MENEMUKAN ‘ROH’ SUATU TEMPAT
yunani dan riwayatnya Peradaban Helenik (Yunani) adalah salah satu peletak dasar peradaban Barat, termasuk di dalamnya arsitektur. Rahasia keindahan arsitektur dan pemikiran Helenik dikenal oleh manusia jaman sekarang melalui Renesans yang menemukan kembali harga diri manusianya lewat sarjana-sarjana Arab yang meneruskan pemikiran Helenik ("...banyak hal yang menakjubkan di dunia ini, tapi tidak ada yang lebih menakjubkan daripada manusia", demikian Sofokles bernyanyi) dan juga melalui karya arsitektur Romawi yang menjiplak dan meniru arsitektur Helenik. Arsitektur Yunani dan Romawi kelak disebut sebagai Arsitektur Klasik Barat1. Istilah dan nama Yunani sendiri berasal dari nama sebuah suku bangsa di sana, Ioni atau Inonia, yang sampai di Indonesia melalui Bahasa Arab menjadi Yunani. Juga kadang disebut Hellena yang berasal dari kata Hellas yang berarti "orang beradab" atau "orang kota"2. Istilah Helenik digunakan secara luas untuk menyebut Kebudayaan Yunani yang mempengaruhi dunia secara mendalam baik pada fillsafat, ilmu pengetahuan maupun seni. yunani dan lingkungannya
1
Untuk segala hal tentang Yunani dan Romawi silakan tengok situs Proyek Perseus di http://www.perseus.tufts.edu/
2
kota berasal dari kata kuta ( bahasa Jawa Kuna) yang berarti dinding batu yang mengitari suatu kawasan (teritori).
Struktur Geografis Yunani adalah kompleks, sangat beragam. Di wilayah yang kecil dan ditambah berpulau-pulau ini daerah satu dengan yang lain dipisahkan oleh gunung kapur, lembah curam atau selat. Keadaan geografis seperti ini berbeda dengan Mesir atau Mesopotamia yang relatif terbuka dan datar bergurun pasir yang secara militer menguntungkan untuk kontrol dari Pusat. Dengan keadaan yang terpisah-pisah itu maka setiap tempat (topos) menjadi istimewa, punya karakter, punya genius atau spirit, dan spirit itu dianggap menghasilkan tatanannya sendiri, yang pada gilirannya nanti dipersonifikasikan sebagai dewa-dewa yang menguasai tempat itu. Kepercayaa Yunani mengenal banyak dewa yang berhimpun menjadi sebuah keluarga, kumpulan itu disebut sebagai Pantheon (Pan=perhimpunan, theon=dewa). Gagasan pantheon ini sebenarnya adalah gagasan politis untuk menyatukan daerah-daerah yang amat beragam tadi menjadi sebuah kerajaan besar di bawah Alexander. kota yunani Setelah merosotnya kekuasaan mutlak "pendahulu" yang berkembang di sekitar Pulau Kreta di Laut Tengah, yaitu Mykenia, maka orang Yunani beralih memuja dewa-dewa kecil lokal yang digambarkan seperti manusia.
architekton (archi-techné ?) Konon kata architekton untuk menyebut profesi Tukang Batu atau Tukang Kayu ini berasal dari Herodotus, tapi sampai ke kita dari Vitruvius, seorang sejarawan arsitektur di jaman Romawi. Dikatakan dari kata inilah istilah arsitek dan arsitektur diturunkan, namun ada pula yang mera-
gukannya3, karena menurutnya dalam bahasa Yunani hanya dikenal istilah Archi dan Techné bukan Archi dan Tecton. Istilah architechnites dikenal di sana tapi tidak untuk architecton. Mengesampingkan hal itu, Arsitek pada masa Yunani menduduki tempat terhormat, bukan karena gajinya (yang kecil), namun karena merekalah yang boleh membangun Kuil. Arsitek adalah pertama-tama pembangun kuil sebelum juga membangun bangunan publik atau pribadi yang lain. Seorang Arsitek, demikian kata Vitruvius (penulis Sejarah Arsitektur di jaman yang lebih kemudian), harus ahli di berbagai bidang: mekanika, matematika, sejarah, filsafat, kedokteran, politik, dsb.(!). Memang pada masa itu seorang Arsitek adalah sekaligus Perencana Kota, Engineer di samping Arsitek sebagaimana kita sekarang memahaminya. Arsitektur Yunani4 Sekitar 3000SM, penghuni awal dari tanah Gerika mulai berdatangan. Arsitektur dari masyarakat Neolithik ini sangat sederhana dan tidak terlalu mengesankan bila dibandingkan dengan bangunan-bangunan klasik Gerika kemudian. Bangunan mereka ada yang oval, bulat dan persegi. Yang persegi biasanya bujursangkar, walau ada pula yang memanjang dengan entrance di sisi yang pendek. Tanah liat, batu bata dan kerikil atau jerami yang dilumat dalam tanah liat adalah bahan-bahan yang digunakan saat itu, dengan atau tanpa plaster. Rumahrumah hanya terdiri dari sebuah ruang, dengan perkecualian saja ada yang 2 ruang. Dampak masyarakat ini pada kebudayaan Gerika yang kemudian tidak begitu terlihat sebagaimana pada kebudayaan Minoan. Di Kreta, masyarakat Neolithik itu menciptakan kebudayaan yang lebih penting lagi hingga ratusan tahun kemudian. Arsitektur Minoan kebanyakan adalah rumah tinggal sebagaimana masyarakat yang terdahulu. Mereka tidak memiliki kuil atau bangunan-bangunan publik. Namun, berbeda dengan masyarakat terdahulu, rumah-rumah privat mereka memiliki banyak ruang dan sering lebih dari satu lantai tingginya. Sebagai pemisah antar ruang hanyalah tiangtiang sehingga rumah itu berkesan terbuka. Tangga adalah feature yang utama dari rumahrumah masif itu.
Denah Rumah di Athena Kuna
3
a.bagoes wp dalam
[email protected] september,25 1997
4
Diambil dari http://chs-web.neb.net/usr/katelevy/greek/greek.html
Rumah-rumah di Athena kuna
kuil yunani Kuil adalah serentak berperan sebagai simbol kesatuan Yunani (satu agama, satu bahasa, dan satu leluhur), dan simbol keterlibatan tiap kota dengan para dewa lokal. Samos dengan dewi Hera, Ephesos dengan Artemis, Corinthos dengan Apollo, Athena dengan Athena sendiri...Bagi orang luar, Kuil-kuil itu menunjukkan bahwa seluruh Yunani dicirikan olehnya, sedang bagi mereka sendiri Kuil menunjukkan bahwa "...tidak ada Raja atau Imam Besar yang menguasai kita..."mereka adalah orang merdeka, masing-masing punya dewanya sendiri.
Kuil Yunani hanya berisi patung dewa, tidak ada para Imam yang melayani Umat di atau dari situ. Bila di Mesir Kuil adalah semacam rongga atau kamar tersekat dari dunia luar, dan Kuil di Hattusas berupa kamar dengan jendela, maka orang Yunani membuat Kuilnya dengan menderetkan tiang-tiang Peristyle di seputar kamar tadi (kamar itu disebut cella) menyerupai tabir penyekat. Efek arsitektural yang terjadi adalah dari dinding Kuil sebagai pembungkus patung suci digantikan menjadi ruang di dalam ruang, di samping alasan praktisnya adalah melindungi dinding bata lempung itu dari hujan dengan menambahkan tritisan yang ditopang oleh tiang-tiang kayu Peristyle tadi. Organisasi ruang yang seperti itu berasal dari organisasi ruang asli Mycene yaitu Megaron. Megaron adalah rumah besar / Istana beruang tunggal dengan perapian di tengah dan lubang asap di atapnya. Megaron untuk seorang Raja adalah perbesaran dari megaron orang biasa. Jenis rumah ini dulunya berfungsi baik untuk kepentingan pemerintahan pun religi dalam masyarakat Gerika Kuna, sebelum sistem monarkhi diterapkan di sana5. Pergeserannya menjadi kuil yaitu ketika tiang-tiang menerus peristyle dipasang mengitari ruang tunggal Megaron tadi. Hal yang bisa dicatat di sini adalah bahwa Kuil ternyata berkembang dari sebuah Rumah Tinggal. Pada masa yang kemudian bahan-bahan yang semula organik tadi diubah menjadi lebih permanen dengan marmer untuk dinding dan kolom serta terra-cota (tanah dibakar, genting) untuk atap. Namun demikian detailing yang mencirikan Kuil semula sebagai bangunan struktur kayu masih dipertahankan, meski bahan berubah. Orang Yunani adalah orang yang suka tinggal di luar ruang (outdoor people), maka tidak 5
Norman Crowe; Nature and the Idea of a Man-made world; p.43-44.
mengherankan bila segi eksterior diberi perhatian lebih dan diolah sculptural. Hal terakhir itu nampak dari akses yang dibuat dari semua arah, banyaknya ruang luar dan deretan kolom yang mengarahkan pejalan kaki, dan kuatnya efek bayangan yang jatuh pada dinding cella karena kolom-kolom tadi tertimpa cahaya matahari. tatanan (order) dalam arsitektur yunani Arsitektur Gerika Klasik terbentuk dari 3 tatanan yang berbeda dan nampak dari kuil-kuilnya: Doric, Ionic dan Corinthian. Tatanan ini paling mudah dikenali dari langgam kolomnya. Tatanan Corinthian tidak begitu luas penggunaannya sebagaimana Doric dan Ionic, namun lebih indah dan banyak memiliki detail.
a. doric: Barangkali kuil-kuil yang paling utama adalah yang menggunakan tatanan Doric6. Tatanan ini adalah yang paling tua, paling dekat dengan struktur kayu pendahulunya. Arsitektur Doric du-
6
http://www.hellenism.net/eng/doric.htm
lunya dikenal sebagai yang dipergunakan oleh orang-orang Sparta. Dari sebuah kolom kayu (kemudian digantikan batu), yang di puncaknya ada sebuah landasan bulat dengan sekeping kayu persegi di atasnya (abacus). Balok yang ditopang kolom tadi disebut architrave. Untuk membentuk langit-langit, balok lain dipasang menyilang yang bertumpu ujung-ujungnya pada architrave tadi. Ujung-ujung balok ini dideret membentuk apa yang dinamakan triglyph. Di atasnya dipasang balok lain yang membentuk talang dan tritisan dan dinamakan mutule. Atap diselesaikan dengan menutup "gunung-gunung" (gable) yang disebut pediment, yang di atasnya menyusuri talang yang berakhir di cucuran yang berbentuk mulut singa.. Pada pediment itu tadi kadang diberi ukiran relief. Bahan penutup atap semula menggunakan alang-alang, kemudian genting (terra-cotta) dan akhirnya marmer. Kuil yang juga jelas menggunakan tantanan Doric ini adalah Kuil Artemis di Kèrkyra (600 SM). Kesan pertamanya ialah artifisial dengan sudut-sudut yang diperhitungkan matematis tepat dengan geometrinya yang tajam, berdiri megah (meski masih dalam proporsi intim) mengatasi alam sekelilingnya, kontras, suatu upaya untuk memperlihatkan keunggulan usaha manusia atas kuasa-kuasa gelap dari alam. Teras adalah unsur arsitektural yang menegaskan itu, menyekat hubungannya dengan tanah. Bidang teras menjadi landasan atau kaki (pedestal) dari Kuil, dan dengan anak tangga di sepanjang teras maka membuat Kuil dapat dihampiri dari segala arah. Panjang dan lebar bagian atas teras menentukan berapa banyak kolom didirikan dan berapa jaraknya. Perhitungan jarak kolom sangat penting karena menentukan proporsi Kuil keseluruhan sehingga tergantung pada diameter kaki kolom dan dari situ ditentukan seberapa tingginya. Proporsi bangunan mengikuti kaidah-kaidah yang sudah matang waktu itu, dengan mendasarkan diri pada matematika. Salah satu yang terkenal adalah proporsi Golden Section7 yang pada waktu kemudian menjadi pedoman dalam Seni Rupa, Arsitektur maupun Musik. Dapat dikatakan bahwa karakter kolom dengan tatanan Doric ialah lugas, maskulin, kelakilakian. b. ionic Tatanan Ionik dapat kita umpamakan dengan seorang perempuan yang anggun.8 c. corinthian
parthenon9 Adalah kuil untuk dewi Athena, seorang dewi perang10, pelindung bagi Tukang Kayu dan Dewi 7
http://splorg.org/~b/works/golden/ atau juga resensi buku di http://www.nexusjournal.com/reviews_v4n1-Sharp.html
8 9
Silakan ke http://www.hellenism.net/eng/ionic.htm parthenos artinya Gadis yang sudah waktunya menikah tapi menolak untuk menikah. Parthenon berarti bilik untuk Sang Gadis.
10
ia lebih dihubungkan dengan taktik dan disiplin perang, alih-alih perang asal menang.
Kebijaksanaan. Kuil ini konon dirancang oleh Ictinus, keindahannya adalah keindahan dalam kesederhanaan (beauty in simplicity).