Profil Informan Penelitian tentang komunitas Kicau Mania ini salah satu metodenya adalah metode wawancara.Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan 5 orang narasumber baik yang tercatat sebagai pengurus Kicau Mania Salatiga maupun dari anggota. Berikut adalah profil informan dalam penelitian ini : a. Pak Min, seorang breeder yang sudah menekuni kegiatan penangkaran burung sejak tahun 1993, dengan usia yang sudah menginjak angka 52, beliau dianggap sebagai sesepuh komunitas kicau mania di Salatiga. Kegiatannya adalah jual beli burung dan pakan burung. Pak Min merupakan salah satu penggagas komunitas Kicau Mania Salatiga. Pak Min memiliki kemampuan komunikasi yang cukup baik, hal ini dapat penulis ketahui melalui beberapakali kesempatan wawancara dengan beliau di rumahnya di daerah krajan, Kecamatan Sidorejo Salatiga. Dalam komunitas Kicau Mania Salatiga, Pak Min dianggap sebagai ketua atau yang dituakan serta banyak menjadi rujukan bagi para anggota Komunitas. Posisi Pak Min dalam analisa komunikasi dapat dianggap sebagai seorang opinion leader bagi komunitas Kicau Mania Salatiga. Dalam penelitian ini Pak Min selanjutnya disebut sebagai informan 1. b. Herry Gat, breeder yang tergolong besar dan cukup dikenal di kalangan pecinta burung di Jawa Tengah. Pria berusia 38 tahun ini menekuni kegiatan breeding sejak tahun 1998. Di Salatiga, ia dipercaya sebagai pemegang keuangan dari komunitas Kicau Mania. Hal ini tidak mengherankan karena Herry Gat merupakan penggiat breeder besar yang kuat secara financial,
sehingga para anggota komunitas sangat mempercayakan masalah keuangan kepada Herry Gat. Penulis memilih Herry Gat sebagai salah satu informan karena referensi dari beberapa anggota komunitas. Herry Gat juga merupakan salah satu penggagas Kicau Mania Salatiga sehingga menurut penulis, Herry Gat termasuk dalam informan kunci bagi penelitian ini. Selanjutnya dalam penelitian ini, Herry Gat disebut sebagai informan 2. c. Puryadi, merupakan salah satu breeder yang sudah berpengalaman. Beberapa hasil breedingnya menjadi juara dalam berbagai lomba sehingga breeder ini terkenal dengan sebutan breeder bertangan dingin. Puryadi merupakan seorang pria muda yang usianya saat ini 30 tahun, namun keberadaan Puryadi di Komunitas Kicau Mania sudah cukup diakui dan tergolong sebagai “guru” nya para breeder di Komunitas Kicau Mania. Puryadi tidak hanya dikenal di Salatiga saja, namun juga sudah dikenal di kalangan kicau mania di Jawa Tengah bahkan sampai ke Yogyakarta. Hal ini merupakan salah satu keuntungan bagi komunitas Kicau Mania Salatiga karena menjadi rujukan harga dan kualitas kicau burung bagi para kicau mania se-Jateng dan DIY. Posisi Puryadi di Komunitas ini adalah sebagai coordinator Breeder. Dalam penelitian ini Puryadi selanjutnya disebut sebagai informan 3. d. Joko Jepang, Pria muda yang berusia 35 tahun ini merupakan salah satu anggota komunitas kicau mania Salatiga yang memiliki kemampuan pembibitan berkualitas. Kegiatannya sehari-hari banyak didisi dengan memelihara burung-burung titipan dari beberapa pengusaha di Salatiga. Rumahnya yang dekat dengan pasar burung di Kalioso Salatiga menjadi selalu
ramai didatangi oleh para penggemar kicau burung. Para anggota komunitas dan bahkan pengurusnya memilih rumah Joko Jepang ini sebagai tempat “nongkrong” serta tempat mengobrol soal kicau mania. Saat ini Joko Jepang memelihara hamper 30 burung titipan dari beberapa orang di Salatiga. Ia cukup memiliki kemampuan serta dipercaya oleh para penghoby yang tidak memiliki cukup waktu untuk memelihara sendiri di rumah. Dalam penelitian ini Joko Jepang disebut sebagai informan 4. e. Panji Panjol, etnis Tiong Hoa yang sudah cukup lama menekuni kegiatan pemeliharaan burung berkicau ini merupakan salah satu yang termuda di kalangan Kicau Mania Salatiga. Dengan usianya yang masih menginjak angka 26, Panji tergolong salah satu anggota Kicau Mania yang sukses. Usahanya dalam pemeliharaan Burung berkicau membuatnya saat ini sudah mampu mandiri serta membiayai kuliahnya dengan biaya pribadi. Panji yang saat ini masih tercatat sebagai mahasiswa fakultas Psikologi di Satya Wacana Salatiga merupakan salah satu penggiat aktif Komunitas Kicau Mania. Pemuda yang tinggal di daerah Patimura Salatiga ini saat ini memiliki sanggar penangkaran burung di rumahnya, walaupun tidak bisa tergolong besar, namun kualitas yang dihasilkan cukup lumayan, banyak bibit-bibit juara yang dilahirkan dari hasil penangkaran Han-han ini. Dalam komunitas Kicau Mania, Han-han menjadi salah satu penggerak adanya even-even seperti lomba dan pameran.
Daftar Pertanyaan 1. Apakah komunitas Kicau Mania ? 2. Sejak kapan didirikan ? 3. Di Salatiga komunitas ini didirikan kapan ? 4. Mengapa komunitas Kicau Mania ini lahir ? 5. Apa yang menjadi syarat – syarat untuk masuk menjadi anggota Kicau Mania? 6. Siapa saja anggota komunitas ini ? 7. Apa saja kegiatan yang dilakukan oleh Komunitas ini ? 8. Media apa saja yang digunakan oleh Komunitas ini dalam berkomunikasi antara anggotanya ? 9. Adakah anggaran dasar dan anggaran rumah tangga komunitas ini ? 10. Ceritakan bagaimana peraturan-peraturan diberlakukan dalam komunitas ini ? 11. Bagaimanakah model interaksi
anggota komunitas
dengan sesama
anggotanya ? 12. Apakah pernah ada konflik dalam komunitas, jika ada apa saja ? 13. Bagaimana cara mengatasi konflik tersebut ?
Jawaban a. Informan 1 : 1. Komunitas Kicau Mania adalah kumpulan para pecinta burung berkicau yang membentuk satu organisasi yang tidak formal untuk saling bertukar informasi mengenai kicau mania atau cara-cara pemeliharaan, penjualan, dan pakan burung berkicau. 2. Di Indonesia komunitas ini mulai tumbuh sekitar awal tahun 1990 dengan terbitnya Majalah Kicau Mania. 3. Di Salatiga saya kurang tahu persisnya, tapi seingat saya pada tahun 2000 ketika beberapa pecinta burung di Salatiga sering berkumpul di Gedung ex BHS yang sekarang menjadi Hotel Quality. Mulai saat itulah komunitas ini memiliki anggota. 4. Karena para anggotanya membutuhkan rangkaian informasi mengenai burung berkicau, hal ini bisa didapat dari kumpul-kumpul dengan para anggota lainnya. 5. Tidak ada syarat khusus. Yang jelas mereka memiliki minat di dunia burung berkicau, asalkan mereka baik, jujur dan mudah bergaul. Mereka dengan sendirinya akan masuk dalam komunitas ini. 6. Mereka yang berminat terhadap dunia Burung Berkicau. Tidak peduli dari kalangan ekonomi manapun dan latar belakang pendidikan apapun. Semua bisa bergabung. 7. Kegiatannya kumpul-kumpul, latihan bersama yang sering juga disebut dengan arisan untuk mencari bibit-bibit unggul, mengadakan lomba kicau burung serta pameran yang biasanya dilakukan 3 bulan sekali baik di dalam kota maupun di luar. 8. Saat ini tidak seperti jaman dulu, internet mempermudah kita berkomunikasi apalagi kicau mania saat ini memiliki website resmi di tingkat pusat. Biasanya komunikasi antara anggota melalui HP, BBM, Facebook, Twiter dan komunikasi langsung apabila sedang ada pertemuan. Kemudian hadirnya majalah Kicau Mania membuat komunitas ini semakin maju dan berkembang.
9. Tidak ada. 10. Peraturan dalam komunitas ini tidak tertulis, namun ada beberapa hal yang sudah menjadi kontrak sesama anggota yaitu : adanya etika perkumpulan dengan mengutamakan kesopanan dan kejujuran, adanya peraturan terhadap standar harga beli dan jual burung, peraturan terhadap ajangajang perlombaan. Biasanya apabila ada yang melanggar sanksi yang dikenakan adalah sanksi sosial yaitu hukuman yang bersifat tidak mengikat tapi sangat mengena bagi yang melanggar. 11. Model interaksi bisa melalui komunikasi langsung, maupun menggunakan media seperti : jejaring sosial, sms, dan BBM serta ada media interaktif seperti : majalah Kicau Mania. 12. Pernah ada konflik. Contohnya misalkan ketika ada 1 anggota yang merusak harga burung di pasaran. Kemudian menjadi percikan konflik dengan anggota yang lain dan hampir berkelahi, namun hal ini bisa dicegah dengan cara mengumpulkan pihak-pihak yang terkait konflik tersebut. 13. Mengatasinya dengan mengumpulkan pihak-pihak yang berkonflik untuk diajak bermusyawarah sehingga konflik tidak meluas dan anggota komunitas tetap solid.
b. Informan 2 1. Komunitas Kicau Mania merupakan komunitas para pecinta Burung Berkicau. 2. Tidak tahu. 3. Di Salatiga saya ingat waktu itu pada tahun 2000 awal. 4. Karena kebutuhan akan informasi dari anggotanya. 5. Tidak ada. 6. Mereka yang tertarik dengan dunia burung. 7. Kegiatannya nongkrong, membicarakan soal burung, kemudian lomba, pameran, keluar kota untuk mencari bibit unggul dan sebagainya. 8. Komunikasinya sudah mulai canggih dengan adanya internet, HP, dan BB.
9. Tidak ada. 10. Peraturannya tidak formal, namun sanksinya sangat berat apabila melanggar yaitu sanksi sosial atau kasarnya dikucilkan. 11. Model interaksinya terkadang dengan berkumpul atau main di rumahrumah anggota untuk melihat kegiatan peternakannya. 12. Pernah ada. Waktu itu misalnya ada kecurangan soal lomba hingga mau terjadi kericuhan namun tidak jadi karena langsung ditangani oleh anggota-anggota yang senior. 13. Mengatasinya dengan musyawarah.
c. Informan 3 : 1. Komunitas ini merupakan sekumpulan orang yang senang terhadap Burung Berkicau 2. Awal tahun 90-an. 3. Pada awal tahun 2000. 4. Karena sebagai anggota yang memiliki ketertarikan terhadap Burung Berkicau membutuhkan informasi melalui ajang kumpul-kumpul sehingga dibentuk satu komunitas Kicau Mania. 5. Tertarik terhadap Kicau Mania, jujur, mudah bergaul. 6. Semua kalangan yang tertarik terhadap burung berkicau baik etnis manapun, kaya atau miskin, berpendidikan tinggi maupun tidak. 7. Kegiatannya nongkrong, mengadakan lomba, pameran, arisan mencari bibit unggul, main ke luar kota dan sebagainya. 8. Medianya melalui majalah, internet, HP, dan BB 9. Tidak ada. 10. Peraturannya adanya sanksi sosial bagi orang-orang yang melanggar terhadap kesepakatan bersama. Misalnya soal penentuan harga burung. 11. Model interaksi ya kumpul-kumpul dan kadang melalui media seperti : jejaring sosial, sms, dan BBM serta ada media interaktif seperti : majalah Kicau Mania, ada arisan pencarian bibit unggul. Hal ini dilakukan untuk
mencari breeder berbakat untuk diberi bantuan dana untuk usaha. Ini dilakukan dalam rangka menumbuhkan rasa solidaritas antar anggota. 12. Pernah. Tapi saya lupa persisnya yang jelas soal penentuan standar harga. 13. Mengatasinya dengan berkumpul bersama atau musyawarah.
d. Informan 4 : 1. Komunitas ini merupakan tempat bertukar informasi soal kegiatan pemeliharaan dan jual beli Burung Berkicau. 2. Tahun 90-an. 3. Di Salatiga tahun 2000-an. 4. Ketertarikan para anggotanya terhadap Kicau Mania dan kebutuhan terhadap berbagai informasi tentang Kicau Mania. 5. Tidak ada. 6. Semua kalangan yang suka terhadap Burung Berkicau. 7. Kegiatannya berkumpul, rapat jika ada event, lomba, arisan bibit unggul, luar kota kulakan bersama. 8. Sekarang sudah canggih. Tidak hanya harus ketemu langsung untuk berkomunikasi, cukup dengan sms, telepon, BBM, facebook, twiter dan sebagainya. 9. Tidak ada. 10. Peraturannya tidak tertulis. Tapi sanksinya berat yakni dikucilkan. 11. Model interaksinya melalui kumpul-kumpul bareng, saling bertukar info melalui facebook, kirim-kiriman foto melalui BBM, rapat, arisan. 12. Pernah. Paling banyak soal rusak harga burung. 13. Mengatasinya memanggil si pemicu konflik untuk dinasehati dalam hal penentuan harga misalnya.