Teater sepatu SMA N 1 Wirosari
R
MENCuRI Oleh Denigo Pada suatu masa, di suatu tempat, di taman kota. Sekumpulan anak muda berseragam menari-nari sambil bernyanyi. Anak-anak
:
Laki-laki tua
:
Anak-anak
:
Laki-laki tua
:
Anak 2
:
Anak 1 Laki-laki tua
: :
Anak-anak Laki-laki tua
: :
Anak-anak Laki-laki tua
: :
Ayo…ayo…membolos Jangan lupa main pe-es Sambil minum es Godain cewek, jangan salah nenek Jangan malu-malu, nipu guru Hari ini pamit, ngakunya sakit, anuku kejepit Bolos rame-rame, bikin guru BeTe Berheeeeenti..! (anak-anak berhenti mematung). Sama sekali tidak kreatif! (mengitari anak-anak, sambil menunjuk-nunjuk). Kalian bisanya meniru! Kamu, sama sekali tidak bonafide! Tidak atraktif (menunjuk salah seorang). Kamu, sama sekali tidak asyik, naif! Sekarang diulangi sekali lagi, bersama-sama. Mulai! (Berbaris dan bernyanyi) Satu-satu ayo nipu guru Dua-dua tidak lupa alpa Tiga-tiga nongkrong di kantin saja Satu, dua, tiga Ayo goda ibu Dina Bagus! Bagus! Hebat! Kalian mengingatkan saya ketika saya masih muda. Punya teman banyak. Kumpul sana, kumpul sini.Teriakteriak. Berekspresi, begitu kira-kira kalau kita ditanya mengapa. Apalagi lagunya tadi, persis seperti lagu kami dulu. Darimana kalian mendapat lagu itu. Kalian tidak mencuri lagu itu, bukan? Membajak adalah pekerjaan orang-orang bodoh! Tidak kreatif! We, Sori mori rasa stroberi tanpa biji. Tidak ada dalam kamus kami membajak. Memangnya sawah, dibajak? Kalau urusan protesmemprotes, ngeyel-mengeyel, kami ahlinya. Memangnya Bapak pernah punya gang? Namanya apa pak tua? Kalian mau tahu? (anak-anak mengangguk) Nama kelompok kami adalah CELLEZ. C, E, L, L, E, Z. Celles. Double L. Artinya apa pak? Kalian mau tahu artinya? Artinya Cemoga Lekas Zembuh. Haahaaahaa. Bagaimana? (Serempak) Capek deh! (sebagian) kere, kere….. Apa kamu bilang, Capek? Memang saya kelihatan capek. Apa sekarang kalian tidak capek? Kalau orang lain sih pasti melihat kalian capek. Capek juga deh. Saya capek jadi kere. Apa kalian tidak merasa kere? Meminta-minta uang pada teman sendiri yang kuecil kerempeng, njegigis lagi.! Kalau memang jagoan sana minta duit sama penguasa yang setiap hari ngemis pada orang kecil. Bayar inilah, bayar itulah. Potong sana, potong sini. Sunat sana sunat sini. Nyunat kok berkali-kali. Memang dia disunat berapa kali? Kamu anaknya pejabatnya Ya? (kepada salah seorang anak, dan anak menggeleng) Persis dugaan saya, pasti bukan. Nggak pantes. Hahahaha 1
Teater sepatu SMA N 1 Wirosari
Anak-anak Laki-laki tua
: :
Anak 1
:
Laki-laki tua
:
Anak 2
:
Anak 1
:
Anak-anak
:
Laki-laki tua
:
Anak 1
:
Gadis
:
Anak 1 Anak 3 Laki-laki Tua
: : :
Gadis Laki-laki tua
: :
R
Wong edan! Betul, betul! Saya uedan. Kalian juga edan kan. Ayo kita bersamasama edan. Hidup edan! Hidup edan! Kita semua edan. Kalian juga edan (kepada penonton) Hahaha. Karena kalian nonton orang edan, berarti juga edan. Hahaha. Hidup edan! Persetan dengan ocehnmu pak tua. Sekarang kamu pergi dari sini tidak! Kalau tidak…. Kalau tidak, kalian mau apa? Mau mengeroyok saya. Haaahaaaa.. Beraninya main keroyokan. Nggak bonafit babar blas. Hahaha Gel, ngapain kamu urusin orang gila seperti itu. Mendingan kita cabut saja dari tempat ini. Orang ini harus diberi pelajaran dulu. Biar tidak banyak bacot. Bagaimana kalau orang ini kita ceburkan ke sungai itu? Habis itu kita pergi dari sini. Oke? Boleh.(mereka memegang laki-laki tua itu untuk diceburkan ke sungai) (Meronta-ronta). Bangsat, enak saja mau kasih pelajaran. Kalian saja lari waktu pelajaran. Hahaha, benar-benar edan. Kalian edan! Orang edan dipermainkan orang edan! Hahahahahaaaa… Hidup orang edan! Hidup edan! Hahahaaa… Diam! Banyak bacot! Tiba-tiba datang seeorang gadis perpakaian putih - abu-abu Berhentiiiii……! (Anak-anak menatap ke arah gadis itu. Lalu meletakkan laki-laki tua itu begitu saja) Pengecut! Beraninya sama orang tua! Kalau berani, sini dengan anaknya! (anak-anak terperangah) Kenapa bengong saja? Takut? (pause) (Menangis) kurang puas dengan perlakuan kalian terhadap saya di sekolah? Dengan enaknya kalian mengolok-olok saya di hadapan orang banyak. Kurang apa aku pada kalian. Setiap ada tugas dari guru, selalu aku yang mengerjakan. Tiap ulangan, tak sekali pun kalian tidak pernah tidak memaksa minta contekkan. Tapi apa balasannya. Sepatuku kau sembunyikan di atas genting, dan aku dimarahi guru karena tidak memakai sepatu. Lebih dari sepuluh kali kau tempel permen karet di bangkuku. Pasti kalian juga sudah lupa, berapa kali kalian membuat poster yang nggak lucu, dan akhirnya aku diskors guru. Dan sekarang, kalian memperlakukan bapakku seperti ini. Aku terima kalian usil terhadap aku, tapi tolong, jangan membawa-bawa keluargaku. Cukup aku saja. E,… maaf Nin, saya tidak tahu Iya Nin, sori. Kita tidak tahu kalau itu bapak….. Hahahaa. Sebuah adegan drama yang fantastis. Sekumpulan lakilaki perkasa jadi pecundang oleh air mata perempuan. Apakah sebegitu hebatnya air mata? Hanya setetes bisa menghanyutkan keperkasaan laki-laki. Hahahaha …. O, kalian memang aktor yang benar-benar menghayati peran. Begitu sempurna! Hahahaha (menuju keluar) Bapak mau kemana? (menuju laki-laki tua) Mau kemana? Ya jelas lah. Aku ingin mencari harta karun. Ya, harta karun. Padahal lokasinya sudah jelas, tapi tak satu pun orang menemukannya. Kamu mau tahu apa harta karun itu? (pause) 2
Teater sepatu SMA N 1 Wirosari
Gadis Anak 1 Gadis Anak 1 Gadis
: : : : :
Anak 2 Gadis Anak 3 Anak 1
: : : :
Anak 2 Anak 1 Gadis
: : :
Anak 1 Gadis
: :
Anak 2 Anak 3 Anak 1 Anak 3 Anak 1
: : : : :
Gadis Anak 3 Anak 1 Anak 3 Anak 1 Gadis Anak 2 Gadis Anak 1 Gadis
: : : : : : : : : :
Anak 1 Anak-anak
: :
Gadis Anak 1 Anak-anak
: : :
R
Celana kolor! Hahaha. Hai anak muda, makan itu air mata. Memang bisa bikin gemuk. Haaaaa Sampai ketemu (keluar) Bapak! (akan mengikuti laki-laki tua itu) Nina! Kamu belum memaafkan kami (Menghapus air mata, berpaling ke arah anak-anak). Minta maaf? Aku tidak tahu kalau dia itu bapakmu. Jadi kalau dia bukan bapakku, kalian tetap akan mempermainkan dia? Bukan begitu, tapi….. Tapi apa (berusaha untuk tenang) Tapi, kami betul-betul minta maaf Nin.(gadis tersenyum sinis) Ah, kamu sok tahu (memukul perlahan kepala anak 3). Teruskan Mbul, tapi apa? Tapi,…tapi sudah lupa Gel. Wow, sama juga, mbelgedes. (Berusaha tersenyum) Sudahlah, tidak penting tapi yang kamu punya itu. Sekarang kalian sudah tahu semua tentang aku. Terserah apa yang akan kalian lakukan untuk selalu megganggu aku. Dan peristiwa tadi pasti menjadi bahan lelucon yang sempurna. Kok kamu begitu sih Nin. Bisa aku apa. Bahkan aku tidak pernah bisa bertanya apa salahku sebenarnya. Aku tidak tahu mengapa Tuhan begitu tega menciptakan aku hanya untuk bahan olok-olokan. Tapi kenyataannya, kalian menganggap aku seperti kambing congek. Sekarang boleh nggak aku bertanya kepada kalian. Boleh-boleh Mau nanya apa Nin? He (ke arah anak 3) Kamu bisa diam tidak sih. Kan yang ditanya kita. Jadi termasuk saya dong Bos. Ah, banyak omong kamu. Bisa diam tidak. Gua gibas tau rasa kamu. Sekarang kamu diam dulu. Tidak boleh ngomong kalau belum ada perintah dari saya, mengerti! (anak 3 mengangguk). Sekarang lanjutkan Nin. Ternyata kalian itu ada lucunya ya. Jelas. Kita kan gang GUYON MATON, hehehe Ee, mau jadi rempeyek ya (mengempit anak 3) Iya, sori, sori bos. Soriiiiii Sekali lagi, tak habisin, mampus kamu. Lanjutkan Nin. Sampai mana tadi. Sampai lupa aku. Sampai “kami ternyata lucu”. Iya, ternyata kalian bisa melucu. Maksudnya Kalau bikin masalah saja kalian kompak. Tapi soal sepele malah tidak kompak. Apa itu tidak lucu. Apanya yang sepele Nin. Ini masalah serius. Serius niyee! (anak 1 meletakkan telunjuknya di bibirnya, menyuruh anak-anak diam) O, ternyata. Si Bogel, anak jagoan ini bisa serius to. Ya bisa lah Nin. Bukan begitu teman-teman. Akuuuuur!
3
Teater sepatu SMA N 1 Wirosari
Anak 1
:
Gadis
:
Anak 1
:
Anak 2 Anak 1
: :
Anak 3
:
Anak 1 Anak 3 Anak-anak Anak 1
: : : :
Anak 2 Anak 3
: :
Anak 1 Anak 3
: :
Anak 1 Anak 3 Anak1 Anak 3 Anak 1 Anak 3 Anak 2 Anak 3
: : : : : : : :
Anak-anak Anak 1 Anak 3
: : :
Anak 2 Anak 3
: :
Anak 1 Anak 3 Anak 1
: : :
R
Oke. Sekarang kembali ke persoalan semula. Kamu belum memaafkan kami. Kamu juga belum mengatakan apa pertanyaanmu pada kami. Oke. Jawab dengan jujur. Apa salah saya pada kalian,sehingga kaliyan tidak henti-hentinya usil kepada saya. Setelah kamu jawab pertanyaan itu, berarti dengan otomatis kalian sudah saya maafkan. Waduh kok nanyanya begitu sih, Nin.(gadis hanya terdiam) Bagaimana ini, Mbul? (kepada anak 2) Meneketehek! Ah, kamu bisanya makan melulu. Nden, sekarang kamu boleh ngomong. Bisa nggak jawab pertanyaan itu? Oke bos. Nah, sekarang giliran si jenius ngomong nih. Jadi tolong didengarkan.oke! Sudah nggah usah banyak cingcong, langsung saja. Begini….apa tadi pertanyaannya? Wow, cah uedaaan. (anak 1 geram) tenang bos, tenang. Intermezo. Serahkan kepada Ganden si penakluk dunia wanita. Tapi janji tidak ada yang marah kalau saya jawab dengan jujur. Sok kamu! Eit, tunggu dulu. Sekarang Si jenius Ganden serius. Gimana bos, bos janji? Gimana? Kamu banyak alasan, jawab saja! Kalau saya jawab, bos memang janji tidak akan tersinggung dan marah? Sudah langsung jawab, nggak usah bertele-tele Janji?. Iya, iya janji Suwer. Iya, cepet sana. Oke. Ketahuilah Nin, kamu punya salah besar (semua terperangah) Maksud loh? Nina, gadis yang berdiri di depan tiga laki-laki perkasa mempunyai salah besar. Dia mempunyai kesalahan yang tidak bisa diampuni, kesalahanmu adalah karena kamu cantik, kamu baik dan kamu adalah wanita sempurna. Dan kami takluk untuk itu.(kepada gadis). Di dunia hanya ada dua wanita sempurna. Satu ibu dan duanya kamu nin. Tak nggak mungkin kan kami njahilin ibuku. Huuuuuuuu Jadi selama ini kamu suka sama Nina! E, jangan emosi dulu bos. Nin, mungkin kamu lebih memilih mengerjakan soal fisika atau kimia dibandingkan memikirkan hal ini. Tapi begitulah adanya. Menurut teori kolektifitas modern, mengganggu wanita sempurna mempunyai seni tersendiri. Gayamu Ndel! Ndel! Belum tahu dia. Socrates dalam mimpinya pernah berkata bahwa seni paling tertinggi adalah menarik perhatian wanita. Ah, asal bacot kamu. Bisanya nerocos terus. Tapi betul kan bos? Betul apanya, …
4
Teater sepatu SMA N 1 Wirosari
Gadis
:
Anak 1
:
Gadis Anak 1
: :
R
Sudah, sudah. Kamu berbakat menjadi pengarang Ndel. Buatlah buku, pasti aku akan membacanya. Sekarang kumaafkan kalian dan selamat tinggal. Tunggu Nin. Maaf Nin, mungkin aku tidak bisa ngoceh semeriah Bendel. Tapi kalau boleh jujur, Kami iri sama kamu. Aku takut dibilang kalah, apalagi dengan seorang perempuan. Dan ternyata tanpa aku sadari, perlakuanku padamu menunjukkan semakin kalah aku padamu. Tahu kan maksudku? Sudah? Aku tahu, kamu pasti tidak peduli. Aku terima itu. Semoga kamu menjadi lebih yang aku kira.
Sekelompok anak perempuan masuk dengan bersorak-sorak. Perempuan 1 Anak 2 Perempuan 2 Anak 3 Perempuan2 Perempuan 1 Anak 1 Perempuan 1
: : : : : : : :
Anak-anak
:
Perempuan 2
:
Perempuan 3 Gadis Perempuan 3 Gadis Anakk 1 Gadis
: : : : : :
Perempuan 2 Perempuan 3
: :
Anak 3 Anak 1
: :
Suit….! Suit…! Mau apa kalian datang kesini Uuuuuu….. tatuuuuut! Ditanya baik-baik malah cengengesan. Uuuu, takuuuuut…. lagi Di sini, perang sudah usai. Adegan percintaan baru dimulai. Apa maksud kalian? Di luar sana perang baru dimulai. Guru-guru pada puyeng memikirkan Ujian Nasional. Sementara, gedung sekolah belum lunas. Tunggakan SPP menumpuk, tingginya melebihi kepala mereka. Tapi kalian malah asyik melepaskan syahwat di depan umum. Menakjubkan! Wah mulai kurang ajar ini! Memangnya kalian ke sini ngapain? Atau kalian cemburu ya? Hahahahah…. Sori, kami bukan tipe perempuan yang mudah hanyut oleh rayuan mukiyonya laki-laki. Lagi pula, kami masih mudah, cantik, dan mempunyai percaya diri. Jadi tidak perlu takut tidak kebagian lakilaki. Dan kalian bukan tipe kami. Maaf, boleh saya pergi dari sini? Silahkan! Terima kasih Tapi. Nin … Maaf, saya harus mencari bapak. Dan tolong, jangan ganggu saya ( keluar ) Huu.. Galak juga niye Sori ya guys. Bukan maksud kami mengganggu pementasan kalian tadi. Jadi jangan tersinggung. Kami hanya mencoba teori dalam sebuah buku yang lagi tren. Katanya, buatlah masalah di atas masalah niscaya kalian akan mendapat pencerahan. Ternyata benar. Langit yang tadi mendung, sekaarang terang benderang. Kalian yang cerah. Kami yang gerah. Persetan dengan ocehan kalian. Ayo kita cabut!
Laki-laki tua masuk
5
Teater sepatu SMA N 1 Wirosari
Laki-laki tua
:
Anak 1
:
Laki-laki tua Perempuan 3 Laki-laki tua
: : :
Prmpn-prmpn Laki-laki tua
: :
Perempuan 1 Laki-laki tua
: :
R
Penghianat! Kalian penghianat. Kita telah mencuri harta karun itu bersama-sama. Tapi sekarang menikmati sendiri tidak ajak-ajak. Mana bagianku? Mana? Maaf Pak, sudah saya serahkan pada mereka ( menunjuk kepada perempuan-perempuan, lalu keluar bersama kedua anak lainnya ) Mana bagianku, mana? Bagian apa Pak? Kalian pura-pura tidak tahu. Apa kalian sudah lupa, kita pernah mencuri beberapa buah celana kolor di sebuah rumah yang dijaga berpuluh-puluh penjaga. Setelah berhasil mencuri, kita melarikan diri ke hutan. Sampai-sampai kita harus menginap semalaman di hutan, lalu tidur di bawah pohon tua dan paginya tubuh kita bentolbentol digigit semut merah. Apakah kalian tidak ingat kenangan yang indah itu? ( Menggeleng ) Ah, memang kalian sekarang berubah. Mana bagianku. Kalian serakah. Celana itu kalian pakai bersama-sama kan. Kenapa harus serakah. Apakah tidak cukup memakai satu? Sekarang mana bagianku? ( menarik-narik perempuan ) Lariiiiiii ! ( perempuan-perempuan keluar ) Hahahah…. Pementasan belum berakhir, tapi saya harus pergi. Sebelum saya pergi, apa kalian mau saya beri tahu sebuah rahasia? ( kepada penonton ). Tidak mau? Ya sudah ( pura-pura keluar, lalu kembali ). Sebagai orang yang bertanggung jawab saya harus memberi tahukalian rahasia ini. Rahasianya adalah : kalian telah dibohongi. Saya bukan orang gila dan saya bukan bapaknya perempuan tadi. Saya hanya pura-pura jadi orang gila. Saya hanya disuruh sutradara. Jadi yang gila ya sutradaranya. Hahahahahaha ( lampu mati )
6