Executive Summary
1.
Latar Belakang
Kota jika dilihat secara kepentingan ekonomi adalah kehidupan nonagraris, yang memiliki fungsi khas kultural, industri dan perdagangan. Perkembangan suatu kota erat kaitannya dengan perubahan pola pemanfaatan lahan. Perubahan tersebut membawa pengaruh terhadap berbagai kegiatan di dalamnya. Meningkatnya pertumbuhan penduduk mengakibatkan meningkatnya permintaan lahan untuk melakukan berbagai kegiatan, dimana pengguna lahan akan berusaha memaksimalkan pemanfaatan lahan yang tercermin dari semakin meningkatnya usaha-usaha pemanfaatan lahan. Kegiatankegiatan yang dianggap kurang menguntungkan dan kurang produktif akan dengan cepat tersaingi oleh kegiatan yang lebih menguntungkan dan produktif. Salah satu kegiatan yang produktif adalah kegiatan perdagangan (Tarigan, 2005). Kegiatan perdagangan, sejatinya berawal dari filosofi interaksi antara penjual dan pembeli. Interaksi yang terjadi adalah adanya pertukaran harta dalam hal ini uang dengan barang dan jasa, perpindahan hak dari harta dan barang/jasa seseorang kepada orang lain, adanya perolehan manfaat oleh kedua belah pihak, serta adanya regulasi atau peraturan yang berkaitan dengan legalitas jual beli. Interaksi tersebut membutuhkan ruang untuk mewadahi kegiatan jual beli yang ada. Pasar merupakan ruang untuk mewadahi kegiatan jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu. Dewasa ini istilah pasar dikategorikan kedalam pasar tradisional dan pasar modern. Hal mendasar yang membedakan keduanya adalah proses interaksi dan pola pengelolaan atau manajemen antara keduanya. Pada pasar tradisional yang pada umumnya dimiliki oleh pemerintah, terjadi interaksi langsung antara penjual dan pembeli, dengan proses tawar menawar. Sementara pasar modern, pada umumnya pembeli melakukan kegiatan secara swalayan, atau terdapat pramuniaga, dan sistem pembelian dilakukan dengan harga yang sudah ditetapkan, terdapat label harga. Pasar modern diantaranya adalah pertokoan, mall, plasa, minimarket, supermarket dan hipermarket. Keberadaan pasar, khususnya yang tradisional, merupakan salah satu indikator paling nyata kegiatan ekonomi masyarakat di suatu wilayah. Pasar tradisional sejatinya memiliki keunggulan bersaing alamiah yang tidak dimiliki secara langsung oleh pasar modern. Lokasi yang strategis, area penjualan yang luas, keragaman barang yang lengkap, harga yang rendah, sistem tawar menawar yang menunjukkan keakraban antara penjual dan pembeli merupakan keunggulan yang dimiliki oleh pasar tradisional.
Masterplan Pengembangan Pola Perpasaran Kota Semarang
1
Executive Summary Namun, selain menyandang keunggulan alamiah, pasar tradisional memiliki berbagai kelemahan yang telah menjadi karakter dasar yang sangat sulit diubah. Faktor desain dan tampilan pasar, atmosfir, tata ruang, tata letak, keragaman dan kualitas barang, promosi penjualan, jam operasional pasar yang terbatas, serta optimalisasi pemanfaatan ruang jual merupakan kelemahan terbesar pasar tradisional dalam menghadapi persaingan dengan pasar modern. Perkembangan jaman dan perubahan gaya hidup telah membuat eksistensi pasar tradisional menjadi sedikit terusik. Tidak dapat dipungkiri, bahwa keberadaan pasar modern dewasa ini sudah menjadi tuntutan dan konsekuensi dari gaya hidup modern yang berkembang di masyarakat. Proses modernisasi ini mempengaruhi pola aktivitas masyarakat terhadap perubahan fisik perkotaan yang ditandai dengan adanya pertumbuhan dan perkembangan pasar-pasar modern yang semakin marak. Perilaku masyarakat selaku konsumen sudah mulai bergeser dari pasar tradisonal ke pasar modern. Tidak hanya di kota metropolitan tetapi sudah merambah sampai kota kecil. Sangat mudah menjumpai minimarket, supermarket bahkan hipermarket yang tidak jauh dari kawasan tempat tinggal. Tercatat dari tahun 2001-2007, pertumbuhan pasar modern di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 11,8% (AC Nielsen, 2007). Fenomena modernisasi dan globalisasi ini terjadi di hampir semua perkotaan di Indonesia, diantaranya Kota Semarang. Kota Semarang, sesuai dengan visinya yaitu kota metropolitan yang religius, tertib dan berbudaya (Perda Kota Semarang No. 3 Tahun 2010), memiliki perkembangan perdagangan yang cukup kompetitif. Pada tahun 2010, jumlah pasar yang dimiliki Pemerintah Kota Semarang yang dikenal dengan pasar tradisional adalah sejumlah 47 pasar yang tersebar di seluruh Kota Semarang (Dinas Pasar Kota Semarang, 2010). Sedangkan, jumlah pasar modern, sampai dengan Tahun 2009 tercatat sejumlah 56 unit, belum termasuk diantaranya masih banyak minimarket yang tersebar di lingkungan permukiman (Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Semarang, 2009). Jumlah pasar modern ini diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan terbukanya peluang investasi di Kota Semarang dan era perdagangan global. Beberapa permasalahan berkaitan dengan keberadaan pasar tradisional dan modern saat ini antara lain sebagai berikut: Jumlah pedagang pasar tradisional yang terus meningkat belum diimbangi oleh ketersediaan ruang, fenomena ini ditunjukkan dengan banyaknya pedagang yang berjualan diluar bangunan pasar. Meningkatnya pasar-pasar modern, baik skala regional seperti supermarket dan hipermarket, sampai dengan skala lingkungan berupa minimarket yang dikelola pengusaha besar dan konglomerasi ritel bermunculan di kawasan permukiman di Kota Semarang, dinilai memiliki kecenderungan dalam mendesak eksistensi warung, toko dan pedagang pasar tradisional. Peningkatan sektor informal khususnya pedagang kaki lima (PKL), yang bermunculan seiring dengan keberadaan pasar, baik pasar tradisional dan pasar modern, seringkali menyebabkan permasalah pembangunan kota dengan keberadaannya yang tidak tertib. Kondisi pasar tradisional secara fisik tertinggal dari pasar modern, dikarenakan rendahnya tingkat kesadaran terhadap kedisiplinan, kebersihan dan ketertiban, maupun kurangnya perhatian terhadap pemeliharaan sarana fisik (kondisi lingkungan yang kotor, bau dan becek). Permasalahan konflik penggunaan ruang untuk kegiatan perdagangan dengan kegiatan pendukungnya, terutama kegiatan lalu lintas, sehingga banyak titiktitik kemacetan di sekitar lokasi pasar. Pada tahun 2007, pemerintah melalui Presiden Republik Indonesia, mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Hal ini sebagai regulasi untuk memberdayakan pasar tradisional agar dapat tumbuh dan berkembang serasi, saling memerlukan, saling memperkuat serta saling menguntungkan dengan perkembangan pusat perbelanjaan dan toko modern. Berdasarkan dari fenomena permasalahan dan peraturan tersebut, maka diperlukan suatu pemecahan penanganan masalah secara terstruktur, melalui disusunnya Masterplan Pasar oleh Pemerintah Kota
Masterplan Pengembangan Pola Perpasaran Kota Semarang
2
Executive Summary Semarang. Keberadaan Masterplan Pasar Kota Semarang diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan kebijakan penanganan pasar di Kota Semarang.
2.
Jumlah dan Pola Persebaran Kegiatan Pasar di Kota Semarang
2.1
Pasar Modern Pasar modern ini dibagi kemnali menjadi Hypermarket, Supermarket, Minimarket dan Pertokoan. Sedangkan untuk pasar tradisional dibedakan lagi berdasarkan skala pelayanan yaitu kota, wilayah dan lingkungan. Untuk hypermarket, di Kota Semarang hanya terdapat 11 dengan persebaran di Kecamatan Pedurungan (1 buah), Kecamatan Semarang Selatan (3 buah), Kecamatan Banyumanik (3 buah) dan paling banyak terdapat di Kecamatan Semarang Tengah ada 4 buah. Supermarket di Kota Semarang ada 23 buah dan terdapat di wilayah Kecamatan Pedurungan, Kecamatan Semarang Selatan, Kecamatan Seamrang Tengah, Kecamatan Banyumanik, Kecamatan candisari, Kecamatan Gayamsari, Kecamatan Ngaliyan, Kecamatan Semarang Barat, Kecamatan Semarang Timur, Kecamatan Tugu dan Kecamatan Gajahmungkur, dengan yang supermarket paling banyak di Kecamatan Semarang Barat. Minimarket yang ada didominasi oleh indomaret dan alfamart. Minimarket ini tersebar di seluruh wilayah kecamatan yang ada di Kota Semarang dengan jumlah 244 buah minimarket. Sama halnya dengan Minimarket, pertokoan yang ada di Kota Semarang juga menyebar di seluruh wilayah kecamatan yang ada di wilayah Kota Semarang dengan kisaran 3-80 buah pertokoan per kecamatan. Jumlah pertokoan sendiri yang ada di seluruh wilayah Kota Semarang sebanyak 445 buah. Jadi untuk pasar modern, jumlah keseluruhannya adalah 723 pasar modern. Tabel 1 Penyebaran Pasar Modern di Kota Semarang Tahun 2010 No
Kecamatan Hypermarket
1
Genuk
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Gunungpati Pedurungan Semarang Selatan Semarang Tengah Banyumanik Candisari Gayamsari Mijen Ngaliyan Semarang Barat Semarang Timur Semarang Utara Tembalang Tugu Gajahmungkur JUMLAH TOTAL
Supermarket
Pasar Modern Minimarket
Pertokoan
0
0
8
3
Jumlah Pasar 11
0 1 3 4 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11
0 3 2 3 2 1 1 0 2 4 1 0 0 1 3 23
7 44 18 11 28 8 4 8 14 23 11 10 29 6 15 244
9 51 40 51 41 19 14 11 29 34 17 20 80 7 19 445
16 99 63 69 74 28 19 19 45 61 29 30 109 14 37 723
2.2.
Pasar Tradisional Pasar tradisional di Kota Semarang secara keseluruhan sebanyak 67 buah dengan pembagian berdasarkan skala pelayanan (baik itu kota, wilayah dan lingkungan). Untuk pasar kota sebanyak 9 buah hanya terdapat pada Kecamatan Semarang Selatan, Kecamatan Semarang Tengah, Kecamatan Banyumanik, Kecamatan Ngaliyan dan Kecamatan Semarang Timur, dengan Kecamatan Semarang Selatan dan Semarang Tengah memiliki jumlah pasar kota terbesar yaitu masing masing 3 buah. Sedangkan pasar wilayah terdapat pada Kecamatan Gunungpati (1 buah), Kecamatan Pedurungan (2buah), Kecamatan Semarang Selatan (3 buah), Semarang Tengah (5 buah), Candisari (2 buah), Gayamsari dan Mijen masing masing 1 buah, Kecamatan Ngaliyan 2 buah, dan Kecamatan Semarang Barat 4 buah, sehingga jumlah pasar
Masterplan Pengembangan Pola Perpasaran Kota Semarang
3
Executive Summary wilayah yang ada di Kota Semarang sebanyak 21 buah. Selain itu juga terdapat pasar skala lingkungan dengan lokasi yang rata rata menyebar di wilayah Kota Semarang dengan jumlah total 37 buah dengan kecamatan yang ada adalah Kecamatan Genuk, Pedurungan, Banyumanik, Gayamsari, Mijen, Ngaliyan, Semarang Barat, Semarang Timur, Semarang Utara, Tembalang, Tugu, dan Gajahmungkur. Tabel 2 Penyebaran Pasar Tradisional di Kota Semarang Tahun 2010 No
Kecamatan Pasar Kota
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Genuk Gunungpati Pedurungan Semarang Selatan Semarang Tengah Banyumanik Candisari Gayamsari Mijen Ngaliyan Semarang Barat Semarang Timur Semarang Utara Tembalang Tugu Gajahmungkur JUMLAH TOTAL
0 0 0 3 3 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 9
Pasar Tradisional Pasar Pasar wilayah lingkungan 0 4 1 0 2 3 3 0 5 0 0 4 2 0 1 1 1 1 2 1 0 2 4 4 0 13 0 2 0 1 0 1 21 37
Masterplan Pengembangan Pola Perpasaran Kota Semarang
Jumlah Pasar Tradisional 4 1 5 6 8 5 2 2 2 4 3 8 13 2 1 1 67
4
Executive Summary
1
5
Masterplan Pengembangan Pola Perpasaran Kota Semarang
5
Executive Summary 3.
Tujuan Pengembangan Pola Perpasaran Kota Semarang
Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa kondisi perpepasaran Kota Semarang berkembang cukup pesat. Perkembangan ini merupakan dampak dari pertumbuhan ekonomi. Permasalah dari pekembangan perpasaran Kota Semarang adalah belum dimilikinya cetal biru pengembangan perpasaran sehingga perkembangan pasar modern dan tradisional tidak memiliki konsep yang jelas. Mempertimbangkan permasalahan, kebijakan pembangunan dan kebijakan penataan ruang maka tujuan pengembangan sistem perpasaran Kota Semarang ditetapkan sebagai berikut : mewujudkan perpasaran yang berkualitas dalam mewujudkan Kota Semarang sebagai pusat perdagangan dan jasa berkala internasional.
4.
Kebijakan dan Strategi Pengembangan Perpasaran Kota Semarang Kebijakan pengembangan perpasaran Kota Semarang meliputi : a. Pengaturan pengembangan kegiatan perpasaran. b. Pengaturan lokasi pengembangan pasar modern dan tradisional berdasarkan skala usaha dan skala pelayanannya. c. Penetapan kualitas pasar modern dan tradisional. d. Pengembangan kegiatan perdagangan formal dengan kegiatan perdagangan informal terpadu. e. Penetapan kebijakan pengembangan sistem perpasaran oleh pemerintah dan swasta/masyarakat. Dengan kebijakan diatas maka, langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan pengembangan sistem perpasaran Kota Semarang ditetapkan sebagai berikut : a. Strategi pengaturan pengembangan kegiatan perpasaran meliputi : 1. Mengembangkan pasar modern dengan standar kualitas internasional di kawasan pusat kota. 2. Mengembangkan pasar tradisional dengan karakteristik komoditas khusus. 3. Mengembangkan pasar komoditas hasil agro, sebagai fasilitas pengumpul dan pemasaran hasil pertanian Kota Semarang dan daerah disekitarnya. 4. Mengatur jarak antar pengembangan pasar modern dan tradisional. b. Strategi pengaturan lokasi pengembangan pasar modern dan tradisional berdasarkan skala usaha dan skala pelayanannya meliputi : 1. Mengatur dan mengarahkan pengembangan pasar modern dan tradisional skala pelayanan regional dan nasional di kawasan pusat kota. 2. Mengatur dan mengarahkan pengembangan pasar modern dan tradisional skala pelayanan kota di masing-masing BWK 3. Mengatur dan mengarahkan pengembangan pertokoan dan ritail modern serta pasar lingkungan di masing-masing pusat blok lingkungan c. Strategi penetapan kualitas pasar modern dan tradisional meliputi : 1. Menetapkan jumlah pedagang pada masing-masing pasar modern dan tradisional. 2. Menyediakan prasarana dan fasilitas penunjang aktivitas pasar berdasarkan skala kegiatan baik pasar modern dan tradisional. 3. Meningkatkan aksesbilitas pasar modern dan tradisional skala pelayanan nasional, regional, kota dengan penyediaan rute angkutan umum BRT. d. Strategi pengembangan kegiatan perdagangan formal dengan kegiatan perdagangan informal terpadu meliputi : 1. Mengatur setiap pengembangan pasar modern agar menyediakan ruang untuk kegiatan sektor informal. 2. Mengatur muatan komoditas lokal disetiap pusat perbelajaan pasar modern
Masterplan Pengembangan Pola Perpasaran Kota Semarang
6
Executive Summary e. Strategi penetapan kebijakan pengembangan sistem perpasaran oleh pemerintah dan swasta/masyarakat meliputi : 1. Mengembangkan sistem kelembangaan pembangunan perpasaran 2. Menetapkan hak dan kewajiban pemerintah dalam pembangunan sistem perprasaran 3. Menetapkan hak dan kewajiban swasta dalam pembangunan sistem perparasaran
5.
Rencana Pengembangan Semarang
Kegiatan
Perpasaran
Kota
Pengembangan struktur kegiatan perpasaran Kota Semarang direncanakan berdasarkan kebijakan penataan ruang Kota Semarang khususnya pengembangan struktur pelayanan kegiatan. Rencana Struktur pelayanan kegiatan Kota Semarang berdasarkan RTRW Kota Semarang 2010-2030 adalah sebagai berikut :
Pengembangan Pusat Pelayanan Kota (PPK) Pengembangan kegiatan dalam kawasan pusat pelayanan kota (PPK) diarahkan untuk memiliki skala regional atau nasional, hal ini juga merupakan perwujudan dari peran Kota Semarang sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) sesuai amanah Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Kawasan yang menjadi bagian dari pusat pelayanan kota (PPK) Kota Semarang meliputi Kecamatan Semarang Tengah, Kecamatan Semarang Selatan, Kecamatan Semarang Utara, Kecamatan Semarang Barat, Kecamatan Semarang Timur Terkait dengan pengembangan perpasaran maka kebijakan yang di kembangkan pada kawasan Pusat Pelayanan Kota (PPK) Kota Semarang adalah : 1. Pengembangan Pasar Modern a. Diarahkan pada pengembangan kegiatan pasar modern pelayanan regional/ nasional dengan bentuk supermarket, hypermarket dan jasa perkulakan. b. Pengembangan supermarket, hypermarket dan jasa perkulakan di kawasan ini wajib menyediakan fasilitas yang menjamin supermarket, hypermarket dan jasa perkulakan bersih, sehat (hygienis), aman, tertib dan ruang publik yang nyaman. c. Pengembangan jasa perkulakan di kawasan ini diarahkan pada lokasi yang dilayani sistem jaringan jalan sekurang-kurangnya jalan arteri. d. Pengembangan supermarket dan hypermarket di kawasan ini diarahkan pada lokasi yang dilayani sistem jaringan jalan sekurang-kurangnya jalan kolektor atau arteri. e. Pengembangan supermarket dan hypermarket di kawasan ini wajib menyediakan ruang-ruang untuk sektor informal. Kegiatan informal yang ada di kawasan ini diwajibkan mengikuti pola standar pelayanan perdagangan modern (termasuk berstandar pelayanan internasional). 2. Pengembangan Pasar Tradisional a. Diarahkan pada pengembangan kegiatan pasar tradisional skala pelayanan regional/ nasional dengan bentuk pasar Kota. b. Pasar Kota yang dikembangkan di kawasan ini diarahkan untuk memiliki ciri khusus, sehingga dapat berkembang/ bertahan dengan ciri khususnya dari tekanan pasar modern di pusat kota.
Pengembangan Sub Pelayanan Kota (SPK) Pengembangan kegiatan dalam kawasan sub pelayanan kota (SPK) diarahkan pada kegiatan yang memiliki skala pelayanan sebagian kota dan atau skala pelayanan bagian wilayah kota (BWK). 1. Pengembangan Pasar Modern a. Diarahkan pada pengembangan kegiatan perpasaran skala pelayanan kota atau sebagian wilayah kota dengan bentuk supermarket dan hypermarket.
Masterplan Pengembangan Pola Perpasaran Kota Semarang
7
Executive Summary b. Pengembangan supermarket dan hypermarket di kawasan ini diarahkan pada lokasi yang dilayani sistem jaringan jalan sekurangkurangnya jalan kolektor atau arteri. c. Pengembangan supermarket dan hypermarket di kawasan ini wajib menyediakan ruang-ruang untuk sektor informal. Kegiatan informal yang ada di kawasan ini tentunya juga dituntut untuk mengikuti pola standar pelayanan perdagangan modern. d. Pengembangan supermarket dan hypermarket di kawasan ini wajib menyediakan ruang-ruang untuk sektor informal 2. Pengembangan Pasar Tradisional a. Diarahkan pada pengembangan kegiatan perpasaran skala pelayanan kota atau sebagian wilayah kota dengan bentuk pasar wilayah. b. Pengembangan pasar wilayah di kawasan ini diarahkan pada lokasi yang dilayani sistem jaringan jalan sekurang-kurangnya jalan kolektor atau arteri. c. Pasar wilayah yang dikembangkan di kawasan ini merupakan pasar umum yang menyediakan kebutuhan seluruh penduduk yang ada di sekitar lokasi pasar ini.
Pengembangan Pelayanan Lingkungan (PL) Pengembangan kegiatan dalam kawasan pelayanan lingkungan (PL) diarahkan pada kegiatan yang memiliki skala pelayanan sebagian bagian wilayah kota (BWK) atau skala pelayanan blok lingkungan. Kawasan yang menjadi bagian dari kawasan pelayanan lingkungan (PL) di Kota Semarang meliputi: a. BWK I meliputi : 1. pusat lingkungan I.1 terdapat di Kelurahan Sekayu dengan daerah pelayanan Kelurahan Pindrikan Lor, Kelurahan Pindrikan Kidul, Kelurahan Pandansari, Kelurahan Kembang Sari, Kelurahan Bangunharjo, Kelurahan Kauman, Kelurahan Kranggan, Kelurahan Purwodinatan, Kelurahan Miroto, Kelurahan Pekunden, Kelurahan Gabahan, Kelurahan Brumbungan, Kelurahan Jagalan, Kelurahan Karang kidul; 2. pusat lingkungan I.2 terdapat di Kelurahan Kemijen dengan daerah pelayanan Kelurahan Rejomulyo, Mlatiharjo, Mlatibaru, Kebonagung, Bugangan 3. pusat lingkungan I.3 terdapat di Kelurahan Rejosari dengan daerah pelayanan Kelurahan Sarirejo, Kelurahan Karangturi, Kelurahan Karangtempel; 4. pusat lingkungan I.4 terdapat di Kelurahan Mugasari dengan daerah pelayanan Kelurahan Bulustalan, Kelurahan Barusari, Kelurahan Randusari; dan 5. pusat lingkungan I.5 terdapat di Kelurahan Peterongan dengan daerah pelayanan Kelurahan Pleburan, Kelurahan Wonodri, Kelurahan Lamper Lor, Kelurahan Lamper Kidul, Kelurahan Lamper Tengah b. BWK II meliputi : 1. pusat lingkungan II.1 terdapat di Kelurahan Sampangan dengan daerah pelayanan Kelurahan Petompon, Kelurahan Bendan Ngisor, Kelurahan Bendan Dhuwur; 2. pusat lingkungan II.2 terdapat di Kelurahan Gajahmungkur dengan daerah pelayanan Kelurahan Bendungan, Kelurahan Lempongsari, Kelurahan Karangrejo; 3. pusat lingkungan II.3 terdapat di Kelurahan Candi dan Kelurahan Wonotingal dengan daerah pelayanan Kelurahan Kaliwiru, Kelurahan Candi, Kelurahan Tegalsari; dan 4. pusat lingkungan II.4 terdapat di Kelurahan Jatingaleh dengan daerah pelayanan Kelurahan Jomblang, Kelurahan Karanganyar Gunung. c. BWK III meliputi :
Masterplan Pengembangan Pola Perpasaran Kota Semarang
8
Executive Summary
d.
e.
f.
g.
h.
1. pusat lingkungan III.1 terdapat di Kelurahan Tanjungmas dengan daerah pelayanan Kelurahan Bandarharjo; 2. pusat lingkungan III.2 terdapat di Kelurahan Kuningan dengan daerah pelayanan Kelurahan Purwosari, Kelurahan Dadapsari; 3. pusat lingkungan III.3 terdapat di Kelurahan Panggung Lor dengan daerah pelayanan Kelurahan Panggung Kidul, Kelurahan Plombokan, Kelurahan Bulu Lor; 4. pusat lingkungan III.4 terdapat di Kelurahan Tawangmas dengan daerah pelayanan Kelurahan Tawangsari, Kelurahan Krobokan, Kelurahan Tambakharjo, Kelurahan Karangayu; 5. pusat lingkungan III.5 terdapat di Kelurahan Cebean dengan daerah pelayanan Kelurahan Salaman Mloyo, Kelurahan Bojongsalaman, Kelurahan Ngemplak Simangon, Kelurahan Bongsari; 6. pusat lingkungan III.6 terdapat di Kelurahan Manyaran dengan daerah pelayanan Kelurahan Girikdrono, Kelurahan Kalibanteng Kidul; dan 7. pusat lingkungan III.7 terdapat di Kelurahan Kalibanteng Kulon dengan daerah pelayanan Kelurahan Krapyak, Kelurahan Kembangarum. BWK IV meliputi : 1. pusat lingkungan IV.1 terdapat di Kelurahan Terboyo Wetan dengan daerah pelayanan Kelurahan Terboyo Kulon, Kelurahan Trimulyo, Kelurahan Muktiharjo Lor, Kelurahan Gebangsari, Kelurahan Genuksari, Kelurahan Bangetayu Kulon 2. pusat lingkungan IV.2 terdapat di Kelurahan Banjardowo dengan daerah pelayanan Kelurahan Karangroto, Kudu, Kelurahan Kelurahan Sambungharjo, Kelurahan Bangetayu Wetan, Kelurahan Penggaron Lor BWK VI meliputi : 1. pusat lingkungan V.1 terdapat di Kelurahan Kaligawe dengan daerah pelayanan Kelurahan Tambakrejo, Kelurahan Sawah Besar; 2. pusat lingkungan V.2 terdapat di Kelurahan Gayamsari dengan daerah pelayanan Kelurahan Sambirejo, Kelurahan Siwalan, Kelurahan Pandean Lamper; 3. pusat lingkungan V.3 terdapat di Kelurahan Tlogosari Kulon dengan daerah pelayanan Kelurahan Muktiharjo Kidul; 4. pusat lingkungan V.4 terdapat di Kelurahan Palebon dengan daerah pelayanan Kelurahan Kalicari, Kelurahan Gemah; dan 5. pusat lingkungan V.5 terdapat di Kelurahan Pedurungan Kidul dengan daerah pelayanan Kelurahan Tlogosari Wetan, Kelurahan Tlogomulyo, Kelurahan Pedurungan Tengah, Kelurahan Pedurungan Lor, Kelurahan Plamongansari, Kelurahan Penggaron Kidul. BWK VI meliputi : 1. pusat lingkungan VI.1 terdapat di Kelurahan Bulusan dengan daerah pelayanan Kelurahan Tembalang, Kelurahan Mangunharjo, Kelurahan Kramas, Kelurahan Meteseh, Kelurahan Rowosari; 2. pusat lingkungan VI.2 terdapat di Kelurahan Sendangmulyo dengan daerah pelayanan Kelurahan Kedungmundu; dan 3. pusat lingkungan VI.3 terdapat di Kelurahan Sambiroto dengan daerah pelayanan Kelurahan Sendangguwo, Kelurahan Tandang, Kelurahan Jangli. BWK VII meliputi : 1. pusat lingkungan VII.1 terdapat di Kelurahan Ngesrep dengan daerah pelayanan Kelurahan Tinjomoyo, Kelurahan Srondol Kulon, Kelurahan Sumurboto; 2. pusat lingkungan VII.2 terdapat di Kelurahan Pedalangan dengan daerah pelayanan Kelurahan Srondol Wetan, Kelurahan Padangsari; dan 3. pusat lingkungan VII.3 terdapat di Kelurahan Gedawang dengan daerah pelayanan Kelurahan Banyumanik, Kelurahan Jabungan, Kelurahan Pudakpayung. BWK VIII meliputi : 1. pusat lingkungan VIII.1 terdapat di Kelurahan Nongkosawit dengan daerah pelayanan Kelurahan Gunungpati, Kelurahan Plalangan, Kelurahan Cepoko,
Masterplan Pengembangan Pola Perpasaran Kota Semarang
9
Executive Summary
i.
j.
Kelurahan Jatirejo, Kelurahan Kandri, Kelurahan Pongangan, Kelurahan Sadeng; dan 2. pusat lingkungan VIII.2 terdapat di Kelurahan Sekaran dengan daerah pelayanan Kelurahan Sumurejo, Kelurahan Pakintelan, Kelurahan Mangunsari, Kelurahan Ngijo, Kelurahan Patemon, Kelurahan Kalisegoro, Kelurahan Sukorejo BWK IX meliputi : 1. pusat lingkungan IX.1 terdapat di Kelurahan Kedungpane dengan daerah pelayanan Kelurahan Jatibarang, Keluraha Pesantren; 2. pusat lingkungan IX.2 terdapat di Kelurahan Mijen dengan daerah pelayanan Kelurahan Wonolopo, Kelurahan Ngadirgo, Kelurahan Wonoplumbon; 3. pusat lingkungan IX.3 terdapat di Kelurahan Cangkiran dengan daerah pelayanan Kelurahan Bubakan, Kelurahan Tambangan, Kelurahan Jatisari; dan 4. pusat lingkungan IX.4 terdapat di Kelurahan Purwosari dengan daerah pelayanan Kelurahan Polaman, Kelurahan Karangmalang. BWK X meliputi : 1. pusat lingkungan X.1 terdapat di Kelurahan Ngaliyan dengan daerah pelayanan Kelurahan Bamban Kerep, Kelurahan Kalipancur, Kelurahan Purwoyoso; 2. pusat lingkungan X.2 terdapat di Kelurahan Tambakaji dengan daerah pelayanan Kelurahan Wonosari, Kelurahan Gondoriyo, Kelurahan Beringin, Kelurahan Wates, Kelurahan Podorejo; dan 3. pusat lingkungan X.3 terdapat di Kelurahan Mangunharjo dengan daerah pelayanan Kelurahan Mangkang Kulon, Kelurahan Mangkang Wetan, Kelurahan Randugarut, Kelurahan Karanganyar, Kelurahan Tugurejo, Kelurahan Jerakah. Terkait dengan pengembangan perpasaran maka kebijakan yang di kembangkan pada kawasan pelayanan lingkungan (PL) di Kota Semarang adalah: 1. Pengembangan Pasar Modern a. Diarahkan pada pengembangan kegiatan perpasaran skala pelayanan kota atau sebagian wilayah kota dengan bentuk minimarket dan pertokoan. b. Pengembangan minimarket dan pertokoan di kawasan ini diarahkan pada lokasi yang dilayani sistem jaringan jalan sekurang-kurangnya jalan lingkungan. c. Pengembangan minimarket di kawasan ini wajib menyediakan ruang untuk sektor informal. 2. Pengembangan Pasar Tradisional a. Diarahkan pada pengembangan kegiatan perpasaran skala pelayanan kota atau sebagian wilayah kota dengan bentuk pasar lingkungan. b. Pengembangan pasar lingkungan di kawasan ini diarahkan pada lokasi yang dilayani sistem jaringan jalan sekurang-kurangnya jalan lingkungan. c. Pasar lingkungan yang dikembangkan di kawasan ini merupakan pasar umum yang menyediakan kebutuhan seluruh penduduk yang ada di sekitar lokasi pasar ini.
6.
Rencana Peraturan Kegiatan Pasar dan Pemanfaatan Ruang 6.1 Peraturan Kegiatan Pasar dan Pemanfaatan Ruang Blok I Blok I memiliki fungsi sebagai pengembangan kawasan Pusat Pelayanan Kota, sehingga kegiatan perpasaran yang ada didalamnya merupakan kegiatan dengan pelayanan skala kota dan bagian wilayah kota. Zona pemanfaatan ruang yang ada terdiri atas kawasan konservasi semapadan
Masterplan Pengembangan Pola Perpasaran Kota Semarang
10
Executive Summary sungai (LSS), hutan kota (BH), Kawasan Industri (BI), kawasan khusus militer (BKM), kawasan olahraga (BPO), Kawasan Pelayanan Umum (BPU), Kawasan Pemakaman Umum (BMU), Kawasan Pendidikan (BPD), Kawasan Pengelolaan Khusus (BKK), Kawasan Perdagangan dan Jasa (BPK), Kawasan Perkantoran (BPP), Kawasan Permukiman, Perdagangan dan jasa (BPC), Kawasan Perumahan dan Permukiman (BP), Kawasan Wisata dan Budaya (BWB). Adapun peraturan kegiatan pasar dan pemanfaatan ruang pada blok ini adalah sebagai berikut: Tabel 3 Peraturan Kegiatan dan Pemanfaatan Ruang Blok I Pasar Pasar Modern Pasar Tradisional Zona Hy Sp Mn Pt K W L PUSAT PELAYANAN KOTA LSS BH BI BKM BPO BPU BMU BPD BKK BPK BPP BPC BP BWB
X X X X B T X X X I B I B B
LSS BH BI BKM BPO BPU BMU BPD BKK BPK BPP BPC BP BWB
X X X X X I X X X I X B X X
LSS BH BI BKM BPO BPU BMU BPD BKK BPK BPP BPC
X X X X X X X X X X X X
X X B X B B X X X I X I X X
X X X X X X X X B X B T X X X B X X I I B T T T T T B B SUB PUSAT KOTA X X X X X X X X X X X X X X X B B T X X X X X B X X X I I I X X T I I T X B T B B B PUSAT LINGKUNGAN X X X X X X X X X X X X X X T X I I X X X X B B X X X X I I X X B X I I
X X X X X B X X X I X B X X
X X X X X X X X X I X B B X
X X X X X X X X X B X B X X
X X X X X X X X X B X B X X
X X X X X X X X X I X B B X
X X X X X X X X X B X B X X
X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X
X X X X X B X X X I X I
Masterplan Pengembangan Pola Perpasaran Kota Semarang
11
Executive Summary Pasar Zona BP BWB
Hy X X
Pasar Modern Pasar Tradisional Sp Mn Pt K W L X B T X X B X B T X X X KAWASAN LAINNYA/PERMUKIMAN X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X B X X X X X I X X X X X X X X X X X T X X X X X X X X X X X I X X T X X B X X X X X I X X T X X B X X B X X T X X X
LSS X BH X BI X BKM X BPO X BPU X BMU X BPD X BKK X BPK X BPP X BPC X BP X BWB X Keterangan: Hy = Hypermarket Sp = Supermarket Mn = Minimarket Pt = Pertokoan K = Skala Kota W = Skala wilayah L = Skala lingkungan
6.2 Peraturan Kegiatan Pasar dan Pemanfaatan Ruang Blok II Blok II memiliki fungsi sebagai pengembangan kawasan Sub–Pusat Kota, sehingga kegiatan perpasaran yang ada didalamnya merupakan kegiatan dengan pelayanan skala kota dan bagian wilayah kota. Zona pemanfaatan ruang yang ada terdiri atas kawasan konservasi (LK), kawasan khusus militer (BKM), kawasan olahraga (BPO), Kawasan Pelayanan Umum (BPU), Kawasan Pemakaman Umum (BMU), Kawasan Pendidikan (BPD), Kawasan Perdagangan dan Jasa (BPK), Kawasan Perkantoran (BPP), Kawasan Permukiman, Perdagangan dan jasa (BPC), Kawasan Perumahan dan Permukiman (BP), Kawasan Wisata dan Budaya (BWB). Adapun peraturan kegiatan pasar dan pemanfaatan ruang pada blok ini adalah sebagai berikut:
Pasar Zona LK BKM BPO BPU BMU BPD BPK BPP BPC BP
Tabel 4 Peraturan Kegiatan dan Pemanfaatan Pasar Modern Hy Sp Mn Pt SUB PUSAT KOTA X X X X X X X X X X X T X X B T X X X X X X B B B B I I X X B B X X T I X X X I
Ruang Blok II Pasar Tradisional K W L X X X X X X I X B X
Masterplan Pengembangan Pola Perpasaran Kota Semarang
X X X X X X B X T X
X X X X X X B X X X
12
Executive Summary Pasar Zona BWB
Hy X
LK BKM BPO BPU BMU BPD BPK BPP BPC BP BWB
X X X X X X X X X X X
LK BKM BPO BPU BMU BPD BPK BPP BPC BP BWB
X X X X X X X X X X X
Pasar Modern Pasar Tradisional Sp Mn Pt K W L X T T X X X PUSAT LINGKUNGAN X X X X X X X X X X X X X X X X X X X B T X X B X X X X X X X X B X X X X B I X X I X X B X X X X T I X X I X T T X X B X T T X X X KAWASAN LAINNYA/PERMUKIMAN X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X B X X X X X X X X X X X X X X X X B I X X T X X T X X X X B T X X B X B T X X X X B T X X X
Keterangan: Hy = Hypermarket Sp = Supermarket Mn = Minimarket Pt = Pertokoan K = Skala Kota W = Skala wilayah L = Skala lingkungan
6.3 Peraturan Kegiatan Pasar dan Pemanfaatan Ruang Blok III Blok III memiliki fungsi sebagai pengembangan kawasan Sub–Pusat Kota, sehingga kegiatan perpasaran yang ada didalamnya merupakan kegiatan dengan pelayanan skala kota dan bagian wilayah kota. Zona pemanfaatan ruang yang ada terdiri atas kawasan konservasi sempadan pantai (LSP), kawasan konservasi (LK), kawasan industri (BI), kawasan khusus militer (BKM), kawasan olahraga (BPO), Kawasan Pelayanan Umum (BPU), Kawasan Pemakaman Umum (BMU), Kawasan Pendidikan (BPD), kawasan Pengelolaan Khusus (BKK), Kawasan Perdagangan dan Jasa (BPK), Kawasan Perikanan (BTI), Kawasan Perkantoran (BPP), Kawasan Permukiman, Perdagangan dan jasa (BPC), Kawasan Perumahan dan Permukiman (BP), Kawasan Wisata dan Budaya (BWB). Adapun peraturan kegiatan pasar dan pemanfaatan ruang pada blok ini adalah sebagai berikut:
Masterplan Pengembangan Pola Perpasaran Kota Semarang
13
Executive Summary Tabel 5 Peraturan Kegiatan dan Pemanfaatan Ruang Blok III Pasar Pasar Modern Pasar Tradisional Zona Hy Sp Mn Pt K W L SUB PUSAT KOTA LSP X X X X X X X LK X X X X X X X BI X X X X X X X BKM X X X X X X X BPO X X X X X X X BPU X X B B X X X BMU X X X X X X X BPD X X X T X X X BKK X X X X X X X BPK B I I I I I I BTI X X X X X X X BPP X X B T X X X BPC X B T B X I B BP X X T T X X B BWB X X T T X X I PUSAT LINGKUNGAN LSP X X X X X X X LK X X X X X X X BI X X X X X X X BKM X X X X X X X BPO X X X T X X X BPU X X T T X X X BMU X X X X X X X BPD X X B B X X X BKK X X X X X X X BPK X X B B X X I BTI X X X X X X X BPP X X B T X X X BPC X X B T X X T BP X X T T X X T BWB X X B B X X X KAWASAN LAINNYA/PERMUKIMAN LSP X X X X X X LK X X X X X X BI X X X X X X BKM X X X X X X BPO X X X X X X BPU X X X X X X BMU X X X X X X BPD X X X X X X BKK X X X X X X BPK X X X X X T BTI X X X X X X BPP X X X X X X BPC X X X X X T BP X X X X X B BWB X X X X X X Keterangan: Hy = Hypermarket Sp = Supermarket
Masterplan Pengembangan Pola Perpasaran Kota Semarang
14
Executive Summary Mn Pt K W L
= Minimarket = Pertokoan = Skala Kota = Skala wilayah = Skala lingkungan
6.4 Peraturan Kegiatan Pasar dan Pemanfaatan Ruang Blok IV Blok IV memiliki fungsi sebagai pengembangan kawasan Sub–Pusat Kota, sehingga kegiatan perpasaran yang ada didalamnya merupakan kegiatan dengan pelayanan skala kota dan bagian wilayah kota. Zona pemanfaatan ruang yang ada terdiri atas kawasan konservasi sempadan pantai (LSP), kawasan konservasi (LK), kawasan industri (BI), kawasan khusus militer (BKM), kawasan olahraga (BPO), Kawasan Pelayanan Umum (BPU), Kawasan Pemakaman Umum (BMU), Kawasan Pendidikan (BPD), kawasan Pengelolaan Khusus (BKK), Kawasan Perdagangan dan Jasa (BPK), Kawasan Perikanan (BTI), Kawasan Perkantoran (BPP), Kawasan Permukiman, Perdagangan dan jasa (BPC), Kawasan Perumahan dan Permukiman (BP), Kawasan Wisata dan Budaya (BWB). Adapun peraturan kegiatan pasar dan pemanfaatan ruang pada blok ini adalah sebagai berikut: Tabel 6 Peraturan Kegiatan dan Pemanfaatan Ruang Blok IV Pasar Pasar Modern Pasar Tradisional Zona Hy Sp Mn Pt K W L SUB PUSAT KOTA LK X X X X X X X BI X X X X X X X BPO X X X X X X X BPU X X X X X X X BMU X X X X X X X BPD X X X T X X X BPK B I I I I I I BTI X X X X X X X BPP X X X T X X X BPC X X B B X B B BTLB X X X X X X X BP X X X T X X B BWB X X X T X X X PUSAT LINGKUNGAN LK X X X X X X X BI X X X X X X X BPO X X X X X X X BPU X X X T X X X BMU X X X X X X X BPD X X X B X X X BPK X X T T X B B BTI X X X X X X X BPP X X X B X X X BPC X X B T X X T BTLB X X X X X X X BP X X X T X X B BWB X X X T X X X KAWASAN LAINNYA/PERMUKIMAN LK X X X X X X X
Masterplan Pengembangan Pola Perpasaran Kota Semarang
15
Executive Summary Pasar Zona BI BPO BPU BMU BPD BPK BTI BPP BPC BTLB BP BWB
Hy X X X X X X X X X X X X
Pasar Modern Sp Mn X X X X X X X X X X X B X X X X X B X X X X X X
Pt X X X X X I X X T X B X
K X X X X X X X X X X X X
Pasar Tradisional W L X X X X X X X X X X X I X X X X X I X X X B X X
Keterangan: Hy = Hypermarket Sp = Supermarket Mn = Minimarket Pt = Pertokoan K = Skala Kota W = Skala wilayah L = Skala lingkungan
6.5 Peraturan Kegiatan Pasar dan Pemanfaatan Ruang Blok V Blok V memiliki fungsi sebagai pengembangan kawasan Sub–Pusat Kota, sehingga kegiatan perpasaran yang ada didalamnya merupakan kegiatan dengan pelayanan skala kota dan bagian wilayah kota. Zona pemanfaatan ruang yang ada terdiri atas kawasan konservasi sempadan pantai (LSP), kawasan konservasi (LK), kawasan industri (BI), kawasan khusus militer (BKM), kawasan olahraga (BPO), Kawasan Pelayanan Umum (BPU), Kawasan Pemakaman Umum (BMU), Kawasan Pendidikan (BPD), kawasan Pengelolaan Khusus (BKK), Kawasan Perdagangan dan Jasa (BPK), Kawasan Perikanan (BTI), Kawasan Perkantoran (BPP), Kawasan Permukiman, Perdagangan dan jasa (BPC), Kawasan Perumahan dan Permukiman (BP), Kawasan Wisata dan Budaya (BWB). Adapun peraturan kegiatan pasar dan pemanfaatan ruang pada blok ini adalah sebagai berikut: Tabel 7 Peraturan Kegiatan dan Pemanfaatan Ruang Blok V Pasar Pasar Modern Pasar Tradisional Zona Hy Sp Mn Pt K W L SUB PUSAT KOTA LK X X X X X X X BPO X X X B X X X BPU X X X B X X X BMU X X X X X X X BPD X X X T X X X BKK X X X X X X X BPK B T I I I B B BTI X X X X X X X BPP X X X I X X X BPC X X T B B B T BTLB X X X X X X X BP X X X T X X B
Masterplan Pengembangan Pola Perpasaran Kota Semarang
16
Executive Summary Pasar Zona BWB
Hy X
LK BPO BPU BMU BPD BKK BPK BTI BPP BPC BTLB BP BWB
X X X X X X X X X X X X X
Pasar Modern Sp Mn X B
Pt T
K X
Pasar Tradisional W L X X
PUSAT LINGKUNGAN X X X X X X X X X X B X X X X X X X T X X X X X X T I X X X X X X B T X X T B X X X X X X T B X X T T X KAWASAN LAINNYA/PERMUKIMAN X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T I X X X X X X X X X X T T X X X X X X B B X X T T X
LK X BPO X BPU X BMU X BPD X BKK X BPK X BTI X BPP X BPC X BTLB X BP X BWB X Keterangan: Hy = Hypermarket Sp = Supermarket Mn = Minimarket Pt = Pertokoan K = Skala Kota W = Skala wilayah L = Skala lingkungan
X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X I X X I X B X
X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X I X X T X B X
6.6 Peraturan Kegiatan Pasar dan Pemanfaatan Ruang Blok VI Blok VI memiliki fungsi sebagai pengembangan kawasan Sub–Pusat Kota, sehingga kegiatan perpasaran yang ada didalamnya merupakan kegiatan dengan pelayanan skala kota dan bagian wilayah kota. Zona pemanfaatan ruang yang ada terdiri atas kawasan konservasi (LK), kawasan khusus militer (BKM), kawasan olahraga (BPO), Kawasan Pelayanan Umum (BPU), Kawasan Pemakaman Umum (BMU), Kawasan Pendidikan (BPD), Kawasan Pengelolaan Khusus (BKK), Kawasan Perdagangan dan Jasa (BPK), Kawasan Perikanan (BTI), Kawasan Perkantoran (BPP), Kawasan Permukiman, Perdagangan dan jasa (BPC), Kawasan Pertanian Lahan Basah (BTLB), Kawasan Pertanian Lahan Kering (BTLK), Kawasan Perumahan dan Permukiman (BP), Kawasan Wisata dan Budaya (BWB) dan Budaya Waduk (BW). Adapun peraturan kegiatan pasar dan pemanfaatan ruang pada blok ini adalah sebagai berikut:
Masterplan Pengembangan Pola Perpasaran Kota Semarang
17
Executive Summary Tabel 8 Peraturan Kegiatan dan Pemanfaatan Ruang Blok VI Pasar Zona
Hy
LK BKM BPO BPU BMU BPD BKK BPK BTI BPP BPC BTLB BTLK BP BWB BW
X X X I X X X I X X B X X X X X
LK BKM BPO BPU BMU BPD BKK BPK BTI BPP BPC BTLB BTLK BP BWB BW
X X X X X X X X X X X X X X X X
LK BKM BPO BPU BMU BPD BKK BPK BTI BPP BPC BTLB BTLK BP BWB BW
X X X X X X X X X X X X X X X X
Pasar Modern Pasar Tradisional Sp Mn Pt K W L SUB PUSAT KOTA X X X X X X X X X X X X X X X X X X B B T X X X X X X X X X X X B X X X X X X X X X I I I B I B X X X X X X X X T X X X I I T B B B X X X X X X X X X X X X X B T X B X B B B X X X X B B X X X PUSAT LINGKUNGAN X X X X X X X X X X X X X X T X X X X I I X X B X X X X X X X B B X X X X X X X X X X I I X X I X X X X X X X X B X X X X I I X X I X X X X X X X X X X X X X B T X X B X B T X X X X X B X X X KAWASAN LAINNYA/PERMUKIMAN X X X X X X X X X X X X X X B X X X X X I X X X X X X X X X X X T X X X X X X X X X X X I X X T X X X X X X X X B X X X X X I X X T X X X X X X X X X X X X X X B X X B X X T X X X X X T X X X
Masterplan Pengembangan Pola Perpasaran Kota Semarang
18
Executive Summary Keterangan: Hy = Hypermarket Sp = Supermarket Mn = Minimarket Pt = Pertokoan K = Skala Kota W = Skala wilayah L = Skala lingkungan
6.7 Peraturan Kegiatan Pasar dan Pemanfaatan Ruang Blok VII Blok VII dalam rencana pemanfaatan ruang kegiatan pasar memiliki fungsi sebagai pengembangan kawasan Sub–Pusat Kota, sehingga kegiatan perpasaran yang ada didalamnya merupakan kegiatan dengan pelayanan skala kota dan bagian wilayah kota. Zona pemanfaatan ruang yang ada terdiri atas kawasan konservasi (LK), kawasan khusus militer (BKM), kawasan olahraga (BPO), Kawasan Pelayanan Umum (BPU), Kawasan Pemakaman Umum (BMU), Kawasan Pendidikan (BPD), Kawasan Perdagangan dan Jasa (BPK), Kawasan Perkantoran (BPP), Kawasan Permukiman, Perdagangan dan jasa (BPC), Kawasan Perumahan dan Permukiman (BP), Kawasan Wisata dan Budaya (BWB) dan Budaya Waduk (BW). Adapun peraturan kegiatan pasar dan pemanfaatan ruang pada blok ini adalah sebagai berikut: Tabel 9 Peraturan Kegiatan dan Pemanfaatan Ruang Blok VII Pasar Zona
Hy
LK BKM BPO BPU BMU BPD BPK BPP BPC BP BWB BW
X X X I X X I X B X X X
LK BKM BPO BPU BMU BPD BPK BPP BPC BP BWB
X X X X X X X X X X X
LK
X
Pasar Modern Pasar Tradisional Sp Mn Pt K W L SUB PUSAT KOTA X X X X X X X X X X X X X X X X X X B B T X X X X X X X X X X X B X X X I I I B I B X X T X X X I I T B B B X B T X B X B B B X X X X B B X X X PUSAT LINGKUNGAN X X X X X X X X X X X X X X T X X X X I I X X B X X X X X X X B B X X X X I I X X I X X B X X X X I I X X I X B T X X B X B T X X X KAWASAN LAINNYA/PERMUKIMAN X X X X X X
Masterplan Pengembangan Pola Perpasaran Kota Semarang
19
Executive Summary Pasar Zona BKM BPO BPU BMU BPD BPK BPP BPC BP BWB
Hy X X X X X X X X X X
Pasar Modern Sp Mn X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
Pt X B I X T I B I B T
K X X X X X X X X X X
Pasar Tradisional W L X X X X X X X X X X X T X X X T X B X X
Keterangan: Hy = Hypermarket Sp = Supermarket Mn = Minimarket Pt = Pertokoan K = Skala Kota W = Skala wilayah L = Skala lingkungan
6.8 Peraturan Kegiatan Pasar dan Pemanfaatan Ruang Blok VIII Blok VIII dalam rencana pemanfaatan ruang kegiatan pasar memiliki fungsi sebagai pengembangan kawasan Sub–Pusat Kota, sehingga kegiatan perpasaran yang ada didalamnya merupakan kegiatan dengan pelayanan skala kota dan bagian wilayah kota. Zona pemanfaatan ruang yang ada terdiri atas kawasan konservasi (LK), hutan kota (BH), kawasan olahraga (BPO), Kawasan Pelayanan Umum (BPU), Kawasan Pendidikan (BPD), Kawasan Perdagangan dan Jasa (BPK), Kawasan Permukiman, Perdagangan dan jasa (BPC), Kawasan Pertanian Lahan Basah (BTLB), Kawasan Pertanian Lahan Kering (BTLK), Kawasan Perumahan dan Permukiman (BP), Kawasan Wisata dan Budaya (BWB) dan Budaya Waduk (BW). Adapun peraturan kegiatan pasar dan pemanfaatan ruang pada blok ini adalah sebagai berikut: Tabel 10 Peraturan Kegiatan dan Pemanfaatan Ruang Blok VIII Pasar Zona
Hy
LK BH BPO BPU BPD BPK BPC BTLB BTLK BP BWB BW
X X X I X I B X X X X X
LK
X
Pasar Modern Sp Mn Pt SUB PUSAT KOTA X X X X X X X X X B B T X X B I I I I I T X X X X X X X B T B B B X B B PUSAT LINGKUNGAN X X X
K
Pasar Tradisional W L
X X X X X B B X X X X X
X X X X X I B X X B X X
X X X X X B B X X X X X
X
X
X
Masterplan Pengembangan Pola Perpasaran Kota Semarang
20
Executive Summary Pasar Zona BH BPO BPU BPD BPK BPC BTLB BTLK BP BWB BW
Hy X X X X X X X X X X X
LK BH BPO BPU BPD BPK BPC BTLB BTLK BP BWB BW
X X X X X X X X X X X X
Pasar Modern Pasar Tradisional Sp Mn Pt K W L X X X X X X X X T X X X X I I X X B X B B X X X X I I X X I X I I X X I X X X X X X X X X X X X X B T X X B X B T X X X X X B X X X KAWASAN LAINNYA/PERMUKIMAN X X X X X X X X X X X X X X B X X X X X I X X X X X T X X X X X I X X T X X I X X T X X X X X X X X X X X X X X B X X B X X T X X X X X T X X X
Keterangan: Hy = Hypermarket Sp = Supermarket Mn = Minimarket Pt = Pertokoan K = Skala Kota W = Skala wilayah L = Skala lingkungan
6.9 Peraturan Kegiatan Pasar dan Pemanfaatan Ruang Blok IX Blok IX dalam rencana pemanfaatan ruang kegiatan pasar memiliki fungsi sebagai pengembangan kawasan Sub–Pusat Kota, sehingga kegiatan perpasaran yang ada didalamnya merupakan kegiatan dengan pelayanan skala kota dan bagian wilayah kota. Zona pemanfaatan ruang yang ada terdiri atas kawasan konservasi sempadan industri (LSI), kawasan konservasi (LK), kawasan industri (BI), kawasan olahraga (BPO), Kawasan Pelayanan Umum (BPU), kawasan pemakaman umum (BMU), Kawasan Pendidikan (BPD), Kawasan Perdagangan dan Jasa (BPK), Kawasan Perkantoran (BPP), Kawasan Permukiman, Perdagangan dan jasa (BPC), Kawasan Pertanian Lahan Basah (BTLB), Kawasan Pertanian Lahan Kering (BTLK), Kawasan Perumahan dan Permukiman (BP), Kawasan Wisata dan Budaya (BWB) dan Budaya Waduk (BW). Adapun peraturan kegiatan pasar dan pemanfaatan ruang pada blok ini adalah sebagai berikut:
Masterplan Pengembangan Pola Perpasaran Kota Semarang
21
Executive Summary Tabel 11 Peraturan Kegiatan dan Pemanfaatan Ruang Blok IX Pasar Zona
Hy
LK BI BPO BPU BMU BPD BPK BPP BPC BTLB BTLK BP BWB BW
X X X I X X I X B X X X X X
LK BI BPO BPU BMU BPD BPK BPP BPC BTLB BTLK BP BWB BW
X X X X X X X X X X X X X X
LK BI BPO BPU BMU BPD BPK BPP BPC BTLB BTLK BP BWB BW
X X X X X X X X X X X X X X
Pasar Modern Pasar Tradisional Sp Mn Pt K W L SUB PUSAT KOTA X X X X X X X X X X X X X X X X X X B B T X X X X X X X X X X X B X X X I I I B I B X X T X X X I I T B B B X X X X X X X X X X X X X B T X B X B B B X X X X B B X X X PUSAT LINGKUNGAN X X X X X X X X X X X X X X T X X X X I I X X B X X X X X X X B B X X X X I I X X I X X B X X X X I I X X I X X X X X X X X X X X X X B T X X B X B T X X X X X B X X X KAWASAN LAINNYA/PERMUKIMAN X X X X X X X X X X X X X X B X X X X X I X X X X X X X X X X X T X X X X X I X X T X X B X X X X X I X X T X X X X X X X X X X X X X X B X X B X X T X X X X X T X X X
Keterangan: Hy = Hypermarket Sp = Supermarket Mn = Minimarket Pt = Pertokoan K = Skala Kota
Masterplan Pengembangan Pola Perpasaran Kota Semarang
22
Executive Summary W L
= Skala wilayah = Skala lingkungan
6.10 Peraturan Kegiatan Pasar dan Pemanfaatan Ruang Blok X Blok X dalam rencana pemanfaatan ruang kegiatan pasar memiliki fungsi sebagai pengembangan kawasan Sub–Pusat Kota, sehingga kegiatan perpasaran yang ada didalamnya merupakan kegiatan dengan pelayanan skala kota dan bagian wilayah kota. Zona pemanfaatan ruang yang ada terdiri atas kawasan konservasi sempadan industri (LSI), kawasan konservasi (LK), kawasan hutan (BH), kawasan industri (BI), kawasan olahraga (BPO), Kawasan Pelayanan Umum (BPU), kawasan pemakaman umum (BMU), Kawasan Pendidikan (BPD), Kawasan Perdagangan dan Jasa (BPK), Kawasan Perkantoran (BPP), Kawasan Permukiman, Perdagangan dan jasa (BPC), Kawasan Pertanian Lahan Basah (BTLB), Kawasan Pertanian Lahan Kering (BTLK), Kawasan Perumahan dan Permukiman (BP), Kawasan Wisata dan Budaya (BWB) dan Budaya Waduk (BW). Adapun peraturan kegiatan pasar dan pemanfaatan ruang pada blok ini adalah sebagai berikut: Tabel 12 Peraturan Kegiatan dan Pemanfaatan Ruang Blok X Pasar Zona
Hy
LSI LK BH BI BPO BPU BMU BPD BPK BPP BPC BTLB BTLK BP BWB BW
X X X X X I X X I X B X X X X X
LSI LK BH BI BPO BPU BMU BPD BPK BPP BPC BTLB BTLK BP
X X X X X X X X X X X X X X
Pasar Modern Sp Mn Pt SUB PUSAT KOTA X X X X X X X X X X X X X X X B B T X X X X X B I I I X X T I I T X X X X X X X B T B B B X B B PUSAT LINGKUNGAN X X X X X X X X X X X X X X T X I I X X X X B B X I I X X B X I I X X X X X X X B T
K
Pasar Tradisional W L
X X X X X X X X B X B X X X X X
X X X X X X X X I X B X X B X X
X X X X X X X X B X B X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X B X X I X I X X B
Masterplan Pengembangan Pola Perpasaran Kota Semarang
23
Executive Summary Pasar Zona BWB BW
Hy X X
LSI LK BH BI BPO BPU BMU BPD BPK BPP BPC BTLB BTLK BP BWB BW
X X X X X X X X X X X X X X X X
Pasar Modern Pasar Tradisional Sp Mn Pt K W L X B T X X X X X B X X X KAWASAN LAINNYA/PERMUKIMAN X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X B X X X X X I X X X X X X X X X X X T X X X X X I X X T X X B X X X X X I X X T X X X X X X X X X X X X X X B X X B X X T X X X X X T X X X
Keterangan: Hy = Hypermarket Sp = Supermarket Mn = Minimarket Pt = Pertokoan K = Skala Kota W = Skala wilayah L = Skala lingkungan
Masterplan Pengembangan Pola Perpasaran Kota Semarang
24