MENGENAL BERBAGAI BANGSA TERNAK PERAH A. Sapi Dari berbagai bangsa sapi perah yang terdapat di dunia pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: kelompok sapi perah sub-tropis dan kelompok sapi perah tropis.
1. BANGSA-BANGSA SAPI PERAH SUB-TROPIS Termasuk bangsa-bangsa sapi perah sub-tropis adalah Friesien Holstein, Yersey, Ayrshire, Gurensey dan Brown Swiss. a.
Sapi Friesian Holstein Sapi ini juga dikenal dengan nama Fries Holland atau sering disingkat FH. Di Amerika bangsa sapi ini disebut Holstein, dan di negara-negara lain ada pula yang menyebut Friesien. Tetapi di Indonesia sapi ini popular dengan sebutan FH. Sapi FH menduduki populasi terbesar, bahkan hampir di seluruh dunia, baik di negara-negara subtropis maupun tropis. Bangsa sapi ini mudah beradaptasi di tempat baru. Di Indonesia populasi bangsa sapi FH ini juga yang terbesar diantara bangsa-bangsa sapi perah yang lain. Di Indonesia, kecuali menggunakan sapi FH murni sebagai sapi perah, khususnya di Jawa Timur, banyak pula diternakkan sapi Grati, yakni hasil persilangan antara Friesian Holstein dan sapi lokal Ongole. Asal : Belanda. Tanda-tanda Warna belang hitam putih Pada dahinya terdapat hitam putih berbentuk segitiga. Dada, perut bawah, kaki dan ekor berwarna berwarna putih. Tanduk kecil-pendek menjurus ke depan. Sifat-sifat umum Tenang dan jinak sehingga mudah ditangani Tidak tahan panas, namun mudah beradaptasi Lambat menjadi dewasa Produksi susu:4500-5500 liter per satu masa laktasi Berat badan : jantan mencapai 1000 kg dan betina 650 kg.
c.
Tanda-tanda Warna tidak seragam, yakni bervariasi mulai dari kelabu-keputihan,coklat-nmuda ataui ada yang coklat-kekuningan, coklat-kemerahan, sampai merah-gelap dan pada bagian-bagian tertentu ada warna putih. Sapinjantan berwarna lebih gelap. Warna mulut hitam, tetapi dikelilingi warna yang lebih muda. Ukuran tanduk sedang,l ebih panjang daripada FH, menjurus agak ke atas. Sifat-sifat Sangat peka dan mudah gugup, kurang tenaga dan mudah terganggu oleh perubahan-perubahan di sekitar. Apabila sapi diperlakukan dengan lembut akan mudah ditangani. Sebaliknya, bila diperlakukan secara kasar akan mudah berontak dan sulit untuk ditangani. Untuk menghadapi bangsa sapi semacam ini, peternak harus selalu bersikap hati-hati dan sabar. Produksi susu: 2500 liter per satu masa laktasi. Berat badan: jantan 625 kg, betina 425 kg.
Sapi Guernsey Bangsa sapi Guernsey lebih kuat danbesar bila dibandingkan dengan sapi Yersey. Tetapi bentuk tubuhnya mirip Yersey. Asal: pulau Guenrsey, Inggris Selatan. Tanda-tanda Warnanya kuning tua dengan belang-belang hitam-putih, warna putih pada umumnya terdapat pada muka dan sisi perut danpada keempat kakinya. Tanduknya menjurus kedepan dan agak condong ke depan dengan ukuran sedang. Sifat-sifat Bangsa sapi ini lebih tenang daripada Yersey walaupun tidak setenang FH. Cepat menjadi dewasa, tetapi sedikit lebih lambat daripada Yersey. Produksi susu: 2750 liter per masa laktasi. Berat badan: jantan mencapai 700 kg, betina 475 kg.
d. Sapi Ayrshire Dibandingkan bangsa sapi yersey dan Guernsey bangsa sapi Ayrshire lebih besar, namun lebih kecil daripada FH. Asal usul: Scotlandia Selatan. Tanda-tandanya Warna belang-merah atau belang-coklat dan putih. Tanduk agak panjang, menjurus ke atas dan agak lurus dengan kepala. Sifat-sifat sapi
b. Sapi Yersey Bangsa sapi ini bertubuh kecil, atau bahkan yang terkecil diantara bangsa-bangsa sapi perah yang ada. Akan tetapi bentuk tubuhnya sebagai sapi penghasil susu adaah sangat ideal. Asal: pulau Yersey, Inggris Selatan.
1
Tanda-tanda Potongan tubuh besar; lebih besar dari Red Shindi. Warna coklat kemerahan Bulu halus, ambing besar bergantung Sifat sapi Proses kedewasaan cepat yakni 20 - 25 bulan, lebih cepat dari Red Sindhi Produksi rata-rata permasa laktasi 2500-3000 liter. c. Sapi peranakan Fries Holland (PFH) Asal: hasil persilangan antara sapi asli Indonesia : sapi Jawa atau Madura dengan FH. Hasil persilangan ini popular dengan sebutan sapi Grati. Sapi PFH ini banyak diternakkan di Jawa Timur terutama di daerah Grati. Tanda-tanda sapi: menyerupai FH, produksi relatif lebih rendah dari FH dan badannya pun lebih kecil.
Bangsa sapi ini agak tenang dan mencapai kedewasaan seperti halnya sapi Guernsey. Rajin merumput di padang rumput yang pertumbuhannya jelek. Produksi susu: 3500 liter persatu masa laktasi. Berat badan: jantan mencapai 725 kg, betina 550 kg. e.
Sapi Brown Swiss Brown Swiss termasuk bangsa sapi yang tulang-tulang dan kepalanya berukuran besar, penghasil susu dan daging yang baik. Asal sapi: Switzerland Tanda-tandanya Warna bervariasi, mulai dari warna muda atau ringan sampai gelap, termasuk coklatmuda-keabuan, coklat-hitam yang pada umumnya warna coklat seperti tikus (sawomatang). Pada mulut dan sekitar tuang belakang berwarna lebih muda, sedangkan hidung dan kakinya hitam. Ukuran badan dan tulang-tulangnya besar, mendekati FH Sifat-sifat Jinak, mudah dipelihara Produksi susu baik, nomor dua setelah FH Berat badan: jantan 970 kg, betina 630 kg.
B. KERBAU PERAH Kerbau rnerupakan ternak ruminansia yang penting sesudah sapi di daerah tropis, karena menghasilkan tenaga tank, susu dan daging, disamping cara pemeliharaan lebih sederhana daripada sapi. Kerbau terdapat di daerah tropis dan sub tropis antara garis 30° Lintang Utara dan garis 30° Lintang Selatan yaitu di Asia, Afrika (Mesir, Tunisia), Eropa (Yunani, Italia, Hongaria, Rumania, Bulgaria, Yugoslavia, Albania, Azerbayan), Amerika Latin (Trinidad, Brazilia, Peru, Equador) dan Australia Bagian Utara. Domestikasi kerbau di India dimulai 5000 tahun yang lalu di lembah Sungai Indus dan di Cina kira-kira 1000 tahun kemudian. Kerbau yang telah dijinakkan termasuk anggota sub-famili Bovinae di dalam genus Bubalus yang dibagi dalam 4 sub genus yaitu : (a) Bubalus caffer(kerbau Afrika) (b) Bubalus bubalis (kerbau Asia) (c) Bubalus mindorensis (kerbau Mindora) (d) Bubalus depressicornis (kerbau mini Sulawesi = anoa) Bangsa-bangsa kerbau ini berasal dari kerbau liar (Bubalus ami) Assam yang terdapat di bagian timur laut India dan Cina Selatan. Kerbau yang terdapat sekarang dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu : Kerbau Sungai (river buffalo) dan Kerbau Rawa (swamp buffalo). Kerbau sungai (tipe perah) didapatkan di tanah-tanah kering terutama di India, misalnya Murrain, Surti, Nili/Ravi, Mehsana, Nagpuri, Jafarabadi dan lain-lain. Kerbau Sungai mempunyai jumlah kromosom 50 (sapi memiliki kromosom 60). Kerbau sungai terdapat juga di Mesir dan Eropa. Warna kulit umumnya hitam atau kelabu kehitam-hitaman, tanduk sedikit rnelingkar atau tergantung lurus. Kerbau mediterranea (Yunani dan Italia) termasuk tipe sungai berbentuk gemuk pendek dan dapat berproduksi susu tinggi. Kerbau tipe sungai disebut pula tipe perah, karena berproduksi susu yang tinggi dibandingkan dengan tipe rawa.
2. BANGSA-BANGSA SAPI PERAH TROPIS Pada mulanya bangsa-bangsa sapi dari daerah tropis dimanfaatkan tenaganya sebagai ternak dan untuk keperluan upacara-upacara adat/agama, yang juga memerlukan air susu sebagai sesaji. Sapi-sapi tadi diperah, zebu pun sebagai sapi perah. Turunan sapi zebu yang biasa digunakan sebagai sapi perah antara lain adalah: a. Sapi Red Sindhi 0 0 Asal : India; wilayah yang kering atau/dan panas dengan suhu 50 – 107 F. Tanda-tandanya Potongan tubuh kuat, kokoh , dan berat, kaki pendek Warna merah-coklat, bulu lembut Ukuran ambing besar Sifat-sifat sapi Lambat dewasa, yakni sekitar 25 bulan Produksi susu 2000 liter permasa laktasi Berat badan sapi jantan 500 kg, betina 350 kg. b. Sapi Sahiwal Asal: India, ukuran badannya
2
Kerbau Rawa, terdapat di daerah yang berawa-rawa atau di daerah yang banyak terdapat rawa-rawa, misalnya : Muangthai, Malaysia, Indonesia dan Filipina. Warna kerbau rawa umumnya kelabu, hitam belang putih dan mirip bulai (albinoid), jumlah kromosom 48. Bentuk badan seperti sapi, tanduk panjang dan berat, di Sumba kerbau bertanduk besar dan panjang ± 2 meter, di Sulawesi Tenggara terdapat kerbau rawa yang berwama totol-totol / belang hitam-putih.
Ukuran umum kerbau Nili : tinggi gumba, panjang badan dan berat badan yangjantan adalah 137,2 cm; 157,4 cm; dan 589,7 kg sedang yang betina 127 cm; 147,3 cm, dan 453,6 kg. Kerbau ini mempunyai tanduk kecil, wa// eyes yakni iris mata berwarna putih sebagai tanda khas bangsa kerbau perah ini. Warna putih pada bagian dahi, muka, moncong, paha, dan bulu kipas ekor. Tidak disukai adanya warna putih pada bagian hock dan knee, ekor hitam, tanduk tebal luas serta tanda putih di atas leher dan bagian tubuh lainnya. Produksi susu dapat mencapai 20 - 24 Ibs perhari. Kerbau Ravi dengan tanda-tanda : tinggi gumba, panjang badan, dan berat badan yangjantan 132,1 cm; 154,9 cm; dan 680,4 kg, sedang yangbetina 127 cm; 149,8 cm; dan 635 kg. Kerbau ini mempunyai dahi yang datar, wall eyes yaitu iris mata berwarna putih, tanda putih pada bagian kepala, paha, ambing, dan bulu kipas ekor. Produksi susu dapat mencapai 4.000 Ibs dalam masa laktasi 250 hari.
1. KERBAU MURRAH Kerbau Murrah adalah salah satu bangsa kerbau yang banyak diternakkan di Indonesia, khususnya di daerah sekitar Medan Sumatera Utara oleh para pekerja perkebunan dan bekas pekerja perkebunan yang didatangkan dari India selama masa penjajahan Belanda. Kerbau Murrah adalah kerbau perah yang paling penting. Daerah asli kerbau Murrah di Ultra Pradesh Barat, Delhi, Haryana di India serta Karachi di Pakistan. Selain sebagai penghasil susu kerbau Murrah juga tercatat sebagai penghasil lemak yang paling eftsien. Daerah asli ternak ini terletak pada wilayah 28°-30°LU. Tanda-tanda kerbau Murrah : bentuk tubuh padat massive, bangun tubuh kuat dengan pungung pendek dan luas. Leher ringan dengan kepala seimbang ter-hadap bangun tubuh yang padat. Pinggul luas serta berhubungan dengan kuartet kelenjar susu. Angota badan pendek dan kuat, padat. Ekor mempunyai bulu kipas berwarna putih. Tanduk melingkar dalam bentuk spiral Warna tubuh pada umumnya hitam. Ambing berkembang baik dengan vena susu tampak menonjol serta 4 puting susu terpisah satu dengan yang lain cukup jauh. Puting kuarter belakang pada umumnya lebih panjang dari pada puting depan. Tinggi gumba dan panjang badan kerbau jantan 142,2 cm dan 149,8 cm sedang yang betina 132,1 cm dan 147,3 cm. Kerbau jantan mempunyai berat badan 566,9 kg dengan lingkar dada 220,7 cm, sedangkan yang betina berat badannya 430,9 kg dengan lingkar dada 218,4cm. Kerbau Murrah merupakan kerbau perah utama di dunia. Produksi susunya rata-rata 3.500 4.000 Ibs (1 lbs = 0,453 kg) setiap laktasi, bahkan kerbau Murrah yang terseleksi dapat menghasilkan susu 5.000 - 7.000 Ibs per laktasi.
3. KERBAU KUNDl Kerbau Kundi pada mulanya diketemukan di daerah Sindhi sehingga dikenal sebagai Sindhi Murrah. Nama Kundi bermula dari istilah yang ditimbulkan oleh adanya bentuk tanduk kerbau ini yang mirip dengan bentuk pancing. Tanda-tanda kerbau Kundi, warna kulit biasanya hitam tetapi ada juga war-na coklat terang, dasar tanduk tebal, mengarah ke belakang, atas dan pada akhirnya melengkung membentuk ukiran seperti pancing. Dahi cukup menonjol, muka cekung dengan mata kecil dan bercahaya. Bentuk badan kecil, lebih kecil dari pada Nili atau Ravi. Tubuhbagian belakang massive dan mempunyai ambing yang besar dengan vena susu menonjol dan putingnya besar, seragam, dan berjarak lebar. Kerbau Kundi dikenal juga sebagai kerbau putih oleh karena adanya warna putih berbentuk bintang pada dahi. Tanda "mi menyebabkan kerbau Kundi mendapat penilaian tinggi. Bagian tracak dan bulu kipas ekor berwarna putih. Berat badan rata-rata 320 - 450 kg dan produksi susu dapat mencapai 2.000 kg dalam masa laktasi 300 hari. 4. KERBAU SURTI atau SURATI Kerbau Surti atau Surati adalah bangsa kerbau perah yang sangat dikenal di daerah Gujarat, negara bagian Bombay di antara sungai Mahi dan Sabarmati. Kerbau Surti dikenal sebagai penghasil susu yang baik, produksi susu rala-rata 1655,5 kg per laktasi dengan kadar lemak 7,5 %. Bentuk tubuh kerbau Surti besar dan baik, kaki agak pendek, tanduk termasuk menengah dan berbentuk bulan sabit, dan kulit berwarna antara hitam atau coklat, Terdapat warna putih berbentuk huruf V pada tubuhnya, yang satu terdapat di sekitar rahang bawah dari telinga sampai telinga satunya, dan yang lain terdapat diatas bagian brisket atau gelambir. Bulu kipas ekor berwarna putih. Kerbau Surti dengan warna putih pada dahi, kaki dan bulu kipas ekor paling disukai. Muka dan moncongnya bersih dengan lubang hidung yang relatif besar, telinga berukuran sedang dengan warna kemerahan dibagian sebelah dalamnya. Leher cukup panjang dan pipih pada yang betina, tetapi tampak tebal dan masssive pada yang jantan. Tubuh pada ternak betina bagian depan sempit, semakin kebelakang semakin lebar dan besar, punggung
2. KERBAU NILI DAN RAVI Kerbau Nili dan Ravi adalah kerbau keturunan Murrah yang hidup di daerah lernbah sungai Sutley dan Ravi di Pakistan yang terbentuk karena perbedaan daerah dan lokasi hidup antara lain Nili, Ravi dan Kundi. . Perbedaan pokok kerbau bangsa ini dengan Murrah adalah menyangkut keadaan muka, dahi dan ukuran. Nili berarti biru yang mencerminkan warna sungai Sutley, sementara Ravi sering disebut seba-gai bangsa Sundal bar. Daerah sebaran kerbau Nili dan Ravi ada di antara 29,5 -32,5 °LU dan 71 - 75 ° BT. Tidak terdapat perbedan pokok diantara kedua bangsa kerbau ini sehingga mulai tahun 1960 digabungkan sebagai satu bangsa tersendiri khususnya di Pakistan, tetapi tidak di India.
3
lurus dan lebar serta gumba segaris dengan garis punggungnya. Ambing berkembang baik dengan Warna merah jambu dan puting berukuran sedang dengan jarak yang cukup lebar, dan vena susu kelihatan menonjol. Tinggi gumba, panjang badan dan berat badan yang jantan 130,8 cm; 154,2 cm dan 670 kg, sedang pada kerbau betina 124,5 cm, 138,4 cm; dan 540 kg.
telah dikembangkan secara meluas untuk grading-up kambing-kambing lokal untuk tujuan daging dan susu dibeberapa negara seperti India Barat, Mauritius, Malaysia dan Phillipina. Di Trinidad, pada puncak laktasi produksi susu mencapai 2 - 4 kg per hari dengan rata-rata 1 - 2 kg per hari. Di Mauritius Anglo-Nubian menghasilkan susu 221 kg dalam periode laktasi 247 hari. Susu kambing Anglo-Nubian mempunyai kadar lemak yang tinggi, rata-rata 5,6 %, sehingga kambing tersebut sering disebut "Jersey cows in the Goat World".
C. BANGSA-BANGSA KAMBING PERAH Di beberapa negara termasuk negara-negara tropis walaupun banyak jenis kambing, tetapi masih sedikit sekali perhatian terhadap seleksi atau breeding dalam usaha memperoleh satu performance yang baik. Kambing perah biasanya beradaptasi dengan tiga kondisi umum sebagai berikut : (1) daerah-daerah di mana banyak ditemukan lahan-lahan marginal; (2) daerah pinggiran kota di mana ternak ini dipelihara sebagai penghasil susu untuk konsumsi keluarga; dan (3) usaha ternak kambing perah komersil yang didirikan untuk memenuhi permintaan khusus akan air susu kambing atau hasil olahannya. Breed kambing perah yang dominan di AS adalah kambing Alpine, Nubian, Saanen dan Toggenburg. Rataan prouksi susunya adalah 2200 pound per tahun dengan kadar lemak 3.5 – 4%. Beberapa breed kambing mampu menghasilkan hingga 4500 pound air susu per tahun atau menghasilkan air susu dengan kadar lemak sampai 7%. Kambing betina dewasa (doe) bisanya dikawinkan pertama kali pada umur sekitar 10 bulan ketika bobot badannya mencapai 85 – 90 pound. Laktasi biasanya berlangsung selama 7 – 10 bulan. Produksi susu naik terus hingga bulan ketiga dan kemudian berkurang pada bulan keempat hingga seterusnya. Fasilitas yang diperlukan untuk pemberian pakan, pemerahan dan perlindungan relatif sama dengan kebutuhan sapi perah. Hanya saja karena sifatnya agar liar maka pemeliharaan ternak kambing memerlukan pagar yang tinggi dan kuat. Kebutuhan pakan kambing m,irip dengan yang dibutuhkan sapi perah kecuali bahwa kambing cenderung menghindari bagian tangkai dari hijauan.
1. 2. Toggenburg Kambing Teggenburg berasal dari Swiss Timur Laut, yaitu dari lembah Toggenburg sehingga diberi nama kambing Toggenburg. Warna bulu dibagian tubuhnya bervariasi dari coklat muda sampai warna coklat tua / gelap. Ada beberapa warna putih yang spesifik pada Toggenburg yaitu ; telinga berwarna putih dengan spot hitam pada bagian tengahnya, dua garis putih dari sebelah atas mata sampai pada bagian mulut (muzzle}. Kaki berwarna putih pada bagian dalam, kemudian mulai dari lutut kaki depan dan kaki belakang sampai pada bagian bawah kaki (feet) seluruhnya berwarna putih. Pada bagian belakang disebelah kiri-kanan pangkal ekor terdapat wama putih berbentuk segitiga. Juga warna putih di kedua cuping telinganya atau di areal cuping telinga apabila cuping telinganya tidak ada. Tidak dikehendaki adanya warna hitam atau bercak putih selain yang spesifik tersebut. Kepala kambing Toggenburg mempunyai ukuran sedang (medium size) dan garis profilnya sedikit konkav (cekung). Telinganya berdiri dan mengarah ke depan. Kambing ini tampaknya palingtidak berhasil untuk diternakkan di daerah tropis. Dibandingkan dengan Saanen, British Alpine dan Anglo-Nubian kambing ini merupakan yang pertama kali dikeluarkan / tidak dipakai lagi di Malaysia Kambing Dewasa jantan dan betina masing-masing mempunyai tinggi gumba dan berat badan 33 inchi; 160 Ibs dan 27 inchi; 125 Ibs. 1. 3. Saanen Kambing Saanen asli berasal dari Swiss bagian Barat. Kambing ini di Amerika disukai bukan karena produksi susunya tinggi, tetapi karena persistensi produksinya yang baik. Warna kambing Saanen pada urnumnya putih atau sedikit cream, tetapi warna putih yang paling disenangi. Tidak boleb ada warna / bercak hitam pada bulunya tetapi boleh ada pada kulitnya saja. Konformasi tubuhnya seperti kambing Toggenburg. Garis profil mukanya lurus atau sedikit cekung, daun telinga berdiri dan mengarah ke depan. Ukuran tinggi gumba dan berat tubuh kambing jantan 35 inchi dan 185 Ibs., sedangkan yang betina 30 inchi dan 135 Ibs. Kambing Saanen telah dimasukkan (introduced) ke Puerto Rico India Barat, Fiji, Ghana, Kenya, Malaysia dan Australia. Di daerah tropis tampaknya kambing Saanen ada tendensi sensitif terhadap sinar matahari yang kuat, sehingga sebaiknya di daerah tropis kambing ini dipelihara dalam kandang. Menurut observasi yang dilakukan di Cyprus, dimana kambing ini pertama kali di import tahu 1949, ternyata kambing ini dapat hidup dengan baik di daerah pegunungan yang dingin.
1. BANGSA-BANGSA KAMBING PERAH SUB-TROPIS 1. 1. Anglo Nubian Kambing Anglo-Nubian menurut Devendra ditinjau dari penampilan dan performancenya tampaknya merupakan persilangan antara kambing Jamnapari dari India dan Nubian. Kambing tersebut merupakan kambing yang besar, mempunyai kaki yang tinggi dengan kulit yang baik dan bulu mengkilap. Mempunyai telinga panjang dan menggantung, profil mukanya konveks (cembung) yang biasa disebut "Roman nose". Jadi bentuk kepala kambing Anglo-Nubian keseluruhan seperti kepala unta, dan biasanya tidak bertanduk. Warna bulunya sangat bervariasi. kambing Anglo Nubian merupakan kambing dual purpose (daging dan susu), kambing ini produksi susunya tidak sebaik kambing-kambing dari Swiss, tetapi telah terbukti bahwa kambing tersebut paling cocok dikembangkan di daerah tropis, karena itu
4
Kambing Saanen telah sangat populer di India Barat dan produksi selama periode laktasi 250 hari dapat mencapai 800 kg. Di Ghana dan Malaysia kambing ini tidak mampu beraklimatisasi dengan baik. Telah dilaporkan di Israel (Epstein dan Herz, 1864) bahwa delapan ekor kambing Saanen dapat hidup dengan subur dengan rata-rata 1,9 cempe tiap kelahiran, yang mana tampak lebih tinggi bila dibandingkan di negeri Swiss yang hanya 1,83 ekor. Hal ini tampaknya merupakan refleksi dari keberhasilannya beraklimatisasi di daerah subtropik di Israel. Dari hasil ini dan observasi yang lain disarankan bahwa kambing Saanen lebih cocok di daerah subtropis dan di tempat tempat lain yang udaranya sejuk dan dibutuhkan kandang untuk menghindarkan kambing dari sengatan sinar matahari.
1. 6. British Alpine British Alpine merupakan kambing yang ft-developed menjadi produsen susu yang baik. Aslinya berasal dari Swiss dan pegunungan Alpine Austria. Seba-gian besar kambing ash di Eropa adalah grup bangsa Alpine dan penyebarannya luas ke seluruh Eropa. Kambing-kambing Swiss, French dan Italian Alpine merupakan tipe-tipe kambing Alpine dan banyak dijumpai di Eropa Tengah dan Utara. Mereka biasa dipelihara dalam jumlah yang kecil dan ditambatkan dengan sistem feeding stall. British Alpine telah dimasukkan (introduced)di India Barat, Guyana, Madagaskar, Mauritius dan Malaysia. Kambing ini mempunyai daya aklimatisasi lebih baik dari pada kambing Saanen. Di India Barat pernah tercatat produksi lebih dari 4,5 kg per hari pada laktasi ke dua dan tiga. tetapi di Malaysia dan Mauritius pengembangan kambing ini gagal antara lain karena kelembaban yang tinggi.
1. 4. Nubian Kambing Nubian merupakan satu-satunya kambing Afrika yang khusus digunakan sebagai kambing perah, walaupun strain yang terbaikpun tidak menun-jukkan produksi susu yang istimewa. Tetapi ambingnya dapat berkembang dengan sangat baik/ideal sebagai ternak perah, dan kambing ini merupakan progenitor / yang memberikan darahnya pada kambing Anglo-Nubian. Di beberapa lokasi di Afrika, untuk mencegah kerusakan karena terkena tanah akibat ambingnya yang besar, ambing tersebut biasanya disangga dengan semacam tas dari kulit. Kambing Nubian besar, kakinya panjang mempunyai daun telinga panjang dan menggantung, profil mukanya Roman nose, terutama pada yang jantan. Tinggi gumba dan berat badan kambing jantan dewasa 35 inchi dan 175 Ibs sedangkan kambing betina dewasa 30 inchi dan 135 Ibs. Pada beberapa strain baik yang jantan maupun betina kambing ini bertanduk tetapi ada juga strain yang tidak bertanduk. Warna bulu pada umumnya hitam, coklat dan bulunya panjang. Produksi susu 1 2 kg per hari atau 120 - 140 kg per tahun dalam dua kali laktasi.
2. BANGSA-BANGSA KAMBING PERAH TROPIS 2. 1. Etawah/Jamnapari Jamnapari atau Etawah mungkin merupakan kambing paling populer dan tersebar luas sebagai kambing perah (susu) di India, Asia Tenggara dan di daerah-daerah lain. Kambing ini mempunyai telinga yang lebar dan panjang serta menggantung. Aslinya dari lembah sungai Chanbal, Gangga dan Jumna. Juga diketemu-kan di district Etawah di Ultra Pradesh, sehingga disebut juga kambing Etawah.. Jamnapari merupakan kambing perah yang baik (excellent) dan juga sering digunakan sebagai produsen daging. Warna bulunya bervariasi dengan warna dasar putin, coklat dan hitam. Telinga menggantung dan panjangnya + 30 cm. Ambing biasanya berkembang baik. Berat badan yang jantan 68-91 kg, sedang yang betina 36 - 63 kg. Tinggi gumba kambing jantan 91 - 127 cm dan yang betina 76 -92 cm. Produksi susu dapat mencapai 235 kg dalam periode laktasi 261 hari. Di India produksi susu dapat mencapai 3,8 kg per hari, dan produksi susu tertinggi tercatat 562 kg. Kadar lemak agak tinggi dengan rata-rata 5,2 %. Karkas kambing jantan dan betina umur 12 bulan dapat mencapai 44 - 45 % berat hidup. Kambing Etawah (di India) biasanya setahun beranak sekali dan rata-rata jumlah anak dalam satu kelahiran hanya satu. Berdasarkan pandangan pada kemampuan produksi susu yang baik dan pertumbuhannya, bangsa kambing ini digunakan secara menyebar untuk grading-up kambingkambing lokal yang lebih kecil seperti di India bagian Barat, Malaysia dan Indonesia. Di Malaysia kambing ini sudah digunakan secara ekstensif (meluas) untuk produksi susu dan daging. Kambing peranakan Jamnapari (crossed-breed) mempunyai berat hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan peranakan Anglo Nubian, lebih-lebih dibandingkan dengan kambing lokal.
1. 5. French Alpine Kambing French Alpine berasal dari pegunungan Alpine. Kambing ini dibawa ke Amerika berasal dari Perancis (France), dimana kambing-kambing tersebut telah diseleksi untuk ke-uniforman, ukuran dan produksinya. Warna kambing French Alpine bermacam-macam, putih, coklat, hitam dan kombinasi dari macam-macam warna. Baik kambing jantan maupun betina memiliki bulu-bulu yang pendek, tetapi yang jantan mempunyai bulu-bulu yang panjang dan kasar pada bagian punggung. Telinganya berukuran sedang, halus dan berdiri. French Alpine berukuran lebih besar dan lebih banyak variasi dalam ukuran dibanding breed dari Swiss yang lain. Kambing betina dewasa mempunyai ukuran tinggi gumba 29 - 36 inchi dengan berat badan 125 Ibs, sedangkan yang jantan dewasa mempunyai tinggi gumba 34 - 40 inchi dengan berat badan 170 Ibs. Kambing betina merupakan excellent milker, mempunyai ambing yang besar dan bentuknya bagus dengan puting yang ideal.
2. 2. Damaskus Dari berbagai kambing perah di Timur Tengah mungkin yang paling penting adalah kambing Damaskus dan sudah merupakan kambing yang banyak dipelihara di Libanon, Syria, Cyprus.
5
Kambing tersebut baik yang jantan maupun betina tidak bertanduk, warna pada umumnya merah atau merah dan putih, profil muka konveks, daun telinga panjang dan menggantung. Tinggi gumba 70 - 75 cm dan berat badan antara 40 -60 kg. Produksi susu 3-4 liter per hari dapat mencapai 6 liter, dengan jumlah produksi 300 - 600 liter dalam 8 bulan. Kambing Damaskus lebih subur dibandingkan dengan Saanen, dimana tiap kelahiran rata-rata 1,76 cempe.
Tanda-tanda domba Awassi mempunyai kepala panjang, sempit dengan profil muka cembung, telinga lebar, panjang, dan menggantung. Berat badan pejan-tannya mencapai 60 - 90 kg sedang induk/betina antara 30 - 50 kg. Badan tampak tinggi, tegap dan kuat. Kaki panjang, tidak gemuk, ekornya gemuk dan lebar, berat ekor pada yang jantan mencapai 12 kg sedang pada yang betina sampai 6 kg. Setelah mengalami perkembangan badannya menjadi lebih tinggi dan tegap. Ambing tidak menggantung, pertautannya kuat. Bentuk puting panjang kebawah dan tidak berlemak.
2. 3. Beetal Beetal adalah bangsa kambing yang juga penting di India dan Pakistan. Kambing ini ditemui di beberapa district di Punyab India, Rawalpindi dan Lahore di Pakistan Barat. Sepintas kambing ini seperti Jamnapari, antara lain profil mukanya Roman nose, telinga panjang tetapi jauh lebih kecil dibanding telinga kambing Etawah. Tampaknya memang seperti ada darah Etawahnya. Kambing ini biasanya berwarna merah coklat dengan bercak / belang-belang putih. Tinggi gumba jantan dan betina adalah 89 dan 84 cm kambing betina dewasa mencapai berat hidup kira-kira 45 kg. Ratarata selama laktasi kambing ini dapat mengbasilkan susu 195 kg susu dalam waktu 224 ban, dan beranak rata-rata seta-bun sekali dengan rata-rata anaknya tunggal atau twin (kembar dua).
2. Domba East Friesian Bangsa domba East Frtesian berasal dari Jerman. Domba ini telah diguna-kan untuk persilangan dengan domba Awassi dengan tujuan untuk mengurangi lemak ekor domba Awassi serta meningkatkan produksi susu dan wool. 3. Domba Lohi Domba Lohi berasal dari Pakistan dan telah tersebar sampai di India dan Pakistan. Ciri-ciri domba Lohi berwarna putih, coklat, dan hitam. Telinga panjang dan menggantung sedangkan ekornya tipis. Domba ini termasuk domba yang subur.
2. 4. Barbari Kambing ini lebih kecil dibanding Jamnapari dan Beetal. Diketemukan di India bagian Utara dan Pakistan Barat. Kambing Barbari mempunyai bulu-bulu yang pendek, umumnya berwarna putih dengan bercak-bercak coklat. Tinggi gumba kambing jantan antara 66 - 76 cm dan betina 6071 cm. Kambing betina dewasa berat hidupnya antara 27 - 36 kg. Kambing ini biasanya digunakan untuk produksi susu dan ambingnya pada umumnya berkembang dengan baik. Pernah tercatat produksi susu selama dalam periode laktasi 235 hari mencapai 144 kg. Di India bangsa kambing ini dikembangkan karena produksi susunya dan karena tubuhnya relatif kecil sedang produksinya cukup banyak menyebabkan ternak ini dvpandang sebagai produsen susu yang ekonomis. D. BANGSA - BANGSA DOMBA PERAH Domba di dunia ini terdapat sekitar 320 bangsa, dengan 116 diantaranya merupakan domba yang dapat diperah. Ternak domba dapat dibedakan berdasarkan kegunaannya meliputi : tipe dual purpose, domba triple purpose dan bangsa domba perah (dairy sheep). 1. Domba Awassi Domba Awassi berasal dari Israel, penyebaran ternak ini selain di Israel sampai ke Libanon dan Yordania (Asia Baratdaya). Sebenarnya domba ini terma-suk domba ekor gemuk, namun setelah mengalami persilangan terus menerus dan terjadi evolusi, terjadi pengurangan ekor gemuknya dan meningkatkan produksi susu. Bangsa domba Israeli Improved Awassi dapat memproduksi susu sampai 1.000- 1.200 kg per tahun.
6