Pertemuan IV
Membangkitkan Anak Muda di Nain (Lukas 7:11-17)
34
Bulan Kitab Suci - Keuskupan Agung Jakarta - 2012
Doa Pembuka Pemandu mengajak seluruh peserta berdoa memohon bimbingan Roh Kudus agar dapat memahami firman Allah yang hendak dibaca dan direnungkan.
Pemandu membacakan dan menjelaskan isi perikop. Bahan yang tersedia di bawah ini dapat membantu pemandu untuk memberikan penjelasan.
Duka Seorang Janda
Yesus diikuti oleh banyak orang, termasuk muridmuridNya, berjalan dari Kapernaum menuju ke kota yang bernama Nain. Kota Nain terletak kirakira 25 km di sebelah selatan Kapernaum. Dekat pintu gerbang kota, Yesus berjumpa dengan rombongan orang yang mengantar jenazah seorang anak laki-laki, anak tunggal seorang janda. Di situ rombongan Yesus bertemu dengan rombongan yang mengusung jenazah. Menurut kebiasaan Yahudi, usungan jenazah itu bukanlah peti yang tertutup.
Kota Nain pada zaman sekarang Kehadiran Allah dalam Mukjizat Yesus
35
Sebuah kuburan Yahudi kuno
Perhatian Yesus tertuju kepada janda dan baru saja kehilangan anak laki-laki tunggalnya. Menurut orang Yahudi, anak laki-laki berkewajiban memelihara dan merawat orangtuanya, serta menjadi penerus keluarga. Anak laki-laki adalah jaminan hari tua bagi ibunya, apalagi setelah ayah anak itu meninggal. Dalam masyarakat Yahudi, wanita sering dianggap sebagai warga negara kelas dua. Karena itulah seorang wanita menggantungkan hidupnya pada suami dan anak laki-lakinya. Kematian anak laki-laki tersebut telah membuat janda itu kehilangan segala-galanya. Rombongan orang banyak yang ikut mengantarkan jenazah anak laki-laki itu menunjukkan bahwa mereka ikut ambil bagian dalam kepedihan sang janda yang malang. Tuhan Membangkitkan Anak Si Janda
Tuhan tergerak oleh belas kasihan ketika melihat janda yang ditinggal mati anaknya itu. Yesus di sini disebut Tuhan untuk menunjukkan bahwa Dia adalah pemilik kehidupan sehingga Dia berkuasa 36
Bulan Kitab Suci - Keuskupan Agung Jakarta - 2012
untuk membangkitkan orang mati. Yesus yang tergerak hati-Nya oleh belas kasihan, menunjukkan bahwa Dia peduli dengan keadaan orang lain dan dapat merasakan penderitaan orang lain, sehingga penderitaan janda itu telah mengoyak hati Yesus. Karena Yesus adalah penguasa kehidupan, Dia katakan kepada janda itu, “Jangan menangis, Ibu!” Dia dapat memberikan kembali kehidupan anak tunggalnya itu. Lalu Ia mendekati usungan dan menyentuhnya ketika para pengusung berhenti. Menyentuh usungan jenazah merupakan tindakan yang najis menurut adat istiadat Yahudi. Hal ini dijelaskan dalam Bilangan 19:11: orang yang kena kepada mayat, ia najis tujuh hari lamanya. Tetapi, bagi Yesus, belas kasih lebih utama daripada peraturan dan hukum. Kemudian Ia berkata kepada anak yang sudah meninggal itu, “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!” Seketika itu, anak laki-laki tersebut bangun, duduk, dan berbicara. Dengan kata-kata Yesus yang penuh kuasa terjadilah mukjizat, sehingga anak laki-laki yang telah meninggal itu hidup kembali. Anak lakilaki yang sebelumnya telah meninggal dan pergi jauh dari ibunya dibangkitkan oleh Yesus dan kembali ke pada ibunya. Kemudian Yesus menyerahkan anak laki-laki itu kepada ibunya. Orang banyak yang ada disitu ketakutan pada mulanya, tetapi kemudian memuliakan Allah. Mereka berkata, “Seorang nabi besar telah muncul ditengah-tengah kita dan Allah telah datang untuk menyelamatkan umat-Nya.” Kebesaran Yesus yang tampak dalam mukjizat-Nya, membuat orangorang ketakutan, karena mengingatkan mereka Kehadiran Allah dalam Mukjizat Yesus
37
pada saat Nabi Elia membangkitkan anak perempuan seorang janda di Sarfat. Cara Nabi Elia membangkitkan anak perempuan itu adalah dengan menelungkupkan badannya di atas anak itu tiga kali dan berseru kepada Tuhan, “Ya Tuhan Allahku, pulangkanlah kiranya nyawa anak ini ke dalam tubuhnya.” Tuhan mendengar permintaan Elia dan nyawa anak itu kembali ke dalam tubuhnya, sehingga ia hidup kembali (1Raj. 17:21-22). Yesus hanya mengatakan “Bangkitlah!” Kata-kata-Nya yang penuh kuasa membuat anak muda itu seketika bangun, duduk dan berkata-kata.
Elia membangkitkan anak janda Sarfat
Tanggapan Orang Banyak
Perbuatan Yesus mengingatkan orang banyak kepada Nabi Elia yang membangkitkan anak janda di Sarfat dengan memohon pertolongan Allah. 38
Bulan Kitab Suci - Keuskupan Agung Jakarta - 2012
Mereka mengakui Elia sebagai abdi Allah dan segala firman Tuhan yang diucapkannya adalah benar. Melihat perbuatan Yesus yang membangkitkan anak muda dengan kuasa-Nya sendiri, mereka pun mengakui Dia sebagai nabi besar. Kehadiran Tuhan yang berkarya menimbulkan keinginan orang untuk memuliakan Allah dan mereka memusatkan perhatian kepada pribadi Yesus yang membangkitkan orang mati. Bagi mereka Yesus adalah utusan Allah yang diperintahkan untuk mengunjungi umat-Nya. Pembangkitan orang mati itu memberikan bukti kepada mereka bahwa Allah bukanlah Allah yang jauh duduk di atas tahta-Nya, melainkan Allah yang datang menyelamatkan manusia. Kabar ini tersebar di selur uh Yudea dan sekitarnya dan menjadi percakapan banyak orang.
a. Pemandu mengajak peserta untuk masuk dalam suasana hening dengan mata terpejam. Kemudian pemandu meminta peserta untuk membayangkan peristiwa yang dikisahkan dalam perikop ini. b. Pemandu mengajak peserta untuk merenungkan apa yang dapat dipelajari/diteladan dari Yesus (sikap/ kepribadian dan kehendak-Nya), dari janda Nain, dari orang banyak itu, bagi diri-nya sendiri (bukan untuk mengajar orang lain). c. Pemandu meminta peserta untuk menuliskan hasil renungannya. d. Pemandu meminta peserta, satu demi satu, membacakan hasil renungan dalam meditasinya.
Kehadiran Allah dalam Mukjizat Yesus
39
Hasil Renungan:
______________________________________________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________________________________________ _______________________________________________________________________________________________________________
a. Pemandu mengajak peserta untuk menuliskan doa sebagai tanggapan atas pesan yang telah terima dalam perikop tersebut. b. Pemandu meminta peserta, satu demi satu, membacakan doa-doa yang telah ditulisnya. Rangkaian doa ditutup dengan “Bapa Kami.”
Doa:
________________________________________________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________________________________________________
Doa Penutup Pemandu mengajak seluruh peserta untuk berdoa memohon kekuatan dan kasih Allah agar sanggup melaksanakan kehendak-Nya yang telah didengarkan dalam pertemuan ini.
40
Bulan Kitab Suci - Keuskupan Agung Jakarta - 2012