Artikel
Memadukan BBGRM dan Harganas Di Kulonprogo Krissutanto & Mardiya
Tiga tahun lalu, tepatnya Minggu 29 Juni 2008, untuk pertama kalinya peringatan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) V dipadukan dengan peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XV yang dipusatkan di Gelanggang Olahraga Paduka Berhala, Muara Sabak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Propinsi Jambi. Peringatan itu bukan sekedar berlangsung meriah, tetapi telah memberikan nuansa baru
dalam
memaknai gotong royong dalam konteks pembangunan Keluarga Berencana (KB) yang sebelumnya tidak pernah dikaitkan apalagi diintegrasikan. Kini, BBGRM VII dan Harganas XVII Tahun 2010 di tingkat pusat maupun di daerah kembali dipadukan. Paling tidak ini tercermin dari isi Permendagri No 42 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat, surat Mendagri No 414.4/54 C/SJ tertanggal 15 Februari 2010 tentang Pelaksanaan BBGRM VII dan Harganas XVII serta surat Gubernur Provinsi DIY tertanggal 26 April 2010 perihal BBGRM dan Harganas. Latar belakang pemaduan ini dapat dirunut dari pernyataan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mengatakan bahwa gotong royong masyarakat dan program KB dipastikan mampu memperkokoh kemandirian bangsa. Apalagi keduanya menjadi upaya efektif dalam rangka pemberdayaan masyarakat menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera. Menurut SBY, program KB yang dimulai sejak era 1970-an merupakan program untuk memperkecil keluarga, sehingga merupakan salah satu program pemerintah yang perlu
1
dipertahankan karena memiliki makna mendalam dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sedangkan gotong royong merupakan kebiasaan sekaligus modal sosial bangsa Indonesia yang apabila dipadukan dengan program KB, akan mampu memperkokoh kemandirian bangsa. Upaya memadukan BBGRM dan Harganas di Kulonprogo juga telah dilakukan sejak tiga tahun lalu, meskipun nuansa kuatnya pemaduan kedua kegiatan tersebut baru terasa benar pada saat sekarang ini. Hal ini terlihat tidak hanya dari intensifnya koordinasi dan kerjasama lintas sektor untuk menyukseskan kedua kegiatan yang telah me-nasional tersebut, tetapi juga adanya upaya mensinergikan berbagai program kegiatan dalam BBGRM yang menyangkut bidang kemasyarakatan, sosial, ekonomi dan lingkungan dengan program dan kegiatan KB yang menggarap empat aspek mulai dari Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), Pengaturan Kelahiran, Pembinaan Ketahanan Keluarga hingga Peningkatan Kesejahteraan Keluarga. Sehingga bukan menjadi hal yang aneh di Kulonprogo bila promosi dan KIE KB hingga pelayananannya selalu melibatkan kader-kader masyarakat serta tokoh-tokoh yang selama ini aktif di sektor pemberdayaan masyarakat. Sejarah di Kulonprogo mencatat bahwa upaya pemaduan BBGRM dengan Harganas selama tiga tahun terakhir, mampu meningkatkan keswadayaan masyarakat sekaligus memantapkan capaian dalam bidang KB. Sebelum ada upaya pemaduan yakni tahun 2006 dan 2007, keswadayaan masyarakat baru dalam kisaran Rp. 20 milyar dengan kenaikan nilai keswadayaan kurang dari Rp. 1 milyar per tahun, setelah ada pemaduan, nilai keswadayaannya adalah sebagai berikut: Tahun 2008 sebesar Rp. 21.788.428.043, Tahun 2009 naik menjadi Rp. 22.930.000.000, dan Tahun 2010 diprediksikan naik cukup
2
tajam menjadi sekitar Rp. 26 milyar.
Sementara itu di bidang KB, capaian dalam
kesertaan KB Baru maupun KB Aktif juga mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan. Bila di tahun 2006 dan 2007 capaian PB masing-masing hanya 5.458 akseptor dan 5.475 akseptor, maka sesudah ada pemaduan, pada tahun 2008 capaian PB mencapai 5.805 akseptor dan tahun 2008 mencapai 5.763 akseptor. Ini berarti, dalam capaian PB sebelum dan sesudah ada pemaduan ada peningkatan yang cukup signifikan. Lebih lanjut, untuk capaian PA sebelum pemaduan (tahun 2006 dan 2007) capaiannya masing-masing 48.632
(PA//PUS: 73,07%)
dan 48.928 (PA/PUS: 74,45%) setelah
pemaduan adalah sebagai berikut: Tahun 2008 PA 49.651 (PA/PUS 75,34%), Tahun 2009 PA 50.906 (PA/PUS: 76,66), dan Tahun 2010 diprediksikan PA mencapai 51.510 (PA/PUS: 51,51%). Dari paparan tersebut menunjukkan bahwa pemaduan BBGRM dan Harganas di Kulonprogo efektif untuk meningkatkan keswadayaan masyarakat maupun untuk capaian program KB. Lebih dari itu, adanya pemaduan kedua kegiatan tersebut mampu memotivasi warga masyarakat dan keluarga untuk lebih bergairah dalam menggiatkan kelompok ekonomi produktif maupun kelompok kegiatan yang mendukung program KB mulai dari kelompok Bina Keluarga Sejahtera (BKS) yang terdiri dari Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL) dan Bina Lingkungan Keluarga (BLK). kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera,
kelompok PIK (Pusat Informasi dan Konseling) Remaja, kelompok
masyarakat peduli KB (kelompok seni, forum komunikasi IMP, KB Pria, dan lasin-lain) Sungguh menjadi satu kehormatan, pencanangan BBGRM VII dan Harganas XVII Tahun 2010 tingkat Provinsi DIY akan dilakukan oleh
3
Sri Sultan
Hamengkubuwono X selaku Gubernur DIY, dipusatkan di Kulonprogo, tepatnya di Balai Desa Salamrejo, Kecamatan Sentolo, Sabtu (22/5). Mengiringi pencanangan tersebut selain akan diserahkan berbagai bantuan bagi masyarakat dan keluarga baik dari BKKBN Provinsi DIY, Dinas
Nakertrans Provinsi DIY, Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Masyarakat serta Dinas Kesehatan Kabupaten Kulonprogo. Juga akan dilakukan pelayanan KB massal khususnya Implant yang melibatkan tim medis dari rumah sakit dengan dukungan Mobil Unit Pelayanan (Muyan) KB Keliling. Tidak ketinggalan ekspose produk kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) dan kegiatan ekonomi produktif lainnya yang dikelola oleh ibu-ibu PKK, kelompok tani, kelompok pengrajin dan usaha jasa lainnya. Berbagai kegiatan pasca pencanangan juga telah disiapkan, baik dalam rangka memperkuat gotong royong masyarakat maupun memantapkan program KB di seluruh wilayah Kulonprogo. Menurut rencana, Bupati Kulonprogo H. Toyo Santoso Dipo beserta jajarannya akan berkeliling
mengamati perkembangan upaya pemberdayaan
masyarakat dan pembangunan KB ke seluruh wilayah Kulonprogo mulai dari Kecamatan Kalibawang pada hari Senin (24/5), Girimulyo Selasa (25/5), Temon Kamis (27/5), Galur Sabtu (29/5), Kokap Senin (31/5), Pengasih Rabu (2/6), Nanggulan Kamis (3/6), Lendah Sabtu (5/6), Samigaluh Senin (7/6), Panjatan Selasa (8/6), dan berakhir di Kecamatan Wates pada pertengahan bulan Juli 2010 sebagai penutupan BBGRM dan Puncak Peringatan Harganas XVII Kabupaten Kulonprogo sekaligus tingkat Provinsi DIY yang juga akan dihadiri oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono beserta isteri GKR Hemas.
4
Melalui tema ”Dengan Semangat Gotong Royong Kita Mantapkan Pemberdayaan Masyarakat dan Revitalisasi Program KB Nasional” Keluarga Membangun Desa”
serta motto ”Gotong Royong
yang diangkat dalam BBGRM VII dan Harganas XVII
Tahun 2010, seakan menjadi bentuk penegasan bahwa tradisi gotong royong dan program KB memang harus dipadukan untuk mencapai hasil yang optimal menuju kemandirian bangsa. Apalagi kemudian telah tumbuh semacam kesadaran bersama bahwa gotong royong dan program KB ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan kapan pun jua. Artinya, di mana program KB hendak dimantapkan, gotong royong harus ditegakkan. Begitu sebaliknya, di mana gotong royong hendak digalakkan maka program KB harus digerakkan. Dengan demikian, di mana pun ada tradisi gotong royong, di situ program KB dipastikan dapat berkembang. Hal yang sama akan terjadi, dimana program KB dapat berjalan baik, dapat dipastikan tradisi gotong royong juga semakin melembaga. Sehingga terwujudnya kemajuan dan kemandirian bangsa bukan lagi hanya sekedar impian atau fatamorgana, tetapi menjadi sebuah kepastian yang dapat dicapai.
Drs. Krissutanto, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPDP dan KB) Kabupaten Kulonprogo Drs. Mardiya, Kasubid Advokasi Konseling dan Pembinaan Kelembagaan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Remaja
Catatan: Mohon artikel ini dapat diterbitkan dalam bentuk kerjasama antara KR dengan BPMPDP dan KB Kab. Kulonprogo pada hari Sabtu, 22 Mei 2010 bersamaan dengan Pencanangan BBGRM VII dan Harganas XVII Tahun 2010 Tingkat Provinsi DIY di Balai Desa Salamrejo, Sentolo, Kulonprogo yang akan dihadiri Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X.
5