i
MANAJEMEN PUBLIC RELATION PT. INDOSIAR VISUAL MANDIRI DALAM PENGELOLAAN REPUTASI TERHADAP ISU MERGER (PERIODE JANUARI – DESEMBER 2008)
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi
Disusun oleh : Nama
: Margaretta Fajar Kurnia Putri
Nim
: 44206120014
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Public Relation
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
i
ii
iii
iv
v
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI PUBLIC RELATIONS
ABSTRAKSI
Margaretta Fajar Kurnia Putri (44206120014) Manajemen Public Relation PT. Indosiar Visual Mandiri Dalam Pengelolaan Reputasi Terhadap Isu Merger (Periode Januari – Desember 2008) V + 91 Halaman ; 60 Lampiran Bibliografi : 32 Acuan ( 1985 – 2007) Reputasi sangatlah berbeda dengan citra (image). Penampilan sesaat dapat menciptakan citra, tetapi reputasi membutuhkan konsistensi dan pemahamaan tentang sikap atau tingkah laku. Reputasi adalah nama baik, dan semua orang tentunya membutuhkan nama baik. Karena nama baik itulah mereka dipercaya orang, organisasi atau perusahaan lainnya jadi, reputasi sangat erat kaitannya dengan kepercayaan publik Sebagai salah satu stasiun televisi swasta nasional terbesar, PT Indosair Visual Mandiri (IVM) berusaha menciptakan trendsetter dalam dunia pertelevisian dengan membuat program – program baru andalan Indosiar seperti Take Him Out, Take Me Out, MamaMia dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan didalam pengelolaan reputasi perusahaan terkait isu merger yang sedang berhembus. Apalagi beberapa tahun belakangan ini dunia pertelevisian mengalami fenomena merger. Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas maka permasalahan yang dapat diambil adalah: “Bagaimana Manajemen Reputasi PT. Indosiar Visual Mandiri dalam mengelola Reputasi perusahaan terhadap isu merger?” Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui langkah – langkah apa saja yang dilakukan Public Relations Indosiar untuk mengelola reputasi perusahaan di dalam perkembangan dunia pertelevisian dan pengelolaan isu – isu yang berpotensi menjadi isu manajemen di dalam perusahaan. Teori yang digunakan mengacu pada teori komunikasi, teori komunikasi organisasi, konsep humas, dan konsep manajemen reputasi berupa pengelolaan reputasi dalam isu merger seperti yang dikemukakan oleh Dr. Yosal Iriantara dalam bukunya Media Relations : konsep, Pendekatan, dan Praktik, yaitu aspek pendekatan pertama reputasi yaitu, analisis reputasi, perencanaan strategis, stakeholder relations, pemantauan media, pelatihan media, materi komunikasi, media relations, goverment relations, serta manajemen isu dan krisis, sehingga kegiatan tersebut dapat dimasukan dalam program humas indosiar dan bisa berjalan baik sesuai dengan yang diharapkan. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Kualitatif dengan metode study kasus yang menekankan pada pembahasan “why” dan “how”. Dan menggunakan tehnik analisa data triangulasi. Data yang digunakan adalah data hasil wawancara mendalam dengan nara sumber dan study pustaka. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa pengelolaan manajemen reputasi Indosiar terhadap isu merger mengacu pada pendekatan pertama dari konsep manajemen reputasi. Dengan dimulainya analisis reputasi, perencanaan strategis, stakeholder relations, pemantauan media, pelatihan media, materi komunikasi, media relations, goverment relations, serta manajemen isu dan krisis. Namun keseluruhan dari aspek tersebut dilakukan humas Indosiar secara Ofensive, dan bukan defensive.
v
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dimana skripsi ini merupakan tugas dan persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Mercu Buana, Jurusan Public Relations. Penulisan skripsi ini merupakan kewajiban bagi setiap mahasiswa yang akan mengakhiri masa kuliahnya pada setiap perguruan tinggi seperti halnya pada perguruan tinggi swasta Universitas Mercu Buana. Dengan penulisan skripsi ini diharapkan dapat meningkatkan mutu suatu perguruan tinggi serta dapat memberikan sumbangan pikiran pada perusahaan tempat penulis mengadakan penelitian di PT. Indosiar Visual Mandiri. Dapat diselesaikannya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil atas bantuan dan bimbingan yang telah diberikan tersebut pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat : 1. Ibu Siti Komsiah, S.IP, M.Si yang telah ditunjuk sebagai Pembimbing dalam penulisan skripsi dan dapat meluangkan waktunya untuk memberikan arahan serta bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan benar. 2. Bapak Andreas Ambesa, selaku Corporate Secretary dan Bapak Gufroni Sakaril selaku Head Of Public Relation PT. Indosiar Visual Mandiri yang telah ditunjuk penulis sebagai Nara Sumber (Key Informan) dalam penulisan skripsi dan dapat meluangkan waktunya untuk memberikan arahan serta bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan benar. 3. Ibu Irmulan Sati T, SH, M.Si, selaku praktisi Public Relation yang telah ditunjuk penulis sebagai Nara Sumber (Key Informan) dalam penulisan skripsi dan dapat meluangkan waktunya untuk memberikan arahan serta bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan benar. 4. Ibu Marhaeni Fajar Kurniawati, selaku Ketua Program Strata 1 (S1) Public Relations. 5. Kepada seluruh staf pengajar Jurusan Public Relations yang telah memberikan berbagai disiplin ilmu selama masih berada di bangku kuliah.
vi
vii
6. Kepada seluruh staf Humas PT. Indosiar Visual Mandiri yang telah memberikan kesempatan bagi penulis dalam melaksanakan kewajiban untuk menyelesaikan skripsi. 7. Tak lupa pula kepada Keluarga saya yang ada di Solo, Kedua Orang Tua ku tercinta, adik – adik ku (dimas dan dito) yang telah banyak memberikan bimbingan/arahan, support dan nasehat sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan benar. 8. Kepada Sahabat – sahabat ku di Gobe Family (Ina, Desi, Nining, Rully, dan Andi) , The Cunster (Sarah, Tika, Tia, Mona) dan seluruh teman – teman di departemen marketing Indosiar, yang telah banyak memberikan support dan nasehat sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan benar. 9. Kepada Phonda Kurniawan T (my special friends), yang telah banyak memberikan support dan nasehat sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan benar. 10. Kepada seluruh mahasiswa PKSM FIKOM angkatan X khususnya program Strata 1 (S1) jurusan Public Relations, yang telah berjuangan bersama-sama penulis dari semester satu hingga sekarang.
Semoga Allah yang Maha Kuasa melimpahkan rachmatnya kepada mereka atas jasa baik yang diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk penyempurnaannya.
Jakarta, Agustus 2009
PENULIS
vii
viii
DAFTAR ISI
Judul
........................................................................................................... i
Lembar Persetujuan .......................................................................................... ii Kata Pengantar ................................................................................................. v Daftar Isi ........................................................................................................... vii BAB I
: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................ 1 1.2 Perumusan Masalah ............................................................... 10 1.3 Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian ............................. 10 1.3.1 Tujuan Penelitian ................................................................... 10 1.3.2 Manfaat Penelitian ................................................................. 10
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Organisasi ......................................................... 11 2.2 Public Relations ..................................................................... 15 2.2.1 Pengertian Public Relations .................................................. 15 2.2.2 Tugas dan Fungsi Public Relations ....................................... 17 2.2.3 Kegiatan Public Relations ..................................................... 21 2.2.4 Media Public Relations ......................................................... 22 2.3 Khalayak ................................................................................ 25 2.3.1 Khalayak Internal .................................................................. 26 2.3.2 Khalayak Eksternal ...............................................................
26
2.3.2 Alasan Penetapan Khalayak .................................................
27
2.3.2 Akibat Tidak Ditetapkannya Khalayak .................................
27
2.4 Reputasi ................................................................................
28
2.4.1 Citra (Image) .......................................................................
31
viii
ix
2.5 Reputasi Public Relations ………………………………...
33
2.5.1 Rencana Manajemen Reputasi …………………………....
35
2.5.2 Fungsi Dan Manfaat Reputasi ……………………..............
37
2.5.3 Strategi Manajemen Reputasi ……………………..............
39
2.6 Manajemen Isu ……………………....................................
46
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian ...........................................................
47
3.2 Tipe Penelitian ………………………………...................... 48 3.3 Metode Penelitian ………………………………................. 49 3.4 Teknik Pengumpulan Data ………………………………... 49 3.4.1 Data Primer ………………………………………………... 50 3.4.2 Data Sekunder ………………………………………..…… 51 3.5 Narasumber/Key Informan .................................................. 52 3.6 Definisi Konsep …….……………………………………... 52 3.7 Fokus Penelitian ................................................................... 53 3.8 Tehnik Analisa Data .............................................................
54
3.9 Keabsahan Data ...................................................................
55
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Perusahaan (Company History In Brief) …………... 57 4.2 Visi dan Misi Indosiar …………............................................. 59 4.1.1 Visi Indosiar ........................................................................
59
4.1.2 Misi Indosiar .......................................................................
59
4.3 Logo Indosiar .........................................................................
59
4.4 Manajemen dan Sumber Daya Manusia Indosiar ..................
60
4.5 Struktur Organisasi ................................................................
62
ix
x
4.6 Divisi Humas PT. Indosiar Visual Mandiri,tbk ......................
62
4.7 Tugas Divisi Humas Indosiar .................................................
63
4.8 Hasil Penelitian ......................................................................
68
4.9 Pembahasan ............................................................................
80
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ........................................................................... 86 5.2 Saran ..................................................................................... 88 Daftar Pustaka ................................................................................................. 89 Lampiran
x
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG MASALAH
Media memiliki idealisme yaitu memberikan informasi yang benar. Agar tidak ditinggal oleh konsumen, maka media harus selalu mampu mempertegas kekhasannya dan memberi presentasi yang menarik. Tuntutan seperti ini menyeret masuk ke kecenderungan menampilkan yang spektakuler dan sensasional. Penampilan seperti itu isinya cenderung superfisial, karena ingin menyentuh banyak orang dan tidak merugikan maka di carilah yang menyenangkan semua lalu yang ditampilkan mirip dengan acara serba – serbi. Dalam media televisi, tingginya rating adalah ukuran keberhasilan yang pada akhirnya akan sangat menentukan daya tarik bagi pemasang iklan. Kekhasan yang membentuk citra suatu media, ironisnya justru menyeret masuk ke suatu jebakan1. Sementara dua belas stasiun TV yang telah dikenal luas saat ini menjadi jangkauan sasaran pemirsanya di seluruh Indonesia, antara lain TVRI, RCTI, Indosiar, TPI, Anteve, TransTv, TRANS7, SCTV, MetroTV, TVOne, dan Global TV. Khusus TVRI, sebagai televisi pemerintah, saat ini juga tidak ketinggalan terus melengkapi programnya, dengan harapan dapat tetap menjadi tolok ukur industri televisi di Indonesia.
1 Haryatmoko, ETIKA KOMUNIKASI : Manipulasi Media, Kekerasan dan Pornografi, Yogyakarta, Kanisius, 2007 hal 9.
1
2
Banyak pakar dan berbagai asosiasi public relation mempunyai berbagai definisi tentang arti dan funsi public relations. Menurut Dr. Rex Harlow dalam bukunya berjudul : A Model for Public Relations Educations for Profesional Practice yang diterbitkan IPRA (1978) menyatakan bahwa definisi dari Public Relations mempunyai arti dari fungsi management yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerja sama, melibatkan managament dalam menghadapi persoalan atau permasalahan, membantu management untuk mampu menanggapi opini publik, mendukung management dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan penggunaan penelitian serta tehnik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama2
Sedangkan menurut Institute of Public Relations (IPR) mendefinisikan Public Relations sebagai upaya terencana dan dilakukan terus – menerus untuk mempertahankan itikad baik dan saling pengertian antara organisasi dan public3. Public Relations merupakan bagian integral dari suatu kelembagaan atau organisasi dan bukan merupakan fungsi yang terpisah dari sistem manajemen suatu perusahaan atau organisasi. Dalam suatu perusahaan public relations adalah profesi yang memegang kendali agar perusahaan tersebut dapat berjalan dengan baik. Public Relations harus bisa secerdik mungkin dalam menyusun strategi
2 Rosady ruslan,Management Public Relations & Media Komunikasi, Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2007, hal 16 3 Claire Austine, Public Relations Yang Sukses Dalam Sepekan, Jakarta, Megapoin, 2002, hal. 7
3
untuk meningkatkan citra perusahaan dan reputasi perusahaan dimana menjadi sangat krusial (penting). Perusahaan tidak akan bisa mengukur kerugian jika perusahaan tidak menggunakan PR, tetapi bagi perusahaan – perusahaan yang menggunakannya bisa melihat keuntungan dalam peningkatan kesadaran akan diri mereka sendiri dan produk mereka, perekrutan dan pemeliharaan staf yang lebih baik, pangsa pasar yang lebih besar, kesetiaan pelanggan dan kepuasaan pemegang saham4. Untuk itulah mengapa perusahaan sangat memerlukan PR di dalam pengelolaan manajemen perusahaannya. Begitu pula dengan Indosiar, memiliki divisi Humas (Hubungan Masyarakat) di dalam struktur Organisasi perusahaannya didalam pengelolaan reputasi perusahaan. Fungsi utama dari manajemen public relations adalah mengevaluasi dan mengantisipasi efek dari setiap tujuan usulan, kebijakan, perencanaan dan kepentingan kegiatan pihak organisasi dengan pihal publiknya. Artinya manajemen public relations harus berupaya apakah usulan (proposal) tersebut dapat dilaksanakan dengan baik dan metode yang tepat serta efektif dari sudut pandangan tindakan public relations. Dalam pengelolaan reputasi dalam sebuah perusahaan merupakan bagian dari manajemen public relations, didalam perencanaan program kerja public relations. Selain itu public relations perlu memahami konflik yang ada di antara pihak – pihak dalam perusahaan dan rencana yang dimiliki oleh setiap bagian di dalam perusahaan. Khususnya dalam pengelolaan isu merger, seorang public relations turut membentuk arah
4 Ibid, hal. 9
4
perusahaan dengan memberikan pandangannya tentang masa depan dan opini dari masyarakat. Public
Relations merupakan fungsi manajemen
yang membantu
menciptakan dan saling memelihara alur komunikasi, pengertian, dukungan, serta kerjasama suatu organisasi atau perusahaan dengan publiknya dan ikut terlibat di dalam menangani masalah – masalah atau isu – isu manajemen5. Khususnya dalam pengelolaan reputasi di dalam program kerja humas. Menurut Public Relations Society of America (PRSA) bahwa sebagai salah satu fungsi manajemen, public relations mencakup pemberian pengarahan (counseling) di tingkat tertinggi dan terlibat dalam perencanaan strategis perusahaan. sedangkan British Institute of Public Relations (IPR) menjelaskan arti Public Relations terutama menyangkut reputasi, bahwa hasil apa yang kita lakukan dan katakan, dan apa yang dikatakan orang tentang kita. Tujuannya adalah memperoleh pengertian dan dukungan serta mempengaruhi opini dan perilaku.6
Peranan
public relations dalam sebuah organisasi berkaitan dengan tujuan utama dan fungsi – fungsi manajemen perusahaan. Fungsi dasar dari manajemen tersebut merupakan suatu proses kegiatan atau pencapaian suatu tujuan pokok dari organisasi atau lembaga dan biasanya berkaitan dengan memanfaatkan berbagai potensi sumber – sumber (sumber daya) yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan tersebut. Kegiatan utama dari humas atau public relations dalam mewakili top manajemen suatu lembaga atau organisasi tersebut, merupakan 5 Soleh Soemirat, Dan Elvinaro Ardianto, Dasar – Dasar Public Relations, Jakarta, Rosda, 2002, Hal. 13 6 Noke Kiroyan, Public Relations dan Budaya : Mengelola Reputasi Organisasi dalam Perspektif Keragaman Budaya. Dalam seminar himpunan mahasiswa Public Relations UMB Jakarta. 7 Juni 2006
5
bentuk kegiatan two ways communication, adalah ciri khas dari fungsi dan peranan public relations. Hal tersebut dikarenakan salah satu tugas public relations ialah bertindak sebagai nara sumber informasi (source of information) dan merupakan saluran informasi (channel of informations).7 Pentingnya manajemen public relations dalam pengelolaan reputasi, tentunya sangat mempengaruhi kinerja perusahaan. Sebuah perusahaan yang sedang berkembang di dalam masyarakat, tentunya akan selalu menghadapi tekanan, baik yang berasal dari luar perusahaan maupun dari dalam perusahaan.
Ada tiga penyebab yang di pandang sebagai ancaman terhadap reputasi, yaitu kritik terhadap perusahaan atau produk yang disampaikan melalui media cetak atau penyiaraan, bencana yang mengganggu produksi dan tuduhan dari kelompok – kelompok kepentingan atau pelanggan tentang keamanan produk.8 Ancaman terhadap reputasi, baik nyata atau pun hanya persepsi belaka dapat menghancurkan suatu citra atau merek yang telah dibangun selama beberapa dasawarsa dengan investasi yang mahal. Ancaman – ancaman ini perlu di antisipasi, dipahami,dan direncanakan penangkalannya. Dengan memahami serta melakukan komunikasi yang efektif disekitar persepsi resiko, dapat membantu mengurangi konflik sambil membangun dukungan dan kepercayaan hal – hal yang teramat penting untuk memperoleh dan mempertahankan dukungan pelanggan,
7
8
Rusady Ruslan. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi. Jakarta : PT. RajaGrafindo Perkasa. 2007. hal. 13 - 15 Yosal Iriantara. Media Relations : konsep, pendekatan, praktik. Bandung : Rosda, 2008. hal. 101
6
investor dan karyawan.9 Faktor yang harus diperhatikan dalam proses manajemen reputasi adalah mengenai berubahnya situasi dan kondisi lingkungan (merger dan akuisisi). Ditahun 2006 banyak sekali fenomena yang terjadi di dunia pertelevisian, mulai dari gebrakan program acara sampai dengan proses merger antar stasiun televisi. Proses merger yang terjadi di tahun 2006 pada saat itu adalah penggabungan antara stasiun televisi Trans Tv dan TV 7 dan berganti nama menjadi Trans7 dan masuk dalam group Trans Corp pimpinan Chairul Tanjung. Di tahun yang sama, Indosiar pun terkena isu manajemen bahwa Indosiar akan bergabung dengan SCTV. Isu merger antara Indosiar dan SCTV muncul ketika ada pemberitaan di media yang mengumumkan, bahwa ada rencana penjualan saham mayoritas PT. PP London Sumatra Indonesia,tbk (LSIP) kepada kelompok usaha indofood. Dimana pemegang saham mayoritas Lonsum yakni First Durango Singapore Pte Ltd yang dikendalikan oleh keluarga Sariaatmadja, dikabarkan menjual sahamnya itu ke anak usaha PT. Indofood Sukses Makmur, tbk yakni PT Indofood Agri Resources.10 Dan ditahun 2007 terjadi lah proses akuisisi tersebut, dimana PT. Indofood Sukses Makmur, tbk milik salim group telah mengakuisisi 56,4
%
saham
Lonsum,
perkebunan
yang
dikendalikan
oleh
keluargaSariaatmadja. Dan akibat dari berhembusnya kabar ini adalah adanya isu
9
Noke Kiroyan, Public Relations dan Budaya : Mengelola Reputasi Organisasi dalam Perspektif Keragaman Budaya. Dalam seminar himpunan mahasiswa Public Relations UMB Jakarta. 7 Juni 2006
10
Ardian Wibisono. www.detikfinance.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/05/tgl/25/time/113030/idnews/7 85091/idkanal/6
7
bahwa proses akuisisi tersebut akan diikuti
dengan penyerahan Indosiar ke
SCTV.11 Dalam hal merger atau proses akuisisi adalah salah satu faktor yang sangat penting di dalam reputasi perusahaan. Dan hal tersebut menjadi bagian terpenting dalam manajemen public relations. Sepanjang tahun 2007 hingga tahun 2008, Indosiar masih saja dilanda isu manajemen yang menyebutkan bahwa Indosiar akan merger dengan SCTV. Ditambah lagi pada tahun 2006 posisi Indosiar menduduki peringkat ke lima, hal ini juga lah yang membuat indosiar diterpa isu merger. Memasuki pertengahan 2007, Indosiar meluncurkan sebuah program baru yaitu “Mama Mia Show” dimana ajang reality tersebut sebuah kompetisi yang melibatkan ibu dan anak, dan mendapatkan sambutan yang baik dari masyarakat. Dan karena program ini lah membawa Indosiar menduduki peringkat pertama sebagai stasiun televisi nomor satu di Indonesia. Selain program MamaMia Show kemudian diikuti program Super Mama Seleb, Take Me Out, serta Take Him Out. Menjadi program acara unggulan di Indosiar dan membawa Indosiar masuk ke dalam peringkat tiga besar sebagai stasiun televise swasta Walau pun sudah menempati rating pertama, namun beberapa media elektronik (situs – situs internet) dan media cetak masih saja menulis mengenai isu merger tersebut. Pada akhir di bulan desember 2007 humas Indosiar memberikan press release melalui website
http:/www.Indosiar.com/news/liputan-utama/66638_batal-merger-
indosiar---sctv dengan info liputan utama bahwa pihak Indosiar membantah akan terjadinya merger antara Indosiar dan SCTV. Hal ini terkait dengan Undang – 11
Agoeng Wijaya, “SCTV – Indosiar Bakal Merger”. Dalam Koran tempo, Jakarta 7 Agustus 2008
8
undang penyiaran no. 32 tahun 2002 dan peraturan pemerintah no.50 yang melarang satu badan hukum memiliki dua wilayah siar di provinsi yang sama. Tentunya isu management tersebut sempat membuat bingung para karyawan (internal perusahaan), banyak karyawan yang khawatir dengan posisi mereka di perusahaan. apabila jadi bergabung dengan pihak SCTV, apakah akan tetap menjadi karyawan di Indosiar atau tidak, hal ini dikarenakan rata – rata karyawan atau pun karyawati indosiar adalah karyawan tetap yang sudah bekerja belasan tahun di Indosiar. Dan khususnya para investor dan pemegang saham Indosiar (eksternal perusahaan) pun juga merasa was – was dengan isu tersebut, sebab sejak isu merger tersebut muncul, ada kecenderungan naiknya harga saham pada bursa saham jakarta. Dan apabila saham tersebut naik, maka ada kemungkinan yang terjadi adalah adanya penjualan saham indosiar secara besar – besaran di bursa saham dan tentunya akan berakibat fatal bagi perusahaan. Isu manajemen tersebut tentunya sangat berpengaruh pada kredibilitas perusahaan di mata para pemegang saham dan client perusahaan. Di penghujung tahun 2006 Indosiar pernah mengeluarkan pernyataan pada artikel Ekonomi dan Bisnis dengan topik ”Indosiar Menimbang Merger” terbitan majalah Gatra edisi 6 (enam) beredar pada tanggal 21 Desember 2006, hal ini dilakukan untuk menyanggah isu perusahaan mengenai merger. Sepanjang tahun 2007, berita mengenai merger antara Indosiar dan SCTV masih saja terus terdengar. Baik berita yang mengatakan bahwa indosiar akan merger dengan sctv sampai dengan berita yang mengatakan bahwa indosiar batal merger dengan sctv. Seperti pemberitaan pada detik finince tertanggal 11 desember 2007 dengan judul
9
artikel ”Indosiar batal merger dengan SCTV”, pada artikel tersebut di jelaskan bahwa menurut penuturan direktur Indosiar serta komisaris Indosiar, bahwa tidak akan terjadi merger dengan sctv, hal ini terkait dengan undang – undang penyiaran no. 32 tahun 2002 dan peraturan pemerintah no.50, sedangkan pada koran tempo tertanggal 07 Agustus 2008 dengan judul artikel ”Indosiar bakal merger” dengan isi berita yang memaparkan bahwa sctv dan indosiar akan segera bergabung, hal tersebut dikarenakan sudah ada surat permintaan yang masuk ke pemerintah untuk diadakannya pengadaan merger antara indosiar dan sctv, sedangkan disisi lain dari nara sumber sctv, mengatakan bahwa merger antara indosiar dan sctv masih di kaji hal tersebut dipaparkan dalam surat kementrian dari departemen komunikasi tertanggal 15 Juli 2008 terkait dengan undang – undang penyiaran no. 32 tahun 2002 dan peraturan pemerintah no. 50. Dan sampai di tahun 2009 pun, isu merger tersebut masih saja terdengar. Seperti pemberitaan pada koran tempo edisi senin 27 Juli 2009 dengan judul artikel ”Industri Televisi Semakin Mengelompok”. Tentunya hal tersebut menjadi perhatian khusus bagi Humas Indosiar, adapun periode yang penulis pakai di dalam penelitian ini adalah periode Januari – Desember 2008, hal ini dilakukan karena pada tahun 2008 kemarin adalah tahun dimana Indosiar melakukan banyak perbaikan di dalam program acara. Karena sebuah stasiun televisi, reputasi ditentukan dari program acara yang ada dan bagaimana campur tangan humas di dalam mengelola image perusahaan di dalam menjaga reputasi.
10
1.2. PERUMUSAN MASALAH Perumusan masalah pada penelitian ini adalah terfokus pada : Bagaimana Manajemen Public Relations PT. Indosiar Visual Mandiri dalam mengelola Reputasi perusahaan terhadap isu merger? 1.3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1.3.1.TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : untuk mengetahui langkah – langkah apa saja yang dilakukan Public Relations Indosiar untuk mengelola reputasi perusahaan di dalam perkembangan dunia pertelevisian dan pengelolaan isu – isu yang berpotensi menjadi isu manajemen di dalam perusahaan. 1.3.2. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : a) Manfaat Akademis adalah Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penelitian di bidang Public Relations khususnya dalam pelaksanaan pengelolaan manajemen reputasi suatu perusahaan. Dan sebagai sarana untuk mempraktekan teori – teori yang di dapat selama mengikuti perkulihaan. b) Manfaat Praktis adalah untuk memberikan sumbangan pikiran dan masukan terhadap pembaca mengenai hal – hal yang diperlukan oleh seorang Humas di dalam pengelolaan manajemen public relations khususnya Manajemen Public Relations PT. Indosiar Visual Mandiri terhadap pengelolaan reputasi perusahaan. Hasil penelitian ini sangat diperlukan sebagai bahan masukan bagi pihak lain yang membutuhkan serta kritik dan saran dari para pembaca sehingga penelitian ini bisa menjadi sempurna
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. KOMUNIKASI ORGANISASI Banyak
terdapat
definisi
mengenai
komunikasi
organisasi
yang
dikemukakan oleh para pakar baik dalam bidang ilmu komunikasi maupun ilmu manajemen. Sebenarnya arti kata komunikasi dan organisasi adalah dua hal yang berbeda. Dalam istilah yang sederhana, komunikasi adalah proses penyampaian pengertian antar individu. Komunikasi adalah pusat minat dari situasi perilaku di mana suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada seorang penerima dengan tujuan mempengaruhi perilaku si penerima.12 kata komunikasi berasal dari bahasa latin ”communis” atau ”common” dalam bahasa inggris yang berarti sama. Sama disini dengan maksud adalah sama makna. Sebab jika dua orang atau lebih terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Banyak pakar yang mengungkapakan arti dari komunikasi, dan salah satu pakar tersebut adalah Carl I.Hovlan dan Laswell. menurut pakar ilmu komunikasi Carl I.Hovlan bahwa :
12 H. Frazier Moore, HUMAS : Membangun Citra Dengan Komunikasi, Bandung, ROSDA, 2004 hal. 86
11
12
”Carl I.Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tepat, asas – asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.”13
Sedangkan menurut paradigma Lasswell bahwa komunikasi itu meliputi lima unsur sebagai jawaban bahwa sesungguhnya manusia berkomunikasi melalui tahap : komunikator (communicator, source, sender), pesan (message), media (channel, media), komunikan (communicant, communicatee, receiver, recipient), efek (effect, impact, influence). Komunikasi yang dilakukan manusia biasanya di lakukan dengan tatap muka (face to face), secara verbal (lisan atau tulisan) dan bermedia (Mediated), serta secara non – verbal (gestural dan pictorial / bergambar). Kegiatan komunikasi bukan hanya informatif saja, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu faham atau keyakinan, melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan dan lain – lain. Communications (komunikasi) menunjukkan suatu proses khas yang memungkinkan interaksi antar manusia dan menyebabkan individu – individu menjadi makhluk sosial. Sedangkan komunikasi bermedia, menunjukkan teknis komunikasi secara tak langsung atau berperantara, meliputi media – media mulai dari genderang suku primitif misalnya berkomunikasi dengan isyarat dengan asap, dan batu – batu prasasti sampai dengan telegrafi, cetakan, siaran dan film. Dalam tugas keseharian seorang humas, hendaknya mengerti akan arti penting komunikasi. Sebab komunikasi kehumasan merupakan suatu proses yang 13 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, Bandung, Remadja Karya, 1988 hal. 5
13
mencakup suatu pertukaran fakta, pandangan, dan gagasan di antara suatu bisnis atau organisasi tanpa laba dengan publik – publiknya untuk mencapai saling pengertian. Ada tiga butir yang dipertimbangkan : Komunikasi harus melibatkan dua orang atau lebih, Komunikasi merupakan pertukaran informasi yang bersifat dua arah, dan mengandung pemahaman.
14
komunikasi dikatakan efektif apabila
jika suatu gagasasan dapat berpindah dari benak seseorang ke benak orang lain. Komunikasi melibatkan tiga unsur : pengirim (sender), media komunikasi, dan penerima (receiver). Demikian pula dengan organisasi, dimana organisasi berasal dari bahasa latin yaitu ”organizare” yang artinya to form as or in to a whole consisting of interdependent or coordinate parts ( membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan dari bagian – bagian yang saling tergantung atau terkoordinasikan). Banyak pakar yang mendefinisikan makna dari organisasi, salah satu nya adalah Chester I. Bernard mendefinisikan organisasi sebagai system dari kegiatan manusia yang bekerja sama (An Organization is a system of cooperative human activities).15
Kemudian menurut Everett M Rogers dan Reikha Agarwuala-Rogers dalam bukunya communications organizations menyatakan bahwa :
14 H. Frazier Moore HUMAS : membangun citra Dengan Komunikasi, Bandung, ROSDA, 2004 hal. 86 15
Yenni R.S, Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Komunikasi Organizational. Cetakan ke-4. Jakarta : Universitas Terbuka. 2004 hal. 1.4
14
“organisasi adalah system yang mapan dari orang – orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang kepangkatan dan pembagian kerja.”16
Bidang kajian komunikasi organisasi difokuskan pada komunikasi yang berlangsung di dalam organisasi guna mencapai tujuan. Di dalamnya tercakup bagaimana proses komunikasi pada sistem sosial ini dapat menimbulkan pengertian yang sama guna mewujudkan tujuan organisasi tersebut. Menurut Joseph Devito dalam bukunya ”Human Communications” menyatakan bahwa : ”Komunikasi organisasi merupakan pengiriman dan penerimaan pesan baik dalam organisasi di dalam kelompok formal maupun informal organisasi.”17
Dalam komunikasi ada beberapa bentuk kegiatan komunikasi yang sangat perlu diketahui diantaranya adalah Komunikasi intra pribadi (intrapersonal communication), komunikasi dengan orang lain (interpersonal communications), komunikasi dengan media massa (mass media communications)18, komunikasi kelompok. Dalam melakukan kegiatan komunikasi sering terjadi suatu hambatan yang menimbulkan kesalahpahaman sehingga tidak tercapai suatu pengertian bersama. Empat macam hambatan tersebut antara lain (menurut pakar manajemen dari Amerika Serikat R. Kreiner dalam bukunya ”Management” 19 ) hambatan di dalam proses penyampaian, hambatan secara fisik, hambatan semantic serta hambatan psiko-social.
16
Yenni R.S, soleh soemirat dan Elvinaro Ardianto, Komunikasi Organizational. Op-cit. Hal. 1.5 Yenni RS dkk. Op-cit. hal. 1.3 18 Rachmadi, op.cit. hal 66 19 Ruslan, op. cit, hal 9 - 10
17
15
2.2 PUBLIC RELATIONS 2.2.1 PENGERTIAN PUBLIC RELATIONS Banyak perusahaan yang belum menyadari akan pentingnya humas. Kebanyakan orang sebenarnya tidak setuju dengan apa yang disebut humas itu. Humas merupakan suatu subjek yang relatif masih baru, yang menimbulkan konsep dimana kita tidak menemukan konsesus pendapat sepenuhnya atas definisi yang dirasakan tepat untuk istilah itu. Dan banyak pula pakar komunikasi yang mendefinisikan arti dari public relations itu sendiri salah satunya adalah Frank Jefkins. ”Frank Jefkins : hubungan masyarakat (Public Relations) adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi terencana, baik itu ke dalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan – tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.” 20
Hal ini berarti bahwa hubungan masyarakat adalah suatu rangkaian kegiatan yang di organisasikan sebagai suatu rangkaian kampanye atau program terpadu, dan semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dan teratur. Tujuannya adalah untuk menciptakan dan memelihara saling pengertian, selain itu juga berbagai macam tujuan khusus lainnya dan berkaitan dengan saling pengertian. Secara khusus Public dari perusahaan sangat diperlukan untuk mendapatkan perhatian demi meraih pengertian dan dukungan dari mereka.
20 Frank Jeffkins, Public Relations Edisi 2, Erlangga, Jakarta 1996, Hal 2.
16
Selain Frank Jefkins, beberapa institusi public relations juga membuat pengertian mengenai public relations. Salah satu nya IPRA juga mempunyai pendapat sendiri mengenai pengertian Public relations dan begitu juga dengan Cutlip, Center dan Glen M.Broom bahwa Public Relation adalah : ”IPRA mendefinisikan Public Relations adalah fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi dan lembaga swasta atau public (umum) untuk memperoleh pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang terkait atau mungkin ada hubungannya dengan penelitian opini public di antara mereka. ”21
”Cutlip. Center dan Glen M. Broom mengatakan bahwa public relations adalah funsi manajemen yang menilai sikap public, kepentingan public, mengidentifikasikan kebijakan dan tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan public, serta merencanakan program kegiatan untuk meraih pengertian dan dukungan publik..”22
Pengertian dan dukungan yang diberikan public kepada perusahaan tidak muncul begitu saja. Hal tersebut bisa muncul bila ada upaya –upaya yang dilakukan oleh perusahaan. Dan upaya – upaya tersebut harus benar – benar direncanakan dengan baik dan dilaksanakan dengan berkesinambungan
Tujuan Humas sendiri adalah pengembangan opini public yang menyenangkan dari sebuah lembaga social, ekonomi, atau politik. Dalam menjalin hubungan dengan public demi mendapatkan dukungan dan pengertian mereka, ada satu hal yang perlu diingat yaitu komunikasi yang baik antara kedua belah pihak. Dalam hal ini dikatakan oleh :
21 Claire Austine, Public Relations Yang Sukses Dalam Sepekan, Jakarta 2002 22 Onong Uchjana Effendy, Humas Relations, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 1992, hal. 48
17
” Prof. Ibon Marston, Public Relations adalah manajemen yang menilai sikap public dan melaksanakan program kegiatan dan berkomunikasi untuk meraih pengertian dan dukungan publik.”23
Dukungan public yang positif terhadap perusahaan tidak akan muncul begitu saja. Perusahaan melalui Humas (Public Relations) harus mampu merancang program – program yang nantinya berakhir dengan terciptanya pengertian dan dukungan public. Upaya – upaya tersebut tentunya harus dengan pemikiran yang matang serta terencana.
Dan kunci dari semua itu adalah
komunikasi.
2.2.2 TUGAS DAN FUNGSI PUBLIC RELATIONS Humas (Public Relations) mempunyai fungsi timbal balik ke luar dan ke dalam. Ke luar humas harus mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran masyarakat yang positif terhadap segala tindakan dan kebijakan organisasi atau lembaganya. Ke dalam humas berusaha mengenali dan mengidentifikasi hal – hal yang dapat menimbulkan sikap dan gambaran yang kurang menguntungkan dalam masyarakat sebelum tindakan itu dijalankan.
Irving Smith Kogan dalam artikelnya “Public Relations”
mengatakan
bahwa fungsi humas (public relations) adalah fungsi manajemen sebagai peneliti dan penilai selera dan sikap masyarakat, menyelaraskan kebijakan organisasi dengan kepentingan umum, serta merumuskan dan melaksanakan suatu program
23 Glen. M. Broom, effective Public Relations edisi 6. Prentice Hall, Englewood Clf Jersey 1985, hal 3
18
kerja untuk mendapatkan dukungan dan kepercayaan masyarakat24 sedangkan 4 (empat) unsur dasar Humas menyatakan bahwa : a) Humas merupakan filsafat manajemen yang bersifat social, b) Humas adalah suatu pernyataan tentang filsafat tersebut dalam keputusan kebijakan, c) Humas adalah tindakan akibat kebijakan tersebut, d) Humas merupakan komunikasi dua arah yang menunjang kearah penciptaan kebijaksanaan ini kemudian menjelaskan, mengumumkan, mempertahankan, atau mempromosikannya kepada public sehingga memperoleh saling pengertian dan itikad baik25
Secara structural humas merupakan bagian integral dari suatu perusahan, jadi fungsi humas tidak terpisahkan dari fungsi perusahaan. Maka humas menyelenggarakan komunikasi timbale balik antara perusahaan dengan publiknya. Berikut pernyataan F. Rachmadi mengenai Fungsi dan Tugas Humas (PR) adalah sebagai berikut : A. Fungsi Pokok Public Relations adalah a) Sebagai alat bantu untuk mengerti dan memahami sikap
public dan mengetahui apa yang harus dan
tidak boleh dilakukan perusahaan untuk mengubah sikap mereka,
24 F. Rachmadi, Human Relation and Public Relations, PT. Remaja Rosda karya, Bandung 1992, hal. 9 25 H. Frazier Moore,HUMAS : membangun citra Dengan Komunikasi, Bandung, ROSDA, 2004 hal 7
19
b) dan sebagai sebuah program aksi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan26 B. Tugas dan Kewajiban Public Relations dalam keseharian adalah a) Menunjang kegiatan management dalam pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan yang diwakilinya, b) Membina hubungan baik antara organisasi dengan publiknya (internal relations dan external relations) dalam rangka menanamkan pengertian, c) Menumbuhkan motivasi dan partisipasi public dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini public) yang menguntungkan, memonitor atau merekam dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum atau masyarakat, menyampaikan pesan atau informasi dari perusahaan secara lisan, tertulis atau visual kepada khalayak, d) Dan melakukan studi analisis atas reaksi serta tanggapan khalayak terhadap kebijakan dan langkah tindakan
perusahaan
termasuk
segala
macam
pendapat public yang mempengaruhi perusahaan, memberikan informasi kepada pejabat (eksekutif) tentang public acceptance atau non acceptance atas 26 F. Rachmadi, Op – Cit hal. 9
20
cara – cara dan pelayanan perusahaan kepada khalayak27
Sementara itu sebagian orang mengacaukan public relations dengan aktivitas dan bagian – bagian nya, misalnya, banyak orang berpendapat bahwa ”publisitas” adalah nama lain dari ”public relations’’ padahal itu adalah hal yang berbeda. Selain fungsi public relations diatas menurut F. Rachmadi, public relation juga mempunyai fungsi sebagai manajemen isu. Manajemen isu pertama kali di kemukakan oleh konsultan PR, W.Howard chase pada tahun 1976. menurutnya manajemen isu mencakup identifikasi isu, analisis isu, menentukan prioritas, memilih program strategi, mengimplementasikan program aksi dan komunikasi, serta mengevaluasi efektivitasnya. Dia mengatakan bahwa proses tersebut akan menyelaraskan prinsip, kebijakan dan praktik korporat dengan realitas ekonomi yang terpolitisasi.28
2.2.3. KEGIATAN PUBLIC RELATIONS Dalam melakukan kegiatannya seorang humas harus benar – benar memahami dengan pasti siapa saja yang menjadi khalayak dari setiap kegiatannya. Karena hal tersebut tentunya dapat mendukung hasil kerja humas secara maksimal dan sekaligus memperoleh citra yang baik dari pihak public sebagai khalayak sasarannya (target audience) dan masyarakat luas lainnya. 27 F. Rachmadi, Human Relation and Public Relations, PT. Remaja Rosda karya, Bandung 1992, hal. 23 28
Scott M.cutlip, allen H.Center, Glen M.Broom, Effective public Relations edisi ke 9, Kencana Prenada Media Group, Jakarta 2007, hal 24
21
Kegiatan Public Relations atau Humas dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu hubungan ke dalam (internal relations) yang ditujukan kepada public internalnya (karyawan, keluarga karyawan, pemegang saham, manager, serta top executives) dan hubungan ke luar (external relations) ditujukan kepada public external (masyarakat). Menurut Arifin Abdurachman, hubungan external dapat dibagi dalam kategori – kategori sebagai berikut : a) Government Relations yaitu hubungan organisasi atau perusahaan dengan instansi pemerintah. b) Customer Relations yaitu hubungan antara pimpinan perusahaan dengan para relasinya atau pelanggan dengan tujuan untuk mencari dan mempertahankan pelanggan. c) Press Relations yaitu hubungan antara pimpinan perusahaan dengan pihak – pihak pers seperti dengan pihak surat kabar dan majalah. d) Community Relations yaitu hubungan perusahaan dengan masyarakat sekitarnya29
Didalam menjalankan kegiatan external di perusahaannya, seorang petugas humas atau public relations harus dapat menyuguhkan informasi mengenai kegiatan perusahaannya yang patut ditonjolkan, karena kegiatan external sangat menunjang keberadaan suatu perusahaan di mata khalayak disamping kegiatan internal. Karena hal itu dapat mendukung hasil kerja humas secara maksimal dan 29 I.G. Wursanto, pokok – pokok pengertian humas dan managemen, Pustaka Dian, Jakarta 1985, hal 45
22
sekaligus memperoleh citra yang positif dari pihak public sebagai khalayak (target audience) dan masyarakat lainnya.
2.2.4. MEDIA PUBLIC RELATIONS Media mempunyai arti yang sangat penting bagi seorang public relations, didalam tanggung jawab nya sebagai humas perusahaan. Sebab melalui media segala sesuatu informasi mengenai perusahaan bisa di release ato di sebar luaskan ke masyarakat. Media terkontrol antara lain adalah media dimana praktisi bisa menentukan informasi apa yang akan dimuat, bagaimana pemuatannya dan kapan dimuat, serta pada tingkat tertentu kepada siapa berita ditujukan. Media yang tidak bisa dikontrol adalah media di mana praktisi tidak punya peran langsung dalam pembuatan keputusan untuk isi media.30
Media komunikasi dapat
dikategorikan sebagai berikut : saluran media massa (televisi, radio, film, dan surat kabar), saluran informal (family, tetangga, dan teman), saluran instansi pemerintah (juru penerangan, penyuluh dan sebagainya), badan usaha swasta (penjual produk : dealer dan salesnya). Adapun media humas dibagi menjadi dua bagian didalam proses sosialisasinya, yaitu : A. MEDIA PUBLIC RELATIONS EKSTERNAL Dalam penyebaran informasi, tentunya seorang public relations memerlukan sebuah media didalam menjalankan tugasnya. Baik itu yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal. Salah satu media yang bersifat eksternal bisa berupa sebuah media baru dengan tantangan baru 30
Scott M.cutlip, allen H.Center, Glen M.Broom, Effective public Relations edisi ke 9, Kencana Prenada Media Group, Jakarta 2007, hal 286
23
atau media tradisional dengan penggunaan baru. Salah satu media eksternal yang biasa digunakan seorang public relation dalam suatu perusahaan adalah Internet. Internet merupakan sebuah
revolusi
komunikasi yang sangat luas dan mendalam. Karena di era globalisasi pada saat sekarang ini, internet memudahkan setiap orang untuk mencari dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Kunci utama internet bagi seorang public relations adalah untuk meningkatkan komunikasi interaktif, yang merupakan esensi dari pembentukan dan pemeliharaan hubungan.31 Selain itu media eksternal lain yang bisa digunakan adalah media cetak berupa Koran, majalah, radio ataupun televisi. Karena selain internet, Koran atau pun majalah masih mempunyai peminat yang cukup banyak. Karena penempatan publisitas masih sangat penting bagi organisasi yang berusaha mempengaruhi audien nasional atau audiens khusus, sasaran khalayak perusahaan atau organisasi.
B. MEDIA PUBLIC RELATIONS INTERNAL Komunikasi dalam organisasi terjadi dalam bentuk komunikasi lisan dan tertulis. Semua bentuk komunikasi dan media yang digunakan adalah tanggung jawab bagian hubungan internal. Untuk itu sangat diperlukan media internal didalam aktivitas public relations, salah satu media yang bisa digunakan adalah jurnal internal. Dimana jurnal internal ini dipublikasikan atau diterbitkan perusahaan yang didistribusikan kepada
31
Scott M.Cutlip,Allan H.Center & Glen M.Broom, Op-Cit, hal 289
24
para anggota ataupun khalayak pendukung dari suatu organisasi. Bentuk dari jurnal internal bervariasi, bisa berupa majalah, koran, newsletter, atau majalah dinding. Selain itu untuk sarana media internal humas, bisa juga menggunakan papn pengumuman, kaset video dan cctv, kotak saran, konfrensi staf atau rapat dinas, acara kekeluargaan dan masih banyak lagi. Namun, pemilihan media internal khususnya dalam metode komunikasi sangatlah dipengaruhi oleh karakteristik organisasi, jumlah, dan strata personel, serta lokasi kerja.32
Dari beberapa definisi tentang komunikasi yang beraneka ragam maka dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi merupakan proses dimana penyampaian atau pengiriman pesan atau informasi dari suatu sumber kepada satu atau dua lebih penerima pesan dengan maksud untuk mengubah perilaku penerima pesan tersebut. Berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat bahwa proses komunikasi yang dilakukan Public Relations Indosiar dengan menyampaikan pesan kepada publik sasaran yang dituju untuk suatu tujuan tertentu. Memahami bagaimana cara bekerja sama dengan setiap medium, cara menghasilkan isi (content) untuk masing – masing media, cara memenuhi persyaratan spesifik dan menangani audien media adalah bagian utama dari dari tugas public relations.
2.3 KHALAYAK
32
M.Linggar Anggoro, Teori & Profesi Kehumasan, Op-Cit, hal 212 - 224
25
Khalayak (public) adalah kelompok atau orang – orang yang berkomunikasi dengan suatu organisasi, baik secara internal maupun eksternal.33 Khalayak utama suatu perusahaan adalah para karyawan, pemegang saham, konsumen, masyarakat tetangga, distributor, pendidik, dan pemerintah. Khalayak ini masing – masing mempunyai kepentingan terhadap perusahaan sebagai sumber keuntungan.34
Sebesar apa pun suatu perusahaan, ia tidak mungkin
menjangkau semua orang. Ia harus menentukan sebagian diantaranya yang sekiranya paling sesuai atau yang paling dibutuhkan. Dengan jenis dan jumlah yang terbatas tentunya perusahaan akan lebih efisien dalam menggarapnya. Meskipun khalayak dari suatu organisasi sangat boleh jadi berbeda dari khalayak organisasi – organisasi lainnya, tetapi kita dapat mengidentifikasikan adanya delapan khalayak utama yang paling sering menjadi subyek khalayak dari berbagai macam organisasi secara umum. Kedelapan khalayak tersebut meliputi : masyarakat luas, calon pegawai, para pegawai, distributor, pemasok jasa, pemegang saham atau investor, konsumen dan pemakai produk, serta para pemimpin pendapat umum.35
2.3.1. KHALAYAK INTERNAL Setiap perusahaan memiliki sendiri khalayak khususnya, yang ditentukan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut. Khalayak internal dalam suatu perusahaan mempunyai arti tersendiri didalam hubungan ke dalam 33
Frank Jefkins, Public Relations edisi 4, Erlangga, Jakarta 1995 Hal. 71 Frazier Moore, Humas : Membangun Citra Dengan Komunikasi, Rosda, Bandung 2004 hal 343 35 Frank Jefkins, Op-Cit, Hal. 72 34
26
antara manajemen dengan para karyawan nya. Khalayak Internal adalah khalayak yang berada di dalam organisasi atau perusahaan seperti pemegang saham, manajer, karyawan, dan keluarga karyawan.
2.3.2. KHALAYAK EKSTERNAL Dalam menentukan khalayak eksternal perusahaan haruslah benar – benar di perhatikan, khalayak mana saja kah yang penting bagi perusahaan. Apakah sudah pada sasaran yang ingin hendak dituju oleh suatu perusahaan atau organisasi. Khalayak eksternal adalah khalayak yang berkepentingan terhadap perusahaan dan berada diluar perusahaan yaitu masyarakat, pemasok, penyalur, pemerintah, pesaing, dan pers (media massa).
2.3.3. ALASAN PENETAPAN KHALAYAK Dalam memilih khalayak, humas haruslah lebih diskriminatif. Unsur atau segmen tertentu sengaja dipilih untuk lebih mengefektifkan penerimaan pesan – pesan. Ada beberapa alasan pokok mengapa suatu organisasi atau perusahaan harus mengenali atau menetapkan unsur masyarakat luas yang menjadi khalayaknya. Yakni : a) untuk mengidentifikasikan segemen khalayak atau kelompok yang paling tepat untuk dijadikan sasaran suatu program kehumasan, b) untuk
menciptakan
skala
prioritas,
sehubungan
dengan
adanya
keterbatasan anggaran dan sumber – sumber daya lainnya, c) untuk memilih media dan teknik humas yang sekiranya paling sesuai, serta
27
d) untuk mempersiapkan pesan – pesan sedemikian rupa agar cepat dan mudah di terima.36
2.3.4. AKIBAT TIDAK DITETAPKANNYA KHALAYAK Berikut ini adalah rangkuman akibat yang timbul sebagai akibat dari tidak ditetapkannya khalayak atas dilancarkannya suatu program kehumasan :37 a) Segenap usaha dan dana akan terpecah – belah oleh karena terlalu luasnya khalayak yang dituju, b) Pesan yang dikirimkan tidak ditangkap atau dimengerti sebagaimana mestinya, karena pesan itu tidak sesuai dengan karakteristik khalayak yang menerimanya. c) Total kegiatan tidak akan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan sehingga penggunaan jam kerja, materi serta peralatan menjadi tidak ekonomis. d) Tujuan yang hendak dicapai luput dari jangakauan. e) Pihak manajemen (untuk humas internal) atau perusahaan klien (untuk humas eksternal) tidak akan pernah puas dengan hasil yang ada. Kalau ini berlangsung berulang – ulang pada akhirnya mereka akan beranggapan bahwa kegiatan humas itu merupakan sesuatu yang abstrak, atau bahkan sesuatu yang sia – sia dan hanya memboroskan uang saja. Kemungkinan lainnya mereka masih percaya pada manfaat dan arti penting pranata
36 37
Frank Jefkins, Op-Cit, Hal. 75 Ibid, Hal. 75
28
humas yang mereka pekerjakan. Kalau sudah begitu, si manajer humas dan stafnya harus siap – siap gulung tikar karena kehilangan order.
2.4. REPUTASI Reputasi sangatlah berbeda dengan citra (image). Penampilan sesaat dapat menciptakan citra, tetapi reputasi membutuhkan konsistensi dan pemahamaan tentang sikap atau tingkah laku. Reputasi yang kuat dibangun dari tindakan operasional sehari – hari yang konsisten dengan tata nilai perusahaan, tidak cukup satu gebrakan saja. Dalam eksekusinya menjadi tanggung jawab bersama karena tidak cukup hanya dibebankan pada bagian humas atau pimpinan perusahaan.38 Sebab reputasi terbentuk dari hasil persepsi stakeholder eksternal dan internal. Tujuan dari reputasi sendiri adalah untuk mendapatkan nama baik dalam sebuah perusahaan. Menurut Gaotsi dan Wilson, mendefinisikan reputasi sebagai : “evaluasi dari semua stakeholder terhadap organisasi sepanjang waktu yang didasarkan atas pengalaman stakeholders tersebut dengan organisasi”. 39
Kata “reputasi” berasal dari kata latin “reputatio” yang artinya “menilai” atau “mengevaluasi”. Dimana reputation di definisikan sebagai “the general opinion about a person or a thing” (opini umum tentang seseorang atau sesuatu). Reputasi identik dengan citra, namun itu merupakan dua hal yang berbeda. Reputasi merupakan opini umum tentang seseorang atau sesuatu (general opinion about a person or thing), merupakan rekam jejak (track record) dan sesuatu yang
38
Henny S. Widyaningsih. Dalam seminar Strategi PR dalam Mengelola Reputasi dan Merek Organisasi, Hotel Kartika Chandra, Jakarta 2 Juni 2005 39 Yosal Iriantara, Media Relations : Konsep, Pendekatan dan Praktik, Op-Cit, hal 102
29
di peroleh.40 Dan Reputasi merupakan persepsi suatu organisasi yang merupakan aset intangible yang sangat berharga dan harus dikelola dengan baik.
Reputasi dapat dilihat dari berbagai perspektif yaitu strategi, organisasi, pemasaran, akuntansi, sosiologi dan komunikasi. Karena reputasi terbentuk dari unsur – unsur barang dan jasa, lingkungan kerja, tanggung jawab sosial, visi dan leadership, serta kinerja keuangan.41 Setiap stakeholders menilai organisasi dari sudut pandang yang berbeda, oleh karena setiap perusahan pasti memiliki reputasi yang berbeda – beda, hal ini dikarenakan setiap perusahaan memiliki sasaran khalayak yang berbeda – beda. Oleh karena itu reputasi perusahaan haruslah dikelola dengan baik. Reputasi adalah nama baik, dan semua orang tentunya membutuhkan nama baik. Karena nama baik itulah mereka dipercaya orang, organisasi atau perusahaan lainnya. Itulah sebabnya reputasi selalu terkait dengan kepercayaan.42
Sebenarnya salah satu faktor terciptanya reputasi perusahaan yang baik adalah apabila sebuah perusahaan itu mampu menemperkenalkan jati diri perusahaan dengan mantap. Sebab setiap perusahaan pasti mempunyai ciri khas masing – masing, dan hal tersebutlah yang membedakan perusahaan satu dengan yang lainnya. Reputasi adalah asset tidak nyata ( intangible asset), keadaan reputasi tergantung kepada apa yang dilakukan organisasi sebagai entitas, dan 40
Ms.K.Bhavani. Dalam Seminar “Reputation Building : Global Issues to Understand Countries Reputation”. Singapore : IPRS 41 Rusli Simanjuntak, Dalam Seminar Strategi Public Relations Dalam Pengelolaan Reputasi Organisasi Publik. Hotel Kartika Chandra Jakarta, 2 Juni 2005 42 Yosal Iriantara, Media Relations dan Manajemen Reputasi, Bandung : Rosdakarya, 2005, hal 71
30
juga komunikasi serta tanda – tanda yang dipilih untuk diberikan kepada publik. Simbol dari reputasi, nama perusahaan jika dikelola dengan baik akan mempresentasikan perusahaan agar didukung oleh masyarakat, bahkan akan sangat bernilai bagi konsumen.43
Reputasi di dalam perusahaan sangatlah penting, sebab reputasi pada dasarnya merupakan kekayaan satu organisasi atau perusahaan dan merupakan aset yang penting. Reputasi sendiri kan berdampak pada publik internal dan publik ehksternal perusahaan, jika reputasi sebuah perusahaan baik tentunya akan berpengaruh baik bagi internal dalam khususnya karyawan. Tentu mereka akan merasa bangga bisa bekerja di perusahaan yang mempunyai reputasi yang baik. Dan dalam rekruitmen pegawai baru yang berbakat dan handal tentu tidak sulit karena perusahaan tersebut sudah memiliki reputasi yang baik. Sedangkan bagi publik eksternal seperti pelanggan atau customer tentunya reputasi membuat mereka merasa memilih produk yang tepat.
Selain untuk mendapatkan nama baik, reputasi juga bertujuan untuk meningkatkan penjualan, mendorong transaksi dan pprakarsa strategis, perekrutan pegawai baru dan membuat pegawai baru merasa betah bekerja dan mempertinggi harga saham perusahaan. Namun sebuah reputasi dalam perusahaan atau organisasi bisa meningkat dan bisa pula menurun. Ada beberapa Faktor – faktor yang mendongkrak reputasi menurut survei adalah kemampuan berkomunikasi, 43
Ahmad fuad Afdhal, Tips & Trik Public Relations : Tantangan Komunikator Profesional, Jakarta : PT.Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004, Hal. 59
31
inovasi dan nilai sumber daya manusia. Dan bila dicermati faktor yang bisa menyebabkan turun dan naiknya reputasi itu ada dua yang terkait dengan program atau kegiatan public relation yakni kritikan dari media dan kemampuan berkomunikasi. Karena kegiatan public relation bisa bertujuan untuk membangun, memelihara atau meningkatkan reputasi dalam pandangan publik – publiknya.44
2.4.1. CITRA (IMAGE) Citra adalah apa yang diinginkan oleh sebagian besar masyarakat terhadap sesuatu subyek berdasarkan atas apa yang telah dipelajari oleh perusahaan atau organisasi, atau konsultan public relations dari hasil diskusi, komentar, iklan, penilaian kata – kata dan sumber lain. Citra (Image) identik dengan persepsi dan kesalahan umum para spesialis PR adalah anggapan bahwa persepsi dan realitas memiliki perbedaan yang sangat signifikan.
Seorang Public Relations bukan hanya bertugas membangun citra positif. Tetapi juga bertanggung jawab atas fakta – fakta sehingga citra yang terbangun tidak berdasarkan atas fondasi khayal belaka. Meski citra identik dengan reputasi, citra lebih berkonotasi superficial, bahkan mungkin ilusi. Penampilan sesaat dapat menciptakan citra, tetapi reputasi membutuhkan konsistensi dan pemahaman
44
Yosal Iriantara, Op-Cit, hal 105 - 106
32
tentang sikap atau tingkah laku.45 Jika berbicara mengenai citra (image), Citra (Image) sendiri memiliki lima jenis citra, yakni citra bayangan (mirror image) merupakan citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap organisasi atau perusahaannya, citra yang berlaku (current images) yang merupakan suatu pandangan yang melekat pada pihak – pihak luar mengenai suatu organisasi, citra harapan (wish images) merupakan suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen, citra perusahaan merupakan suatu citra dari keseluruhan organisasi atau perusahaan jadi bukan citra atas produk atau pelayanan, dan citra majemuk46.
Citra humas yang ideal adalah kesan yang benar, yakni sepenuhnya berdasarkan pengalaman, pengetahuan, serta pemahaman atas kenyataan yang sesungguhnya. Itu berarti citra bukan dipoles agar menjadi indah dari aslinya, karena hal itu justru dapat mengacaukannya. Citra yang sesungguhnya bisa muncul kapan saja, termasuk ditengah terjadinya musibah atau sesuatu yang buruk. Caranya adalah dengan menjelaskan secara jujur apa yang menjadi penyebabnya, baik itu informasi yang salah atau suatu perilaku yang keliru.
2.5. REPUTASI PUBLIC RELATIONS Umumnya, aktivitas manajemen pada setiap lembaga atau organisasi berkaitan dengan usaha mengembangkan potensi dan memimpin suatu tim atau
45
Henny S. Widyaningsih. Dalam seminar Strategi PR dalam Mengelola Reputasi dan Merek Organisasi, Hotel Kartika Chandra, 2 Juni 2005
46
Frank Jefkins, Op-Cit, hal 17
33
kelompok orang dalam satu kesatuan, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan tertentu dalam organisasi yang telah di tetapkan sebelumnya. Manajemen reputasi public relations mempunyai tugas utama untuk mengelola image tertentu terhadap perusahaan atau organisasi. Seperti pada penjelasan di atas bahwa reputasi identik dengan citra, namun itu merupakan dua hal yang berbeda. Perbedaannya adalah : a) Citra merupakan ide yang ada di benak publik (Idea held by the public), berupa gambaran mentah (mental picture), dan dapat di ciptakan. b) Reputasi merupakan opini umum tentang seseorang atau sesuatu (general opinion about a person or thing), merupakan rekam jejak (trcak record) dan sesuatu yang di peroleh.
Kata manajemen (management) berasal dari kata italia “maneggiare” yang berarti “menangani” (to handle), jadi pada dasarnya kata “manajemen” berarti menangani atau mengelola. Untuk sehari – hari kata manajemen di gunakan dalam empat pengertian yang berbeda yaitu : a) sebagai proses – proses pengorganisasian (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, penggiatan dan pengevaluasian. b) Berarti suaru karir atau pekerjaan. c) Berarti kelompok orang yang bertanggung jawab dalam menjalankan sebuah organisasi.
34
d) Sebagai sebuah ilmu atau seni tentang perencanaan, pelaksanaan, dan pengevaluasian.
Sedangkan pengertian manajemen reputasi mengacu pada konsep dasar manajemen diatas, dimana manajemen reputasi dapat berarti “sebuah ilmu tentang perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian segala hal yang berkaitan dengan reputasi”47
Public Relation berkaitan dengan reputasi, dimana hasil dari yang kita lakukan, apa yang kita katakan, dan apa yang dikatakan orang lain tentang kita. Dalam praktiknya, Public Relation adalah disiplin ilmu yang memelihara reputasi dengan tujuan untuk mendapatkan kesepahaman dan dukungan serta untuk mempengaruhi opini dan perilaku. Manajemen reputasi harus dilakukan secara seksama dengan penuh integritas dan kejujuran karena reputasi sangat rapuh dan dapat hancur seketika akibat kata – kata atau tindakan yang tidak mencerminkan simpati atas suatu realita. Contoh kasus di Inggris : Gerald Ratner, pemilik perusahan perhiasaan yang menyebutkan produk yang dijualnya sebagai “sampah”. Karena sebutan dari dia sendiri membuat produknya menjadi tidak laku. Reputasi harus dipupuk secara hati – hati dan terencana, karena reputasi terbentuk selama kurun waktu tertentu seiring dengan terbentuknya kesepahaman dan dukungan untuk suatu organisasi atau perusahaan.
2.5.1. RENCANA MANAJEMEN REPUTASI 47 MS.K.Bhavani. Dalam Seminar ”Reputation Building : Global Issues to Understand Countries Reputation”. Singapore : IPRS
35
Dalam melakukan kegiatannya Public relations tentu memiliki suatu rencana yang terintegrasi dengan baik, baik itu jangka panjang maupun pendek. Program rencana jangka pendek lebih terkait pada kegiatan yang dilakukan untuk jangka waktu beberapa bulan kedepan. Sedangkan rencana jangka panjang biasanya lebih kepada visi dan misi dari sebuah perusahaan. Public Relations harus di tempatkan di dalam rencana pengembangan strategis secara keseluruhan.
Dalam mengembangkan rencana Public Relations jangka panjang perlu memperhitungkan reputasi perusahaan saat ini, yang harus dianalisis melalui suatu riset yang terstruktur. Penggunaan riset ekternal yang terstruktur biasanya akan membantu meminimalkan reaksi emosional dalam proses penilaian semacam itu.48 Perlunya keberadaan PR didalam suatu perusahaan untuk menciptakan reputasi bagi suatu organisasi atau perusahaan, untuk menciptakan reputasi bagi para individual sebagai ahli di bidang yang dipilihnya, untuk meningkatkan kesadaran terhadap produk dan layanan serta pada organisasi atau perusahaan yang memproduksi atau mengadakan mereka, untuk mempertinggi nama baik dari suatu kedudukan masyarakat atau nama baik organisasi atau perusahaan, untuk menyelenggarakan kampanye dalam mencapai tujuan tertentu.
Faktor yang harus diperhatikan dalam manajemen reputasi adalah mengenai berubahnya situasi dan kondisi lingkungan (merger atau akuisisi), kuncinya adalah bahwa reputasi terdiri dari persepsi, bagaimana pihak lain
48 Mike Beard, Manajemen Department Public Relations, Jakarta, Erlangga 2001, hal 54
36
melihat kita. Oleh karena itu reputasi tidak di kontrol langsung oleh siapa pun juga, maka sulit untuk di manipulasi. Banyak faktor yang mempengaruhi sebuah reputasi perusahaan, dan seorang humas pun juga harus memperhatikan beberapa faktor yang terkandung dari rencana departemen Public Relations, yakni : a) Ringkasan Eksekutif b) Ulasan Kemajuan pada rencana terdahulu c) Kinerja anggaran d) Proposal anggaran e) Isu kritis dan strategis f) Komunikasi financial g) Hubungan dengan pemerintah h) Komunikasi pemasaran i) Komunikasi internal j) Hubungan dengan masyarakat k) Strategi – strategi tehnis khusus seperti strategi kreatif, hubungan dengan media, audiovisual dan lain sebagainya. l) Struktur departemen dan pengembangannya49.
2.5.2. FUNGSI DAN MANFAAT MANAJEMEN REPUTASI Manajemen reputasi didalam sebuah organisasi atau perusahaan mempunyai fungsi dan manfaat tersendiri bagi sebuah perusahaan itu sendiri. Menurut L.F. Urwick dalam bukunya “Element of Administration: (1976)
49 Mike Beard, Op – Cit, hal 55
37
menjelaskan bahwa aktivitas public relations sebagai salah satu fungsi management perusahaan, dimana memiliki tiga bentuk yaitu : a) Manajemen Mekanik, dimana fungsi manajemen mekanik ini melalui dengan melakukan forecasting atau pengamatan (peramalan) dimasa mendatang, planning (perencanaan), dan organizing (pengorganisasian). b) Manajemen Dinamik, merupakan fungsi manajemen dinamik ini terdiri dari unsur – unsur, commanding and directing (komando dan pengarahan), coordinasi (koordinasi) dan pengawasan (controlling) c) Manajemen Relasi, fungsi hubungan atau relasi publik (publik relationship) merupakan salah satu tugas manajemen perusahaan dengan cara berupaya mendengarkan pendapat dan aspirasi publik serta mampu mengidentifikasikan keinginan – keinginan publik khalayak sasarannya, menyampaikan sumbangan saran dan ide atau gagasan kreatif tertentu yang positif kepada pimpinan organisasi demi manfaat bersama bagi publik dan perusahaan dan mampu menciptakan suasana iklim yang kondusif dan hubungan yang harmonis serta positif untuk kalangan internal perusahaan.50
Dari fungsi manajemen reputasi tersebut diatas apabila dalam sebuah perencanaan di jalankan dengan sebaik – baik nya maka hasil yang akan dicapai akan menjadi optimal, dan tentunya perusahaan pun akan mendapatkan manfaat
50
Rusady Ruslan, Op – Cit hal 32
38
yang menguntungkan dari manajemen reputasi tersebut. Dan manfaat manajemen reputasi yang bisa diperoleh adalah : a) Mempengaruhi tujuan untuk membeli produk atau jasa. b) Meningkatkan prilaku konsumen untukmembeli, c) Meningkatkan kualitas produk, d) Menghalangi kompetitor masuk dalam pasar kita, e) Menarik investor dan pemodal lainnya, f) Meningkatkan kemampuan bersaing, g) Menciptakan pekerja yang kuat dan merekrut pekerja yang berbakat, h) Menciptakan resiko krisis yang lebih kecil, i) Jika terjadi krisis, dapat menciptakan ”support” dari ”stakeholders” nya, j) Memberikan kesempatan bagi stakeholders untuk bergerak leluasa, k) Menciptakan kepercayaan organisasi atau lembaga
2.5.3 STRATEGI MANAJEMEN REPUTASI Rencana strategis bisa menelan waktu lebih dari lima tahun untuk memberikan bagi gagasan perusahaan tentang bagaimana perusahaan dapat berjalan dan menentukan tingkat pertumbuhan serta mengukur reputasi. Berikut beberapa langkah yang dilakukan Public Relations dalam menjalankan suatu strategi diantaranya : a. Menentukan misi perusahaan. b. Mengembangkan Company Profile yang mencerminkan kondisi intern perusahaan dan kemampuan yang dimilikinya.
39
c.
Penilaian terhadap lingkungan ekstern perusahaan, baik dari segi semangat kompetitif maupun secara umum.
d. Analisis terhadap peluang yang tersedia dari lingkungan (yang melahirkan pilihan- pilihan) e. Identifikasi atas pilihan yang dikehendaki yang tidak dapat digenapi untuk memenuhi tuntutan misi perusahaan. f. Pemilihan strategi atas objectif jangka panajang dan garis besar strategi yang dibutuhkan untuk mencapai objek tersebut. g. Mengembangkan objektif tahunan dan rencana jangka pendek yang selaras dengan objectif jangka panjang dan garis besar strategi. h. Implementasi atas hal – hal diatas dengan menggunakan sumber yang tercantum pada anggaran dan mengawinkan rencana tersebut dengan sumber daya manusia, struktur, teknologi, dan system balas jasa yang memungkinkan. i. Review dan evaluasi atas hal – hal yang telah dicapai dalam setiap periode jangka pendek sebagai suatu proses untuk melakukan control dan sebagai input bagi pengambilan keputusan di masa depan51
Di dalam pengelolaan manajemen reputasi, seorang public relations perusahaan harus jeli dalam melihat situasi dan kondisi perusahaan di dalam pemecahan masalah yang berpotensi berkembang menjadi sebuah isu manajemen
51 Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations konsep dan aplikasinya di Indonesia, Jakarta: PT. Temprint, 2003, hal 43
40
perusahaan. Berikut beberapa isu penting di dalam pengelolaan manajemen reputasi perusahaan : a) obyektif utama dalam mengelola reputasi. b) Pandangan masyarakat tentang reputasi c) bagaimana pendekatan suatu organisasi dalam mempertahankan reputasi d)
cara mengukur reputasi.52.
Rencana public relations pada dasarnya baik itu jangka panjang maupun jangka pendek harus mengarah kepada objectif dan visi misi dari perusahaan. Seperti halnya di media pertelivisian Indonesia , public relations menjalankan rencana strategisnya dengan mengacu kepada visi dan misi perusahaan. Rubert S. Kaplan dan David P. Norton mengatakan bahwa jika tidak mengerti visi, mereka tidak dapat membagi visi dan bertindak berdasarkan visi tersebut53 Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan didalam menentukan proses perencanaan strategis Public Relations dimana ada 54Empat langkah tersebut meliputi : a) Menentukan masalah humas (fact finding), penelitian, masalah dan peluang. b) Perencanaan (Planning), dengan perencanaan, sasaran dan tujuan c) Bertindak dan berkomunikasi (Implementions & Communicating) dengan pelaksanaan dan implementasi.
52 MS.K.Bhavani, Dalam Seminar Reputation Building ; Global Issues to Understand Countries Reputations. Singapore : IPRS 53 Robert S. Kaplan & David P. Norton, Balanced Scorrecard : Menerapkan Strategi Menjadi Aksi, Jakarta : Erlangga, 2000, hal 177 54 I Gusti Ngurah Putra, Manajemen Hubungan Masyarakat, Universitas Atmajaya, Yogyakarta, 1999. hal 18
41
d) Pengevaluasian program (evaluating) dengan evaluasi dan hasil.
Berikut langkah – langkah proses perencanaan strategis dan garis besar rencana program : a) Problem b) Analisis situasi, informasi, latar belakang, dana, bukti (factor kekuatan dalam dan factor kekuatan luar) c) Sasaran program d) Public – public
(Siapa yang terlibat atau berpengaruh, Bagaimana
keterlibatan dan pengaruh mereka?) e) Tujuan program (untuk masing – masing public) f)
Program tindakan (untuk masing – masing public)
g) Program komunikasi (strategi pesan dan strategi media) h) Rencana pelaksanaan program (pembagian tanggung jawab, penjadwalan, dan anggaran) i)
Rencana evaluasi
j)
Umpan balik dan penyesuaian program.
Seperti pada penjelasan di atas bahwa ada 3 (tiga) hal yang harus diperhatikan di dalam pengelolaan isu manajemen reputasi perusahaan, dan dibawah ini
42
penjelasan mengenai aspek – aspek yang harus di perhatikan dalam pengelolaan manajemen reputasi , adalah sebagai berikut ;55 a) Analisis Reputasi, pada dasarnya untuk memahami stakeholder organisasi, dimana dengan analisis reputasi ini dapat diidentifikasikan isu – isu, tantangan – tantangan dan peluang yang tersedia bagi organisasi. b) Perencanaan Strategis, dengan melihat lingkungan internal dan eksternal organisasi sehingga bisa diidentifikasikan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pada organisasi. c) Stakeholders Relations, menyusun rencana komunikasi dan relasi dalam konteks PR umumnya dan media relations khususnya. Berdasarkan hasil analisis peta jaringan dan relasi di antara stakeholders. d) Pemantauan Media, mengikuti apa yang dilapokan media, khususnya pemberitaan yang positif dan negative bagi organisasi. e) Pelatihan Media, untuk memberikan wawasan tentang cara kerja media pada para staf PR satu organisasi. f) Materi komunikasi, merupakan pesan yang disampaikan pad media atau public organisasi. g) Media Relations, hubungan yang baik dengan media relations akan membantu meningkatkan reputasi organisasi. h) Goverment Relations,
hubungan yang baik dengan pemerintah bisa
membantu menjaga reputasi organisasi dan reputasi organisasi juga membantu membangun dengan pemerintah. 55
Yosal Iriantara, Media Relations : Konsep, Pendekatan, dan Praktik, Bandung, Rosda, 2005 Hal 107
43
i) Manajemen Isu dan Manajemen Krisis, isu dan krisis bisa muncul tanpa diduga seperti pernyataan vice president of coorporate image and reputation “Glxo Smith Kline” bahwa “orang cenderung terfokus pada reputasi bila organisasi atau perusahaan sedang ada masalah, dan melupakan reputasi pada saat keadaan tenang.” dengan begitu persiapan menghadapi krisis dan isu menjadi pentin guna menjaga reputasi perusahaan.
Sedangkan pendekatan kedua , yang menguraikan langkah yang praktis disampaikan Lamotta (2004) yang menunjuk tahapan dalam manajemen reputasi seperti berikut : a) Penelitian untuk mengetahui persepsi dan sikap khalayak terhadap organisasi. b) Membangun konsensus tentang nilai dasar (core values) dan tujuan organisasi antara manajemen dan karyawan c) Mengidentifikasi
janji
penjualan
yang
unik
(unique
selling
proposition/USP) dan pesan yang bisa memperkuat USP. d) Dorongan pada organisasi yang dikembangkan secara internal dan eksternal. e) Iklan , media relations, materi untuk investor, siaran pers dan program filantrofi organisasi dijalankan bersama- sama untuk menyebarluaskan pesan yang konsisten dan komprehensif.56
56
Ibid hal 108
44
Pendekatan ketiga dikembangkan oleh firma PR, Morrissey & Co bahwa dalam manajemen reputasi ini mencakup empat aspek yang didasarkan pada sumber daya organisasi untuk disampaikan kepada publik atau stakeholder organisasi, dan kempat aspek tersebut mencakup : a) Penelitian b) Positioning c) Penyusunan pesan d) Strategi57
Pada dasarnya kegiatan manajemen reputasi juga meliputi kegiatan media relations, bukan hanya relasi dan komunikasi dengan publik dan stakeholder yang hendak dikembangkan perusahaan melainkan lebih pada upaya membangun, menjaga, dan meningkatkan, reputasi perusahaan. itu sebabnya Aslop (2004) menyebut reputasi sebagai aset yang sangat berharga milik organisasi. Tidak mengherankan didalam pengelolaan manajemen reputasi dilibatkan berbagai fungsi yang ada dalam satu organisasi.58
Apabila dalam proses pengelolaan reputasi berjalan dengan baik, tentunya akan mendapatkan manfaat yang sangat berharga bagi perusahaan yaitu : a) Dapat memperoleh tujuan untuk membeli produk atau jasa, meningkatkan perilaku konsumen untuk membeli, meningkatkan kualitas produk. 57 58
Ibid, hal 109 Yosal Iriantara, Op-Cit, hal 111
45
b) Menghalangi kompetitor masuk ke dalam pasar kita, c) Menarik investor dan pemodal lainnya, meningkatkan kemampuan bersaing d) Menciptakan pekerja yang kuat dan merekrut pekerja yang berbakat. e) Menciptakan resiko krisis yang lebih kecil jika terjadi krisis , f) Dapat untuk menciptakan ”support” dari ”stakeholdersnya” g) Memberikan kesempatan bagi stakeholder untuk bergerak leluasa dan menciptakan kepercayaan organisasi atau lembaga59
Dan tentunya kegiatan pengelolaan manajemen reputasi tidak lepas dari kegiatan media relations perusahaan. Sebab menjaga reputasi perusahaan melalui media relations berarti membuka diri terhadap publik perusahaan, yang artinya memberikan informasi seluas – luasnya kepada publik. Sikap tertutup akan kontra produktif bagi pemeliharaan reputasi perusahaan karena ketertutupan hanya akan mengundang muncul desas – desus dan ”informasi bawah tanah” yang biasanya menyebarkan cerita negatif atau kisah ”miring” tentang suatu organisasi. 60
2.6 MANAJEMEN ISU Secara konseptual, manajemen isu adalah bagian dari fungsi public relations. Tetapi apabila dilihat sebagai komunikasi persuasif, ia menjadi taktik untuk mempengaruhi kebijakan publik, bukan sebagai bagian dari perencanaan strategi organisasi. Menurut Scott M.Cutlip, Allan H.Center dan Glen M.Broom 59
Henny S. Widyaningsih. Strategi Mengelola Reputasi . disampaikan dalam seminar strategi PR dalam mengelola reputasi dan merek organisasi. Hotel kartika chandra, 2 Juni 2005 60 Yosal Iriantara, Op-Cit, Hal 116
46
dalam bukunya ”Effective Public Relations” bahwa ada dua esensi dalam manajemen isu yaitu identifikasi dini atas isu yang berpotensi mempengaruhi organisasi dan respons strategis yang didesain untuk mengurangi atau memperbesar konsekuensi dari isu tersebut. Misalkan dalam konteks opini publik, manajemen isu berusaha untuk menjelaskan tren dalam opini publik sehingga organisasi itu bisa merespons tren tersebut sebelum tren itu berkembang menjadi konflik serius. Pengertian manajemen isu sendiri adalah sebuah proses proaktif dalam mengantisipasi, mengidentifikasi, mengevaluasi dan merespons isu – isu kebijakan publik yang mempengaruhi hubungan dengan organisasi dengan publik mereka.61
61
Scott M.Cutlip, Allen H.Center, dan Glen M. Broom. Op-cit, hal. 24
47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 PENDEKATAN PENELITIAN Metodologi penelitian dilakukan dengan cara pendekatan kualitatif yaitu dengan memberikan gambaran dari suatu gejala social tertentu secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara factual dan cermat. Menurut Strauss dan Corbin (1997) seperti yang dikutip oleh basrowi dan sukidin bahwa penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang menghasilkan penemuan – penemuan yang tidak dapat dicapai dengan mempergunakan prosedur statistic atau cara kuantifikasi lainnya62 penelitian kualitatif ini dapat digunakan untuk penelitian kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsional organisasi, peristiwa tertentu, pergerakan – pergerakan social, dan hubungan kekerabatan dan kekeluargaan.
Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan social dari perspektif partisipan, dimana pemahaman tersebut diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan social yang menjadi fokus penelitian dan kemudian ditarik suatu kesimpulan berupa pemahaman umum tentang kenyataan – kenyataan tersebut.63
62 Ruslan, Rosady. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, Jakarta : Rajawali Pers, 2003, hal 212 63 Ibid, hal 213
47
48
Paradigma metode penelitian kualitatif yaitu bercirikan : fenomologi, hipotesis induktif, inner behavioural (perilaku yang berasal dari dalam), dan holistik (menyeluruh). Sedangkan paradigma metode penelitian kuantitatif bercirikan : positivistic, hipotesis deduktif, suface behavior (perilaku yang terlihat), dan partikularistik (kajian bagian – bagian tertentu).64
Pada dasarnya landasan teoritis dalam
penelitian kualitatif menurut
Moleong bertumpu secara mendasar pada fenomenologi yang merupakan dasar teoritis utama dan teori yang lainnya yaitu berkaitan dengan interaksi simbolik, kebudayaan dan etnometodologi sebagai penunjang latar belakang dari bentuk penelitian kualitatif.65
3.2 TIPE PENELITIAN Adapun tipe penelitian yang dipakai adalah Deskriptif. Tipe penelitian ini memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Penelitian deskriptif ditujukan untuk : a) mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, b) mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek – praktek yang berlaku, c) membuat perbandingan atau evaluasi, 64 Ibid, hal 213 65 Ibid, Hal 216
49
d) menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.66
3.3 METODE PENELITIAN Adapun metode penelitian yang dipakai oleh penulis adalah metode penelitian yang bersifat study kasus (case study) yaitu salah satu metode penelitian ilmu – ilmu social. Dimana secara umum studi kasus merupakan strategi yang pertanyaan penelitiannya berkenaan dengan ”how” atau ”why”, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa – peristiwa yang akan diselidiki dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata.67
3.4 TEHNIK PENGUMPULAN DATA Tehnik pengumpulan data merupakan suatu tehnik memperoleh data untuk keperluan penelitian. Data itu sendiri merupakan salah satu komponen riset, artinya tanpa data tidak akan ada riset. Ada beberapa tehnik pengumpulan data yang dapat digunakan seperti tehnik penarikan sampel, observasi, kuisioner, wawancara, analisis isi dan ikhtisar. Diantara enam tehnik pengumpulan data tersebut diatas, dalam penelitian ini penulis menggunakan tehnik wawancara secara mendalam dan observasi.
66
67
Jalaluddin Rakhmat. Metode Penelitian Komunikasi (dilengkapi contoh analisis statistik). Bandung : Remaja Rosdakarya . 2007 hal. 25 Yin Robert K. Studi Kasus (desain dan metode). Jakarta : Raja Grafindo Persada. 1997 Hal 1
50
Wawancara mendalam merupakan suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan nara sumber atau informan dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang masalah yang diteliti. Tehnik wawancara digunakan penulis untuk mencari informasi dan memperoleh data – data yang dibutuhkan di dalam proses penelitian ini, sehingga diharapkan informasi dan data – data yang di dapat penulis berguna bagi banyak pihak. Dalam hal penelitian di Indosiar akan menggunakan cara in-depth interview. Sedangkan observasi di pilih dikarenakan berguna untuk menjelaskan, memeriksa, dan merinci gejala yang terjadi68 pada saat pengelolaan manajemen reputasi di jalankan.
3.4.1. DATA PRIMER Dimana data primer merupakan suatu data yang di dapat dari sumber pertama baik individu maupun kelompok. Dalam penelitian ini yang merupakan sumber data primer adalah Coorporate Secretary Indosiar (Bp. Andreas Ambesa), Head Of Public Relations Indosiar (Bp. Gufron Sakralil). Coorporate Secretary dipilh penulis dalam mencari informasi, dikarenakan pada saat isu merger tersebut muncul di khalayak internal dan eksternal dari situlah informasi yang media butuhkan dapat di peroleh. Head of public relations di pilih penulis karena di dalam proses pengelolaan isu merger, bagian humas mempunyai bagian terpenting di dalam melaksanakan pengelolaan isu merger. Dan society, society yang dipilih penulis dalam mencari informasi bagi penulisan skripsi ini adalah wartawan dari
68
Jalaluddin Rakhmat. Op-cit hal 84
51
media cetak, yang selama ini selalu menjadi partner di dalam pemberitaan info perusahaan. Nara sumber tambahan yang di pilih oleh penulis adalah praktisi public relations, ibu Irmulan Sati dimana sebagai praktisi public relations, tentunya mempunyai pandang dan pendapat mengenai fenomena merger perusahaan
dalam industri
pertelevisian.
Khususnya
dalam
pengelolaan
manajemen reputasi perusahaan.
3.4.2. DATA SEKUNDER Sedangkan data sekunder adalah suatu data yang diperoleh dari publikasi dan informasi dari perusahaan seperti : a) Study kepustakaan : penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mempelajari buku – buku yang bersifat ilmiah, bahan – bahan tertulis mengenai manajemen reputasi perusahaan dan buku lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. b) Data dokumentasi dari kegiatan humas, baik yang bersifat internal maupun eksternal, press release dan lain – lain.
3.5 NARA SUMBER
52
Dalam hal ini penelitian di Indosiar menggunkan nara sumber yang berkompeten dalam memberikan informasi kepada peneliti yang berkaitan dengan pengelolaan manajemen reputasi perusahaan, yang akan di wawancarai adalah : a) Corpoorate Secretary Indosiar adalah Bapak Andreas Ambesa, dipilih sebagai nara sumber untuk hubungan antara perusahaan dan para pemegang saham. b) Head Of Public Relations Adalah bapak Gufron Sakaril, sebagai nara sumber hubungan antara perusahaan dengan media dan publik. c) Stakeholder Eksternal, yang penulis pilih adalah praktisi public relations, Ibu Irmulan Sati. SH. M.Si sebagai nara sumber dalam penelitian manajemen reputasi indosiar, sebab setiap stakeholder pasti mempunyai pendapat yang berbeda – beda tentang perusahaannya. Untuk itu penulis memilih praktisi PR didalam memberikan informasi dan sudut pandangannya terhadap reputasi itu sendiri. d) Society, penulis memilih ibu Dwi Wulandari dari wartawan majalah MIX (SWA Group) sebagai salah satu media partner Indosiar.
3.6 DEFINISI KONSEP Dalam sebuah perusahaan peran public relations sangat diperlukan dalam pembentukan reputasi, arti dari Public relations adalah sebagai fungsi manajemen yang menilai sikap dan kepentingan public, serta merencanakan program kegiatan untuk meraih pengertian dan dukungan publik
69
69
sedangkan arti dari manajemen
Onong Uchjana Effendy. Humas Relations. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 1992 hal. 48
53
reputasi
adalah
sebuah
ilmu
tentang
perencanaan,
pelaksanaan
dan
pengevaluasian segala hal yang berkaitan dengan reputasi.70
3.7 FOKUS PENELITIAN Public relations harus jeli melihat situasi dan kondisi perusahaan di dalam pemecahan masalah yang berpotensi berkembang menjadi sebuah isu manajemen perusahaan. Adapun point – point pada fokus penelitian ini terdapat pada : a) Analisis Reputasi, dasarnya untuk memahami stakeholder organisasi baik internal maupun eksternal di dalam identifikasi isu – isu dan peluang serta tantangan bagi perusahaan. b) Perencanaan Strategis, dimana dengan melihat lingkungan internal dan eksternal perusahaan diharapkan bisa mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi perusahaan. c) Stakeholders Relations, menyusun rencana komunikasi dan relasi dalam konteks PR pada umumnya dan pada media relations khususnya. d) Pemantauan Media, mengikuti apa yang dilaporkan media pada pemberitaan bersifat positif dan negatif bagi perusahaan. e) Pelatihan Media, adalah sebuah training yang diberikan kepada staff humas dalam sebuah perusahaan yang
pada dasarnya untuk
memberikan wawasan tentang cara kerja media pada para staf PR satu organisasi. 70 MS.K.Bhavani. Dalam Seminar ”Reputation Building : Global Issues to Understand Countries Reputation”. Singapore : IPRS
54
f) Materi Komunikasi, merupakan pesan yang disampaikan pada media atau public organisasi g) Media Relations, media relations dilakukan untuk menjalin hubungan yang baik dengan para wartawan. h) Goverment Relations, Dalam hal ini goverment relations dipilih pada fokus penelitian dikarenakaan terkait dengan isu merger dimana pada undang – undang republik Indonesia nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran terkait peraturan no. 50 yang melarang satu badan hukum memiliki dua wilayah siar di provinsi yang sama. i) Manajemen Isu dan Manajemen Krisis, Pengelolaan manajemen isu dan krisis dilakukan untuk berjaga – jaga bila terjadi krisis atau berkembang isu yang merugikan perusahaan.
3.8. TEHNIK ANALISA DATA Setelah data hasil penelitian dikumpulkan maka langkah berikutnya adalah melakukan penganalisaan deskriptif secara kualitatif. Menurut Lexy J. Moleong menjelaskan bahwa ”analisis data adalah suatu proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga pada akhirnya dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data yang diperoleh”71
Dalam penelitian ini akan digunakan tehnik analisa data secara kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Dalam hal ini peneliti akan mengelola data dengan 71
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosadakarya.1990. hal 178
55
penalran deduktif, dimana peneliti akan mendeskripsikan secara umum fenomena – fenomena yang di amati dan menginterprestasikan fenomena tersebut secara lebih mendalam dengan menekankan pada pendekatan ”how” dan ”why”. Dalam menganalisa data, penulis akan menggunakan tehnik triangulasi data, dimana penelitian akan membandingkan data hasil wawancara, observasim dengan data hasil studi pustaka.
3.9. KEABSAHAN DATA Dalam suatu penelitian sering kali peneliti menghadapi kesulitan dalam mengetahui keabsahan informasi yang diperoleh. Karena itu lah perlu di terapkan suatu tehnik untuk mengecek kembali keabsahan informasi yang diperoleh. Tehnik chek dan rechek ini disebut sebagai tehnik triangulasi, yaitu pemeriksaan Keabsahan data dengan cara memanfaatkan sesuatu diluar data tersebut sebagai pembanding terhadap data tersebut.72
Menurut Patton di dalam buku Ida Bagoes Mantra menyatakan bahwa dalam penelitian sosial yang sifatnya terbuka, hasil suatu penelitian dipengaruhi oleh berbagai faktor. Untuk itu kita perlu waspada dan harus mengecek kembali keabsahan data yang diperoleh dengan menggunakan metode kualitatif.73 Hal ini dapat dicapai dengan jalan sebagai berikut : a) Membandingkan
data
hasil
penelitian
dengan
hasil
wawancara. 72
Ida Bagoes Mantra. Filsafat Penelitian dan Metode penelitian Sosial. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2004. Hal. 92 73 Ida bagoes Mantra. Op-Cit hal. 91
56
b) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi c) Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. d) Membandingkan keadaan dan perspektif berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang yang berada dan orang pemerintahan. e) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan74
Dari penjelasan tersebut diatas, pada skripsi ini penulis menggunakan jalan membandingkan data hasil penelitian dengan hasil wawancara. Hal ini dikarenakan agar data yang di dapat lebih akurat.
74
Ida Bagoes mantra. Op-Cit hal. 92
57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. SEJARAH PERUSAHAAN PT. Indosiar Visual Mandiri awal berdiri pada tanggal 19 Juli 1991 dengan nama PT. Indovisual Citra Persada dan secara resmi mengudara pada tanggal 11 Januari 1995 dan merupakan salah satu televisi swasta termuda pada saat itu. Di bulan Agustus 2003 berganti nama menjadi PT. Indosiar Karya Media dimana PT. Indosiar Karya Media tersebut merupakan sebuah perusahaan induk operasional usaha penyiaran televisi yang memiliki potensi besar untuk mengeksploitasi berbagai peluang diversifikasi usaha. Dan pada tahun 2004 perseroan berhasil merampungkan proses akuisisi PT. Indosiar Visual Mandiri,tbk menjadi anak perusahaan melalui mekanisme inbreng saham dan penukaran saham dan resmi menjadi anak perusahaan PT. Indosiar Karya Media,tbk.
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar perseroaan maksud dan tujuan perseroan pada awal berdiri adalah berusaha dalam bidang jasa penyiaran televisi sebagai lembaga penyiaran swasta yang mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial dengan tujuan untuk memperkukuh integrasi nasional, membina watak dan jati diri bangsa yang beriman dan takwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil dan sejahtera, serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia.
57
58
Gedung Indosiar terletak di daerah Jakarta Barat tepatnya di Jalan Damai no. 11 Daan Mogot Jakarta Barat 11510, dan mempunyai 3 (tiga) lantai untuk operasional manajemen dan 5 buah studio untuk melaksanakan kegiatan program acara sehari – hari. Dan saat ini, Indosiar sedang merenovasi studio 5 untuk dijadikan studio terbesar se-asia. Selain itu Indosiar mempunyai 34 stasiun pemancar yang tersebar di Indonesia dengan jangkauan melebihi 180 kota (80%), ditambah lagi Indosiar mempunyai satu pemancar baru di Jakarta dengan tinggi kurang lebih 400m untuk meningkatkan kualitas penerimaan siaran di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Hal ini dengan maksud dan tujuan untuk menarik rating audience yang tinggal di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Pada saat beroperasi Indosiar telah siap dengan peralatan audio dan video digital serta komputer digital canggih yang menghasilkan kualitas gambar lebih baik dan suara lebih jernih dibandingkan dengan sistem analog. Dan Indosiar menggunakan perangkat satelit News Gathering (G-Wave) yang mampu mengirimkan gambar bergerak dari seluruh daerah di Indonesia termasuk melakukan live video streaming.
59
4.2 VISI dan MISI INDOSIAR 4.2.1. VISI INDOSIAR Menjadi perusahaan induk operasional yang memayungi bisnis media informasi, hiburan, dan multimedia berlandaskan semangat memperkukuh integrasi nasional. 4.2.2. MISI INDOSIAR Melakukan inovasi dalam berbagai aspek korporasi guna menumbuhkan industri media secara simultan.
4.3 LOGO INDOSIAR Logo indosiar Visual Mandiri adalah seekor ikan bertubuh besi yang mengembangkan sayap dan melintasi bola dunia. Lambang ikan besi itu sendiri memiliki filosofi. Ikan merupakan penggambaran jenis hewan yang berprotein tinggi. Alasan ikan digambarkan sebagai ikan besi yang mengacu pada mutakhir, maksud nya disini adalah penggunaan tekhnologi digital. Gambar ikan besi yang terbang melintasi bola dunia, merupakan penggambaran jangkauan siaran indosiar yang tanpa batas, melesat ke segala arah dan dapat diterima oleh segala lapisan penonton. Indosiar sendiri mempunyai motto yaitu ”memang untuk anda”. Motto tersebut dibuat agar Indosiar Visual Mandiri senantiasa dekat dengan masyarakat melalui tayangan programnya.
60
4.4 MANAJEMEN DAN SUMBER DAYA MANUSIA INDOSIAR Indosiar merupakan perusahaan yang dimiliki PT. Indosiar Karya Media, tbk yang merupakan kelompok usaha dibawah bendera salim group. Adapun jajaran direksi di Indosiar adalah sebagai berikut : a) Komisaris Utama
: Eko Santoso Supardjo
b) President Director
: Handoko
c) Sales & Marketing Director
: Harry Pramono
d) Finance Director
: Phiong Phillipus Darma
e) Production & Technical Director
: Santoso Tandio
f) Programming Director
: Triandy Suyatman
Menyadari arti penting sumber daya manusia sebagai pendukung utama operasional perusahaan, perseroaan dan anak perusahaan membuka kesempatan bagi karyawan untuk mengikuti pendidikan pelatihan dan pengembangan formal maupun non-formal, meliputi wilayah operasional dan teknis, kepemimpinan, manajerial, dan keterampilan interpersonal. Upaya ini ditujukan untuk memenuhi tuntutan kompetensi sesuai dengan kebutuhan dan perubahan kondisi bisnis perseroan dan anak perusahaan. Selain itu untuk menstimulasi kinerja yang optimal, perseroan dan anak perusahaan menyediakan barbagai fasilitas reguler setiap tahunnya meliputi fasilitas kesehatan (tunjangan pengobatan dan perawatan), fasilitas olah raga (penyediaan lapangan bulutangkis, sepak bola dan futsal), fasilitas rohani (kesempatan menunaikan ibadah haji), fasilitas koperasi (simpan pinjam),
61
maupun fasilitas perpustakaan dengan beragam koleksi buku dan majalah yang dapat dimanfaatkan seluas – luasnya oleh karyawan untuk menambah pengetahuan, perseroan dan anak perusahaan juga menyelenggarakan program pensiun iuran pasti yang dikelola oleh DPLK Indolife pensiontama untuk karyawan tetap yang memenuhi syarat, jaminan hari tua, jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian yang di kelola oleh PT. Jamsostek.
Salah satu yang menjadi perusahaan ini memiliki ciri khas adalah mempekerjakan para penyandang cacat sebagai bagian dari perusahaan. Hal ini dilakukan dengan tujuan memberikan lapangan pekerjaan bagi para penyandang cacat untuk membuktikan pada masyarakat bahwa mereka pun bisa bekerja dengan baik layaknya karyawan yang memiliki tubuh sempurna. Hal ini sesuai dengan amanah keputusan menteri tenaga kerja republik indonesia nomor : KEP-205/MEN/1999 tentang pelatihan kerja dan penempatan tenaga kerja penyandang cacat.
62
4.5 STRUKTUR ORGANISASI
DEWAN KOMISARIS COMMITE AUDIT DIREKSI COORPORATE SECRETARY PUBLIC RELATION INTERNAL PUBLIC EKSTERNAL PUBLIC
(Gambar 1.1 , Sumber annual Report Indosiar 2008)
4.6 DIVISI HUMAS PT. INDOSIAR VISUAL MANDIRI,tbk Sejak awal berdiri, indosiar membentuk Public relations dengan nama “publicity” di bawah Departemen Eksternal Affairs. Pada tahun 1997, publicity memisahkan diri dari departemen tersebut dan berubah menjadi press dan community relations, dan pada akhirnya berubah menjadi Divisi Humas pada tahun 2001. sekarang Divisi Humas Indosiar berada dibawah Corporate Secretary. Berdasarkan struktur organisasi, divisi humas Indosiar sudah melembaga atau state of being artinya keberadaan divisi ini sudah diakui oleh perusahaan. Hal ini
63
menunjukkan bahwa public relations mempunyai arti penting dan menjadi alat Bantu serta ujung tombak perusahaan. Selain itu pentingnya divisi ini dalam perusahaan terlihat dari kedudukan PR dalam struktur organisasi yang berada dekat dengan pucuk pimpinan. Dengan demikian setiap kebijakan yang diambil oleh PR didasarkan pada keputusan pimpinan (Presiden Komisaris). Pada dasarnya fungsi dari divisi humas adalah sebagai berikut : a) Menciptakan Image atau citra perusahaan dan menjaga reputasi perusahaan. b) Mengatur lalu lintas dan sirkulasi informasi mengenai kebijakan, program dan kegiatan perusahaan kepada public. c) Membina hubungan baik dengan pihak luar, yaitu masyarakat, pemerintah, customers, dan media massa.
4.7 TUGAS DIVISI HUMAS INDOSIAR Divisi humas Indosiar didalam menjalankan tugasnya terbagi ke dalam dua bagian, yaitu Internal Public Relations Section dan Eksternal Public Relations Section. Berikut dibawah ini penjelasan mengenai tugas dari masing – masing bagian dalam divisi humas Indosiar. A. Internal Public Relations Section Internal Public Relations Section atau Divisi Humas Internal terbagi atas dua bagian, yaitu Library dan In-House program Documentations, dengan pembagian tugas sebagai berikut :
64
1. Library : a) mengelola pengadaan ”IndoKlip”, yaitu kumpulan kliping yang dibuat setiap satu minggu sekali. Kumpulan kliping ini berasal dari dokumentasi pemberitaan media massa seputar PT.Indosiar Visual Mandiri,tbk dan seluruh anak perusahaan, competitor, serta berita – berita lainnya seputar pertelevisian, b) mengelola pengadaan mading (majalah dinding) setiap satu minggu sekali. Berita – berita yang ditempelkan pada mading tersebut berasal dari dokumentasi indoklip yang telah dipilih berdasarkan kualitas berita serta topik yangmenarik untuk dibaca para karyawan. c) Mengelola buku – buku di perpustakaan
Indosiar,
termasuk dalam pendataan buku – buku yang ada. d) Melayani para pengunjung perpustakaan, serta mendata buku – buku yang dipinjam. 2. In-House Program Documentation Membuat
kliping
setiap
hari
kerja,
yang
merupakan
dokumentasi dari pemberitaan media massa seputar PT.Indosiar Visual Mandiri, dan PT. Indosiar Karya Media, dan seluruh anak perusahaan, competitor , serta berita – berita lainnya seputar pertelevisian.
65
B. Eksternal Public Relations Section Pembagian tugas dari divisi Eksternal Public Relations Section adalah sebagai berikut : 1. Mass Media Relations a) Membina hubungan baik dengan kalangan pers, terutama dalam setiap pelaksanaan kegiatan yang melibatkan pers sehingga tercipta saling pengertian (mutual understanding) serta hubungan timbal baik dengan kalangan pers. b) Membuat siaran pers (pers release) mengenai suatu program acara baru yang akan ditayangkan, serta berbagai macam kegiatan yang akan diselenggarakan berkaitan dengan program acara indosiar. c) Membuat dan mengirimkan sinopsis program acara terbaru kepada media partner Indosiar, serta media massa nasional lainnya sesuai dengan segmentasi dari media dan program tersebut. d) Mengirimkan jadwal program acara terbaru Indosiar, maupun program change terbaru kepada berbagai media massa cetak tanah air, yang terdaftar dalam daftar e-mail media pengiriman jadwal acara. e) Merancang dan melaksanakan suatu konfrensi pers (pers conference) untuk program acara baru yang akan ditayangkan di Indosiar, special event dari indosiar,
66
kegiatan off air yang akan diselenggarakan, serta hal – hal lain atau baru yangberkaitan dengan kebijakan atau perkembangan yang ada pada perusahaan, serta perlu untuk dipublikasikan kepada media massa (pers). f) Menyelenggarakan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk membangun hubungan kontinuitas dengan kalangan media (pers) antara lain media visit, media gathering, media reward, media access, dan lain sebagainya. g) Mendampingi kalangan media (pers) di dalma pelaksanaan suatu kegiatan atau acara yang diadakan perusahaan.
2. Ticketing dan Protokoler a) Mengelola dan mendistribusikan tiket acara indosiar. b) Menyambut dan melakukan presentasi kunjungan. c) Mengantar para peserta kunjungan meninjau studio Indosiar. d) Mengatur, memberikan sambutan, serta melayani tamu dari program Indosiar.
3. Community Relations (Program Peduli Kasih) Mengelola program acara ”Peduli Kasih” yaitu suatu bentuk kegiatan sosial Indosiar, yang dilaksanakan oleh kelompok kerja”Peduli Kasih” beserta para sukarelawan yang kesemuanya adalah karyawan Indosiar.
67
Divisi humas dalam program ini berfungsi sebagai pengontrol kegiatan, serta memperoleh laporan dari kelompok kerja ”Peduli Kasih” pada periode waktu tertentu. Dalam mendapatkan, menjaring, danmenyeleksi pasien, tim bekerja sama dengan berbagai rumah sakit umum pusat dan daerah beserta beberapa dokter ahli, dengan asumsi bahwa dari sanalah para pasien masyarakat ekonomi lemah banyak berasal. selain itu tim juga bekerja sama dengan rumah sakit khusus seperti Rumah sakit Jantung Harapan kita dan lain - lain. 4. Hotline Service a) Memberikan informasi lengkap kepada masyarakat. b) Menjaga image perusahaan. c) Mencatat dan melaporkan berbagai masalah yang berhubungan dengan perusahaan.
Divisi Humas Indosiar juga melakukan berbagai kegiatan sekretariat, antara lain : a) Melayani kebutuhan masyarakat akan copy program acara indosiar. b) Menangani berbagai macam surat yangmasuk, seperti surat izin penelitian (survey), surat permohonan kerja sama, proposal sponsorship, proposal permohonan bantuan dana, permohonan penayangan PSA (Public Service Announcement), surat undangan, surat kunjungan, dan sebagainya.
68
4.8 HASIL PENELITIAN Hal yang perlu diwaspadai dalam manajemen reputasi perusahaan adalah adanya merger dan akuisisi. Selain itu kualitas produk yang dihasilkan suatu perusahaan pun juga berpengaruh didalam pengelolaan manajemen reputasi, dan program perencanaan kerja Public Relations di dalam suatu perusahaan ikut menentukan bagaimana reputasi di bentuk. Jika sebuah perusahaan terkena isu merger seperti Indosiar yang saat ini terkena isu tersebut sebagai rumor, tentunya hal tersebut perlu di waspadai, analisis masalah dan perencanaan di dalam pengelolaan isu tersebut adalah suatu hal yang perlu di perhatikan. Dalam wawancara tanggal 03 Agustus 2009 Bapak Gufroni Sakaril mengemukakan bahwa faktor perencanaan public relations di dalam pengelolaan reputasi, meliputi beberapa faktor, ”Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perencanaan program kerja humas yaitu pemberitaan di media, kondisi perusahaan, isu – isu yang berkembang serta program – program acara indosiar. Keempat hal tersebut diatas menjadi bagian dalam kerja humas indosiar di dalam mengelola reputasi perusahaan.”
Jika Isu merger muncul tentunya menjadi suatu kekhawatiran di lingkungan eksternal dan internal perusahaan, apalagi jika perusahaan tersebut sudah menjadi ”Tbk” dan masuk di dalam pasar saham. Tentunya hal tersebut menjadi kekhawatiran bagi para pemegang saham dan investor, menurut penuturan Bapak Andreas Ambesa selaku Coorporate secretary Indosiar dari hasil wawancara tanggal 10 Agustus menyatakan bahwa : ”Tidak ada yang dikhawatirkan. Memang banyak yang bertanya ke manajemen, namun hal tersebut adalah hal yang biasa saja. Karena isu tersebut banyak sekali berhembus dari banyak sumber yang belum tentu kebenarannya. Karena rencana tersebut sebenarnya juga di tentang oleh pengamat penyiaran, kalangan DPR,
69
dan beberapa instansi pemerintahan yang berhubungan dengan penyiaraan. Ditambah lagi dengan adanya undang – undang penyiaran tahun 2002, yang menyebutkan bahwa tidak boleh adanya satu badan hukum yang memiliki dua wilayah hak siar di provinsi yang sama. Jadi semua ini sifatnya menunggu. Semua balik lagi kepada para pemegang saham dan pemilik perusahaan serta kembali lagi kepada keputusan pemerintah.”
Dari perencanaan program humas tersebutlah menjadi bagian dari pengelolaan manajemen reputasi. Menurut Bapak Gufroni Sakaril bahwa didalam pengelolaan reputasi tahap awal yang perlu di lakukan adalah dengan analisis reputasi, ”analisis reputasi perlu dijalankan didalam pengelolaan reputasi. Yang harus dilakukan adalah dengan membuat rekap pemberitaan media massa mengenai kondisi perusahaan. rekap pemberitaan tersebut disusun di library dari rekap pemberitaan tersebut maka kita bisa melihat apa faktor penyebab utama dari isu yang ada, dan dari faktor itulah strategi komunikasi dibuat. Sampai saat ini strategi komunikasi dibuat dengan merealese program top atau program andalan indosiar dan kegiatan – kegiatan yang bisa menarik perhatian komunikasi untuk masyarakat, dan peningkatan rating.”
selain itu tentunya ada beberapa pertimbangan di dalam menganalisis reputasi sebuah perusahaan dan bagaimana analisis tersebut dilakukan , menurut penuturan bapak Gufron Sakaril dalam wawancara 03 Agustus 2009 terkait dalam isu merger yang melanda indosiar bahwa : ”yang menjadi pertimbangan di dalam analisis reputasi adalah pemberitaan di media tentang perusahaan. baik itu mengenai program acara maupun berita atau isu merger yang terjadi setahun yang lalu. Namun Isu Merger hanya sekedar isu dan akan hilang dengan sendirinya. Secara khusus dari pihak kami tidak ada statement, karena seiring berjalannya waktu akan hilang sengan sendirinya. Sebab hal tersebut kan masih desas – desus atau kabar burung”
Sedangkan menurut Ibu Irmulan Sati sebagai praktisi public relations, dalam wawancara 23 Agustus 2009, menurut pendapat beliau dalam hal analisis reputasi bahwa :
70
“Iya, pasti harus dijalankan. Karena reputasi itu kan ada dua hal ya, reputasi internal dan reputasi eksternal. Internal disini masuk di dalam karyawan dan top management sedangkan eksternal masuk di dalam konsumen dan pemerintah, karena ini televise jadi lebih pada konsumen dan pemerintah apakah informasi dan content yang dijalankan ok atau tidak. Kan harus melihat juga mau nya konsumen itu seperti apa. Karena kalo televise kan yang dijual informasi dan content.”
Penjelasan dari para nara sumber diatas, sesuai dengan aspek manajemen yang di jelaskan oleh Dr Yosal Iriantara dalam bukunya ”media relations : konsep, pendekatan dan praktik” bahwa, Analisis Reputasi dasarnya adalah untuk memahami stakeholders organisasi baik internal maupun eksternal di dalam identifikasi isu – isu dan menghadapi peluang dan tantangan bagi perusahaan. pada tahap ini humas indosiar mengidentifikasikan berita – berita mengenai indosiar sehubung dengan pemberitaan akan merger dengan SCTV.
Apabila analisis tersebut telah ditentukan maka perihal yang selanjutnya dilakukan adalah bagaimana menentukan perencanaan strategi pengelolaan reputasi tersebut, dimana dengan melihat lingkuangan internal dan eksternalnya. Dari hasil wawancara yang penulis laksanakan menurut penuturan bapak Gufron Sakaril dalam wawancara 03 Agustus 2009 terkait dalam isu merger yang melanda indosiar bahwa : ”penentuan strategi pengelolaan reputasi perusahaan, ditentukan dari program acara yang terkena pernyataan KPI. jika suatu program acara sebuah stasiun televisi terkena teguran dari KPI, biasanya cepat sekali terekspose di media. Dari situlah biasanya kami meminta KPI untuk memberitahukan terlebih dahulu mengenai teguran program acara tersebut, sebelum merelease program acara yang terkena pernyataan dari KPI ke media.”
71
lalu faktor yang menjadi pertimbangan menurut bapak Gufron Sakaril dalam wawancara 03 Agustus 2009 terkait di dalam perencanaan strategis, menjelaskan bahwa : ” ada dua faktor yang mempengaruhi perencanaan strategi. Yaitu faktor eksternal yang berkaitan dengan opini, persepsi, dan publikasi. Sedangkan faktor internal meliputi kinerja perusahaan, image dan program televisi. Mengapa hal tersebut menjadi dasar. Sebab, Indosiar merupakan sebuah stasiun televisi swasta nasional dan terbesar dan sebagai stasiun televisi yang di tonton oleh banyak orang.”
Perencanaan strategis sangat penting dijalankan, karena merupakan bagian di dalam penentuan program – program public relations di dalam pengelolaan reputasi perusahaan. Berikut penjelasan dari ibu Irmulan sati sebagai praktisi PR dalam pandangan beliau mengenai perencanaan strategis di dalam pengelolaan reputasi perusahaan, pada hasil wawancara 23 Agustus 2009 : “iya, pasti. Perlu dilakukan. Karena manajemen reputasi di awali dengan strategic planning. Untuk mengelola reputasi tidak bisa langsung dan tiba – tiba ada program apa untuk membentuk reputasi. Jadi harus ada strategic planning. Mungkin indosiar perlu melakukan redefinisi positioning visi dan misi kenapa?. Karena ini mengenai rumor merger, kita juga perlu dilihat pendorongnya kuat atau tidak, jangan dilihat dari segi uang nya saja tetapi juga dari segi program. Apakah bagus atau tidak? Dan tidak semua program itu juga bagus, kalo yang mau beli sctv dalam hal program, saya rasa saat ini sctv juga tidak begitu bagus, saat ini kan sctv lagi bagus di cinta fitri nya saja jadi mau main dimana? Jadi redefinisi positioning indosiar sangat diperlukan, untuk menentukan mau dibawa kemana untuk kedepan nya”
Perencanaan strategis merupakan bagian terpenting di dalam program public relation khususnya dalam rencana program pengelolaan reputasi perusahaan. Sebab perencanaan strategi
dimana dengan melihat lingkungan
internal dan eksternal perusahaan diharapkan bisa mengidentifikasikan kekuatan,
72
kelemahan, peluang dan ancaman bagi perusahaan. dan begitu pula humas indosiar, setelah mengetahui faktor persoalan yang diberitakan oleh media, maka penyusunan strategi komunikasi pun dilakukan. Dengan harapan dapat menarik perhatian masyarakat dan mengalihkan pemberitaan yang negatif tersebut.
Dalam sebuah perusahaan, stakeholders relations terbagi menjadi dua bagian, stakeholeders Internal dan stakeholders eksternal. Dan penentuan target dari masing – masing stakeholders tersebut sangat membantu suatu perusahaan didalam pembentukan reputasi dan citra perusahaan tersebut. Menurut penuturan bapak Gufron Sakaril dalam wawancara 03 Agustus 2009, manuturkan bahwa ”dalam pengelolaan reputasi, penentuan stakeholders dalam membina hubungan baik dengan klien perusahaan sangatlah penting. Untuk itu stakeholders relations bagian terpenting didalam pengelolaan reputasi perusahaan. Dan proses penyampaian kepada stakeholder internal maupun eksternal pun dilakukan secara defensive.”
Stakeholders relations sangat diperlukan dalam menjawab pemberitaan mengenai kondisi perusahaan dimedia. Hal ini dapat di simpulkan bahwa stekeholders relations adalah sebuah kegiatan menyusun rencana komunikasi dan relasi dalam konteks humas pada umumnya dan pada media relations khususnya. Dengan cara menjelaskan dan memberikan informasi mengenai langkah – langkah apa saja yang akan dilakukan oleh perusahaan, sehingga mampu menimbulkan kesan – kesan secara efektif yang mana dapat mempengaruhi pihak – pihak yang penting. Namun dalam sudut pandangan praktisi PR terkait isu merger yang menjadi rumor di Indosiar, dalam wawancara 23 Agustus 2009 menuturkan :
73
“isu nya ini kan masih rumor dalam contect rumor merger. Jadi media relations dan stakeholders relationnya tidak terlalu defensive, jadi sifatnya ofensif saja, stay cool. Menunggu, karena isu merger tersebut kan masih rumor, jadi polanya ofensif karena belum pasti untuk kebenarannya.”
Meskipun isu merger ini masih berupa rumor, tetap saja penentuan stakeholders relation dalam sebuah perusahaan menjadi bagian yang sangat penting, hal ini dikarenakan Stakeholder Relations dimana pada dasarnya menyusun rencana komunikasi dan relasi dalam konteks PR umumnya dan media relations khususnya, berdasarkan hasil analisis peta jaringan dan relasi di antara stakeholder.
Pemantauan media menjadi agenda rutin dalam pengelolaan reputasi maupun program – program PR, dalam wawancara 03 Agustus 2009, bapak Gufron Sakaril menuturkan bahwa, ”kami melakukan pemantauan media melalui divisi internal humas yaitu Library. Dari situlah seminggu sekali hasil pemberitaan media dikumpulkan dan dikliping. Kliping mingguan tersebut dinamakan “IndoKlip” dan dari situlah pemantauan media dilakukan.”
dan menurut penuturan bapak Andreas Ambesa dalam hasil wawancara 14 Agustus 2009 mengenai pemantauan media terkait dengan isu merger, menyampaikan bahwa : ”Pemantauan media dilakukan dengan bekerja sama dengan departemen komunikasi dan informasi. Jadi pengelolaan isu merger tersebut selain dari pemantauan pemberitaan di media, kami pun bekerja sama dengan depkominfo terkait isu merger.”
74
Dalam rencana manajemen public relation khususnya dalam pengelolaan reputasi, pemantauan media menjadi bagian yang penting sebab, Pemantauan Media pada dasarnya merupakan kegiatan mengikuti apa yang dilaporkan media, khususnya pemberitaan yang positif dan negatif bagi organisasi. Dalam memantau media biasanya dilakukan kegiatan – kegiatan seperti : Tabulasi setiap berita, Menelaah berita – berita tersebut untuk menentukan apakah organisasi diberitakan secara positif atau negatif, Menilai isu - isu tertentu yang menjadi perhatian media.
Jika ada pemantauan media, tentunya ada juga pelatihan media. Pelatihan media diberikan terhadap karyawan dengan maksud dan tujuan supaya para staff lebih tanggap di dalam menghadapi suatu masalah dan bagaimana cara menghadapi wartawan ketika perusahaan tempat dimana mereka bekerja di landa sebuah isu yang belum tentu ada kebenarannya. Terkait di dalam pengelolaan isu merger PT. Indosiar Visual Mandiri, menurut penuturan Bapak Gufron Sakaril dalam wawancara 03 Agustus 2009 memaparkan bahwa : ”ada dua hal pelatihan yang di berikan, yang pertama pelatihan terhadap wartawan, dimana pemberitahuan mengenai rating dan istilah – istilah dalam dunia pertelevisian sangat penting. Seperti cara penulisan data karena hal tersebut sangat lah crusial (penting). Pelatihan untuk para staff humas indosiar biasanya mengikuti training yang di lakukan oleh perhumas dan sisa nya dengan learning by doing. Terkait dengan isu merger, pelatihan tidak secara spesifik mengenai merger. Tetapi secara umum termasuk di dalam nya mengantisipasi merger dan lain sebagainya. Tetapi karena ini menyangkut isu merger yang mana menyangkut budaya perusahaan besar yang berbeda. Jadi koordinasi yang dilakukaan langsung dengan pihak manajemen”
75
Pelatihan Media pada dasarnya untuk memberikan wawasan tentang cara kerja media pada para staf satu organisasi, dan dari hasil wawancara pada tanggal 23 Agustus 2009 terhadap ibu Irmulan sati, menjelaskan bahwa : “Karena ini industri media yang pasti PRO nya harus tahu mengenai informasi media industri. Dan saya rasa ini wajib.”
Pelatihan Media, pelatihan ini pada dasarnya untuk memberikan wawasan tentang cara kerja media pada para staf PR satu organisasi, dengan begitu para staf bisa mengetahui apa yang dibutuhkan media massa dan bagaimana cara bekerja sama dengan media massa.
Didalam penggelolaan isu merger di Indosiar proses penyampaian materi terhadap pihak – pihak eksternal yang terkait didalam isu merger tersebut tenntunya suatu hal yang perlu di tentunya suatu hal yang perlu diperhatikan, menurut bapak Andreas Ambesa pada wawancara tanggal 14 Agustus 2009 menuturkan bahwa : ”proses penyampaian tersebut (materi komunikasi) kami sampaikan atau kami jelaskan didalam rapat direksi dan komisaris, bahwa merger yang dimaksud masih menunggu dari pemerintah sehubungan kaitannya dengan undang – undang penyiaran.sedangkan dewan komisaris pun mengikuti peraturan yang berlaku. Jadi sifatnya menunggu dari pemilik saham dan pemerintah.”
proses penyampaian materi komunikasi terkait dalam pemberian informasi perusahaan terhadap khalayak internal haruslah tepat sasaran. Pada dasarnya Materi Komunikasi merupakan pesan yang disampaikan pada media atau publik organisasi. Pesan tersebut bisa dibuat dalam bentuk brosur, leaflet, isi situs web, media internal, teks pidato, atau materi presentasi.
76
Dalam media relations, hubungan yang baik dengan media massa sudah menjadi
bagian
didalam
perusahaan.
karena
media
massa
membantu
meningkatkan reputasi perusahaan atau organisasi. Dan tentunya isi berita mengenai perusahaan di media massa pun bisa menjadi masukan bagi perusahaan didalam penggelolaan reputasi perusahaan. Lalu bagaimanakah Indosiar menghadapi media massa terkait isu merger yang sedang melanda apakah terbuka di dalam penyampaian informasi, dari hasil wawancara pada tanggal 14 agustus 2009 yang telah dilakukan penulis terhadap coorporate secretary Indosiar Bapak Andreas Ambesa menjelaskan bahwa : ”Kami menghadapi dengan tenang, tidak terlalu menanggapi isu tersebut karena sifatnya masih berupa keinginan. Dan isu tersebut belum ada faktanya dan hal tersebut kembali lagi kepada pemerintah dan perundang – undangan. Khususnya undang – undang penyiaran, apakah masih tetap pada peraturan yang berlaku atau tidak. Karena sampai saat ini di kalangan pemerintahan, praktisi public relation pun masih belum menyetujui tentang merger tersebut. Sebab masih berpatokan pada undang – undang RI no.32 / 2002 tentang penyiaran. Dan merger atau tidaknya perusahaan, semua tergantung pada para pemegang saham dan pemerintah”
Sedangkan dalam pembahasan mengenai media relations sehubungan dengan isu merger, bapak Gufron Sakaril menuturkan bahwa, ”Media relations menjadi bagian terpenting di dalam menolak isu. Karena media mempunyai wilayah jangkauan yang luas. Dalam artian jika ada suatu berita, baik berita yang baik ataupun negatif yang menyangkut sebuah perusahaan, biasanya berita tersebut dengan cepat menyebar. Dan isu merger merupakan hal yang paling sensitif didalam perusahaan.”
Dan dalam pemberian informasi seputar info perusahaan, ternyata Humas indosiar cukup terbuka dengan wartawan di dalam pemberian informasi. Hal ini diperkuat
77
dengan pernyataan ibu Dwi wulandari selaku wartawan majalah MIX dari SWA group pada hasil wawancara tanggal 20 Agustus 2009, menyatakan bahwa : “sangat terbuka di dalam pemberian informasi. Humas indosiar lebih terbuka, dan manajemen pun juga terbuka karena setiap acara seperti RUPS, itu selalu transparan kaya kenapa perusahaan selalu rugi dan apa yang menyebabkan perusahaan rugi, semua informasi tersebut selalu di jelaskan pihak manajemen, baik dari direktur keuangan langsung atau pun direktur programnya. Padahal tidak semua perusahaan bisa terbuka dan memberikan informasi yang cepat. Kebanyakan terlalu birokrasi. Sedangkan kami yang bekerja sebagai wartawan dituntut untuk cepat mendapatkan berita. Sebenarnya hal tersebut bisa menjadi kekuatan humas indosiar didalam pengelolaan reputasi. Karena sifatnya yang transparan, tidak birokrasi dan humas nya pun bagus. Jadi dengan interview by.phone pun tidak masalah.”
Namun hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan reputasi Indosiar ini terkait isu merger adalah kewaspadaan humas indosiar terhadap pemberitaan di media. maka dari itu pemantauan media sangat di perlukan di dalam program kerja humas dalam pengelolaan manajemen reputasi. Walaupun dalam pemberian informasi sangat terbuka namun tetap saja hal tersebut perlu diperhatikan. Penjelasan dari hasil wawancara penulis terhadap nara sumber, menjelaskan bahwa Media Relations dimana hubungan yang baik dengan media massa akan membantu meningkatkan reputasi organisasi. Sebaliknya, reputasi organisasi akan membuat media tertarik untuk menginformasikan organisasi tersebut karena public pada umumnya ingin mengetahui apa yang terjadi pada organisasi yang baik reputasinya. Artinya di sini ada dua sisi wujud relasi antara reputasi dan media relations. Pada satu sisi, media relations yang baik akan menjadi sarana untuk menjaga dan meningkatkan reputasi. Pada sisi lain reputasi akan mempermudah membangun media relations yang baik.
78
Lalu bagaimanakah dengan Government relations dan Manajemen isu serta manajemen krisis dijalankan oleh humas Indosiar dan bagaimana dengan pendapat dari sudut pandang praktisi PR, sebab ketiga hal tersebut diatas menjadi bagian dari aspek manajemen reputasi. Terlebih lagi dalam kaitannya seputar isu merger yang melanda indosiar terkait dalam undang – undang penyiaran tahun 2002. Dari hasil wawancara pada tanggal 23 Agustus 2009 terhadap ibu Irmulan Sati selaku praktisi PR dan dalam sudut pandang beliau, bahwa : “sepanjang mengatur dan mengelola secara baik, tidak masalah. Untuk government relation saya rasa sifatnya ofensif saja, slow dan mengikuti. Kalo defensive kan lebih cenderung menyerang. Saya rasa untuk hal ini pola nya ofensif saja.” Dan penjelasan dari Bapak Gufron Sakaril selaku Humas Indosiar pada wawancara antara penulis dengan beliau, menjelaskan ;
”Karena industri televisi merupakan industri strategis, di tambah lagi kami sering kali mengadakan program acara yang mendatangkan massa yang banyak. Maka dari itu hubungan yang baik dengan pemerintah sangat di perlukan. Kami sering kali bekerja sama dengan Departemen komunikasi dan informasi, lebih kepada dirjen sarana komunikasi dan informasi mengenai ijin penyiaran dan pengawasan, KPI (komisi penyiaran indonesia) lebih spesifik pada content acara, Pemda (Gubernur, Walikota, dan lain – lain), kepolisian dan lain sebagainya. ”
Industri pertelevisian memang sebuah industri yang sangat menjanjikan. Sebuah industri yang strategis. Dan pendekatan pada pihak – pihak pemerintah pun sangat diperlukan, sebab Government Relations dimana dengan mengingat pemerintah melalui lembaga – lembaga yang berada di dalamnya menjalankan peran sebagai agen regulasi dan pengambilan kebijakan, maka hubungan yang baik dengan
79
pemerintah juga penting dalam menjaga relasi dan reputasi organisasi juga bias membantu membangun hubungan dengan pemerintah.
Namun sebaik apa pun industri tersebut, tentunya tidak lepas dari pengelolaan manajemen, dimana perencanaan strategi PR dalam proses pembentukan reputasi dan image atau pun pengembangan perusahaan di dalam program – program kerja PR tetap harus diperhatikan dalam perencanaan manajemen isu dan manajemen krisis. Dalam konteks reputasi indosiar khususnya manajemen isu dan manajemen krisis, menurut pendapat ibu Irmulan Sati dalam sudut pandang beliau sebagai praktisi PR menjelaskan bahwa : “untuk manajemen isu, karena ini sifatnya rumor jadi tidak perlu ditanggapi. Ini kan belum menjadi sebuah krisis jadi tidak perlu di kelola. Tapi karena ini sebuah rumor jadi juga perlu di perhatikan dan waspada, self evaluation lah. Namun apabila sudah menjadi krisis tentunya perlu dikelola. Saya rasa indosiar perlu menjalankan early morning system, untuk berjaga – jaga. Dengan cara apa? Mungkin bisa menggunakan pemetaan media, opini masyarakat, opini konsumen atau pun pemerintah bila sudah dikerucutkan sampai satu titik. Yang penting hal ini kan masih rumor. dan Yang penting krisisnya tidak jadi muncul, apabila sampai muncul barulah manajemen krisis dijalankan”
Dan dari hasil wawancara antara penulis dengan bapak gufron sakaril, bahwa pengelolaan manajemen isu dan manajemen krisis di Indosiar terkait isu merger. Beliau memaparkan bahwa : ”Selama ini kita lebih banyak memantau dan sifatnya lebih kepada menunggu perkembangan, merger kan yang melakukan pemilik. Jadi sebelum adanya penjelasan dari manajemen maka Humas belum mengeluarkan statement apa pun, masih menunggu kabar.”
80
Penjelasan tersebut diatas dan hasil dari wawancara yang dilakukan penulis terhadap nara sumber, sesuai dengan aspek pendekatan reputasi yang di paparkan oleh Dr. Yosal Iriantara dalam bukunya “Media Relation : Konsep, Pendekatan dan Praktik” dan hal tersebut sesuai dengan pemahaman terhadap Manajemen Isu dan Manajemen Krisis bahwa isu dan krisis bisa muncul tanpa diduga. Karena organisasi pada umumnya memiliki prosedur baku dalam manajemen isu dan manajemen krisis untuk berjaga – jaga bila terjadi krisis atau berkembang isu yang merugikan organisasi. Dengan begitu persiapan menghadapi krisis dan isu menjadi penting guna menjaga reputasi organisasi.
4.9 PEMBAHASAN PT. Indosiar Visual Mandiri didalam mengelola manajemen reputasi terhadap pengelolaan isu merger, di mulai pada tahun 2007 hingga sekarang ini dilakukan secara Ofensif dikarenakan hal ini masih bersifat rumor. Sehingga pernyataan – pernyataan pihak manajemen terhadap media dikeluarkan secara hati – hati. Hal ini dilakukan untuk menjaga reputasi perusahaan terhadap para konsumen televisi, khususnya para pemegang saham dan advertiser (pengiklan).
Secara umum fungsi Humas atau Public Relation PT. Indosiar Visual Mandiri selain membangun citra perusahaan (to build corporate image), Humas Indosiar juga mempunyai fungsi untuk membangun reputasi perusahaan (to build corporate reputation) serta mengatur lalu lintas dan sirkulasi informasi mengenai kebijakan program dan kegiatan perusahaan kepada public dan tentunya tidak lupa
81
untuk memonitoring stakeholders relations. Maka dari itu dalam pengelolaan isu merger antara indosiar dan sctv, Humas atau Public Relation Indosiar melakukan segala perencanaan program, statement pada media dilakukan secara offensive. Hal ini dilakukan untuk menghindari persepsi negative dari stakeholder eksternal perusahaan. Sebab didalam pengelolaan reputasi hal yang perlu diwaspadai dalam manajemen reputasi perusahaan adalah adanya kegiatan merger dan akuisisi serta kualitas produk dari sebuah perusahaan pun ikut menentukan baik atau tidaknya reputasi sebuah perusahaan serta tingkat partisipasi stakeholders. Hal ini seperti yang disampaikan oleh praktisi PR, Ibu Irmulan Sati dalam wawancara 23 Agustus 2009 dengan penulis mengenai tolak ukur reputasi. Beliau menjelaskan bahwa : “yang menjadi tolak ukur, tingkat partisipasi stakeholders . karena ini televise berarti rating. Indosiar punya program – program unggulan dan rating nya tinggi. Berarti kan reputasi nya bagus. Jadi bagaimana sebuah produk dijual di konsumen, Karena ini televise berarti kan informasi yang di jual. kalo hasil nya bagus berarti kan reputasi nya bagus.”
Pada pengelolaan reputasi indosiar terhadap isu merger, PT. Indosiar Visual Mandiri melakukan pengelolaan reputasi dengan perbaikan program. Hal tersebut dilakukan Karena produk dari stasiun televisi adalah program – program acara yang disajikan bagi konsumen atau public nya. Maka dari itu perlu dilakukan adanya analisis reputasi di dalam program PR. Seperti yang diutarakan Dr. Yosal Iriantara dalam bukunya ”Media Relations : konsep, pendekatan, dan praktik”
mengatakan bahwa manajemen reputasi sebuah perusahaan bisa
dilakukan dengan analisis reputasi, perencanaan strategi, stakeholders relations, pemantauan media, pelatihan media, materi komunikasi, media relations,
82
goverment relations, serta manajemen isu dan krisis. Jadi bukan hanya relasi dan komunikasi dengan publik dan stakeholder yang hendak dikembangkan perusahaan atau organisasi melainkan lebih kepada upaya membangun, menjaga, dan meningkatkan reputasi organisasi atau perusahaan. Pengertian dan dukungan yang diberikan public kepada perusahaan tidak muncul begitu saja, harus ada upaya – upaya yang dilakukan perusahaan dan upaya – upaya tersebut harus benar – benar direncanakan dengan baik dan dilaksanakan dengan berkesinambungan. Maka dari itu dalam mengelola manajemen reputasi perlu dilibatkan berbagai fungsi yang ada dalam satu perusahaan.
Salah satu faktor terciptanya reputasi perusahaan yang baik adalah apabila sebuah perusahaan itu mampu memperkenalkan jati diri perusahaan nya dengan mantap. Karena setiap perusahaan tentunya mempunyai ciri khas masing – masing dan hal tersebut yang membedakan antara perusahaan yang satu dengan yang lain. Maka dari itu disini Humas atau public relation Indosiar juga melakukan analisis reputasi yang pada dasarnya untuk memahami stakeholder perusahaan. Sehingga bisa dilihat bagaimana hubungan dan kebutuhan stakeholdernya. Dalam hal ini, dikarenakan Indosiar merupakan Industri pertelivisian maka stakeholders yang dimaksud adalah para pemegang saham, pemirsa televisi serta advertiser (pemasang iklan). Setelah itu barulah mempersiapkan materi komunikasi didalam penyampain informasi serta produk – produknya. Indosiar di tahun 2007 banyak memperbaiki program – program acaranya baik dari segi non – drama sampai dengan drama. Meskipun dari segi drama sedikit agak terlambat dengan trend
83
yang sedang berlangsung, namun dari segi non-drama dapat menutupi kekurangan yang ada. Untuk itulah Humas Indosiar mulai melakukan perencanaan strategi.
Namun perencanaan strategi tersebut tidaklah dilakukan dengan sendirian, semuanya harus mendapat dukungan dari fungsi masing – masing departemen untuk kelancaran strategi yang dibuat oleh humas Indosiar. Dalam pengelolaan manajemen reputasi Indosiar pemantauan media dilakukan oleh divisi internal public relation indosiar yaitu Library. Dalam hal ini indosiar melakukan pemantauan berita di media massa dengan pembuatan kliping dan pengumpulan berita, kliping tersebut dinamakan ”Indo Klip” .
Selain itu pelatihan media yang dilakukan oleh Humas atau Public Relation Indosiar dilakukan dalam dua hal. Pelatihan media bagi para rekan wartwan serta pelatihan media bagi staff public relation. Hal ini dilakukan untuk menunjang proses penyampaian informasi perusahaan terhadap public, dan penentuan didalam penyampaian materi komunikasi. Jangan sampai informasi yang akan di sampaikan salah. Karena jika sampai hal tersebut terjadi maka persepsi yang terjadi terhadap reputasi perusahaan pun bisa berakibat negatif. Jadi harus hati – hati didalam penyampaian materi komunikasi. Peran media pun juga sangat menentukan dalam manajemen reputasi perusahaan, informasi yang ingin kita sampaikan kepada public atau konsumen bisa dilakukan melalui media massa. Oleh karena itu reputasi dalam perusahaan juga di tentukan oleh media, sehingga seorang public relation dituntut untuk menjalankan atau melakukan
84
media relations dalam pengelolaan manajemen reputasi perusahaan dan hal tersebut telah dilakukan oleh humas indosiar didalam pengelolaan reputasi perusahaan khususnya dalam menangani isu – isu yang sedang berhembus seperti isu merger. Meskipun isu tersebut hanyalah rumor yang belum tentu ada kebenarannya. Namun dari segi media relation, Indosiar sangat terbuka didalam pemberiaan informasi perusahaan, hal tersebut dibenarkan oleh salah satu perwakilan dari wartawan yang menjadi nara sumber penulis.
Selain itu pelaksanaan goverment relation telah dilakukan dengan sangat baik oleh humas Indosiar dan pihak manajemen. Ini terbukti dengan adanya program ”Halo Polisi” sebagai bentuk kerjasama antara pemerintah dengan indosair. Karena industri televisi adalah sebuah industri yang sangat strategis didalam penyampain informasi dan berita. Manajemen isu dan krisis perlu dimasukan didalam program kerja PR dengan maksud dan tujuan untuk berjaga – jaga apabila ada isu – isu yang muncul atau krisis muncul dalam perusahaan dengan cepat bisa ditangani.
Reputasi sendiri juga bertujuan untuk meningkatkan penjualan, perekrutan karyawan dan bagaimana membuat karyawan baru menjadi betah bekerja diperusahaan serta mempertinggi harga saham perusahaan di pasaran. Dan menurut Dr. Yosal Iriantara, ada beberapa faktor yang mendongkrak reputasi menurut survei yaitu bagaimana kemampuan komunikasi, inovasi dan nilai sumber daya manusia dalam perusahaan. Tetapi sangat disayangkan, dalam hal
85
pengelolaan isu merger ini dari pihak manajemen Indosiar sedikit sekali memberikan informasi mengenai merger antar perusahaan kepada humas Indosiar. Sehingga di dalam menghadapi kekhawatiran para pemegang saham atau pun pelaku bisnis dalam industri pertelevisian dilakukan secara ofensive. Jadi sifatnya menunggu keputusan dari pemilik televisi serta pemegang saham dan pemerintah. Hal tersebut terjadi dikarenakan adanya peraturan perundang – undangan penyiaran no. 32 tahun 2002 yang menjelaskan bahwa ”melarang satu badan hukum memiliki dua wilayah siar di provinsi yang sama”
86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN Dari hasil penelitian diatas dan penjelasan dari para nara sumber melalui hasil wawancara (in-deep interview), serta pembahasan. penulis menyimpulkan bahwa pemahaman publik terhadap suatu perusahaan akan menimbulkan reputasi positif terhadap perusahaan tersebut. Dan tentunya setiap stakeholder relation mempunyai pandangan yang berbeda – beda terhadap perusahaan tersebut, seperti yang disampaikan oleh ibu Irmulan Sati selaku praktisi PR menuturkan bahwa tolak ukur dalam sebuah perusahaan ditentukan juga dari tingkat partisipasi stakeholders tersebut selain dari penjuaalan atau hasil dari product sebuah perusahaan. Dikarenakan penulis mengambil penelitian mengenai industri pertelevisian, maka dapat disimpulkan bahwa product dalam dunia pertelevisian adalah program – program acara unggulan yang ditayangkan oleh perusahaan tv. Sebab dalam hal ini content yang dituju terdapat pada rating.
Reputasi terbentuk dalam waktu yang cukup lama, dan sangat berbeda dengan image (citra), karena reputasi terbentuk dari keberadaan sebuah perusahaan di lingkungan stakeholdersnya baik internal maupun eksternal. Dalam penelitian ini penulis melihat bahwa humas Indosiar melakukan tindakan yang ofensive dan defensive di dalam pengelolaan isu merger dimana isu tersebut masih berupa rumor yang sedang muncul dalam industri pertelevisian. Ofensive
86
87
dilakukan dalam pemberian informasi mengenai isu merger hal ini dikarenakan minimnya informasi yang didapat oleh humas indosiar dari pihak manajemen, sedangkan defensive dilakukan dalam pemberian informasi kepada media dalam hal content program sebagai sebuah produk dalam dunia pertelevisian. Sedangkan komunikasi yang dilakukan oleh pihak Humas Indosiar terhadap stakeholders relation yang dipilih, sudah cukup baik. Walaupun sifatnya lebih banyak pada pola Ofensive namun hal tersebut adalah suatu hal yang memang harus di lakukan. Meskipun sifatnya masih menunggu, humas indosiar juga harus tanggap terhadap isu – isu atau rumor yang berkembang di masyarakat, dengan cara melihat dan mendengarkan opini masyarakat atau pun opini konsumen terhadap isu – isu atau rumor yang sedang berkembang. Selain itu penulis juga melihat bahwa dalam penelitian ini, penulis mengamati bahwa pemantauan media terkait isu merger yang sedang berlangsung suatu hal yang perlu diperhatikan. Sebab pemberitaan di media, sekecil apa pun pemberitaan tersebut mengenai perusahaan haruslah di pertimbangkan di dalam pengelolaan manajemen reputasi.
Dalam pengelolaan reputasi hal yang perlu di perhatikan dalam sebuah perusahaan adalah merger dan akuisisi. Dan kesembilan aspek pendekatan reputasi yang dipaparkan Dr. Yosal Iriantara dalam bukunya ”Media Relations : konsep, pendekatan, dan praktik”
mengatakan bahwa analisis reputasi,
perencanaan strategi, stakeholders relations, pemantauan media, pelatihan media, materi komunikasi, media relations, goverment relations, dan manajemen isu dan krisis adalah suatu hal yang sangat perlu diperhatikan di dalam pengelolaan
88
manajemen reputasi. Namun jika dilihat dari sisi manajemen, penulis menyimpulkan bahwa dari pihak manajemen masih kurang didalam pemberian informasi tentang merger tersebut. Sehingga kerja humas indosiar pun agak sedikit terhambat, dan pada akhirnya memutuskan untuk menghadapi isu tersebut secara ofensif.
5.2. SARAN Dari hasil kesimpulan, dan penelitian serta wawancara yang penulis lakukan di dalam pembuatan skripsi ini, maka dapat disarankan : a. Indosiar harus lebih cepat dan tanggap dalam pengelolaan manajemen reputasi khusunya akan isu merger yang sedang melanda. Walaupun hal tersebut baru sebuah rumor tetapi tetap harus diwaspadai. b. Humas Indosiar harus melakukan redefinisi positioning dalam penentuan visi dan misi khususnya dalam pengelolaan isu merger. c. Pelatihan media sering diberikan kepada staff PR untuk memberikan wawawan tentang cara kerja media, supaya mengetahui bagaimana cara bekerja sama dengan media massa dan apa yang dibutuhkan media massa. d. Humas indosiar lebih melakukan pendekatan terhadap pihak manajemen untuk bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan khususnya mengenai merger. Walaupun isu merger ini hanyalah sebuah rumor namun manajemen pun juga perlu memperhatikan isu tersebut dan memberikan informasi yang lebih detail terhadap humasnya. Sehingga keterbatasan informasi dari internal bisa diminimalisasikan.
89
DAFTAR PUSTAKA
Afdhal, ahmad fuad. 2004. Tips dan trik Public relations : tantangan komunikasi professional. Jakarta : PT. Gramedia widiasarana Indonesia Austin, Claire. 2002. Public Relations Yang Sukses Dalam Sepekan. Penerjemah : Anton,Adiwiyoto. Jakarta : Kesaint Blanc. Anggoro, M.Linggar. 2002. Teori dan profesi kehumasan serta aplikasinya di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara Ardianto, elvinaro.Yenni RS dan Soleh Soemirat.2004.Komunikasi Organizational cetakan ke – 4. Jakarta : Universitas terbuka Beard, Mike.2001. Manajemen Department Public Relations.Jakarta : Erlangga Broom, Glen. M. 1985.Effective Public Relations edisi 6. Prentice Hall, Englewood Clf Jersey Broom, Glen. M, Scott M.Cutlip, Allen H. Center. 2007. Effective Public Relations edisi ke 9. Jakarta : Kencana prenada media group Effendy , Onong Uchjana.1992.Humas Relations.Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Haryatmoko.2007. Etika komunikasi : manipulasi media, kekerasan, dan pornografi. Yogyakarta : Kanisius Jeffkins, Frank.1996.Public Relations Edisi 4. Jakarta : Erlangga Kasali, Rhenald.2003.Manajemen Public Relations konsep dan aplikasinya di Indonesia. Jakarta: PT. Temprint Mantra, Ida Bagoes. 2004.Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Moore,H. Frazier.2004. HUMAS : membangun citra Dengan Komunikasi. Bandung : ROSDA Moleong, Lexy. J. 1990. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Ngurah Putra, I Gusti.Manajemen Hubungan Masyarakat. Yogyakarta : Universitas Atmajaya
90
Rachmadi, F. 2002.Human Relation and Public Relations.Bandung : PT. Remaja Rosda karya. Rakhmat, Jalaluddin. 2007. metode penelitian komunikasi (dilengkapi contoh analisis statistik). Bandung : Remaja rosdakarya Robert K, Yin.1997.Studi Kasus (desain dan Metode). Jakarta : Raja Grafindo Persada Robert S. Kaplan & David P. Norton.2000.Balanced Scorrecard : Menerapkan Strategi Menjadi Aksi. Jakarta : Erlangga Ruslan, Rosady.1999. Managemen Humas dan Managemen Komunikasi (Konsepsi dan Aplikasi). Jakarta : PT. raja Grafindo Persada
Ruslan, Rosady.2003.Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi.Jakarta : Rajawali pers Soemirat, Soleh dan Ardianto, Elvinaro.2002. Dasar – Dasar Public Relations.Bandung : PT Remaja Rosdakarya Uchjana Effendy, Onong.1999. Hubungan Masyarakat.Bandung : PT. Rosdakarya. IG Wursanto. 1985. Pokok – Pokok Pengertian Humas dan Managemen.Jakarta : Pustaka Dian
SUMBER LAIN Annual Report Indosiar tahun 2007 Annual Report Indosiar tahun 2008 ArdianWibisono.www.detikfinance.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/0 5/tgl/25/time/113030/idnews/785091/idkanal/6 Agoeng Wijaya, “SCTV – Indosiar Bakal Merger”. Dalam Koran tempo, Jakarta 7 Agustus 2008 Henny S. Widyaningsih. Dalam seminar Strategi PR dalam Mengelola Reputasi dan Merek Organisasi, Hotel Kartika Chandra, Jakarta 2 Juni 2005
91
Ms.K.Bhavani. Dalam Seminar “Reputation Building : Global Issues to Understand Countries Reputation”. Singapore : IPRS Noke Kiroyan, Public Relations dan Budaya : Mengelola Reputasi Organisasi dalam Perspektif Keragaman Budaya. Dalam seminar himpunan mahasiswa Public Relations UMB Jakarta. 7 Juni 2006 Rusli Simanjuntak, Dalam Seminar Strategi Public Relations Dalam Pengelolaan Reputasi Organisasi Publik. Hotel Kartika Chandra Jakarta, 2 Juni 2005