STRATEGI HOLISTIK COST REDUCTION: MEMADUKAN PENDEKATAN MEKANIS DAN SISTEM Syarifuddin La Kasse1) Ratna Ayu Damayanti2) 1) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Pendidikan Ujung Pandang, Jalan Andi Tonro No.17, Pa’baengBaeng, Tamalate, Makassar 2) Universitas Hasanuddin, Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10, Makassar Surel:
[email protected]
http://dx.doi.org/10.18202/jamal.2016.04.7008
Jurnal Akuntansi Multiparadigma JAMAL Volume 7 Nomor 1 Halaman 1-155 Malang, April 2016 ISSN 2086-7603 e-ISSN 2089-5879
Tanggal Masuk: 03 Februari 2016 Tanggal Revisi: 17 Maret 2016 Tanggal Diterima: 26 April 2016
Abstrak: Strategi Holistik Cost Reduction: Memadukan Pendekatan Mekanis dan Sistem. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan suatu konsep strategi cost reduction yang lebih komprehensif. Penelitian dilakukan melalui studi pustaka dengan menggunakan metode analisa deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui penelusuran berba gai hasil penelitian yang relevan terhadap strategi cost reduction. Hasil temuan menunjukkan, bahwa hampir semua penelitian menempatkan penerapan metode dan teknik manajemen sophisticated sebagai subjek cost reduction. Hasil temuan juga menunjukkan adanya beberapa dampak negatif yang justru kontraproduktif terhadap tujuan strategi cost reduction. Hal tersebut disebabkan konsep strategi yang kurang memperhatikan aspek humanisme. Abstract: A Holistic Strategy of Cost Reduction: Integrating Mechanism and System Approach. This research seeks to explore the potential of building a new draft strategy of cost reduction. This study aims to formulate draft strategy of cost reduction. The study was conducted through literature study using descriptive analysis method. Data collected through searches of various relevant research results on cost reduction strategies. The findings indicate that almost all studies put the application of methods and sophisticated techniques of management as a subject cost reduction. The findings also showed some negative effects would be counterproductive to the goal of cost reduction strategies. This is due to lack of attention to the concept of the strategy aspect of humanism. Kata Kunci: Strategi cost reduction, nilai-nilai korporasi, pendekatan sistem, pendekatan mekanis
(2006) menjelaskan strategi cost reduction sebagai pengelolaan siklus biaya (life-cycle cost management) yaitu bertumpu pada tahap awal siklus produksi. Pendapat Hansen dan Mowen (2006) didasari oleh pemahaman bahwa 90% biaya dalam siklus hidup produk ditentukan dalam tahap pengembangan. Oleh karena itu, strategi cost reduction yang efektif adalah pada tahap perencanaan. Definisi strategi cost reduction tersebut dapat dikelompokkan pada dua tema utama yaitu: strategi cost reduction yang fokus pada pengurangan biaya secara langsung dan strategi cost reduction yang fokus pada penyebab timbulnya biaya (cost driver). Pendekatan strategi cost reduction yang fokus pada pengurangan biaya secara langsung seperti;
Terdapat beberapa definisi dan konsep tentang strategi cost reduction yang dapat ditemukan dalam berbagai literatur. Blocher et al. (2011) mendefinisikannya sebagai upaya meningkatkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan jasa atau produk dengan biaya rendah. Harkness (2009) menjelaskan strategi cost reduction sebagai sebuah program pengurangan biaya untuk membangun bisnis yang lebih ramping, gesit, dan lebih kompetitif. Demikian pula Bragg (2008) dan Cleverley et al. (2010) menjelaskan cost reduction sebagai beragam metode atau alat yang digunakan untuk mengurangi dan mengeliminasi biaya yang tidak diperlukan tanpa mengurangi kapabilitas perusahaan tersebut. Sedangkan Hansen dan Mowen 91
92
Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 7, Nomor 1, April 2016, Hlm. 91-100
productivity improvement, kontrol biaya melalui instrumen anggaran (Horngren dan Rajan 2012), dan berbagai model lainnya yang bertujuan melakukan pengurangan biaya secara langsung (cost cutting). Sementara itu, strategi cost reduction yang berfokus pada penyebab timbulnya biaya seperti: pengurangan jumlah tenaga kerja dengan adopsi teknologi (Tanner 2006), risk management (Eckles et al. 2014), target costing, value engineering, design analysis, cost table dan group technology (Blocher et al. 2011). Pendekatanpendekatan tersebut fokus pada tahap awal suatu aktivitas. Setiap aktivitas yang hendak dilakukan harus direncanakan dan diperhitungkan kontribusinya kepada produk. Aktivitas yang tidak memberi nilai tambah harus dieliminasi. Oleh karena itu, Hansen dan Mowen (2006) menjelaskan bahwa cost reduction harus menganalisa setiap pemicu aktivitas (cost driver). Kedua kelompok di atas menunjukkan bahwa secara umum melihat bahwa cost reduction sebagai suatu penerapan metode dan teknik manajemen sophisticated. Syarifuddin (2009) menyebut pendekatan tersebut sebagai pendekatan mekanis. Pendekatan mekanis dianggap sebagai pandangan yang mengabaikan nilai-nilai humanisme. Hal tersebut berdampak pada timbulnya kecenderungan berpikir jangka pendek dan mengabaikan kepentingan jangka panjang (Procter 2002), dysfunctional behavior terkait manipulasi informasi (Wiyantoro dan Sabeni 2007) dan budgetary slack dalam anggaran partisipatif. Dampak tersebut timbul akibat mengabaikan faktor manusia sehingga berujung pada kegagalan yang disebut sebagai efek negatif cost reduction. Fakta-fakta yang dikemukakan di atas menunjukkan, adanya kelemahan-kelemahan pada strategi cost reduction yang terlalu menonjolkan pendekatan mekanis. Strategi tersebut mengabaikan faktor manusia. Akibatnya, strategi cost reduction tidak berjalan sebagaimana mestinya dan bahkan berdampak buruk pada kinerja perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini ingin merumuskan suatu konsep strategi cost reduction yang lebih komprehensif. Konsep tersebut bertujuan untuk menyempurnakan strategi cost reduction dalam mendukung efisiensi de ngan memasukkan motivasi nilai-nilai (values) yang berujung pada timbulnya perilaku manusia yang berwawasan cost reduction. Penelitian ini termotivasi pada penelitian sebelumnya yaitu pengamatan terha-
dap penggunaan simbol nilai-nilai korporasi untuk mendorong efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan organisasi (Syarifuddin et al. 2015). Hasil pengamatan tersebut mendorong penulis untuk membangun lebih lanjut kerangka konseptual dari strategi cost reduction yang lebih komprehensif. Penelitian ini menganggap bahwa perlu dilakukan suatu penyempurnaan terhadap konsep strategi cost reduction. Subjek analisa cost driver tidak boleh hanya berhenti pada aktivitas, namun harus berlanjut pada manusia sebagai eksekutor aktivitas tersebut. Konsep ini sejalan dengan pemikiran Syarifuddin (2009) yang melihat perlunya aspek perilaku manusia dan tidak hanya fokus pada pendekatan mekanis. Demikian pula artikel Russill (2007) dan Chongruksut (2009) yang melihat perlunya pendekatan budaya organisasi dalam transformasi manajemen biaya. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu strategi cost reduction yang holistik, tidak hanya menyasar sistem manajemen tetapi juga manusia yang menjalankan sistem tersebut. Penelitian ini berfokus pada penyempurnaan konsep strategi cost reduction yang dianggap terlalu bersifat mekanis dan mengabaikan faktor manusia. Penyempurnaan konsep tersebut dengan memasukkan perilaku manusia sebagai subjek analisa cost driver untuk mendukung efisiensi. Selanjutnya menggunakan nilainilai korporasi perusahaan (corporate values) sebagai solusi untuk mendorong perilaku karyawan yang berwawasan efisiensi. Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan sebuah pendekatan komprehensif yang tidak hanya fokus pada aspek mekanis namun juga pada aspek manusia dalam mendorong efisiensi. Penelitian ini dapat melengkapi pendekatan-pendekatan cost reduction yang selama ini lebih bersifat mekanis. METODE Penelitian ini menggunakan studi pustaka dengan metode analisis deskriptif. Proses analisa dilakukan dengan menelusuri berbagai hasil penelitian yang relevan terhadap strategi cost reduction. Sumber-sumber yang menjadi rujukan adalah buku teks dan artikel penelitian. Hasil temuan dianalisis secara deskriptif. Proses analisis dilakukan melalui pemetaan terhadap tema strategi cost reduction yang ditemukan dalam penelitian tersebut. Penelitian yang memiliki tema sejenis dikelompokkan sebagai satu topik bahasan strategi cost reduction. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan dalam
Kasse, Damayanti, Strategi Holistik Cost Reduction: Memadukan Pendekatan ...
penentuan jumlah topik strategi cost reduction yang sudah pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya. Penggunaan metode tersebut dilakukan agar dapat memberi gambaran perbedaan antara konsep strategi cost reduction sebelumnya dengan konsep strategi holistik cost reduction yang dirumuskan dalam penelitian ini. Kerangka penelitian ini menggunakan studi eksplorasi untuk membangun suatu konsep strategi cost reduction yang komprehensif. Penelitian diawali kajian dampakdampak negatif strategi cost reduction yang ditemukan dalam artikel terdahulu. Selanjutnya, mendeskripsikan penyebab timbulnya masalah atau dampak negatif tersebut. Kemudian, mengeksplorasi potensi untuk membangun suatu konsep baru strategi cost reduction. Konsep baru tersebut sebagai fondasi untuk menyusun pendekatan strategi cost reduction yang lebih komprehensif, sehingga dapat mengatasi masalah atau dampak negatif strategi cost reduction terdahulu. Menurut penulis, salah satu faktor yang telah diabaikan oleh strategi cost reduction sebelumnya adalah faktor manusia. Padahal manusia adalah eksekutor dari pelaksanaan strategi tersebut. Oleh karena itu, penulis mencoba menyempurnakan konsep terdahulu berdasarkan kerangka pikir dari Capra (2002) yaitu konsep manajemen yang berorientasi sistem. Konsep manajemen berorientasi sistem merupakan sebuah cara pandang yang melihat organisasi bisnis sebagai sebuah sistem sosial yang hidup. Setiap masalah harus dihadapi melalui pendekatan sistem dan mekanis (Capra 2002). Konsep tersebut menghendaki pendekatan menyeluruh dan terpadu, tidak meredusir suatu bagian terhadap bagian yang lain. Setiap bagian dianggap membentuk hubungan-hubungan yang saling terkait dan saling memengaruhi. Terdapat hubungan timbal balik antara setiap bagian yang saling mendukung dan menciptakan keseimbangan yang disebut sebagai pola jaringan. Oleh karena itu, usaha menciptakan organisasi yang efisien dan efektif dalam konteks pendekatan sistem tidak boleh memandang manusia seperti hanya sebuah robot, yang bekerja sesuai dengan program atau metode yang diberikan. Sisi emosional manusia perlu dilihat sebagai subjek atau cost driver yang menentukan kesuksesan tindakan manusia dalam melakukan program efisiensi dan efektivitas penggunaan sumberdaya.
93
HASIL DAN PEMBAHASAN Peneliti melakukan pemetaan tentang strategi cost reduction. Hasil pemetaan terhadap 40 artikel penelitian strategi cost reduction tersebut memperlihatkan 13 topik utama bahasan para peneliti. Topik-topik tersebut seperti; budgeting via kaizen method, benchmarking, risk management, supply chain management, procurement, business process improvement, reduce hidden cost, inventory control, cost effectiveness, adopsi sistem dan teknologi, outsourcing, inventory control, downsizing, restructuring, dan reengineering. Topik-topik tersebut dapat diringkas menjadi dua tema utama yaitu; strategi cost reduction dengan fokus kepada biaya secara langsung dan strategi cost reduction dengan fokus kepada cost driver atau penyebab timbulnya biaya tersebut. Tema artikel yang fokus kepada biaya secara langsung adalah; reduce hidden cost, inventory control, dan budgeting. Sementara tema artikel yang fokus kepada cost driver yaitu; outsourcing, benchmarking, risk management, supply chain management, business process improvement, reengineering, dan adopsi teknologi sistem informasi. Hasil pemetaan artikel pada Tabel 1 menunjukkan bahwa hampir semua penelitian menempatkan penerapan metode dan teknik manajemen sophisticated sebagai subjek cost reduction. Konsep tersebut menempatkan manusia dalam organisasi hanya sebagai objek cost reduction. Padahal, efektivitas pelaksanaan sistem dan manajemen yang dijalankan dalam suatu organisasi tergantung pada manusia sebagai pelaksananya. Akibatnya, timbul dampak negatif yang justru kontraproduktif dengan tujuan strategi cost reduction tersebut. Pemikiran tersebut dibuktikan oleh beberapa temuan hasil penelitian seperti; Giustiniano et al. (2013), Bell (1997), dan Guni (2014). Hasil penelitian Giustiniano et al. (2013) menemukan bahwa strategi cost reduction melalui outsourching yang tidak hatihati justru menghilangkan intellectual capital dan mengurangi kemampuan bersaing jangka panjang perusahaan. Demikian pula Edvardsson (2011) menyimpulkan bahwa strategi cost reduction melalui outsourching cenderung melemahkan aspek manusia dan kapabilitas perusahaan terutama inovasi, pengembangan kompetensi, dan keterampilan. Penelitian Bell (1997) mengemukakan bahwa hanya sebagian perusahaan yang sukses melakukan cost reduction melalui
94
Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 7, Nomor 1, April 2016, Hlm. 91-100
Tabel.1 Pemetaan dari topik-topik yang menjadi bahasan dalam strategi cost reduction No Urut 1 2 3 4 5 6 7
8
9 10 11 12 13
Jumlah Artikel
Tema Artikel Menggunakan metode benchmarking untuk melihat potensi cost reduction Menggunakan risk management untuk menciptakan cost reduction Strategi cost reduction melalui suppy chain, procurement, dan partnership dengan vendor Menggunakan business inteligent supply chain untuk mengidentifikasi potensi cost reduction Perbaikan proses bisnis, flow produksi, standarisasi proses untuk menciptakan cost reduction Perbaikan kualitas proses (metode six sigma dan quality cost revenue) untuk menciptakan cost reduction Identifikasi hidden cost dalam biaya material, operasional, dan overhead untuk mencapai cost effectiveness Adopsi sistem informasi manajemen dan solusi teknologi lainnya untuk menelusuri peluang cost reduction Adopsi sistem HRI untuk mendorong peningkatan kompetensi karyawan untuk menunjang cost reduction Strategi cost reduction melalui metode pengendalian persediaan (just In time) Cost reduction melalui strategi perampingan organisasi, restrukturisasi, dan reenginering Cost reduction dengan melakukan outsourcing tenaga kerja, pekerjaan, dan lain-lain Cost reduction melalui anggaran dengan menggunakan kaizen method Jumlah Artikel
perampingan organisasi dan restrukturisasi. Strategi tersebut justru kontra produktif terhadap moral karyawan dan menurunkan produktivitas. Hasil penelitian Guni (2014) juga mengungkapkan kurang suksesnya pengendalian biaya di Rumania karena masalah mentalitas manajer-manajer yang kurang mendukung efisiensi. Dampak negatif yang lain seperti; dysfunctional behavior karyawan dalam bekerja karena motivasi keuangan, korupsi, dan egoistik (Daunt dan Harris 2012 serta Wiyantoro et al. 2007) dan budgetary slack dalam anggaran (Schatzberg dan Stevens 2003, Hobson et al. 2011, serta Elmassri dan Harris, 2011). Bragg (2010) dan Procter (2002) juga mengemukakan kegagalan beberapa pendekatan cost reduction akibat kecenderungan berpikir jangka pendek dan mengabaikan kepentingan jangka panjang. Dampak negatif tersebut dapat diringkas pada Tabel 2.
Diakses Melalui Proquest
Google.com
1
1
0
1
1
0
7
6
1
1
1
0
6
5
1
2
2
0
7
7
0
3
3
0
1
1
0
1
1
0
6
6
0
4
2
2
1
0
1
40
36
4
Hasil dari penelusuran artikel menemukan bahwa beberapa dampak negatif atau kegagalan dari strategi cost reduction tersebut timbul karena masalah mentalitas manusia yang terlibat. Implementasi strategi cost reduction tersebut tanpa memerhatikan perspektif manusia, budaya, dan situasi internal yang bisa menimbulkan resistansi dalam organisasi tersebut. Konsep ini menurut Ahmed et al. (1996) adalah panda ng an yang melihat manusia layaknya robot. Menurut Ahmed, organisasi bukan terdiri dari robot, melainkan manusia yang biasa nya cenderung menunjukkan resistansi terhadap perubahan. Oleh karena itu, memerlukan perhatian pada sinkronisasi teknologi dengan manusia. Pandangan mekanis melihat ide bukan penyebab utama perilaku, melainkan tergantung pada basis ekonomi, sehingga perilaku manusia tercipta bukan karena ide,
Kasse, Damayanti, Strategi Holistik Cost Reduction: Memadukan Pendekatan ...
95
Tabel. 2 Dampak negatif strategi cost reduction No 1
Jenis Strategi Outsourcing
Tujuan
Dampak
Penyebab
Penelitian
Fokus kepada kompetensi utama perusahaan
• Kurang mendukung cost reduction • Melemahkan aspek manusia dan struktur modal manajemen (inovasi, kompetensi, dan ketrampilan) • Ketergantungan pada input eksternal • Kontra produktif terhadap moral karyawan dan menurunkan produktifitas
Fokus kepada hal-hal yang visible dan mengabaikan hal yang bersifat intagible asset
Giustiniano et al. (2013), Edvarson (2011), dan Procter (2002)
Resitensi dan penurunan semangat karyawan
Bell (1997), Procter (2002)
Pressure target, moral hazard, Earning management dan motivasi bonus Motivasi keuangan, moral hazard, dan egoistik dari para manajer
Guni (2014), Daunt et al. (2012), Wiyantoro et al. 2007, dan Procter (2002) Schatzberg et al. (2003), Hobson et al. (2011), dan Elmassri (2011)
2
Downsizing Bisnis lebih dan ramping dan Restructuring gesit
3
Traditional cost control; reducing hidden cost
Efisiensi biaya • Disfunctional behavior dalam bekerja • Eliminasi biaya pendidikan, riset dan pengembangan, dan mengabaikan kepentingan jangka panjang
4
Control cost using budget
Biaya efektif dan efisien
• Budgetary slack; manipulasi informasi atau target (ukuran kerja)
melainkan kebutuhan ekonomi. Lebih lanjut, pandangan mekanis melihat program efisiensi dan efektivitas biaya hanya dapat dilakukan dengan pengelolaan angka-angka rupiah, mengadopsi sistem dan metode informasi yang sophisticated tanpa memperhitungkan konteks secara keseluruhan. Oleh karena itu, pendekatan mekanis menempatkan manusia hanya sebagai objek dan faktor sekunder layaknya robot. Padahal menurut Capra (2002) cara pandang dunia sebagai dunia mekanis gagal memahami adanya sistem hidup atau sesuatu yang non material, yang mengatur pola hubungan setiap kehidupan. Pandangan yang mekanis tersebut, menghasilkan suatu pendekatan rasional dan mengabaikan aspek humanis. Pada konteks masalah efisiensi penggunaan sumberdaya, pendekatan ini menjadi kurang berhasil. Oleh karena itu, konsep strategi cost reduction yang holistik adalah memadukan pendekatan mekanis dengan pendekatan sistem. Pendekatan tersebut tidak hanya fokus pada sisi mekanisnya saja, tetapi menyentuh mentalitas orang-orang dalam organisasi perusahaan. Salah satu faktor yang menonjol memengaruhi manusia dalam bertindak adalah nilai setiap orang atau organisasi (Syarifuddin 2009).
Perbedaan nilai menciptakan suatu perbedaan dalam motivasi dan perilaku manusia yang disebut oleh Syarifuddin (2009) sebagai kerangka idealistik (idealistic framework). Pada organisasi, nilai-nilai perusahaan (corporate values) berfungsi untuk menetapkan standar dalam memandu adaptasi eksternal dan integrasi internal organisasi (Schein 2004). Ceja dan Tapies (2011) menyebutkan corporate values sebagai prinsip-prinsip perilaku yang menentukan jenis perilaku yang diterima dan sebaliknya dalam suatu organisasi atau perusahaan. Serrat (2010) menyebutkan bahwa nilai-nilai (Corporate values) dapat meningkatkan inovasi, produktivitas, dan kredibilitas, serta membantu memberikan keunggulan kompetitif dan berkelanjutan. Demikian juga pendapat Kaupins (2008) serta Van Fleet dan Griffin (2006) yang menyebutkan bahwa nilai-nilai korporasi yang solid dapat mengurangi dysfunctional behavior dalam pekerjaan. Terdapat dua teori yang menjadi dasar gagasan hubungan nilai-nilai korporasi de ngan perilaku karyawan yaitu teori Z dan teori chaos. Teori Z adalah teori yang dikemukakan oleh William Ouchi yang menyempurnakan konsep teori motivasi X dan Y dari Douglas Mc Gregor pada tahun 1960 (Paarl-
96
Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 7, Nomor 1, April 2016, Hlm. 91-100
berg dan Perry 2007). Teori Z menekankan pandangan pada peran dan posisi karyawan dalam perusahaan. Menurut teori Z, perusahaan perlu memotivasi dan membuat pekerja menjadi nyaman, betah, senang, dan merasa menjadi bagian penting dalam perusahaan. Tiap individu dapat termotivasi dengan nilainilai yang tinggi seperti; budaya, tradisi, dan kekeluargaan, sehingga dapat bekerja secara lebih efektif dan efisien (Paarlberg dan Perry 2007). Oleh karena itu, menurut Paarlberg dan Perry (2007) dan Aydin (2012)bahwa nilai-nilai organisasi dapat memotivasi kar yawan dan mencerminkan afektif karyawan, sehingga dapat bekerja lebih efektif dan efisien. Hal yang sama dijelaskan oleh Dolan dan Garcia (2002) dalam artikelnya ma nagement by values. Menurutnya, artikulasi nilai-nilai (values), metaphor, simbol, dan konsep dapat memandu aktivitas harian karyawan pada semua tingkatan dan fungsi. Pendekatan manusiawi harus dikembangkan pada visi strategis perusahaan demi untuk kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan keuntungan ekonomi yang baik bagi perusahaan. Pemikiran Dolan dan Garcia (2002) berangkat dari teori chaos yang melihat values sebagai “attractors of chaos”. Teori chaos memandang organisasi bisnis sebagai representasi dari suatu keadaan yang dalam
ilmu fisika dan matematika ditunjuk seba gai “sistem chaos” atau “sistem kompleks”. Perusahaan merupakan sistem yang kacau karena tidak adanya prediksi akurat tentang perilaku masa depan, acak dalam karakter, dan tak terduga (Dolan dan Garcia 2002). Menurut Dolan dan Garcia (2002), terdapat dua jenis sistem yang kacau yaitu; orangorang dengan energi rendah dan orang-orang dengan energi tinggi. Pada kondisi tersebut nilai-nilai (values) berfungsi sebagai attractor dari sebuah sistem yang kacau (chaos). Nilai-nilai dianggap memiliki kapasitas untuk mengatasi persepsi dan memungkinkan untuk membuat konsep visi masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu, menurut Dolan dan Garcia (2002) berpendapat bahwa perusahaan tidak dapat diatur oleh instruksi dan tujuan yang kaku. Kapasitas organisasi berasal dari cara individu organisasi menerima seperangkat nilai-nilai bersama dan prinsipprinsip untuk mengelola suatu tindakan. Hasil pemikiran tersebut menunjukkan bahwa nilai-nilai korporasi dapat berperan sebagai faktor pemicu perubahan perilaku (executional cost drivers). Konteks tersebut yang menjadi dasar sebuah konsep strategi cost reduction yang holistik. Suatu cost reduction yang holistik harus memasukkan nilai-nilai organisasi sebagai salah satu fokus perbaikan untuk mendukung implementasi
Gambar 1. Konsep Baru Strategi Cost Reduction yang Holistik
Kasse, Damayanti, Strategi Holistik Cost Reduction: Memadukan Pendekatan ...
MODEL PENILAIAN KINERJA KARYAWAN
97
Visi/Misi Corporate Values
Corporate Strategic Planning
Behavior / Values Competency
Objective / Organization Goals KVI
Target Kinerja Individu
KPI
Efisien Efektivitas Sumber: Diolah
Produktifitas
Gambar. 6 Model adopsi Nilai-nilai Kalla dalam Penilaian Kinerja Gambar 2. Contoh Model Relasional Nilai-Nilai Korporasi dan Cost Reduction
efisiensi biaya. Perbedaan antara konsep strategi cost reduction yang bersifat mekanis dan holistik terletak pada subjek strategi. Pada strategi cost reduction bersifat mekanis, subjek strategi hanya berfokus pada perbaikan sistem dan manajemen dalam mendorong efisiensi. Sementara konsep strategi cost reduction yang holistik menyasar dua subjek sekaligus yaitu; sistem manajemen dan manusia (karyawan) yang akan menjalankannya. Konsep tersebut dapat dirumuskan sebagai pada gambar 1 Unsur yang menjadi pembeda dari ke dua konsep strategi di atas adalah nilai-nilai organisasi yang menjadi variabel pemicu perubahan pada subjek manusia. Keberadaan nilai-nilai organisasi mendukung kesamaan cara pandang, menciptakan kebanggaan, motivasi, ukuran, dan panduan berperilaku dalam kehidupan organisasi sehari-hari. Nilai-nilai organisasi menjadi pemicu timbulnya kepekaan terhadap setiap potensi biaya (cost awareness) dan kepedulian untuk mengeliminasi setiap potensi biaya tersebut dalam lingkungan kerjanya (cost consciousness). Menurut Velasques (2012), konsep cost consciousness adalah fitur budaya bisnis yang memungkinkan anggota organisasi untuk meningkatkan kesadarannya tentang biaya dan berdampak pada kemampuan organisasi seperti; pemantauan pengeluaran, anggaran, dan evaluasi alternatif hasil keuangan. Cost consciousness didahului oleh sikap mental cost awareness yaitu adanya kepekaan indera dan pengetahuan (knowledge) terhadap lingkungan (Velasques 2012). Kepekaan indera adalah kesadaran dengan menggunakan panca indera dalam melihat setiap potensi biaya. Sementara kepekaan pengetahuan adalah kesadaran yang berhubungan dengan penggunaan
kemampuan analisa yang tajam dalam melihat potensi inefficiency pada perusahaan. Kombinasi sikap mental peka dan responsif untuk mengatasi setiap potensi pemborosan sumberdaya (inefficiency) itulah yang dimaksud sebagai cost consciousness. Namun timbulnya sikap mentalitas tersebut membutuhkan pemicu (driver). Pada konteks inilah dibutuhkan peran dari nilai-nilai korporasi. Definisi cost driver menurut Hansen dan Mowen (2006) adalah faktor struktural dan eksekusi yang menentukan struktur biaya jangka panjang dari sebuah organisasi. Oleh karena itu, ada dua jenis cost driver yaitu structural cost drivers dan executional cost drivers. Structural cost drivers adalah aktivitas yang menentukan struktur biaya organisasi. Sementara executional cost dri vers adalah proses dan kemampuan organisasi untuk secara langsung berhasil dalam mengeksekusi aktivitas. Kejujuran, komitmen, antusiasme, dan integritas memiliki relevansi erat dengan executional cost dri vers. Sikap mental tersebut mampu mereduksi perilaku menyimpang yang dapat menghambat pekerjaan dan aktivitas pemborosan biaya. Oleh karena itu, sikap mental dapat didorong untuk melakukan efisiensi biaya melalui nilai-nilai. Hal ini didukung oleh pendapat Tom Peters yang dikutip Park dan Dahlgaard (2010) bahwa: “Produktivitas melibatkan orang, yang berarti bahwa orang-orang diharapkan muncul dengan ideide untuk pengurangan pemborosan (reduction waste) dan pertumbuhan produktivitas melalui penyediaan kerangka kerja yang tepat yaitu rasa hormat, keterlibatan dan pemberdayaan individu.”
98
Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 7, Nomor 1, April 2016, Hlm. 91-100
Apabila konsep strategi holistik cost reduction didorong menjadi lebih konkrit dalam perusahaan, maka dapat mewujudkan konsep simbolisasi nilai-nilai korporasi sesuai dalam penelitian Syarifuddin et al. (2015). Nilai-nilai korporasi tersebut diturunkan menjadi ukuran kompetensi individu atau standard perilaku. Kompetensi tersebut merupakan perangkat motivasi dan konsep diri yang mengemas model perilaku yang mendorong cost awareness dan cost consciousness. Kompetensi mencerminkan executional cost drivers yang berisi ukuran pelaksanaan pekerjaan yang ideal bagi setiap individu. Penilaian atas kompetensi tersebut mencerminkan sejauhmana individu mencapai standard perilaku yang dituntut oleh perusahaan. Model tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Nilai-nilai korporasi (corporate va lues) mewakili pendekatan sistem. Sementara rencana strategis perusahaan mewakili pendekatan mekanis. Rencana strategis perusahaan merupakan rangkaian rencana pengelolaan sistem manajemen perusahaan. Perpaduan pendekatan mekanis dan sistem, menghasilkan suatu target kinerja individu yang bertujuan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas. Meskipun model simbolisasi nilai-nilai korporasi pada gambar di atas masih sederhana, namun dapat memberikan gambaran cara menghubungkan nilai-nilai, perilaku, dan cost reduction. Konsep strategi holistik cost reduction ini diyakini penulis lebih komprehensif, berorientasi jangka panjang, mengurangi resistensi dan konflikkonflik antara manusia dan teknologi. SIMPULAN Strategi cost reduction yang utuh harus menggabungkan pendekatan mekanis dan sistem. Pendekatan mekanis berlandaskan pada pengelolaan sistem manajemen perusahaan. Sementara pendekatan sistem berlandaskan pada nilai-nilai organisasi (corporate values) dan integrasinya dalam model perilaku individu di tempat kerja. Hal tersebut bertujuan untuk penghematan biaya perusahaan. Konsep strategi ini meyakinkan peneliti bahwa kombinasi tersebut dapat lebih meningkatkan efektivitas pelaksanaan strategi cost reduction dalam perusahaan. Penelitian ini bersifat konseptual dan berusaha melengkapi model strategi cost reduction sebelumnya yang cenderung mekanis. Manusia diyakini sebagai aktor yang menentukan kesuksesan program cost
reduction. Konsep tersebut memasukkan nilai-nilai korporasi sebagai faktor pemicu perilaku. Nilai-nilai difungsikan sebagai executional cost drivers yang mendorong timbulnya cost awareness dan cost consciousness dalam mode perilaku individu. Cost awareness adalah timbulnya kepekaan indera dan pengetahuan (knowledge) dalam perilaku individu organisasi. Sementara cost consciousness adalah kombinasi sikap mental peka dan responsif dalam mengatasi setiap potensi pemborosan sumberdaya. Kombinasi kedua sikap mental tersebut diyakini dapat mendorong pencapaian tiga sasaran utama cost reduction yaitu; efisiensi, efektivitas, dan produktivitas. Konsep strategi tersebut diyakini dapat mengurangi resistensi dan konflik-konflik antara manusia dan teknologi. Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam studi pustaka. Namun diyakini sebagian besar tema-tema strategi cost reduction sudah terwakili. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat terhadap kajian teoritis konsep cost reduction dan diharapkan dapat melengkapi konsep cost reduction yang selama ini cenderung mekanis. Hal tersebut dapat digunakan sebagai model untuk pengajaran dan pengkajian lebih maju terhadap strategi cost reduction, baik di dunia akademis maupun di organisasi perusahaan. DAFTAR RUJUKAN Ahmed, P.K. dan A.C. Simintiras. 1996. “Conceptualizing Business Process Reengineering”. Business Process Re-engineering dan Management Journal, Vol. 2, No. 2, hlm. 73-92. Aydin, O.T. 2012. “The Impact of Theory X, Theory Y, and Theory Z on Research Performance: An Empirical Study from a Turkish University”. International Journal of Advances in Management and Economics, Vol. 1, No. 5, hlm. 2430. Bell, H. L. 1997. “Organizational Context: The Key to Implementing Successful Cost Reduction Strategies”. Frontiers of Health Services Management, Vol. 13, No.4, hlm. 44-47. Blocher, E.J., D.E. Stout, dan G. Cokins. 2011. Cost Management: Strategic Emphasis (5 ed.). Mac Graw-Hill/Irwin. New York. Bragg, S.M. 2010. Cost Reduction Analysis: Tools dan Strategies. John Willey & Sons. Canada. Capra, F. 2002. The Web of Life: A New Synthesis of Mind and Matter (S. Pasaribu)
Kasse, Damayanti, Strategi Holistik Cost Reduction: Memadukan Pendekatan ...
(2 ed.). Fajar Pustaka. Yogyakarta. Ceja, T. dan J. Tapies. 2011. Corporate Values Guiding The Worlds Largest Family - Owned Businesses: A Comparison with Non-Family Firms. Working Paper. IESE Business School, University of Navarra, Madrid, Spanyol. Chongruksut, W. 2009. “Organization Culture and the Use of Management Accounting Innovations in Thailand”. Ramkhamhaeng University International Journal, Vol. 3, No. 1, hlm. 113-126. Cleverley, W. O. dan Cleverley, J. O. 2010. “Cost Reduction Identifying the Opportunities”. Healthcare Financial Management, Vol. 64, No. 3, hlm. 52-59. Daunt, K.L. dan L.C. Harris. 2012. “Motives of Dysfunctional Customer Behavior: An Empirical Study”. The Journal of Services Marketing, Vol. 26, No. 4, hlm. 293-308. Dolan, S.L. dan S. Garcia. 2002. “Managing by Values: Cultural Redesign for Strategic Organizational Change at the Dawn of the Twenty-First Century”. The Journal of Management Development, Vol. 21, No. 2, hlm. 101-117. Eckles, D.L., Hoyt, R.E., dan Miller S.M. 2014. “The Impact of Enterprise Risk Management on the Marginal Cost of Reducing Risk: Evidence from the Insurance Industry”. Journal of Banking and Finance, Vol. 43, hlm. 247-261. Edvardsson, I.R. 2011. “The Impact of Outsourcing Strategies on Companies’ Intellectual Capital”. Knowledge Management Research and Practice, Vol. 9, No. 4, hlm. 286-292. Elmassri, M. dan Harris, E. 2011. “Rethinking Budgetary Slack as Budget Risk Management”. Journal of Applied Accounting Research, Vol. 12, No. 3, hlm. 278-293. Giustiniano, L. dan G. Clarioni. 2013. “The Impact of Outsourcing on Usiness Performance: An Empirical Analysis”. Journal of Modern Accounting and Auditing, Vol. 9, No. 2, hlm. 153-168. Guni, C.N. 2014. “Changing The Market Strategy By Cost Management”. Economics, Management, and Financial Markets, Vol. 9, No. 1, hlm. 440-447. Hansen, D.R. dan M.M. Mowen. 2006. Cost Management: Accounting and Control (5 ed.). Thomson South-Western. Mason. Harkness, P. 2009. “The Secrets of Successful Cost Reduction”. Supply Chain Man-
99
agement Review, Vol. 13, No. 7, hlm. 50. Hobson, J.L., M.J. Mellon, dan D.E. Stevens. 2011. ”Determinants of Moral Judgments Regarding Budgetary Slack: An Experimental Examination of Pay Scheme and Personal Values”. Behavioral Research in Accounting, Vol. 23, No. 1, hlm. 87-107. Horngren, C.T., S.M. Datar, dan M. Rajan. 2012. Cost Accounting: A Managerial Emphasis (14 ed.). Prentice Hall. New Jersey. Kaupins, G.E. 2008. “Research Companion to The Dysfunctional Workplace: Mana gement Challenges and Symptoms”. American Library Association dba Choice, Vol. 45, No. 6, hlm. 1021. Paarlberg, L.E. dan J.L. Perry. 2007. “Values Management: Aligning Employee Values and Organization Goals”. The American Review of Public Administration, Vol. 37, No. 4, hlm. 387-408. Park, S.D. dan J.J. Dahlgaard. 2010. “Organizational Learnability and Innovability: A system for Assessing, Diagnosing and Improving Innovations”. International Journal of Quality and Service Sciences, Vol. 2, hlm. 153-174. Procter, A.R. 2002. “Cost Reduction Wellness Plan: Tools for A Future Robust Cost Management Strategy”. Pulp & Paper Canada, Vol. 103, No. 1, hlm. 8. Russill, R. 2007. “Change Culture by Transforming Cost Management”. Business Leadership Review, Vol. IV, No.1. Schatzberg, J.W. dan D.E. Stevens. 2003. “Budgetary Slack and Shirking in Participative Budgeting: An Experimental Investigation of Opportunism, Fairness, and Ethics.” Management Accounting Section Research and Case Conference. University of Arizona Foundation. Schein, E.M. 2004. Organizational Culture and Leadership (3rd ed.). Jossy-Bass. USA. Serrat, O. 2010. Managing Corporate Reputation. Asian Development Bank. Washington DC. Syarifuddin. 2009. Keputusan Akuntansi Anggaran: Aksentuasi Drama Politik dan Kekuasaan. Disertasi. (Tidak Terpublikasikan). Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang. Syarifuddin, R.A. Damayanti, dan Mediaty. 2015. “Strategi Cost Reduction dalam Nilai-Nilai Korporasi”. Seri Akuntansi
100
Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 7, Nomor 1, April 2016, Hlm. 91-100
Multi Paradigma: Akuntansi Makassaran, Vol. 1, No. 2. hlm. 2-11. Tanner, S. 2006. Handbook on Cost Reduction in Digitization. Minerva Plus Pro ject. Roma. Van Fleet, D.D. dan R.W. Griffin. 2006. “Dysfunctional Organization Culture : The Role of Leadership in Motivating Dyfunctional Work Behaviors”. Journal of Managerial Psychology, Vol. 21, No. 8, hlm. 698-708.
Velasques, S. 2012. Cost Consciousness: Conceptual Development from A Management Accounting Perspective. Tesis. Tidak Terpublikasikan. Tampere University of Technology. Finlandia. Wiyantoro, L.S. dan A. Sabeni. 2007. Hubungan Antara Sistem Pengendalian Manajemen dengan Perilaku Dysfunctional: Budaya Nasional Sebagai Variabel Moderating. Makassar. Simposium Nasional Akuntansi X.