Materi Pertemuan Dalam setiap pertemuan, permasalahan terkini yang dihadapi oleh Candi Borobudur dibahas dan didiskusikan untuk kemudian menghasilkan rekomendasi bagi pelestarian Candi Borobudur kedepannya. Pada 5th International Experts Meeting on Borobudur 2008, telah didapatkan berbagai rekomendasi. Perkembangan dari rekomendasi ini yang kemudian akan dibahas dalam 6th International Experts Meeting on Borobudur tahun 2013 ini. Dari pembahasan ini, kembali diharapkan adanya rekomendasi yang dapat membantu pengelolaan dan pemeliharaan Candi Borobudur yang lebih baik. 6th International Experts Meeting on Borobudur 2013 menghadirkan 20 pembicara yang terdiri dari 5 pembicara luar negeri dan 15 pembicara dalam negeri, yang dibagi kedalam 7 sesi panel yaitu: 1. Konservasi Candi Borobudur 2. Tekno Arkeologi Candi Borobudur 3. Candi Borobudur dan Ancamannya 4. Candi Borobudur dan Kebudayaan Indonesia 5. Candi Borobudur dan Pendidikan 6. Candi Borobudur dan Pelestarian Kawasan 7. Pengelolaan Warisan Dunia
Ketujuh sesi tersebut kemudian akan diikuti dengan sesi penyusunan rekomendasi dan kunjungan lapangan ke Situs Liyangan yang terletak di Kabupaten Temanggung. Pertemuan ini diikuti oleh 70 peserta, yang berasal dari luar dan dalam negeri yang terdiri dari ahli konservasi cagar budaya dari Jepang dan Jerman, serta berbagai balai, dinas, dan NGO yang bertanggung jawab dan bergerak di bidang kebudayaan, dari seluruh Indonesia. Selain itu, diundang juga para akademisi dari Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Diponegoro, dan Universitas Udayana. Jadwal lengkap 6th International Experts Meeting on Borobudur 2013 adalah sebagai berikut:
(Minggu, 10 November 2013) 13.00 – 17.00
Registrasi Peserta dan Pembagian Kamar
(15.00 – 17.00)
Kunjungan ke Borobudur Temple Compounds (by request)
17.00 – 18.30
Free time
18.30 – 19.00
Perjalanan menuju New Kebon Tebu Resto
19.00 – 21.00
Dinner di New Kebon Tebu Resto, disertai dengan live music
21.00 – 21.30
Perjalanan kembali ke hotel Hari Pertama (Senin, 11 November 2013)
Sesi
Pembukaan Internasional Expert Meeting secara resmi dilanjutkan dengan
Pembukaan
Konferensi Pers
06.00 – 09.00
Breakfast
09.00 – 10.00
Coffee Break
10.00 – 11.00
Pembukaan 6th International Experts Meeting on Borobudur
11.00 – 12.00
Progress Report on Borobudur 2008 -2013 -
Iskandar M. Siregar, S.Si. dan Nahar Cahyandaru, S.Si.
12.00 – 13.00
Lunch
(11.00 – 11.30)
(Para pejabat memberikan konferensi pers terlebih dahulu)
(11.30 – 13.00)
(Para pejabat bergabung untuk lunch) Konservasi Candi Borobudur
Sesi I 13.00 – 15.00
15.00 – 15.30
(Moderator: Drs. Hr. Sadirin) Permasalahan Konservasi dan Penanganan Pelapukan Batu di Candi Borobudur -
Prof. Toshiya Matsui
-
Prof. Hans Leisen
-
Prof. Dr. Endang Tri Wahyuni, M.S.
Coffee Break Tekno Arkeologi Candi Borobudur
Sesi II 15.30 – 17.30
120’
(Moderator: Hari Setyawan, S.S) Kestabilan Stuktur Candi dan Bukit Borobudur -
Prof. Ir. Kabul Basah Suryolelono, Dip. H.E., DEA
-
Dr. Ichita Shimoda
-
Ir. Djoko Luknanto, M.Sc, Ph.D
120’
17.30 – 18.30
Free time
18.30 – 19.00
Perjalanan menuju Coffee Shop, Grand Artos Aerowisata Hotel and Convention
19.00 – 21.00
Welcome Dinne dan Pembukaan dan Pembukaan Pameran 100 Tahun Lembaga Purbakala Indonesia
21.00 – 21.30
Perjalanan kembali ke hotel Hari Kedua (Selasa, 12 November 2013) Candi Borobudur dan Ancamannya
Sesi III
(Moderator: Nahar Cahyandaru, S.Si.)
06.00 – 08.00
Breakfast
08.00 – 10.00
Ancaman Faktor Lingkungan terhadap Candi Borobudur
10.00 – 10.30
-
Prof. Dr. Sutikno
-
Dr. Harry Widianto
-
Ir. Helmy Murwanto, M.Si
Coffee Break
Candi Borobudur dan Kebudayaan Indonesia
Sesi IV 10.30 – 12.30
12.30 – 13.30
(Moderator: Dr. Mahirta, MA) Candi Borobudur dan Masyarakat Jawa Kuno -
Prof. Dr. Timbul Haryono, M.Sc
-
Prof. Dr. Hariani Santiko
-
Prof. Dr. Mudji Sutrisno
15.30 – 16.00 Sesi VI
120’
Lunch Candi Borobudur dan Pendidikan
Sesi V 13.30 – 15.30
120’
(Moderator: Dr. Mahirta, MA) Candi Borobudur untuk Pembangunan Karakter Bangsa -
Dr. Daud Aris Tanudirjo, M.A
-
Drs. Agus Murdiyastomo, M.Hum.
-
Masanori Nagaoka
Coffee Break Candi Borobudur dan Pelestarian Kawasan (Moderator: Dr. Mahirta, MA)
120’
16.00 – 17.30
Pelestarian Kawasan Strategis Nasional Borobudur -
Dr. Ir. Laretna T. Adhisakti, M.Arch.
-
Ir. Firman Hotorangan Napitupulu, MURP
17.30 – 19.00
Free time
19.00 – 21.00
Dinner di The Pamiluto Restaurant, Atria Hotel and Conference
90’
Opsional 17.30 – 18.00
Free time
18.00 – 19.00
Perjalanan menuju Teater Ramayana Prambanan
19.00 – 20.30
Pertunjukan Ramayana Ballet
20.30 – 21.30
Dinner di Prambanan Garden Resto
21.30 – 22.30
Perjalanan kembali ke hotel Hari Ketiga (Rabu, 13 November 2013) Pengelolaan Warisan Dunia
Sesi VII
(Moderator: Drs. Suyud Winarno, M.M)
06.00 – 08.00
Breakfast
08.00 – 10.00
Pengelolaan Candi Borobudur sebagai Warisan Dunia
10.00 – 10.30
-
Kai Weise
-
Drs. Gatot Gautama, MA
120’
Coffee Break Perumusan International Expert Meeting
Sesi VIII
(Moderator: Prof. Dr. Inajati Adrisijanti)
10.30 – 11.45
Diskusi perumusan rekomendasi 6th International Experts Meeting
75’
11.45 – 12.00
Closing Ceremony
15’
12.00 – 14.00
Perjalanan menuju Situs Liyangan (dengan lunch box)
14.00 – 16.00
Kunjungan Lapangan di Situs Liyangan
16.00 – 18.00
Perjalanan kembali ke hotel
17.00 – 18.00
Free time
18.00 – 21.00
Dinner di The Pamiluto Restaurant, Atria Hotel and Conference, disertai dengan live music
Hari Keempat (Kamis, 14 November 2013) 06.00 – 10.00
Breakfast
10.00 – 12.00
Free time
12.00 – 13.00
Check out
Biodata Pembicara Prof. Toshiya Matsui, lahir pada 1969 di Osaka, Jepang. Beliau bekerja di Nara National Research Institute for Cultural Properties dari 1992 sampai 1998 sebagai pekerja magang. Beliau mendapatkan gelar Ph.D. dalam teknologi dan ilmu pengetahuan alam dari Universitas Okayama pada 2000. Beliau mempunyai fasilitas untuk material arkeologis dan bersejarah seperti logam, batu bata, pigmen dan material organis. Beliau mempunyai keahlian dalam konservasi artefak dan perlakuan in-situ. Beliau banyak melakukan penelitian di Candi Borobudur dan situs-situs lainnya sebagai konservator batu.
Prof. Dr. Hans Leisen, lahir pada 1947 di Westingen, Jerman. Beliau mendapatkan gelar Ph.D. dari LudwigsMaximilian-University Munich pada 1985. Sejak 1990, beliau bekerja sebagai dosen Conservation Science: Konservasi dan Restorasi Batu dan Material Bangunan Berpori Lainnya di Cologne University of Applied Sciences, Institute of Conservation Sciences. Sejak 1995, beliau bekerja sebagai Direktur German Apsara Project di Candi Angkor, Kamboja. Dia telah meneliti Candi Borobudur sejak January 2012 dalam melakukan analisis teknis mendalam dan studi ilmiah mengenai tingkat keterawatan Candi Borobudur. Masanori Nagaoka, bekerja sebagai Kepala Unit Budaya UNESCO Office Jakarta sejak 2008. Beliau mendapatkan gelar master mengenai arkeologi dan sejarah seni dari Columbia University, New York, Amerika Serikat, dan saat ini sedang menempuh pendidikan untuk mendapatkan gelar Ph.D. pada World Heritage Studies di Tsukuba University, Jepang. Beliau telah terlibat dalam program pelestarian cagar budaya baik sebagai anggota LSM (1999-2004) maupun UNESCO (2004-sekarang). Dr. Ichita Shimoda, lulus dari Jurusan Arsitektur, Waseda University pada 1999, dan mendapatkan gelar Ph.D., juga dari Waseda University pada 2004. Beliau pernah bekerja sebagai penasehat teknis dari Japanese Government Team for Safeguarding Angkor dari 2007 sampai 2013. Saat ini beliau menjadi pengajar di sekolah pascasarjana Tsukuba University di program world heritage studies. Beliau merupakan anggota dari misi ahli UNESCO 1st Stage of Conservation/Restoration Work on Borobudur pada 2012.
Kai Weise, merupakan konsultan UNESCO dan fasilitator proyek untuk penyiapan Proses Manajemen Terpadu Warisan Dunia Taman Lumbini dan telah bekerja di Lumbini sejak 2005. Beliau juga telah menerbitkan buku berjudul “The Sacred Garden of Lumbini – The Birthplace of Lord Buddha” pada 2013, yang dipublikasikan atas kerjasama UNESCO dan LSM berbasis di Perancis, ‘Oriental Cultural Heritage Site Protection Alliance’.
Prof. Dr. Endang Tri Wahyuni, M.S., lahir pada 1962 di Cimahi, Indonesia. Beliau menamatkan gelar doktor pada 2003 di Jurusan Kimia, Universitas Gadjah Mada, program sandwich dengan Murdoch University Western Australia. Beliau adalah kepala laboratorium kimia analitis, pada Jurusan Kimia, Universitas Gadjah Mada. Dia telah terlibat di Candi Borobudur sejak awal 2000an sebagai narasumber penelitian.
Prof. Ir. Kabul Basah Suryolelono, Dip. H.E., DEA, lahir pada 1946 di Madiun, Indonesia. Beliau mendapatkan gelar Ph.D. pada teknik geoteknis dari Joseph Fourier University, Grenoble 1, Perancis, pada 1991. Beliau juga mendapatkan gelar diploma bagunan air dari International Institute for Hydraulics Engineering, Delft, Belanda pada 1980. Beliau telah menjadi narasuber penelitian bagi Candi Borobudur sejak awal 2000an, dan pada 2003 telah menerbitkan buku berjudul “Stabilization Analysis and Monitoring of the Borobudur Temple”. Ir. Djoko Luknanto, M.Sc., Ph.D., lahir pada 1956 di Bandung, Indonesia. Beliau mendapatkan gelar Ph.D. pada 1991 dari The University of Iowa, Iowa City, Amerika Serikat. Beliau mempunyai spesialisasi dalam manajemen sumberdaya air, hidrolis lingkungan, dsb. Beliau telah terlibat sebagai narasumber penelitian Candi Borobudur sejak awal 2000an mengenai stabilitas candi dan bukit Borobudur. Prof. Dr. Sutikno, lahir pada 1943 di Tulungagung, Indonesia. Beliau mendapatkan gelar Ph.D. mengenai geomorfologi pada 1981 dari Universitas Gadjah Mada. Beliau merupakan dosen di Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada dari 1971 sampai 2008. Beliau pernah menjadi editor ahli untuk Indonesian Journal of Geography serta Kepala Pusat Studi Bencana Alam, Universitas Gadjah Mada. Dr. Harry Widianto, lahir pada 1958, di Magelang, Indonesia. Beliau mendapatkan gelar master pada 1990 dan doktor pada 1993, keduanya mengenai paleoanthropologi dari Institut de Paleontologie Humaine, Museum National d’Historie Naturelle, Paris, Perancis. Beliau pernah menjadi Kepala Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran sampai dengan Juli 2013, ketika beliau dipromosikan menjadi Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Ir. Helmy Murwanto, M.Si., merupakan dosen di Jurusan Geologi, Universitas UPN Veteran. Beliau mendapatkan gelar master mengenai Geografi dari Universitas Gadjah Mada University, dan sekarang sedang menempuh
pendidikan untuk mendapatkan gelar doktor, juga dari Universitas Gadjah Mada. Beliau telah melakukan penelitian mengenai danau purba Borobudur sejak tahun 1996, dan pada 2005, sebuah film documenter telah dibuat dengan judul “Borobudur Teratai Di Atas Danau”. Prof. Dr. Timbul Haryono, M.Sc., lahir pada 1945 di Klaten, Indonesia. Beliau mendapatkan gelar master mengenai arkeologi Asia Tenggara pada 1982 dari University of Pennsylvania, Philadelphia, Amerika Serikat dan gelar doktor dari Universitas Gadjah Mada pada 1994. Beliau bekerja sebagai dosen di Jurusan Arkeologi, Universitas Gadjah Mada University sejak 1976, dan sekarang juga mengajar di Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada.
Prof. Dr. Hariani Santiko, merupakan dosen di Jurusan Arkeologi, Universitas Indonesia, sejak tahun 1972 sampai dengan sekarang. Dia mendapatkan gelar doktor mengenai Arkeologi Klasik (Periode Hindu-Buddha di Indonesia), pada 1987, dari Universitas Indonesia.Beliau juga menempuh dua pendidikan non-gelar, di University of Pennsylvania, Philadelphia, Amerika Serikat mengenai agama dan penghormatan pada dewa di Indian Amerika, pada 1978 – 1979, dan SOAS London serta Libraries of Leiden University mengenai penghormatan kepada Durga dan agama dan filosofi Hindu, pada 1980. Prof. Dr. Mudji Sutrisno, lahir pada 1954 di Surakarta, Indonesia. Beliau menamatkan pendidikan tingkat menengahnya di Seminari Menengah Mertoyudan, Magelang. Setelahh itu, beliau dikirim untuk belajar di Gregoriana University di Roma, Italia dan Ichigaya Sophia University di Tokyo, Jepang. Beliau merupakan seorang budayawan yang menaruh perhatian pada masalah kebangsaan dan beliau juga terkenal dalam merekontruksi teori kompleks kedalam kata yang mudah dipahami. Dr. Daud Aris Tanudirjo, M.A., merupakan lulusan dari Jurusan Arkeologi, Universitas Gadjah Mada University. Beliau mendapatkan gelar master pada 1991 dan gelar doktor pada 2002, keduanya dari The Australian National University, Australia. Beliau terlibat dalam berbagai kegiatan kebudayaan, seperti 30th Session of World Heritage Committee pada 2006. Beliau juga merupakan anggota tim ahli dalam perumusan dokumen nominasi bagi Cultural Landscape of Bali Province: Subak as Manifestation of Tri Hita Kirana Philosophy, yang telah diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada 2012.
Drs. Agus Murdiyastomo, M.Hum., merupakan dosen Pendidikan Sejarah di Universitas Negeri Yogyakarta. Beliau adalah lulusan S1 Sejarah dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 1985, kemudian mendapatkan gelar S2 Sejarah pada tahun 2001 dari universitas yang sama. Beliau banyak berkecimpung di bidang sejarah dan permuseuman dan aktif terlibat di berbagai seminar baik yang bertaraf nasional maupun internasional.
Dr. Ir. Laretna T. Adhisakti, M.Arch., merupakan dosen dan koordinator Pusat Konservasi Pusaka, Jurusan Arsitektur dan Perencanaan, Universitas Gadjah Mada. Beliau mendapatkan gelar doktor teknik dari Kyoto University, Jepang dan gelar master dari University of Wisconsin, Milwaukee, Amerika Serikat. Saat ini, beliau merupakan anggota dari Asian Academy for Heritage Management, dan UNESCO-ICCROM, serta ICOMOS. Beliau mendapatkan Nikkei Asia Prizes 2009 untuk Budaya, di Tokyo, Jepang.
Ir. Firman Hotorangan Napitupulu ,MURP, telah bekerja di Kementerian Pekerjaan Umum Indonesia selama 20 tahun. Beliau merupakan kepala sub-direktorat pengembangan kawasan, Direktorat Penataan Ruang Wilayah II, Kementerian Pekerjaan Umum. Beliau telah terlibat dalam penyusunan Kawasan Strategis Nasional Borobudur sejak tahun 2008.
Drs. Gatot Gautama, M.A., merupakan seorang arkeolog dan saat ini menjabat sebagai Sekretaris Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Beliau juga pernah menjadi kepala Museum Nasional Indonesia pada 2011 sampai dengan 2012. Saat ini beliau merupakan focal point nasional untuk warisan dunia.