KARYA ILMIAH
PENERAPAN PERMAINAN PAPAN TITIAN UNTUK PENINGKATAN KARAKTER MANDIRI ANAK (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B TK Amanah Desa Napallicin Kabupaten Musi Rawas Utara)
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Sarjana Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan PAUD FKIP Universitas Bengkulu Bengkulu
Oleh: PADRIKA RAHMAH NPM A1I 112 013
PROGRAM SARJANA KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2014
PENERAPAN PERMAINAN PAPAN TITIAN UNTUK PENINGKATAN KARAKTER MANDIRI ANAK (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B TK Amanah Desa Napallicin Kabupaten Musi Rawas Utara) ABSTRAK PADRIKA RAHMAH NPM A1I 112 013 Skripsi Program S1 Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu 2014 Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan karakter mandiri anak melalui penerapan permainan papan titian pada anak Kelompok B TK Amanah Desa Napallicin Kabupaten Musi Rawas Utara. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian yang berjumlah 15 anak terdiri atas 6 laki-laki dan 9 perempuan. Penelitian ini dilakukan 3 siklus yaitu siklus I, siklus II dan siklus III. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif dan teknik kuantitatif sederhana berupa persentase. Setelah melakukan penelitian maka diperoleh data dengan rata-rata anak yang berhasil pada siklus I sebesar 17.77%, siklus II sebesar 57.77% dan siklus III sebesar 82.22%. Simpulan penelitian menunjukan bahwa melalui penerapan permainan papan titian dapat meningkatkan karakter mandiri anak. Kata kunci : Karakter Mandiri dan penerapan permainan papan titian.
APPLICATION FOR A GAME BOARD TITIAN CHARACTER SELF IMPROVEMENT OF CHILDREN (Classroom Action Research in Group B kindergarten Amanah Musi Rawas Napallicin Village North)
ABSTRACT PADRIKA RAHMAH NPM A1I 112 013
Thesis S1 Early Childhood Education Teacher Training and Education Faculty of the University of Bengkulu 2014
This study aims to improve children's independent character through the application of game plank in children kindergarten Amanah Group B Musi Rawas Napallicin Village North. This research is a classroom action research subjects totaling 15 children consisted of 6 males and 9 females. This study was conducted three cycles of the first cycle, second cycle and third cycle. Data analysis techniques in this study used descriptive qualitative techniques and quantitative techniques simple form of a percentage. After doing some research, the obtained data with the average child who succeeded on the first cycle of 17.77%, 57.77% for the second cycle and third cycle of 82.22%. Conclusions showed that through the application of game plank can improve children's independent character. Keywords: Independent Character and application of game plank
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter pada anak usia dini sangat membantu guru dalam membentuk kepribadian anak agar menjadi manusia yang beriman, berakhlak, berilmu, kreatif, disiplin, mandiri serta tanggung jawab. Selain itu, juga pendidikan karakter di maksudkan untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan supaya dapat menjadi kebiasaan kelak saat anak dewasa atau pada jenjang pendidikan selanjutnya (Fadlillah & Khorida, 2013:24). Kemandirian anak usia dini dalam melakukan prosedur-prosedur keterampilan
merupakan
kemampuan
untuk
melakukan
aktivitas
sederhana sehari-hari, seperti makan tanpa disuapi, memakai baju sendiri, bisa buang air kecil sendiri, merapikan alat permainan mereka, dan berani untuk tampil di depan orang. Sedangkan, anak-anak yang tidak dilatih mandiri sejak usia dini akan menjadi individu yang tergantung dengan orang lain sampai remaja, bahkan sampai dewasa nanti. Mandiri adalah salah satu karakter yang dapat dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari anak, mandiri dapat dilakukan atau diajarkan kepada anak di sekolah maupun di rumah dengan cara membuat semacam peraturan atau tata tertib yang wajib dipatuhi oleh setiap anak. Menurut Husain dkk, (2002:28), pembinaan dan pengembangan potensi anak bangsa dapat diupayakan melalui pembangunan diberbagai bidang yang didukung oleh atmosfir masyarakat belajar. Pengembangan
anak
usia
dini
penting
untuk
diselenggarakan
dalam
membantu
meletakkan dasar pengembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta baik di dalam keluarga maupun di Kelompok Bermain (KB), Tempat Penitipan Anak (TPA), dan Taman Kanak-kanak (TK) sebelum memasuki pendidikan dasar. Anak usia dini berada pada masa lima tahun pertama yang disebut The Golden Ages. Masa ini merupakan masa yang paling tepat untuk meletakkan dasar-dasar pengembangan kemampuan fisik, bahasa, sosial-emosional, konsep diri, seni moral, dan nilai-nilai agama (Yamin, 2010:46). Namun yang terjadi pada anak didik di TK Amanah Desa Napallicin pada anak kelompok B ternyata tidaklah demikian. Hal ini terlihat pada saat kegiatan di kelas ataupun saat bermain terdapat beberapa anak yang selalu ingin dibantu oleh guru ataupun sesama teman mereka, kurangnya keberanian tampil di depan orang, kurangnya rasa tanggung jawab terhadap tugas ataupun perlengkapan makan, peralatan main mereka sendiri dan mentaati peraturan dalam permainan. Melihat kenyataan tersebut diperlukan cara untuk meningkatkan kemandirian anak dengan memberikan pendekatan melalui pembelajaran yang dapat diterima oleh anak sesuai dengan tahapan usianya. Oleh karena itu, seorang guru PAUD/TK harus dapat memilih metode dan media pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan kemandirian.
Menurut
Suyono
&
Hariyanto
(2011:19),
metode
pembelajaran sebagai seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan. Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran anak di antaranya yaitu: (1) Metode praktik langsung, (2) Metode bercerita, (3) Metode tanya jawab, (4) Metode bermain peran, (5) Metode demonstrasi, dan (6) Metode karya wisata.
II. KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Karakter Karakter berasal dari nilai tentang sesuatu, sesuatu nilai yang diwujudkan dalam bentuk perilaku anak kemudian disebut dengan istilah karakter. Jadi, suatu karakter pada hakikatnya melekat dengan nilai dari perilaku tersebut. Oleh karena itu, tidak ada perilaku anak yang tidak bebas dari nilai (Kesuma dkk. 2011:11). Khan (2010:1) mengartikan karakter dengan sikap pribadi yang stabil dari hasil konsolidasi secara progresif dan dinamis yang mengintegrasikan antara pernyataan dan tindakan. Pendidikan karakter merupakan usaha untuk mendidik anak agar mereka dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya. 2. Pengertian Kemandirian Kata
mandiri
sangat
akrab
sekali
di
telinga
kita
dalam
pemakaiannya di kehidupan sehari-hari, kata mandiri sering juga disandingkan dengan kata kemandirian. Menurut Bacharudin Musthafa (dalam Wiyani,
2012:26)
mengartikan
bahwa
kemandirian
adalah
kemampuan untuk mengambil pilihan dan menerima konsekuensi yang menyertainya. Tumbuhnya kemandirian pada anak-anak bersamaan dengan munculnya rasa takut atau kekhawatiran dalam berbagai bentuk
dan intensitas yang berbeda-beda. Rasa takut (kekhawatiran)
dalam
takaran yang wajar dapat berfungsi sebagai emosi perlindungan (protective
emotion)
bagi
anak-anak
yang
memungkinkan
dirinya
mengetahui kapan waktunya meminta perlindungan kepada orangtuanya atau orang dewasa. Sementara menurut Hasan Alwi (2002:47), kemandirian sendiri merupakan hal atau keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Kemandirian merupakan salah satu karakter atau kepribadian seorang manusia yang tidak dapat berdiri sendiri. Kemandirian terkait dengan karakter percaya diri dan berani. Anak yang percaya diri dan berani akan mudah dalam memilih dan mengambil keputusan dan bersedia menerima konsekuensi yang dipilihnya, karenanya kepercayaan diri pada anak-anak perlu ditumbuhkembangkan sehingga terbentuk karakter kemandirian pada diri anak. Mandiri dalam arti yang lain adalah bagaimana anak belajar untuk mencuci tangan, makan memakai pakaian, mandi, atau buang air kecil/ besar
sendiri.
Mengajarkan
anak
menjadi
pribadi
yang
mandiri
memerlukan proses, tidak memanjakan mereka secara berlebihan dan membiarkan mereka bertanggungjawab atas perbuatannya merupan hal yang perlu dilakukan jika kita ingin anak menjadi mandiri (Yamin dan Sanan, 2010:58)
3. Permainan Papan Titian Permainan yang dapat menumbuhkan kemandirian anak tidak hanya papan titian, seperti permainan papan luncur, ayunan, jungkatjungkit
dan bermain peran tentang keluarga yang mandiri. Mengingat
berbagai keterbatasan, maka hanya permainan papan titian yang dapat dijelaskan itupun hanya garis besarnya saja. Papan titian adalah permainan untuk melatih keseimbangan anak, terbuat dari kayu ringan dan kuat, sehingga dapat dipindah pindahkan di area sekolah. Papan titian dibuat dengan ukuran yang disesuaikan dan dapat dicat dengan berbagai macam warna yang menarik. Papan titian berguna untuk menstimulasi sistem vestibular anak. Bermain papan titian termasuk dalam kegiatan bermain aktif. Kegiatan bermain aktif merupakan kegiatan yang memberikan kesenangan dan kepuasan pada anak melalui aktivitas yang mereka lakukan sendiri, biasanya melibatkan banyak aktivitas tubuh/ gerakan tubuh. Tujuan bermain papan titian antara lain melatih kekuatan otot kaki, keseimbangan tubuh, kemandirian, keseimbangan, keberanian, serta menumbuhkan rasa percaya diri, disiplin dan mengendalikan emosi.
III. METODE PENELITIAN
Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Wardani & Kuswaya, 2008:64) terdiri atas empat langkah meliputi perencaan, tindakan, observasi dan refleksi. Namun sesudah siklus selesai diimplementasikan, kemudian diikuti adanya perencanaan ulang implementasi siklus sebelumnya dan ini merupakan kelebihan model ini.
Analisis data penelitian tindakan kelas, menggunakan teknik diskriptif kualitatif dan teknik kuantitatif sederhana (menghitung persentase data). Rumus :
(Sukmadinata 2012:56)
Keterangan P = Persentase peningkatan hasil belajar f = Frekuensi aktifitas anak. N = Jumlah seluruh peserta didik
Indikator keberhasilan tindakan: Jika 80% anak dapat menunjuk karakter mandiri dengan baik.
IV. HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Siklus I (Pertama) Pada siklus pertama untuk aspek memiliki kepercayaan kepada diri sendiri anak yang mendapat kriteria baik 2 anak (13.33%), kriteria cukup 4 anak (26.67%), kriteria kurang 9 anak (60%). Untuk aspek yang kedua mampu dan berani menentukan pilihannya sendiri anak yang mendapat kriteria baik sebanyak 3 anak (20%), kriteria cukup 4 anak (26.67%), kriteria kurang 8 anak (53.33%). Untuk aspek yang ketiga tidak tergantung kepada orang lain anak yang mendapat kriteria baik 3 anak (20%), kriteria cukup 5 (33.33%), kriteria kurang 7 anak (46.67%). Berdasarkan data dari siklus pertama dapat disimpulkan bahwa memiliki kepercayaan kepada diri sendiri, mampu dan berani menentukan pilihannya sendiri, tidak tergantung kepada orang lain, anak belum mencapai tingkat keberhasilan yang rendah. Maka dari itu perlu dilakukan kembali upaya peningkatan kemandirian pada anak tersebut dengan ditindak lanjuti ke siklus kedua.
2. Deskripsi Siklus II (Kedua) Pada siklus kedua untuk aspek memiliki kepercayaan kepada diri sendiri anak yang mendapat kriteria baik 9 anak (60%), kriteria cukup 4 anak (26.67%), kriteria kurang 2 anak (13.33%). Untuk aspek yang kedua mampu
dan berani menentukan pilihannya sendiri anak yang mendapat kriteria baik sebanyak 8 anak (53.33%), kriteria cukup 4 anak (27.67%), kriteria kurang 3 anak (20%). Untuk aspek yang ketiga tidak tergantung kepada orang lain anak yang mendapat kriteria baik 9 anak (60%), kriteria cukup 2 (13.33%), kriteria kurang 4 anak (26.67%). Berdasarkan data dari siklus kedua dapat disimpulkan bahwa memiliki kepercayaan kepada diri sendiri, mampu dan berani menentukan pilihannya sendiri, tidak tergantung kepada orang lain, mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Tapi belum mencapai tujuan yang diharapkan. Maka dari itu, perlu dilakukan kembali upaya peningkatan kemandirian pada anak tersebut dengan ditindak lanjuti ke siklus ketiga. 3. Deskripsi Siklus III (Ketiga) Pada siklus ketiga untuk aspek memiliki kepercayaan kepada diri sendiri anak yang mendapat kriteria baik 12 anak (80%), kriteria cukup 2 anak (13.33%), kriteria kurang 1 anak (1.67%). Untuk aspek yang kedua mampu dan berani menentukan pilihannya sendiri anak yang mendapat kriteria baik sebanyak 12 anak (80%), kriteria cukup 2 anak (13.33%), kriteria kurang 1 anak (6.67%). Untuk aspek yang ketiga tidak tergantung kepada orang lain anak yang mendapat kriteria baik 13 anak (86.67%), kriteria cukup 1 (6.67%), kriteria kurang 1 (6.67%). Berdasarkan data dari siklus ketiga dapat disimpulkan bahwa memiliki kepercayaan kepada diri sendiri, mampu dan berani menentukan pilihannya
sendiri, tidak tergantung kepada orang lain, sudah mencapai tujuan yang diharapkan. Maka dari itu, penelitian dihentikan pada siklus ini.
V. SIMPULAN
Simpulan
penelitian
menunjukkan
bahwa
melalui
penerapan
permainan papan titian dapat meningkatkan karakter mandiri anak di Kelompok B TK Amanah Desa Napallicin Kabupaten Musi Rawas Utara. Hal ini terbukti dari rata-rata anak yang berhasil pada siklus 1 sebesar 17.77%, siklus 2 sebesar 57.77% dan siklus 3 sebesar 82.22%. Hal ini membuktikan bahwa melalui penerapan permainan papan titian dapat meningkatkan karakter mandiri anak.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta:Balai Pustaka. Husain, Ali, dkk. 2002. Model Pengembangan Motorik Anak Balita. Jakarta: Direktorat Olahraga Masyarakat. Fadlillah, Muhammad, dan Lilip Mualifatu Khorida. (2013). Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Kesuma, Dharma dkk.2011. Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di sekolah. Bandung: Remaja Rosda Karya. Khan, Yahya. 2010. Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri: Mendongkrak Kualitas Pendidikan. Yogyakarta: Pelangi Publishing. Rita. (2014). Meningkatkan Karakter Kemandirian melalui Cerita Video Pada Anak Kelompok B PAUD Al Mujadid Lubuklinggau. Skripsi. Bengkulu: Universitas Negeri Bengkulu. Suroidah. (2014). Menanamkan Kemandirian Anak melalui Latihan Merapikan Mainan pada Kelompok B di PAUD Hidayah Lubuklinggau. Skripsi. Bengkulu: Universitas Negeri Bengkulu. Susanto, Ahmad.2012. Memahami Perilaku Kemandirian Anak Dini.(Dosen Tetap FKIP Universitas Muhammadiyah Jakarta)
Usia
Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran; Teori dan Konsep Dasar. Bandung; Remaja Rosdakarya. Yamin, Martinis dan Jamilah Sabri Sanan.2010. Panduan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: GP Press. Wardani, IGAK,dkk. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
40