EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2014
MEMAKNAI KEMISKINAN BERDASARKAN PANDANGAN ORANG MISKIN PEDESAAN Oleh : Pawit M. Yusup, Tine Silvana Rachmawati, Priyo Subekti Departemen Informasi dan Perpustakaan Fikom Universitas Padjadjaran
Abstract Rural poverty can be understood as a social condition of a person, or a group of people who were associated with aspects of economic and non-economic aspects. Scientific aspects such as social, cultural, health, education, psychology, the environment, law, anthropology, and art, was often associated with poverty. Nevertheless, the notion of poor and rural poverty is, in general, is still viewed by researcher's perspective, rather than emic, ie see something from the perspective of the participant. This study took part of the effort to comprehensively understand the meaning of poor and poverty in the eyes of the poor, especially in rural areas, roomates point is on how to map view of rural poor people in hopes of interpreting experience of livelihood as poor in underlying survival living. By using a qualitative study approach, especially the tradition of phenomenology of Schutz, obtained a description of the results, that the meaning of poor and poverty, in phenomenology, containing context, such as: context ownership; contexts effort and trial and error; contexts powerlessness; contexts outside assistance; independence in the context of compulsion; contexts unattainable expectations; context of the struggle; context of limited access to information; contexts low curiosity; contexts simplicity needs; problems humiliation context; and context sensitivity in social communication. Keywords: Meaning poor, Poverty, Rural Abstrak Kemiskinan di pedesaan dapat dipahami sebagai suatu kondisi sosial seseorang, atau sekelompok orang yang terkait dengan aspek-aspek ekonomi dan non-ekonomi. Aspek ilmiah seperti sosial, budaya, kesehatan, pendidikan, psikologi, lingkungan, hukum, antropologi, dan seni, yang sering dikaitkan dengan kemiskinan. Namun demikian, gagasan tentang kemiskinan dan pedesaan, secara umum, masih dilihat dari perspektif peneliti, bukan emik, yaitu melihat sesuatu dari perspektif partisipan. Penelitian ini mengambil bagian dari upaya untuk secara komprehensif memahami makna miskin dan kemiskinan di mata masyarakat miskin, terutama di daerah pedesaan, which titik adalah bagaimana memetakan pandangan masyarakat miskin pedesaan dengan harapan pengalaman yang menafsirkan mata pencaharian sebagai masyarakat miskin untuk bertahan hidup. Dengan menggunakan pendekatan studi kualitatif, khususnya tradisi fenomenologi Schutz, diperoleh gambaran hasil, bahwa makna miskin dan kemiskinan, dalam fenomenologi, mengandung konteks, seperti: kepemilikan konteks; Upaya konteks dan trial and error; Ketidakberdayaan konteks;
88
MEMAKNAI KEMISKINAN BERDASARKAN PANDANGAN ORANG MISKIN PEDESAAN
ISSN : 2089-6549
konteks di luar bantuan; kemerdekaan dalam konteks paksaan; konteks harapan tercapai; konteks perjuangan; konteks terbatasnya akses terhadap informasi; konteks rasa ingin tahu yang rendah; kesederhanaan konteks kebutuhan; konteks masalah penghinaan; dan sensitivitas konteks komunikasi sosial. Kata Kunci : Makna kemiskinan, Kemiskinan, Desa
A. PENDAHULUAN
B
penduduk
miskin,
yakni:
ank Dunia (2010) melaporkan
ketidakmampuan
memenuhi
bahwa
kebutuhan dasar
seperti sandang,
sebagian
besar
penduduk miskin tinggal di
pangan dan perumahan; aksesibilitas
pedesaan (69%), bekerja di sektor
ekonomi rendah terhadap pendidikan,
pertanian
pekerjaan
kesehatan, sanitasi, dll.; kemampuan
adalah informal (75%), dan sekitar
akumulasi kapital dan investasi yang
22% adalah sebagai pekerja keluarga
rendah; rentan terhadap goncangan
yang tidak dibayar. Sementara itu,
faktor eksternal seperti teknis, alam,
pada dimensi non-ekonomi, konsep
ekonomi,
kemiskinan terkait dengan kapasitas
sumberdaya manusia dan penguasaan
sumberdaya
sumberdaya alam rendah; terbatasnya
terhadap
(64%),
sifat
manusia,
kebutuhan
aksesibilitas utama,
dan
sosial,
politik);
kualitas
keterlibatan dalam kegiatan sosial
keterlibatan pada kesempatan kerja
kemasyarakatan;
dan
luas,
terhadap kesempatan kerja secara
dalam
berkelanjutan; dan ketidakmampuan
mengakses dan menemukan informasi
berusaha karena cacat fisik dan atau
mengenai apapun yang bisa dijadikan
mental
“pintu” menuju kegiatan usaha untuk
Napitupulu, 2010). Gambaran realitas
memberdayakan diri dan keluarga.
kemiskinan
berusaha
termasuk
dalam
arti
keterbatasan
Secara spesifik, sedikitnya ada delapan
dimensi
non-ekonomi
(sumber:
terbatasnya
Rusastra
penduduk
dimaksud,
utamanya
akses
dan
pedesaan untuk
menegaskan kembali bahwa terdapat
EduLib – Pawit M. Yusup, Tine Silvana Rachmawati, Priyo Subekti
89
EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2014 banyak sekali penduduk miskin yang tersebar
di
wilayah
pedesaan,
1. Fokus Masalah dan Tujuan Penelitian
termasuk di pedesaan Jawa Barat
Fokus kajian diarahkan
bagian Selatan, dan Kabupaten Ciamis
pada bagaimana memetakan
adalah salah satu contoh wilayah
pandangan
dimaksud.
miskin
Secara
kependudukan,
orang-orang pedesaan
dalam
orang-orang miskin ini hidup secara
menginterpretasikan harapan-
berbaur dengan penduduk lainnya
harapan
baik yang berkategori miskin maupun
berpenghidupan sebagai orang
yang bukan kelompok miskin dalam
miskin
wilayah yang sama. Kondisilah yang
mendasari
membedakan mereka.
selama
Penelitian
ini
bermaksud
akan
di
pengalaman
pedesaan
survivabilitasnya ini.
tujuannya
yang
Sedangkan
adalah
untuk
mengkaji aspek pandangan orang-
memetakan
orang
mereka tentang miskin dan
miskin
pedesaan
dalam
pandangan
menginterpretasikan harapan-harapan
kemiskinan
akan
dari pengalaman hidupnya.
pengalaman
berpenghidupan
sebagai orang miskin di pedesaan yang
mendasari
survivabilitasnya
sebagai
a. Kontribusi penelitian 1)
Secara teoretis, hasil
selama ini. Adapun lokasi penelitian
penelitian
difokuskan
di
diharapkan
Kecamatan
Banjarsari,
sejumlah
desa
di
Kecamatan
bagian
ini bisa
memberikan
Pamarican, Kecamatan Padaherang,
sumbangan
bagi
dan
pengayaan
dan
sejumlah
kecamatan
lain
di
bagian Selatan Kabupaten Ciamis,
pengembangan ilmu
Jawa Barat.
informasi
B. PEMBAHASAN
perpustakaan,
90
dan
MEMAKNAI KEMISKINAN BERDASARKAN PANDANGAN ORANG MISKIN PEDESAAN
ISSN : 2089-6549
terutama
dalam
yang
konteks
seeking
ilmuwan peneliti
orang-orang miskin
berorientasi
pedesaan
pedesaan,
terkait informasi
yang
terutama
yang
subjek
penghidupan.
penelitiannya orang-
Hasil penelitian ini
orang
diharapkan
pedesaan.
bisa
dijadikan salah satu model
4)
dalam
“intervensi”
pemerintah
dari
miskin
Sebagai
tambahan
sumber
informasi
bagi
pembangunan
pemerintah,
terutama pemerintah
dalam
setempat
terkait
upaya
dengan
mengentaskan
kebijakannya dalam
kemiskinan
di
pedesaan, cara
dengan
pemberdayaan
melibatkan
pandangan
kebijakan-
program
penduduk
aspek-aspek
miskin
pedesaan dan
pengalaman
orang-
orang
miskin
melibatkan
yang mereka
secara fungsional. 5)
dimaksud. 3)
bagi dan
meaning di kalangan
perilaku
2)
khas
Dapat
diketahui
secara
lebih
Sebagai
tambahan
komprehensif
sumber
informasi
tentang
EduLib – Pawit M. Yusup, Tine Silvana Rachmawati, Priyo Subekti
peta 91
EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2014 pandangan,
beberapa
perasaan,
dan
pengalaman
orang-
hasil
orang
miskin
terdahulu
pedesaan
terkait
relevan
dengan
jenis
penghidupan
yang
mereka
cari
dan
dan
penelitian yang dengan
penelitian ini: Philips Legates
dan (1981),
jalani sebagai bagian
dalam
dari
Syamsiah,
survivabilitasnya.
mengemukakan
b. Tinjauan Kepustakaan
empat
Berbahas
Badruddin, (2009),
pandangan
tentang kemiskinan,
masalah miskin dan
yakni:
kemiskinan,
Kemiskinan
termasuk
sebagai akibat dari
kemiskinan
kegagalan
pedesaan,
tidak
khususnya
hal ini akan selalu
sosial
melekat
dengan
individu
realitas
kehidupan penghidupan
umat
manusia
sepanjang
zaman.
(1) dilihat
personal
dan sikap tertentu
pernah usang, sebab
dan
92
kepustakaan
ciri-ciri psikologis
miskin
dari
si yang
cenderung menghambat untuk melakukan
Berikut
perbaikan nasibnya.
dikemukakan
Akibatnya, si miskin
MEMAKNAI KEMISKINAN BERDASARKAN PANDANGAN ORANG MISKIN PEDESAAN
ISSN : 2089-6549
tidak
melakukan
mampu
menunda
rencana ke depan,
kenikmatan
menabung
melakukan rencana
dan
mengejar
tingkat
pendidikan lebih
tinggi;
masa
yang
mendatang, kurang
(2)
memiliki kesadaran
Kemiskinan dipandang
bagi
kelas, sebagai
atau
dalam faktor-faktor
tertentu
ekonomi
yang dari
seperti
kesempatan
generasi ke generasi.
dapat
Kaum miskin adalah
nasibnya;
kelompok
Kemiskinan
masyarakat memiliki
yang
subkultur
tertentu
yang
berbeda
dari
gagal melihat
akibat dari subkultur
diturunkan
atau
yang
mengubah (3)
dipandang akibat
sebagai
kurangnya
kesempatan,
kaum
miskin
selalu
golongan yang tidak
kekurangan
dalam
miskin,
bidang keterampilan
memiliki
seperti sikap
dan
pendidikan
fatalis, tidak mampu
untuk
melakukan
pekerjaan
pengendalian berorientasi
diri,
memperoleh
masyarakat; dan (4)
pada
Kemiskinan
masa sekarang, tidak
merupakan
EduLib – Pawit M. Yusup, Tine Silvana Rachmawati, Priyo Subekti
dalam
suatu 93
EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2014 ciri struktural dari
menggunakan
kapitalisme,
indikator mengenai
dalam
bahwa
masyarakat
kapitalis
segelintir
orang
penduduk
miskin,
yakni
sebagai
menjadi
berikut: luas lantai
miskin karena yang
rumah; jenis lantai
lain menjadi kaya.
rumah; jenis dinding
Kriteria penduduk
beda,
rumah; miskin
memang
berbedabergantung
buang
air
besar;
sumber
air
minum; penerangan yang
yang
bahan
digunakan.
fasilitas
tempat
kepada pendekatan
digunakan; bakar yang
Ada dua pendekatan
digunakan; frekuensi
utama
makan dalam sehari;
untuk
menjelaskan penduduk yakni
kebiasaan miskin,
pendekatan
membeli
daging/ayam/susu; kemampuan
ekonomi
dan
membeli
pendekatan
non
kemampuan berobat
ekonomi.
BPS
ke
(Badan Statistik) pendataan
Pusat melalui sosial
k; pekerjaan rumah
(PSE05)
pendidikan
(Sumber: 2008),
pakaian;
puskesmas/poliklini
ekonomi tahun 2005
BPS
94
14
lapangan kepala tangga; kepala
rumah tangga; dan
MEMAKNAI KEMISKINAN BERDASARKAN PANDANGAN ORANG MISKIN PEDESAAN
ISSN : 2089-6549
kepemilikan Ke-14
aset.
indikator
tersebut
termasuk ke dalam penduduk
miskin
digunakan
adalah orang-orang
untuk
menjelaskan
yang belum dapat
tingkat
kemiskinan
memenuhi
penduduk di tingkat
kebutuhan
dasar
mikro atau rumah
minimum
seperti
tangga.
pangan,
Artinya,
sandang,
semakin
kecil,
papan,
kesehatan,
semakin
rendah,
dan
atau
semakin
dasar. Mereka pada
pendidikan
menunjukkan
umumnya memiliki
ketidakmampuan
usaha
penduduk
untuk
informal,
memenuhi
batas
standar dari
minimum indikator
di
yang
termasuk ke dalam jenis
usaha
Kegiatan
menunjukkan bahwa
yang
penduduk
belum
ekonomi dimilikinya
atau
bersangkutan
sanggup
termasuk
menutupi
kategori
miskin.
kecil,
bahkan sangat kecil.
dimaksud,
yang
sektor
tidak untuk atau
menghidupi
Secara mudah untuk
dipahami,
bahwa
yang
EduLib – Pawit M. Yusup, Tine Silvana Rachmawati, Priyo Subekti
kebutuhan minimum
hidup anggota
keluarganya. 95
EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2014 Pengertian
usaha
Jawa Tengah (Analisis
(sangat) kecil di sini
Mitos Kemiskinan Di
mencakup
usaha
Kotamadya
Dati
kecil informal dan
Semarang).
Available
usaha
at
kecil
tradisional.
Mereka
link:
http://eprints.undip.
adalah “pengusaha”
ac.id/21985/: bahwa
kecil yang kurang
hakekat
beruntung
miskin bagi si miskin
(tidak
makna
berkembang) namun
pada
intinya
tetap
merupakan
sebuah
berperilaku
berjuang
untuk
proses
transisi.
menghidupi anggota
Sebuah proses yang
keluarganya.
dibangun
Berikut adalah beberapa
hasil
oleh
dua
minimal pasang
dimensi
oposisi,
penelitian terdahulu
yakni
dimensi
yang relevan dengan
penolakan
penelitian
ini,
(penolakan terhadap
dengan
kondisi kemiskinan)
namun
menggunakan pendekatan
dan yang
berbeda, antara lain: Amirudin, (2010),
96
II
dimensi
penerimaan (penerimaan terhadap
cultural
mengkaji
realm yang dialami).
Makna Miskin Bagi
Orang-orang miskin
Penduduk miskin Di
sering
MEMAKNAI KEMISKINAN BERDASARKAN PANDANGAN ORANG MISKIN PEDESAAN
ISSN : 2089-6549
mengungkapkan
pedesaan
kata-kata
Ciamis
“menerima”
PPs
keadaan, pada
namun
kabupaten Jawa
Barat. Unpad,
Bandung.
Yang
hakekatnya
menarik dari hasil
mereka merasa tidak
penelitian ini antara
ingin
menjadi
lain adalah bahwa
miskin.
Mereka
dunia
sebenarnya
dan
menerima sekaligus
namun menolak
keadaan
yang
kehidupan penghidupan
orang-orang miskin pedesaan
memiliki
lingkup
yang
sedang dialaminya.
“sangat
terbatas”.
Yusup,
Dilihat
Pawit
dari aspek
M. (2012), meneliti
pencarian pekerjaan
Perilaku
sebagai
pencarian
penopang
informasi penghidupan
kehidupannya,
pada penduduk miskin
misalnya,
pedesaan:
berkutat di sekitar:
Studi
fenomenologi mengenai
kerabat, makna
mereka
tetangga,
dan sesama pekerja
miskin bagi penduduk
sejenis.
Selain
itu,
miskin
Yusup,
Pawit
M.
perilakunya mencari penghidupan
dan dalam
(2012), melalui kajian
informasi
Makna Miskin Bagi
di
Penduduk Miskin dan
EduLib – Pawit M. Yusup, Tine Silvana Rachmawati, Priyo Subekti
97
EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2014 Perilakunya
dalam
Dan
Menemukan Informasi
Penggunaan Informasi
Penghidupan:
Studi
Kesehatan
Fenomenologi
di
Pedesaan Ciamis
Kabupaten Jawa
Barat.
LPPM
Unpad,
Pada
Keluarga Prasejahtera di
Kabupaten
Bandung:
Studi
Tentang
Pemetaan
mengemukakan hal-
Terhadap Kebutuhan,
hal yang unik dari
Pencarian,
penelitian ini, yakni
Penggunaan Informasi
antara
lain adalah
Kesehatan
bahwa
jenis
Keluarga Prasejahtera
informasi
yang
di
datangnya
dari
hubungan
dan
pada
Kecamatan
Rancaekek Kabupaten Bandung, diterbitkan
interpersonal,
lebih
oleh
LP3
Fikom
banyak dipilih oleh
Unpad.
penduduk
miskin
menggambarkan
pedesaan
dalam
secara
mencari
informasi
penghidupannya.
pada
awal
Hasilnya
“mapping”
(pemetaan) terhadap perilaku
Sementara itu,
dan
pencarian penggunaan
tahun
informasi kesehatan
2013, Yusup, Pawit
di kalangan keluarga
M.
prasejahtera
dan
Neneng
Komariah
(2013),
meneliti
98
Pencarian
Dimensi
(keluarga miskin) di Kecamatan
MEMAKNAI KEMISKINAN BERDASARKAN PANDANGAN ORANG MISKIN PEDESAAN
ISSN : 2089-6549
Rancaekek
tetangga
dan
Kabupaten Bandung.
keluarga.
Mereka
Digambarkan
tidak
bahwa:
menggunakan
(1) Dilihat
dari
dimensi
ada
yang
informasi
yang
pencarian informasi
bersumber
dari
kesehatan,
media,
yang
baik
cetak
paling
menonjol
adalah
mengenai
Di luar negeri,
pencariannya
Zhao, Y., Zhang, R.
dilakukan
& Klein, K.K. (2009),
cara yang
maupun elektronik.
secara aktif dan pasif
pernah
dengan sumber dan
tema
saluran
Information
informasi
interpersonal bersifat
yang
informal,
meneliti "Perceived
And
Needs
Availability:
Results Of A Survey
dan (2) Dilihat dari
Of
dimensi penggunaan
Farmers
informasi kesehatan,
Mongolia".
maka
Information Research,
yang paling
menonjol
adalah
14(3)
Small In
paper
Dairy Inner
411.
pada jenis informasi
[Available
kesehatan
http://InformationR.
yang
bersumber pada ahli
net/ir/14-
kesehatan
3/paper411.html].
dan
juga
terpilih, dari
EduLib – Pawit M. Yusup, Tine Silvana Rachmawati, Priyo Subekti
Penelitian
at
ini 99
EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2014 mengkaji bentuk
berbagai penerimaan
banyak
digunakan
informasi atas dasar
dibandingkan
kebutuhan
dengan
yang
informasi
berbeda-beda
dari
dari sumber-sumber
para
susu
teknologi. Sementara
(pemerah susu) di
itu para petani susu
Mongolia
dimaksud
petani
Dalam
yang
serta keefektifannya
tingkat
terkait
pendidikannya
dengan
penggunaan
dan
relatif lebih tinggi,
penyediaan
lebih
informasi dimaksud,
menggunakan
bisa
informasi
sebagai
digunakan tambahan
informasi
banyak
dan
sumber-sumber
untuk
informasi
dari
memperkaya
sumber-sumber
wawasan tulisan ini.
teknologis.
Dengan
c. Metode Penelitian
menggunakan teori perilaku
Teori dan metode yang
informasi
digunakan dalam penelitian ini
(information behavior
adalah kualitatif dengan tradisi
theory),
Fenomenologi
hasil
100
lebih
diperoleh bahwa
(1967)
yang
dari
Schutz
secara
khusus
informasi dari para
digunakan untuk menjelaskan
petani dan sumber
konsep miskin menurut sudut
informasi dari pasar
pandang orang-orang miskin
MEMAKNAI KEMISKINAN BERDASARKAN PANDANGAN ORANG MISKIN PEDESAAN
ISSN : 2089-6549
serta pengalaman-pengalaman
ayam
sadar mereka dalam memaknai
tradisional, pedagang sayuran
informasi penghidupan selama
keliling, pembuat sale pisang,
ini
dari
tukang tambal ban sepeda,
Adapun
pencari sayuran yang tumbuh
sebagai
bagian
survivabilitasnya. sumber
datanya
orang
penduduk
pedesaan kecamatan
adalah
yang
miskin ada
Banjarsari
kecamatan
22
di dan
liar
kampung
di
secara
sawah
dan
dan
buruh
terdekat,
rawa tani
serabutan. Mereka hidup dan bergaul
dengan
anggota
Pamarican
masyarakat
lain
kabupaten Ciamis, Jawa Barat;
lingkungan
sosialnya,
sedangkan teknik pengambilan
yang termasuk kaya maupun
datanya
sesama
menggunakan
wawancara
mendalam
dan
observasi partisipan.
penduduk
Mereka
memiliki
penghidupan
Sebagai gambaran, ke-22
di
yang
terkait
jenis
penghidupannya itu.
yang
berbeda, namun masih dalam kategori
bekerja
baik
miskin. jenis berbeda
dan tidak saling berinteraksi
informan dimaksud, memiliki penghidupan
sekitar
dengan
Dari
kondisi
seperti
secara
digambarkan di atas, yang
serabutan di sektor pertanian
lebih menarik bagi peneliti
tradisional
adalah
yang
meliputi:
mengetahui
aspek-
pandangan
dan
penderes nira kelapa, pencari
aspek
kayu bakar di hutan terdekat,
perasaan
pemelihara ayam seni adu,
penduduk
pemelihara domba, pemelihara
dengan dunia kehidupan dan
EduLib – Pawit M. Yusup, Tine Silvana Rachmawati, Priyo Subekti
mereka miskin
sebagai terkait
101
EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2014 penghidupan
yang
mereka
pernah muncul. Mereka, para
jalani selama ini. Bagaimana
penduduk desa ini, baik yang
dan seperti apa pandangan
dikategorikan sebagai orang
mereka tentang miskin dan
miskin ataupun yang bukan,
kemiskinan yang selama ini
hampir
menjadi bagian dari kehidupan
menggunakan istilah miskin
mereka.
untuk
d. Kategorisasi Hasil Penelitian Istilah miskin sebetulnya
kondisi yang
ekonomi
tegas
digunakan
mereka
yang
seseorang
dianggapnya
Istilah
oleh
pernah
menggambarkan
tidak pernah disebutkan secara
miskin.
miskin
hanya
pada
peristiwa-
dikategorikan sebagai orang
peristiwa
“formal”
miskin.
misalnya
ketika
Bahkan,
informan
kunci
seluruh
seperti
perangkat
yang
desa (pengurus desa) sedang
jumlahnya 22 orang dalam
membagikan “raskin” (beras
penelitian ini, tidak pernah
untuk keluarga atau orang
menyebutkan kata miskin, baik
miskin) kepada sebagian besar
dalam konteks pembicaraan
penduduk desa.
personal
dengan
peneliti,
Mereka
lebih
banyak
maupun ketika mereka sedang
menggunakan
bergaul dengan orang lain,
tidak langsung, seperti antara
termasuk
lain: wong ora nduwe (orang gak
dengan
sesama
istilah
orang miskin. Selama peneliti
punya),
ora
melakukan
(tidak
punya
langsung
102
tidak
pengamatan maupun
tidak
kangelan (sulit),
atau
(kosong),
miskin
tidak
apa-apa apa-apa),
(kesulitan),
langsung di wilayah ini, kata istilah
nduwe
yang
kurang kere
mampu, (orang
susah nol yang
MEMAKNAI KEMISKINAN BERDASARKAN PANDANGAN ORANG MISKIN PEDESAAN
ISSN : 2089-6549
tidak
memiliki
melarat,
miskin),
apa-apa, cukup
hidup di desa, bahwa kaya dan
(tidak cukup), dicukup-cukupke
miskin itu sudah ada yang
(dicukup-cukupkan),
sikil
“ngatur”. Urip mung sadermo
enggo endas, endas enggo sikil
ngelakoni (hidup itu sejatinya
(makna kiasan: kaki untuk
hanya sekadar menjalani), dan
kepala,
aspek-aspek
kepala
ora
suatu sistem kepercayaan yang
untuk kaki,
lainnya
yang
artinya bekerja sangat keras
maknanya menjunjung harkat
dengan
kemanusiaan mereka.
susah
jempalikan
payah),
(makna
dan
kiasan:
Tabel
di
bawah
ini
jungkir balik, usaha yang sangat
disusun dengan maksud untuk
sulit namun hasilnya tidak
mengkategorisasikan
sesuai dengan harapannya).
pandangan informan tentang
Jika
diklasifikasikan,
konsep-konsep
mengenai
makna miskin menurut orang miskin
pedesaan.
Mereka
kemiskinan atau miskin di
memandang miskin itu secara
atas,
bervariasi,
pada
dasarnya
bisa
bahkan
berbeda
lain,
namun
dimaksud
masih
dilihat dari beberapa aspek,
satu
misalnya
kondisi
perbedaan
seperti
dalam konteks yang “senada”,
kepemilikan
aspek properti
sama
rumah dengan segala isi dan
yakni
turutannya, aspek perjuangan
“ketidakadaan”
yang menggambarkan upaya
tertentu, yang lebih banyak
orang miskin dalam mencapai
merujuk ke konteks ekonomi.
harapan-harapannya,
mengandung
konteks
(deprivasi)
aspek
“takdir” yang menggambarkan EduLib – Pawit M. Yusup, Tine Silvana Rachmawati, Priyo Subekti
103
EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2014
Tabel: Beragam pandangan informan tentang kemiskinan Jumlah Informan Pengungkap
No
Makna miskin
1
Orang yang tidak punya, tidak punya apa-apa, rumah gubuk (Konteks kepemilikan harta benda yang bernilai ekonomi) Orang yang tidak mampu, tidak berdaya (Konteks ketidakberdayaan, ketidakmampuan berusaha) Orang yang merasa terhina, dianggap hina oleh orang lain, kere (Konteks keterhinaan) Orang yang tidak berhasil, belum berhasil, gagal berusaha meskipun sudah mencoba berkali-kali (Konteks upaya dan cobacoba dan gagal). Orang yang dipandang hina, terhina, secara takdir (Konteks takdir menjadi orang kecil, gagal dan terhina) Orang yang penghasilannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan utama sehari-hari (Konteks ketidakcukupan dalam memenuhi kebutuhan utama) Orang yang hidupnya sulit, hidup susah, kesulitan berusaha (Konteks kesulitan dalam berusaha, kesulitan dalam hidup) Wong cilik (orang kecil), secara sosioekonomi (Konteks orang kecil secara sosial ekonomi) Orang yang banyak menganggur, sering tidak ada pekerjaan (Konteks ketidakmampuan dalam mencari pekerjaan, konteks pengangguran) Orang yang secara ekonomi tidak ada perubahan, tidak ada perkembangan (Konteks ketiadaan perkembangan dalam berusaha) Orang yang harus menerima keadaan, tidak boleh “neko-neko” (banyak tuntutan, banyak tingkah) (Konteks menerima dalam keterpaksaan) Orang yang tidak perlu memiliki kebutuhan yang tinggi karena tidak mungkin menjangkaunya (Konteks kesederhanaan kebutuhan) Orang yang sering ketinggalan informasi mengenai pekerjaan dan penghidupan (Konteks keterbatasan akses informasi)
2 3 4
5 6
7 8 9
10
11
12
13
Dengan Tabel di atas merupakan kategorisasi
104
dari
beragam
untuk
tidak
22 orang 11 orang 10 orang 9 orang
6 orang 6 orang
5 orang 4 orang 4 orang
3 orang
3 orang
3 orang
2 orang
bermaksud
menggeneralisasikan
pandangan dan pengalaman
pandangan informan terkait
mereka
makna miskin dan kemiskinan.
sebagai
yang informan,
ditetapkan peneliti
MEMAKNAI KEMISKINAN BERDASARKAN PANDANGAN ORANG MISKIN PEDESAAN
ISSN : 2089-6549
berusaha untuk menyusunnya
Istilah
ke
banyak
dalam
kategori-kategori
miskin
hanya
dan
dikemukakan
oleh
tertentu yang didasarkan atas
orang lain di luar kelompok
pandangan,
perasaan,
miskin. Bahkan, jika ada orang
pengalaman
mereka
dan
selama
lain
mengatakan
“miskin”
ditujukan
kepada
ini. Dari sana, bisa diambil
yang
sarinya dari semua pandangan
seseorang, dan didengar oleh
dan
orang
pengalaman
hakekat
tentang
miskin
dan
yang
sebagai
dikategorikan
orang
miskin,
dia
kemiskinan, sesuai dengan apa
merasa terhina. Kata “miskin”
yang
diinterpretasikan
mereka
rasakan
dan
alami.
penghinaan.
Dari gambaran sekilas tentang
pandangan
informan
kunci
semua
sebagai
Yang
lebih
“halus” dan bisa diterima oleh mereka
yang
berkategori
pada
miskin adalah istilah orang
penelitian ini, terutama ketika
tidak punya, orang tidak mampu,
peneliti melakukan observasi
dan orang kecil (wong cilik), yang
dan
mendalam
selalu terkait dengan konteks
dengan mereka, tidak sepatah
“ekonomi” dan kepemilikan
kata pun yang pernah keluar
benda-benda
darinya
ekonomi.
wawancara
istilah
“miskin”.
Konsep miskin tidak populer di
kalangan
yang
bernilai
e. Miskin itu kontekstual
penduduk
Intinya, makna miskin
“miskin”, juga di wilayah ini.
dan
Yang
dimunculkan
dilepaskan dari konteksnya. Ia
adalah istilah tidak punya, tidak
merupakan suatu kondisi yang
mampu. tidak punya apa-apa.
terjadi pada diri seseorang,
banyak
kemiskinan
EduLib – Pawit M. Yusup, Tine Silvana Rachmawati, Priyo Subekti
tidak
bisa
105
EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2014 sekelompok orang, atau suatu
berpegang
komunitas
yang
prinsip kemandirian. Dia tidak
keadaan
mau memiliki utang kepada
mereka yang tidak mampu
orang lain, terutama yang ada
memenuhi kebutuhan hidup
syaratnya. Katanya pada suatu
minimal yang dipersyaratkan
saat: “Saya mah Pak, mewanti-
bagi
dalam
wanti kepada diri saya untuk
kehidupannya secara personal
tidak tergiur meminjam uang
dan
itu
ke bank. Pokoknya mah, amit-
mewujud dalam bentuk sikap,
amit, ceg uweg-uweg. Sampai
pandangan,
perilaku
sekarang, alhamdulillah saya
tertentu,
menggambarkan
manusia
sosial.
Kondisi
dan
kepada
mereka
sehari-hari
terkait
belum pernah pinjam uang ke
dengan
beragam
jenis
bank, meskipun saya orang gak
penghidupannya. Sebagai seorang
punya”.
contoh,
informan
salah
Ia
juga
mengatakan
dalam
bahwa, makna miskin baginya
Wasimin,
adalah orang yang tidak punya
merupakan sosok penduduk
yang sarat dengan perilaku
pedesaan
dan
penelitian
ini,
yang
sangat
sifat
kesederhanaan,
bersahaja, sederhana dan tidak
kesahajaan, dan penerimaan,
banyak menuntut. Ia hidup di
namun
lingkungan
yang
terkesan tidak banyak yang
sangat
bisa dikerjakan, atau istilah
pedesaan
menurutnya menyenangkan. kehidupan
106
teguh
Meskipun
dirinya
dan
yang dengan
terkadang
kadang
juga
disebutnya
menganggur.
Cerita
keluarganya termasuk orang
dari Wasimin dan beberapa
yang tidak punya, akan tetapi
informan lain yang sebagian
dia
penulis kutip berikut ini, bisa
berusaha
untuk
selalu
MEMAKNAI KEMISKINAN BERDASARKAN PANDANGAN ORANG MISKIN PEDESAAN
ISSN : 2089-6549
menggambarkan seperti apa
saya,
dan
Mereka biar kerja cari uang di
bagaimana
memaknai
mereka
miskin
dan
kami yang
momong.
Jakarta.
kemiskinan:
“Mas (Sahal menyebut penulis
Pada masa sulit seperti itu,
dengan Mas), saya merasa jadi
sebagai gambaran, rumah saya
wong ora duwe (orang gak
kecil sekali, Pak, gubuk lah
punya), sudah tua. Saya sudah
istilahnya, gedek-nya (dinding
tidak bisa ikut bekerja seperti
rumah)
hanya
dulu, ibaratnya mah tinggal
kajang
nunggu waktu”.
juga
menggunakan (anyaman
dari
menyerupai
daun janur).
yang
Semua informan kunci
Itu,
berpandangan bahwa makna
dinding rumah yang terbuat
miskin
dari anyaman janur dari pohon
orang tidak punya, rumah gubuk,
kelapa, alang-alang, atau daon
pekerjaannya
yang tumbuh di sekitar pantai.
pekerjaannya tidak berkelanjutan,
Sekarang
dan
juga
masih
ada
itu
identik
dengan
serabutan,
tidak
banyak
sifat
pilihan
gubuk yang atapnya dibuat
pekerjaan,
bahkan
dari jerami yang disusun. Lah,
“pasrah”,
pokoknya pahitlah pada saat
pengemukaan istilah “harus
itu.
menerima” keadaan sebagai
Aku ini wong ora duwe (orang
orang yang tidak punya (Lihat
gak punya), Pak. Saya sudah
Tabel). Kondisi yang seolah
punya putu (cucu). Anakku
“harus menerima nasib” ini
juga orang gak punya, ya
bahkan
sudah sama-sama saling bantu
ada
sajalah. Biar anaknya, putu
dianggapnya
dengan
termasuk orang
EduLib – Pawit M. Yusup, Tine Silvana Rachmawati, Priyo Subekti
terkesan
manakala
yang
yang
“menghina” 107
EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2014 melalui
perkataan-
perkataannya.
Sebut
saja
Yang
“bukan
banyak
miskin”.
dimunculkan
misalnya ada seseorang (masih
adalah istilah tidak punya, tidak
tetangga
mampu.
Wasimin)
yang
tidak
punya
apa-apa
mengatakan, “usaha dari kecil
(Lihat Tabel). Istilah miskin
sampai tua, tidak berkembang,
hanya
kecil terus”,
dikemukakan oleh orang lain
kata
Wasimin
banyak
“penghinaan”
di
orang
“Saya
Bahkan, jika ada orang lain
tadi.
sakit
luar
dan
menirukan
kelompok
miskin.
mendengarnya, tapi ya mau
mengatakan
apa lagi. Saya sabar saja karena
ditujukan kepada seseorang,
saya
gak
dan didengar oleh orang yang
Wasimin
dikategorikan sebagai orang
cerita
miskin, dia merasa terhina.
memang
punya”,
orang
ungkap
melanjutkan
“miskin”
pengalamannya ketika merasa
Kata
“dihina” orang lain (masih
diinterpretasikan
tetangganya).
penghinaan.
Dari gambaran sekilas
mereka
di
miskin,
atas,
terutama
ketika
yang
“miskin” sebagai
Yang
lebih
“halus” dan bisa diterima oleh
tentang pandangan informan
yang
berkategori
termasuk
oleh
peneliti melakukan observasi
Wasimin dan informan lainnya
dan
mendalam
dalam penelitian ini adalah
dengan mereka, tidak sepatah
istilah orang tidak punya, orang
kata pun yang pernah keluar
tidak mampu, dan orang kecil
darinya
(wong cilik), yang selalu terkait
wawancara
istilah
“miskin”.
Konsep miskin tidak populer
dengan
di
dan kepemilikan benda-benda
kalangan
penduduk
“miskin”, juga di kalangan
108
penduduk
yang
konteks
bernilai
“ekonomi”
ekonomi.
MEMAKNAI KEMISKINAN BERDASARKAN PANDANGAN ORANG MISKIN PEDESAAN
ISSN : 2089-6549
Padahal,
makna
miskin
terpaksa; konteks motivasi dan
menurut
mereka
ternyata
harapan; konteks perilaku dan
bersifat
kontekstual,
hanya
sekadar
bukan masalah
akses
informasi;
kebutuhan;
konteks
ketiadaan barang-barang yang
ketidakmampuan
bernilai ekonomi (Lihat Tabel).
kebututan dasar;
Konteks-konteks seperti di
atas,
menggambarkan makna
miskin
bahwa tidak
digeneralisasikan. dalam
konteksnya
individual miskin konteksnya
memenuhi dan konteks
komunikasi sosial (Lihat Tabel).
kemiskinan dimaksudkan
konteks
Istilah ora nduwe (tidak punya),
ora
apa-apa
(tidak punya apa-apa), dan nol
bisa
(kosong),
Bahkan
konsepsi
yang
nduwe
konteks
menggambarkan miskin
terkait
kepemilikan
atas
dan
personal,
“harta benda”. Mereka yang
masih
memiliki
tergolong
sendiri
yang
orang
miskin
ataupun yang bukan, sering
spesifik. Sebut saja konteks-
menggunakan
konteks
yang
guna menggambarkan kondisi
peneliti kategorisasikan dari
suatu penduduk yang berbasis
data hasil wawancara dengan
tempat tinggal (rumah) dan
informan, yang antara lain
aspek
kepemilikan
adalah:
kepemilikan;
benda.
Istilah
konteks
sendiri
konteks
dimaksud,
konteks upaya;
konsepsi
harta
miskin
tidak
ini,
itu
pernah
ketidakberdayaan; konteks coba-
digunakan oleh penduduk di
coba dan gagal (trial and error);
lokasi penelitian. Mereka lebih
konteks
bantuan
eksternal;
suka
konteks
kemandirian
yang
yang
menggunakan
EduLib – Pawit M. Yusup, Tine Silvana Rachmawati, Priyo Subekti
tidak
istilah langsung 109
EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2014 menggambarkan seseorang itu
payah,
tergolong
Yang
nasib, takdir, dan istilah lain
menarik bagi peneliti adalah,
yang lebih “terhormat”, dalam
bahwa
“usaha
dari
kecil
kehidupan
hingga
tua,
tidak
ada
Kategorisasi berikut ini peneliti
perkembangan, tidak berhasil,
susun berdasarkan hasil tipikasi
tidak punya apa-apa”, kata
data lapangan, baik dari hasil
Boniah dan Sahal.
Hampir
observasi mapun dari hasil
sepanjang hidupnya mereka
wawancara mendalam dengan
“berjuang”
informan.
miskin.
untuk
bertahan
hidup dengan jenis pekerjaan
masih
belum
berhasil.
dalam penelitian ini, semuanya mengemukakan konsep
konsep-
yang
manusiawi”,
sehari-hari.
Beberapa makna miskin dan kemiskinan diungkapkan
Dari 22 informan kunci
menerima,
C. PENUTUP
spesifik di atas namun hingga sekarang
jempalikan,
sebagaimana oleh
orang-orang
berkategori miskin antara lain sebagai berikut: 1.
Miskin itu orang yang tidak
“lebih
mampu dan tidak berdaya;
lebih
mengandung makna mereka
“terhormat”,
atau
lebih
sudah berusaha namun tidak
“terhargai”,
dibandingkan
berhasil dan tidak memiliki
konsepsi
miskin
yang
dibangun oleh pihak eksternal. Mereka
lebih
kemampuan menggapai hasil. 2.
Miskin itu orang yang merasa
suka
terhina di mata orang lain;
menggunakan istilah seperti:
padahal mungkin hanya ada
tidak punya, tidak mampu, tidak
sebagian kecil saja orang yang
berhasil, tidak ada apa-apa, belum
menganggapnya seperti itu.
berhasil, gagal berusaha, susah
110
MEMAKNAI KEMISKINAN BERDASARKAN PANDANGAN ORANG MISKIN PEDESAAN
ISSN : 2089-6549
3.
Miskin
itu
kegagalan
sama dalam
meskipun
4.
yang
sudah
keadaan yang serba kurang
mereka
Miskin itu adalah orang yang
aspeknya.
takdir
orang
ditakdirkan untuk menerima
terhinakan
hampir
10. Miskin
adalah
segala
orang
yang
sebagai orang kecil atau kaum
tidak perlu memiliki tujuan
bawah.
dan
Miskin
adalah
orang
yang
penghasilannya
tidak
bisa
harapan
yang
tinggi,
karena tidak mungkin bisa menjangkaunya. 11. Miskin
adalah
orang
memiliki
bekerja sepanjang waktu.
yang sederhana dan merasa
Miskin
adalah susah
orang
yang
harus
dan
sulit
seperti itu.
penghidupan Miskin
adalah
tingkat
yang
sehari-hari, meskipun sudah
dalam mencari dan menggapai
orang
yang
kebutuhan
menerima
12. Miskin
adalah
hampir
selalu
informasi
kondisi
orang
yang
ketinggalan penghidupan,
tidak mendapatkan pekerjaan
hampir selalu “kalah cepat”
atau
dalam mendapatkan informasi
banyak
menganggur
karena alasan personal. 8.
adalah
dalam
hidupnya
7.
Miskin
berusaha,
mencukupi kebutuhan hidup
6.
9.
mencobanya berkali-kali.
secara
5.
dengan
Miskin
adalah
hidupnya
tidak
orang
penghidupan. yang
D. DAFTAR PUSTAKA
mengalami
Amirudin, (2010). Makna Miskin Bagi
perkembangan ke arah yang
Penduduk miskin Di Jawa Tengah
lebih baik secara sosial dan
(Analisis Mitos Kemiskinan Di
ekonomi.
Kotamadya Dati II Semarang).
EduLib – Pawit M. Yusup, Tine Silvana Rachmawati, Priyo Subekti
111
EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2014 Available
at
link:
http://eprints.undip.ac.id/21985/
PenghitunganTingkat
Kemiskinan di Indonesia tahun 2008.
Jakarta,
Badan
Pusat
Statistik (BPS), 2008. Badruddin,
Syamsiah,
Kemiskinan
dan
Penghidupan:
Fenomenologi
Badan Pusat Statistik, (2008). Analisis dan
Informasi
Kesenjangan
Pedesaan
Kabupaten Ciamis Jawa
Barat.
LPPM Unpad Yusup,
Pawit
M.
Komariah
dan
Neneng
(2013).
Pencarian (2009).
di
Studi
Dan
Dimensi Penggunaan
Informasi Kesehatan Pada Keluarga Prasejahtera
di
Kabupaten
Sosial di Indonesia Pra dan Pasca
Bandung: Studi Tentang Pemetaan
Runtuhnya Orde Baru. Available
Terhadap Kebutuhan, Pencarian,
at:
dan
http://profsyamsiah.
wordpress.com/ 2009/04/23/49/ Schutz, Alfred, (1967). Editor George
Penggunaan
Kesehatan
Informasi
pada
Prasejahtera
Keluarga
di
Kecamatan
Kabupaten
Bandung.
Walsh dan Frederick Lehnert.
Rancaekek
The Phenomenology of te Social
LP3 Fikom Unpad
World. Northwestern University
Zhao, Y., Zhang, R. & Klein, K.K.
Studies in Phenomenology &
(2009). "Perceived Information
Existential Philosophy. Illinois,
Needs And Availability: Results
Northwestern University Press.
Of A Survey Of Small Dairy
Yusup, Pawit M., (2012). Perilaku
Farmers In Inner Mongolia".
Pencarian Informasi Penghidupan
Information
Penduduk
paper
Miskin
Disertasi.
Pedesaan. Universitas
Padjadjaran.
411.
Research, [Available
14(3) at
http://InformationR. net/ir/143/paper411.html].
Yusup, Pawit M. (2012). Makna Miskin Bagi
Penduduk
Perilakunya
112
dalam
Miskin
dan
Menemukan
MEMAKNAI KEMISKINAN BERDASARKAN PANDANGAN ORANG MISKIN PEDESAAN