BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Remaja adalah suatu masa transisi dari masa anak-anak menuju ke jenjang masa dewasa, dengan rentang usia 10-19 tahun (WHO, 2003). Secara demografis kelompok remaja dibagi menjadi kelompok usia 10- 14 tahun dan kelompok usia 15–19 tahun. Berdasarkan data proyeksi penduduk Indonesia 2000-2025, proporsi penduduk remaja berusia 10 sampai dengan 19 tahun pada tahun 2010 kira-kira 18,3 % dari total penduduk atau kira-kira 43 juta jiwa (K. K. RI, 2014). Sampai saat ini dilaporkan banyak permasalahan yang menyangkut remaja, mulai dari putus sekolah, kenakalan remaja hingga hal-hal yang berhubungan dengan paparan penyakit yang berdampak terhadap angka kesakitan dan kematian remaja. Suroso (2001), melaporkan bahwa tingkat kecelakaan dan luka yang disengaja paling tinggi pada kelompok remaja. Selain itu, kelompok remaja juga mengalami peningkatan jumlah sebagai penderita HIV/AIDS, penggunaan tembakau, obat terlarang, kekerasan, kenakalan, pelecehan seksual, dan aborsi (Suroso, 2001). Angka kematian remaja diprediksi akan mengalami peningkatan sehubungan dengan bertambahnya kejadian kehamilan remaja yang mencapai rata-rata 20%. Remaja sebagai penerus generasi bangsa adalah aset yang harus kita jaga dan jamin dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Remaja yang sehat akan menjamin kelangsungan pembangunan bangsa dimasa yang akan datang. Dengan demikian status kesehatan remaja adalah suatu hal yang perlu mendapat perhatian seperti
dipelihara dengan baik dan ditingkatkan agar dapat menciptakan generasi muda yang sehat, tangguh dan produktif serta mempunyai daya saing di era globalisasi sekarang ini (RI, 2009b). Berbagai intervensi telah dilakukan baik oleh instansi pemerintah maupun Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) diantaranya, Program Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkoba (KSPAN), Program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja (PKBR), Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR) dan penyuluhan-penyuluhan kesehatan reproduksi remaja melalui Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) serta Program PKPR. Namun upaya tersebut belum optimal dalam menangani masalah remaja dimana permasalahan remaja cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun (Astiti, 2012). Secara nasional Program PKPR telah dilaksanakan mulai tahun 2003. Begitu pula dengan Provinsi Bali melalui Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Kabupaten Gianyar merupakan salah satu kabupaten di Bali juga telah melaksanakan program PKPR pada ini mulai dari persiapan Puskesmas PKPR, sosialisasi, advokasi, pelatihan tenaga kesehatan dan pelatihan konselor sebaya. Akan tetapi sampai saat ini belum menunjukkan perkembangan kearah keberhasilan program. Berdasarkan laporan PKPR Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar menunjukkan bahwa kehamilan pada usia dibawah usia 20 tahun mengalami peningkatan dari 411 kasus (37,71 %) tahun 2012 menjadi sebesar 347 kasus (50,74 %). Pada tahun 2014 terjadi penurunan kasus yaitu sebanyak 299 kasus tetapi dari kasus tersebut sebanyak 43,81% terjadi di
wilayah Puskesmas PKPR, akan tetapi masih lebih tinggi dibandingkan dengan kejadian di tahun 2012. Keberhasilan suatu program dikaitkan dengan faktor input, proses dan outputnya. Faktor input terdiri dari 5 M; Man (Orang), Money (dana), Method (metode), Material (bahan) dan Minute (waktu). Faktor proses terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Output itu sendiri di tentukan oleh faktor input dan proses program tersebut (Hasibuan, 2014). Teori Lewin memaparkan bahwa keberhasilan suatu program juga dihubungkan dengan adanya faktor pendorong dan penghambat yang mana hal ini sangat dipengaruhi oleh perilaku manusia. Faktor lingkungan sangat besar pengaruhya terhadap perubahan perilaku dari individu. Berdasarkan hasil laporan Program PKPR di Kabupaten Gianyar, Sumber Daya Manusia sebagai faktor input dilaporkan sudah mencukupi untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan Program PKPR di Puskesmas. Semua Puskesmas yang melaksanakan PKPR telah memiliki petugas terlatih PKPR dan Kader Kesehatan Remaja di sekolah. Petugas yang bertanggung jawab terhadap Program PKPR di Puskesmas merupakan seorang petugas di Puskesmas yang ditunjuk oleh pimpinan Puskesmas untuk bertanggung jawab dalam pengelolaan program serta bagaimana cara mencapai tujuan program PKPR di Puskesmas dan jejaringnya, termasuk upayaupaya pencapaian cakupan pelayanan kesehatan remaja sesuai target cakupan yang telah direncanakan. Penanggung jawab PKPR bertanggung jawab mengelola program termasuk mengelola pelaksanaan PKPR di wilayah kerjanya.
Hasil survey awal didapatkan bahwa penanggung jawab program sudah membuat perencanaan kegiatan berupa Plan Of Action (POA), tetapi tidak pernah melibatkan lintas sektor dalam perencanaannya. Pelaksanaan kegiatan PKPR sepertinya hanya dilakukan rutin saja baik pemberian pelayanan di dalam gedung maupun diluar gedung seperti pemberian pelayanan untuk remaja di institusi formal dan non formal. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penelitian ini di tujukan untuk mengevaluasi managemen Program PKPR di Puskesmas Kabupaten Gianyar. 2.1. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut yaitu : a. Bagaimanakah penerapan fungsi manajemen dalam Program PKPR di Puskesmas di Kabupaten Gianyar? b. Bagaimanakah penerapan fungsi manajemen berdasarkan aspek proses perencanaan Program PKPR di Puskesmas di Kabupaten Gianyar? c. Bagaimanakah penerapan fungsi manajemen berdasarkan aspek proses pengorganisasian Program PKPR di Puskesmas di Kabupaten Gianyar? d. Bagaimanakah penerapan fungsi manajemen berdasarkan aspek proses penggerakkan Program PKPR di Puskesmas di Kabupaten Gianyar? e. Bagaimanakah penerapan fungsi manajemen berdasarkan aspek proses pengawasan dan evaluasi Program PKPR di Puskesmas di Kabupaten Gianyar?
f. Faktor-faktor apa saja yang mendorong dan menghambat keberhasilan Program PKPR di Puskesmas di Kabupaten Gianyar? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui secara mendalam penerapan fungsi manajemen dalam pelaksanaan Program PKPR di Puskesmas di Kabupaten Gianyar. 1.3.2. Tujuan khusus Penelitian ini ingin mengetahui secara mendalam penerapan fungsi manajemen dalam Program PKPR berdasarkan : a. Proses perencanaan Program PKPR di Puskesmas di Kabupaten Gianyar. b. Proses pengorganisasian Program PKPR di Puskesmas di Kabupaten Gianyar. c. Proses penggerakan Program PKPR di Puskesmas di Kabupaten Gianyar. d. Proses pengawasan dan evaluasi Program PKPR di Puskesmas di Kabupaten Gianyar. e. Faktor-faktor yang mendorong dan menghambat pelaksanaan Program PKPR di Puskesmas di Kabupaten Gianyar.
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Praktis 1.4.1.1. Puskesmas Hasil dari penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi pelaksanaan Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di Puskesmas agar dapat diambil tindakan perbaikan program. Sebagai suatu informasi yang berguna mengenai pelaksanaan fungsi manajemen program PKPR di Puskesmas, serta faktor-faktor yang mendorong dan menghambat pelaksanaan program agar tujuan program dapat dicapai. 1.4.1.2. Remaja Hasil penelitian ini diharapkan mendapat tindak lanjut dari pemegang program baik di Puskesmas maupun di Dinas Kesehatan dan lintas sektor, sehingga remaja dapat memanfaatkan Puskesmas dengan baik sehingga manfaat program ini bisa dirasakan oleh remaja selaku kelompok sasaran. 1.4.1.3. Dinas Kesehatan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan dalam menyusun kebijakan dan strategi pencapaian program kesehatan terutama yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya Program PKPR. 1.4.2 Manfaat Teoritis Sebagai bahan informasi untuk meningkatkan wawasan tentang pelaksanaan Program PKPR di Puskesmas terutama untuk fungsi manajemen serta faktor-faktor yang menjadi pendorong dan penghambat pelaksanaannnya. Hasil penelitian ini juga
diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya dalam penyusunan tesis atau melakukan penelitian.