis rangka Boeing 707320, E-6 dirancang untuk meneruskan tugas TACAMO (Take Care and Move Out) EC13Quntuk mempertahankan komunikasi frekuensi rendah antara komandan dengan armada kapal selam nuklir. Untuk berkomunikasi dengan kapalkapal selam, Mercury menggunakan dua antena anti efek ledakan nuklir dengan panjang masingmasing 1.220 m, yang disimpan di dalam badan pesawat. Ketika terbang, kedua antena ini akan dikelurakan dan menggantung vertikal untuk mentransmisikan informasi kepada para komandan kapal selam. Lima stasiun komunikasi siinstalasi dan dalam badan pesawat dan dilengkapi dengan perangkat komunikasi canggih termasuk sistem komunikasi anti sadap serta perangkat komunikasi satelit dan ES peperangan elektronika. E-6 juga bertugas membantuk melewatkan komuniksi dari stasiun darat yang terbatas jangkuan transmisinya ke satelit, pesawat markas komando terbang e-4 NEACP dan kapal-kapal selam. E-6 Mercury diawaki oleh empat orang dan 18 operator sistem.
E-8 Joint Strars Bila E-3 entry AWACS dirancang khusus untuk pusat komando udara ke udara maka E-8 Joint Suveillance Target Attack Radar System (J-Strars) dirancang untuk C2 operasi udara ke darat yang diawaki oleh empat air crew dan 18 operator gabungan personel USAF dan US Army (USA). Joint STRARS muncul dari keinginan USAF dan USA untuk membangun suatu sistem yang mempunyai kemampuan untuk mendeteksi,
mencari lokasi dan menyerang kendaraan tempur musuh yang berada jauh dari jangkauan pasukan darat. E-8 lahir dari modifikasi pesawat Boeing 707-300 dengan radar, sistem komunikasi, radome berbentuk kano dengan panjang 12 m yang menyimpan antena phased-array side-looking APY-7. Radar ini juga dilengkapi dengan Ground Moving Target Indicator (GMTI) dengan jangkauan penglihatan jarak jauh (Stand-off) serta antena yang dapat diposisikan hingga 120 Field of View (FOV) sehingga dapat mencakup wilayah seluas 50.000 Km dan mampu melacak 600 sasaran secara simultan hingga jarak lebih dari 250 km. Fasilitas lainnya adalah Synthetic Aperture Radar (SAR) untuk memproduksi citra Edisi April 2008 35
Iptek
obyek stasioner, pengamatan wilayah, Fixed Target Indicator (FTI) dan klasifikasi sasaran. Informasi hasil pengamatan udara dikirimkan ke Common Ground Station (DGS) via Saluran Surveillance and Control Data Link (SCDL) anti gangguan atau ke simpul Command, Control, Communocatins, Computers and Inteligence (C41) lainnya via komunikasi satelit. Pesawatpesawat J-STRAS dilengkapi dengan sistem proteksi anti gangguan ketika beroperasi di wilayah yang rawan elektronic Attack (EA). E-10 MC2A Perang masa depan akan melibatkan dimensi keempat yakni luar angkasa yang diperlihatkan dengan peluncuran perangkat bantuan tempur berbasis luar angkasa. Dalam mengantisipasi perkembangan ini, AS telah merencanakan mengganti E-8 Joint Strars, E-3 Sentry AWACS dan RC-135 Rivert Jount dengan E10 Multi-Sensor command and control aircraft (MC2A). Berbeda dengan E-3 dan E-8 MC2A menggunakan rangka Boeing 767-400 Extended Range (ER). E10 adalah pesawat terbang generasi mendatang AU AS untuk misi pengumpulan data intelijen, pengamatan dan 36 Edisi April 2008
udara dan C2 Joint Air Operations Center (JAOC). Sebagai pesawat pusat kendali perang utama, MC2A yang dioperasikan oleh USAF ini akan mengintegrasikan sistem radar, aset-aset elektronic intelligence/signal intelligence (ELINT/SIGINT) dan satelit Image Intelligence (IMINT) berbasis luar angkasa. MC2A mampu menandai suatu sasaran, mengindentifikasikan atau menghacurkannya dalam waktu kurang dari 10 menit, melacak sasaran hingga ke tempat persembunyiaannya dan sebagai pusat komando Unmanned Commbad Air Vehcle (UCAV). Kemampuan MC2A akan
ditingkatkan secara bertahap melalui fase yang disebut dengan spiral. Fase Spiral 1 adalah Multi-Platform Radar Technology Insertion Program (MP-RTIP) yang akan melengkapi E-10 dengan kemampuan Joint Cruise MissileDefence (CMD untuk pengamatan darat Untuk menggantikan fungsi AWACS pada sentri, pada fase Spiral 2 dilakukan penambahan radar Multi-role Electronically Scanned Array (MESA) seperti yang digunakan oleh Boeing 737 AEW&C Widgetail. Fungsi Sigint/ELITNT pada pesawatpesawat intai yang telah menua akan diinstalasi ke MC2A pada fase Spiral.3.* (Mayor Lek Arwin D. W.)
Hukum
foto wawancara
moral. Di dalam masyarakat terdapat kesimpulan azas-azas dan nilai-nilai yang berkenaan dengan akhlak. Akhlak merupakan nilai benar dan salah yang di anut suatu golongan masyarakat dan bangsa, yang tidak tertulis namun ada dan mempunyai sanksi yang bisa di rasakan bagi orang yang melanggarnya. Keberadaan etika di temui dimanapun baik secara universal, regional nasional dan lokal. Etika adalah aturan norma yang
Etika dan Hukum Tidak mudah merumuskan pemikiran tentang ‘etika’ sebagai elemen dari studi filsafat karena merupakan kaidah atau nilainilai yang hidup, berkembang dan terpelihara dalam masyarakat, bangsa secara universal dalam peradapan umat manusia. Etika atau etik ada dalam masyarakat yang bagai manapun tingkat peradapannya. Secara etimologi, kata ‘etik’ berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘Ethos’ yang berarti watak atau perilaku individu. Orang Inggiris menyebutnya ‘etica’ yang dalam bahasa Prancis disebut ‘Ethique atau ‘Ethica’ menurut Bahasa latin. Etika adalah moral filosofi, suatu filsafat praktis (secara popular disebut Falsafah) dan merupakan ajaran tentang nilainilai tradisi dan kesusilaan. Dasar-dasar etika Etika juga dikembangkan sebagai ilmu tentang baik dan buruk, hak dan kewajiban
bersumber dari hati nurani yang baik yang akan melahirkan wisdom (kebijaksanaan) wisdom inilah yang akan menuntut perikehidupan individgan masyarakat kejalan kehidupan yang baik. Seorang pemimpin yang baik, menurut ahli pikir Yunani kono adalah pemimpin yang memiliki hati nurani yang bijaksana yang melahirkan berbagai tindakan yang etis dan tidak merugikan orang lain. Semakin tinggi tingkat
Pers
selamanya hidup dan berkembang secara kontinyu dan terpelihara sejalan dengan perkembangan golongan, masyarakat dan bangsa dimana etika itu berada. Secara universal tidak ada aktivitas dalam peri kehidupan ummat manusia yang lepas dari etika, etika ada dan hidup baik dalam masyarakat maju maupun masyarakat terbelakang peradabannya, malahan ada golongan masyarakat dan bangsa yang sangat kukuh memegang etika, yang terpelihara menjadi tradisi seperti negara maju Inggiris misalnya. Napoleon Bonaparte, mengatakan bahwa etika merupakan tindakan sopan santun yang lahir dari perbuatanperbuatan kecil yang baik, artinya etika lahir dari nilainilai tingkah laku atau perbuatan bersopan santun. Etika menurut Socrates adalah. Tuntutan kebijakan individu dan masyarakat yang
peradaban suatu bangsa/ manusia maka akan semakain kaya pula ia akan tuntutan etika. Ukuran moral atau nilainilai yang hidup dalam hati nurani juga menjadi tolok ukur intelektualitas seorang/ individu, golongan masyarakat maupun bangsa. Karena itu ada adagium mengatakan “kehidupan yang bersifat barbar tidak mengindahkan etika”. Media massa sebagai salah satu alat komunikasi bagi masyarakat yang berkembang sebagai alat peradaban, juga memiliki tuntutan etika yang di sebut dengan “Etika Media Massa”. Tak heran dunia pers termasuk kewartawanan juga memiliki etika, yang kemudian dirumuskannya dalam suatu tata aturan yang disebut dengan Kode Etik Kewartawanan (KEK). Tiap kelompok intelektual yang dikenal sebagai profesional selalu memiliki perEdisi April 2008 37
Hukum
aturan etika yang disusun dalam suatu kode etik (Code of Conduct). Keberadaan etika serta lembaga pembina dan pengawas pelaksanaan etika itu kemudian diakui menjadi salah satu tolok ukur atau ciri suatu profesi, (pemahaman universal). Etika komunikasi mengatur tata krama berkomunikasi, artinya tidak sembarangan orang berkomunikasi, apalagi menginginkan komunikasi itu bermanfaat terhadap para komunikan. Misalnya; bagaimana adab seorang anak kepada orang tua, hamba sahaya kepada tuannya, rakyat kepada pemerintah/penguasa, murid kepada guru, santri kepada kiai, prajurit kepada panglimanya/ seniornya dan sebagainya. Etika Media Massa Etika media massa sebagai institusi komunikasi umum, kini telah berkembang berbagai bentuk. Masyarakat modern kini tidak lagi hanya memiliki media tradisional, tetapi sudah lahir berbagai media massa modern seperti media cetak, radio, televisi dan internet atau media hand phone (SMS). Seberapapun banyaknya media massa ada/eksis dalam lingkungan peradaban umat manusia maka tata hubungan antar media massa itu juga di atur oleh etika yang tersusun dalam Kode Etik Media Massa yaitu; Kode Etik Perusahaan Pers, Kode Etik Periklanan, Kode Etik Percetakan, Kode Etik Wartawan, Kode Etik Penyiaran. Keberadaan semua kode etik itu disertai oleh hadirnya suatu badan atau institusi internal yang secara khusus hanya bertugas membina, menyebar luaskan, mengawasi dan memberi tindakan atas pelaksa38 Edisi April 2008
naan kode etik tersebut. Adanya Kode Etik Media massa bertujuan untuk mengatur tata krama bermedia massa, membangun semangat kekeluargaan dalam positive competition, mencegah timbulnya tindakan anarkhi, mencegah negative competition. Pengaturan etika itu bersumber dari hati nurani para pelaku media massa itu sendiri. Karena itu mereka sendiri yang membuat suatu kode etik yang disusun secara bersama-sama, untuk ditaati dan berguna untuk kepentingan mereka secara bersama-sama pula. Etika Kewartawanan Disamping ada Etika Media Massa juga ada Etika Kewartawanan yang dituangkan dalam suatu aturan bersama disebut Kode Etik Kewartawanan. Di Indonesia kini ada kode etik kewartawanan (KEWI) yang berfungsi mengikat seluruh wartawan Indonesia . Dalam dunia pers antara lain ada Kode Etik Jurnalistik (PWI) Persatuan Wartawan Indonesia. Kode Etik AJI (Aliansi Jurnalis Independent). Kode Etik IJTI (Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia). KEWI disepakati oleh 26 organisasi wartawan pada Agustus 1999 di Bandung. Kesepakatan tersebut mengikat semua wartawan Indonesia, baik yang menjadi anggota sesuatu organisasi wartawan maupun yang tidak menjadi anggota. Undang-Undang No. 40 tahun 1999 tentang pers Pasal 7 Ayat (2) menegaskan, “Wartawan memiliki dan mentaati Kode Etik jurnalistik” namun hingga kini masih sulit di lakukan pengawasan Kode Etik
Jurnalistik itu, karena belum ada lembaga khusus (Majelis Etik Jurnalis) yang menangani hal tersebut. Situasi yang sulit dalam dunia internal pers ini, juga di sebabkan oleh belum adanya standarisasi profesi kewartawanan. Bagaimanapun, solusi terbaik dari situasi pers nasional yang sangat merdeka sekarang ini, yang dicap banyak orang sebagai kebebasan yang kebablasan dengan tidak mengindahkan aturan tentang etika dan hukum melalui tindakan Law enforcement. Hal ini sangat urgen, diantaranya mengenai perlunya segera ditetapkan suatu standarisasi organisasi pers dan standarisasi profesi kewartawanan. Penafsiran Kode Etik Wartawan Indonesia a. Wartawan Indonesia menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang jelas. Wartawan Indonesi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa melaporkan dan menyiarkan informasi secara faktual dan jelas sumbernya, tidak menyembunyikan fakta serta pendapat yang penting dan menarik yang perlu diketahui publik sebagai hak masyarakat untuk memperolah informasi yang benar dan akurat; Contoh; kasus korupsi dan manipulasi di sebuah instansi baik pemerintah maupun swasta yang sangat marak di berantas oleh pemerintah, konspirasi yang berniat menimbulkan kekacauan, wabah penyakit yang melanda daerah/wilayah tertentu, bahan makanan yang mengandung zat berbahaya dan atau tidak halal yang dikonsumsi oleh masyarakat, informasi tentang bencana
Hukum
alam. b. Wartawan Indonesia menempuh cara yang etis untuk memperoleh dan menyiarkan informasi serta memberikan identitas yang jelas kepada sumber informasi. Wartawan Indonesia dalam memperoleh informasi dari sumber berita, dilakukan dangan cara-cara yang dapat dipertanggungjawabkan menurut hukum, kaidahkaidah kewartawanan. c. Wartawan Indonesia menghormati azas praduga tak bersalah, tidak mencampurkan fakta dengan opini, berimbang dan selalu meneliti kebenaran informasi, serta tidak melakukan plagiat. Wartawan Indonesia dalam melaporkan dan menyiarkan informasi, tidak menghakimi atau membuat kesimpulan tentang kesalahan seseorang; terlebih dalam kasuskasus yang masih dalam proses pengadilan. Wartawan tidak memasukkan opini pribadinya, wartawan seharusnya meneliti kembali kebenaran informasi sebelum melaporkan dan menyiarkannya. Dalam pemberitaan kasus sengketa dan perbedaan pendapat, masing-masing pihak harus diberikan ruang/waktu pemberitaan secara berimbang. d. Wartawan Indonesia tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta, fitnah, sadis, cabul serta tidak menyebutkan identitas korban kejahatan susila. Wartawan Indonesia tidak melaporkan dan menyiarkan informasi yang tidak jelas kebenarannya, tuduhan tanpa dasar yang bersifat sepihak, informasi yang secara gamblang menggambarkan aurat yang bisa menimbulkan/merangsang nafsu birahi. Dalam
kasus tindak perkosaan, pelecehan seksual tidak menyebutkan identitas korban, untuk menjaga/melindungi kehormatan dan keselamatan korban perkosaan atau pihak lain yang terkait. e. Wartawan Indonesia tidak menerima suap dan tidak menyalah gunakan profesi. Wartawan Indonesia selalu menjaga kehormatan profesi yang berkaitan dengan tugas-tugas kewartawanan, dan tidak menyalahkan gunakan profesi untuk kepentingan pribadi atau kelompok. F. Wartawan Indonesia memiliki hak tolak, menghargai ketentuan embargo informasi latar belakang dan off the record sesuai kesepakatan. Wartawan Indonesia melindungi sumber berita yang tidak bersedia disebut namanya dan identitasnya. Berdasarkan kesepakatan, jika sumber berita meminta informasi yang diperlukan untuk ditunda pemuatannya, harus di hargai, hal ini berlaku juga mengenai latar belakang informasinya. g. Wartawan Indonesia segera mencabut dan meralat kekeliruan dalam pemberitaan serta melayani hak jawab. Wartawan Indonesia segera mencabut dan meralat pemberitaan dan penyiaran yang keliru dan tidak akurat disertai permintaan maaf. Ralat di tempatkan pada halaman yang sama. Dalam hal pemberitaan yang merugikan seseorang atau kelompok, pihak yang dirugikan harus diberikan kesempatan untuk melakukan klarifikasi. Pengawasan dan penetapan sanksi terhadap pelanggaran kode etik ini, sepenuhnya diserahkan kepada
jajaran pers dan dilaksanakan oleh organisasi dewan pers. Pertanggung jawaban Delik Pers Menurut KUHP Di negara demokrasi, termasuk Indonesia, sensor adalah terlarang, terutama sensor prevensi (mencegah sensor) terhadap suatu penerbitan yang bersifat tertulis. Sensor prevensi hanya dapat dilakukan apabila suatu pikiran yang akan di utarakan secara lisan, seperti film, sandiwara dan sebagainya. Sensor prevensi terhadap pikiran yang akan diutarakan secara lisan, karena sulit dalam pembuktian apabila nantinya terjadi delik atau tindakan pidana. Oleh sebab itu, sebelum suatu pernyataan pikiran diutarakan secara lisan masih dimungkinkan adanya sensor prevensi. “Akan sangat lebih bijak apabila ada suatu kesadaran akan disiplin verifikasi yang antara lain kesediaan untuk berlaku rendah hati, suatu baterai untuk juga mengaktifkan sensor diri. Kebebasan pers selalu memerlukan kearifan dalam memandang persoalan”. (Red-Jurnal Nasional) Ketentuan Hukum Pidana mengenai petanggungjawaban terhadap delik (tindak pidana) yang dilakukan oleh Pers (pasal 61 dan 62 KUHP) mengatur tentang mekanisme pertanggungjawaban. Pasal 61 ayat 1, berbunyi sbb: “Jika kejahatan dilakukan dengan menggunakan percetakan, maka penerbit sebagai demikian tidak dituntut, jika pada barang cetakan itu disebutkan nama dan tempat tinggalnya, dan si pembuat itu sudah diketahui, atau pada waktu diberi peringatan, yang pertama kali sesudah penuntutan mulai berjalan, diberitahukan oleh Edisi April 2008 39
Hukum
penerbit.” Pasal tersebut mengatur sejauhmana penerbit serta pencetak harus bertanggung jawab. Penerbit maupun pencetak dilindungi oleh pasal tersebut. Penerbit maupun pencetak tidak dituntut, asalkan mereka menyebutkan alamat penerbit dan pencetak baru mempertanggungjawabkannya apabila penulis berada di luar negeri atau penulis tidak mampu bertanggung jawab penerbit atau pencetak. Meskipun terdapat kemungkinan adanya pertanggungjawaban fiktif, tetap dimulai dengan pencarian pelaku yang bersalah (dalam hal ini penulis), sehingga prinsip Tiada Hukuman Tanpa Kesalahan, tetap menjadi urutan pertama dalam penyelesaian kesalahan yang terjadi melalui alat cetak. Ketentuan dalam KUHP di atas, merupakan ketentuan umum, sehingga dibidang pers merupakan bidang yang khusus, dengan demikian mereka tunduk kepada yang khusus, yakni Undang-undang Pokok Pers, dan Kode Etik Kewartawanan. Dengan dihapusnya Departemen Penerangan RI, akhirnya tentang perijinan diserahkan kemana? Selayaknya kebebasan pers diserahkan kepada pers itu sendiri, sehingga pertanggung jawaban harus ada pada pelaku pers sendiri, yakni pers harus bertanggung jawab atas semua yang mereka lakukan. Karena ternyata dalam Undang-Undang Pers yang baru (No.40 Th 1999) tidak mengatur siapa yang mempertanggungjawabkan apabila terjadi kesalahan dalam pemberitaan, yang kadang sangat membahayakan bagi orang lain, baik kepada pribadi 40 Edisi April 2008
sendiri maupun terhadap posisinya ataupun jabatannya. Untuk itu digunakan ketentuan umum yang ada dalam KUHP. Contoh kasus yang tergolong pada poin 3 (KEWI), antara lain kasus seorang, tersangka korupsi oleh Kejaksaan. Dalam hal ini, media massa sudah sedemikian gencarnya menyebar luaskan berita tentang kasus tersebut, tanpa mengindahkan Kode Etik Wartawan Indonesia yang tertuang dalam point ketiga dan point 4 “Wartawan Indonesia tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta, fitnah, kebencian, cacimaki sadis cabul dan sepu-sepupunya”. Media massa telah mencemarkan nama baik tersangka di mata publik, secara tidak langsung media telah memvonis tersangka korupsi. Seharusnya media massa mengedepankan asas praduga tak bersalah, dengan kata-kata tersangka atau terdakwa. Ada beberapa media massa yang memuat judul berita “Mr. X korupsi”, pada hal kasusnya oleh pengadilan negeri masih dalam tahap penuntutan oleh jaksa, belum ada putusan. Akhirnya kasus tersebut diputuskan di tingkat pengadilan negeri bahwa si X tidak terbukti korupsi, sehingga yang bersangkutan yang telah dirusak nama baiknya oleh media massa meminta klarifikasi atas pernyataan media massa yang telah memberitakan si X korupsi. Contoh kasus poin Empat KEWI. Antara lain Kasus seorang wanita yang terlibat kasus narkoba, ketika di ketahui si wanita tersebut hamil dalam status tahanan, sebuah Koran ibu kota memuat judul berita
“Siapa Ayahnya”?. “Berapa Orang Ayah Jabang Bayi yang Dikandungnya “?. Contoh lain sebuah harian menulis judul berita “Mencium Pantat Metromini Mahasiswa Pingsan” Judul ini diangkat untuk memberitakan kejadian yang menimpa seorang mahasiswa, mahasiswa tersebut mengalami kecelakaan karena menabrak bagian belakang metro mini, yang bersangkutan mengalami koma dan tidak lama kemudian meninggal dunia. Judul-judul tersebut tidak etis di dengar dan sangat menyinggung perasaan manusia/ profesi yang bersangkutan. Tindakan pers yang nakal ini tidak ada yang mampu memperingatkannya padahal mereka media/wartawan telah membuat rambu-rambu sendiri sebagai pengendalinya yaitu KEWI. Untuk menyelesaikan klarifikasi peryataan media massa tersebut harus di cari siapa yang bersalah. Kesalahan yang dilakukan oleh pers tersebut, tidak seperti pertanggung jawaban yang di atur dalam undang-undang pers yang lama (UU No 21 thn 1982) dimana penanggung jawab penerbitan harus bertanggung jawab baik keluar maupun kedalam dimana juga mengatur bahwa tanggung jawab ada pada jajaran yang lebih rendah, yaitu pemimpin perusahaan apabila mengenai perusahaan, pemimpin redaksi apabila mengenai pemberitaan. Bahkan pemimpin redaksi dapat mengalihkan kepada anggota staf redaksi, yang akhirnya dapat mengalihkan tanggung jawab kepada penulis atau wartawan.
Hukum
Mekanisme pertanggung jawaban. Bagaimanapun pers harus bertanggung jawab atas pemberitaan yang mereka buat. Kalau ada yang merasa dirugikan oleh pemberitaan pers, maka yang dirugikan dapat meminta pertanggungjabawan pers. Sejauh ini terdapat suatu mekanisme untuk memberikan pertanggungjawaban tersebut, yakni melalui hak jawab. Akan tetapi hak jawab sering dianggap kurang memadai, sehingga para korban pers tersebut meminta pers bersangkutan untuk melakukan suatu tindakan tertentu yang sering diistilahkan somasi. Memang somasi yang dituntut terasa amat berlebihan, akan tetapi hal ini merupakan hak dari mereka yang menjadi korban dari suatu pemberitaan. Tuntutan somasi merupakan suatu hal yang dapat dinegosiasi. Sedangkan apa bila tidak dapat tercapai kesepakatan, maka jalan yang harus di tempuh adalah mengajukan gugatan melalui pengadilan negeri. Hal ini pernah terjadi di jaman reformasi terhadap kebebasan pers, seorang Panglima TNI menggugat media Tempo. Pada media cetak terbitan 29 Februari 2008 dimuat kasus cover Majah Tempo di adukan ke Polda Metro Jaya yang menampilkan perjamuan kudus dengan gambar keluarga Suharto. Sehingga dengan demikian pers dengan sendirinya akan berlaku sedemikian rupa agar tidak terlibat dalam hal yang mungkin akan merepotkan dirinya dengan tuntutan hukum. Hal ini yang dimaksudkan pers yang bertanggung jawab terhadap masyarakat. Kesulitan akan terjadi apabila korban tersebut adalah
masyarakat bukan seseorang seperti contoh di atas, suatu badan atau kelompok kecil dari masyarakat. Kesulitannya adalah siapa yang akan melakukan tuntutan terhadap pers. Dalam hal demikian apabila mengenai suatu delik, tentunya aparat kepolisian diteruskan penuntutannya oleh kejaksaan. Sedangkan kalau masyarakat yang dirugikan secara nyata maka kejaksaan merupakan pengacara negara mengedepankan penuntutan azas demi hukum sehingga kejaksaan lah yang harus melaksanakan penuntutan melalui pengadilan. Delik Pers Undang-Undang Pers No 40 thn 1999 tidak ada mengatur tentang perbuatan apa yang dianggab sebagai suatu tindak pidana atau delik pers, memang undang-undang tersebut tidak megatur sanksi seperti halnya Hukum Pidana atau Hukum Perdata. Dalam hal ini timbul pertanyaan kapankah suatu penulisan dianggap sebagai delik?. Kembali kita harus melihat ketentuan yang bersipat umum yakni dalam KUHP. Apabila kejahatan itu dilakukan melalui pers, maka perbuatan itu disebut delik pers. Dengan demikian tentang sanksi serta penindakannya seharusnya melalui prosedur hukum pidana yang umum, karena kode etik wartawan Indonesia tidak mengatur sanksi apabila pelaku pers melanggarnya. Tidak semua kejahatan dalam KUHP yang dapat dilakukan oleh pers, kejahatan yang dapat dilakukan melalui pers adalah, pelanggaran kesusilaan atau yang dikenal dengan pornografi (cabul),
penyiaran kabar bohong (dusta), penghasutan atau penghinaan baik penghinaan terhadap kepala negara ataupun penghinaan terhadap pribadi seseorang (fitnah). Hukum pidana membedakan antara penghinaan biasa dengan pencemaran nama baik. Penghinaan biasa adalah katakata yang bersifat menghina yang sulit pembuktiannya, sedangkan pencemaran nama baik perlu suatu pembuktian apakah kata-kata yang telah dianggap mencemarkan itu benar-benar terjadi pada orang yang telah di cemarkan nama baiknya itu. Apabila kata-kata (pernyataan lisan) yang dianggap mencemarkan seseorang, maka pernyataan itu bukanlah suatu delik pers apabila sangkaan itu benar. Sebaliknya apabila ternyata kata-kata itu tidak sesuai dengan kenyataan maka pernyataan itu merupakan suatu perbuatan yang secara khusus disebut sebagai delik pers. Dengan demikian delik yang terjadi adalah delik umum seperti diatur dalam KUHP. Harus disadari apakah itu kalangan pers atau siapapun yang berhubungan dengan media massa, bahwa pada suatu negara demokrasi apapun bentuk demokrasi itu, sensor prevensi (mencegah sensor) amatlah terlarang karena akan melanggar kebebasan pers, sedangkan kebebasan pers adalah sendi utama dalam suatu negara terutama dalam mencerdaskan bangsa. Dengan demikian diharapkan akan terjadi kepastian hukum, akan tetapi bukan berarti setiap delik pers harus diajukan kedepan pengadilan.*
Edisi April 2008 41
Antariksa
Memanfaatkan Tenaga Nuklir di
Luar Angkasa Saat ini energi solar menjadi sumber pasokan tenaga bagi pesawat luar angkasa. Tingkat efisiensi dari sel solar telah berkembang dengan sangat cepat dan mampu memasok listrik bagi orbit terdekat dengan bumi serta perlengkapan satelit. Tapi, proyek skala besar semacam ini sebagaimana halnya misi eksplorasi Bulan atau misi pendaratan manusia di Mars tetap membutuhkan pembangkit tenaga nuklir. Pembangkit ini pastinya tidak akan bergantung pada sinar matahari. Ia akan dapat menyediakan pasokan energi tidak hanya untuk mendukung kehidupan dan beroperasinya peralatan, tapi juga untuk menjalankan mesin roket nuklir dan elektrik. Perkiraan yang dibuat para peneliti selama beberapa tahun belakangan ini menunjukkan bahwa tenaga nuklir, jika digunakan bagi keperluan perjalanan luar angkasa jarak jauh, akan menghemat sejumlah besar dana dan memperpendek waktu perjalanan antar planet. Dalam misi Mars, mesin bertenaga nuklir akan menghemat waktu penerbangan hingga dua pertiga dibandingkan dengan mesin jet yang menggunakan bahan bakar kimia. Pembangkit tenaga nuklir 42 Edisi April 2008
dapat digunakan tidak hanya sebagai sumber listrik, tapi juga sumber panas untuk mendukung aktivitas kehidupan di luar bumi. Rusia dan AS telah meletakkan dasar-dasar yang cukup baik bagi kemajuan di bidang ini. Tapi, Rusia tetap memimpin dalam beberapa hal seperti teknologi suhu maksimum hidrogen dan alat pendorong khusus.
Faktanya, Rusia adalah satu-satunya negara di dunia yang dapat menguasai teknologi pembangunan pembangkit tenaga nuklir bagi pesawat luar angkasa. AS hanya sekali melakukan uji coba atas reaktor nuklir seperti milik Soviet, Topaz, pada 1965. Reaktor itu hanya berumur 43 hari, dan satelit yang dipasangi reaktor ini masih
Antariksa
berada pada orbitnya menjadi sampah luar angkasa. Rusia telah meluncurkan sekitar 40 pesawat luar angkasa dengan pembangkit tenaga nuklir di dalamnya. Kebanyakan digunakan bagi keperluan mata-mata dan, sekali diaktifkan, akan berada di orbit rendah bumi untuk beberapa bulan. Topaz-II memiliki kapasitas sebesar 10 kW. Bandingkan dengan 120 watt yang dihasilkan dari satu meter persegi sel solar, yang nota bene merupakan sumber tenaga utama bagi pesawat luar angkasa. Patut diperhatikan, semakin jauh dari matahari maka semakin rendah tingkat efisiensi dari baterai ini. Memanfaatkan Para ahli Rusia telah merancang serangkaian konsep pembangkit tenaga nuklir dengan kapasitas terpasang sebesar 25 kilo watt. Pesawat luar angkasa yang dicangkokkan pembangkit ini akan ditujukan bagi keperluan observasi bumi dan akan segera memasuki era baru dalam penyediaan informasi bagi penduduk bumi dan pihak militer. Ukuran pembangkit tenaga nuklir lebih kecil dibandingkan sel solar, membuatnya lebih mudah untuk diarahkan dan menyesuaikan dengan pesawat luar angkasa, khususnya ketika tingkat akurasi yang tinggi dibutuhkan. Pembangkit tenaga nuklir telah diakui keandalannya, terutama dampaknya terhadap
lingkungan. Jika dibandingkan, beratnya termasuk cukup ringan terhadap rasio daya angkut pesawat. Berapapun daya angkutnya, pembangkit tenaga nuklir ini tetap akan lebih ringan dibandingkan sel solar. Sebuah pembangkit dengan kapasitas 50 kW atau maksimal 100 kW lebih akan dapat membantu pengembangan satelit multi fungsi dan pesawat luar angkasa pembawa radar dari generasi terbaru untuk memonitor target darat dan udara dari orbit geostasioner dan geosinkronusnya. Di masa lalu, penelitian dan pengembangan pembangkit tenaga nuklir berbasis luar angkasa dilakukan baik oleh Rusia maupun AS untuk pertimbangan keamanan radiasi. Kini, energi nuklir semakin dapat diandalkan dan sudah memasuki era baru. Energi ini dihadapkan dengan cita-cita ambisius konsumsi energi. Dengan dana yang cukup, manusia tidak hanya akan dapat mengirim manusia ke Mars, tapi juga memulai era penggunaan luar angkasa bagi tujuan komersil dengan membangun pangkalan di bulan. Tenaga nuklir dapat memberikan kontribusi yang cukup besar bagi kemampuan pesawat luar angkasa. Uni Soviet (kini Rusia) untuk pertama kali telah mengembangkan mesin bertenaga nuklir bagi keperluan pesawat luar angkasa pada era 1960-an. Sejak tahun 1970, negara tersebut telah meluncurkan
lebih dari 30 satelit radar militer yang dilengkapi dengan Buk, mesin yang mampu menghasilkan listrik hingga 3 kW. Pada tahun 1987-1988, sebuah Topol (Topaz), dengan kemampuan menghasilkan tenaga setara 6 kW, berhasil melalui uji coba. Sebagian tenaga yang dihasilkan disalurkan bagi mesin jet, membuat pendorong jet nuklir menjadi kenyataan untuk kali pertama. Yenisei (Topaz-2) juga menjalani semua uji coba tersebut. Segala upaya dilakukan untuk membangun generator bertenaga nuklir dengan variasi daya yang berbedabedar dari beberapa kW hingga puluhan kW, termasuk juga alat pengubah energi. Tapi, pada 1990, Rusia menghentikan semua pekerjaan yang menyangkut pesawat luar angkasa nuklir akibat kehancuran ekonomi yang melanda negara itu. Hal ini membuat para ahli membutuhkan setidaknya sepuluh tahun untuk menyadari bahwa keputusan mereka telah membawa negara mereka ke dalam resiko besar dan dapat menjadi ancaman bagi keamanan. Pada 1999, program khusus diadopsi untuk mengembangkan teknologi dasar bagi pesawat luar angkasa khususnya sumber tenaga dan pendorong. Program ini ditujukan untuk meningkatkan pertahanan Negara, kemampuan ilmu pengetahuan dan ekonomi, serta memberikan prioritas bagi sektor pertahanan. Edisi April 2008 43
Antariksa
Satu tugas yang paling berat saat ini adalah pengamatan wilayah luas sepanjang waktu. Pengawasan semacam ini sebaiknya dilakukan dari orbit geostasioner. Tapi kebutuhan tenaganya cukup luar biasa (45-50 kW) dan berat dari pesawatnya sangat besar (9-10 ton) sehingga roket kelas berat semacam Angara belum tentu mampu menempatkan pesawat pengangkut masuk kedalam orbit. Modul pembawa energi dengan memanfaatkan tenaga nuklir dapat menjadi solusi. Alat ini dapat membantu menempatkan pesawat pada orbit dan memasok tenaga bagi sistem yang ada. Tenaga nuklir juga dapat menyesuaikan misi-misi berkarakter khusus. Mesin jet listrik-Nuklir akan memung-
kinkan dilakukannya stasiun antar planet untuk mengamati tubuh sistem tata surya dari titik yang berbeda. Mesin semacam ini akan mempercepat waktu perjalanan dan mengurangi waktu pengiriman. Mesin ini juga akan memperkuat penerbangan, program terbang yang membutuhkan manuver gravitasi, memperpendek periode perjalanan, dan memperlebar “jendela peluncuran.” Wilayah lain yang dapat digarap yaitu pembangkit energi berbasis planet. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa ekspedisi pertama menuju Mars akan membutuhkan sekitar 50-100 kW energi untuk berjalannya semua tugas di permukaan planet. Para teknisi Rusia telah
merancang serangkaian pembangkit energi berbasis planet tersebut, menggunakan reaktor pemindah thermo-emissive atau reactor lithium berpendingin dengan pemindah energi turbin. Kita juga dapat membayangkan pembuatan khusus bagi mesin roket nuklir bagi pengguanaan kembali pendorong bulan. Dalam sekali jalan, dengan menggunakan mesin semacam itu, pendorong ini dapat mengirimkan hingga 10 ton angkutan menuji permukaan bulan. Ini akan cukup tidak hanya bagi pembangunan pangkalan berpenghuni permanen, tapi juga untuk mengirimkan perlengkapan bagi produksi oksigen bulan. Serangkaian generator nuklir dari pesawat bulan dapat digunakan sebagai alat pendorong bagi kendaraan penjelajah Mars. Ekspedisi Martian juga akan mendapat keuntungan dari pendorong bertenaga nuklir dan sistem penghasil tenaga yang mampu memasok hingga 25 kW pendorong. Semakin banyak negara yang menunjukkan ketertarikan atas pembangkit tenaga nuklir kecil bagi keperluan proyek luar angkasa. Uni Eropa dan China secara khusus tertarik untuk mendapatkan teknologi nuklir luar angkasa. Yang juga penting adalah fakta di mana sudah terdapat sejumlah masalah dalam eksplorasi luar angkasayang tidak mungkin dipecahkan tanpa teknologi nuklir.* (Berbagai sumber)
44 Edisi April 2008
Manajemen
Adimakayasa merupakan penghargaan tahunan kepada lulusan terbaik dari setiap matra TNI dan Kepolisian, yaitu Matra Darat (dari Akademi Militer Magelang), Matra Laut (dari Akademi Angkatan Laut Surabaya), Matra Udara (dari Akademi Angkatan Udara Yogyakarta), dan Matra
yang positif dan membangun serta menjauhkan diri dari perbuatan nista negatif. Dengan kata lain, penerima penghargaan ini adalah mereka yang secara seimbang mampu menunjukkan prestasi terbaik di tiga aspek: akademis, jasmani, dan kepribadian (mental). Penganugerahan Adi
hanya peraih Adimakayasa saja yang bisa menjadi pejabat tinggi/pemimpin? Tentu tidak, masih banyak faktor yang ikut mempengaruhinya. “Bersyukur, senang sekaligus bangga ketika dinyatakan sebagai peraih penghargaan Adimakayasa oleh lembaga. Penghargaan ini merupakan
Adimakayasa
Kehormatan Karbol AAU Kepolisian (dari Akademi Kepolisian Semarang). Untuk mendapatkan Adimakayasa ternyata tidak mudah sebagaimana membalik telapak tangan, karena prestasi yang ditunjukkan tidak hanya menguasai bidang akademis tetapi semua bidang yang diajarkan di kampus. Juga, tidak hanya berprestasi pada saat Tingkat III (Sersan Mayor Udara Karbol) sehingga tidak didapat secara instant. Karbol yang bercita-cita ingin meraih penghargaan Adimakayasa akan berusaha keras sejak dari tingkat I dengan memperhatikan semua pelajaran yang diajarkan, menjaga kesamaptaan jasmani agar tetap prima (tidak mudah terkena penyakit) dan menjaga sikap dengan melakukan perbuatan atau hal
Makayasa secara langsung diberikan oleh Presiden Republik Indonesia (atau perwakilan atas nama presiden). Penghargaan ini sungguh menarik untuk diperbincangkan baik di kalangan taruna sendiri, keluarga, dan masyarakat pada umumnya. Banyak alasan tentunya. Ketika si penerima penghargaan itu menjadi “orang”, orang lain akan berkomentar, “dia kan peraih Adi Makayasa... “. Setidaknya kata-kata itu sering terdengar, ketika peraih Adimakayasa dalam perjalanan kariernya terus menanjak. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, apakah setiap peraih Adimakayasa bakal dijamin jalan kariernya mulus? Apakah semua peraih Adimakayasa, dalam bahasa sederhana, pasti menjadi pejabat tinggi? Atau
anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa dan saya merasa mendapat kehormatan. Adimakayasa bukan penghargaan yang bisa diraih dalam waktu singkat tetapi harus diupayakan selama menempuh pendidikan sebagai Karbol,” kata SMUK Suyanto peraih penghargaan Adimakayasa Tahun 2007. Terbaik atau tidak, peraih penghargaan atau bukan, yang pasti kita berikan pengabdian terbaik untuk bangsa dan negara melalui Angkatan Udara tercinta ini. Berikut ini perwira-perwira Angkatan Udara yang berhasil meraih penghargaan Adimakayasa dari tahun 1970 hingga tahun 1990. 1.
Letda Pnb Lambert F. Silooy Peraih Adimakayasa Edisi April 2008 45
Manajemen
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
lulusan Akabri Udara Tahun 1970 dan Instruktruk Penerbang USAF Tahun 1972. Letda Pnb Mburak Ginting. Peraih Adimakayasa lulusan Akabri Udara Tahun 1971, Sekbang A-18 Tahun 1971 dan Sesko ABRI A-19 Tahun 1993. Letda Tpt Kuki Hikmat Slamet, peraih Adimakayasa lulusan Akabri Udara tahun 1972. Letda Lek Toto Riyanto, SH,S. IP., MH. Peraih Adimakayasa lulusan Akabri Udara Tahun 1973, Sekbang Tahun 1975 dan SIP A- 27 Tahun 1981 serta Lemhannas/KSA A-10 Tahun 2002. Letda Lek Istowo Setyandito Peraih Adimakayasa lulusan Akabri Udara Tahun 1974, Seskoau A-28 Tahun 1992. Letda Lek I Gusti Made Oka. Peraih Adimakayasa lulusan Akabri Udara Tahun 1975, Sekbang A-22 Tahun 1977 dan Sesko ABRI A-24 Tahun 1997 serta Lemhannas ACDSS Australia Tahun 2000. Sekarang menjabat Wakasau. Letda Tpt Wahyu Suferi. Peraih Adimakayasa lulusan Akabri Udara Tahun 1976, Sekbang A-24 Tahun 1979 dan Seskoau A-28 Tahun 1992. Saat ini berdinas di Paban I/Ren Spamau. Letda Lek M. Amien Syahbudiono, M.Sc. Peraih Adimakayasa lulusan Akabri Udara Tahun 1977,
46 Edisi April 2008
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Sesko TNI A-27 Tahun 2000 dan Lemhannas A-11 Tahun 2003. Letda Lek Bambang Triyono (alm) Peraih Adimakayasa lulusan Akabri Udara Tahun 1978, Sekbang Tahun 1979. Letda Lek Damia Kartawiria, peraih Adimakayasa lulusan Akabri Udara tahun 1980. Letda Tpt Ida Bagus Putu Dunia. Peraih Adimakayasa lulusan Akabri Udara Tahun 1981, Sekbang A-27 Tahun 1981 dan Seskoad A-33 Tahun 1996 dan Lemhannas Australia Tahun 2005. Saat ini bertugas sebagai Komandan Lanud Hasanuddin, Makassar. Letda Pnb Sunaryo. Peraih Adimakayasa lulusan Akabri Udara Tahun 1982, Sekbang Tahun 1982 dan SeskoTNI A-28 Tahun 2001. Saat ini berdinas di Paban I/Ren Sops TNI. Letda Lek Masmun Yan Manggesa. Peraih Adimakayasa lulusan Akabri Udara Tahun 1983, Sesko TNI A-31 Tahun 2004. Saat ini berdinas di Athan KBRI Singapura. Letda Tpt Muhamad Syaugi. S.sos. Peraih Adimakayasa lulusan Akabri Udara Tahun 1984, SeskoaI A-36 Tahun 1999. Saat ini berdinas Kasubdit “D” Ditanlingstra Departemen Pertahanan Letda Tpt Suwandi Mihardja.MD.Peraih Adimakayasa lulusan Akabri Udara Tahun 1985, Seskoau RAAFSC A-52 Tahun
1999. Saat ini berdinas Kasubdis Dikbangum Disdikau 16. Letda Tek Yadi Indrayadi S. Peraih Adimakayasa lulusan Akabri Udara Tahun 1986, Sesko TNI A-36 Tahun 2000. Saat ini bertugas sebagai Komandan Wingdik Terbang Lanud Adi Sucipto. 17. Letda Lek Toto Miarto Peraih Adimakayasa lulusan Akabri Udara Tahun 1987, Sesko TNI A-39 Tahun 2002. Saat ini berdinas sebagai Asisten Komunikasi Kosekhanudnas I Jkt. 18a. Letda Tek Donny Ermawan T. Peraih Adimakayasa lulusan Akabri Udara Tahun 1988, RAAF DIRECTING STAFF EXCHANGE Tahun 2007. Saat ini berdinas Sebagai Dosen Gol IV Seskoau. 18b. Letda Adm R.Agung Handoko, SH. Peraih Adimakayasa lulusan Akabri Udara Tahun 1988, Sesko TNI A-40 Tahun 2003. Saat ini berdinas. Sebagai Kadis Gakkum Pomau 19. Letda Tek IG. Made Radar P. Jaya peraih Adimakayasa lulusan Akabri Udara Tahun 1989, Sesko TNI A42Tahun 2005. Saat ini berdinas Sebagai Kadisopsdik Wingdiktekkal. 20. Letkol Lek IR.Penny Rajendra, MSC.Peraih Adimakayasa lulusan Akabri Udara Tahun 1990, Sesko TNI A-42 Tahun 2005. Saat ini bertugas Sebagai Kasi Austsdt “B” Ditanlingstra Ditjen Strahan.
Psikologi
Apakah Anda Jenuh? selanjutnya dapat dibayangkan kualitas kesatuan atau organisasi, bila anggotanya banyak yang mengalami kejenuhan.
Mungkin sebagian besar dari kita pernah atau bahkan sering merasa jenuh di tempat kerja. Kadang-kadang malah seperti putus asa, karena perasaan bosan dan jemu sudah melewati batas kesanggupan untuk mengatasinya. Mungkin kejenuhan tidak mempunyai akibat langsung terhadap hasil kerja atau prestasi kesatuan/ organisasi. Tetapi perasaan jenuh yang berkepanjangan dapat menjadi faktor yang bertanggungjawab terhadap keluhan-keluhan yang berhubungan dengan kesehatan fisik maupun mental personel. Sering pula kejenuhan yang memuncak mengakibatkan munculnya gangguan perilaku pada diri seseorang. Dampak
Munculnya Rasa Jenuh Walaupun perasaan jenuh tidak mempengaruhi secara langsung kondisi kesehatan personel, namun kalau berlangsung terus menerus tanpa ada upaya menanggulanginya akan dapat mempengaruhi suasana kerja suatu kesatuan. Konsekuensinya? Adalah sangat tidak menguntungkan bagi efektivitas dan prestasi kerja personel atau kesatuan secara keseluruhan. Sebenarnya perasaan jenuh itu sendiri merupakan gejala yang wajar bila seseorang secara terus-menerus bekerja tanpa istirahat. Pada titik tertentu biasanya ia akan mengalami kejenuhan, dan umumnya akan kembali segar setelah beristirahat. Yang tidak wajar bila gejala kejenuhan justru muncul karena tidak adanya pekerjaan atau kalaupun ada pekerjaan, kegiatan tersebut tak mempunyai arti apa-apa bagi prestasi pribadi maupun
kesatuan secara keseluruhan. Kejenuhan sering ditemui pada personel baru, tak berapa lama setelah lepas dari pendidikan. Pendidikan yang ketat dan menyajikan pembinaan kemampuan dan keterampilan yang tinggi ternyata tidak sesuai dengan kenyataan tugas di lapangan. Ada kesenjangan antara harapan personel yang baru lepas dari pendidikan yang penuh dengan idealisme dengan kenyataan tugas yang rutin dan membosankan. Atau, seseorang bisa menjadi jenuh bila ia merasa pekerjaannya tidak menantang. Atau dalam melaksanakan tugastugasnya, ia tidak dapat memanfaatkan kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya secara optimal. Tugas-tugasnya tidak membutuhkan penanganan yang membutuhkan kemampuan kompleks, sehingga yang bersangkutan berpendapat, “Ah, tugas seperti begini saja nggak usah sekolah macam-macam”, dsb. Dengan kata lain, kejenuhan kerap kali muncul karena tugas yang monoton, tidak bervariasi dan tidak menantang. Memang tak sumua orang tidak menyenangi pekerjaanpekerjaan yang monoton dan kurang menantang. Beberapa orang menyukai pekerjaan atau tugas yang sama secara berulang-ulang, karena mereka merasa cukup puas dengan kerja yang rutin dan sederhana. Beberapa dari mereka merasa Edisi April 2008 47
Psikologi bisa bebas dari tanggung jawab yang lebih besar, atau dapat tetap bekerja sambil santai dsb. Kejenuhan dan Konsekuensi Perilaku Dalam kenyataannya seringkali rasa jenuh dikaitkan dengan “fatigue”. Tidak jarang kedua istilah ini dipertukarkan atau diartikan sama. Pada dasarnya memang kaitan diantara keduanya sangat erat. Baik kejenuhan maupun ”fatigue” sama-sama mempunyai efek negatif terhadap motivasi. Dan kondisi ini sering berwarna emosional. Dalam keadaan jenuh, seperti juga ”fatigue”, seseorang mungkin tidak merasa lelah dan otot atau kondisi fisik mungkin tak terasa nyeri tetapi performance dan prestasi kerja menjadi menurun. Orang yang jenuh, perhatiannya cenderung terhambat, motivasi dan moril bisa menurun sampai mencapai titik terendah. Dari pengalaman sehari-hari, mungkin, seseorang pernah merasakan pada waktu pagi hari hendak berangkat ke kantor sudah merasakan perasaan tidak enak, malas untuk melangkahkan kaki. Ia sudah tidak mempunyai kemauan untuk melaksanakan kewajibannya. Pada kasus yang berbeda, seorang personel yang patuh dan disiplin kerjanya tak perlu diragukan, biasanya akan berusaha tetap menekuni tugastugasnya. Ia tetap mencoba menyelesaikan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab. Tapi karena pada dasarnya sudah merasa jenuh, belum satu jam ia menghadapi pekerjaannya, 48 Edisi April 2008
perasaannya sudah penat. Bawaannya ngantuk dan malas. Pada personel lainnya, bisa terjadi seorang personel merasa mengantuk dan tak bergairah bila di tempat kerja, tetapi dua langkah di luar kantor dia dapat menjadi orang yang bersemangat, perasaan mengantuk pun hilang. Tugas pekerjaan di luar dinas yang relatif sama dengan di tempat kerja dapat cepat dan tepat diselesaikannya. Sehubungan dengan pelaksanaan tugas, seperti telah disinggung di atas, orang yang terjangkit kejenuhan perhatiannya cenderung mengalami hambatan. Ia sering tak ingat atau kurang memperhatikan pada hal-hal yang lebih penting. Perhatiannya terpaku pada hal-hal kecil yang seringkali kurang relevan dengan permasalahan secara keseluruhan. Sehingga tak mengherankan bila suasana kesatuan/organisasi yang diliputi kejenuhan, seringkali anggota membesarbesarkan hal yang kecil, sedangkan permasalahan lebih besar yang seharusnya menjadi perhatian malah diabaikan. Dalam merencanakan suatu program ataupun rancang tindak, kerapkali juga tidak efisien. Kemampuan dalam mengantisipasi tindakan-tindakan secara akurat cenderung menurun. Bila gejala-gejala tersebut di atas terjadi pada tingkat pimpinan, jelas tidak mendukung penanggulangan suasana kejenuhan yang melanda kesatuan secara keseluruhan. Bisa jadi kondisi kejenuhan justru akan membentuk lingkaran setan yang tak terputus.
Selain gejala-gejala di atas, kejenuhan yang memuncak dapat menjadikan orang mudah tersinggung, jengkel, cepat marah, atau mudah cemas tanpa sebab yang jelas. Atau kalapun ada sebabnya, biasanya tak sebanding dengan reaksi yang ditampilkan. Reaksi tingkah laku cenderung berlebihan, tak terkontrol dan umumnya berwarna emosional. Mengatasi keadaan ini diperlukan perubahan-perubahan suasana kerja bagi personel-personel tertentu. Kiat Mengatasi Efek Negatif dari Kejenuhan Kejenuhan karena tugastugas yang monoton dapat dikurangi dengan pemberian tugas yang bervariasi. Bagi personel yang jenuh karena tak adanya tantangan dalam pekerjaannya perlu dicarikan variasi tugas yang memungkinkan personel menampilkan kemampuan yang dimilikinya. Diharapkan dia akan lebih bergairah dalam menangani pekerjaannya. Bagi mereka yang mengalami perasaan jenuh karena bekerja terus menerus dalam waktu lama, beristirahat mungkin suatu kebutuhan. Santai setelah lelah bekerja atau mencari kegiatan lain yang bersifat rekreatif adalah tindakan yang wajar dan perlu. Menjadi tak wajar kalau tindakan bersantaisantai dilakukan pada saat dinas atau saat dimana yang bersangkutan seharusnya melaksanakan tugasnya. Sulitnya, orang yang sudah diliputi kejenuhan seringkali mencari kesempatan bersantai bilamana ia melihat ada peluang untuk melakukannya.* (Buletin Phyche)
Kesehatan
J
Setelah “dihajar” makanan enak saat lebaran, mungkin Anda merasa tidak nyaman karena perut terasa panas, tenggorokan kering, bibir menjadi pecah-pecah, dan sariawan bermunculan. Ah, itukan panas dalam. Babat saja dengan vitamin C, selesai deh.
angan menganggap remeh panas dalam pada diri kita. Sebab, belum tentu panas dalam atau sariawan timbul karena kekurangan vitamin C atau karena kebanyakan makan enak. Dokter Handrawan Nadesul, seorang dokter umum yang menjadi penulis rubrik kesehatan di beberapa media, mengatakan panas dalam tidak ada dalam terminologi medis. Artinya, di dunia kedokteran, penyakit panas dalam itu penyakit jejadian. Itu hanya gejala yang memberi peringatan kepada tubuh bahwa terjadi sesuatu yang lebih berbahaya dari sekadar panas dalam. ”Orang sering menyebutnya panas dalam. Sebenarnya itu tidak ada dalam terminologi medis. Itu lebih kepada entitas sariawan. Sariawan sendiri tergolong penyakit dengan wajah seribu. Artinya, penyebabnya bukan cuma kekurangan vitamin C seperti yang diduga banyak orang. Sejumlah penyakit dapat bermanifestasi sebagai sariawan juga. Sebut saja herpes simplex. Selain karena kekurangan vitamin C, kekurangan vitamin B, khususnya vitamin B6, juga bisa mengganggu selaput lendir (mucosa) rongga mulut. Karena terganggu, selaput lendir mudah terluka, sehingga terbentuk semacam tukak (luka) di rongga mulut. Selain itu, kekurangan vitamin A yang memelihara keutuhan selaput lendir mulut juga bisa muncul menyerupai Edisi April 2008 49
Kesehatan sariawan. Penyakit Vincent juga menyerupai sariawan pada gusi. Beberapa jenis penyakit virus selain herpes juga muncul seperti sariawan. Termasuk luka selaput lendir. Sebab makanan atau minuman yang bersifat merangsang (panas, zat asam, permen, duri ikan). Apapun penyebabnya, jika terjadi perlukaan pada selaput lendir mulut, gusi dan lidah, berakhir dengan sariawan. Kemunculan sariawan juga berkaitan dengan faktor stress atau perubahan hormon menjelang menstruasi. Proses yang sama terjadi juga pada selaput lendir lambung. Peradangan selaput lendir pada lambung yang dikenal sebagai penyakit maag (gastritis). Jenis yang lebih parah dari itu berupa tukak (ulcer). Keutuhan pada rongga mulut sekaligus dalam lambung inilah yang saya kira orang menggolongkannya sebagai panas dalam. Rongga mulut jelas bersinambungan ke dinding lambung. Kita tahu saluran pencernaan atas itu saling berhubungan. Selain itu, serangan virus juga terkait dengan daya tahan tubuh, maka menu berprotein menjadi vital. Sariawan memang bisa mengganggu bisa juga tidak. Tergantung letaknya. Sariawan di lidah bagian pinggir atau mulut bagian dalam biasanya terasa lebih sakit dibanding sariawan terjadi di tengah lidah atau bibir. Makanan Seimbang Sariawan dan vitamin C sering dikaitkan. Sudah menjadi 50 Edisi April 2008
mitos, bila ingin sembuh dari sariawan maka harus banyak makanan Vitamin C. Ada juga yang menganjurkan untuk berkumur air garam atau menotolkan sedikit garam ke luka. Berkumur dengan antiseptik khusus mulut juga dianjurkan. Tapi, semua jalan itu harus ditempuh dengan rasa sakit luar biasa. Sebab sariawan ibarat luka terbuka yang akan langsung terasa perih bila diberi garam atau terkena obat kumur. Sekarang ada juga cara yang lebih nikmat yang dianggap bisa mengatasi panas dalam. Seperti berkumur dengan air rebusan daun sirih atau minum larutan penyegar. Larutan penyegar sekarang bermacam-macam merek dan rasa. Tetapi sejauh manakah terapi itu? Terapi sariawan tentu meniadakan proses peradangan (luka) pada selaput lendir. Selain menghapuskan radang selaput lendir dengan membakar memakai zat kimiawi (dengan obat tetas Albothyl), sehingga bagian yang perihpedih panas itu akan terbakar, dan radangnya merekah, lalu nyeri itu pun sirna. Tetapi setelah sariawan hilang, Anda harus meneliti akan masalahnya. Sebab jika tidak, sariawan akan muncul lagi. Selain itu perlu lebih tertib berkumur. Kalau tidak dengan obat kumur khusus, rebusan daun sirih membantu, karena sirih terbukti mengandung antiseptis. Namun, kita tidak tahu kandungan maupun khasiat dalam larutan penyegar. Begitu
juga dengan obat tutul juga hanya meniadakan radang yang sudah terlanjur muncul. Jadi selama menu harian kita lengkap ragamnya sehingga tak berisiko kekurangan mineral dan vitamin tak perlu takut mengalami gangguan selaput lendir rongga mulut. Tips mengurangi sakit sariawan 1. Hindari makanan yang sarat dengan bumbu. Hal ini juga termasuk semua yang bersantan, mengandung banyak cabai, garam juga minyak. 2. Hindari makanan yang tajam, seperti keripik. Untuk kali ini cobalah menghentikan makan keripik sembari menonton TV. Selain memperparah kondisi sariawan, kolesterol dalam keripik juga bisa menyebabkan serangan jantung. 3. Ingatlah untuk selalu mengolesi luka sariawan dengan gel khusus untuk sariawan. Hal tersebut dimaksudkan untuk melindungi luka dari makanan selama 2-3 jam. 4. Berkumurlah dengan segelas air yang dicampur garam dua kali sehari. Tapi, garam harus benar-benar larut dalam air. Garam bagus untuk meredakan nyeri karena bersifat antiseptis. 5. Terakhir, ganti pasta gigi yang mengandung sodium lauryl sulfat dengan pasta gigi yang mengandung baking soda.* (Berbagai sumber)
Sejarah
Sejak awal kemerdekaan, Pemerintah Indonesia telah membentuk suatu Angkatan Udara yang merupakan bagian utuh dari Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI), sejajar dengan Angkatan Darat dan Angkatan Laut. Sebagai salah satu alat pertahanan Negara, AURI berusaha terus untuk mengembangkan organisasi, alutsista dan sumber daya manusia secara optimal. Kurun waktu dari tahun 19501959 bagi AURI merupakan
terutama pada tahun 1960-an, kekuatan Angkatan Udara Republik Indonesia telah menjadi salah satu dari sedikit Angkatan Udara dunia yang disegani. Tekad membangun suatu “national air power” yang didambakan secara perlahan dan bertahap mulai diwujudkan. AURI mulai melaksanakan program kerjanya dengan menambah jumlah skadron udara dengan kedatangan sejumlah pesawat dari luar negeri. Disamping itu pimpi-
dalam penguasaan teknologi dirgantara. Angakatan Udara menjadi kekuatan yang disegani di belahan bumi selatan. TNI AU mampu merebut daerah-daerah terpencil “remute area” diseluruh tanah air dengan memenuhi kebutuhan yang multi dimensi dalam menjawab tantangan yang mendesak disegala bidang dan sektor kehidupan sebagai negara kesatuan. Pembangunan AURI untuk mengembangkan kekuatan
TNI Angkatan Udara Pada Tahun 1960-an
masa konsolidasi kekuatan, reorganisasi dan konstruksi alutsista maupun personel dan dituangkan di dalam rencana kerja kilat dan rencana lima tahun. Dalam perkembangannya,
nan AURI juga mulai memikirkan untuk membenahi struktur organisasi pangkalan dan detasemen udara. Terbukti pada era tahun 60-an, Indonesia mencatat beberapa prestasi gemilang
pertahanan udara Indonesia pada awal tahun 1960 hingga tahun 1969, terdapat dalam rencana Pembangunan Nasional Semesta Berencana tahap pertama. AURI mulai menjalankan program rencana kerja Edisi April 2008 51
Sejarah
delapan tahun (1961-1969) yang menekankan prioritas tugas utama AURI. Pada era 1950-1960, Indonesia dan pihak Belanda mengalami konflik diplomasi mengenai pengelolaan Wilayah Irian Barat. Upaya pengembalian Irian Barat melalui perundingan Konfrensi Meja Bundar tanggal 2 Nopember 1948 di Den Haag Belanda mengalami kegagalan. Ditambah lagi dengan kenyataan bahwa ternyata negara-negara Barat lebih condong memihak ke pada kepentingan Belanda. Berdasarkan kenyataan ini,
sawat, radar, rudal guna mendukung kegiatan operasi militer dan logistik di samping tentunya memulai program swasembada dalam pengadaan alustista. Akhir tahun 1961, peralatan militer mulai didatangkan dari Uni Soviet secara bergelombang. Sehingga dalam waktu singkat kekuatan APRI bertambah beberapa kali lipat, khususnya dibidang pertahanan udara, Indonesia menjadi negara terkuat di Asia Tenggara. Kemudian kekuatan tersebut menjadi deterrent po-
akhirnya pemerintah RI mulai mengubah strategi dengan membuka hubungan dengan negara-negara blok timur untuk menghadapi kekuatan Belanda.
wer, untuk menghadapi pihak Belanda. Dana yang dikeluarkan tidak memiliki arti apa-apa bila dibandingkan hasil yang diperoleh, yaitu kembalinya Irian Barat kepangkuan Ibu Pertiwi. Pada tahun 1960-an adalah era titik kulminasi bagi AURI, sebagai masa keemasan. Saat itu, beberapa skadron udara baru bermunculan seiring datangnya ratusan pesawat dari Uni Sovyet, yaitu antara lain 41
Modernisasi persenjataan Seiring dengan kebijaksanaan modernisasi persenjataan APRI (Angkatan Perang Republik Indonesia), pimpinan AURI mengusulkan untuk menambah kekuatan alutsista baru berupa, pemabahan pe52 Edisi April 2008
Helikopter Mi-4, 9 Helikopter Mi-6, 8 Helikopter SM-1, 6 pesawat An-12B, 30 pesawat MiG-15, 49 pesawat MiG-17, 10 pesawat MiG-19, 20 pesawat MiG-21, 12 pesawat TU-2, 14 pesawat Tu-16, 12 pesawat Tu16 KS serta 22 pesawat IL-28. Sementara AURI juga masih dimiliki pula 8 pesawat B-25 Mitchell dan B-26 Invander, 12 pesawat P-51 Mustang, 10 pesawat C-130 Hercules, 24 pesawat DC-3 Dakota dan 21 pesawat IL-14 Avia. Kekuatan AURI sudah dikembangkan dengan mengadakan penambahan alutsista yang, lebih modern. Secara bertahap pesawat-pesawat AURI dan perlengkapan system persenjataan lainnya bertambah disesuaikan dengan anggaran belanja negara guna menunjang peningkatan kemampuan operasi udara. Teknologi radar berkembang dan dipergunakan oleh negara-negara di dunia. AURI pun tidak ketinggalan dan mulai merintis pengadaan stasiun radar mobil (nuatan Polandia) pada tahun 1957. Dengan dilancarkannya Operasi Trikora maka radar-radar tersebut diarahkan ke wilayah Indonesia Timur (di Morotai, Seram, Saparua dan pulau Kai Besar) agar dapat memantau pesawat-pesawat Belanda serta membantu operasional pesawat-pesawat AURI. Tahun 1962, beberapa radar selesai di instalasi diantaranya: di Tanjung Pinang berfungsi sebagai Early Warning, di Cisalak; sebagai Fighter Recovery di Ploso dan sebagai Low Cover di Pemalang, Congot serta Ngliyep. AURI terus
Sejarah
meningkatkan kemampuannya melalui pengadaan radar P-30 buatan Rusia yang berfungsi sebagai peringatan dini untuk mendukung kemampuan pesawat tempur mengamankan obyek vital. Radar P-30 tersebut ditempatkan di Palembang, Tanjung Pandan, Banjarmasin, dan Kalijati. Selain pesawat-pesawat dan radar, peluru kendali juga merupakan salah satu system senjata yang dominan dalam pelaksanaan pertahanan udara. Peluru kendali difungsikan untuk melindungi potensi nasional dari serangan udara lawan serta menjaga keunggulan udara di suatu wilayah. Jenis rudal dari darat ke udara dengan jarak menengah yang dimiliki AURI tahun 1962 adalah Surface to Air Missile (SAM-75) yang dirancang untuk menghancurkan target pada ketinggian menengah dan tinggi seperti pesawat pembom dan pesawat mata-mata. Rudal ini ditempatkan di satuan Wing 100 dengan tujuan untuk menjaga dan mengamankan Jakarta. Sebagaimana halnya di negara-negara lain, kegiatan keantariksaan umumnya dirintis oleh Angkatan Udara. Sejak tahun 1962, AURI telah bekerja sama dengan ITB dan PT Dahana dalam proyek Pengembangan Roket Ilmiah. Proyek ini telah berhasil meluncurkan Roket Kartika 1 seberat 220 kg pada tanggal 14 Agustus 1984 dari Pameumpeuk, Jawa Barat, dimana seluruh badan roket dan peralatan telemetrinya merupakan merupakan hasil dari buatan dalam negeri. Dalam pelaksanaan setiap
operasi militer, baik darat maupun laut selalu memperhitungkan kekuatan lawan di udara. Dengan kekuatan udara yang besar, Indonesia mempunyai bargaining position yang kuat terhadap beberapa negara besar, seperti Belanda Inggeris dan Australia. Dalam diplomasi pembebasan Irian Barat (Trikora), begitu kuatnnya Angkatan Udara Indonesia, hingga mampu memaksa Belanda meninggalkan Bumi Cendrawasih. Pesawat-pesawat MiG-17 dikerahkan untuk menyergap pesawat-pesawat tempur Hawker Hunter dan pesawat Neptune Belanda yang berusaha menyusup ke wilayah udara RI. Sementara Inggris harus menuruti kemauan AURI ketika dipaksa memasukkan pesawat-pesawatnya ke kapal induk ketika melewati Selat Sunda dalam perjalanan menuju Australia. Demikian juga Australia hanya mampu melihat tanpa mampu berbuat apa-apa ketika pesawat-pesawat TU-16 Indonesia melakukan penerbangan di
sekitar perbatasan wilayah udara mereka. Untuk menjamin terselenggarannya kegiatan operasi-operasi militer, maka kekuatan udara menjadi satu hal penting dan mutlak, sehingga dapat dicapai keunggulan udara di daerah operasi. Namun penguasaan terknologi dirgantara yang dicapai pada masa itu tidak diimbangi dengan program yang sistematik dan terpadu untuk menjaga dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terkandung di dalam produk-produk kedirgantaraan canggih tersebut. Sehingga keunggulan tersebut tidak bisa bertahan lama. Membangun kekuatan dirgantara yang kuat sangat ditentukan oleh penguasaan teknologi yang memadai. Karena itu diperlukan upaya yang lebih maksimal untuk melakukan terobosan-terobosan berbasis ilmiah yang dapat diharapkan akan menghasilkan karya-karya spektakuler dari putra-putri bangsa Indonesia sendiri.* (Berbagai sumber)
Edisi April 2008 53
Korpri
sebagai ketua baru menggantikan Dra. Pudjiastuti. Ustadz, demikian Agus sering dipanggil oleh rekan-rekan PNS Angkatan Udara, sudah cukup lama makan asam garam di organisasi Korpri. Sosoknya sangat dikenal tidak hanya di kalangan PNS tetapi juga oleh anggota militer.”Bersama kita membangun Korpri bersahaja, berbudi, santun, amanah, dan sejahtera” ajaknya usai terpilih sebagai ketua. Sehari-hari Agus menjabat sebagai Parohani Golongan VI. Menjadi PNS TNI AU sejak tahun 1994. Pendidikan penjenjangan yang pernah diikuti adalah Diklatpim Tingkat IV (1996) dan Diklatpim Tingkat III (2004). Sukses Musyawarah Subunit (Musubnit) yang digelar kali ini
Lanud terdekat Mabesau. Dalam sambutannya, Aspers Kasau antara lain menekankan, kepengurusan Korpri TNI AU merupakan kepengurusan kolektif, sehingga perlu dibangun suatu team work yang solid agar setiap bentuk tantangan tugas dapat terselesaikan dengan baik. Perubahan kepengurusan harus tetap menjamin kesinambungan pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Musubnit berlangsung selama satu hari, sukses, dan demokratis. Para peserta memilih secara langsung caloncalon ketua yang berjumlah tujuh orang yaitu PNS IIIC F. Pudiarto S.Sos, PNS III C Drs. Saeful Uyun, PNS III D Drs. Benedictus Tri Y, S.E, PNS III C Dyah Noviana Bakti, S.SE, PNS IIIC Subari, PNS IIID Drs.
Drs. Agus Solehudin Ketua Korpri TNI AU yang Baru Subunit Nasional Korpri Angkatan Udara pada pertengahan Februari menggelar musyawarah subunit dengan agenda pemilihan ketua dan pengurus Subunit Nasional Korpri Angkatan Udara periode 2008-2013. Dengan meraih dua pertiga suara dari lebih kurang 200 pemilih, akhirnya Drs. Solehudin, anggota Dinas Perawatan Personel Angkatan Udara (Diswatpersau) tampil 54 Edisi April 2008
merupakan Musubnit kedua setelah pada tahun 2002 menggelar acara yang sama dengan terbentuknya kepengurusan tahun 2002-2007. Musubnit dibuka oleh Aspers Kasau Marsda TNI Sudjadijono dan diikuti oleh 202 peserta terdiri dari pengurus Subunit Nasional Korpri, perwakilan SatkerSatker (Satuan Kerja) Mabesau, perwakilan Komando Utama (Kotama), serta perwakilan dari
Muhdi, dan PNS IIID Drs. Agus Solehudin. Pemilihan ketua dilaksanakan dalam dua putaran, karena pada putaran pertama belum ada suara yang memenuhi syarat sebagaimana ditetapkan pada tata tertib yaitu 50 persen plus satu. Pada putaran pertama lima calon tereliminasi dan terdapat dua calon pada putaran kedua yaitu PNS Agus Solehudin dan PNS Pudiarto. Agus Solehudin
Korpri
akhirnya memenangkan pemilihan dengan didukung dua pertiga suara yang ada. Musubnit ditutup oleh Waaspers yang diwakili oleh Kasubdismin PNS Letkol Adm. Dony R. Lubis, S.Ip. Dalam sambutan yang dibacakan Kasubdismin PNS, Waaspers menekankan, salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh Korpri adalah keberadaan dan manfaatnya sebagai organisasi bagi para anggotanya, di mana kedudukan dan kegiatannya tidak terlepas dari kedinasan dengan memperhatikan kebijakan dari pimpinan TNI AU. Prioritas utama kepengurusan Korpri saat ini antara lain mewujudkan profesionalisme, bersikap netral, dan mewujudkan peningkatan kesejahteraan anggota. Selamat berjuang buat Kang Agus dan teman-teman.*
Edisi April 2008 55
Cerpen
Semasa kecil kehidupanku cukup bahagia. Ayahku seorang tentara, sedang ibuku hanya sebagai ibu rumah tangga. Mereka sangat memanjakan aku. Meski penghasilan ayahku dibilang pas-pasan, namun kehidupan keluarga bisa tercipta kedamaian. Ayah sangat perhatian kepada ibu begitu juga kepadaku. Setiap kali pulang kantor, ayah selalu menyempatkan diri untuk menggendongku. Sore hari jika cuaca tidak hujan, ayah selalu mengajakku keluar rumah menggunakan sepeda motor Supra Fit. Biasanya jalan-jalan ke ujung landasan untuk melihat pesawat yang take off ataupun landing. Ayah selalu bercerita tentang apa saja yang kami lihat. Utamanya jika melihat pesawat terbang. “ Nak, besuk kalau sudah besar kamu harus bisa menerbangkan pesawat itu ya,” katanya kepadaku. Malam hari setelah shalat Isya, ayah, ibu dan aku selalu bercengkrama di ruang tamu sambil bercerita macam-macam. Tak lupa jika mau tidur, ibu selalu mendongeng untukku sebagai pengantar tidur. Waktu usiaku menginjak sekolah SD, ayahku dengan sabar membimbingku belajar. Ayah lumayan pandai mengajariku. Tak heran jika dari mulai kelas satu hingga kelas enam aku selalu menempati ranking pertama di kelas. Di SMP prestasiku masih bagus. Setiap kali terima raport nilaiku selalu memuaskan. Hingga lulus SMP aku tetap mampu mempertahankan prestasiku sebagai siswa terbaik, karena aku selalu berhasil 56 Edisi April 2008
menduduki rangking pertama. Sampai dengan lulus SMP masih kurasakan kehangatan dan kasih sayang orang tua. Ayah, ibu dan aku masih terjalin komunikasi dengan baik. Mereka masih perhatian kepadaku. Bisa dibilang sejak kecil hingga lulus SMP belum pernah aku dimarahi atau dipukul oleh ayah. Seiring bertambahnya usiaku hingga masuk SMA, ayahkupun pangkatnya semakin tinggi. Karena rajin, ayahku dipromosikan menduduki jabatan yang lumayan basah kata orang. Dengan kedudukan ayah sekarang, secara otomatis penghasilan ayahku bertambah. Disamping itu ibukupun juga mulai sibuk dengan urusan bisnis yang
mulai ditekuninya. Praktis kedua orang tuaku sudah mulai jarang lagi berkomunikasi lagi denganku. Dari segi materi aku memang berkecukupan, malah boleh dibilang berlebih. Seiring dengan melimpahnya materi, ayah dan ibukupun semakin sibuk dengan urusannya masingmasing. Ayah yang dulu pulang tepat waktu, kini mulai sering lembur dan pulang malam. Demikian pula dengan ibu, semakin sibuk mengurusi bisnis barunya. Praktis waktu untuk keluarga sudah tak ada lagi. Berawal dari sinilah kehancuran hidupku. Setiap kali aku ingin curhat kepada ayah atau ibu, mereka selalu tak ada waktu. Bagi mereka yang penting aku dikasih uang.
Cerpen
Bahkan mereka sudah tak peduli lagi akan prestasiku di sekolah yang semakin hari semakin merosot. Nilai raport banyak merahnya. Padahal dulu aku selalu menduduki ranking pertama. Ini semua karena aku sudah tak mau belajar lagi. Terus terang aku merasa kecewa kepada kedua orang tuaku. Seolah aku ini tidak penting lagi baginya. Mau belajar apa tidak, mereka tak peduli. Bahkan pernah aku bolos sekolah sampai tiga hari mereka juga tak peduli. Suatu hari orang tuaku dipanggil ke sekolah karena kenakalanku. Namun mereka tak mau datang. Ayah yang mendapat laporan dari ibu, tanpa kusangka-sangka memarahi aku habis-habisan. Bahkan untuk pertama kalinya aku ditampar ayah. “ Plak.” “ Kamu memang anak yang nggak tahu diri. Orang tua susah-susah cari duit untuk kamu, eh … kamu malah bikin ulah,” bentak ayahku sambil menampar pipiku. Aku tersentak kaget dan heran. Kenapa ayahku yang dulu baik hati, kini menjadi pemarah. Ayahku sekarang sangat jauh berbeda dengan ayahku yang dulu. Kalau dulu selalu memberikan rasa kasih sayang, tapi kini mudah sekali marah, meski masalahnya sepele. Aku mulai frustasi akan keadaanku. Akhirnya akupun mulai hidup bebas sesukaku. Aku sudah tak peduli lagi dengan suasana rumah. Tiap hari kerjaku hanya main. Pulang sekolah aku pergi jalanjalan ke rumah teman atau kemana saja aku mau. Kadang aku tak pulang ke rumah.
Karena uangku banyak, kuajak teman-temanku berfoyafoya. Hampir tiap hari aku selalu pergi ke diskotik atau kafe. Buku pelajaran sekolahku tak pernah kubuka. Semangat belajarku sudah sirna bersama sirnanya kasih sayang orang tuaku. Aku sering gonta-ganti pacar. Setiap berpacaran, cewekku selalu aku traktir apa saja yang ia mau dan kuantar kemana saja ia kehendaki. Maka tak heran hampir tak ada cewek yang menolak ajakanku. Kehidupanku sudah mulai hancur, sering mabuk-mabukan, kebut-kebutan dan jarang pulang. Praktis sekolahku berantakan. Orang tuaku tak juga menyadari. Mungkin aku sudak tak penting lagi baginya. Terhadap diriku sendiri saja aku tak peduli lagi. Suatu hari, sepulang dari rumah temanku, motor yang kukendarai oleng dan menabrak pengendara sepeda. Pengendaranya terpental jatuh dan ternyata seorang gadis berjilbab. Kulihat stang sepedanya bengkok. Untung orangnya hanya lecet-lecet saja. Ia bangkit mendekati sepedanya yang rusak. Gadis itu mencoba memperbaiki. Namun karena stangnya bengkok, sepeda tak dapat dipinggirkan. Tampak kesedihan di wajahnya yang ayu itu. Melihat kejadian itu, hatiku tak ada rasa kasihan sedikitpun. Kucoba dekati dia. Setelah dekat kupandangi ia sejenak. “ Sudahlah nggak usah bersedih, ini kuganti sepedamu,” kataku sambil menyodorkan segepok uang. Saya beranggapan dengan uang pemberianku ia akan merasa senang, karena menurut
perhitunganku bisa untuk membeli dua buah sepeda yang sama. Dengan begitu urusanku segera selesai. Namun ternyata dugaanku keliru. Tak kusangka ia bukannya menerima uang pemberianku, malah sebaliknya ia berani menamparku “ Plak.” tangan lembutnya mendarat di pipiku. Aku kaget. Tapi aku tak marah menerima tamparannya. “ Apa kamu kira uangmu itu cukup berharga buatku !” katanya dengan suara lantang. “Apa kurang, kalau kurang bilang saja dan sebutkan berapa jumlah yang harus saya bayar untuk mengganti sepedamu yang rusak itu.” “He, orang kaya dan sombong. Apa kamu kira dengan uang bisa menyelesaikan semua masalah !” bentaknya. “Tentu saja, dengan uang semua bisa kudapatkan. Sekarang apa yang tidak bisa kubeli dengan uang,” kataku agak gemetar. “Kamu salah kalau beranggapan seperti itu. Coba katakan, apa dengan uangmu kamu bisa membeli harga diri, kedamaian, kasih sayang atau kebahagiaan ?” katanya. Mendapat jawaban seperti itu aku tersentak kaget. Sejenak aku termenung. Namun itu hanya sebentar. “ Ya sudah, jangan salahkan aku jika dikasih uang kamu tak mau,” kataku sambil ngeloyor pergi meninggalkan gadis berjilbab itu sendirian. Setelah kejadian itu aku tak mengingatnya lagi. Namun pada suatu malam, entah kenapa tiba-tiba bayangan wajah gadis itu selalu muncul dalam benakku, padahal aku tak pernah memikirkannya. Edisi April 2008 57
Cerpen
“ Cakep juga wajah gadis itu,” gumanku dalam hati. Tapi siapa namanya dan dimana rumahnya aku sendiri tak tahu. Beberapa hari terakhir ini jika malam tiba, bayangan wajah gadis itu selalu menggodaku. Bahkan tamparannya tempo hari masih terasa hangat di pipiku. Terus terang, selama hidupku baru dua kali pipiku kena tampar. Pertama saat pipiku ditampar ayah, ketika ayah menerima laporan dari ibu atas kenakalanku di sekolah. Kedua, ditampar seorang gadis berjilbab, justru ketika aku akan memberinya uang. Sampai saat ini masih terngiyang di telingaku, ketika gadis itu mengatakan, apakah aku mampu membeli harga diri, kedamaian, kasih sayang atau kebahagiaan. Semakin lama kurenungkan, semakin terasa kebenaran akan kata-kata gadis itu. Buktinya diriku sendiri, saat ini bergelimang harta yang berlimpah ruah. Tapi justru kedamaian atau kasih sayang tak pernah kurasakan. Padahal dulu, ketika orang tuaku masih hidup sederhana, kasih sayang dan kedamaian dapat kurasakan. Tapi kini, kasih sayang orang tuaku telah sirna seiring bergelimangnya harta di sekelilingku. Semakin kurenungkan, semakin terasa kebenaran kata-kata gadis itu, kalau uang bukan segala-galanya. Dan kasih sayang memang tak bisa dibeli dengan uang seberapapun besarnya. Kejadian itu telah menyadarkan aku akan arti kedamaian dan rasa kasih sayang. Aku berjanji dalam hati akan mencari dan menemukan gadis itu kemanapun ia berada. Hampir tiga bulan lamanya, aku mencarinya. Dan pada suatu siang, kulihat ia sedang mengendarai sepedanya yang dulu pernah kutabrak. Secara sembunyi-sembunyi kubuntuti dia sampai di rumahnya. Keesokan harinya kudatangi rumahnya dengan berjalan kaki dan berpakaian seadanya. Melihat kedatanganku ia tersentak kaget. Buruburu aku mengucap salam dan menyapanya. “Maaf, jika kedatanganku 58 Edisi April 2008
mengganggu adik,” “Sudah tiga bulan ini aku mencari adik, dan baru sekarang bisa kutemukan. Kedatanganku ke sini ingin minta maaf atas kejadian tempo hari. Aku sadar, ketika itu telah berlaku tidak sopan terhadap adik.” “Terima kasih atas tamparan adik tempo hari, karena tamparan dan kata-kata adik telah menyadarkan aku akan arti kedamaian dan kasih sayang.” “Dan kalau adik berkenan, aku ingin berkenalan. Namaku Jekki,” kataku sambil mengulurkan tangan. Tak kusangka gadis itu mau menerima uluran tanganku. “ Aisyah.” Terdengar sebuah nama meluncur dengan lembut dari bibir mungil gadis ayu di hadapanku. Saat itu kedamaian dan kasih sayang dapat kurasakan kembali setelah sekian lama menghilang dari hatiku. “ Terima kasih Tuhan, engkau telah pertemukan aku dengan seorang gadis ayu bernama “ Aisyah “ sehingga rasa kasih sayang dan kebahagiaan dapat kutemukan kembali setelah sekian lama menghilang dari hati sanubariku.* (Eksintaria)
Berita Daerah
Memberikan pertolongan pertama tidak selalu bisa dilakukan oleh dokter atau tenaga medis, tetapi diharapkan siapa saja yang berada di dekat k o r b a n (pingsan) bisa memberikan bantuannya. Untuk itulah belum lama ini dr. Priyambodo dari Ruspau Antariksa, Halim Perdanakusuma memberikan ceramah kesehatan lapangan kepada seluruh anggota Mabesau. Selanjutnya, apabila hendak menolong korban pingsan atau sadar, perlu diperhatikan hal-hal untuk keselamatan dan keamanan penolong dengan metode DR. ABC kepada semua korban tanpa ada perlakuan khusus maupun penyebab peristiwa itu terjadi. Tindakan utama yang dilakukan adalah upaya untuk menyelamatkan korban dari bahaya pertama berhentinya napas (meninggal). Tindakan pertama, dangerous. Apabila hendak menolong korban harus diperhatikan faktor keamanan, hindari bahaya yang mengancam penolong dari bahaya penyakit menular maupun terkontaminasi virus lain. Sehingga perlu dilakukan proteksi dengan alat pelindung yang ada disekitar seperti menggunakan sapu tangan, kain, kaos tangan, dan hindari kontak dengan badan korban apabila tidak perlu. Tindakan kedua, response. Penanganan selanjutnya apa-
bila korban terlihat tidak sadar cobalah ditepuk-tepuk dan dipanggil. Apabila tidak ada tanggapan dilanjutkan pertolongan atau segera dibawa ke tempat pos kesehatan terdekat. Tindakan ketiga A, pemeriksaan alat pernapasan dengan cara membuka mulut; periksa apa ada gigi palsu, permen, atau benda lain yang berada di dalam mulut. Kalau ada segera keluarkan agar tidak mengganggu pernapasan. Cek pernapasan dengan mendekatkan pipi pada korban dengan posisi pandangan mata kearah permukaan dada, apa ada pergerakan naik turun atau tidak.
Tindakan keempat B, berikan bantuan pernapasan kepada korban dengan cara meniup hidung, menekan berulang-ulang permukaan dada. Tindakan ini dilakukan secara terus menerus hingga penolong dari tenaga medis datang. Apabila dalam waktu 45 menit juga tidak datang hentikan pertolongan itu. Tindakan kelima C, cek sirkulasi denyut nadi untuk memastikan dilanjutkan atau tidak pertolongan. Apabila denyut nadi masih ada segera bawa ke pos kesehatan terdekat tetapi bila tidak ada denyut nadi lagi rawatlah dengan baik.* Edisi April 2008 59
Berita Daerah
Kas Koopsau I Masma TNI Benyamin Dandel, S.IP bersama Wakil Wali Kota Tarakan, Tamrin AD dan sejumlah pejabat meninjau lokasi pembangunan Lanud Tarakan. (Foto : Pen Koopsau II)
Lanud Tarakan Beroperasi Tahun 2009 Dalam kondisi yang masih belum pulih dari “keterbatasan” Angkatan Udara terus berusaha melaksanakan tugastugas yang diembannya dengan membuat prioritas-prioritas. Salah satunya adalah pembangunan Lanud Tarakan yang 60 Edisi April 2008
sudah dimulai sejak dua tahun lalu. Pembangunan Lanud ini tak terlepas dari potensi ancaman yang mungkin timbul di wilayah perbatasan. Lanud Tarakan berada di Kota Tarakan, provinsi Kalimantan Timur yang berbatasan langsung
dengan wilayah negara Malaysia. Menurut Kepala Staf Komando Operasi Angkatan Udara (Kaskoopsau) II Marsma TNI Benyamin Dandel, bila pembangunan lancar direncanakan awal tahun 2009 Lanud
Berita Daerah
Tarakan sudah dapat beroperasi. Nantinya Lanud Tarakan merupakan Lanud tipe C yang dikomandani seorang perwira berpangkat letnan kolonel dan diawaki lebih kurang 200 personel. Sebelumnya, satuan Angkatan Udara di Tarakan masih berupa Pos Angkatan Udara. Selama ini unsur udara yang meng-cover wilayah perbatasan itu adalah Satuan Radar (Satrad) 225.
K
ota Tarakan berada pada corong ALKI II, sehingga bila dilihat dari segi geografis, geostrategis, dan geoekonomis sangat strategis untuk membangun pertahanan negara guna membela dan mempertahankan kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Rencana pembangunan Lanud Tarakan disambut antusias baik Pemerintah Kota Tarakan, DPRD, dan seluruh masyarakat. Status sebelumnya adalah Pos TNI AU. Peningkatan status Pos TNI AU menjadi Pang-
Pemda Kota Tarakan khususnya dan Kalimantan umumnya sangat mendukung terwujudnya Lanud ini. Wakil Walikota Tarakan Tamrin AD yang mendampingi Kas Koopsau II meninjau pembangunan Lanud, beberapa waktu lalu, menyatakan dukungan penuh atas prakarsa pimpinan TNI AU membangun Lanud di wilayahnya. Menurutnya, di Tarakan memang perlu dihadirkan kekuatan-kekuatan TNI, ter-
masuk unsur Angkatan Udara, guna mengimbangi kekuatan negara tetangga yang seringkali membuat manuver dan provokasi. Pihaknya kini telah menyiapkan lahan seluas 168 hektar yang berada di sebelah Bandara Juwata, Tarakan. Sedangkan untuk pembangunan, tahun anggaran 2007 Pemda Kaltim telah mensubsidi sebesar Rp. 10 miliar dan Pemerintah Kota Tarakan Rp. 2,5 miliar.*
kalan TNI AU ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan keberhasilan pelaksanaan tugas TNI, terutama dalam rangka melaksanakan dan mendukung operasi udara di wilayah perbatasan Kalimantan serta tidak terlepas dari upaya validasi organisasi TNI AU secara menyeluruh. Pangkalan TNI Angkatan Udara Tarakan ini diklasifikasikan dalam Lanud Tipe C dengan singkatan Lanud Trk yang dipimpin oleh seorang perwira menengah berpangkat letnan kolonel. Lanud ini secara organik berada di bawah
Komando Operasi TNI Angkatan Udara II (Koopsau II). Luas lahan yang dibutuhkan lebih kurang 168 hektar, terdiri dari 108 hektar tanah negara yang digarap masyarakat dan 60 hektar merupakan lahan Ditjen Perhubungan Udara/ Bandara Juwata, Tarakan. Lokasinya terletak di Jl. Mulawarman Kel. Karang Anyar Kec. Tarakan Barat, Kodya Tarakan, tepatnya di sebelah utara runway di mulai dari runway ke arah utara sepanjang 840 m, dan dari batas pagar barat hanggar ke arah barat sepanjang 2.000 m.*
Mengoptimalkan Keberhasilan Pelaksanaan Tugas Edisi April 2008 61
Berita Daerah
Rumah untuk Anggota Lanud Iswahjudi dan Lanud Suryadarma
Danlanud Iswahjudi MarsmaTNI Dede Rusamsi dan Ketua PIA Ardhya Garini Cabang 2/D II Ny. Dede Rusamsi serta para pejabat lainnya meninjau perumahan “Puri Jumantoro Indah”.
Komandan Lanud Iswahjudi Marsma TNI Dede Rusamsi meresmikan 109 unit rumah nondinas di Desa Mantren, Kecamatan Karangrejo, Magetan, beberapa waktu lalu. Rumah tipe 36 ini bisa dimiliki dengan bantuan dari TWP (Tabungan Wajib Perumahan) dan Asabri. Menurut Marsma TNI Dede Rusamsi, apabila para anggota TNI AU mau meman-
faatkan kemudahan-kemudahan yang diberikan dinas, baik itu berupa TWP ataupun Asabri, maka tidaklah rumit untuk memiliki rumah pribadi karena jumlah uang muka yang dapat disetorkan cukup besar, sehingga cicilan bulanan yang ditanggung akan semakin kecil. Dengan diresmikannya rumah nondinas yang tepat disisi jalan poros Maospati-
Ngawi tersebut, Komandan berharap akan mengurangi beban ketersediaan rumah dinas yang sangat terbatas jumlahnya. Peresemian rumah nondinas yang bernama “Puri Jumantoro Indah” itu, ditandai dengan pembukaan selubung papan nama serta peninjauan rumah. Di Kalijati, Subang, akhir Februari, Danlanud Suryadarma Kolonel Pnb Ras Rendro Bowo S, S.E menandatangani prasasti sebagai tanda diresmikannya 40 unit rumah dinas baru dengan nama komplek “Colibri”. Danlanud menegaskan, perumahan “Colibri” dibangun untuk anggota TNI Angkatan Udara yang masih aktif baik perwira, bintara maupun tamtama dalam perawatan Lanud Suryadarma. Artinya, semua anggota yang lokasi satuannya di Lanud Suryadarma seperti staf Lanud, Skadron Udara 7, juga anggota dari Wingdiktekkal dan Flight B Paskhas berhak tinggal di dalamnya.* (Pentak Lanud Iwy)
Lima Anggota Lanud Maimun Saleh Terima Piagam Penghargaan Prajurit Teladan Danlanud Maimun Saleh Letkol Pnb Eko Putro Tubantoro memberikan piagam penghargaan prajurit teladan kepada 5 orang anggota Lanud Maimun Saleh yatiu: Lettu Sus Anwar (Kasi Fashar Lanud Mus), Letda Tek Agus Soe (Kasubsi Binpot62 Edisi April 2008
dirga Lanud Mus), Serma Panimin (Anggota Pentak Lanud Mus), Prada Agus S (Anggota Fasint Lanud Mus), dan PNS II/ d. M.Idris (Anggota Binpersman Lanud Mus). Menurut Komandan pemilihan prajurit teladan ini dimak-
sudkan untuk lebih memacu lagi prestasi prajurit yang terpilih khususnya maupun yang belum terpilih untuk selalu lebih meningkatkan etos kerja dan dedikasi kepada TNI AU khususnya di Lanud Maimun Saleh.* (Pentak Lanud Maimun Saleh)
Berita Daerah
352 Bintara Remaja Perkuat TNI AU
Marsda TNI Dradjat Rahardjo, S.IP menyematkan tanda pangkat sersan dua kepada perwakilan pada upacara pelantikan dan pengambilan sumpah para bintara prajurit karier TNI AU.
Komandan Komando Pendidikan TNI AU (Dankodikau) Marsda TNI Drajad Rahardjo, S.IP melantik 352 Bintara lulusan Sekolah Bintara Prajurit Karier
(Semaba PK) Pria Angkatan ke 32 dan Semaba PK Wanita Angkatan ke 31 dalam upacara militer di Lanud Adi Soemarmo, Surakarta, awal Februari.
Acara pelantikan ditandai dengan penanggalan tanda pangkat siswa dan penyematan tanda pangkat efektif kepada perwakilan siswa yang terdiri dari 292 bintara pria dan 60 bintara wanita (Wara). Dankodikau mengharapkan kepada seluruh bintara prajurit yang akan mengawali tugasnya di TNI AU, agar dapat menunjukkan sikap dan memiliki semangat tinggi serta mematuhi semua aturan yang berlaku baik dalam melaksanakan tugas maupun dalam kehidupan sehari-hari, memiliki landasan moral yang kuat serta tetap berpegang pada Sapta Marga dan Sumpah Prajurit.
17 Kopral Siswa Ikuti Pendidikan Sekbang Sejumlah 17 Kopral Siswa baru saja menyelesaikan Pendidikan Dasar Keprajuritan di Lanud Adi Soemarmo, Solo. Kini mereka melanjutkan Pendidikan Sekolah Calon Penerbang TNI di Sekolah Penerbang (Sekbang) di Lanud Adisutjipto, Yogyakarta. Pembukaan Sekolah Penerbang bagi 17 Kopral Siswa tersebut dilaksanakan dalam suatu upacara militer dengan Inspektur Upacara Komandan Lanud Adisutjipto, Marsma TNI R. Hari Muljono, bertempat di Gedung Jupiter Lanud Adisutjipto, beberapa waktu lalu. Para Siswa Calon Penerbang TNI tersebut merupakan Siswa Sekbang TNI/Prajurit Sukarela Dinas Pendek
(PSDP) Angkatan ke-79 / PSDP XXIV. Mereka direkrut dari lulusan SMU jurusan A1 dan A2 dengan seleksi yang sangat ketat. Pendidikan akan berlangsung selama 24 bulan, dan dilantik menjadi penerbang TNI dengan pangkat letnan. Tahap-tahap yang harus mereka ikuti dalam pendidikan tersebut adalah : tahap bina kelas (ground school), tahap bina terbang latih dasar dengan menggu-nakan pesawat AS-202 Bravo, dan tahap bina terbang latih lanjut dengan pesawat T 34-C Charlie bagi jurusan penerbang transport serta dengan pesawat Bell 47 G Soloy bagi jurusan penerbang Heli. Menurut Komandan Lanud Adisutjipto, Marsma TNI R. Hari Muljono, kesempatan
untuk mengikuti pendidikan Sekolah Penerbang TNI merupakan suatu kehormatan, karena untuk dapat mengikutinya terlebih dahulu harus melalui seleksi yang sangat ketat dan harus memenuhi persyaratan sebagaimana yang ditetapkan. Marsma TNI R. Hari sangat menekankan agar kesempatan yang sangat berharga tersebut tidak disia-siakan oleh para siswa, tetapi harus dimanfaatkan seoptimal mungkin dengan mendayagunakan seluruh potensi yang dimiliki guna memenuhi tuntutan sosok penerbang TNI yang andal dan profesional dalam melaksanakan tugas-tugas ke depan yang semakin luas dan kompleks.* (Pentak Lanud Adi) Edisi April 2008 63
Berita Daerah
Kolonel Pnb Potler Gultom Dirdik Seskoau Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI AU (Danseskoau) Marsda TNI Amirullah Amin melantik Kolonel Pnb Potler Gultom sebagai Direktur Pendidikan (Dirdik) Seskoau di Lembang, Bandung, akhir Februari lalu. Kolonel Pnb Potler Gultom sebelumnya menjabat Asops Koopsau I, Jakarta. Penerbang Helikopter SA 330 Puma ini lulusan AAU tahun 1981 mempunyai call sign Yupiter 262. Seskoau dan Sesko TNI telah dijalani pula. Komandan Seskoau dalam sambutannya mengatakan bahwa pergantian jabatan harus disikapi secara baik dan bijaksana sehingga setiap personel yang mengalami alih tugas jabatan dapat mela-
kukan inovasi yang pada gilirannya mampu menghasilkan kinerja yang optimal. Untuk itu lanjut Komandan, perlu disadari pula bahwa jabatan merupakan harapan dan tantangan dengan konse-
kwensi harus secara total memberikan kemampuan profesionalismenya sebagai wujud pertanggungjawaban kepada Tuhan Yang Maha Esa, kepada bangsa dan negara.*(Pentak Seskoau)
“Python” Jadi Komandan Wing 3 Lanud Iswahjudi
Kolonel Pnb Tatang “Python” Harlyansyah dilantik sebagai Komandan Wing 3 Lanud Iswahjudi oleh Danlanud Iswahjudi Marsma TNI Dede Rusamsi menggantikan 64 Edisi April 2008
Kolonel Pnb Dody Trisunu, di Apron Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, beberapa waktu silam. Pejabat baru adalah alumnus AAU 1987, Seskoau Angkatan 38 Tahun 2002; sebelumnya menjabat sebagai Asops Kosekhanudnas I Jakarta. Sedang pejabat lama Kolonel Pnb Dody Trisunu adalah alumnus AAU 1986 dan Sekbang Angkatan 36 selan-
jutnya mendapat tugas baru sebagai Komandan Lanud Pekanbaru, Riau. Kolonel Pnb Tatang Harlyansyah beristrikan Irene Roswita dan telah dikaruniai 3 putra. Pria kelahiran Samarinda 44 tahun lalu ini merupakan penerbang pesawat tempur F-16 dan pernah menjabat sebagai Komandan Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi serta Komandan Lanud Balikpapan, Kalimantan Timur.* (Pentak Lanud Iswahjudi)
Berita Daerah
Letkol Pnb Bambang Wijanarko Danlanud Sam Ratulangi yang Baru Letkol Pnb Bambang Wijanarko menjabat Komandan Pangkalan (Danlanud) Samratulangi yang baru pada upacara militer yang dipimpin oleh Pangkoopsau II Marsekal Muda TNI Yushan Sayuti di apron Lanud Samratulangi, Manado. Letkol Pnb Bambang Wijanarko yang merupakan alumnus 1990 ini menggantikan Letkol Pnb Arif Mustofa. Pangkoopsau II Marsda Yushan Sayuti pada upacara sertijab Danlanud Samratulangi mengatakan, setiap ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan yang datang sekecil apapun tidak boleh diabaikan, melainkan harus dicegah dan ditangkal sedini mungkin, agar Lanud senantiasa dalam
kondisi kesiapan yang tinggi. Dikatakannya juga, Lanud Samratulangi memiliki peran yang yang sangat strategis, mengingat secara geografis Lanud ini berada di wilayah yang berbatasan dengan negara
tetangga Filipina. Oleh karena itu, Lanud Samratulangi setiap saat harus memainkan perannya dalam rangka mendukung kesiapsiagaan operasional TNI AU di wilayah Sulawesi Utara khususnya.*(Pentak Lanud SRI)
Mayor Pnb. Ronny I. Moningka Jabat Danskadron Udara 14 Mayor Pnb Ronny Irianto Moningka peraih Adimakayasa tahun 1992 dilantik menjadi Komandan Skadron Udara 14 oleh Komandan Lanud Iswahjudi Marma TNI Dede Rusamsi menggantikan pejabat lama Letkol Pnb Samsul Rizal di Lanud Iswahjudi, beberapa waktu lalu. Pejabat baru telah mengantongi 2.195,40 jam terbang dan khusus untuk pesawat tempur F-5 sebanyak 1.342,15 jam terbang; sebelumnya adalah Kepala Seksi Operasi dan Latihan Dinas Operasi
Lanud Iswahjudi. Sedangkan pejabat lama Letkol Pnb Samsul Rizal yang merupakan alumnus AAU 1990 selanjutnya bertugas sebagai Pabandya Ops Hanud Paban II/Ops Staf Operasi, Mabes TNI AU Jakarta. Mayor Pnb Ronny Irianto Moningka lahir di Gianyar, Bali 37 tahun lalu. Komandan Skadron Udara 14 ke-14 ini memulai kariernya di Angkatan Udara setelah lulus
dari AAU tahun 1992, Sekbangau Angkatan ke-48. Suami dari Irrenne Ellee Ariestica, SE ini telah dikaruniai 3 putra.* (Pentak Lanud Iwy) Edisi April 2008 65
Berita Daerah
Press Tour dengan Boeing 737 Setelah menggandeng wartawan dengan mengunjungi sejumlah redaksi media massa yang ada di Makassar, kini giliran Pangkoopsau II Marsda TNI Yushan Sayuti mengumpulkan wartawan nasional dan lokal untuk di ajak press tour. Tidak tanggungtanggung, setidaknya ada lima belas media cetak dan elektronik nasional dan lokal diundang ke Makoopsau II, akhir Februari. Selain paparan seputar tugas pokok Koopsau II beserta satuan jajarannya, Pangkoopsau II juga mengajak para wartawan untuk melakukan dialog seputar pelaksanaan tugas pokok Koopsau II. Ikut hadir Kas Koopsau II Marsma TNI Benyamin Dandel, para Asisten Kas Koopsau, Komandan Skadron Udara 5, Komandan Skadron Udara 11 serta pejabat teras Koopsau II lainnya. ”Kami sengaja undang dan ajak rekan-rekan wartawan untuk melihat langsung beberapa satuan kita dan kegia-
66 Edisi April 2008
tannya, karena bagaimanapun juga fasilitas TNI AU dibiayai dengan uang rakyat, sebagai pertanggung jawaban kita, maka rakyat harus tahu kegiatan kita” papar Pangkoops. Selanjutnya para wartawan diajak mengikuti penerbangan patroli udara selama 20 menit di kawasan Ambalat menggunakan pesawat Boeing 737 dari Skadron Udara 5 Lanud Hasanuddin. Dari Ambalat area, wartawan diajak melihat pos TNI AU Tarakan di Kalimantan Timur. Dari Tarakan, wartawan kembali diajak terbang menuju Lanud Balik-
papan, Kalimantan Timur untuk melihat kesiapannya. Setelah itu, kembali terbang menuju Lanud Hasanuddin, Makassar untuk meninjau dari dekat kesiapan pesawat-pesawat Sukhoi yang berada di Skadron Udara 11. Menurut Pangkoopsau II, kegiatan ini untuk membina media relation, sehingga TNI AU tidak saja dikenal rakyat tetapi sekaligus dicintai rakyatnya. ”Melalui para wartawan inilah, Angkatan Udara dapat mengkomunikasikan kinerjanya kepada masyarakat, dan melalui wartawan pula kinerja Angkatan Udara akan sampai kepada para pengambil kebijakan termasuk para anggota Dewan yang terhormat di Jakarta,” kata Pangkopsau II. “Ini merupakan pengalaman luar biasa bagi kami para wartawan, tidak semua bisa mengalaminya, melihat langsung dan merasakan patroli udara, ternyata tidak mudah ya?” komentar salah satu wartawan.* (Pen Koopsau II)
Berita Daerah
Tiga puluh lima awak pesawat helikopter TNI AU berhasil di evakuasi Lanud Atang Sendjaja, setelah berupaya menyelamatkan diri dari sergapan musuh di wilayah Cibalimbing, Sukabumi Jawa Barat. Sebuah Helikopter TNI AU yang tengah mengemban misi dukungan udara terpaksa mendarat darurat akibat cuaca dan kerusakan mesin. Pesawat berhasil didaratkan, tetapi bukan di wilayah aman, melainkan masih dalam wilayah yang dikuasai kelompok pengacau keamanan (KPK) di Cibalimbing, Sukabumi, Jawa Barat. Captain pilot segera memerintahkan semua awak
Helikopter Mendarat Darurat, Seluruh Awak Berhasil Dievakuasi pesawat menyelamatkan diri, agar tidak diketahui dan ditangkap musuh. Seluruh awak pesawat meninggalkan helikopter secepat mungkin dari wilayah tersebut. Pergeseran pasukan tetap dalam keadaan beregu agar memudahkan pergerakan, sambil tetap berkomunikasi ke home base, Lanud Atang Sendjaja Bogor. Selama perjalanan awak pesawat helikopter melakukan urvive, evasion, resistance dan escape (SERE) sambil terus menuju daerah aman di wilayah Ujung Genteng. Medan yang dilalui tidaklah ringan,
melainkan sangat banyak rintangan dan hambatan, mulai dari daratan yang berbukitbukit, curamnya jurang, ganasnya ombak lautan, hingga binatang buas yang terkadang menghadang perjalanan. Beberapa awak pesawat tertangkap dan diinterograsi musuh. Lanud Atang Sendjaja tidak tinggal diam, segera mengerahkan kekuatan personel dan alutsista udaranya, untuk melakukan pembebasan terhadap awak pesawat yang ditahan musuh. Upaya tersebut membuahkan hasil yang optimal, terlebih dengan informasi
dan data akurat yang diberikan awak pesawat yang berhasil lebih dulu tiba di home base. Ke-35 awak pesawat selamat dan helikopter yang mengalami emergency juga berhasil di amankan, untuk selanjutnya di evakuasi ke Lanud Atang Sendjaja Bogor. Demikian skenario latihan survival dasar Sangga Langit tahun 2008 yang dibuka oleh Danlanud Atang Sendjaja Marsma TNI Bambang Agus Margono, pada awal Maret. Latihan berlangsung selama tiga, didukung oleh Satrad 216 Cibalimbing dan Pemda Sukabumi.* (Pentak Lanud ATS) Edisi April 2008 67
Berita Daerah
Uji Coba Payung Udara Barang
di Lanud Suryadarma Departemen Pertahanan bekerja sama dengan Direktorat Pembekalan dan Angkutan TNI Angkatan Darat dan Lanud Suryadarma melaksanakan uji coba pemakaian Payung Udara Barang (PUB) di landasan Lanud Suryadarma, Kalijati, beberapa waktu lalu. Tujuan uji coba ini adalah untuk mengetahui mutu materil PUB buatan Dae Hyung Korea. PUB tersebut nantinya apabila memenuhi syarat akan digunakan untuk menggantikan PUB sebelumnya yang telah habis masa pakainya. Pagi itu satu pesawat C-130 Hercules TNI Angkatan Udara melintas di atas landasan Lanud Suryadarma dengan ketinggian 500 feet untuk menerjunkan barang dengan PUB baru. Pesawat terbang 1 sorty dengan 4 68 Edisi April 2008
kali putaran, karena terdapat tiga jenis PUB baru yang akan di uji cobakan yaitu tipe G-14 A, bermuatan maksimal 127 kilogram, tipe G-1A bermuatan maksimal 136 kilogram dan tipe G-12 D bermuatan maksimal 1 ton. Dalam uji coba tersebut setelah barang-barang diter-
junkan dan diperiksa ternyata tidak ada yang mengalami kerusakan yang berarti. Namun semuanya diteliti dan dikontrol oleh prajurit Bekang TNI Angkatan Darat untuk dilaporkan hasil uji tersebut kepada komando atas.* (Pentak Lanud
SDM)
Berita Daerah
Lanud Halim Perdanakusuma Menghormati Proses Hukum Komandan Lanud Halim Perdanakusuma Marsma TNI Boy Syahril Qamar, S.E. menegaskan, keberadaan rumah dinas Satrudal Tangerang adalah milik negara, dalam hal ini Departemen Pertahanan TNI AU yang dirawat oleh Lanud Halim Perdanakusuma, dan diperuntukkan bagi anggota TNI Angkatan Udara yang masih berdinas/aktif. Rumah dinas yang terletak di Kelurahan Karangsari, Kec. Karangsari, Kotamadya Tangerang, Banten ini beberapa waktu lalu bermasalah karena sebagian penghuninya yang notabene sudah purnawirawan menolak pindah dengan berbagai alasan. Masalah pun bergulir terus hingga Pengadilan Negeri Tangerang. Jalan tengah pun dicari dengan melibatkan Komnas HAM. Belum lama ini, beberapa anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menemui Komandan Lanud Halim Perdanakusuma Marsma TNI Boy Syahrir di Jakarta untuk mencari berbagai informasi, karena selama ini Komnas HAM hanya mendengar sepihak, dari purnawirawan yang masih tinggal di rumah dinas tersebut. Satrudal beberapa hari yang lalu. Menurut Danlanud, kondisi saat itu (Maret 2008-red) tinggal 44 unit rumah dinas Satrudal Tangerang yang masih ditempati oleh para purnawirawan/warakawuri dan anak cucunya yang menggugat pemerintah Cq Komandan Lanud Halim Perdanakusuma di Pengadilan Negeri Tange-
rang yang tercatat dengan nomor 442/Pdt G/2007/ PNG.Tng serta gugatan di Peradilan Tata Usaha Negara dengan nomor perkara 104/G/ 2007/PTUN Bandung. Danlanud mengharapkan agar dari audensi itu Komnas HAM bisa lebih jelas dan memahami tentang keberadaan rumah dinas TNI Angkatan Udara ini, lebih obyektif melihat permasalahan yang ada, dengan turut memperhatikan hak asasi manusia bagi prajurit aktif dan keluarga yang sangat membutuhkan rumah dinas. Kesimpulan dari audiensi antara Lanud Halim Perdanakusuma dengan Komnas HAM dalam penertiban rumah dinas tersebut adalah aset tanah negara
Cq TNI Angkatan Udara, Lanud Halim Perdanakusuma dengan sertifikat Hak Pakai nomor 4 tahun 2000, terdaftar dalam IKN Nomor 50502027 tetap dipertahankan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Lanud Halim Perdanakusuma tetap menghormati proses hukum, di dalam melaksanakan tugas pengamanan aset tanah Satrudal Tangerang melalui kegiatan penertiban rumah dinas yang merupakan hak internal TNI Angkatan Udara sesuai pernyataan Majelis Hakim dalam persidangan. Untuk menghindari permasalahan yang timbul dikemudian hari Lanud Halim Perdanakusuma akan berkoordinasi dengan instansi terkait (Komnas HAM).*
(Pentak Lanud Halim P)
Airport Halim Perdana Kusuma Terminal Building 2nd Floor, Suite 256, Jakarta 13610 Phone: 021 - 8097232, Fax: 021 - 80871119
Direksi & Staf PT. Avindo IKLAN AVINDO 1/4 BW
Mengucapkan Dirgahayu TNI AU (9 April 1946 - 9 April 2007)
Edisi April 2008 69
Berita Daerah
Marsda TNI Gandjar Wiranegara
Tutup Usia Koorsahli Kasau Marsekal Muda TNI Gandjar Wiranegara meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto, 8 Februari 2008 yang lalu dikarenakan sakit. Sebelum menjabat di Koorsahli Kasau, Marsda TNI Ganjar Wiranegara yang merupakan alumni AAU tahun 1976 menempati jabatan-jabatan strategis yaitu Komandan Skadron Udara 12 Lanud Pekanbaru, Atase Pertahanan di India, Komandan Lanud Hasanuddin, Pangkosekhanudnas II, Pangkoopsau I dan Pangkohanudnas. Almarhum kelahiran Banjarmasin, 10 Juli 1954 ini, dimakamkan di TMP Kalibata Jakarta secara militer yang dipimpin Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Subandrio.*
Karbol Latihan di Lanud Sam Ratulangi Lanud Sam Ratulangi (SRI) Sulawesi Utara (Sulut) menerima kunjungan para Karbol (taruna AAU) yang melaksanakan latihan Cakra Wahana Pakca, beberapa waktu yang lalu. Latihan untuk memperdalam pengetahuan Karbol tingkat III dalam hal navigasi
70 Edisi April 2008
udara, sekaligus sebagai ajang promosi ke sekolah-sekolah khususnya tingkat SMU sederajat untuk ikut bergabung menjadi taruna di AAU. Selain kegiatan tersebut, para Karbol juga unjuk kebolehan dengan menampilkan drum band “Gita Dirgantara” di kawasan Mega Mass, dilan-
jutkan kegiatan kirab keliling kota Manado yang dilepas oleh Wakil Gubernur AAU. Mereka juga mengunjungi media elektronik maupun media cetak yang ada di Manado untuk mempromosikan AAU.* (Pentak Lanud SRI)
Berita Daerah
Pengukuhan Ketua PPAU. Bertempat di Lanud Iskandar Kalimantan Tengah, pada akhir Februari, Ketua Umum PPAU Pusat Marsekal (Pur) Hanafie Asnan mengukuhkan PPAU cabang 42 Pangkalan Bun. Terpilih sebagai ketuanya adalah Bapak Sunaki. Dalam sambutan pengukuhan Ketua PPAU tersebut, Danlanud Iskandar Letkol Pnb Abdullah Usman mengatakan dengan berdirinya PPAU ini para purnawirawan telah punya wadah untuk menampung segala aspirasinya dalam memperjuangkan hak-haknya serta dapat menyalurkan berbagai keinginan anggotanya.*
(Pentak Lanud IKR)
Salam komando pejabat lama dan pejabat baru.
Jabatan Danskadik 301 Wingdiktekkal Diserahterimakan. Jabatan Danskadik 301 Wingdiktekkal diserahterimakan dari Mayor Kal Bursok Pardede kepada Mayor Kal Pandoe Noerendro dalam upacara militer yang dipimpin oleh Danwingdiktekkal Kolonel Tek Sugiyo di Bandung, beberapa waktu lalu. Mayor Kal Pandoe Noerendro sebelum menjabat sebagai Kasi Pergudmatsus, Bekmatpus, Dismatau; sedangkan Mayor Kal Bursok Kal Pardede selanjutnya menempati jabatan sebagai Kasi Laksubditminada Ditada Ditjen Ranahan Dephan.*(Pentak Wingdiktekkal)
Edisi April 2008 71
Iklan PT SANDI Negara
72 Edisi April 2008
Berita Daerah
Komandan Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi Mayor Pnb Fajar “Red Wolf”Adriyanto meraih 2000 jam terbang F-16 Fighting Falcon pada saat melaksanakan misi operasi udara dan misi latihan Hanudnas dengan sandi “Cakra Biru 2008” dengan terbang patroli di atas pulau Natuna, beberapa waktu yang lalu. Pada misi tersebut, Dan Skadron Udara Mayor Pnb Fajar bertindak sebagai leader dalam formasi patroli tiga pesawat. TS 1603 dipiloti Mayor Pnb Fajar Adriyanto bersama Lettu Pnb Agus DW, TS 1610 dipiloti Lettu Pnb Bambang Apriyanto dan TS 1601 dipiloti Lettu Pnb Anton Pallaguna / Letda Pnb Pandu Eka. Sebelum Mayor Pnb Fajar Adriyanto yang telah meraih 2000 jam terbang, Kolonel Pnb Komandan Skadron Udara 1 Lanud Supadio yang sebelumnya dipimpin Letnan Kolonel PNB Minggit Tribowo digantikan oleh Mayor Pnb Nurtantio Affan. Serah terima jabatan dilakukan, Rabu (20/2) di hanggar Lanud Supadio yang dipimpin Komandan Lanud Supadio Kolonel Pnb Abdul Muis berlangsung khidmat. Dalam sambutannya, Danlanud Supadio Kolonel Pnb Abdul Muis mengatakan, pergantian pimpinan akan senantiasa dilaksanakan secara berlanjut dan berkesianambungan dengan maksud agar tetap terpelihara kesegaran dalam meningkatkan semangat kerja dan semangat pengabdian di lingkungan organisasi. * (Pentak
Mayor Pnb Fajar Adriyanto Raih 2000 Jam Terbang Bambang “Puffin” Samoedro, tahun 1999 dengan pangkat Letkol dan Kolonel Pnb Muhamad “Wild Geese” Syaugi, tahun 2001 dengan pangkat Letkol telah pula meraih 2000 jam
terbang. Mayor Pnb Fajar Adriyanto merupakan alumnus tahun 1992 dan Sekbang Angkatan 48 Tahun 1995 dan pernah bergabung dengan tim “Elang Biru”.* (Pentak Lanud Iwj)
Mayor Pnb Nurtantio Affan Komandan Skadron Udara 1
Salam komando pejabat lama dan baru
Lanud SPO) Edisi April 2008 73
Berita Daerah
Selamat Jalan Marsekal (Purn) Ashadi Tjahjadi Selamat Jalan Marsekal (Purn) Ashadi Tjahyadi, Selamat jalan Bapak tokoh dirgantara. Namamu akan senantiasa terukir indah dihati para insan dirgantara. Kami bangga sebagai generasi penerus Marsekal. Selasa sore tepatnya tanggal 18 Maret 2008 yang lalu, mantan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal (Purn) Ashadi Tjahyadi meninggal dunia dalam usia 80 tahun di rumah sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta dikarenakan sakit yang dideritanya. 74 Edisi April 2008
Pemakamannya dilaksanakan secara militer di TMP Kalibata, dengan inspektur upacara Kasau Marsekal TNI Subandrio. Jajaran Angkatan Udara merasa sangat kehilangan pimpinan yang telah memberikan darmabaktinya untuk kemajuan Angkatan Udara. Marsekal (Purn) Ashadi
diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Udara ke 7 pada tahun 1977. Ia memimpin TNI AU selama 5 tahun, 5 bulan dan 28 hari, dan di masa kepemimpinannyalah TNI AU paling banyak melakukan pembelian pesawat.
Berita Daerah
Pengabdian di Angkatan Udara Marsma (Purn) Ashadi Tjahyadi mengawali karir militernya di Angkatan Udara tahun 1951, kemudian mengikuti test sebagai kadet penerbang SPL angkatan kedua. Marsma (Purn) Asahadi yang lahir di Gombong, 5 Mei 1928 ini, dilantik menjadi penerbang tahun 1953 dengan predikat terbaik. Dengan predikat yang didapatnya tersebut, ia bebas memilih pendidikan lanjutannya, dan pilihannya adalah menjadi penerbang pesawat tempur P51 Mustang. Penempatan jabatan strategis yang dipercayakan pimpinan kepadanya diawali ketika ia menjabat sebagai Direktur Jenderal Perhubungan Udara. Ketika ia
menjabat di perhubungan udaralah, transportasi udara di dalam negeri dan luar negeri dibenahinya dengan membuka jalur penerbangan. Dengan dibukanya jalur penerbangan dibeberapa negara, hubungan antarnegara pun menjadi sangat erat dan iklim usaha mulai tergerak serta sektor pariwisata pun kembali hidup. Dua tahun kemudian, Marsma (Purn) Ashadi Tjahyadi menjabat sebagai Kepala Pusat Polisi (Kapuspol) TNI Angkatan Udara yang sekarang menjadi Danpomau. Di bawah kepemimpinannyalah dibentuk brigade anjing. Pembentukan brigade anjing ini dianggapnya perlu untuk tugas-tugas tertentu, karena anjing memiliki penciuman yang cukup tajam untuk menjaga pangkalan-
pangkalan. Setelah menjabat Panglima Komando Wilayah Udara I di Medan, Pangkodau V di Jakarta, Pak Ashadi menjabat sebagai Deputi Kasau yaitu orang nomor dua di Angkatan Udara. Di tahun 1977lah Marsekal (Purn) Ashadi Tjahyadi dilantik menjadi Kepala Staf Angkatan Udara. Pak Ashadi kemudian mengajukan konsep pembangunan TNI AU agar tampak lebih berwibawa dan memiliki force structure yang andal dalam menjaga keutuhan wilayah nasional. Pengembangan TNI Angkatan Udara ini dilaksanakan secara bertahap baik alat utama di bidang prasarana pangkalan udara maupun alat utama sistem senjata udara. Atas kemahirannya dan kemampuannya menyampaikan ide peEdisi April 2008 75
Berita Daerah
ngembangan TNI AU ini,maka pengembangan ini disetujui oleh pimpinan TNI yaitu Mentri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI Jenderal M. Yusuf. Enam belas F-5 Tiger, 32 A4 Sky Hawk, pesawat jet latih lanjut MK-53 HS Hawk , L -100300 Super Hercules, 2 pesawat Cesna Xp-172, 20 pesawat latih mula AS-202/18A Bravo untuk Sekbangau, 6 pesawat angkut C-130 H, 10 pesawat helikopter SA-330 Puma dan 2 pesawat intai strategis dibeli oleh negara untuk TNI Angkatan Udara. Banyak yang menyoroti keberhasilan dalam pengembangan Angkatan Udara ini, termasuk salah satunya adalah media massa, yang menyoroti secara positif dengan tulisan “ Era Supersonik ke dua telah dimasuki dan sebentara lagi
76 Edisi April 2008
TNI AU akan mengembangkan kemampuan pengawasan dan pengamatan wilayah nasional dengan perlengkapan elektronik mutakhir.” Selepas menjabat Kasau, ia masih dipercaya untuk menjadi Duta Besar RI untuk Jerman Barat, tiga tahun kemudian pak Ashadi menjadi penasehat Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Lebih kurang enambulan kemudian,ia memilih bekerja sebagai penasihat Rolls-Royce, perusahaan msinpesawat dari Inggris. Kini sang tokoh dirgantara tersebut, telah pergi
menghadap Yang Maha Kuasa, begitu banyak yang telah dilakukannya kepada negara dan bangsa, khususnya kepada TNI Angkatan Udara. Jenderal (Purn) M.Yusuf yang pada waktu itu menjabat sebagai Mentri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI sangat bangga kepada pak Ashadi. Pada pergantian jabatan Marsekal (Purn) Ashadi Tjahyadi kepada Marsekal (Purn) Sukardi, Pak Yusuf mengatakan, bahwa pak Ashadi adalah pemimpin yang penuh loyalitas tanpa pamrih dalam mengabdi kepada bangsa dan negara. Sebagai generasi penerusnya, TNI AU sangat bangga kepada Pak Ashadi, pesannya agar generasi penerus mempunyai semangat pengabdian yang tinggi kepada tanah air, tanpa pamrih akan menjadi pegangan bagi prajurit TNI AU. Selamat jalan Marsekal (Purn ) Ashadi Tjahyadi, Kami generasi penerusmu bangga akan pengabdianmu kepada bangsa dan negara.*
Iklan Yasau FC
Edisi April 2008 77
Berita Daerah
Marsma TNI Daryatmo, S.Ip menerima cinderamata dari Trans TV
Masih dalam rangkaian acara sertijab Kadispenau dari Marsma TNI Daryatmo, S. IP kepada Kolonel Pnb. Chaerudin Ray (sek. Marsekal Pertama TNI), Dispenau menyelenggarakan acara pisah sambut di Gedung Persada Purnawira, Executive Club Lanud Halim Perdanakusuma, pada pertengahan Februari 2008 diikuti oleh seluruh anggota Dispenau dan wartawan baik dari media cetak maupun elektronik. Bukti eratnya silahturahmi yang sudah terjalin selama kepemimpinan pajabat lama Marsma TNI Daryatmo, S IP, warga Dispenau memberikan kenang-kenangan yang diserahkan oleh Kadispenau baru dan pemberian bouquet oleh Ibu Yanti Chaerudin Ray kepada Ibu Yuli Daryatmo. Tidak ketinggalan, rekan-
Pisah Sambut Kadispenau rekan wartawan juga memberikan kesan dan pesan serta menyerahkan kenang-kengan
dari salah satu stasiun televisi swasta Trans TV kepada Marsma TNI Daryatmo, S.IP.*
Ny. Yanti Chaerudin Ray memberikan hand buoqet kepada Ny. Yuli Daryatmo. 78 Edisi April 2008
Berita Daerah
Kadispenau Kunjungi Media
Pertengahan bulan Maret, tak lama setelah menerima tugas dan tanggung jawab sebagai Kadispenau dari Marsma TNI Daryatmo, Kolonel Pnb Chaerudin Ray (sekarang Marsekal Pertama TNI) mengunjungi redaksi beberapa media cetak dan elektronik di antaranya Majalah Angkasa dan Trans TV. Di Majalah Angkasa Kadispenau diterima oleh Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi, Adrianus Darmawan yang didampingi para redaktur senior. Maksud kunjungan tersebut sebagai perkenalan pejabat Kadispenau yang baru dan pamitan Kadispenau yang lama. Kadispenau Marsma TNI Chaerudin Ray mengharapkan kerjasama antara Majalah Angkasa dan Dispenau yang telah terbina selama ini agar tetap terjalin bahkan lebih ditingkatkan lagi. Sementara Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi Angkasa Adrianus Darmawan menyatakan, seluruh kru Majalah Angkasa tetap berupaya agar majalah ini lebih eksis, untuk itu mereka terus mencari terobosan baru sehingga majalah kedirgantaraan ini digemari masyarakat.*
Mengucapkan Dirgahayu TNI AU (9 April 1946 - 9 April 2008)
Edisi April 2008 79
Mengucapkan Dirgahayu TNI AU (9 April 1946 - 9 April 2008)
Iklan YKPP DEPHAN
FC
80 Edisi April 2008
Iklan ASCO AIR IKLAN PATRIA PARK
Aviation Engineering & Supply DGAC AMO No. 145/43500 Address : Perkantoran Harmoni Mas Blok A No.3-5 Jl. Pondok Cabe Raya, Ciputat 15418, Indonesia Phone : (62-21) 74710982, 74710983 Fax : (62-21) 7411484
Mengucapkan
Mengucapkan Dirgahayu TNI AU (9 April 1946 - 9 April 2008)
Dirgahayu TNI AU (9 April 1946 - 9 April 2008)
Edisi April 2008 81
Berita Daerah
Menyiapkan Awak Pesawat Menghadapi Kondisi Darurat Bertahan hidup dalam kondisi yang sangat sulit adalah salah satu risiko yang harus dihadapi sebagai anggota TNI umumnya, dan awak pesawat khususnya. Untuk itu latihan survival dasar mutlak diperlukan bagi setiap awak pesawat sebagai bekal dalam melaksanakan operasi penerbangan yang penuh dengan tantangan dan risiko. “Risiko atau kejadian tersebut tidak pernah kita harapkan, namun semuanya harus kita antisipasi dan kita harus siap menghadapinya dengan berlatih, secara sungguhsungguh, sehingga tidak mengalamai kesulitan apabila risiko itu datang dan terjadi pada diri kita.” Demikian Danlanud Halim Perdanakusuma Marsma TNI Boy Syahril Qamar, S.E menegaskan ketika membuka Latihan Survival Dasar Tahun Anggaran 2008 di Lapangan Apel Wing 1 Lanud Halim Perdanakusuma, akhir Februari. Menurut Komandan Latihan Survival Dasar bertujuan mempersiapkan fisik maupun mental para peserta, agar mampu survive, baik di darat maupun di laut untuk menyelamatkan diri pada saat menghadapi keadaan darurat dalam melaksanakan misi penerbangan. Latihan mengambil tema “ Menyiapkan personel/awak pesawat secara fisik dan mental untuk menghadapi kondisi darurat di daerah yang tidak dipersiapkan.” Latihan dilaksanakan selama tiga hari di Lanud Suryadarma dengan melibatkan 151 personel dari Lanud Halim Perdanakusuma, anggota Skadron Udara 2, 17, 31, Skadron Teknik 021. Latihan ini dibagi dalam empat tahap yaitu perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran latihan.*
82 Edisi April 2008
Berita Daerah
Kasau terima BREVET HIU KENCANA Kasau Marsekal TNI Subandrio, Kasad Jenderal TNI Agustadi SP dan Sekjen Dephan Letjen TNI Syafrie Syamsudin, Rabu (26/3) menerima brevet Kehormatan Hiu Kencana. Penyematan brevet Kehormatan Hiu Kencana tersebut dilakukan oleh Kasal Laksamana TNI Sumardjono didalam kapal selam KRI Cakra dengan nomor lambung 401, yang menyelam di kedalaman 30 meter di Selat Sunda selama dua jam.
Dari kiri, Kasau Marsekal TNI Subandrio, Kasal Laksamana TNI Sumardjono, Kasad Jenderal TNI Agustadi SP dan Sekjen Dephan Letjen TNI Syafrie Syamsudin seusai menerima brevet Kehormatan Hiu Kencana. Edisi April 2008 83
Berita Daerah
Kasau Marsekal TNI Subandrio menyaksikan penandatanganan berita acara pelantikan Aslog Kasau Marsda TNI Imam wahyudi beberapa waktu lalu, di Mabesau. Marsda TNI Imam Wahyudi pernah menjabat Kadispenau sebelum menjadi Widya Iswara Utama Lemhannas dan akhirnya kembali ke Mabesau sebagai Aslog Kasau. *
Sertijab Kadisminpersau. Kasau Marsekal TNI Subandrio memberikan ucapan selamat kepada Marsma TNI Daryatmo sebagai Kadisminpersau yang baru menggantikan Marsma TNI Sugianto usai acara serahterima jabatan pada pertengahan Maret di Gedung Auditorium, Mabesau, Cilangkap. Marsma TNI Daryatmo adalah penerbang helikopter yang sebelumnya menjabat Kadispenau, sedangkan Marsma TNI Sugianto memasuki masa pensiun.*
84 Edisi April 2008
Berita Daerah
Kasau Marsekal TNI Subandrio memberikan ucapan selamat kepada para pejabat TNI Angkatan Udara yang mendapat kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi, di Mabesau Cilangkap.
Kenaikan Pati dan Pamen TNI AU Kasau Marsdya TNI Subandrio mendapat kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi menjadi Marsekal berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 01 /TNI/2008 tanggal 15 Februari 2008. Sedangkan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 03/TNI/2008, tanggal 17 Februari 2008 tentang Kenaikan Pangkat ke/dalam Golongan Pati TNI, ada 26 Pati dan Pamen yang naik pangkat satu tingkat lebih tinggi, yaitu: Pati 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Marsekal Madya TNI I Gusti Made Oka, SE. (Wakasau) Marsekal Madya TNI Ida Bagus Sanubari, SE. (Komandan Sesko TNI) Marsekal Muda TNI Pandji Utama Iskaq, SIP. (Pangkohanudnas) Marsekal Muda TNI Teuku Djohan Basyar, SIP. (Waka Bais) Marsekal Muda TNI Sukirno K.S, SE, MM. (Pati Sahli Panglima TNI TK.III Bid. Ekudag) Marsekal Muda TNI Hariyantoyo, SIP. (Aspam Kasau) Marsekal Muda TNI Sudjadijono, SE. (Aspers Kasau) Marsekal Muda TNI Dradjad Rahardjo, SIP. (Dankodikau) Marsekal Muda TNI H. Chauli Marwan (Kapusinfolahta TNI)
Pamen menjadi Pati 1. Marsekal Pertama TNI Johny Fritz P. Sitompul 2. Marsekal Pertama TNI Ida Bagus Putu Dunia 3. Marsekal Pertama TNI Sukarto 4. Marsekal Pertama TNI Djoko Setiono, SAP. 5. Marsekal Pertama TNI Wahyudin Karnadinata 6. Marsekal Pertama TNI G. Maria Estheryana 7. Marsekal Pertama TNI G.N. Heru Poerwanto, SE. 8. Marsekal Pertama TNI Bambang Tidjojono, SE. 9. Marsekal Pertama TNI Mochammad Cholis 10. Marsekal Pertama TNI Chaerudin Ray, SE. 11. Marsekal Pertama TNI Setyo Haryono 12. Marsekal Pertama TNI L. Tony Susanto 13. Marsekal Pertama TNI Monggur Pandjaitan 14. Marsekal Pertama TNI Mulyono 15. Marsekal Pertama TNI Suroso 16. Marsekal Pertama TNI Yohan Andreas 17. Marsekal Pertama TNI Suparman, ST, MM.
Edisi April 2008 85
Berita Daerah
Kasau Marsekal TNI Subandrio memberikan cindera mata kepada Rektor ITB Prof. Dr. Djoko Santoso
TNI AU-ITB Tandatangani Kerjasama Kasau Marsekal TNI Subandrio menandatangani naskah kesepakatan antara TNI AU dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang dipimpin oleh Rektor ITB Prof Dr Djoko Santoso, di Mabesau pertengahan Februari. Menurut Kasau TNI Angkatan Udara sebagai matra yang berbobot teknologi sangat memerlukan SDM berkualitas, sementara ITB sebagai perguruan tinggi yang selalu berada di garis depan dalam hal sains dan teknologi, memiliki kemampuan dan 86 Edisi April 2008
pengalaman dalam meningkatkan kualitas SDM yang diperlukan oleh TNI AU. Oleh karena itu penandatangan naskah kesepakatan ini tidak saja menjadi sebuah kebutuhan bagi TNI Angkatan Udara sendiri, tetapi merupakan upaya strategis dalam menjamin kelangsungan profesionalisme SDM TNI AU. Lingkup naskah kesepakatan bersama ini meliputi program pengembangan dan bantuan tenaga pendidikan dan penelitian, peningkatan kemampuan, pengalaman dan
keterampilan tenaga ahli kedua belah pihak. K a s a u berharap kerjasama ini akan membawa kemajuan yang berarti di bidang penguasaan teknologi, sehingga TNI Angkatan Udara akan selalu berada pada kesiapsiagaan yang tinggi dalam menjalankan tugasnya. Sementara itu Rektor ITB dalam sambutannya mengatakan hubungan TNI AU dengan ITB sudah terjalin sejak lama dan kerjasama tersebut akan memberikan hal terbaik bagi kedua belah pihak.*
Berita Daerah
Kasau Terima Kunjungan Under Secretary of The Air Force for International Affair Kasau Marsekal TNI Subandrio menerima kunjungan Under Secretary of The Air Force For International Affair Bruce S. Lemkin di Mabesau Cilangkap, pertengahan Februari. Kunjungan ini untuk meningkatkan kerja sama bidang pengadaan Alutsista baru bagi TNI Angkatan Udara khususnya pengadaan pesawat tempur dan pesawat angkut. Kasau berbincang dengan Bruce S. Lemkin di ruang tamu Dalam pertemuannya, Lemkehormatan Kasau kin didampingi oleh Atase Udara (Atud) Kedubes USA di Jakarta Colonel Steve Otto, Colonel John D. Silva, Leutenant Colonel Teel dan Leutenant Colonel Comer, sedangkan Kasau didampingi oleh Dankoharmatau Marsda TNI Sunaryo dan Paban IV Hublu Kolonel Tek J. Urip Utomo.*
Kehormatan Korps Baret Merah. Kasau Marsekal TNI Subandrio dan mantan Kasau Marsekal TNI Herman Prayitno bersama Kasal, mantan Kasal serta Kapolri menerima Wing Komando dan Baret Kehormatan Korps Baret Merah (Kopassus), di markas Kopassus Cijantung, beberapa waktu lalu. Penyematan Wing dilakukan oleh Danjen Kopassus Mayjen TNI Soenarko yang disaksikan oleh Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso. Tampak Kasau diusung oleh Prajurit Kopassus usai penyematan. Edisi April 2008 87
Profil
tertata, mengalir dengan jelas dan lancar mencerminkan kepribadiannya yang tenang, tidak ngoyo, tetapi punya komitmen yang kuat. Lahir dan besar dalam keluarga guru (Ibu seorang Kepala Sekolah SKKA, Bapak dosen), Ny. Esa Subandrio terbiasa dengan kehidupan sederhana, disiplin dan demokratis. Bahkan kesederhanaan itu tidak pernah luntur ketika sang suami sudah menjadi orang nomor satu di Angkatan Udara. “Jujur ini adalah anugerah Tuhan yang harus kami pertanggungjawabkan baik di dunia maupun di akhirat. Saya dan suami terus terang tidak pernah mimpi akan hal ini. Kami hanya menjalankan tugas dan bekerja dengan sebaik mungkin,” tuturnya bijak, menyikapi apa yang telah diperoleh selama ini. Sempat Kaget Selama 27 tahun mendampingi suami yang seorang tentara banyak suka duka yang mengiringi. Tetapi Ny. Esa
Berbalut busana muslim warna biru cerah yang serasi dengan jilbab putih beraksen biru, Ny. Esa Subandrio pagi itu menerima redaksi Suara Angkasa dengan ramah di ruang tamu Kasau, di Mabesau 88 Edisi April 2008
Cilangkap. Berbincang dengan pemilik nama lengkap Sri Esa Fitriana ini sangat menyenangkan. Banyak ilmu dan pandangan-padangannya sebagai istri maupun ibu yang bisa kita jadikan contoh. Kata-katanya
menjalani semuanya dengan ikhlas; sehingga tidak ada yang dirasakan berat. Kebetulan juga Ibu tiga putri: Andina Riesa Fiana, Clandestya Riema Kumala, dan Elvira Rieka Larosa, ini menyukai hal-hal
Profil
baru dan suka juga berorganisasi. Tahun-tahun awal pernikahan dan penugasan suami yang berpindah-pendah seperti Kalimantan, Irian, Timor Timur bisa dinikmati dengan mengambil hal-hal yang positif. Perannya sebagai anggota PIA Ardhya Garini yang baru pun dijalani dengan ikhlas, meskipun sempat kaget juga. “Pertama-tama kaget juga, karena kami biasa di sipil kemudian masuk lingkungan tentara, di mana hubungan senior-yunior sangat terasa. Boroboro ketemu istri Panglima,
kepada istri senior saja takut. Tetapi menurut saya semua itu ada hikmahnya; ada hal yang bisa kita ambil manfaatnya selama kita berpikiran positif,” akunya sebagai anggota PIA yang baru. Komitmennya sebagai pendamping suami diwujudkan dengan membagi waktu sebaik mungkin. Pekerjaan di luar rumah yang pernah dilakoni diambil part timer saja, sedang separuhnya lagi untuk keluarga. Kompak Pasangan Marsekal TNI
Subandrio dan Ny. Sri Esa Fitriana Subandrio termasuk pasangan yang kompak dalam mendidik anak. Mereka tidak memanjakan anak dengan harta benda, tetapi melimpahinya dengan cinta dan kasih sayang. Tidak heran, meskipun ketiga anaknya perempuan, mereka juga dekat dengan ayahnya. Mereka tumbuh menjadi anakanak cerdas dan tidak neko-neko. Anak-anak diberi kebebasan untuk memilih apa yang menjadi ketertarikannya untuk sekolah maupun mengembangkan hobinya. Sebaliknya
Edisi April 2008 89
Profil
sebagai orang tua, Bapak dan terutama Ibu Subandrio siap menjadi pendengar setia dan teman curhat anak-anak. Saat ini, anak pertama mendapat beasiswa S-2 di Australia, kedua masih kuliah di London School, dan si bungsu kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gajahmada. Di tengah-tengah kesibukan sekarang, Marsekal TNI Subandrio dan Ny. Esa Subandrio masih menyempatkan diri satu hari dalam seminggu, Sabtu atau Minggu khusus untuk keluarga. Pada hari itu mereka sharing, berkumpul bersama, tidak mesti keluar rumah, sekadar berkaraoke atau diskusi tentang buku, makan dengan sambel tumpang, atau acara lainnya yang benar-benar membuat semua anggota keluarga merasa lebih dekat dan akrab. Satu hal yang terus dijaga dalam menjaga keutuhan rumah tangga adalah selalu mencari persamaan pasangan, bukan perbedaan. Menurut Ibu Esa Subandrio, kita harus menyadari bahwa kita berbeda dengan pasangan, untuk menyatukan perlu penyesuaian dan pengorbanan. Kalau kita saling menginginkan lebih dari pasangan, nanti nggak ketemu. “Jadi jangan melihat perbedaannya saja, tetapi mari mencari persamaannya supaya ada titik temu,” nasihatnya untuk kaum Ibu khususnya di Angkatan Udara. Tidak Berkecil Hati Seringkali kita salah mengartikan bahwa ibu yang 90 Edisi April 2008
sukses adalah ibu yang berprofesi di luar rumah, sedangkan ibu rumah tangga masih dianggap profesi yang kurang bergengsi. Menurut Ibu Esa Subandrio tidak demikian. Apapun profesi kita, sebagai ibu tetaplah mampu menjadi perempuan yang berdaya guna. Apalagi bagi perempuan yang sudah berpendidikan tinggi, tentunya bisa lebih mengerti dalam mengarahkan dan
membina keluarganya. “Jangan lupa anak adalah masa depan bangsa, dan jangan pernah berkecil hati hanya karena menjadi ibu rumah tangga,” pesannya. Kepada seluruh anggota PIA Ardhya Garini Ibu Esa berharap: selalu positif thinking, jangan menjadi orang lain/ tidak harus sama dengan orang lain, dan bersosialisasi baik dalam masyarakat maupun dalam organisasi.*
Cover 3 Iklan Inkopau
Edisi April 2008 91
92 Edisi April 2008