Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan SKKNI-C.100000.001.01
MODUL PELATIHAN
DIREKTORAT SURVEILA N DAN PENY ULUHAN KEAMANAN PANGAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
2016 0
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan SKKNI-C.100000.001.01
MODUL PELATIHAN
1
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
Dibuat eksklusif untuk: Badan Pengawas Obat dan Makanan Jl. Percetakan Negara No 23 Jakarta Pusat Indonesia Telephone: (021) 42878701 Facsimile: (021) 42878701 Acknowledgements Organization partner Chief Writer: Co-writer
CKP CBT-Centre Ir. Surono MPhil Ratih Woro Anggraini
© Badan POM RI 2016 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit
2
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
DAFTAR ISI I. II. III. IV. V. VI. VII. VIII. IX. X. XI. XII. XIII.
3
Pendahuluan………………………………………………………………………………………………………… 4 Tujuan Instruksional Umum ..........………………………………...………………………………………… 6 Standar Kompetensi……………………………………………………………………………………………… 6 Gambaran Umum Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan .........................………… 13 Elemen 1: Mengidentifikasi persyaratan perundangan K3 sesuai konteks industri pangan ………… 16 Elemen 2: Mengidentifikasi bahaya di tempat kerja dan tindakan pengendaliannya …....................... 20 Elemen 3: Mengidentifikasi komunikasi dan pelaporan K3 ..........….................................................... 31 Elemen 4: Mengidentifikasi insiden K3 dan prosedur tanggapan darurat .........……………………… 33 SOP...................................................................................................................................................... 39 Bahan Bacaan yang Disarankan........................................................................................................... 40 Asesmen Mandiri…………………………………………………………………………………………………… 41 Lembar Evaluasi Peserta………………………………………………………………………………………… 43 Kurikulum………………………………………………………………………………………………………… 44
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
I. PENDAHULUAN Modul ini merupakan perangkat pelatihan yang dapat digunakan oleh para trainer maupun para trainee baik dalam pelatihan formal maupun belajar mandiri, untuk membantu menjadi kompeten dalam melakukan riset dan mengembangkan standar kompetensi. Modul ini disusun secara khusus dengan konteks profesi Keamanan Pangan dengan metode instruksi pelatihan berbasis komnpetensi (Competency based training=CBT) dan asesmen berbasis kompetensi (Competency based assessment = CBA). CBT dan CBA ini merupakan model yang dipilih oleh ASEAN (Association of South-East Asian Nations) sebagai model untuk melatih tenaga kerja pada Negaranegara anggota ASEAN. Apa itu CBT dan CBA system dan mengapa ASEAN mengadopsinya? a. CBT adalah model pelatihan yang berkonsentrasi pada apa yang dapat dilakukan oleh tenaga kerja atau yang dipersyaratkan oleh tempat kerja. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk membantu peserta pelatihan untuk melakukan pekerjaan dan tugas sesuai standar yang dipersyaratkan tempet kerja. CBT berusaha mengembangkan ketrampilan, pengetahuan dan sikap kerja (atau mengakui ketika peserta sudah memiikinya) untuk mencapai persyaratan standar kompetensi. ASEAN telah mengadopsi CBT/CBA training system untuk menghasilkan tenaga kerja yang diinginkan industri, sehingga akan meningkatkan peluang peserta pelatihan mendapatkan pekerjaan. b. CBA mencakupi pengumpulan bukti dan membuat keputusan sejauh mana seorang pekerja dapat mendemonstrasikan pekerjaannya sesuai standar kompetensi. Ketika trainee sudah dapat mendemonstrasikan kompetensinya, baik dari hasil pelatihan ataupun pengalaman ditempat kerja, maka dapat diberi pengakuan atas pencapaiannya baik melaui RPL untuk mengikuti jenjang pelatihan berikutnya atau RCC untuk mendapatkan sertifikat kompetensi. Apa itu Standar Kompetensi? a. Standar kompetesi mendeskripsikan ketrampilan, pengetahuan yang dipersyaratkan untuk melakukan suatu tugas atau aktivitas pada tingkat yang dipersyaratkan oleh standar. b. Terdapat beberapa standar kompetensi, yakni: SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia), Standar Kompetensi Internasional, dan Standar Kompetensi Khusus. c. Standar kompetensi merupakan unsur esensial dalam suatu sistem standardisasi kompetensi kerja baik nasional, internasional maupun standar kompetensi khusus. Dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor 2 tahun 2016, Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional adalah tatanan keterkaitan komponen standardisasi kompetensi kerja nasional yang komprehensif dan sinergis dalam rangka meningkatkan kompetensi sumberdaya manusia Indonesia. Sistem standardisasi ini terdiri atas lima subsistem, yakni: subistem Perumusan Standar, Subsistem Penerapan Standar, Subsistem Harmonisasi Standardisasi, dan Subsistem Pembainaan dan Pengendalian. Bagaimana sistem standardisasi bekerja membangun sumberdaya manusia mulai dari perumusan standar, penerapan dalam industri dan penerapan pada pendidikan, Surono (2016) mengukapkan teori standardisasi: “Jika standar kompetensi disusun berdasarkan konsensus SOP-SOP (Standard Operating Procedures) dari industri-industri, dan bila diterapkan dalam pengembangan kurikulum pembelajaran, maka dapat dipastikan peserta didik hasil pembelajaran kompeten untuk menjalankan SOP-SOP industri tersebut” Standar kompetensi kerja diidentifkasi sebagai jembatan yang menghubungkan relevansi antara dunia pendidikan dan dunia industri, yang kemudian dipastikan dengan sertifikasi kompetesi. Komponen-komponen standar kompetensi (judul, elemen, kriteria unjuk kerja) menjembatani komponen-komponen SOP industri (judul, langkah-langkah utama proses, instruksi kerja) dan
4
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan komponen kurikulum (judul/tujuan instruksional umum, tujuan instruksional khusus dan kompetensi dasar/indikator kompetensi), yang diilusyrasikan seperti dibawah ini:
Gambar 1. Ilustrasi ketelusuran Standar kompetensi, penerapan dalam industri, penerapan dalam pembelajaran dan sertifikasi kompetensi. (Surono, 2016). d. Pada setiap modul akan ditampilkan seluruh komponen standar kompetensi yang mencakupi:
Judul Unit: merupakan bentuk pernyataan terhadap tugas atau pekerjaan yang akan dilakukan. Judul unit kompetensi harus menggunakan kalimat aktif yang diawali dengan kata kerja aktif atau performatif yang terukur.
Deskripsi Unit: Berisi deskripsi tentang lingkup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu secara kompeten, dalam kaitannya dengan unit kompetensi. Dalam deskripsi, dapat pula disebutkan keterkaitan unit kompetensi ini dengan unit kompetensi lain yang memiliki kaitan erat.
Elemen: Berisi deskripsi tentang langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan dalam melaksanakan unit kompetensi. Kegiatan dimaksud biasanya disusun dengan mengacu pada proses pelaksanaan unit kompetensi, yang dibuat dalam kata kerja aktif atau performatif.
Kriteria Unjuk Kerja: Berisi deskripsi tentang kriteria unjuk kerja yang menggambarkan kinerja yang harus dicapai pada setiap elemen kompetensi. Kriteria unjuk kerja dirumuskan secara kualitatif dan/atau kuantitatif, dalam rumusan hasil pelaksanaan pekerjaan yang terukur, yang dibuat dalam kata kerja pasif.
Batasan variabel: Berisi deskripsi tentang konteks pelaksanaan pekerjaan, yang berupa lingkungan kerja, peralatan dan perlengkapan kerja yang digunakan, norma dan standar, rentang pernyataan (range of statement) yang harus diacu, serta peraturan dan ketentuan terkait y ang harus diikuti.
Panduan Penilaian: Berisi deskripsi tentang berbagai kondisi atau keadaan yang dapat dipergunakan sebagai panduan dalam asesmen kompetensi. Diantaranya deskripsi tentang konteks penilaian, persyaratan kompetensi yang harus dimiliki sebelumnya (bila diperlukan), pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai, sikap kerja yang harus ditampilkan, serta aspek kritis yang menentukan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan.
Dalam modul ini akan diberikan gambaran umum tentang unit kompetensi ini, tujuan dan standar
5
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan kompetensi. Selanjutnya dibahas employability skills, setiap elemen dan kriteria unjuk kerja untuk mmastikan trainee menjadi memahami dan mampu melakukan pekerjaan dengan sikap sesuai persyaratan tempat. Dalam modul ini pada setiap elemen dilakukan latihan untuk mendemonstrasikan kompetensinya melakukan tahap-tahap pekerjaan, sehingga diakhir elemen, trainee sudah mampu mendemonstrasikan seluruh tahapan kerja sesuai persyaratan kriteria unjuk kerja. Selanjutnya dilakukan asesmen mandiri secara terstruktur untuk memastikan secara mandiri bahwa trainee telah keompeten. Bila belum kompeten maka perlu re-training.
Bagi para peserta pelatihan, ingat bahwa pelatih anda disini membantu cara mencapai kompetensi anda, sehingga jangan ragu-ragu untuk bertanya hingga anda kompeten.
Cara Penilaian Kompetensi a. Mengkonfirmasi pencapaian Kriteria Unjuk Kerja (KUK) dan kesesuaiannya dengan jenis produk di tempat kerjanya. b. Metode assessment kompetensi sesuai dengan SKKNI (P.854900.040.01 Merencanakan dan Mengorganisasi Asesmen, P.854900.041.01 Mengembangkan Perangkat Asesmen, dan P.854900.042.01 Mengases Kompetensi). c. Perny ataan kompeten terhadap asesmen mandiri.
II. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Diakhir pelatiahn peserta mampu melakukan pekerjaan dengan aman di industri pangan yang sesuai dengan standar dan regulasi keamanan pangan, serta keamanan dan kesehatan kerja.
III. STANDAR KOMPETENSI KODE UNIT
: SKKNI-C.100000.001.01
JUDUL UNIT
: Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakupi pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam melakukan pekerjaan mulai dari penerimaan sampai pengiriman barang kepada konsumen dengan aman sesuai dengan persyaratan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada berbagai industri pangan. ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 1. Mengidentifikasi 1.1. Persyaratan peraturan K3 yang berlaku, yang relevan terhadap pekerjaan, persyaratan fungsi dan tanggung jawab pribadi di tempat kerja diidentifikasi. perundangan K3 1.2. Persyaratan tugas perawatan, perbaikan dan perubahan sarana produksi sesuai konteks diidentifikasi. industri pangan 1.3. Tanggung jawab pribadi untuk mematuhi praktek kerja aman dijelaskan. 2. Mengidentifikasi atribut kemunduran mutMengidentifikas i bahaya di tempat kerja dan tindakan pengendaliannya 3. Mengidentifikasi komunikasi dan pelaporan K3
2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.5. 2.6. 3.1. 3.2.
Prinsip-prinsip dasar manajemen risiko diidentifikasi. Bahaya di tempat kerja umum diidentifikasi. Langkah-langkah untuk mengendalikan risiko diidentifikasi. Persyaratan untuk pemilihan dan penggunaan alat pelindung diri yang relev an diidentifikasi. Tanda-tanda dan simbol keselamatan diidentifikasi. Prosedur untuk pelaporan bahaya dan risiko diidentifikasi. Pengaturan keterlibatan personil mengenai K3, termasuk proses komunikasi, informasi dan dokumentasi diidentifikasi. Personil K3 yang telah ditentukan dan memiliki otoritas terkait untuk mengurus hal-hal K3, termasuk hal yang berkaitan dengan hak untuk menolak pekerjaan yang tidak aman diidentifikasi.
6
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan 4. Mengidentifikasi insiden K3 dan prosedur tanggapan darurat
4.1. Prosedur umum untuk mengelola insiden, cedera dan keadaan darurat diidentifikasi. 4.2. Prosedur untuk pertolongan pertama diidentifikasi. 4.3. Prosedur penanganan kondisi darurat serta evakuasi darurat diidentifikasi.
BATASAN VARIABEL 1. Konteks variabel 1.1 Persyaratan perundangan K3 harus sesuai dengan Undang-undang K3. Persyaratan harus berhubungan dengan: 1.1.1 Regulasi dan ketetapan mengenai K3 1.1.2 Kode praktek keamanan 1.1.3 Standar keselamatan nasional 1.1.4 Standar dan panduan K3 1.1.5 Lisensi, sertifikat kompetensi 1.1.6 Tugas perawatan 1.1.7 Standar nasional 1.1.8 Komite dan ahli kesehatan dan keselamatan kerja 1.2 Pekerjaan adalah tugas, fungsi dan tanggung jawab setiap orang yang bekerja di industri pangan, termasuk tetapi tidak terbatas pada bagian: 1.2.1 Pembelian bahan baku 1.2.2 Penerimaan barang 1.2.3 Produksi 1.2.4 Penjaminan mutu 1.2.5 Pengemasan 1.2.6 Peny impanan 1.2.7 Pengiriman barang 1.3 Persy aratan tugas perawatan berhubungan dengan: 1.3.1 Kewajiban melaksanakan tugas perawatan, yaitu melakukan segala sesuatu y ang dapat dilakukan untuk melindungi pekerja lain terhadap bahaya 1.3.2 Persyaratan K3 nasional dan daerah yang relevan dan dapat mencakupi persyaratan untuk pengusaha dan pekerja lepas, pekerja yang bertanggung jawab untuk situs pekerjaan, supervisor konstruksi, desainer, pemasok dan produsen, pekerja konstruksi, sub-kontraktor, dan inspektor 1.3.3 Tanggung jawab pribadi untuk mematuhi praktek kerja yang aman, termasuk aktiv itas yang memerlukan izin, tiket, atau sertifikat kompetensi 1.4 Praktek kerja aman dapat mencakupi: 1.4.1 Merokok pada tempat yang disediakan 1.4.2 Bagian kerumahtanggaan memastikan tempat kerja yang bersih, rapi dan aman untuk digunakan 1.4.3 Persy aratan umum penggunaan peralatan dan pakaian perlindungan pribadi 1.4.4 Persy aratan umum penggunaan mesin dan peralatan yang aman 1.4.5 Peny impanan dan pembuangan puing bangunan 1.4.6 Peny itaan dan pembuangan obat-obatan terlarang dan miras di tempat kerja 1.4.7 Pencegahan intimidasi dan pelecehan secara umum 1.4.8 Akses terhadap fasilitas kerja seperti air minum dan toilet 1.4.9 Pengelolaan saat bekerja sendiri 1.5 Risiko berhubungan dengan: Kemungkinan terjadinya bahaya yang menimbulkan cedera atau luka. 1.6 Prinsip manajemen risiko mencakupi: 1.6.1 Mengidentifikasi bahaya 1.6.2 Mengases risiko yang ada 1.6.3 Memberitahu dan melaporkan pekerja yang terlibat 1.6.4 Mengendalikan bahaya
7
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
1.7 1.8
1.9
1.10
1.11
1.12
1.6.5 Melakukan kajian untuk mengidentifikasi perubahan atau perbaikan Bahaya berhubungan dengan: Sumber atau situasi yang berpotensi untuk menyebabkan kerugian pada manusia seperti cedera atau penyakit, kerusakan pada barang, lingkungan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut. Bahay a umum dapat mencakupi: 1.8.1 Penanganan secara manual 1.8.2 Zat berbahaya dan barang berbahaya 1.8.3 Kebisinginan 1.8.4 Mesin dan peralatan dengan bagian-bagian yang bergerak 1.8.5 Radiasi UV 1.8.6 Keamanan listrik 1.8.7 Lalu lintas 1.8.8 Bekerja di ketinggian 1.8.9 Benda-benda yang jatuh 1.8.10 Penggalian 1.8.11 Tempat tertutup 1.8.12 Keruntuhan y ang tidak terencana 1.8.13 Lingkungan kerja yang panas atau dingin 1.8.14 HIV dan peny akit menular lainnya Langkah-langkah untuk mengendalikan risiko, menghilangkan atau meminimalkan bahay a sesuai hirarki kontrol mencakupi: 1.9.1 Eliminasi (misalnya mengurangi bahaya pada sumbernya) 1.9.2 Substitusi (misalnya mengganti satu zat atau aktivitas pada sumber) 1.9.3 Pengendalian mekanis (misalnya memasang pelindung pada alat) 1.9.4 Pengendalian administrasi (misalnya menyusun kebijakan dan prosedur praktek kerja yang aman) 1.9.5 Peralatan perlindungan pribadi (misalnya masker dan sumbat telinga) Proses komunikasi K3 dapat mencakupi: 1.10.1 Proses untuk mengangkat isu-isu K3 1.10.2 Pengaturan keterlibatan personil K3 1.10.3 Pertemuan K3 1.10.4 Diskusi dengan perwakilan K3 1.10.5 Konsultasi tempat kerja yang berkaitan dengan isu-isu dan perubahan K3 1.10.6 Pemberitahuan K3, media cetak internal, buletin dan korespondensi Informasi dan dokumentasi K3 mencakupi: 1.11.1 Dokumentasi dan rencana tempat kerja 1.11.2 Perny ataan metode kerja aman 1.11.3 Lembar data keamanan bahan (MSDS) 1.11.4 Analisis keselamatan kerja 1.11.5 Laporan kecelakaan dan insiden 1.11.6 Laporan kejadian berbahaya dan kejadian yang berpotensi menjadi bahay a 1.11.7 Penilaian risiko 1.11.8 Label 1.11.9 Risalah pertemuan K3 1.11.10 Rekaman untuk melaporkan bahaya, insiden dan cedera 1.11.11 Ketetapan 1.11.12 Peraturan 1.11.13 Etika bekerja 1.11.14 Catatan panduan 1.11.15 Rencana evakuasi 1.11.16 Informasi kontak darurat 1.11.17 SKKNI 1.11.18 Laporan inspeksi keselamatan kerja Personil K3 yang ditunjuk dapat mencakupi:
8
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
1.13
1.14
1.15
1.16
1.17
1.18
9
1.12.1 Peny elia 1.12.2 Perw akilan K3 1.12.3 Anggota tim K3 1.12.4 Petugas pertolongan pertama 1.12.5 Pengelola K3 Rambu-rambu dan tanda keamanan dapat mencakupi: 1.13.1 Petunjuk mengenai K3 (misalnya larangan, wajib dan pembatasan atau restriksi) 1.13.2 Lambang bahaya (bahaya dan peringatan) 1.13.3 Petunjuk informasi darurat (misalnya keluar, peralatan, pertolongan pertama) 1.13.4 Petunjuk bahan yang mudah terbakar (misalnya lokasi alarm kebakaran dan peralatan pemadam kebakaran) 1.13.5 Papan informasi keselamatan dan penguncian (misalnya papan tanda bahay a, papan ‘sedang dalam perbaikan’) 1.13.6 Tanda-tanda hati-hati Otoritas y ang relevan dapat mencakupi: 1.14.1 Layanan darurat (misalnya polisi, unit gawat darurat rumah sakit, pemadam kebakaran) 1.14.2 Tim K3 1.14.3 Pengawas K3 1.14.4 Manajer Insiden dapat mencakupi: 1.15.1 Kecelakaan yang mengakibatkan cedera atau kerusakan bangunan. 1.15.2 Kejadian berbahaya yang tidak menyebabkan cedera tetapi dapat menimbulkan risiko langsung dan signifikan terhadap orang atau properti, dan perlu dilaporkan sehingga tindakan dapat diambil untuk mencegah kejadian berulang. Prosedur umum untuk menanggapi insiden dan keadaan darurat dapat mencakupi: 1.16.1 Tanggap darurat dasar (tetap tenang, membunyikan alarm, mencari bantuan) 1.16.2 Ev akuasi 1.16.3 Mengacu rencana darurat di tempat kerja dan dokumentasi 1.16.4 Memberitahu ahli K3 yang ditunjuk dan tim K3 yang ditunjuk 1.16.5 Pemberitahuan layanan darurat (misalnya bagaimana dan kapan dilakukannya) Keadaan darurat dapat mencakupi: 1.17.1 Kebakaran 1.17.2 Emisi gas beracun dan/atau mudah terbakar 1.17.3 Kecelakaan kendaraan atau mesin berjalan 1.17.4 Konstruksi bangunan yang runtuh 1.17.5 Tumpahan bahan kimia 1.17.6 Cedera terhadap personil 1.17.7 Ledakan 1.17.8 Kebocoran gas Peralatan perlindungan pribadi dapat mencakupi: 1.18.1 Pakaian pelindung 1.18.2 Celemek 1.18.3 Rompi visibilitas tinggi dengan bahan retro reflective 1.18.4 Sepatu pengaman 1.18.5 Helm pengaman 1.18.6 Pelindung mata 1.18.7 Perlindungan pendengaran 1.18.8 Sarung tangan 1.18.9 Perlindungan pernapasan 1.18.10 Pakaian pelindung UV dan tabir surya
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan 1.19
Peralatan pemadam kebakaran dapat mencakupi: 1.19.1 Tabung pemadam 1.19.2 Selimut anti api 1.19.3 Alat pembantu pernafasan 1.19.4 Tandu
2. Peralatan dan perlengkapan yang diperlukan 2.1 Peralatan 2.1.1 Peralatan dan pakaian pelindung pribadi 2.1.2 Peralatan terkait pengendalian bahaya K3 2.2 Perlengkapan yang diperlukan 2.2.1 Prosedur pengendalian bahaya K3 2.2.2 Informasi tempat kerja mengenai K3 3. Peraturan y ang diperlukan 3.1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja 3.2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor Per-05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen K3 4. Norma dan standar 4.1 Norma (Tidak ada.) 4.2 Standar (Tidak ada.)
Commented [A1]: P enulisan Norma dan Standar dipisah
PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1 Penilaian harus dilakukan sedemikan rupa dengan memperhitungkan kebiasaan dan kemampuan bahasa asesi, dan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukannya. Kompetensi dalam unit ini harus dicapai sesuai dengan standar dan peraturan keamanan pangan. 1.2 Sumber daya harus tersedia untuk mendukung penilaian, termasuk materi partisipan dan informasi lain atau peralatan yang berhubungan dengan keterampilan dan pengetahuan yang dicakup. Perangkat asesmen yang didesain secara spesifik untuk mendukung unit kompetensi ini memastikan hasil penilaian yang konsisten. Beragam perangkat penilaian dan sumberdaya lain harus digunakan untuk menyesuaikan dengan cara belajar khusus setiap individu yang dinilai. 1.3 Metode penilaian harus memenuhi Panduan Penilaian Unit Kompetensi ini. Metode penilaian harus mengkonfirmasi kemampuan asesi untuk secara konsisten mengidentifikasi dan mengartikan secara tepat pengetahuan dasar yang penting 1.4 Untuk memastikan konsistensi kinerja, kompetensi harus ditunjukkan pada lebih dari satu kesempatan dalam periode waktu tertentu guna mencakup beragam kemungkinan, kasus, dan tanggungjawab, dan bila mungkin, dinilai dengan berbagai aktivitas asesmen. 2. Persy aratan kompetensi (Tidak ada.)
Commented [A2]: P enulisan (Tidak ada.) tidak perlu NUMBERING
3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan 3.1.1 Peraturan perundangan K3 3.1.2 Standar industri/catatan panduan kerja mengenai K3 yang berhubungan dengan pekerjaan, peran, dan tanggungjawab pribadi di tempat kerja 3.1.3 Prinsip-prinsip dasar manajemen risiko dan penilaian yang berkaitan dengan
10
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan peran pekerjaan Bahay a umum di tempat kerja Rambu-rambu/tanda keselamatan kerja umum dan artinya Tanggapan darurat umum di tempat kerja dan prosedur evakuasi Aktiv itas kerja yang memerlukan lisensi dan sertifikat kompetensi Persy aratan umum respon pertolongan pertama Prosedur umum untuk membahas isu-isu K3 Prosedur umum untuk melaporkan bahaya K3, kecelakaan, insiden, keadaan darurat, cedera, kejadian yang menimbulkan potensi bahaya (near missed) dan kejadian berbahaya 3.1.11 Prosedur umum untuk menanggapi bahaya, insiden dan cedera 3.1.12 Prosedur penanganan cedera 3.1.13 Hirarki kontrol K3 3.1.14 Tanggung jawab K3 dan hak-hak pemegang tugas (termasuk orang yang mengendalikan pekerjaan/proyek, pengusaha dan orang-orang bekerja sendiri, supervisor, desainer, produsen dan pemasok, pekerja dan pengawas) 3.1.15 Tanggung jawab pribadi untuk mematuhi praktek kerja yang aman (yang berkaitan dengan identifikasi bahaya, mencegah intimidasi atau pelecehan, penggunaan fasilitas, merokok, penggunaan obat-obatan dan alkohol dan rumah tangga) 3.1.16 Peran tim K3 dan perwakilan 3.1.17 Jenis alat pelindung diri dan peralatan pemadam kebakaran umum 3.1.18 Jenis informasi dan dokumentasi K3 Keterampilan 3.2.1 Menerapkan keterampilan pemahaman untuk: a. Menjelaskan persyaratan peraturan K3 dasar yang akan berlaku terhadap pekerjaan sendiri b. Menjelaskan arti tanda dan simbol keselamatan c. Mengidentifikasi bahaya di tempat kerja d. Membahas prinsip-prinsip dasar manajemen risiko e. Melaporkan insiden, cedera di tempat kerja 3.2.2 Menerapkan keterampilan komunikasi/ interpersonal untuk: a. Menjelaskan persyaratan peraturan K3 b. Melaporkan bahaya dan risiko tempat kerja secara lisan c. Mengajukan pertanyaan yang efektif d. Meneruskan informasi kepada pekerja lain e. Membahas isu dan informasi mengenai K3 3.1.4 3.1.5 3.1.6 3.1.7 3.1.8 3.1.9 3.1.10
3.2
4. Sikap kerja yang diperlukan 4.1 Jelas ketika melaporkan bahaya dan risiko tempat kerja secara lisan, bertanya, mengkomunikasikan persyaratan perundangan K3, meneruskan informasi kepada pekerja lain, membahas isu dan informasi mengenai K3 4.2 Cepat tanggap ketika terjadi insiden dan bahaya. 5. Aspek kritis 5.1 Bukti-bukti asesmen harus mengkonfirmasi pemahaman pribadi mengenai hal-hal berikut: 5.1.1 Persyaratan peraturan K3, persyaratan keamanan pekerjaan, termasuk tugas perawatan 5.1.2 Kisaran bahaya umum di tempat kerja dan prosedur untuk penilaian risiko dan penerapan hirarki kontrol 5.1.3 Proses komunikasi K3, informasi dan dokumentasi, termasuk peran tim K3 dan perwakilan, arti tanda-tanda keselamatan umum dan simbol, dan prosedur untuk melaporkan bahaya, insiden dan cedera
11
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan 5.1.4 5.1.5
Prosedur umum untuk menanggapi insiden dan keadaan darurat, termasuk evakuasi, pertolongan pertama, peralatan keselamatan kebakaran dan alat pelindung diri Mengikuti prosedur kerja yang aman untuk melakukan tugas
12
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
IV.
GAMBARAN UMUM MELAKUKAN PEKERJAAN DENGAN AMAN DI INDUSTRI PANGAN
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan SKKNI-C.100000.001.01
DESKRIPSI UNIT q Unit kompetensi ini mencakupi pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam melakukan pekerjaan mulai dari penerimaan sampai pengiriman barang kepada konsumen dengan aman sesuai dengan persyaratan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada berbagai industri pangan.
13
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
Relevansi dan Manfaat q Melakukan pekerjaan dengan aman di industri pangan sangat relevan dengan sifat pekerjaan tidak hanya produknya aman bagi konsumen tetapi proses kerjanya aman bagi pekerja di industri pangan. q Manfaat dari unit ini adalah akan mberikan pedoman dan prosedur dalam bekerja dengan aman di industri pangan q Memberikan percaya diri bagi para karyawan bahwa sudah bekerja dengan aman. q Bagi industri, akan membantu memastikan bahwa seluruh operasi industri pangan adalah aman bagi karyawan dan konsumen.
Manfaat K3 dalam industri pangan a. Setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis. b. Setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaikbaiknya selektif mungkin. c. Semua hasil produksi dipelihara keamanannya. d. Jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai. e. Meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja. f. Terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja. g. Setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja
14
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
Penting !! Setelah menyelesaikan modul pelatihan ini, peserta harus mampu menunjukkan bukti pencapaian kompetensi dalam bentuk mendemonstrasikan: q Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
TIU: Peserta mampu melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan Tujuan Instruksional Khusus (TIK), peserta mampu: 1. Mengidentifikasi persyaratan perundangan K3 sesuai konteks industri pangan 2. Mengidentifikasi bahaya di tempat kerja dan tindakan pengendaliannya 3. Mengidentifikasi komunikasi dan pelaporan K3 4. Mengidentifikasi insiden K3 dan prosedur tanggapan darurat
15
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
V.
ELEMEN 1: MENGIDENTIFIKASI PERSYARATAN PERUNDANGAN K3 SESUAI KONTEKS INDUSTRI PANGAN
TP1: MENGIDENTIFIKASI PERSYARATAN PERUNDANGAN K3 SESUAI KONTEKS INDUSTRI PANGAN
① Persyaratan peraturan K3 yang berlaku, yang relevan terhadap pekerjaan, fungsi dan tanggung jawab pribadi di tempat kerja diidentifikasi. ② Persyaratan tugas perawatan, perbaikan dan perubahan sarana produksi diidentifikasi. ③ Tanggung jawab pribadi untuk mematuhi praktek kerja aman dijelaskan.
Tujuan Program K3: q q q q q q q q q
Mencegah kerugian fisik dan finansial baik dari pihak karyawan dan perusahaan Mencegah terjadinya gangguan terhadap produktivitas perusahaan Menghemat biaya premi Menghindari tuntutan hukum dan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan kepada karyawan Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan akibat kerja. Peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja. Peningkatan efisiensi dan produktivitas. Pengurangan kelelahan kerja dan peningkatan kegairahan serta kenyamanan kerja Perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar terhindar dari bahaya-bahaya pengotoran oleh bahan-bahan dari perusahaan yang bersangkutan.
16
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
① Identifikasi Persyaratan peraturan K3 yang berlaku, yang relevan terhadap pekerjaan, fungsi dan tanggung jawab pribadi di tempat kerja. q
Persyaratan K3 harus sesuai dengan Undang-undang K3. – Undang-Undang Uap Tahun 1930 (Stoom Ordonnantie) – Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. – Undang-Undang Republik Indonesia No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. – UU No. 21 tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention No. 81 Concerning Labour Inspection in Industry and Commerce (yang mana disahkan 19 Juli 1947). – Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen K3. Dalam Permenakertrans yang terdiri dari 10 bab dan 12 pasal ini, berfungsi sebagai Pedoman Penerapan Sistem Manajemen K-3 (SMK3), mirip OHSAS 18001 di Amerika atau BS 8800 di Inggris.
q
Persyaratan harus berhubungan dengan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Regulasi dan ketetapan mengenai K3 Kode praktek keamanan Standar keselamatan nasional Standar dan panduan K3 Lisensi, sertifikat kompetensi Tugas perawatan Standar nasional Komite dan ahli kesehatan dan keselamatan kerja
q Pekerjaan adalah tugas, fungsi dan tanggung jawab setiap orang yang bekerja di industri pangan, termasuk tetapi tidak terbatas pada bagian:
– Pembelian bahan baku – Penerimaan barang – Produksi – Penjaminan mutu – Pengemasan – Penyimpanan – Pengiriman barang
17
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
CONTOH: K3 INDUSTRI PANGAN
②
Identifikasi persyaratan tugas perawatan, perbaikan dan perubahan sarana produksi q Kewajiban melaksanakan tugas perawatan, yaitu melakukan segala sesuatu yang dapat dilakukan untuk melindungi pekerja lain terhadap bahaya q Persyaratan K3 nasional dan daerah yang relevan dan dapat mencakupi persyaratan untuk pengusaha dan pekerja lepas, pekerja yang bertanggung jawab untuk situs pekerjaan, supervisor konstruksi, desainer, pemasok dan produsen, pekerja konstruksi, sub-kontraktor, dan inspektor q Tanggung jawab pribadi untuk mematuhi praktek kerja yang aman, termasuk aktivitas yang memerlukan izin, tiket, atau sertifikat kompetensi
18
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
③ Tanggung jawab pribadi untuk mematuhi praktek kerja aman q Merokok pada tempat yang disediakan q Bagian kerumahtanggaan memastikan tempat kerja yang bersih, rapi dan aman untuk digunakan q Persyaratan umum penggunaan peralatan dan pakaian perlindungan pribadi q Persyaratan umum penggunaan mesin dan peralatan yang aman q Penyimpanan dan pembuangan puing bangunan q Penyitaan dan pembuangan obat-obatan terlarang dan miras di tempat kerja q Pencegahan intimidasi dan pelecehan secara umum q Akses terhadap fasilitas kerja seperti air minum dan toilet q Pengelolaan saat bekerja sendiri
19
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
VI.
ELEMEN 2: MENGIDENTIFIKASI BAHAYA DI TEMPAT KERJA DAN TINDAKAN PENGENDALIANNYA
TP2: MENGIDENTIFIKASI BAHAYA DI TEMPAT KERJA DAN TINDAKAN PENGENDALIANNYA ① Prinsip-prinsip dasar manajemen diidentifikasi. ② Bahaya di tempat kerja umum diidentifikasi. ③ Langkah-langkah untuk mengendalikan risiko diidentifikasi. ④ Persyaratan untuk pemilihan dan penggunaan alat pelindung diri yang relevan diidentifikasi. ⑤ Tanda-tanda dan simbol keselamatan diidentifikasi. ⑥ Prosedur untuk pelaporan bahaya dan risiko diidentifikasi.
① Identifikasi Prinsip-prinsip dasar manajemen risiko q Risiko berhubungan dengan: Kemungkinan terjadinya bahaya yang menimbulkan cedera atau luka. q PRINSIP DASAR: – Mengidentifikasi bahaya – Mengases risiko yang ada – Memberitahu dan melaporkan pekerja yang terlibat – Mengendalikan bahaya – Melakukan kajian untuk mengidentifikasi perubahan atau perbaikan
20
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
② Identifikasi Bahaya di tempat kerja umum q Bahaya berhubungan dengan: Sumber atau situasi yang berpotensi untuk menyebabkan kerugian pada manusia seperti cedera atau penyakit, kerusakan pada barang, lingkungan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut.
Bahaya umum dapat mencakupi: – – – – – – – – – – – – – –
q
21
Penanganan secara manual Zat berbahaya dan barang berbahaya Kebisinginan Mesin dan peralatan dengan bagian-bagian yang bergerak Radiasi UV Keamanan listrik Lalu lintas Bekerja di ketinggian Benda-benda yang jatuh Penggalian Tempat tertutup Keruntuhan yang tidak terencana Lingkungan kerja yang panas atau dingin HIV dan penyakit menular lainnya.
LATIHAN: Identifikasi potensi bahaya umum (berkaitan dengan keselamatan) ditempat kerja anda !!
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
Potensi Bahaya Umum di Lokasi Kerja Lokasi Kerja: Potensi Bahaya
Risiko
Pengendalian
22
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
Tabel Pengendalian Bahaya di Tempat Kerja
③ Identifikasi langkah-langkah untuk mengendalikan risiko Untuk menghilangkan atau meminimalkan bahaya sesuai hirarki kontrol mencakupi: • Eliminasi (misalnya mengurangi bahaya pada sumbernya) • Substitusi (misalnya mengganti satu zat atau aktivitas pada sumber) • Pengendalian mekanis (misalnya memasang pelindung pada alat) • Pengendalian administrasi (misalnya menyusun kebijakan dan prosedur praktek kerja yang aman) • Peralatan perlindungan pribadi (misalnya masker dan sumbat telinga)
23
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
q Peralatan perlindungan pribadi dapat mencakupi: – Pakaian pelindung – Celemek – Rompi visibilitas tinggi (berwarna terang) dengan bahan retro reflective (memantulkan cahaya) – Sepatu pengaman – Helm pengaman – Pelindung mata – Perlindungan pendengaran – Sarung tangan – Perlindungan pernapasan – Pakaian pelindung UV dan tabir surya
④
Identifikasi persyaratan untuk pemilihan dan penggunaan alat pelindung diri yang relevan.
24
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
25
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
2008
⑤ Identifikasi tanda-tanda dan simbol keselamatan – Petunjuk mengenai K3 (misalnya larangan, wajib dan pembatasan atau restriksi) – Lambang bahaya (bahaya dan peringatan) – Petunjuk informasi darurat (misalnya keluar, peralatan, pertolongan pertama) – Petunjuk bahan yang mudah terbakar (misalnya lokasi alarm kebakaran dan peralatan pemadam kebakaran) – Papan informasi keselamatan dan penguncian (misalnya papan tanda bahaya, papan ‘sedang dalam perbaikan’) – Tanda-tanda hati-hati
q LATIHAN: Lakukan latihan mengenal dan menghafal simbol-simbol keselamatan !!!
26
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
27
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
28
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
qPeralatan pemadam kebakaran dapat mencakupi:
–Tabung pemadam –Selimut anti api –Alat pembantu pernafasan –Tandu
⑥ Identifikasi prosedur untuk pelaporan bahaya dan risiko. 1. Pekerja harus segera melaporkan bahaya di tempat kerja kepada atasan langsung mereka, sesuai dengan Internal Responsibility System (IRS), sehingga ndakan korek f dapat diambil untuk mengendalikan bahaya. 2. Bahaya dapat dilaporkan dengan cara berikut: a. Sebuah laporan secara lisan kepada pengawas. b. Sebuah laporan tertulis kepada supervisor. c. Pemeriksaan Laporan Kerja. 3. Ke ka bahaya menunjukkan tanda-tanda akan terjadi, pemberitahuan langsung dan dak langsung ke supervisor diperlukan. Di mana atasan langsung dak tersedia, pekerja wajib melaporkan bahaya ke ngkat berikutnya pengawasan atau atasan lain yang memiliki kewenangan untuk ber ndak. 4. Di mana bahaya menunujukan situasi darurat, pemberitahuan langsung ke bagian emergensi diperlukan.
29
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
Contoh matrik tingkat resiko
30
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
VII.
ELEMEN 3: MENGIDENTIFIKASI KOMUNIKASI DAN PELAPORAN K3
TP3:MENGIDENTIFIKASI KOMUNIKASI DAN PELAPORAN K3 ① Pengaturan keterlibatan personil mengenai K3, termasuk proses komunikasi, informasi dan dokumentasi diidentifikasi. ② Personil K3 yang telah ditentukan dan memiliki otoritas terkait untuk mengurus hal-hal K3, termasuk hal yang berkaitan dengan hak untuk menolak pekerjaan yang tidak aman diidentifikasi.
①
Identifikasi pengaturan keterlibatan personil mengenai K3, termasuk proses komunikasi, informasi dan dokumentasi.
q Personil K3 yang ditunjuk dapat mencakupi: – Penyelia: bertugas membagi tugas personil K3 dan kegiatan K3 – Perwakilan K3: bertugas melakukan sosialisasi K3 – Anggota tim K3: melaksanakan kegiatan K3 seperti perawatan alat, pemeriksaan keamanan kerja, dsb. – Petugas pertolongan pertama: melaksanakan pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan kerja – Pengelola K3: membuat rencana, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan K3 31
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
q Proses komunikasi K3 dapat mencakupi: – Proses untuk mengangkat isu-isu K3 – Pengaturan keterlibatan personil K3 – Pertemuan K3 – Diskusi dengan perwakilan K3 – Konsultasi tempat kerja yang berkaitan dengan isu-isu dan perubahan K3 – Pemberitahuan K3, media cetak internal, buletin dan korespondensi
q Informasi dan dokumentasi K3 mencakupi: o o o o o o o o o
Dokumentasi dan rencana tempat kerja Pernyataan metode kerja aman Lembar data keamanan bahan (MSDS) Analisis keselamatan kerja Laporan kecelakaan dan insiden Laporan kejadian berbahaya dan kejadian yang berpotensi menjadi bahaya Penilaian risiko Label Risalah pertemuan K3
o o o o o o o o
Rekaman untuk melaporkan bahaya, insiden dan cedera Ketetapan Peraturan Etika bekerja Catatan panduan Rencana evakuasi Informasi kontak darurat SKKNI
32
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
②
Identifikasi Personil K3 yang telah ditentukan dan memiliki otoritas terkait untuk mengurus hal-hal K3, termasuk hal yang berkaitan dengan hak untuk menolak pekerjaan yang tidak aman.
q Personil K3 – – – – –
Penyelia Perwakilan K3 Anggota tim K3 Petugas pertolongan pertama Pengelola K3
q Otoritas yang relevan dapat mencakupi: – Layanan darurat (misalnya polisi, unit gawat darurat rumah sakit, pemadam kebakaran) – Tim K3 – Pengawas K3 – Manajer
33
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
VIII.
ELEMEN 4: MENGIDENTIFIKASI INSIDEN K3 DAN PROSDUR TANGGAPAN DARURAT
TP4. MENGIDENTIFIKASI INSIDEN K3 DAN PROSEDUR TANGGAPAN DARURAT ① Prosedur umum untuk mengelola insiden, cedera dan keadaan darurat diidentifikasi. ② Prosedur untuk pertolongan pertama diidentifikasi. ③ Prosedur penanganan kondisi darurat serta evakuasi darurat diidentifikasi.
①
Identifikasi prosedur umum untuk mengelola insiden, cedera dan keadaan darurat. q Insiden dapat mencakupi: – Kecelakaan yang mengakibatkan cedera atau kerusakan bangunan. – Kejadian berbahaya yang tidak menyebabkan cedera tetapi dapat menimbulkan risiko langsung dan signifikan terhadap orang atau properti, dan perlu dilaporkan sehingga tindakan dapat diambil untuk mencegah kejadian berulang.
34
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
q Keadaan darurat dapat mencakupi: – Kebakaran – Emisi gas beracun dan/atau mudah terbakar – Kecelakaan kendaraan atau mesin berjalan – Konstruksi bangunan yang runtuh – Tumpahan bahan kimia – Cedera terhadap personil – Ledakan – Kebocoran gas
q Prosedur umum untuk menanggapi insiden dan keadaan darurat dapat mencakupi: – Tanggap darurat dasar (tetap tenang, membunyikan alarm, mencari bantuan) – Evakuasi – Mengacu rencana darurat di tempat kerja dan dokumentasi – Memberitahu ahli K3 yang ditunjuk dan tim K3 yang ditunjuk – Pemberitahuan layanan darurat (misalnya bagaimana dan kapan dilakukannya)
35
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
② Identifikasi prosedur untuk pertolongan pertama. • Ke ka Anda ataupun orang-orang terkasih Anda mengalami suatu keadaan yang berpotensi mengancam jiwa, tentu Anda tahu bahwa yang perlu Anda lakukan adalah mencari bantuan medis. Kita dak pernah tahu atau memprediksi kapan kita akan membutuhkan bantuan darurat. Sehingga ada baiknya jika nomor telefon atau kontak ambulans ataupun rumah sakit terdekat selalu tertera di dekat telepon, kulkas, ataupun tempat yang mudah dijangkau. • Namun satu hal yang pas dalam kegawatdaruratan, jika Anda menemukan seseorang tergeletak, prioritaskan dahulu hal-hal berikut ini: o Apakah orang tersebut bernafas atau dak? o Apakah terdapat luka-luka? o Apakah orang tersebut pernah mengalami trauma (benturan) ataupun kondisi kronis?
q Sementara Anda menunggu bantuan medis, yang perlu Anda lakukan adalah: q Posisikan di tempat yang aman q Jika tidak bernafas, berikan bantuan nafas atau bantuan hidup dasar (hanya jika Anda terlatih) q Jika terdapat luka, berikan pertolongan pertama q Tetaplah tenang dan yakinkan orang tersebut bahwa bantuan akan datang. q Kumpulkan obat-obatan yang biasa dikonsumsi untuk diberikan kepada paramedis. q Pindahkan barang- barang dan perabotan untuk memudahkan akses paramedis.
36
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
q Pertolongan pertama pada luka q Tujuan pertolongan pertama jika terdapat luka adalah untuk menghentikan perdarahan. Berikut hal - hal yang dapat Anda lakukan: – Berikan tekanan pada luka dengan mengaplikasikan kasa steril ataupun pakaian bersih. – Jika luka terdapat pada lengan atau tungkai, angkatlah bagian tubuh yang terluka lebih tinggi (kecuali jika Anda duga terdapat patah tulang). – Jangan bersihkan ataupun memberikan antiseptik pada luka yang dalam. – Jika darah tetap mengalir, jangan pindahkan kasa, tetapi tambahkan lagi di atasnya. – Jika perdarahan sangat hebat dan Anda takut bahwa korban dapat meninggal, gunakan perban sebagai torniquet. Bebat luka dengan perban dan tarik dengan kuat. – Jika korban terluka karena tusukan (misalnya pisau, tiang, ataupun benda semacamnya), jangan tarik benda tersebut dari luka. Tunggu hingga bantuan medis datang.
q Anda sebaiknya segera menghubungi paramedis secepatnya jika: – Perdarahan tidak berkurang setelah beberapa menit dilakukan balut tekan pada luka – Terdapat tanda-tanda syok seperti: nadi melemah, nafas cepat atau dangkal, kulit yang dingin dan basah – Kesulitan bernafas karena terdapat luka pada leher ataupun dada – Terdapat luka dalam pada perut – Jari ataupun ekstrimitas lainnya terpotong atau hampir terputus.
37
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
③ Identifikasi prosedur penanganan kondisi darurat serta evakuasi darurat q Kebakaran
– Jangan Panik, tetaplah tenang ini sangat penting untuk dilakukan karena kepanikan justru akan membuat keadaan semakin kacau. Tidak dapat dikendalikan dan akan membuat kekacauan baru. – Evaluasi Keadaan Api, jika api masih kecil dan anda bisa menanggulanginya sendiri kenapa mesti repot – selesaikanlah. – Telepon Operator, kalau memang apinya tidak dapat dikendalikan atau apinya sudah membesar dan sulit untuk dikendalikan harus secepatnya memberitahukan ke telepon operator agar dapat disampaikan kepada yang semestinya tahu supaya hal – hal penanggulangan yang diperlukan segera dilaksanakan. – Pecahkan / Tekan Gas Alarm, bel alarm akan berbunyi jika Glass Alarm tersebut dipecahkan. – Tunggu Bantuan Dari Pemadam Kebakaran
q Evakuasi q
q
q
q
q q
Tanda bahaya berupa Bel Alarm harus segera dibunyikan disemua area gedung pengolahan tanpa terkecuali dan usahakan dibunyikan terus selama hal itu masih diperlukan. General Manager / MOD akan mengumumkan kepada karyawan melalui alat komunikasi yang tersedia untuk segera dilakukan Evakuasi sesuai dengan prosedur yang telah ada. Karyawan telepon operator harus tetap menunggu didepan Switchboard selama itu masih memungkinkan sampai intruksi untuk meninggalkan tempat diberitahukan oleh anggota pemadam kebakaran / management. Semua karyawan kecuali Front Office diwajibkan meninggalkan area gedung pengolahan menuju tempat yang aman / parking area untuk menunggu intruksi selanjutnya dari pihak management. Security harus bertanggung jawab bahwa seluruh karyawan telah lengkap semua di evakuasi dan sudah memastikan karyawan telah meninggalkan gedung. Jangan kembali masuk gedung walaupun alasan apapun sebelum pernyataan aman diumumkan melalui system alat komunikasi dan pengamanan ini baru dilakukan setelah security gedung selesai memeriksa seluruh gedung dan menyatakan AMAN.
38
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
LATIHAN q Lakukan demonstrasi Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan sesuai dengan SOP !
39
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
CHECKLIST BEKERJA AMAN Lokasi Kerja: Posisi: Persyaratan Peraturan K3 di Lokasi Kerja Persyaratan K3
Nama dan Nomor Dokumen
Potensi Bahaya Umum yang Teridentifikasi di Lokasi Kerja Potensi Bahaya Risiko
Pengendalian
Peralatan Pelindung Diri yang Digunakan di Lokasi Kerja Faktor Bahaya Bagian Tubuh Jenis Alat Pelindung yang Dilindungi Diri
Personel K3 di Lokasi Kerja Nama
Peran/Posisi
Kondisi/Ketersediaan
Wewenang
40
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
Contoh Pengisian
CHECKLIST BEKERJA AMAN Lokasi Kerja: Gudang Produk Jadi Posisi: Pekerja Gudang Persyaratan Peraturan K3 di Lokasi Kerja Item K3 Tanggung jawab pribadi sehubungan K3 Praktek kerja yang aman Persyaratan keamanan peralatan Persyaratan alat perlindungan pribadi
Nama dan Nomor Dokumen Job Description Pekerja Gudang (JD 02.011) Prosedur-prosedur standar untuk pekerja gudang (SOP 02.001 s/d SOP 02.021) M anual Forklift, M anual Troli, M anual Handlift Checklist alat perlindungan pribadi pekerja gudang (CL 02.011)
Potensi Bahaya Umum yang Teridentifikasi di Lokasi Kerja Potensi Bahaya Risiko M engangkat barang berat Cedera
Lalu lintas forklift
Tertabrak forklift
Bekerja di ketinggian
Terjatuh hingga cedera
Pengendalian M engikuti Prosedur Pengangkatan Barang Tanpa Alat Bantu; M enggunakan Handlift; M enggunakan Forklift M enandai jalur yang dilewati oleh forklift dengan penanda berbahan retro reflektif M engikuti Prosedur Bekerja di Ketinggian; M enggunakan safety harness; bekerja berkelompok saat bekerja di ketinggian
Peralatan Pelindung Diri yang Digunakan di Lokasi Kerja Faktor Bahaya Bagian Tubuh Jenis Alat Pelindung yang Dilindungi Diri Benda berat Kepala, Safety helmet, safety pergelangan kaki, boots kaki dan jari kaki
Debu
M ata, muka, pernafasan
Safety goggles, masker
Jatuh dari
Kepala, seluruh
Safety helmet, safet
41
Kondisi/Ketersediaan Safety helmet: kondisi baik, jumlah lengkap Safet boots: jumlah lengkap, satu pasang perlu diganti Safety goggles: kondisi lengkap, jumlah lengkap M asker: jumlah lengkap, perlu diganti semua Safety helmet: kondisi
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
ketinggian
badan
harness
Personel K3 di Lokasi Kerja Nama Wahono
Peran/Posisi Petugas P3K
Anastasia Derwan
Petugas P3K
Dadang Rahadi
M anajer P2K3
baik, jumlah lengkap Safety harness: kondisi baik, jumlah lengkap
Wewenang M emberikan pertolongan pertama, melaporkan cedera secara detil ke rumah sakit/yang berwewenang M emberikan pertolongan pertama, melaporkan cedera secara detil ke rumah sakit/yang berwewenang M engelola pelatihan K3, mengelola pemasangan simbol-simbol K3, mengidentifikasi masalah K3
42
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
IX.
SOP
SOP KOORDINATOR
MELAKUKAN PEKERJAAN DENGAN AMAN DI INDUSTRI PANGAN
: SUPERVISOR MANAJER MUTU
PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN: MANAJER MUTU RUANG LINGKUP
: SELURUH KARYAWAN INDUSTRI PANGAN
ACUAN
: SKKNI-C.100000.001.01
PROSES
43
INSTRUKSI KERJA
SARANA
OUT PUT
1.
Mengidentifikasi persyaratan perundangan K3 sesuai konteks industri pangan
1.1. Lakukan identifikasi Persyaratan peraturan K3 Komputer dan internetnya yang berlaku, yang relevan terhadap pekerjaan, fungsi dan tanggung jawab pribadi Dokumen dokumen SMK3 di tempat kerja ! 1.2. Lakukan identifikasi Persyaratan tugas perawatan, perbaikan dan perubahan sarana produksi ! 1.3. Jelaskan Tanggung jawab pribadi untuk mematuhi praktek kerja aman!
Daftar persyaratan perundangan K3 sesuai konteks industri pangan
2.
Mengidentifikasi bahaya di tempat kerja dan tindakan pengendaliannya
2.1. Lakukan identifikasi Prinsip-prinsip dasar Komputer dan manajemen risiko ! internetnya 2.2. Lakukan identifikasi Bahaya di tempat kerja Dokumen umum ! dokumen SMK3 2.3. Lakukan identifikasi Langkah-langkah untuk mengendalikan risiko ! 2.4. Lakukan identifikasi Persyaratan untuk pemilihan dan penggunaan alat pelindung diri yang relevan! 2.5. Lakukan identifikasi Tanda-tanda dan simbol keselamatan ! 2.6. Lakukan identifikasi Prosedur untuk pelaporan bahaya dan risiko !
Daftar bahaya dan tindakan pengendalian Persyaratan pemilihan dan penggunaan APD. Tanda-tanda dan simbol keselamatan. Prosedur untuk pelaporan bahaya dan risiko
3.
Mengidentifikasi komunikasi dan pelaporan K3
3.1. Pengaturan keterlibatan personil mengenai Komputer dan K3, termasuk proses komunikasi, informasi internetnya dan dokumentasi diidentifikasi. Dokumen 3.2. Personil K3 yang telah ditentukan dan memiliki dokumen SMK3 otoritas terkait untuk mengurus hal-hal K3, termasuk hal yang berkaitan dengan hak untuk menolak pekerjaan yang tidak aman diidentifikasi.
Pedoman komunikasi dan pelaporan K3
4.
Mengidentifikasi
4.1. Prosedur umum untuk mengelola insiden, Komputer dan
Dokumen
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan PROSES insiden K3 dan prosedur tanggapan darurat
INSTRUKSI KERJA
SARANA
No 1. 2.
3. 4. 5. 6.
insiden K3 dan tanggapan darurat
TTD
MANAJER MUTU
X.
OUT PUT
cedera dan keadaan darurat diidentifikasi. internetnya 4.2. Prosedur untuk pertolongan pertama Dokumen diidentifikasi. dokumen SMK3 4.3. Prosedur penanganan kondisi darurat serta evakuasi darurat diidentifikasi.
BAHAN BACAAN YANG DISARANKAN Judul Buku Undang-Undang (UU) No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja, UU No. 21 tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Conv ention No. 81 Concerning Labour Inspection in Industry and Commerce (yang mana disahkan 19 Juli 1947). UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, khususnya Paragraf 5 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, pasal 86 dan 87. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen K3. Kesehatan dan keselamatan kerja. Penerbit Universitas Indonesia. Buku Saku Kesehatan Kerja
Pengarang Anonimous
Tahun Pembuatan 1970
Anonimous
2003
Anonimous
2003
Anonimous
1996
Tjandra Yoga Aditama, Tri Hastuti J.M. Harrington & F.S. Gill
2002 1992
44
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
XI.
ASESMEN MANDIRI
FR-APL-02 ASESMEN MANDIRI Nama Peserta
: ________________________
Tanggal/Waktu : ___________________
Nama Asesor
: 1. ____________________
Tempat
:____________________
2.______________________ Pada bagian ini, anda diminta untuk menilai diri sendiri terhadap unit (unit-unit) kompetensi yang akan diujikan. 1. Pelajari seluruh standar Kriteria Unjuk Kerja (KUK), batasan variabel, panduan penilaian dan aspek kritis serta y akinkan bahwa anda sudah benar-benar memahami seluruh isinya. 2. Laksanakan penilaian mandiri dengan mempelajari dan menilai kemampuan yang anda miliki secara obyektif terhadap seluruh daftar pertanyaan yang ada, serta tentukan apakah sudah kompeten (K) atau belum kompeten (BK). 3. Siapkan bukti-bukti yang anda anggap relevan terhadap unit kompetensi, serta ‘matching’-kan setiap bukti yang ada terhadap setiap elemen/ KUK, konteks variable, pengetahuan dan keterampilan yang dipersyaratkan serta aspek kritis. 4. Asesor dan asesi menandatangi form asesmen mandiri. Unit Kompetensi : Nomor : C.100000.001.01 Judul : Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan Elemen Kompetensi : 1. Mengidentifikasi persyaratan perundangan K3 Komponen asesmen mandiri 1.1.
Kriteria Unjuk Kerja
1.2. 1.3.
Daftar Pertanyaan (Asesmen Mandiri/ Self Assessment): Apakah Anda dapat …. Mengidentifikasi persyaratan peraturan K3 yang berlaku, yang relevan terhadap pekerjaan, fungsi dan tanggung jawab pribadi di tempat kerja? Mengidentifikasi persyaratan tugas perawatan, perbaikan dan perubahan sarana produksi? Menjelaskan tanggung jawab pribadi untuk mematuhi praktek kerja aman?
Penilaian K
BK
Commented [A3]: Kurang telusur, Kalimat UK ini kurang spesifik akan outputnya, dan kurang sesuai jg dengan penjabaran EK dan KUK
Bukti-bukti Pendukung
Elemen Kompetensi : 2. Mengidentifikasi bahaya di tempat kerja dan tindakan pengendaliannya Daftar Pertanyaan Penilaian Bukti-bukti Komponen (Asesmen Mandiri/ Self Assessment): Pendukun asesmen mandiri K BK Apakah Anda dapat …. g 2.1. Mengidentifikasi prinsip-prinsip dasar manajemen risiko? 2.2. Mengidentifikasi bahaya di tempat kerja umum? 2.3. Mengidentifikasi langkah-langkah untuk mengendalikan risiko? Kriteria 2.4. Mengidentifikasi persyaratan untuk pemilihan Unjuk Kerja dan penggunaan alat pelindung diri yang relevan? 2.5. Mengidentifikasi tanda-tanda dan simbol keselamatan? 2.6. Mengidentifikasi prosedur untuk pelaporan bahaya dan risiko?
45
V
V
A
A
T M
T
M
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan Elemen Kompetensi : 3. Mengidentifikasi komunikasi dan pelaporan K3 Daftar Pertanyaan Komponen (Asesmen Mandiri/ Self Assessment): asesmen mandiri Apakah Anda dapat …. 3.1. Mengidentifikasi pengaturan keterlibatan personil mengenai K3, termasuk proses komunikasi, informasi dan dokumentasi? Kriteria 3.2. Mengidentifikasi personil K3 yang telah Unjuk Kerja ditentukan dan memiliki otoritas terkait untuk mengurus hal-hal K3, termasuk hal yang berkaitan dengan hak untuk menolak pekerjaan yang tidak aman?
Penilaian K
BK
Bukti-bukti Pendukun g
Elemen Kompetensi : 4. Mengidentifikasi insiden K3 dan prosedur tanggapan darurat Daftar Pertanyaan Penilaian Bukti-bukti Komponen (Asesmen Mandiri/ Self Assessment): Pendukun asesmen mandiri K BK Apakah Anda dapat …. g 4.1. Mengidentifikasi prosedur umum untuk mengelola insiden, cedera dan keadaan darurat? Kriteria 4.2. Mengidentifikasi prosedur untuk pertolongan Unjuk Kerja pertama? 4.3. Mengidentifikasi prosedur penanganan kondisi darurat serta evakuasi darurat?
Rekomendasi Asesor :
V
A
T
M
V
A
T
M
Asesi : Nama Tanda tangan/ Tanggal
Catatan :
Asesor : Nama No. Reg. Tanda tangan/ Tanggal
46
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
XII.
LEMBAR EVALUASI PESERTA
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan Kode Unit: SKKNI-C.100000.001.01 Pilih yang sesuai dalam kotak
Setuju
Tidak tahu Tidak setuju
Terlalu banyak materi yang diberikan sehingga terkesan terburu-buru. Hampir semua kompetensi relevan dengan say a. Kompetensi yang diberikan sesuai dengan level dimana saya berada. Say a mendapat cukup bantuan dari trainer say a. Jumlah aktivitas sesuai. Kompetensi ini membiarkan saya untuk menggunakan inisiatif sya sendiri. Pelatihan ini diselenggarakan dengan baik. Trainer saya mempunyai waktu untuk menjawab pertanyaan saya. Say a mengerti bagaimana saya nantinya akan diuji. Say a diberikan waktu yang cukup untuk berlatih. Umpan balik dari trainer saya sangat membantu. Peralatan pelatihan cukup dan bekerja dengan baik. Aktiv itas dalam pelatihan terlalu sulit untuk say a. Hal terbaik tentang pelatihan unit ini adalah: ___________________________________________________________________ ___________________________________________________________________ ___________________________________________________________________ ___________________________________________________________________ Hal terburuk tentang pelatihan unit ini adalah: ___________________________________________________________________ ___________________________________________________________________ ___________________________________________________________________ ___________________________________________________________________ Hal y ang harus saya ubah dari pelatihan unit ini adalah: ___________________________________________________________________ ___________________________________________________________________ ___________________________________________________________________ ___________________________________________________________________
47
Tidak dapat diterapkan
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
XIII.
KURIKULUM
A. KODE MP : SKKNI-C.100000.001.01 B. JUDUL MATERI PEMBELAJARAN : Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan C. 1. 2. 3. D.
FILOSOFI PELATIHAN BERBASIS KOMPETESI: Berstandar kompetensi (SKKNI, standar internasional, dan/atau standar khusus) Melatih sampai kompeten CBA Sertifikasi kompetensi TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU): Diakhir pembelajaran, peserta mampu melakuan pekerjaan dengan aman diindustri pangan sesuai dan patuh dengan regulasi perusahaan dan pemerintah. E. RUANG LINGKUP KOMPETENSI : Unit kompetensi ini mencakupi pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam melakukan pekerjaan mulai dari penerimaan sampai pengiriman barang kepada konsumen dengan aman sesuai dengan persyaratan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada berbagai industri pangan F. GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS:
KOMPETENSI DASAR/INDIKATOR KOMPETENSI
1. Mengidentifikasi persyaratan perundangan K3 sesuai konteks industri pangan
1.1. Persyaratan peraturan K3 yang berlaku, yang relevan terhadap pekerjaan, fungsi dan tanggung jawab pribadi di tempat kerja diidentifikasi. 1.2. Persyaratan tugas perawatan, perbaikan dan perubahan sarana produksi diidentifikasi. 1.3. Tanggung jawab pribadi untuk mematuhi praktek kerja aman dijelaskan.
o o o o
2.1. Prinsip-prinsip dasar manajemen risiko diidentifikasi. 2.2. Bahaya di tempat kerja umum diidentifikasi. 2.3. Langkah-langkah untuk mengendalikan risiko diidentifikasi.
o o o o
2. Mengidentifikasi bahaya di tempat kerja dan tindakan pengendaliannya
METODE
Presentasi Diskusi Workshop Studi kasus
MEDIA Peralatan & ref (sesuai SKKNI)
o o o o o
Presentasi Diskusi Workshop Studi kasus
o o o
KELUARAN
WAKTU TENTATIF (jam @ 45’) Te=(O + 4M + P) ÷ 6
Komputer/ laptop LCD projector Software Buku referensi Modul
o
Daftar persyaratan perundangan K3 sesuai konteks industri pangan
1 jam
Komputer/ laptop LCD projector Software
o
Daftar bahaya dan tindakan pengendalian Persyaratan pemilihan dan
1 jam
o
48
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan 2.4. Persyaratan untuk pemilihan dan penggunaan alat pelindung diri yang relevan diidentifikasi. 2.5. Tanda-tanda dan simbol keselamatan diidentifikasi. 2.6. Prosedur untuk pelaporan bahaya dan risiko diidentifikasi.
3. Mengidentifikasi komunikasi pelaporan K3
4. Mengidentifikasi
dan
insiden K3 dan prosedur tanggapan darurat
o o
49
o
o
3.1. Pengaturan keterlibatan personil mengenai K3, termasuk proses komunikasi, informasi dan dokumentasi diidentifikasi. 3.2. Personil K3 yang telah ditentukan dan memiliki otoritas terkait untuk mengurus hal-hal K3, termasuk hal yang berkaitan dengan hak untuk menolak pekerjaan yang tidak aman diidentifikasi.
o o o o
4.1. Prosedur umum untuk mengelola insiden, cedera dan keadaan darurat diidentifikasi. 4.2. Prosedur untuk pertolongan pertama diidentifikasi. 4.3. Prosedur penanganan kondisi darurat serta evakuasi darurat diidentifikasi.
o o o o
Presentasi Diskusi Workshop Studi kasus
o o o o o
Presentasi Diskusi Workshop Studi kasus
o o o o o
F.
Buku referensi Modul
penggunaan APD. Tanda- tanda dan simbol keselamatan. Prosedur untuk pelaporan bahaya dan risiko
Komputer/ laptop LCD projector Software Buku referensi Modul
o
Pedoman komunikasi dan pelaporan K3
1 jam
Komputer/ laptop LCD projector Software Buku referensi Modul
o
Dokumen insiden K3 dan tanggapan darurat
1 jam
PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian 1.1. Penilaian harus dilakukan sedemikan rupa dengan memperhitungkan kebiasaan dan kemampuan bahasa asesi, dan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukannya. Kompetensi dalam unit ini harus dicapai sesuai dengan standar dan peraturan keamanan pangan. 1.2. Sumber daya harus tersedia untuk mendukung penilaian, termasuk materi partisipan dan informasi lain atau peralatan yang berhubungan dengan keterampilan dan pengetahuan yang dicakup. Perangkat asesmen yang didesain secara spesifik untuk mendukung unit kompetensi ini memastikan
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
1.3. 1.4.
2.
3.
hasil penilaian yang konsisten. Beragam perangkat penilaian dan sumberdaya lain harus digunakan untuk menyesuaikan dengan cara belajar khusus setiap individu yang dinilai. Metode penilaian harus memenuhi Panduan Penilaian Unit Kompetensi ini. Metode penilaian harus mengkonfirmasi kemampuan asesi untuk secara konsisten mengidentifikasi dan mengartikan secara tepat pengetahuan dasar yang penting Untuk memastikan konsistensi kinerja, kompetensi harus ditunjukkan pada lebih dari satu kesempatan dalam periode waktu tertentu guna mencakup beragam kemungkinan, kasus, dan tanggungjawab, dan bila mungkin, dinilai dengan berbagai aktivitas asesmen.
Persyaratan kompetensi (Tidak ada.)
Commented [A4]: Penulisan (T idak ada.) tidak perlu NUMBERING
Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan 3.1. Pengetahuan 3.1.1. Peraturan perundangan K3 3.1.2. Standar industri/catatan panduan kerja mengenai K3 yang berhubungan dengan pekerjaan, peran, dan tanggungjawab pribadi di tempat kerja 3.1.3. Prinsip-prinsip dasar manajemen risiko dan penilaian yang berkaitan dengan peran pekerjaan 3.1.4. Bahaya umum di tempat kerja 3.1.5. Rambu-rambu/tanda keselamatan kerja umum dan artinya 3.1.6. Tanggapan darurat umum di tempat kerja dan prosedur evakuasi 3.1.7. Aktivitas kerja yang memerlukan lisensi dan sertifikat kompetensi 3.1.8. Persyaratan umum respon pertolongan pertama 3.1.9. Prosedur umum untuk membahas isu-isu K3 3.1.10. Prosedur umum untuk melaporkan bahaya K3, kecelakaan, insiden, keadaan darurat, cedera, kejadian yang menimbulkan potensi bahaya (near missed) dan kejadian berbahaya 3.1.11. Prosedur umum untuk menanggapi bahaya, insiden dan cedera 3.1.12. Prosedur penanganan cedera 3.1.13. Hirarki kontrol K3 3.1.14. Tanggung jawab K3 dan hak-hak pemegang tugas (termasuk orang yang mengendalikan pekerjaan/proyek, pengusaha dan orang-orang bekerja sendiri, supervisor, desainer, produsen dan pemasok, pekerja dan pengawas) 3.1.15. Tanggung jawab pribadi untuk mematuhi praktek kerja yang aman (yang berkaitan dengan identifikasi bahaya, mencegah intimidasi atau pelecehan, penggunaan fasilitas, merokok, penggunaan obat-obatan dan alkohol dan rumah tangga) 3.1.16. Peran tim K3 dan perwakilan 3.1.17. Jenis alat pelindung diri dan peralatan pemadam kebakaran umum 3.1.18. Jenis informasi dan dokumentasi K3 3.2. Keterampilan 3.2.1. Menerapkan keterampilan pemahaman untuk:
50
Melakukan Pekerjaan dengan Aman di Industri Pangan
3.2.2.
51
a. Menjelaskan persyaratan peraturan K3 dasar yang akan berlaku terhadap pekerjaan sendiri b. Menjelaskan arti tanda dan simbol keselamatan c. Mengidentifikasi bahaya di tempat kerja d. Membahas prinsip-prinsip dasar manajemen risiko e. Melaporkan insiden, cedera di tempat kerja Menerapkan keterampilan komunikasi/ interpersonal untuk: a. Menjelaskan persyaratan peraturan K3 b. Melaporkan bahaya dan risiko tempat kerja secara lisan c. Mengajukan pertanyaan yang efektif d. Meneruskan informasi kepada pekerja lain e. Membahas isu dan informasi mengenai K3
4.
Sikap kerja yang diperlukan 4.1 Jelas ketika melaporkan bahaya dan risiko tempat kerja secara lisan, bertanya, mengkomunikasikan persyaratan perundangan K3, meneruskan informasi kepada pekerja lain, membahas isu dan informasi mengenai K3 4.2 Cepat tanggap ketika terjadi insiden dan bahaya.
5.
Aspek kritis Bukti-bukti asesmen harus mengkonfirmasi pemahaman pribadi mengenai hal-hal berikut: 5.1. Persyaratan peraturan K3, persyaratan keamanan pekerjaan, termasuk tugas perawatan 5.2. Kisaran bahaya umum di tempat kerja dan prosedur untuk penilaian risiko dan penerapan hirarki kontrol 5.3. Proses komunikasi K3, informasi dan dokumentasi, termasuk peran tim K3 dan perwakilan, arti tanda-tanda keselamatan umum dan simbol, dan prosedur untuk melaporkan bahaya, insiden dan cedera 5.4. Prosedur umum untuk menanggapi insiden dan keadaan darurat, termasuk evakuasi, pertolongan pertama, peralatan keselamatan kebakaran dan alat pelindung diri 5.5. Mengikuti prosedur kerja yang aman untuk melakukan tugas