Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober 2015 ISBN: 979-587-580-9 Analisis Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi Lebak Pada Petani Anggota dan Bukan Anggota Kelompok Tani di Desa Sembadak Kecamatan Pemulutan Kabupaten Ogan Ilir Maryati Mustofa Hakim
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Jalan Raya Palembang-Prabumulih K.M. 32 Indralaya Ogan Ilir 30662
DRAFT
ABSTRACT Objectives of this study are (1) to calculate how many production and income of lowland swamp rice farming farmer members and not members of farmer group (2) to analyze what factors have real impact for production and income of lowland swamp rice farming farmer members and not members of farmer group in Sembadak Village. This reseacrh was conducted in Sembadak Village Pemulutan District Ogan Ilir Regency March 2015. Sampling Method was used in this study is disproportionated stratified random sampling toward lowland swamp rice farmer member and not member of farmer. The result showed that there were difference between production and income of farmer members and not members of farmer group in 2014, where production and income of rice farmer members of farmer group was 5.447,33 kg per ha per year and Rp. 15.139.379,63 per year is higher tahan rice farmer not members of farmer group production was 4.924,50 kg per ha per year and Rp. 11.711.311,80 per year. The factors that had positive significant result towards rice farming farmers member and not member of farmer group production are SP36 fertilizer, siputox, gramaxone and membership of farmers group while negative significant result is urea and land fertilizer and land area. The factors that been positive signficant result towards income are total production and farmer group membership while the negative significant result were labor cost, pesticide cost, and fertilizer cost. Total income farmers group member was reaching Rp. 22.976.108,80 per year is higher than total income of farmer not member of farmers group was Rp. 18.718.404,96 Keywords : rice production, farmer income, farmer group, farmer not member of farmer group. Abstrak. Tujuan penelitian adalah (1) untuk menghitung berapa produksi dan pendapatan usahatani padi rawa lebak petani anggota dan bukan anggota kelompok tani di Desa Sembadak. (2) untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap produksi dan pendapatan usahatani padi rawa lebak pada petani anggota dan bukan anggota kelompok tani di Desa Sembadak. Penelitian ini telah dilakukan di Desa Sembadak Kecamatan Pemulutan Kabupaten Ogan Ilir Maret 2015. Metode pengambilan contoh yang digunakan dalam penelitian ini adalah disproportionated stratifed random sampling terhadap anggota kelompok petani padi sawah rawa lebak dan bukan anggota dari kelompok. Hasil penelitian menujukkan bahwa ada perbedaan antara produksi dan pendapatan petani anggota dan bukan anggota kelompok tani pada tahun 2014, dimana produksi dan pendapatan dari anggota petani padi dari kelompok tani adalah 5.447,33 kg per ha per tahun dan Rp. 15.139.379,63 per tahun adalah lebih tinggi dari produksi petani padi bukan anggota kelompok tani adalah 4.924,50 kg per ha per tahun dan Rp. 11.711.311,80 per tahun. Faktor-faktor yang memiliki hasil signifikasn positif terhadap produksi pertanian padi petani anggota dan bukan anggota kelompok tani adalah SP-36,
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober 2015 ISBN: 979-587-580-9 siputox, gramaxone, dan keanggotaan kelompok tani, sementara hasil yang negatif adalah urea, pupuk tanah dan lahan. Faktor-faktor yang menjadi hasil yang signifikan positif terhadap pendapatan adalah produksi dan keanggotaan kelompok tani, sementara hasil yang signifikan negatif adalah biaya tenaga kerja, biaya pestisida, dan biaya pupuk. Pendapatan total anggota kelompok tani itu mencapai Rp. 22.976.108,80 per tahun lebih tinggi dari total pendapatan petani bukan anggota kelompok tani adalah RP. 18.718.404,96 Kata kunci : Produksi beras, pendapatan, petani anggota kelompok tani, petani bukan anggota kelompok tani PENDAHULUAN Sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang berkontribusi penting dalam membangun perekonomian Indonesia. Indonesia menjadi negara agraris dimana sebagian besar penduduknya hidup dengan bermata pencaharian bercocok tanam atau bertani. Pertanian menjadi potensial sebagai pilar pembangunan ekonomi kerakyatan, selain sebagai sumber penyedia bahan pangan pokok juga menjadi penyerap tenaga kerja. Data Badan Pusat Statistikk (2010) menyatakan bahwa jumlah penduduk Indonesia mencapai 252,30 juta, dan 70 persen dari keseluruhan jumlah tersebut bermata pencaharian bergantung pada sektor pertanian. Tanaman pangan utama pertanian di Indonesia adalah tanaman padi. Padi merupakan tanaman pangan yang menghasilkan beras sebagai sumber bahan makanan pokok mayoritas penduduk Indonesia. Tanaman padi merupakan tanaman pangan yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Pembudidayaan padi petani di Indonesia mayoritas masih mengusahakan padi dengan skala kecil, sehingga pengetahuan dalam berusahatani baik dalam bidang teknologi pengelolaan penanaman maupun pemeliharaan masih tergolong rendah. Rendahnya pengetahuan dari petani tersebut menyebabkan masih rendahnya produktivitas dari padi itu sendiri, sehingga dari hasil produksi padi tersebut juga belum mampu memberikan hasil yang maksimal bagi petani itu sendiri. Sumatera Selatan menjadi salah satu provinsi penghasil padi utama di Indonesia dengan pemanfaatan lahan rawa lebak. Lahan pertanian di Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi dengan pemanfaatan lahan rawa lebak menjadi lahan pertanian. Berdasarkan data BPS Sumsel (2011), luas sawah Sumatera Selatan pada tahun 2010 adalah 785.483,00 ha dimana seluas 231.480,00 ha adalah pasang surut dan 333.677,00 ha adalah lebak, semantara sisanya merupakan sawah irigasi dan tadah hujan. Berdasarkan data Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Selatan menjadi salah satu provinsi penghasil padi utama di Indonesia dengan pemanfaatan lahan rawa lebak menjadi lahan pertanian. Berdasarkan data BPS Sumsel (2011), luas sawah Sumatera Selatan pada tahun 2010 adalah 785.483,00 ha dimana seluas 231.480,00 ha adalah pasang surut dan 333.677,00 ha adalah lebak sementara sisanya merupakan sawah irigasi dan tadah hujan. Berdasarkan data Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Selatan (2009), lahan rawa lebak yang sudah dimanfaatkan untuk tanaman padi di Sumatera Selatan baru seluas 368.690,00 ha yang terdiri dari 70.908,00 ha lebak dangkal, 129.103,00 ha lebak tengahan dan 168.670,00 ha lebak dalam. Padi menjadi salah satu tanaman pangan unggulan pertanian di Sumatera Selatan. Total produksi padi pada tahun 2013 di Sumatera Selatan adalah sebesar 3.295.246,00 ton dengan luas areal total sebesar 769.735,00 ha yang tersebar di 15 kabupaten di Sumatera Selatan. Kabupaten Ogan Ilir menjadi Kabupaten ke tujuh tertinggi diantara kabupaten lainnya dengan jumlah produksi 166,35 ton per ha per tahun dengan luas areal pertanian sebesar 48.928 ha di Provinsi Sumatera Selatan (Departemen Pertanian Sumatera Selatan, 2013). Dilihat dari luas areal tanaman padinya, tingkat produksi di
DRAFT
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober 2015 ISBN: 979-587-580-9 Kabupaten Ogan Ilir masih bisa ditingkatkan lagi jika dibandingkan dengan produksi tanaman padi di kabupaten lainnya. Sektor pertanian padi ini menjadi tulang punggung perekonomian rakyat Ogan Ilir, sebanyak 56.991,00 petani yang terlibat didalamnya. Lahan pertanian padi di Kabupaten Ogan Ilir tersebar di beberapa kecamatan, salah satu kecamatan yang menjadi sentra produksi padi adalah Kecamatan Pemulutan. Kecamatan Pemulutan terdiri dari 25 desa, dimana padi rawa lebak menjadi komoditi pertanian utama bagi petani. Desa sembadak merupakan salah satu desa di Kecamatan Pemulutan dimana keseluruhan masyarakatnya berusatahani padi. Desa Sembadak merupakan salah satu desa yang sudah memiliki kelompok tani dengan tingkat partisipasi masyarkaat dalam upaya keikutsertaan kelompok tani belum aktif jika dibandingkan dengan desa lain yaitu Desa Pelabuhan Dalam dan Desa Pemulutan Ulu, dimana di kedua desa ini petani padinya sudah tergabung secara keselurahan di dalam kelompok tani. Diketahui pengorganisasian petani melalui organisasi-organisai formal sudah dijadikan di departemen pertanian semenjak dahulu hingga sekarang (Syahyuti, 2010). Terdapat sembilan kelompok tani yang terdapat di Desa Sembadak. Kelompok tani yang terdapat di Desa Sembadak menjadi wadah penyedia sarana produksi bagi petani yang tergabung di dalamnya. Petani anggota memiliki kemudahan untuk mempergunakan setiap saran dan prasarana yang diberikan oleh kelompok tani, seperti bantuan mesin pertanian, pupuk, dan pengetahuan sedangkan petani bukan anggota harus menyediakan sendiri kebutuhan pertaniannya. Kemudahan penggunaan sarana prasarana menyebabkam adanya perbedaan produksi dan pendapatan petani anggota dan bukan anggota kelompok tani. Tingkat produksi rata-rata di Desa Sembadak adalah sebanyak 4 sampai 5 ton dalam satu kali panen. Masih terdapat sebanyak 30 persen petani padi yang tidak bergabung menjadi anggota kelompok tani di Desa Sembadak. Berdasarkan data tersebut peneliti tertarik untuk meneliti perbedaan produksi dan pendapatan petani anggota dan bukan anggota kelompok tani di Desa Sembadak dan faktor-faktor apa yang berpangaruh nyata terhadap produksi dan pendapatan usahatani padi rawa lebak petani anggota dan bukan anggota kelompok tani di Desa Sembadak.
DRAFT
METODE Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sembadak Kecamatan Pemulutan Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan. Penentuan Lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Desa Sembadak merupakan desa dengan penduduk yang bekerja dan berpenghasilan utama bersumber pada usahatani padi, tetapi dari petani tersebut tidak semua bergabung di dalam kelompok tani. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, yaitu metode yang dilakukan dengan mengambil sebagian sampel dari populasi yang cukup besar dan dilakukan pengamatan serta pengisian kuisioner yang dilakukan dengan wawancara langsung kepada petani-petani padi rawa lebak yang ada di Desa Sembadak Kecamatan Pemulutan. Metode penarikan contoh untuk penelitian ini adalah Metode Penarikan Contoh Berlapis Tak Berimbang (Disproportioned Stratified Random Sampling) yang dikelompokkan berdasarkan bergabung atau tidak dalam kelompok tani, akan dipilih dua kelompok tani yang aktif dan anggota kelompoknya merupakan pemilik lahan bukan penggarap. Masing-masing dari kelompok tani akan dipilih 15 KK secara acak. Metode ini diperlukan agar sampel yang diambil benar-benar dapat mewakili populasi. Lapisan sampelpetani terdiri dari dua lapisan, yaitu : 1. Lapisan I adalah petani anggota kelompok tani yang aktif dan anggota kelompoknya merupakan pemilik lahan bukan penggarap di Desa Sembadak yang mempunyai
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober 2015 ISBN: 979-587-580-9 populasi sebanyak 200 KK. Petani sampel yang diambil sebanyak 30 KK yaitu sebesar 15 persen. 2. Lapisan II adalah petani bukan anggota kelompok di Desa Sembadak yang mempunyai populasi sebanyak 87 KK. Petani sampel yang di ambil sebanyak 30 KK yaitu sebesar 35 persen. Penelitian ini menggunakan dua macam sumber yaitu data primer dan data sukender. Jenis data yang digunakan dalam penilitian ini adalah jenis data cross section.
HASIL DAN PEMBAHASAN
DRAFT
A. Analisis Usahatani Padi Rawa Lebak Petani Anggota dan Bukan Anggota Kelompok Tani 1. Biaya Tetap Biaya tetap dalam usahatani padi ini dapat dihitung menggunakan biaya penyusutan alat-alat yang digunakan. Biaya penyusutan masing-masing alat usahatani padi dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Biaya Tetap Rata-tata Usahatani Padi yang dikeluarkan Petani Anggota dan Bukan Anggota Kelompok Tani di Desa Sembadak Tahun 2014. Penyusutan Penyusutan Penyusutan Penyusutan Bukan Bukan Anggota Anggota Komponen Anggota Anggota No Kelompok Kelompok Biaya Tetap Kelompok Kelompok Tani Tani Tani Tani (Rp/Lg/Th) (Rp/ha/Th) (Rp/Lg/Th) (Rp/Ha/Th) 1 Cangkul 23.233,33 28.300,00 24.633,33 35.450,79 2 Handsprayer 64.466,67 68.244,44 59.500,00 80.194,05 3 Parang 24.722,22 29.240,74 24.555,56 34.916,67 4 Arit 13.555,56 16.296,30 37.500,00 52.654,76 Alat Tanam 5 (Tunjam) 22.916,67 27.500,00 21.875,00 30.912,70 6 Tikar 107.222,22 127.888,89 72.000,00 101.724,87 7 Pompa 500.000,00 600.000,00 500.000,00 709.920,63 Jumlah 756.116,67 897.470,37 740.063,89 1.045.774,47 Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan antara biaya tetap yang digunakan oleh petani anggota dan bukan anggota kelompok tani, dimana biaya tetap petani bukan anggota kelompok tani lebih tinggi dibandingkan biaya tetap petani anggota kelompok tani dengan selisih sebesar Rp.148.304,10 2.
Biaya Variabel Komponen biaya variabel yang diskeluarkan oleh petani anggota dan bukan anggota kelompok tani adalah sama yaitu biaya pupuk, biaya pestisida, biaya herbisida, biaya sewa traktor, biaya panen (Sewa combine harvester dan mesin perontok padi) dan biaya upah tenaga kerja. Tabel 2. Biaya Variabel Rata-Rata Usahatani Padi yang Dikeluarkan Petani Anggota dan Bukan Anggota Kelompok Tani di Desa Sembadak Tahun 2014
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober 2015 ISBN: 979-587-580-9
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Komponen Biaya Variabel
Pupuk Pestisida Herbisida Tenaga Kerja Biaya Tali Rapia Biaya Karung Bahan Bakar Pompa Sewa Traktor Biaya Panen Jumlah
Biaya Variabel Anggota Kelompok Tani (Rp/Lg/Th)
Biaya Variabel Anggota Kelompok Tani (Rp/ha/Th)
382.400,00 198.200,00 107.100,00 786.333,33
479.729,89 235.189,66 124.758,62 903.000,00
Biaya Variabel Bukan Anggota Kelompok Tani (Rp/Lg/Th) 418.000,00 272.050,00 156.800,00 1.003.333,33
Biaya Variabel Bukan Anggota Kelompok Tani (Rp/Lg/Th) 550.000,00 356.362,50 187.875,00 1.357.708,33
12.750,00 147.666,67
14.482,76 171.379,31
12.500,00 112.333,33
16.000,00 154.583,33
844.800,00 140.000,00 3.305.633,33 5.924.883,33
968.827,59 165.747,13 4.169.850,37 6.841.950,00
800.000,00 1.024.100,00 2.207.200,00 5.995.316,67
1.024.000,00 1.327.783,33 2.954.700,00 7.940.679,17
DRAFT
Berdasarkan Tabel 2. diatas menunjukkan bahwa biaya variabel rata-rata usahatani padi petani bukan anggota kelompok tani lebih tinggi dibandingkan dengan biaya variabel petani anggota kelompok tani dengan selisih sebesar Rp. 1.109.868,83 per ha per tahun. Hal ini terjadi karena petani petani anggota kelompok tani mendapatkan bantuan prasarana yaitu traktor, sehingga biaya yang dikeluarkan petani anggota kelompok tani untuk traktor hanya biaya upah untuk operator dan biaya bahan bakar traktor. Penggunaan traktor untuk petani bukan anggota kelompok tani dibebankan biaya sewa traktor dengan harga Rp. 35.000 per julat atau Rp. 1.330.000 per ha dimana 1 ha sama dengan 38 julat, dimana penggunaan biaya variabel tertinggi yang sama-sama digunakan oleh petani anggota dan bukan anggota kelompok tani adalah biaya sewa traktor. Rata-rata penggunaan biaya tetap dan biaya variabel yang digunakan oleh petani anggota dan bukan anggota kelompok tani adalah berbeda. Total biaya variabel dan biaya tetap yang dikeluarkan oleh petani anggota dan bukan ang gota kelompok tani dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Biaya Produksi Total Usahatani Padi yang Dikeluarkan Petani Anggota dan Bukan Anggota Kelompok Tani di Desa Sembadak Tahun 2014 Petani Anggota Petani Bukan Anggota Komponen Biaya No Kelompok Tani Kelompok Tani Produksi (Rp/ha/Th) (Rp/ha/Th) 1 Biaya Tetap 897.470,37 1.030.909,03 2 Biaya Variabel 6.841.950,00 7.940.679,17 Total Biaya Produksi 7.739.420,37 8.971.588,20 Berdasarkan Tabel 3. Diketahui bahwa biaya produksi petani bukan anggota kelompok tani lebih tinggi daripada petani anggota kelompok tani dengan selisih Rp.1.232.167,83. Hal ini dikarenakan adanya kemudahan biaya penggunaan prasarana seperti traktor bagi petani anggota kelompok tani. Petani anggota kelompok tani hanya
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober 2015 ISBN: 979-587-580-9 membayar biaya untuk bahan bakar dan operator traktor saja, sedangkan untuk petani bukan anggota kelompok tani juga membayarkan biaya sewa traktor. 3. Penerimaan Hasil panen petani padi anggota dan bukan anggota kelompok tani dibeli oleh tengkulak langsung setelah dipanen. Harga jual gabah kering panen pada tahun 2014 adalah Rp. 4.200,00 per kg. Tidak terdapat perbedaan harga jual oleh petani anggota dan bukan anggota kelompok tani yang disebabkan belum adanya sistem pemasaran yang diperantarai oleh kelompok tani Sembadak Jaya dan Kelompok Tani Siring Banir. Penerimaan yang diterima oleh petani anggota kelompok tani dapat dilihat pada Tabel 4.
DRAFT
Tabel 4. Penerimaan Rata-rata Usahatani Padi Petani Anggota dan Bukan Anggota Kelompok Tani di Desa Sembadak Tahun 2014 No 1 2 3
Jenis Petani
Produksi (Kg/Ha/Th) Harga Jual (Rp/Kg) Penerimaan (Rp/ha/Th)
Petani Anggota Kelompok Tani
5.447,33 4.200,00 22.878.786,00
Petani Bukan Anggota Kelompok Tani 4.924,50 4.200,00 20.682.900,00
Berdasarkan Tabel 4. Diketahui bahwa jumlah produksi padi petani anggota kelompok tani lebih tinggi dibandingkan jumlah produksi petani bukan anggota kelompok tani. Hal ini disebabkan oleh perbedaan cara pemeliharaan kedua jenis petani dan oleh keanggotaan kelompok tani, dimana petani yang menjadi anggota kelompok tani akan mendapatkan pengetahuan tentang sistem tanam jajar legowo. Jumlah penerimaan yang diterima oleh petani anggota kelompok tani lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah penerimaan petani bukan anggota kelompok tani dengan selisih sebesar Rp. 2.195.886 per ha per tahun. Perbedaan ini disebabkan oleh jumlah produksi petani anggota kelompok tani lebih tinggi dibandingkan petani bukan anggota kelompok. 4. Pendapatan Pendapatan yang diterima petani anggota dan bukan anggota kelompok tani dapat dilihat pada Tabel 5 Tabel 5. Pendapatan Rat-rata Usahatani Padi Petani Anggota dan Bukan Anggota Kelompok Tani di Desa Sembadak Tahun 2014. No
Jenis Petani
1 2 3
Penerimaan (Kg/Ha/Th) Biaya Produksi (Rp/Ha/Th) Pendapatan (Rp/Ha/Th)
Petani Anggota Kelompok Tani 22.878.786,00 7.739.420,37 15.139.379,63
Petani Bukan Anggota Kelompok Tani 20.682.900,00 8.971.588,20 11.711.311,80
Berdasarkan Tabel 5. Diketahui bahwa terdapat selisih pendapatan petani anggota dan bukan anggota kelompok tani di Desa Sembadak dengan selisih Rp. 3.428.067,83 per ha per tahun. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan penggunaan alat panen, sistem
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober 2015 ISBN: 979-587-580-9 pengairan, harga beli pupuk Urea dan SP-36, dan perbedaan biaya sewa traktor antar petani anggota dan bukan anggota kelompok tani di Desa Sembadak pada tahun 2014. B. Faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi Padi Rawa Lebak Petani Anggota dan Bukan Anggota Kelompok Tani Hasil pendugaan model koefisen regresi fungsi produksi bertipe Cobb-Douglas yang mempresentasikan hubungan Input dan Output produksi padi petani anggota dan bukan anggota kelompok tani di Desa Sembadak dapat dilihat pada Tabel 6.
DRAFT
Tabel 6. Hasil Pendugaan Parameter Beberapa Variabel yang Mempengaruhi Produksi Padi Petani Anggota dan Bukan Anggota Kelompok Tani di Desa Sembadak Tahun 2014 Hasil Pendugaan Koefisien Regresi Fungsi Produksi Variabel Bebas Keterangan Koeofisien thitung Prob-t Regresi (Constant) 8.047 6.473 .000 LnTK .035 .283 .777 LnPUrea -.269 -1.479 .145 * LnPSP-36 .290 2.086 .042 *** LnRegent .117 1.362 .179 LnSiputox .014 .249 .805 LnGramaxone .128 2.848 .006 **** LnLLahan -.436 -2.724 .009 **** Dummy Kelompok Tani .217 4.013 .000 **** 2 Keterangan; R = 0.616 **** = Signifikan pada α 0,01 F-hitung = 10.24 *** = Signifikan pada α 0,05 F((0,01));9;60) = 2.72 * = Signifikan pada α 0,15 Berdasarkan hasil regresi data dari produksi Tahun 2014 dari model yang digunakan, diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,626 yang berari bahwa 61,6 persen variasi (naik turunnya) produksi padi petani anggota dan bukan anggota kelompok tani di Desa Sembadak ditentukan oleh jumlah tenaga kerja (HOK/Ha/Th), pupuk Urea (Kg/Ha/Th), pupuk SP-36 (Kg/Ha/Th), regent (L/Ha/Th), siputox (L/Ha/Th), gramaxone (L/Ha/Th), luas lahan (Ha0, kenaggotan kelompok tani dan sisanya sebesar 38,4 oersen disebabkan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam model yang diteliti. Persamaan penduga dapat dinyatakan dalam bentuk fungsi produksi bertipe Cobb-Douglas, yaitu : Y = 8.047X1-0.268X20.290X30.128X4-0.436e0,217D1 Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai F-statistik (Fhitung) sebesar 10,24 lebih besar dari nilai Ftabel dengan α = 0,01 yaitu 2,72, sehingga hipotesis nol (H 0) ditolak dan menerima hipotesis alternatif (Ha). Diterima Ha menunjukkan bahwa secara bersama-sama penggunaan tenaga kerja, benih, pupuk urea, pupuk SP-36, regant, siputox, gramaxone, luas lahan dan keanggotan kelompok tani berpengaruh nyata terhadap produksi padi petani anggota dan bukan anggota kelompok tani pada α = 0,01. Persamaan regresi dugaan yang dianalisis ini juga tidak terindikasi masalah multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas. Adapun pengaruh masing-masing variabel bebas tersebut secara parsial
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober 2015 ISBN: 979-587-580-9 terhadao produksi padi petani anggota dan bukan anggota kelompok tani adalah sebagai berikut : 1.
Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja terhadap Produksi Padi Petani Anggota dan Bukan Anggota Kelompok Tani Hasil regresi untuk penggunaan tenaga kerja menunjukkan nilai t-hitung sebesar 0,756 dan nilai probabilitas tenaga kerja sebesar 0,453 artinya bahwa secara statistik penggunaan tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terahdap produksi padi petani anggota dan bukan anggota kelompok tani.
2.
DRAFT
Pengaruh Jumlah Pupuk Urea terhadap Produksi Padi Petani Anggota dan Bukan Anggota Kelompok Tani Nilai koefisien regresi untuk jumlah penggunaan ppuk urea mempunyai hubungan negatif terhadap produksi padi petani anggota dan bukan anggota kelompok tani dengan nilai sebesar -0.269 artinya setiap penambahan satu persen jumlah pupuk urea maka akan menyebabkan penurunan jumlah produksi sebesar 0,269 persen dengan asumsi faktor produksi lain jumlahnya tetap (cateris paribus). Pupuk urea diberikan pad usa tanam tujuh hari. Pengaplikasian pupuk urea pada usia tujuh hari menyebabkan terhambatnya bpertumbuhan tanaman padi. Hal ini disebabkan karena pada usia tujuh hari setelah tanam, akar tanaman padi masih beradaptasi dengan lingkungan baru, dimana pupuk urea langsung diserap oleh akar tanaman yang masih dalam keadaan beradaptasi dengan lingkungan. Hal lain yang menyebabkan pemberian pupuk langusng diaplikasikan dalam satu kali periode pemupukan yaitu pada usia tujuh hari setelah tanam. Jumlah pupuk urea yang digunakan oleh petani anggota dan bukan anggota kelompok tani belum sesuai dengan dosis yang dianjurkan yaitu sebanyak 150 sampai 200 kg tetapi karena tidak sesui dengan petunjuk penggunaan pupuk, bahwa pemberian pupuk urea harus melalui tiga tahapan dengan dosis yang telah ditentukan menyebabkan penggunaan pupuk urea menurunkan jumlah produksi. Pemupukan pertama setelah 14 hari padi setalah tanam dengan dosis satu per tiga dosis urea, pemupukan kedua setelah 21 sampai 35 hari setelah masa tanam, dan pemupukan ketiga adalah 42 sampai 49 hari setelah masa tanam (Setyorini, Ladiyani dan Kasno, 2006). 3.
Pengaruh Jumlah Pupuk SP-36 terhadap Produksi Padi Petani Anggota dan Bukan Anggota Kelompok Tani Nilai koefisien regresi untuk jumlah penggunaan pupuk SP-36 mempunyai hubungan positif terhadap produksi padi petani anggota dan bukan anggota kelompok tani dengan nilai sebesar 0.290 artinyaa setiap penambahan satu persen jumlaj pupuk SP-36 maka akan menyebabkan penambahan jumlah produksi sebesar 0.290 persen dengan asumsi faktor produksi lain jumlahnya tetap (cateris paribus). 4.
Pengaruh Jumlah Regant terhadap Produksi Padi Petani Anggota dan Bukan Anggota Kelompok Tani Hasil regresi untuk penggunaan regant menunjukkan nilai probabilitas regant sebesar 0.239 artinya bahwa secara statistik penggunaan regant tidak berpangruh nyata terhadap produksi padi petani anggota dan bukan anggota kelompok tani. 5.
Pengaruh Jumlah Siputox terhadap Produksi Padi Petani Anggota dan Bukan Anggota Kelompok Tani
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober 2015 ISBN: 979-587-580-9 Hasil regresi untuk penggunan siputox menunjukkan milai probabilitas tenaga kerja sebesar 0.805 artinya bahwa secara statistik penggunaan siputox tidak berpengaruh nyata terhadap produksi padi petani anggota an bukan anggota kelompok tani pada tingkat kepercayaan 90 persen atau pada taraf α sebesar 10 persen. 6.
Pengaruh Jumlah Gramaxone terhadap Produksi Padi Petani Anggota dan Bukan Anggota Kelompok Tani Nilai koefisien regresi untuk jumlah penggunaan gramaxone mempunyai hubungan positif terhadap produksi padi petani anggota dan bukan anggota kelompok tani dengan nilai sebesar 0.128 artinya setiap penambahan satu persen jumlah gramaxone maka akan menyebabkan penambahan jumlah produksi sebesar 0.128 persen dengan asumsi faktor produksi lain jumlahnya teap (cateris paribus). Rata-rata penggunaan gramaxone petani anggota dan bukan anggota kelompok tani adalah sebesar 0,68 L dan 1,04 per ha per tahun. 7.
DRAFT
Pengaruh Luas Lahan terhadap Produksi Padi Petani Anggota dan Bukan Anggota Kelompok Tani Nilai koefisien regresi untuk jumlah luas lahan mempunyai hubungan negatif terhadap produksi padi petani anggota dan bukan anggota kelompok tani dengan nilai sebesar -0.436 artinya setiap penambahan satu persen luas lahan maka akan menyebabkan penurunan jumlah produksi sebesar 0,436 persen dengan asumsi faktor produksi lain jumlahnya tetap (cateris paribus). Hal ini disebabkan oleh musim kemarau yang berkepanjangan pada musim tanam tahun 2014 yang menyebabkan kebutuhan air lahan sawah dipenuhi dengan menggunakan pompa air. Keadaan ini nenyebabkan semakin luas lahan sawah maka semakin tinggi jumlah air yang dibutuhkan, sedangkan kapasitas pompa tidak mampu mengairi lahan yang luas secara optimal sehingga akan mengurangi jumlah produksi tanaman padi petani anggota dan bukan anggota kelompok tani. 8.
Keanggotaan Kelompok Tani terhadap Produksi Padi Petani Anggota dan Bukan Anggota Kelompok Tani Nilai koefisien regresi untuk jumlah petani yang menjadi anggota kelompok tani mempunyai hubungan positif terhadap produksi padi petani anggota dan bukan anggota kelompok tani dengan nilai sebesar 0,217 artinya produksi padi petani anggota kelompok tani lebih banyak sebesar 311.156,24 kg dibandingkan dengan produksi petani bukan anggota kelompok tani.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Padi Rawa Lebak Petani Anggota dan Bukan Anggota Kelompok Tani Hasil Pendugaan model koefisien regresi fungsi produksi regresi linear berganda yang mempresentasikan hubungan input output produksi padi petani anggota dan bukan anggota kelompok tani di Desa Sembadak dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil Pendugaan Parameter Beberapa Variabel yang Mempengaruhi Pendapatan Padi Petani Anggota dan Bukan Anggota Kelompok Tani di Desa Sembadak Tahun 2014 Hasil Pendugaan Koefisien Regresi Fungsi Produksi Variabel Bebas Keterangan Koeofisien Regresi Tthitung Prob-t (Constant) 8.450 20.798 .000
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober 2015 ISBN: 979-587-580-9 Biaya Tenaga Kerja Biaya Obat-Obatan Biaya Pupuk Produksi Jumlah Tanggungan Anggota Keluarga Dummy Anggota Kelompok Tani Keterangan : R2 = 0,989 F((0,01);6;60) = 3,12
-.149 -.085 -.119 1.462
-5.278 -3.945 -3.736 42.088
.000 .000 .000 .000
*** *** *** ***
.008
.635
.528
-
.106 5.381 .000 *** = Signifikan pada α = 0,01 F-hitung = 776,9
***
DRAFT
Berdasarkan hasil regresi data dari produksi Tahun 2014 dari model yang digunakan, diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,989 yang berarti bahwa 98,9 persen variasi (naik turunnya) pendapatan padi petani anggota dan bukan anggota kelompok tani di Desa Sembadak ditentukan oleh biaya tenaga kerja, biaya obat-obatan, biaya pupuk, jumlah produksi, jumlah tanggungan anggota keluarga dan kenaggotan kelompok tani sisanya sebesar 1,1 persen disebabkan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam model yang diteliti. Persamaan penduga dapat dinyatakan dalam bentuk fungsi produksi Regresi linear berganda, yaitu : Ln Y = 8,450 – 0,149X1 – 0,085X2 – 0,119X3 + 1,462X4 + 0,106D1 + e Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai F-statistik (Fhitung) sebesar 776,90 lebih besar dari nilai Ftabel dengan α = 0,01 yaitu 3,12 sehingga hipotesis nol (H0) ditolak dan menerima hipotesis alternatif Ha menunjukkan bahwa secara bersama-sama biaya tenaga kerja, biaya pupuk, biaya obat-obatan, jumlah produksi, jumlah tanggungan anggota keluarga dan keanggotan kelompok tani berpengaruh nyata terhadap produksi padi petani anggota dan bukan anggota kelompok tani pada α = 0,01. Persamaan regresi dugaan yang dianalisis ini juga tidak terindikasi masalah multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas. Adapun pengaruh masing-masing variabel bebas tersebut secara parsial terhadap produksi padi petani anggota dan bukan anggota kelompok tani adalah sebagai berikut : 1.
Pengaruh Biaya Tenaga Kerja terhadap Pendapatan Petani Anggota dan Bukan Anggota Kelompok Tani Nilai koefisien regresi untuk tenaga kerja mempunyai hubungan negatif terhadap pendapatan padi petani anggota dan bukan anggota kelompok tani dengan nilai sebesar 0.149 artinya setiap penambahan satu persen biaya tenaga kerja maka akan menurunkan pendapatan sebesar 0,149 persen. Rata-rata biaya tenaga kerja yang dikeluarkan petani anggota dan bukan anggota kelompok tani pada tahun 2014 adalah sebesar Rp. 903.000,00 dan Rp. 1.357.708,33 per ha. Jumlah biaya tenaga kerja yang digunakan oleh petani bukan anggota kelompok tani lebih tinggi disebabkan karena jumlah tenaga kerja pada panen tahun 2014 masih menggunakan mesin perontok padi, dimana memerlukan tenaga kerja untuk memotong batang tanaman padi dari akarnya dan mengumpulkan ke lahan yang sudah disediakan dekat dengan mesin perontok padi. 2.
Pengaruh Biaya Obat-obatan terhadap Pendapatan Petani Anggota dan Bukan Anggota Kelompok Tani Nilai koefisien regresi untuk biaya obat-obatan mempunyai hubungan negatif terhadap pendapatan padi petani anggota dan bukan anggota kelompok tani dengan nilai sebesar -0,085 artinya setaiap penambahan satu persen biaya obat-obatan maka akan
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober 2015 ISBN: 979-587-580-9 menurunkan pendapatan sebesar 0,085 persen. Rata-rata penggunaan biaya obat-obatan pada tahun 2014 petani anggota dan bukan anggota kelompok tani adalah sebesar Rp. 359.948,28 dan RP. 544.237, 50. Rata-rata jumlah biaya obat-obatan petani bukan anggota kelompok tani lebih tinggi dibandingkan petani anggota kelompok tani disebabkan karena penggunaan obat-obatan petani bukan anggota kelompok tani lebih banyak dari petani anggota kelompok tani. 3.
Pengaruh Biaya Pupuk terhadap Pendapatan Petani Anggota dan Bukan Anggota Kelompok Tani Nilai koefisien regresi untuk biaya pupuk mempunyai hubungan negatif terhadap pendapatan padi petani anggota dan bukan anggota kelompok tani dengan nilai sebesar 0.119 artinya setiap penamabahan satu persen biaya pupuk maka akan menurunkan pendapatan sebesar 0,119 persen. Rata-rata jumlah biaya pupuk tahun 2014 petani anggota dan bukan anggota kelompok tani adalah sebesar Rp. 479.729,89 dan Rp. 550.000,00 per ha. Rata-rata jumlah biaya pupuk petani anggota tani lebih tinggi disebabkan karena harga pupuk Urea dan SP-36 yang lebih mahal yaitu sebesar Rp. 3.000,00 per Kg, sedangkan petani anggota kelompok tani membeli pupuk urea dan SP-36 dengan harga Rp. 2.300,00 dan Rp. 2.500,00 per Kg. Perbedaan harga ini disebabkan karena petani anggota kelompok tani membeli dari tengkulak dan dibayar setelah panen padi, sedangkan petani anggota kelompok tani membeli dari toko pupuk. 4. Pengaruh Jumlah Produksi terhadap Pendapatan Petani Anggota dan Bukan Anggota Kelompok Tani Nilai koefisien regresi untuk jumlaj produksi mempunyai hubunfan positif terahadap pendapatan padi petani anggota dan bukan anggota kelompok tani dengan nilai sebesar 1,462 artinya setiap penambahan satu persen jumlah produksi maka akan meningkatkan pendapatn sebesar 1,462 persen. Produksi rata-rata gabah kering panen petani anggota dan bukan anggota kelompok tani pada tahun 2014 adalah sebesar 5.447,33 kg dan 4.924,50 kg per ha per tahun.
DRAFT
5.
Pengaruh Jumlah Tanggungan Anggota Keluarga terhadap Pendapatan Petani Anggota dan Bukan Anggota Kelompok Tani Hasil regresi untuk variabel jumlah tanggungan anggota keluarga menujukkan nilai t hitung sebesar 0,635 dan nilai probabilitas jumlah tanggungan anggota keluarga sebesar 0,528 artinya bahwa secara statistik jumlah tanggungan anggota keluarga tidak berpangaruh nyata terhadap pendapatan petani anggota dan bukan anggota kelompok tani padi tingkat kepercayaan 90 persen atau pada taraf α sebesar 10 persen. 6.
Pengaruh Petani Anggota Kelompok Tani terhadap Pendapatan Petani Nilai koefisien regresi untuk petani anggota kelompok tani mempunyai hubungan positif terhadap pendapatan padi petani anggota dan bukan anggota kelompok tani dengan nilai sebesar 0,106 artinya pendapatan petani yang menjadi anggota kelompok tani lebih banyak sebesae Rp. 737.123.863,14 dibandingkan dengan petani yang bukan menjadi anggota kelompok tani. D. Pendapatan Usahatani Lain dan Luar Usahatani Petani Anggota dan Bukan Anggota Kelompok Tani Pendapatan lain yang diperoleh petani anggota dan bukan anggota kelompok tani berasal dari usahatani lain dan luar usahatani seperti ternak bebek, buruh pabrik bangunan, dan buruh pabrik penggilingan padi. Pendapatan yang diterima pertani dari ternak bebek
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober 2015 ISBN: 979-587-580-9 adalah dengan menjual telur yang dihasilkan bebek. Petani yang menjadi buruh pabrik bangunan menerima upah sebesar Rp. 75.000,00 per hari, sedangkan petani yang menjadi buruh pabrik penggilingan padi Rp. 40.0000,00 per hari. Pendapatan yang diterima oleh petani anggota dan bukan anggota kelompok tani dari usahatani lain dan luar usahatani dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Pendapatan Rata-Rata Ushatani Lain dan Luar Usahatani Petani Anggota dan Bukan Anggota Kelompok Tani Tahun 2014 No 1 2
Petani Anggota Kelompok Tani
Jenis Petani
Petani Bukan Anggota Kelompok Tani
DRAFT
Usahatani Lain (Rp/Th) Luar Usahatani (Rp/Th) Total
2.966.666,67 5.786.458,33 8.753.125,00
3.033.333,33 6.634.375,00 9.667.708,33
E. Pendapatan Total Petani Anggota dan Bukan Anggota Kelompok Tani Pendapatan total petani merupakan pendapatan total dari pendapatan usahatani padi, usahatani lain dan luar usahatani. Jumlah pendapatan total rata-rata petani anggota fan bukan anggota kelompok tani dapat dilihat pada Tabel 9. Berdasarkan Tabel 9. Diketahui bahwa pendapatan total petani anggota kelompok tani lebih tinggi sebesar Rp. 22.976.108,80 sedangkan petani bukan anggota kelompok tani sebesar Rp. 18.718.404,96 Tabel 9. Pendapatan Total Rata-rata Petani Anggota dan Bukan Anggota Kelompok Tani Tahun 2014. No 1 2 3
Petani Anggota Kelompok Tani
Jenis Petani Usahatani Padi (Rp/Th) Usahatani Lain (Rp/Th) Luar Usahatani (Rp/Th) Total
14.222.984,80 2.966.666,67 5.786.458,33 22.976.109,80
Petani Bukan Anggota Kelompok Tani 9.050.696,63 3.033.333,33 6.634.375,00 18.718.404,96
KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN 1. Jumlah produksi dan pendapatan petani anggota kelompok tani adalah 5.447,33 Kg/ha/th dan Rp. 15.139.379,63 per hektar per tahun dan jumlah produksi dan pendapatan petani bukan anggota kelompok tani adalah 4.924,50 Kg/Ha/Th dan Rp. 11.711.311,89 per hektar per tahun. Jumlah produksi dan pendapatan petani anggota kelompok tani lebih tinggi dibandingkan petani bukan anggota kelompok tani. 2. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata positif terhadap produksi adalah pupuk SP-36, siputox, gramaxone, dan dummy kelompok tani, faktor-faktor yang berpengaruh negatif adalah pupuk urea sedangkan faktor yang tidak berpengaruh signifikan adalah jumlah tenaga kerja, regent, dan luas lahan. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata positif terhadap pendapatan adalah jumlah produksi dan keanggotaan kelompok tani,
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober 2015 ISBN: 979-587-580-9 faktor-faktor yang berpengaruh negatif adalah biaya tenaga kerja, biaya obat-obatan dan biaya pupuk sedangkan faktor yang tidak berpengaruh signifikan adalah biaya herbisida dan jumlah tanggungan anggota keluarga. SARAN 1. Sebaiknya penggunaan faktor-faktor produksi seperti obat-obatan dan pupuk lebih disesuaikan lagi dengan kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi sehingga tidak akan mengurangi jumlah produksi dan pendapatan petani anggota dan bukan anggota kelompok tani 2. Sebaiknya badan pengurus desa bekerja sama dengan penyuluh lebih aktif mengajak petani bukan anggota kelompok tani bergabung menjadi anggota kelompok tani sehingga mampu meningkatkan produksi dan pendapatan yang diperoleh petani. DAFTAR RUJUKAN
DRAFT
Agung IGN., Pasay NHA., dan Sugiharso. 2008. Teori Ekonomi Mikro Suatu Analisis Terapan. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Aruan YL. Dan Mariati R. 2010. Perbandingan Pendapatan Ushatani Padi (Oryza sativa L) Sawah Sistem Tanam Pindah Dan Tanam Benih Langsung Di Desa Sidomulyo Kecamatan Anggana Kabupatena Kartanegara. Agri.Sci. 17(2):30-36. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Selatan. 2009. Mengangkat Lahan Rawa Lebak Sebagai Penghasil Padi (Online). http://www.litbang.deptan.go.id (diakses 28 Januari 2015) Badan Pusat Statistik. 2010. Penduduk Indonesia Menurut Provinsi. http:www.bps.go.id (Diakses 28 Januari 2015) Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan. 2011. Sumatera Selatan dalam Angka 2011. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan. Palembang. Departemen Pertanian Sumatera Selatan.2013. Luas Areal dan Produktivitas Padi Provinsi Sumatera Selatan per Kabupaten. Palembang. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan. 2013. Statistik Tanaman Pangan dan Hortikultura Periode 2004-2012. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura. Sumatera Selatan. Prabandari AC., Sudarma M., dan Wijayanti PU. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi Sawah pada Daerah Tengah dan Hilir Aliran Sungai Ayung. Agric.Sci. 2(3):89-98 Setyorini D., Ladiyani RW., dan Kasno. 2006. Petunjuk Penggunaan perangkat Uji Tanah Sawah. Balai Penelitian Tanah. Bogor. Sugandi E. Dan Sugiarto. 1994. Rancangan Percobaan. Teori dan Aplikasi. Sumodiningrat G. 1993. Ekonometrika Pengantar. BPFE – Yogyakarta, Yogyakarta. Supranto J. 1994. Statistik Teori Dan Aplikasinya. Erlangga, Jakarta. Suratiyah. 2011. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya, Jakarta. Syahyuti. 2010. Konsep Penting Dalam Pembangunan Pedesaan dan Pertanian:Penjelasan tentang konsep, istilah, teori dan indikator serta variabel. Bina Rena Pariwara. Jakarta.