Mengatasi Pertanyaan Guru Tentang Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa*) Oleh Dr. Leonardus Banilodu, MS. Program Studi Biologi FMIPA Universitas Katolik Widya Mandira Jln. Jend. Achmad Yani 50-52 Kupang 85225, Timor-NTT-Indonesia ==================================================================== A. Apa yang dimaksudkan dengan Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa? Berbagai frase telah diciptakan untuk menggambarkan suatu pergeseran penting pada misi dan tujuan pendidikan. Barr dan Tagg (1995) menyatakan bahwa perubahan sebagai suatu perpindahan dari suatu -- Paradigma Pengajaran di mana sekolah dan perguruan tinggi disampaikan untuk -- mengalihkan pengetahuan dari guru kepada siswa dengan suatu Paradigm Pengajaran di mana sekolah dan perguruan tinggi menghasilkan pembelajaran melalui penemuan -- siswa menemukan dan mengkonstruksikan pengetahuan. Huba dan Freed (2000) menggunakan frase -- pembelajaran yang berpusat pada penilaian untuk menekankan transisi pada fokus pengajaran dan penilaian dari pengajaran ke pembelajaran. Deskripsi pengajaran yang berpusat pada siswa berikut ini memberikan titik awal lain bagi percakapan tentang pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered learning, SCL): Pengajaran yang berpusat pada siswa adalah suatu pendekatan pengajaran di mana siswa mempengaruhi isi, kegiatan, bahan, dan kecepatan dari pembelajaran. Model pembelajaran ini menempatkan siswa di tengah dari proses pembelajaran. Instruktur (guru) memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri dan belajar dari sesama siswa dan melatih keterampilan yang mereka butuhkan untuk melakukan sesuatu secara efektif. Pendekatan SCL meliputi teknik-teknik seperti mengganti pengalaman pembelajaran aktif untuk kuliah, menetapkan permasalahan terbuka dan permasalahan yang membutuhkan pemikiran kritis atau kreatif yang tidak dapat dipecahkan dengan contoh teks, yang melibatkan siswa dalam bermain peran dan simulasi, dan menggunakan kecepatan sendiri dan/atau pembelajaran kooperatif (berbasis tim). SCL yang diimplementasikan secara benar dapat mengarah pada peningkatan motivasi belajar, retensi pengetahuan yang lebih besar, pemahaman mendalam, dan perilaku lebih positif ke arah subyek yang diajarkan (Collins & O'Brien, 2003). Pembelajaran yang berpusat pada siswa dapat juga dilihat dari perspektif suatu laporan yang berpengaruh dari Dewan Riset Nasional (1999) yang mensintesiskan penelitian pada pembelajaran dan merekomenasikan pengorganisasian lingkungan pembelajaran pada empat fokus: 1) berpusat pada pengetahuan, 2) berpusat pada siswa, 3) berpusat pada penilaian, dan 4) berpusat pada masyarakat. Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada pengetahuan tumbuh -----------------------------*) Makalah ditulis untuk bahan bacaan mahasiswa dan peneliti dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa. Kupang, Medio September 2016.
1
dari penelitian para pemula dan ahli yang mengungkapkan bahwa para ahli mengorganisirkan pengetahuan mereka sangat berbeda dari pemula. Jadi pembelajaran yang berpusat pada pengetahuan menekankan pada siswa untuk mengembangkan pengetahuan mereka untuk memfasilitasi pengalihan pembelajaran ke suatu konteks baru dan penerapan pembelajaran pada tantangan terbuka seperti pemecahan masalah, berpikir kritis, dan perancangan. Pada suatu lingkungan pembelajaran yang berpusat pada siswa, McCombs dan Whistler (1997) menyatakan bahwa siswa diperlakukan sebagai pencipta bersama dalam proses pembelajaran, sebagai individu dengan ide dan isu yang pantas menjadi perhatian. Lingkungan pembelajaran yang berpusat pada siswa mengakui bahwa pengetahuan siswa sebelumnya sangat mempengaruhi pembelajaran di masa mendatang, dan dengan demikian, harus mencoba untuk membangunkan pengetahuan siswa sebelumnya. Lingkungan pembelajaran yang berpusat pada penilaian memberikan kesempatan untuk umpan balik dan perbaikan sepanjang proses pembelajaran yang mengarah pada evaluasi dan penilaian pada akhir proses pembelajaran. Penilaian untuk umpan balik dan perbaikan disebut sebagai penilaian formatif, sedangkan penilaian untuk evaluasi dan penilaian konklusif disebut sebagai penilaian sumatif. Nicol dan Macfarlane-Dick (2006) menunjukkan bahwa penilaian formatif dapat mempromosikan pengembangan kapasitas dan sikap yang digunakan dalam pembelajaran sepanjang hayat. Lingkungan pembelajaran yang berpusat pada penilaian juga menekankan keselarasan antara tujuan pembelajaran dengan apa yang dinilai (National Research Council, 1999). Akhirnya, lingkungan pembelajaran yang berpusat pada masyarakat mengakui bahwa individu siswa mengambil banyak isyarat dan wawasan di sekitar mereka, sehingga lingkungan pembelajaran yang berpusat pada masyarakat memfasilitasi interaksi antara siswa yang dipromosikan dengan pembelajaran berkelanjutan. Untuk tujuan esai ini, lingkungan pembelajaran yang berpusat pada siswa didorong ke suatu tingkatan untuk secara bersamaan dalam pembelajaran yang berpusat pada pengetahuan, yang berpusat pada siswa, yang berpusat pada penilaian, dan yang berpusat pada masyarakat. Banyak ahli mengembangkan dan menggunakan pendekatan pengajaran dan pembelajaran sesuai dengan kriteria dari pembelajaran yang berpusat pada siswa. Kebanyakan dari pengembang tersebut menciptakan nama asli untuk pendekatan mereka. Sebagai hasilnya, terdapat suatu spektrum luas dari pendekatan yang diberi nama, meliputi: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Pembelajaran aktif (Bonwell & Eison, 1991) Pembelajaran kolaboratif (Bruffee, 1984) Pembelajaran berbasis penyelidikan Pembelajaran kooperatif (Johnson, Johnson, & Smith, 1991) Pembelajaran berbasis masalah Pembelajaran tim dipimpin rekan sebaya (Tien, Roth, & Kampmeier, 2001) Pembelajaran berbasis tim (Michaelson, Knight, & Fink, 2004) Pengajaran rekan sebaya (Mazur, 1997) Pembelajaran penyelidikan dipandu Pengajaran tepat waktu Pembelajaran kelompok kecil Pembelajaran berbasis proyek Pengajaran pertanyaan diarahkan
2
Kebanyakan guru memiliki banyak pertanyaan tentang pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan implikasinya untuk bagaimana mereka bisa mengajar. Beberapa pertanyaan tersebut akan dibahas dalam dokumen ini, yakni: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Mengapa Anda mengadopsi pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa dalam perkuliahan Anda? Dapatkah Anda mencakupkan isi (konten) dalam silabus Anda menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa? Dapatkah Anda menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa ketika mengajarkan kelas besar? Apakah mungkin untuk berpindah dari tahap pembelajaran yang berpusat pada guru ke tahap pembelajaran yang berpusat pada siswa? Bagaimana caranya? Bagaimana Anda menanggapi perlawanan siswa ketika Anda mulai menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa? Bagaimana Anda menanggapi siswa yang benar-benar lebih percaya dengan pembelajaran mereka sendiri ketika Anda mulai menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa?
Juga, banyak dari pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa yang melibatkan guru membentuk siswa menjadi kelompok-kelompok kecil atau tim untuk kegiatan pembelajaran. Prospek kerja dengan tim siswa adalah dengan melahirkan set pertanyaan, yang akan dibahas di bagian terakhir dari dokumen ini, yakni: 1. 2. 3. 4.
Bagaimana Anda harus membentuk tim? Bagaimana Anda mendapatkan tim untuk memulai suatu awal yang baik? Bagaimana Anda menilai tugas tim? Bagaimana Anda membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan kerja sama dalam tim mereka?
B. Mengapa Anda Mengadopsi Pendekatan Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa dalam Perkuliahan Anda? Meskipun dengan berbagai alasan mengapa guru memilih untuk mengadopsi pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, namun dari berbagai alasan tersebut dapat ditempatkan dalam dua kategori besar. Pertama, agaknya menyenangkan bahwa guru telah mengadopsi satu atau lebih dari pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa yang melaporkan bahwa mereka bersemangat. Kedua, ada suatu set dari pertumbuhan hasil tentang bagaimana pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa dapat mengarah pada peningkatan pembelajaran siswa. Pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah terarah dan menyenangkan Guru dari berbagai bangsa (yang mengajarkan kelas besar dan kelas kecil) mengadopsi pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menemukan bahwa pengajaran mereka lebih menyenangkan. Guru berbicara tentang bagaimana mereka mengubah pengajaran mereka dan bagaimana sikap mereka terhadap pengajaran yang telah berubah itu.
3
Apa yang dinyatakan dari penelitian tentang pembelajaran yang berpusat pada siswa? Apakah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa mengarah pada peningkatan prestasi siswa? Hasil dari sejumlah penelitian menunjukkan jawaban bahwa Ya. Beberapa makalah adalah meta-analisis yang mensintesiskan hasil dari banyak penelitian individual. Hasil ini mengkonfirmasi pengaruh positif dari pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa terhadap pengajaran pada kinerja akademik, sikap terhadap pembelajaran, dan ketekunan dalam program. Mengingat bukti yang berkembang dari efektivitas pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, Handelsman et al. (2004), dalam sebuah artikel di Science, menyatakan -Ada bukti bahwa suplementasi atau mengganti pengajaran dengan strategi pembelajaran aktif dan melibatkan siswa dalam proses ilmiah dan penemuan meningkatkan pembelajaran dan retensi pengetahuan. C. Dapatkah Anda Mencakupkan Isi (Konten) dalam Silabus dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa? Meskipun guru mungkin menemukan bahwa pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah lebih menyenangkan dan mengarah pada peningkatan pembelajaran siswa, namun mereka masih memiliki pertanyaan tentang jumlah isi (konten) yang dapat dicakupkan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (Cooper, MacGregor, Smith, & Robinson, 2000; Cooper, 1995; Felder & Brent, 1999; Tien et al., 2001). Cakupan konten masih merupakan prioritas tinggi bagi guru, terutama untuk guru yang mengajarkan bidang ilmu sebagai prasyarat di mana guru mengajarkan bidang ilmu hilir yang tergantung pada persiapan siswa. Jawaban terhadap pertanyaan apakah guru dapat mencakupkan konten sama atau lebih dengan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa seperti yang dicakup dengan pendekatan berbasis pengajaran tradisional yang tergantung pada individu guru. Meskipun beberapa guru menunjukkan bahwa mereka mencakupkan banyak atau kebanyakan konten dengan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, beberapa pengadopsi pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menunjukkan bahwa mereka mencakupkan sedikit konten daripada ketika mereka mengajarkan secara eksklusif, tetapi siswa belajar lebih banyak. Misalnya, seperti yang ditunjukkan dalam ringkasan penelitian dari The Active Learning Site dari Ruhl, Hughes dan Schloss (1987) yang menunjukkan bahwa siswa dalam pembelajaran di mana guru berhenti pada interval dan berbicara kurang enam menit dilakukan secara signifikan lebih baik pada ujian yang sama daripada siswa dalam pembelajaran di mana kuliah sepanjang waktu. Untuk guru yang tertarik untuk pembelajaran lebih banyak tentang bagaimana mencakup bahan adalah sama atau lebih dengan pendekatan pembelajaran yang berbasis pada siswa, maka sumber daya berikut menawarkan ide-ide yang telah teruji dengan baik: 1.
2.
Richard Felder dan Rebecca Brent membahas pertanyaan ini berkali-kali dalam lokakarya tentang pengajaran yang efektif. Di setengah babak pertama kolom ini (Felder & Brent, 1999) mereka menawarkan suatu ringkasan dari tanggapan mereka. Dalam sebuah artikel, Cooper, MacGregor, Smith, dan Robinson (2000) membahas beberapa pertanyaan atau kekhuwatiran bahwa guru telah mengangkat pembelajaran kelompok kecil. Pertanyaan pertama yang dibahas dalam artikel mereka adalah tentang cakupan konten. Banyak guru menyatakan kepuasan konsisten bahwa siswa di kelas mereka menunjukkan satu atau lebih indikator peningkatan pembelajaran: jauh lebih banyak pemahaman konseptual, keterampilan berpikir kritis yang lebih kompleks, kehadiran kelas
4
lebih baik, lebih merdeka dalam pengaturan laboratorium, dan lebih besar kepercayaan. Kebanyakan guru mengatakan bahwa mereka mencakupkan topik lebih sedikit dalam kelas ketika mereka menggunakan kerja kelompok, tetapi siswa belajar dan mempertahankan lebih banyak ide sehingga mereka relatif mengatasi untuk menggunakan format pembelajaran. Jawaban pertanyaan yang lain adalah memberikan pendekatan bahwa guru telah menggunakan untuk mengadaptasikan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa bagi pengajaran mereka. D. Dapatkah Anda Menggunakan Pendekatan Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa Ketika Mengajarkan Kelas Besar? 1.
2.
3.
4. 5.
Cooper dan Robinson (2000) menawarkan strategi untuk menggunakan kelompok-kelompok kecil informal (siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk jangka waktu singkat) dalam kelas besar. Strateginya adalah meliputi pasangan berbagi pikiran (think-pair-share oleh Lynam, 1981), pengajaran rekan sebaya (peer instruction oleh Mazur, 1997), berpikir cepat (quick-thinks oleh Johnston & Cooper, 1997), dan makalah sederhana (minute papers oleh Angelo & Cross, 1993; Stead, 2005). Setelah guru nyaman dengan strategi informal, mereka mungkin pertimbangkan berpindah ke strategi formal yang dijelaskan oleh Smith (2000). Implementasi strategi ini membutuhkan persiapan lebih lanjut, tetapi dapat memindahkan siswa ke arah tanggung jawab yang lebih diterima untuk pembelajaran mereka dan mengarah pada kapabilitas lebih besar untuk pembelajaran sepanjang hayat. Para peserta dalam lokakarya oleh Felder dan Brent sering mengangkat pertanyaan ini. Di separuh babak kedua dari kolom mereka (Felder & Brent, 1999) menawarkan suatu ringkasan dari tanggapan mereka. Mereka menunjukkan bahwa penting untuk membatasi setiap kegiatan interaktif untuk batas waktu yang telah ditentukan dan pilih siswa untuk berbagi beberapa kesimpulan atau hasil dari pekerjaan mereka. Allen dan Tanner (2005) menawarkan suatu set dari tujuh strategi yang diterapkan pada pendaftaran kelas pembelajaran biologi yang besar. Michaelsen, Knight dan Fink (2004) menawarkan contoh pembelajaran berbasis tim pada kelas besar.
E. Dapatkah Anda Berpindah dari Tahap Pembelajaran yang Berpusat pada Guru ke Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa? Bagaimana Caranya? Pertama, menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk pengajaran tidak pernah mengartikan bahwa guru tidak mengajar. Berikutnya adalah lambat, bijaksana, transisi reflektif ke pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa cenderung mengarah pada perubahan yang paling berkelanjutan dalam pengajaran. Guru mungkin mulai dengan pendekatan pembelajaran kooperatif informal: think-pair-share (Lynam, 1981), quick-thinks (Johnston & Cooper, 1997), dan minute papers (Angelo & Cross, 1993; Stead, 2005). Berikut ini adalah kemungkinan arah: 1. Mereka mungkin mempertimbangkan menggunakan sejumlah kecil pada pendekatan yang didaftarkan -- pelibatan siswa [termasuk lembar disiapkan oleh Jean Layne].
5
2.
3.
Mereka mungkin mempertimbangkan untuk menggunakan beberapa dari struktur pembelajaran kooperatif informal (Cooper & Robinson, 2000) untuk pelibatan siswa mereka untuk jangka waktu singkat setelah pembelajaran suatu bagian dari suatu kelas. Struktur pembelajaran kooperatif informal meliputi: 1) Think-Pair-Share: Minta siswa untuk berpikir secara individual tentang suatu pertanyaan selama satu menit, bergiliran ke tetangga dan pertukaran ide, dan kemudian secara acak pilih suatu kelompok kecil siswa untuk berbagi ide (Lynam, 1981). Daripada berpasangan, Anda dapat menggunakan kelompok 3-4 siswa. 2) Roundtable: Tanyakan sekelompok siswa suatu pertanyaan. Pertama-tama siswa menulis dan berbagi jawaban mereka, kepada siswa kedua, dan seterusnya. 3) Minute papers: Minta siswa untuk membahas dua pertanyaan di akhir suatu segmen pembelajaran atau kelas. Pertanyaan pertama adalah tentang apa yang mereka pikir paling jelas atau paling signifikan. Pertanyaan kedua adalah tentang apa yang mereka masih memiliki pertanyaan (Angelo & Cross, 1993; Stead, 2005). Allen dan Tanner (2005) mengakui bahwa berpindah keluar dari balik podium pembelajaran yang relatif aman untuk mengadopsi jenis strategi aktif sehingga menggeser penekanan kelas jauh dari pengajaran guru ke arah pembelajaran dan partisipasi siswa yang sering merupakan prospek yang meresahkan, bahkan pada pengaturan kelas kecil. Oleh karena itu, mereka mengelompokkan suatu set dari tujuh strategi, mulai dari yang sederhana, pendekatan yang mudah diimplementasikan ke restrukturisasi seluruh pembelajaran yang kompleks. 1) Bookend Lectures: Guru dapat memasukkan sesi interaktif singkat (think-pair-share, penulisan siswa) setelah setiap sesi pembelajaran 10-20 menit (Bonwell & Eison, 1991; Ruhl et al., 1987). Jika mereka mulai dengan pengaturan lebih maju dan mengakhiri dengan suatu teknik penilaian kelas, seperti suatu minute paper, mereka menciptakan suatu bookend lecturers (Smith, Sheppard, Johnson, & Johnson, 2005). 2) Immediate Feedback via Classrom Technologu: Berbagai teknologi dari lembar scratchable scantran (Allen & Tanner, 2005) untuk sistem tanggapan pribadi (Fies & Marshall, 2006) dapat digunakan untuk memberikan siswa umpan balik langsung melalui pertanyaan pada persiapan mereka untuk kelas atau konsep yang muncul selama kelas. 3) Proyek dan Presentasi Siswa: Guru dapat menetapkan proyek dan laporan untuk siswa yang terlibat secara aktif dalam eksplorasi dari materi pembelajaran. 4) Model Instruksional Pembelajaran Siklus: Guru dapat menggunakan siklus pembelajaran berbeda untuk bangun kelas yang memindahkan siswa melalui suatu rangkaian pertanyaan tentang materi di suatu kelas (Mengapa, Apa, Bagaimana, dan Bagaimana jika) (Harb, Durrant, & Terry, 1991). Lihat Ebert-Mei et al. (1997) untuk suatu model yang memindahkan siswa melalui pelibatan, eksplorasi, penjelasan, elaborasi, dan evaluasi. 5) Pembelajaran Tim Dipimpin Rekan Sebaya: Siswa dapat memfasilitasi satu atau lebih kelompok pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran untuk memandu eksplorasi pemecahan masalah, penyelidikan, atau penemuan. 6) Penggabungan Penyelidikan ke dalam Pembelajaran 7) Pembelajaran Berbasis Masalah dan Studi Kasus
6
Ketika Anda mengembangkan kenyamanan dengan suatu set kecil pendekatan, Anda dapat perluaskan set Anda. Pertimbangkan suatu aktivitas untuk lebih terlibat, misalnya, suatu jigsaw atau proyek yang diperluas di mana Anda mempersiapkan siswa untuk bekerja lebih efektif sebagai sebuah tim dan mengelola proyek selama waktu yang telah dialokasikan. F. Bagaimana Anda Merespon Perlawanan Siswa Ketika Mulai Menggunakan Pendekatan Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa? Karena Anda akan meminta peserta didik dalam kelas untuk berperilaku berbeda, Anda harus mengharapkan beberapa perlawanan, karena semua manusia cenderung menolak permintaan untuk berubah. Jadi dibutuhkan antisipasi terhadap beberapa perlawanan dan siap untuk mengatasi perlawanan secara konstruktif. Jelaskan kepada siswa mengapa Anda memilih untuk mengadopsi pendekatan pembelajaran Anda dan bagaimana Anda berpikir bahwa hal tersebut akan menguntungkan siswa. Ini mungkin membantu untuk menunjukkan bahwa Anda akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk masukan mereka dan akan menanggapi ide mereka. Berikut ini adalah beberapa saran untuk digunakan: 1.
2.
3.
Felder dan Brent mengakui beberapa benjolan dalam sebuah artikel, Jelajahi Jalan Bergelombang ke Pengajaran yang Berpusat pada Siswa (Felder & Brent, 1996) dan menawarkan cara-cara untuk mengatasi hal ini. Salah satu pertanyaan yang Cooper, MacGregor, Smith, dan Robinson (2000) alamatkan adalah perlawanan siswa: Guru menunjukkan bahwa perlawanan awal antara siswa umumnya terfokus pada pengalaman buruk sebelumnya dengan kerja kelompok yang direncanakan dan dilaksanakan secara buruk di sekolah dan perguruan tinggi. Mereka menawarkan beberapa strategi berdasarkan pendapat guru: memperjelas perubahan yang diharapan sebelum dan selama menerapkan strategi baru, menciptakan kegiatan bermakna yang mendorong siswa untuk memproses informasi dengan cara berbeda dan belum berada pada tingkat kesulitan dan kompleksitas yang sesuai, dan memperjelas harapan untuk setiap kegiatan pembelajaran. Keeney-Kennicutt, Gunersel, dan Simpson (2008) mempelajari implementasi dari Ulasan Rekan Sebaya Dikalibrasi, sebuah program berbasis web yang mendukung peer review makalah siswa yang mengikuti suatu latihan di mana siswa mengkalibrasikan penilaian mereka dari contoh yang dihasilkan oleh sekolah atau fakultas di perguruan tinggi. Mereka tidak mencakupkan alasan siswa untuk menyukai dan tidak menyukai inovasi dan didokumentasikan modifikasi instruktur untuk mengatasi perlawanan.
G. Bagaimana Anda Merespon Siswa yang Benar-benar Percaya Dengan Pembelajaran Mereka Sendiri Ketika Anda Mulai Menggunakan Pendekatan Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa? Kebutuhan untuk pembelajaran dan bagaimana untuk belajar adalah menjadi lebih luas diakui dari berbagai arah. Hal ini dapat membantu untuk menyediakan sumber daya bagi siswa sehingga menegaskan dan memperkuat kecenderungan mereka untuk awalnya menerima tanggung jawab bagi pembelajaran mereka sendiri:
7
1.
2.
3.
4.
Mandat akreditasi dibawa ke garis depan kebutuhan untuk menjadi peserta didik sepanjang hidup dalam profesi rekayasa yang selalu berubah dan berkembang, ditambah dengan perubahan teknologi yang cepat dan kebutuhan untuk mengakomodasi suatu masyarakat global (Marra, Camplese, & Litzinger, 1999). Sebuah kelas baru di dalam angkatan kerja telah diidentifikasi sebagai pekerja pengetahuan ... Insinyiur harus secara kontinu belajar agar tetap mengikuti teknologi yang berdampak pada tugas mereka (Wells & Langenfeld, 1999). Waktu paruh keterampilan teknis seorang insinyur adalah 2,5-7,5 tahun, tergantung pada disiplin (bidang ilmu) Anda. Hal ini berarti bahwa sebagian besar dari teknologi yang akan ada di bagian akhir dari karir 40 tahun belum dikembangkan ... Selama karir seorang insinyur, akan berkembang beberapa teknologi baru. Alat dan teknik baru akan digunakan dalam pekerjaan sehari-hari. Pengusaha berharap insinyur mempelajari informasi baru ini sendiri atau menemukan seseorang yang dapat mengajarkan kepada mereka (Todd, 2001). Informasi lain tentang laju pertumbuhan pengetahuan ilmiah dan rekayasa dapat ditemukan dalam Wright (1999). Akhirnya, harus diakui bahwa motivasi terbesar untuk belajar adalah dengan belajar mandiri. Jika seorang siswa dapat melakukan transisi dari imbalan ekstrinsik (pengakuan, nilai, dan lain-lain) untuk imbalan intrinsik, maka dasar untuk belajar sepanjang hayat akan ditetapkan. Dalam rekayasa, ada sukacita pembelajaran yang dikaitkan dengan mengetahui dan memprediksi bagaimana dunia kerja. Siswa harus memiliki kesempatan untuk mengalami hal ini (Parkinson, 1999).
Mengingat pentingnya sikap dan kemampuan untuk belajar sepanjang hayat, siswa menerima tanggung jawab yang lebih besar untuk pembelajaran mereka sendiri, yang melekat pada setiap pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, membuat langkah penting dalam perkembangan intelektual mereka. Guru dapat bekerja dengan siswa untuk mengajukan pertanyaan lebih mendalam tentang bagaimana mereka belajar dan bagaimana mereka dapat menyesuaikan diri dengan memfasilitasi pembelajaran mereka sendiri. Kornell dan Bjork (2007) meningkatkan keputusan penting bahwa siswa harus membuat pembelajaran mereka sendiri dan bagaimana mereka perlu menggambarkan lebih akurat tentang bagaimana mereka belajar. H. Memfasilitasi Kelompok Kecil Banyak dari pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa yang memiliki siswa berpartisipasi dalam kelompok kecil dalam kelas, dan dalam beberapa hal, adalah di luar kelas. Seringkali, siswa tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk bekerja secara efektif dalam kelompok. Namun, jika diminta, mereka akrab dengan masalah yang bisa timbul ketika bekerja dalam kelompok dan mereka memiliki beberapa ide tentang bagaimana mengatasi situasi ini. Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang guru sering tanyakan tentang menggunakan kelompok kecil atau tim sebagai bagian dari suatu pendekatan pengajaran. Bagaimana Anda harus membentuk tim? Guru adalah primer, tetapi bukan satu-satunya, tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang aman, produktif. Secara umum, tim yang dibentuk akan mempengaruhi lingkungan pembelajaran yang dibuat. Akibatnya, guru memiliki tanggung jawab untuk
8
membentuk tim. Untuk sumber daya tambahan dan ide-ide untuk membentuk tim, dapat pertimbangkan contoh berikut: 1.
2. 3.
4.
Koalisi Yayasan menciptakan suatu sumber daya, Pembentukan Tim Siswa, yang membahas pertanyaan tentang ukuran tim dan menawarkan strategi untuk membentuk tim yang guru gunakan dalam pembelajaran mereka. Dalam Strategi Efektif untuk Pembelajaran Kooperatif, Richard Felder dan Rebecca Brent menawarkan beberapa strategi untuk membentuk tim. Kegiatan yang Berpusat pada Siswa untuk Proyek Program Pendaftaran Sarjana Besar telah menulis sebuah bab buku yang diulas sejawat, Kegiatan yang Berpusat pada Siswa untuk Proyek Program Pendaftaran Sarjana Besar, di mana guru fisika dari beberapa lembaga berbeda berbagi wawasan mereka untuk membentuk tim. Larry Michaelson menawarkan strategi untuk membentuk suatu tim yang primer, Memulai dengan Tim Pembelajaran. Primer berisi informasi tentang pembentukan tim. Informasi lebih lanjut tentang pendekatan untuk Pembelajaran Berbasis Tim dapat ditemukan dalam buku, Pembelajaran Berbasis Tim: Suatu Penggunaan Transformatif Kelompok Kecil dalam Pengajaran dan Pembelajaran, dan ringkasan, Bangun Tim Pembelajaran: Kunci Memanfaatkan Kekuatan Kelompok Kecil di Perguruan Tinggi, oleh Michaelson dan Blok.
Bagaimana Anda mendapatkan tim untuk memulai yang baik? Kebanyakan siswa di sekolah dan perguruan tinggi tidak memiliki pengetahuan dan belum mengembangkan kemampuan mereka untuk berfungsi secara efektif pada suatu tim siswa. Oleh karena itu, guru harus bekerja untuk membangun lingkungan pembelajaran yang mendukung tim siswa yang efektif. Banyak tantangan yang terjadi ketika menggunakan tim siswa dan paling efektif diatasi pada awal pembelajaran. Tim siswa dapat mengidentifikasi masalah potensial, termasuk pemimpin dan peserta yang mungkin bermasalah, dan mengembangkan norma perilaku yang mana masalah dapat diatasi. Guru dapat menetapkan kebijakan untuk mengatasi masalah yang mungkin terjadi di hilir. Berikut adalah guru dapat meletakkan kebijakan evaluasi yang akan mengamanatkan penilaian tugas dari tim siswa. 1. 2.
3. 4.
Koalisi Yayasan menciptakan suatu sumber daya, Membantu Tim Siswa untuk sebuah Awal yang Baik. Institut Nasional untuk Pendidikan Sains – Tingkat Satu Perguruan Tinggi: Inovasi dalam Sains, Matematika, Teknik, dan Pendidikan Teknologi menawarkan suatu bibliografi beranotasi, cerita dari guru menggunakan pembelajaran kolaboratif, dan suatu set strategi yang digunakan untuk pembelajaran kolaboratif. Informasi Layanan Teknologi di Penn State University menawarkan panduan solid dan kegiatan untuk tim kerja di masa depan Tim Peterson akan menjadi sumber yang baik untuk lebih lanjut di sini.
Bagaimana Anda menilai tugas tim? Memberikan setiap anggota tim nilai yang sama pada suatu tugas tunggal yang dikirim sebagai suatu tim tidak mempromosikan akuntabilitas individu yang merupakan salah satu elemen inti dari pembelajaran kooperatif yang efektif. Untuk guru yang mencari alternatif dalam inovasi pendekatan pembelajaran, pertimbangkan sumber daya berikut:
9
1.
2.
3. 4.
Karl Smith menawarkan saran berikut untuk mempromosikan akuntabilitas individu: 1) Pertahankan ukuran kelompok kecil, 2) Tetapkan peran dari setiap anggota dalam satu tim, 3) Secara acak meminta salah satu anggota kelompok untuk menjelaskan pembelajaran, 4) Miliki siswa yang bekerja sebelum anggota kelompok bertemu, 5) Miliki siswa untuk menggunakan pembelajaran kelompok mereka untuk melakukan tugas individu sesudahnya, 6) Semua orang menandatangani pernyataan untuk berpartisipasi, menerima kelompok, dan menerima tugas menjelaskan informasi yang dibahas dalam kelompok, dan 7) Aamati dan catat kontribusi dari masing-masing individu. Penilaian rekan sebaya, di mana anggota tim menawarkan data untuk membantu membedakan dan mengevaluasi kontribusi individu, yang merupakan salah satu pendekatan untuk membedakan nilai. Koalisi Yayasan menawarkan suatu sumber daya pada penilaian rekan sejawat dan suatu sumber daya pada proses pemantauan kemajuan tim siswa pada tugas tim yang diperluas. Kantor Pengembangan Pendidikan di University of North Carolina menawarkan suatu sumber daya pada latihan pengembangan tim siswa yang efektif. Saling Ketergantungan Positif, Akuntabilitas Individu, dan Interaksi Promotif menawarkan panduan untuk menggabungkan tiga elemen penting ini ke dalam kegiatan pengembangan tim.
Bagaimana Anda membantu siswa mengembangkan kemampuan kerja sama di dalam tim mereka? Guru memiliki peluang sangat besar untuk membantu siswa mengembangkan suatu set dari keterampilan penting yang dibutuhkan sepanjang hidup siswa. 1.
2. 3.
Informasi Layanan Teknologi di Penn State University menawarkan suatu sumber daya yang sesuai untuk membantu guru mendukung pengembangan kemampuan yang dibutuhkan untuk kerja sama tim siswa yang efektif. Koalisi Yayasan menawarkan suatu sumber daya pada manajemen dan resolusi konflik dan komunikasi dalam tim dan pengambilan keputusan di dalam kerangka suatu tim kerja. Bangun Tim Teknik Siswa yang Efektivitas dan Sistem Manajemen yang menawarkan suatu set dari sumber daya untuk bekerja dengan tim siswa
Referensi Michaelson, L. K., and Black, R. H. (1994). Building Learning Teams: The Key to Harnessing the Power of Small Groups in Higher Education, in Collaborative Learning: A Sourcebook for Higher Education, Vol. 2. State College, PA: National Center for Teaching, Learning & Assessment The Peer-Led Team Learning (PLTL) Workshop Project (n.d.). Retrieved from http://www.sci.ccny.cuny.edu/~chemwksp/index.html, 1 October 2007 Todd, B. (2001) Instructor‘s Guide, Lifelong Learning Module, Retrieved from http://www.foundationcoalition.org/home/FCVersion2/professional/220/instructor%27sguide-lifelong.pdf, 29 March 2005
10
Wright, B.T. (1999). Knowledge Management. Presentation at meeting of Industry–University– Government Roundtable on Enhancing Engineering Education, May 24, 1999, Iowa State University, Ames, Iowa Allen, D., & Tanner, K. (2005). Infusing Active Learning into the Large-enrollment Biology Class: Seven Strategies, from the Simple to Complex. Cell Biology Education, 4, 262-268. Angelo, T. A., & Cross, P. K. (1993). Classroom Assessment Techniques: A Handbook for College Teachers (Second ed.). San Francisco, CA: Jossey-Bass. Barr, R. B., & Tagg, J. (1995). From Teaching to Learning - A New Paradigm for Undergraduate Education. Change, 27(6), 12–25. Bonwell, C. C., & Eison, J. A. (1991). Active Learning: Creating Excitement in the Classroom. Washington, DC: George Washington University Press. Bruffee, K. A. (1984). Collaborative Learning and the "Conversation of Mankind". College English, 46(7), 635-652. Collins, J. W., 3rd, & O'Brien, N. P. (Eds.). (2003). Greenwood Dictionary of Education. Westport, CT: Greenwood. Cooper, J. L., MacGregor, J., Smith, K. A., & Robinson, P. (2000). Implementing Small-Group Instruction: Insights from Successful Practitioners. New Directions in Teaching and Learning, 81, 64-76. Cooper, J. L., & Robinson, P. (2000). Getting Started: Informal Small-Group Strategies in Large Classes. New Directions in Teaching and Learning, 81, 17-24. Cooper, M. M. (1995). Cooperative Learning: An Approach for Large Enrollment Courses. Journal of Chemical Education, 72(2), 162–164. Ebert-May, D., C, B., & Allred, S. (1997). Innovation in large lectures-teaching for active learning. BioScience, 47, 601-607. Felder, R. M., & Brent, R. (1996). Navigating the Bumpy Road to Student–Centered Instruction. College Teaching, 44(2), 43–47. Felder, R. M., & Brent, R. (1999). FAQs. II. (a) Active Learning vs. Covering the Syllabus; (b) Dealing with Large Classes. Chemical Engineering Education, 33(4), 276–277. Fies, C., & Marshall, J. (2006). Classroom Response Systems: A Review of the Literature. Journal of Science Education and Technology, 15(1), 101-109. Handelsman, J., Ebert-May, D., Beichner, R., Bruns, P., Chang, A., DeHaan, R. (2004). Scientific teaching. Science 304(5670), 521–522. Harb, J. N., Durrant, S. O., & Terry, R. E. (1991). Use of the 4MAT System in Engineering Education. Proceedings, Frontiers in Education. Paper presented at the Frontiers in Education. Huba, M. E., & Freed, J. E. (2000). Learner-Centered Assessment on College Campuses: Shifting the Focus from Teaching to Learning. Needham Heights, MA: Allyn & Bacon. Johnson, D. W., Johnson, R. T., & Smith, K. A. (1991). Active Learning: Cooperation in the College Classroom. Edina, MN: Interaction Book Company. Johnston, S., & Cooper, J. (1997). Quick-thinks: Active-thinking Tasks in Lecture Classes and Televised Instruction. Cooperative Learning and College Teaching, 8(1), 2-7. Keeney-Kennicutt, W., Gunersel, A. B., & Simpson, N. (2008). Overcoming Student Resistance to a Teaching Innovation [Electronic Version]. International Journal for the Scholarship of Teaching and Learning, 2, from http://academics.georgiasouthern.edu/ijsotl/v2n1/articles/KeeneyKennicutt_Gunersel_Simpson/Article_Keeney-Kennicutt_Gunersel_Simpson.pdf
11
Kornell, N., & Bjork, R. A. (2007). The promise and perils of self-regulated study. Psychonomic Bulletin & Review, 14(2), 219-224. Lynam, F. (1981). The Responsive Class Discussion. In A. S. Anderson (Ed.), Mainstreaming Digest. College Park, MD: College of Education, University of Maryland. Marra, M. R., Camplese, K. Z., & Litzinger, T. A. (1999). Lifelong Learning: A Preliminary Look at the Literature in View of EC 2000. Paper presented at the Frontiers in Education Conference. Mazur, E. (1997). Peer Instruction: A User’s Manual. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall. McCombs, B., & Whistler, J. S. (1997). The Learner-Centered Classroom and School: Strategies for Increasing Student Motivation and Achievement. San Francisco, CA: JosseyBass Publishers. Michaelson, L. K., Knight, A. B., & Fink, L. D. (2004). Team-Based Learning: A Transformative Use of Small Groups in College Teaching. Sterling, VA: Stylus Publishing. National Research Council. (1999). How people learn: Brain, mind, experience, and school. Washington, DC: National Academy Press. Nicol, D. J., & Macfarlane-Dick, D. (2006). Formative assessment and self-regulated learning: a model and seven principles of good feedback practice. Studies in Higher Education, 31(2), 199–218. Parkinson, A. (1999). Developing the Attribute of Lifelong Learning. Paper presented at the Frontiers in Education Conference. Ruhl, K. L., Hughes, C. A., & Schloss, P. J. (1987). Using the Pause Procedure to Enhance Lecture Recall. Teacher Education and Special Education, 10, 14–18. Smith, K. A. (2000). Going Deeper: Formal Small-Group Learning in Large Classes. New Directions in Teaching and Learning, 81, 25-46. Smith, K. A., Sheppard, S. D., Johnson, D. W., & Johnson, R. T. (2005). Pedagogies of engagement: classroom-based practices. Journal of Engineering Education, 94(1), 1-16. Stead, D. R. (2005). A review of the one-minute paper. Active Learning in Higher Education, 6(2), 118–131. Tien, L. T., Roth, V., & Kampmeier, J. A. (2001). Implementation of a peer-led team learning instructional approach in an undergraduate organic chemistry course. Journal of Research in Science Teaching, 39(7). Wells, D. L., & Langenfeld, G. P. (1999). Creating an Environment for Lifelong Learning. Paper presented at the ASEE Annual Conference & Exposition
12