DIRGAHAYU
RI
KE - 63 Kegiatan yang diselenggarakan oleh OSIS SMANSA pada tanggal 16-17 Agustus 2008 kemarin, dimaksudkan untuk memperingati HUT RI ke- 63. Tepat pukul 07.00 rombongan anak SMANSA diberangkatkan untuk jalan sehat. Jalan sehat kali ini juga menarik, selain rute yang cocok kegiatan yang dilombakan mengundang antusias penonton. Jalan sehat kali ini membutuhkan waktu 1 jam. Semua warga SMANSA ikut, baik kepala sekolah, guru, para karyawan TU, dan semua siswa. Pokoknya seru banget, deh …! Usai jalan sehat berbagai lomba disajikan oleh pengurus OSIS dalam peringatan HUT RI kali ini. Perlombaan yang dilaksanakan adalah jaring laba-laba, balap tongkat, kebersihan kelas, lomba mirip Bung Karno-Hatta, mading, dan fear factor. Lomba ini sangat menarik perhatian semua warga SMANSA. Apalagi fear factor yang mendapat sorotan lebih dari banyak siswa. Mengapa begitu? Karena dalam lomba ini diperlukan kecerdasan emosi dan kekuatan mental. Para peserta harus bersedia menghabiskan daun pepaya, mengkudu, dan air yang dicampur dengan irisan bawang putih. Ini merupakan tantangan tersendiri bagi para peserta khususnya. Dalam per lombaan ini peserta banyak yang bingung, ada yang santai sambil melahap hidangan tapi ada pula yang ingin muntah. Apalagi penonton, mereka berteriak-teriak keheranan dengan ulah-ulah yang mereka lakukan. Ada juga sedikit kendala dalam pelaksanaan perlombaan yaitu pada saat acara jaring laba-laba. Salah satu siswa terjatuh akibat kekurangsiapan panitia dalam perlengkapan. Tapi hal itu dapat segera diatasi. Dengan begitu perlombaan lainnya pun berjalan lancar. Ini semua karena terjalin kerjasama yang baik antara panitia lomba (OSIS) dan para pesertanya. Akhirnya, kegiatan perlombaan ini selesai sekitar pukul 13.30 WIB dengan meninggalkan banyak kesan atau pengalaman. Semoga ada manfaatnya bagi kita semua. Harapan kami semoga tahun depan dapat lebih baik lagi dan lebih semangat lagi. GO ... SMANSA !!! (dwer’n)
Karnaval 2008 (
Jaranan ala - SMANSA )
Memang sudah diniatkan oleh bapak dan ibu guru SMANSA untuk membuat gebrakan baru saat karnaval agustusan tahun. Tepatnya tanggal 28 Agustus acara ini terselenggara. Semua harapan yang telah terprogran benar-benar menjadi kenyataan, dengan melibatkan semua warga SMA NEGERI 1 KESAMBEN tanpa terkecuali untuk menampilkan sajian karnaval yang OK, punya! Setiap kelas harus menampilkan sebuah tema yang telah ditentukan. Mulai dari tema keagamaan, sosial, politik, hukum, pendidikan, sejarah kepahlawanan, profesi dari segala
bidang (petani, guru, pengusaha, bidan, dokter, hakim, dll), perangkat keamanan negara, bidang teatrikal khusus kelas XII Bahasa. Satu lagi yang menhebohkan, yaitu kehadiran kesenian jaranan yang ditampilkan oleh kelas XI IPA 3 juga ikut menghiasi karnaval ini, didukung oleh bapak-bapak guru yang punya over-body, mendapat suatu kehormatan untuk menjadi Warok. Yah ... awalnya memang sedikit “shock” anak-anak A.3, karena merasa malu jika ditertawakan teman-teman kelas lainya. “Haah … jaranan ?!!” seru meraka kaget. Apalagi semua diwajibkan memakai kostum lengkap beserta atributnya juga. So, pasti baju atasan sakerahan, yang warnanya merah-putih-merah seperti orang Madura (kalau di sini biasanya dipakai oleh orang-orang yang jualan sate khas Madura. ‘Duh remak’ …??? Booo abooo!!! Hii ngeri!” celoteh mereka. Dan tentunya bukan jaranan, jika memakai celana safari atau hitam polos model borju. Jadi, harus memakai celana kolor hitam polos model kombor, plus bersepatu lagi…hii !!!. Ehm ….. tak pernah sedikit pun terbayang di benak anak-anak A3. Latihan hanya sekitar 2 haria. So, pasti benar-benar latihan gerakan ala jaranan. Membawa cemeti dan yang paling khas lagi, yaitu naik kuda-kudaan. Terus dipecut-pecutkan di jalan cemetinya, ditambah gerakan mimik wajah dan tangan yang digerakkan dari kiri ke kanan sambil terus memutar cemeti. Musiknya diiringi oleh bapak-bapak guru kita sendiri. So, SMANSA banget pokoknya !?. Kata Pak Agus Triyono, wali kelas XI IPA 3 musik dan tarianya diambil dari jaranan khas Tulungagung. Dengan semangat ‘45 Pak Agus, Pak Hariyono, Pak Ton (satu-satunya guru seni musik kita yang beralamat di LG, alias Lor Gunung) mengajari anak A.3 dengan sabar tapi sedikit marah-marah, karena teman-teman agak lemot ! Tapi, akhirnya saat karnaval penampilan A3 tidak memalukan. Nereka juga berdandan secara maksimal sampaisampai ada di antara mereka yang matian-matian dandan nebeng make-up tentangganya yang mempunyai sanggar tari jaranan biar tampil, OK. ”Sekalian gila tapi baik”, itulah motto bunuh diri anak A.3. Benar-benar sangat memuaskan dan mereka bisa lega setelah sampai di finis. Beberapa minggu kemudian Pak Agus mengatakan bahwa SMA NEGERI 1 KESAMBEN menjadi pemenang juara 1 karnaval se-Kecamatan Kesamben karena penampilannya sangat menarik dan kreatif, terutama terkesan dengan jaranannya. Kaenaval tahun-tahun sebelumnya memang belum ada yang antik dan unik. Pak Agus tertawa senang diikuti oleh semua anak A.3 yang juga melakukan unjuk gigi ala senyum pepsodent di televisi. Banyak penonton berdecak kagum dengan penampilan SMANSA. “Terima kasih Pak Agus, dan juga Bapak Ibu Guru yang dengan penuh kesabaran selalu membimbing kami sehingga mendapatkan hasil yang mengagumkan.” Walau barangkali waktu latihan kami grogi karena dilihat Bapak Kepala Sekolah kita tercinta, sampai beliau tersenyum melihat bapak-bapak guru yang sedang emosi dalam melatih anak-anak. Kata salah satu anak A3, ”Aduh Pak, kami grogi karena dilihat kepala sekolah, jangan dimarahi terus to, Pak!” Kata Pak Agus setelah melihat tayangan ulang di laptop Pak Budiono, penampilan SMANSA memang OK dan penuh kreasi, yang banyak dishooting jarananya. Ada salah satu anak A.3 yang begitu gesit dan energik saat menari. Sampai-sampai Pak Budiono terkesan dibuatnya. “Anak ini sangat pantas jika menjadi penari jaranan sesungguhnya,” tutur Pak Budiono. Tidak hanya Bapak Kepala Sekolah atau bapak-ibu guru SMANSA saja yang lega menikmati sajian dari anak-anak SMANSA saat karnaval, tetapi semua warga yang berduyun-duyun menyaksikan dari lapangan Pagerwojo sampai lapangan Babadan sangat puas menikmati sajian dari kami, dan bagi yang tidak menyaksikan pasti menyesal. Masih ada lagi satu karnaval dadakan setelah liburan puasa di SMANSA kita yang diiringi anak-anak OSSANSA dengan menggunakan kebaya. Ternyata itu adalah sebuah hukuman buat anak-anak yang saat karnaval tidak hadir. Padahal sekolah sudah mewajibkan karnaval ini tanpa terkecuali dan boleh tidak mengikuti asalkan mohon izin atau sakit. Apabila ada yang tidak ikut kaenaval, mereka harus mengambil resiko mengadakan karnaval sendiri di SMANSA berkeliling sampai 5X atau membayar denda Rp. 50.000,00 (Siapa juga yang mau, mahal !!!) Tapi sayang ada beberapa bapak ibu guru yang tidak ikut karnaval tujuhbelasan, tidak konsekuen dengan kesepakatan bersama. Beliau lari terbirit-birit dari tanggung jawab dan tidak mau ikut karnaval dadakan (malu mungkin?). “Jangan hanya kami saja yang dihukum Pak, Bu! Kami perlu suri tauladan dan figur yang baik!,” keluh mereka. (K@RI!/!@ ~ €X )
** DIESNATALIS SMANSA ** Ke-14
Lomba Paduan Suara dan Pop Singer Pop Singer dan Paduan Suara adalah salah satu dari perlombaan yang diadakan dalam diesnatalis SMANSA ke -14 pada tanggal 25 Oktober 2008. Ada yang berbeda pada lomba pop singer kali ini. Kalau tahun lalu setiap peserta diwajibkan membawa kaset sendiri, untuk tahun ini peserta lomba pop singer diiringi langsung oleh band papan atas SMANSA. Sobat FM pasti sudah tahu nama band ini. Setiap kelas diwajibkan menampilkan 2 orang, 1 pi dan 1 pa untuk membawakan lagu yang telah ditentukan oleh panitia. Lagu yang harus dibawakan antara lain, group band Laluna, Lobo, Kerispatih, Asbak, dan Bunga Citra Lestari. Syukurlah perlombaan ini dapat berlangsung dengan baik. Tidak kalah menariknya, yaitu lomba paduan suara. Setiap kelas harus mengirimkan 15 orang dalam lomba ini. Mereka harus membawakan lagu Mars SMANSA dan Hymne SMANSA. Pemenang lomba Paduan Suara adalah kelas XII IPS 3 (Selamat buat pemenang tingkatkan selalu kualitas suara kalian). Lomba dance juga tak kalah menarik, karena bisa membuat mata para penonton tak berkedip. Pemanang lomba dance adalah kelas XII IPA 1. Penilaian berdasarkan kekompakan kelompok, keseragaman, dan kreatifitas.
SMANSA CUP
Sekarang memang lagi musimnya sepak bola. Sampai-sampai sluruh stasiun televisi menyiarkan pertandingan sepak bola baik nasional maupun internasional, yang menampilkan para pemain yang hebat dan ternama. Sobat FM penggemar atau fans berat sepak bola pasti tidak mau melewatkan pertandingan – pertandingan seru tersebut. Sekolah kita juga mengadakan perlombaan yang menarik dalam peringatan HUT ke 14, yaitu salah satunya sepak bola (SMANSA CUP). Perlombaan memperebutkan piala bergilir SMANSA CUP. Seluruh peserta dan panitia adalah warga SMANSA sendiri. Peserta SMANSA CUP mulai dari kelas X sampai kelas XII. Pelaksanaannya selama dua bulan, setiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu sekitar jam 14.00 WIB di lapangan Babadan. Setiap hari selalu ramai dibanjiri para pemainnya (he … he …) karena yang menonton sangat sedikit. Salah satu penyebabnya karena sekarang sedang musim hujan. Jadi, teman-teman malas keluar rumah dan takut jatuh sakit untuk menyaksikan SMANSA CUP. Tapi, ada juga yang merelakan diri sampai kehujanan hanya untuk menyaksikan dan menjadi supporter klub / pemain favoritnya. Sebagai pemenang SMANSA CUP adalah kelas III IPS A dengan mengalahkan regu yang sangat tangguh yaitu kelas XI IPS 1. Selamat kepada pemenang SMANSA CUP. Pertandingan SMANSA CUP juga menggunakan aturan, lho! Sama seperti permainan sepak bola nasional maupun internasional (walau tidak sama persis) Di antarannya, setiap team yang tidak on time alias terlambat pasti akan mendapatkan sanksi, yaitu setiap keterlambatan 5 menit, panitia akan memberikan satu goal untuk team lawan (kerugian bagi team yang terlambat). Padahal satu goal, bagi pemain bola begitu sangat berharga. So, kalau 15 menit team yang terlambat itu belum memasuki lapangan, maka team tersebut dianggap kalah 3-0 (artinya sudah menyerah, kalah). Ada lagi sanksi yang lumayan membuat para pemain jadi bokek, yaitu bagi para pemain yang mendapatkan kartu kuning dia akan didenda sebesar 10.000 rupiah dan jika mendapat kartu merah didenda 20.000 rupiah (besar sekali). Bayangkan jika mendapat sekali kartu kuning ditambah satu kartu merah bisa berarti harus membayar denda sebesar 30.000 rupiah (Siapa yang salah? Peraturan atau pemainnya?) Seharusnya uang bisa ditabung atau buat nambah uang saku, eh …, justru terpakai hanya untuk bayar denda? Kompetisi SMANSA CUP kemarin sempat permasalahan, yaitu kontroversi yang terjadi antara panitia dan pengelola lapangan. Mengapa? Kabar yang beredar karena pada waktu itu gawang yang ada di lapangan sedang dicat (biar bagus) sehingga akhirnya pertandingan pun dipindah ke lapangan Brongkos. Walaupun begitu pertandingan SMANSA CUP tetap berjalan dengan lancar. SMANSA CUP is the best!!
TUMPENG SMANSA Tidak afdol rasanya kalau diesnatalies tidak ada acara tumpengan. Apalagi kita orang Jawa. Pada diesnatalies yang ke- 14 SMANSA mengadakan lomba menghias tumpeng. Seluruh siswa kelas X – XII wajib mengikuti lomba tersebut. Kalau tidak tentu ada konsekuensinya yaitu membayar denda Rp 65.000,- (mahal, kan?). Lomba Tumpeng ini digelar pada hari Jum’at tanggal 24 Oktober 2008, pukul 08.30 seusai jantung sehat. Penilaian tumpeng berdasarkan keindahan, rasa, dan kelengkapan menu yang ada. Lomba ini berlangsung cukup meriah, walaupun pesertannya belum 100% ikut (mungkin karena belum siap). Setiap ada perlombaan pasti ada yang menang dan yang kalah. Selamat dan sukses buat kelas XI IPS -1 sebagai pemenangnya. Bagi teman-teman yang belum mendapat kesempatan menang jangan bersedih, masih ada kesempatan di tahun depan. Kegagalan adalah awal dari kesuksesan, semangat terus yaa, untuk jadi best of the best. Ok. (chAn’ty & FRK)
Suara SMANSA Ternyata Bagus Juga........! Hai, … sobat Fm, tentunya kalian sering mendengar paduan suara SMANSA. Pasti, dong! Ekstra yang dibina oleh Pak Suhartono ini, sangat menarik. Tak disangka paduan suara SMANSA sudah mewakili Kabupaten Blitar di tingkat Propinsi Jatim. Wah, hebat kan! Kak Bayastrij yang sering dipanggil Kak Astrid dan kawan-kawannya tahun lalu sudah mewakili sekolah sekaligus Kabupaten Blitar, untuk megikuti lomba Paduan Suara di Surabaya. Seru, kan! Lalu saat upacara 17 Agustus dan upacara Hari Pramuka, paduan suara SMANSA juga didaulat untuk menjadi tim paduan suara dalam acara tersebut. Tidak ketinggalan, waktu penutupan acara agustusan di Kecamatan Kesamben. Paduan Suara kita juga unjuk gigi. Sebenarnya paduan suara SMANSA sering muncul, tetapi kurang berkesan di hati banyak orang, bahkan terkadang menyepelekannya. Tapi, jangan salah! Kalau tidak ada tim paduan suara SMANSA, siapa yang menyanyikan lagu kebangsaan atau nasional pada waktu upacara, perlombaan, atau pensi? Hayo, berarti jasa mereka banyak sekali, kan? Apalagi Pak Ton sebagai pelatih, selalu sabar membimbing sampai mereka nernyadi dengan indah dan merdu. Sobat FM, tahu kan? Kemarin waktu malam Minggu sebelum puasa, paduan suara SMANSA diundang di kecamatan Kesamben. Jantung berdebar kencang saat mereka unjuk gigi. Bagaimana tidak berdebar-debar karena yang memyaksikan para pejabat penting. Tidak ketinggalan juga, saat itu Osa (Idola cilik) bersama kakak dan ibunya juga datang di pesta penutupan agustusan itu. Setelah selesai pentas rasanya lega sekali. Yah, meskipun tidak sesuai dengan rencana karena banyak gerakan yang lupa tapi banyak oarang memuji-muji kita. Semua orang terkesan melihat paduan suara SMANSA yang dikomandoni oleh Pak Ton itu. Nah, .... orang luar yang bukan warga SMANSA saja mengakui kredinilitas paduan suara SMANSA. Masak kita waega SMANSA tidak bangga? Kalau mengaku bangga dengan paduan suara SMANSA, kita harus mempertahankan ekstra tersebut. Tingkatkan prestasi paduan suara SMANSA. Jangan dibuat main-main!. Apalagi kalau upacara hari Senin, kalau tidak dipanggil lewat speaker, tim paduan suara belum juga muncul. Jadi, mulai sekarang para tim paduan suara tingkatkan kedisiplinan dan terus berlatih supaya menjadi kebanggaan keluarga besar SMANSA. Okey! PADUAN SUARA SMANSA CAYOOOOOOOO! (Sofi)
Ssttt ..... ADA GUS DI SMANSA, lho ... !!! Falen itulah nama panggilan sehari-hari. Nama aslinya FAIKY ENGGAR KUSUMA. Apa hubungannya dengan panggilan Falen...? Ya, dari pada pusing-pusing, mari kita tanya langsung pada orangnya di kelas XI IPS 1. Falen memiliki postur tubuh yang ideal, tinggi sekitar 176 cm. Anak kelahiran Blitar, 16 November 1991 ini mempunyai segudang prestasi nonakademik. Salah satunya, yaitu diraihnya gelar Gus di ajang pemilihan “Gus & Jeng” di Kabupaten Blitar. Ternyata hebat juga, ya! Pada akhir bulan Juli kemarin, Falen mewakili SMANSA mengikuti audisi Gus & Jeng se-Kabupaten Blitar, ia tidak sendiri. Ada Kak Ivana dari kelas XII IPS 3. Hanya sayang, saat audisi Kak Ivana belum beruntung seperti Falen karena yang diambil hanya 20 orang dari 100 peserta yang ada. Bu,t jangan patah semangat, ya!. Siapa tahu kesempatan datang tahun depan. Perjuangan Falen belum berakhir sampai di sini. Dia masih harus mengikuti beberapa tes untuk diseleksi lagi menjadi sang juara. Tes tersebut di laksanakan di gedung LEC Blitar, tentunya masih bersama finalis-finalis lainya yang masuk 20 besar. Selain dari SMANSA juga ada dari SMA/MA/SMK, Universitas, dan masyarakat umum se-Kabupaten Blitar. Di sana para finalis diuji kemampuannya dengan tes tulis seputar kepariwisataan, wawancara menggunakan bahasa Inggris, dan talenta mereka di bidang seni. Wah, ternyata tidak gampang untuk menjadi sang juara. Ehh, tunggu dulu ternyata masih ada tes yang lain. Apa lagi Falen lolos di 10 besar, dari 20 pasangan yang tereliminasi. Pokoknya tes demi tes harus dilalui demi menjadi sang juara. Peserta yang lolos 10 besar menjalani karantina selama 1 minggu penuh. Saat karantina para finalis mendapat materi banyak sekali, seperti bagaimana menjadi Gus & Jeng yang baik, belajar berbahasa Inggris dengan baik, pergaulan sehari-hari, tentang remaja, dan tidak ketinggalan tentang tempat pariwisata yang ada di kabupaten Blitar. Pembinanya dari Sekda, alumni Gus & Jeng 2007 dan dihadiri oleh Bapak Bupati Blitar. Selain itu di akhir masa karantina para Gus dan Jeng diberi kesempatan untuk berkunjung ke panti jompo tepatnya di daerah Wlingi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk melakukan bhakti sosial, sekaligus sebagai penutup kegiatan-kegiatan yang lain. Selama satu Minggu, para finalis dituntut untuk bisa mempraktekkan apa saja yang sudah diajarkan oleh Pembina dalam kehidupan sehari-harinya. Mulai dari bagaimana cara menata diri, sampai cara makanpun harus sesuai dengan apa yang sudah diajarkan pada saat karantina. Malam penobatan Gus & Jeng 2008/2009 pun sudah di depan mata. Malam penobatan ini dilaksanakan di gedung kantor Wali Kota Blitar. Di malam yang menegangkan itu Falen dan para finalis lainnya masih di uji dengan beberapa pertanyaan yang berupa tes tulis maupun tes lesan. Falen mendapat pasangan dari SMAN 1 Blitar. Falen memang patut diacungi jempol. Meskipun dia belum menduduki peringkat teratas, namun usahanya membuahkan hasil. Falen dan pasangannya meraih gelar Gus & Jeng wakil pertama setelah sang juara Gus & Jeng Kabupaten Blitar yang diraih oleh siswa dari Man Tlogo dan pasangannya dari Universitas Brawijaya. Hebat kan ...? tidak disangka SMANSA bisa melahirkan seorang siswa yang dapat dipercaya sebagai wakil sekolah. Tidak ketinggalan juga rentetan hadiah di boyong para juaranya. Hadiahnya tidak kalah menarik, selain tropi dan piagam Gus & Jeng 2008/2009 juga masih banyak bingkisan dari berbagai sponsor, uang tunai and yang paling seru nih, berlibur ke pulau Dewata, yaitu Bali. Enak kan jadi juara, semua karena hasil dari usaha mereka sndiri. Sudah sepatutnya kita semua berterima kasih kepada mereka yang sudah membawa nama baik sekolah kita ini. Jika ingin sukses, kita harus berusaha dan tak lupa berdo’a agar kita mendapat hasil yang memuaskan. Semoga SMANSA selalu JAYA ...! ($as/Sovi)
SAATNYA OSIS / MPK BERLIBUR Kegiatan apa saja yang dilakukan pengurus OSIS selain mengurusi kegiatan sekolah?. Bosan juga kalau setiap hari disibukkan dengan kegiatan di sekolah. Oleh karena itu sekolah membuat program holiday from OSIS and MPK. Tahun ini OSIS memilih tempat liburan ke Balai Kambang, tepatnya tanggal 18 - 19 Oktober 2008. “Selain tempatnya tidak terlalu jauh, di sana terdapat pemandangan yang indah,” ungkap salah satu anggota OSIS. Perjalanan dimulai pukul 15.30 WIB dari SMANSA. Terlihat semangat anak-anak yang mengebu-gebu dan penuh rasa ketidaksabaran untuk segera melenggang menuju pantai. Para pendamping, yaitu Pak Imron, Pak Parnadi, Pak Kuswoko, dan Pak Hariono. Perjalanan sangat mulus dan tiba disana sekitar pukul 19.30 WIB. Perjalanannya membuat perut keroncongan, dan memaksa kami untuk membuka bekal. Tak lupa kita membuat perapian kecil di dekat bibir pantai, setelah selesai mendirikan tenda. Malam pertama berjalan sangat seru! Sampai akhirnya karena kelelahan membuat kami tertidur lelap, sehingga terasa malam begitu sangat singkat. Fajar dengan cepat menampakkan dirinya dengan sempurna. Kita semua dikagetkan dengan keadaan alam kali ini, air laut surut sampai 100 m lebih sehingga kita bisa melihat indahnya karang dan binatang laut. Siang itu, waktu dihabiskan dengan bermain-main pasir di pantai dan menikmati suasana di sekitarnya, hingga air laut kembali pasang sekitar pukul 09.00 WIB. Setelah kami puas bermain di sekitar pantai perjalanan dilanjutkan ke Pulau Wisanggeni untuk membeli souvenir unik. Setelah itu kami menuju Ismoyo, yaitu pulau kecil yang khusus digunakan untuk sembahyang masyarakat Hindu di sekitar Ismoyo. Tak terasa waktu berlalu begitu cepat dan memaksa kita untuk kembali pulang. Kami harus mengucapkan salam perpisahan good bye untuk laut lepas nan biru, serta hamparan pasir yang luas. Liburan OSIS/MPK kali ini sangat bermanfaat. Selain untuk menghilangkan stress juga untuk menambah wawasan baru, meski demikian OSIS/MPK kita tetap setia mengabdi pada SMA NEGERI 1 KESAMBEN. BRAVO... (saske)
GALANTARA X111 SMANSA
Rabu, 18-21 Juni 2008 merupakan hari pertama panitia galantara untuk bermukim di Tempur Sari, Ngadirenggo. Tepatnya di bawah Gunung Kawi di daerah Serahkecong. Galantara merupakan diklat bagi calon-calon pengurus OSIS berikutnya. Di dalamnya terdapat penggeblengan mental yang cukup keras untuk membuktikan seberapa kuat mental calon pengurus OSIS. Pada hari pertama, sekitar pukul 12.00 WIB panitia tiba di lokasi. Di sana panitia tidak langsung duduk santai, tetapi mereka mulai mempersiapkan tempat camp. Di lokasi inilah nantinya panitia akan menguji mental para peserta secara serius. Hari pertama, mereka menyesuaikan diri dengan alam sekitar dan penduduk setempat. Waktupun berlalu, tanpa terasa fajar terbenam dan malam pun menyambut kami. Semilir dan dinginnya angin semakin membuat kami lelah. Di antara kami ada yang tidur, ngobrol, dan ada pula yang bermain gitar. Tanpa terasa pagi pun menjemput, dinginnya air di daerah ini membuat kami malas mandi, karena di sana airnya sangat dingin. Tapi jangan salah sangka dulu, kami semua masih menyempatkan untuk mandi. Usai mandi semua panitia mempersiapkan Upacara Pembukaan. Waktu pun menunjukkan pukul 07.00 WIB sang fajar mulai menampakkan sinarnya di hamparan perkebunan teh itu. Sambil menunggu datangnya peserta, panitia tidak hanya bermalas-malasan, tetapi kami mulai mengakrabkan diri dengan masyarakat dan alam sekitar yang hanya dikelilingi hamparan perkebunan teh. Ada yang bermain di sungai, ada yang menjelajahi hutan di sekitar camp, dan ada juga yang sibuk memasak. Detik demi detik berlalu membuat kami merasa khawatir, dan jengkel. Karena suara truk yang hilir mudik. Hal itu membuat kami tertipu, sebab setiap dilihat ternyata hanya truk
pengangkut pasir dan batu. Padahal kami menunggu kedatangan truk yang membawa peserta diklat. Pukul 13.00 WIB terdengar “Tet ... tet …,” terdengar suara klakson dari sebuah truk telah datang. Semua panitia senang dan lega, karena peserta telah tiba. Pendirian tenda dan kegiatan baksos oleh peserta dimulai, dan dilanjutkan dengan upacara pembukaan. Upacara pembukaan yang dibuka langsung oleh Ircham Ardinata (ketua OSIS), karena Pembina dan dewan guru masih menyelesaikan tugas dari sekolah terkait dengan kelulusan kelas XII. Meski begitu upacara pembukaan Galantara ini berjalan lancar. “Teng…teng…teng..!”, lonceng berbunyi dan para peserta langsung berbaris. Di sinilah tantangannya, semua tahu, badan capek dan letih. Tapi pengurus OSIS tidak boleh bleyer, dan untuk mengatasi itu diadakan chek-in barang-barang yang sudah ditentukan panitia. Chek-in ini sengaja di lakukan untuk mengetahui seberapa besar tanggung jawab, kekompakan, dan kedisiplinan peserta. Tetapi, masih banyak kesalahan yang dilakukan oleh peserta, sehingga panitia memberikan sanksi fisik yang sesuai dengan kesalahan. Acara demi acara pun dilanjutkan, kegiatan pada hari pertama ini berjalan lancar, hingga akhirnya malam pun menjelma, seperti biasa hawa dingin masih mengikuti. Apa lagi para peserta yang masih sehari di sana pasti merasa kualahan dengan hawa dingin. Kegiatan malam pun berjalan. Ada sedikit peserta yang tidak tahan dengan hawa dingin, hingga akhirnya dia beristirahat di tenda medis. Keluhan yang dialami seperti sakit magg, masuk angina, dan pusing-pusing. Kegiatan malam ini berlangsung hingga larut malam, sekitar pukul 24.00 WIB. Setelah itu semua peserta tidur, sementara panitia sibuk menyiapkan kegiatan-kegiatan untuk keesokan harinya. Tidur kami pun begitu singkat. Tiba-tiba para peserta dibangunkan oleh lonceng yang nyaring dan itu tandanya dimulailah hari kedua. Pagi-pagi betul mereka di persiapkan untuk ibadah, mandi, makan dan lainnya. Agar kedisiplinan mereka benar-benar terlatih. Apa lagi saat makan, kekompakan dan kedisiplinan merupakan tanggung jawab kelompok, apabila tidak, mereka akan menerima kuah yang menyenangkan. He…he…, tapi enak juga kuahnya, apa lagi kuahnya kan, gratis! Seperti hari kemarin, hari kedua di sini diisi oleh banyak materi dari dewan guru. Selain materi, kegiatan lapangan juga diajarkan pada peserta. Memasuki malam kedua untuk menjaga stamina dan semangat, para peserta di berikan minuman extra yang enak, yaitu campuran jahe dan susu yang masih hangat. Ketika peserta tidur tak berapa lama mereka dibangunkan oleh para senior. Karena malam itu adalah malam penggemblengan mental yang dilakukan oleh panitia dan beberapa kakak senior yang dulu pernah menjabat dikeanggotaan OSIS. Ada yang takut bahkan ada yang mau menangis. Tapi, itu adalah respon yang wajar sebagai peserta diklat. Mengingat mereka dilatih, untuk menjadi para pemimpin yang disiplin dan mandiri. Pagi-pagi buta, para peserta dibangunkan dan digebrak kembali, setelah itu mereka disuruh ibadah, mandi dan bersih-bersih lingkungan dan persiapan perlengkapan untuk sarapan serta persiapan untuk memamerkan hasil karya kakak-kakak panitia. Tepat pukul 07.00 WIB tim tata rias OSIS beraksi dengan peserta sebagai kelinci percobaan. Pameran rias pun dimulai. Acara ini merupakan acara yang di tunggu panitia, karena selain lucu mereka juga akan menampilkan password yang sudah dibuatkan panitia. Setelah semua selesai, kegiatan pun usai dan semua peserta berkumpul, lalu mereka mandi, tepat pukul 13.00 WIB panitia segera mengadakan upacara penutupan. Dengan berakhirnya upacara penutupan itu, maka berakhir sudah seluruh kegiatan yang di bebankan kepada peserta. Tidak ada lagi panitia, peserta, dan peraturan serta tidak ada lagi yang mengikat. Untuk acara perdamaian panitia sebagai peserta dan peserta sebagai panitia.
Ketika ditanya mereka mengaku bahwa menjadi panitia tidak semudah membalikkan telapak tangan karena ternyata setiap kegiatan diperlukan kebersamaan. Tanpa terasa, truk sudah menanti kepulangan kami dan semua orang pun meninggalkan kawah Candradimuka. Desa Tempursari, desa yang memberi sejuta pengalaman dalam berorganisisi dan hidup mandiri. GOOD BYE, kami akan mengingatmu. Alhamdulillah, akhirnya tibalah kami di SMA Negeri 1 Kesamben dengan selamat dalam perlindungan Allah. Meski capek kami senang karena banyak bingkisan yang kami bawa untuk memajukan OSIS di masa berikutnya. (Dern’w)
Laporan Pertanggung Jawaban Osis ( LPJ OSIS ) Kegiatan LPJ dilaksanakan Kamis, 20 Agustus 2008. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kinerja OSIS, yaitu melaporkan dan mempertanggungjawabkan hasil-hasil kegiatan selama setahun berdasatkan program kerja yang telah dibuat. LPJ kali ini dilaksanakan di Aula (kelas XII S 2 dan XII S 3). Masing-masing seksi bidang (sekbid) melaporkan program kegiatan dan hasil yang telah diperoleh selama setahun masa bakti 2007/2008, kemudian MPK dan Pembina OSIS mengevaluasinya. Dengan LPJ ini bisa diketahui sejauh mana kinerja pengurus OSIS masa bakti 2007/2008 ini. Kegiatan ini dihadiri para pengurus OSIS dan MPK tanpa kecuali beberapa dewan guru antara lain, Bapak Widi, Bapak Kuswoko, Bapak Prawoto, Bapak Suprianto, Bapak Hasan Bisri, Bapak Imron, Bapak Supriono, dan Bapak Dwi Widodo. Laporan ini merupakan laporan yang terakhir sekaligus menutup program kerja pengurus OSIS masa bakt 2007/2008. Laporan ini dapat diterima dan dipertanggungjawakan hingga akhirnya kegiatan ini ditutup dengan do’a bersama yang dipimpin oleh Bapak Hasan Bisri. Semoga apa yang di lakukan penggurus OSIS masa bakti 2007/2008 ada manfa’atnya bagi sekolah dan siswa khususnya. “Belajar jujur lebih sulit, dari pada berbohong”. (Dern’w)
HALAL BIHALAL Senin, tepatnya 09 Oktober 2008, pagi yang cerah menyambut kami umat manusia. Suasana yang bersahabat, menambah semarak hari yang fitri. Aktifitas sekolah terlihat ramai dan terus berjalan, meski hari itu adalah hari pertama masuk sekolah, setelah dua minggu libur puasa dan hari raya idul fitri. Sejak pukul 07.00 WIB. Sudah banyak siswa berdatangan di sekolah, OSIS sibuk dengan persiapan apel pagi yang dimulai pukul 07.30, sebagai pembina apel pagi ini Bapak Imam Safi’i. Dalam amanatnya, disampaikan berbagai macam nasehat dan informasi yang menyentuh hati. hususnya dalam hal ibadah didalam Agama Islam. Semua siswa hening mendengarkan dengan penuh keseriusan. Satu jam pun berlalu, apel pun ditutup dengan ucapan Alhamdulillah Hirobil Alamin. Selesai apel kegiatan pun dilanjutkan dengan kegiatan halal bihalal dengan berjabat tangan kepada Kepala Sekolah, Guru, para karyawan TU, dan siswa-siswi SMAN 1 Kesamben tentunya. Kegiatan halal bihalal juga di iringi dengan sholawat Nabi yang dinyanyikan oleh sahabat kita Yohana dan teman-teman. Semua tak ada yang terlewati saat berjabat tangan. Memang cuaca saat itu sangat cerah hingga banyak teman-teman yang berkeringat. Leher dan tangan pun terasa capek, meski begitu suasana saat itu menyenangkan dan banyak manfaatnya. Usai halal bihalal siswa masuk kelas untuk mengambil tasnya. Dewan Guru mengadakan rapat dan pada hari itu tidak ada KBM terpaksa semua siswa dipulangkan pukul 11.00 WIB. Tentunya perasaan warga SMANSA semua bahagia, karena dengan halal bihalal ini terhapuslah dosa kita dengan scor akhir 0-0. Selain halal bihalal di atas sebenarnya Bapak Ibu Guru juga mengadakan halal bihalal yang diselenggarakan di kediaman ibunda tercinta Dra. Binti Hindriyani di Selorejo. Acaranya walaupun sederhana namun sangat mengesankan karena semua Bapak Ibu Guru beserta keluarga semua hadir. Petuah-petuah dari Bapak Ustadz juga mewarnai kegiatan tersebut walau para hadirin banyak yang sampai terkantuk-kantuk Semoga di tahun depan masih ada umur bagi kita dalam beridul fitri dan berhalal bihalal bersama warga SMANSA. Minal ‘aidin wal faizin taqoballahu minna wa minkum taqobal yaa kariim … (Dern’w)
Dua Alternatif Penerimaan Siswa Baru Pada tanggal 26-29 Mei 2008, SMAN 1 Kesamben sedang melaksanakan tugas rutinnya yaitu penerimaan siswa baru. Namun, kali ini ada yang berbeda. Berdasar UU no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), SMAN 1 Kesamben menggunakan 2 jalur untuk penerimaan calon siswa baru yaitu dengan jalur PMDK (Penelusuran Minat Dan Kemampuan ) dan SST (Sistem Skoring Terpadu ). PMDK dilaksaakan lebih awal yaitu 26-29 Mei 2008, dengan tujuan menjaring siswa baru yang berbakat dalam bidang nonakademik dan akademik serta memberikan kesempatan kepada siswa berbakat untuk memilih sekolah sesuai dengan keinginanya. Dalam hal ini, calon siswa diharapkan memiliki potensi, baik akademis atau nonakademis yang dibuktikan dengan sertifikat / piagam penghargaan minimal juara tingkat Kabupaten. Peserta PMDK harus memenuhi semua syarat yang telah ditetapkan beserta tata cara pendaftaranya. Selain itu peserta PMDK juga mengikuti kegiatan wawancara seleksi dan seleksi unjuk kemampuan bagi peserta PMDK jalur nonakademik. Selanjutnya, yaitu pembobotan nilai akademik diambil dari nilai rata-rata rapor kelas VII s. d. semester ganjil kelas IX dan nilai rata-rata sekolah nilai Ujian Nasional. Nilai nonakademik dengan jumlah perolehan piagam x skor x bobot dengan syarat jika kejuaraanya beregu dan nama peserta didik tidak tercantum dalam piagam maka harus disertai dengan surat keterangan dari polsek. Jalur PMDK mendapat pengaruh besar bagi para siswa-siswi dengan banyaknya peserta PMDK yang terdaftar. Selain dengan PMDK, yaitu dengan jalur SST, jalur ini prosedur pendaftaranya hampir sama namun perbedaanya yang menonjol yaitu tata cara seleksinya dengan pembobotan potensi akademik, nilai ujian nasional, prestasi, dan asal daerah berdomisili. SST ini dilaksanakan pada tanggal 3-7 Juli 2008. SMA kita menerima sekitar 280 siswa dengan beberapa cadangan. Pengumuman terakhir jatuh pada tanggal 11 Juli. Tangis dan tawa menghiasi wajah mereka dan bersiap untuk melangkah maju. (dor@mi)
Penerimaan Tamu Ambalan Kegiatan ini sering disebut PTA, yaitu kegiatan rutini di SMANSA karena setiap siswa yang menjadi anggota sekolah tercinta ini harus mengikuti pelantikan dari penggalang menjadi penegak. Hari Sabtu malam Minggu adalah hari yang ditentukan untuk dimulainya pelantikan. Acara dimulai dari jam dua siang, kegiatan diawali dengan upacara pembukaan. Karena hari sudah semakin sore, dan pengecekan sudah selesai. Akhirnya pembagian kelas untuk istirahat ditentukan. Waktu istirahat dimanfaatkan untuk sholat dan bersih-bersih. Malam pun tiba dan digunakan untuk materi dipimpin oleh Bapak Kadis dan para panitia lain. Jam sepuluh malam, diadakan pelatihan untuk tamu sandi ambalan. Setelah diadakan pelatihan sandi ambalan, sekitar pukul 01.00 WIB kami melaksanakan jelajah malam. Pada kegiatan jelajah malam, banyak kejadian-kejadian yang sangat mengejutkan. Seperti, ada beberapa anak yang hilang kesadaran, dan ada yang jatuh pingsan karena takut. Pada jelajah malam tersebut kami semua harus melewati hutan ladang, semak-semak, dan yang paling menakutkan waktu kami harus melewati tempat pemakaman dan harus berjalan sendiri-sendiri. Di jalan, kami ada banyak kendala, selain ada suara yang mengagetkan dan tiba-tiba ada sosok yang menyerupai hantu seperti pocong jadi-jadian, dll. Tapi sebenarnya kami tahu kalau semua itu adalah ulah kakak-kakak Pembina, meskipun begitu kami tetap meneruskan perjalanan tanpa menghiraukan semuanya. Kami tiba di sekolah kira-kira pukul 04.00 pagi. Setelah itu ada sedikit waktu untuk istirahat dan sholat bagi yang beragama Islam. Selesai sholat dan istirahat, kami melaksanakan senam. Kira-kira berakhir pukul 06.00 WIB. Lalu dilanjutkan permainan-permainan dan makan pagi bersama di halaman sekolah sambil menunggu acara selanjutnya yang masih dipersiapkan oleh kakak Pembina. Acara selanjutnya adalah pemberian materi oleh Ibu Sutini dan Bapak Suprianto. Acara ini sangat membosankan. Banyak anak yang tidur, bergurau, dan tidak mendengarkan karena kami semua sudah sangat lelah. Dan yang ada pada pikiran kami hanyalah ingin cepat pulang, pulang dan pulang. Waktu menujukan pukul 11.00 WIB, acara yang kami tunggu-tunggu akhirnya sampai juga, yaitu upacara penutupan dan itu artinya sebentar lagi kita akan pulang. Setelah upacara penutupan selesai kita bersalam-salaman dengan kakak Pembina OSIS dan MPK. Salam Pramuka! (Agi & Oky)
Wujudkan Jurnalistik Bertalenta Pada tanggal 22 s. d. 23 Nopember 2008 lalu, Jurnalis SMANSA mengikuti Diklat Jurnalis di SMAN 1 Talun. Peserta Diklat kali ini bukan hanya dari SMANSA dan SMANTA, tapi dihadiri 7 sekolah yang ada di Kab. BLitar antara lain, yaitu SMKN 1 BLITAR, SMAN 1 GARUM, SMAN 1 BLITAR. Jumlah peserta seluruhnya sebanyak 140 siswa. Wah, banyak sekali, tapi sekolah kita hanya diwakili oleh dua anak saja, yaitu Anggi dan Sovi. Diklat kali ini dihadiri tamu spesial. Beliau adalah Kak Vinda Mayasari dan Kak Anita Reta. Mereka adalah jurnalis yang handal dan sudah banyak makan asam garam, tak lupa Kak Dewi, yaitu penyiar radio Rasma FM juga hadir. Mereka tidak hanya sebagai tamu, namun juga sebagai pemberi materi tentang kejurnalistikan. Tidak hanya itu, panitia di sana juga keren-keren dan ramah-ramah, lho! (He…he…) Kegiatan ini juga bekerja sama dengan Primagama Wlingi dan juga YP alias Yudi Prestasi. Jadi setiap peserta jurnalis mendapatkan diskon buat belajar atau les di lembaga pendidikan itu. Di sana juga diadakan beberapa lomba di antaranya lomba penentuan tema berita dan lomba MC. Yah..., meskipun SMA kita sudah mencoba mengikuti, tapi nasib baik belum berpihak pada kita. Ya..., tidak apalah!, yang penting kan sudah berusaha. Acara ini berjalan lancar. Karena para peserta saling berbagi pangalaman sehingga persahabatan antarsekolah terlihat semakin erat. Ehhhh…. Iya, Anggi juga ikut unjuk gigi, lho…? Anggi menyanyi lagu yang diiringi para anggota band dari SMANTA. Tema yang dipilih panitia ketika diklat, yaitu “Di sini kita bersama menjadi jurnalis bertalenta”. Semoga dengan adanya bekal pengalaman sahabat yang mengikuti diklat kali ini, para jurnalis SMANSA mendapatkan ilmu dan pengalaman, serta bisa mewujudkan jurnalis bertalenta, seperti tema yang diangkat saat diklat. Amiin (Anggi&sovia)
Pondok Ramadhan kita,
Biasa Saja? Acara satu ini, sepertinya sudah menjadi sesuatu yang wajib dilaksanakan untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan. Pondok Ramadhan, begitulah lazimnya acara ini disebut. Di SMA kita, acara ini dipisah menjadi 3 kategori. Kategori untuk yang kelas X, kelas XI dan kategori kelas XII. Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 3-8 September 2008. Kategori kelas X diikuti oleh seluruh murid yang beragama Islam serta kelas XI dan XII yang tahun lalu tidak mengikuti Pondok Ramadhan. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini membahas berbagai materi tentang keislaman seperti puasa, shalat, zakat, thoharoh, najis dan akhlak. Dan sebagai penutup pada hari ketiga digelarlah acara tanya jawab antara siswa dan guru mengenai Islam. Saat sesi tanya jawab dibuka, beragam pertanyaan muncul dari para peserta Pondok Ramadhan. Ada yang menanyakan tentang kewajiban wanita berjilbab, bab tentang najis, dan masih banyak lagi tentunya. Pertanyaan-pertanyaan ini dijawab dengan lugas dan tegas oleh guru agama kita yaitu Pak Hasan Bisri dan Pak Imam Syafi’i. Setelah acara tanya jawab ini berakhir, menandakan usai sudah acara Pondok Ramadahan untuk kategori kelas X. Esok harinya, pada tanggal 6 September 2008 dimulailah Pondok Ramadhan untuk kelas XI. Pada acara ini diberikan juga berbagai materi seperti kategori kelas X. Begitu juga Pondok Ramadhan yang dilaksanakan tanggal 8 September. Pondok Ramadhan SMANSA memang berbeda dari Pondok Ramadhan SMA lain, soalnya di SMANSA Pondok Ramadhan wajib dan mendapat sertifikat. Sertifikat ini, nantinya digunakan untuk syarat ujian praktek agama kelas XII. Tujuan dari Pondok Ramadhan tidak lain adalah untuk meningkatkan iman dan takwa kita pada Allah SWT. Tetapi kelihatanya tujuan ini belum sepenuhnya terealisasi, buktinya waktu Pondok Ramadhan masih ada saja siswa yang mangkir. Sebenarnya, semua itu bersumber dari diri kita sendiri. Jika kita sudah sadar untuk selalu mengabdi padaNya pasti kita mau menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Pondok Ramadhan Bapak Ibu Guru beserta OSIS dan MPK juga tidak kalah menariknya, karena dilaksanakan dua hari di Masjid SMANSA. Hari pertama hampir semua Bapak Ibu guru hadir, tetapi pada hari kedua hanya sebagian yang hadir. Walaupun begitu, kegiatan Pondok Ramadhan khusus itu juga diikuti dengan semangat yang tinggi untuk mendapatkan ilmu dan menginginkan ridho Allah SWT. Banyak pertanyaan yang diajukan oleh Bapak Ibu Guru dan peserta yang lain. Hanya saja jawaban ustadz dalam acara tersebut kurang memuaskan para peserta. Semoga usaha kita dalam mencari hakikat kehidupan semakin sempurna dan selalu mendapat petunjuk dari Allah SWT. Amiin Ya, saran FM crew sih, jangan pernah menyerah mencari ilmu dan ridho Allah. OK ! Sobat FM, semoga kita masih dapat bertemu dengan Ramadhan tahun depan, Marhabban yaa Ramadhan …? Kami berharap agar Pondok Ramadhan tahun depan lebih menarik, bervariasi, dan tidak monoton sehingga tidak membosankan. (Ev Ummu)
Donor Darah Sabtu, 6 desember 2008. SMANSA kedatangan tamu sepesial yaitu Tim PMI Kabupaten Blitar yang sengaja datang guna melaksanakan kegiatan sosial, yaitu berupa donor darah. Meski rutin dilaksanakan tiga bulan sekali tetapi belum sampai separoh siswa yang berani mendonorkan darahnya.
Kegiatan ini sebenarnya sangat bermanfaat bagi
kesehatan karena bagi pedonor darah akan selalu muda dan selalu fhress karena dengan diambil darahnya maka darah akan terus membelah diri sehingga darah baru akan segera terbentuk. Asumsi bahwa donor darah menyebabkan orang gemuk adalah salah besar. Bukan donor darah yang menyebabkan obesitas, tetapi karena terlalu banyak makan disebabkan setelah donor darah maka, makan apa saja menjadi nikmat. Jika tidak dapat mengerem makan maka jelas, obesitaslah yang akan terjadi. Donor darah ini berlangsung dengan sangat lancar, yang dimulai pukul 09.00 WIB dan bertempat di Lab. Biologi. Kegiatan ini diketuai oleh salah satu anggota PMR, yaitu Oys Damayanti dan dipandu oleh 4 anggota PMI Kabupaten Blitar. Acara ini diikuti oleh 26 orang pendonor, 6 laki-laki dan 20 orang perempuan. Pendonor berasal dari siswa dan dari bapak ibu guru. Para pendonor terlihat lemas saat diambil darahnya. Namun, dengan bantuan air susu dan biskuit yang gratis, keadaan mereka terlihat segar kembali. Makanan itu sengaja diberikan karena berfungsi untuk menambah stamina dan memulihkan tenaga yang terserap dalam donor darah (UP).