Menata Agroindustri sebagai sumber pembayaran Utang
Oleh : Dr. Jr. Muhammad Said Didu .)
TERDAPAT LIMA PERTIMBANGAN UNTUK MENJADIKAN AGROINDUSTRI MENJADI SUMBER UTAMA UNTUK MEMBAYAR UTANG, YAITU: (1) BAHWA INDONESIA PADA DASARNYA ADALAH NEGARA PERTANIAN, (2) SEBAGIAN BESAR RAKYAT KITA HIDUP DARI SEKTOR PERTANIAN, (3) SDM PERTANIAN TELAH MAMPU MELAKSANAKAN TRANSFORMASI TEKNOLOGI PERTANIAN SECARA BAlK, (4) DAYASAING PRODUKPERTANIAN DAPAT DITINGKATKAN SECARA BAlK DENGAN MEMANFAATKAN KEMAJUAN TEKNOLOGI, DAN (5) BAHWA KEUNGGULAN KOMPARATIF YANG DIMILIKI DAPAT DIKEMBANGKAN MENJADI KEUNGGULAN KOMPETITIF DALAM ERA GLOBALISASI. UNTUK MENEMBUS PASAR GLOBAL, DIPERLUKAN LANGKAH·LANGKAH SEBAGAI BERIKUT: (1) MENGHASILKAN PRODUK BERKUALITAS, (2) KONSISTEN, MELALUI KONTROL PROSES YANG KETAT (TERUTAMA PENGENDALIAN MUTU), (3) PENDAYAGUNAAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA, TEPAT SASARAN DAN RELEVAN, SERTA (4) MEMBANGUN DAN MENGEMBANGKAN JARINGAN PEMASARAN YANG HANDAL. UNTUK MEMPERLUAS PASAR DAN MENINGKATKAN DAYA SAING DI PASAR GLOBAL, STRATEGI YANG DILAKUKAN ADALAH MEMBANGUN JOINT VENTURE DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI TERBAIK, MENDEKATI PASAR, MEMPRODUKSI PRODUK UNTUK PASAR LOKAL DAN EKSPOR. SELAIN ITU, JUGA DIPERLUKAN ADANYA ALiANSI DENGAN PERUSAHAAN LAIN UNTUK MENGIMPOR PRODUK YANG MENDUKUNG PEMASARAN PRODUK YANG DIHASILKAN DI PASAR LOKAL.
.) Pakar Agroindustri BPPT
",.. "",! I·_-V~"~"N.'
__ ~'
PENDAIllJLUAN
ekonominya. Hal tersebut dapat menjadi faktor pemicu munculnya pemikiran bagi daerah yang kaya akan
Kondisi masyarakat yang terhimpit berbagai permasalahan
sumberdaya alam semakin ingin mandiri atau bahkan
telah merongrong berbagai sendi-sendi kehidupan
memisahkan dari negara kesatuan Republik Indonesia.
berbangsa dan bernegara. Sebagian besar masyarakat
Sangat disayangkan bahwa sampai saat ini belum ada
seakan sudah dihadapkan pada jalan buntu untuk keluar
strategi untuk menyelesaikan masalah utang tersebut pada
dari permasalahan. Bahkan sebagian telah mulai dihinggap
masa akan datang. Tiap penyusunan anggaran, yang ada
rasa frustrasi. Terdapat 7 (tujuh) permasalahan berat yang
adalah program dan rencana untuk menambah utang baru.
dihadapi bangsa Indonesia, yaitu : (1) kondisi
Keberhasilan menambah utang seakan-akan menjadi
perekonomian yang tak kunjung pulih, (2) ketegangan dan
kebanggaan lembaga yang bertanggung jawab dalam
kerusuhan sosial yang terus meningkat, (3) kepastian dan
perencanaan pembangunan nasional. Akumulasi utang
penegakan hukum yang semakin terpuruk, (4) jaminan
yang demikian besar dan akan terus bertambah akan
keamanan semakin sulit didapatkan, (5) kebijakan
semakin membebani seluruh rakyat. Penambahan utang
pemerintah yang belumjelas arah dan tidakkonsistens, (6)
pada tahun-tahun terakhir tidak lagi diutamakan untuk
utang luar negeri yang semakin membesar, serta (7) tekanan
pembangunan sektor produktif melainkan untuk menutupi
internasional yang semakin meningkat. Kesemuanya
kekurangan aIiggaran, seperti untuk menutupi defisit
permasalahan tersebut secara bersama-sama membawa
anggaran untuk membayar bunga obligasi dalam rangka
masyarakat Indonesia kearah penciptaan kondisi yang
rekapitalisasi perbankan yang mencapai Rp. 50 trilyun per
menurunkan seman gat untuk mencari jalan keluar dan
tahun. Untuk mengurangi beban rakyat sebagai dampak
bangkit kembali dalam men at a kehidupannya.
dari semakin membengkaknya utang luar negeri, sudah
Permasalahan sudah merasuk pada permasalahan mental
selayaknya disusun strategi nasional untuk menyelesikan
masyarakat yang seakan sudah menjadi bangsa kelas dua
utang tersebut.
dalam pergaulan intemasional.
LANDASAN KEBUAKAN Kondisi demikian semakin memperberat bangsa Indonesia dalam menyongsong globalisasi. Agar Indonesia dapat
Secara ekonomi, bangsa Indonesia sudah termasuk bangsa
bangkit, dibutuhkan semangat "superior" dan keyakinan
miskin dengan pendapatan perkapita hanya $ 550 (tahun
"lebih" untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang
1996 pendapatan perkapita sudah mencapai $ 1.2(0). Tahun
cukup rumit dan kompleks tersebut. Dibutuhkan pemikiran
1966, awallahimya orde baru kondisi perekonomian kita
baru yang dapat dijadikan arahan komponen bangsa untuk
sangat parah. Ditandai dengan tingkat inflasi yang
meningkatkan pengabdiannya dalam menghantarkan
mencapai 600 persen dan kelangkaan berbagai kebutuhan
bangsa keluar dari krisis multidimensi yang masih terus
masyarakat. Namun saat itu, kita masih memiliki sumberdaya
berlangsung. Selanjutnya, secara bertahap bangkit dengan
alam, terutama tambang dan hutan yang cukup besar serta
keyakinan, sikap, dan tindakan untuk men gang kat
belum dihadapkan pada persaingan ekonomi global yang
masyarakat dari keterpurukan ekonomi dan kemerosotan
semakin ketat.
kepercayaan dari dunia intemasional. Sehingga dengan strategi yang matang, secara bertahap Salah satu permasalahan yang cukup rumit untuk
pemerintahan orde baru dapat meningkatkan pertumbuhan
diselesaikan adalah melepaskan diri dari lilitan utang luar
ekonomi melalui ekaploitasi sumberdaya alam yang ada.
negeri. Dibutuhkan adanya terobosan baru untuk dapat
Dengan semangat untuk memacu pertumbuhan ekonomi,
menyelesaikan permasalahan tersebut. Jika penyelesaian
pemerintahan orde baru selain melakukan eksploitasi
permasalahan tersebut tidak menunjukkan titik terang,
sumberdaya alam juga berupaya mendapatkan utang luar
dikhawatirkan semakin menyebarnya paradigma yang
negeri untuk investasi saran dan prasarana. Tidak sedikit
menganggap bahwa dalam jangka panjang Indonesia
korban dalam masyarakat sebagai dampak dari semangat
sudah sangat sulit untuk meningkatkan kemampuan
berlebih untuk memacu pertumbuhan tersebut. Saat ini
bisnis dan teknologi, permodalan, dan perlindungan dari
kondisi tersebut sudah berubah.
persaingan yang tidak sehat. Dalam satu dasawarsa ke depan, diperkirakan rninyak yang
Keenam, bahwa penguasaan, pengembangan, dan
kita miliki hanya cukup untuk konsumsi sendiri (net
pemanfaatan iptek, termasuk teknologi bangsa sendiri dalam
importir). Hutan sebagai salah satu sumber devisa sebagian
dunia usaha, terutama uasah kecil, menengah, dan koperasi
besar sudah rusak, bahkan membutuhkan dana yang sangat
guna meningkatkan daya saing produk yang berbasis
besar untuk merehabilitasi kerusakan yang telah terjadi.
sumber daya lokal. Sebagai negara agraris, maka
Kondisi tersebut memberikan gambaran bahwa Indonesia
pengembangan teknologi hendaknya dititikberatkan pada
seakan sudah tidak merniliki peluang untuk bangkit kembali
teknologi pertanian untuk mendorong berkembangnya
menjadi bangsa yang "merdeka" dari utang, kecuali atas
agribisnis dan agroindstri dalam masyarakat. Dan ketujuh,
belas kasihan negara atau lembaga kreditor. Tingginya
bahwa dalam lima tahun ke depan pembangunan pedesaan
beban utang merupakan salah satu faktor penyebab
ditujukan untuk pemberdayaan masyarakat, terutama
semakin turunnya kredibilitas bangsa Indonesia dalam
petani dan nelayan melalui penyediaan prasarana
pergaulan intemasional. Gambaran tersebut menghamskan
pembangunan, sis tern agribisnis, pengembangan
kita untuk mencari potensi bangs a untuk menyelesaikan
kelembagaan, dan penguasaan teknologi.
permasalahan yang dihadapi. Dengan amanat dernikian, maka seluruh komponen bangsa Menempatkan pertanian dan agroindustri sebagai prioritas
selayaknya melaksanakan amanat tersebut secara
pembangunan ekonomi dan pilar perekonomian rakyat
konsisten. Jika ketujuh amanat tersebut dilaksanakan secara
merupakan amanat yang tertungan dalam GBHN 1999 -
baik, maka upaya untuk mewujudkan pertanian yang
2004. Terdapat tujuh amanat GBHN yang menjadi landasan
terkelola berdasarkan pendekatan agribisnis dengan
pengembangan agroindustri dalam kurun waktu lima tahun
agroindustri sebagai motor penggerak utamanya dapat
ke depan. Pertama, bahwa pembangunan ekonomi hams
diwujudkan. Kondisi demikian akan menjadi landasan dalam
dikembangkan berdasarkan sistem ekonorni kerakyatan.
mewujudkan agribisnis dan agroindustri sebagai pilar
Artinya, kedaulatan ekonomi ada di tangan rakyat yang
perkenomian rakyat dan basis ekonorni bangsa. Disinilah
meliputi 80 persen bergerak di sektor pertanian yang
pentingnya menjadikan pertanian sebagai common platform
merupakan basis untuk mengembangkan agroindustri
pembangunan nasional. Artinya bahwa seluruh potensi
kerakyatan. Kedua, pengembangan ekonomi hendaknya
ekonomi ditujukan untuk mendukung pertumbuhan
dilaksanakan berdasarkan orientasi global sesuai kemajuan
pertanian untuk melahirkan ekonorni yang berbasis kuat
teknologi dengan membangun keunggulan kompetitif
dalam masyarakat.
berdasarkan keunggulan komparatif sebagai negara maritim dan agraris. Ketiga, bahwa pengembangan ekonorni hams
Sebagai common platform pembangunan nasional
dilaksanakan sesuai dengan kompetensi dan produk
diperlukan kelembagaan yang mampu mengakomodir dan
unggulan di setiap daerah, terutama pertanian dalam arti
mengelola dinamikan internal dan eksternal yang
luas. Pengembangan produk unggulan daerah yang
mempengaruhi
memanfaatkan produk pertanian dalam arti luas yang
pengembangan agribisnis dan agroindustri. Ditengarai
disesuaiakan dengan kompetensi daerah akan mendorong
bahwa salah satu kelemahan yang menghambat
berkembangnya agroindustri. Keempat, pengembangan
pengembangan agribisnis dan agroindustri adalah belum
industri, perdagangan dan investasi terutama yang
terpadunya lembaga pemerintah yang mengelola kebijakan
berbasis keunggulan sumber daya alam dan sumber daya
pertanian. Di masa depan, peran kelembagaan pertanian
manusia. Kelima, pemerintah harus memberdayakan
hendaknya semakin ditingkatkan ke arah yang lebih mampu
pengusaha kecil, menengah, dan koperasi agar lebih
untuk mengembangkan pertanian sebagai bahan baku
efesien, produktif dan berdaya saing. Pemerintah
industri, mampu mengendalikan kebijakan input, proses,
diperkenankan memberikan fasilitas dari negara secara
dan output pertanian termasuk produk agroindustrinya.
selektif dalam bentuk pendidikan dan pelatihan, informasi
Hal yang tidak kalah pentingnya adalah yang menyangkut
ISSN:
0853-~~ I.4GIlUIEDL4 -
pembangunan
VOLUME 7. No.1 - September 2001
pertanian
dan
kebijakan perdagangan. Lembaga agroindustri diharapkan
dikelola dalam usaha dengan manajemen modem melalui
mampu mengefektifkan pengelolaan input agroindustri
pendekatan quality, cost dan delivery (QCD). Artinya,
berupa bahan baku, teknologi, SDM, pendanaan, dan
seluruh mata rantai sistem mulai dari aspek produksi, pasca
informasi. Untuk mewujudkan pertanian menjadi basis
panen, transportasi dan distribusi sampai ke pemasaran
ekonomi bangsa dukungan kebijakan politik dan ekonomi
mengutamakan aspek kualitas, biaya produksi yang
merupakan prasyarat mutlak bagi pembangunan pertanian
efesien, dan waktu penyerahan yang tepat.
yang berwawasan masa depan. Keberhasilan pembangunan pertanian dan agroindustri Perubahan kegiatan pertanian menjadi usaha agribisnis dan
baik di tingkat nasional maupun daerah dapat diukur dari :
agroindustri akan merubah posisi komoditas pertanian yang
(1) besarnya sumbangan dalam memacu pertumbuhan
selama ini lebih banyak dipandang sebagai komoditas
ekonomi, (2) besarnya penyerapan tenaga kerja, (3)
perdagangan menjadi komoditas yang siap diolah. Berarti
kemampuan dalam meningkatkan kesejahteraan dan
produk pertanian dipandang sebagai bahan baku industri
pendapatan masyarakat, (4) besamya peran peningkatan
yang mengandung berbagai unsur atau komponen yang
nilai tambah produk pertanian, (5) besarnya perolehan
dapat ditingkatkan nilai tambahnya.
devisa, (5) perkembangan investasi, dan (6) peningkatan pangsa pasar agroindustri di pasar global.
Pandangan dernikian akan merubah strategi pembangunan pertanian yang selama ini masih banyak dikelola secara
Di tengah-tengah kekhawatiran, bahkan keyakinan bahwa
konvensional, menjadi bag ian dari aktivitas sistem
perekonornian Indonesia akan semakin terpuruk, pada akhir
agribisnis dan agroindustri. Pengembangan pertanian yang
tahun 1999 sampai tahun 2000 dapat dikatakan bahwa
demikian akan bertumpu pada pemanfaatan teknologi.
pemerintahan tidak bekerja secara efektif, lembaga ekonorni
Berarti seluruh aktivitas dalam sistem agribisnis dan
moderen seperti bank dan perusahaan formal tidak berjalan
agroindustri haru tanggap terhadap kemajuan ilmu
(sedang dipenjara oleh BPPN). Demikian juga halnya
pengetahuan dan teknologi.
dengan instrumen perdagangan seperti LlC belum mendapatkan kepercayaan yang memadai. Penegakan hukum belum berjalan dengan baik, bahkan keamanan
AGRONDUSTRI SEBAGAI JALAN KELUAR
berusaha masih menjadi permasalahan. Dalam kondisi Pada mas a mendatang, peran pertanian dalam
dernikian, perekonornian tumbuh sekitar 3 - 4 persen dan
pembangunan nasional akan semakin diandalkan sebagai:
pertumbuhan ekspor menunjukkan angka yang
(1) pemacu pertumbuhan ekonomi nasional (termasuk
menggembirakan. Pertumbuhan ekonomi tersebut tidak
sebagai sumber perolehan devisa), (2) penyedia pangan
terlalu rendah jika dibandingkan pada saat kondisi normal,
dan papan, (3) penyedia bahan baku industri, (4) pencipta
yaitu sekitar 7 - 8 persen. Kondisi dernikian menunjukkan
kesempatan dan perluasan lapangan kerja, (5) pemacu
bahwa terdapat potensi ekonomi yang kemampuannya
pemerataan pembangunan nasional, serta (6) sebagai faktor
kurang diperhitungkan oleh para pakar selama ini, yaitu
penentu stabilitas nasional. Peran tersebut dapat
perekonornian rakyat.
diwujudkan melalui proses transformasi kegiatan pertanian menjadi kegiatan usaha agribisnis dan agroindustri. Proses
Perekonornian rakyat Indonesia didorninasi oleh kegiatan
transformasi demikian dapat berlangsung dengan baikjika
yang berbasis pada pertanian yang diwujudkan dalam
posisi sektor pertanian dijadikan menjadi sektor unggulan
bentuk usaha agribisnis dan agroindustri. Potensi ekonorni
dalam pembangunan perekonornian nasional.
tersebut merupakan rahmat Tuhan atau Sunnatullah. Perekonomian rakyat yang berbasis pada agroindustri
Memasuki era globalisasi, dibutuhkan produk unggulan
(dalam tulisan ini diistilahkan dengan agro-ekonorni) telah
dan produk andalan agroindustri yang merniliki daya saing
menjadi juru selamat dari keterpurukan ekonorni. Agro-
dan bernilai tambah tinggi. Produk demikian memerlukan
ekonorni telah menjadi udara penyelamat dari gejala terjun
penerapan tekonologi tepat guna dan tepat sasaran serta
bebasnya perekonornian nasional. Pertanyaannya adalah
ISSN:
0853.:~ I ...
GIUBEIJIA. VOLUME 7. NO.1· September 2001
apakah potensi ekonomi pertanian dapat dijadikan andalan
Bahkan banyak yang berpendapat bahwa pertanian
bangsa Indonesia sebagai motor penggerak perekonomian
hanyalah menjadi beban pembangunan. Namun, tidak ada
nasional ? Selanjutnya, apakah dapat diandalkan sebagai
yang dapat membantah bahwa bangsa Indonesia dapat
sumber devisa untuk membayar utang yang terus
selamat dari kebangkrutan ekonomi karena adanya produk
meningkat?
pertanian yang memiliki daya saing dalam masa krisis. Daya tangkal produk pertanian terhadap penyelesaian krisis telah dibuktikan oleh berbagai negara, termasuk Amerika
Bangkitnya perekonomian rakyat yang berbasis pertanian (agribisnis dan agro-
Serikat saat terjadi krisis
industri), yang dalam
ekonomi tahun 1926.
tulisan ini diistilahkan sebagai sektor agroekonomi telah merubah basis
perekonomian
Indonesia selama masa krisis.
Mengalirnya
utang luar negeri dalam pengembangan industri untuk memanfaatkan potensi pasar domestik temyata telah melahirkan pertumbuhan perekonomian semu. Sektor agroekonomi yang mendayagunakan potensi domestik untuk memasuki pasar global merupakan basis barn perekonomian Indonesia yang secara
rill tumbuh. Hal demikian mendorong terwujudnya perekonomian yang sesuai dengan fitrah Indonesia sebagai negara
BERBAGAI DATA MENUNJUKKAN BAHWA APABILA AGROEKONOMI DIKELOLA DENGAN BAlK, MAKA AKAN TERJADI PENINGKATAN EKSPOR PRODUK PERTANIAN. DALAM PE· NGEMBANGANNYA, DIPERLUKAN ADANYA PERUBAHAN PENGERTIAN TENTANG PRODUK PERTANIAN. SELURUH PRODUK PERTANIAN HENDAKNYA DIUBAH MENJADI PRODUK INDUSTRI YANG BAHAN BAKUNYA BERASAL DARI PERTANIAN. NILAI TAMBAH YANG,TERDAPAT DARI SETIAP BAHAN BAKU TERSEBUT SEOPTIMUM MUNGKIN DAPAT DINIKMATI OLEH BANGSA INDONESIA. DENGAN DEMIKIAN, PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI, BUKAN HANYA AKAN DIPEROLEH DEVISA, TETAPI KITA SEKALIGUS AKAN MEMBANGKITKAN PEREKONOMIAN I RAKYAT 01 PEOESAAN.
Program yang dilakukan adalah
memobilisasi
kemampuan negaranya untuk mengelola produk pertanian,
termasuk
pemberian hutan kepada Universitas yang dikenal dengan program Land
Grand College untuk dikelola.
Kebijakan
tersebut cukup ampuh untuk
mengangkat
kembali perekonomian AS. Amerika Serikat membangunperekonomiannya melalui penguatan agroekonomi selama 100 tahun (1836 - 1936), selanjutnya pengembangan industri dilakukan selama20 tahun (1936 - 1956), setelah itu barn mengembangkan industri infromasi.
agraris. Adalah tidak salah, pendapat yang
Kekuatan agroekonomi
menyatakan bahwa kita masih memiliki potensi untuk
AS telah terwujud menjadi "bufferperekonomian nasional"
bangkit kembali. Sumberdaya alam terbarukan yang dimiliki
yang tahan terhadap gejolak sehingga tetap menjadi negara
masih cukup potensial. Kita masih memiliki produk
adidaya. Strategi yang ditempuh oleh Indonesia dilakukan
pertanian unggulan yang dapat dikembangkan menjadi
secara acak. Kita belum memiliki basis ekonomi yang kuat,
lokomotif perekonomian nasional. Sebagai lokomotif
sementara di pihak lain strategi pengembangan industri
kebangkitan ekonomi, di era perdagangan bebas maka
telah dikembangkan ke arah industri tersier bahkan ke
pengembangan agroindustri hendaknya memenuhi kaidah-
industri infomasi. Sehingga jika terjadi goncangan, maka
kaidan yang berlaku dalam era globalisasi. Potensi
seluruh sendi perekonomian terganggu. Menjadikan
Agroindustri Selama ini, tidak sedikit ahli yang meragukan
agroindustri sebagai basis ekonomi bangsa perlu
kemampuan agroekonomi untuk menyelamatkan bangsa.
dilaksanakan secara hati-hati karena juga terdapat negara
ISSN:
Og53'!~
I
,461UMB1J1A· VOLUME 7. NO.1· September 2001
yang gagal dalam pelaksanaannya. Seperti halnya yang
kelapa sawit, kelapa, kopi, kakao, teh, kopi, rempah-rempah
dilakukan oleh Argentina yang mencanangkan
(lada, pala, dll), mete, dan minyak atsiri (nilam, akar wangi,
agroindustri sebagai basis ekonomi bangsanya pada tahun
dB). Sayangnya ekspor komoditas perkebunan masih
40-an, namun hasilnya tidak seperti yang diharapkan.
terbatas pada komoditas primer, bukan hasil olahan yang nilai tambahnya lebih besar.
Indonesia memiliki "pabrik alam" yang setia berproduksi secara kontinyu selama 24 jam tanpa ada yang bisa
Dari sektor kehutanan, potensi lestari 26 juta m3 per tahun
menghalangi kecuali Tuhan yang Maha Kuasa. Tiap hari
atau senilai sekitar US $ 4 milyar (dihitung dari harga kayu
sinar matahari melalui fotosintesa menghasilkan minyak
log $ 150 per m3). Jika termasuk penebangan liar, maka nilai
kelapa sawit, lateks karet, serat kayu untuk pulp, aroma
devisa dari hutan mencapai sekitar $ 12 milyar. Seandainya
kopi dan teh, 4bahan baku farfum, protein dari ikan dan
kayu tersebut diolah menjadi produk lain berupa kayu lapis
temak, dan berbagai produk lainnya.
dan pulpmaka potensi perolehan devisa meningkat menjadi
$ 16 milyar per tahun. Hal tersebut tidak sulit dicapai karena Pengelolaan agroekonomi menjadi tulang punggung dan
saat ini Indonesia telah memiliki industri hilir pengolahan
motor perekonomian nasional membutuhkan kebijakan dan
kayu berupa industri pengergajian, industri plywood, dan
strategi yang handal agar peran tersebut dapat diemban.
industri pulp dengan kapasitas masing-masing 15,24, dan
Bagi Indonesia, yang merupakan negara agraris tidak ada
24 m3 kayu log per tahun atau total kebutuhan kayu log
pilihan untuk mendapatkan sumber penghasilan negara
sebesar 63 juma m3 per tahun. Namun permasalahannya
kecuali pengembangan agroindustri.
adalah kemampuan hutan alam Indonesia untuk menghasilkan kayu hanya sekitar 40 juta m3 per tahun,
Petanyaannya adalah apakah pengembangannya dibiarkan
berasal dari luas hutan 40 juta ha dengan kemampuan
secara alami atau diupayakan melalui berbagai terobosan
produksi alam yaitu dari kapasitas hutan potensi hutan.
kebijakan. Karena kebutuhannya mendesak, maka
Ekspor produk perikanan saat ini sekitar $ 7 - 10 milyar per
dibutuhkan pengerahan potensi bangsa (pemerintah,
tahun. Potensi lestari perikanan Indonesia diperkirakan
swasta, dan masyarakat) dalam mewujudkan agroindustri
mencapai $ 70 milyar per tahun. Pencurian potensi ikan
sebagai motor untuk menghasilkan devisa. Hanya dengan
Indonesia diperkirakan mencapai $ 10 milyar per tahun.
demikian, bangsa Indonesia dapat melepaskan diri dari
Uraian tersebut menunjukkan bahwa, saat ini kemampuan
"penjara" pemikiran bahwa ekonomi Indonesia sudah
agroindustri menghasikan devisa diperkirakan mencapai
bangkrut.
sekitar $ 30 milyar. Secara potensial kemampuan tersebut
Berbagai data menunjukkan bahwa apabila agroekonomi
peningkatan produksi dan pengembangan industri hilir.
dikelola dengan baik, maka akan teIjadi peningkatan ekspor
Pertanyaannya dalah bagaiman bagaimana meningkatkan
produk pertanian. Dalam pengembangannya, diperlukan
potensi tersebut ?
dapat ditingkatkan menjadi sekitar $ 100 milyar melalui
adanya perubahan pengertian ten tang produk pertanian. Seluruh produk pertanian hendaknya diubah menjadi
PERAN'IEKNOLOGI
produk industri yang bahan bakunya berasal dari pertanian. Nilai tambah yang,terdapat dari setiap bahan baku tersebut
Struktur agroindustri yang kuat dadapt diwujudkan melalui
seoptimum mungkin dapat dinikmati oleh bangs a
pendekatan peningkatan nilai tambah pada seluruh rantai
Indonesia. Dengan demikian, pengembangan agroindustri,
proses. Inti dari peningkatan nilai tembah tersebut adalah
bukan hanya akan diperoleh devisa, tetapi kita sekaligus
pemanfaatan teknologi. Melalui proses peningkatan nilai
akan membangkitkan perekonomian rakyat di pedesaan.
tambah akan dihasilkan produk yang memiliki daya saing di pasar global serta memiliki daya tahan terhadap gejolak
Terdapat 3 (tiga) sumber utama produk agroindustri yang
ekonomi makro.
potensial untuk dikembangkan, yaitu: (1) perkebunan, (2) kehutanan, dan (3) perikanan. Data Biro Pusat Statistik
Karena permasalah yang dihadapi bersifat kompleks,
menunjukkan bahwa ekspor agroindustri produk
dinamis, serta bersifat probabilistik maka sangat
perkebunan 5 lima tahun terakhir sekitar US $ 5 milyar.
dibutuhkan pendekatan sistem untuk menyelesaikannya.
Komoditas utama perkebunan Indonesia terdiri dari karet,
Dari aspek kebijakan, pendekatan sistem membutuhkan
ISSN:
0853.: 1.4"IUMEDIA.
VOLUME 7, No.1· September 2001
adanya sinergi dan korelasi kebijakan yang terkait dengan
dimiliki, terutama keunggulan sumberdaya alam dan
pembangunan pertanian dan agroindustri. Hanya dengan
sumberdaya man usia. Kedua aspek tersebut sangat terkait
demikian dapat diwujudkan efesinesi proses dan efektifitas
dengan kemampuan dalam pemanfaatan dan penguasaan
pelaksanaan kebijakan eksternal. Hal yang terpenting
tekonologi.
adalah mermuskan kebijakan yang dapat menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi pembangunan pertanian dan
Berbagai kebijakan yang perlu terns kita kembangkan untuk
pengembangan agroindustri. Sebagai pilar ekonomi rakyat,
mewujudkan agroindustri sebagai pilar ekonomi rakyat
pengembangan agroindustri membutuhkan adanya
an tara lain adalah : pertama dengan penguasaan dan
transformasi budaya dalam masyarakat ke arah budaya
pemanfaatan teknologi tepat guna dan tepat sasaran kita
yang berlaku dalam industri. Seperti halnya pengembangan
menjadikan komoditas pertanian sebagai bahan baku
industri lainnya, pembangunan agroindustri sangat terkait
agroindustri dan bukan hanya sebagai komoditas
dengan kebijakan industri, perdagangan, dan investasi.
perdagangan, seperti selama ini masih berlangsung. Ekspor
Aspek yang terpenting dalam pengembangan agroindustri
komoditas pertanian kita masih didominasi oleh bahan
adalah kebijakan yang terkait dengan upaya meningkatkan
mentah dan bahan baku, semen tara di pihak lain kita
daya saing dari keunggulan komparatif pertanian yang
mengimpor tidak sedikit produk hasil olahan komoditas
ISSN:
0853-:~
I.
GIUMEDLt - VOLUME 7. No.1 - September 2001
pertanian. Kedua, melalui pemanfaatan teknologi yang tepat
atas dasar nilai-nilai sosial budaya masyarakat setempat,
guna dan mudah digunakan oleh masyarakat luas kita
dikelola dengan manajemen/organisasi yang baik oleh
mengembangkan pertanian dalam kerangka agribisnis dan
sumber daya manusia yang berkualitas, serta memanfaatkan
agroindustri berbasis pedesaan. Ketiga, agroindustri yang
kemajauan teknologi.
berbasis teknologi yang dikembangkan oleh rakyat dijadikan motor penggerak di pedesaan untuk digunakan
Tujuan utama pemanfaatan teknologi untuk pembangunan
sebagai basis pertumbuhan ekonomi masyarakat. Keempat
agroindustri adalah untuk menghasilkan produk yang
pengembangan agroindustri berbasis tekonogi yang
berdaya saing tinggi, tahan terhadap berbagai gejolak
me lib atkan masyarakat luas dilaksanakan melalui
ekonomi yang terjadi, mampu mengantisipasi permintaan
pendekatan lintas sektoral dengan pendekatan sistem.
pasar, serta mendorong pemerataan dan peningkatan
Kelima, secara bertahap kita harns berupaya agar terjadi
kesejahteraan masyarakat luas. Dengan kondisi demikian
transfomasi budaya dalam pengelolaan pertanian ke arah
maka akan terwujud dan berkembang berbagai jenis
terciptanya budaya yang mendukung berkembangnya
agroindustri yang mandiri dalam masyarakat. Untuk
agroindustri.
mengembangkan agroindustri yang demikian, agroindustri yang dikembangkan hendaknya berbasis tekonologi pada
Peran pengembangan teknologi dalam pembangunan
seluruh tahapan proses mulai dari input, proses, dan
adalah
untuk
output. Faktor input agroindustri meliputi bahan baku,
rekstrukturisasi industri, meningkatkan produktivitas dan
teknologi, SDM, informasi (terutama informasi pasar), dan
memacu pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan melalui
pendanaan. Seluruh faktor input tersebut hendaknya
peningkatan daya saing. Penguasaan teknologi merupakan
dikembangkan melalui berbagai aktivitas yang saling
prasyarat untuk meningkatkan kekuatan ekonomi. Dengan
menunjang. Pengembangan teknologi untuk mendukung
demikian suatu bangsa tidak akan pemah survive tanpa
agroindustri hendaknya memenuhi kriteria-kriteria, yaitu :
teknologi. Teknologi adalah kunci utama pembangunan.
mudah dioperasikan, harga terjangkau, memberikan nilai
Namun pengenalan teknologi barn memerlukan proses
tambah, meningkatkan daya saing, tepat guna dan tepat
yang kadang-kadang mendapatkan kritik yang sangat tajam.
sasaran, dan siap dioperasikan. Ketepatgunaan teknologi
Integrasi teknologi dalam perencanaan pembangunan
tidak ditentukan oleh faktor intrinstik teknologi tersebut,
sering dianggap tidak lebih sebagai bualan (lip service).
tetapi tergantung pada techno-socio-economic-political
Pengenalan perubahan teknologi akan mengandung risiko,
suatu negara. Hal yang perlu diingat bahwa bahwa kecil
tetapi mengambil keputusan untuk menghindari risiko
itu tidak selalu indah dan sederhana atau praktis tidak
tersebut justru mengambil risiko paling besar.
selalu tepat guna dalam pembangunan.
Pengembangan dan pemanfaatan teknologi dalam
Seperti diketahui bahwa untuk mengambangkan
agroindustri hendaknya dilaksanakan secara sinergi antara
agroindustri berdaya saing dibutuhkan penerapan
empat perangkat teknologi yaitu, perangkat keras
teknologi pada seluruh tahapan proses. Peran teknologi
(technoware), perangkat manusia (humanware),
pada masing-masing tahapan dalam pengembangan
perangkat informasi (infoware), dan perangkat organisasi
agroindustri sangat menentukan daya saing agroindustri
(orgaware). Agroindustri yang melibatkan masyarakat
yang dikembangkan. Pada tahap pembibitan misalnya,
banyak yang sekaligus harns mampu mengatasi tantangan
pemanfataan teknologi diharapkan mampu memperbaiki
global akan berkembang dengan baik jika dikembangkan
mutu bibit untuk meningkatkan produktivitas,
mengintrodusir
teknologi
baru
ISSN:
0853-~: I
116IUl11EDIA - VOLUME 7. No.1 - September 2001
meningkatkan daya tahan terhadap penyakit, dan
pengkajian dan penerapan teknologi bidang agroindustri
meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Penerapan
adalah menciptakan satu integrasi kemampuan : (1)
teknologi budidaya diharapkan dapat menjawab berbagai
penguasaan teknologi pembibitan, (2) teknologi budidaya,
permasalahan yang meliputi efisiensi, pengendalian mutu
(3) teknologi pasca panen, (4) teknologi proses, (5)
tanaman, pengurangan penggunaan pestisida dan
teknologi alat dan mesin, dan (6) manajemen agroindustri.
insektisida, serta pengurangan ketergantungan dari musim.
Integrasi kemampuan tersebut akan mewujudkan
Pada tingkat pengumpul (sub-grosir) dan terminal (grosir),
komptensi inti berupa "tekno-agroindustrialist" yaitu
peran teknologi diharapkan dapat mengurangi terjadinya
kemampuan merancang, membangun, mengembangkan,
losses, memperpanjang usia simpan, dan pengendalian
dan mengelola agroindustri. Langkah untuk mewujudkan
mutu. Untuk pengembangan industri pengolahan,
kompetensi inti tersebut dilakukan dengan melibatkan
teknologi diharapkan mampu meningkatkan efisiensi
masyarakat luas dalam kegiatan penyusunan perumusan
produksi. Untuk mendukung pemasaran (lokal dan ekspor),
kebijakan pengkajian, penerapan, dan pemasyarakat
sangat dibutuhkan peran teknologi untuk pengemasan,
teknologi untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing
transportasi dan distribusi produk Pengembangan
agroindustri yang dilaksanakan berdasarkan pendekatan
teknologi untuk mendukung agroindustri hendaknya
sistem (system approach).
memenuhi kriteria-kriteria, yaitu mudah, terjangkau, memberikan nilai tambah, meningkatkan daya saing, tepat guna (appropriate), dan siap dimanfaatkan (instant). Pengembangan SDM yang dilaksanakan diarahkan untuk
Pengembangan agroindustri untuk menjadi sektor
meningkatkan kualitas, meningkatkan kompetensi,
unggulan dalam perekonomian nasional hendaknya
mendorong kerjasama, dan meningkatakan kesejahteraan.
dilakukan dengan strategi perencanaan yangjelas. Strategi yang mengutamakan dapat menjual produk yang dapat
Dalam penyiapan bahan baku agroindustri hal-hal yang
dihasilkan (supply driven economy) dan strategi untuk
harns manjadi perhatian adalah tersedia dalam jumlah yang
memenuhi permintaan akan kemoditas yang dapat
mencukupi, kualitas yang sesuai, dan tersedia pada setiap
dihasilkan (demand driven economy) hendaknya sudah
saat dibutuhkan (kontinyu). Ketersediaan dana yang
diubah menjadi upaya pemenuhan kebutuhan yang
mencukupi dengan kemudahan untuk memperolehnya
diinginkan oleh pasar (customer driven economy). Strategi
serta didukung oleh kebijaksanaan skim pembiayaan yang
tersebut secara paralel dilaksanakan oleh BUMN
kompetitif merupakan prasyarat untuk mengembangkan
agroindustri untuk meningkatkan nilai tambah produk
agroindustri. Dukungan informasi berupa teknologi, pasar,
agroindustri (value added driven economy). Melalui
pesaing dan prospek produk agroindustri serta aspek
aplikasi teknologi pada seluruh rantai, sistem agroindustri
manajerial sangat dibutuhkan untuk pen gem bag an
diarahkan untuk menjadi salah satu basis pengembangan
agroindustri yang berbasis pada kepentingan rakyat
ekonomi berdasarkan nilai tambah dari masukan ilmu
banyak.
pengetahuan dan teknologi (knowledge driven economy).
Untuk mengembangkan agroindustri dibutuhkan iklim agar
Untuk menembus pasar global, diperlukan langkah-Iangkah
kompetensi oleh masing-masing pihak yang terkait
sebagai berikut: (1) menghasilkan produk berkualitas, (2)
berkembang dengan baik. Kompetensi inti (core
konsisten, melalui kontrol proses yang ketat (terutama
competence) yang perlu dikembangkan dalam kegiatan
pengendalian mutu), (3) pendayagunaan teknologi tepat
ISSN:
0853.: I
A.GIUMEDLf.· VOLUME 7. No. I - September 2001
guna, tepat sasaran dan relevan, serta (4) membangun dan
Operation. EDI Development Studies, Wold
mengembangkanjaringan pemasaran yang handal. Untuk
bank Pub., Washington. Clay E. J. and B. B. ShatTer. 1984. Di dalam Ellis F. 1994.
memperluas pasar dan meningkatkan daya saing di pasar
Agricultural Policies in Developing Countries.
global, strategi yang dilakukan adalah membangun joint venture dengan memanfaatkan teknologi terbaik, mendekati
Cambridge University Press, Melbourne,
pasar, memproduksi produk untuk pasar lokal dan ekspor.
AQstralia. Downey W. D. and S. P. Erickson. 1987. Agribusiness Management. McGraw-
Selain itu, juga diperlukan adanya aliansi dengan
Hill International Inc., New York. perusahaan lain untuk mengimpor produk yang
Ellis F. 1994. Agricultural Policies in Developing
mendukung pemasaran produk yang dihasilkan di pasar
Countries. Cambridge University Press,
lokal.
Melbourne. Ferris, J. N. 1998. Agricultural Prices and Commodity
Market Analysis. McGraw-Hill Co., Boston.
Dalam mengantisipasi berbagai perubahan dunia, agar
Harttwick.J.M. dan N.D. Olewiler. 1986. The Econom
Indonesia dapat bangkit dan bersaing di era globalisasi,
ics of Natural Resource Use. Harper & Row
hendaknya kita bersikap pro aktif menyongsong
Publisher, New York.
diberlakukannya perdagangan bebas di berbagai kawasan
Jauch L. R. and W. F. Glueck. 1988. Business Policy and
Strategic Management. McGraw-Hill
(AFfA tahun 2003, APEC tahun 2010, dan WTO pada tahun
International Inc., New York.
2020). Tantangan tersebut menuntut adanya berbagai
Kartasasmita, G.1996. Pembangunan UntukRakyat,
penyesuaian kebijakan pembangunan pertanian untuk
Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan.
mengantisipasi dan menjadikan produk pertanian agar
CIDES; Jakarta.
memiliki daya saing di pasar global melalui pengembangan
Nasoetion, M. 1999a. Pemberdayaan Ekonomi Rakyat
sebagai Perwujudan Demokrasi Ekonomi :
agroindustri yang berbasis pada pemanfaatan teknologi.
Implemetasi dalam Pembangunan Kehutanan dan Perkebunan. Departemen Kehutanan dan
Berlakukannya Undang-Undang Otonomi Daerah dan akan
Perkebunan, Jakarta.
terbentuknya pemerintahan baru yang diharapkan makin
Needham, D. 1982. The Economics ang Politicsof
demokratis dibarapkan akan meningkatkan peran rakyat
Regulation: A Behavioral Approach. Little, Brown and Company, Boston.
dalam pembangunan pertanian. Bentuk-bentuk kebijakan
Panayotou, T. 1993. Green Market, The Economics of
yang selama ini terkesan sentralistik dan top down akan
Sustainable Development. CS Press, San
bergeser ke arah desentralistik dan bersifat bottom up. Hal
Gransisco.
ini menuntut adanya penyesuaian berbagai kebijakan
Porter M. E. 1994. Keunggulan Bersaing: Menciptakan
.pembangunan pertanian agar perubahan tersebut
dan Mempertahankan Kinerja Unggul.
memberikan sinergi positip dalam pengembangan
Tetjemahan. Binarupa Aksara, Jakarta. Sanim, B. 1997. Ekonomi Lingkungan. Institut
agroindustri kerakyatan yang ditujukan untuk kemakmuran
Pertanian Bogor, Bogor. rakyat dan pemacu pertumbuhan ekonomi bangsa.
Wirakartakusumah, A. 2000. Sistem Ketahanan
Nasional Berbasis Pembangunan Pertanian
REFERENSI:
Berkelanjutan. Di dalam Hariyanto (ed.) Pembangunan Pertanian sebagai Basis Ekonomi Bangsa. Proseding Seminar Nasional
Austin J. E. 1992. Agroindustrial Project Analysis. The
Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor, Johns Hopkins University Press, Maryland.
Jakarta.
Brown, J. L. 1994. Agroindustrial Investment and
ISSN:
0853-:
I
,f6IlD1EDU - VOLUME 7, No.1 - September 2001