Widodo, Mengorganisasi Isi ...
MENGORGANISASI ISI PEMBELAJARAN MODEL ELABORASI PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SMA J. Priyanto Widodo (Program Studi Pendidikan Sejarah, STKIP PGRI Sidoarjo,
[email protected]) Abstrak Model Elaborasi ditawarkan sebagai salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk merancang pembelajaran dalam kelas. Model Elaborasi adalah variabel metode yang terdapat dalam strategi pengorganisasian pembelajaran di tingkat makro. Hal ini menawarkan metode untuk mengatur isi dari subjek, dan tidak terkait dengan strategi manajemen. Dimulai dari presentasi epitome sebagai garis besar isi dan inti dari subjek. Setelah presentasi dari epitome dilakukan langkah demi langkah, elaborasi datang dengan bagian-bagian yang lebih rinci dan selalu diikuti dengan ringkasan. Kemudian, dilanjutkan dengan sintesis untuk menghubungkan konsep-konsep yang telah dipelajari sehingga pemahaman terhadap konsep akan signifikan. Organisasi konten dan materi di Sosiologi subjek di SMA belum banyak dilakukan oleh para guru di Indonesia. Sejauh ini, para guru Sosiologi telah mengorganisir isi atau materi sesuai dengan urutan dalam kurikulum dan buku teks. Seperti jenis teknik yang sering membuat siswa sulit untuk memahami materi secara menyeluruh. Pengembangan ini bertujuan untuk menguji desain pembelajaran Sosiologi dengan menggunakan urutan yang ada dalam model elaborasi dan melihat minat siswa dalam penelitian dengan menggunakan model elaborasi. Kata Kunci: Pengembangan, Material, Elaborasi Model, Sosiologi. Abstract Elaboration model is offered as one of alternatives which can be used to design instruction in class. Elaboration model is the method variable which is included in strategy of instructional organization at macro level. It offers the method to organize the content of the subject, and it is not related to the management strategy. It starts from the epitome presentation as the outline of content and the core of the subject. After the presentation of epitome is conducted step by step, elaboration comes up with the more detailed parts and always followed with summary. Then, it is continued with the synthesis to correlate the concepts which have been learned so that the understanding towards the concepts will be significant. The organization of content and material in Sociology subject in SMA has not much been conducted by teachers or instructors in Indonesian. So far, the teachers of Sociology have organized the content or material according to the sequence in curriculum and textbook. Such kind of technique often makes the students difficult to understand the material thoroughly. This 58
Jurnal Edukasi, Volume 1, April 2015
development aims to test instructional design of Sociology by using existing sequences in model of elaboration and to see student interest in study by using this elaboration model. Keywords: Development, Material, Elaboration Model, Sociology.
yang
PENDAHULUAN Proses pembelajaran Sosiologi di SMA
optimal
untuk
menyusun
dan
mengorganisasikan materi suatu mata
baik pada kelas awal, kelas X maupun
pelajaran dengan urut-urutan yang diawali
kelas penjurusan XI dan XII, para guru
dengan epitome dari satu jenis isi mata
pada umumnya mengorganisasikan materi
pelajaran.
pelajaran sesuai dengan urut-urutan yang
pada bagian-bagian yang ada dalam
tercantum
epitome
dalam
kurikulum.
Selanjutnya
secara
dielaborasikan
bertahap
dengan
Pembelajaran disajikan dari hal-hal yang
menunjukkan kaitan-kaitan antara bagian-
umum ke hal-hal yang lebih khusus dan
bagian serta pemberian rangkuman dan
dalam pembahasannya disajikan secara
sintensis pada tingkat keterincian yang
terpisah atau terpotong-potong sehingga
ditetapkan dalam kurikulum.
terkesan lepas dari satu bagian dengan
Jika isi mata pelajaran ditata
bagian lainnya. Materi pelajaran disajikan
dengan menggunakan prinsip elaborasi
dari bab satu ke bab lainnya terkesan
maka akan dicapai perolehan belajar yang
lepas-lepas
lebih baik. Begitu pula kaitannya secara
dan
seringkali
hanya
mengikuti urutan yang ada dalam buku
keseluruhan,
teks. Hal ini seringkali mengakibatkan
(dalam Boma, 2006) mengatakan bahwa
siswa gagal dalam memahami isi atau
informasi yang konsisten dan urut akan
materi mata pelajaran Sosiologi di SMA
mudah diingat daripada informasi yang
secara utuh dan menyeluruh.
kurang
(dalam
Boma,
bermakna.
pengembang
Reigeluth, Merril, Wilson dan Spiller
Underwood
materi
2006)
Oleh
mencoba
Proses
dan
Schulz
karena
itu
mengkaitkan
Sosialisasi
mengemukakan metode yang disebut
Pembentukan
”The Elaboration Theory of Instruction”.
terdapat hubungan yang lebih bermakna
Teori elaborasi ini mempreskripsikan cara
dan utuh. Teori Elaborasi 59
Kepribadian
dalam sehingga
Widodo, Mengorganisasi Isi ...
Elaborasi merupakan salah satu
Pengurutan
menunjuk
pada
cara pengorganisasian pembelajaran yang
keputusan tentang urutan penyajian topik
dapat mengoptimalkan hasil pembelajaran
mata pelajaran yang berbeda, misalnya
yang
elaborasi
perbedaan konsep dan prinsip. Sedangkan
strategi
pensintesis menunjuk pada cara untuk
pengorganisasian pembelajaran yang oleh
menunjukkan hubungan antara topik-
sejumlah tokoh disebut sebagai structural
topik mata pelajaran, dan rangkuman
strategy
menunjuk pada cara meninjau kembali
diinginkan.
merupakan
Merrill
Teori
bagian
dari
(Reigeluth,Bunderson,dan dalam
Degeng;
2005:83).
topik mata pelajaran tersebut. Sumbangan
Structural strategy mengacu pada cara
besar teori ini adalah integrasi dari
untuk membuat urutan atau sequencing
berbagai
dan mensintesis atau synthesizing fakta,
elaboratif ke dalam suatu set preskripsi,
konsep, prosedur dan prinsip yang saling
yang
berkaitan.
pembentukan struktur kognitif secara
Teori elaborasi mempreskripsikan
jenis
strategi
pengurutan
kesemuanya ditunjukkan untuk
bermakna, subsumatif, dan asimilatif
cara-cara pengorganisasian pem-belajaran
(Boma, 2006:11).
dengan mengikuti urutan umum ke rinci.
Variabel
dari
metode
Membuat urutan umum ke rinci dimulai
pembelajaran elaborasi ini ada tiga jenis
dengan menampilkan sebuah epitome
yaitu: (1) Strategi pengorganisasian, (2)
yakni struktur isi mata pelajaran yang
Strategi penyampaian, dan (3) Strategi
dipelajari. Teori elaborasi sebagai bagian
pengelolaan.
penting dari
strategi pengorganisasian
mempreskripsikan pembelajaran dimulai
pembelajaran tingkat makro yang dikenal
dengan suatu pembelajaran yang bersifat
dengan
Sequencing,
umum,
sederhana,
Shynthesizing, and Summary of Subject
(tetapi
tidak
Matter Content (Reigeluth,1983 dalam
disajikan
Degeng,2005:116).
sebagai
terlebih dahulu mengelaborasi salah satu
metode untuk menyeleksi, mengurutkan,
langkah. Teori ini juga mempreskripsikan
mensintesiskan dan merangkum isi mata
penggunaan
pelajaran.
dalam bagian-bagian urutan sederhana ke
4S:
Selection,
Diuraikan
60
Teori
secara
elaborasi
dan
fundamental
abstrak),
selanjutnya
lebih
urutan
rinci
prasyarat
dengan
belajar
Jurnal Edukasi, Volume 1, April 2015
kompleks, diantara komponen-komponen
berfungsi sebagai konteks atau kerangka
yang lain.
dari isi-isi mata pelajaran yang lebih rinci.
Reigeluth
dan
Stein
(dalam
2. Urutan Prasyarat Belajar
Degeng, 2005:119) membagi menjadi tujuh
komponen
strategi
Gagne
(dalam
Degeng,1989)
yang
menyebutkan urutan prasyarat belajar
diintegrasikan dalam teori elaborasi yaitu:
dalam konteks teori elaborasi sepadan
1. Urutan Elaboratif
dengan struktur belajar atau hirarki
Preskripsi pokok dalam elaborasi
adalah
sederhana
ke
karakteristik
penggunaan kompleks
khusus.
teori
belajar. Struktur belajar atau hirarki
urutan
belajar
dengan
menunjukkan
prosedur-prosedur
konsep-konsep,
atau
prinsip-prinsip
Selanjutnya
lain yang dapat dipelajari yang dapat
mengepitomisasi isi pembelajaran yaitu
menampilkan hubungan sebagai prasyarat
memulai pembelajaran dengan ide yang
belajar.
paling sederhana dan paling fundamental
3. Rangkuman
yang biasa disebut dengan epitome atau epitomisasi
isi
Rangkuman
elaborasi
yang
pelajaran.
berarti
menyajikan
digunakan untuk meninjau kembali secara
beberapa ide yang paling fundamental dan
sistematis apa yang telah dipelari. Hal ini
representatif paa tingkat yang kongkrit
sangat penting karena dapat membantu
serta aplikatif atau ketrampilan tertentu.
mempertahankan retensi. Rangkuman ada
Tingkat aplikasi artinya menggunakan
dua jenis, yaitu (1) rangkuman internal
generality untuk menjelaskan peristiwa-
atau internal Summarizer dan
peristiwa baru atau menggunakan konsep-
Rangkuman eksternal atau within set
konsep untuk mengidentifikasi contoh-
Summarizer,
contoh
beberapa kali pembelajaran yang berisi
baru (Merril,Reigeluth dalam
Degeng;1989: 115). Menurut epitome
dapat
strategi
suatu
mata
Mengepitomisasi
komponen
merupakan
yang
diberikan
(2)
setelah
semua isi mata pelajaran yang telah
Degeng
(1989:115)
disepadankan
dipelajari (Degeng, 1989:117).
dengan
4. Pensintesis
‘kerangka isi’. Sebagai kerangka isi
Merupakan
komponen
strategi
epitome mencakup sebagian kecil isi mata
elaborasi yang berfungsi sebagai pengait
pelajaran
dan pengintegrasi suatu tipe isi mata
yang
amat
penting
yang
61
Widodo, Mengorganisasi Isi ...
pelajaran
yang
mengaitkan
sejumlah
pebelajar.
Semakin
konsep, atau prosedur, atau prinsip.
antara
Pensintesis
pengetahuan
berfungsi
memberikan
untuk
(1)
pengetahuan
yang
yang
baru
dengan
dijadikan
analogi
6. Pengaktif Strategi Kognitif
yang lebih dalam pada mata pelajaran cara
pengetahuan
persamaan
semakin efektif analogi tersebut.
bermanfaat, (2) memberikan pengertian
dengan
dekat
Strategi kognitif adalah suatu
membandingkan,
(3)
macam ketrampilan intelektual khusus
kebermaknaan
dan
yang mempunyai kepentingan tertentu
pengaruh motivasional pada pebelajar
bagi belajar dan berpikir. Gagne (dalam
dengan menunjukkan konteks yang lebih
Dahar,
luas, (4) meningkatkan retensi, yang
strategi kognitif sebagai proses kontrol,
membuat kaitan antara pengetahuan yang
yaitu
baru dan pengetahuan yang telah dimiliki
digunakan siswa (orang yang belajar)
pebelajar (Reigeluth dan Stein dalam
untuk memilih dan mengubah cara-cara
Boma, 2006).
memberikan
meningkatkan
Seperti halnya dalam rangkuman,
internal
proses
internal
perhatian,
yang
belajar,
Selama pembelajaran sebaiknya
internal
strategi kognitif selalu diaktifkan untuk
syntesizer yang menunjukkan hubungan
membantu retensi siswa. Rigney (dalam
antara isi mata pelajaran yang baru
Degeng; 2005:125) menyebutkan ada dua
disajikan, dan (2) pensintesis eksternal
cara
atau
Pertama,
within-set
atau
suatu
menyebutkan
mengingat, dan berpikir.
terdapat dua jenis pensinstesis yakni (1) pensintesis
1988:168-169)
syntesys
yang
mengaktifkan dengan
strategi cara
kognitif. merancang
menunjukkan hubungan antara isi mata
pembelajaran sedemikian rupa sehingga
pelajaran yang disajikan.
si-belajar dipaksa untuk menggunakan-
5. Analogi
nya secara tidak sadar. Cara ini biasa
Analogi
menggambarkan
disebut dengan embedded strategy bisa
persamaan antara pengetahuan yang baru
berupa
dan pengetahuan lain di luar cakupan
gambar,diagram,mnemonic,analog,
pengetahuan yang dipelajari. Hal ini dapat
parafrase, atau berupa pertanyaan.
membantu
pemahaman
dan
terhadap
Kedua, dengan cara menyuruh si-
pengetahuan yang sukar dimengerti oleh
belajar menggunakan strategi kognitif
62
Jurnal Edukasi, Volume 1, April 2015
tertentu yang sudah pernah dipakai atau
Setelah melakukan pengamatan pada
dipelajari. Cara ini biasa disebut dengan
bagian-bagian yang rinci dari bagian
detached strategy yang bisa berupa
tertentu,
disuruh
pengamatan
membuat
diagram
untuk
seseorang balik
perlu
melakukan
untuk
melihat
menunjukkan proses belajar yang baru
keseluruhan bagian itu. Hal ini dilakukan
saja diajarkan. Atau pikirkan sebuah
dalam rangka mensintesiskan bagian-
analogi untuk memperjelas ide yang baru
bagian rinci yang tercakup dalam bagian
saja dibahas.
itu sehingga terlihat keterkaitan yang ada
7. Kontrol Belajar
diantaranya.
Merrill (dalam Degeng, 2005:126)
Dengan cara yang sama, model
menjelaskan mengenai konsepsi tentang
elaborasi sebagai cara untuk meng-
kontrol belajar mengacu pada kebebasan
organisasi pembelajaran, mulai dengan
si-belajar untuk melakukan pilihan dan
memberikan kerangka isi atau epitome
pengurutan
yang
dari mata pelajaran yang akan diajarkan.
(2)
Kemudian model elaborasi memilah isi
kecepatan belajar atau space control, (3)
mata pelajaran menjadi bagian-bagian,
komponen strategi pembelajaran yang
mengelaborasi tiap-tiap bagian, memilah
ingin digunakan si-belajar atau display
tiap-tiap bagian menjadi sub-sub bagian,
control, dan (4) strategi kognitif khusus
mengelaborasi
yang
ketika
demikian seterusnya sampai pembelajaran
berinteraksi dengan pembelajaran atau
mencapai tingkat keterincian tertentu
conscious cognition control.
seperti yang dispesifikasi oleh tujuan.
dipelajari
terhadap:
(1)
isi
atau content control,
digunakan
si-belajar
tiap-tiap
sub
bagian,
Dengan cara seperti ini, si-belajar akan Pembelajaran Model Elaborasi
selalu mengaitkan tiap-tiap sub bagian ke
1. Analogi
bagian, dan tiap-tiap bagian ke konteks
Reigeluth
dan
Stein
(dalam
yang lebih luas (epitome).
Degeng, 2005) memberikan diskripsi
2. Prinsip-Prinsip Model Elaborasi
sebagai berikut: “Studing a subject matter
Prinsip-prisip
through the elaboration model is similar
yang
mendasari
model elaborasi adalah sebagai berikut:
in many respects to studying a picture
Penyajian kerangka isi
through a zoom lens on a movie camera”.
Elaborasi secara bertahap
63
Widodo, Mengorganisasi Isi ...
Bagian
terpenting
berbagai organisasi sosial, agama,
disajikan
politik, bisnis dan organisasi lainnya.
pertama kali
Cakupan optimal elaborasi
Penyajian sintesis secara bertahap
sebagai suatu lembaga pengetahuan
Penyajian jenis pensintesis
ilmiah dengan pengembangan teori
Tahapan pemberian rangkuman
yang
4.
Materi
Sosiologi
dikembangkan
didasarkan
pada
observasi
ilmiah, bukan lagi pada spekulasi atau observasi impresionistis.
Karakteristik Mata Pelajaran Sosiologi Karakteristik
mata
pelajaran Pembelajaran Berbasis Kompetensi
Sosiologi menurut Kurikulum 2004 SMA
Suderadjat
(Depdiknas,2004) adalah sebagai berikut: 1.
2.
3.
Sosiologi
merupakan
menyebutkan
disiplin
(2004:39) karakteristik
dari
intelektual mengenai pengembangan
pembelajaran berbasis kompetensi antara
pengetahuan yang sistematis dan
lain dapat diuraikan sebagai berikut:
terandalkan tentang hubungan sosial
1. Rumusan tujuan pembelajaran berbasis
manusia pada umumnya dan tentang
kompetensi meliputi tiga tujuan, yaitu
produk hubungan tersebut.
methodological
Materi
mempelajari
objectives dan life skill objectives.
perilaku dan interaksi perilaku dan
Dimana meliputi tiga domain yaitu
interaksi kelompok, menelusuri asal-
kognitif, afektif dan psikomotorik.
usul pertumbuhan serta menganalisis
2. Rumusan tujuan pembelajaran berbasis
pengaruh kegiatan kelompok dan
kompetensi meliputi kecakapan proses,
pengaruhnya.
pemilikan
materi
Tema-tema esensial dalam Sosiologi
dalam
kehidupan,
dipilih
pembelajaran
Sosiologi
dan
bersumber
serta
objectives,
dan
akan
merupakan kajian tentang masyarakat
dengan
dan
(contextual learning).
perilaku
meneliti dibangunnya,.
manusia kelompok Kelompok
dengan
berwawasan
content
aplikasinya sehingga berlangsung lingkungan
3. Rumusan tujuan pembelajaran berbasis
yang
kompetensi
tersebut
memiliki
standar
mencakup keluarga, suku bangsa,
keberhasilan pencapaian kompetensi
komunitas dan pemerintahan, dan
dasar, dengan demikian mengarahkan
64
Jurnal Edukasi, Volume 1, April 2015
pada
penggunaan
penilaian
acuan
dimungkinkan
patokan (PAP).
terjadi
percepatan
belajar atau accelerated learning.
4. Materi pelajaran merupakan konsep-
8. Penilaian berbasis kelas (PBK)
konsep kunci keilmuan, atau tema-
evaluasi
tema esensial, atau nilai-nilai dasar,
kompetensi atau competence based
yang
pelajaran
evaluation, baik berbentuk lisan dan
minimal yang wajib untuk dimiliki dan
tulisan, sikap maupun unjuk kerja fisik
dikuasai siswa secara menyeluruh,
manual.
merupakan
sehingga
terjadinya
dengan
penguasaan
terstruktur dalam intrakurikuler dan
(mastery
kokurikuler dan kegiatan siswa di luar
pelajaran
tuntas
9. Evaluasi
berbasis
mendorong
pembelajaran materi
materi
pembelajaran
dan
learning).
pembelajaran
program-program
5. Kecakapan proses merupakan bagian
meliputi
sekolah
atau
portofolio.
integral dari kecakapan hidup yang
Secara sederhana langkah-langkah
bersifat generic life skill, yang mampu
pengembangan
memberikan fondasi yang luas kepada
berbasis
siswa,
Sosiologi atau IPS dapat dijelaskan
sebagai
kecakapan
yang
bahan
kompetensi
pembelajaran mata
pelajaran
dipersyaratkan agar mampu meraih
sebagai berikut:
kecakapan hidup (life skill) yang
1. Langkah pemilihan materi esensial.
spesifik seperti academic skill dan atau
Materi esensial bisa berupa tema-tema
vocational skill, serta enterpreneurship
esensial yang harus dikuasai siswa
dan leadership, dengan ruang lingkup
dalam kegiatan intrakurikuler yang
yang sangat luas.
didesain oleh guru sendiri berdasarkan
6. Proses pembelajaran lebih berpusat
kondisi siswa dan lingkungan sekolah.
pada siswa atau student centered, tidak berpusat
pada
guru
atau
2. Penetapan kecakapan proses belajar,
teacher
seperti
centered. 7. Siswa
kecakapan
mengaplikasi, belajar
aktif
dengan
mengamati,
menyimpulkan
dan
mengkomunikasikan.
menggunakan semua potensi yang
Langkah penetapan aplikasi kompetensi dasar dalam kehidupan yang berwawasan lingkungan, agar pembelajaran terjadi
dimiliki secara stimultan sehingga
65
Widodo, Mengorganisasi Isi ...
dengan berwawasan (contextual learning).
lingkungan
HASIL DAN PEMBAHASAN Skema prosedur pengembangan desain pembelajaran sebagaimana pada skema atau bagan berikut ini. Pengembangan Yang
Desain
Pembelajaran
Diorganisasikan
Berdasarkan
Model Elaborasi: Menyajikan Epitome Strategi Motivasional Analogi Prasyarat Belajar Struktur Isi Struktur Pendukung
Menyajikan Elborasi salah satu bagian dalam epitome
Menyajikan rangkuman dan Sintesis
Atau Menyajikan Elborasi bagian yang ada dalam elaborasi tahap pertama
Menyajikan Elaborasi bagian yang lain dalam epitome
Menyajikan rangkuman dan Sintesis dst Atau dst
Gambar 3.1 Model Elaborasi. Adaptasi Degeng, 1989:126; 2005:134. Langkah-langkah pengorganisasian
66
Jurnal Edukasi, Volume 1, April 2015
peserta didik, (e) struktur keilmuan (f) aktualitas, Langkah-langkah
pengorganisasian
materi
kedalaman,
pembelajaran,
dan
keluasan
(g)
relevansi
pembelajaran model elaborasi di atas,
kebutuhan peserta didik dan tuntutan
dimodifikasi
lingkungan; dan (h) alokasi waktu.
ke
dalam
pembelajaran
berbasis kompetensi sebagai berikut.
3.
1. Mengkaji Standar Kompetensi dan
Pembelajaran
Kompetensi Dasar
dasar
Kegiatan
Kegiatan pembelajaran dirancang
Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi
Mengembangkan
mata
untuk memberikan pengalaman belajar
pelajaran
yang melibatkan proses mental dan fisik
sebagaimana tercantum dalam kurikulum,
melalui
dengan memperhatikan hal-hal berikut:
peserta didik dengan guru, lingkungan,
(a) urutan berdasarkan hierarki konsep
dan sumber belajar lainnya dalam rangka
disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan
pencapaian
materi, tidak harus selalu sesuai dengan
Pengalaman belajar yang dimaksud dapat
urutan yang ada di standar isi; (b)
terwujud melalui penggunaan pendekatan
keterkaitan antara standar kompetensi dan
pembelajaran
kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
berpusat pada peserta didik. Pengalaman
(c) keterkaitan antara standar kompetensi
belajar memuat kecakapan hidup yang
dan
perlu dikuasai peserta didik.
kompetensi
dasar
antarmata
pelajaran. 2.
antarpeserta
didik,
kompetensi
yang
dasar.
bervariasi
dan
Hal-hal yang harus diperhatikan
Mengidentifikasi
Materi
Pokok/
dalam
Pembelajaran
mengembangkan
kegiatan
pembelajaran adalah sebagai berikut. (a)
Mengidentifikasi pokok/pembelajaran
interaksi
yang
materi
Kegiatan pembelajaran disusun untuk
menunjang
memberikan
bantuan
kepada
para
pencapaian kompetensi dasar dengan
pendidik, khususnya guru, agar dapat
mempertimbangkan (a) potensi peserta
melaksanakan proses pembelajaran secara
didik, (b) relevansi dengan karakteristik
profesional. (b) Kegiatan pembelajaran
daerah, (c) tingkat perkembangan fisik,
memuat rangkaian kegiatan yang harus
intelektual, emosional, sosial, dan spritual
dilakukan oleh peserta didik secara
peserta didik, (d) kebermanfaatan bagi
berurutan untuk mencapai kompetensi
67
Widodo, Mengorganisasi Isi ...
dasar. (c) Penentuan urutan kegiatan
produk,
pembelajaran
penilaian diri.
harus
sesuai
dengan
hierarki konsep materi pembelajaran. (d)
penggunaan
portofolio,
dan
6. Menentukan Alokasi Waktu
Rumusan pernyataan dalam kegiatan
Penentuan alokasi waktu pada
pembelajaran minimal mengandung dua
setiap kompetensi dasar didasarkan pada
unsur
jumlah minggu efektif dan alokasi waktu
penciri
yang
mencerminkan
pengelolaan pengalaman belajar siswa,
mata
yaitu kegiatan siswa dan materi.
mempertimbangkan jumlah kompetensi
4. Merumuskan Indikator Pencapaian
dasar,
Kompetensi merupakan
kompetensi
penanda
dasar
per
keluasan,
kesulitan,
Indikator pencapaian
pelajaran
dan
minggu
kedalaman, tingkat
dengan
tingkat
kepentingan
kompetensi dasar. Alokasi waktu yang
yang
dicantumkan dalam silabus merupakan
ditandai oleh perubahan perilaku yang
perkiraan waktu rerata untuk menguasai
dapat diukur yang mencakup sikap,
kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh
pengetahuan, dan ketrampilan. Indikator
peserta didik yang beragam.
dikembangkan sesuai dengan karakteristik
7. Menentukan Sumber Belajar
peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan,
potensi
daerah
Sumber belajar adalah rujukan,
dan
objek dan/atau bahan yang digunakan
dirumuskan dalam kata kerja operasional
untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa
yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
media cetak dan elektronik, nara sumber,
Indikator digunakan sebagai dasar untuk
serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan
menyusun alat penilaian.
budaya.
5. Penentuan Jenis Penilaian
didasarkan pada standar kompetensi dan
Penilaian pencapaian kompetensi
Penentuan
kompetensi
dasar
sumber
belajar
serta
materi
dasar peserta didik dilakukan berdasarkan
pokok/pembelajaran,
indikator. Penilaian dilakukan dengan
pembelajaran, dan indikator pencapaian
menggunakan tes dan non tes dalam
kompetensi.
bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan
kegiatan
Langkah-langkah tersebut dapat
kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil
digambarkan sebagai berikut:
karya berupa tugas, proyek dan/atau
68
Jurnal Edukasi, Volume 1, April 2015
Kurikulum SMA Tahun 2006
IDENTIFI KASI MATERI POKOK
SK / KD
INDIKATO R & HASIL BELAJAR
1. EPITOME 2. ELABORASI TAHAP I 3. ELABORASI TAHAP II 4. SINTESIS 5. RANGKUMAN 6. GAMBAR
PEMBE LAJAR AN
Bagan 3.2 Proses Pengembangan Pembelajaran Model Elaborasi yang Dimodifikasi dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Proses
pengembangan
model
proses
elaborasi dalam mata pelajaran Sosiologi
Dalam elaborasi tahap pertama,
1. Penyajian Epitome
proses sosialisasi disajikan secara rinci.
yang
berisi
konsep-
Setiap sajian dipusatkan pada hakikat dan
konsep utama, seperti hakikat sosialisasi,
proses sosialisasi. Pada setiap akhir sajian
peranan, nilai, dan norma sosial dalam
proses
sosialisasi, sosialisasi dalam pembentukan
Pada
mencakup
penjelasan singkat mengenai sosialiasi
pengertian
kepribadian
singkat
dan
mengenai
mengenai
sosialisasi
klasifikasi
yang
akhir
elaborasi
tahap
pertama,
semua
proses
sosialisasi
disajikan,
sintesis
diberikan
kepada
subyek. Sintesis menunjukkan hubunganhubungan antar proses sosialisasi yang
klasifikasinya. Pada tahap ini, setiap sajian
diberi
3. Pemberian Sintesis
yaitu pertama kali sesudah pre-test.
pembentukan
tentang
subyek
disajikan.
pola sosialisasi disajikan pertama kali
epitome
sosialisasi,
rangkuman
kepribadian, agen-agen, bentuk, tipe dan
dan
pembentukan
2. Elaborasi Tahap Pertama
langkah sebagai berikut:
Penyajian
dan
kepribadian.
SMA dapat diuraikan langkah demi
Epitome
sosialiasi
sudah dipelajari. Hubungan-hubungan ini
dan
dibentuk
pembentukan kepribadian disertai contoh-
berdasarkan
pembentukan
kepribadian oleh individu tersebut.
contoh yang diklasifikasikan ke dalam 4. Elaborasi Tahap Kedua Setelah elaborasi tahap pertama berakhir dan sintesis disajikan diberikan
69
Widodo, Mengorganisasi Isi ...
penyajian maju ke elaborasi tahap kedua.
memperlihatkan konteks proses sosialisasi
Pada tahap ini, proses pembentukan
dan
kepribadian
diklasifikasi
klasifikasi
proses
elaborasi
tahap
pembentukan
kepribadian.
ke
dalam
Penjadualan tahap pembelajaran Model
sosialisasi.
Dalam
Elaborasi yang telah dimodifikasi dalam
setiap
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
kedua
ini,
klasifikasi diidentifikasi bentuk sosialisasi dan diberikan contoh-contoh secara rinci.
Uji Coba Produk
Pada akhir setiap elaborasi, subyek
1. Membuat desain atau rancangan uji
diberikan rangkuman mengenai proses
coba poduk
sosialisasi.
2. Subyek uji coba
5. Pemberian Sintesis
Dalam uji coba desain pembelajaran
Sintesis kembali diberikan setelah
model elaborasi yang menjadi subyek uji
elaborasi tahap kedua selesai. Sintesis pada
tahap
ini,
ditentukan
coba, adalah: a) Tinjauan ahli desain
pada
pembelajaran dan ahli pengembang teori
hubungan-hubungan tiap suatu klasifikasi dengan
klasifikasi
yang
lainnya.
Hubungan-hubungan
ini
dibuat
dan Model Elaborasi, b) Tinjauan ahi isi materi mata pelajaran Sosiologi, dan c) siswa SMA kelas X.
berdasarkan ciri-ciri umum dari proses
3. Jenis data
sosialisasi yang dimiliki oleh tiap-tiap
Berupa data yang telah diperoleh dari
inidividu.
hasil
6.
Penyajian
Epitome
dan
Struktur
diskusi
dengan
ahli
desain
pembelajaran, hasil pengisian angket
Orientasi
dan diskusi dengan ahli Sosiologi,
Pada
tahap
dari
pengisian angket dan diskusi dengan
epitome
kembali
para siswa dalam kelompok kecil dan
bersama-sama
dengan
kelompok sedang data analisa statistik
pembentukan
sederhana berupa butir-butir tes oleh
pembelajaran, ditampilkan struktur
terakhir
orientasi
kepribadian.
Penampilan
epitome
siswa kelas X SMA.
bermaksud memberikan sintesis secara
4. Instrumen pengumpulan data adalah
umum
menggunakan angket, teknik pengukuran
mengenai
sedangkan kepribadian
proses
penampilan
sosialisasi, pembentukan
dimaksudkan
tes dan diskusi.
untuk
70
Jurnal Edukasi, Volume 1, April 2015
5. Teknik analisis data: a. Analisa isi dan
satu solusi untuk mengimplementasikan
b. Analisa statistik
pembelajaran.
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA Dahar, Ratna Willis. 1988. Teori-Teori Belajar. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Depdikbud, Dirjen.Dikti. Degeng, I Nyoman S. 1988. Pengorganisasian Pengajaran Berdasarkan Teori Elaborasi dan Pengaruhnya Terhadap Peroleh Belajar Informasi Verbal dan Konsep. Disertasi: IKIP Malang. ____________________1989. Ilmu Pengajaran: Taksonomi Variabel. Proyek Pengembangan Lembaga Kependidikan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti. Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Dikdasmen, Direktorat Pendidikan Menengah Umum. 2003. Kurikulum 2004 SMA: Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Sosiologi, Jakarta. Nur, Mohamad, dkk. 1999. Teori Belajar. Surabaya: University Press, Universitas Negeri Surabaya. Reigeluth, C.M. 1983a. Instructional Design: What Is It and Why Is It? Dalam C.M. Reigeluth, (Ed.) Instructional-Design Theories and Models: An Overview of their Current Status. Hillsdale, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, 3 – 36.
Hasil penilaian ahli isi atau materi Sosiologi terhadap isi materi pembelajaran Sosiologi yang didesain berdasarkan model elaborasi yang diuji cobakan tersebut di atas dapat diberikan analisis
bahwa
pembelajaran
pengorganisasian
berdasarkan
model
elaborasi merupakan model pembelajaran yang
baru
dan
dikembangkan
menarik sebagai
untuk model
pembelajaran di sekolah. Hal ini bisa dilihat dari komentar atau saran yang diberikannya
mengenai
a)
struktur
orientasi, b) epitome atau kerangka isi pembelajaran, c) tahapan elaborasi, d) sintesis, gambar-gambar dan butir soal yang disertai dengan gambar-gambar. Dengan
demikian
penerapan
model elaborasi dalam mata pelajaran Sosiologi di SMA dapat diterima dengan baik dan menyatakan dukungannya untuk dapat diuji cobakan di kelas. Ahli isi tersebut
melihat
pembelajaran elaborasi
yang
adanya
kemudahan
berdasarkan dimodifikasi
model dengan
Reigeluth, C.M. 1983b. Meaningfulness and Instruction: Relating what is being learned to what a student
kurikulum SMA, sehingga pembelajaran dengan model elaborasi merupakan salah
71
Widodo, Mengorganisasi Isi ...
knows. Instructional Science, 12, 197 – 218. Reigeluth, C.M. & Stein, F.S. 1983. The Elaboration Theory of Instruction. Dalam C.M. Reigeluth, (Ed.). Instructional-Design Theories and Models: An Overview of their Current Status. Hillsdale, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, 335 – 381. Suderadjat, Hari. 2004. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Pembaharuan Pendidikan dalam UndangUndang Sisdiknas 2003. Jakarta: Cipta Cekas Grafika. Suharsimi Arikunto. 1989. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. _________________ 2003. Dasar-2 Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara.
72