MEMBERDAYAKAN RAKYAT MEMBANGUN KEBERSAMAAN
Oleh :
Dr. Mulyono D Prawiro
Dr. Mulyono D Prawiro
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan Jakarta : Penerbit Yayasan Damandiri xxxviii + 274 halaman, 14,8 x 21 cm ISBN 978–979–3462–21-9
Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2007 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2 1. Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta dan Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketentuan Pidana Pasal 72 1. Barang siapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). 2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Dr. Mulyono D Prawiro
Kata Pengantar
B
uku yang ditulis Dr. Mulyono D. Prawiro berjudul “Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan” merupakan hasil kerja upaya yang tekun dalam “kuliah berjalan” yang tidak kenal lelah dan mengandung banyak pesan yang sangat menarik. Dalam perjalanan hidupnya mengabdi kepada masyarakat, Dr. Mulyono memulai kariernya sebagai Ajudan/Staf Pribadi Menko Kesra dan Taskin pada masa akhir Presiden HM Soeharto dan belajar banyak melalui perkenalan dengan ajudan dari beberapa Menteri lain, melayani dan mengatur acara komunikasi antar pejabat tinggi, Menteri dan Menko. Sebagai pembantu pada lini pertama dari seorang Menteri senior, Mulyono makin merasa bahwa dengan dasar pendidikan yang disandangnya sebagai sarjana S1, tidak cukup sebagai bekal untuk berbuat banyak dalam perjuangan bangsa. Keadaan itu mendorongnya, lebih-lebih karena lapangan pengabdiannya setelah itu adalah mengajak masyarakat peduli dan membantu rakyat banyak di tingkat pedesaan, melanjutkan kerja yang belum tuntas dilakukannya di lingkungan Kementerian Kesra dan jajarannya. Pekerjaan yang dilakukan bersama kawan-kawan dan seniornya dewasa ini memerlukan kemampuan tinggi yang mendukung kredibilitas pribadi yang tidak bisa diisi dengan jabatan
_ iii _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
mentereng seperti Direktur, Dirjen atau jabatan resmi yang biasanya melekat secara otomatis menjadikan seseorang mendadak “kredibel”. Mulyono yang memperoleh kesempatan mengabdi pada Yayasan Damandiri, seperti rekan-rekan lainnya, harus mengisi diri dengan cara lain, yaitu tekun mendengar, belajar, bekerja cerdas dan keras untuk merangsang partisipasi, pengakuan dan akhirnya kredibilitas yang diperlukan. Itulah alasan kuat yang mendorong Mulyono dengan tekun mengikuti pendidikan lanjutan sampai memperoleh gelar doktor dengan predikat Cumlaude.
_ iv _ _ _
Mengabdi pada upaya membangun gerakan Pemberdayaan Keluarga bukan pekerjaan atau upaya yang mudah. Sasaran utamanya adalah keluarga pra sejahtrera, keluarga yang tingkat pendidikannya rendah, atau tingkat pengetahuan dan kesadarannya untuk maju tidak cukup kuat mendorongnya bersaing dan mengatasi masalah yang diembannya, sehingga gerakannya sangat dipengaruhi oleh motivasi yang biasanya dikekang oleh budaya “nrimo” atau “pasrah” yang tidak memberi dorongan yang berarti. Diperlukan usaha dengan jiwa dan semangat optimisme yang tidak saja tinggi tetapi “sustain”, artinya tetap melekat pantang mundur apapun yang terjadi. Menurut pengertian umum, seseorang harus “sabar”, “ihtiar”, artinya berusaha terus menerus, akhirnya menurut Siswadi, MBA salah satu Ketua DNIKS, disingkatnya menjadi “SIS”, karena apapun hasil yang diperoleh harus di”syukuri”. Yayasan Damandiri, tempatnya mengabdi, bukan suatu Instansi Pemerintah dengan jaringan luas yang semuanya dibiayai oleh Negara, oleh karena itu, Mulyono harus ikut bekerja keras, tekun dan tahan banting mengembangkan
Dr. Mulyono D Prawiro
jaringan gerakan pada tingkat akar rumput bersama para senior yang dulu pernah bekerja pada Kantor Menko Kesra dan Taskin serta “alumni” dari BKKBN tahun 1970-2000 yang memiliki pengalaman yang berhasil menggerakkan masyarakat membangun norma atau budaya keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Dr. Mulyono yang mengenal dekat para Menteri dan Pejabat Tinggi dimasa lalu dan telah memperkuat dirinya dengan memperlajari secara mendalam teori pemerintahan dan pembangunan, mempunyai modal yang kuat untuk melaksanakan tugasnya. Pengalaman praktek dan kekuatan teori itu, dengan dukungan kredibilitas dan niat baik lembaga yang dipimpin para seniornya, para mantan pejabat yang sangat kental dengan pengalaman praktek bekerja sama dengan para Gubernur, Bupati dan Walikota serta seluruh jajarannya di Indonesia, menghasilkan sinergi yang sangat membesarkan hati. Bersama rekan-rekan lainnya secara tekun bisa dikembangkan perangkat jaringan yang kuat di tingkat daerah guna mengajak dan memfalitasi masyarakat membangun upaya pemberdayaan keluarga melalui Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) yang dikelola masyarakat secara mandiri. Secara tekun Dr. Mulyono mencatat kondisi lapangan, mendengarkan para seniornya membahas kondisi lapangan, mempelajari dan mencatat seniornya melakukan pendekatan pemberdayaan, mendengarkan pengarahan pencerahan kepada tenaga senior atau tenaga relawan yang dedikasinya sangat tinggi di lapangan, dihimpunnya menjadi bahan yang kaya dan diolahnya menjadi bahan yang sangat kaya dan bervariasi. Sebagai tenaga akademisi, Mulyono dengan tekun mencari dan membaca referensi untuk kemudian menuangkan bahan-bahan itu dalam tulisan yang dengan
_ v _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
senang hati diterbitkan oleh berbagai media masa.
_ vi _ _ _
Seperti halnya pada waktu menyelesaikan studinya untuk mencapai gelar doktor, hasil kajian yang ditulisnya itu mendapat perhatian dan di banyak kesempatan diberikannya sebagai umpan balik kepada masyarakat yang dibahasnya. Oleh karena itu, Dr. Mulyono mulai menyusun berbagai artikel yang ditulisnya itu dalam buku ini dengan melihat bahwa faktor budaya memegang peran yang sangat penting. Faktor-faktor dan proses budaya menjadi basis utama dimana masyarakat tradisional, yang kadang dianggap sebagai hambatan untuk suatu perubahan sosial yang diharapkan, dibahasnya secara populer. Nilai gotong royong yang menjadi dasar dari Pancasila yang semestinya menjadi dasar budaya gotong royong, bisa menjadi modal sosial yang sangat kuat sebagai kekuatan yang ampuh dalam perubahan sosial yang maha dahsyat, yaitu berubahnya keluarga pra sejahtera menjadi lebih sejahtera sebagai keluarga sejahtera III plus, yang sanggup berbagi dengan keluarga lain yang masih tertinggal, ternyata makin rapuh. Budaya gotong royong itu disambungnya dengan tulisan berikutnya, sebagai syarat utama suatu perubahan sosial yang positif, yaitu melalui tulisan tentang promis pemberdayaan sumber daya manusia, yang secara konsisten berpihak kepada keluarga pra sejahtera dan anak-anaknya. Tujuan yang ingin dicapai tulisan itu seharusnya adalah pendidikan karakter yang penuh kedamaian karena seluruh anak bangsa, utamanya anak keluarga pra sejahtera, dengan modal sosial yang sangat tipis, tidak akan bisa bergerak dalam tranformasi sosial ketingkatan yang lebih tinggi. Lebih-lebih lagi kalau suasananya berada pada kondisi konflik yang panas. Keluarga pra sejahtera tidak mempunyai
Dr. Mulyono D Prawiro
kekuatan daya lawan yang memadai untuk bisa bersaing dengan sesama kawan, yang dalam jiwanya mendapat gemblengan untuk selalu menang. Kawan-kawannya justru, dalam sistem yang berlaku, menjadi lawan atau musuh dalam selimut. Oleh karena itu, selama beberapa tahun terakhir ini Yayasan Damandiri mengajak para mahasiswa untuk bersatu dalam kelompok-kelompok kecil, dalam program KKN tematik Posdaya, terjun ke desa membaur bersama keluarga desa melalui Posdaya. Kelompok-kelompok kecil itu mengharuskan setiap mahasiswa menghargai temantemannya dalam merangsang kehidupan gotong royong dan menjadikan komunitas di pedesaan bersatu dan keluargakeluarga yang menjadi anggota kelompok Posdayanya peduli sesamanya. Pendidikan yang mengutamakan kerjasama itu mengharuskan mahasiswa memberi label sistem pendidikan yang ditempuhnya sebagai “pendidikan damai” yang mengutamakan “keberhasilan kelompok” sebagai “super team” dibanding “kehebatan individu” yang menghasilkan “superman”. Pada bagian lain Dr. Mulyono menulis tentang peningkatan mutu sumber daya manusia yang dikaitkannya dengan upaya perubahan sosial yang tinggi. Dengan mengikuti pengalaman BKKBN disajikan juga tulisan tentang KB yang pada dasarnya merupakan syarat utama untuk suatu peningkatan mutu sumber daya manusia, yaitu dengan memperkecil beban tanggung jawab dan tanggungan setiap keluarga agar mampu bertindak sebagai, atau menjadi institusi yang bersama masyarakat dan dunia pendidikan, sebagai pelaku pendidikan yang berkelanjutan, yang oleh Ki Hadjar Dewantara dianggap mutlak sejak beliau mengembangkan pendidikan dan pengajaran untuk rakyat banyak demi kemajuan bangsa.
_ vii _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
Dengan bermodalkan mutu sumber daya manusia yang tinggi, maka secara rasional akan tercipta suatu masyarakat modern yang dalam kehidupan sehari-hari mampu melihat dan menerima setiap perubahan sebagai suatu bagian dari perubahan sosial yang terjadi hampir setiap saat. Karena itu secara demografis terlihat terjadinya perubahan struktur penduduk yang menua, makin bersifat urban dan dengan sendirinya melihat perubahan bukan sebagai momok tetapi suatu hakekat yang biasa dan bisa terjadi setiap waktu. Dalam bukunya, Dr. Mulyono menyajikan artikel mengundang pembaca untuk menilai apakah suatu perubahan yang disengaja atau tidak disengaja bisa menjadi malapetaka atau justru merupakan suatu kesempatan untuk maju.
_ viii _ _ _
Dibagian lain Dr. Mulyono memberi sinyal bahwa seseorang bisa menjadi hebat, mampu menjadi penggerak dan bisa ikut mengembangkan masyarakatnya, kalau memang mau dan peduli terhadap sekitarnya. Proses itulah yang sekarang dikerjakan, atau minimal disaksikannya sedang dikerjakan dengan penuh antusias oleh rekan-rekannya dari Yayasan Damandiri bersama berbagai perguruan tinggi, pemerintah daerah, kalangan perbankan dan masyarakat pada umumnya. Dengan mengacu pada perjalanan panjang yang diikutinya dan sebagian dilakukannya dengan tekun, Dr. Mulyono berhasil menggambarkan suka duka bekerja bersama berbagai kalangan dan masyarakat keluarga di pedesaan. Ketekunan mencatat dan mengolah catatan itu dengan membaca dan mencari referensi menjadikan Dr. Mulyono sebagai seorang anak muda yang mampu menyerap dan menceritakan kembali kepada khalayak yang lebih luas apa saja yang dilihatnya. Dr. Mulyono dan siapa saja yang membaca tulisan dalam buku yang disajikannya perlu
Dr. Mulyono D Prawiro
melihat apa yang ada didalam dan diluar dari setiap peristiwa yang dituliskannya, merenungkannya dan lebih dari itu peduli untuk mengambil langkah menggerakkan masyarakat berbagi untuk meningkatkannya menjadi keluarga yang sejahtera dalam suatu perubahan sosial dimana seluruh keluarga pra sejahtera adalah pelakunya yang berhasil. Selamat kepada Dr. Mulyono dan para pembaca yang beruntung mendapatkan cerita pengalaman pemberdayaan untuk membangun keluarga sejatera di Indonesia. Prof. Dr. Haryono Suyono Ketua Yayasan Damandiri
_ ix _ _ _
Dr. Mulyono D Prawiro
Kata Pengantar
B
uku dengan judul “Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan” yang berisi kumpulan tulisan Dr. Mulyono D Prawiro ini, penting untuk kita simak dan kita renungkan bersama. Sebab, buku yang mengulas dan membahas berbagai masalah yang terjadi dalam masyarakat kita, mulai dari masalah Kependudukan dan Keluarga Berencana, masalah Pendidikan dan Kebudayaan, masalah Kepemimpinan dan Sumber Daya Manusia serta berbagai hal lainnya ini mengandung essensi membangun kebersamaan, yang kini terasa makin tergerus oleh perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat kita. Padahal rasa kebersamaan yang kuat tidak saja akan memperkuat rasa kesatuan dan persatuan bangsa,tetapi juga akan mendorong tumbuhnya “gotong royong” yang merupakan unsur pokok pandangan hidup bangsa kita,Pancasila. Sebagaimana yang kita yakini bersama, para pendiri negara (founding fathers) bangsa kita menginginkan agar Pancasila di jadikan dasar pengelolaan kehidupan kita dalam bermasyarakat,berbangsa dan bernegara guna mewujudkan cita-cita kemerdekaan, yaitu terwujudnya masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
_ xi _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
_ xii _ _ _
Dengan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya kemajuan yang dicapai dibidang telekomonikasi dan transportasi, dunia terasa makin hari makin menyempit. Batas-batas antara negara yang satu dengan negara lainnya makin kabur dan hubungan antar negara terus bertambah erat. Masyarakat bangsa-bangsa terus bergerak menyatu menjadi masyarakat dunia. Dunia juga bergerak kearah era baru, era globalisasi. Dalam situasi dunia yang demikian tadi, tidak ada cara lain yang lebih baik bagi bangsa kita,kecuali harus terus memupuk rasa kebersamaan,meningkatkan persatuan dan kesatuan serta membangun semagat gotong royong, jika bangsa kita tidak ingin bercerai-berai, dilanda oleh derasnya arus globalisasi yang terus bertambah kuat. Dewasa ini,gejala melencengnya kehidupan bangsa kita dari cita-cita kemerdekaan sebagaimana yang saya singgung diatas kian terasa bertambah kuat. Sistem kehidupan masyarakat bangsa kita kini telah berubah dengan cepat menuju sistem kehidupan bangsa yang asing bagi kita. Faham “gotong royong” yang diharapkan akan menghasilkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, setahap demi setahap digantikan oleh faham liberal yang mennyebabkan terkurasnya sumber daya alam, bertambah besarnya hutang,dan makin sulitnya kehidupan rakyat kecil. Cita-cita kemerdekaan yang ingin mewujudkan Negara Kesejahteraan berubah dan ingin menjadikan Negara sebagai ‘Negara Penjaga Malam”. Semboyan “laissez faire, laisse fasze, le monde pa de lui même “ tidak saja terus dikibar-kibatkan,tetapi setahap demi setahap dilaksanakan.Apabila hal ini terus berlangsung tidak mustahil kelak kita akan hidup dalam suasana kehidupan yang asing bagi kita dan bangsa kita akan hidup bercerai berai. Untuk menghindarkan diri
Dr. Mulyono D Prawiro
agar bangsa dan negara kita kembali menempuh jalan sebagaimana yang di gagas oleh para pendiri negara,maka buku seperti ini sungguh penting. Lebih dari itu dalam rangka menjaga agar sistem kehidupan bangsa kita tetap berjalan sebagaimana yang kita inginkan bersama, melalui Yayasan Dana Sejahtera Mandiri yang dipimpin Prof. Dr. Haryono Suyono dan saya serta dibantu teman-teman yang lain, khususnya Dr. Mulyono D Prawiro, membangun Posdaya dan Koperasi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat di desa-desa di seluruh tanah air dengan bermodalkan kebersamaan dan gotong royong. Buku yang berisi tulisan-tulisan yang disajikan dengan gaya bahasa yang renyah, mudah dicerna serta dihiasi dengan berbagai gambar yang menarik ini, mudahmudahan dapat menjadi bacaan masyarakat umum dan civitas akademika serta menjadi bahan renungan kita bersama. Akhirnya, dengan didahului oleh ucapan selamat kepada Dr. Mulyono D Prawiro, saya berharap mudah-mudahan buku ini mendapat perhatian yang semestinya dari masyarakat. Subiakto Tjakrawerdaja Sekretaris Yayasan Damandiri
_ xiii _ _ _
Dr. Mulyono D Prawiro
Kata Pengantar
S
aya menyambut baik dan mengapresiasi atas terbitnya buku tulisan Dr. Mulyono D. Prawiro yang berjudul “Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan”. Dalam buku ini banyak hal yang disoroti terutama terkait dengan upaya melestarikan budaya bangsa, budaya leluhur agar tetap eksis berkembang. Selain itu buku ini juga membahas hal-hal yang terkait dengan menurunkan tingkat kepercayaan rakyat terhadap para pemimpinnya, sehingga diperlukan terobosan baru agar rakyat kembali bersatu dan menghormati pimpinan dan leluhurnya. Budaya gotong-royong yang mulai memudar menjadi tantangan tersendiri, agar bangsa ini tetap kokoh dan menjadi bangsa yang berbudaya dan menganut adat ketimuran, maka diperlukan pemahaman yang lebih mendalam, sehingga bangsa ini tetap menjunjung tinggi budaya yang telah ditanamkan para leluhur dan pendiri bangsa. Faktor kebersamaan dan kegotongroyongan menjadi bagian penting dari buku ini, karena semua pihak diajak untuk saling hormat menghormati dan saling menghargai satu sama lain. Pembangunan sumber daya manusia Indonesia perlu dikembangan lebih lanjut, mengingat Indek Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara lain terutama di kawasan Asean. Hal ini
_ xv _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
_ xvi _ _ _
menjadi perhatian kita semua, dan dalam buku ini, Dr. Mulyono mengupasnya lebih mendalam. Saya sebagai rektor Universitas Satyagama merasa bangga, karena yang bersangkutan adalah alumni program Doktor Universitas Satyagama yang lulus pada awal tahun 2009. Selama menjadi mahasiswa, saya selalu memperhatikan dan mengamati, Saudara Mulyono adalah salah satu mahasiswa yang sangat berani dan penuh percaya diri, baik disaat mengikuti kuliah maupun saat berdiskusi dengan sesama mahasiswa. Dr. Mulyono yang bekerja di Yayasan Damandiri, yaitu Yayasan yang dipimpin oleh Prof. Dr. Haryono Suyono dan Dr. Subiakto Tjakrawerdaja, yang saya tahu sering melakukan tugas ke daerah-daerah di Indonesia dan bahkan sampai ke luar negeri. Karena yang bersangkutan selalu mendampingi Prof. Dr. Haryono Suyono, yang note bene adalah seorang mantan Menteri yang sangat berhasil dalam program Kependudukan dan Keluarga Berencana di Indonesia pada Pemerintahan Presiden Soeharto, bahkan sampai sekarang pun beliau masih tetap eksis dan terus bekerja pembangunan sumber daya manusia dan pemberdayaan keluarga, khususnya keluarga-keluarga di pedesaan. Karena selalu bersama Prof. Dr. Haryono Suyono, sifat kecintaan kepada bangsa dan negara terlihat di wajah Dr. Mulyono dan kecintaan tersebut sebagian dituangkan dalam buku ini. Pengalaman lapangan dituangkan dalam bentuk tulisan dan tulisan tersebut salah satunya menjadi buku ini. Sebagai salah satu mahasiswa terbaik Universitas Satyagama, pada saat yang bersangkutan mengikuti ujian terbuka promosi doktor, Saudara Mulyono mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh tim penguji dan mampu menyakinkan tim penguji dan
Dr. Mulyono D Prawiro
mempertahankan disertasi dengan baik dan akhirnya dapat lulus dengan membanggakan dan dengan predikat Cumlaude. Saya merasa bangga memiliki mahasiswamahasiswa yang dengan percaya diri yang tinggi dan memiliki jaringan yang luas seperti Dr. Mulyono, karena bisa mengangkat Universitas Satyagama menjadi salah satu perguruan tinggi swasta yang membanggakan, khususnya pada bidang studi Ilmu Manajemen Pemerintahan. Universitas Satyagama adalah satusatunya universitas yang mendapat ijin dari Dirjen Pendidikan Tinggi untuk menyelenggarakan program studi Doktor Ilmu Manajemen Pemerintahan sejak tahun 2002. Dr. Mulyono dengan berbagai jaringannya telah mampu membawa dan mangajak banyak orang untuk masuk dan bergabung menjadi mahasiswa program Doktor Universitas Satyagama. Berkat kegigihan Dr. Mulyono yang memiliki kedekatan dengan banyak pejabat di pemerintahan dan juga dengan banyak perguruan tinggi di Indonesia, maka saya sebagai pimpinan Universitas Satyagama Jakarta ikut bangga, karena salah satu alumninya memiliki jaringan dan pengalaman yang luas. Para alumni Universitas Satyagama sebagian besar adalah pejabat, mantan pejabat negara dan pimpinan perguruan tinggi. Sebagai salah seorang yang memiliki pengalaman dan jaringan yang luas, Dr. Mulyono saya minta untuk menjadi salah satu dosen dan anggota senat Universitas Satyagama, sejak yang bersangkutan lulus doktor hingga saat ini. Dikalangan para dosen, Dr. Mulyono terlihat sangat akrab dengan dosen-dosen yang lain dan hubungan persahabatan diantara mereka sangat membesarkan hati. Dengan diterbikan buku ini, saya mengucapkan selamat kepada Dr. Mulyono yang dengan tekun telah menghasilkan karya-karya yang sangat
_ xvii _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
bermanfaat bagi masyarakat, dan tentunya saya berharap buku ini memberi manfaat bagi para pembaca, khususnya para mahasiswa yang ingin memperbanyak pengalaman dan yang sedang menimba ilmu. Prof. Dr. Ir. H. Soenardjo Wirjoprawiro, MSi Rektor Universitas Satyagama
_ xviii _ _ _
Dr. Mulyono D Prawiro
Kata Pengantar
S
udah lama saya mengenal Dr. Mulyono D. Prawiro, penulis buku yang berjudul “Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan” ini yang saya nilai sebagai tokoh muda yang tekun dan ingin terus maju. Karena selain menjalankan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik, dengan semangat yang luar biasa, di luar jam kantor secara diam-diam terus meningkatkan kemampuannya melalui tahapan pendidikan sampai meraih gelar doktor di bidang managemen pemerintahan. Sejak bersama-sama masih mengabdikan diri bertugas di BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional), yang waktu itu Dr. Mulyono D. Prawiro mendapat tugas memberikan pelayanan administrasi dalam pengelolaan pelatihan pegawai keluar negeri, secara pribadi, diluar waktu tugasnya, meningkatkan diri mengikuti pendidikan master managemen. Sewaktu berlanjut bersama di Kantor Menteri Koodinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, atau Menko Kesra dan di kantor Yayasan Dana Sejahtera Mandiri, atau Damandiri, tugasnya selaku pimpinan administrasi umum sekaligus sebagai Sekretaris Pribadi Menteri, Bapak Prof. Haryono Suyono, tidak menyurutkan semangat dan motivasinya untuk melanjutkan dan menyelesaikan pendidikan doktoral dalam ilmu managemen pemerintahan. Dengan tugas-tugasnya
_ xix _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
_ xx _ _ _
mengikuti kunjungan ke lapangan bersama Bapak Prof. Dr. Haryono Suyono tersebut rupanya telah memberikan kesempatan untuk mendalami masalah-masalah sosial, khususnya phenomena kesejahteraan masyarakat dan kependudukan secara lebih mendalam dan luas. Mulai dari “ledakan penduduk” yang telah berhasil diatasi dengan program nasional Keluarga Berencana atau KB yang memberikan perubahan stuktur dan ciri penduduk tetapi masih membawa tingkat kesejahteraan rakyat yang masih memprehatinkan. Dari banyak bahan-bahan dan masalah yang menjadi sorotan dalam pembangunan tersebut telah menggugah gagasan serta pemikiran Dr. Mulyono yang kemudian diulas dan dibahas dalam berbagai tulisan. Kerisauan yang ditangkap dari masalah yang masih ada di masyarakat tersebut dengan kemampuan keilmuannya oleh Dr Mulyono telah menghasilkan tulisan dan naskahnaskah yang disampaikan dalam berbagai kesempatan. Upaya Dr. Mulyono D. Prawiro untuk menghimpun naskah-naskah, tulisan lepas yang disatukan dalam satu buku ini, saya sangat menyambut baik, karena dengan penerbitan buku tersebut dapat lebih mudah dan lebih luas untuk difahami gagasan-gagasan dan esensi pemikiranpemikirannya secara komprehensif. Terbitnya buku “Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan” yang ditulis Dr. Mulyono D. Prawiro ini perlu diberikan apresiasi karena telah memberi penyegaran dan pandangan baru dalam menempatkan penduduk atau rakyat pada suatu negara sebagai titik sentral pembangunan, sekaligus memberikan perhatian dalam membangun kebersamaan. Dengan paparan dan ulasan yang dikembangkan dalam buku ini, kiranya dapat menjadi acuan dan menambah referensi dalam
Dr. Mulyono D Prawiro
upaya pembangunan dalam meningkatkan kesejahteraan dengan pendekatannya melalui pemberdayaan sekaligus membangun kebersamaan atau gotong royong yang merupakan falsafah hidup masyarakat dan bangsa kita Indonesia. Dalam buku ini telah memberikan penyegaran pandangan bahwa penduduk atau rakyat dalam suatu negara tidak saja sebagai sasaran dalam pembangunan, tetapi juga dipandang sebagai modal dasar sekaligus potensi pelaku pembangunan itu sendiri. Penomena dan ciriciri penduduk sangat menjadi perhatian yang perlu dibangun dan diarahkan kepada ciri dan kualitasnya yang memberikan suatu kondisi yang kondusif dalam mendorong pembangunan. Keberhasilan progran keluarga berencana nasional dimasa lalu yang telah dapat menurunkan laju pertambahan penduduk atau kekhawatiran ledakan penduduk dengan menurunnya tingkat kelahiran, perlu dijadikan momentum yang kondusif dan positif dalam pembangunan penduduk dan masyarakat selanjutnya. Kalau dimasa lalu masalah penduduk yang telah berhasil diatasi adalah dimensi pertambahan dan jumlah yang relatif masih besar, selanjutnya perlu menjadi prioritas dalam pembangunan adalah upaya-upaya pada peningkatan kualitas penduduk yang meliputi aspek-aspek kesehatan, pendidikan, penghasilan dan tingkat kesejahteraan mereka secara merata. Buku ini juga telah memberikan pandangan bahwa arah pembangunan yang perlu dilakukan adalah suatu proses untuk memperbaiki kualitas kehidupan rakyat dan masyarakat dalam berbagai aspek antara lain seperti kesehatan, pendidikan, pendapatan, lingkungan,
_ xxi _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
ketentraman juga kesetaraan dan kebersamaan. Dalam hal tersebut telah diuraikan dan disegarkan komitmen pembangunan dengan acuan untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) atau secara internasional dikenal dengan human development index (HDI). Selain itu juga dipaparkan komitmen atau deklarasi dari pemimpin dunia yang menyepakati untuk pencapaian tujuan-tujuan pembangunan mellinium atau Mellinium Development Goals (MDGs), khususnya upaya untuk menurunkan tingkat kemiskinan yang ditargetkan tercapai sampai tahun 2015.
_ xxii _ _ _
Dalam buku ini tidak saja menyampaikan aspek-aspek yang perlu dibangun dan dicapai secara kuantitatif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi diketengahkan juga proses dan arah pelaksanaannya sehingga pencapaian tersebut menjamin pula suatu kebersamaan yang berkelanjutan menuju kemandirian. Program peningkatan sumber daya manusia melalui Pos Pemberdayaan Keluarga atau Posdaya yang saat ini dikembangkan oleh Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri) yang bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupeten/Kota serta Universitas/Perguruan Tinggi telah dipaparkan dalam buku ini dan ditawarkan sebagai pilihan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan sekaligus mendorong kepedulian dan kebersamaan atau gotong royong masyarakat ditingkat “akar rumput” di Desa, Dusun dan atau RW diperkotaan. Posdaya adalah suatu forum silaturahmi, komunikasi, advokasi dan sebagai wadah pemberdayaan dalam kegiatan untuk penguatan fungsi-fungsi keluarga secara terpadu di tingkat komunitas paling bawah atau “akar
Dr. Mulyono D Prawiro
rumput”. Dengan penguatan fungsi-fungsi utama tersebut selanjutnya akan menjadikan setiap keluarga semakin mampu membangun dirinya sendiri menjadi keluarga sejahtera. Sehingga Posdaya akan menjadi wahana bersama untuk pemberdayaan dan membangun kebersamaan. Akhirnya dengan mengucapkan Selamat kepada Dr. Mulyono D. Prawiro, saya berharap buku ini akan menjadi perhatian kalayak secara luas, terutama bagi para pimpinan daerah dan penentu kebijakan serta dapat menjadi referensi yang berguna bagi para mahasiswa. Dr. Much. Soedarmadi, MKM Sesmenko Kesra Th. 1997- 2001
_ xxiii _ _ _
Dr. Mulyono D Prawiro
Kata Pengantar
I
nsya Allah, disertai rasa syukur kehadirat Allah SWT, saya memenuhi permintaan Dr. Mulyono D. Prawiro untuk menuliskan sepatah kata sambutan, atas terbitnya buku tulisan Dr. Mulyono yang berjudul: “Memberdayakan Rakyat dan Membangun Kebersamaan”. Ada dua alasan mengapa saya bersedia membuat kata sambutan. Pertama, Dr.Mulyono adalah ex Mahasiswa saya dan juga Bimbingan saya ketika yang bersangkutan menyusun Disertasi untuk promosi Doktornya di Universitas Satyagama. Sebagai Dosen dan Promotornya, saya menyaksikan bahwa Dr. Mulyono adalah seorang Mahasiswa dari sekian banyak mahasiswa dan Candidat Doktor pada waktu itu, mempunyai dedikasi, integritas yang tinggi, serta berjiwa pro-aktif dalam mengikuti pembelajaran di Universitas Satyagama. Dalam proses penelitian dan penyusunan disertasinya, ia sangat rajin serius dan ulet berkonsultasi dengan promotor yang kadang-kadang ia muncul tanpa pemberitahuan kepada promotor baik di kantor/di kampus, di rumah, atau bahkan di lapangan golf sekalipun, ia nongkrong berjam-jam menunggu saya, sehingga sulit bagi saya untuk menolaknya. Disamping
_ xxv _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
itu, ia mempunyai personality yang positif (positive thinking), ia memegang teguh ungkapan bahwa “believe with conviction determine your reality”. Ia menyadari bahwa untuk lulus dalam promosi Doktor itu tidak gampang, tapi ia mempunyai anggapan dengan keyakinan penuh, bahwa betapapun sulitnya ia yakin bisa mencapainya. Sehingga pada akhirnya ia bisa menyelesaikan promosi Doktornya tepat waktu (awal 2009), dengan peringkat kelulusan cukup tinggi (cumlaude).
_ xxvi _ _ _
Kedua, judul buku yang ditulisnya, yang berjudul: Memberdayakan Rakyat dan Membangun Kebersamaam”, meskipun tidak sepenuhnya berbasis akademik, namun sistem penulisan tersebut yang merupakan “kumpulan tulisan” cukup populer, mudah dibaca dan mudah dimengerti, sehingga buku tersebut bisa disuguhkan kepada siapapun semua lapisan masyarakat, apakah mahasiswa, guru/dosen, pejabat/pegawai, politicians di lembaga-lembaga perwakilan, partai politik dlsb. Bagi saya, buku tersebut cukup memberikan aspirasi dan inovasi yang cukup menantang (Challenging), karena sekalipun Indonesia sudah merdeka 69 tahun lamanya, namun masih belum bisa memenuhi cita-cita The Founding Fathers, para Pahlawan dan Pejuang seluruh rakyat yang bertekad untuk menjadikan Indonesia ini sebagai negara dan bangsa yang maju, berdaulat, makmur, sejahtera dan berkeadilan. Kita Indonesia masih tergolong kepada Negara berkembang, berpendapatan menengah-bawah, GDP per kapita masih kurang dari US$5.500, dibanding dengan Negara-negara lain yang justru memiliki sumber daya yang terbatas, seperti: Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Singapura dll, dimana GDP per kapita-nya sudah melebihi US$12.000.
Dr. Mulyono D Prawiro
HDI (IPM) Indonesia baru menduduki peringkat ke-6 di kawasan Asean, seperti Singapura, Brunei, Darusalam, Malaysia, Thailand dan Phillipine. Sungguh masih banyak potensi Indonesia yang terabaikan; penduduk yang besar (250 juta), yang merupakan terbesar keempat di dunia, setelah China, India dan USA, demikian pula jumlah penduduk usia produktif lebih banyak daripada penduduk usia yang tidak produktif, tidak dipandang sebagai potensi yang positif, malah dipandang sebagai ledakan penduduk yang mengerikan; kekayaan alam yang melimpah dan beragam, baik di darat maupun di lautan, kesemuanya belum bisa mengangkat derajat kemajuan bangsa Indonesia yang memadai. “Memberdayakan Masyarakat” (Empowering people) itulah memang kini merupakan suatu keniscayaan (Conditio sine qua non), melalui pendidikan, gerakan “Posdaya” yang merupakan gerakan massal yang menjadi inti perjuangan Yayasan Damandiri, pengembangan blue ekonomi, ekonomi kreatif dlsb. Kesemuanya itu, merupakan kunci-kunci dalam upaya memberdayakan rakyat. Tidak ada satu negarapun di dunia yang maju tanpa pendidikan, tidak ada satu pemimpin yang genius di dunia, tanpa pendidikan yang baik. Oleh karena itu, setiap orang harus terus belajar. Seperti dikatakan oleh orang pandai: “Learning is never ending, without learning will not change, and without change will die” (Prahalad). Kemudian, “Membangun Kebersamaan” adalah essensi daripada Pembukaan UUD-1945, yang sesungguhnya tidak boleh terlupakan dan harus menjadi acuan bagi semua komponen bangsa. Pokok Pikiran Ketiga dalam Pembukaan UUD-1945 mengisyaratkan Pokok pikiran “Negara Yang Berkedaulatan Rakyat”, berdasar
_ xxvii _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
_ xxviii _ _ _
atas kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Ini juga merupakan essensi daripada Negara Kekeluargaan, tapi tidak bersifat “Egalitarian, yang menyeimbangkan antara Masyarakat dan Negara. Dalam Negara Kekeluargan hak-hak individu diakui, namun hak individu tidak lebih besar dari hak kemasyarakatan secara keseluruhan, Dengan kata lain, apabila common good memerlukan atau “doelmatigheid” lebih menonjol, maka hak individu bisa dikalahkan. Dengan demikian “Membangun Kebersamaan” adalah merupakan manifestasi daripada essensi Negara Kekeluargaan. Faham Negara Integralistik yang semula diajukan oleh Supomo, dan yang akhirnya faham ini ditinggalkan oleh Supomo, dengan menganut faham Negara Kekeluargaan yang berbeda dengan faham Individualisme dan Kolektivisme. Dalam faham ini Negara yang melindungi dan meliputi segenap bangsa Indonesia. Supomo yang semula terpengaruh oleh Filosof Inggris Jeremy Bentham (akhir abad ke-16) yang mengatakan bahwa Staat menuju kepada the greatest happiness of the greatest number, akhirnya juga tidak dianut juga, karena aliran ini cenderung kepada faham Individualisme. Jadi, aliran fikiran yang sesuai adalah negara yang tidak mempersatukan dirinya dengan golongan yang terbesar dalam masyarakat, juga tidak mempersatukan dirinya dengan golongan yang paling kuat (baik politik, maupun ekonomi), melainkan mengatasi segala golongan dan segala individu, mempersatukan diri dengan segala lapisan masyarakat seluruhnya, untuk bersama-sama membangun bangsa. Oleh karena itu, saya menghargai sungguh-sungguh buku ini, mudah-mudahan karya tulis Dr. Mulyono tersebut dapat mendorong dan mempengaruhi para penentu kebijakan
Dr. Mulyono D Prawiro
dan aktor-aktor pemerintahan, politicians, partai politik dlsb, untuk tidak menyimpang dari dan menuju kepada terwujudnya cita-cita dan tujuan pembentukan Negara Keatuan Republik Indonesia, sebagai tertuang dalam essensi Pembukaan UUD-1945. Wallahu’alam Bissawab, kebenaran yang hakiki hanya ada pada ajaran dan kaidah Tuhan JME. Prof. Dr. E. Koswara Kertapradja, MA Guru Besar Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan IPDN, Universitas Satyagama, Universitas Trilogi, dan Universitas/ Perguruan Tinggi lainnya.
_ xxix _ _ _
Dr. Mulyono D Prawiro
Kata Pengantar
D
engan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, akhirnya buku saya yang kedua ini yang berjudul “Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan” telah berhasil diterbitkan. Secara garis besar isi dari buku ini adalah tulisantulisan yang mendorong upaya pemberdayaan dan upaya membangkitkan semangat untuk bersama-sama membangun sumber daya manusia Indonesia. Sumber daya manusia Indonesia dirasa masih jauh tertinggal bila dibandingkan dengan negara-negara lain, terutama di kawasan Asean. Tulisan yang ada dalam buku ini adalah kumpulan tulisan yang secara periodik telah dimuat di beberapa media cetak Ibu Kota, baik yang diterbitkan pada Harian Umum, Mingguan maupun dalam majalah yang terbit di Jakarta. Setelah buku pertama saya yaitu “Merayut Wawasan Membangun Pengabdian” beredar di masyarakat, berkat dorongan teman-teman, khususnya teman-teman wartawan yang selalu memberikan dorongan kepada saya agar tulisan-tulisan yang telah dimuat di beberapa media bisa dikumpulkan dan dijadikan buku agar bisa dinikmati oleh siapa saja yang tentunya belum sempat membaca di surat kabar. Selain upaya-upaya membangun kebersamaan, tulisan-tulisan di dalam buku ini juga menyoroti tentang kondisi saat ini
_ xxxi _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
_ xxxii _ _ _
terutama yang menyangkut masalah kepemimpinan dan rendahnya kepercayaan rakyat terhadap pemimpinnya. Jumlah penduduk Indonesia yang terus meningkat dan kurangnya intervensi pemerintah, sehingga program KB yang pada masa lalu begitu gegap gempita dan mendapatkan perhatian yang tinggi dari pemerintah dan masyarakat, sejak reformasi bergulir program ini tidak lagi menjadi prioritas utama pembangunan. Tulisan ini juga menyinggung berbagai program yang dijalankan pemerintah yang tidak semuanya menguntungkan rakyat banyak dan tidak sesuai dengan tujuan pembangunan yang telah digariskan oleh dunia. Dunia telah menggariskan bahwa keberhasilan pembangunan diukur setidaktidaknya ada 4 bidang pokok penting, yaitu pendidikan, kesehatan, kewirausahaan atau ekonomi dan lingkungan. Apabila 4 bidang pokok tersebut digarap dengan sungguh-sungguh dan berhasil, maka dapat dipastikan bahwa masyarakat akan lebih terjamin dan lebih sejahtera. Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besar kepada Bapak Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Yayasan Damandiri yang telah memberikan kesempatan yang luar biasa kepada saya untuk mengambil bagian dalam upaya beliau membantu rakyat dan pemerintah untuk memberdayakan rakyat melalui Yayasan Damandiri. Upaya yang dilakukan tidak tanggung-tanggung, hingga saat ini sekitar 250 perguruan tinggi dan 250 pemerintah kabupaten/kota telah beliau rangkul guna bersama-sama membantu rakyat dalam proses pemberdayaan. Memberdayakan rakyat miskin tidak semudah membalik telapak tangan, tetapi diperlukan ketelatenan dan kesabaran yang luar biasa, seperti halnya guru PAUD yang mengajari anak didiknya, harus dengan penuh kesabaran dan hati-hati. Ucapan terima kasih dan
Dr. Mulyono D Prawiro
penghargaan yang tinggi kepada Bapak Rektor Universitas Satyagama, Prof. Dr. Ir. H. Soenardjo Wirjoprawiro, MSi, yang telah berkenan memberikan kata pengantar dalam buku ini. Kepada Bapak Prof. Dr. E. Koswara Kertapradja, MA, promotor dan sekaligus dosen Universitas Satyagama yang dengan telaten dan penuh kesabaran memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan kepada penulis saat menjadi mahasiswa hingga saat ini. Beliau juga sempat memberikan kata pengantar di dalam buku in. Penghargaan yang tinggi juga saya sampaikan kepada Bapak Dr. Subiakto Tjakrawerdaja yang selalu memperhatikan tulisan-tulisan saya dan memberikan masukan yang sangat berarti bagi saya, dan beliau telah berkenan membubuhkan kata pengantar dalam buku ini. Kepada Bapak Dr. Moch. Soedarmadi, MKM, Direktur Yayasan Damandiri, saya juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, berkat beliaulah buku ini bisa diterbitkan. Kepada Bapak Dr. Loet Affandi, SpOG, Bapak Dr. Mazwar Noerdin, Bapak Drs. Made Are Subrata, Bapak Soenarto Soedarno, MA, Bapak Dr. Rohadi Haryanto, MSc, Bapak Bambang Wibowo, SE, Bapak Faozan Alfikri, SH, MKes, Ibu Ir. Anna Murnijati, MMA, Bapak Hendro B Setiadi, SE, Ak, Bapak Drs. FX. Riswadi, Mas Fadil Binnur, SKom, mbak Ary Jusnita, SE, Bapak Drs. Hadiyono, MPA, Bapak Dr. Oos M. Anwas, MSi, Bapak Hendar Sutisna Madjan, SE, MA, Purwantoro, Sabrina C. Primanuella, SHum, MSi, Untung Warisno, H. Muhasyim, Heru Hartono, Johari, dan Amad yang semuanya sangat berarti dan selalu membantu saya sehingga buku ini bisa diterbitkan. Kepada teman-teman wartawan seperti mas Hari Setyowanto, pak Suyat Darmoyuono, Dede Haerudin, Saefullah, Dwijo Utomo, Otto Satoto, Dewi Purnamasari, Junaedi, Yon Parjiono, Sadono, Riri Wijaya, Samsuddin
_ xxxiii _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
_ xxxiv _ _
Senjaya, Meindarti Wahyu dan teman-teman lain yang tidak saya sebutkan satu persatu, seperti Tim Imaji, Gemari dan lain lain, saya mengucapkan terima kasih, berkat dorongan kalian semua buku ini bisa tercipta. Buku ini saya persembahkan kepada isteri saya tercinta Neneng Lutfiah Fitriah, SE yang selalu setia menemani saya disaat suka dan duka. Selain itu saya persembahkan juga buat anak saya tersayang Revita Novitria Mulyandari yang saat ini masih duduk di bangku kuliah. Kepada semua pihak yang ikut ambil bagian pada penerbitan buku ini, saya juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, dan saya berharap semoga buku ini ada manfaatnya bagi para pembaca dan kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa selalu melindungi dan memberkati kita semua.
_
Penulis,
Mulyono D. Prawiro
Dr. Mulyono D Prawiro
Daftar Isi halaman Kata Pengantar : • Ketua Yayasan Damandiri .................................................. iii • Sekretaris Yayasan Damandiri ........................................... xi • Rektor Universitas Satyagama ........................................... xv • Sesmenko Kesra Th. 1997- 2001 .................................... xix • Guru Besar Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan .............. xxv • Penulis ................................................................................. xxxi Daftar Isi ................................................................................ ix Menipisnya Budaya Tradisional ........................................... 1 Mendorong Terciptanya Pendidikan Damai ........................ 6 Mempercepat Peningkatan Mutu Manusia ............................ 11 Indonesia Pelopor KB dan Kependudukan Dunia ................ 17 Perubahan “Momok” Atau Kesempatan .............................. 21 Pertumbuhan Lansia Sangat Cepat ..................................... 25 Perayaan Kembali Semarak .................................................. 29 Perubahan itu Bisa Disengaja .............................................. 33 Paradigma Baru Pembangunan Sosial ................................. 37 Anda Bisa Jadi Hebat ........................................................... 41 Menumbuhkan Kepercayaan Diri Dan Menghapus Malu .... 45 Damandiri Berjuang dan Membangun Manusia Indonesia .. 49 Apa Rugi Negara Memberi Tempat Tinggal Keluarga Pahlawan ............................................................... 53
_ xxxv _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
_ xxxvi _ _ _
Teringat Pak Harto Saat Stabilitas Nasional Terganggu ..... 57 Menilai Keberhasilan Pemberantasan Korupsi .................... 62 Dari Hong Kong Posdaya Mendunia .................................... 67 Mengapa 29 Juni ditetapkan sebagai Hari Keluarga Nasional ......................................................... 73 Dampak Modernisasi Dunia ................................................. 78 Ledakan Penduduk Yang Mengerikan .................................. 83 Tampil Penuh Percaya Diri ................................................... 88 Menengok Keberhasilan Bangsa ........................................... 98 Percaya Kita Dapat Berhasil ................................................. 104 Perubahan Mempengaruhi Kita ............................................ 110 Apakah Pengalaman Bangsa Tidak Berguna ........................ 117 Semua Orang Rindu Pak Harto ............................................ 122 Rebranding Pembangunan Berbasis Penduduk dan MDGs .. 127 Implementasi Pembangunan MDGs dan Posdaya ............... 133 Berpikir Non-Linier Ala Haryono ......................................... 138 Semua Tersenyum di Posdaya .............................................. 144 Posdaya Masuk Pesantren Rakyat ........................................ 149 Belajar Tidak Mengenal Usia ................................................ 154 Data Membantu Pencapaian MDGs dan Peningkatan IPM .... 159 Mengatasi Masalah Sosial Kemasyarakatan ......................... 164 Kebersamaan dan Kepedulian Tinggi ................................... 169 Road Show Pembangunan Kependudukan .......................... 174 Rakyat Desa Giat Melaksanakan MDGs ............................... 179 Movitasi dan Kepercayaan ..................................................... 184 Gotong Royong dalam Era Globalisasi .................................. 189 Membumikan Konsep ............................................................ 194 Antisipasi Munculnya Perubahan .......................................... 199 Bukan Hanya Diomongkan .................................................... 204 Perjuangan Bukan Tanpa Resiko ........................................... 209 Semua Anak Harus Sekolah ................................................... 214
Dr. Mulyono D Prawiro
Suasana Idul Fitri Bertambah Marak ..................................... 219 Kesejahteraan Bisa Jadi Isu Menarik ..................................... 224 Pemerintah Lebih Dekat ke Rakyat ........................................ 229 Tantangan Kependudukan dan KB Semakin Berat ............... 234 Mencermati Ciri Penduduk Indonesia ................................... 239 Pemimpin Yang Dibutuhkan Parpol .................................... 244 Gambaran Pemimpin Sejati ................................................. 249 Daftar Pustaka ....................................................................... 253 Profile Penulis ....................................................................... 257
_ xxxvii _ _ _
Dr. Mulyono D Prawiro
Menipisnya Budaya Tradisional
D
engan adanya arus moderninasi dan globalisasi atau pengaruh budaya barat yang begitu deras dewasa ini, yang langsung bisa menembus hingga ke pelosok tanah air yang tidak bisa lagi mampu dibendung oleh siapapun, termasuk oleh pemerintah, mengakibatkan adanya suatu perubahan yang sangat mendasar pada tatanan kehidupan berbangsa dan bermasyarakat. Ini menimbulkan pengaruh yang luar biasa terhadap budaya yang selama ini dijunjung tinggi oleh bangsa ini, terutama budaya tradisional yang dikenal dengan sebutan budaya gotong royong yang menjadi kebanggaan bangsa. Dalam waktu yang relatif singkat telah berubah dengan kecepatan yang sangat tinggi menjadi sifat-sifat egoistis, individualistik dan sifat masa bodoh serta tidak mau lagi peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya, baik itu tetangga, teman dekat bahkan orang-orang yang hidupnya kurang beruntung. sifatsifat seperti ini sudah mulai terlihat menonjol, sehingga budaya gotong-royong yang di masa lalu berdiri tegak, berangsur-angsur mulai menipis.
_ 1 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
_ 2 _ _ _
Banyak orang merasakan dan melihat bahwa perkembangan yang terjadi akhir-akhir ini sama sekali tidak mendekatkan bangsa ini kepada tujuan perjuangannya, yaitu membuat masyarakat yang adil dan sejahtera. Bukannya berbagai kemunduran dapat diatasi, sebaliknya malahan makin meluas sebagaimana kurangnya kesejahteraan umum, kuatnya egoisme perorangan dan kelompok dan lainnya. Bahkan menguat sikap menggunakan kekerasan untuk memaksakan kehendak dan mencapai tujuan. Keadaan ini ternyata tidak terjadi di Indonesia saja, tetapi hampir dirasakan di berbagai belahan dunia. Suasana politikpun ikut mempengaruhi menipisnya budaya dan semangat gotong-royong ini. Bila dilihat dari perkembangannya, kalau dulu suasana politik itu terlihat tenang karena kekuasaan tidak ditentukan oleh rakyat, seperti yang terjadi saat ini, sehingga tidak terjadi perebutan kekuasaan. Namun situasi telah berubah menjadi suasana politik yang oleh sebagian orang dikatakan lebih dinamis karena adanya kekuasaan yang ditentukan oleh rakyat sendiri. Ini ada baiknya, namun kadang-kadang dalam pelaksanaannya dapat menimbulkan permusuhan diantara rakyat sendiri dan muncul egoisme dan sifat individualistik yang ingin menang sendiri dan belum siap untuk kalah. Keadaan ini justru cukup menonjol. Bila di masa lalu masyarakat terutama yang tinggal di wilayah pedesaan atau penduduk rural, selalu dilindungi oleh adanya jaminan sosial, berupa budaya gotong-royong dan saling tolong-menolong diantara warga masyarakatnya, budaya itu terlihat begitu kentalnya, namun akhir-akhir ini budaya yang sangat baik itu kalau tidak hati-hati dan tidak ada yang memotivasi untuk membangkitkan kembali, dikhawatirkan akan berubah menjadi budaya yang hanya mementingkan kepentingan pribadi atau golongan yang sifatnya sesaat. Hal
Dr. Mulyono D Prawiro
ini sangat membahayakan bagi kelangsungan berbangsa dan bernegara terutama bagi kesatuan dan persatuan bangsa. Salah satu upaya untuk membangkitkan kembali budaya gotong-royong yang ditawarkan oleh Prof. Dr. Haryono Suyono dan Dr. Subiakto Tjakrawerdaja melalui Yayasan Damandiri adalah antara lain dengan pembentukan dan pembangunan pos pemberdayaan keluarga (Posdaya) di setiap desa atau pedukuhan. Strategi yang ditempuh adalah pembangunan berbasis masyarakat, dengan menempatkan manusia atau penduduk sebagai titik sentral pemberdayaan, dan prioritas pembangunan. Disini manusia diberikan peran yang cukup strategis dan diberikan kesempatan untuk membangun dirinya dan orang-orang di sekitarnya melalui kegiatan yang sifatnya bisa meningkatkan dan menghidupkan kembali semangat gotong-royong, yang akhir-akhir ini mulai mengendor. Untuk itu perlu adanya dukungan dari berbagai pihak, terutama dari instansi dan lembaga sosial kemasyarakat, untuk bersama-sama membangun kebersamaan dan menciptakan sesuatu yang berharga yang sebelumnya tidak atau belum terpikirkan. Mengobarkan semangat yang tinggi dan berusaha mewujudkan adanya budaya kerja keras yang ada manfaatnya dan mempunyai dampak nyata bagi masyarakat, bukan hanya dengan berbicara saja, tetapi ada buktinya di lapangan. Bila dimungkinkan berbagai pihak mau terjun ke lapangan untuk mengembangkan masyarakat yang berbudaya belajar, budaya membangun dan budaya kerja keras dalam bidang usaha dan akhirnya akan terbentuk budaya gotong-royong dan peningkatkan kehidupan yang lebih sejahtera. Dengan bahasa yang agak keren disebut “Prosperous Workfare Community” atau masyarakat bekerja keras untuk menciptakan kesejahteraannya, bukan dengan pemberian Bantuan Langsung Tunai atau BLT. Hilangnya
_ 3 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
semangat gotong-royong ini bisa dikurangi bila semangat kerja keras ini bisa dikembangkan dengan lebih baik.
_ 4 _ _ _
Saat ini tidak sedikit desa yang berubah menjadi kota, orangnya masih tetap seperti orang desa, namun secara administratif desa itu telah berubah menjadi kota, dan diperkirakan hampir 50 - 60 % penduduk tinggal di wilayah perkotaan atau penduduk urban. Ini merupakan tantangan tersendiri bagi bangsa ini, karena penduduk urban ini pendidikannya masih relatif rendah, cara pandang maupun cara berpikir juga relatif sempit, namun suasananya sudah semakin demokratis, sehingga mereka ini mendapatkan keleluasaan untuk menentukan pilihannya sesuai dengan aspirasinya, walaupun kadang-kadang aspirasi tersebut bukan murni muncul dari diri sendiri dan tidak sedikit yang hanya ikut-ikutan. Dengan adanya informasi yang dengan mudah diakses, maka orangorang desapun dengan mudah melihat, menyaksikan dan bahkan dengan mudah pula meniru apa yang telah terjadi di negara maju atau di tempat-tempat lain yang menurut mereka bisa ditiru dan diterapkan di daerahnya. Bagi penduduk rural sendiri, masih banyak tantangan yang dihadapi saat ini. Tantangan-tantangan tersebut antara lain, pertama, masih rendahnya tingkat pendidikan mereka dan ini mengakibatkan kurangnya kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya, serta kurangnya perhatian dan dukungan baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat sekitar, sehingga akses untuk memperoleh pendidikan masih sulit diwujudkan. Kedua, kurangnya akses terhadap pelayanan kesehatan, walaupun akhir-akhir ini pemerintah telah memberikan pengobatan gratis bagi penduduk miskin, ini hanya mengakibatkan beban pemerintah semakin berat, sehingga anggaran pemerintah bidang kesehatan
Dr. Mulyono D Prawiro
semakin membengkak, disini terjadi adanya ketergantungan yang cukup tinggi dari penduduk miskin tersebut kepada pemerintah. Ini seyogyanya tidak boleh dibiarkan, karena program ini akan membuat orang malas dan tidak produktif. Bisa saja muncul dalam pikiran orang-orang miskin “mengapa harus bekerja keras, biar saja miskin, toh kalau sakit akan ditanggung oleh pemerintah”. Budaya saling bantu-membantu antar warga untuk menyelesaikan proses penyehatan rakyat miskin akan terganggu. Wah pikiran semacam ini sangat berbahaya dan tidak ada proses pemberdayaan di dalamnya. Ketiga, karena tingkat pendidikannya masih relatif rendah, maka keterampilan dan produktivitas mereka juga rendah, sehingga hasil yang dicapaipun relatif rendah pula. Keempat, infrastruktur masih dianggap kurang memadai, ini bisa dilihat dari adanya fasilitas yang telah dibangun kurang memperhatikan adanya keadilan bagi penduduk, terutama bagi mereka para penyandang cacat. Perhatian kepada mereka masih relatif rendah dan masih perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius dari semua pihak terutama dari pemerintah. ___
___
_ 5 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
Mendorong Terciptanya Pendidikan Damai
_ 6 _ _ _
C
ita-cita untuk mewujudkan kehidupan yang damai dan sejahtera sampai saat ini dirasa masih belum menunjukkan hasil yang menggembirakan, berbagai kendala yang dihadapi oleh bangsa ini sungguh luar biasa, sehingga tidak mudah untuk mewujudkannya. Seperti yang diinginkan oleh para pendiri bangsa, yang tersurat dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, bahwa bangsa ini terbangun sebagai hasil perjuangan untuk mewujudkan negara merdeka yang bersatu, berdaulan, adil dan makmur. Sepertinya keinginan itu sampai saat ini masih tetap merupakan cita-cita dan harapan yang masih dalam angan-angan.
Indonesia yang terdiri dari berbagai macam karakter, termasuk multikultural, multireligi dan multietnis bisa dibilang agak rentan dan perlu adanya kesabaran untuk membangun bangsa yang dapat hidup damai, ole h karena itu pembentukan watak bangsa (the nation character building) sangat diperlukan. Perjuangan untuk membentuk karakter bangsa merupakan
Dr. Mulyono D Prawiro
hal yang terus-menerus diupayakan, pada kondisi bangsa yang semakin terpuruk dan diambang perpecahan dan perselisihan yang terus menggema akhir-akhir ini. Banyak kalangan yang berpandangan, bahwa pendidikan merupakan kunci sukses dan ampuh dalam membentuk manusia yang berperadaban dan bermartabat tinggi. Dalam hal ini dapat diasumsikan secara sederhana bahwa kehidupan damai dapat ditemukan dalam komunitas yang berperadaban dan bermartabat tinggi. Pendidikan tetap merupakan andalan untuk membentuk watak bangsa dengan arah mewujudkan bangsa dan masyarakat, untuk itu pendidikan nilai, termasuk pendidikan nilai-nilai kehidupan damai menjadi sangat revelan dalam pembangunan pendidikan di tanah air, demikian diungkapkan Rektor Universitas Negeri Malang, Prof. Dr. Suparno dalam sambutan pembukaan Seminar Nasional dan Diskusi Panel tentang Pendidikan Damai dalam rangka Dies Natalis ke-54 universitas yang dipimpinnya. UNESCO sebagai salah satu lembaga internasional telah melakukan promosi tentang pendidikan damai, hak-hak azasi manusia dan demokrasi, ini dilakukan dengan lebih terkonsentrasi pada pengembangannya. Secara sistematis upaya ini telah dimunculkan pada tahun 1989, dan kemudian dikembangkan dalam bukunya UNESCO and a Culture of Peace tahun 1995. Diawal tahun 2000 telah muncul suatu budaya baru di dunia internasional yaitu Dekade budaya damai dan anti kekerasan terhadap anak di seluruh dunia, dan ini menyerukan adanya pendidikan damai yang harus lebih disosialisasikan. Di Indonesia sendiri, sebenarnya telah melakukan pendidikan damai tersebut, walaupun mungkin belum disebut atau dikatakan pendidikan damai. Para tenaga pendidik, seperti guru, dosen dan tenaga pendidik lainnya telah berupaya keras untuk mensosialisaskan
_ 7 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
ataupun menyampaikan perlunya pendidikan dan situasi yang damai dalam lingkungannya masing-masing. Seperti yang selalu dikembangankan selama ini, para pendidik mengembangkan suasana damai dan tingkah laku yang saling hormat menghormati diantara sesama anak didik dan para pengasuhnya.
_ 8 _ _ _
Mengetrapkan prinsip-prinsip kebersamaan dan suasana bebas dari adanya diskriminasi dalam praktek-praktek administrasi. Selalu mengutamakan penyelesaian masalah secara mufakat tanpa adanyanya kekerasan dan menggunakan metode mengajar yang merangsang partisipasi, pemecahan masalah dan selalu menghargai adanya perbedaan, dan masih banyak lagi upaya yang dilakukan untuk membentuk budaya dan pendidikan damai di tanah air ini. Karakteristik perdamaian menurut UNESCO adalah ; perdamaian itu dinamis, perdamaian itu merupakan penyelesaian masalah yang tanpa kekerasan, perdamaian itu menghasilkan keseimbangan dalam interaksi sosial sehingga manusia hidup dalam relasi yang harmonis, perdamaian itu baik untuk masyarakat, bila ada kekerasan, tidak akan ada perdamaian, supaya ada keseimbangan dalam dinamika interaksi sosial, perdamaian harus berdiri di atas keadilan dan kebebasan, bila ada ketidakadilan dan ketidakbebasan, tidak akan ada perdamaian. Untuk memenuhi dan memelihara budaya damai, menurut Mr. Chowdury (2006) dari UN High, Pertama, diperlukan adanya kondisi pisik obyektif dari komunitas melalui upaya pengentasan kemiskinan, pengembangan sektor ekonomi, perbaikan pemerintahan dan demokrasi, serta memberikan penghargaan terhadap hak-hak azasi manusia. Kedua, diperlukan adanya perubahan kondisi subyektif yang mendasar
Dr. Mulyono D Prawiro
dari cara berpikir (mindset) masyarakat melalui upaya pengembangan budaya toleransi yang positif, atau dengan mengembangkan budaya damai secara luas dan berkelanjutan. Bila dihubungkan dengan program Millennium Development Goals, pendidikan damai merupakan sumbangan yang sangat berarti dan dapat memberikan penghormatan terhadap harkat manusia sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Penghargaan tersebut merupakan rangsangan kebebasan dan kebenaran atas pilihan yang dianggap terbaik. Pilihan dimaksud akan mengantar partisipasi untuk kepentingan komunitas dan kebersamaan. Kalau kita mempunyai kesadaran atas hak-hak kita, maka diharapkan akan tumbuh kesadaran atas kewajiban kita sendiri. Dalam pencapaian program MDGs sangat menghargai penyelesaian tuntas pendidikan bagi seluruh anak bangsa di seluruh dunia, agar mereka bisa berperan secara adil. Keadilan dimaksud adalah keadilan mengandung konotasi bukan balas dendam tetapi menghargai adanya rekonsiliasi, karena berbekal pada budaya damai, maka keadilan harus menjamin kerjasama internasional yang menjadi awal dari peningkatan mutu sumber daya yang akan dapat dipergunakan secara bersama. Bila kita semua berkeinginan menempatkan penduduk dan keluarga muda sebagai sasaran utama pembangunan, maka pendidikan damai melalui program MDGs akan mampu menyelamatkan masa depan bangsa dari keterpurukan. Menempatkan manusia sebagai titik sentral pembangunan akan mempunyai daya ungkit yang luar biasa. Pola pendidikan damai yang mencita-citakan budaya damai akan sangat indah bila bisa dilakukan oleh semua keluarga secara bersamasama dalam suatu wadah pos pemberdayaan keluarga (POSDAYA), demikian dikatakan Prof. Dr. Haryono Suyono
_ 9 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
dalam pidatonya tentang Pendidikan Damai dalam Perspektif MDGs, di Malang beberapa waktu yang lalu.
_ 10 _ _ _
Melalui kegiatan yang ada dalam posdaya seperti adanya kebersamaan dan menghidupkan budaya gotong-royong, sambil melihat anak-anak yang sudah berumur diatas 7 tahun yang belum sekolah, dalam pertemuan di Posdaya inilah mereka itu mendapatkan perhatian dari para pengurus dan anggota Posdaya, sehingga ada upaya untuk memecahkan persoalan pendidikan bagi anak-anak bangsa ini dengan lebih manusia dan menghargai sesama anak bangsa yang membutuhkan adanya pendidikan bagi anak tersebut, maka di Posdaya inilah rasa keadilan akan bisa ditegakkan terutama di lingkungan dimana posdaya dikembangkan. Kita semua berharap, dengan dibentuknya Posdaya di seluruh wilayah tanah air, maka diharapkan pendidikan damai dan pendidikan untuk seluruh anak bangsa bisa segera diwujudkan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan petunjuk-Nya untuk usaha yang mulia ini. ___
___
Dr. Mulyono D Prawiro
Mempercepat Peningkatan Mutu Manusia
S
udah lebih dari 60 tahun kita merdeka, sudah cukup banyak upaya yang dilakukan oleh bangsa ini untuk membangun negara yang tercinta. Pembangunan yang dilakukan secara bertahap dan konsisten diawali pada tahun 1970-an hingga kini terus dikembangkan. Pemerintah bersama masyarakat terus berupaya meningkatkan pembangunan di berbagai bidang, baik bidang, pendidikan kesehatan dan keluarga berencana maupun bidang ekonomi. Usaha yang sungguh-sungguh itu sebagian menunjukkan hasil yang menggembirakan, namun disisi lain perlu adanya perubahan paradigma pembangunan guna untuk lebih mempercepat upaya peningkatan sumber daya manusia-nya.
Bila kita melihat data yang dikeluarkan oleh UNDP dalam Human Development Report tahun 2008, sungguh membuat kita agak kurang percaya diri. Indeks pembangunan
_ 11 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
_ 12 _ _ _
manusia Indonesia hampir tidak mengalami perubahan, data terbaru tersebut menunjukkan Indonesia menempati ranking ke 109 dari 179 negara. Memang agak lebih baik bila dibandingkan dengan negara-negara seperti Guyana, Bolivia, Mongolia maupun Vietnam. Namun keadaan itu masih jauh dari harapan kita semua, untuk mengejar ketertinggalan dari negara-negara Asean saja, Indonesia masih harus bekerja super keras. Ini dapat dilihat dari jauhnya angka ketertinggalan tersebut. Negara tetangga Malaysia, berkat kerja kerasnya dan pembangunan yang dijalankan nampaknya lebih terfokus, sehingga negara itu menempati ranking yang sangat menggembirakan yaitu 63, di atas Serbia, Yogoslavia dan Brazil, dan hampir menyamai negaranegara maju seperti Rumania dan Venezuela. Suatu prestasi pembangunan manusia yang luar biasa yang telah dibuktikan negara tetangga tersebut. Lalu bagaimana dengan kita ? Apakah upaya yang telah kita bangun selama ini mempunyai dampak yang signifikan dalam upaya peningkatan indeks pembangunan manusia kita ? Kalau pada awal tahun 1980-an, Malaysia banyak mengirim tenaga-tenaga yang dianggap potensial untuk datang dan belajar di Indonesia, bagaimana pengalaman Indonesia membangun sumber daya manusia dengan gigih, bahkan kita pernah mendapat penghargaan internasional atas keberhasilan kita dalam upaya pengentasan kemiskinan dan pembangunan keluarga berencana. Sejak masa reformasi mulai bergulir, keadaan mulai berbalik, kita harus akui, bahwa saat ini sudah mulai banyak masyarakat kita yang belajar ke negara tetangga tersebut, untuk menimba pengalaman, yang tahun-tahun terakhir ini menunjukkan
Dr. Mulyono D Prawiro
peningkatan sumber daya manusia dengan begitu cepatnya dan hasilnya sungguh menakjubkan. Keberhasilan pembangunan sebuah negara mulai tahun 1990, sejak pertama kalinya UNDP mengeluarkan Human Development Report, standar pengukuran internasionalnya bukan lagi diukur dari keberhasilan pembangunan ekonomi atau pembangunan infrastruktur semata, tetapi telah berubah dengan konsep baru yang lebih komprehensif, yang memprioritaskan atau menempatkan manusia sebagai subyek pembangunan, bukan sebagai objek pembangunan. Indeks pembangunan manusia (IPM) sebagai tolok ukur keberhasilan program pembangunan suatu negara. Kalau konsep pembangunan yang selama ini dijalankan dan diprioritaskan pada pertumbuhan ekonomi, dengan harapan bahwa pertumbuhan ekonomi yang akan menguntungkan rakyat, maka pembangunan manusia merupakan perwujudan dari tujuan jangka panjang masyarakat dan akan meletakkan pembangunan di sekeliling manusia, bukan manusia di sekeliling pembangunan. Saat ini nampaknya tidak sedikit para pimpinan daerah yang belum memahami adanya perubahan standar pengukuran keberhasilan pembangunan ini. Suatu daerah bisa dikatakan berhasil dalam pembangunan apabila pembangunannya diarahkan atau difokuskan pada upaya pengentasan kemiskinan dan sekaligus meningkatan indeks pembangunan manusia. Prioritas pembangunan terutama dalam peningkatan IPM dapat diukur minimal 3 komponen pokok. Pertama, bidang kesehatan, ini dapat diukur dari panjangnya usia harapan hidup masyarakat di wilayah yang bersangkutan. Apakah penduduk itu miskin atau kaya, apabila usia harapan hidupnya panjang, maka akan mempengaruhi
_ 13 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
_ 14 _ _ _
IPM di daerah itu. Pembangunan bidang kesehatan ini akan lebih tepat sasaran bilamana pembangunannya difokuskan pada penduduk miskin yang rentan terhadap berbagai penyakit yang memungkinkan penduduk tidak berumur panjang. Karena masih lemahnya akses mereka terhadap pusat-pusat kesehatan dan lemahnya pengetahuan mereka tentang pentingnya perilaku hidup sehat dan menjaga kesehatannya, baik bagi dirinya sendiri maupun keluarganya. Untuk itu sangat diperlukan adanya perhatian dan komitment yang tinggi dari para pemimpin, utamanya pemimpin daerah. Disini bila pemerintah daerah berkomitment tinggi untuk meningkatkan IPM di daerahnya, khususnya bidang kesehatan, maka pembangunan yang dijalankan harus diprioritaskan atau memperhatikan pada masyarakat miskin dan mendorong mereka untuk mengkonsumsi makanan bergizi dan berperilaku hidup sehat dan berumur panjang. Kedua, bidang pendidikan, untuk meningkatkan IPM bukan dengan membangun sekolah unggulan atau membangun gedung sekolah yang megah dengan berbagai fasilitas, tetapi mendorong anak-anak usia sekolah untuk sekolah, terutama anak-anak dari kalangan keluarga kurang mampu. Kalau perlu kepada mereka yang mampu diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dan peduli terhadap yang kurang beruntung, dengan cara memberikan motivasi, dorongan dan pengertian arti pentingnya pendidikan, baik bagi dirinya, bagi keluarga dan bagi bangsanya. IPM akan meningkat bila anak-anak usia sekolah semua mendapat kesempatan untuk bersekolah setinggi-tingginya. Ketiga, bidang ekonomi atau kewirausahaan, ini sangat terkait dengan pendapatan masyarakat. Karena rata-rata pendidikan masyarakat relatif rendah, produktivitas mereka juga rendah, untuk itu perlu adanya dorongan dan motivasi untuk memberdayakan mereka. Menghidupkan kembali sifat gotong-royong untuk
Dr. Mulyono D Prawiro
bangkit bersama membangun bangsa. Turut menentukan peningkatan IPM dalam bidang ekonomi antara lain, adanya partisipasi angkatan kerja, terutama partisipasi wanita dalam bekerja. Ini dapat menggambarkan bahwa persentase penduduk yang membutuhkan pekerjaan (aktif secara ekonomis) atau memberi gambaran seberapa besar keterlibatan penduduk dalam kegiatan ekonomi produktif. Syarat utama untuk meningkatkan IPM dalam bidang ekonomi adalah semua penduduk bekerja, apapun pekerjaan yang dijalaninya, baik laki-laki maupun perempuan. Hal ini akan memberikan kontribusi dan sumbangan yang luar biasa dalam proses peningkatan IPM di daerah tersebut. Untuk mewujudkan tiga komponen pokok diatas, diperlukan adanya faktor kepemimpinan yang handal, mempunyai jaringan yang luas sampai ke tingkat pedesaan. Pemimpin di daerah bisa saja melakukan kunjungan ke desa-desa dan memberikan motivasi, dorongan dan proses pemberdayaan kepada mereka hidupnya yang kurang beruntung. Pendekatan semacam itu akan ikut mempengaruhi peningkatan IPM dan pemimpinnya sendiri akan merasa dekat di hati rakyat. Bila kita mempunyai pemimpin yang tegas, dan pemimpin itu mempunyai visi dan misi yang jelas, memiliki jaringan yang luas dan kuat, mampu menyatukan berbagai unsur masyarakat dan mampu mendorong kegiatan pemberdayaan masyarakat, menggerakkan partisipasi masyarakat, melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan dan menata lingkungan (environment) yang kondusif dan menghimpun sumber pendanaan yang mudah dijangkau masyarakat, khususnya masyarakat miskin, maka dia akan mampu meningkatkan IPM di daerahnya.
_ 15 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
_ 16 _ _ _
Bagi anak-anak yang tidak sempat mengikuti pendidikan pada umumnya, bisa saja didorong untuk mengikuti pendidikan atau kursus paket A, B dan C, dan keberadaannya dapat dihitung, dalam hal ini adalah lamanya sekolah, sehingga angka rata-rata lamanya pendidikan masyarakat dapat meningkatkan. Karena peningkatan IPM berkaitan dengan proses pengentasan kemiskinan, maka salah satu terobosan untuk menangani masalah tersebut adalah dengan membentuk pos-pos pemberdayaan keluarga (Posdaya). Pos-pos ini dapat dipergunakan sebagai forum silaturahmi antar anggota masyarakat, agar masyarakat dengan mudah mendapatkan informasi yang jelas dan dapat mengakses pendidikan, agar para orang tua memiliki motivasi untuk menyekolahkan anaknya setinggi-tingginya, akses kesehatan dan akses kewirausahaan, agar masyarakat mempunyai kegiatan usaha di lingkungannya dan pada akhirnya masyarakat bisa mandiri serta menghasilkan pendapatan yang lebih meningkat, sehingga dapat ikut serta menaikkan Indeks Pembangunan Manusia. ___
___
Dr. Mulyono D Prawiro
Indonesia Pelopor KB dan Kependudukan Dunia
T
idak dipungkiri bahwa Indonesia pernah berjaya dalam program Keluarga Berencana dan Kependudukan, dan mendapat pengakuan dunia internasional, bahkan Perserikatan Bangsabangsa pada tahun 1995 memberikan penghargaan berupa “Population Award” kepada pemerintah Indonesia atas keberhasilan program yang luar biasa tersebut. Penghargaan tersebut diterima langsung oleh Presiden Soeharto atas nama pemerintah dan rakyat Indonesia di markas besar PBB di New York. Keberhasilan program tersebut mendapat sambutan yang luar biasa, sehingga banyak negara-negara di dunia, khususnya negara-negara berkembang seperti Bangladesh, India, Pakistan, Nigeria, Vietnam, Malaysia, Thailand dan masih banyak negara lain datang untuk belajar bagaimana Indonesia membangun program dengan sangat berhasil. Indonesia dimata dunia dianggap sebagai negara pelopor keberhasilan program KB dan kependudukan, dan salah satu tokoh utamanya ada
_ 17 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
Prof Dr Haryono Suyono. Haryono bersama para pendiri organisasi internasional Partners in Population and Development (PPD) pertengahan April lalu menghadiri pertemuan International Program Advisory Committee (IPAC) di Denpasar, Bali. Acara tersebut dibuka oleh Kepala BKKBN Pusat Dr Sugiri Syarief, MPA.
_ 18 _ _ _
Dalam sambutannya Sugiri mengharapkan organisasi internasional yang bergerak dalam bidang kependudukan dan pembangunan ini, agar lebih aktif memberikan dorongan, advokasi pada program keluarga berencana. Disamping itu, karena pertemuan ini dihadiri oleh para ahli kependudukan dunia, maka organisasi ini perlu mencari model pendanaan yang tepat dan lebih sistematik dalam melakukan pendekatan dengan berbagai organisasi dunia lainnya termasuk para donor internasional, bukan hanya sekedar mengandalkan United Nations saja. Sebagai organisasi dunia, PPD diharapkan melakukan inisiatif dan meningkatkan pengetahuan manajemen tentang kependudukan, kesehatan reproduksi, keluarga berencana, HIV/AIDS dan kesetaraan jender. Hadir pada pertemuan tersebut antara lain, Dr Jyoti S Singh, mantan pejabat senior UNFPA, Dr Elizabeth Lule dari Bank Dunia, Dr Margaret Patel dari WHO, Dr Henry Mosley dari Johns Hopkins University, Dr Malcolm Potts dari Berkeley University dan beberapa ahli kependudukan dunia lainnya. Dalam pertemuan tersebut, Haryono sebagai ahli kependudukan dan pembangunan serta sebagai pendiri PPD memberikan pandangannya pada pertemuan yang bergengsi tersebut. Menurutnya, bahwa saat ini yang paling diperlukan adalah penekanan program Partners in Population and Development bukan pada Kesehatan Reproduksi dan KB tradisional, tetapi harus lebih pada pendekatan baru yang
Dr. Mulyono D Prawiro
sesuai dengan program Millennium Development Goal’s (MDGs) yang memprioritaskan pada bidang kependudukan dan pembangunan. Apabila penanganan masalah kesehatan reproduksi yang menjadi andalan dan prioritas akhir-akhir ini dilengkapi atau diperluas dengan penanganan masalah-masalah lain yang menyangkut keberhasilan program KB dan kesehatan, ini mengakibatkan timbulnya rangsangan yang luar biasa, karena adanya transisi demografi yang berlangsung bergitu cepat. Akibat transisi tersebut menyebabkan membengkaknya jumlah penduduk usia dewasa dan lansia yang jumlah jumlah membengkat 3 sampai 4 kali lipat dibandingkan dengan keadaan tahun 1970-an, ini perlu mendapat perhatian yang lebih intensif dari berbagai pihak. Karena jumlah membengkak dengan sangat dahsyat, maka mereka itu perlu mendapatkan pemberdayaan dan kesempatan untuk memberi sumbangan pada pembangunan di negara masing-masing. Lembaga seperti PPD ini diharapkan bisa lebih memfokuskan pada bagaimana mendorong anak-anak untuk bersekolah, institusi diharapkan bergabung dengan komunitas yang berada di masyarakat. Perhatian pada bidang kependudukan dan pembangunan ini mencakup semua spektruk dan segmen kependudukan yang lebih luas, antara lain aspek ekonomi, politik, sosial, ketenaga-kerjaan, keluarga sejahtera, kesehatan, pendidikan dan pengentasan kemiskinan. Selain itu lembaga kependudukan internasional ini diharapkan mempunyai jejaring dan turut memberikan warna pada masyarakat madani dan LSM nasional. Bukan itu saja PPD diharapkan menjalin kerjasama untuk memperkuat organisasi swasta dan lembaga swadaya masyarakat sehingga jaringan kependudukan di dunia, utamanya di negara-negara
_ 19 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
berkembang, bisa semakin semarak dan bisa mengikut sertakan seluruh komponen dan masyarakat luas. Semoga dengan adanya pertemuan para ahli kependudukan dunia di Bali beberapa waktu yang lalu, memberikan manfaat yang besar, utamanya kepada pembangunan kependudukan dunia dan lebih fokus lagi pada pembangunan yang menempatkan manusia sebagai titik sentral pemberdayaan. ___
_ 20 _ _ _
___
Dr. Mulyono D Prawiro
Perubahan “Momok” Atau Kesempatan
S
ebagian orang bila mendengar kata perubahan, dalam hatinya ada yang mengatakan bahwa ini adalah kesempatan untuk merubah nasib, keberuntungan, bahkan tidak jarang yang sengaja menginginkan adanya hal-hal yang lebih baik bagi dirinya. Namun bagi sebagian orang, perubahan dianggap momok yang menakutkan, karena ada semacam ancaman baginya, apa lagi yang bersangkutan memiliki posisi atau kedudukan yang sangat strategis.
Seorang guru besar dari Cornell University dan juga ketua Blanchard Training and Development, Inc., Amerika Serikat, Prof Ken Blanchard dalam bukunya berjudul “Lead at a Higher Level” (memimpin di tingkat yang lebih tinggi) telah meramalkan adanya perubahan yang maha dasyat yang terjadi hampir di seluruh belahan dunia. Dia membagi berubahan menjadi tiga hal pokok. Pertama, perubahan pada tatanan masyarakat, baik cara pandang maupun cara berpikir masyarakat terus mengalami perubahan ke arah yang lebih
_ 21 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
_ 22 _ _ _
baik, ini antara lain disebabkan adanya perubahan lingkungan dan tata pemerintahan. Penduduk yang secara geografis masih berada di pedesaan (rural) tetapi karena struktur pemerintahannya berubah menjadi kota, maka penduduk rural tersebut dalam kecepatan yang tinggi telah berubah menjadi penduduk urban, sehingga cara berpakaian dan gaya penampilanpun ikut berubah. Keadaan ini bukan hanya terjadi pada tingkatan nasional, tetapi hampir seluruh penjuru dunia mengalami keadaan yang sama. Kedua, perubahan organisasi, perubahan ini biasanya disebabkan oleh adanya faktor internal dan eksternal, dalam hal ini diperlukan agen perubahan, baik oleh pihak luar yang membawa perspektif terhadap situasi perubahan organisasi yang bersangkutan, atau tim dari dalam yang menginginkan adanya perubahan, dan tidak jarang yang melakukan kombinasi keduaduanya perubahan tersebut, baik dari dalam organisasi itu sendiri maupun dari eksternalnya. Hal ini kadangkadang menimbulkan perbagai gejolak dan penolakan, baik terbuka maupun secara sembunyi-sembunyi. Ketiga, Etika Kepemimpinan, kalau para pemimpin atau mereka yang saat ini memiliki posisi yang sudah sangat strategis, dengan adanya perubahan etika, kadang-kadang kesopan-santunan atau etika penghormatan kepada atasan hampir tidak terlihat lagi, sehingga terkesan adanya ambisi pribadi dan atau atas nama organisasi dan dorongan masyarakat untuk berusaha mendongkrat maupun menyaingi pimpinannya sudah bukan merupakan hal baru di dalam memperoleh keinginan dan ambisinya. Hormat kepada senior hampir-hampir hilang. Bagi Indonesia yang lebih dari 60 tahun merdeka, telah mengalami perubahan yang sangat drastis dalam menurunkan tingkat kelahiran penduduknya. Kalau di tahun 1970-an Total Fertility Rate (TFR) berkisar pada angka 5,6
Dr. Mulyono D Prawiro
yang artinya penduduk Indonesia rata-rata mempunyai 5,6 anak setiap keluarga, berkat keberhasilan program KB dan Kependudukan, angka tersebut mengalami kecenderungan (trend) menurun yang sangat menakjubkan hingga mencapai angka 2,3 pada tahun 2000-an. Beberapa ahli kependudukan menyayangkan, sejak masa reformasi bergulir, pembangunan KB dan Kependudukan ini bukan lagi menjadi program prioritas, sehingga data terakhir menunjukkan TFR Indonesia pada angka 2,6 artinya rata-rata keluarga Indonesia mempunya anak 2,6 setiap keluarga, angka ini oleh sebagai orang dikatakan masih ada pada posisi trend naik, ini sangat membahayakan bila tidak diantisipasi dengan baik, dan dapat mengakibatkan boby bomer yang lebih dasyat dibandingkan dengan keadaan tahun 1970-an. Kompleksitas permasalahan yang dihadapi oleh bangsa ini sungguh luar biasa, terutama adanya arus globalisasi yang spektakuler melanda hampir seluruh negeri, adanya tekanan pasar (global market) yang luar biasa, sehingga diperlukan manusia-manusia tangguh yang berkemampuan intrepeneur yang tinggi sehingga dapat menghadapi daya saing yang sudah sangat global tersebut. Saat ini dirasa masih langka pemimpin atau orang-orang yang bisa dijadikan panutan atau contoh yang baik bagi masyarakatnya. Pertunjukan yang disajikan baik oleh media cetak maupun televisi hampir seluruhnya mempertontonkan adanya perhelatan yang tidak memberikan contoh atapun tauladan yang baik masyarakat sebagai bangsa yang beradab. Salah satu usaha untuk mengatasi masalah yang petik ini, Lynn Barendsen and Howard Gardner memberikan solusi antara lain diperlukan adanya perkuatan nilai etik, yaitu mengembalikan nilainilai luhur yang pernah dipunyai oleh bangsa ini. Kalau di Indonesia perlunya ditanamkan kembali nilai-nilai luhur
_ 23 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
_ 24 _ _ _
Pancasila dan penghormatan kepada para leluhur dan nenek moyang. Posisi pemimpin yang sentral masih dirasa perlu dalam mengatasi permasalahan yang pelik, sehingga ada satu panutan yang bisa dijadikan pedoman dalam berbangsa dan bernegara, jadi pemimpin yang sentral masih tetap penting. Perpaduan atau kombinasi tujuan dan target yang benar sangat diperlukan oleh pemimpin yang mampun menyatukan perbedaan dan memperluas jangkauan (networking) diantara para pemimpin lainnya untuk mencapai tujuan yang tepat dan startegis. Perilaku yang ditunjukan bukan hanya melalui pidato yang enak di dengar tetapi diperlukan adanya tingkah laku dan perbuatan yang bisa dijadikan contoh dan teladan setiap gerak-geriknya. Menciptakan suasana sejuk dan mampu membagi kewenangan sesuai dengan kemampuan dan keahliannya masing-masing. Seperti yang diuraikan oleh Stephen R Covey, bahwa pemimpin yang baik adalah pemimpin yang siap menghadapi berbagai perubahan yang terjadi dan mampu mengambil keputusan yang berdasar pada perbedaan. Disamping itu ia harus siap memimpin untuk melanjutkan pembangunan dan tidak menghabiskan waktunya untuk melempar tuduhan atas kesalahan masa lalu dan yang paling penting adalah siap untuk mengakui kesulitan dalam mengambil keputusan yang mungkin tidak populer. Program masa lalu biarpun dianggap kurang menonjol dianggap sebagai langkah awal untuk melanjutkan program yang lebih baik ke depan. Program dan kegiatannya memberikan bukti nyata dan hasilnya dapat dirasakan oleh banyak orang dan rakyat ikut berpartisipasi dalam program pembangunan yang dijalakannya. ___
___
Dr. Mulyono D Prawiro
Pertumbuhan Lansia Sangat Cepat
D
alam rangka memperingati Hari Lanjut usia Nasional, panitia pusat menyelenggarakan rangkaian kegiatan yang luar biasa, ada dalam bentuk seminar, diskusi dan masih banyak lagi kegiatan yang dilakukan. Kegiatan tersebut bukan saja diikuti oleh para lansia, tetapi kaum remajapun tidak ketinggalan turut meramaikan suasana peringatan Hari Lansia tahun ini. Keberhasilan program pembangunan nasional terutama dalam bidang kesehatan, pendidikan dan keluarga berencana, berpengaruh signifikan terhadap pertambahan jumlah penduduk lansia, terutama penduduk lansia yang potensial yang masih mampu melakukan aktivitas atau kegiatan yang dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi sesama dan masyarakat secara luas. Penduduk lansia potensial ini biasanya berpendidikan tinggi dan memiliki keahlian di bidang tertentu, dan terus mengabdikan diri dan menyumbangkan kemampuannya untuk kemajuan masyarakat.
_ 25 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
_ 26 _ _ _
Bila kita memperhatikan perkembangan jumlah penduduk lansia Indonesia, mereka yang berumur diatas 65 tahun, saat ini jumlahnya telah mencapai sekitar 12 juta atau lebih, naik 4 kali lipat dibandingkan dengan keadaan tahun 1970-an yang hanya berkisar pada angka 3 jutaan. Kalau mereka yang dianggap lansia itu berumur di atas 60 tahun, maka jumlah lansia Indonesia telah mencapai 20 juta atau lebih, suatu perkembangan kependudukan yang luar biasa besarnya. Dengan jumlah lansia yang meledak tersebut, banyak yang tidak menyadari, bahwa para lansia itu masih sehat dan sangat aktif dalam berbagai kegiatan untuk menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk nusa dan bangsanya. Dengan banyaknya para lansia di Indonesia, tentunya banyak juga masalah yang dihadapi oleh bangsa ini, antara lain kurangnya kesadaran terhadap adanya ledakan lansia yang luar biasa ini, komitmen pemerintah terhadap lansia ini dirasa sangat rendah, sehingga perhatian pemerintah masih belum sepenuhnya. Bagi lansia sendiri, sebagian tidak cukup mempersiapkan diri dengan baik, dan tidak sedikit yang kurang memahami bahwa suatu saat nanti mereka akan menjadi lansia. Dalam rangkaian kegiatan yang diselenggarakan panitia pusat dan BKKBN, salah satunya menghadirkan Prof. Dr. Haryono Suyono, sebagai tokoh nasional lansia yang sangat berpengaruh di negeri ini, untuk memberikan pencerahan dalam rangka proses pemberdayaan masyarakat melalui Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) terutama para lanjut usia pada pertemuan Bina Keluarga Lansia di Jakarta. Menurut Prof. Haryono, di Indonesia ini terdapat 3 (tiga) kelompok atau golongan besar lansia. Pertama, kelompok lansia yang masih sehat, cerdas, mampu dan siap membangun dirinya, keluarga dan bangsanya. Kelompok ini biasanya lansia potensial yang masih mampu melakukan aktivitas pekerjaan atau kegiatan
Dr. Mulyono D Prawiro
yang dapat menghasilkan sesuatu manfaat bagi sesama dan masyarakat secara luas. Penduduk lansia potensial ini biasanya pendidikan tinggi dan memiliki keahlian dan tidak putusputusnya untuk tetap mengabdikan diri dan mengamalkan kemampuannya tersebut. Mereka-mereka ini sebagian besar adalah para pensiunan pejabat negara, dan memiliki jaringan yang luas, dan masih aktif dalam organisasi-organisasi sosial kemasyarakat, dan biasanya mereka ini ikut mendirikan dan bahkan membina organisasi-organisasi tersebut, sehingga keberadaannya masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk tetap memberikan sumbangan dan pemikiranya untuk perbaikan bangsa ini ke depan. Kelompok ini bila diberi kesempatan dan dihargai keberadaanya, maka mereka akan memberikan sumbangan yang luar biasa kepada masyarakat dan lingkungannya. Kedua, kelompok lansia yang kurang cerdas dan kurang mampu dan belum siap membangun. Tidak sedikit dari mereka yang telah berhenti dari karir resminya yang formal, kemudian tidak lagi melakukan aktivitas pembangunan kemasyarakatan karena merasa kurang mampu atau kurang sesuai dengan keahliannya. Biasanya kelompok ini masih memerlukan adanya dorongan dan motivasi dari pihak lain, dan baru bertindak bila ada yang menggerakan, kelompok ini tidak cukup mampu untuk membentuk kelompok mandiri, sehingga diperlukan adanya proses pelatihan yang lebih intensif, sehingga dapat mengembangan karier keduanya dengan baik. Bisa saja mereka ini diikut-sertakan dalam suatu kegiatan silver college atau perkumpulan pelatihan untuk keterampilan yang nantinya bisa dijadikan lapangan kerja baru dan ilmunya dapat ditularkan pula kepada anak cucu atau masyarakat sekitar. Ketiga, kelompok lansia yang kurang sehat dan sering sakit-sakitan dan biasanya kelompok ini tidak berdaya dan memang perlu mendapat perhatian khusus, sehingga mereka
_ 27 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
ini memiliki ketergantungan yang sangat tinggi, baik oleh keluarga, lingkungan maupun masyarakat sekitarnya. Lansia kelompok ini sangat tepat bila mendapat kesempatan untuk menerima bantuan langsung tunai dari pemerintah. Mereka ini memang kelompok lansia yang tidak mampu dan sulit untuk diberdayakan, karena secara fisik mereka relatif lemah dan tidak memiliki ketrampilan yang bisa diandalkan.
_ 28 _ _ _
Bagi mereka yang saat ini masih relatif muda dan mempunyai kemampuan dan tenaga yang kuat dan pikiran yang segar dan cerdas, akan lebih baik bila mereka ini menghormati dan menghargai yang tua dan terus memohon petunjuk dan doa restu, maka yang muda ini akan menjalankan pembangunan dengan mendapat dorongan dan motivasi yang luar biasa sehingga menghasilkan pembangunan yang berkelanjutan. Tidak ada salahnya, generasi muda yang tetap hormat dan menjujung tinggi leluhur, demikian juga para sesepuh dapat memberikan doa, semangat dan dorongan kepada yang muda untuk terus melanjutkan perjuangan yang belum selesai. Dengan demikian akan tercipta suatu keadaan yang harmonis “yang muda menghormati yang tua dan yang tua memberikan restu dan dorongan kepada yang muda, maka pada akhirnya akan tercipta suatu kedamaian, ketentraman dan kesejahteraan”. Indonesia akan dianggap negara yang bermartabat, maju dan akan dihargai oleh bangsa-bangsa lain di dunia, semoga. ___
___
Dr. Mulyono D Prawiro
Perayaan Kembali Semarak
D
alam memperingati hari yang sangat bersejarah bagi republik ini, berbagai kegiatan untuk menyambut hari kemenangan ini diperingat di hampir seluruh pelosok tanah air. Peringatan bukan hanya dirayakan pada upacara kenegaraan di depan Istana Merdeka saja, tetapi di berbagai penjuru nusantara upacara peringatan 17 Agustus itu digelar. Tidak terkecuali bagi pelajar dan mahasiswa, mereka mengadakan upacara di sekolah atau di kampusnya masing-masing. Peringatan HUT Kemerdekaan RI tahun ini, mempunyai makna tersendiri dan terlihat di berbagai media, baik media cetak maupun televisi perayaannya semakin marak bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Masyarakat menyambutnya dengan sangat antusias, walaupun beberapa hari sebelumnya bangsa Indonesia dikejutkan dengan adanya Bom yang meledak di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton dan beberapa ancaman Bom lainnya. Masyarakat seakan tidak
_ 29 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
peduli dengan adanya kejadian tersebut dan dianggap sebagai angin lalu dan tidak perlu ditakuti.
_ 30 _ _ _
Upacara kenegaraan di depan Istana Merdeka dihadiri oleh pejabat tinggi negara dan beberapa tokoh nasional dan berlangsung sangat himat, tidak ketinggal di timur kota Jakarta, tepatnnya di Perumahan Bumi Bekasi Baru warga mengadakan acara yang tidak kalah hikmatnya, mereka mengadakan Tahsyakuran guna mengenang dan mendoakan para pahlawan yang telah gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan. Hadir hampir seluruh warga di wilayah tersebut. Acara itu berlangsung sehari sebelum acara perayaan HUT Kemerdekaan dilaksanakan. Dalam sambutannya Ketua RW Drs. H. Jojo Zaenudin, MM yang dibacakan oleh Sekretaris RW Drs. Zainuddin menyerukan dan mengajak seluruh warga yang ada di wilayahnya untuk terus bekerja keras, berdisiplin dan meningkatkan etos kerja. Hal ini dianggap penting dan sejalan dengan cita-cita yang diinginkan oleh pendiri negara, Bung Karno dan Bung Hatta. Kita tidak boleh bermalasmalasan dan berdiam diri, melihat musuh yang masih ada di depan kita, musuh kita bukan lagi musuh secara fisik, tetapi musuh kita adalah keterbelakangan, kebodohan, ketidakadilan dan kemiskinan. Musuh ini harus kita hadapi bersama, dengan cara meningkatkan keterampilan, pendidikan dan kemampuan kita untuk menghadapi arus globalisasi yang maha dahsyat yang sedang melanda dunia termasuk Indonesia. Seluruh warga diajak waspada dalam menghadapi aksi teroris yang bisa saja menelusup di wilayah kita, untuk itu dihimbau kepada seluruh warga, agar segera melapor apabila melihat orang baru yang dianggap perlu diwaspadai. Kita diharapkan tetap terus mempertahankan jati diri bangsa dan menghargai satu sama lain dan tetap menjaga kekompakan diantara warga masyarakat.
Dr. Mulyono D Prawiro
Bila kita menengok ke belakang, belasan tahun yang lalu, ketika bangsa ini masih dipimpin oleh Bapak HM Soeharto, setiap menyambut perayaan HUT Kemerdekaan RI semacam ini, kita menyaksikan adanya berbagai pernak-pernik di sepanjang jalan dan di depan rumah warga. berbagai perlombaan pun diadakan, mulai lomba kebersihan, olah raga, kesenian dan lain-lain di tingkat RT, RW, desa, bahkan kabupaten. Berbagai lomba tersebut diharapkan terjadi kompetitif antar wilayah, mereka berlomba-lomba membangun daerahnya dengan harapan mendapatkan penghargaan atas jerih-payahnya tersebut. Penghargaan itu merupakan kebanggaan tersendiri bagi warga yang mendapatkannya. Apa lagi bila desanya bisa dilombakan ke tingkat yang lebih tinggi, seperti tingkat kabupaten atau propinsi, dan gubernur sebagai kepala daerah memberikan penghargaan yang luar biasa, penghargaan bukan berupa materi, tetapi bisa dalam bentuk lain yang bisa memberikan dorongan dan motivasi kepada mereka yang belum mendapatkannya. Sifat kegotongroyangan dan kekompakan inilah yang ditanamkan kepada masyarakat dan dibangun oleh Pak Harto semasa beliau menjabat sebagai Presiden. Sebagai pribadi beliau tidak pernah menonjolkan diri, walaupun sudah berbuat banyak untuk negeri ini. Pernah suatu ketika, seorang yang paling dekat beliau menyarankan supaya apa yang pernah beliau lakukan itu dipublikasikan secara luas, namun apa yang dikatakan beliau dalam bahasa Jawa “ Yen gawe becik iku ora usah woro-woro, Gusti Allah sing pirso” ini mempunyai makna yang sangat dalam, menurut beliau, bila berbuat baik itu tidak perlu digembar-gemborkan kepada orang lain, cukup untuk diri sendiri dan Tuhan saja yang tahu, sepertinya ini merupakan pelajaran yang menarik, sehingga kita tidak perlu sombong bila pernah berjasa untuk bangsa maupun untuk sesama.
_ 31 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
_ 32 _ _ _
Sejak reformasi bergulir, hampir-hampir perayaan semacam ini dilupakan oleh sebagaian masyarakat, apa lagi mereka yang tidak terlalu peduli dengan perjuangan bangsa dimasa lalu. Mereka menganggap perayaan itu tidak terlalu penting, karena kurang bermanfaat. Namum kita patut bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, pemerintahan dibawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berusaha mengembalikan dalam bahasa keren merevitalisasi program-program kemasyarakat yang dianggap menguntungkan rakyat banyak di masa lalu. Dari gaungnya sudah mulai terasa semarak kembali, kita diingatkan kembali pada masa-masa pemerintahan Presiden Soeharto. Pada saat-saat seperti itu rakyat berbondongbondong dan bahu-membahu menunjukkan kebersamaannya dalam mengisi kemerdekaan, mereka melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat sendiri dengan cara gotongroyong. Kembalinya budaya kerjasama dan gotong-royong inilah yang mengingatkan kembali kepada jati diri bangsa, sebagai bangsa yang beradab dan Berke-Tuhanan. Kerja keras kita semua termasuk pemerintah dan masyarakat akan menghasilkan tingkat partisipasi yang sangat hebat, sehingga negara dan bangsa akan menjadikan bangsa yang kuat dan tangguh, serta berkesinambungan. Semoga…... ___
___
Dr. Mulyono D Prawiro
Perubahan itu Bisa Disengaja
T
idak sedikit orang menginginkan adanya perubahan dalam kehidupan, baik secara pribadi maupun secara bersama-sama, untuk suatu tujuan kehidupan yang lebih baik. Namun apakah perubahan tersebut bisa datang dengan sendirinya, atau pernah diramalkan oleh para ahli ilmu perubahan sosial dunia ? Mungkin sebagaian dari kita kurang menyadari, bahwa perubahan yang berlangsung akhir-akhir ini sungguh sangat cepat, dasyat dan spektakuler, mulai dari perubahan dan perkembangan dalam bidang politik, ekonomi dan perubahan sosial kemasyarakatan. Seperti yang terselip dalam kuliah khusus Program Doktor Ilmu Manajemen Pemerintahan Univesitas Satyagama, Jakarta tahun akademik 2008/2009 oleh Prof. Dr. Haryono Suyono, MA, PhD, bahwa perubahan sosial yang terjadi saat ini bukan sekedar perubahan sosial biasa, tetapi dikarenakan terjadinya defferentiation atau pengembangan yang dilakukan oleh banyak orang, sehingga terjadi semacam link dan ada
_ 33 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
hubungan yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Perubahan itu terjadi di masyarakat dan menimbulkan semacam adanya pembagian tugas yang saling berhubungan dan saling ketergantungan. Hal itu bisa diartikan bahwa telah terjadi suatu perubahan atau modernisasi. Perubahan ini bukan perubahan tehnis tetapi suatu perubahan yang sangat mendasar, luas dan menyangkut banyak orang, atau boleh dikatakan bahwa keperluan pribadi menjarah kepada keperluan bersama. Teori ini pernah dikembangkan oleh Niel J. Smeser, seorang tokoh sosiologi ekonomi dunia.
_ 34 _ _ _
Tiap fungsi dalam modernisasi mempunyai strategi yang mampu mewujudkannya, yaitu struktur yang tidak berbenturan, artinya kalau itu terjadi dalam suatu organisasi maka sebaiknya disarankan untuk di merger, sehingga tidak menimbulkan keborosan, konflik dan perpecahan. Dalam perkembangan ekonomi, yang sangat sederhana sampai pada tingkat yang paling komplek dengan menggunakan ilmu dan teknologi, itu biasanya disebut dengan modernisasi, apakah itu dalam bidang pertanian maupun industri. Kalau perubahan itu dibarengi dengan adanya kekuatan ilmu dan teknologi, maka perubahan itu merupakan perubahan ke arah modernisasi. Menurut Alex Inkeles, bahwa dalam membangun manusia modern diperlukan adanya ciri-ciri antara lain, adanya keterbukaan, bebas dari pengaruh orang lain dan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Disamping itu ciri lain manusia modern adalah, manusia yang mampu menghidupi diri sendiri (mandiri), berpendidikan tinggi, mampu mengadakan kerja sama terutama dalam bidang industri dan memiliki sifat-sifat manusia perkotaan. Jenis diferensiasi banyak yang menyoroti kegiatan ekonomi, keluarga dan agak lebih luas lagi yaitu kegiatan yang
Dr. Mulyono D Prawiro
berorientasi pada sistem nilai. Disini dikembangkan social stratification atau sistem stratifikasi yang menyebabkan adanya spesialisasi-spesialisasi dari stratifikasi-stratifikasi yang ada. Biasanya suatu diferensiasi yang bersifat langgeng, apabila setiap fungsi yang berkembang tetap menjadi satu dan tetap berkembang menjadi link dari satu dengan yang lainnya. Proses struktural yang diikuti dengan structure defferentiation atau diferensiasi struktural yang diikuti dengan adanya action defferentiation, akan selalu muncul apa yang dinamakan struktur dan aksi manusia. Perubahan ke arah modernisasi tidak selamanya berjalan mulus, karena banyak kendala yang harus dihadapi, baik itu menyangkut perundang-undangan maupun pangaruh adat istiadat yang masih relatif kuat di masyarakat. Perubahan sosial itu intinya adalah harus ada struktur yang mengembangkan, harus ada lembaga, dan harus ada aksi dan sasaran yang dituju. Seperti halnya dengan pembentukan Posdaya, yang akhir-akhir ini sedang merebak di berbagai wilayah di tanah air, ini akan bisa terbentuk kalau ada lembaganya, ada manusianya dan ada aksinya. Kalau seseorang ingin membentuk Posdaya hanya dengan pidato saja, maka Posdaya itu tidak akan terwujud, oleh karena itu perlu adanya struktur lembaga yang jelas dan ada dalam masyarakat, ada yang menjadi sasaran dan ada manusia sebagai penggeraknya atau action. Inovasi dan teknologi itu merupakan trigger atau bahkan sesuatu yang ditawarkan untuk melakukan perubahan sosial. Di dalam sistem ekonomi biasanya ditambah dengan istilah enterpreneurship atau kewirausahaan. Inovasi bisa diartikan
_ 35 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
_ 36 _ _ _
sebagai stimulan atau perangsang atas perubahan sosial, karena ini dianggap sesuatu yang baru yang mampu merubah rutinitas menjadi sesuatu yang inovatif dan menarik. Kalau suatu perubahan yang hanya melakukan kegiatan yang rutin saja, itu bisa dianggap tidak mampu men-trigger atau melakukan semangat, bisa saja perubahan itu kadang-kadang tidak diinginkan. Inovasi itu bisa menjadi alasan yang orang lain tidak mampu melakukannya, sehingga menjadi sesuatu yang dianggap baru. Inovasi itu merupakan suatu penemuan baru yang mampu men-trigger dan diharapkan bisa menjadi semacam alasan untuk mengkoordinasikan yang sifatnya internal. Inovasi merupakan basis untuk berubah, bukan hanya sekedar berubah tetapi harus ada dasar untuk melakukan perubahan tersebut. ___
___
Dr. Mulyono D Prawiro
Paradigma Baru Pembangunan Sosial
P
embangunan sosial kemasyarakat selama ini dibangun dan dikembangkan oleh negaranegara berkembang, biasanya mengadopsi program pembangunan yang dilakukan oleh negara-negara maju, seperti Inggris, Amerika, Australia dan negara maju lainnya. Di negaranegara maju tersebut, kesejahteraan sosial sangat identik dengan jaminan sosial (social security), seperti public assistance dan social insurance, yang diselenggarakan negara terutama untuk masyarakat yang kurang beruntung atau miskin. Seperti yang dikatakan DuBois dan Miley 2005, bahwa fokus utama dari pelayanan sosial saat itu adalah memenuhi kebutuhan fisik minimal orang-orang miskin dan berusaha menyembuhkan penyakit-penyakit emosional dan personal dengan pendekatan keagamaan. Di Indonesia, kesejahteraan sosial sering dipandang sebagai tujuan atau kondisi kehidupan yang sejahtera, yakni terpenuhinya kebutuhan pokok manusia. Seperti yang tertuang dalam salah satu pasal dalam UUD 1945, yang berbunyi antara
_ 37 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
lain, anak terlantar dan fakir miskin dipelihara oleh negara. Dalam menterjemahkan pelayanan sosial, tidak sedikit program yang diarahkan kepada masyarakat miskin berupa charity, pemberian cuma-cuma dari pemerintah atau negara kepada rakyat yang tidak berdaya, fakir miskin, anak terlantar dan lainnya. Pemberian berupa charity inilah yang pada awal tahun 2000, menjadi perbincangan hangat di kalangan para ahli-ahli sosial dunia yang biasa berkumpul dalam suatu konferensi internasional tentang pembangunan kesejahteraan sosial atau International Conference on Social Welfare.
_ 38 _ _ _
Bila masalah sosial hanya bisa dipecahkan dengan program pelayanan sosial yang melembaga, berkelanjutan, dan mencakup semua warga, itu merupakan kesejahteraan sosial berporos pada paradigma institusional-universal. Pendekatan pekerjaan sosial menekankan pentingnya aspek pencegahan dan pengembangan kesempatan yang dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, untuk itu perlu adanya proses pemberdayaan sebagai investasi jangka panjang. Kalau pendekatan yang selama ini dilakukan adalah memberikan bantuan dalam bentuk mendirikan panti-panti sosial, maka paradigma baru yang dikembangkan adalah pendekatan sosial untuk semua penduduk dan semua lapisan masyarakat yang menjadi sasaran pendekatan sosial. Disini tidak boleh ada lagi anak yang tidak sekolah, anak-anak adalah yang menjadi salah satu sasaran utama pemberdayaan. Semua keluarga, bukan hanya yang miskin, tetapi yang kayapun harus mendapat perlindungan dan menjadi sasaran pemberdayaan. Keluarga yang kaya bisa saja diajak untuk peduli terhadap tetangganya, orang pinter juga demikian, diajak untuk membagikan ilmunya kepada sesamanya.
Dr. Mulyono D Prawiro
Menurut Prof. Dr. Haryono Suyono, pada Munas DNIKS dan Konferensi Nasional Kesejahteraan Sosial tahun 2009 di Bandung mengatakan, bahwa pembangunan kesejahteraan sosial di Indonesia, dengan adanya Undang-undang yang baru nomor 11 tahun 2009, pendekatannya bukan hanya pendekatan panti, tetapi pendekatan yang lebih luas lagi yaitu pendekatan melalui masyarakat. Undang-undang ini antara lain diperuntukkan untuk mendorong masyarakat untuk bekerja keras, dan memperkenalkan konsep baru yaitu workfare society bukan sekedar social society. Semua orang didorong untuk bekerja keras untuk mencapai kesejahteraannya. Konsep ini merupakan gerakan dunia yang baru, dari welfare society menjadi workfare society. Perkembangan dunia terus berubah, seperti halnya salah satu perguruan tinggi ternama di India, yang memiliki mahasiswa lebih dari 35 ribu, mereka menerapkan konsep yang sangat jitu tersebut. Kalau selama ini terkesan pembangunan sosial hanya menangani sisa-sisa pembangunan, yaitu menangani masyarakat yang tertinggal dalam pembangunan dan tidak mampu menyesuaikan diri dengan dinamika pembangunan, seperti anak-anak yang tidak bisa sekolah dan buta huruf, orang-orang miskin yang sakit, itu biasanya menjadi target pembangunan sosial selama ini. Dengan adanya program pemberdayaan yang telah tertuang dalam Undang-undang yang baru tersebut, mereka atau saudara-saudara kita yang tertinggal diberi kesempatan untuk melakukan berbagai aktivitas yang tentunya dibantu oleh masyarakat sekitar dengan cara gotongroyong, mereka didorong untuk bekerja keras dan meningkatkan kesejahteraan dirinya dan keluarganya. Tingkat kepedulian sesama anak bangsa harus dibangun dan ditumbuhkan, sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang peduli sesamanya. Yang kuat membantu yang lemah, yang kaya membantu yang miskin.
_ 39 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
Pada tahun 2000, secara internasional pun dunia ini masih dikejutkan dengan adanya tingkat kemiskinan yang masih begitu tinggi. Seperti hanya kemiskinan di Asia Timur mencapai 28 % dan di Afrika mencapai 35 %. Melihat kenyataan ini PBB pada tahun yang sama telah menciptakan apa yang dinamakan program MDGs (Millennium Development Goals), program tersebut merupakan pedoman pertama pembangunan sosial yang bersifat global. Sasaran atau targetnya adalah manusia dan keluarga. Keberhasilan pembangunan bukan lagi diukur dari frekwensi atau banyaknya kegiatan yang dilakukan, tetapi seberapa banyak manusia dan keluarga yang terlibat dan ikut berpartisipasi.
_ 40 _ _ _
Dalam bidang pendidikan, bukan diukur dari penuhnya anak di sekolah, atau indahnya gedung sekolah yang ada, tetapi seberapa banyak anak usia sekolah bisa menikmati sekolah, dan seberapa mudah anak-anak yang tinggal di sekitar sekolah mendapatkan akses ke sekolah tersebut, terutama anakanak dari kalangan keluarga miskin. Apakah anak-anak usia sekolah, semuanya bisa sekolah. Disini bisa diukur berapa besar partisipasi masyarakat dalam bidang pendidikan ini. Demikian juga dalam bidang kesehatan, bukan lagi diukur dari penuhnya Rumah Sakit, Klinik atau tempat-tempat pengobatan lainnya, tetapi apakah rakyat, baik yang miskin maupun yang kaya kalau sakit dengan mudah mendapatkan akses pelayanan kesehatan. Ukuran dari banyaknya kegiatan dirubah menjadi dampaknya pada masyarakat yang lebih luas. ___
___
Dr. Mulyono D Prawiro
Anda Bisa Jadi Hebat
K
alau kita baca dari berbagai buku, baik itu buku yang ditulis oleh para penulis luar negeri maupun penulis dalam negeri, tidak sedikit dari mereka bercerita tentang adanya seseorang yang dianggap hebat, baik orang yang diceritakan oleh sang penulis ataupun penulis sendiri yang secara tidak langsung merasa dirinya hebat. Memang menjadi seorang yang hebat itu tidak mudah, tetapi harus memerlukan cara-cara yang luar biasa dan menggunakan sumberdaya yang tak terbatas besarnya. Seperti yang selama ini kita dengar, banyak orang-orang hebat muncul dengan berbagai penemuan dan keahliannya yang mampu merubah dunia. Beberapa orang berpendapat, bahwa orang-orang hebat yang bisa membuat organisasi menjadi hebat, ini terbukti banyak hasil hebat di dunia ini yang memang dihasilkan oleh orang-orang hebat, jenius dan memiliki talenta tinggi. Seperti James Watt, seorang penemu mesin uap, dia mampu merubah wajah dunia dari era agraris menjadi era industri. Napoleon mempunyai kemampuan untuk menekuk Eropa dan mendirikan Imperium Perancis. Demikian juga Winston Churchill yang mampu membawa
_ 41 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
_ 42 _ _ _
Inggris melewati masa sulit melawan Blitzkrieg Jerman dalam perang dunia II, tidak kalah hebatnya, presiden pertama Indonesia Soekarno, yang kharismatik, jago berpidato dan mampu membawa bangsa ini menuju ke arah kemerdekaan. Dalam mengisi kemerdekaan RI, Soeharto juga dianggap sebagai tokoh nasional dan internasional yang hebat yang mampu memimpin bangsa ini lebih dari 32 tahun tanpa tergoyahkan. Mungkin dalam hati kita bertanya, apakah Tuhan Yang Maha Kuasa itu hanya memberikan kehebatan kepada mereka saja ? apakah manusia biasa seperti kita ini tidak bisa menjadi hebat ? Menurut Hillon I. Goa, semua orang bisa menjadi hebat, termasuk Anda yang membaca tulisan ini. Tuhan maha adil, Dia pasti memberikan peluang yang sama kepada orang-orang biasa seperti kita, untuk bisa menjadi hebat. Jadi persoalannya adalah terletak dari kita sendiri, apakah kita ingin memilih menjadi hebat atau hanya sekedar menjadi arrived syndrome. Ada sebagian orang berpendapat, bahwa menjadi BAIK itu memang baik dan perlu, tetapi menjadikan BAIK sebagai tujuan atau pencapaian akhir itu adalah sikap atau pandangan yang tidak selamanya benar, bahkan ada yang mengatakan suatu pandangan yang dangkal. Untuk terus bertahan, tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan, BAIK tidak dapat dijadikan sasaran atau tujuan akhir. Untuk itu kita perlu mematok visi HEBAT. Hebat dapat diartikan sebagai pemahaman yang luar biasa atau spektakuler, dalam pengertian lebih baik atau bahkan terbaik saat ini. Mungkin juga bisa dikatakan BAIK itu adalah musuh HEBAT. Jim Collins dalam bukunya berjudul Good To Great, mengatakan bahwa untuk menjadi hebat dan terus berlanjut, sebuah organisasi itu tidak perlu memiliki seorang pemimpin
Dr. Mulyono D Prawiro
yang hebat dengan ribuan asisten dan pembantunya, tetapi adanya sebuah tim yang solid dengan seorang pemimpin yang bijak. Pemimpin yang bijak adalah orang yang telah mengembangkan dan melatih dirinya, sehingga mampu memadukan antara keyakinan teguh yang dimiliki atau biasa disebut memiliki prinsip yang kuat dan tetap rendah hati. Jadi bila Anda orang biasa tetapi Anda memiliki dan bertekad untuk mempelajari dan mengembangkannya, maka Andapun bisa dikatakan seorang pemimpin yang hebat, disini tergantung kepada kita untuk menentukan pilihan yang telah disediakan oleh Tuhan YME. Kunci kehebatan sebuah organisasi adalah adanya tim yang solid, adanya kerjasama dalam suatu tim yang kompak atau Super Tim dan mampu membuahkan sinergi. Super tim ini berkeyakinan bahwa hasil akhir yang diperoleh akan jauh lebih baik dari pada sendiri-sendiri, sehingga mereka memiliki komitmen tinggi untuk menciptakan hasil akhir dan memotivasi diri untuk berkontribusi maksimal. Untuk menjadi Super Tim, setiap individu harus memiliki sikap mental yang memandang dunia ini akan memberikan kecukupan bahkan berkelimpahan. Sikap lapang hati akan membuat setiap individu tidak bersikap takut kehabisan bahan atau tidak kebagian, maupun aji mumpung untuk menang sendiri. Dalam menilai kekuatan sebuah tim, bukan lagi dilihat dari kemampuan anggota yang paling tinggi, tetapi pada kemampuan anggota yang paling rendah. Sedangkan pemimpin bersama (share leadership) sebenarnya merupakan konsekuensi logis dari iklim keterbukaan serta saling menghargai dan percaya satu sama lain (trust). Seperti halnya semut yang kecil, mereka dengan kerjasama yang rapi dalam organisasi dan didukung oleh semangat pantang menyerah, mereka mampu memotong-motong semua
_ 43 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
_ 44 _ _ _
bagian gajah yang tubuhnya besar dan tinggi dan membawa masuk ke liangnya melalui lubang yang sempit. Inilah hasil yang luar biasa hebat yang diciptakan dengan cara bersinergi. Kadang-kadang kita kurang menyadari, bahwa kerjasama akan memberikan hasil yang luar biasa dan spektakuler, apabila dilakukan dengan benar sehingga menghasilkan sinergi, dan juga tidak semua orang tahu serta terampil dalam bekerjasama dengan benar. Kuncinya adalah terletak pada penciptaan sinergi yang diperoleh dari kerjasama tersebut. Anda bisa menjadi hebat, apabila Anda bisa bekerja bersama dalam suatu tim yang solid (teamwork), bukan Superman yang ingin menunjukkan ketangguhannya dan berjuang sendirian, tetapi dalam bentuk Super tim, bekerja bersama sehingga mencapai tujuan bersama pula. Kehebatan saat ini hanya bisa terwujud melalui rahasia penciptaan mukjizat yang terkadung di dalam kekuatan kerjasama tim. Jadilah orang hebat berjuang bersama dalam suatu tim yang solid. Posdaya adalah salah satu wadah untuk berjuang bersama, membangun budaya gotong-royong untuk mencapai tujuan bersama, sehingga di dalam Posdaya Anda dapat menjadikan orang hebat bersama rakyat. ___
___
Dr. Mulyono D Prawiro
Menumbuhkan Kepercayaan Diri Dan Menghapus Malu
B
anyak diantara kita merasa kurang percaya diri bila berhadap dengan orang lain, apa lagi berhadapan dengan orang asing atau orang yang belum kita kenal, dan kadang-kadang kita merasa malu, takut dan perasaan minder bila berhadapan dengan mereka. Lalu bagaimana dan apa yang perlu dilakukan terhadap perasaan yang muncul seperti ini ? Apakah ada cara yang terbaik untuk menghilangkan rasa takut, malu dan meningkatkan rasa percaya diri ? Menurut David J Schwartz, dalam bukunya berjudul “ The Magic of Thinking Big” 1996, Ketakutan akan orang lain adalah ketakutan besar, akan tetapi ada cara untuk menaklukkannya. Seperti halnya banyak orang terutama yang baru menginjak dewasa, mereka merasa cemas, malu dan dirinya khawatir melihat orang lain terkesan lebih cerdik, fisik dan mentalnya lebih baik dibandingkan dengan mereka. Tidak sedikit yang
_ 45 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
merasakan, bahkan dia dilahirkan hanya untuk kegagalan. Salah satu cara untuk meningkatkan percaya diri, seperti yang diutarakan oleh David J Schwartz adalah bahwa pada dasarnya manusia itu lebih banyak persamaannya dari pada perbedaan. Antara lain banyak orang menyukai makanan yang enak, merindukan keluarga dan teman, ingin maju, suatu saat ingin rileks dan juga mempunyai masalah. Nah. kalau orang lain banyak yang seperti itu, kenapa kita harus takut ?
_ 46 _ _ _
Kalau orang lain itu kita anggap penting, maka dihadapan mereka kita juga harus penting. Jadi sewaktu kita berhadapan dengan orang lain, kita harus berpikir bahwa kita adalah dua orang penting yang duduk bersama dan membicarakan sesuatu demi kepentingan dan keuntungan bersama. Sikap menganggap diri sendiri itu penting, ini akan membantu membuat situasi seimbang, artinya dalam pikiran kita, orang lain tidak terlalu penting dibandingkan dengan diri kita. Orang lain mungkin tampak lebih besar, terkesan lebih penting, akan tetapi ia tetap manusia biasa yang pada dasarnya memiliki minat, keinginan dan masalah yang sama seperti kita. Jadi kita boleh berpikir bahwa kita tidak jauh berbeda dengan mereka, kita sama dengan mereka, dengan demikian perasaan malu, takut dan minder bisa dikurangi dan bahkan bisa dihilangkan. Seorang psikolog besar Dr. George W. Crane dalam bukunya yang sangat terkenal “Applied Psychology” (Chicago; Hopkins Syndicate, Inc.,1950), mengatakan bahwa gerakan (mention) adalah pendahulu emosi, kita tidak dapat mengendalikan yang belakangan secara langsung, tetapi hanya melalui pilihan gerak atau tindakan kita. Untuk membuktikan apa yang dikatakan Dr. George W. Crane bahwa gerakan dapat mengubah emosi, adalah bila orang malu-malu memperkenalkan diri, dapat
Dr. Mulyono D Prawiro
menggantikan sikap malu-malu tersebut dengan sikap percaya diri dengan melakukan tindakan-tindakan sederhana seperti, ulurkan dan raih tangan lawan bicara dan genggam dengan penuh kehangatan, lihat langsung arah orang yang bersangkutan dan kita bisa berkata, saya senang bertemu dengan Anda. Menurutnya tindakan-tindakan tersebut secara otomatis dan cepat dapat menghilangkan rasa malu yang ada pada kita. Bila kebetulan para pembaca tulisan ini adalah mahasiswa atau para peserta pertemuan, untuk meningkat rasa percaya diri, akan lebih baik bila Anda dalam mengikuti perkuliahan atau pertemuan lainnya Anda mencari tempat duduk di deretan paling depan. Sebagian dari kita masih suka bergerombol dan mencari tempat duduk paling belakang, agar tidak terlalu terlihat mencolok, karena mereka itu kurang percaya diri. Kelebihan duduk di deretan paling depan, selain dekat dengan pembicara, materi yang disampaikan akan lebih mudah diserap dibandingkan dengan duduk paling belakang yang kadang-kadang suaranya pun terdengar samar-samar dan tidak terlalu jelas. Keunggulan lain bila duduk di depan adalah, dapat membangun rasa percaya diri. Hal lain yang tidak kalah pentingnya untuk meningkatkan percaya diri adalah membiasakan mengadakan kontak mata dengan lawan bicara, ini sangat penting dan membuat mata Anda bekerja untuk Anda. Bila arah mata tepat ke arah mata lawan bicara, ini bukan hanya memberikan peningkatan kepada rasa percaya diri kita, tetapi juga membuat orang lain juga percaya kepada kita. Apabila kita berjalan dengan kecepatan rata-rata, maka kita juga melangkah dengan rata-rata pula, namun bila kita berjalan setengah berlari, katakanlah 25 persen lebih cepat dari rata-rata, kita bisa tunjukkan kepada dunia, kita seakan pergi ke suatu tempat yang penting dan ada pekerjaan harus segera
_ 47 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
_ 48 _ _ _
diselesaikan. Dengan bahu tegak, kepala diangkat, bergerak maju sedikit lebih cepat dari biasanya, maka rasa percaya diri kita akan semakin berkembang. Dalam hal berbicara, biasanya semakin banyak berbicara, orang semakin besar rasa percaya dirinya dan semakin mudah untuk berbicara terus terang pada kesempatan lainnya, berbicara terus terang itu merupakan vitamin untuk membangun kepercayaan. Setiap ada pertemuan, baik itu pertemuan di lingkungan Posdaya, maupun pertemuan lainnya di kampung atau di RT, akan lebih baik bila kita berani berbicara dengan suka rela di setiap kesempatan. Kalau perlu beri komentar, buat saran atau ajukan pertanyaan. Jangan menjadi orang terakhir yang berbicara, tetapi jadilah orang pemecah kekakuan dari orang yang telah memberi komentar. Dan yang paling penting adalah tersenyum lebar, dan sebagian orang pernah mendengar, bahwa senyuman akan memberi dorongan yang luar biasa, dengan senyuman orang bisa mampu meningkatkan kepercayaan diri, karena itu merupakan obat yang ampuh dan mujaraf untuk menyembuhkan penyakit kekurangan kepercayaan. Di dalam pertemuan Posdaya, kita bisa duduk di deretan paling depan, mata kita bisa mengadakan kontak langsung dengan ketua atau si pembicara, perjalanan menuju ke tempat pertemuan kita bisa menggunakan kecepatan lebih dari ratarata bila berjalan, kita mempunyai banyak kesempatan untuk berlatih berbicara di depan umum dan yang terpenting kita bisa tersenyum lebar bersama sesama anggota Posdaya lainnya. Dengan demikian kepercayaan diri kita akan meningkat dan rasa malu yang sering membelenggu, bisa dihapuskan. ___
___
Dr. Mulyono D Prawiro
Damandiri Berjuang dan Membangun Manusia Indonesia
P
emerintah dan seluruh rakyat Indonesia, sampai saat ini terus berupaya keras untuk meningkatkan kesejahteraannya. Banyak program-program yang dijalankan untuk mendukung proses pemberdayaan masyarakat dan pengentasan kemiskinan di Indonesia ini. Tidak sedikit sumbangan yang diberikan oleh Yayasan Damandiri untuk membantu pemerintah dan masyarakat untuk terus membangun manusia Indonesia menuju ke arah yang lebih sejahtera.
Almarhum Bapak HM Soeharto dan beberapa tokoh nasional, termasuk Prof. Dr. Haryono Suyono, Dr. Subiakto Tjakrawerdaja, Dr. Fuad Bawazier, Ibu Dra. Inten Suweno, almarhum Ir. Tungky Ariwibowo dan tokoh-tokoh nasional lainnya serta para pengusaha nasional yang peduli terhadap upaya pembangunan dan peningkatan sumber daya manusia Indonesia, 18 tahun yang lalu atas nama pribadi
_ 49 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
telah membentuk dan mendirikan sebuah Yayasan yang bernama Yayasan Damandiri. Maksud dan tujuan dibentuk yayasan tersebut adalah untuk membantu, mengiringi dan mendampingi program-program pemerintah dalam upaya pembangunan manusia Indonesia dan mengentasan rakyat dari belenggu kemiskinan. Secara keseluruhan, Yayasan Damandiri turut andil besar dalam proses pengentasan kemiskinan di negeri ini, hingga sebelum Bapak HM Soeharto menyatakan mengundurkan diri sebagai Presiden, angka kemiskinan di Indonesia mencapai sekitar 11 persen.
_ 50 _ _ _
Sejak didirikannya pada tanggal 15 Januari 1996 hingga tahun 1999, Yayasan Damandiri bekerja sama dengan BKKBN, Bank BNI dan PT Pos Indonesia telah membantu masyarakat yang jumlahnya tidak kurang dari 11,5 juta keluarga dengan memberikan sumbangan pancingan kepada masyarakat miskin atau keluarga kurang mampu berupa Tabungan TAKESRA (Tabungan Keluarga Sejahtera) dan memberikan bantuan kepada tidak kurang dari 10, 5 juta keluarga dalam bentuk Kredit KUKESRA (Kredit Usaha Keluarga Sejahtera) di seluruh Indonesia. Para penerima KUKESRA tersebut tergabung dalam 600.000 kelompok UPPKS (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera) dan sebagian besar dari mereka telah berhasil dalam usahanya. Dalam upaya mempercepat proses pemberdayaan masyarakat, dan ikut serta dalam program Millennium Development Goals (MDG’S), Yayasan Damandiri telah bekerja sama dengan hampir 200 pemerintah kabupaten/ kota dan 60 perguruan tinggi di Indonesia untuk bersamasama berupaya meningkatkan Human Development Index (HDI) yang rankingnya masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara Asian lainnya. Upaya besar ini perlu
Dr. Mulyono D Prawiro
menjaring berbagai pihak antara lain pihak perbankan. Untuk itu Yayasan Damandiri telah pula bermitra dengan lebih dari 13 Bank Pembangunan Daerah, Bank Bukopin, Bank BPR, Bank Pasar dan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Selama kurun waktu 4 tahun terakhir ini, Yayasan Damandiri bersama para mitranya terus mendorong, membangun dan mengembangkan Pos-pos Pemberdayaan Keluarga (POSDAYA). Posdaya merupakan solusi untuk mengembalikan dan menghidupkan budaya gotong-royong yang akhir-akhir ini agak mulai berkurang. Disamping itu Posdaya merupakan forum untuk menggerakkan program Millennium Development Goals (MDG’s) pada tingkat akar rumput dan juga merupakan sarana penggerak pembangunan ekonomi di pedesaan. Dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila yang mandiri dan demokratis, Posdaya merupakan wadah dan sekaligus tempat untuk mewujudkan cita-cita bangsa untuk menuju ke suatu kondisi yang aman dan damai, serta hidup saling tolong-menolong. Berkat kerja sama dengan berbagai pihak tersebut, sampai akhir tahun 2009, Yayasan Damandiri telah berhasil membentuk, mendorong dan mengembangkan tidak kurang dari 5.000 Posdaya di seluruh Indonesia. Suatu hasil yang sangat membanggakan kita semua, bahwa Yayasan Damandiri bekerja bersama dan seiring dengan program-program pemerintah dalam upaya besar pengentasan kemiskinan melalui program Posdaya. Untuk tahun 2010 ini, Yayasan Damandiri akan terus aktif bersama pemerintah, khususnya pemerintah daerah untuk memperluas jangkauan sampai ke tingkat RT, RW dan pedesaan. Untuk mendorong para mahasiswa khususnya bagi mereka yang mengambil program Magister maupun Doktor dan
_ 51 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
menulis tesis/disertasi yang berkaitan dengan masalah upaya peningkatan sumber daya manusia, pengentasan kemiskinan, peningkatan usaha kecil dan menengah, Yayasan Damandiri bekerja sama dengan berbagai universitas, khususnya Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) telah menyediakan bantuan biaya penulisan tesis/disertasi yang jumlahnya pada tahun ini akan ditingkatkan, baik kuantitas maupun jumlah penerima bantuan.
_ 52 _ _ _
Sampai saat ini Posdaya telah menggema di daerah-daerah, dan tidak sedikit para pimpinan daerah, baik Bupati/Walikota sangat antusias dan tertarik dengan program-program Posdaya yang telah secara nyata berhasil membangun sumber daya manusia dan ikut serta dalam meningkatkan program MDG’s yang kegiatan dan hasilnya dapat diukur secara internasional. Mudah-mudahan keberhasilan Posdaya dalam membantu meningkatkan pembangunan manusia (HDI) bisa dijadikan ukuran keberhasilan para pemimpin, khususnya para Bupati/Walikota di seluruh Indonesia. Yayasan Damandiri yang pada bulan Januari 2010 telah genap berusia 14 tahun, akan terus berjuang, memberikan advokasi, pemberdayaan dan inisiasi, dan terus mendorong membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat di tanah air tercinta ini. Selamat berulang tahun Yayasan Damandiri, semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu membimbing dan memberikan petunjuk-Nya, dan selalu berjuang untuk kesejahteraan bangsa. ___
___
Dr. Mulyono D Prawiro
Apa Rugi Negara Memberi Tempat Tinggal Keluarga Pahlawan
A
khir-akhir ini kita dihebohkan oleh pemberitaan media massa yang menampilkan tayangan yang sangat mengharukan, terutama bagi kita yang peduli terhadap keberadaan para lansia khususnya lansia perempuan. Disaat bangsa ini sedang giat-giatnya membangun sumber daya manusia yang unggul dan meningkatkan Human Development Index (HDI) di Indonesia, tiba-tiba dikejutkan oleh keberadaan 2 orang nenek tua berusia hampir 80 tahun, Soetarti dan Rusmini yang harus berurusan dengan penegak hukum di meja hijau karena dianggap telah melanggar hukum atas tindakan/tuduhan menempati rumah orang lain. Menurut berita, kedua lansia yang telah menempati rumahnya selama lebih dari 25 tahun itu, tiba-tiba harus berurusan dengan hukum karena dianggap menempati rumah yang bukan miliknya, sehingga mereka harus diusir dari rumahnya
_ 53 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
_ 54 _ _ _
sendiri. Mereka adalah isteri pejuang yang suaminya semasa masih hidup telah berjuang keras untuk kepentingan bangsa dan negara yang dicintainya. Bahkan negara sendiri sempat memberikan penghargaan pahlawan, sehingga pada saat suaminya meninggal dunia, jasadnya dikebumikan di tempat terhormat, Taman Makan Pahlawan Kalibata Jakarta. Karena suaminya adalah anggota TNI, yang pada waktu bertugas telah melaksanakan tugas dengan baik dan telah mendapatkan penghargaan dari negara karena jasa-jasanya yang luar biasa kepada bangsa dan negara. Sejak ditinggal suaminya, janda tua ini tetap menempati rumah yang selama ini mereka tempati untuk melanjutkan hidup bersama anakanaknya. Mereka ingin hidup bahagia dimasa tuanya. Nenek tua ini telah membantu meningkatkan HDI, karena usia harapan hidupnya telah melebihi nilai rata-rata nasional. Diluar dugaan, ternyata penghargaan yang diperoleh suami dulu, saat ini berbalik menjadi kesengsaraan bagi diri dan keluarganya. Biasanya isteri selalu ikut kemanapun suami berada dan selalu mendampingi, namun dengan berjalannya waktu setelah suami meninggal, ibu yang sudah sangat sepuh itu harus berjuang untuk melanjutkan hidupnya. Namun tibatiba nasib berkata lain, mereka dipaksa meninggalkan rumah yang sudah lama ditempatinya. Sungguh menyedihkan dan mengharukan kita semua, bagaimana keadilan ini ditegakkan dan dimana keadilan ini sebenarnya. Masih punya hati nuranikah para penguasa dan para penegak hukum kita saat ini. Sepertinya hukum di negeri ini sudah tidak lagi mempertimbangkan perikemanusiaan, tidak lagi mempertimbangkan jasa-jasa orang yang telah memberikan sumbangan pikiran dan dharma baktinya kepada bangsa dan negara ini. Apakah bangsa ini akan rugi, bila tetap memberikan
Dr. Mulyono D Prawiro
tempat yang layak kepada para isteri yang suaminya telah berjasa ? setidak-tidaknya memberikan kesempatan untuk tetap tinggal sampai yang bersangkutan dipanggil oleh Tuhan Yang Maha Kuasa ? Inilah yang mungkin perlu direnungkan oleh siapapun yang memiliki kepentingan. Hukum memang perlu ditegakkan, namun alangkah bijaknya bila dalam menetapkan status hukum itu perlu mempertimbangkan juga unsur-unsur kemanusiaan didalamnya dan mampu memilah-milah sesuai dengan hati nurani. Bila bangsa ini tetap komit terhadap peningkatan HDI yang antara lain memperpanjang usia harapan hidup, maka akan lebih baik bila para lansia ini diberikan penghormatan, diberi kesempatan untuk tetap berkarya dan berpartisipasi dalam pembangunan dan dapat berumur panjang, serta diupayakan agar tetap dalam kondisi sehat dan sejahtera, sehingga keberadaannya tetap mendapat tempat yang terhormat sebagai sesepuh yang selayaknya dihormati. Mereka ini bisa memberikan pengalamannya dan doanya bagi anak cucu dalam melanjutkan perjuangan bangsa ini kearah yang lebih sejahtera. Mungkin bisa dibayangkan, apa yang terjadi bila dalam usia yang sudah hampir 80 tahun seseorang mendapat tekanan yang luar biasa berat, dan disisi lain sudah tidak lagi mempunyai kemampuan untuk bertahan atau berontak. Sisa hidupnya yang sedianya dipergunakan untuk saling berkomunikasi dengan keluarga, berbagi kebahagiaan dengan anak maupun cucunya, tiba-tiba harus dipenjarakan dengan alasan melanggar hukum karena menempati rumah orang lain, sedangkan yang bersangkutan telah menempati rumah itu bersama almarhum suaminya sejak masih muda.
_ 55 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
_ 56 _ _ _
Bila para pemimpin bangsa ini masih dianggap peduli terhadap para seniornya, terutama para pahlawan bangsa, maka akan lebih terhormat bila mereka itu merelakan rumah dinas atau rumah milik negara itu ditempati oleh janda pahlawan tersebut, dan kepada prajurit yang masih aktif bisa diupayakan ke tempat yang lain, tanpa menggangu keberadaan rumah yang telah ditempati seniornya. Bukan langkah hukum yang dijadikan dasar, tetapi lebih kepada perikemanusiaan. Mudah-mudahan para pengambil keputusan memahami dan bisa mengambil langkah yang lebih bijak dan lebih terhormat. Dengan demikian bangsa ini akan terus maju dan para sesepuh tetap sehat dan berumur panjang sehingga nilai HDI Indonesia akan terus meningkat. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan petunjuk bagi para pengambil kebijakan dan kita semua dapat hidup rukun dan damai. ___
___
Dr. Mulyono D Prawiro
Teringat Pak Harto Saat Stabilitas Nasional Terganggu
S
etelah bangsa ini mengalami keterpurukan dan terus berusaha membangun kembali kepercayaan masyarakat, tiba-tiba dikejutkan adanya gejolak yang menimbulkan pertengkaran antara aparat pemerintah, dalam hal ini Satpol PP dengan warga masyarakat di kawasan Tanjung Priok Jakarta Utara. Kejadian itu sangat disesalkan oleh berbagai kalangan, baik kalangan pemerintah sendiri maupun oleh lembaga serta mereka yang mendambakan kedamaian di negeri ini.
Peristiwa itu sungguh mengagetkan kita semua, mengapa peristiwa seperti itu bisa terjadi. Banyak pertanyaan timbul dan tidak sedikit yang menyalahkan pemerintah karena pemerintah dianggap gegabah dalam melakukan tindakan yang berakibat timbulnya kekacauan di masyarakat dan berimbas pada timbulnya banyak korban yang berjatuhan, bahkan ada korban yang meninggal dunia akibat teristiwa
_ 57 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
tersebut. Dengan kejadian tersebut yang akhirnya menimbulkan banyak korban, ada pula yang menyatakan pendapatnya, bahwa pemerintah kurang melakukan sosialisasi dan advokasi kepada masyarakat yang akhirnya berdampak langsung dengan kebijakan yang diambilnya. Kiranya perlu disadari oleh mereka yang saat ini sedang berkuasa, bahwa komunikasi, informasi dan edukasi serta advokasi adalah sesuatu yang sangat penting dan harus terus dilakukan dan ditingkatkan. Para pencari berita sebaiknya dijadikan sabahat yang dekat dengan pejabat pemerintah, sehingga mereka dapat mengkomunikasikan kebijakan pemerintah tersebut agar dapat sampai ke masyarakat dengan lebih baik.
_ 58 _ _ _
Peran media tidak boleh dianggap enteng, karena mereka mempunyai pengaruh yang luar biasa besar kepada masyarakat, khususnya masyarakat yang tinggal di wilayah perkotaan. Untuk itu akan lebih baik bila kepada mereka ini diberi kesempatan untuk mencari informasi yang lebih jelas dan lengkap, sehingga apa yang disampaikan kepada masyarakat luas dapat diserap dengan baik dan berdampak positif pada ketentraman dan ketenangan masyarakat. Peran media massa sangat besar dalam hal ini. Bagi media massa sendiri, akan lebih elegan bila informasi diperoleh yang mungkin dapat menimbulkan kegelisahan di masyarakat agar lebih dimodifikasi dalam tata bahasa, sehingga masyarakat mendapat ketenangan dan bukan menimbulkan kebencian terhadap mereka yang disudutkan. Walaupun saat ini telah muncul era baru yang katanya demokrasi, yang berarti rakyat bebas melakukan apa saja, bebas mengemukakan pendapatnya, bebas berekspresi, ini bukan berarti bebas dalam hal menyudutkan dan mengkekang kebebasan orang lain, tetapi bebas yang bertanggung jawab. Karena saat ini pemerintah dianggap kurang dalam melakukan program
Dr. Mulyono D Prawiro
komunikasi, informasi dan edukasi serta advokasi kepada masyarakat, maka rakyat yang diwakili oleh anggota dewan perwakilan rakyat maupun LSM yang tidak sabar langsung berkomentar dengan suara lantang melalui berbagai media massa, sehingga suaranya langsung didengar oleh masyarakat di seluruh tanah air dan bahkan menyebar ke seluruh penjuru dunia. Komentarnya sebagian besar sengaja menyudutkan pemerintah dan aparatnya, sehingga seolaholah mereka menjadi pahlawan dan pembela rakyat, tanpa memberikan solusi dan jalan keluar terbaik yang dapat dilakukan bersama agar rakyat dapat lebih tenang, tetapi justru membuat resah masyarakat. Disini menimbulkan kesan bahwa bangsa ini yang dulu dikenal sebagai bangsa yang ramah, sopan-santun, menghargai sesama anak bangsa dengan adat ketimurannya yang sangat terkenal itu, ternyata telah berubah menjadi bangsa yang brutal dan tidak lagi peduli dengan nasib bangsanya sendiri. Sebagai anggota dewan yang mewakili rakyat, akan lebih elegan bila mereka ikut terjun bersama pemerintah untuk memberikan solusi terbaik bagi ketentraman dan kedamaian bangsa ini, bukan membuat suasana menjadi semakin panas sehingga berakibat buruk pada situasi keamanan di tanah air. Saat timbul kejadian-kejadian yang membuat stabilitas nasional terganggu, rakyat diadu domba, terjadi perkelahian antar pelajar dan mahasiswa, petugas dan warga masyarakat saling mempertahankan kewajiban dan tugasnya masing-masing, LSM mengkritik kebijakan pemerintah tanpa memberikan solusi, sebagian rakyat dan mahasiswa demo dimana-mana yang tidak terlalu jelas arah dan tujuannya, pihak pemerintah seakan tidak terlalu peduli dengan suara rakyat, dan para anggota dewan yang terhormat saling mempertontonkan kebolehannya dalam melakukan perdebatan publik dan memperuncing perbedaan, bahkan saling mencaci-maki di
_ 59 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
depan camera dan ditonton oleh seluruh warga masyarakat, sehingga masyarakat dibuatnya bingung, sehingga timbul pertanyaan, mau dibawa kemana bangsa ini, kalau para wakil rakyat dan pemimpinnya tidak ada kata sepatakat diantara mereka.
_ 60 _ _ _
Dalam keadaan chaos seperti itulah, kita diingatkan kembali pada jaman keemasan dan kejayaan Bangsa. Pada saat bangsa ini dipimpin oleh Bapak HM Soeharto, seorang Jenderal Besar Bintang Lima yang dengan tegas memprioritaskan pembangunan nasional pada sektor keamanan dan stabilitas nasional, disamping sektor-sektor lain yang dijadikan prioritas, seperti sektor ekonomi dan pertanian. Pada saat beliau memimpin bangsa ini, hampir tidak terdengar kejadian-kejadikan yang mengganggu stabilitas nasional. Masyarakat didorong untuk tetap bekerja untuk meningkatkan kesejahteraannya dan tetap hidup dalam suasana kekeluargaan dan saling tolong-menolong dan saling menghargai adanya perbedaan suku, agama, ras yang berbhineka tunggal ika. Prinsip bersatu dalam negara kesatuan Republik Indonesia, bukan prinsip kekuasaan, tetapi tetap memperjuangkan stabilitas nasional dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kalau ada yang berpendapat bahwa Pak Harto mempertahankan kekuasaan hanya untuk kepentingan pribadi, hal tersebut tidak selamanya benar, karena apa yang beliau lakukan dan perjuangkan sematamata hanya untuk kepentingan rakyat yang lebih besar, yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat, peningkatan ekonomi dan stabilitas nasional. Rakyat bersama pemerintah turut menjaga keamanan di lingkungannya dan terus menghidupkan semangat gotongroyong dalam membangun negara, sehingga terlihat
Dr. Mulyono D Prawiro
keadaan keamanan di tanah air begitu kondusif dan stabil, sehingga masyarakat dapat hidup dalam suasana tenang dan damai. Hubungan antara eksekutif dan legislative pun terlihat harmonis, mereka dapat menjalankan fungsinya masing-masing dengan baik, pemerintah dapat menjalankan kebijakan dalam membantu masyarakat dapat berjalan dengan lebih optimal dan masyarakat dapat menikmati hasilhasil pembangunan. Mudah-mudahan kita semua sadar, bahwa kita adalah bangsa yang besar, bangsa yang saling kasih-mengasihi dan bangsa yang peduli terhadap sasame anak bangsa. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan jalan terbaiknya bagi kita bangsa Indonesia. ___
___
_ 61 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
Menilai Keberhasilan Pemberantasan Korupsi
_ 62 _ _ _
P
erkembangan pemberantasan korupsi di Indonesia dinilai cukup berhasil oleh sebagian orang, dengan banyaknya penemuan kasus-kasus baru yang ditangani, baik kasus yang menyangkut pejabat pemerintah maupun pengusaha yang dianggap telah menyimpang dan merugikan keuangan negara. Oleh beberapa kalangan, Indonesia dianggap sebagai salah satu negara terkorup di dunia sehingga perlu adanya penanganan khusus masalah korupsi ini.
Lembaga penegak hukum seperti Kepolisian, Kejaksaan yang selama ini menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang di negeri ini oleh sebagian orang dianggap belum cukup kuat untuk menangani berbagai kasus korupsi di tanah air, sehingga dianggap perlu dibentuk suatu lembaga yang kuat serta mempunyai wewenang yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kedua lembaga yang selama ini ada. Rakyat mendesak pemerintah untuk memberantas korupsi
Dr. Mulyono D Prawiro
sampai ke akar-akarnya. Dengan persetujuan DPR akhirnya pemerintah beberapa tahun yang lalu mendirikan lembaga baru yang disebut Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK. Lembaga baru ini diharapkan mampu dan dapat menuntaskan segala permasalahan korupsi di Indonesia. Tidak sedikit masyarakat yang berharap banyak dengan adanya lembaga baru ini, hal ini terlihat pada awal berdirinya lembaga ini mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat, karena dianggap mampu mengungkat berbagai kasus penyimpangan yang terjadi. Media massa baik media elektronik maupun media cetak ikut berpartisipasi dalam mengungkap kasus-kasus yang mulai bermunculan, dan oleh sebagian orang dianggap sebagai suatu tontonan yang menarik. Rakyat dihadapkan pada suatu pertunjukkan yang mengetengahkan betapa banyaknya pejabat republik ini yang dianggap menyimpang dari aturan yang berlaku dalam melaksanakan tugasnya sebagai pejabat publik. Para mantan pejabat tinggi negara tidak sedikit yang terpaksa ikut dipertontonkan karena dianggap melanggar pada saat yang bersangkutan melaksanakan tugas. Bukan hanya terjadi di Ibu kota negara, tetapi hampir semarak di berbagai daerah di Indonesia. Para pejabat daerah pun harus siap-siap bila akan meletakkan jabatannya, karena mungkin akan djadikan tersangka setelah selesai masa tugasnya. Pada tingkat pusat, tidak sedikit pejabat negara yang bertugas di lembaga penegak hukum termasuk para pejabat di Kejaksaan dan di Kepolisian, diungkap dan bahkan terkesan dicari-cari kesalahannya dan kelemahannya sehingga terlihat banyak untuk dijadikan tersangka oleh lembaga KPK ini. Oleh sebagian orang dianggap lembaga ini merupakan lembaga super power dan tidak ada tandingannya, bahkan
_ 63 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
terkesan kekuasaannya melebihi dari kekuasaan presiden. Bagi para pejabat yang masih aktif sekalipun, jika ada indikasi menyimpang aturan, maka KPK akan segera turun tangan dan menghapirinya. Presiden sebagai Kepala Pemerintahan memberikan kebebasan kepada KPK untuk memeriksa para pembantunya apabila diindikasikan melanggar hukum terutama masalah korupsi. Tidak ada perlindungan dari Presiden maupun Menteri bagi pejabat publik yang diindikasikan bersalah, justru terkesan dibiarkan bertanggung-jawab sendiri, meskipun mereka menjalankan tugas atas nama pemerintah.
_ 64 _ _ _
Dari berbagai kasus yang melibatkan para petinggi Polri dan Kejaksaan, dan diungkap oleh KPK, maka tidak sedikit para petinggi tersebut merasa gerah karena institusinya diporakporandakan. Dengan berbagai alasan, mereka berusaha untuk mencari kelemahan lawan, dengan tujuan untuk memberikan pelajaran, bahwa sebenarnya lembaga yang dianggap mampu memberantas korupsi itu ternyata juga tidak bersih. Pertengkaran antar lembaga semakin meruncing dan perdebatan semakin menarik untuk ditonton. Tingkat kepercayaan publik kepada lembaga penegak hukum di negeri ini terlihat sudah mulai memudar, ini bisa dimaklumi, karena tidak sedikit pejabat tinggi negara termasuk Kepolisian, maupun Kejakasaan akhir-akhir ini sebagian terlibat dalam berbagai masalah yang dianggap melanggar hukum. Demikian juga pejabat KPK yang diharapkan mampu memberantas korupsi justru tersandung dalam kasus pelanggaran hukum, sehingga terkesan ada terjadi perang antara lembaga penegak hukum itu sendiri. Sungguh menarik bila hal ini dianggap suatu tontonan publik, namun dari segi lain kita bisa melihat betapa hancurnya bangsa ini. Hubungan
Dr. Mulyono D Prawiro
antar lembaga tidak lagi harmonis dan saling menyerang satu sama lain. Menurut Guru Besar Universitas Airlangga yang tidak disebut namanya, bahwa di Indonesia diprediksi akan terjadi apa yang disebut dengan delegitimasi pemerintahan, artinya rakyat tidak lagi percaya akan adanya pemerintahan, karena di Indonesia telah terjadi apa yang disebut dengan pembauran antara proses hukum dan politik yang tumpang tindih satu sama lain, sehingga memunculkan adanya konflik yang berkepanjangan. Delegitimasi adalah istilah politis saat keabsahan dalam kehormatan posisi penguasa atau yang sedang memerintah digerogoti legitimasinya. Keadaan seperti ini terjadi di Indonesia, dan bahkan terjadi di negara lain khususnya negara berkembang. Muncul keinginan bagi berbagai kalangan, bahwa para penegak hukum sebaiknya diisi oleh orang-orang yang bersih dan bebas dari tekanan politik. Yang menjadi pertanyaan adalah, apa masih ada orang-orang seperti itu di negeri ini ? Bekerja untuk berusaha memberantas korupsi, sedangkan yang diberantas adalah orang-orang dekatnya sendiri. Sungguh ironis rasanya. Tanpa disadari, sepertinya kita dihadapkan pada suatu skenario besar yang mungkin akan berusaha memecah belah bangsa ini. Hal ini mulai terlihat, pemerintah dan para petinggi negeri ini sedikit demi sedikit digerogoti kewibawaannya. Pimpinan lembaga pemerintah terutama lembaga penegak hukum diadu satu sama lain, ini sangat berbahaya apabila tidak diantisipasi dengan baik, karena akan mengganggu kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Siapa lagi yang bisa dipercaya dan bisa dijadikan panutan oleh bangsa ini, kalau para pemimpinnya sendiri dianggap tidak kredibel. Kalau situasi ini terus berlanjut, sepertinya kita ingin kembali
_ 65 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
ke masa lalu, ketika negeri ini dipimpin oleh seorang Jenderal Besar HM. Soeharto, yang memiliki sifat kepemimpinan yang kuat dan mampu menjadikan bangsa ini, bangsa yang saling menghormati satu sama lain dan tidak terdengar adanya pembauran antara hukum dan politik, sehingga kedua bidang ini bisa berjalan sesuai dengan tugasnya masingmasing. Pemimpin semacam ini bisa dijadikan panutan bagi setiap warga negara, para pemimpin saling bekerja bersama membangun negeri tanpa ada rasa curiga satu sama lain. Situasi politik terkesan mudah dikendalikan, rasa curiga hampir tidak terlihat mencolok di publik.
_ 66 _ _ _
Bila masalah hukum sudah mulai berbaur dengan masalah politik, maka keadaan akan semakin tidak terkendali, karena hukum dan politik memiliki cara pandang yang berbeda. Bila dalam melakukan tugas hanya berpedoman pada aturan yang berlaku, maka tidak akan muncul inovasi-inovasi maupun kreatifitas-kreatifitas yang baru, negara ini akan terjerumus pada tugas-tugas rutin yang akan menghambat kemajuan bangsa. Pejabat sulit untuk melangkah, karena sudah mulai dihantui rasa takut bila telah habis masa tugasnya. Mudahmudahan bangsa ini akan semakin maju dan inovatif, serta menilai keberhasilan pemberantasan korupsi bukan diukur dari banyaknya kasus yang ditangani, tetapi lebih dari pada itu adanya penurunan jumlah maupun prosentasenya kasus dari tahun ke tahun. ___
___
Dr. Mulyono D Prawiro
Dari Hong Kong Posdaya Mendunia
K
onferensi akbar yang berlangsung di Hong Kong dihadiri tidak kurang dari 3000 peserta yang datang dari berbagai belahan dunia ikut menyemarakan suasana konferensi. Stadion Hong Kong Convention and Exhibition Centre yang besar dan luas tersebut saat itu dipadati oleh peserta yang dengan antusias mengikuti “ 2010 Joint World Conference on Sosial Work and Social Development” the Agenda. Ketua Umum Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS) dan juga Ketua Yayasan Damandiri, Prof. Dr. Haryono Suyono, bersama rombongan antara lain Direktur Yayasan Damandiri, M. Soedarmadi, Sekjen DNIKS, Dr. Rohadi Haryanto, MSc, Ketua BK3S Jawa Timur, Dr. Tjuk Kasturi Sukiadi, dan Deputi Direktur Umum Yayasan Damandiri, Dr. Mulyono Dani Prawiro ikut hadir pada acara tersebut. Prof. Haryono selain mendapatkan undangan khusus dari panitia penyelenggara konferensi dunia, juga mendapat
_ 67 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
_ 68 _ _ _
kehormatan untuk menyampaikan paparan tentang pelaksanaan pembangunan sosial di Indonesia yang dikaitkan dengan pembangunan Millennium Development Goals (MDGs). Konferensi dunia tersebut dibuka secara resmi oleh Ms. Christine MS Fang, President Organizing Committee/Chief Executive, the Hong Kong Council of Social Service. Acara berlangsung dengan sangat meriah dan mendapat sambutan positif dari seluruh peserta yang hadir. Para pembicara adalah orang-orang ahli dalam bidang pembangunan sosial dan pembangunan kesejahteraan dunia yang datang dari belahan dunia, mulai dari para guru besar dari berbagai perguruan tinggi ternama dunia terutama datang dari Amerika Serikat, Eropa, Jepang dan negara maju serta negara-negara berkembang lain. Para guru besar tersebut biasanya ahli dalam bidang pembangunan sosial dan kemasyarakatan. Para pakar pembangunan kesejahteraan sosial, para pimpinan lembaga non pemerintah (NGO) yang menangani masalah sosial, para ahli demografi dunia dan para pakar human right turut menyemarkan konferensi dunia tersebut. Pada pertemuan Joint World Conference on Social Work and Social Development 2010 yang berlangsung di Hong Kong Convention and Exhibition Centre, Hong Kong, Ketua Umum DNIKS, Prof. Dr. Haryono Suyono, yang mewakili Indonesia mendapat kesempatan untuk berpidato dihadapan 3000 peserta konperensi yang datang dari 113 negara. Haryono memperkenalkan Posdaya sebagai forum silaturahmi berhimpunnya keluarga dalam masyakarat untuk membangun secara gotong-royong membantu pemerintah menyelesaikan target-target Millennium Development Goals (MDGs) secara mandiri. Pidato ini mendapat respon yang sangat positif dari para peserta konperensi, khususnya peserta yang datang
Dr. Mulyono D Prawiro
dari negara-negara berkembang. Indonesia diharapkan akan mencapai target MDGs bila Posdaya telah dibentuk dan dikembangkan di berbagai wilayah di tanah air yang jumlahnya akan mencapai 700.000 – 750.000. Posdaya bisa dijadikan contoh bagi negara lain untuk membangun sumber daya manusia dan meningkatkan Indek Pembangunan Manusia. Para peserta konferensi diberi kesempatan dan diajak dalam proses perumusan agenda dunia melalui pembahasan isu-isu sosial global yang penting serta memperbincangkan masalahmasalah aktual dunia dengan saling berbagi pengetahuan, ketrampilan, pengalaman dan strategi, sehingga dapat saling memperkaya wawasan dan menambah pengetahuan demi peningkatan mutu pelayanan dan advokasi pembangunan sosial dan pekerjaan-pekerjaan sosial kemasyarakatan untuk diperkenalkan di negaranya masing-masing. Prof. Haryono Suyono dianggap orang yang sangat berpengaruh di jajaran organisasi dunia, mendapat kesempatan 2 kali untuk menyampaikan pandangannya dalam menyoroti masalah sosial kemasyarakatan di Indonesia yang dikaitkan dengan pencapaian target pembangunan millennium (MDGs) yang pelaksanaannya melibatkan berbagai unsur dalam masyarakat luas dan berbagai komponen terkait lainnya di Indonesia. Dalam paparannya, Prof. Haryono menyuarakan Posdaya sebagai salah satu alternatif untuk menyelesaikan masalahmasalah yang berkaitan dengan peningkatan Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan pencapaian target MDGs. Posdaya merupakan forum silaturahmi keluarga dan masyarakat dalam mendorong bangkitnya partisipasi dan kebersamaan masyarakat. Lebih lanjut diuraiankan tentang pembentukan dan pengisian kegiatan Pos-pos
_ 69 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
_ 70 _ _ _
Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) sebagai jaringan keluarga di pedesaan, dan juga dapat dijadikan semacam forum silaturahmi masyarakat luas untuk menggalang gerakan gotong royong untuk menyelesaikan target-target MDGs, sekaligus menaikkan Indek Pembangunan Manusia (IPM) serta memperkuat fungsi-fungsi keluarga dalam membangun keluarga bahagia dan sejahtera. Sukses pembangunan sosial di Indonesia sebenarnya pernah dilaksanakan melalui program KB nasional yang beberapa tahun yang lalu terbukti sukses yang luar biasa dan mendapat pengakuan dunia. Keberhasilan yang diraih itu sangat tergantung pada komitmen yang kuat dari pimpinan politik, para eksekutif maupun legislatif, di tingkat pusat sampai ke tingkat akar rumput. Komitmen itu diterjemahkan menjadi gerakan operasional yang didukung partisipasi rakyat yang kuat dan stake holders serta organisasi terkait lainnya. Perluasan pendekatan sosial dari pendekatan kelembagaan seperti panti-panti sosial kepada pendekatan baru yang lebih manusiawi yaitu pendekatan kemasyarakatan yang menjadikan keluarga dan penduduk sebagai titik sentral pemberdayaan. Penyelesaian masalah MDGs tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah, tetapi harus melibatkan semua lapisan masyarakat, yang dimulai dari penyelesaian masalah pendidikan, kesehatan, kegiatan wirausahaan dan membuat lingkungan yang kondusif. Lingkungan kondusif ini bukan berarti keharusan penanaman pohon-pohon yang hijau untuk menghijaukan daerah dimaksud, tetapi lingkungan yang aman, damai dan sejahtera serta masyarakatnya hidup saling gotong-royong dalam membangun kepedulian sesama anak bangsa. Posdaya sebagai bagian dari upaya pencapaian MDGs, diperkenalkan kepada dunia dimulai dari Hong Kong, serta terdengar nyaring di tidak kurang dari 113 negara peserta
Dr. Mulyono D Prawiro
konferensi dunia tersebut. Posdaya digelar dan mendapatkan sambutan yang sangat baik dari para peserta konferensi dan banyak diantara mereka yang memberikan apresiasi terhadap pembangunan di Indonesia dan upaya-upaya yang dilakukan dalam menyelesaikan target-target MDGs. Indonesia dianggap sebagai negara berkembang yang memiliki berbagai inovasi dan terobosan terbaru dan dapat dicontoh oleh negara-negara berkembang lainnya. Penyajian pengalaman Indonesia melaksanakan berbagai upaya pemberdayaan keluarga dalam rangka pengentasan kemiskinan dan pencapaian sasaran dan target-target MDGs melalui Pos Pemberdayaan Keluarga dinilai menarik karena dianggap suatu gebrakan baru dalam membawakan praktek pembangunan sosial berbasis penduduk dan berorientasi masyarakat. Praktek pembangunan sosial ini merupakan perluasan dari pelayanan sosial berbasis panti-panti yang selama ini banyak dianut oleh beberapa negara maju dan diadosi oleh negara berkembang, yang dewasa ini mulai terlihat kewalahan karena ternyata masalah sosial kemasyarakatan yang bertambah kompleks dan sangat meluas. Dalam konferensi dunia tercetus adanya suatu angan-angan yang sangat menarik dalam bentuk impian dari para pekerja sosial di seluruh dunia, harapan yang sangat menggugah hati kita semua terutama bagi kita yang selalu peduli terhadap sesama, bukan hanya sesama anak bangsa tetapi lebih dari itu peduli sesama umat manusia di dunia. Mimpi mereka antara lain adalah : pertama, setiap manusia di muka bumi ini seluruhnya mempunyai tempat tinggal yang layak, bisa berteduh dan terhindar dari panas terik matahari dan hujan; kedua, untuk kelangsungan hidup diperlukan adanya air yang cukup; ketiga, setiap manusia bisa mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang wajar; keempat, semua orang bisa
_ 71 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
_ 72 _ _ _
tersenyum bahagia. Dimulai dari Hong Kong keempat mimpi itulah para pekerja sosial dunia muncul dan berharap mimpimimpi itu bisa menjadi kenyataan, dengan demikian dunia akan terasa lebih indah, dunia akan damai dan kemiskinan di bumi akan bisa dihapuskan. Mimpi-mimpi tersebut akan bisa terwujud apabila para pengambil kebijakan ikut ambil bagian dan mampu menangkapnya serta mau mengoperasionalkan di tingkat lapangan. Bukan hanya berhenti pada konferensi maupun pada seminar-seminar tetapi ada upaya yang sungguh-sungguh dari semua pihak untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang sangat mulia tersebut. Disamping mimpi, tersirat juga akan adanya suatu yang membawa manusia dalam kehidupan yang tergambar dan terlihat jelas, bahwa kehidupan itu diawali dengan lahir, menangis, belajar, patah hati, bekerja, kawin, memenuhi kebutuhan hidup, punya anak, membesarkan anak, akan pacaran, anak kawin, kadang terkena tekanan darah tinggi, mempunyai banyak sahabat, lalu... ! What’s next ? ___
___
Dr. Mulyono D Prawiro
Mengapa 29 Juni ditetapkan sebagai Hari Keluarga Nasional
P
uncak peringatan Hari Keluarga Nasional (HARGANAS) tahun 2010 ini dipusatkan di kota Palu, Sulawesi Tengah. Peringatan tahun ini agak berbeda dibandingkan dengan tahuntahun sebelumnya, karena pelaksanaan peringatan tersebut diadakan bukan tepat pada tanggal 29 Juni, melainkan pada tanggal 20 Juli 2010.
Menurut informasi pelaksanaan dan penetapan tanggal tersebut didasarkan pada kesepakatan dan kesediaan waktu Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono. Panitia pusat dan daerah telah mempersiapkan jauh-jauh hari, sehingga kehadiran Presiden dalam upacara HARGANAS sangat diharapkan baik oleh panitia maupun masyarakat, khususnya masyarakat Sulawesi Tengah. Sebagian dari mereka merasa kecewa, Presiden yang diharapkan hadir untuk memberikan sambutan ternyata tidak muncul, namun beliau mewakilkan Wakil Presiden untuk
_ 73 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
menghadiri acara puncak HARGANAS tersebut. Walaupun bukan Presiden tetapi segala persiapan telah dilakukan seolaholah Presiden yang akan hadir, mulai dari pemasangan baleho, spanduk dan poster-poster, serta keamanan dipersiapkan dengan sangat matang. Beberapa pejabat negara hadir, termasuk para Menteri KIB II, Gubernur, Bupati/Walikota terutama yang mendapat penghargaan dari pemerintah atas jasa-jasanya dalam membangun dan mengelola program KB dengan sangat berhasil.
_ 74 _ _ _
Wakil Presiden RI, Prof. Dr. Boediono dalam sambutannya mengatakan, bahwa beberapa waktu yang lalu, Indonesia merupakan negara yang dianggap sangat berhasil dalam melaksanakan program Keluarga Berencana, bahkan menurut beliau, banyak negara-negara lain datang dan belajar di Indonesia, belajar pada rakyat di pedesaan, bagaimana rakyat melaksanakan program di lapangan, sehingga bisa berjalan dengan baik dan berhasil. Pada masa reformasi, pemerintah nampaknya kurang memberikan perhatian yang serius kepada keluarga-keluarga, khususnya keluarga pasangan usia muda, sehingga diperkirakan terjadinya pertambahan penduduk yang sangat mengkawatirkan. Wapres mengajak seluruh pejabat pemerintah dan rakyat Indonesia untuk bersama-sama membangkitkan kembali semangat gotong-royong dan mengembalikan kesuksesan seperti masa lalu, pengendalian jumlah penduduk bisa dilakukan dengan sangat baik. Pada masa lalu, pemerintah dan masyarakat luas mampu menekan pertumbuhan penduduk dengan begitu gemilang. Ini terbukti, bahwa menurut para ahli kependudukan pada tahun 1970-an, mereka memprediksi bahwa penduduk Indonesia pada tahun 2000, bila Keluarga Berencana gagal dalam melaksanakan programnya, maka
Dr. Mulyono D Prawiro
Indonesia akan mempunyai jumlah penduduk berkisar 280 juta jiwa. Masih menurut para ahli kependudukan, apabila KB berhasil dilaksanakan di Indonesia, maka diprediksi Indonesia akan memiliki jumlah penduduk berkisar 220 juta pada tahun 2000. Namun kita semua patut berbangga, berkat kerja keras dari seluruh rakyat dan pemerintah, utamanya dalam bidang pendidikan, kesehatan dan Keluarga Berencana, serta program-program pembangunan lainnya, maka dapat dilihat bahwa hasil sensus penduduk pada tahun 2000 lalu, penduduk Indonesia hanya berjumlah 203,5 juta jiwa. Artinya program KB pada waktu itu boleh dibilang sukses luar biasa, dan bisa menekan laju pertumbuhan penduduk, sehingga sekitar 70 juta calon bayi tidak jadi dilahirkan. Maka tidak heran banyak pejabat dan para senior dari berbagai negara datang dan belajar kepada Indonesia. Hingga saat ini, walau belum begitu resmi keluar angka pasti jumlah penduduk Indonesia dari hasil sensus tahun ini, banyak pihak yang memprediksi bahwa jumlah penduduk akan melebihi angka antara 4 – 5 juta dari perkiraan. Ini membuat kita semua kawatir, bahwa pertumbuhan penduduk lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya. Dalam menentukan Hari Keluarga Nasional, banyak diantara kita belum mengetahui mengapa jatuh pada tanggal 29 Juni. Setelah dikeluarkannya Undang-undang Nomor 10 tahun 1992, tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, Kepala BKKBN pada waktu itu, Dr. Haryono Suyono menghadap Presiden RI, Bapak HM Soeharto di Bina Graha dan menyampaikan gagasan agar keluarga-keluarga Indonesia mempunyai hari tersendiri. Alasannya antara lain; Pertama : mewarisi
_ 75 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
semangat kepahlawanan dan perjuangan bangsa; Kedua, tetap menghargai dan perlunya keluarga bagi kesejahteraan bangsa, Ketiga, membangun keluarga menjadi keluarga yang mampu bekerja keras dan mampu berbenah diri menuju keluarga yang sejahtera.
_ 76 _ _ _
Dalam merancang hari keluarga nasional, Kepala BKKBN mengusulkan kepada Presiden, untuk mendorong masyarakat agar lebih bersemangat dalam membangun keluarganya, maka diperlukan adanya hari khusus bagi keluarga-keluarga Indonesia. Presiden memberikan kesempatan kepada Kepala BKKBN untuk mencari tanggal yang paling tepat dan dikaitkan dengan hari yang memiliki nilai historis tinggi. Dalam diskusi antara Presiden dan Kepala BKKBN, akhirnya disepakati tanggal 29 Juni sebagai Hari Keluarga Nasional. Untuk itu Presiden Soeharto dalam kesempatan upacara Gerakan Keluarga Berancana Nasional di Sidoarjo, Jawa Timur, mengumumkan kepada seluruh rakyat Indonesia dan mencanangkan tanggal 29 Juni sebagai Hari Keluarga Nasional (HARGANAS). Dari nilai historis diketengahkan bahwa pada tanggal 22 Juni 1949, di Yogyakarta karena Belanda menyerah, maka disepakati gencatan senjata antara Pemerintah RI yang dipimpin dan dikomandani oleh Kol. Soeharto dengan tentara Belanda. Hal itu berarti kembalinya Yogyakarta ke dalam Negara Kesatuan RI. Enam hari kemudian yaitu tanggal 2429 Juni 1949, proses penarikan tentara penjajah dari bumi Yogyakarta berlangsung. Pada 29 Juni 1949 tersebut seluruh kota kosong dari tentara Belanda. Saat itulah tentara RI yang semula bergerilya siap masuk kota Yogyakarta dan para pejuang kembali kepada keluarganya masing-masing.
Dr. Mulyono D Prawiro
Mereka yang selama berjuang dan bergerilya berada di gunung-gunung pada tanggal itu kembali ke keluarga mereka masing-masing, sehingga momen itu dijadikan momen penting kembalinya para pejuang kepada keluarga. Pada tahun 1957 dibentuk Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), perkumpulan ini dibentuk untuk fokus pada penurunan angka kematian ibu hamil dan melahirkan, yang pada waktu itu telah mencapai tingkat 800 per 100.000. Kematian yang begitu tinggi tersebut disebabkan antara lain, terbatasnya dokter dan tenaga medis, minimnya peralatan kesehatan, pertolongan dilakukan melalui dukun, banyaknya penduduk yang kawin dan melahirkan pada usia muda, sehingga pertumbuhan penduduk sulit dikendalikan dan angka kematian ibu hamil dan melahirkan sangat tinggi. Mudah-mudahan momentun Harganas 17 tahun ini dapat dijadikan momentum penting bagi keluarga-keluarga Indonesia khususnya dalam membangun sumber daya manusia yang handal dan mampu memberdayakan diri dan lingkungannya. ___
___
_ 77 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
Dampak Modernisasi Dunia
_ 78 _ _ _
T
idak sedikit orang mengatakan bahwa saat ini kita hidup di jaman yang serba ada dan boleh dibilang kita telah memasuki dunia baru yang serba modern. Pengaruh modernisasi dan globalisasi ini sungguh luar biasa, sehingga dapat menimbulkan perubahan yang berarti bagi kehidupan masyarakat, dan ini benar-benar sesuatu yang menarik untuk dicermati. Akibat adanya globalisasi yang semakin marak akhir-akhir ini, membuat tantangan masa depan menjadi lebih menarik. Kalau dulu kita sudah bangga dengan apa yang kita miliki, tetapi saat ini telah berubah dan keinginan pun mulai berkembang. Dalam bidang usaha terjadi persaingan yang semakin ketat dan tanpa batas, pengusaha kecil bersaing dengan pengusaha besar yang produknya berasal dari luar negeri. Kualitas produk mereka relatif tinggi, sedang produk pengusaha kecil lokal dengan kualitas yang terbatas belum sanggup bersaing dengan mereka, disini menimbulkan berbagai problem di masyakarat, sehingga tingkat partisipasi
Dr. Mulyono D Prawiro
masyarakat dalam bidang perdagangan semakin lemah dan konflik dengan mudah bisa tercipta. Modernisasi ini bukan saja berdampak positif, tetapi di sisi lain justru menimbulkan masalah besar dan merugikan berbagai kalangan, khususnya masyarakat bawah. Disini terjadi suatu kegoncangan yang maha dahsyat bagi keluarga yang kurang beruntung. Mereka ini tidak bisa menikmati arus derasnya modernisasi itu sendiri, bahkan mereka hanya berperan sebagai penonton berbagai perubahan yang terjadi. Kondisi semacam ini bisa menimbulkan jurang pemisah yang begitu dalam. Mungkin tidak terpikirkan oleh kita, mereka ini tidak bisa mengenyam pendidikan yang layak, karena mereka miskin dan biaya pendidikan dianggap mahal, bahkan untuk berpikir memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja pun masih belum menentu. Keadaan semacam ini bisa terjadi, dikarenakan tingkat kemampuan dan pendidikan mereka rendah. Disinilah peran pemerintah dan lembaga sosial masyarakat sangat diperlukan, bagaimana mendorong dan memberdayakan mereka agar mereka mampu meningkatkan kemampuan untuk berusaha dan dapat memenuhi kebutuhan secara wajar, tentunya perlu ditopang dengan berbagai program pelatihan, pendidikan dan kewirausahaan dan lain-lain. Bagaimanapun kita harus akui, mereka ini adalah bagian dari kita, anak bangsa yang perlu mendapatkan perhatian yang sewajarnya. Secara keseluruhan, apabila kita ingin menaikkan citra sebagai bangsa yang besar dengan nilai mutu manusia-nya yang tinggi, maka perhatian kita harus tertuju kepada mereka yang hidupnya kurang beruntung tersebut. Kita perlu menerung, seandainya kita berada di tengah-tengah mereka, apakah hati kita tidak tersentuh untuk membantu memberdayakan mereka ?
_ 79 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
Bagi masyarakat kelas menengah ke atas, modernisasi disambut dengan gegap gempita dan antusias tinggi, karena dengan adanya teknologi yang serba canggih, mereka ini dengan mudah dan cepat bisa mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan, termasuk mendapat akses ke seluruh penjuru dunia.
_ 80 _ _ _
Kalangan tertentu dengan mudah mendapatkan pendidikan, pengalaman dan dengan mudah pula bisa meningkatkan kemampuannya. Karena pendidikan mereka tinggi, tingkat intelektualnya juga tinggi, sehingga tidak jarang, mereka berani bersuara nyaring di depan pemimpinnya. Apa yang telah diputuskan oleh para pemimpinnya dengan mudah dapat dikritisi dan dianggap kurang cocok dengan situasi yang berkembang. Keberanian masyarakat untuk tampil dan menyampaikan pendapatnya sungguh dihargai dan mendapatkan tempat yang layak di era moderninasi seperti sekarang ini. Menurut Prof. Dr. Haryono Suyono, salah satu ciri kota metropolitan adalah adanya wanita-wanita karier yang berpendidikan tinggi dan berpengalaman luas. Oleh sebab itu tingkat kemandirian mereka sudah begitu tinggi, dan tingkat ketergantungan pada kaum pria mulai menurun, sehingga kondisi semacam ini menunjukkan adanya perubahan yang cukup menarik. Ini sudah terjadi, baik di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya, bahkan sudah menyebar ke kota-kota lain di Indonesia. Disamping itu, bila seseorang ingin berubah dan siap untuk berubah, sesuai dengan situasi dan kondisi yang terus berubah, maka orang yang bisa menyesuaikan itu bisa disebut sebagai pemimpin yang berorientasi ke depan (visionary leadership).
Dr. Mulyono D Prawiro
Ada kalanya bila kita mencermati situasi jalan raya di sekitar Jakarta, bahkan mungkin juga kota-kota besar lainnya pada pagi dan sore hari. Kita akan dipertontonkan betapa banyaknya kendaraan roda dua berlalu-lalang menuju ke arah kota. Dengan kecepatan yang tinggi para pengendara motor saling berebut jalan, dan tidak menghiraukan keselamatan diri dan orang lain di sekelilingnya. Ini sungguh berbahaya dan ini juga merupakan fenomena kota metropolitan yang sedang tumbuh dan berkembang. Keselamatan bukan lagi faktor utama dalam berkendara, tetapi perasaan ingin lebih dahulu menjadi prioritasnya, tanpa melihat lagi bahaya yang mungkin mengancamnya. Dengan munculnya kota-kota baru, berpengaruh terhadap struktur penduduk yang ada, yang dulunya adalah penduduk rural, dengan kecepatan yang begitu tinggi berubah menjadi penduduk urban. Pikiran dan penampilannya pun ikut berubah. Suami isteri tidak tinggal dalam satu rumah itu merupakan hal yang biasa terjadi di kota-kota besar, sedangkan di dalam satu organisasi terdapat orang asing atau orang luar negeri yang bekerja di dalamnya dan ikut menentukan arah organisasi, ini menjadi hal yang biasa, sehingga oleh sebagian orang, bila di suatu tempat kerja atau dalam suatu organisasi terdapat orang asing di dalamnya dan mempunyai pengaruh untuk turut menentukan arah kebijakan, maka manajemen yang dianut adalah manajemen pelangi (pelaku kebijakan bukan hanya berasal dari dalam organisasi itu sendiri). Diperkirakan saat ini di kota terdapat 70 % atau lebih wanita usia 20 – 30 tahun belum kawin, sedang di desa terjadi sebaliknya. Ini merupakan fenomena dunia, bukan hanya terjadi di Indonesia saja, tetapi hampir terjadi di seluruh penjuru dunia, khususnya di negara-negara berkembang.
_ 81 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
Jadi, bagi Anda para remaja pria yang belum berkeluarga, kesempatan untuk mendapatkan pendamping sungguh terbuka lebar. Penduduk muda atau produktif usia 15 – 64 tahun, saat ini telah berjumlah pada kisaran 160 juta jiwa, dan akan terus bertambah menjadi sekitar 188 juta jiwa pada tahun 2025 yang akan datang.
_ 82 _ _ _
Negara tetangga kita seperti Singapore, saat ini justru kekurangan penduduk, sehingga tidak sedikit penduduk Indonesia yang relatif kaya dengan mudah pindah kewarganegaraan menjadi warga negara Singapore. Akhirakhir ini pemerintah Singapore telah mengeluarkan himbauan kepada warganya agar mereka mau mempunyai anak, dan akan memberikan kompensasi berupa cuti besar kepada para suami yang isterinya akan mempunyai anak lagi. Apalagi kalau isterinya sedang hamil, mereka ini mendapatkan perhatian yang luar biasa dari pemerintahnya, oleh karena itu boleh dikatakan bahwa Singapore sekarang ini perlu penambahan penduduk dan kekurangan bayi. ___
___
Dr. Mulyono D Prawiro
Ledakan Penduduk Yang Mengerikan
B
elum lama ini pemerintah mengumumkan, bahwa jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 ini dari hasil perhitungan cepat yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat 237.6 juta jiwa. Jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari pada jumlah penduduk perempuan, ini menunjukkan fenomena yang menarik. Biasanya seperti tahun-tahun sebelumnya, keadaan jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Dari hasil yang diumumkan Presiden tersebut terlihat, bahwa dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini jumlah penduduk Indonesia bertambah hampir 35 juta jiwa, ratarata bertambah antara 3,5 juta pertahun atau hampir sama dengan jumlah penduduk negara tetangga kita Singapura. Suatu pertambahan yang cukup mengagetkan banyak pihak, karena jumlah tersebut melebihi jumlah yang diperkirakan yaitu berkisar 234 juta jiwa, ini berarti hasil perhitungan sementara lebih tinggi 3,7 juta dari yang diperkirakan sebelumnya. Karena ini merupakan angka sementara, ada
_ 83 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
yang memprediksi angka tersebut bisa lebih banyak, bahkan bisa mencapai angka 240 juta jiwa. Dengan jumlah penduduk yang begitu besar, dengan sumber daya manusia yang relatif rendah merupakan ancaman yang mengerikan bagi bangsa ini.
_ 84 _ _ _
Banyak pihak terutama para ahli kependudukan dan pemerhati masalah kependudukan, mereka melihat bahwa pada saat reformasi, perhatian pemerintah terhadap program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KB) mengalami kemunduran yang sangat berarti. Masalah ini dianggap bukan merupakan prioritas pembangunan yang perlu mendapat perhatian. Disini bisa dilihat bahwa pada masa Orbe Baru, masalah Kependudukan dan KB mendapatkan posisi yang sangat penting dalam pembangunan bangsa, sehingga tugas BKKBN sebagai lembaga pemerintah Non Departemen sungguh sangat strategis, utamanya dalam mengelola dan bertanggungjawab atas masalah kependudukan dan keluarga berencana di tanah air. Perhatian pucuk pimpinan negeri ini pada masa itu sungguh luar biasa, sehingga program KB mendapat sambutan yang gegap gempita dan mendapatkan prioritas yang sangat tinggi. Program KB antara lain mengutamakan pada investasi pada manusia Indonesia masa depan. BKKBN pada waktu itu merupakan lembaga bergengsi dan bukan hanya dipimpin oleh seorang kepala saja, tetapi juga dipimpin oleh seorang menteri Kependudukan dan berlanjut dipimpin oleh seorang Menko Kesra dan Taskin. Sejak era otomoni daerah bergulir, keberadaan Menteri Kependudukan pun dihapuskan dan masalah kependudukan tidak ditangani secara serius oleh pemerintah, terutama pemerintah daerah. Tidak jarang para pimpinan khususnya pimpinan daerah yang beranggapan bahwa masalah kependudukan dan KB hanya berkaitan dengan pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KPT) dan pencatatan perkawinan, sehingga banyak pemerintah
Dr. Mulyono D Prawiro
kabupaten dan kota di masa reformasi dan otonomi daerah, mereka menggabungkan program kependudukan dan KB dengan program catatan sipil di daerahnya. Pikiran semacam itu justru sangat berbahaya bagi kelanjutan program kependudukan dan KB nasional di masa yang akan datang. Keberhasilan program Kependudukan dan KB di masa lalu, bukan hanya mampu mengendalikan laju pertumbuhan penduduk saja, tetapi juga mampu membantu memberdayakan keluarga dan masyarakat, sehingga tingkat kemiskinan juga mengalami penurunan yang cukup signifikan. Peran dan fungsi BKKBN yang di masa lalu sungguh sangat luar biasa, karena lembaga ini mempunyai kepanjangan kaki sampai ke daerah-daerah, dan bahwa memiliki puluhan ribu petugas lapangan yang tersebar di berbagai daerah. Sejak reformasi lembaga ini hampir tidak terdengar lagi keberadaannya. Ada yang beranggapan, mungkin secara politis dianggap sesuatu yang perlu dihilangkan, karena lembaga ini merupakan lembaga unggulan pada masa Orde Baru yang keberhasilannya luar biasa dan mendapat penghargaan dunia internasional. Akhir-akhir sudah mulai terlihat gejala di masyarakat, khususnya pasangan muda yang ingin mempunyai anak banyak, bukan hanya 2 tetapi sudah mulai berpikir untuk memiliki anak 3, 4 atau bahkan lebih. Budaya dan rasa malu mempunyai anak lebih dari 2 sudah hampir hilang, intervensi pemerintah juga hampir tidak ada dan seolah-olah terkesan dibiarkan masyarakat menentukan jumlah anak yang diinginkan. Bila hal ini terus berlanjut, maka keadaan akan semakin mengkuatirkan, ledakan jumlah penduduk akan sulit dikendalikan dan beban negara akan bertambah berat. Memang mempunyai anak adalah hak setiap manusia, tetapi apabila mereka ini diarahkan, dibimbing dan diberikan informasi yang jelas, maka mereka akan memahami arti pentingnya KB bagi kehidupan keluarganya. Walaupun masa
_ 85 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
reformasi telah dilakukan revitaliasi program KB, dan BKKBN bertambah fungsi dan perannya sebagai lembaga yang kembali berperan aktif dalam bidang Kependudukan dan KB, namun masih terkesan belum maksimal, pelaksanaan di lapangan belum menunjukkan hasil yang menggembirakan.
_ 86 _ _ _
Pelaksanaan revitalisasi sebaiknya segera diikuti dengan komitmen yang tinggi dari berbagai pimpinan, khususnya pimpinan tingkat daerah, seperti Gubernur, Bupati/Walikota dan pimpinan-pimpinan daerah lainnya. Disamping adanya komitment, perlu kiranya pemerintah kembali memikirkan untuk membentuk lembaga setingkat menteri yang secara khusus dan berkelanjutan mengurusi masalah kependudukan ini. Kalau perlu menunjuk seorang menteri kependudukan seperti di era Orde Baru. Tidak perlu merasa malu untuk mencontoh hal-hal yang baik dan membuka kembali apa yang pernah dilakukan bangsa ini di masa lalu. Itu pun kalau pemerintah secara sungguh-sungguh ingin merevitaliasi program kependudukan dan keluarga berencana. BKKBN sebagai lembaga baru yang mendapat mandat menangani masalah kependudukan, sebaiknya kembali mempunyai kaki-kaki di tingkat kabupaten dan kecamatan, sehingga upaya memberikan informasi kepada masyarakat luas khusus yang berada di pedesaan dapat segera sampai dan laju pertumbuhan penduduk dapat ditekan, sehingga hal yang mengkuatirkan tentang pertambahan penduduk yang begitu cepat dapat diatasi. Disamping itu alangkah indahnya bila BKKBN ditugasi untuk ikut serta dalam program Millennium Development Goals (MDGs) dan kalau perlu ditunjuk sebagai leading sector dalam menyelesaikan targettarget MDGs tersebut. Sampai saat ini belum terlihat instansi atau lembaga pemerintah yang secara khusus menangani masalah ini. BKKBN mempunyai pengalaman untuk itu dan lembaga ini mampu menggerakkan partisipasi masyarakat,
Dr. Mulyono D Prawiro
karena keberhasilan program dapat diukur dari banyaknya partisipasi masyarakat. Dalam ikut membantu menyelesaikan target-target MDGs, Yayasan Damandiri bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi di Indonesia, pemerintah kabupaten dan kota, saat telah mengembangkan apa yang disebut dengan Pos Pemberdayaan Keluarga (POSDAYA) sebagai alternatif program pemberdayaan yang ada di tingkat lapangan, yang sampai saat ini telah berdiri dan berkembang di berbagai daerah yang jumlahnya hampir mencapai 10.000 Posdaya. Inisiatif program pemberdayaan yang muncul dari bawah ini, akan lebih baik bila pemerintah, khususnya pemerintah tingkat pusat merespon dan menjadikan program unggulan untuk menyelesaikan target-target MDGs yang selalu dikumandangkan oleh Presiden SBY di berbagai kesempatan. Ini dapat juga dijadikan program kependudukan yang baru, yang memprioritaskan manusia sebagai titik sentral pembangunan. Partisipasi semua pihak bukan hanya pemerintah saja, tetapi termasuk lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi, alim ulama, perusahaan-perusahaan harus diajak serta dalam pembangunan kependudukan dan KB seperti yang pernah dilakukan di masa lalu. Pemerintah tidak akan mungkin berhasil bila menangani masalah Kependudukan dan KB ini bila melakukannya sendiri, tetapi harus melibatkan semua komponen bangsa. Mudah-mudahan dengan adanya hasil Sensus penduduk tahun 2010 yang telah diumumkan tersebut, akan menjadi perhatian kita semua agar lebih waspada lagi. ___
___
_ 87 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
Tampil Penuh Percaya Diri
_ 88 _ _ _
K
ita sering mendengar kata-kata “tampil percaya diri”, sepertinya mudah diingat dan diucapkan, namun sebenarnya itu adalah sesuatu yang sulit untuk dilakukan. Barangkali bukan hanya sekali atau dua kali kita mendengar kata-kata itu, tetapi sebagian dari kita tidak terpikir untuk melakukannya. Ada satu kendala besar yang selalu menghalangi dan bahkan menghantui kita untuk tampil percaya diri. Kendala besar itu tidak lain adalah rasa malu. Ini yang selalu menghambat dan mengganggu kehidupan kita dan menyisakan hal-hal yang kurang baik bagi diri kita. Ini tidak bisa dipungkiri, rasa malu memang masih mendominasi sebagian besar dari kita untuk berani tampil ke depan dan mengutarakan pendapat serta pikiran-pikiran kita. Menurut pakar komunikasi dunia Napoleon Hill dalam bukunya berjudul “Success and Right Through Persuasion” mengatakan bahwa kendala utama dalam menguasai seni berbicara adalah rasa malu.
Dr. Mulyono D Prawiro
Untuk meningkatkan keterampilan komunikasi Anda, agar mampu memikirkan apa-apa yang hendak Anda katakan, dan mampu menyampaikannya dengan jernih semua yang ada dalam pikiran Anda kepada orang lain - sehingga orang yang Anda ajak bicara dapat mengerti dan mau melakukan keinginan Anda - langkah pertama menurut Hill adalah menghilangkan rasa malu. Karena rasa malu itu sebenarnya bersumber dari ketidakpedulian. Di sini saya ingin mengajak Anda untuk menyimak tiptip yang diutarakan oleh Janet E. Esposito, seorang pakar komunikasi dunia dalam buku barunya yang terbit tahun 2005 lalu berjudul “Confidence Person”. Ia berpendapat bahwa, langkah pertama untuk memecahkan pola perilaku malu adalah dengan mengubah cara berbicara kita sendiri. Dengan mengganti rasa malu dan sering berbicara sendiri yang mungkin tidak menguntungkan dengan pertanyaanpertanyaan yang bisa membangun rasa percaya diri, dan dengan memulainya hal itu, maka Anda akan bisa secara perlahan-lahan akan mengubah perasaan-perasaan Anda. Esposito menyarankan agar Anda sebaiknya menghentikan menggunaan kata-kata yang dapat menimbulkan pesimistis seperti : saya tidak pernah tahu apa yang akan saya katakan, saya tidak suka bertemu dengan orang yang belum saya kenal, saya tidak bisa melakukannya, saya bosan, dan katakata semacam itu, kepada diri Anda sendiri, dan memulailah dengan mengatakan, saya akan menunjukkan keinginan saya kepada orang lain, saya akan menjalin persabahatan dengan siapapun (tanpa pandang bulu), saya akan mencobanya dan ingin tahu apa yang akan terjadi, dan kata-kata yang bersifat optimistis serta dapat membangun rasa percaya diri.
_ 89 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
Setiap orang pasti mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing, namun dari pada Anda membuat sebuah daftar kelemahan-kelemahan Anda sendiri, akan lebih baik bila Anda membuat daftar kelebihan-kelebihan yang Anda miliki, dan mempergunakannya itu secara maksimal sehingga Anda menjadi seorang komunikator yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Kalau Anda seorang pemalu, biasanya Anda menghabiskan waktu Anda sendirian saja lebih banyak dari pada yang Anda inginkan. Untuk itu saya mengajak Anda untuk menghilangkan pola semacam itu dan terus berusaha melakukannya bersama teman dan siapa saja yang mungkin bisa Anda ajak berbicara.
_ 90 _ _ _
Mungkin sebagian dari pembaca mengenal dengan seseorang yang mendapat julukan “King of the Speakers”. Ia adalah seseorang yang sering muncul di televisi internasional dan mewawancarai para tokoh dan pemimpin dunia, Larry King. Menurutnya, berbicara hendaknya tidak menjadi tantangan atau kewajiban berat atau cara mengisi waktu kosong semata. Berbicara adalah penemuan terbesar manusia, dengan cara itu kita dapat saling mengenal dan berhubungan dan menjadi salah satu kenikmatan hidup yang diberikan oleh Tuhan Yang Maka Kuasa kepada kita sebagai mahluknya. Kita harus yakin bahwa percakapan adalah suatu kesempatan, bagaimanapun kemampuan Anda, yang perlu diingat bagi Anda sebagai pembicara adalah, jika Anda merasa tidak ahli berbicara, yakinlah bahwa Anda dapat dan mampu melakukannya. Lebih dari itu, jika Anda seorang komunikator ulung dan merasa pandai berbicara, Anda dapat melakukannya dengan lebih baik lagi. Untuk itu ia menyarankan agar Anda meneruskan berbicara dan jangan berhenti, karena dengan
Dr. Mulyono D Prawiro
berbicara, rasa malu yang ada pada diri Anda secara perlahan namun pasti akan menghilang dengan sendirinya. Mungkin Anda merasa ragu-ragu untuk memberitahukan kepada orang lain tentang kemampuan-kemampuan yang Anda miliki, bisa saja Anda merasa takut dianggap sebagai orang yang suka memamerkan kepandaian. Mungkin juga Anda merasa segan menunjukkan prestasi, karena Anda berpikir bahwa orang lain akan menganggap Anda adalah orang yang suka membanggakan diri sendiri. Sebenarnya jika Anda meniup terompet perlahan-lahan dan lembut, menurut King, yang akan terjadi adalah sebaliknya. Orang akan menghargai dan berusaha ingin mengetahui sesuatu yang menarik dan unik yang ada pada diri Anda. Dengan demikian, ini akan membantu mereka untuk memahami apa yang akan Anda katakan. Sebaiknya kita menghindari adanya pembicaraan yang terlalu banyak tentang masalah-masalah yang berbau misterius, ataupun terlalu banyak memberi saran yang tidak diinginkan oleh lawan bicara Anda, serta tidak terlalu membicarakan konsep-konsep yang sulit untuk dipahami. Menggunakan bahasa-bahasa dan jargon-jargon yang rumit atau membesarbesarkan kemampuan dan prestasi Anda, sedapat mungkin Anda hindari. Ketika Anda berbicara tentang keinginan-keinginan atau citacita yang hendak anda kejar, buanglah jauh-jauh rasa malu itu. Meskipun mungkin masih muncul pada kesempatan itu, tetapi dengan membiarkan orang lain mengetahui minatminat Anda, hal itu akan benar-benar dapat mendongkrak kepercayaan diri Anda. Saya yakin teman-teman baru atau sahabat-sahabat lama akan melihat Anda sebagai orang yang
_ 91 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
ramah dan suka berbagi kemampuan dan antusias kepada orang lain. Bagi seorang pemalu, tidak ada sesuatu pun yang lucu ketika merasa tidak nyaman dalam situasi-situasi sosial, tetapi dengan menggunakan rasa humor dan dengan sedikit lelucon ini bisa membantu Anda menjadi orang yang lebih ramah dan terkesan akrab dengan orang lain. Seperti membuat lelucon atau menceritakan cerita pendek yang tentunya menyenangkan, akan menambah meriahnya pembicaraan dan bisa mendorong orang lain berbicara dengan cerita-cerita lucu mereka sendiri.
_ 92 _ _ _
Dari hasil berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ahli komunikasi dunia, menunjukkan bahwa humor benar-benar dapat mengurangi kekakuan dalam situasi-situasi sosial maupun bisnis, karena tertawa membuat orang lebih merasa santai dan lebih reseptif, dan yang paling penting bisa juga sebagai obat orang awet muda. Untuk itu saya bisa sarankan kepada para pembaca, bila Anda ingin tetap kelihatan fresh dan awet muda, tertawa adalah salah satu cara terbaik yang bisa dilakukan, dengan tertawa pikiran menjadi lebih jernih dan bisa melupakan hal-hal yang memberatkan pikiran Anda. Dari berbagai tip yang ditawarkan, salah satu yang mujarab yang mungkin dapat mengubah pola perilaku malu Anda adalah dengan membangun rutinitas harian, yang mana dengan rutinitas itu Anda bisa berlatih bagaimana berbicara kepada diri sendiri (slelf-talk). Anda bisa mencari waktu dan tempat yang tenang selama beberapa hari, umpamanya, sambil bersantai dimana Anda bisa menggunakan sedikit waktu tenang sendirian tanpa didampingi oleh siapapun juga.
Dr. Mulyono D Prawiro
Itu merupakan waktu yang tepat dan sangat baik untuk Anda melakukan latihan berbicara dengan diri sendiri. Apa lagi waktunya untuk latihan dimaksud adalah pada malam hari menjelang tidur. Semakin banyak Anda berlatih self talk yang konstruktif, maka akan semakin cepat pula Anda mengubah pola perilaku malu yang ada pada diri Anda sendiri. Kalau Anda belum mencoba melakukan self-talk, rasa malu itu masih saja melekat pada diri Anda, tetapi bila Anda mulai belajar bagaimana menggunakannya secara kontruktif, maka akan tercipta adanya suatu dorongan yang kuat yang muncul dalam diri Anda dan akan menemukan bagaimana cara-cara yang lebih efektif dalam meningkat rasa percaya diri dan Anda akan terkesan lebih ramah. Dengan demikian Anda akan merasakan bahwa diri Anda bisa berubah dan memasuki babak baru dalam menghilangkan kebiasaan-kebiasaan malu Anda. Percayalah bahwa Anda bisa melakukannya. Suatu ketika, bila Anda tiba-tiba ditunjuk untuk memimpin suatu acara yang cukup bergengsi atau diminta untuk menjadi pemandu acara (Master of Ceremony), bagaimana perasaan Anda ? Kalau kita berpandangan positif, maka ini sebenarnya merupakan suatu kehormatan yang luar biasa, bila seseorang tiba-tiba diminta untuk memimpin sebuah acara yang sangat penting tersebut. Kalau tugas yang diberikan ini Anda berhasil melaksanakannya dengan sangat baik, maka Anda akan dikenal oleh banyak orang dan tentunya Anda akan dikagumi oleh audiens sehingga status Anda akan meningkat dengan sendirinya. Sebagai seorang yang telah siap, tentunya yang pertama-tama Anda lakukan adalah membuka acara itu sendiri, dan untuk
_ 93 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
itu Anda akan mengucapkan selamat datang kepada seluruh hadirin. Nah, disini kunci bagi Anda untuk melakukan cara untuk menentukan iklim pertemuan dimaksud.
_ 94 _ _ _
Seorang pembicara hebat tingkat dunia, Percy Whiting mengatakan, bahwa ia selalu berusaha menyalami audiens dengan bertanya dengan suara nyaring, dan juga dibantu oleh pengeras suara tentunya. Kata-katanya sangat menyentuh hati, demikian yang dikatakannya “ Saudarasaudara yang ada di belakang sana, apakah Saudara-saudara mendengar suara saya?”. Sambil menunjuk ke sudut paling jauh, hadirin menjawab dengan teriakan “Ya kami bisa mendengar”. Kalau pertanyaan itu disampaikan minimal 2 kali dan dijawab dengan kata-kata yang sama, maka itu artinya Anda telah diperkenankan untuk memulainya. Disini Anda menjadi pusat perhatian dari para hadirin, dan semua mata akan tertuju kepada Anda, dan kalau Anda berhasil sudah barang tentu tidak ada satupun hadirin yang akan ngobrol satu sama lain. Penampilan dan ucapan Anda akan dikagumi bila oleh banyak orang, sehingga Anda berhasil menciptakan kegairahan dan tingkat harapan yang lebih tinggi. Hal ini akan menyenangkan dan menarik perhatian banyak orang. Apa lagi bila di acara pertemuan tersebut ada beberapa pejabat tinggi, direktur dari sebuah bank yang cukup terkenal, dan tokoh-tokoh yang mempunyai pengaruh di masyarakat, dan para dermawan serta mereka yang bertanggung-jawab atas terselenggarakannya acara tersebut, Anda memperkenalkan kepada hadirin yang hadir serta menyebut namanya satu persatu dan diminta mereka untuk berdiri, nah disinilah Anda akan sekali lagi dihargai oleh mereka yang Anda sebut
Dr. Mulyono D Prawiro
namanya dan mereka akan merasa terhormat saat hadir pada pertemuan tersebut. Namun yang perlu diingat adalah, jangan sampai Anda salah menyebut nama dan jabatannya, karena itu sangat penting. Bila Anda salah dalam menyebut nama, maka habislah sudah riwayat Anda, dan Anda akan dianggap orang yang tidak menghargai mereka. Seperti yang pernah penulis singgung sebelumnya, jadilah seperti Larry King bila Anda berhadapan dengan orang lain, dan tahu sebelumnya latar belakang orang yang Anda ajak bicara. Dengan demikian, Anda akan dianggap orang yang sangat luar biasa hebat. Seorang pembicara dan konsultan komunikasi yang sangat terkenal, Donald Walton, mengatakan bahwa, mereka yang menjadi pemimpin, termasuk pemimpin acara, adalah mereka yang dapat mengkomunikasikan berbagai pandangan, gagasan, dan antusiasmenya kepada orang lain. Itu apa artinya, bahwa sebenarnya seseorang bila mendapatkan tekanan dalam sebuah organisasi, mereka ini mampu memperlihatkan pandangan dan gagasannya dengan sangat baik dan antusiasmenya yang tinggi pula. Mereka dengan suara dan dengan tubuhnya bisa memperkuat apa yang dikatakannya. Ada baiknya bila Anda sebagai MC memulai membayangkan diri Anda berada diantara para audiens, mendengar apa yang baru saja Anda katanya. Dalam hati bisa saja mengatakan, bahwa pembukaan yang baru saja dilaksanakan, hasilnya akan terkesan bagus. Anda berhasil menyamakan gelombang dalam suatu persamaan dan prespektif yang sama pula. Selanjutnya, yang seharusnya Anda lakukan adalah memberikan gambaran tentang agenda pertemuan kepada
_ 95 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
para hadirin. Katakan kepada mereka apa saja yang hendak diharapkan. Tunjukkan perkiraan akan lamanya acara tersebut akan berlangsung, sehingga para hadirin ataupun audiens akan merasa nyaman, serta mereka mengerti parameternya dan bisa mengaturnya sendiri.
_ 96 _ _ _
Langkah berikutnya adalah masuk pada acara pokok yang dinanti-nantikan. Ini berarti Anda sebagai MC akan memperkenalkan para pembicara yang akan menyampaikan materinya. Mungkin diantara pembacara ada yang bertanya, apa ada cara yang benar untuk memperkenalkan pembicara ?. Menurut Kevin Daley dalam bukunya berjudul “Speaking Mastering” itu pasti ada, dan itu dimulai dengan sebuah pemahaman atas tugas MC sebagai seorang perantara, penghubung antara audiens dan pembicara. Dia mencontohkan, bahwa itu serupa dengan saat kita sebagai tuan rumah pada sebuah pesta yang diadakan di rumah kita sendiri, namun kita tahu bahwa tamu-tamu yang hadir tidak saling mengenal, sebagai tuan rumah kita wajib memperkenalkan mereka, untuk menceritakan kepada seseorang mengenai sesuatu tentang tamu lainnya sehingga mereka akan menemukan bidang kesukaan mereka bersama. Nah, disini fungsi Anda sebagai tuan rumah dan berhasil menghubungkan mereka supaya dapat berinteraksi dengan baik. Begitu Anda dapat menyelesaikan tugas tersebut, maka pesta di rumah Anda akan terkesan hidup dan tamu-tamu Anda akan bisa berbicara dengan lebih leluasa. Hal ini juga berlaku pada acara pengenalan, ketika Anda memperkenalkan seseorang pembicara dengan benar, maka Anda menjadi pemimpin yang memimpin audiens ke dalam dunia pembicara, sehingga
Dr. Mulyono D Prawiro
audiens bisa Anda bangkitkan minatnya dengan topiktopik yang menarik, terkesan oleh prestasi si pembicara dan akhirnya mereka merasa gembira karena bisa hadir pada pertemuan itu. Hal-hal yang paling penting bagi para pengenal, katakanlah MC, menurut Charlie Windhorst, terdapat beberapa format strategis, antara lain : pertama, gelar akademik (Title) dari pembicara harus disampaikan, hal ini penting bagi audiens, kedua, latar belakang pengalaman dan pendidikan pembicara (Experience and Educational Background), ketiga, Anekdot (Anecdote) mengenai pembicara yang mengungkap dimensi human interest dari pembicara dan atau mendramatisir pentingnya pokok pembicaraan dari si pembicara, dan keempat, jangan lupa menyebut nama lengkap si pembicara (Speaker’s name), dan ingat jangan sampai salah sebut, karena itu akan menyinggung perasaan si pembicara. Dengan beberapa uraian diatas diharapkan kepada para pembaca yang mungkin belum berpengalaman bisa menjadi lebih percaya diri tampil dalam membawakan sebuah acara penting dimanapun berada. ___
___
_ 97 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
Menengok Keberhasilan Bangsa
_ 98 _ _ _
M
ungkin Anda pernah merenung, melihat dan menyaksikan perjalanan bangsa yang begitu unik dan penuh liku-liku. Sejak negara ini berdiri di tahun 1945 hingga saat ini, gelombang kehidupan berbangsa dan bertanah air mengalami suka dan duka, namun tetap saja berjalan dengan berbagai rintangan dan halangan di depannya.
Banyak orang mengatakan bahwa, pembangunan nasional merupakan pilihan politik yang sangat tepat bagi bangsa ini, seperti yang tercantum dalam Pembukaan UndangUndang Dasar 1945, yang berisikan antara lain, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Walaupun perjalanan bangsa ini mengalami pasang surut, namun secara keseluruhan dan secara perlahan-lahan bangsa ini mengalami kemajuan yang sangat berarti. Kita merasa bangga sebagai warga negera, karena para pendahulu kita, mereka dengan gigih memperjuangkan kemerdekaan dengan
Dr. Mulyono D Prawiro
cucuran darah dan air mata. Persatuan dan kesatuan mereka pegang teguh guna mempertahankan kemerdekaan ini dan kini hasilnya telah kita rasakan bersama. Seiring dengan berjalannya waktu, kita kadang-kadang dibuatnya terlena dan kehilangan jadi diri sebagai bangsa yang beradab. Rasa hormat kepada para pendahulu yang sebagian besar hidupnya diabdikan kepada bangsa dan negara ini agak sedikit mengendor, bahkan ada pula diantara kita yang dengan terang-terangan menyalahkan apa yang telah dibangun dimasa lalu. Kalau kita menengok sejenak kebelakang, kemajuankemajuan yang dicapai dalam kurun waktu 30 atau 40 tahun yang lalu adalah sungguh membanggakan. Tingkat kesehatan bertambah baik, kita bisa lihat dari data yang ada, bahwa usia harapan hidup yang ditahun 1970-an mencapai sekitar 45 – 50 tahun, pada akhir tahun 2000 yang lalu, usia harapan hidup kita naik dengan sangat drastis dan telah mencapai rata-rata nasional 68 tahun, bahkan kota-kota tertentu seperti DI Yogyakarta bisa mencapai diatas 73 tahun. Dalam bidang kependudukan misalnya, tingkat kematian menurun dengan sangat tajam, dan tingkat kelahiran juga turun dengan drastis. Kalau pada tahun 1970-an, ada semacam pameo yang menyatakan bahwa banyak anak banyak rejeki, secara perlahan-lahan mindset seperti itu telah berubah, dengan adanya berbagai pendekatan yang positif baik oleh pemerintah pada waktu itu, maupun kalangan yang peduli terhadap nasib bangsa, kemudian munculnya pendekatan dan kesadaran baru tentang keluarga yaitu keluarga kecil yang bahagia sejahtera. Pendidikan di Indonesia juga semakin baik, walaupun
_ 99 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
sampai akhir tahun 2000 yang lalu rata-rata penduduk kita masih berpendidikan sekolah dasar dan masih tertinggal dibandingkan dengan Negara tetangga, tetapi kalau kita bandingkan dengan waktu itu yang sebagian besar penduduk kita masih buta aksara, kita masih bisa bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, dan tentunya kita akan berharap pendidikan kita dimasa yang akan datang akan semakin bertambah baik dengan dicanangkannya program wajib belajar 9 tahun.
_ 100 _ _ _
Sebelum reformasi bergulir, stabilitas politik kita sungguh sangat dinamis dan keadaan keamanan sangat kondusif, sehingga ekonomi kita tumbuh sebagai raksasa dunia dan disegani oleh bangsa-bangsa lain. Citra bangsa Indonesia yang sangat positif sebagai salah satu pemimpin dunia dan keberadaanya sangat diperhitungan. Dari banyaknya keberhasilan yang pernah kita raih, kita tidak bisa pungkiri dan menutup mata, bahwa kita sebagai bangsa juga memiliki kelemahan dan kekurangan. Kekurangan dimaksud antara lain, kurang perhatian terhadap hak-hak azasi manusia, kurangnya perhatian terhadap azas demokrasi, dan hukum belum sepenuhnya ditaati serta pembagian hasil-hasil pembangunan kurang merata di berbagai wilayah di tanah air. Setelah muncul masa reformasi, kemajuan yang diharapkan oleh sebagian besar rakyat adalah, adanya kehidupan politik yang lebih demokratis dan menjunjung tinggi hak-hak azasi manusia. Disamping itu diharapkan pula adanya perbaikan di bidang ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Masyarakat menginginkan dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara ini dilakukan dengan cara yang tertib, teratur, aman dan berkesinambungan.
Dr. Mulyono D Prawiro
Namun apa sebenarnya yang terjadi setelah masa reformasi itu bergulir? Kita bisa rasakan bersama, bahwa kemerosotan hampir terjadi di semua bidang, pemulihan ekonomi terlihat sangat lambat dan persoalan rumit bangsa ini seperti kemiskinan belum tertangani dengan baik. Pemerintah dan rakyat berusaha menghapus segala upaya yang pernah dibangun di masa lalu. Dalam bidang ekonomi, seperti yang pernah diutarakan oleh Prof. Dr. R. Hendra Halwani, MA dihadapan puluhan mahasiswa program doktor Ilmu Manajemen Pemerintahan, Universitas Satyagama, Jakarta belum lama ini menyampaikan, bahwa biarpun ekonomi kita tumbuh rata-rata 7 % pertahun, namun dalam sepeluh tahun terakhir sebelum reformasi bergulir, ternyata ekonomi Indonesia rapuh dan tidak berdiri diatas fundamental yang kuat, sehingga dengan adanya goncangan sedikit saja, ekonomi kita kolep. Sampai saat ini reformasi belum berhasil memperbaiki dan memperkuat basis perekonomian nasional. Pertanian terpuruk, industri dan perdagangan menghadapi daya saing yang tinggi, daya beli masyarakat rendah, lembaga keuangan belum berfungsi secara efektif, sehingga masyarakat masih mengalami kendala dalam mendapatkan modal untuk usaha mereka. Dibidang sosial kemasyarakatan demikian juga, penduduk yang di bawah garis kemiskinan terus bertambah, kalau pada tahun 1970-an jumlah penduduk miskin mencapai 69 %, berkat keberhasilan pembangunan hingga tahun 1998 lalu, telah berhasil diturunkan hingga 11 % dan saat ini masih bertahan dikisaran 17 – 19 %. Upaya yang dilakukan belum mendapat hasil yang menggembirakan. Penduduk
_ 101 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
yang berusia produktif belum seluruhnya memperoleh kesempatan bekerja, serta pengangguran terus bertambah dan bahkan keadaan semakin menggelisahkan, sehingga kondisi semacam ini hampir terjadi di seluruh tanah air. Ini sungguh mengerikan. Perbedaan antara si kaya dan si miskin semakin membesar, dan disini jelas terjadi kesenjangan yang luar biasa di negeri ini. Disatu pihak mereka dengan mudahnya mendapatkan apa yang diinginkan, dan di lain pihak untuk mendapatkan kebutuhan pokok sehari-hari saja harus banting tulang dan memeras keringat.
_ 102 _ _ _
Dengan semakin sulitnya mendapatkan pendidikan yang layak, karena biaya pendidikan semakin tidak terjangkau dan jauh dari harapan, sehingga masa depan anak bangsa masih menghadapi kendala yang perlu mendapatkan perhatian serius dari berbagai kalangan. Upaya untuk mendapatkan pekerjaan pun semakin sulit dan jauh dari harapan. Kalau paradigma lama birokrasi pemerintah, selama ini terkesan dipergunakan sebagai alat untuk melayani penguasa (Asal Bapak Senang) Prof. Dr. E. Koeswara Kertapradja, Guru Besar Universitas Satyagama menyampaikan pendapatnya, bahwa paradigma baru birokrasi pemerintah sebaiknya dipergunakan sebagai alat untuk memberdayakan masyarakat, agar masyarakat bisa mandiri dan sejahtera, bukan untuk kesejahteraan penguasa. Pendapat ini sangat relevan dipergunakan bagi pemerintahan sekarang, yang terus berusaha membangun dan membangkitkan upaya pemberdayaan dengan mendorong masyarakat untuk berusaha dan mandiri.
Dr. Mulyono D Prawiro
Dengan munculnya era otonomi daerah seperti yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, bahwa pengertian otonomi daerah adalah “kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan perundang-undangan”. Itu artinya bahwa tujuan otonomi daerah adalah antara lain untuk memacu dinamika dan partisipasi pembangunan di daerah. Dengan adanya otonomi daerah ini diharapkan masa depan masyarakat di daerah akan lebih baik, keputusan politik dengan cepat bisa diambil karena lebih dekat dengan sasaran. Kesempatan kerja baru diharapkan segera muncul dan pemenuhan kebutuhan lebih cocok dengan aspirasi yang berkembang, kepada para pemimpin daerah diharapkan, karena tongkat kepemimpinan ada ditangan Bupati dan Walikota, maka sebaiknya mereka bisa dengan cepat merespon aspirasi yang berkembang dan dengan cepat untuk mengambil langkah positif. Rakyat perlu perhatian dan pemberdayaan, bukan belas kasihan semata. Mudah-mudahan di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan seluruh jajaran pemerintah daerah di seluruh tanah air, peluang dan kesempatan yang terbuka ini bisa segera dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan bersama-sama masyarakat membangun bangsa yang adil dan sejahtera. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa merestui upaya yang telah dan akan dilakukan ini. ___
___
_ 103 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
Percaya Kita Dapat Berhasil
_ 104 _ _ _
M
engapa banyak orang yang berhasil dalam hidupnya seolah-olah ada mukjizat yang terjadi dalam dirinya, dan bahkan telah beredar ribuan buku yang menulis tentang kisah sukses seseorang dalam menjalankan karier dan mengarungi kehidupan ini. Bagaimana mereka dapat keberhasilan dengan begitu gemilang, sehingga dapat mengundang rasa keingintahuan kita.
Dari sekian banyak alternatif jawaban, diantaranya bisa kita temukan, sebagai contoh ada seorang direktur pemasaran dalam sebuah perusahaan memperlihatkan keberhasilannya, mereka mengatakan bahwa keberhasilan itu ditentukan bukan oleh besarnya otak seseorang, melainkan besarnya cara berpikir seseorang. Ini apa artinya, ini adalah merupakan gagasan yang membangkitkan minat dan pikiran yang tertanam dalam benak seseorang. Bila kita semakin banyak mengajak orang lain untuk berbicara, maka semakin jelas bagi kita untuk menyelidiki apa sebenarnya dibalik keberhasilannya, semakin jelas pula jawabannya.
Dr. Mulyono D Prawiro
Banyak riwayat kasus yang membuktikan, bahwa besarnya rekening bank, besarnya rekening kebahagiaan pribadi seseorang, dan besarnya rekening kepuasan umum seseorang, ditentukan oleh besarnya cara berpikir seseorang. Disini ada sebuah mukjizat dalam berpikir besar, demikian diungkapkan seorang penulis buku terkenal di dunia David J. Schwartz, Ph.D dalam bukunya berjudul “The Magic of Thingking Big” atau Berpikir dan Berjiwa Besar. Ada pengalaman yang menarik dari sejumlah orang muda, mereka benar-benar mempunyai keyakinan yang luar biasa dan percaya bahwa mereka akan berhasil. Mereka mendekati pekerjaan dengan sikap dan berkata dalam hatinya, “saya akan mencapai puncak”. Dengan adanya suatu kepercayaan yang besar, maka mereka pun bisa mencapai puncak. Percaya bahwa mereka akan berhasil, dan itu bukannya sesuatu yang tidak mungkin, mereka belajar dan mengamati sikap orangorang yang sudah berhasil. Jadi, bila kita ingin berhasil seperti orang-orang yang telah berhasil, maka kita perlu belajar bagaimana orang sukses itu mendekati masalah dan mengambil keputusan. Dengan mengamati sikap orang yang berhasil, kita pun bisa juga berhasil. Kalau kita mempunyai kepercayaan yang kuat dan dapat menggerakkan pikiran kita untuk mencari jalan dan sarana serta dapat menemukan cara melakukannya, maka kita akan percaya bahwa kita dapat berhasil. Dengan keberhasilan itu sudah barang tentu orang lain akan menaruh kepercayaan yang tinggi kepada kita. Disamping itu kepercayaan akan hasil yang besar adalah kekuatan penggerak, daya di belakang buku besar, drama besar, penemuan ilmiah yang besar. Kepercayaan akan keberhasilan ada di balik semua bisnis yang berhasil, perusahaan yang berhasil, dan organisasi
_ 105 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
politik yang berhasil, kepercayaan akan keberhasilan adalah satu unsur dasar yang sepenuhnya esensial pada diri orangorang yang berhasil. Disini tergambarkan bahwa kalau kita yakin dan benar-benar percaya akan dapat berhasil, maka kita pun berhasil.
_ 106 _ _ _
Disamping ada sebuah keberhasilan, tentunya juga ada sebuah kegagalan. Ada sebuah kekuatan negatif yang ada dalam diri manusia yang biasa disebut dengan “kesangsian”. Ketika pikiran kita mulai tidak percaya atau ragu, maka pikiran itu akan menarik “dalih” untuk menyokong ketidakpercayaan. Adanya keraguan, ketidakpercayaan, keinginan bawah sadar untuk gagal, perasaan tidak benar-benar ingin berhasil, itu merupakan sebuah pertanggungjawaban dari adanya sebagian besar kegagalan. Nah, disini juga bisa kita ambil maknanya, bahwa bila kita berpikir ragu dan mulai tidak percaya akan keberhasilan, maka itu akan membawa kegagalan, sebaliknya bila kita mempunyai keyakinan dan percaya serta berpikir menang, maka kita percaya akan membawa keberhasilan. Kalau begitu dalam waktu yang tidak terlalu lama, dalam hati kita bisa memutuskan untuk tidak menjadi orang kelas dua, kelas tiga atau kelas empat, tetapi orang pada posisi kelas pertama, dan akan terus berusaha menghargai diri sendiri dan tidak meremehkannya. Disini akan muncul rasa percaya diri yang kuat, dan kemudian akan timbul kesadaran bahwa tidak seorangpun akan percaya kepada kita, sebelum kita sendiri percaya pada diri sendiri. Dengan percaya kepada diri sendiri, itu artinya bahwa segala sesuatu yang baik pasti mulai terjadi. Bila suatu ketika kita datang ke seorang psikolog umpamanya, maka biasanya psikolog tersebut akan memberitahukan kepada kita bahwa kita dapat mengubah sikap kita dengan
Dr. Mulyono D Prawiro
cara mengubah tindakan fisik kita. Contohnya, Anda ingin benar-benar tersenyum jika Anda membuat diri Anda tersenyum, dan Anda merasa lebih unggul jika Anda membuat diri Anda berdiri tegak ketimbang jika Anda membungkuk. Dari segi negatif, cemberutlah dan Anda pun akan merasa lebih ingin cemberut. Jadi dapat disimpulkan bahwa gerakan (motion) dapat mengubah emosi. Orang-orang yang malumalu memperkenalkan diri dapat menggantikan sikap malu-malu tersebut dengan tiga tindakah secara bersamasama. Pertama, ulurkan dan raih tangan lawan bicara dan genggam dengan hangat. Kedua, lihat langsung kearah orang yang bersangkutan. Ketiga, katakan kepadanya “saya senang bertemu dengan Anda”, demikian resep dari Seorang psikolog besar Dr. Goerge W. Crane, dalam bukunya yang sangat terkenal berjudul “Applied Psichology” (Chicago:Hopkins Syndicate, Inc., 1950). Disamping itu ia juga mengingatkan bahwa gerakan (motion) adalah pendahuluan emosi, Anda tidak dapat mengendalikan yang belakangan secara langsung, tetapi hanya melalui pilihan gerakan atau tindakan Anda. Mengerjakan sesuatu yang benar dapat membuat hati nurani merasa puas, dan ini merupakan pengembangan percaya diri yang tinggi, sebaliknya bila kita melakukan yang kita tahu itu salah, maka ada minimal dua hal terjadi pada diri kita. Pertama, kita merasa bersalah, dan rasa bersalah ini akan menggerogoti diri kita. Kedua, orang lain cepat atau lambat akan mengetahuinya dan kita akan kehilangan kepercayaan dari mereka. Mengerjakan sesuatu yang benar dan memeliharanya itu sangat penting untuk menjaga kepercayaan diri, dan ini juga merupakan cara berpikir yang positif menuju sukses, seperti yang pernah penulis singgung di artikel sebelumnya.
_ 107 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
_ 108 _ _ _
Berpikir kreatif tidak hanya terbatas pada pekerjaan tertentu, dan juga bukan hanya untuk orang-orang super pandai, tetapi tiap langkah maju dalam menaklukkan sesuatu itu adalah merupakan cara berpikir kreatif. Kemudian apa sebenarnya yang dimaksud dengan berpikir kreatif? Disini kita ambil contoh, bahwa sebuah keluarga yang berpenghasilan rendah, mereka menyusun rencana untuk mengirim anaknya ke universitas. Nah, disinilah kita bisa melihat bahwa keluarga ini berkipir kreatif. Contoh berikutnya, sebuah keluarga mempunyai rumah yang paling tidak menarik di tempat tertentu kemudian merubahnya menjadi tempat yang indah di lingkungannya, ini juga merupakan keluarga yang berpikir kreatif. Kalau begitu apa sebenarnya berpikir kreatif itu? Menurut David J. Schwartz, berpikir kreatif adalah menemukan cara-cara baru yang lebih baik untuk mengerjakan apa saja yang bisa dikerjakan. Untuk itu mari kita lihat apa yang dapat kita lakukan untuk mengembangkan dan menguatkan kemampuan kita dalam berpikir kreatif. Langkah pertama adalah “percaya bahwa sesuatu dapat dilakukan”. Ini merupakan suatu prinsip. Dalam melakukan apapun, kita harus lebih dahulu percaya bahwa hal itu dapat kita lakukan, dan kemudian percaya bahwa sesuatu itu dapat dilakukan membuat pikiran bergerak untuk mencari cara untuk melaksanakannya. Seperti yang pernah disampaikan Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Umum DNIKS kepada jajaran BK3S di Bandung belum lama ini, bahwa kita mulai saat ini harus memulai melangkah dan berbuat dari hal-hal yang paling sederhana dan kecil tetapi yakin hasilnya nyata, dan bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Kita tahu bahwa kita mempunyai sumber daya dan dana terbatas, maka
Dr. Mulyono D Prawiro
dengan keterbatasan tersebut, alangkah indahnya bila kita mulai melakukan sesuatu yang dianggap baik dan yakin kita bisa melakukannya, mulai dari yang kecil-kecil dulu namun terfokus, daripada hanya berbicara wacana yang tidak jelas ujung pangkalnya. Itu berarti Haryono mengajak kita untuk “Berpikir besar dengan langkah-langkah kecil”. Berbuat nyata dan hasilnya nyata pula. Percaya kepada sesuatu dapat dilakukan akan melicinkan jalan untuk solusi yang kreatif, sebaliknya percaya sesuatu tidak dapat dilakukan adalah cara berpikir yang destruktif, hal ini berlaku pada semua situasi, baik situasi besar maupun kecil. Seperti yang biasa kita saksikan di surat kabar maupun televisi, banyak para pemimpin yang tidak mempunyai pikiran-pikiran yang kreatif. Sebagai contoh, para pemimpin politik yang tidak benar-benar percaya bahwa perdamaian dunia dapat dicapai akan gagal mencapainya karena pikiran mereka tertutup bagi cara-cara kreatif untuk menghasilkan perdamaian. Ahli ekonomi yang percaya depresi bisnis tidak dapat dihindari, tidak mengembangkan cara-cara kreatif untuk mematahkan siklus bisnis tersebut. Begitu pula kita dapat menemukan cara-cara untuk menyukai seseorang jika kita percaya kita dapat melakukannya. Kepercayaan dapat melepaskan kekuatan kreatif dan ketidakpercayaan menjadi rem bagi berpikir kreatif. ___
___
_ 109 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
Perubahan Mempengaruhi Kita
_ 110 _ _ _
P
erubahan itu bisa terjadi pada kita setiap hari, tetapi adanya suatu perubahan organisasional yang signifikan akan memiliki dampak yang besar terhadap individu, dan perubahan ini menciptakan tensi antara masa lalu dan masa depan. Suatu strategi yang berhubungan dengan perubahan, akan meminta orang untuk mengubah sikap demi tujuan tertentu, dan secara otomatis akan menciptakan reaksi yang emosional. Bila kita ingin menjadi seorang pemimpin perubahan yang professional, tentunya yang pertama kali harus dipahami adalah dinamika perubahan itu sendiri, dan kemudian bagaimana ketidakpastian itu mempengaruhinya, baik itu mempengaruhi diri sendiri maupun orang lain. Caracara lama yang dianggap tidak sesuai lagi harus dilupakan, kemudian cara baru harus segera dipahami. Yang sangat penting bagi pemimpin perubahan adalah ia harus mampu melihat dirinya sebagai seorang panutan yang patut untuk ditiru dan diteladani. Segala tingkah laku
Dr. Mulyono D Prawiro
dan tindakannya dapat dijadikan contoh bagi banyak orang, baik sebagai pribadi maupun sebagai pemimpin di sebuah perusahaan atau pun lembaga. Ia akan dipandang oleh banyak orang terutama bagi anggota tim yang ada di lingkungannya. Banyak orang yang akan berusaha mencari untuk meminta petunjuk dan isyarat kepada pemimpin tersebut, bagaimana cara menghadapi situasi yang sedang berubah saat ini. Nah, disinilah awal untuk memulai memahami cara menjadi seorang sukses yang berubah. Seperti yang pernah disinggung oleh Prof Dr Haryono Suyono, MA, PhD, dalam kuliahnya di depan puluhan mahasiswa pascasarjana program PSDM Universitas Airlangga Surabaya beberapa waktu yang lalu mengatakan, bahwa pemimpin dan pengusaha yang berpikiran maju harus segera menganut manajemen yang berorientasi masa depan, bukan manajemen yang berorientasi masa lampau. Karena menganut manajemen masa depan, maka strategi komunikasi dan informasi atau pemasaran yang dianut dan dikembangkan sebaiknya bersifat ”menyerang”, dan “bukan mempertahankan”, bersifat “attacker” dan bukan “defender”. Beberapa tahun yang lalu, Alvin Toffler pernah mengatakan bahwa, “orang yang buta huruf di abad 21 bukanlah mereka yang tidak dapat membaca dan menulis, melainkan mereka yang tidak dapat belajar melupakan yang telah dipelajari, dan belajar kembali”. Dari apa yang dikatakan Toffler, kita bisa lihat di lingkungan kita sendiri misalnya, banyak kejadiankejadian kecil yang tidak terhitung banyaknya mewarnai hari-hari yang kita lewati. Beberapa kejadian dapat membuat kita mengubah atau menghentikan kebiasaan yang selama ini kita lakukan dan ini bisa menyebabkan adanya iritasi dan kegerutuan (ngedumel) pada diri kita. Disini kita dihadapkan
_ 111 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
pada situasi yang berbeda, mau tidak mau, bisa tidak bisa, kita harus belajar beradaptasi dan melanjutkan apa yang pada awalnya tidak familier dengan kita.
_ 112 _ _ _
Disamping itu, ada banyak perubahan yang mengikuti dan biasanya itu hanya sekali waktu saja dalam karier kita, sehingga kadang-kadang bisa membuat kekhawatiran, ketidaknyamanan maupun stress berat pada diri kita. Apa lagi kalau perubahan itu terlalu besar dan sangat mendasar yang mencakup hilangnya masa lalu yang dapat diperkirakan dan dipastikan, sehingga muncul rasa kebingungan dan tidak tahu apa yang akan diharapkan. Dengan demikian, perasaan kehilangan inilah yang akan membuat orang menjadi ketakutan, sehingga hal ini sebenarnya yang menyebabkan sulitnya orang berurusan dengan perubahan itu. Orang menjadi takut ketika kepastian tidak lagi bisa diraih dan mungkin akan beranjak pergi dan meninggalkannya. Menurut Michael D. Marginn, Presiden dan CEO dari Singularity Group di Amerika Serikat dalam bukunya berjudul “Managing in Times of Change” mengatakan bahwa, salah satu cara untuk menghadapi perubahan itu adalah dengan merespons-nya secara positif. Biasanya respons adalah reaksi pembelaan diri yang alami dan spontan, untuk itu maka tariklah diri ke dalam dunia pribadi dan jadilah waspada dalam apa yang Anda katakan dan kepada siapa Anda mengatakannya. Selain itu dalam menghadapi adanya perubahan, kita juga perlu membiasakan diri untuk melakukan yang terbaik di dalam situasi apapun, mengenali kesulitan, dan memutuskan untuk menghadapi kesulitan itu secara positif. Walau bagaimana, perubahan itu pasti akan tetap terjadi,
Dr. Mulyono D Prawiro
seberapa pun kekuatan dan daya tangkal kita, tetap tidak akan mampu membendung derasnya perubahan itu, apapun usaha yang kita lalukan. Kerelaan untuk melepas masa lalu dan meninggalkannya serta bersiap untuk maju menatap kearah masa depan, dibutuhkan adanya suatu penyesuaian. Ini memang tidak mudah, tetapi sangat penting. Konsep ini merupakan hal yang luar biasa bila kita bisa mencermatinya dengan baik, dan merupakan resep yang sangat ampuh bila kita dihadapkan pada suatu perubahan. Mengakhiri cara lama memang terasa begitu sulit, apa lagi bagi individu di semua tingkatan organisasi, karena itu kebiasaan akan cenderung bertahan dalam melewati cobaan pada perubahan organisasi. Seperti yang kita dengar di sebagaian masyarakat kita, apabila ia bercerita betapa indahnya keadaan masa lalu dan rasanya ingin kembali lagi ke masa itu. Ini memang ada sebagian dari kita yang menginginkan seperti itu, namun kalau ada yang berpendapat bahwa segalanya jauh lebih baik di masa lalu, kalau begitu mereka ini bisa dikatakan meremehkan arti perubahan itu sendiri, apa lagi kalau ia mengatakan “tidak sebaik dulu”. Dari beberapa bentuk keengganan untuk meninggalkan kebiasaan lama itu dapat dipahami, karena mereka takut kehilangan sesuatu, terutama bagi mereka yang merasa dirinya berhasil dan biasa memegang tongkat kekuasaan. Di sisi lain, melekat pada masa lalu dapat mencegah seseorang untuk terlibat dalam perubahan yang terus bergerak maju ke arah depan. Bila masih ada yang bertahan menggunakan cara lama, maka bagi sebagian orang akan kebingungan, karena sudah tidak cocok lagi bila diterapkan.
_ 113 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
Salah satu cara untuk memimpin jalan menuju perubahan adalah dengan menyampaikan harapan yang jelas kepada para pengikutnya. Menjelaskan visi baru serta menunjukkan sikap yang dibutuhkan, kemudian mengubur cara lama yang dianggap tidak sesuai lagi dengan struktur perubahan yang terjadi atau mengucapkan selamat tinggal cara lama dan selamat bergabung cara baru dan visi baru.
_ 114 _ _ _
Di dalam organisasi yang kecil biasanya, apa bila mengalami perubahan struktur, beberapa pekerjaan karyawan mungkin akan mengalami perubahan dramatis, mereka perlu mempelajari keahlian baru dan harus segera memperoleh kecakapan. Pekerjaan karyawan lainnya mungkin akan berubah menjadi lebih kecil dan tugasnya pun akan lebih sedikit dari sebelumnya. Mungkin kita pernah saksikan di dalam organisasi, ada individu-individu yang pernah menjadi pemain tingkat tinggi sekarang ini menarik diri dan sering marah-marah. Karyawan tidak pernah lagi diajak bicara apa lagi didengar pendapatnya, sehingga terjadi ketidakpuasan perasaan mereka. Mereka tidak pernah diberi dorongan untuk mengatakan apa yang ada dalam pikirannya. Disini akan muncul rasa ketidakpuasan, dan ketidakpuasan itu biasanya berakar dari hanya melihat sisi negatif dalam sebuah situasi dan bukan sisi positif. Bila ini terjadi memang sungguh membahayakan, baik bagi karyawan itu sendiri maupun bagi pimpinan organisasi tersebut. Seperti yang telah diutarakan diatas, bahwa perubahan itu mau tidak mau pasti dan harus terjadi, lalu bagaimana dengan kesiapan Anda? Bila Anda pada posisi seorang pemimpin yang ingin berubah, sebaiknya Anda berusaha mendorong para karyawan untuk melakukan komunikasi, baik melalui forum rapat intern maupun pada kesempatan
Dr. Mulyono D Prawiro
lainnya. Ajaklah mereka berbicara dari hati ke hati, dan kalau perlu ajak mereka diskusi dengan jujur dan terbuka, kapan pun kesempatan itu ada. Dengan suatu pendekatan yang positif, antara lain dengan cara menanyakan bagaimana keadaannya, pendapatnya, kehendaknya, dan lain-lain yang bisa mendorong mereka untuk ikut berperan dalam organisasi, siapa tahu diantara mereka itu bisa memberikan solusi terbaik bagi perkembangan dan kemajuan organisasi. Gunakan cara mendengar secara aktif ketika orang lain sedang mengekspresikan diri, angguklah kepala dan pahami apa yang mereka katakan, dan jangan sekali-kali memotong perkataan mereka yang lagi bicara, dan biarkan mereka bicara sampai selesai dalam mengungkapkan pikirannya. Apa bila Anda memotong pembicaraannya, maka mereka akan merasa kesal dan merasa tidak diperlukan lagi pendapat dan pikirannya dan akhirnya ia akan meninggalkan Anda. Kalau ada pemimpin yang menolak adanya perubahan, biasanya mereka mempunyai perasaan takut akan kehilangan sesuatu, sebaliknya bila pemimpin itu berani menghadapi perubahan, maka ia akan mendapatkan kesempatan dan peluang emas yang sangat luar biasa. Suatu ketika Bernard M. Baruch, mengatakan “Kebanyakan dari orang sukses yang saya kenal adalah orang-orang yang lebih banyak mendengar dari orang lain terutama ahli-ahli berbicara”. Itu mempunyai makna bahwa orang-orang sukses itu mempunyai keinginan untuk berubah, dan salah satu cara untuk berubah adalah dengan lebih banyak mendengar dari orang lain dimana saja, kapan saja dan dari siapa saja, tidak pandang bulu siapa mereka. Perdana Menteri Inggris Winston Curchil pun juga mengatakan bahwa “Seorang pesimis selalu melihat kesulitan dalam setiap peluang, sebaliknya seorang
_ 115 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
optimis akan melihat peluang dalam setiap kesulitan”. Itulah sebabnya kita harus berani menghadapi perubahan, karena dengan perubahan itu akan mendorong kita melangkah ke depan menyongsong harapan yang lebih gemilang, kunci pokok dari semua itu adalah keyakinan bahwa masa depan akan lebih baik dibandingkan masa lalu. ___
_ 116 _ _ _
___
Dr. Mulyono D Prawiro
Apakah Pengalaman Bangsa Tidak Berguna
P
residen SBY telah mengumpulkan seluruh anggota kabinetnya termasuk para pejabat tinggi negara, para pengusaha nasional serta beberapa rektor untuk bersama-sama mendengarkan kuliah tamu dari Prof. David T Ellwood, seorang Dekan Harvard Kennedy School yang mengambil topik utamanya Mengurangi Kemiskinan dan Meningkatkan Kesejahteraan. Kuliah yang disampaikan mendapat sambutan yang cukup baik dari Presiden, bahkan Presiden terlihat sibuk dengan laptopnya untuk mencatat poin-poin penting yang dianggap revelan dengan situasi bangsa dewasa ini.
Dalam upaya mengurangi kemiskinan, menurut Ellwood ada 4 langkah yang perlu mendapat perhatian. Pertama adalah ekonomi yang sehat dan kuat. Kedua, menemukan cara kerja sama jangka panjang kompetitif yang unggul di dunia. Ketiga adalah pemerintahan yang kuat dan efektif. Keempat atau yang terakhir, dipikirkan dengan cermat dan dibangun program bagi masyarakat miskin. Poin penting
_ 117 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
untuk mengatasi kemiskinan adalah penguatan ekonomi, bila ekonominya kuat pemerintah bisa merangsang rakyat untuk melakukan kegiatan ekonomi, termasuk dalam hal ini adalah adanya pemerintah yang kuat dan stabil.
_ 118 _ _ _
Bukan hanya kali ini saja Presiden SBY mengundang para ahli dari luar negeri untuk memberikan pandangannya bagaimana mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan yang menjadi Pekerjaan Rumah bagi pemerintah dan rakyat Indonesia. Mulai dari Bill Gates, pimpinan Microsoft Corp, Muhammad Yunus, pemenang nobel perdamaian dunia dari Bangladesh, Lech Walesa, mantan Presiden Polandia, mereka telah memberikan kuliah serupa di Istana Presiden. Kemiskinan memang menjadi perhatian seluruh bangsa di dunia, dan menjadi musuh kita bersama, untuk itu perlu penanganan yang lebih serius. Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah, mulai dari pemberian bantuan langsung tunai, pemberian kredit murah bagi keluarga miskin, melaksanakan program pemberdayaan masyarakat dan masih banyak program-program lain yang dilaksanakan oleh pemerintah, namun sampai saat ini belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Pemerintah telah dengan sekuat tenaga dan pikiran terus berupaya meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, berbagai langkah telah dilakukan, mulai menggelar berbagai pertemuan, seminar, wokshop, baik secara regional maupun nasional telah dilaksanakan, berbagai kementerian pun telah melakukan hal yang sama, lagi-lagi hasilnya belum maksimal. Kemiskinan bukan tambah turun tetapi justru bertambah naik. Mengatasi kemiskinan bukan hanya dilakukan dengan mengadakan pertemuan, seminar atau sejenisnya, tetapi harus dilanjutkan dengan action nyata di lapangan.
Dr. Mulyono D Prawiro
Walaupun pemerintah telah berupaya keras dengan berbagai program dan kegiatan, namun angka kemiskinan bukan lagi berkurang, tetapi terus mengalami kenaikan. Hal ini ditunjang dengan jumlah ledakan penduduk yang terus meningkat dan melaju dengan begitu cepat, sehingga jumlah keluarga miskin menjadi bertambah jumlahnya dari tahun ke tahun. Bila para ahli dari luar negeri dapat dianggap kompeten dan mampu membantu mengurangi kemiskinan di Indonesia, dengan konsep-konsep dan pengalaman dari negaranya, yang menjadi pertanyaan adalah, apa sudah tidak ada lagi ahli dalam negeri yang dianggap kompeten dalam membantu pemerintah ? dan mengapa pemerintah seolah-olah terkesan tidak mau belajar dari pengalaman bangsanya sendiri dalam upaya mengurangi kemiskinan yang jelas-jelas telah berhasil dan telah mendapat pengakuan dunia. Bila pemerintah mau sejenak membuka lembaran lama dan mau melihat masa lalu, katakanlah melihat keadaan tahun 1970-an, jumlah penduduk miskin pada waktu itu tercatat 69 persen dan pada tahun 1996 tinggal 11 persen. Nah itu hasil kerja keras bangsa ini pada waktu itu, mengapa hal ini tidak dijadikan pelajaran yang sangat berharga bagi bangsa ini dalam upaya mengurangi kemiskinan di negeri sendiri, mengapa harus malu belajar dari dan membuka lembaran dan catatancatatan lama tentang keberhasilan bangsanya sendiri ? Sungguh sangat disayangkan, bila para petinggi negara ini tidak mau lagi menghormati dan belajar dari para sesepuh bangsa yang telah banyak berjuang dan melakukan upaya mensejahterakan rakyatnya. Upaya yang mereka lakukan pada masa itu sungguh luar biasa, dan hasilnya benar-benar dapat diukur dan tidak sia-sia. Walaupun harus diakui masih ada kelemahan-kelemahan disana-sini yang perlu mendapat
_ 119 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
perhatian. Seperti yang dikatakan Prof. Dr. Haryono Suyono, mantan Menko Kesra dan Taskin dalam bukunya berjudul Ekonomi Indonesia Bangkit, bahwa keberhasilan program pembangunan, bukan dengan menghitung jenis industri dan besarnya produk industri dan jasa saja, tetapi juga persentase jumlah dan penyebaran keluarga yang ikut serta secara aktif dalam Gerakan Pembangunan Ekonomi Keluarga yang erat hubungannya dengan pemberdayaan sumber daya manusia terutama keluarga-keluarga yang ada di pedesaan. Pemberdayaan merupakan usaha pengembangan penduduk yang telah semakin sehat, senang bersekolah dan sanggup bekerja keras.
_ 120 _ _ _
Sebagian dari kita mungkin masih ingat, bahwa sekitar tahun 1990-an, bangsa ini mempunyai program yang dikenal dengan sebutan Gerakan Bangga Suka Desa (Gerakan Pembangunan Keluarga Modern dalam Suasana Kota di Desa). Gerakan ini merupakan upaya yang disengaja untuk mengurangi kemiskinan dan memberdayakan keluarga serta membangun penduduk dan keluarga di desa. Melalui gerakan tersebut, masyarakat diharapkan mampu membangun keluarga dan penduduk menjadi keluarga yang handal, mandiri dan dinamis. Penduduk diberi kesempatan untuk mengambil prakarsa untuk membangun kota-kota baru yang siap menampung modernisasi dan kemajuan penduduknya. Perjuangan yang dilakukan tidaklah ringan, seluruh kompenan bangsa diajak untuk ikut serta dalam pembangunan, mulai dari bidang kesehatan yang menunjukkan usia harapan hidup masyarakat yang terus mengalami kenaikkan, bidang pendidikan juga terlihat dari meningkatnya lamanya rata-rata anak bersekolah, serta mulai tumbuhnya para pengusahapengusaha kecil di desa-desa, rakyat sudah mulai terlihat
Dr. Mulyono D Prawiro
mempunyai usaha, sehingga proses mengurangi kemiskinan berjalan dengan baik. Program TAKESRA dan KUKESRA memiliki andil yang sangat besar dalam turut mengurangi kemiskinan di tanah air tercinta ini. Rakyat miskin diajak untuk belajar menabung dan diberi kesempatan untuk mengambil kredit dan pemerintah menjadi fasilitator yang ulung. Bukan hanya itu dukungan komunikasi juga sangat diperlukan, sehingga keberhasilan di suatu wilayah bisa dengan mudah di contoh oleh daerah lain, sehingga ada semacam perlombangan antar daerah dalam rangka mengurangi kemiskinan. Kalau Muhammad Yunus dari Bangladesh dengan Grameen Bank-nya telah berhasil membantu pemberdayaan keluarga miskin di negaranya dan berhasil menghimpun nasabah hingga mencapai 3,5 juta, dan telah mendapatkan Nobel Perdamaian Dunia, sedangkan Indonesia ditahun 19961997 telah mengalami peningkatan ekonomi keluarga yang luar biasa, sehingga mendapat sebutan Ekonomi Keluarga Bangkit dan Kemiskinan Makin Sedikit, karena itu Pemerintah melalui BKKBN, Bank BNI dan PT Pos Indonesia telah berhasil menghimpun nasabah dari keluarga miskin berjumlah 11,5 juta. Namun sangat disayangkan, keberhasilan yang luar biasa ini tidak berhasil mendapat Nobel seperti yang dilakukan oleh Bangladesh. Mudah-mudahan bangsa ini tetap menghargai leluhurnya dan para seniornya dan mau belajar dari bangsanya sendiri, tidak tergantung dari para pemikir asing yang memang berbeda sutuasi dan kondisi masyarakatnya. ___
___
_ 121 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
Semua Orang Rindu Pak Harto
_ 122 _ _ _
D
alam menyambut 1000 hari wafatnya mantan Presiden Soeharto, tidak sedikit tokoh-tokoh nasional dan rakyat biasa berbondong-bondong berkumpul untuk menghadiri acara peringatan yang sekaligus diadakan tahlilan dan doa bersama. Perayaan di Jakarta dipusatkan di Masjid Agung At-Tin TMII Jakarta Timur. Para tokoh nasional yang hadir antara lain Ketua DPP Partai Golkar, Aburizal Bakrie, Agung Laksono, Try Sutrisno, Wiranto, Akbar Tanjung, Haryono Suyono, Subiakto Tjakrawerdaja, M. Mahtuf Masuni, Qurais Shihab, dan lain-lain serta puluhan ribu warga Jakarta dan sekitar hadir dan mendoakan arwah mantan Presiden itu mendapatkan tempat yang layak disisi-Nya dan mengampuni segala kesalahannya. Tidak dipungkiri hampir seluruh rakyat Indonesia merasakan, bahwa Pak Harto telah melakukan banyak hal bagi kemajuan dan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara, bahkan berkat kepemimpinannya yang handal itu, tidak sedikit para
Dr. Mulyono D Prawiro
pemimpin negara lain mencontoh dan belajar, bagaimana Pak Harto memimpin bangsa besar dan dengan jumlah penduduk yang juga besar. Para pemimpin dunia banyak yang merasa kagum dengan gaya kepemimpinan yang sangat luar biasa itu. Pak Harto mampu membawa bangsa ini menjadi bangsa yang terhormat, disegani dan dikagumi oleh bangsabangsa di dunia, mampu menunjukkan kepada dunia, bahwa Indonesia yang dulunya dikenal sebagai negara miskin dan terbelakang, dalam waktu yang tidak terlalu lama mampu berubah menjadi negara berkembang, yang keberadaannya sangat diperhitungan di kancar dunia internasional. Semua arah kebijakan pembangunan nasional dilaksanakan secara terarah, terencana, terfokus dan berkesinambungan, sehingga hasil dari pembangunan itu sendiri dapat diukur dengan jelas dan rakyat mendapatkan manfaatnya. Dalam bidang ekonomi misalnya, sejak masa pemerintahannya tergambar dengan sangat jelas, bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia boleh dikatakan maju dengan pesat, dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata antara 6,8 - 7 persen, bahkan Indonesia pernah mendapat sebutan Asian Tiger dalam bidang ekonomi. Para petani di pedesaan mendapat perhatian yang luar biasa, sehingga mereka merasa mendapat pengayoman dari Presidennya. Kegiatan pertemuan dengan rakyat di desa-desa sering dilakukan, para menteri disebar dan tidak hanya duduk di belakang meja, tetapi ditugaskan untuk selalu berkunjung ke desa-desa agar selalu dekat dengan rakyat, berkomunikasi dengan rakyat dan mendengar keluhan rakyat, sehingga terkesan hampir semua pembantu Presiden itu dikenal dengan baik oleh rakyat. Dengan demikian rakyat desa merasa dekat dengan pemerintah, Pak Harto serta para menterinya.
_ 123 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
Menurut guru besar dari Australian Nasional University, Hal Hill, bahwa Indonesia boleh bangga dan menikmati keuntungan yang luar biasa karena telah mempunyai Soeharto, karena dia mampu membawa kemakmuran dan stabilitas di ASEAN.
_ 124 _ _ _
Dalam bidang kependudukan dan keluarga berencana, Pak Harto dan pemerintahannya mampu merubah mindset atau cara pandang masyarakat, dari banyak anak banyak rezeki, menjadi keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Suatu perjuangan yang tidak gampang untuk menyakinkan rakyat, namun pemerintahan Pak Harto mampu untuk itu dan hasilnya sangat menakjubkan, laju pertumbuhan penduduk bisa ditekan, kesejahteraan rakyat mulai membaik. Yang sangat menonjol dari kepemimpinan Pak Harto adalah bagaimana keamanan dan stabilitas nasional menjadi program prioritas utama pembangunan. Tenaga keamanan, khususnya TNI tersebar dimana-mana diberbagai wilayah di tanah air, dengan tujuan untuk menciptakan rasa aman, membuat suasana tenteram dan damai. Itulah sebabnya, melihat kondisi keamanan di tanah air akhir-akhir ini mulai terancam, rasa aman mulai terusik, rakyat kembali merindukan masa-masa indah di zaman Pak Harto. Dengan peringatan 1000 hari wafatnya Pak Harto, rakyat menunjukan kecintaan yang mendalam, ini terbukti diberbagai tempat, di Jakarta, Yogyakarta, Solo dan di kota-kota lain serta tempat pemakaman di Astana Giribangun, Karanganyar, rakyat berbondong-bondong berkumpul dan berdoa, memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, kiranya Pak Harto diampuni segala kesalahannya. Mereka rindu kepada pak Harto, rindu dengan senyumnya yang khas dan menyejukan itu. Setiap kesempatan bertemu rakyat,
Dr. Mulyono D Prawiro
beliau selalu tersenyum dan menyapa rakyat dengan penuh kasih sayang dan harapan. Ini salah satu gaya kepemimpinan Pak Harto yang tidak dimiliki oleh pemimpin lainnya. Pak Harto tidak pernah menunjukan kemarahan kepada siapapun termasuk kepada para menterinya, walaupun kadangkadang pemikirannya tidak sejalan dengan menterinya. Kepribadiannya yang sopan dan bersahaja, namun sebagai seorang militer dan pemimpin yang ulung, tetap menunjukan ketegasan dan kewibawaan seorang Jenderal Besar, apa bila sedang mengambil keputusan dan tindakan. Sampai saat ini rasanya belum ada seorangpun yang mampu menggantikan sifat-sifat kepemimpinan ini. Jaman itu kita tidak pernah mendengar adanya teroris, kejahatan dan pertengkaran antar suku, agama dan lainlain, semua kehidupan rakyat berjalan lancar dan damai. Rakyat tidak merasa dihantui rasa takut bila pergi kemanamana, namun sekarang ini banyak yang menyatakan bahwa, sepertinya negeri ini semakin kehilangan arah, tidak tau lagi harus kemana arah tujuannya. Berbagai jenis kejahatan telah muncul di negeri ini, dan tidak terkendali. Kekacauan dan keributan semakin memprihatinkan, pemerintah seperti tidak mempunyai wibawa, serta aparat keamanan tidak lagi ditakuti. Katanya reformasi dengan melengserkan Pak Harto sebagai Presiden akan membawa perubahan kehidupan yang lebih baik, kesejahteraan rakyat meningkatkan, korupsi akan hilang, tetapi kenyataannya justru sebaliknya, kekacauan, konflik dan kejahatan ada dimana-mana, rakyat semakin sengrasa, harga kebutuhan bahan pokok semakin mahal. Melihat kondisi seperti ini, rakyat kembali diingatkan pada masa-masa sebelum muncul apa yang disebut dengan
_ 125 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
reformasi. Saat dimana kehidupan di tingkat bawah begitu tenang, murah sandang, papan dan pangan, semuanya seperti tercukupi. Kondisi keamanan begitu kondusif dan terjamin. Tidak muncul kegelisahan di tengah masyarakat, rakyat kecil bisa makan setiap hari dengan mudah dan murah. Begitu banyak rakyat kecil yang merindukan masa pemerintahan Pak Harto. Mereka tidak peduli dengan kesalahan yang mungkin diperbuat, tetapi yang jelas rakyat bisa hidup tenang, aman dan damai serta dapat hidup saling gotong-royong dan menghargai satu sama lainnya. Seluruh rakyat di desa-desa, bahkan sampai ke pelosok-pelosok rindu dengan Pak Harto.
_ 126 _ _ _
___
___
Dr. Mulyono D Prawiro
Rebranding Pembangunan Berbasis Penduduk dan MDGs
D
i Jakarta telah berlangsung Kongres Nasional Kependudukan dan Pembangunan yang dibuka oleh Menko Kesra Agung Laksono. Kongres ini dihadiri oleh para pebajat BKKBN Pusat, Propinsi dan beberapa Kepala SKPD, tokohtokoh nasional bidang Kependudukan dan KB serta para ahli Kependudukan. Beberapa nara sumber dihadirkan untuk memberikan paparannya yang cukup menarik, antara lain Kepala BKKBN, Sugiri Syarief, Kepala LDFE-UI, Sonny Harry B. Harmadi, Duta Besar MDGs, Nila Moeloek dan beberapa nara sumber lainnya termasuk mantan Kepala BKKBN, Haryono Suyono ikut menyemarakan kongres tersebut. Masalah kependudukan di Indonesia sangat kompleks, mulai dari jumlah penduduk yang besar, seperti halnya dalam hasil sensus penduduk tahun 2010, Indonesia tercatat mempunyai jumlah penduduk 237,6 juta, dan Indonesia masih tetap
_ 127 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
_ 128 _ _ _
menduduki peringkat ke empat dunia dalam hal jumlah penduduknya. Angka kelahiran masih relatif tinggi dengan TFR 2,3 dan laju pertumbuhan penduduk mencapai angka 1,49 persen, angka tersebut merupakan angka rata-rata dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini. Oleh sebagian orang diprediksi pada tahun 2009/2010 ini pertumbuhan penduduk bisa lebih dari itu, karena trend-nya terlihat menaik. Jumlah penduduk melebihi dari perkiraan, sehingga pemerintah mulai berpikir ulang dan perlu membentuk lembaga baru yang lebih kompeten untuk menangani masalah kependudukan ini. BKKBN yang selama ini diberi kewenangan untuk mengatur KB dalam arti sempit, seperti menyediakan alat kontrasepsi gratis kepada keluarga miskin, telah berubah fungsi untuk ikut serta dalam pembangunan Millennium Development Goals (MDGs). Sudah saatnya BKKBN memperluas jaringan dan harus bekerja sama dengan berbagai pihak, terutama dengan Kementerian Kesehatan, Pendidikan Nasional, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Koperasi dan UKM, Pertanian dan berbagai kementerian lainnya termasuk LSM dan berbagai perguruan tinggi. Dari berbagai diskusi, mulai muncul pemikiran perlunya pemberdayaan kepada para lansia yang saat ini telah mencapai empat atau lima kali lipat dibandingkan dengan keadaan tahun 1970-an. Lansia yang berumur diatas 65 tahun jumlahnya berkisar 15 juta dan apabila lansia dilihat dari mereka yang berumur 60 tahun ke atas, maka jumlahnya telah mencapai di atas 20 juta, suatu jumlah yang sangat besar. Dari perhitungan sementara terlihat lebih dari 85 persen lansia saat ini hidup dalam kondisi yang sangat sehat, dan mampu memberikan kontrubusi dalam pembangunan bangsa, sedangkan hanya sekitar 15 persen saja yang memerlukan perhatian khusus dan perlu dibantu. Jumlah penduduk
Dr. Mulyono D Prawiro
Indonesia yang besar ini, penduduk usia produktif yang berumur antara 15 – 64 tahun tercatat hampir 160 juta dan ini merupakan masalah yang perlu mendapatkan perhatian yang serius. Dengan adanya lapangan kerja yang terbatas, sehingga tingkat pengangguran semakin tinggi, untuk itu perlunya adanya terobosan baru agar mereka ini bisa mampu menciptakan pekerjaan dan pemerintah perlu mendukung dan mendorong mereka dengan berbagai program yang pro rakyat dan program bersama rakyat. Dalam kongres sering kali dimunculkan permasalahanpermasalahan yang dihadapi bangsa ini, namun jarang dari para pembicara mampu memberikan solusi atau jalan keluar, bagaimana memecahkan permasalahan kependudukan yang terlihat semakin rumit tersebut. Sebagian dari pembicara menyodorkan data dan mengurai tentang banyaknya permasalahan yang dihadapi bangsa ini, bahkan ada yang mengatakan bahwa Indonesia menjadi juara dalam kontribusi penambahan penduduk. Setiap tahun penduduknya bertambah dan penambahannya sama dengan jumlah penduduk Singapore saat ini. Ini sebenarnya bukan merupakan pujian bagi pemerintah karena dianggap sebagai juara dunia dalam berkontribusi terhadap penambahan penduduk, tetapi merupakan cambuk dan peringatan keras, betapa pentingnya menekan laju pertumbuhan penduduk. Beberapa tahun yang lalu, pemerintah mengklaim bahwa kita beruntung, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar dengan apa yang disebut window of oppurtinity / jendela peluang. Ini merupakan kesempatan emas, karena dengan jumlah penduduk yang besar akan berbanding lurus dengan sumbangan dan kontribusi kepada bangsa dan negara serta membawa kesejahteraan bagi bangsa. Namun beberapa ahli kependudukan menolak pendapat tersebut,
_ 129 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
mereka menyebutkan hal ini bukan merupakan window of oppurtinity melainkan bencana yang mengerikan. Karena jumlah penduduk yang besar dengan kualitas rendah, tidak mungkin mampu berkontribusi, melainkan justru akan menjadi beban bagi bangsa dan negara.
_ 130 _ _ _
Seiring banyaknya permasalahan yang muncul, seperti adanya perubahan demografi, sosial budaya, politik, ekonomi, industri dan perdagangan, manajemen organisasi dan lain-lain, Prof. Dr. Haryono Suyono, sebagai mantan Kepala BKKBN tampil mempersona dan memberikan solusi bagaimana program Kependudukan dan KB dapat tampil dan menjadi kebanggaan bangsa, seperti yang pernah diukir dalam sejarah bangsa di masa lalu. Solusi pertama yang ditawarkan adalah bagaimana BKKBN sebagai lembaga baru harus berani tampil dengan program dan semangat baru, yaitu dengan Rebranding Pembangunan Sosial Ekonomi Berbasis Penduduk dan MDGs. Artinya BKKBN harus terjun ke lapangan dan anggaran yang telah melimpah di pusat disebar ke daerah-daerah, kalau perlu seluruh pejabat BKKBN diterjunkan ke daerah-daerah untuk memberikan motivasi dan edukasi agar setiap penduduk potensial dalam keluarga mampu bekerja keras memberi kontribusi kepada keluarga dan masyarakat di desa. Pendekatan baru ini merubah pendekatan yang dianut selama ini yaitu pendekatan charity menjadi pendekatan human rights, dan mengembangkan budaya baru agar penduduk giat belajar serta bekerja keras dan cerdas. Solusi kedua adalah BKKBN diharapkan menjadi pelopor terdepan dalam pembentukan pos-pos pemberdayaan di seluruh Indonesia, apabila Indonesia ingin berhasil dalam mencapai target MGDs pada tahun 2015 yang akan datang, maka seitidak-tidaknya diperlukan adanya 700.000 – 750.000 Posdaya di seluruh Indonesia.
Dr. Mulyono D Prawiro
Posdaya dibentuk bertujuan untuk membangun budaya gotong-royong antar anggota masyarakat, memperkuat fungsi-fungsi keluarga dan untuk menyelesaikan MGDs serta meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia. BKKBN diharapkan agar mampu mendorong para pemimpin daerah, mulai dari Gubernur, Bupati/Walikota dan lembaga-lembaga yang ada di daerah untuk mengambil oper tanggung-jawab dan perluasan jangkauan untuk pengembangan Posdaya dimaksud. Tidak perlu terlalu banyak mengadakan seminarseminar di pusat, kalau perlu di setiap desa diadakan semacam lokakarya mini sebagai awalan untuk mendorong adanya semangat berwirausaha, mendorong agar anak-anak usia sekolah bersekolah, memberikan informasi tentang makanan bergizi agar mereka tetap hidup sehat dan berumur panjang serta berani menganjurkan untuk menciptakan kebun bergizi di setiap halaman rumah di masing-masing keluarga. Solusi ketiga adalah memberikan dukungan secara terpadu kepada keluarga-keluarga anggota Posdaya untuk membangun masyarakat di pedesaan dan menciptakan lingkungan yang kondusif dengan dinamika sosial ekonomi dan budaya yang tinggi. Disamping itu, setiap keluarga diberi peran yang positif untuk memanfaatkan potensi lokal yang ada. Disini peranan keluarga sangat penting dalam gerakan masyarakat dalam upaya pemberdayaan keluarga melalui Posdaya agar mereka mampu mengelola sumber daya lokal yang melimpah jumlahnya. Dengan demikian pengembangan kebersamaan akan tercipta, jiwa dan kemampuan masyarakat dalam entrepreneur yang dinamik dan akan menguntungkan semua pihak. Dengan solusi-solusi di atas diharapkan BKKBN mempunyai peran ganda, bukan saja mendorong dan memotivasi program KB dalam arti sempit, tetapi turut serta dalam mendorong
_ 131 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
program pembangunan berbasis penduduk dan keluarga, sekaligus turut serta membantu dalam mencapaikan targettarget MGDs serta meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia Indonesia. Bila masyarakat di desa-desa didorong dan diberikan kesempatan untuk meningkatkan pendidikannya, dapat hidup sehat dan memiliki kemampuan usaha serta bekerja keras, maka laju pertumbuhan penduduk akan mampu ditekan dan akan tercipta keluarga-keluarga Indonesia yang sehat dan sejahtera dan target-target MGDs tahun 2015 akan bisa tercapai. ___
_ 132 _ _ _
___
Dr. Mulyono D Prawiro
Implementasi Pembangunan MDGs dan Posdaya
P
elaksanaan Pembangunan Manusia Indonesia di beberapa daerah sudah mulai menggelitik dan terlihat hasilnya. Pelaksanaan ini diperkuat dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 yang ditujukan kepada para pejabat negara, termasuk para menteri, gubernur, bupati/walikota di seluruh Indonesia untuk segera menyelesaikan pencapaian sasaran MDGs yang waktu pelaksanaan tinggal 5 tahun lagi. Pada tahun 2015 yang akan datang Indonesia akan mencapai sasaran yang diharapkan dan dapat tampil di kancah dunia serta menjadi pelopor pelaksanaan MDGs di tingkat akar rumput.
Para kepala negara dan kepala pemerintahan telah dua kali melakukan pertemuan di PBB, New York, pada tahun 2000 dan tahun 2005 yang lalu, dan sepakat untuk ikut menandatangai komitmennya, bahwa negara-negara tersebut
_ 133 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
akan ikut serta dalam pembangunan abad milenium dan targetnya akan tercapai pada tahun 2015 yang akan datang. Pemerintah Indonesia yang diwakili oleh dua presiden yaitu presiden Megawati Soekarnoputri dan Presiden SBY ikut menandatangi komitmen tersebut dan menyatakan Indonesia siap dan akan melakukan langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka turut melaksanakan program pembangunan milenium ini. Di berbagai kesempatan, presiden SBYselalu menyerukan dan menghimbau agar semua pihak diharapkan ikut serta berpartisipasi dalam berbagai hal, guna untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia di seluruh tanah air dan hasilnya diharapkan dapat mencapai target pada tahun 2015 yang akan datang.
_ 134 _ _ _
Sebelum dikeluarkannya Inpres nomor 3 tahun 2010 tentang Program Pembangunan Yang Berkeadilan, yang memfokuskan pada program pro-rakyat, keadilan untuk semua dan pencapaian tujuan pembangunan milenium, Yayasan Damandiri yang didirikan oleh Bapak HM Soeharto (alm) yang pada tanggal 15 Januari 2011 ini telah genap berusia 15 tahun, telah melakukan langkah-langkah konkrit untuk menyongsong pembangunan milenium yang telah menjadi kesepatakan dunia itu. Yayasan Damandiri sebagai lembaga swasta yang bergerak dalam turut serta membantu pemerintah dan masyakarat untuk meningkatkan sumber daya manusia Indonesia dan pengentasan kemiskinan telah melakukan terobosan dan kerja sama dengan beberapa bupati/walikota di beberapa daerah untuk membentuk dan mengembangkan pos-pos pemberdayaan keluarga (Posdaya) di desa-desa. Sampai saat ini sudah mulai banyak bupati/ walikota yang telah melakukan Instruksi Presiden tersebut, dengan dorongan Yayasan Damandiri melakukan kegiatan nyata di lapangan dan telah menghidupkan kembali modal
Dr. Mulyono D Prawiro
sosial yang ada di masyarakat. Posdaya sebagai forum silaturahmi antar anggota masyarakat, ternyata telah mampu menghidupkan semangat gotong-royong yang beberapa tahun terakhir ini terlihat mulai memudar. Didalam Posdaya, semangat untuk saling berbagai pengalaman, bekerja sama, saling tolong-menolong diantara warga, baik yang kaya dan miskin, semua menjadi satu dalam membangun kebersamaan. Bukan hanya dengan pemerintah daerah, Yayasan Damandiri juga terus berusaha menjalin hubungan dan kerja sama dengan berbagai lembaga, yang utamanya lembaga yang berkomitment tinggi terhadap peningkatan SDM dan mendorong masyarakat yang termarginal untuk bangkit dan didorong untuk bekerja keras dan cerdas. Upaya yang dilakukan bukan dengan memberikan bantuan berupa charity, tetapi dengan cara yang yang lebih elegan dan berkeadilan. Mengembangkan budaya baru bagi penduduk agar penduduk mampu belajar giat dan bekerja keras. Program pengentasan kemiskinan yang selama ini bersifat charitas dirubah menjadi pendekatan baru, yaitu pendekatan belajar dan bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan. Sumbangan yang diberikan oleh Yayasan Damandiri antara lain berupa pelatihanpelatihan yang diperlukan dan memfasilitasi pemerintah daerah atau perguruan tinggi yang ingin melakukan studi banding pada Posdaya-Posdaya yang dianggap telah berhasil, sehingga dengan demikian pengalaman Posdaya yang berhasil dapat ditularkan ke daerah lain. Dengan cara melihat langsung kegiatan di lapngan yang dilakukan oleh Posdaya dalam membangun dan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia dan menyelesaikan sasaran MDGs, maka akan timbul minat para pengambil kebijakan dan pelaksana di lapangan agar mencontoh hal-hal yang dianggap berhasil
_ 135 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
dengan cara yang mudah dan dapat dilaksanakan di daerah serta disesuaikan dengan situasi dan kondisi wilayahnya.
_ 136 _ _ _
Tidak ketinggalan, dengan pihak perguruan tinggi pun Yayasan Damandiri selalu bermitra dan bekerja sama dalam rangka ikut serta mengembangkan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Posdaya. Dalam kegiatan KKN tersebut diharapkan para mahasiswa ikut mendampingi keluarga-keluarga di desa-desa untuk membentuk dan mengembangkan Posdaya dan membantu memberdayakan keluarga dimana para mahasiswa diterjunkan. Menurut Prof. Dr. Haryono Suyono, bila Indonesia ingin mencapai target MDGs pada tahun 2015 yang akan datang, maka diperlukan sekitar 700.000– 750.000 Posdaya di seluruh Indonesia. Didalam forum Posdaya, masyarakat didorong untuk melakukan kerja keras dan memperkuat fungsi-fungsi keluarga, dengan demikian penyelesaian MDGs dan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia akan dapat terwujud. Posdaya mampu memberikan dukungan kepada keluarga secara terpadu, membangun masyarakat, desa dan lingkungan yang kondusif dengan dinamika sosial ekonomi dan budaya yang tinggi. Di dalam Posdaya keluarga juga diberikan peran yang positif untuk mengembangkan potensi lokal dan mencintai produk-produk lokal buatan anggota Posdaya. Dengan cara demikian Posdaya ikut serta dalam mencintai produk-produk dalam negeri. Dalam bidang usaha, anak-anak yang tergabung dalam kelompok Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), para orang tua, khususnya ibu-ibu yang biasanya hanya menunggui anaknya dalam PAUD, dalam Posdaya ibu-ibu tersebut diberi peran dan dilatih ketrampilan sebagai bekal mengembangkan usaha apabila sudah mulai terampil. Selain itu anggota-anggota Posdaya diberi kesempatan untuk
Dr. Mulyono D Prawiro
mengambil kredit dengan bunga disubsidi dari Yayasan Damandiri dan Bank Mitra kerja yayasan. Sehingga segala aktivitas Posdaya mendapat dukungan dari masyarakat sekitar dengan cara gotong-royong dan tidak sedikit pemerintah daerah turut membantu menyediakan dana pancingan untuk kegiatan-kegiatan Posdaya di beberapa wilayah. Pada dasarnya rakyat Indonesia bukan rakyat yang malas dan peminta-minta dan mau menerima belas kasihan semata, tetapi dengan sentuhan-sentuhan yang manusiawi, dan diberi kesempatan yang wajar, maka rakyat akan mampu bangkit,bersemangat, mampu bekerja keras dan mandiri, sehingga harga diri sebagai warga negara dapat muncul dan menjadi warga negara yang terhormat dan bermartabat. ___
___
_ 137 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
Berpikir Non-Linier Ala Haryono
_ 138 _ _ _
B
erpikir oleh sebagian orang diartikan sebagai memberikan peranan kepada akal agar menemukan jalan keluar terbaik dari suatu permasalahan yang dihadapi. Banyak orang berpikir secara instan dalam memecahkan suatu masalah, dan kadang-kadang terkesan mudah dan dengan hasil yang diharapkan juga bisa tepat. Lain hal dengan Prof Dr Haryono Suyono, sebagai seorang Doktor keluaran University of Chicago, Amerika Serikat ini dan juga pernah menjabat Menko Kesra dan Taskin/Kepala BKKBN yang sudah sangat terkenal di negeri ini, mempunyai cara unik untuk membantu menyelesaikan pengentasan kemiskinan di negeri ini dan dikaitkan dengan upaya pencapaian sasaran Pembangunan Abad Milenium atau Millennium Development Goals (MDGs).
Sebagai seorang yang sangat banyak makan garam dan selalu malang-melintang, baik itu di luar negeri maupun berkunjung ke desa-desa dan melihat langsung keberadaan rakyat, yang sudah lebih dari 69 tahun merdeka, ternyata mereka ini
Dr. Mulyono D Prawiro
masih jauh dari harapan untuk dapat hidup yang sejahtera. Sudah banyak program yang digelontorkan pemerintah untuk mengatasi kemiskinan ini, namun lagi-lagi hasilnya belum sesuai dengan yang diharapkan. Pemerintah saat ini memiliki dana yang cukup melimpah dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya, dan untuk mengatasi kemiskinan, pemerintah beberapa tahun yang lalu menggulirkan program Bantuan Langsung Tunia (BLT), yang ditujukan kepada rakyat miskin dengan harapan agar mereka bisa dientaskan dari kemiskinan. Program ini oleh berbagai kalangan mulai banyak mendapat kecaman, karena mengganggap program yang tidak mendidik rakyat dan membuat rakyat semakin malas untuk bekerja dan mematikan sifat kegotong-royongan yang ada di tengah masyarakat. Program BLT dinilai adalah cara pemerintah untuk mempermudah penyelesaian masalah, orang miskin supaya tidak miskin ya diberi bantuan uang. Itu cara berpikir yang linier dan mudah, tetapi bukan penyelesaian masalah jangka panjang. Dengan adanya BLT kemiskininan bukan malah berkurang, melainkan justru sebaliknya. Orang yang tadinya tidak miskin mendadak mengaku miskin karena ada bantuan BLT dari pemerintah. Berpikir mengentaskan kemiskinan bukan dengan cara memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT), tetapi mengajak rakyat untuk bekerja keras dan cerdas, bukan menjadikan mereka peminta-minta dan mengorbankan harga dirinya, tetapi rakyat harus didorong, diberdayakan, didampingi dan dibimbing agar mampu hidup mandiri dan harga dirinya dijunjung tinggi. Program BLT oleh sebagian kalangan dianggap program pembodohan rakyat dan selalu mendapat kritikan tajam, demikian juga Haryono, dengan jelas-jelas tidak sependapat dengan adanya BLT dan anti dengan program-program yang sifatnya gratis untuk rakyat, karena
_ 139 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
menurunkan wibawa rakyat itu sendiri. Program BLT tidak menyelesaikan masalah kemiskinan di Indonesia, bahkan justru rakyat miskin bertambah jumlahnya.
_ 140 _ _ _
Menurut pemikiran Haryono, melihat kemiskinan bukan dari satu atau dua faktor saja yang mempengaruhi, melainkan banyak faktor, antara lain faktor kesehatan masyarakatnya, faktor pendidikannya, faktor ekonominya dan faktor lingkungannya. Cara berpikir Haryono dalam mengatasi kemiskinan sejalan dengan apa yang menjadi target dunia yang telah menjadi kesepakatan para pemimpin dunia pada saat berkumpul di New York tahun 2000 dan 2005 yang lalu. Pengentasan kemiskinan harus dikaitkan dengan minimal 4 faktor utama diatas. Oleh karena itu, Haryono tidak ingin melihat bangsa ini menjadi bangsa yang terbelakangan dan miskin, oleh karena kecintaannya kepada bangsa dan rakyat Indonesia inilah, maka Haryono memunculkan pemikiran-pemikiran yang inovatif dan strategi dalam upaya mengentaskan kemiskinan di negara tercinta ini. Penulis menyebutnya, Haryono berpikir Non-Linier, artinya proses pengentasan kemiskinan tidak bisa dilakukan oleh satu atau dua lembaga saja, termasuk pemerintah sendiri, tetapi harus melibatkan seluruh komponen pembangunan. Penulis teringat apa yang dikatakan seorang ahli Matematika Albert Einstein, kita harus berpikir agak berbeda dengan yang lain, berpikir untuk perlunya membuat hubungan, walaupun kadang-kadang tampaknya tidak terlihat ada hubungannya, seolah-olah terkesan melompat-lompat kesana-kemari seperti seni dan musik dan selalu membuka pintu bagi siapa saja yang ingin bergabung dan bukan menutupnya. Tehnik ini mungkin yang sebagian dipakai oleh Haryono dalam menyelesaikan masalah kemiskinan. Siapa saja boleh ikut dan prinsip yang dipakai adalah banyaknya orang atau lembaga yang ikut
Dr. Mulyono D Prawiro
berpartisipasi. Menjaring Perguruan Tinggi, Pemerintah Daerah, Perbankan dan berbagai komponen lainnya yang ada di masyarakat. Dengan kalangan perguruan tinggi, Haryono tidak bosanbosannya mengunjungi rektor-rektor dari berbagai perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta yang mempunyai program KKN dan mahasiswa yang cukup banyak untuk sowan dan menawarkan konsep kerjasama dalam membangun manusia Indonesia yang peduli sasamanya, penganjurkan kepada para rektor untuk menerjunkan para mahasiswanya untuk melakukan KKN tematik yang dikaitkan dengan penyelesaian target-target MDGs. Walaupun secara pribadi Haryono adalah mantan pebajat tinggi negara, bahkan pernah mewakili Presiden BJ Habibie pada pertemuan para kepala negara D8 di Bangladesh, semua itu ditanggalkan. Bukan hanya dengan rektor, dengan para pimpinan daerah pun Haryono sowan dan membantu daerah tersebut untuk segera memulai proses pemberdayaan keluarga di desa-desa, dengan tidak kenal lelah Haryono hampir setiap minggu berkunjung ke daerahaearah untuk menemui Bupati/Walikota, rektor dan para pimpinan daerah lainnnya, untuk membangun komitment, sehingga mereka itu benar-benar peduli terhadap rakyatnya. Gagasan-gagasan yang ditawarkan, sampai saat ini belum pernah ada rektor atau pimpinan daerah yang menolaknya, karena beliau datang bukan untuk meminta-minta proyek, tetapi membawa konsep dan gagasan yang bisa dijalankan bersama. Ukurannya bukan berapa besar proyek, tetapi berapa manusia yang diuntungkan dengan adanya kerjasama ini dan semua orang merasa diuntungkan dan tidak berpikir negatif ataupun saling curiga, melainkan berpikir positif dan inovatif untuk kesejahteraan bersama.
_ 141 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
_ 142 _ _ _
Sampai saat ini Haryono dengan Yayasan Damandiri telah menjaring tidak kurang dari 60 perguruan tinggi untuk melakukan gagasan dan konsep Haryono, setiap tahun para mahasiswa dari perguruan tinggi yang bersangkutan diterjunkan ke lapangan dalam rangka KKN tematik untuk membentuk, mengisi dan mengembangkan pos-pos pemberdayaan keluarga (Posdaya) yang sudah mulai merambah sampai ke desa-desa dan pedukuhan. Sekaligus mahasiswa diajak untuk turut serta membantu memberdayakan keluargakeluarga, dimana mahasiswa tersebut diterjunkan. Kalau KKN dimasa lalu belum terlalu terfokus program kerjanya, dengan adanya KKN Tematik Posdaya ini, para mahasiswa merasa sangat bangga dan terhormat bila berhubungan dengan rakyat desa yang dikunjunginya. Minimal ada empat pilar yang menjadi prioritas utama bagi mahasiswa dalam rangka KKN tematik Posdaya ini. Pilar-pilar tersebut adalah bidang pendidikan, para mahasiswa diharapkan memberikan dorongan kepada para orang tua di desa-desa agar anak-anak yang usia sekolah, didorong dan diajak untuk masuk sekolah. Bidang kesehatan, para mahasiswa diberi bekal untuk mengembangkan kebun bergizi dan membantu rakyat desa untuk menanam tanam-tanaman bergizi di sekitar rumahnya, seperti bayam, kangkung, tomat, cabe serta membuat kolamkolam kecil untuk keperluan gizi keluarga, sehingga dengan demikian pemenuhan gizi keluarga mereka terjamin dan tetap hidup sehat serta berumur panjang. Bidang ekonomi atau kewirausahaan, dengan adanya mahasiswa terjun ke lapangan tersebut, keluarga-keluarga yang selama ini belum memiliki kegiatan usaha, diajak bergabung dalam kelompok usaha di desa, berbaur dengan keluarga yang lebih mampu, sehingga dengan demikian dapat mengembalikan modal sosial dan hidup saling gotong-royong diantara warga desa, dan akan tercipta suasana damai, aman dan tenteram serta
Dr. Mulyono D Prawiro
ekonomi di daerah tersebut dapat tumbuh dan berkembang. Bidang lingkungan juga sangat penting, dengan adanya tanaman-tanaman yang ada di sekitar rumah keluarga di desa, maka akan menciptakan rasa aman, nyaman lingkungan yang bersih, kondusif dan yang jelas kehidupan akan lebih baik dan lebih sejahtera. Itulah kira-kira cara berpikir Non-Linier yang dipergunakan Prof Dr Haryono Suyono dalam mengentaskan kemiskinan dan mencapai sasaran MDGs, yaitu dengan menggandeng perguruan tinggi, termasuk para mahasiswa, mendapatkan komitment pemerintah pusat dan daerah, perbankan dan LSM, yang intinya adalah program yang dijalankan adalah program bersama, program kita dan semua merasa memiliki, merasa bertangung-jawab dan akhirnya muncul kebersamaan, bukan dengan cara berpikir yang datar dan linier, tetapi NonLinier dan saling terkait dan saling berhubungan, walaupun tampaknya tidak berhubungan. ___
___
_ 143 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
Semua Tersenyum di Posdaya
_ 144 _ _ _
A
khir-akhir ini nama Posdaya sudah mulai terdengar di berbagai kalangan, mulai dari kalangan pemerintah pusat sampai ke pemerintah daerah, termasuk perguruan tinggi bahkan di kalangan masyarakat luas pun sudah mulai mengenal Posdaya. Tidak sedikit orang yang mulai bertanya-tanya, karena di berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik, seperti radio, televisi, majalah dan berbagai surat kabar terus-menerus tanpa henti mengetengahkan berbagai kegiatan dan keberhasilan program Posdaya. Belum lama ini Yayasan Damandiri, suatu lembaga swasta yang dipimpin oleh Prof. Dr. Haryono Suyono dan Dr (HC) Subiakto Tjakrawerdaja, terus-menerus mendapatkan kehormatan untuk menerima tamu-tamu istimewa, yang datang dari berbagai daerah di tanah air, antara lain Bupati, Ketua Tim Penggerak PKK dan anggotanya, pimpinan SKPD, camat, lurah/kepala desa, kalangan perguruan tinggi, bahkan tokoh-tokoh masyarakat dan rombongan lainnya yang pada
Dr. Mulyono D Prawiro
bulan Maret yang lalu jumlahnya mencapai kisaran 500 orang datang ke Jakarta. Mereka adalah para pejabat daerah yang sangat komit terhadap pemberdayaan masyarakat yang ada di daerahnya, namun itu belum menemukan cara bagaimana memberdayakan masyarakat yang sekaligus dikaitkan dengan upaya pengentasan kemiskinan dan peningkatan Indek Pembangunan Manusia. Oleh karena itu mereka sengaja datang untuk mendapatkan informasi langsung dari pemrakarsa ataupun pencetus ide Posdaya. Karena mereka tahu bahwa akhir-akhir ini program Posdaya sudah mulai marak dimana-mana, bahkan telah menjalar ke seluruh pelosok tanah air, maka banyak para pimpinan daerah berbondong-bondong datang ke Yayasan Damandiri untuk belajar, bagaimana memberdayakan masyarakat melalui Posdaya. Para tamu tersebut diterima dengan sangat baik oleh pimpinan Yayasan Damandiri dan staf, bahkan kadang-kadang dibantu penginapan dan transportasi lokal selama yang bersangkutan berada di Jakarta. Bukan hanya mendengar informasi maupun kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh anggota dan pengurus Posdaya, tetapi tamu-tamu istimewa itu diajak untuk terjun secara langsung ke lapangan dan diperlihatkan bagaimana keluarga-keluarga di desa membangun Pos Pemberdayaan Keluarga dengan kemampuan masyarakat sendiri dengan program-program yang diarahkan untuk mengentaskan keluarga-keluarga dari kemiskinan dan sekaligus meningkatkan Indek Pembangunan Manusia dan mencapai sasaran Pembangunan Abad Milenium atau Millennium Human Development Goal’s. Karena tamunya cukup banyak, maka panitia membagi menjadi beberapa kelompok, masingmasing kelompok terdiri dari sekitar 30 orang, dan kemudian diajak untuk meninjau ke Posdaya yang berada di Kota bekasi
_ 145 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
maupun di Bogor. Pemberdayaan dimulai dari usaha mikro dan kecil berupa pengembangan usaha-usaha di rumahrumah, termasuk diantaranya usaha pemeliharaan ikan atau lele di sekitar rumahnya. Berbagai kegiatan termasuk kegiatan usaha, kegiatan kemasyarakatan dan kegiatan-kegiatan lain yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
_ 146 _ _ _
Dari hasil peninjauan ke lapangan, terutama pada kelompokkelompok Posdaya-Posdaya yang sudah mulai berhasil, diperoleh kesan bahwa setiap pengurus dan anggota Posdaya selalu memperlihatkan senyum yang menawan. Mereka tersenyum, karena bangga dengan apa yang mereka lakukan di dalam Posdaya dan mendapatkan manfaat yang luar biasa, sehingga dengan bangga dan senyum yang ramah menyambut setiap tamu yang berkunjung di kampungnya. Bagi para tamu sendiri, mereka merasakan juga kebahagiaan yang penuh dengan keyakinan, bahwa program Posdaya yang mereka lihat di lapangan akan bisa dilakukan di daerahnya. Dengan perkataan dalam hati, “kalau begini saja kami bisa”. Itu sebenarnya yang diharapkan, karena Posdaya diciptakan untuk membuat orang dengan mudah meniru dan melaksanakannya. Posdaya diciptakan bukan untuk mempersulit masyarakat, tetapi membuat setiap orang dalam kelompok menjadi tersenyum. Sesuatu yang sulit dan memerlukan pengetahuan yang rumit, di dalam Posdaya dibuat sebaliknya, membuat sesuatu yang sulit menjadi sesuatu yang mudah dan menyenangkan banyak orang. Membuat setiap orang bisa tersenyum lebar di dalam Posdaya, karena setiap keluarga di dalam Posdaya mendapatkan pengetahuan, pengalaman, ketrampilan dan memiliki usaha, sehingga tingkat kehidupan mereka bertambah sejahtera.
Dr. Mulyono D Prawiro
Untuk wilayah yang relatif dekat dengan Jakarta, Posdaya di Kota Bekasi dan Bogor sudah mulai menunjukkan tingkat keberhasilannya, dan Posdaya di dua kota tersebut bisa dijadikan rujukan bagi Posdaya-Posdaya lainnya, atau sebagai dijadikan contoh, bagi siapa saja yang ingin membentuk, pengisi dan mengembangkan Posdaya. Para tamu yang datang dari berbagai kabupaten dan kota tersebut, mereka menyaksikan secara langsung betapa rakyat desa diberdayakan, mulai dari anak Balita sampai mereka yang sudah Lansia. Tidak sedikit keluarga-keluarga yang dulunya miskin dan tidak memiliki keterampilan maupun usaha apapun, di dalam Posdaya mereka diajak untuk tidak malu-malu ikut serta dalam pembangunan. Mereka didorong untuk belajar dalam kelompok agar mampu memberdayakan dirinya dan mereka mulai memiliki kegiatan usaha, seperti membuat kolam lele, menanam tanaman-tanaman bergizi di sekitar rumahnya, dan yang paling menarik adalah mereka itu hidup saling gotong-royong dan saling bantu membantu. Hampir disetiap anggota Posdaya, di halaman rumahnya ditanami tamanan-tanaman bergizi, seperti tomat, cabe, bayam, dan sayur-sayuran lainnya, sehingga para anggota Posdaya selalu terlihat sehat dan memiliki senyum yang ceria, karena setiap hari mereka makan makanan bergizi yang asalnya dari halaman rumahnya sendiri. Hidup mereka dan seluruh keluarga bertambah sehat, bertambah makmur dan yang paling mengesankan adalah mereka memiliki usaha, sehingga kesejahteraannya meningkat dan merasa bahagia. Kehidupan di desa sudah mulai marak dengan berbagai aktivitas dan kesibukan warga sudah mulai menarik dan berkembang dengan begitu cepatnya. Kegiatan-kegiatan yang sudah mulai ada di masyarakat, seperti kegiatan Posyandu,
_ 147 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
PAUD, kelompok pengajian, kelompok arisan, semua ini akan lebih berkembang, karena Posdaya turut serta mendorong kegiatan-kegiatan yang sudah mulai berkembang tersebut agar lebih maju dan berhasil. Posdaya diciptakan bukan untuk menyaingi pos-pos yang sudah ada, tetapi Posdaya hadir untuk melengkapi kegiatan kelompok-kelompok yang sudah ada, atau menghidupkan kembali kelompok-kelompok yang kondisinya mulai menurun agar mampu bangkit kembali.
_ 148 _ _ _
Dengan adanya Posdaya, setiap orang bisa tersenyum. Yang dulunya miskin dan tidak memiliki usaha, di dalam Posdaya mereka diajak bergabung dalam usaha. Yang dulunya antar tetangga tidak saling mengenal satu sama lain, di dalam Posdaya mereka saling mengenal dan saling hidup rukun berdampingan, baik yang kaya maupun yang miskin, lakiperempuan, tua-muda, kaum remaja, para lansia semua ikut tersenyum bahagia. Mudah-mudahan kehadiran Posdaya mampu membuat seluruh rakyat Indonesia menjadi rakyat yang penuh kedamaian, ketentraman dan kebahagiaan, dan akhirnya seluruh rakyat bisa tersenyum menyambut masa depan bangsa dengan penuh kebanggaan dan kehormatan. ___
___
Dr. Mulyono D Prawiro
Posdaya Masuk Pesantren Rakyat
N
ama Pos Pemberdayaaan Keluarga atau POSDAYA semakin hari semakin akrab di telinga kita, bukan hanya di kota-kota besar saja nama Posdaya menggema, tetapi sudah menjalar ke berbagai pelosok desa dan pedukuhan. Begitu juga di wilayah Kabupaten Malang, hampir seluruh penduduk desa di kabupaten itu mereka telah akrab dengan Posdaya dan berbagai macam kegiatannya. Keberadaan Pesantren Rakyat ikut mewarnai corak Posdaya yang menjadi binaan Universitas Islam Negeri (UIN) Maliki Malang yang telah berhasil mengembangkan Posdaya berbasis pesantren. Ada banyak hal yang menarik yang bisa dijadikan contoh bagi pesantren-pesantren lain yang ingin membangun memberdayakan keluarga dan masyarakat, terutama dikaitan dengan pengembangan Posdaya berbasis pesantren. Menurut Ketua LPM UIN Maliki Malang, Dr. Hj. Mufidah Ch, M.Ag, UIN sangat komit terhadap pemberdayaan keluarga dan masyarakat, perguruan tinggi ini ingin mengusung
_ 149 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
delapan sasaran Millennium Development Goals (MDGs) yang menjadi target pemerintah Indonesia dan dunia. Dalam upaya untuk meningkatkan Indek Pembangunan Manusia dan membantu pencapaian sasaran-sasaran MDGs tersebut, langkah-langkah nyata telah dilakukan dan terus dikembangkan oleh universitas Islam ini, utamanya oleh Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat. Program andalan yang menjadi prioritasnya adalah pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan dan pengembangan Posdaya berbasis pesantren.
_ 150 _ _ _
Ada dua sasaran penting yang menjadi program unggulannya, yaitu Posdaya Pondok Pesantren dan Posdaya Pesantren Rakyat. Salah satu pesantren rakyat yang menonjol di Kabupaten Malang adalah Pesantren Rakyat Al-Amin, yang dipimpin oleh seorang sarjana psikologi sekaligus ustat yang bernama Abdullah Sam, S.PSi. Ustat yang begitu peduli terhahap masalah pendidikan anak-anak Indonesia ini, merasa tergugah untuk mendorong anak-anak untuk mengenyam pendidikan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan merangkul LPM UIN Maliki Malang untuk membantu remaja-remaja putus sekolah yang ada di wilayah sekitar pesantrennya untuk bergabung dalam Posdaya berbasis pesantren. Kepada mereka utamanya para santri diberikan pelatihan dan ketrampilan, guna meningkatkan kemampuan, bagaimana memelihara kambing, beternak lele dan beternak jangkrik. Disamping mereka belajar mengaji dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya, mereka juga mendapatkan keahlian khusus yang diberikan oleh pengasuh pesantren rakyat dan dosen-dosen yang tergabung dalam LPM UIN Maliki Malang. Sebagai pembina, UIN Maliki Malang mendorong seluruh warga binaan, khususnya anggota Posdaya di sekitar pesanten
Dr. Mulyono D Prawiro
rakyat untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia, khususnya dalam bidang kesehatan, maka seluruh kampung yang ada di desa Sumberpucung, Malang, hampir seluruh keluarga didorong dan dimotivasi untuk meningkatkan produktifitas kerja dan bejalar hidup sehat. Masyarakat diajak untuk menanam tanaman-tanaman bergizi di setiap halangan rumahnya. Selain untuk penghijauan dan memperindah halamannya, keluarga-keluarga tersebut juga mendapatkan fungsi ganda, yaitu lingkungan rumahnya terlihat sejuk, nyaman dan asri, karena dipenuhi dengan tanaman-tanaman bergizi dan dengan mudah mereka mendapatkan gizi bagi anggota keluarganya, karena di halaman rumahnya sendiri sudah tersedia berbagai macam kebutuhan gizi keluarga. Atas dorongan LPM UIN Maliki Malang dan Pengurus Pesantren Rakyat Al-Amin, seluruh kampung yang dulunya gersang, saat ini telah berubah menjadi kampung yang indah, sejuk dan asri, karena dihiasi dengan tanaman-tanaman bergizi seperti, tanaman terong, cabe (lombok), bayam, tomat dan tanaman-tanaman bergizi lainnya. Rakyatnyapun terutama anak-anak remaja telah memiliki keterampilan antara lain memiliki keahlian bagaimana memelihara kambing, beternak jangkrik dan lele. Ada hal yang menarik di pesantren rakyat ini, pesantren ini mengembangkan apa yang disebut dengan pesantren tanpa dinding, artinya proses belajar-mengajar dilakukan di rumah-rumah penduduk dan para santri langsung belajar bersama masyarakat, berbaur dengan masyarakat dan diharapkan memahami kehidupan yang ada di masyarakat. Apabila masyarakat memerlukan modal untuk usaha, Bank Mini milik kampus UIN Maliki Malang siap untuk membantu menyiapkan permodalan yang dibutuhkan masyarakat.
_ 151 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
Bank Mini ini disiapkan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan, terutama untuk keluarga-keluarga yang berada di wilayah daerah binaannya.
_ 152 _ _ _
Untuk mendorong anak-anak putus sekolah, LPM UIN juga memberikan bantuan pendidikan, yaitu dengan mengambil anak-anak dari keluarga kurang mampu untuk disekolahkan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan contoh dan dorongan agar keluarga-keluarga mampu atau lembaga lain dapat mengambil semacam anak asuh untuk memberikan kesempatan kepada anak-anak kurang mampu untuk tetap melanjutkan sekolahnya. Bagi remaja putus sekolah juga disediakan pendidikan paket A, B dan C, sehingga dengan demikian, indeks pembangunan manusia di daerah itu akan mengalami kenaikan yang menggembirakan. Dengan adanya Posdaya masuk ke Desa Sumberpucung, beberapa perubahan mulai dirasakan oleh keluarga-keluarga khususnya mereka yang tergabung dalam kelompok Posdaya, perubahan itu telihat antara lain, adanya peningkatan rasa percaya diri yang tinggi dari masyarakat, karena mereka memiliki usaha. Aktifitas masyarakat yang dulunya terlihat tidur, kini sudah mulai bergerak dan menunjukkan peningkatan aktifitasnya. Pusat-pusat komunikasi dan informasi sudah mulai dibangun, sehingga masyarakat dengan mudah mengakses berbagai infomasi yang dibutuhkan. Tingkat kegotong-royongan masyarakat mulai telihat muncul kembali dan tingkat kepedulian masyarakat terhadap sesamanya juga mengalami peningkatan yang sangat membanggakan. Keluarga-keluarga sudah mulai akrab dengan tanamantanaman polibek, sehingga keluarga yang tidak memiliki tanah yang cukup luas, bisa tetap menanam tanaman bergizi di halaman rumahnya dengan menggunakan pot-pot atau memanfaatkan kaleng-kaleng bekas maupun plastik-plastik
Dr. Mulyono D Prawiro
bekas atau barang-barang bekas lainnya. Bukan hanya itu, sudah mulai terlihat banyak disetiap keluarga memelihara kambing dan hampir tidak terlihat tanah-tanah kosong yang tidak dimanfaatkan. Lahan-lahan kosong yang dulunya dibiarkan, dengan adanya Posdaya mampu dimanfaatkan dengan baik oleh keluarga-keluarga di desa itu untuk dipergunakan dan ditanami pohon-pohon yang berguna seperti buah-buahan dan sayuran, sehingga memiliki nilai tambah yang tinggi bagi keluarga-keluarga yang tergabung dalam Posdaya tersebut. Seluruh kegiatan masyarakat tertuju dapat terukur dan diarahkan kepada pencapaian sasaran MDGs dan peningkatan indek pembangunan manusia, yaitu tingkat kesehatannya bertambah baik dan usia harapan hidupnya meningkat, karena kebutuhan gizi keluarga tercukupi, anak-anak putus sekolah disertakan dalam paket A, B dan C, sedangkan anakanak usia sekolah dari keluarga kurang mampu mendapat perhatian dari keluarga mampu dan LPM UIN, lingkungan tertata bersih dan indah dengan adanya berbagai tanamantanaman yang ada di halaman rumah serta keluargakeluarga di desa tersebut, utamanya anak-anak muda memiliki ketrampilan dan usaha, dan pada akhirnya mampu meningkatkan pendapatan keluarga. Dengan demikian rakyat di desa Sumberpucung ikut serta dalam pencapaian sasaran pembangunan MDGs dan peningkatan indek pembangunan manusia Indonesia yang menjadi target dunia pada tahun 2015 yang akan datang. Dengan adanya Posdaya masuk desa, maka keluarga-keluarga di desa bertambah bahagia dan sejahtera. ___
___
_ 153 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
Belajar Tidak Mengenal Usia
_ 154 _ _ _
D
irektur eksekutif Yayasan Damandiri Bapak M. Soedarmadi telah berhasil mempertahankan disertasinya dihadapan sidang terbuka senat guru besar Universitas Satyagama, Jakarta, yang dipimpin langsung oleh Rektor/Ketua Senat, Prof. Dr. Ir. Soenardjo Wirjoprawiro, MSi, dan mendapatkan gelar doktor Ilmu Pemerintahan. Bapak M. Soedarmadi adalah salah seorang yang sangat loyal kepada Prof. Dr. Haryono Suyono, baik pada saat duduk di pemerintahan maupun di Yayasan Damandiri. Walaupun sudah cukup senior dalam segi usia, namun semangatnya untuk terus belajar tidak pernah pudar, ini terbukti yang bersangkutan senantiasa mengukuti seluruh aturan pendidikan perkuliahan program doktor hingga selesai dan berhasil. Dihadapan sembilan guru besar, anggota senat dan ratusan audien, Bapak Soedarmadi dengan lantang dan penuh percaya diri memaparkan isi ringkasan disertasinya yang berjudul Pengaruh Implementasi Kebijakan, Efektifitas
Dr. Mulyono D Prawiro
Pelayanan dan Partisipasi Masyarakat terhadap Prospek Indeks Pembangunan Manusia dalam Pos Pemberdayaan Keluarga di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Pada saat presentasi, seluruh hadirin dibuatnya terkesima dan mereka mendengarkan dengan penuh antusias, karena disertasi yang dibuatnya tersebut adalah disertasi yang pertama di Indonesia yang mengupas masalah Pos Pemberdayaan Keluarga atau POSDAYA terutama dikaitkan ilmu pemerintahan dan prospek peningkatan indeks pembangunan manusia Indonesia. Seluruh pertanyaan yang diajukan oleh para penguji dijawabnya dengan gamblang dan penuh keyakinan. Para promotor yang terdiri dari Prof. Dr. Yosi Adiwisastra, Prof. Dr. E. Koswara Kertapradja, MA dan Prof. Dr. Ir. Musa Hubeis, MS, DIP Ing DEA, terus menerus memberikan dorongan yang kuat kepada yang bersangkutan agar segera menyelesaikan disertasinya tepat pada waktunya. Dorongan yang diberikan sungguh luar biasa, dan para promotor tersebut diajak ikut terjun langsung ke lapangan guna melihat bagaimana proses pemberdayaan keluarga melalui Posdaya di tingkat akar rumput itu berlangsung. Kabupaten Bantul sebagai obyek penelitiannya, yang akhir-akhir ini sering kedatangan tamu dari berbagai daerah, guna melihat dan belajar bagaimana rakyat Bantul memberdayakan dirinya melalui Posdaya. Berbagai kegiatan yang dilakukan rakyat, semua terfokus pada upaya meningkatkan indeks pembangunan manusia dan hampir seluruh rakyat Bantul semua memiliki usaha, baik usaha sendiri-sendiri maupun usaha bersama dalam bentuk kelompok atau koperasi. Tahun 2008 yang lalu, Pemerintah Kabupaten Bantul telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Daerah nomor 3 tahun 2008, tentang Gerakan Kebangkitan dan Pemberdayaan
_ 155 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
Bantul Projotamansari, yang intinya adalah pelaksanaan program pembangunan manusia dilakukan dengan pendekatan pemberdayaan keluarga dan masyarakat. Dalam rangka pemberdayaan tersebut dengan prioritas pengentasan kemiskinan, maka di Bantul dibentuk Pos Pemberdayaan Keluarga (POSDAYA) di setiap dukuh dan pedesaan. Sampai saat ini di Bantul telah terbentuk sebanyak 933 Posdaya di seluruh Bantul, jumlah ini akan terus bertambah sejalan dengan perkembangan dan dinamika masyarakat. Dari 993 Posdaya yang sudah ada tersebut sebagian besar atau 82 persen dikukuhkan secara formal oleh kepala desa atau lurah, sedangkan 18 persen sisanya dikukuhkan oleh Bupati dan camat setempat.
_ 156 _ _ _
Menurut Bapak Soedarmadi, bahwa prospek indeks pembangunan manusia itu dapat diukur secara proxy melalui dimensi-dimensi, seperti kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Dari dimensi kesehatan dilihat apakah ada pelayanan Posyandu, vaksinasi dan peningkatan gizi, pelayanan KB, pelayanan kesehatan dan gizi serta lingkungan yang bersih, dan dimensi pendidikan dilihat adanya bebas buta aksara, pendirian PAUD, gotong-royong untuk membantu bersekolah, adanya kursus paket A, B dan C, banyaknya anak perempuan yang sekolah, serta dimensi ekonomi dilihat dari adanya pengurangan tingkat pengangguran, diberikan keterampilan usaha, banyak keluarga khususnya perempuan yang bekerja, dan adanya kegiatan usaha bersama yang terhimpun dalam koperasi. Dari hasil penelitiannya terungkap, bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara implementasi kebijakan, efektifitas pelayanan dan partisipasi masyarakat secara bersama-sama atau multipel terhadap prospek peningkatan indeks pembangunan manusia, khususnya di
Dr. Mulyono D Prawiro
Kabupaten Bantul melalui program Posdaya. Dari faktor yang mempengaruhi tersebut diperoleh kesimpulan, bahwa partisipasi masyarakat merupakan faktor yang paling menentukan dan dominan dalam menentukan prospek peningkatan indeks pembangunan manusia, kemudian disusul oleh faktor-faktor lain seperti implemetasi kebijakan dan efektifitas pelayanan sebagai faktor pendukungnnya. Dikaitan dengan ilmu pemerintahan, Bapak Soedarmadi sebagai Doktor Ilmu Pemerintahan ke - 81 Universitas Satyagama, dalam disertasinya mengkaji permasalahan pelaksanaan desentralisasi pemerintahan dan pelayanan publik, yang menurutnya dianggap belum mampu menghadirkan adanya Sumber Daya Manusia dalam rangka peningkatan prospek Indeks Pembangunan Manusia Indonesia dan pencapaian Sasaran Millennium Development Goals (MDGs). Dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia, partisipasi masyarakat telah menjadi elemen sangat penting. Hal ini ditegaskan dalam UU No. 22 tahun 1999 yang kemudian diperbaharui dengan UU No. 32 tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah. Dalam konsideran Undang-undang tersebut, disebutkan bahwa semangat penyelenggaraan pemerintahan daerah diselenggarakan dengan pendekatan yang partisipatif. Sebagai konsekuensinya, maka sebagian urusan pemerintahan termasuk dalam pembangunan manusia, diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah Kabupaten/Kota, termasuk diantaranya program-program pembangunan kesejahteraan masyarakat yang secara langsung berpengaruh terhadap prospek peningkatan IPM dan pencapaian MDGs. Selain itu berdasarkan kajiannya pula, Posdaya secara konsepsional merupakan sebuah model dan strategi
_ 157 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
pembangunan terpadu di tingkat akar rumput, terutama di pedesaan dengan mendorong partisipasi masyarakat/keluarga melalui upaya-upaya pemberdayaan fungsi-fungsi keluarga secara gotong royong dalam rangka meningkatkan IPM dan pencapaian sasaran MDGs. Posdaya pada hakekatnya adalah suatu gerakan masyarakat yang prakarsanya berasal dari berbagai komponen masyarakat, termasuk juga dorongan dan fasilitasi dari Pemerintah Daerah dan Perguruan Tinggi.
_ 158 _ _ _
Dengan adanya proses pemberdayaan yang kemudian menghasilkan partisipasi masyarakat dalam Posdaya, maka Posdaya dapat berfungsi sebagai penggerak dan mempersiapkan masyarakat, sehingga mampu menyambut dan menerima kebijakan pemerintah dan siap mengakses pelayanan yang disediakan oleh pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat. Posdaya sebagai model dalam program kesejahteraan dapat merupakan pelengkap tetapi sangat penting yang merupakan sistem pendukung terhadap kebijakan dan program pemerintah guna mencapai tujuan meningkatkan IPM dan pencapaian sasaran MDGs. Selain Bapak Soedarmadi, dalam waktu yang tidak terlalu lama, kandidat doktor Bapak Mazwar Noerdin akan segera menyusul untuk menjadi doktor baru dan akan memperkuat jajaran Yayasan Damandiri. Yang bersangkutan saat ini sedang giat-giatnya menyelesaikan disertasinya dan akan segera mengikuti ujian tertutup dan dilanjutkan ujian sidang terbuka. Selamat kepada Doktor baru Bapak Dr. M. Soedarmadi dan kandidat doktor Bapak Mazwar Noerdin. ___
___
Dr. Mulyono D Prawiro
Data Membantu Pencapaian MDGs dan Peningkatan IPM
S
etelah mengikuti perkuliahan yang cukup panjang dan melelahkan, akhirnya Bapak Mazwar Noerdin, salah satu Deputi Direktur Yayasan Damandiri dan juga mantan Sestama BKKBN Pusat berhasil menyelesaikan program Doktor Ilmu Manajemen Pemerintahan di Universitas Satyagama Jakarta, dengan hasil yang luar biasa “Cum laode”. Hasil luar biasa ini berkat kerja keras dan cerdas yang selalu ditanamkan oleh Prof. Dr. Haryono Suyono kepada semua orang termasuk para staf dan pembantunya.
Di saat ujian terbuka promosi doktor, yang berlangsung pada tanggal 30 Juni 2011, yang berketepatan dengan Peringatan Hari Keluarga Nasional 2001, Bapak Mazwar Noerdin yang dengan penuh percaya diri menyampaikan hasil penelitiannya dalam bentuk disertasi dihadapan para penguji yang terdiri dari tujuh guru besar, para anggota
_ 159 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
senat universitas dan puluhan undangan di ruang ujian yang telah dipersiapkan. Disertasinya yang dipaparkan tersebut berjudul Pengaruh Implementasi Kebijakan, Sumber Daya Manusia Pengelola dan Partisipasi Masyarakat di Bidang Data pada Pos Pemberdayaan Keluarga di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, sempat memukau para undangan yang hadir pada acara tersebut, dan mereka bisa lebih memahami bahwa data merupakan hal yang sangat penting, khususnya bagi para pemimpin dan para pengambil kebijakan untuk menentukan langkah-langkah yang diperlukan untuk masa depan.
_ 160 _ _ _
Untuk mendapatkan gelar dan derajat doktor di Universitas Satyagama, seorang mahasiswa selain mengikuti perkuliahan, yang bersangkutan diwajibkan untuk mengikuti ujian Pra-kualifikasi, seminar usulan penelitian, seminar hasil penelitian, ujian naskah disertasi dan yang terakhir adalah mengikuti ujian disertasi terbuka dihadapan senat dan guru besar serta undangan, sebagai ajang promosi bahwa yang bersangkutan telah dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar doktor. Bapak Mazwar Noerdin dalam menyusun disertasi mendapatkan promotor dan co-promotor yang sangat handal dan memiliki pengalaman yang luar biasa. Para promotor dan co-promotor tersebut adalah Prof. Dr. E. Koswara Kertapardja, MA, Prof. Dr. Yosi Adiwisastra dan Prof. Dr. Ir. Musa Hubeis, MS. Dipl.Ing.DEA. Dalam disertasinya, Bapak Mazwar Noerdin telah mengkaji permasalahan pelaksanaan desentralisasi pemerintahan dan pelayanan publik yang dianggapnya belum mampu menghadirkan adanya sumbangan terhadap pengembangan ilmu pemerintahan, terutama yang berkaitan dengan pentingnya data dan informasi untuk mengelolaan upaya pemberdayaan keluarga dan masyarakat sehubungan dengan
Dr. Mulyono D Prawiro
pelaksanaan prinsip penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance). Dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia, pengelolaan data mikro kependudukan/keluarga pada kelompok-kelompok pemberdayan masyarakat menjadi sangat penting, terutama yang menyangkut data administrasi kependudukan, data keluarga sejahtera dan data rumah tangga miskin. Agar semua sistem data tersebut berjalan secara efektif, maka perlu didukung adanya ketersediaan sarana, baik yang berupa instrument pencatatan-pelaporan, dan peng-administrasian, maupun sarana kerja, seperti perangkat teknologi informasi, sarana transportasi, meubelair dan lain-lain. Begitu pentingnya data, maka data dapat dipergunakan untuk mengidentifikasikan dan menentukan masalah yang dihadapi, menentukan sasaran dan bentuk kegiatan yang akan diintervensi, mementukan alokasi sumber-sumber yang tersedia, serta keperluan pemantauan, pengendalian, dan evaluasi program maupun kegiatan. Dengan adanya data yang lengkap dan handal, diharapkan semua program, terutama dalam Pos Pemberdayaan Keluarga (POSDAYA), akan berjalan secara berdaya-guna dan berhasil-guna dalam tujuan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) serta pencapaian sasaran Millennium Development Goal’s (MDGs). Agar kebijakan pemerintah dalam bidang data kependudukan/ keluarga dapat lebih diimplementasikan secara intensif, dan mutu sumber daya manusia pengelola data dapat lebih ditingkatkan, serta partisipasi masyarakat dapat lebih tinggi secara berkelanjutan, sehingga efektivitas pengelolaan
_ 161 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
_ 162 _ _ _
data mikro kependudukan/keluarga pada POSDAYA lebih terjamin, maka diperlukan adanya penyediaan sarana, dana, dan tenaga pencatatan, pengelolaan, penyajian dan pemanfaatan data pada POSDAYA secara memadai untuk memenuhi kebutuhan yang rasional. Dalam pengamatan Bapak Mazwar, beberapa tahun terakhir ini, beberapa daerah telah mulai mengembangkan pembangunan yang berbasis keluarga di tingkat pedesaan dan pedukuhan secara terpadu, melalui pendekatan pemberdayaan fungsi-fungsi keluarga dalam forum / lembaga Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya). Oleh karena itu yang bersangkutan tertarik untuk meneliti pengaruh implementasi kebijakan, sumber daya manusia pengelola dan partisipasi masyarakat di bidang data terhadap efektivitas pengelolaan data pada Pos Pemberdayaan Keluarga di Kabupaten Bantul. Berdasarkan kajiannya, pengelolaan data mikro kependudukan/keluarga pada Pos Pemberdayaan Keluarga dan pada kelompok-kelompok masyarakat, merupakan model yang sesuai dengan kondisi kemajuan sosial ekonomi dan variasi budaya masyarakat Indonesia, khususnya di kabupaten Bantul. Hal ini sangat penting terutama dikaitkan dengan pelaksanaan prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance). Khususnya dalam prinsip community-owned government yang menjadi bagian dari implementasi paradigma reinventing government. Dari rangkaian disertasi yang ditulisnya tersebut, akhir Bapak Mazwar Noerdin menyimpulkan bahwa, Implementasi Kebijakan di bidang data mikro kependudukan/ keluarga dalam rangka sosialisasi dan penyuluhan berbagai peraturan perundang-undangan, merupakan kunci dari keberhasilan administrasi kependudukan. Dalam menentukan efektivitas
Dr. Mulyono D Prawiro
pengelolaan data, partisipasi masyarakat dalam mengelola data merupakan hal sangat dominan, hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa jajaran pemerintahan, khususnya SKPD dan instansi terkait lainnya, selalu berkait dengan pemanfaatan data mikro kependudukan/keluarga. Pemerintah daerah dalam implementasi kebijakan pembangunan dan pelayanan publik bersama stakeholder lainnya dapat berperan dalam menjaga dan memelihara momentum serta meningkatkan partisipasi masyarakat, dengan cara memberikan dorongan dan perhatian yang besar terhadap pengelolaan data. Selamat kepada Doktor baru Dr. Mazwar Noerdin, semoga hasil penelitiannya dapat berguna bagi pengembangan ilmu, khususnya ilmu manajemen pemerintahan di tanah air tercinta. ___
___
_ 163 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
Mengatasi Masalah Sosial Kemasyarakatan
_ 164 _ _ _
D
ewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraa Nasional (DNIKS) menggelar Konferensi Nasional Kesejahteraan Sosial (KNKS) ke VI, yang berlangsung di Batam. Acara ini dihadiri oleh organisasi-organisasi sosial dan lembaga yang bergerak dalam bidang sosial serta para relawan sosial yang datang dari berbagai daerah di tanah air. Acara yang dibuka oleh Gubenur Kepulauan Riau ini mendapat sambutan yang sangat meriah dari para peserta konferensi tersebut. Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010, yang antara lain bahwa prioritas pembangunan dipusatkan pada pembangunan berkeadilan dan menempatkan keluarga sebagai basis pemberdayaan. Pembangunan berkeadilan merupakan pencerminan dari berbagai unsur pembangunan yang diantaranya memperhatikan keluarga-keluarga miskin yang termarginalkan, termasuk diantaranya para penyandang disabilitas, harus mendapatkan perhatian yang lebih tinggi dari berbagai kalangan, baik itu kalangan pemerintah maupun
Dr. Mulyono D Prawiro
kalangan swasta, dalam hal ini termasuk para pengusaha dan pemimpin-pemimpin perusahaan. Para pengusaha maupun pemimpin perusahaan dihimbau untuk menyumbang dana dalam bentuk CSR (Coorporate Social Responsibility) dan diharapkan makin peduli terhadap sesama anak bangsa dengan harapan masa depan bangsa akan lebih baik. Mereka yang memiliki minat untuk berbagi kepedulian terhadap para keluarga miskin dan termarginal serta penyandang disabilitas, melalui kerjasama secara gotong-royong, boleh dikatakan bahwa mereka itu telah mampu mengamalkan ediologi Pancasila dan membangun kebersamaan dan saling tolong-menolong. Hal ini akan menciptakan masa depan bangsa yang lebih baik dan lebih sejahtera, seperti yang dicita-citakan oleh para luluhur bangsa ini. Saat ini kita memerlukan tenaga-tenaga sosial dan sukarelawan yang peduli terhadap sesama anak bangsa, karena akhir-akhir ini telah terjadi perubahan yang maha dahsyat, terutama pada perubahan penduduk yang jumlahnya terus meningkat. Bukan hanya bertambahnya bayi yang terus bermunculan, tetapi berkembangnya jumlah penduduk produktif yang berumur antara 15 – 65 tahun dan penduduk lansia di atas 65 tahun. Menurut prediksi, bahwa jumlah anak yang berumur antara 0 – 15 tahun hingga tahun 2025 yang akan datang, tidak akan banyak mengalami kenaikan, jumlah tersebut hanya berkisar antara 60 – 65 juta saja, sedang jumlah penduduk produktif meningkat dengan sangat drastis, yaitu berkisar tiga kali lipat dibandingkan dengan keadaan tahun 1970-an. Sementara penduduk lansia yang pada tahun 1970-an hanya berjumlah sekitar 3 juta, saat ini jumlah tersebut melebihi angka 20 juta, dan bahkan ada yang
_ 165 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
memperkirakan jumlah tersebut bisa melebihi angka 25 juta, dan akan terus bertambah.
_ 166 _ _ _
Kalau pada awal program Keluarga Berencana, pemerintah memprioritaskan pada penanganan masalah bayi yang terus berkembang, namun saat ini perhatian program KB akan lebih bermakna apabila diprioritaskan pada penanganan penduduk produktif dan penduduk lansia, yang jumlahnya terus membengkak. Disamping jumlah penduduk produktif dan penduduk lansia yang menjadi prioritas pembangunan, masalah kemiskinan juga menempatkan prioritas yang tinggi, karena sampai saat ini jumlah penduduk miskin menurut versi Badan Pusat Statistik (BPS), masih berkisar antara 13–14 persen dari total jumlah penduduk. Secara kuantitatif jumlah tersebut masih sangat besar dan berkisar antara 35– 40 juta jiwa. Fenomena yang menarik terutama di kota-kota besar, seperti DKI Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Manado dan lain-lain, menunjukkan bahwa penduduk usia di bawah 15 tahun, terus mengalami penurunkan yang cukup tajam, dan mulai terlihat bahwa penduduk di kota-kota mulai didominasi oleh penduduk usia kerja dan penduduk lansia. Dengan demikian, penanganan masalah kependudukan dan KB di Indonesia haruslah berbeda dengan cara penanganan pada awal program KB, yaitu sekitar tahun 1970-an. Dalam melihat permasalahan tersebut, tidak terlalu banyak pilihan, yang jelas kita semua sebagai bangsa harus menunjukkan kerja keras dalam membangun Keluarga Sejahtera dengan ketahanan yang kokoh dan bukti nyata. Bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia ini, untuk menghibur penduduk, biasanya dilakukan dengan program
Dr. Mulyono D Prawiro
pelayanan sosial dan hanya sekedar memenuhi kebutuhan dasar saja, namun hal itu tidak akan bertahan lama, oleh karena itu melihat perubahan yang terjadi di masyarakat, yang antara lain masyarakat makin urban dan mulai terlihat cerdas, maka menghibur dengan cara seperti itu mulai ditinggalkan. Masyarakat harus diajak ikut bersamasama membangun bangsa dan meningkatkan kemampuan, baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lingkungan. Upaya-upaya ini akan seiring dengan tujuan pembangunan millennium yang menjadi target dunia, sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan akan lebih bermakna dan dapat diukur keberhasilannya. Disamping itu juga akan mempengaruhi peningkatan indeks mutu pembangunan manusia itu sendiri. Sebagai Ketua Umum DNIKS, Prof Dr Haryono Suyono dalam Konferensi Nasional Kesejahteraan Sosial, mengajak seluruh bangsa untuk bersama-sama mengatasi masalah sosial kemasyarakatan di Indonesia ini dengan berbagai pendekatan utama, antara lain dengan mengembangkan upaya peningkatan kesempatan dan peningkatan kemampuan untuk memberikan dorongan kepada keluarga-keluarga muda dan keluarga lansia yang terpuruk menghadapi second chances atau kesempatan kedua. Generasi muda dan lansia diarahkan untuk terjun ke desa-desa untuk ikut memberdayaankan masyarakat, agar mereka mampu meningkatkan kemampuan, keterampilan dan akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraannya. Forum-forum informasi dan edukasi tersebut sudah mulai marak di berbagai tempat di tanah air, bahkan sampai ke pelosok-pelosok desa. Forum-forum tersebut dinamakan sebagai Pos Pemberdayaan Keluarga atau POSDAYA.
_ 167 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
_ 168 _ _ _
Di dalam Posdaya, para anggota dapat ikut mengisi dan memberikan dukungan serta komitmen agar Posdaya dapat dijadikan ujung tombak gerakan peduli sesama anak bangsa. Posdaya juga dapat dijadikan sebagai forum pengembangan amal ibadah yang paling dekat dengan rakyat di pedesaan dan mampu membantu mendampingi keluarga-keluarga kurang mampu atau mereka yang termarginalkan. Posdaya juga dapat memberikan harapan baru bagi keluarga-keluarga muda dan lansia agak dapat saling bekerja sama dalam memperoleh kesempatan, mampu bekerja keras dengan cara yang terhormat dan melaksanakan kehidupan baru yang memberikan harapan dan cita-cita baru agar hidup lebih sejahtera. Melalui Posdaya, organisasi-organisasi sosial diberi kesempatan untuk melakukan pendekatan dalam bidang pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelatihan serta kesempatan untuk melakukan kewirausahaan kepada keluarga-keluarga, khususnya keluarga muda dan anakanak, agak mereka mendapatkan akses kesehatan dan akses pendidikan. Bila anak-anak muda dan para lansia ini mendapat kesempatan pemberdayaan dan dijamin ikut serta dalam pembangunan, maka pembangunan akan semakin menarik dan mampu memberikan kepuasan. Mereka diberi kesempatan untuk menentukan pilihannya secara demokratis, dan pilihan itulah menjadi ukuran kesejateraan sosial masa depan, bukan sekedar bebas dari kemiskinan. ___
___
Dr. Mulyono D Prawiro
Kebersamaan dan Kepedulian Tinggi
B
aru saja bangsa Indonesia merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaannya yang ke-66, hari itu disambut dengan sangat antusias oleh sebagian besar rakyat Indonesia. Dalam rangka menyongsong peringatan 17 Agustus tahun 2011 ini, berbagai acara dan kegiatan digelar oleh warga dan masyarakat luas di kampung-kampung dan di pedesaan. Bendera merah putih dan berbagai umbulumbul merah putih pun terlihat menghiasi jalan-jalan dan gang-gang di kampung-kampung. Hal ini menunjukkan, bahwa bangsa ini merupakan bangsa yang menghargai para leluhurnya dan menghargai para pahlawannya yang telah berjuang dengan gigih, dan dengan kucuran keringat dan air mata guna merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Hampir setiap tahun, disaat menjelang 17 Agustus, aparat-aparat desa dan kelurahan, bahkan para pengurus RT dan RW terlihat sibuk untuk mempersiapkan berbagai kegiatan, yang intinya adalah mengajak seluruh warga masyarakat untuk berbaur dan bersatu padu untuk
_ 169 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
_ 170 _ _ _
mengisi kemerdekaan ini dengan berbagai kegiatan-kegiatan yang positif, membangkitkan kembali rasa kebersamaan dan meningkatkan kegotong-royongan diantara warga. Setiap warga diajak untuk ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang marak dilaksanakant, dan ternyata sebagian besar warga masyarakat merindukan adanya kegiatankegiatan seperti itu yang dimasa lalu selalu diadakan disetiap menjelang 17 Agustus. Kegiatan-kegiatan yang mengundang partisipasi warga itu merupakan kegiatan bersama, dari, oleh, dan untuk masyarakat. Kegiatan gerak jalan santai, lomba-lomba yang menyertakan banyak orang serta hiburanhiburan rakyat menjadi pilihan utama warga masyarakat. Hidup gotong-royong dan saling bantu-membantu serta menciptakan suasana yang kondusif, harmonis dan toleransi dalam hubungan bertetangga masih merupakan idaman dan kerinduan rakyat banyak. Walaupun secara makro terkesan sejak masa reformasi, kegiatan-kegiatan semacam itu mulai terlihat mengendor, dan bahkan di beberapa daerah hampir pudar. Kalau kita perhatikan, di beberapa kota-kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, Semarang dan lain-lain, di jalan-jalan protokol tidak lagi terpampang hiasan bendera merah putih maupun umbul-umbul yang berwarna merah putih, tetapi tergantikan dengan hiasan gambar-gambar atau foto-foto para anggota dewan ataupun mereka yang ingin menjadi pemimpin daerah di masa yang akan datang. Gambar potret diri dengan gaya tersenyum menyampaikan ucapan selamat menunaikan ibadah puasa disertai kata-kata yang terkesan sopan dan seolah-olah mampu berbuat sesuatu yang lebih baik untuk negeri ini. Namun dibalik itu semua, ada hal-hal yang tersembunyi yang ingin mereka capai. Masih belum terlihat dengan jelas, bahwa ada upaya siginifikan untuk
Dr. Mulyono D Prawiro
mengingatkan kembali perjuangan bangga, melainkan masih banyak terlihat iklan-iklan dari berbagai perusahaan yang ingin memamerkan produknya dan iklan-iklan lain yang tidak berhubungan dengan persatuan dan kesatuan bangsa. Hiruk-pikuk politik pun masih mewarnai surat kabar dan media-media lainnya. Meskipun para elit negeri ini terkesan saling sibuk berebut kekuasaan dan saling menonjolkan diri masing-masing, lain halnya dengan apa yang dilakukan oleh warga masyarakat di Perumahan Bumi Bekasi Baru, Bekasi khususnya di RW 05. Dalam menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI tahun ini, dibawah kepemimpinan Ketua RW 05, Bapak S. Soebagyo, seluruh warga diajak untuk saling peduli terhadap sesama dan hidup saling bergotong-royong dalam melestarikan keindahan lingkungan, dan menghimbau melakukan Gerakan Kebun Bergizi dengan cara menanam tanaman-tanaman bergizi seperti cabe, terong, tomat dan tamanan-tanaman bergizi lainnya di setiap halaman rumah warga. Disamping untuk meningkatkan gizi keluarga, tujuan lain adalah untuk meningkatkan kesehatan keluarga dan membuat lingkungan menjadi indah, bersih dan hijau. Menurut informasi, RW 05 Kelurahan Pengasinan Kota Bekasi ini, dikenal dengan tingkat kepedulian dan semangat gotong-royong antar warga yang sangat tinggi, sehingga Posdaya Garuda dan PAUD Bunga Bangsa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Selain untuk bidang kesehatan dan lingkungan, kegiatan semacam ini juga ikut membantu program pemerintah dalam ikut mensukseskan program Millennium Development Goal’s (MDGs). Himbauan dalam bentuk surat edaran tersebut mendapat sambutan yang sangat positif dari warga, dan sudah mulai terlihat dilaksanakan oleh sebagian warga. Selain
_ 171 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
mengadakan gerakan Kebun Bergizi, warga juga diajak untuk ikut berbagai macam perlombaan yang tujuannya antara lain, meningkatkan kegotong-royongan dan saling silaturahmi antar warga masyarakat. Selain diadakan lomba-lomba antar RT, pada puncak acara seluruh masyarakat diajak berolahraga bersama dalam bentuk dengan gerak jalan santai, mengelilingi jalan-jalan di sekitar perumahan.
_ 172 _ _ _
Pemerintah sendiri dianggap kurang memberikan dorongan, mengenai bagaimana bangsa ini agar tetap bersatu dan tetap meningkatkan kebersamaan sesama anak bangsa. Untuk itu pemerintah perlu kembali mengadakan sosialisasi dan motivasi, agar hal-hal yang baik dan mengundang partisipasi masyarakat luas dihidupkan kembali, agar rakyat mampu bangkit kembali dan berjuang untuk mengisi kemerdekaan yang telah dirintis oleh para pendahulu dan para pejuang bangsa ini. Mengisi kemerdekaan bukan dengan pesta pora, atau kegiatan yang tidak bermakna, tetapi dengan kerja keras dan cerdas dan mengajak semua orang bekerja dan sejahtera. Budaya gotong-royong dan kebersamaan harus hidup lagi di bumi pertiwi, RW 05 Kelurahan Pengasinan Kota Bekasi dapat dijadikan contoh bagi daerah-daerah lain dalam menghidupkan sifat kegotong-royongan dan kepedulian sesama anak bangsa. Yayasan Damandiri dalam ikut berpartisipasi menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-66 tahun ini dan sekaligus merayakan Hari Raya Idul Fitri 1432 H, melakukan berbagai upaya untuk mendorong masyakarat, terutama yang tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta, agar dalam kegiatan pulang mudik mereka dapat memberikan paket oleh-oleh kepada sanak keluarga di kampung halamannya dan keluarga kurang mampu di desa dengan paket oleh-oleh
Dr. Mulyono D Prawiro
berupa bendera merah putih dan buku-buku, baik buku-buku tulis maupun buku-buku pelajaran lainnya. Dianjurkan setiap paket berisikan bendara merah putih dan 6 buku tulis. Hal ini dilakukan agar bangsa ini diingatkan kembali, bahwa kita saat ini merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan yang ke 66 tahun, disamping itu kita adalah bangsa yang menghargai leluhurnya dan perlu mencontoh kehidupan-kehidupan masa lalu dan budaya masa lalu yang sangat manis dan hidup penuh kedamaian. Kegiatan yang dilakukan oleh RW 05 ini, tidak lain adalah memacu dan mendorong kita semua untuk lebih mencitai sesama anak bangsa dan meningkatkan kepedulian serta lingkungan yang aman dan kondusif. ___
___
_ 173 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
Road Show Pembangunan Kependudukan
_ 174 _ _ _
D
alam rangka turut membantu pemerintah dalam rangka mensosialisasikan Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2010, tentang Pembangunan Berkeadilan, Yayasan Damandiri bekerja sama dengan pemerintah daerah dan berbagai perguruan tinggi akan mengadakan Road Show PembangunanKependudukan Gebyar Posdaya di beberapa daerah. Pada akhir September 2011 yang lalu, Ketua Yayasan Damandiri yang juga mantan Menko Kesra dan Taskin, Prof. Dr. Haryono Suyono, yang beberapa waktu yang lalu menerima Penghargaan dalam bidang Kependudukan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berupa Sarwono Prawirohardjo X, mengadakan pertemuan dengan Menko Kesra, Agung Laksono di Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, Menko Kesra didampingi oleh Prof. Dr. Agus Sartono, Deputi Bidang Pendidikan dan Agama dan Dr. Ir. Sujana Rochiyat, DEA., Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan. Menko dan para deputi dengan serius mendengarkan penjelasan yang disampaikan ProfHaryono, terutama yang terkait dengan masalah pembangunan kependudukan di tanah
Dr. Mulyono D Prawiro
air. Masalah pembangunan kependudukan saat ini sangat berbeda dengan masalah pembangunan kependudukan pada tahun 1970-an. Bila pada tahun 1970-an, masalah pembangunankependudukan oleh Pemerintah difokuskan pada upaya pengendalian jumlah penduduk dan meningkatkan kesehatan, karena dalam kurun waktu tersebutdi Indonesia terjadi apa yang disebut dengan baby boom atau ledakan bayi yang luar biasa, sehingga perhatian pemerintah tertuju pada upaya menekan laju pertumbuhanpendudukdan meningkatkan kesehatan. Saat ini permasalahan pembangunankependudukan sudah sangat berbeda dengan masa lalu, karena masalah tersebut saat ini semakin komplek dan diperlukan strategi baru berupa pemberdayaan masyarakat yang melibatkan berbagai kompenen bangsa. Karena jumlah penduduk yang melebihi angka 240 juta jiwa, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, tetapi harus bersama lembaga-lembaga, seperti perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat serta berbagai kompenen bangsa lainnya, untuk membantu menggerakkan masyarakat agar mampu bekerja keras dan mandiri. Program KB dan kesehatan sudah menunjukkan hasil dan telah mampu menyadarkan masyarakat dan mampu merubah mindset (cara pandang) masyarakat, dari banyak anak banyak rezeki, menjadi dua anak cukup, laki-laki perempuan sama saja. Persentasi jumlah kelahiran bayi terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Sejak tahun 1980-an, jumlah penduduk Indonesia yang berumur 0 – 15 tahun tidak terlalu mengalami perubahan yang berarti, yaitu berkisar antara 60 – 65 juta jiwa, tetapi karena mereka yang lahir pada tahun 1970-1980-an telah tumbuh dan menjadi dewasa serta sebagian memasuki usia kerja,sehingga jumlah
_ 175 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
penduduk usia produktif yang berumur antara 15 – 60 tahun mengalami pembengkaan yang luar biasa, yang jumlahnya berkisar 180 juta jiwa. Untuk itu masalah kependudukan diperlukan penanganan berbeda. Karena usai harapan hidup terus mengalami kenaikan, maka jumlah penduduk lansia pun juga mengalami pembengkakan yang luar biasa besar. Hingga saat ini diperkirakan jumlah penduduk lansia Indonesia telah mencapai lebih dari 25 juta jiwa, ini berarti bahwa jumlahnya telah melompat hampir 7 atau 8 kali lipat bila dibandingkan dengan keadaan lansia pada tahun 1970-an yang hanya sekitar 3 juta jiwa.
_ 176 _ _ _
Dengan adanya perubahan struktur penduduk yang semakin menua, ini mengakibatkan usia harapan hidup mengalami kenaikan yang sangat berarti, sehingga lansia jaman sekarang memiliki kesempatan dan waktu jauh lebih lama dalam mengisi masa lansianya. Pertambahan penduduk muda yang tinggi dan pertambahan penduduk lansia juga tinggi, dan diiringi dengan perubahan penduduk berpendidikan dan urban, serta masih banyaknya penduduk miskin dan belum sejahtera, maka diperlukan terobosan baru program kependudukan dan KB di masa yang akan datang. Kebutuhan masyarakat juga berubah, tuntutan akan pelayanan pribadi semakin meningkat, sehingga cara penanganan kependudukan juga harus berubah. Saat ini lebih dari 80 persen lansia Indonesia berada dalam keadaan sehat dan bugar, serta masih sanggup memberikan kontribisinya bagi kemajuan bangsa dan negara tercinta. Tenaga dan pikirannya masih relatif cemerlang, dan hanya sekitar 20 persen saja lansia yang boleh dikatakan kurang begitu sehat dan hidup menderita, mereka ini yang memerlukan bantuan. Untuk meningkatkan Indeks Pembangunan, khususnya
Dr. Mulyono D Prawiro
bidang pendidikan, disarankan agar pemerintah, melalui Kementerian Koordinator Bidang Kesra, mengkoordinasikan serta mendorong pembuatan dan pembentukan PAUD di setiap RW, desa dan kelurahan. Anak-anak balita didorong untuk masuk PAUD dan kepada para orang tua, khususnya ibu-ibu dari keluarga miskin diajak dan dilatih ketrampilan, agar mereka mampu diberdayakan dan akhirnya bisa hidup lebih sejahtera dan tidak miskin lagi. Bagi anak-anak putus sekolah, disarankan untuk mengikuti kegiatan paket A, B dan C, sehingga apabila anak-anak putus sekolah tersebut bisa mengikuti kursus paket-paket tersebut, maka Indeks Pembangunan Manusia, khususnya bidang pendidikan akan meningkat dengan drastis. Fokus perhatian pemerintah saat ini seharusnya bukan hanya sekedar berupaya bagaimana menekan laju pertumbuhan penduduk dan penyediaan alat kontrasepsi gratisbagi penduduk miskin saja, tetapi harus mampu memberdayakan mereka yang sudah Lansia maupun mereka yang masih dalam usia produktif. Jumlah mereka jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah bayi yang ada. Mereka perlu diberdayakan, bukan dengan cara memberikan sesuatu dengan charity, tetapi dengan sentuhan yang manusiawi, mendorong mereka untuk bekerja dengan keras dan cerdas. Banyak orang yang mengatakan, bahwa akhir-akhir ini program kependudukan dan KB mengalami banyak kendala, sehingga pertumbuhan penduduk terlihat masih tinggi dan kesejahteraan masyarakat belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Bisa saja hal ini disebabkanoleh banyaknya kendala yang dihadapi oleh pemerintah, baik karena adanya otonomi daerah, faktor kepemimpinan, maupun faktor-faktor lain yang menghambatnya.
_ 177 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
Posdaya yang saat ini sudah mulai marak dimana-mana, yang jumlahnya belasan ribu, merupakan salah alternatif terbaik dalam rangka ikut membangun manusia Indonesia, agar mampu meningkatkan martabat dan harga dirinya serta menghidupkan kembali sifat kegotong-royongan yang selama ini telah diajarkan oleh nenek moyang bangsa ini. Dengan adanya Posdaya-Posdaya yang makin marak tersebut, maka target-target Pembangunan Millennium (MDGs) dengan mudah akan segera terwujud.
_ 178 _ _ _
Dalam waktu dekat, Prof. Haryono akan mengajak pemerintah, dalam hal ini Menko Kesra untuk bersama-sama mengadakan Road Show Pembangunan Kependudukan ke beberapa wilayah di tanah air, dalam rangka memberikan semangat kepada pemerintah daerah, perguruan tinggi di daerah dan masyarakat luas untuk membantu mengentaskan masyarakat dari lembah kemiskinan. Menko Kesra setuju, Road Show pertama akan diadakan di Kota Semarang, Jawa Tengah dan akan dilanjutkan ke daerah-daerah lain. ___
___
Dr. Mulyono D Prawiro
Rakyat Desa Giat Melaksanakan MDGs
B
eberapa tahun terakhir ini, Yayasan Damandiri yang dipimpin oleh Prof. Dr. Haryono Suyono dan Dr. (HC) Subiakto Tjakrawerdaja telah mengembangkan upaya pemberdayaan keluarga terutama keluarga-keluarga yang ada di pedesaan. Karena yayasan adalah lembaga swasta, upaya yang dilakukan untuk membantu keluarga-keluraga tersebut, antara lain dengan menggandeng pemerintah daerah, perguruan tinggi, lembaga keuangan dan lembaga-lembaga lain yang sama-sama peduli terhadap peningkatan sumber daya manusia Indonesia.
Para mitra kerja Yayasan Damandiri itu diajak terjun langsung ke lapangan, dengan tujuan memberikan semangat, dorongan dan dukungan yang diperlukan agar keluarga-keluarga, baik keluarga kaya maupun keluarga miskin, agar mereka mampu untuk meningkatkan kesejahteraannya. Upaya yang dilakukan adalah dengan membentuk dan mengembangkan Pos-pos pemberdayaan keluarga atau Posdaya di seluruh desa-desa di tanah air. Pos-pos tersebut dikembangkan sebagai forum
_ 179 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
silaturahmi antar anggota masyarakat untuk saling bantumembantu, gotong-royong, meningkatkan kepedulian dan kebersamaan. Kegiatan utama yang dilakukan dalam Posdaya antara lain adalah upaya meningkatkan kemampuan kemandirian keluarga dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lingkungan. Pada akhirnya apabila bidangbidang tersebut mampu ditingkatkan, maka upaya yang dilakukan itu, dapat membantu program pemerintah dalam ikut serta mendorong pencapaian target pembangunan milineum (Millennium Development Goals).
_ 180 _ _ _
Sampai saat ini telah tumbuh belasan ribu Posdaya di seluruh Indonesia, dan sebagian besar Posdaya-Posdaya tersebut didirikan dan dikembangkan oleh perguruan tinggi, dalam hal ini adalah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat berserta para mahasiswanya. Perguruan tinggi tersebut mengirim mahasiswa-mahasiswanya ke desa-desa untuk melakukan kegiatan KKN tematik Posdaya. Selain perguruan tinggi pemerintah daerah juga telah banyak melakukan kegiatan semacam itu, dengan menugaskan seluruh SKPD untuk terjun ke lapangan, membantu keluarga-keluarga membentuk dan mengembangkan Posdaya di seluruh perkampungan. Seperti halnya dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Solok di Sumatera Barat, Kabupaten Boalemo di Gorentalo, Kabupaten Sleman, Kulon Progro dan Bantul di DI Yogyakarta, serta Kabupaten Pacitan di Jawa Timur. Dengan komitmen yang tinggi oleh Bupati beserta seluruh jajaran pemerintah daerah, maka keluarga-keluarga akan mendapat manfaat yang luar biasa dengan hadirnya Posdaya-Posdaya yang terlihat mulai tumbuh tersebut. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga dalam bidang ekonomi, Yayasan Damandiri juga menggandeng berbagai lembaga keuangan seperti bank, perum pegadaian
Dr. Mulyono D Prawiro
dan lain-lain, guna mendorong keluarga-keluarga agar mampu bekerja dan berusaha secara berkelompok dan mandiri. Bersama dengan lembaga keuangan, para anggota Posdaya diajak dan dibantu untuk memberikan jalan keluar agar mereka dapat memperoleh kredit dari Bank mitra kerja Yayasan Damandiri. Solusi yang diberikan antara lain kelompok-kelompok usaha di Posdaya diupayakan agar usahanya dianggap layak dan mampu memberikan jaminan agar kelompok-kelompok tersebut bisa disebut sebagai nasabah yang bankable dan dapat memperoleh kredit usaha yang telah disiapkan oleh bank-bank mitra tersebut. Kepada para mitra kerja Yayasan Damandiri juga dihimbau untuk menyediakan bantuan dan dukungan untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan Posdaya sebagai bagian dari program CSR yang dimiliki oleh mitra kerja termasuk di dalamnya Bank-Bank Pembangunan Daerah. Upayaupaya yang dilakukan tersebut, antara lain bertujuan untuk memihak mereka yang lemah dan mengembangkan sebanyak mungkin partisipasi masyarakat serta meningkatkan sumber daya manusia Indonesia, dan pada akhirnya turut serta mensukseskan pencapaian program Millennium Development Goals (MDGs). Seperti halnya yang akan digelar di Semarang pada pertengahan bulan November 2011, Yayasan Damandiri mengundang Menko Kesra, Agung Laksono dan para deputinya, untuk hadir dan menyaksikan secara langsung kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan perguruan tinggi dalam rangka ikut serta mensukseskan pencapaian MDGs dengan kegiatan-kegiatan nyata di lapangan. Kegiatan-kegiatan Posdaya yang terkait dengan pencapaian MDGs, seperti Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yang selama ini hanya anak-anak Balitanya saja
_ 181 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
yang mendapat perhatian, tetapi dalam Posdaya, ibu-ibu dari anak-anak tersebut diberikan semacam kursus keterampilan, bukan hanya sekedar menunggu dan membuang waktu siasia, tetapi mereka dipisahkan, diberikan ilmu dan latihan keterampilan agar ibu-ibu tersebut mendapat manfaat dan diharapkan mampu mengembangkan hasil pelatihan tersebut dan akhirnya bisa mandiri. Selain kegiatan PAUD, Posyandu yang selama ini agak terkesan mengendor, mulai dihidupkan dan dikembangkan serta digairahkan kembali dan lebih difokuskan untuk penanganan masalah kesehatan, KB, ibu hamil dan melahirkan, dan tidak dicampur dengan kegiatankegiatan lain, sehingga lebih terfokus.
_ 182 _ _ _
Diperlihatkan pula kegiatan-kegiatan Posdaya dalam bidang ekonomi, sudah mulai terlihat adanya kegiatan usaha masyarakat dengan menghasilkan produk-produk lokal yang sederhana dan bahan-bahan yang diolah diperoleh dari bahanbahan lokal, seperti dari kebun di halaman rumah sendiri yang telah dipadukan dengan kegiatan Kebun Bergizi, yang mulai muncul dengan tanaman-tanaman sayur, buah dan tanamantanaman bergizi lainnya. Kegiatan-kegiatan yang mulai tumbuh di masyarakat itulah yang akan diperlihatkan kepada pemerintah, khususnya pemerintah pusat, bahwa masyarakat telah ikut serta dalam upaya pencapaikan target-target MDGs, bukan dengan seminar ataupun diskusi, melainkan dengan kerja keras dan bukti nyata di lapangan. Universitas Negeri Semarang (UNNES), yang dikenal sebagai kampus konservasi, telah mampu mengirim para mahasiswanya untuk terjun langsung ke lapangan untuk membentuk dan mengembangkan Posdaya di wilayah Jawa Tengah. Mengajari rakyat desa untuk menanam tanamantanaman bergizi, dengan memberikan contoh bagaimana cara menanam yang baik, walaupun lahannya terbatas. Seperti
Dr. Mulyono D Prawiro
dicontohkan, bahwa mengembangkan kebun bergizi tidak harus memiliki lahan yang luas, tetapi juga bisa dalam bentuk polybag, yang mudah dibuat oleh masyarakat sendiri. Kegiatan-kegiatan yang melibatkan ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jawa Tengah, seperti Universitas Negeri Semarang, Universitas Diponegoro dan berbagai perguruan tinggi swasta di Jawa Tengah, memiliki dampak yang luar biasa terhadap pencapaian MDGs di Jawa Tengah. Disamping mahasiswa merasa senang dapat membantu masyarakat di desa-desa dengan membentuk Posdaya, kegiatan mereka lebih terarah dan terfokus, sehingga rakyat di desa mendapat manfaat dengan hadirnya mahasiswa yang melakukan KKN tematik Posdaya, dan dari pihak mahasiswa merasa dirinya bisa mengabdikan kepada rakyat, sehingga ilmu yang selama ini diperoleh di kampus, dapat diaplikasikan dalam bentuk nyata di lapangan sebagai wujud kepedulian dan pengabdiannya kepada masyarakat, bangsa dan negaranya. Apa yang dilakukan oleh Yayasan Damandiri dan mitra kerjanya semata-mata karena kecintaannya kepada bangsa dan negara, terutama rakyat miskin maupun keluarga yang masih tertinggal di desa-desa, agar mereka mampu bangkit berjuang dan bekerja keras membangun diri dan keluarganya. Pada akhirnya, apabila rakyat Indonesia mampu bangkit dan bekerja keras dan menghasilkan sesuatu yang bermakna, maka target-target MDGs akan dengan mudah dicapai. Semoga dapat dicontoh oleh lembaga ataupun pihak lain. ___
___
_ 183 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
Motivasi dan Kepercayaan
_ 184 _ _ _
B
anyak cara yang bisa dilakukan untuk memotivasi dan mendorong seseorang untuk meningkatkan kepercayaan diri, namun tidak sedikit dari mereka yang belum tahu bagaimana caranya, bagaimana memulainya dan kepada siapa mereka harus belajar. Dari berbagai seminar dan pertemuan-pertemuan ilmiah yang diadakan, baik itu di kampus atau di luar kampus, saat ini sudah mulai banyak dibicarakan, bagaimana menjadi seorang pemimpin agar bisa tampil prima di depan publik dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
Prof Dr Haryono Suyono, sosok yang kita kenal sebagai motivator yang ulung di negeri ini, telah memiliki banyak pengalaman dan melalang buana kemana-mana, bahkan sampai ke pelosok-pelosok desa pun didatanginya. Bertemu dengan banyak orang, baik itu pejabat tinggi negara, pejabat daerah, para rektor, tokoh masyarakat, dan masyarakat kecil di desa-desa pun ditemuinya. Hal ini dilakukan untuk menerapkan dan mempraktekkan teori yang didapat saat
Dr. Mulyono D Prawiro
mengikuti kuliah program master dan doktor di Universitas Chicago, salah satu universitas terkemuka di Amerika Serikat puluhan tahun yang lalu. Teori yang didapat itu ternyata mampu diterapkan di Indonesia, bahkan mampu tampil sebagai pemimpin yang handal di negeri ini. Dari hasil pengamatan banyak orang selama ini, apa yang dilakukan sebagian tertuang dalam buku tulisan Stephen R. Covey berjudul The Speed of Trust. Dalam buku tersebut banyak yang diurai, bagaimana seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk membangun kepercayaan, bukan dengan mendikte, tetapi dengan mempengaruhi dan inspiring atau memberikan inspirasi kepada banyak orang, termasuk kepada para pemimpin daerah dan pimpinan perguruan tinggi, serta masyarakat luas. Para pemimpin ataupun para calon pemimpin, saat ini diharapkan memiliki atau menyesuaikan diri pada minimal 5 trust atau kepercayaan. Dalam berbagai kesempatan, Prof Dr Haryono Suyono mengurai dan mengajarkan, khususnya kepada para mahasiswa calon pemimpin bangsa untuk mengembangkan 5 trust diatas. Pertama, para mahasiswa ataupun para calon pemimpin bangsa harus percaya pada diri sendiri, memiliki kepercayaan diri yang tinggi bahwa dirinya mampu berbuat untuk orang banyak dan rela membagi ilmu kepada sesamanya. Percaya pada diri sendiri, biasanya melekat pada semua orang, hal itu menimbulkan adanya intergritas, niat, kemampuan dan kompetensi. Kedua, dipercaya oleh lingkungan terdekat, dalam hal ini teman-teman di sekitarnya. Bagi mahasiswa atau karyawan, mereka itu harus dipercaya oleh temannya satu kelas atau satu ruangan tempat mereka bekerja. Para calon pemimpin yang baik harus dipercaya oleh temannya dan lingkungannya, karena mampu membangun
_ 185 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
_ 186 _ _ _
jaringan yang kuat dan solit serta dinamik. Ketiga, dipercaya oleh organisasinya, dimana mereka setiap hari berkumpul, bisa di kampus, bisa di kantor atau perusahaan, maupun dalam lingkungan organisasi pemerintahan selalu menjadi inspirator dan menjadi kebanggaan bagi insitusinya. Dipercaya oleh organisasi ini sangat penting, karena kredibilitasnya akan terukur, semakin dipercaya oleh organisasi, maka kariernya akan terus melompat dan cemerlang, serta mampu tampil untuk mewakili organisasinya di depan publik. Keempat, dipercaya pasar, seorang pemimpin harus laku jual, mampu tampil di depan publik dan mampu meyakinkan masyarakat, bahwa apa yang dibangun mempunyai dampak postif bagi masyarakat luas, terutama terkait dengan kesejahteraan dan peningkatan pendapatan masyarakat, sehingga dianggap pantas menjadi tauladan dan penggerkan penyelesaian masalah. Kelima, dipercaya oleh masyarakat, pemimpin harus mampu menunjukkan kepada masyarakat banyak, bagaimana membangun sebuah komitmen untuk menghasilkan sebuah kepercayaan publik agar reputasinya tetap di hati masyarakat. Bila bertemu dengan siapapun, selalu berusaha untuk menggalang kerja sama dan saling menguntungkan. Biasanya komitmen yang diharapkan muncul adalah komitment bagaimana membangun dan menciptakan upaya peningkatkan kesejahteraan bersama, terutama bagi keluarga-keluarga yang masih tergolong miskin dan yang termarginal. Dari kelima trust atau kepercayaan di atas, sangat penting untuk dikembangkan, mendorong dan memotivasi seseorang, apabila seseorang calon pemimpin yang akan datang agar terlihat hebat dan berhasil. Begitu juga dengan kepercayaan sosial, dalam kehidupan seseorang, kepercayaan merupakan hal yang sangat penting, karena kepercayaan merupakan
Dr. Mulyono D Prawiro
keterpaduan seseorang antara integritas dan realibilitas terhadap suatu hal atau terhadap orang lain. Seseorang akan dikenal sebagai orang yang dapat dipercaya apabila memiliki beberapa hal antara lain, memiliki integritas, kejujuran, ketulusan, berkompetensi, memiliki pengetahuan dan kemampuan, loyalitas, serta konsisten antara tindakan yang dilakukan dari awal sampai akhir. Kepercayaan akan mulai timbul pada saat suatu relasi mulai terjadi dan kepercayaan tersebut akan mengalami perubahan secara konstan selama relasi tersebut terus terjalin. Kepercayaan merupakan sesuatu yang tidak mudah dikembangkan, namun yang sangat menyedihkan adalah kepercayaan itu sangat mudah untuk dihancurkan, terutama kalau ada pihak-pihak tertentu yang dengan sengaja menggoyahkannya. Untuk itu selain memberikan kepercayaan kepada orang lain, kita tetap harus waspada dan hati-hati, karena kepercayaan sekali lagi mudah untuk dihancurkan. Untuk memotivasi orang lain agar mencapai sasaran atau dapat menyelesaikan tugas maupun mengatasi persoalan atau tantangan yang dihadapinya, banyak cara yang bisa dilakukan. Salah satu karakteristik utama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yang hebat adalah kemampuannya untuk memotivasi orang lain dalam mencapai tujuan atau misi dari organisasinya. Seorang pemimpin yang tidak mampu memotivasi bawahannya, bagaikan seorang penunjuk jalan, yang hanya tahu jalan ke mana harus pergi, tetapi tidak dapat mengendalikan siapa sebenarnya bawahannya tersebut. Selain tahu jalan, seorang motivator yang unggul harus mampu pula mengenali siapa-siapa yang akan diberikan dorongan dan motivasi, dan jelas menunjukkan arah yang dituju.
_ 187 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
Posdaya yang akhir-akhir ini dikembangkan, bertujuan antara lain memberi kesempatan kepada rakyat banyak, agar saling percaya satu sama lain, percaya kepada tetangganya, percaya kepada organisasinya, percaya kepada pimpinannya dan yang paling penting adalah percaya pada kemampuan diri sendiri. Kepercayaan yang diberikan rakyat kepada bangsa dan negara adalah wujud nyata dari paritisipasi yang dikembangkan dalam Posdaya dalam ikut serta membangun bangsa. Posdaya menciptakan munculnya superteam, bukan menciptakan superman. ___
_ 188 _ _ _
___
Dr. Mulyono D Prawiro
Gotong Royong dalam Era Globalisasi
A
khir-akhir ini kita dihadapkan pada sesuatu yang disebut dengan globalisasi dan modernisasi. Hal ini oleh sebagian orang disambut dengan sangat antusias dan penuh kegembiraan, namun oleh sebagian lagi menganggap bahwa itu merupakan hal yang biasa saja. Globalisasi dianggapnya merupakan suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu sendiri. Globalisasi biasanya menyentuh kepada seluruh aspek penting kehidupan manusia, bukan saja manusia yang tinggal di daerah perkotaan saja yang merasakan dampak dari globalisasi, tetapi rakyat di desa terpencil pun terkena dampaknya. Globalisasi mampu menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang ada di masyarakat, mau tidak mau, suka atau tidak suka, globalisasi akan masuk ke berbagai bidang kehidupan manusia.
_ 189 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
_ 190 _ _ _
Banyak orang yang berpendapat, bahwa sebenarnya globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar tahun 1990-an, dan mulai begitu populer sebagai ideologi baru sekitar awal tahun 2000-an. Istilah globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal masyarakat, bukan hanya di Indonesia tetapi juga di masyarakat dunia. Dengan maraknya globalisasi berbagai kemudahan muncul, terutama kemudahan dalam mengakses komunikasi dengan kecepatan yang begitu tinggi. Informasi dan teknologi dengan sekejap mampu diperoleh, bahkan kejadian-kejadian yang muncul di belahan dunia yang dulunya sangat lambat dan melalui proses yang sangat rumit, baru sampai informasinya ke kita, dengan adanya teknologi yang canggih, seperti televisi, komputer, internet, HP dan atau alat komunikasi lainnya saat ini dengan mudah dan cepat diperoleh. Tidak semua globalisasi menguntungkan, karena pengaruh globalisasi itu sendiri biasanya menciptakan terbentuknya manusia-manusia modern yang mementingkan dan menciptakan terbentuknya superman dan persaingan yang begitu ketat. Sifat-sifat individualistik terlihat pada manusiamanusia modern dan akan menggeser kegotong-royongan. Sebagaimana dicontohkan dan digambarkan oleh Prof. Dr. Ir. Rahadi Ramlan, MSc., bahwa sebenarnya globalisasi itu, kalau tidak hati-hati akan menggeser budaya tradisional gotong-royong dalam interaksi sosial yang menjadi ciri bangsa Indonesia. Betapa tidak, dalam era modernisasi yang sedang marak terjadi, dan mulai bermunculan adanya mall-mall dan supermarket di kota-kota kabupaten, maka hubungan antara penjual dan pembeli hampir tidak terjadi dan bahkan tidak saling mengenal. Ciri budaya dalam transaksi jual-beli menimbulkan hubungan yang harmonis antara penjual dan pembeli, karena terjadi apa yang disebut dengan transaksi
Dr. Mulyono D Prawiro
tawar-menawar. Tawar-menawar inilah yang membuat penjual dan pembeli saling kenal satu sama lain, dan akhir terjadi hubungan persaudaraan yang saling menguntungkan dan saling menghargai. Disini juga terjadi apa yang disebut oleh Stephen R. Covey sebagai trust atau kepercayaan. Kepercayaan dengan mitra atau sahabat. Meskipun saat ini telah terjadi perubahan yang maha dahsyat di kalangan masyarakat, munculnya sifat-sifat individualistik karena pengaruh budaya barat, maka perlu adanya antisipasi agar kerukunan hidup gotong-royong dan saling menghargai sesama anak bangsa yang telah ditanamkan oleh nenek moyang pendiri bangsa ini terus dilestarikan. Indonesia perlu berbenah, dan perlu meninjau kembali, apakah pengaruh globasilasi ini menguntungkan rakyat secara keseluruhan atau hanya orang-orang tertentu saja yang bisa menikmati dan mendapatkan keuntungan dari pengaruh tersebut. Untuk mengantisipasi ber-bagai pengaruh globalisasi yang begitu dahsyat tersebut, kita harus menghidupkan kembali partisipasi masyarakat secara luas. Partisipasi masyarakat adalah suatu bentuk aktivitas masyarakat yang timbul sebagai konsekuensi logis dari adanya kesadaran akan tanggung jawabnya terhadap hal-hal yang menyangkut kepentingan dirinya sendiri, dan di sisi lain, partisipasi masyarakat adalah salah satu bentuk keberhasilan penggalangan sumber daya yang menyangkut kepentingan pelaksanaan suatu program, atau usaha tertentu, yang proses implementasinya berhubungan dengan kepentingan masyarakat banyak. Dalam bukunya berjudul Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi, Prof. Dr. R. Hendra Halwani, MA,
_ 191 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
_ 192 _ _ _
mengutarakan bahwa dalam menghadapi otonomi daerah, agenda pembangunan ekonomi daerah akan didominasi dengan program-program desentralisasi dan pengembangan ekonomi daerah yang berdaya saing. Untuk itu, tujuan dari program daerah jauh lebih luas cakupannya dari hanya sekedar pembangunan ekonomi daerah. Program pembangunan daerah harus sudah mencakup upaya peningkatan rasa keadilan, pengembangan partisipasi masyarakat dan suatu sistem sosial politik yang demokratis, serta untuk menjaga dan memperkokoh kesatuan bangsa dalam negara kesatuan Republik Indonesia. Kendati partisipasi masyarakat diakui sebagai bagian yang penting dalam proses penyelenggaraan kehidupan, seringkali peran serta masyarakat ini tidak bisa dirumuskan dalam posisi dan arti yang benar, sehingga dimana partisipasi masyarakat harus ditempatkan dan sampai dimana harus dilakukan menjadi kabur dan kurang fokus. Partisipasi masyarakat bisa tumbuh dengan baik apabila dikaitkan dengan proses pemberdayaan keluarga melalui pos-pos pemberdayaan keluarga atau Posdaya. Dalam pemberdayaan biasanya mengambil asumsi bahwa seseorang atau masyarakat telah mempunyai pengetahuan dan sikap dasar tentang masalah yang ingin dijadikan target, dalam hal ini peningkatan mutu keluarga, penduduk, khususnya perempuan. Prof. Dr. Haryono Suyono mengatakan, bahwa pemberdayaan dimaksudkan untuk membangkitkan, meningkatkan atau mengembangkan potensi daya yang ada dalam diri manusia atau masyarakat yang bersangkutan agar mampu mengembangkan sesuatu secara mandiri atau swadaya. Dalam era globalisasi dan modernisasi seperti sekarang ini, Posdaya diyakini sebagai solusi dan sebagai ujung tombak dalam mendorong partisipasi keluarga dan
Dr. Mulyono D Prawiro
masyarakat, sehingga Posdaya mampu meningkatkan kebersamaan, kepedulian dan menghidupkan kembali budaya gotong-royong. Hal ini harus dilakukan dengan serius dan penuh dengan kesabaran oleh berbagai pihak, baik itu melalui pemerintah daerah, perguruan tinggi, LSM, lembaga keuangan dan juga masyarakat sendiri di lapangan. ___
___
_ 193 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
Membumikan Konsep
_ 194 _ _ _
A
khir-akhir ini dunia dikejutkan dengan adanya konsep baru dalam upaya mensejahterakan masyarakat yang dikembangkan oleh seorang entrepreneur dari Belgia, pendiri dan direktur Zero Emissions Research bernama Prof. Dr. Gunter Pauli. Konsep yang dikembangkan adalah blue economy, yaitu konsep dimana potensi-potensi lokal mendapat perhatian untuk dikembangkan. Diyakininya dengan melakukan 100 inovasi akan mampu menciptakan 100 juta pekerjaan baru bagi masyakarat, khususnya masyarakat miskin di pedesaan. Suatu terobosan yang luar biasa ini, mendapat sambutan yang positif dari kalangan pemerintah kita, dan beberapa kali pemerintah terus mengupayakan agar konsep blue economy ini dapat dikembangkan di Indonesia guna ikut berpartisisipasi dalam upaya pengentasan kemiskinan. Beberapa kementerian telah berupaya menerapkan konsep ini dengan sangat berhasil dan sekali lagi tidak sedikit yang menerapkan konsep tersebut melalui proyek-proyek di tempat-tempat tertentu, sehingga belum secara signifikan mampu menolong keluarga miskin untuk bangkit dari belenggu kemiskinan secara keseluruhan.
Dr. Mulyono D Prawiro
Banyak para pemimpin dan pengambil kebijakan belum memahami bahwa proses pengentasan kemiskinan itu tidak bisa dilakukan dengan cara instruktif, seperti yang selama ini dilakukan, tetapi harus ada konsep baru berupa konsep partisipatif. Blue economy ini menawarkan suatu terobosan agar partisipatif dari masyarakat mendapatkan tempat yang sewajarnya, bukan menghalang-halangi apa lagi melarang upaya gotong-royong masyarakat dalam menciptakan suatu kreasi yang baru yang menguntungkan masyarakat dan kelompoknya secara mandiri. Penggunaan pendekatan yang partisipatif dan budaya gotong-royong serta sumber daya lokal merupakan prioritas utama dalam kegiatan pembangunan dalam kontek blue economy ini. Pengolahan bahan-bahan lokal dengan teknologi sederhana, apabila mendapat dorongan dan pemberdayaan, maka masyarakat desa, khususnya masyarakat miskin akan mampu bangkit dan menjadi wirausaha-wirausaha baru di pedesaan. Dengan adanya usaha baru tersebut, mereka yang dulunya tidak bekerja, akan mampu bekerja dan mampu membangun bangsanya secara mandiri dan gotong-royong. Sepertinya konsep blue oconomy ini terlihat berlawan arus dengan konsep ekonomi pada umumnya, yang menekankan pada masalah pertumbuhan, perluasan usaha dan persaingan atau kompetitif. Ini sangat berbeda, karena menawarkan konsep kebersamaan dan partisipatif, menggunakan sumber daya alam yang ada di sekitar dan mengolahnya dengan teknologi sederhana dan mampu menciptakan pekerjaan baru bagi masyarakat. Prinsip yang digunakan adalah “Zero Waste” yang artinya mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi terkait dengan proses produksi dan penggunaan sisasisa yang sebelumnya tidak dimanfaatkan, diolah kembali menjadi bahan-bahan yang berguna untuk meningkatkan
_ 195 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
kesejahteraan. Secara mudah bahwa Zero Waste adalah memanfaatkan seluruh bahan-bahan yang ada di lingkungan dan diolah dengan menggunakan teknologi sederhana dan tidak ada sisa yang tidak dimanfaatkan.
_ 196 _ _ _
Ini merupakan hal yang sangat baik bagi kesehatan manusia dan lingkungan, karena pembiayaannya relatif murah, bahannya diolah dan didapatkan dari lingkungannya sendiri, dalam arti bahan lokal dan dapat dikomsumsi oleh keluarga sendiri dan dapat pula dijual ke keluarga lain yang membutuhkan. Hal ini mampu memenuhi kebutuhan hidup dengan sistem produksi lokal, mengkonsumsi bahan-bahan lokal yang dimiliki oleh masyarakat sendiri. Dengan memproduksi secara bersamasama dan memperolah bantuan dari pemerintah atau orang kaya di sekitarnya, maka upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat dapat dipenuhi dan sambil membangun modal sosial atau Social Capital dan meningkatkan kesadaran hidup selaras dengan jalur evolusi alam. Segala apa yang ada di bawah langit biru dan di seluruh alam dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, dengan cara memanfaatkan dan mengoptimalkan kebajikan dan nilainilai alam yang menghubungkan potensi lokal yang belum dimanfaatkan, menjadi sesuatu yang memiliki nilai tambah yang luar biasa bagi kehidupan manusia. Dengan cara mengolah bahan baku lokal dan merubahnya menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat dan memiliki nilai tambah yang tinggi, dan secara gotong-rotong dilakukan oleh banyak orang, dibantu difasilitasi oleh pemerintah dan pihakpihak terkait, maka akan muncul wirausaha-wirausaha baru, yang oleh Gunter Pauli diyakini akan mampu menciptakan jutaan lapangan kerja baru “One hundred invovation – One hundred million job”, bentuk inovasi baru yang mampu
Dr. Mulyono D Prawiro
menggeser masyarakat, dengan apa yang dimiliki alam menjadi sesuatu yang dulunya tidak berguna, dirubah menjadi sesuatu yang berkelimpahan. Dengan konsep baru pengentasan kemiskinan, sebaiknya para pengambil kebijakan dapat mempergunakan kesempatan ini untuk melakukan pendekatan dengan masyarakat bawah dengan meng-create inovasi-inovasi baru yang mulai berkembang. Manajemen yang dipergunakan bukan lagi manajemen instruktif atau kekuasaan, yang menurut Plt. Kepala BKKBN, Dr. Sudibyo Alimoeso, MA., pemerintah harus menggunakan manajemen partisipatif dan mengajak semua pihak, termasuk LSM dan pihak-pihak lain, untuk bersamasama pemerintah memberikan fasilitasi yang diperlukan dan mengajak semua stake holder peduli kepada masyarakat miskin, agar tujuan pembangunan millennium dapat tercapai dan kemiskinan di Indonesia bisa diturunkan. Apapun konsep yang ditawarkan, semua akan bemuara pada upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, hal ini termasuk konsep blue economy yang sedang mulai tumbuh dan dikembangkan di berbagai wilayah di Indonesia. Hal ini sangat sejalan dengan apa yang dikembangkan dalam Posdaya, yaitu membangun kebersamaan dan menghidupkan kembali sifat kegotong-royong masyarakat dengan arah yang jelas dan disesuaikan dengan upaya pencapaian targettarget MDGs, terutama untuk pengentasan kemiskinan dan peningkatan pendapatan dengan menciptakan lapangan kerja baru bagi keluarga-keluarga yang belum bekerja. Di beberapa tempat, anggota-anggota Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) telah mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah dan perguruan tinggi serta lembaga
_ 197 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
keuangan dalam bentuk bantuan berupa mesin-mesin ringan dan sederhana yang mampu mengolah sumber daya lokal menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih dan menguntungkan. Cara penggunaan mesin dan pengolahaan bahan-bahan lokal tersebut sangat mudah, dan hampir setiap orang mampu mempergunakannya dengan baik. Mesinmesin dengan teknologi sederhana itu mampu dikembangkan dan diciptakan oleh para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan diperbantukan kepada masyarakat dengan cara meminjam kredit melalui lembaga keuangan untuk mendapatkan alat atau mesin-mesin tersebut.
_ 198 _ _ _
Dalam mengimplementasikan konsep blue economy, masyarakat desa dalam Posdaya telah melakukan itu dengan sangat baik, bukan dengan teori rumit dan terlihat sulit ditangkap, tetapi dengan karya nyata di lapangan, ternyata masyarakat yang tergabung dalam Posdaya telah berhasil membumikan konsep blue economy dengan sangat baik dan telah mulai tumbuh adanya lapangan-lapangan kerja baru bagi rakyat desa yang selama ini belum pernah terbayangkan akan bisa bekerja di lingkungannya sendiri. Dengan demikian Posdaya merupakan salah satu jalan membumikan konsep yang digagas oleh Gunter Pauli dan sangat cocok untuk kondisi Indonesia yang memiliki modal sosial atau social capital yang luar biasa hebatnya. ___
___
Dr. Mulyono D Prawiro
Antisipasi Munculnya Perubahan
A
khir-akhir telah terjadi perubahan yang maha dahsyat dalam berbagai kehidupan, sehingga terasa bagaikan mimpi dan tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Perubahan itu terjadi antara lain dalam bidang kependudukan, yang secara cepat terjadi lompatan-lompatan yang luar biasa. Terlihat di beberapa jalan yang dulunya relatif sepi, mendadak berubah penuh sesak dengan kendaraan-kendaraan yang padat dengan penduduk dan kemacetan terjadi dimana-mana. Tempat-tempat rekreasi yang dulunya indah, menyenangkan, mudah dijangkau, akhir-akhir ini pun telah berubah menjadi tempat yang ramai, bising dan penuh dengan gegaduhan. Demikian juga dalam bidang politik dan pemerintahan, menjadi semakin berkembang dan bervariatif, karena perubahan politik ini, oleh sebagian orang dianggap mendadak dan mengejutkan. Betapa tidak, yang selama ini pemerintah mengatur dan aturannya dianut oleh masyarakat banyak, mendadak berubah karena masyarakatnya semakin kritis,
_ 199 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
pendidikannya semakin tinggi dan makin cerdas, sehingga mereka merasa bisa mengatur dirinya sendiri. Tidak sedikit dari masyarakat yang merasa dirinya bisa mengatur dan merasa memiliki kemampuan untuk mengatur dan mengendalikan, berjuang dengan berbagai cara untuk mendapatkan keinginannya untuk mengatur masyarakat dan memegang tampuk kekuasaan dalam pemerintahan. Mereka mengetahui bahwa ini adalah kesempatan emas yang luar biasa yang dulunya belum pernah ada.
_ 200 _ _ _
Dengan halil demokratisasi dan kesamaan hak, maka mekanisme pengangkatan seorang kepala daerah yang biasanya diawali dengan jabatan karier, mendadak berubah menjadi siapa saja yang memiliki persyaratan boleh ikut serta dalam pemilihan kepada daerah. Kebiasaan masa lalu bahwa kepala daerah adalah mereka yang berada dalam jalur pemerintahan, dengan munculnya reformasi dan demokratisasi, siapa pun berhak dan bisa masuk dalam jalur pemerintahan. Dengan adanya sistem baru dalam pemerintahan tersebut, seseorang yang biasanya diluar jalur pemerintahan dan mengikuti aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah, berganti dengan babak baru dan mereka dengan sistem baru itu berubah mengatur jalannya pemerintahan. Hal ini perlu adanya penyesuaian dan perubahan budaya yang memerlukan waktu relatif lama, dimana aparat birokrasi harus beradaptasi dengan pimpinan yang baru yang berbeda dengan pimpinan sebelumnya. Proses jalanannya pemerintahan tidak seluruhnya berkembang sesuai aspirasi masyarakat, bahkan tidak sedikit yang tergelincir masuk dalam proses hukum dan dianggap menyalahi peraturan yang ada. Kegoncangan dalam pengaturan pemerintahan sering kali terjadi, dan tidak jarang aturan-aturan yang selama ini diberlakukan
Dr. Mulyono D Prawiro
berubah total menyesuaikan keinginan pemimpin yang baru, sehingga kadang-kadang terjadi benturan-benturan yang mengakibatkan munculnya gejolak yang ada di masyarakat. Harapan dari banyak orang dalam masyarakat dalam era demokrasi ini antara lain munculnya pemimpin-pemimpin yang oleh para ahli manajemen disebut sebagai pemimpin yang visioner atau “Visionary Leadership”. Seorang pemimpin yang mampu melihat jauh ke depan, muncul pada zamannya dan mampu mewujudkan aspirasi dari banyak kalangan serta mampu mewujudkan mimpi masyarakat menjadi kenyataan. Mendorong munculnya peran serta masyarakat dan mampu merangsang masyarakat untuk memberikan andil dalam pembangunan dan mengambil peran yang strategis dalam pembangunan bangsa. Partisipasi merupakan hal yang sangat penting dalam upaya menghidupkan upaya gotongroyong untuk menghasilkan berbagai upaya pembangunan, tidak hanya mengandalkan pada pemerintah semata, tetapi masyarakat luas harus ikut serta dalam pembangunan. Kalau saat ini banyak ahli yang mengemukaan tentang pemimpin yang ideal, namun sangat jarang kita menemuhi pemimpin yang ideal semacam itu. Menurut Warren G. Bennis dalam bukunya berjudul “Leadership Theory and Administration Behavior”, bahwa seorang pemimpin harus mampu mendorong dan mempengaruhi bawahan untuk berperilaku seperti yang dikehendaki. Sedangkan Prof. Haryono Suyono mengakakan bahwa pemimpin yang ideal itu antara lain harus memiliki minimal 4 syarat utama. Pertama, mereka harus mampu melihat jauh ke depan, yang biasanya tidak terpikirkan oleh orang lain, bahwa mereka mampu melihat yang orang lain tidak melihatnya, mampu memikirkan dan memberikan solusi bila terjadi goncangan dan siap serta
_ 201 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
tidak takut terjadi perubahan. Manakala terjadi perubahan justru harus tampil di depan dan siap menghadapinya dengan menumbuhkan budaya baru yang lebih dinamik. Tidak mudah merasa puas dengan apa yang ada, dan memberikan semangat yang tidak putus-putus kepada bawahannya dan dalam bahasa Jawa disebut “Juweh”.
_ 202 _ _ _
Apa yang dilakukan oleh bawahannya selalu dimonitor, bukannya tidak percaya tetapi lebih mementingkan, apakah tujuan yang diharapkan telah sampai pada sasaran atau tidak. Kedua, pemimpin visioner harus memiliki integritas yang tinggi dan menjadi panutan bagi banyak orang serta memiliki tata krama. Segala tindakan dan tingkah lakunya pantas dijadikan teladan, segala gagasan dan idenya dituangkan untuk sebesar-besar kesejahteraan bersama. Bukan omong kosong, tetapi hasilnya nyata serta dirasakan oleh banyak orang. Selalu menatap ke arah depan dan masa lalu dianggapnya sebagai pelajaran dan tidak mempersoalkan kelemahan pemimpin sebelumnya. Sikap yang diambil harus jelas, mengakui bahwa masa kini adalah bagian dari masa lalu dan masa depan adalah bagian dari masa lalu dan masa kini. Semua akan dihadapi dengan senyum dan hati terbuka serta menghargai adanya perbedaan, karena perbedaan memunculkan adanya pemikiran-pemikiran segar dalam masyarakat. Ketiga, seorang pemimpin haruslah seorang yang bijaksana, ini berkenaan dengan karakteristik warga yang mempunyai keinginan yang tidak seragam, oleh karena itu pemimpin harus mampu memilih dan memilah kebijakan yang mampu membuat rasa aman dan nyaman di antara sesama masyarakat. Bekerja dengan hati, menyayangi semua orang dan selalu siap berkolaborasi guna mewujudkan masyarakat
Dr. Mulyono D Prawiro
yang bahagia dan sejahtera. Keempat, dengan munculnya paradigma baru tentang kepemimpinan, maka pemimpin masa depan harus mampu mengkaitkan berbagai hal yang terkait dengan upaya mensejahterakan rakyat serta mengembangkan pikiran kreatif, mendorong semangat dan dengan jiwa dan raga diabdikan untuk kepentingan bersama, utamanya membantu rakyat dalam proses pemberdayaan dan upaya untuk mengentaskan kemiskinan secara gotongroyong dan mandiri. Posdaya sebagai forum silaturahmi antar generasi yang dikembang bersama di berbagai tempat di Indonesia, diharapkan akan melahirkan pemimpin-pemimpin masa depan yang handal, yang mampu menatap masa depan dengan penuh harapan dan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap sesamanya. Anak-anak yang saat ini tergabung dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pada saatnya nanti terutama dalam menyosong Indonesia Se-Abad, yaitu pada tahun 2045 yang akan datang, akan menjadi pemimpin bangsa yang benar-benar disiapkan mulai saat yang paling dini. Anakanak tersebut nantinya akan menjadi mahasiswa dan dibekali dengan karakter yang tangguh, memiliki ilmu yang unggul dan dibekali dengan kemampuan untuk menjadi manusia-manusia yang sanggup membangun jaringan yang kuat dan harmonis, untuk kepentingan bersama, bukan untuk kepentingan dirinya sendiri saja. Mudah-mudahan pada saat Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-100 nanti, Indonesia menjadi negara yang hebat dan disegani oleh negara lain, karena memiliki pemimpin yang handal dan visioner. ___
___
_ 203 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
Bukan Hanya Diomongkan
_ 204 _ _ _
S
udah sekian lama kita menanti hadirnya suatu kehidupan yang lebih baik bagi bangsa ini, hidup penuh kedamaian dan kegotong-royongan seperti yang telah diajarkan oleh nenek moyang pendiri bangsa ini. Hidup rukun, bergandeng tangan, bekerja bersama dan saling tolong-menolong sesama anak bangsa serta saling menghargai satu sama lain itu merupakan salah satu tujuan hidup berbangsa dan bernegara. Persatuan dan kesatuan bangsa sepertinya merupakan harga mati yang tidak boleh ditawartawar lagi dan tidak boleh hilang dari bumi pertiwi.
Budaya gotong-royong sebagai ciri bangsa Indonesia yang telah turun-temurun, dan keberadaannya terus dan harus selalu dipertahankan. Hal ini merupakan bentuk nyata dari solidaritas sosial yang terdapat dalam kehidupan masyarakat, sehingga setiap warga negara yang terlibat di dalamnya memiliki hak untuk dibantu dan juga berkewajiban untuk membantu. Disini terdapat azas timbal balik yang sama-sama menguntungkan. Namun apa yang terjadi sejak munculnya
Dr. Mulyono D Prawiro
arus globalisasi dan modernisasi yang oleh sebagian orang dianggap sebagai peluang yang luar biasa hebatnya, karena dianggap mampu membawa bangsa ini ke dalam kehidupan yang lebih baik, modern dan serba mudah mendapatkan apa saja yang diinginkan. Memang tidak dipungkiri, sebagian orang mendapatkan manfaat yang luar biasa besarnya dari munculnya arus modernisasi dan globalisasi ini, namun yang perlu diperhatikan adalah bagaimana dengan anak-anak bangsa lainnya yang hidupnya kurang beruntung atau mereka yang tergolong miskin ? Terutama bagi saudara-saudara kita yang tinggal di desa-desa yang jauh dari hiruk-pikuknya kota, apakah mereka merasakan hal yang sama dengan apa yang sebagian orang rasakan, atau hal ini merupakan ancaman yang mengerikan bagi mereka dan bagi bangsa ini ? Untuk menghindari terjadinya konflik sosial di tengah-tengah masyarakat, dimasa lalu hampir setiap saat kita selalu diingatkan, diperdengarkan dan diperlihatkan suatu katakata yang indah, manis dan menarik, yaitu “Persatuan dan Kesatuan Bangsa”. Apapun upaya yang dilakukan, hampir semuanya mengarah pada kepentingan rakyat banyak dan kebersamaan. Hampir disetiap kesempatan selalu didengung-dengungkan, baik oleh pimpinan pemerintahan, LSM maupun siapa saja yang merasa dirinya sebagai warga negara Republik Indonesia. Tidak ketinggalan hal yang sama juga dilakukan melalui berbagai media massa, baik melalui radio, televisi dan surat kabar nasional maupun media-media lainnya. Namun sangat disayangkan, sesuatu yang dibangun dengan susah payah, dengan tenaga dan pikiran oleh para pendahulu, akhir-akhir ini hampir terlupakan atau sengaja dilupakan
_ 205 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
dan tidak terdengar lagi. Apakah ini pertanda, kita sudah tidak lagi peduli lagi terhadap sesama anak bangsa ? Hal ini dapat dijadikan renungan bagi kita semua, mau kemana arah bangsa ini ke depan, bila persatuan dan kesatuan kita mulai goyah atau sengaja dibikin goyah. Gotong-royong akan memudar apabila rasa kebersamaan mulai menurun dan setiap pekerjaan tidak lagi terdapat bantuan sukarela, bahkan telah dinilai dengan materi atau uang.
_ 206 _ _ _
Pemerintahan yang katanya demokratis dan menjunjung tinggi hak-hak azasi manusia yang diharapkan mampu menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa serta diharapkan pula dapat memperbaiki kehidupan rakyat banyak, ternyata tidak seluruhnya mampu mewujudkan impian rakyat banyak tersebut. Kehidupan yang diharapkan lebih baik, ternyata tidak muncul dan bahkan terjadi sebaliknya. Harga kebutuhan hidup sehari-haripun sulit dijangkau oleh mereka yang hidup serba kekurangan. Pertengkaran antar pejabat dan para politisi menjadi tontonan yang sangat membosankan, karena hasilnya bukan merupakan solusi jitu, justru terkesan mengambang dan tidak ada jalan keluarnya. Tontonan tersebut hampir setiap saat kita jumpai dan kita menyasikannya, perbedaan pendapat dan perseteruan yang tak berujung dan tidak ada habisnya. Kegiatan gotong-royong yang dilakukan warga, baik yang berada di perdesaan maupun di perkotaan, seharusnya tetap memerlukan bantuan orang lain. Kerjasama yang dilakukan secara bersama-sama yang biasa disebut sebagai gotongroyong, yang menjadi strategi dalam pola hidup bersama yang saling meringankan beban masing-masing pekerjaan tidak kunjung datang. Munculnya kerjasama semacam itu sebenarnya merupakan suatu bukti adanya keselarasan
Dr. Mulyono D Prawiro
hidup antar sesama bagi komunitas, terutama yang masih menghormati dan menjalankan nilai-nilai kehidupan, yang biasanya dilakukan oleh komunitas perdesaan atau komunitas tradisional. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa komunitas masyarakat yang berada di perkotaan juga dalam beberapa hal tertentu memerlukan semangat gotong-royong. Yang mengakibatkan hilangnya budaya gotong royong antara lain tumbuhnya paham individualis, komersialis di kalangan masyarakat, sehingga muncul sifat individualistik yang acuh tak acuh dengan sesamanya, seakan tutup mata dan telinga terhadap orang lain yang memerlukan pertolongan, hanya mau membantu orang yang dikenal saja, bahkan tak jarang yang memiliki motto hidup “Tidak ada bantuan jika tidak ada imbalan”. Jika itu terus dibiarkan terjadi, maka akan tercipta perpecahan diantara anak bangsa. Namun demikian, dengan hiruk-pikuknya perbedaan dan peruncingan masalah yang muncul ditengah-tengah masyarakat dan bangsa ini, kita patut bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, bahwasannya Yayasan Damandiri yang dikomandani oleh Prof. Dr. Haryono Suyono dan Dr. Subiakto Tjakrawerdaja telah mencoba melakukan terobosan yang sangat ampuh guna membangkitkan kembali budaya hidup gotong-royong yang akhir-akhir ini dinilai sudah mulai memudar di tanah air tercinta ini. Terobosan tersebut dibarengi dengan menggandeng berbagai elemen masyarakat, termasuk pemerintah daerah, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, lembaga perbankan dan mitra kerja lainnya yang sama-sama peduli terhadap nasib bangsa dan tidak ingin melihat bangsa ini menjadi bangsa yang terpecahpecah. Upaya yang dilakukan adalah membentuk dan pengembangkan pos-pos pemberdayaan keluarga (Posdaya) di berbagai tempat di tanah air. Posdaya merupakan wahana,
_ 207 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
forum silaturahmi dan wadah untuk membangkitkan kembali budaya gotong-royong yang ada di masyarakat, baik masyakarat di perdesaan maupun masyarakat perkotaan. Di dalam Posdaya keluarga-keluarga diajak untuk berbicara bermusyawarah, memecahkan berbagai persoalan yang ada di lingkungannya, sehingga setiap anggota memiliki kesempatan untuk menyampaikan pendapat dan keinginannya serta segala sesuatu dapat dipecahkan bersama.
_ 208 _ _ _
Dengan diawalinya musyawarah di tingkat akar rumput, budaya saling mengenal dan bersilaturahmi, maka akan tercipta budaya hidup gotong-royong yang secara nyata dilakukan. Gotong-royong bukan sekedar diomongkan di publik, tetapi di dalam Posdaya gotong-royong benarbenar diwujudkan dan dijalankan. Karena di dalam Posdaya segala permasalahan yang menyangkut berbagai hal dapat diselesaikan tanpa harus merasa ada yang dimenangkan maupun ada yang dikalahkan. Semua merasa senang dan happy karena di dalam Posdaya diciptakan adanya bentuk saling menghargai dan menghormati sesama anak bangsa, bukan lagi memperuncing permasalahan, tetapi dengan musyawarah untuk mufakat guna menemukan solusi yang diharapkan bersama. Kuncinya di dalam Posdaya adalah gotong-royong dan kebersamaan. Berbagi kasih dan kebahagian bersama serta semua merasakan manfaatnya. Semoga bangsa Indonesia kembali menjadi bangsa yang besar, tetapi tetap menghargai sesama dan leluhurnya. ___
___
Dr. Mulyono D Prawiro
Perjuangan Bukan Tanpa Resiko
U
paya mengentaskan penduduk dari belenggu kemiskinan sudah lama dilakukan, baik oleh pemerintah maupun oleh organisasi sosial kemasyarakatan, yang peduli terhadap nasib bangsa dan negaranya. Oleh karena itu, dari waktu ke waktu berbagai program telah dicanangkan oleh pemerintah dengan disertai dengan dana yang jumlahnya mencapai trilyunan rupiah. Lagi-lagi dana yang digelontorkan sebanyak itu, ternyata tidak serta-merta membuat tingkat kemiskinan di tanah air tercinta ini turun dengan dratis. Meskipun pemerintah memiliki dana yang melimpah dan menyediakan dana khusus untuk pengentasan kemiskinan, dengan harapan angka kemiskinan di Indonesia akan segera dapat diturunkan, namun dalam implementasi di lapangan tidak seluruhnya berjalan mulus dan tepat sasaran. Dari segi konsep, banyak yang memberikan apresiasi dan penghargaan kepada pemerintah, bahwa diatas kertas program pengentasan kemiskinan di Indonesia luar biasa bagusnya,
_ 209 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
dan dimungkinkan akan berjalan mulus dan tepat sasaran serta dapat berhasil dengan baik. Namun lagi-lagi dari segi implementasinya ternyata tidak seluruh konsep yang indah dan menarik diatas kertas bisa mampu diimplemtasikan di lapangan.
_ 210 _ _ _
Jumlah keluarga miskin masih saja tetap banyak dan angka kemiskinan boleh dikatakan stagnan pada angka diatas 12 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Ini berarti faktor kemiskinan dan cara penanggulangan kemiskinan itu bukan sekedar dapat diselesaikan hanya oleh faktor dana, tetapi masih banyak faktor lain yang mempengaruhi. Dana hanya merupakan salah satu faktor saja diantara banyak faktor lainnya, jadi dana bukanlah segala-galanya yang bisa menyelesaikan masalah kemiskinan di Indonesia. Pemerintah dalam mengentaskan penduduk dari belenggu kemiskinan bukan sekedar memberikan dana secara cumacuma, tetapi masyarakat sendiri harus dipersiapkan dan difasilitasi serta diberdayakan sesuai dengan kemampuan dan potensi masyarakat sendiri. Dari berbagai pendapat para ahli, bahwa faktor utama kemiskinan bukan semata-mata karena masalah keuangan, melainkan masih banyak masalah lain yang perlu diperhatikan. Ada yang berpandangan bahwa masalah yang paling dominan munculnya kemiskinan antara disebabkan oleh laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, apalagi ditunjang dengan rendahnya tingkat pendidikan masyarakat serta timbulnya ketimpangan dalam distribusi pendapatan nasional, sehingga menghasilkan pengangguran dan kemiskinan yang tidak merata. Disamping faktor-faktor diatas, faktor politik juga ikut mewarnai dan menghambat jalannya upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia. Betapa tidak, aliran dana untuk
Dr. Mulyono D Prawiro
rakyat kecil saja menjadi bahan perbincangan dan perdebatan yang tidak pernah reda, bahkan tidak jarang dana-dana untuk orang miskin mampir ke kantong-kantong pejabat atau para politisi. Yang terlihat dipermukaan hanyalah dana yang triyunan rupiah untuk rakyat miskin, namun lagi-lagi hanya diatas kertas. Orang miskin hanya dipergunakan sebagai bahan komoditas politik yang tidak pernah ada habisnya. Tidak jarang mereka yang bersuara akan membantu orang miskin keluar dari belenggu kemiskinan, justru tidak banyak berbuat dan hanya berkicau di media saja, tanpa melakukan tindakan nyata di lapangan. Dalam mengejar target Millennium Development Goal’s (MDGs) yang akan berakhir pada tahun 2015, sepertinya kita pesimis mampu mencapai target tersebut, terutama pada upaya pengentasan kemiskinan, karena trend angka kemiskinan dari tahun ke tahun hampir tidak mengalami perubahan yang signifikan, harapan bangsa ini untuk bebas dari kemiskinan masih dalam angan-angan dan impian semata. Masih perlu perjuangan yang super keras untuk mencapai tujuan itu. Yayasan Damandiri yang selama ini bergelut dan tanpa lelah memberdayakan penduduk, khususnya penduduk miskin di wilayah pedesaan, terus berupaya membantu dan mengiringi pemerintah untuk turut serta membangun sumber daya manusia melalui pemberdayaan penduduk dan keluarga. Apa yang diupayakan oleh Yayasan Damandiri untuk terus berjuang bersama mitra kerjanya bukannya tanpa kendala. Kendala itu selalu ada, namun dengan kegigihan dan pendekatan yang positif serta kesabaran yang tiada henti, kendala-kendala tersebut dapat dilampaui dengan baik.
_ 211 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
_ 212 _ _ _
Sampai saat ini upaya Damandiri bersama mitra kerjanya seperti pemerintah daerah, lembaga keuangan, perguruan tinggi dan berbagai organisasi sosial kemasyarakatan, telah membentuk dan mengembangkan pos-pos pemberdayaan keluarga (Posdaya). Tujuannya antara lain untuk membangun kebersamaan dan menghidupkan kembali budaya gotongroyong di tanah air tercinta. Dalam proses pembentukan dan pengembangan Posdaya bukan tanpa kendala, ada beberapa pihak yang mulai menaruh curiga, karena keberadaan Posdaya dianggap sesuatu yang menakutnya, jangan-jangan akan menggantikan lembaga-lembaga yang sudah ada. Pihakpihak tertentu yang kurang memahami sepenuhnya dan hanya mendengar sepotong-sepotong mulai kuatir dengan keberadaan Posdaya, karena dianggap menjadi saingan lembaga yang telah terbentuk selama ini. Seperti yang dikatakan oleh Sekretaris Yayasan Damandiri, Dr. Subiakto Tjakrawerdaja, bahwa perjuangan Yayasan Damandiri untuk memberdayakan keluarga-keluarga di Indonesia bukan tanpa resiko, tetapi penuh dengan resiko dan kendala, karena program Damandiri menjadi program bersama dan melibatkan banyak orang dan banyak lembaga. Bahkan sampai saat ini Posdaya telah terbentuk lebih dari 20.000 dan tersebar di berbagai tempat di Indonesia. Jadi Posdaya telah mampu menggerakan partisipasi masyarakat yang jumlahnya melebihi angka ratusan ribu, bahkan jutaan orang yang terlibat di dalamnya. Karena berdampak dan mampu melibatkan jutaan orang, maka Damandiri dengan Posdayanya telah mampu menggetarkan bangsa ini dengan upaya besar pengentasan kemiskinan di Indonesia. Damandiri dengan tekun mengunjungi dan menyakinkan para pemimpin daerah, baik pemimpin formal maupun
Dr. Mulyono D Prawiro
non formal terus dilakukan dengan tulus, ihklas dan tanpa pamrih, sehingga sempat membuat perubahan yang maha dahsyat di negeri ini dan mampu merubah cara pandang masyarakat dalam upaya nyata pengentasan kemiskinan. Perjuangan, kesabaran dan ketelatenan terus dilakukan oleh Yayasan Damandiri dan mitra kerjanya, guna menyakinkan semua pihak, terutama pemerintah daerah, bahwa Posdaya bukan merupakan saingan lembaga-lembaga yang sudah ada, justru sebaliknya, Posdaya dapat dijadikan ujung tombak pemberdayaan keluarga di Indonesia. Bukan hanya itu, Posdaya bisa dijadikan contoh nyata program pengentasan kemiskinan secara terpadu dan terfokus. Posdaya bagaikan lingkaran besar yang merangkum dan mensinergikan lingkaran-lingkaran kecil yang ada di desa-desa. Posdaya dibangun bukan dengan konsep yang muluk-muluk yang sulit dipahami oleh masyarakat, tetapi siapapun dengan mudah dapat menerima konsep ini dengan baik. Hampir semua lembaga, termasuk guru besar dan pimpinan perguruan tinggi menerima konsep Posdaya dengan sangat antusias dan justru mendapatkan apresiasi yang sangat tinggi. Betapa tidak, Posdaya mampu membawa dan mengantar para mahasiswa untuk terjun ke desa-desa memberdayakan masyarakat dengan sasaran yang jelas. ___
___
_ 213 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
Semua Anak Harus Sekolah
_ 214 _ _ _
S
etiap orang berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak, baik mereka yang memiliki keturunan orang berada dengan kekayaan yang melimpah, ataupun mereka yang hidupnya serba kekurangan dan bahkan miskin sekalipun. Secara umum pendidikan merupakan proses kehidupan dalam mengembangkan diri seseorang untuk mendapatkan hidup dan kelangsungan hidupnya. Proses awal dari pendidikan, biasanya diawali dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Dalam lingkungan keluarga, proses pendidikan anak itu sangat menentukan, karena keluarga merupakan sumber kekuatan yang ampuh dan mampu membangunkan inspirasi bagi anak-anak di kemudian hari. Disini orang tua memegang peranan yang sangat penting bagi kehidupan mereka. Sudah mulai banyak terlihat, bahwa anak akan mencontoh apa yang dilakukan oleh orang tuanya, dan secara naluri mereka juga ingin menjadi seperti orang tuanya apabila dewasa nanti,
Dr. Mulyono D Prawiro
bahkan tidak jarang yang bercita-cita ingin menjadi seperti orang tuanya bahkan melebihi dalam berbagai hal. Namun, minimal fondasi yang kuat yang pernah ditanamkan oleh orang tuanya tersebut akan terus tertancap dalam hati dan pikirannya. Lingkungan sekolah memiliki arti yang sangat penting bagi pendidikan anak-anak, betapa tidak, di sekolah anakanak akan mendapatkan berbagai ilmu yang diberikan oleh guru kepadanya. Peran guru memeng luar biasa dalam pembangunan pendidikan, karena guru selalu memberikan ilmunya kepada anak didik sesuai dengan kemampuan dan pengalaman yang dimilikinya. Sungguh mulia pengabdian guru ini, karena guru mempunyai peran untuk memberikan inspirasi, bantuan, dorongan dan tugas-tugas lain yang terkait dengan kedisiplinan anak didik, agar mereka kelak menjadi orang-orang yang memiliki rasa tanggung jawab dan bisa saling menghargai sesamanya. Biasanya guru selain memiliki peran yang sangat penting tersebut, mereka juga berusaha untuk meningkatkan kemampuan dan pengalamannya, sehingga apa yang diajarkan kepada anak didik tidak monoton dan selalu ada inovasi baru yang disesuai dengan perkembang yang terjadi. Guru diharapkan ikut serta sebagai pelopor pembangunan yang handal dalam menghadapi munculnya perubahan. Selain peran keluarga dan sekolah, peran lingkungan masyarakat juga tidak kalah pentingnya bagi anak didik, karena lingkungan masyarakat akan memberikan gambaran tentang bagaimana memahami orang lain dan bagaimana hidup di tengah-tengah masyarakat. Dengan berbaur bersama masyarakat, maka anak-anak dan kita semua akan berinteraksi dengan masyarakat, kita akan mengetahui adanya perbedaan, mana orang yang terdidik dan mana orang
_ 215 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
yang tidak terdidik. Seperti yang selalu kita dengar, bahwa dengan menjadi orang yang terdidik, diyakini kita dapat menjadi orang yang berguna bagi orang lain di sekitar kita, bagi masyarakat, bagi bangsa dan bagi negara.
_ 216 _ _ _
Tantangan baru dalam dunia pendidikan saat ini antara lain adalah, bahwa guru atau pendidik harus turut serta dalam proses perubahan dan perkembangan zaman, karena ilmu itu terus mengalami perkembangan, maka diharapkan semua pendidik mengikuti perkembangan-perkembangan yang terjadi dan menjadi garda terdepan dalam perubahan. Seperti akhir-akhir ini, perubahan yang terus terjadi dengan begitu cepat diberbagai bidang, seperti bidang teknologi, ekonomi, sosial, budaya dan berbagi bidang lainnya. Tujuan pendidikan sendiri secara garis besar adalah untuk membentuk individu yang maju secara fisik, moral dan intelektual serta untuk membentuk manusia yang kreatif secara sosial. Dalam proses pembangunan bangsa, peranan pendidikan sangatlah strategis, karena pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan yang mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat, dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan warga bangsa secara keseluruhan. Menurut John C. Bock, dalam tulisannya berjudul Education and Development: A Conflict Meaning (1992), mengidentifikasikan bahwa peran pendidikan antara lain adalah untuk memasyarakatkan ideologi dan nilai-nilai sosio-kultural bangsa, mempersiapkan tenaga kerja untuk memerangi kemiskinan, kebodohan, dan mendorong perubahan sosial, serta untuk meratakan kesempatan dan pendapatan. Selain itu, Chris Kirk seorang Chief Executive Officer GEMS Education Solutions, mengatakan bahwa, “sekaranglah saat
Dr. Mulyono D Prawiro
yang tepat untuk merevolusi pendekatan terhadap pendidikan”. Seluruh dunia saat ini muncul adanya permintaan yang tinggi akan adanya pendidikan yang bermutu dan berkualitas tinggi. Namun, sementara itu, perdebatan antara swasta versus publik pun terus berlanjut, sehingga jutaan anak-anak kehilangan pendidikan yang berkualitas. Anakanak dan kaum muda menuntut transformasi pendidikan yang memberikan penyediaan publik berkualitas tinggi dan efisien secara global dalam rangka memenuhi dan meningkatkan harapan keluarga dan masyarakat di seluruh dunia. Tuntutan semacam ini hanya dapat dicapai melalui kerjasama antara sektor pemerintah dan sektor swasta serta organisasi nonpemerintah. Dengan demikian peran sektor swasta dalam ikut serta dalam pembangunan pendidikan sangatlah penting. Sejak disepakatinya program Millennium Development Goals (MDGs) oleh negara-negara di dunia termasuk Indonesia berapa tahun yang lalu, kesepakatan tersebut antara lain pada upaya untuk mencapai 8 sasaran MDGs. Sasaran utamanya adalah pengentasan kemiskinan. Kemiskinan bisa timbul karena rendahnya tingkat pendidikan masyarakat, sehingga peningkatan kualitas pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam upaya pengentasan kemiskinan. Seluruh warga bangsa sepakat, bahwa faktor pendidikan merupakan priortias utama dalam mencapai sasaran target Millennium Development Goals. Banyak negara-negara mulai berlomba untuk berupaya meningkatkan bidang pendidikan bagi warganya, termasuk pemerintah Republik Indonesia yang dalam upayanya untuk mendorong anak-anak keluarga kurang mampu untuk turut serta berpartisipasi dalam pembangunan pendidikan ini. Cara yang ditempuh antara lain memberikan pendidikan gratis bagi anak-anak keluarga kurang mampu. Harapannya adalah, jangan sampai ada
_ 217 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
anak usia sekolah yang tidak sekolah, jangan hanya karena terbentur biaya mereka tidak bisa mengeyam pendidikan. Namun lagi-lagi, sesuatu yang gratis, oleh sebagian orang dianggap merendahkan kemampuan masyarakat dan hal itu dianggap tidak mendidik. Sebenarnya yang diharapkan dari masyarakat adalah, adanya upaya atau dorongan agar masyarakat bisa mampu mandiri. Dengan demikian, mereka dengan bangga dan dengan harga diri yang tinggi akan mampu mengantar anak-anaknya ke sekolah, sehingga tidak menginginkan lagi yang gratis-gratis.
_ 218 _ _ _
Meskipun biaya sekolah digratiskan, tetapi anak-anak miskin yang tinggal di sekitar sekolah masih banyak yang tidak sekolah, karena sekolah tersebut dianggap sekolah favorit, dan mengutamakan yang pintar, sehingga anakanak keluarga kurang mampu yang biasanya kurang pandai tidak bisa memenuhi persyaratan yang diwajibkan.Yang perlu mendapatkan perhatian, bukan hanya pendidikan gratis, tetapi apakah anak-anak dari keluarga kurang mampu tersebut mendapatkan akses ke sekolah atau tidak. Walapun gratis, tetapi jarak antara rumah dengan sekolah yang gratis sangat jauh, ya tidak ada dampaknya. Anak-anak keluarga miskin tetap saja tidak bisa sekolah. Ini membuat Indeks Pembangunan Manusia dalam bidang pendidikan rendah dan target MDGs tidak akan tercapai. Untuk itu, tujuan pembentukan dan pengembangan Pos Pemberdayaan keluarga (Posdaya) antara lain ikut serta mencari anak-anak keluarga kurang mampu untuk didorong dan mengirimnya ke sekolah. ___
___
Dr. Mulyono D Prawiro
Suasana Idul Fitri Bertambah Marak
D
alam menyongsong Idul Fitri Tahun 2013 ini, banyak sekali perubahan yang terjadi, terutama suasana di sekitar masjid di desadesa. Masjid yang selama ini dipergunakan sebagai tempat beribadah bagi ummat Islam, akhir-akhir ini sudah mulai bertambah fungsi dan kegunaannya. Bukan sekedar sebagai pusat ibadah saja, tetapi sudah mulai berkembang menjadi pusat-pusat pemberdayaan ummat. Beberapa perguruan tinggi Islam sudah mulai melirik, dan tidak sedikit yang mengirim mahasiswanya ke desa-desa dalam rangka kuliah kerja nyata tematik Posdaya berbasis masjid. Dalam suasana puasa, beberapa perguruan tinggi Islam ternama, seperti Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Universitas Islam Indonesia Yogyakarta telah melepas ribuan mahasiswanya untuk terjun ke lapangan guna melakukan KKN Tematik, yang tujuan utamanya adalah membentuk, mengembangkan dan mengisi Pos-pos
_ 219 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
pemberdayaan keluarga (Posdaya) yang basis utamanya adalah masjid. Para mahasiswa terjun ke desa-desa bukan untuk kepentingan sendiri atau menambah pengalaman saja, tetapi lebih dari itu, dengan bimbingan para dosen pembimbing lapangan (DPL), mereka diarahkan untuk membangun dan mengembangkan pos-pos pemberdayaan keluarga (Posdaya) dan masjid dipergunakan sebagai basis pemberdayaan.
_ 220 _ _ _
Kedatangan para mahasiswa dari perbagai perguruan tinggi, terutama perguruan tinggi Islam adalah merupakan bentuk kegiatan pengabdian dan kepedulian mereka kepada masyarakat luas. Ilmu pengetahuan yang diajarkan oleh dosen dan diperoleh di kampus, bukan semata untuk kepentingan mahasiswa sendiri, namun mahasiswa diberi kesempatan untuk mengimplementasikan berbagai ilmu yang diperoleh di kampus, kemudian ditransfer kepada masyarakat. Kegiatan para mahasiswa yang sangat positif untuk memberdayakan masyarakat merupakan harapan yang sangat ditunggu-tunggu. Biasanya para mahasiswa dari Perguruan Tinggi Islam yang melakukan KKN adalah mereka yang sudah memasuki semester 7 atau 8, sehingga sudah cukup mahir dalam berdakwah, sehingga saat mereka terjun ke lapangan, mereka sudah menguasi banyak ilmu dan kehadirannya bagaikan kupu-kupu yang terbang rendah dan selalu dekat dengan rakyat. Kupu-kupu bila datang dan makan tidak merugikan tananan yang dihinggapinya, tetapi justru membuat tamanan yang dihinggapinya bertambah subur. Demikian juga kedatangan para mahasiswa, bukan merugikan masyarakat yang didatanginya, melainkan menjadikan masyarakat lebih bahagia dan sejahtera. Mereka ikut serta memberikan
Dr. Mulyono D Prawiro
dorongan, motivasi dan proses pemberdayaan bagi masyarakat. Kedatangan mahasiswa diharapkan ikut serta menyumbang dalam proses pembangunan nasional, yang oleh pemerintah difokuskan pada upaya pembangunan bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi atau kewirausahaan dan menciptakan lingkungan yang aman, bersih dan menyenangkan. Saat berkunjung ke masjid-masjid, para mahasiswa bersama para pengurus dan masyarakat sekitar masjid mengembangkan dan menganjurkan agar di sekitar masjid lebih semarak dengan berbagai kegiatan yang menguntungkan masyarakat banyak. Upaya yang dilakukan antara lain menjadikan masjid sebagai pusat percontohan Kebun Bergizi, yang oleh Presiden SBY disebut dengan Program Rumah Pangan Lestari. Idenya adalah agar masyarakat, khususnya keluarga miskin diajak untuk menanam tanaman-tamanan yang memiliki nilai tambah yang tinggi, mengandung banyak gizi dan bermanfaat bagi kesehatan. Tanaman-tanaman tersebut ditanam di halaman masjid dan di halaman rumah penduduk sekitar masjid. Mahasiswa dan orang-orang kaya diajak untuk berpartisipasi menyediakan bibit untuk serahkan kepada keluarga miskin. Bila keluarga miskin memiliki tanaman bergizi berupa sayur-sayuran di halaman rumah sendiri, maka dengan mudah mereka memetik dan mengolahnya, sehingga tidak banyak mengeluarkan biaya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, khususnya kebutuhan sayur-mayur, karena sayuran sudah tersedia di halaman rumahnya sendiri dan kesehatannya bisa lebih terjamin. Mereka setiap hari makan makanan yang penuh gizi, maka tubuhnya menjadi lebih sehat dan umurnya bisa bertambah panjang.
_ 221 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
Mahasiswa dalam KKN juga ikut serta membantu anak-anak yang tergabung dalam kelompok Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) untuk belajar berdisiplin, berperilaku sopan kepada orang tua, mempraktekkan budaya bersih di lingkungannya dan saling kasih mengasihi sesama teman-temannya. Mereka dengan tekun memberikan bimbingan kepada anak-anak PAUD dengan penuh kasih sayang dan dengan kebanggaan yang tinggi, karena ikut serta membangun dan mencerdaskan anak bangsa. Suasana sekitar masjid menjadi lebih semarak, bukan saja pada saat-saat sholat, tetapi hampir setiap saat banyak masyarakat yang mempergunakan masjid sebagai pusat kegiatan pemberdayaan.
_ 222 _ _ _
Menurut Agung Wisnuwardana dari Islamic Community Development Specialist, bahwa dalam membangun proses pemberdayaan integral, masjid berperan melakukan intervensi pada empat komponen strategis yaitu ekonomi, kelembagaan, sosial dan ekologi. Bila pendekatan dilakukan hanya pada satu aspek, maka hal itu kurang bisa menjawab permasalahan masyarakat dan permasalahan ummat yang begitu kompleks. Dalam proses pemberdayaan perlu dilakukan secara bertahap dan untuk tahap awal dimulai dari hal yang ada dan yang paling mudah dilakukan. Jadi pendekatan harus dilakukan secara komprehensif dan menyeluruh. Para remaja masjid pun tidak ketinggalan, banyak dari mereka yang tidak punya ketrampilan diajari oleh mahasiswa untuk berlatih soft skill, sehingga mereka memiliki ketrampilan dan mampu menciptakan usaha sendiri di kampungnya. Dengan cara itu mahasiswa dalam KKN tematik Posdaya turut serta menciptakan lapangan kerja baru bagi remaja di desa dalam upaya membangun bangsa. Selain mempertajam keimanan dan ketaqwaan kepada Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa,
Dr. Mulyono D Prawiro
pemuda-pemuda masjid semakin terampil dalam menghadapi tanjangan jaman dan kehidupan yang semakin modern. Keberadaan mahasiswa di desa-desa membawa manfaat yang luar biasa bagi penduduk desa, khusus anak-anak dan remaja, karena mereka memanfaatkan ilmunya untuk disumbangkan ke masyarakat. Masyarakat di sekitar masjid memiliki pengetahuan dan keterampilan serta membuat suasana masjid dan sekitarnya, selama puasa dan menjelang Idul Fitri bertambah marak dengan adanya mahasiswa KKN Tematik Posdaya yang berkunjung ke desanya. ___
___
_ 223 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
Kesejahteraan Bisa Jadi Isu Menarik
_ 224 _ _ _
S
udah lebih dari 68 tahun kita merdeka, kita sebagai bangsa telah berhasil meraih kemerdekaan dari jajahan bangsa lain dengan penuh perjuangan, cucuran darah dan air mata yang dipersembahkan oleh para sesepuh pejuang kemerdekaan. Perjuangan para sesepuh bangsa sungguh luar biasa dalam merebut kemerdekaan yang menjadi cita-cita seluruh bangsa Indonesia. Dalam mengisi kemerdekaan, negara dan bangsa ini telah melakukan berbagai hal, yang inti dari kemerdekaan antara lain membuat bangsa ini menjadi bangsa yang maju, bahagia, sejahtera, adil dan merata.
Perjalanan bangsa yang penuh liku-liku dalam memperjuangkan kesejahteraan, tidak terlepas dari adanya kendala, baik kendala yang berasal dari dalam negeri sendiri, maupun muncul dari adanya pengaruh luar yang tidak selamanya menguntungkan rakyat Indonesia. Kalau kita mencermati dan menyimak pidato kenegaraan yang disampaikan oleh Presiden SBY saat berada di hadapan anggota DPR-
Dr. Mulyono D Prawiro
RI dan disiarkan langsung ke berbagai penjuru tanah air melalui media massa, hati kita terasa sejuk dan tenteram, karena isi pidato tersebut antara lain mengetengahkan adanya tingkat pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia yang makin hari makin membaik, tingkat pengangguran semakin menurun dan yang paling menggembirakan hati adalah tingkat kemiskinan di Indonesia berhasil diturunkan, dari 16,66 persen pada tahun 2004, menjadi 11,37 persen pada tahun 2013 ini. Suatu keberhasilan pembangunan yang luar biasa, apabila apa yang disampaikan oleh Presiden SBY itu betul-betul seperti itu adanya. Disisi lain, walaupun tingkat kemiskinan berhasil diturunkan, karena melihat jumlah penduduk Indonesia yang begitu besar dan terus mengalami kenaikan, yang saat ini tercatat lebih dari 250 juta jiwa, secara kuantitatif jumlah penduduk miskin Indonesia pun terus mengalami kenaikan, yaitu masih berkisar 28 juta jiwa. Jumlah tersebut lebih besar lima kali lipat dibandingkan dengan jumlah penduduk Singapore yang jumlah berkisar hanya 5,3 juta jiwa. Faktor kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan, sampai saat ini tetap menjadi isu yang menarik untuk diperbincangkan. Berbagai pertemuan nasional dan internasional, baik berupa seminar, konferensi, lokakarya, diskusi dan lain-lain, tidak sedikit yang menyinggung masalah tersebut, namun lagilagi pertemuan yang diadakan tersebut hanya menghasilkan masukan ide yang dituangkan dalam bentuk dokumen yang berisikan rekomendasi. Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah rekomendasi dari berbagai pertemuan yang note bene telah mengeluarkan tenaga dan pikiran dari para ahli dan pemikir itu dilaksanakan, atau hanya sekedar hasilnya ditumpuk diatas meja atau mungkin hanya masuk file. Seperti biasa, bahwa pada saat pertemuan dan diskusi berlangsung,
_ 225 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
terjadi perdebatan dan adu argumentasi yang sengit, sehingga menguras banyak pikiran dan tenaga.
_ 226 _ _ _
Seperti halnya beberapa waktu yang lalu, di Surabaya telah diselenggarakan Konferensi Nasional Kesejahteraan Sosial (KNKS) ke-7, yang menghadirkan tokoh-tokoh nasional dan pelaksana kegiatan-kegiatan ksejahteraan sosial yang sengaja datang dari berbagai daerah di tanah air. Masalah kesejahteraan sosial menjadi isu penting dalam penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia. Betapa tidak, untuk mewujudkan kesejahteraan yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, negara dan pemerintah perlu hadir pada setiap upaya penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Hal ini sesuai dengan Sistem Perekonomian Pancasila yang berorientasi pada keadilan dan kesejahteraan sosial melalui pemerataan kesempatan usaha dan jaminan sosial. Bila selama ini isu kesejahteraan menjadi isu yang kurang menarik dibandingkan dengan isu politik dan ekonomi, maka diharapkan oleh para pekerja sosial dan masyarakat luas, mulai berpikir dan merubah bahwa isu kesejehteraan tidak kalah menariknya dibandingkan dengan isu politik dan ekonomi, apalagi bila isu tersebut dikemas dengan baik dan dijadikan isu nasional. Sudah mulai banyak masyarakat kita yang apatis, jenuh dan kurang tertarik lagi dengan adanya isu politik dan ekonomi, yang diperlihatkan hanyalah perdebatan, permusuhan dan pertentangan sesama anak bangsa. Dalam dunia politik terlihat manis di bibir, indah dalam kemasan dan rapi diatas kertas, tetapi kalau sudah terkait dengan pelaksanaan di lapangan masih perlu dipertanyakan. Masyarakat kita masih banyak yang perlu mendapat perhatian dan perlu ditangani secara lebih terhormat dan manusiawi, bukan dengan charitas tetapi dengan sentuhan-sentuhan
Dr. Mulyono D Prawiro
pemberdayaan yang membuat mereka merasa dihargai dan dimanusiakan. Meskipun menurut pemerintah kemiskinan telah berhasil diturunkan dan angka pengangguran juga telah menurun, namun sebagian besar dari masyarakat belum begitu saja yakin dengan angka-angka yang menyejukan hati tersebut. Yang sangat jarang dimunculkan adalah adanya data kesenjangan, yang jarang sekali diketengahkan di publik. Menurut para pengamat sosial, kesenjangan di Indonesia bukannya bertambah mengecil atau menyempit, tetapi justru sebaliknya, semakin lama semakin melebar. Itu berarti bahwa pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik, ternyata tidak dibarengi dengan pemerataan, sehingga hanya dinikmati oleh kalangan menengah ke atas, sedangkan kalangan bawah hampir tidak tersentuh, bahkan tidak merasakan adanya dampak kenaikan atau pertumbuhan ekonomi itu sendiri. Karena proporsi jumlah penduduk terus mengalami kenaikan, persoalan baru dalam bidang sosial juga terus bermunculan. Persoalan-persoalan sosial yang muncul akhir-akhir ini antara lain adalah : kecacatan, keterlantaran, ketuna-wismaan, ketuna-susilaan, korban bencana, keterpencilan dan masih banyak lagi persoalan-persoalan sosial lainnya. Dari berbagai persoalan yang muncul tersebut, umumnya dikarenakan rendahnya angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia dan belum tercapaikan tujuan pembangunan millennium (MDGs). Dalam salah satu butir rekomendasi Konferensi Nasional Kesejahteraan Sosial di Surabaya antara lain adalah, bahwa pikiran Ekonomi Pancasila, pertumbuhan dan pemerataan bukannya suatu pilihan, tetapi harus terjadi
_ 227 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
secara bersamaan. Peningkatan pertumbuhan ekonomi harus dicapai dengan cara memperluas pemerataan. Kunci terpenting dalam pemerataan adalah bukan dengan proteksi ekonomi, melainkan dengan mengembangkan sistem proteksi sosial. Negara diharapkan menciptakan seluas-luasnya lapangan kerja yang produktif dan pemerataan kesempatan usaha, agar setiap keluarga Indonesia memiliki pendapatan yang cukup untuk hidup yang berkelanjutan. Selain itu, untuk mewujudkan kesejahteraan yang berkeadilan, negara perlu melibatkan dunia usaha agar memberikan dukungan dalam setiap penyelenggaran kegiatan kesejahteraan sosial di Indonesia. ___
_ 228 _ _ _
___
Dr. Mulyono D Prawiro
Pemerintah Lebih Dekat ke Rakyat
D
alam era otonomi daerah, banyak hal yang menarik yang perlu dicermati, bukan saja dalam toeri yang begitu indah, tetapi lebih mencermati lagi dalam praktek nyata di lapangan. Diatas kertas memang otonomi daerah merupakan konsep yang luar biasa, apalagi kalau bisa diimplementasikan sesuai dengan konsep yang ditawarkan. Pemerintah lebih dekat dengan rakyat, sehingga aspirasi yang berkembang ditengahtengah masyarakat dapat dengan cepat ditampung. Pelayanan kepada masyarakat juga lebih cepat, karena pemerintah lebih mengutamakan pelayanan yang dekat dengan rakyat. Secara toeritis, dengan adanya desentralisasi dan otonomi daerah, hal tersebut merupakan momentum dan kesempatan yang luar biasa bagi pemerintah daerah untuk mendekatkan diri kepada masyarakatnya. Aspirasi yang berkembang dapat segera ditangkap dan dicarikan solusi terbaik untuk meningkatkan kesejahteraan bersama. Seperti halnya Prof.
_ 229 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
Dr. E. Koswara Kertapradja, MA seorang guru besar Ilmu Pemerintahan tampil cemerlang saat memberi materi pada International Conference on Local Government di Surabaya beberapa waktu yang lalu dan mengemukakan bahwa “Now within the Era of Reformation Order are coming up with “democratic society”, more decentralized governance with active participation of the people, appreciate local democracy, local differences, and system diversity towards to realize “the Good Governance”, especially in terms of better local government, and at the end in all of these merely for the beneficial, properous, and social justice of the people”.
_ 230 _ _ _
Dalam alam reformasi seperti saat ini, masyarakat sudah lebih demokratis, lebih-lebih terjadinya desentralisasi yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat dengan diimbangi tata kelola yang baik, menghargai adanya demokrasi yang berkembang di daerah, menghargai perbedaan, dan banyaknya sistem yang ada yang bertujuan untuk mewujudkan pemerintahan yang baik, terutama pemerintah daerah yang pada akhirnya semua yang dilakukan sematamata untuk meningkatkan sejahtera, dan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat. Dengan berjalan waktu, semua mengharapkan, jangan sampai momentum itu terbuang dengan sia-sia. Semua keputusan yang diambil merupakan kesepakatan bersama dan rakyat dilibatkan secara langsung dalam proses pengambilan keputusan. Rakyat diajak berbicara, terutama terkait dengan masa depan daerah secara keseluruhan. Yang perlu menjadi perhatian pemerintah pusat dan daerah menurut Mark H Durkan adalah, kebutuhan dan kesejahteraan warga negara harus menjadi agenda utama dalam proses pembangunan, itu merupakan prioritas diatas segala-galanya.
Dr. Mulyono D Prawiro
Warga negara harus mendapatkan keuntungan dengan adanya otonomi daerah, dan yang diharapkan adalah masyarakat mendapatkan pelayanan yang lebih baik dan memadai. Yang paling penting adalah segala proses pengambilan keputusan untuk masa depan merupakan tanggung-jawab bersama, antara pemerintah dan masyarakatnya. Perhatian pemerintah, khususnya pemerintah daerah bukan hanya bertumpu pada pembangunan fisik semata, tetapi yang lebih penting adalah proses pemberdayaan kaum perempuan yang dirasa masih relatif lemah. Bagaimana menciptakan dan membuat kehidupan semakin hari semakin baik, dengan menjaga lingkungan, yang bukan hanya bersih dan nyaman, tetapi juga harus menyenangkan hati dan menyehatkan. Beberapa kendala yang dihadapi para pimpinan daerah antara lain rendahnya partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan daerah. Beberapa pimpinan daerah tidak sedikit yang mengeluh, betapa sulitnya mengajak masyarakat untuk ikut serta berpartisipasi dalam pembangunan. Proses peningkatan ekonomi, terutama ekonomi keluarga bukan hal yang mudah bagaikan membalik telapak tangan atau dengan cara instan, tetapi perlu waktu yang cukup lama dan perlu adanya kesabaran dan ketelatenan dari semua pihak. Perlu diberikan pemahaman, bahwa kehidupan bukan hanya untuk satu atau dua hari, tetapi yang perlu dipikirkan untuk kehidupan jangka panjang dan berusaha keras agar kehidupan masa depan akan jauh lebih baik dibandingkan dengan kehidupan masa lalu dan masa sekarang. Berusaha meraih masa depan dengan lebih gemilang, dan tidak boleh ditinggalkan adalah masyarakat kita yang memiliki kebutuhan khusus atau disabilitas, mereka perlu diajak dan diberi kesempatan sama dengan masyarakat lainnya untuk berkarya dan bersama-sama membangun
_ 231 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
bangsa. Perhatian pemerintah dan perhatian dari semua pihak sangat diperlukan.
_ 232 _ _ _
Tidak dipungkiri beberapa pemerintah daerah telah berhasil mendekatkan diri dengan masyarakatnya, dan mampu menciptakan rasa aman, nyaman dan yang lebih membanggakan adalah sebagian dari pemerintah daerah telah mampu memangkas kesenjangan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerahnya. Didalam beberapa hal, alangkan indahnya apabila disetiap pertemuan nasional dan internasional yang membahas tentang pemerintah daerah atau local government, para pengambil kebijakan terutama para pejabat daerah, seperti Bupati/Walikota dan jajarannya pemerintah daerah lainnya atau anggota DPR dan DPRD ikut serta hadir pada pertemuan yang sangat bermanfaat tersebut. Berbagai perkembangan Ilmu Pemerintahan terbaru muncul saat pertemuan berlangsung, berbagai tanggapan dan gagasangagasan cemerlang juga ikut mewarnai jalannya pertemuan. Perlu kiranya para pengambil kebijakan memahami perkembangan yang terbaru ilmu pemerintahan, sehingga pada saat mereka mengambil keputusan, keputusannya telah sesuai dengan perkembangan yang terbaru dan tidak ketinggalan. Kemampuan suatu pemerintah daerah untuk mengembangkan inovasi, terutama pengembangan potensi dan sumber daya lokal sangat memberi arti bagi bangsa dan negara serta daerahnya, terutama dalam pembangunan bidang sosial, ekonomi dan peningkatan kesejahteraan. Pemerintah daerah dianggap berhasil apabila mampu mendorong partisipasi masyarakat untuk bersama-sama berupaya meningkatkan bidang-bidang pokok yang terkait dengan pembangunan millennium dan peningkatan Indeks
Dr. Mulyono D Prawiro
Pembangunan Manusia (IPM) di daerahnya. Bidang-bidang pokok tersebut antara lain, tingkat pendidikan masyarakatnya semakin tinggi, tingkat kesehatannya meningkat, diukur dari panjangnya usia harapan hidup, tingkat pendapatan masyarakat juga meningkat, serta mampu menciptakan lingkungan bersih, indah, sejuk dan menyehatkan dan yang penting mampu menciptakan rasa aman bagi masyarakat. Kebijakan pemerintah pusat dan programnya dijadikan pemrakarsa inovasi dan kreatifitas lokal yang disesuaikan dengan kondisi dan lingkungan daerah serta kebutuhan masyarakat lokal, sehingga target nasional dapat diselesaikan secara lokal di daerah. Dengan demikian upaya pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya dapat terwujud dengan menggali potensi sumber daya lokal. ___
___
_ 233 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
Tantangan Kependudukan dan KB Semakin Berat
_ 234 _ _ _
P
rogram Kependudukan dan Keluarga Berencana mengalami pasang surut, bukan hanya para pemerhati yang mencermati masalah perkembangan Kependudukan dan KB yang terjadi di tanah air, tetapi pemerintah sendiri sekarang ini sudah mulai meningkatkan perhatiannya terhadap masalah tersebut. Sejak masa reformasi, terkesan perhatian pemerintah terhadap program ini relatif mengendor dan beberapa pimpinan di daerah banyak yang tidak menaruh perhatian secara serius, karena mereka menggangap tidak terlalu banyak berpengaruh terhadap peningkatan APBD.
Seperti diketahui, bahwa diawal tahun 1970 sampai menjelang akhir tahun 2000, perhatian pemerintah terhadap program Kependudukan dan KB sungguh luar biasa, terutama perhatian Presiden Soeharto dan seluruh jajaran kabinet serta para pimpinan daerah, termasuk Gubernur, Bupati/Walikota
Dr. Mulyono D Prawiro
dan bahkan sampai lurah/kepala desa memiliki perhatian yang sangat tinggi. Bukan hanya jajaran pemerintah saja yang menaruh perhatian, tetapi hampir semua komponen bangsa termasuk diantaranya lembaga sosial kemasyarakat, perusahaan pemerintah dan swasta, tokoh agama, kalangan perguruan tinggi dan militer. Tidak dipungkiri dimasa lalu, program Kependudukan dan KB Indonesia gaungnya luar biasa dan mencapai puncak kejayaannya, sehingga berbagai penghargaan dunia mampu diraih Indonesia, dan ini merupakan program unggulan yang berhasil dengan sangat membanggakan bagi bangsa Indonesia. Salah satu kunci pokok keberhasilan pembangunan adalah dengan mengajak semua komponan bangsa ikut serta berpartisipasi aktif. Diantara berbagai program pembangunan terutama di daerah, adalah memasukan unsur Kependudukan dan KB sebagai prioritas dan pilar pembangunan daerah, sehingga setiap Kepala Daerah wajib mensukseskan program Kependudukan dan KB. Apabila Kepala Daerah mampu mendorong rakyatnya untuk ikut serta berpatisispasi dalam bidang Kependudukan dan KB, maka pimpinan daerah tersebut dinyatakan berhasil dalam pembangunan. Program KB bukan hanya mendorong orang untuk sadar berKB dalam arti sempit atau mau menggunakan alat kontrasepsi saja, tetapi dalam arti luas adalah bagaimana mewujudkan citacita bangsa agar bangsa ini dapat hidup lebih sejahtera. Dalam kemasan masa lalu disebutkan sebagai upaya menciptakan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Karena KB dalam arti penyadaran orang untuk tidak memiliki anak banyak sudah dianggap berhasil, maka diperlukan adanya pengisian program yang lebih komprehensif, diantaranya adalah bagaimana membuat penduduk atau keluarga dapat hidup
_ 235 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
lebih sejahtera, lebih harmonis dan lebih berkualitas. Saat ini pertumbuhan kualitas penduduk masih relatif lamban, sehingga perlu adanya terobosan baru untuk menjadikan penduduk yang berkualitas. Dengan adanya penduduk yang berkualitas, maka akan mampu sebagai menunjang kualitas pembangunan yang berkelanjutan. Dalam upaya mencapai penduduk yang berkualitas, maka semua kalangan diajak ikut serta berpartisipasi aktif dan mendapatkan peran yang terhormat. Semua merasa memiliki dan semua merasa ikut bertanggung jawab.
_ 236 _ _ _
Seperti halnya yang pernah diutarakan Sekretaris Yayasan Damandiri, Dr. Subiakto Tjakrawerdaja, bahwa kita sebagai bangsa perlu membangun kepedulian dan membentuk tim yang kuat dan solid. Membangun apa yang disebut sebagai “Super tim,” bukan “Superman”, sehingga diharapkan semua orang dapat berpartisipasi dan berperan sesuai dengan bidangnya masing-masing untuk kemajuan bangsa. Itu bisa diwujudkan dalam kelompok-kelompok Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya). Indonesia pernah jaya dalam bidang Kependudukan dan KB ini, dan keberhasilan ini bukan saja diakui oleh masyarakat dalam negeri, tetapi beberapa negara lain mengacungkan jempol terhadap Indonesia, karena Indonesia mampu menekan laju pertumbuhan pendudukan dengan sangat membanggakan dan bukan hanya itu saja, tetapi angka kemiskinan pun dari tahun ke tahun mengalami penurunkan yang cukup berarti. Datanya riil dan tidak direkayasa serta diakui dunia. Dari segi jumlah penduduk, para ahli kependudukan pada tahun 1970-an, termasuk diantaranya Prof Dr Widjojo Nitisastro, memperkirakan bahwa pada tahun 2000, jumlah penduduk Indonesia akan mencapai
Dr. Mulyono D Prawiro
sekitar 280 juta jiwa, hal itu diprediksikan apabila program KB di Indonesia dinyatakan tidak berhasil. Namun apabila Indonesia berhasil dalam program Kependudukan dan KB, maka perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2000 akan lebih rendah yaitu pada kisaran angka 220 juta jiwa. Namun dalam kenyataannya, pada tahun 2000 yang lalu, penduduk Indonesia tercatat 203,5 juta, ini berarti jauh dari prediksi para ahli kependudukan, sehingga lebih dari 75 juta bayi tidak jadi dilahirkan di Indonesia dalam kurun waktu 1970 – 2000. Pemerintah dalam hal ini BKKBN Pusat dan Daerah serta para mitranya dan unit pelaksana program pada waktu itu bekerja super keras dengan melibatkan semua unsur masyarakat untuk berkampanye dan menggelorakan “Dua Anak Cukup, Laki-laki Perempuan Sama Saja”, dengan berbagai poster besar yang bergambarkan keluarga yang sedang tersenyum bersama dua anaknya. Diyakini bahwa hanya satu atau dua lembaga tidak akan mungkin berhasil membangun sumber daya manusia yang jumlahnya sangat melimpah, tetapi diperlukan kerja sama dengan berbagai instansi dan lembaga untuk bersama-sama membangun bangsa. Kampanye dengan menggunakan poster dan bergambarkan keluarga yang sedang tersenyum dengan kedua anaknya ternyata lebih efektif dibandingkan dengan gambar penduduk yang berjubel dengan tulisan besar “Awas Ledakan Penduduk“. Kampanye dengan cara seperti itu seolah-olah terkesan bahwa rakyat ditakut-takuti, dengan demikian hampir pasti rakyat tidak tertarik untuk ikut berpartisipasi. Bila ingin menggelorakan Kependudukan dan KB, pemerintah dan kita semua harus menjadi contoh dan tauladan, bagaimana kita harus tersenyum dan menunjukkan kegembiraan dan memberikan solusi bagaimana membuat hidup lebih bahagia dan sejahtera, bukan dengan cara menakut-nakuti rakyat.
_ 237 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
_ 238 _ _ _
Beberapa tantangan berat dalam bidang kependudukan yang dihadapi bangsa ini ke depan, antara lain adalah bahwa penduduk Indonesia akan terus mengalami kenaikan, siapapun Presiden maupun Kepala BKKBNnya. Jumlah penduduk pencari kerja jumlah juga semakin bertambah besar. Mobilitas penduduk yang masih timpang, disparitas penduduk miskin dan penyebaran yang tidak merata. Menurut Prof. Dr. Elim Salim, bahwa kuantitas penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan terutama berada di Jawa dan Sumatera, namun bila dilihat dari keparahan kemiskinan, maka keparahan kemiskinan itu berada di wilayah timur Indonesia. Berbagai kendala kependudukan muncul dipermukaaan dan belum terlihat ada solusi yang ampuh untuk menangani masalah ini. ___
___
Dr. Mulyono D Prawiro
Mencermati Ciri Penduduk Indonesia
M
enjelang akhir tahun 2013 ini, ada baiknya bila kita mencoba menggali kembali bagaimana keadaan penduduk Indonesia mulai dari awal kemerdekaan hingga saat ini. Meskipun tidak banyak orang yang peduli tentang masalah kependudukan, namun tidak ada salahnya, meskipun kita bukan seorang ahli demografi, kita mencoba memahami bagaimana sebenarnya komposisi dan ciri-ciri penduduk Indonesia serta perkembangan dan perubahannya.
Masalah Kependudukan dan Keluarga Berencana di Indonesia akhir-akhir ini menjadi perhatian yang sangat serius oleh pemerintah, karena sejak 10 tahun terakhir program ini dianggap gagal atau lebih sopannya mengalami kemunduran. Angka kelahiran naik, jumlah anak setiap keluarga juga mengalami kenaikan serta angka kematian ibu hamil dan melahiran naik sangat tajam. Hal ini mulai banyak dibahas dalam berbagai pertemuan, baik berskala nasional maupun internasional, masalah kependudukan ini menjadi isu yang
_ 239 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
cukup menarik untuk diperbincangkan. Banyak hal yang menjadi sorotan karena penduduk merupakan asset yang sangat penting bagi kelanjutan pembangunan bangsa.
_ 240 _ _ _
Menurut Prof. Dr. Haryono Suyono, bahwa ciri-ciri penduduk Indonesia pada tahun 1945 – 1970 antara lain adalah penduduk yang pertumbuhannya cukup tinggi, struktur penduduknya muda, tingkat kelahiran dan kematian sangat tinggi, lebih dari 80 persen adalah penduduk desa dan cara berpikirnya sangat sederhana, serta tingkat pendidikannya relatif rendah. Dengan kondisi penduduk seperti itu, maka pemerintah Indonesia mulai berpikir dan berusaha merubah ciri penduduk melalui program Keluarga Berencana dan Pembangunan Kependudukan. Prioritas pembangunan diarahkan pada sasaran keluarga dan keluarga dijadikan titik sentral pembangunan, dan mulai pula diadakan perubahan dan intervensi. Sejak tahun 1970 hingga tahun 2000 terjadi perubahan yang sangat signifikan terhadap program Kependudukan dan KB di Indonesia, sehingga struktur penduduk Indonesia pun mengalami perubahan yang membanggakan. Pemerintah menganggap penting dan strategis bahwa KB dan Kependudukan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang menyatu dengan programprogram pembangunan lainnya. Dengan adanya perubahan cara pandang penduduk dan munculnya globalisasi, maka pemerintah memandang perlu untuk melakukan intervensi positif terhadap masyarakat guna menekan laju pertumbuhan penduduk yang terus melambung. Apabila tidak diadakan intervensi, maka penduduk Indonesia akan jauh lebih banyak dan ini akan mempengaruhi berbagai sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Kesenjangan akan semakin melebar dan pendidikan juga tidak merata. Intervensi
Dr. Mulyono D Prawiro
yang dilakukan oleh pemerintah dan perjuangan yang tidak kenal lelah oleh para pendahulu, ternyata membawa hasil yang membanggakan. Disini pemerintah Indonesia tidak sendirian untuk melakukan perjuangan, tetapi mengajak semua komponen bangsa untuk dilibatkan dan masyarakat diberikan peran, termasuk diantaranya para alim ulama, tokoh-tokoh agama dan tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan rakyat banyak ikut serta berpartisipasi aktif dalam pembangunan. Karena pembangunan melibatkan banyak orang dan banyak lembaga serta intervensi yang menguntungkan rakyat banyak, maka struktur penduduk Indonesia pun berubah dengan sangat drastis. Perubahan tersebut terlihat antara lain adanya tingkat kematian anak yang menurun, usia harapan hidup terus mengalami kenaikan, bahkan pada tahun 2000 telah mencapai angka diatas 65 tahun (sekarang hampir 70 tahun), dari sebelum tahun 1970 tercatat kurang dari 50 tahun. Penduduk remaja dan dewasa jumlahnya meningkat 3 kali lipat dan yang sangat membanggakan lagi adalah jumlah penduduk lansia jumlahnya melompat 10 kali lipat. Bukan hanya itu, tingkat pendidikan pendudukan Indonesia terus mengalami tren naik dan yang tidak banyak diduga adalah munculnya kesamaan kesempatan kerja bagi laki-laki dan perempuan. Pada sekitar tahun 1990 dan menjelang tahun 2000, penduduk Indonesia pun sudah mulai terlihat urban dan berciri modern, ini bisa dilihat dari cara hidup yang lebih pragmatis, mempunyai tuntutan hidup yang lebih luas dan bervariatif, tingkat ketergantungan kaum perempuan menurun, terutama yang tinggal di wilayah urban, namun yang masih menjadi ganjalan dan pekerjaan rumah bangsa Indonesia
_ 241 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
adalah masih tingginya tingkat kemiskinan. Masalah lain yang muncul dalam bidang KB dan Kependudukan terutama adalah rendahnya komitmen hampir di semua sektor dan lini, jaringan yang dulunya luas akhir-akhirnya menjadi lebih sempit bahkan partisipasi masyarakat tidak mendapatkan perhatian yang seksama. Komunikasi, informasi dan edukasi tentang KB dan Kependudukan masih relatif rendah dan yang paling ditonjolkan sebatas pada pemberian kontrasepsi gratis untuk keluarga miskin, sedangkan yang tidak miskin dan ingin memperolah pelayanan secara mandiri kurang mendapat perhatian, bahkan terkesan dibiarkan mengurus dirinya sendiri.
_ 242 _ _ _
Program pengentasan kemiskinan hampir tidak mendapat perhatian yang memadai, karena sebagian mengganggap bahwa pengentasan kemiskinan bukan merupakan bagian dari program KB dan Kependudukan, sehingga para pelaksana program enggan untuk menjadikan pengentasan kemiskinan sebagai program unggulannya. Disamping kurang mendapat perhatian, penghargaan kepada penduduk dan pelaksana program juga terkesan menurun, sehingga terkesan masyarakat berjalan sendiri-sendiri tanpa tujuan yang jelas. Karena kurangnya perhatian, maka pertumbuhan penduduk kembali membengkak, bahkan Total Fertility Rate (TFR) yang dulunya sempat menurun pada angka 2,3 anak, akhir-akhir ini melompat lagi, meskipun pemerintah mengatakan stagnan pada angka 2,6 anak, namun sebagian ada yang mengatakan bukan lagi stagnan, tetapi trend-nya cenderung naik. Bahkan ada yang memprediksi TFR saat ini bisa mencapai diatas angka 2,70 atau 2,75 anak. Bila hal ini dibiarkan, tidak ada intervensi dan perhatian yang sungguh-sungguh dari pemerintah, maka kondisi akan
Dr. Mulyono D Prawiro
sangat mengkuatirkan, karena pemerintah Indonesia pernah dinyatakan berhasil dan mendapatkan acungan jempol serta penghargaan dunia berupa UN Population Award. Berkat keberhasilan tersebut nama Indonesia sempat menggetarkan dunia internasional. Melihat kondisi tesebut, saat ini pemerintah mulai sadar, bahwa diperlukan adanya terobosan baru untuk merevitalisasi hal-hal yang positif dimasa lalu. Seperti halnya akhir-akhir ini rakyat dan pemerintah daerah mulai menggelorakan kembali semangat kebersamaan untuk membangun penduduk dan keluarga agar mampu mandiri dan sejahtera. Upaya-upaya yang dikembangan antara lain adalah membentuk Pos-pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) di berbagai tempat di tanah air. Posdaya diciptakan sebagai wadah silaturahmi, kemitraan, partisipasi dan pemberdayaan di tingkat akar rumput, sehingga cita-cita bangsa untuk mewujudkan masyarakat yang adil, merata dan sejahtera dapat direalisasikan, bukan dengan cara omong-kosong, tetapi dengan perbuatan dan tindakan nyata oleh masyarakat sendiri yang dibantu dan difasilitasi oleh pemerintah serta lembaga-lembaga yang ada di pedesaan. ___
___
_ 243 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
Pemimpin Yang Dibutuhkan Parpol
_ 244 _ _ _
B
ulan depan bangsa ini akan melakukan pesta demokrasi, untuk memilih calon legislatif yang akan mewakili mewujudkan aspirasi rakyat dan memperjuangkannya di DPR dan DPRD. Nama-nama caleg sudah mulai terpampang hampir di setiap sudut kota, di tempat-tempat strategis yang mudah dilihat orang dan bahkan tidak sedikit tertempel di pohon-pohon di pinggir jalan. Dengan wajah yang terkesan ramah, ceria, penuh keihklasan karena hampir semua gambar mereka itu tersenyum dan seolah-olah memberikan harapan untuk perbaikan bangsa ini ke depan. Tidak sedikit pula di belakang gambar para caleg, gambar calon presiden dari partai yang akan mengusungnya menjadi orang nomor 1 di negeri ini. Rakyat pada pemilu legislatif kali ini dibuatnya menjadi bingung, mau tidak mau disuguhkan dengan pilihan yang mereka sendiri tidak mengenalnya. Himbauan banyak pihak untuk tidak melakukan golput, sungguh merupakan himbauan moral agar pesta demokrasi
Dr. Mulyono D Prawiro
ini tetap berjalan sesuai yang diharapkan. Bagi rakyat memang wajar bila mereka selalu menuntut apa yang bakal didapat setelah proses pemilihan umum itu berlalu. Janjijanji para caleg hampir semua sama yaitu meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kalau tidak hati-hati rakyat bisa terbuai akan janji-janji para caleg, dan harapannya kadangkadang terlalu besar. Sampai saat ini belum banyak partai politik yang dengan terang-terangan mencalonkan jagonya untuk dipertarungkan dalam ajang pemilihan presiden yang akan ditawarkan kepada rakyat untuk dipilih dan dicalonkan sebagai pemimpin nasional. Partai-partai besar masih tarik ulur untuk menentukan jagonya, dan masih ragu-ragu kalau jagonya itu bakal menang dalam pemilihan presiden nantinya. Ada pula yang dengan sengaja memberanikan diri untuk mencalonkan diri, tidak peduli apakah track record mereka selama ini menunjukkan hasil yang menguntungkan rakyat atau tidak. Mungkin mereka beranggapan bahwa yang penting adalah mempunyai basis masa yang besar, apa lagi namanya sudah kucup dikenal oleh masyarakat, walaupun sebatas kalangan tertentu saja. Belum mempunyai kendaraan atau dukungan dari partai politik peserta pemilu tidak menjadi masalah, yang penting maju dan berusaha mendekatkan diri dengan partai yang diharapkan akan mendukung pencalonannya. Dari para calon pemimpin yang sudah mulai bermunculan itu, tidak sedikit yang mengklaim dirinya mendapatkan dukungan yang luar biasa dari rakyat dan merasa mampu memimpin dan mengatasi kesulitan bangsa yang akhir-akhir ini terus terpuruk. Pengalaman pribadi sebagai mantan pejabat tinggi negara atau keberhasilannya dalam bidang usaha sungguh merupakan modal yang sangat berarti bagi
_ 245 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
_ 246 _ _ _
para calon pemimpin tersebut. Meski diakui, bahwa mereka mempunyai pengalaman yang cukup dalam bidangnya masing-masing, namun yang menjadi pertanyaan, apakah menyelesaikan masalah bangsa ini hanya dilihat dari satu sisi saja ? Saya ingin menghimbau kepada seluruh pembaca, terutama bagi para pemimpin partai atau politikus untuk melihat dan memilih calon pemimpin yang benar-benar pekerja keras dan mampu menggerakan berbagai kalangan untuk memecahkan persoalan bangsa, terutama mampu mendorong memberdayakan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan dengan program-programnya yang hasilnya langsung dirasakan oleh rakyat banyak, terutama rakyat kecil di pedesaan, dengan kerja keras dan hasilnya nyata dan dapat dirasakan manfaatnya bagi peningkatan kesejahteraan rakyat. Kerja kerasnya ini mendapat dukungan yang luar biasa, baik dari kalangan perguruan tinggi, maupun kalangan pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Jaringan yang sudah terbentuk dengan baik, dengan berbagai kalangan ini, memungkinkan yang bersangkutan mempunyai kemampuan untuk mendekatkan diri dengan berbagai kalangan termasuk para pemimpin daerah yang mewakili unsur daerah dan pemimpin perguruan tinggi, mewakili para ilmuwan dan para cendikiawan. Apa yang dilakukan bukan sekedar wacana maupun janji-janji politik semata, tetapi bersama berbagai komponen bangsa bekerja keras mendongkrak ketertinggalan dan berusaha bangkit bersama dengan rakyat. Bila kita mau menengok ke belakang, bagaimana bangsa ini di bawah kepemimpinan Bapak HM. Soeharto pernah berhasil dan mendapatkan penghargaan internasional dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, atas keberhasilannya dalam bidang pengentasan kemiskinan. Indonesia pada tahun 1970an, tingkat kemiskinan mencapai 60 persen dan berkat kerja
Dr. Mulyono D Prawiro
keras bangsa ini pernah berhasil diturunkan hingga mencapai 11 % pada tahun 1996. Bukan itu saja, rakyat miskin di desa-desa yang jumlahnya 11,5 juta keluarga pernah mendapat dorongan untuk belajar menabung dan tidak tanggung-tanggung 13,5 juta keluarga pernah menikmati proses pemberdayaan melalui kredit usaha, dan mereka dapat menikmati hasilnya dan dapat meningkatkan taraf hidupnya. Dalang dibalik semua itu, sampai saat ini masih terus berjuang tanpa kenal lelah, walaupun tidak menggunakan bendera partai dalam membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat, baginya apa yang dikerjakan semua untuk rakyat dan gagasannya tidak pernah habis, terus bermunculan sejalan dengan keadaan sosial yang terus berubah. Sudah banyak terobosan yang dilakukan, bahkan sampai saat inipun tidak pernah putus untuk terus berusaha membantu pemerintah dan rakyat agak bangsa ini menjadi bangsa yang terhormat, dan keberadaannya diperhitungan secara internasional. Jaringan yang dibentuk sudah sangat kuat, bukan saja jaringan nasional sampai ke pedesaan, tetapi jaringan internasional telah dikembangkan dan terus dipelihara hingga saat ini. Kemampuan berkomunikasi dan bernegoisasi luar biasa, baik dengan dunia pendidikan, dunia usaha dan dunia pemerintahan, khususnya pemerintah daerah. Yang penting bukan saja memiliki kemampuan untuk memimpin tetapi mampu mempersatukan berbagai unsur dan berbagai golongan yang ada dalam masyarakat. Ini adalah pemimpin yang sangat diperlukan dalam era yang demokratis seperti sekarang ini. Mengapa para politikus tidak melirik orang-orang semacam ini untuk diusung menjadi pemimpin nasional ? Lebih dari 40 juta wanita khususnya ibu-ibu yang menjadi basis dukungan
_ 247 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
ada di belakangnya. Kemampuan dan track record-nya sudah sangat jelas, namun karena tidak mempunyai dan tidak membentuk partai, maka yang bersangkutan tidak menonjolkan diri, tetapi dengan tangan terbuka siap menjadi pemimpin yang keberadaannya sangat dinantikan oleh banyak kalangan, terutama ibu-ibu di pedesaan. Mudah-mudahan para politikus di negeri ini menyadari bahwa yang dibutuhkan sekarang ini adalah pemimpin yang mampu membentuk jaringan sampai ke tingkat pedesaan dan yang paling penting menghargai adanya perbedaan untuk menentukan solusi dan tujuan bersama.
_ 248 _ _ _
Semua diberi kesempatan untuk berperan dalam pembangunan, bukan menonjolkan perbedaan dan kelemahan lawan, namun mampu mengajak lawan untuk menjadi sahabat, karena keberadaannya sungguh diperhitungan dan penghargaan yang memanusiakan manusia. Semua pihak diajak bersama untuk membangun bangsa, sesuai dengan bidangnya masing-masing, namun pembangunan yang dijalankan terfokus, dan yang menjadi prioritas utama adalah bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Mereka yang mampu menjadikan semua lawan menjadi kawan, dengan demikian tidak ada yang menang maupun kalah dalam suatu kompetisi pemilihan pemimpin nasional, semua mendapat peran yang keberadaan dihargai dan dihormati. Semoga semua pihak melihat dengan mata hati yang jenih dalam menentukan pemimpinnya nanti, bukan hanya nama-nama yang telah beredar saja, tetapi nama lain yang sebenarnya mampu, tetapi secara pribadi tidak mau menonjolkan diri. Semoga bisa dipertimbangkan. ___
___
Dr. Mulyono D Prawiro
Gambaran Pemimpin Sejati
S
etiap bulan Agustus tiba, sebagian besar rakyat Indonesia teringat, hari yang sangat bersejarah bagi perjuangan bangsa Indonesia, banyak kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat untuk mengenang dan menyambut hari kemenangan tersebut. Bukan hanya perayaannya, tetapi mereka juga mengenang sang tokoh pejuang yang gigih mempertahankan negara dan memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Tokoh karismatik Soekarno itu adalah pemimpin sejati yang memiliki karakter yang luar biasa, dan bisa dikatakan dia adalah pemimpin yang handal yang pernah dimiliki negeri ini.
Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah ada pemimpin yang sehebat Bung Karno di jaman modern seperti sekarang ini ? Untuk menjadi seorang pemimpin di jaman modern tidaklah mudah, ada hal-hal yang perlu dicermati dan didalami oleh sang pemimpin tersebut, mereka harus memiliki strategi yang jitu bila seseorang ingin menjadi pemimpin yang handal. Bukan hanya memiliki pengaruh dan masa yang banyak, tetapi
_ 249 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
juga harus mampu melihat dan menggunakan fakta, statistik dan patokan objektif pada setiap kesempatan yang dimiliki untuk membangun kasus tentang kebutuhan masyarakat dan mampu menyelesaikan.
_ 250 _ _ _
Pemimpin yang dibutuhkan saat ini sepertinya masih relevan yaitu pemimpin yang memiliki karakter seperti Bung Karno, dia harus pandai perpidato di depan umum dan mampu menjelaskan kepada masyarakat serta mampu menyederhanakan permasalahan. Terutama dia harus bisa menggabungkan keahliannya dengan kemampuan mengembangkan dan menyampaikan keyakinannya yang kuat untuk membangun kemakmuran rakyatnya. Indonesia boleh bangga karena pernah memiliki pemimpin yang handal seperti itu, dia adalah seorang orator ulung dan setiap tindakan dan ucapan yang disampaikan mampu membakar semangat rakyat, dan rakyat mendapatkan inspirasi yang luar biasa, sehingga yakin Indonesia akan semakin makmur dan sejahtera. Pemimpin yang seperti itulah yang sampai saat ini masih sangat ditunggu-tunggu keberadaannya oleh masyarakat. Setiap kali berpidato, Bung Karno mampu memberikan harapan dan cita-cita bangsa mendorong terwujudnya mimpi-mimpi indah agar menjadi kenyataan. Menurut jurnal Republik, pada tanggal 30 September 1960 Presiden Soekarno menyampaikan pidato politiknya yang klasik di depan Sidang Umum Perserikatan Bangsa-bangsa di Lake Succes, New York. Dalam pidato selama lebih kurang 45 menit itu, Bang Karno mendapatkan aplaus dan soraksorai yang luar biasa, dari hadirin yang memadati gedung PPB tersebut. Ini menandakan bahwa Indonesia mempunyai pemimpin yang hebat yang mampu menggetarkan hati. Dukungan berasal dari negara-negara dunia ketiga, yang
Dr. Mulyono D Prawiro
menyambut dengan hangat setiap pernyataan Soekarno yang dianggap relevan mewakili sikap dan pandangan mereka terhadap lembaga PBB itu. Pemimpin yang handal bagaikan presenter hebat yang bisa menggambarkan betapa pentingnya kemampuan untuk melakukan presentasi dihadapan clien-nya, dan membuat mereka tetap mendengar dan berpihak serta tetap bersama dengan lembaga dimana presenter itu mewakilinya, dengan bahasa yang keren disebut “tidak berpindah ke lain hati”. Kemampuan untuk mempresentasikan gagasan dengan jelas, menyakinkan, dan penuh rasa percaya diri itu sangat penting bagi diri sendiri, organisasi dan komunitas kita. Seperti digambarkan oleh Dr. Brad McRae, seorang ahli komunikasi dari University of British Columbia, bahwa pemimpin yang handal harus memiliki minimal 5 unsur pokok. Pertama, credible atau dapat dipercaya, artinya pemimpin itu harus mempunyai kejujuran, dan mampu memberikan jawaban yang memuaskan, autentisitas dan keakuratan dalam memberikan pembahasan dan pegangan. Kedua, competent atau cakap, artinya mereka harus mampu membangun kompetensi dengan berbagai cara, antara lain, berdasarkan pengalaman, penelitian atau penggabungan dengan hasil penelitian lain dan berdasarkan hasil kajian dan pemahaman materi secara mendalam. Ketiga, mereka harus compatible atau harmonis, artinya mampu menciptakan keselarasan antara pemimpin dan yang dipimpin. Ini bisa dilakukan dengan mendengar pengalaman orang lain yang biasa disebut dengan proses modeling atau meniru perilaku orang lain. Keempat, mereka harus care atau peduli, artinya ada cara untuk mengetahui kepedulian, yaitu dimata rakyat mereka memberikan kesempatan rakyat untuk penilaian
_ 251 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
hal-hal yang dilakukan dengan sangat terbuka. Kelima, dynamic atau bersemangat, artinya mereka harus memiliki kemampuan untuk membuat rakyat berpengharapan, termotivasi dan bersemangat.
_ 252 _ _ _
Dari gambaran unsur pokok yang harus dimiliki pemimpin tersebut, yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana mereka itu dapat menjadi seperti itu. Salah satu rahasia untuk menjadi pemimpin yang handal adalah “Slight Edge Technique”. Seperti yang dituturkan oleh Brad, yaitu Perubahan yang sesungguhnya, seperti halnya penuaan, terjadi secara perlahan. Perubahan membantu memastikan kita membuat perubahan yang kita inginkan, dan memperkuat peningkatan perbaikan secara terus-menerus. Menurut Kenneth Wydro, seorang penulis buku terkenal asal Amerika Serikat, mengatakan bahwa Slight edge merupakan masalah kesadaran diri, untuk mengetahui apa yang sedang kita lakukan pada saat melakukannya. Bagi Indonesia, Soekarno memang dianggap pemimpin sejati dan jago berpidato, dan isinyapun mampu menciptakan dan mendorong adanya perubahan ke arah yang lebih gemilang, yaitu menginginkan satu Dunia Baru penuh dengan perdamaian dan kesejahteraan. Mudah-mudahan Indonesia akan memiliki pemimpin yang handal dan dihormati serta disegani seperti Bung Karno dulu. Semoga... ___
___
Dr. Mulyono D Prawiro
Daftar Pustaka Alimoeso, Sudibyo, Kumpulan Tulisan dan Ceramah Bock, C John, Education and Development : A Conflick Meaning, Newer Posts - e-Newsletter Disdik WordPress.com, 2010 Barendsen, Lynn & Gardner, Howard, Laeder of the Future: Visi, Strategi, dan Praktik Pemimpin Masa Depan untuk Era Baru, Elex Media Computindo. 2002 Booher, D Dianna, Speak with Confidence, PT Bhuana Ilmu Populer, Jakarta, 2003 Collins, Jim, Good to Great and Social Sectors, Random House, 2006 Covey, R Stephen, Principle Centered Leadership, Binarupa Aksara, Jakarta, 1997 ___________, the 8th Habits : Melampaui Efektivitas Menggapai Keunggulan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005 ______________, The Speed of Trust : the One Think That Changes Everythink, Karisma, 2008 Daley, Kevin, Speaking Mastering : Menguasai Strategi Presentasi yang Efektif, PT Bhuana Ilmu Populer, Jakarta, 2005
_ 253 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
Dweck, S Carol, Change Your Mind Set Change Your Life: Cara Baru Melihat Dunia dan Hidup Sukses tak Terhingga, PT Serambi Ilmu Semesta, Jakarta, 2006 Elashmawi, Farid, Competing Globally : Sukses Bersaing dengan Negoisasi dan Manajemen Lintas Budaya, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002 Germain, M Walter, The Magic Power of Your Mind, Castle Hill Publishing House, 2005 Gladwell, Malcolm, BLINK : The Power of Thinking Without Thinking : Kemampuan Berpikir Tanpa Berpikir, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005
_ 254 _ _ _
Goleman, Daniel, Primal Leadership : Kepemimpinan Berdasarkan Kecerdasan Emosi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005 Goa, I Hillton, Semua Orang Bisa Hebat, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2007 Halwani, R Hendra, Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi, Ghalia Indonesia, 2002 Heylin, Angela, Kiat Sukses Komunikasi : Langkah-langlah Praktis untuk Berhasil dalam Melakukan Presentasi, Mitra Utama, Jakarta, 2002 Inkeles, Alex, Becoming modern: individual change in six developing countries, Harvard University Press, 1974 Kerry Patterson, Crusial Conversations, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002 Krames, A Jeffrey, The Jack Welch Lexicon of Leadership: Lisikon Kepemimpinan Jack Welch, Andi Yogyakarta, 2002 Kertapradja, Koswara, Cemarah International Conference on Local Government, Surabaya, 2013
Dr. Mulyono D Prawiro
Maginn, D Michael, Managing in Times of Change, PT Bhuana Ilmu Populer, Jakarta, 2005 McRae, Brad, The 7 Strategies of Mater Presenters, Binarupa Aksara, 2005 Welch, Jack, Winning : Meraih Keberhasilan, Karisma Publishing Group, Batam Center, 2006 Maxwell, C John, Today Matters, PT Karisma Publishing Group, Batam Center, 2005 _____________, Winning with the People, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2007 Pauli, Gunter, The Blue Economy : 10 Tahun 100 Inovasi 100 Juta Pekerjaan, Akast Publishing, Jakarta, 2013 Ramelan, Rahadi, Kumpulan Tulisan dan Ceramah Restak, Richard, Smart and Smarter : Cara-cara Otak agar Kita Menjadi Lebih Pintar dan Tetap Pintar, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001 Salim, Elim, Kumpulan Tulisan dan Ceramah Schwartz, J David, The Magic of the Thinking Big : Berpikir dan Berjiwa Besar, Titik Media, 2012 Suyono, Haryono dan Rohadi Haryanto, Pedoman Pembentukan dan Pengembangan Posdaya, Balai Pustaka, Jakarta, 2009 Suyono, Haryono, Memotong Rantai Kemiskinan, Yayasan Damandiri, 2003 ______________, Mengubah Loyang Menjadi Emas, Citra Karisma Bunda, Jakarta, 2009 _____________, Jejak Menuju Kemenangan Bersama, Yayasan Damandiri, 2014
_ 255 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
____________, Kumpulan Bahan Kuliah Pascasarjana di Universitas Airlangga Surabaya, 2005 _____________, Kumplan Bahan Kuliah Pascasarjana di Universitas Satyagama Jakarta, 2010 _____________, Kumpulan Tulisan dan Ceramah Valentine, James Lee, Pure Power Ultimate Personal Empowernment, TechPress, Inc, Arizona, USA, 2003 terjemahan PT Bhuana Ilmu Populer, Jakarta, 2005 Van Fleet, K James, Langkah untuk Memiliki Pengaruh dan Kekuasaan atas Orang Lain, Mitra Utama (Simon & Schuster-Asia) SPEKTRUM, 2002
_ 256 _ _ _
_______________, Rahasia Kecakapan : Kunci Sukses Dalam Percakapan Bisnis dan Pergaulan Mitra Utama (Simon & Schuster-Asia) SPEKTRUM, 2002 Tjakrawerdaja, Subiakto, Koperasi Sebagai Ekonomi, Majalah Gemari, 2007
Sokoguru
_______________, Kumpulan Tulisan dan Ceramah Smelser, J Neil, Struktur Sosial dan Mobilitas dalam Pembangunan Ekonomi, Ubaya Digi-Lib 2005 Inpres nomor : 3 tahun 2010 tentang Pembangunan Yang Berkeadilan UNDP, Human Development Report, 1990 Wisnuwardana, Agung, Kumpulan Ceramah Kumpulan bahan International Program Committee (IPAC), Denpasar, 2009
Advisory
Dr. Mulyono D Prawiro
Profil Penulis Dr. Mulyono D. Prawiro, lahir di Magetan, Jawa Timur 50 tahun yang lalu dari pasangan Brigpol. Dani Danu Prawiro (alm) dan Ibu Mainah Sumo Sarpan. Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas Kejuruan diselesaikan di kampung halamannya di Magetan, Jawa Timur, dan setelah itu hijrah ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan Sarjana (S1) di Universitas Borobudur, dan pendidikan pascasarjana (S2) di Jakarta Institute of Management Studies, Universitas Jayabaya dan Universitas Satyagama serta pendidikan doktor (S3) diselesaikan di Universitas Satyagama. Saat ini dipercaya sebagai Deputi Direktur Umum Yayasan Damandiri Jakarta, sebuah yayasan yang dipimpin oleh Prof. Dr. Haryono Suyono dan Dr. Subiakto Takrawerdaja yang bergerak dalam bidang sosial kemasyarakatan. Upaya yang dilakukan yayasan ini adalah membantu pemerintah dalam upaya meningkatan Sumber Daya Manusia Indonesia dan pengentasan kemiskinan. Mulai tahun 2009 sampai dengan saat ini, yang bersangkutan aktif sebagai dosen dan mengajar beberapa mata kuliah yang terkait dengan Pembangunan Sumber Daya Manusia dan Isueisue Ekonomi Pembangunan pada Program Pascasarjana Universitas Satyagama Jakarta. Diselah-selah kesibukannya, suami dari Neneng Lutfiah Fitriah, SE dan ayah dari Revita Novitria Mulyandari juga aktif sebagai penulis di beberapa majalah dan surat kabar Ibu Kota serta memiliki kedekatan dengan banyak wartawan, baik di pusat maupun di daerah. Pengalamannya sebagai pegawai negeri di lingkungan kantor
_ 257 _ _ _
Memberdayakan Rakyat Membangun Kebersamaan
_ 258 _ _ _
Menteri Negara Kependudukan/BKKBN maupun di kantor Menko Kesra dan Taskin, dengan tugas utamanya sebagai ajudan Menteri yang membantu secara langsung pekerjaan Menteri di kedua lembaga pemerintah tersebut, membuat yang bersangkutan kaya akan pengalaman di pemerintahan. Kini tugasnya berlanjut di Yayasan Damandiri yang memiliki jaringan yang luas terutama dengan berbagai Perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, lembaga keuangan dan juga pemerintah kabupaten/kota di seluruh Indonesia dalam rangka membangun dan mengembangkan Pospos Pemberdayaan Keluarga atau POSDAYA. Kuncinya adalah upaya membangun kebersamaan dalam upaya membangkitkan budaya gotong-royong dan saling tolong-menolong sesama anak bangsa, membentuk team yang kuat dalam ikatan Superteam bukan Superman.