Mengajarkan Kewirausahaan Mandiri untuk Anjal dan Anak Marginal UNAIR NEWS – Dengan sasaran membantu mengatasi perekonomian keluarga, tak sedikit anak-anak dibawah umur dijumpai sudah terjun menjadi pedagang asongan di jalan-jalan raya. Realita seperti itu tidaklah adil jika kebutuhan dan hak yang seharusnya mereka dapatkan tidak tercukupi. Waktu bermain dan belajar untuk memiliki keterampilan mereka korbankan demi ikut menopang nasib keluarga. Melihat kesulitan yang dihadapi anak-anak yang hidup di jalanan ini, tiga mahasiswa jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Airlangga (UNAIR) yaitu Aisyah Nusa Ramadhana, Aisah Anggraeni Reswariningtyas, dan Muhammad Reza Dzulfikri, mengenalkan pembelajaran kewirausahaan bagi anakanak agar mereka kelak bisa mandiri dan tidak terus bergantung pada orang lain. Diantara anak jalanan (anjal) tersebut adalah yang ngasong di Jl. Gemblongan Surabaya, yang ternyata juga bagian anak-anak yang sudah bergabung dalam komunitas Save Street Child (SSC) Surabaya. Sumbangan pemikiran untuk pengembangan potensi kewirausahaan bagi anak jalanan dan marginal itu, kemudian mereka tulis ke dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKMM) dengan judul ”COCA-COLA (Cool Handycraft and Cooking Class) sebagai Sarana Pengembangan Potensi Kewirausahaan bagi Anak Jalanan dan Marginal di Komunitas Save Street Child Surabaya”. Dibawah bimbingan dosennya, proposal ini berhasil lolos seleksi Dikti, sehingga berhak memperoleh dana hibah pengembangan dari Kemenristekdikti dalam program PKM tahun
2016-2017. Aisyah Nusa Ramadhana, ketua kelompok PKM ini menjelaskan, gerakannya ini bertujuan untuk memberikan solusi efektif dalam mengembangkan potensi kewirausahaan pada anak jalanan dan marginal. Dalam jangka panjang dengan pemberian wawasan semacam “COCA-COLA” ini dapat mengurangi jumlah anak jalanan dan jumlah anak yang menghabiskan waktu di luar rumah. ”Ciri khas dalam pelaksanaan kami dengan mengadakan Training of Trainer bagi anggota tim agar maksud dan tujuan dapat tersampaikan dengan baik serta pelatihan berjalan lancar sesuai rencana yang telah disusun,” kata Aisyah N. Ramadhana.
SEORANG anggota Tim COCA-COLA melakukan pembelajaran ditengah anak-anak anjal. (Foto: Dok PKMM) Kegiatan yang dilaksanakan, pertama dengan nama “Which One Your Cool Handycraft” dilakukan sosialisasi, pengenalan, serta pelatihan membuat kerajinan tangan. Yang kedua dengan topik ”Let’s Join Cooking Class” anak-anak komunitas SSC wilayah Gemblongan diberikan pemahaman dan pelatihan masak-memasak. Kegiatan ketiga, “Market Day”, yaitu berkunjung ke pusat
keramaian serta mengadakan bazaar untuk memasarkan hasil kreasi anak didik. ”Prinsipnya, kegiatan yang kami dalam COCA-COLA ini lebih mengarah pada penanaman mindset wirausaha pada anak sejak dini, utamanya anjal dan anak marginal agar tingkat ketergantungan pada bidang ekonomi semakin menurun dan menjadi pribadi mandiri,” lanjut Aisyah. Selama empat bulan tim COCA-COLA melaksanakan program tersebut diatas. Keterampilan seperti kerajinan yang berhasil diajarkan kepada anak-anak antara lain kerajinan tangan dari kokoru, membuat kartu ucapan, pelatihan memasak (membuat salad buah, es capucino, es krim, dan es kopyor), serta pelatihan menjualnya. Dari program ini juga telah terbentuk kader penerus kegiatan, dimana telah bekerja sama dengan Dinas Sosial Kota Surabaya untuk memantau dan mendukung keberlanjutan program ini. “Respon adik-adik terhadap program COCA-COLA sangat aktif dan antusias. Bahkan ada salah satu anak, bernama Siska, nyeletuk, ’Mbak, tiap minggu ajarin bikin kokoru ya, nanti tak jual ke temen-temenku’. Jadi seperti ada hembusan angin kebahagiaan saat mendengar pernyataan tersebut bahwa program ini mampu memancing tumbuhnya jiwa kewirausahaan adik-adik,” tambah Aisyah. Para relawan pengajar SSC juga berperan aktif, tak pernah absen berpartisipasi. Demikian juga dorongan kuat dari dosendosen pembimbing tak kalah aktifnya. Hal ini ditunjukkan dalam banyaknya saran dan kritik yang disampaikan setiap proses kegiatan. Semangat dan motivasi yang tinggi inilah diharapkan program COCA-COLA ini dapat mengubah mindset anak jalanan dan anak marginal untuk mendiri dalam wirausaha. Langkah selanjutnya COCA-COLA sedang membentuk kader dari luar komunitas SSC, baik yang berlatarbelakang akademisi atau masyarakat umum, sehingga program ini mampu menumbuhkan
kepekaan sosial terhadap lingkungan sekitar. Jika program ini bermula dari komunitas SSC wilayah Gemblongan, selanjutnya bisa meluas ke seluruh wilayah Komunitas SSC di Surabaya. (*) Editor: Bambang Bes
UNAIR Kukuhkan Empat Guru Besar Baru Bidang Kesehatan dan Sosial UNAIR NEWS – Universitas Airlangga akan mengukuhkan empat guru besar baru pada Sabtu (8/7) mendatang. Keempat guru besar baru tersebut diharapkan dapat senantiasa mengalirkan pembaruan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan berbangsa. Keempat guru besar baru yang akan dikukuhkan adalah Prof. Dr. Emy Susanti, Dra., MA, Prof. Dr. Bambang Soeprijanto, dr., Sp.Rad(K)A, Prof. Dr. Bagong Suyanto, Drs., M.Si., dan Prof. Dr. Ririh Yudhastuti, drh., M.Sc. Dalam jumpa pers yang digelar Kamis (6/7) di Ruang Sidang B Kantor Manajemen UNAIR, keempat profesor baru menyampaikan buah pikirannya di hadapan awak media. Guru Besar bidang Sosiologi Gender Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Prof. Emy merupakan guru besar UNAIR sejak berdiri ke-459 dan profesor FISIP aktif ke-17. Prof. Emy yang juga guru besar UNAIR sejak PTN-BH ke-167 akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Perempuan, Relasi Kuasa dan Sosiologi Gender” saat pengukuhan titel barunya. “Pemahaman tentang kesetaraan gender perlu diperkuat dengan landasan teori atau penguatan jaringan (networking). Untuk
memperkuat pemahaman itu, kami di Pusat Studi Gender dan Anak UNAIR sering bekerjasama dengan kawan-kawan dari LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat),” tuturnya. Profesor kedua yang menyampaikan gagasannya kepada awak media adalah Prof. Bambang. Prof. Bambang merupakan Guru Besar bidang Radiologi Fakultas Kedokteran. Dia adalah guru besar UNAIR sejak berdiri ke-460 dan profesor FK aktif ke-108. Nantinya, Prof. Bambang yang juga guru besar UNAIR sejak PTNBH ke-168 akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Inovasi Radiologi di Era Molekuler dan Digital”. Prof. Bambang menyampaikan, perkembangan dunia radiologi terus berjalan. Ia juga menambahkan bahwa teknologi inovasi radiologi di era molekuler dan digital yang menjadi bahan pidatonya, masih perlu proses panjang untuk diterapkan di Indonesia. “Kita perlu menyelesaikan tahap infeksi penyakit yang ada di masyarakat, baru radiologi dalam level molekuler dan sel ini bisa diterapkan perlahan,” imbuhnya. Guru Besar bidang Sosiologi Ekonomi FISIP Prof. Bagong merupakan guru besar UNAIR sejak berdiri ke-461 dan profesor FISIP aktif ke-18. Prof. Bagong yang juga guru besar UNAIR sejak PTN-BH ke-169 akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Sosiologi Ekonomi: Dinamika Kapitalisme dan Gaya Hidup Masyarakat Konsumer di Era Posmodern”. Prof. Dr. Drs. Bagong Suyanto, M.Si menawarkan satu pendekatan baru di bidang sosiologi ekonomi. Menurut Prof. Bagong, konsumen dieksploitasi oleh produsen tentang gaya konsumsi mereka. Beragam promosi perusahaan dan kekuatan industri membuat konsumen tidak bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan. “Ketika gengsi masyarakat lebih mengedepan, berbelanja menjadi sebuah gaya hidup,” ujarnya.
Terakhir, Guru Besar bidang Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat merupakan guru besar UNAIR sejak berdiri ke-462 dan profesor FKM aktif ke-11. Prof. Ririh yang juga guru besar UNAIR sejak PTN-BH ke-170 akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Meramal Wabah Demam Berdarah Dengue”. Prof. Ririh menyarankan agar pemerintah dan masyarakat bisa mengantisipasi penyebaran penyakit DBD dengan memperhatikan siklus cuaca. Ahli kesehatan lingkungan itu juga mengatakan, vektor virus Dengue Aedes aegypti akan berkembang secara optimum pada saat anomali cuaca seperti sekarang dan pada musim hujan. Penulis: Tim UNAIR News
Suranaree University of Technology Gandeng UNAIR untuk Produktifitas Perpustakaan UNAIR
NEWS
–
Suranaree
University
of
Technology
(SUT)
berencana membangun kerjasama dengan UNAIR dalam peningkatan kualitas layanan perpustakaan. Pertemuan yang berlangsung di ruang pertemuan lantai 2 Perpustakaan UNAIR Kampus B, membahas kerjasama lebih lanjut mengenai berbagai bidang yang bisa dikerjasamakan. “Bidang yang paling menarik adalah staff mobility, yang sebelumnya pernah dilakukan dengan universitas-universitas di Malaysia,” ucap I Made Narsa, Dr., SE., M.Si., Ak. Selaku kepala perpustakaan UNAIR, Rabu (5/7).
Menurutnya, Staff mobility ini akan membantu staf dalam peningkatan kemampuan untuk terus memperbaiki kualitas layanan. Selama ini, serupa juga telah dilakukan dengan beberapa universitas luar negeri dan akan terus memperluas jaringan dengan berbagai universitas di Asia. “UNAIR yang termasuk dalam anggota ASEAN University Network Library Organization sangat memungkinkan untuk bisa menjalin kerjasama dengan universitas yang bukan anggota. SUT misalnya, kampus yang bukan termasuk anggota pun bisa menjalin kerjasama,” imbuhnya. Narsa juga menambahkan, Bulan Agustus mendatang, pihak UNAIR akan melakukan kunjungan balik ke Thailand untuk membahas hal serupa lebih lanjut lagi. Selanjutnya, staf akan dikirim selama dua minggu begitu juga sebaliknya. “Memiliki resource yang banyak dengan dukungan media sosial, menjadi point penting untuk lebih unggul. Hal ini yang membuat SUT tertarik bekerjasama dengan kami,” papar Narsa. Di akhir wawancara, Narsa bertutur bahwa UNAIR terus gencar memperbanyak kerjasama dengan berbagai elemen. “Kerjasama sejenis akan terus dilakukan seperti dengan berbagai universitas agar dapat menunjang peningkatan produktiftas kerja,” pungkasnya.
Penulis: Helmy Rafsanjani Editor: Nuri Hermawan
Kini, Ekstrak Eugenol Daun Kemangi Bisa Bius Ikan Nila UNAIR NEWS – Berbekal keilmuannya selama kuliah, lima mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga mengekstraksi eugenol daun kemangi (Ocimum citriodorum) untuk membius ikan nila (Oreochromis niloticus). Manfaatnya, ekstraksi tersebut bisa menjadi anestesi yang ramah lingkungan. Kelima mahasiswa yang memiliki inovasi tersebut adalah Nila Dian Margareta, Masfiatus Sholikhah, Kartika Yulita Damayanti, Arinda Fadilah Anggi, dan Tenry Nesya Almira Hartono. Mereka menuangkan gagasan tersebut dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa– Penelitian (PKM–PE) berjudul “Ekstraksi Eugenol pada Daun Kemangi (Ocimum citriodorum) sebagai Anestesi Ikan Nila yang Ramah Lingkungan (Eksis Tenar). “Kandungan utama pada minyak atsiri ini adalah eugenol. Daun kemangi mengandung eugenol tinggi sebanyak 61,2 persen sebagai komponen antibakteri dan kandungan fenolik lain seperti metal eugenol dan carvacrol,” tutur Nila. Nila mengatakan, umumnya bahan anestesi alami merupakan bahan kimia organik hasil metabolit sekunder jenis senyawa saponin dan rotenone. Kali ini, ia dan timnya yang berada di bawah bimbingan Dr. Laksmi Sulmartiwi, S.Pi, MP, meneliti konsentrasi pemberian ekstrak eugenol minyak atsiri sebagai bahan anestesi pada ikan nila stadia benih. Dalam penelitiannya, ia menggunakan uji statistika deskriptif, homogenitas, anova, post hoc test, dan homogenous. Berdasarkan hasil uji yang telah mereka lakukan, konsentrasi minyak atsiri daun kemangi yang diberikan sebagai anastesi berpengaruh nyata terhadap mortalitas benih ikan nila.
“Berdasarkan uji homogeneous, konsentrasi terbaik diperoleh dengan dosis minyak atsiri daun kemangi sebesar 25ppt dan 50ppt,” terang Nila. Editor: Defrina Sukma S