1
KEGIATAN COMMUNITY RELATIONS PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DALAM MENINGKATKAN CORPORATE IMAGE (PERIODE JANUARI – DESEMBER 2008)
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan Pendidikan Program Strata Satu (S1)
DISUSUN OLEH : NAMA : DAMARIS AMBARWATI NIM : 44205010039 PROGRAM STUDI : PUBLIC RELATIONS
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
2
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama
: Damaris Ambarwati
NIM
: 44205010039
Jurusan
: Public Relations
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Judul
: Kegiatan Community Relations PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Dalam Meningkatkan Corporate Image (Periode Januari – Desember 2008)
Jakarta, April 2009 Mengetahui, Pembimbing,
Farid Hamid, S.Sos, M.si
3
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI
Nama
: Damaris Ambarwati
NIM
: 44205010039
Jurusan
: Public Relations
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Judul Skripsi
: Kegiatan Community Relations PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Dalam Meningkatkan Corporate Image (Periode Januari – Desember 2008) Jakarta, April 2009
Ketua Sidang Nama : Marhaeni F. Kurniawati, S. Sos, M.si
(
)
Penguji Ahli Nama : Juwono Tri Atmodjo, M.si
(
)
(
)
Pembimbing Nama : Farid Hamid, S.Sos, M.si
4
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
Nama
: Damaris Ambarwati
NIM
: 44205010039
Jurusan
: Public Relations
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Judul Skripsi
: Kegiatan Community Relations PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Dalam Meningkatkan Corporate Image (Periode Januari – Desember 2008)
Jakarta, April 2009 Disetujui dan Diterima Oleh Pembimbing
Farid Hamid, S.Sos, M.si Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
(Dra. Diah Wardhani, M.si)
Ketua Bidang Studi Public Relations
(Marhaeni F. Kurniawati, S.sos M.si)
5
MOTTO
☺
Tak
ada
pekerjaan
yang
membuatmu
merasa
berat
menyelesaikannya, selama dirimu sanggup membaginya menjadi pekerjaan kecil
☺
Prestasi besar tidak diraih dengan paksaan, tetapi diraih oleh rentetan tindakan kecil yang menyatu
6
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan pada Tuhan YME atas terselesaikannya skripsi ini. Peneliti menyadari karena berkat dan rahmat-Nyalah, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul dari skripsi ini adalah “Kegiatan Community Relations PT BANK MANDIRI (Persero) Tbk. Dalam Meningkatkan Corporate Image (Periode Januari-Desember 2008)”. Peneliti mengangkat judul ini karena, peneliti merasa bahwa kegiatan community relations merupakan kegiatan perusahaan untuk komunitas, yang sangat penting dilakukan oleh perusahaan, sehingga diharapkan dengan adanya kegiatan tersebut citra perusahaan (corporate image) dapat meningkat. Oleh karena itulah, peneliti merasa tertantang untuk mengangkat judul tersebut dalam skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang turut membantu peneliti. Adapun pihak-pihak tersebut adalah : 1.Bp. Farid Hamid, S.Sos, M.si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan banyak masukan kepada peneliti dalam pembuatan skripsi ini. 2.Ibu Dra. Diah Wardhani, M.si dan Bp. Drs. Hardiyanto, M.si selaku Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Mercu Buana. 3.Ibu Marhaeni F. Kurniawati, S. Sos, M.si dan Bp.Juwono Tri A, M.si selaku Ketua dan Sekertaris Jurusan Public Relations Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Mercu Buana.
7
4.Bpk. Iskandar Tumbuan selaku Team Leader Media Relations yang telah membantu peneliti dalam mencari data-data yang diperlukan dan wawancara untuk skripsi. 5.Seluruh karyawan Corporate Secretary Grup PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. yang telah membantu peneliti mencari data-data yang diperlukan dalam skripsi ini. 6.Bpk. Dr. Soediono selaku Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) dan Ibu Gitayana selaku Board Of Trustees Yayasan Nurani Dunia yang telah membantu peneliti untuk memberikan informasi yang dibutuhkan dalam skripsi ini 7.Orang Tua dan adikku ”Yudho” yang telah memberikan doa dan dukungan kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. 8.Teman-teman peneliti yang telah memberikan masukan-masukan kepada peneliti dalam proses pembuatan skripsi ini. 9.Pihak-pihak lain yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu. Peneliti menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan para pembaca dapat memberikan beberapa saran dan kritik demi kesempurnaan penelitian ini. Peneliti juga mengharapkan skripsi ini dapat berguna untuk para pembaca. Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih. Jakarta, April 2009
Peneliti
8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI.................................................................ii TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI..................................................................iii PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI...........................................................iv HALAMAN MOTTO............................................................................................v KATA PENGANTAR...........................................................................................vi DAFTAR ISI.......................................................................................................viii ABSTRAKSI..........................................................................................................xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................1 1.2 Rumusan Masalah................................................................................10 1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................10 1.4 Signifikansi Penelitian 1.4.1 Akademis.....................................................................................11 1.4.2 Praktis..........................................................................................11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi..........................................................................................12 2.2 Komunikasi Organisasi........................................................................13
9
2.3 Public Relations 2.3.1 Pengertian Public Relations........................................................16 2.3.2 Tugas dan Fungsi Public Relations…………………………….19 2.4 Khalayak (Public)……………………………………………………23 2.5 External Relations……………………………………………………26 2.6 Community Relations………………………………………………...30 2.7 Corporate Identity……………………………………………………38 2.8 Corporate Image……………………………………………………..39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian……………………………………………………… 43 3.2 Metode Penelitian…………………………………………………….44 3.3 Key Informant (Narasumber) 3.3.1 Key Informant (Narasumber) Internal.........................................46 3.3.2 Key Informant (Narasumber) External........................................47 3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer.................................................................................48 3.4.2 Data Sekunder.............................................................................49 3.5 Definisi Konsep dan Fokus Penelitian 3.5.1 Definisi Konsep...........................................................................50 3.5.2 Fokus Penelitian..........................................................................50 3.6 Teknik Analisa Data.............................................................................52 3.7 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data..................................................54
10
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1 Sejarah Perusahaan......................................................................56 4.1.2 Visi dan Misi...............................................................................60 4.1.3 Budaya Organisasi......................................................................60 4.1.4 Filosofi Logo dan Slogan............................................................61 4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Kegiatan Community Relations di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk…………………………………………………...65 4.2.2 Tahap-Tahap Kegiatan Community Relations PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.................................................................68 4.3 Pembahasan...........................................................................................81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan.............................................................................................92 5.2 Saran 5.2.1 Akademis........................................................................................94 5.2.2 Praktis.............................................................................................95
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xii
11
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI PUBLIC RELATIONS ABSTRAKSI Damaris Ambarwati (44205010039) Kegiatan Community Relations PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Dalam Meningkatkan Corporate Image 95 halaman + 21 lampiran Bibliografi 19 buku (2000-2008) Community Relations adalah kegiatan yang ditujukan untuk komunitas sebagai salah satu bentuk implementasi dari tanggung jawab sosial (CSR) perusahaan terhadap masyarakat. Kegiatan ini dilakukan oleh Public Relations suatu perusahaan yang bertujuan untuk membina hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat. Berdasarkan anggapan diatas peneliti tertarik untuk mengkaji kegiatan community relations PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan citra perusahaan (corporate image). Kegiatan community relations yang dilakukan oleh Bank Mandiri adalah kegiatan-kegiatan sosial untuk komunitas baik yang sudah terprogram maupun yang spontan. Tujuan dari penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui kegiatan community relations yang dilakukan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dalam meningkatkan corporate image dengan komunitas pada periode Januari sampai Desember 2008. Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dengan metode penelitian kualitatif dan pendekatan deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam (indepth interview) bertujuan untuk memperoleh data dan fakta atas kegiatan community relations yang telah dilakukan serta citra perusahaan setelah adanya kegiatan tersebut. Penelitian ini mengambil satu informan yang berkompeten dan dipercayai dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., dua informan dari dua Yayasan sebagai pelaksana kegiatan community relations dan dua orang masyarakat penerima bantuan. Untuk analisa datanya menggunakan metode triangulasi untuk membandingkan hasil wawancara dari narasumber PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan narasumber dari dua Yayasan dan dua masyarakat penerima bantuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan community relations yang dilakukan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. mencakup bidang sosial, bidang lingkungan, bidang pendidikan, bidang kesehatan, bidang olah raga dan bidang usaha kecil. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa Bank Mandiri mengadakan kegiatan community relations sebagai upaya untuk meningkatkan image perusahaan, sehingga dalam membuat kegiatan tersebut diperlukan beberapa tahap seperti fact finding, planning, actuating, monitoring dan evaluating. Saran dari penelitian ini adalah Bank Mandiri selain mengadakan kegiatan yang bersifat formal juga harus mengadakan kegiatan yang sifatnya informal seperti pertemuan dengan tokoh-tokoh masyarakat setempat dan juga dengan masyarakat sekitar.
12
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, banyak sekali terjadi perubahan dalam bidang teknologi, sosial, ekonomi, keamanan, politik, dan lain sebagainya, yang berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Maka tidaklah mengherankan, jika perubahan tersebut memberikan peluang bagi para pemilik modal, yang ingin mendirikan perusahaan atau organisasi. Pendirian
perusahaan
tersebut,
juga
memberikan
dampak
bagi
perekonomian suatu negara, karena angka pengangguran dapat berkurang, tingkat kesejahteraan masyarakat semakin meningkat dan pendapatan negara yang berasal dari pajak juga bertambah. Untuk itulah, keberadaan perusahaan perlu menjadi perhatian penting, tidak hanya bagi perusahaan saja tetapi juga bagi masyarakat dan negara. Keberadaan sebuah organisasi atau perusahaan tidak lepas dari khalayak atau stakeholder. Khalayak dibagi menjadi dua yaitu khalayak internal dan khalayak eksternal. Khalayak internal seperti karyawan, keluarga karyawan dan investor
sedangkan
khalayak
eksternal
misalnya
konsumen,
komunitas,
distributor, dan lain-lain. Khalayak ini memiliki peranan yang sangat penting bagi sebuah perusahaan. Oleh karena itu, di dalam sebuah perusahaan perlu memiliki
13
satu divisi khusus, yang dapat berfungsi sebagai penghubung antara khalayak dengan perusahaan yaitu divisi Public Relations (PR). Public Relations merupakan mediator yang berada antara pimpinan organisasi dengan khalayaknya, baik dalam upaya membina hubungan masyarakat internal maupun eksternal. Sebagai khalayak, mereka berhak mengetahui aktivitas perusahaan, program kerja dan rencana-rencana usaha suatu organisasi atau perusahaan berdasarkan keadaan, harapan-harapan, yang sesuai dengan keinginan khalayak sasarannya. Fungsi PR tersebut dapat diwujudkan dengan mengadakan berbagai macam kegiatan PR. Salah satunya adalah kegiatan PR untuk komunitas. Komunitas yaitu kelompok manusia yang bisa saja tinggal di berbagai lokasi berbeda atau mungkin juga berjauhan jaraknya, namun dipersatukan minat dan kepentingan yang sama.1 Dalam konteks PR, tanggung jawab sosial korporat itu diimplementasikan dalam kegiatan community relations. Beberapa contoh kongkret membangun hubungan dengan komunitas itu, misalnya: memberikan bantuan untuk keluargakeluarga berpendapatan rendah dan sedang; memberikan pelatihan keterampilan pada masyarakat sekitar; atau menunjang kepentingan-kepentingan budaya, pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan komunitas.2 Menurut Natufe dengan mengutip definisi dari WBCSD (World Business Council for Sustainable Development) menyebut tanggung jawab sosial korporat sebagai “komitmen berkelanjutan kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan 1
2
Yosal Iriantara, Community Relations Konsep dan Aplikasinya, Bandung : Simbiosa Rekatama Media, Cetakan Pertama, Oktober, 2004, hal. 21. Ibid.hal. 32
14
memberikan sumbangan pada pembangunan ekonomi, sekaligus memperbaiki mutu hidup angkatan kerja dan keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat secara keseluruhan”.3 Kegiatan community relations merupakan sebuah usaha untuk membina hubungan baik dengan komunitas atau terlibat dalam program pengembangan komunitas (community development) yang dilakukan suatu organisasi. Oleh karena itu, community relations merupakan bentuk implementasi dari tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal sebagai CSR (Corporate Social Responsibility). Wajar saja bila berbagai perusahaan di Indonesia kini sudah menjalankan tanggung jawab sosialnya itu dalam berbagai kegiatan community relations. Dalam kehidupan masyarakat, kegiatan community relations merupakan kegiatan sosial yang dapat membantu meringankan masalah yang ada dalam kehidupan masyarakat. Saat ini kegiatan community relations, sudah dilakukan banyak perusahaan dengan cara bekerja sama dengan yayasan atau lembaga sosial yang khusus menangani program tersebut CSR merupakan salah satu upaya untuk menciptakan keberlangsungan usaha dalam menciptakan dan memelihara keseimbangan antara mencetak keuntungan, fungsi-fungsi sosial dan pemeliharaan lingkungan hidup (tripple bottom line)4. Pelaksanaan CSR oleh perusahaan telah memberikan hasil yang sangat positif terhadap perkembangan perusahaan dan secara nyata meningkatkan performance atau keuntungan. 3 4
Ibid.hal. 49. Jackie Ambadar, CSR Dalam Praktik di Indonesia, Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 2008, hal, 32.
15
Dalam pelaksanaannya CSR bersifat partisipatif dan tidak dilakukan semata-mata oleh dunia industri saja, tetapi harus melibatkan komunitas lokal dan masyarakat yang lebih luas, karena CSR adalah komitmen dunia bisnis untuk menyumbang sesuatu bagi kelangsungan pembangunan ekonomi, bekerja sama dengan para karyawan dan keluarga mereka, serta komunitas lokal dan masyarakat luas untuk meningkatkan kualitas hidup. CSR sangat baik bagi dunia bisnis dan lingkungan. Chambers melakukan penelitian di 7 negara Asia yakni India, Korea Selatan, Filipina, Malaysia, Singapura, Indonesia, dan Thailand. Untuk masingmasing negara diambil 50 perusahaan yang berada pada peringkat atas berdasarkan pendapatan operasional untuk tahun 2002. Lalu dikaji, implementasi tanggung jawab sosial korporat pada masing-masing Negara. Salah satu temuannya yang menarik adalah tanggung jawab sosial korporat dalam bentuk keterlibatan komunitas dijalankan perusahaan-perusahaan itu lebih separuhnya dalam kegiatan filantropis. Tindakan filantropis itu dijalankan melalui kemitraan komunitas, menerjunkan sukarelawan pada komunitas dan pendirian yayasan.5 Berdasarkan kajian penelitian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tanggung jawab sosial korporat atau CSR itu diimplementasikan dalam kegiatan community relations. Oleh karena itu, kegiatan tersebut perlu dilakukan oleh perusahaan, karena komunitas merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perusahaan. Sehingga kegiatan community relations yang dilakukan oleh perusahaan, dapat membentuk sebuah image atau citra yang positif bagi
5
Yosal Iriantara, op.cit., hal 54
16
perusahaan, karena corporate image sangat penting bagi sebuah perusahaan untuk mendapatkan kepercayaan dari para khalayak, sehingga mereka dapat mendukung aktivitas perusahaan. Pengertian citra perusahaan (corporate image) adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya. Citra ini terbentuk dari banyak hal, seperti sejarah atau riwayat perusahaan yang gemilang, keberhasilan dan stabilitas di bidang keuangan, kualitas produk, keberhasilan ekspor, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja, kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial dan komitmen mengadakan riset.6 Sehingga judul yang diambil adalah Kegiatan Community Relations Di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Dalam Meningkatkan Corporate Image. Sesuai dengan judul di atas maka objek riset ini adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Alasannya adalah karena PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. adalah satu bank yang sudah melakukan beberapa kegiatan untuk para komunitasnya seperti kepedulian sosial dalam bidang pendidikan, kesehatan, olah raga, usaha kecil, lingkungan dan budaya.7 Kegiatan tersebut dilakukan untuk menjaga hubungan baik serta meningkatkan image atau citra positif bagi para stakeholder, khususnya komunitas. Oleh karena itu, efek CSR yang ingin dibentuk oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yaitu hubungan baik, dan tanggung jawab sosial korporat yang dapat memberikan dampak bagi komunitas, selain meningkatkan
6 7
Frank Jefkins, Public Relations, Edisi Kelima, Jakarta : Erlangga, 2002, hal. 20 Annual Report PT Bank Mandiri (Persero) Tbk hal. 146-148
17
image atau citra perusahaan menjadi positif juga dapat membentuk kepercayaan dari komunitas. Kegiatan tersebut dilakukan oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai program Mandiri Peduli. Mandiri Peduli merupakan tanggung jawab sosial (CSR) Bank Mandiri yang diimplementasikan dalam kegiatan community relations, sebagai komitmen berkelanjutan yang dibangun oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. untuk berperilaku etis dan memberikan kontribusi pada pembangunan nasional sekaligus meningkatkan kualitas hidup komunitas lokal dan masyarakat secara keseluruhan. Hal ini merupakan perwujudan budi baik (goodwill) perusahaan sebagai bentuk apresiasi kepada masyarakat. Tujuan dari CSR di Bank Mandiri antara lain adalah memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam mensejahterakan dan memajukan masyarakat Indonesia umumnya dibidang lingkungan sekitar, pendidikan, olahraga, budaya, kesehatan, dan usaha kecil, maupun sekitar lingkungan kantor Bank Mandiri khususnya. Melalui kegiatan ini diharapkan Bank Mandiri dapat memperkuat reputasinya sebagai perusahaan yang secara konsisten menunjukkan kepedulian pada masyarakat, memberikan inspirasi kepada stakeholders untuk melakukan kegiatan dalam kepedulian masyarakat serta menggalang kesatuan diantara insan Bank Mandiri.8 Program CSR di Bank Mandiri menerapkan dan melaksanakan code of conduct yang berlaku serta mengimplementasikan praktek good corporate governance. Bertanggung jawab dan melaksanakan seluruh peraturan perundang-
8
Ibid, hal. 146.
18
undangan yang berlaku, termasuk didalamnya menjalankan kewajiban sebagai warganegara yang bertanggung jawab, menerapkan tanggung jawab sosial perusahaan dalam bentuk pembinaan masyarakat dan bantuan sosial yang memiliki dampak terhadap perubahan ke arah hidup yang lebih baik serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Berdasarkan uraian progam CSR di atas, maka dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada dua program yaitu mandiri peduli lingkungan dan mandiri peduli kesehatan, alasannya adalah karena ke dua program tersebut sudah dilakukan oleh Bank Mandiri dan masih berlangsung sampai tahun 2008. Misalnya untuk program mandiri peduli lingkungan, salah satunya Bank Mandiri bekerja sama dengan Yayasan Nurani Dunia untuk membangun rumah untuk masyarakat yang terkena bencana gempa dan tsunami di Aceh, khususnya warga di Desa Neuheun,
Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh
Besar.
Pembangunan rumah tersebut di mulai pada bulan Juni 2005. Desa Neuheun dipilih karena letaknya yang berada di pinggir pantai, dan merupakan wilayah yang mengalami kerusakan paling parah, sebab rumah-rumah warga serta fasilitas sudah tersapu oleh air bah dan pada saat terjadinya peristiwa gempa dan tsunami. Program lain yang dijalankan oleh Bank Mandiri adalah program mandiri peduli kesehatan. Dalam program ini, Bank Mandiri mendukung pemerintah dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat. Salah satunya adalah Bank Mandiri melalui Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) tergerak untuk ikut membantu biaya pengobatan yang terdiri dari biaya konsultasi dokter, rontgent dan pemeriksaan dahak serta uang transport bagi penderita TBC
19
dari keluarga miskin atau tidak mampu yang berobat dengan sistem DOTS (Directly Observed Treatment Shortcources). Program-program tersebut dilakukan oleh Bank Mandiri sebagai wujud tanggung jawab sosial korporat pada masyarakat dan lingkungan sebagaimana yang tersirat dalam visi dan misi serta budaya perusahaan. Selain itu, kegiatan ini sejalan dengan kampanye PBB stand up Against Poverty (Bangkit Melawan Kemiskinan) sekaligus membantu Pemerintah dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat. Keunikan kegiatan community relations yang dilakukan oleh Bank Mandiri dalam program Mandiri peduli antara lain variasi kegiatan yang sangat banyak seperti program mandiri peduli pendidikan, mandiri peduli kesehatan, mandiri peduli budaya, mandiri peduli usaha kecil, mandiri peduli olahraga dan mandiri peduli lingkungan, itu artinya Bank Mandiri memiliki perhatian dan kepedulian terhadap kehidupan komunitas yang membutuhkan bantuan baik beruapa dana maupun barang Selain itu, keunikan yang lainnya adalah hambatanhambatan yang timbul pada saat pelaksanaan kegiatan. Hambatan tersebut tidak membuat Bank Mandiri menghentikan kegiatannya, tetapi Bank Mandiri tetap terus menjalankan program tersebut sampai selesai, hal ini membuktikan bahwa Bank Mandiri memiliki komitmen yang kuat dalam melaksanakan kegiatannya dan tidak terpengaruh oleh hambatan apapun. Hambatan-hambatan yang muncul sangat beragam tergantung dari kegiatan yang dilakukan misalnya untuk pembangunan sekolah atau rumah biasanya hambatannya seperti proses perizinan yang sangat sulit, tingginya harga
20
material bangunan, lokasi yang sulit untuk di jangkau, kurangnya partisipasi dari masyarakat dan lain-lain. Sekalipun hambatan tersebut sedikit mempengaruhi proses pelaksanaan pembangunan, tetapi Bank Mandiri berusaha mencari solusi agar hambatan tersebut tidak menghambat proses pelaksanaan kegiatan secara total. Sehingga program mandiri peduli yang dijalankan oleh Bank Mandiri, akan memberikan keuntungan bagi perusahaan, seperti terbentuknya image atau citra yang positif dari komunitas terhadap perusahaan. Untuk itu, corporate image harus selalu dibangun dan dijaga, agar tidak terpengaruh oleh issue-issue yang beredar dalam lingkungan masyarakat. Periodisasi yang dibutuhkan untuk meneliti judul ini adalah Januari 2008 – Desember 2008. Periodisasi ini dipilih karena data-data yang akan diambil adalah data-data terbaru tentang kegiatan Community Relations di Bank Mandiri (Persero) Tbk. Sehingga hasil yang akan diperoleh lebih akurat dan jelas, karena kegiatan tersebut belum lama dilakukan. Selain itu, pemilihan periodisasi atau waktu yang digunakan dalam pengumpulan data membutuhkan waktu yang cukup lama, sebab penulis perlu melakukan wawancara mendalam untuk mengetahui secara langsung, apakah hasil kegiatan yang dilakukan, dalam waktu tertentu tersebut sudah sesuai dengan yang diharapakan dalam penelitian atau belum, jika sudah maka peneliti dapat membuat sebuah konsep atau teori baru dari riset tersebut, tetapi jika belum maka periodisasi penelitian perlu ditambah.
21
Hal tersebutlah yang membuat seorang peneliti membutuhkan waktu yang cukup, agar memperoleh hasil yang maksimal dalam penelitiannya. Terlebih lagi, dalam penelitian ini efek yang ingin peneliti lihat dari kegiatan community relations ini adalah adanya hubungan yang baik antara perusahaan dengan komunitas dan sebaliknya, menjadi bukti bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab sosial kepada masyarakat serta adanya kepercayaan dari komunitas terhadap kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Dengan demikian sasaran dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Neuheun, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar dan Penderita Tuberkulosis (TBC) .
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana kegiatan community relations di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dalam meningkatkan corporate image ?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui Kegiatan Community Relations di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Dalam Meningkatkan Corporate Image.
22
1.4 Signifikansi Penelitian 1.4.1Signifikansi akademis : Dapat memberikan masukan bagi bidang kehumasan mengenai kegiatan community relations serta untuk memperkaya ilmu pengetahuan komunikasi mengenai kiat-kiat humas dalam pengadaan community relations terhadap komunitas setempat.
1.4.2Signifikansi Praktis : Untuk mengembangkan dan meningkatkan kegiatan community relations bagi perusahaan untuk komunitas di sekitar perusahaan dalam meningkatkan corporate image.
23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses transaksional. Dalam konteks ini komunikasi adalah suatu proses personal karena makna atau pemahaman yang kita peroleh pada dasarnya bersifat pribadi.9 Penafsiran anda atas perilaku verbal dan nonverbal orang lain yang anda kemukakan kepadanya, juga mengubah penafsiran orang lain tersebut atas pesan-pesan anda, dan pada gilirannya, mengubah penafsiran anda atas pesan-pesannya, dan begitu seterusnya. Kelebihan konseptualisasi komunikasi sebagai transaksi adalah bahwa komunikasi tersebut tidak membatasi kita pada komunikasi yang disengaja atau respons yang dapat diamati. Artinya, komunikasi terjadi apakah para pelakunya sengaja atau tidak, dan bahkan meskipun menghasilkan respons yang tidak dapat diamati. Berdiam diri, megabaikan orang lain di sekitar, bahkan meninggalkan ruangan-semuanya bentuk-bentuk komunikasi, semuanya mengirimkan pesan. Dalam komunikasi transaksional, pengamatan atas aspek tertentu saja, misalnya pesan verbal saja atau pesan nonverbal saja, tidak menunjukkan komunikasi yang utuh. Istilah transaksi mengisyaratkan bahwa pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam keadaan interdependensi atau timbal balik; eksistensi satu pihak ditentukan oleh eksistensi pihak lainnya. Pendekatan transaksi menyarankan bahwa semua unsur dalam proses komunikasi saling berhubungan. 9
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung : Remaja Rosdakarya, Cetakan ketujuh, 2005, hal. 67.
24
Pendapat yang sama juga di kemukakan oleh John R.Wenburg dan William W.Wilmot bahwa komunikasi adalah suatu usaha untuk memperoleh makna. Oleh karena itu, komunikasi yang dilakukan harus jelas agar informasi yang disampaikan dapat sesuai dengan keinginan komunikator. Definisi komunikasi tersebut, kemudian ditegaskan lagi oleh Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss yang menyatakan bahwa komunikasi adalah proses pembentukan makna di antara dua orang atau lebih10 Sehingga berdasarkan definisi tersebut, dapat di tarik kesimpulan bahwa komunikasi merupakan sebuah proses memahami dan berbagi makna, hal ini disebabkan karena penafsiran masing-masing individu terhadap sebuah kegiatan, tindakan, perubahan, dan perpindahan berbeda-beda.
2.2 Komunikasi Organisasi Proses transaksional dalam konteks komunikasi, merupakan bentuk umum ketika seseorang terlibat dalam penafsiran pesan atau penafsiran pertunjukkan. Komunikasi dalam konteks tersebut dapat dibedakan dengan semua perilaku manusia dan organisasi lainnya, karena ia melibatkan proses mental memahami orang, subjek, dan peristiwa yang kita sebut pertunjukkan pesan. Sehingga dalam sebuah organisasi diperlukan komunikasi. Hubungan organisasi dengan komunikasi, menurut William V. Hanney dalam bukunya, Communication and Organizational Behavior, menyatakan
10
Ibid, hal. 68-69
25
”Organisasi terdiri atas sejumlah orang; ia melibatkan keadaan saling bergantung; kebergantungan memerlukan koordinasi; koordinasi mensyaratkan komunikasi.11 Koordinasi merupakan bagaian dari kegiatan komunikasi, karena di dalam koordinasi seseorang berbicara baik secara lisan maupun tulisan kepada khalayaknya. Dengan adanya koordinasi yang baik, maka akan menimbulkan hubungan timbal balik antara organisasi dengan khalayak. Dalam berbagai literatur dapat dijumpai arti koordinasi di mana disebutksn bahwa koordinasi bersumber pada perkataan bahasa latin coordinatio yang berarti ”kombinasi atau interaksi yang harmonis”. Interaksi yang harmonis di antara para karyawan suatu organisasi, baik dalam hubungan secara timbal-balik maupun secara horizontal di antara para karyawan secara timbal balik pula, disebabkan oleh komunikasi. Demikian pula interaksi antara pimpinan organisasi, apakah ia manajer tingkat tinggi (top manager) atau manajer tingkat menengah (middle manager) dengan khalayak luar organisasi.12 Komunikasi dan organisasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, karena interaksi dalam organisasi membutuhkan komunikasi. Oleh karena itu dimensi-dimensi komunikasi dalam kehidupan organisasi dibagi menjadi dua yaitu : a.Komunikasi internal Komunikasi yang dilakukan oleh orang-orang yang berada dalam sebuah organisasi. Artinya organisasi sebagai kerangka (framework) menunjukkan
11
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi (Teori dan Praktek), Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005, hal. 116 12 Ibid.
26
adanya pembagian tugas antara orang-orang di dalam organisasi itu dan dapat diklasifikasikan sebagai tenaga pimpinan dan tenaga yang dipimpin. b.Komunikasi eksternal Komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada instansi-instansi pemerintah dan perusahaan-perusahaan besar, mereka memiliki ruang lingkup yang sangat luas, oleh sebab itu komunikasi untuk khalayak eksternal lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat (public relations officer) daripada oleh pimpinan sendiri. Kepala humas dalam kegiatan komunikasi eksternal merupakan tangan kanan pimpinan.13 Dari uraian tersebut, terlihat bahwa komunikasi organisasi sangat diperlukan untuk membangun hubungan timbal balik dan kerjasama yang menguntungkan antara pihak-pihak yang terlibat di dalam maupun diluar organisasi.
2.3 Public Relations Sebuah organisasi terdiri dari unit-unit atau divisi yang saling bekerja sama dan berhubungan setiap saat menggunakan komunikasi. Komunikasi organisasi dapat dilakukan baik secara verbal maupun non verbal. Salah satu divisi yang selalu berkomunikasi dengan khalayaknya adalah Public Relations (PR)
13
Ibid, hal. 122 & 128
27
2.3.1 Pengertian Public Relations Public Relations (PR) dalam suatu organisasi atau perusahaan atau sebagai PR konsultan sangat dibutuhkan keberadaannya, faktor-faktor yang menjadi alasan betapa pentingnya keberadaan PR, antara lain: a. Dinamika organisasi atau perusahaan semakin besar dan berkembang b. Adanya persaingan antara organisasi atau perusahaan semakin ketat c. Tuntutan, keinginan, dan harapan publik (masyarakat) terhadap pelayanan pemenuhan kebutuhan informasi makin tinggi, d. Publik atau masyarakat semakin kritis, mereka tidak mau terganggu e. Perkembangan teknologi komunikasi yang luar biasa f. Besarnya pengaruh opini publik, citra, sikap terhadap keadaan sosialekonomi, keberadaan, dan stabilitas suatu perusahaan semakin besar, g. Ditunjang lagi media massa berpengaruh terhadap pembentukan opini publik atau citra masyarakat terhadap suatu organisasi atau perusahaan, h. Suatu organisasi perusahaan tidak mungkin berdiri sendiri tanpa dukungan dan citra publik yang berkaitan dengan aktivitas dan perkembangan organisasi atau perusahaan tersebut.14 Dari beberapa alasan di atas kita dapat melihat bahwa keberadaan seorang PR dalam organisasi atau perusahaan atau lembaga atau konsultan sangat diperlukan, karena seorang PR mampu untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada di sekitar organisasi atau perusahaan, dengan didukung oleh kemampuan dan ketrampilan yang mereka miliki. Sehingga 14
Soleh Soemirat, dan Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005, hal.3.
28
sebuah masalah, dapat langsung terselesaikan dalam waktu cepat dengan solusi yang tepat sasaran. Menurut Glenn dan Denny Griswold didalam bukunya Your Public Relations mengemukakan definisi sebagai berikut : “Public Relations is the management function which evaluates public attitudes, identifies the policies and procedures of an individual organization with the public interest and executes a program of action to earn public understanding and acceptance.” (Public Relations adalah suatu fungsi management yang menilai sikap publik, menunjukkan kebijaksanaan dan prosedur dari individu atau organisasi atas dasar kepentingan publik dan melaksanakan rencana kerja untuk memperoleh pengertian dan pengakuan dari publik).15 Sehingga dapat disimpulkan bahwa Public Relations merupakan fungsi manajemen yang dapat dijadikan sebagai sarana atau alat penghubung bagi publik-publik atau pihak-pihak yang berkepentingan di dalam suatu instansi atau
perusahaan.
Hubungan
yang
efektif
antara
pihak-pihak
yang
berkepentingan itu adalah penting sekali demi tercapainya kepentingan dan kepuasan bersama. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Rex F. Harlow setelah menganalisa 472 definisi, Ia membuat satu definisi yang mencakup aspek konseptual dan operasionalnya yaitu; hubungan masyarakat merupakan fungsi manajemen khusus yang membantu pembentukan dan pemeliharaan garis komunikasi dua arah, saling pengertian, penerimaan, dan kerja sama antara 15
Muslimin, Hubungan Masyarakat dan Konsep Kepribadian, Malang : Universitas Muhammadiyah Malang, Agustus, 2004, hal.3
29
organisasi dan masyarakatnya, yang melibatkan manajemen problem atau masalah, membantu manajemen untuk selalu mendapat informasi dan merespon pendapat umum, mendefinisi dan menekankan tanggung jawab manajemen dalam melayani kepentingan masyarakat; membantu manajemen mengikuti dan memanfaatkan perubahan dengan efektif, berfungsi sebagai sistem peringatan awal untuk membantu mengantisipasi kecenderungan, dan menggunakan riset serta komunikasi yang masuk akal dan etis sebagai sarana utamanya.16 Dari keseluruhan fungsi-fungsi di atas dalam aspek konseptual dan operasional, dibutuhkan kerja sam tim yang kuat agar fungsi tersebut dapat berjalan dengan baik, sehingga dapat membantu organisasi atau perusahaan untuk mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi perusahaan dari para stakeholders. Dengan demikian, perusahaan akan memperoleh kepercayaan, citra yang positif, dan keuntungan (profit) Unsur-unsur yang serupa dalam berbagai definisi menyiratkan bahwa hubungan masyarakat bersifat : 1.Melaksanakan program terencana dan berkelanjutan sebagai bagian dari manajemen, 2.Menangani hubungan antara organisasi dan masyarakatnya, 3.Memantau kesadaran, pendapat, sikap, dan perilaku di dalam dan di luar organisasi,
16
Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom, Effective Public Relations, PT INDEKS Kelompok Gramedia, Indonesia, 2005, hal. 4.
30
4.Menganalisa dampak kebijaksanaan, prosedur, dan tindakan terhadap masyarakat, 5.Menyesuaikan kebijaksanaan, prosedur, dan tindakan yang diketahui bertentangan dengan kepentingan masyarakat dan kelangsungan hidup berorganisasi, 6.Menghasilkan hubungan yang baru dan atau terpelihara antara organisasi dan masyarakatnya.17 Kesembilan sifat tersebut perlu ditanamkan dalam diri PR, agar mereka mampu menjadi seorang PR yang profesional artinya seorang PR yang mau memberikan waktu dan tenaga demi pekerjaan yang dilakukan. Sifat-sifat itu tidak hanya ditanamkan dalam diri, tetapi juga harus selalu dikembangkan melalui pendidikan atau pelatihan agar terus berkembang dan berguna bagi perusahaan atau organisasi.
2.3.2 Tugas dan Fungsi Public Relations Berdasarkan definisi Public Relations di atas, maka seorang PR memiliki tugas dan fungsi yang harus dijalankan, sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tugas dan fungsi ini perlu dilakukan, agar aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh seorang PR sesuai dengan tujuan, visi dan misi yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Selain itu, tugas dan fungsi yang jelas, dapat membantu seorang PR, menentukan program atau aktivitas yang sesuai dengan kebutuhan khalayak internal dan eksternalnya.
17
Ibid.
31
Beberapa pihak menjabarkan tugas hubungan masyarakat dalam bentuk daftar bagian khusus fungsi ini, yaitu hubungan media, hubungan investor, hubungan komunitas, hubungan karyawan, hubungan pemerintah dan sebagainya. Berikut ini adalah sepuluh kategori yang mengikhtisarkan pekerjaan spesialis hubungan masyarakat : a.Menulis dan menyunting. Menyusun siaran pers cetak dan siar, cerita khusus,
newsletter
untuk
karyawan
dan
stakeholder
eksternal,
korespondensi, pesan Web-site dan media on-line lainnya, laporan pemegang saham dan laporan tahunan, pidato, brosur, naskah film dan tayangan slide, artikel publikasi dagang, iklan kelembagaan, serta produk dan bahan kolateral teknis. b.Menjadi penghubung media dan pemuatan. Menghubungi media berita, majalah, suplemen minggu, penulis lepas, dan publikasi dagang agar mereka memuat atau menayangkan berita dan feature tentang atau dari organisasi stakeholder bersangkutan. c.Melakukan penelitian. Mengunpulkan informasi tentang opini public, kecenderungan, isu yang muncul, iklim dan legislasi politik, liputan media, kelompok minat khusus, dan kepentingan lainnya yang berkaitan dengan stakeholder organisasi. d.Mengatur manajemen dan administrasi. Membuat program dan perencanaan melalui kerja sama dengan manajer lainnya, menetapkan kebutuhan, menentukan prioritas, menetapkan publik, menentukan sasaran dan tujuan, serta mengembangkan strategi dan taktik.
32
e.Melakukan konseling. Memberi saran bagi manajemen puncak seputar lingkungan sosial, politik, dan peraturan, berkonsultasi dengan tim manajemen mengenai cara menolak atau menanggapi krisis, dan bekerja dengan pengambil keputusan kunci untuk merancang strategi mengelola atau menanggapi isu yang kritis dan sensitif. f.Menyelenggarakan kegiatan khusus. Mengatur dan mengelola konferensi pers, lomba lari 10-K, konvensi, open house, pengguntingan pita dan grand opening, perayaan, kegiatan pengumpulan dana dan peristiwa khusus lainnya. 18 Pekerjaan PR tersebut harus selalu dikerjakan, agar terjalin hubungan yang erat antara perusahaan dengan publiknya. Setiap pekerjaan atau kegiatan PR itu perlu dianalisa terlebih dahulu siapa khalayak sasarannya dan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut. Dengan adanya analisis ini maka setiap kegiatan dapat menghasilkan efek atau dampak yang positif bagi perusahaan. Kesepuluh kategori tersebut dapat dirangkum menjadi dua yaitu : a.Membina hubungan ke dalam (publik internal) Yang dimaksud dengan publik internal adalah publik yang menjadi bagian dari unit atau badan atau perusahaan atau organisasi itu sendiri. Seorang PR harus mampu mengidentifikasi atau mengenai hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif di dalam masyarakat, sebelum kebijakan itu dijalankan oleh organisasi.
18
Ibid.. hal 31
33
b.Membina hubungan keluar (publik eksternal) Yang dimaksud publik eksternal adalah publik umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran publik yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya. Sedangkan fungsi Public Relations menurut Bertrand R. Canfield dalam bukunya Public Relations, Principles and Problems ada tiga yaitu : 1.Mengabdi kepada kepentingan umum (It should serve the public’s interest) 2.Memelihara komunikasi yang baik (Maintain good communication) 3.Menitikberatkan moral dan tingkah laku yang baik (And stress good morals and manners).19 Setiap fungsi dalam PR perlu berjalan bersamaan dengan porsi yang seimbang untuk ketiga fungsi tersebut, agar tidak terjadi tumpang tindih atau berat sebelah dalam menjalankan aktivitas, sehingga tujuan akhir yang diinginkan juga dapat maksimal. Fungsi dan peran Public Relations yang ada harus sesuai dengan kegiatan dan sasaran dari PR. Menurut H. Fayol beberapa kegiatan dan sasaran PR adalah sebagai berikut : a.Membangun Identitas dan Citra Perusahaan (Building Coporate Identity and Image). -Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif. -Mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan berbagai pihak. 19
Onong Uchjana Effendy, Human Relations Dan Public Relations, Bandung : CV Mandar Maju, 1993, hal. 137
34
b.Menghadapi krisis (Facing of Crisis) Menangani keluhan (complaint) dan menghadapi krisis yang terjadi dengan membentuk manajemen krisis dan PR Recovery of Image yang bertugas memperbaiki lost of image and damage . c.Mempromosikan Aspek Kemasyarakatan (Promotion Public Causes) - Mempromosikan yang menyangkut kepentingan public - Mendukung kegiatan kampanye sosial anti merokok, serta menghindari obat-obatan terlarang, dan sebagainya.20
2.4 Khalayak (Public) Tugas dan fungsi PR tersebut dilakukan oleh seorang PR untuk menjaga hubungan baik antara khalayak dengan perusahaan, melalui aktivitas PR. Oleh karena itu, PR perlu membuat klasifikasi atau penggolongan khalayak, agar kegiatan atau aktivitas PR yang dijalankan sesuai dengan target sasaran aktivitas tersebut. Pengertian khalayak (public) itu sendiri adalah sekelompok orang yang menaruh perhatian pada sesuatu hal yang sama, mempunyai minat dan kepentingan yang sama. Pengertian khalayak (public) yang lain adalah kelompok atau orang-orang yang berkomunikasi dengan suatu organisasi, baik secara internal maupun eksternal. Publik dapat merupakan group kecil, terdiri atas orangorang dengan jumlah sedikit, atau juga dapat merupakan kelompok besar.
20
Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Komunikasi Konsep dan Aplikasi, Jakarta : Rajawali Press, 2001, hal. 23-24
35
Setiap organisasi atau perusahaan memiliki khalayak sendiri, kepada khalayak yang terbatas itulah organisasi senantiasa menjalin komunikasi, baik secara internal maupun eksternal. Oleh karena itu, suatu organisasi atau perusahaan tidak hanya menyelenggarakan komunikasi dengan staf atau konsumennya saja, tapi juga dengan khalayak (public) yang lainnya. Meskipun khalayak dari suatu organisasi boleh jadi berbeda dari khalayak organisasi-organisasi lainnya, tetapi kita dapat mengidentifikasi adanya sepuluh khalayak utama yang paling sering menjadi subject khalayak dari berbagai macam organisasi secara umum. Kesepuluh khalayak tersebut adalah : 1.Masyarakat luas 2.Calon pegawai atau anggota 3.Para pegawai atau anggota 4.Pemasok jasa dan berbagai macam barang 5.Para investor – pasar uang 6.Para distributor 7.Konsumen dan pemakai produk organisasi 8.Para pemimpin pendapat umum 9.Serikat-serikat pekerja 10.Media massa21 Kesepuluh khalayak ini perlu diklasifikasikan agar ketika terjadi sebuah masalah atau issue, kita dapat segera mengatasi issue tersebut dengan program atau kegiatan PR yang sesuai dengan kebutuhan khalayak dan tujuan akhir yang
21
Frank Jefkins, op.cit, hal. 81.
36
ingin diperoleh dari program tersebut setelah adanya masalah atau issue di perusahaan atau organisasi. Menurut Rhenald Kasali, public organisasi dibagi menjadi sebagai berikut ini: 1.Publik internal dan publik eksternal. Publik internal adalah publik yang berada di dalam organisasi, seperti karyawan, manajer dan pemegang saham. Publik eksternal adalah publik yang berada di luar organisasi seperti Bank atau pemasok. 2.Publik primer, sekunder dan marginal. Dalam menjalankan kegiatan Public Relations tentunya tidak semua stakeholder akan diterpa oleh pesan-pesan yang disampaikan, sehingga disusunlah prioritas. Berdasarkan prioritas itu maka ditetapkan mana publik primer yang merupakan publik yang paling penting, publik yang kurang penting atau publik sekunder, dan publik yang bisa diabaikan yakni publik marginal. 3.Publik tradisional dan Publik masa depan. Publik tradisional adalah publik yang pada saat sekarang sudah berhubungan dengan organisasi seperti karyawan dan pelanggan. Sedangkan publik masa depan adalah publik yang pada masa depan diperkirakan akan memberikan pengaruhnya pada organisasi seperti para mahasiswa, peneliti, dan konsumen potensial.
37
4.Proponents, opponents, dan uncommitted. Diantara publik-publik itu, tentu ada publik yang menentang organisasi (opponents), yang berpihak pada organisasi (proponents) dan publik yang tak peduli (uncommitted). 5.Silent Majority dan Vocal Majority Dari kalangan publik yang menentang atau memihak organisasi tentu ada yang menyatakan penentangan atau dukungannya secara vokal namun ada pula yang menyatakannya secara pasif (silent).22
2.5 External Relations Dalam sebuah organisasi, khalayak di bagi menjadi dua yaitu khalayak internal dan khalayak eksternal. Hubungan baik antara perusahaan dengan khalayak perlu di jaga, agar tidak menimbulkan konflik yang akan merugikan ke dua belah pihak. Untuk itu PR perlu melakukan komunikasi yang terus menerus dengan menggunakan pendekatan secara persuasif atau kekeluargaan, kepada semua khalayak agar tercipta suasana yang harmonis dan rukun. Dari judul yang diambil oleh peneliti, maka penelitian ini lebih mengkhususkan tentang membina hubungan baik dengan khalayak eksternal, atau yang lebih dikenal dengan external relations. External Relations adalah hubungan yang diselenggarakan atau dijalin antara organisasi atau perusahaan dengan pihak di luar organisasi. Publik eksternal yang menjadi sasaran Public Relations ialah para pelanggan (customer), khalayak sekitar (community), instansi pemerintah
22
Yosal Iriantara, op.cit. hal. 8
38
(government), pers (press), dan lain-lain kelompok di luar organisasi. Hubungan baik dengan mereka sama pentingnya dengan hubungan publik intern; turut menentukan sukses tidaknya tujuan yang dicapai oleh suatu organisasi. Bagi suatu perusahaan, hubungan-hubungan dengan publik di luar perusahaan itu merupakan suatu keharusan di dalam usaha-usaha untuk : a.Memperluas langganan b.Memperkenalkan produksi c.Mencarai modal dan hubungan d.Memecahkan
persoalan-persoalan
atau
kesulitan-kesulitan
yang
sedang
dihadapi. Tugas penting Public Relations dalam external relations adalah mengadakan komunikasi yang efektif, yang sifatnya informatif dan persuasif, yang ditujukan kepada publik di luar badan itu. Informasi harus diberikan dengan jujur, berdasarkan fakta dan harus diteliti, sebab publik mempunyai hak untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya tentang sesuatu yang menyangkut kepentingannya. Dalam melakukan external relations, kita menggunakan komunikasi eksternal yang berlangsung atau terjadi dua arah antara pihak organisasi atau lembaga dengan pihak luar. Keberhasilan dalam membina komunikasi eksternal ini, juga sekaligus merupakan keberhasilan pihak Pejabat Humas atau PR dalam upaya memperoleh dukungan, pengertian, kepercayaan, partisipasi dan kerja sama lain sebagainya dengan pihak publiknya.
39
Komunikasi eksternal ini dapat menggunakan media-media komunikasi seperti: 1.Iklan Iklan surat kabar kelembagaan merupakan salah satu media pokok komunikasi dengan orang-orang dalam komunitas perusahaan. Surat kabar ini mencapai sebagian besar komunitas dengan harga per pembaca yang terhitung murah. Meskipun surat kabar merupakan media massa, iklan surat kabar menawarkan tingkat selektivitas pembaca yang masuk akal melalui pemilihan surat kabar, posisinya pada surat kabar itu, dan jadwal penyiaran. 2.Publisitas Publisitas merupakan unsur hubungan komunitas yang amat penting. Publikasi perusahaan yang disebarkan kepada pemuka pendapat tertentu merupakan media nyata untuk jenis-jenis publisitas tertentu 3.Gelanggang terbuka dan Wisata pabrik Cara yang efektif untuk memberikan informasi kepada komunitas yang berkepentingan dengan bisnis, ialah dengan mengundang mereka mengunjungi pabrik dan menyaksikan kegiatannya. Wisata pabrik dapat memperlihatkan dengan meyakinkan bahwa suatu perusahaan menyatakan tempat yang baik untuk bekerja, dan bahwa perusahaan menaruh perhatian pada kesejahteraan karyawannya. 4.Pidato umum Komunikasi lisan yang resmi dengan komunikasi pabrik berbentuk pidato umum yang dilakukan oleh pemimpin perusahaan dihadapan perkumpulan
40
kemasyarakatan setempat, kelompok para pertemuan makan siang, himpunan professional, majelis sekolah, serta organisasi kerohanian dan persaudaraan. 5.Pertemuan dengan pemuka pendapat Untuk meningkatkan pengertian yang lebih baik mengenai kebijaksanaan dan pelaksanaan perusahaan, banyak perusahaan mengadakan pertemuan dengan para pemuka komunitas di kota-kota di mana pabrik dioperasikan. 6.Kunjungan para pengusaha ke lembaga-lembaga komunitas Atas undangan organisasi-organisasi sekolah dan pelayanan sosial, para pelaksana
bisnis
mengunjungi
lembaga-lembaga
komunitas
ini
untuk
mengetahui pekerjaan dan masalahnya. 7.Film Pertunjukkan film dan slide yang menggambarkan berbagai aktivitas perusahaan merupakan media informasi dan pendidikan yang penting. Film tersebut juga dipergunakan untuk tambahan pidato yang dilakukan oleh pemimpin pabrik kepada kelompok komunitas. 8.Pameran dan Peragaan Pameran dan peragaan (display) produk jadi, bahan mentah, dan langkah dalam proses produksi, diadakan di berbagai etalase toko-toko setempat, pangkalan udara, dan bank untuk menginformasikan kepada komunitas tentang perusahaan dan produknya.
41
9.Laporan tahunan Laporan tahunan yang dikirimkan melalui surat para pemuka komunitas, redaktur, sekolah, dan perpustakaan dan yang dibagikan kepada karyawan dan pengunjung pabrik, merupakan media yang efektif. 10.Literatur Kelembagaan Literatur kelembagaan yang menggambarkan sejarah dan operasi suatu perusahaan disebarluaskan kepada para redaktur, penyiar radio dan televisi, pendidik, pengunjung pabrik, dan para pemuka pendapat, sama seperti ke perpustakaan umum, hotel, sekolah, dan rumah sakit serta pada berbagai rapat di mana para pelaksana perusahaan berbicara.23
2.6 Community Relations Dari uraian di atas terlihat bahwa external relations perlu dilakukan oleh seorang PR, karena khalayak eksternal memiliki pengaruh yang besar terhadap pembentukan opini, citra, dan reputasi dari sebuah perusahaan. Oleh karena itu, keberadaan khalayak eksternal perlu menjadi perhatian utama bagi seorang PR di dalam perusahaan atau organisasi, untuk menyusun dan membuat program atau aktivitas PR yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan khalayak eksternal. Salah satu khalayak eksternal tersebut adalah komunitas. Komunitas adalah sekelompok orang yang hidup di tempat yang sama, berpemerintahan sama, dan mempunyai kebudayaan dan sejarah yang umumnya
23
H. Frazier Moore, Hubungan Masyarakat (Prinsip, Kasus, dan Masalah) , Bandung : PT Remaja Rosdakarya, Edisi kedua, 2000, hal. 76
42
turun temurun. Orang-orang yang hidup dalam komunitas dengan lembagalembaganya membuat mereka saling bergantung satu dengan lainnya. 24 Berdasarkan definisi di atas, kita dapat mengetahui bahwa komunitas merupakan kelompok orang yang hidup di dalam sebuah lingkungan atau wilayah yang sama, sehingga tingkat ketergantungan antara yang satu dengan yang lain sangat tinggi. Dalam menyelesaikan sebuah masalah, mereka selalu berasaskan kekeluargaan. Sehingga setiap masalah dapat diselesaikan dengan cara baik-baik dan ketika satu orang mengalami kesulitan, mereka akan saling bergotong royong dengan ikhlas dan sukarela, karena mereka merasa memiliki budaya, tempat tinggal, pemerintahan, dan sejarah yang sama, dan hal inilah yang akan membuat rasa gotong royong diantara mereka semakin besar juga. Menurut mantan staf community relations di Illinois Bell Telephone ini, komunitas bukan lagi sekadar kumpulan orang yang sama tapi juga menunjukan terjadinya interaksi di antara kumpulan orang tersebut. Jadi, selain karena faktorfaktor fisik yakni tinggal di lokasi yang sama, komunitas itu juga bisa merupakan unit sosial yang terbentuk lantaran adanya interaksi di antara mereka.25 Interaksi dapat diartikan hubungan antara satu individu dengan individu lain tanpa melihat perbedaan budaya, suku, agama, dan ras. Dengan berinteraksi kita dapat melakukan berbagai hal misalnya bertukar pikiran, membantu memecahkan masalah, melakukan aktivitas bersama, mengobrol, dan lain sebagainya. Sehingga masing-masing indidu ini tidak akan disingkirkan dari lingkungannya, karena ia mampu berinteraksi dengan individu lain secara baik. 24 25
Ibid, hal. 65. Yosal Iriantara, op.cit. hal. 22
43
Menurut Carol Anne Ogdin ada 5 faktor yang bisa membedakan komunitas dari kelompok-kelompok lain : a.Pembatasan dan eksklusivitas yang berdasarkan hal ini bisa dirumuskan siapa yang menjadi anggota dan bukan anggota komunitas tersebut. b.Tujuan yang merupakan landasan keberadaan komunitas c.Aturan yang memberi pembatasan terhadap perilaku komunitas, termasuk ancaman disingkirkan untuk yang berperilaku melanggar aturan itu d.Komitmen terhadap kesejahteraan orang lain, sehingga ada kepedulian terhadap orang lain yang berada dalam komunitas yang sama, atau setidaknya ada tanggung jawab bagi individu terhadap komunitas secara keseluruhan. e.Kemandirian yakni memiliki kebebasan sendiri untuk menentukan apa yang dilakukan dan cara memasuki komunitas.26 Hubungan antara organisasi dan komunitas bukanlah sekadar soal bertetangga belaka. Bila komunitas dimaknai dengan loyalitas, bisa berarti menjaga hubungan baik, selain itu juga dapat dipandang sebagai wujud tanggung jawab sosial organisasi. Tanggung jawab sosial organisasi atau perusahaan perlu diwujudkan, agar tidak semata-mata bekerja untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi pemilik modal atau pemegang saham, melainkan juga memberikan manfaat pada masyarakat umumnya dan komunitas pada khususnya. Dalam konsep tanggung jawab sosial korporat, terlihat bahwa salah satu bidang perwujudan tanggung jawab sosial itu adalah menjalin hubungan dengan
26
Ibid, hal. 24
44
komunitas. Namun konsep komunitasnya, bukan komunitas dalam artian geografis belaka melainkan juga komunitas dalam artian interaksi antarmanusia yang menjadi anggota satu komunitas yang tak terikat dalam satu wilayah geografis tertentu.27 Selama ini, tanggung jawab sosial korporat selalu identik dengan usahausaha besar, khususnya perusahaan multinasional atau perusahaan nasional yang masuk kategori papan atas. Padahal, tanggung jawab ini melekat pada semua kegiatan usaha tanpa memandang ukurannya. Bahkan usaha kecil dan menengah sekalipun memikul tanggung jawab tersebut. Hal ini merupakan konsekuensi dari kenyataan bahwa organisasi bisnis itu selain berdimensi ekonomi juga berdimensi sebagai institusi sosial. Oleh karena itu, tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) perlu diimplementasikan dalam kegiatan community relations. Dengan melaksanakan tanggung jawab sosialnya, ada beberapa manfaat yang akan dirasakan oleh perusahaan. Pertama, perusahaan akan terhindar dari reputasi negatif perusak lingkungan, yang hanya mengejar keuntungan jangka pendek tanpa memperdulikan akibat dari perilaku. Kedua, kerangka kerja etis yang kokoh dapat memandu para manajer dan karyawan menghadapi masalah sepertu permintaan lapangan kerja dari lingkungan sekitarnya. Ketiga, perusahaan etis mendapat rasa hormat dari kelompok inti masyarakat yang sangat membutuhkan perusahaan ini eksis, terutama pelanggan dan karyawannya. Terakhir yang keempat, banyak perusahaan yang sadar bahwa perilaku etis
27
Ibid, hal. 58
45
membuat perusahaan aman dari gangguan lingkungan sekitar, sehingga dapat beroperasi dengan lancar.28 Konsep CSR sebetulnya bukan merupakan konsep baru dalam dunia bisnis, di tingkat International Philip Kotler telah mengungkapkan bahwa CSR hendaknya bukan merupakan aktivitas yang hanya merupakan kewajiban perusahaan secara formalitas kepada lingkungan sosialnya, namun CSR seharusnya merupakan sentuhan moralitas perusahaan terhadap lingkungan sosialnya sehingga CSR merupakan denyut nadi perusahaan. CSR dalam versi Bank Dunia,”CSR is the commitmen of business to cont ribute to sustainable economic development working with employees and their representatives, the local community and society at large to improve quality of live, in ways that are booth good for business and good for development.” Dengan demikian Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebuah konsep manajemen yang menggunakan pendekatan “tripple bottom line” yaitu keseimbangan antara mencetak keuntungan, harus seiring dan berjalan selaras dengan
fungsi-fungsi
sosial
dan
pemeliharaan
lingkungan
hidup
demi
terwujudnya pembangunan yang sustainable (berkelanjutan).29 Kegiatan community relations merupakan investasi sosial perusahaan yang bersifat jangka panjang. Secara berangsur akan terbentuk citra positif terhadap kegiatan sosial yang dilakukan. Beberapa kegiatan bisa menjadi trade mark perusahaan yang berpengaruh dalam memperkuat produk.
28 29
Jackie Ambadar, op.cit., hal xi Ibid, hal. 33
46
Dalam membuat sebuah program atau kegiatan seorang PR perlu melakukan beberapa tahapan antara lain : 1.Pengumpulan Fakta Permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat kita cukup banyak. Mulai dari permasalahan lingkungan sampai dengan permasalahan ekonomi. Kita bisa mengumpulkan fakta tentang permasalahan tersebut dari berbagai sumber seperti berita media massa, data statistik, keluhan langsung dari warga masyarakat, dan lain-lain. 2.Perumusan Masalah Masalah secara sederhana bisa dirumuskan sebagai kesenjangan antara yang diharapkan dengan
yang dialami, untuk menyelesaikannya diperlukan
kemampuan menggunakan pikiran dan keterampilan secara tepat. Jadi, dalam merumuskan masalah itu kita mulai memfokuskan pada komunitas organisasi. 3.Perencanaan dan Pemrograman Dalam membuat rencana berarti kita mengandaikan sesuatu akan terwujud atau terjadi pada kemudian hari. Sesuatu yang akan terwujud atau terjadi kemudian hari itu adalah tujuan yang ingin dicapai. Dengan kata lain, rencana merupakan sebuah prakiraan yang didasarkan pada fakta dan informasi tentang sesuatu yang akan terwujud atau terjadi nanti. 4.Aksi dan Komunikasi Aspek aksi dan komunikasi inilah yang menjadi bagian dari kegiatan community relations yang dilakukan oleh PR. PR pada dasarnya merupakan proses komunikasi dua arah yang bertujuan untuk membangun dan menjaga reputasi
47
dan citra organisasi di mata publiknya. Sedangkan aksi sebagai implementasi program yang sudah direncanakan, pada dasarnya sama saja dengan implementasi program apa pun. 5.Evaluasi Evaluasi merupakan keharusan pada setiap akhir program atau kegiatan untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi program. Berdasarkan hasil evaluasi itu bisa diketahui apakah program bisa dilanjutkan, dihentikan atau dilanjutkan dengan melakukan beberapa perbaikan dan penyempurnaan.30 Program community relations sebagai bentuk solidaritas sosial perusahaan bukan hanya berguna bagi masyarakat, tetapi juga sangat bermanfaat untuk membentuk citra perusahaan, dengan publikasi yang tepat akan sangat membantu membangun menggalang kerjasama antara perusahaan dengan masyarakat Menurut Rogovsky manfaat keterlibatan komunitas organisasi, yaitu : 1.Manfaat komunitas pada organisasi a.Reputasi dan citra organisasi yang lebih baik b.Lisensi untuk beroperasi secara sosial c.Memanfaatkan pengetahuan dan tenaga kerja lokal d.Keamanan yang lebih besar e.Infrastruktur dan lingkungan sosio-ekonomi yang lebih baik f.Menarik dan menjaga personel berkaliber tinggi untuk memiliki komitmen yang tinggi.
30
Yosal,Iriantara,op.cit., hal 80-84
48
g.Menarik tenaga kerja, pemasok, pemberi jasa dan mungkin pelanggan lokal yang bermutu h.Laboratorium pembelajaran untuk inovasi organisasi 2.Manfaat organisasi pada komunitas a.Peluang penciptaan kesempatan kerja, pengalaman kerja dan pelatihan b.Pendanaan investasi komunitas, pengembangan infrastruktur c.Keahlian komersial d.Kompetensi teknis dan personal individual pekerja yang terlibat e.Representatif bisnis sebagai juru promosi bagi prakarsa-prakarsa komunitas.31 Uraian tersebut menunjukkan bahwa manfaat community relations yang dibangun berdasarkan visi tanggung jawab sosial korporat itu memang bisa dipetik kedua belah pihak. Ini sejalan dengan prinsip bersama yang dikembangkan melalui berbagai program dan kegiatan PR. Karena itu penting untuk disadari bahwa program-program community relations bukanlah program dari perusahaan untuk komunitas melainkan program untuk perusahaan dan komunitas. Dengan manfaat yang dinikmati masing-masing pihak berarti komunitas memberi kontribusi bagi organisasi. Komunitas bukan hanya kumpulan pelanggan yang kebutuhannya dipenuhi oleh produk dan jasa yang dihasilkan organisasi bisnis, tetapi juga dukungan dan kepercayaan yang sangat membantu perusahaan untuk menjalankan aktivitas usahanya.
31
Ibid. hal. 70
49
2.7 Corporate Identity Corporate identity atau identitas perusahaan adalah kombinasi logo, komposisi warna, tipografi atau bentuk huruf, bentuk seragam pegawai, bentuk khas
peralatan,
kendaraan
dinas,
dan
sebagainya,
yang
semuanya
mengidentifikasikan keunikan dan keberadaan suatu perusahaan atau organisasi tertentu.32 Berdasarkan pengertian di atas kita dapat mengetahui bahwa identitas setiap perusahaan memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri. Sehingga, pandangan atau persepsi yang dimiliki oleh setiap individu terhadap sebuah perusahaan juga berbeda. Identitas korporat juga memancarkan citra kepada publik antara lain citra di mata konsumen, komunitas, media, investor dan karyawan sendiri sehingga jadilah citra korporat. Oleh karena itu, menurut Smith corporate image dibangun dari empat area yaitu : a. Produk atau service (termasuk kualitas produk, customer care) b. Social responsibility, corporate citizenship, ethical behaviour, dan community affairs. c. Environments (kantor, showrooms, pabrik) d. Communications (iklan, Public Relations, personal communications, brosur dan program-program identitas korporat).33
32
M. Linggar Anggoro, Teori dan Profesi kehumasan (Serta Aplikasinya di Indonesia), Jakarta : Bumi Aksara, 2004, hal. 306. 33 Rachmat Kriyantono, Public Relations Writing (Media PR Membangun Citra Korporat), Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008, hal. 11.
50
2.8 Corporate Image Tanggung jawab sosial (CSR) yang dilakukan oleh perusahaan merupakan bagian dari kategori social responsibility yang termasuk dalam corporate identity. Tujuan dari kegiatan CSR itu antara lain untuk membina hubungan baik antara perusahaan dengan komunitas, meningkatkan corporate image atau citra perusahaan dan lain sebagainya. Tujuan inilah yang membuat sebuah program perlu dilakukan, sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau komunitas. Dari tujuan tersebut citra merupakan tujuan pokok sebuah perusahaan. Oleh karena itu, menurut Bill Canton; citra adalah “image: the impression, the feeling, the conception which the public has of a company; a concioussly created created impression of an object, person or organization” (Citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi). 34 Pengertian citra sendiri bersifat abstrak atau intangible dan tidak dapat diukur secara matematis, tetapi wujudnya bias dirasakan melalui penilaian baik atau buruk seperti: tanda respek dan tanda hormat, dari publik yang ada disekeliling perusahaan maupun di luar lingkungan perusahaan, kepercayaan, professional, dan dapat diandalkan dalam pemberian pelayanan yang baik. Setiap perusahaan mempunyai citra sebanyak jumlah orang yang memandangnya. Berbagai citra perusahaan datang dari pelanggan perusahaan, pelanggan potensial, komunitas, staff perusahaan, pesaing, distributor, pemasok, bankir, yang mempunyai pandangan terhadap perusahaan.
34
Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, op.cit. hal 111.
51
Sehingga citra perusahaan (corporate image) adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya. Citra perusahaan ini terbentuk dari banyak hal, seperti sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan dan stabilitas di bidang keuangan, kualitas produk, keberhasilan ekspor, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja, kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial, dan komitmen mengadakan riset.35 Citra merupakan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai bagi dunia hubungan masyarakat atau Public Relations. Dengan demikian, kita perlu memperkuat citra individu dan citra perusahaan, agar bisa mendapatkan reputasi dan prestasi yang baik dari khalayak sasaran. Citra positif mempunyai arti yaitu kredibilitas perusahaan dimata publik harus baik (credible). Kredibilitas mencakup dua hal : a.Kemampuan (expertise) Persepsi publik bahwa perubahan dirasa mempunyai kemampuan dalam memenuhi kebutuhan, harapan, maupun kepentingan publik. Misalnya, produkproduk yang dihasilkan murah, berkualitas, dan ramah lingkungan. b.Kepercayaan (trustworthy) Persepsi publik bahwa perusahaan dapat dipercaya untuk tetap komitmen menjaga kepentingan bersama. Perusahaan dipersepsi tidak semata-mata mengejar kepentingan bisnis (profit oriented), tetapi juga mempertimbangkan kebutuhan
35
dan
kepuasaan
Frank Jefkins, op.cit. hal 20.
konsumen.
Bahkan
perusahaan
dituntut
52
memperhatikan aspek-aspek sosial. Dalam hal ini public relations harus dapat meyakinkan publik, melalui program komunikasi, bahwa program-program perusahaan diarahkan mewujudkan investasi sosial (social investment) yaitu program-program yang ditujukan untuk mendukung kesejahteraan sosial. 36 Kemampuan dan kepercayaan merupakan dua hal yang berbeda tetapi menjadi penentu sebuah kredibilitas, jika kita memiliki kemampuan dan kepercayaan yang baik, maka kredibilitas kita dimata khalayak sasaran juga akan baik, begitu juga sebaliknya. Kemampuan dapat diperoleh dari pendidikan, pelatihan, pengalaman dan lain sebagainya yang akan membantu seseorang untuk menghasilkan sesuatu yang baik, sehingga nantinya akan memberikan dampak yang positif juga bagi perusahaan. Sedangkan kepercayaan tidak dapat dipelajari, melainkan harus lahir dari dalam individu itu sendiri, ketika seseorang bisa dipercaya, maka ia akan mendapatkan tanggapan yang positif dari orang-orang yang ada disekitarnya untuk melakukan sebuah pekerjaan yang besar dan menghasilkan keuntungan yang besar juga bagi perusahaan. Untuk itu, seluruh komponen dalam perusahaan harus menciptakan citra yang positif, maka kegiatan Public Relations dapat bersifat: a.Public Relations sebagai metode komunikasi, yaitu kegiatan public relations yang dilakukan melalui divisi public relations. Perusahaan mempunyai divisi khusus public relations dengan berbagai macam program kegiatan yang dirancang secara sistematis dan dipimpin oleh seorang manajer public relations.
36
Rahmat Kriyantono, Op.cit., hal. 8.
53
b.Public Relations sebagai teknik komunikasi, yaitu segala perilaku anggota organisasi berpotensi memengaruhi citra tertentu dimata publik. Di sini berlaku prinsip “everybody is a PR” atau “You are PR on yourself”. Setiap orang adalah public relations bagi dirinya dan perusahaan dia bekerja.37
37
Ibid. hal. 12
54
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. Penelitian ini hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau memberi prediksi.38 Secara harafiah, metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian. Sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar terbuka. Tetapi dalam pengertian metode penelitian yang lebih luas, penelitian deskriptif mencakup metode penelitian yang lebih luas tetapi di luar metode sejarah dan eksperimental, atau secara lebih umum sering dinamakan metode survei. Penelitian deskriptif bertujuan untuk : 1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada. 2. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi atau praktek-praktek yang berlaku. 3. Membuat perbandingan atau evaluasi
38
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, September, 2006, hal. 69
55
4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.39 Kerja peneliti bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomenafenomena yang ada, tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesahipotesa, membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan. Penelitian deskriptif ini juga menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah dimana peneliti bertindak sebagai pengamat yang terjun langsung ke lapangan.
3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling bahkan populasi atau samplingnya sangat terbatas. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya. Disini yang lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas) data.40 Peneliti merupakan bagian integral dari data, artinya periset ikut aktif dalam menentukan jenis data yang diinginkan. Dengan demikian, periset menjadi instrumen riset yang harus terjun langsung di lapangan. Karena itu, riset ini bersifat subjektif dan hasilnya lebih kasuistik bukan untuk digeneralisasikan.
39 40
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung : Rosdakarya, 2004, hal. 25 Rachmat Kriyantono, op.cit, hal. 58
56
Secara umum, riset yang menggunakan metodologi kualitatif mempunyai ciri-ciri: a. Intensif, partisipasi periset dalam waktu lama pada setting lapangan, periset adalah instrument pokok riset. b. Perekaman yang sangat hati-hati terhadap apa yang terjadi dengan catatancatatan di lapangan dan tipe-tipe lain dari bukti-bukti dokumenter. c. Analisis data lapangan d. Melaporkan hasil termasuk deskriptif detail, quotes (kutipan-kutipan) dan komentar-komentar e. Tidak ada realitas yang tunggal, setiap peneliti mengkreasi realitas sebagai bagian dari proses penelitiannya. Realitas dipandang sebagai dinamis dan produk konstruksi sosial. f. Subjektif dan berada hanya dalam referensi peneliti. Peneliti sebagai sarana penggalian interpretasi data. g. Realitas adalah holistic dan tidak dapat dipilah-pilah. h. Periset memproduksi penjelasan unik tentang situasi yang terjadi dan individu-individunya. i. Lebih pada kedalaman (depth) daripada keluasan (breadth) j. Prosedur riset : empiris-rasional dan tidak berstruktur k. Hubungan antara teori, konsep dan data; data memunculkan atau membentuk teori baru.41
41
Ibid, hal.59
57
Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Artinya, bahwa penelitian ini hanya menggambarkan atau memaparkan peristiwa atau situasi yang terjadi secara sistematis dan faktual, melalui observasi dan wawancara mendalam yang dilakukan peneliti kepada narasumber secara langsung. Sehingga data-data yang terkumpul berupa kata-kata, kalimat-kalimat, dan gambar.
3.3 Key Informant (Narasumber) Key informan adalah orang atau mereka-mereka yang memberikan informasi yang berkaitan dengan topik, yang kategorinya adalah mereka yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dengan topik “ Kegiatan Community Relations PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Dalam Meningkatkan Corporate Image”, dimana mereka begitu banyak memberikan informasi yang berkaitan dengan topik di atas. Adapun narasumber disini adalah : 3.3.1 Key Informant (Narasumber) Internal Bapak Iskandar Tumbuan Team Leader Media Relations Alasannya, karena tugas beliau adalah mempublikasikan kegiatan Community Relations melalui media cetak dan media elektronik, sehingga seluruh masyarakat dapat mengetahui kegiatan Community Relations yang sudah dilakukan oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Selain itu, beliau juga banyak memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.
58
3.3.2 Key Infomant (Narasumber) Eksternal a. Dr. Soediono Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI). Alasannya, karena Perkumpulan tersebut mendapatkan bantuan biaya pengobatan dari Bank Mandiri sejak tahun 2004. Bantuan biaya yang diberikan seperti biaya konsultasi dokter, rontgent dan pemeriksaan dahak serta uang transport bagi penderita TBC dari keluarga miskin atau tidak mampu. b. Ibu Gitayana Member Board Of Trustees Yayasan Nurani Dunia Alasannya, karena Yayasan Nurani Dunia pernah melakukan kerja sama dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dari tahun 2002 hingga sekarang. Kerja sama tersebut meliputi tahun 2002 pembangunan sekolah di Purwakarta, tahun 2003-2005 program beasiswa, tahun 2005-2007 pembangunan rumah di Neuheun Aceh dan tahun 2008 bantuan genset untuk training center di Aceh. c. Bapak Wahyu Pasien TBC yang berobat di klinik Jakarta Respiratory Center (JRC) d. Ibu Maemunah Pasien TBC yang berobat di klinik Jakarta Respiratory Center (JRC)
59
3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian. Maka data primer yang akan saya gunakan adalah wawancara mendalam. Wawancara Mendalam adalah teknik pengumpulan data di mana peneliti melakukan kegiatan wawancara tatap muka secara mendalam dan terusmenerus (lebih dari satu kali) untuk menggali informasi dari responden. Karena itu, responden disebut juga informan, sebab wawancara dilakukan lebih dari satu kali, maka disebut juga “intensive-interviews”. Dalam pelaksanaannya, teknik wawancara mendalam ini membutuhkan waktu yang cukup lama agar diperoleh hasil wawancara yang mendalam. Bahkan tidak jarang digabung dengan teknik observasi partisipan. Wawancara mendalam dan observasi ini merupakan wujud pendekatan konstruktivis, yaitu menganggap bahwa realitas ada dalam pikiran subjek yang diteliti. Pada wawancara mendalam ini, pewawancara relatif tidak mempunyai kontrol atas respon informan, artinya informan bebas memberikan jawaban. Karena itu periset mempunyai tugas berat agar informan bersedia memberikan jawaban-jawaban yang lengkap, mendalam bila perlu tidak ada yang disembunyikan. Caranya dengan mengusahakan wawancara berlangsung informal seperti orang sedang mengobrol.
60
3.4.2 Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang dibutuhkan. Maka data sekunder yang akan saya gunakan adalah dengan menggunakan studi kepustakaan. Tinjauan kepustakaan atau studi kepustakaan mengungkapkan teori atau pendidikan terdahulu yang relevan dengan penelitian anda. Tujuan tinjauan kepustakaan ialah menghubungkan penelitian anda dengan konteks penelitian yang lebih luas. Di dalamnya harus terkandung bahan-bahan yang mengarahkan tujuan penelitian, rancangan penelitian, dan tema penelitian. Karena itu, suatu tinjauan kepustakaan harus komprehensif walaupun tidak terlalu banyak tinjauan kepustakaan yang lebih luas dan risnci tidak terdapat pada proposal, tetapi dimuat dalam skripsi atau disertasi. Masukkanlah dalam tinjauan kepustakaan itu artikel, kutipan, makalah, laporan penelitian, wawancara, buku atau data primer yang 1.Memperjelas masalah 2.Menunjukkan mengapa penelitian anda amat penting 3.Mengungkapkan kemampuan penelitian anda untuk memecahkan persoalan 4.Menghubungkan penelitian anda dengan penelitian-penelitian lain yang memecahkan masalah yang kira-kira sama.42
42
Jalaludin Rakhmat, op.cit. hal. 107
61
3.5 Definisi Konsep dan Fokus Penelitian 3.5.1 Definisi Konsep a.Kegiatan Community Relations Adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk komunitas, baik yang tinggal di sekitar lingkungan perusahaan, maupun yang berada jauh dari perusahaan. Kegiatan tersebut merupakan bentuk implementasi atau penerapan dari tanggung jawab sosial perusahaan yang lebih dikenal dengan CSR. b.Corporate Image Adalah citra ini berkaitan dengan sosok perusahaan sebagai tujuan utamanya, bagaimana menciptakan citra perusahaan (corporate image) yang positif agar lebih dikenal serta diterima oleh publiknya, mungkin tentang sejarahnya, kualitas pelayanan prima, hingga berkaitan dengan tanggung jawab sosial (sosial care) perusahaan.
3.5.2 Fokus Penelitian Fokus penelitian bertujuan untuk membatasi masalah apa yang akan diteliti oleh peneliti, dimana dengan adanya fokus yang jelas dan mantap pada penelitian, maka seorang peneliti dapat membuat keputusan yang tepat tentang data mana yang akan dikumpulkan dan data mana yang tidak perlu digunakan. Untuk itu penelitian difokuskan pada : a. Pengumpulan data (Fact Finding) Mencari jawaban atas pertanyaan berikut ini : bagaimana proses komunikasi sebelum merencanakan kegiatan community relations,
62
identifikasi masalah, rencana program yang akan dilakukan, target khalayak dari program tersebut, rencana waktu, dan tempat pelaksanaan. b. Perencanaan (Planning) Mencari jawaban atas pertanyaan berikut ini : tahapan perencanaan dalam melakukan kegiatan community relations, tujuan program community relations tersebut, waktu pelaksanaannya, khalayak sasarannya, media komunikasi yang digunakan, ukuran keberhasilan dari setiap tahapan tersebut, tindakan yang akan dilakukan bila tidak sesuai rencana atau tidak mencapai target, mekanisme monitoring, penanggung jawab pelaksanaan dan penanggung jawab monitoring c. Pelaksanaan (Actuating) Mencari jawaban atas pertanyaan : bagaimana proses pelaksanaan dari masing-masing kegiatan (bentuk kegiatan, waktu, tempat, komunikator, isi pesan dari kegiatan tersebut, komunikan, efek yang diinginkan) hambatanhambatan pada saat pelaksanaan, dan cara mengatasi hambatan tersebut. d. Pengawasan (Monitoring) Mencari jawaban atas pertanyaan : bagaimana mekanisme monitoring dari masing-masing kegiatan, penanggung jawab atas monitoring masingmasing kegiatan, langkah setelah monitoring, dan solusi dari permasalahan yang didapat selama monitoring.
63
e. Evaluasi (Evaluating) Mencari jawaban atas pertanyaan : mekanisme evaluasi, penanggung jawab evaluasi, hasil evaluasi dari masing-masing kegiatan, tindakan yang akan dilakukan setelah adanya evaluasi.
3.6 Teknik Analisa Data Analisa data kualitatif digunakan bila data-data yang terkumpul dalam penelitian adalah data kualitatif. Data kualitatif dapat berupa kata-kata, kalimatkalimat, atau narasi-narasi, baik yang diperoleh dari wawancara mendalam maupun observasi. Tahap analisa data memegang peran penting dalam riset kualitatif, yaitu sebagai faktor utama penilaian kualitas tidaknya penelitian. Artinya, kemampuan periset memberi makna kepada data merupakan kunci apakah data yang diperolehnya memenuhi unsur reliabilitas dan validitas atau tidak. Ingat, reliabilitas dan validitas data kualitatif terletak pada periset sebagai instrument riset. Riset kualitatif adalah riset yang menggunakan cara berpikir induktif, yaitu cara berpikir yang berangkat dari hal-hal yang khusus (fakta empiris) menuju halhal yang umum (tataran konsep). Karena itu, secara garis besar teknik analisis datanya dapat digambarkan di berikut ini :
64
Proses Analisa Data Kualitatif43 Fakta Empiris Berbagi Data di Lapangan
Pemaknaan / Interpretasi Ciri-ciri umum
Analisis/Klasifikasi Data/Kategorisasi Ciri-ciri umum
Kesahihan data : -Kompetensi subjek -Authenticity & Triangulasi -Intersubjectivity Agreement
BERTEORI & KONTEKSTUAL
Gambar di atas menunjukkan bahwa analisa data kualitatif dimulai dari analisis berbagai data yang berhasil dikumpulkan peneliti di lapangan. Data tersebut terkumpul baik melalui observasi, wawancara mendalam, focus group discussion maupun dokumen-dokumen. Kemudian data tersebut diklasifikasikan ke dalam kategori-kategori tertentu. Pengklasifikasian atau pengkategorian ini harus
mempertimbangkan
kesahihan
(kevalidan),
dengan
memperhatikan
kompetensi subjek penelitian, tingkat autentisitasnya dan melakukan triangulasi berbagai sumber data. Setelah diklasifikasikan, peneliti melakukan pemaknaan terhadap data. Pemaknaan ini merupakan prinsip dasar penelitian kualitatif, yaitu bahwa realitas ada pada pikiran manusia, realitas adalah hasil konstruksi sosial manusia. Dalam melakukan pemaknaan atau interpretasi tersebut, periset dituntut berteori untuk menjelaskan dan berargumentasi. Berteori ini penting untuk membantu peneliti mempertahankan argumentasinya (Blocking Interpretation). Kegiatan berteori ini
43
Rachmat Kriyantono, op.cit, hal 193
65
dikenal dengan istilah conscientization. Selain itu, interpretasi peneliti juga harus mendialogkan temuan data dengan konteks-konteks sosial, budaya, politik dan lainnya yang melatarbelakangi fenomena yang ditelitinya.44
3.7 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Penilaian kesahihan riset kualitatif biasanya terjadi sewaktu proses pengumpulan data dan analisis-interpretasi data. Jenis-jenisnya adalah : A. Kompetensi Subjek Riset Artinya subjek riset harus credible, caranya dengan menguji jawabanjawaban pertanyaan berkait dengan pengalaman subjek. Bagi yang tidak mempunyai penglaman dan pengetahuan mengenai masalah riset, data dari subjek tersebut tidak credible. B. Trustworthiness Yaitu menguji kebenaraan dan kejujuran subjek dalam mengungkap realitas menurut apa yang dialami, dirasakan atau dibayangkan. Trustworthiness ini mencakup dua hal : 1. Authenticity, yaitu memperluas konstruksi
personal yang dia ungkapkan.
Periset memberi kesempatan dan memfasilitasi pengungkapan konstruksi personal yang lebih detail, sehingga memengaruhi mudahnya pemahaman yang lebih mendalam. Misalnya, periset memberi peluang subjek untuk bercerita panjang lebar tantang apa yang dialaminya dalam konteks wawancara yang informal dan santai.
44
Ibid, hal. 94
66
2. Analisis Triangulasi, yaitu menganalisis jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya dengan data empiris (sumber data lainnya) yang tersedia. Di sini jawaban subjek di cross-check dengan dokumen yang ada. Dalam penelitian ini, triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber. Triangulasi Sumber adalah membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi
yang
diperoleh
dari
sumber
yang
berbeda.
Misalnya,
membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara; membandingkan apa yang dikatakan umum dengan yang dikatakan pribadi. C. Intersubjectivity Agreement Semua pandangan, pendapat atau data dari suatu subjek didialogkan dengan pendapat, pandangan atau data dari subjek lainnya. Tujuannya untuk menghasilkan titik temu antar data (intersubjectivity agreement).45
45
Ibid, hal. 70
67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah Perusahaan Bank Mandiri berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia, bergabung menjadi Bank Mandiri. Keempat Bank tersebut telah turut membentuk riwayat perkembangan perbankan di Indonesia dimana sejarahnya berawal pada lebih dari 140 tahun yang lalu. Proses panjang pendirian Bank Bumi Daya bermula nasionalisasi sebuah perusahaan Belanda De Nationale Handelsbank NV, menjadi Bank Umum Negara pada tahun 1959. Pada tahun 1964, Chartered Bank (sebelumnya adalah bank milik Inggris) juga dinasionalisasi, dan Bank Umum Negara diberi hak untuk melanjutkan operasi bank tersebut. Pada tahun 1965, Bank Umum Negara digabungkan ke dalam Bank Negara Indonesia dan berganti nama menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV. Kemudian pada tahun 1968, Bank Negara Indonesia Unit IV beralih menjadi Bank Bumi Daya. Bank Dagang Negara merupakan salah satu bank tertua di Indonesia, pertama kali dibentuk
dengan nama Nederlandsch
Indische Escompto
Maatschappij di Batavia (Jakarta) pada tahun 1857. Pada tahun 1949 namanya
68
berubah menjadi Escomptobank NV, dimana selanjutnya pada tahun 1960 dinasionalisasikan serta berubah nama menjadi Bank Dagang Negara, sebuah bank Pemerintah yang membiayai sektor industri dan pertambangan. Sejarah Bank Ekspor Impor Indonesia berawal dari perusahaan dagang Belanda N.V. Nederlansche Handels Maatschappij yang didirikan pada tahun 1842 dan mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada tahun 1870. Pada tahun 1960, pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan ini, dan selanjutnya pada tahun 1965 perusahaan ini digabung dengan Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit II. Pada tahun 1968, Bank Negara Indonesia Unit II dipecah menjadi unit, salah satunya adalah Bank Negara Indonesia Unit II Divisi Expor-Impor, yang akhirnya menjadi Bank Exim, bank pemerintah yang membiayai kegiatan ekspor dan impor. Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berawal dari Bank Industri Negara (BIN), sebuah bank industri yang didirikan pada tahun 1951 dengan misi untuk mendukung
pengembangan
sektor-sektor
ekonomi
tertentu,
khususnya
perkebunan, industri dan pertambangan. Pada tahun 1960, Bapindo dibentuk sebagai bank milik Negara dan BIN kemudian digabung dengan Bank Bapindo. Pada tahun 1970, Bapindo ditugaskan untuk membantu pembangunan nasional melalui pembiayaan jangka menengah dan jangka panjang pada sektor manufaktur, transportasi dan pariwisata. Kini, Bank Mandiri menjadi penerus suatu tradisi layanan jasa perbankan dan keuangan yang telah berpengalaman selama lebih dari 140 tahun. Masing-
69
masing dari empat bank bergabung telah memainkan peranan yang penting dalam pembangunan ekonomi. Setelah selesainya proses merger, Bank Mandiri kemudian memulai proses konsolidasi. Diantaranya kami menutup 194 kantor cabang yang overlap dan mengurangi jumlah pegawai dari 26.000 menjadi 17.620. Selanjutnya diikuti dengan peluncuran single brand di seluruh jaringan melalui iklan dan promosi. Salah satu pencapaian penting adalah penggantian secara menyeluruh platform teknologi kami. Kami mewarisi sembilam sistem perbankan dari keempat legacy bank. Setelah investasi awal untuk konsolidasi sistem yang berbeda tersebut, kami mulai melaksanakan program penggantian platform yang berlangsung selama tiga tahun dengan investasi USD 200 juta, di mana program pengganti tersebut difokuskan untuk kegiatan consumer banking. Pada saat ini, infrastruktur teknologi informasi kami sudah mampu memfasilitasi straight through processing dan interface yang seragam untuk nasabah. Nasabah corporate kami merupakan penggerak utama perekonomian Indonesia. Berdasarkan sektor usaha, nasabah kami bergerak di bidang usaha yang sangat beragam khususnya makanan dan minuman, pertanian, konstruksi, kimia dan tekstil. Persetujuan kredit dan pengawasan dilaksanakan dengan prinsip ‘four eyes’, dimana persetujuan kredit dipisahkan dari kegiatan pemasaran dan business unit kami. Sejak didirikan, Bank Mandiri terus bertekad untuk membentuk tim manajemen yang handal dan profesional serta bekerja berdasarkan prinsip-prinsip good corporate governance, pengawasan dan kepatuhan yang sesuai standar
70
Internasional. Bank Mandiri disupervisi oleh Dewan Komisaris yang terdiri dari orang-orang yang menonjol di komunitas keuangan yang ditunjuk oleh pemegang saham termasuk Menteri Negara BUMN. Tingkatan tertinggi dari manajemen eksekutif adalah Direksi, yang diketuai oleh Direktur Utama. Direksi kami terdiri dari para banker yang berasal dari legacy bank dan juga para bankir profesional dari bank lain. Sebagai bagian dari penerapan GCG, Bank Mandiri membentuk Compliance Grup, Internal Audit dan Corporate Secretary, dan juga dari waktu ke waktu diperiksa oleh Bank Indonesia dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), serta diaudit setiap tahunnya oleh auditor independen. Komitmen kami terhadap GCG ini telah mendapat pengakuan berupa Corporate Governance Award dari majalah AsiaMoney untuk kategori Best Overall for Corporate Governance in Indonesia dan Best for Disclosure and Transparency. Dengan total aktiva yang saat ini telah tumbuh mencapai lebih dari Rp300 triliun, atas kerja keras 21 ribu lebih karyawan yang tersebar di 956 kantor cabang dalam negeri dan 6 cabang luar negeri termasuk perwakilannya, Bank Mandiri telah bertekad untuk memberikan pelayanan terbaik dan menyediakan solusi keuangan yang menyeluruh di bidang investment banking, perbankan syariah serta bancassurance bagi nasabah perusahaan swasta maupun milik Negara, komersial, usaha kecil dan mikro serta nasabah consumer. Tekad yang diwujudkan dalam kerja keras ini telah diakui melalui pemberian peringkat pertama Banking serice Excellence Award 2007 dari majalah Infobank dan MRI.
71
4.1.2 Visi dan Misi Visi : Bank terpercaya pilihan anda Misi : a. Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar b. Mengembangkan sumber daya manusia professional c. Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder d. Melaksanakan manajemen terbuka e. Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan
4.1.3 Budaya Organisasi Lima (5) nilai budaya dan sepuluh (10) perilaku utama di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. : Trust (Kepercayaan) 1. Saling menghargai dan bekerjasama 2. Jujur, tulus dan terbuka Integrity (Integritas) 1. Disiplin dan konsisten 2. Berpikir, berkata, dan bertindak terpuji Proffesionalism (Profesionalisme) 1. Kompeten dan bertanggung jawab 2. Memberikan solusi dan hasil terbaik
72
Customer Fokus (Fokus pada pelanggan) 1. Inovatif, proaktif dan cepat tanggap 2. Mengutamakan pelayanan dan kepuasan pelanggan Excellence (Kesempurnaan) 1. Orientasi pada nilai tambah dan perbaikan terus menerus 2. Peduli Lingkungan
4.1.4 Filosofi Logo dan Slogan Seiring tekad kita untuk merefleksikan jiwa baru Bank Mandiri dan menjaga agar senantiasa menjadi yang terbaik dalam memenuhi kebutuhan nasabah, Bank Mandiri mewujudkan jati diri baru dengan memperkenalkan logo yang lebih modern, menonjol, serta selalu lekat dalam ingatan pada tanggal 14 Januari 2008. Proses penggantian logo akan dilakukan secara bertahap, efektif, dan efisien. Dalam beberapa waktu ke depan akan terdapat dua logo yaitu logo lama dan logo baru. Perubahan logo ini tidak mengubah nama resmi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Pada logo tidak lagi terdapat kata bank dan terangkai dengan huruf kecil. Tidak digunakan: bank, pada logo, sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia yang mengijinkan bank menjual produk non bank. a.Bentuk Logo Logo baru Bank Mandiri terdiri dua elemen grafis, yaitu logo huruf ”mandiri” dan logo bentuk ”gelombang emas cair”.
73
bLogo huruf Mandiri Logo huruf menggunakan huruf kecil sebagai perlambang sikap ramah terhadap semua segmen bisnis yang dimasuki dan menunjukkan keinginan yang besar untuk melayani dengan rendah hati sebagai representasi dari nilai fokus pada nasabah. c.Logo bentuk gelombang emas cair Gelombang emas cair merupakan simbol dari kekayaan. Lengkungan emas melambangkan sifat lincah, progresif, dan unggul. Ini sebagai representasi dari nilai kesempurnaan, fleksibel, serta ketangguhan dalam segala keadaan. d.Warna Biru Tua Melambangkan rasa nyaman, menyejukkan, andal, dan dapat dipercaya. Biru tua juga merepresentasikan nilai kepercayaan, integritas dan profesionalisme. e.Warna Kuning Emas Dengan Paduan Warna Jingga Menunjukkan keagungan, kekayaan, kreatifitas, cemerlang, memiliki nilai spiritual, dan memberikan kesan optimis terhadap masa depan lebih baik.
e.Slogan atau Tagline Sesuai dengan visi Bank Mandiri untuk menjadi Regional Champion Bank, maka slogan baru kita adalah ”Terdepan, Terpercaya. Tumbuh bersama Anda”.
74
Terdepan Mencerminkan optimisme, kerja keras dan profesionalisme. Terpercaya Mencerminkan integritas dan sikap transparan Tumbuh bersama Anda Mencerminkan dedikasi seluruh insan Bank Mandiri untuk tumbuh bersama Indonesia Harapan kita, tampilan baru ini akan menjadi kunci pemicu keyakinan dan kepercayaan untuk menjadi terdepan, terpercaya, dan selalu tumbuh bersama Indonesia.
4.2 Hasil Penelitian Pada bagian ini berisi uraian atau pembahasan mengenai hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian ini dilakukan melalui metode kualitatif dengan menggunakan tipe penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan beberapa narasumber dari pihak PT Bank Mandiri (Persero) Tbk adalah Bp. Iskandar Tumbuan selaku Team Leader Media Relations, selain itu peneliti juga melibatkan beberapa narasumber yang mewakili komunitas Bank Mandiri yang berkaitan dengan topik penelitian berjudul ”Kegiatan Community Relations PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Dalam Meningkatkan Corporate Image”, diantaranya Bp. Dr. Soediono selaku Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) dan Ibu Gitayana
75
selaku Member Board of Trustees dari Yayasan Nurani Dunia, dimana mereka banyak memberikan informasi yang peneliti butuhkan untuk melengkapi data hasil penelitian. Kegiatan community relations yang dilakukan oleh Bank Mandiri merupakan sebuah cara untuk meningkatkan citra atau image perusahaan. Menurut Bapak Iskandar Tumbuan : ”kegiatan community relations sebagai bentuk tanggung jawab sosial (CSR) perusahaan sangat mempengaruhi, karena sebagai salah satu penyumbang dari tingkat citra perusahaan. Jadi, citra perusahaan disumbang antara lain dengan kegiatan ini, selain hal-hal lain yang mempengaruhi seperti kinerja operasional”.46 Hal ini terbukti dari tanggapan.yang disampaikan oleh yayasan atau lembaga sebagai pihak ketiga yang mendapatkan bantuan dari Bank Mandiri, mengenai citra atau image Bank Mandiri saat ini. Menurut Dr. Soediono : ”Menurut kami secara global tentang Bank Mandiri sendiri, sudah baik”47 Hal yang sama juga diungkapan oleh Ibu Gitayana Member Board Of Trustees Yayasan Nurani Dunia : ”Kami memang ada kerja sama dengan Bank Mandiri sampai saat ini, sehingga kami melihat Bank Mandiri memiliki kepedulian yang tinggi dan mereka juga memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu, sehingga kami melihat, Bank Mandiri memiliki citra yang baik”48 Oleh karena itu, Bank Mandiri sangat menyadari bahwa kegiatan community relations sangat penting untuk meningkatkan citra perusahaan atau
46
Hasil wawancara dengan Bapak Iskandar Tumbuan selaku Team Leader Media Relations PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, tanggal 19 Desember 2008. 47 Hasil wawancara dengan Dr. Soediono selaku Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat PPTI, tanggal 18 Desember 2008. 48 Hasil wawancara dengan Ibu Gitayana selaku Member Board Of Trustees Yayasan Nurani Dunia, tanggal 30 Januari 2009.
76
corporate image. Sehingga kegiatan ini dimasukkan sebagai kegiatan rutin Bank Mandiri yang harus dilakukan terus menerus.
4.2.1Kegiatan Community Relations di PT Bank Mandiri PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai sebuah Bank terbesar di Indonesia memiliki khalayak internal dan khalayak eksternal yang banyak. Sehingga untuk membina hubungan yang baik antara perusahaan dengan khalayaknya diperlukan keberadaan Public Relations. PR memiliki tugas untuk menjembatani antara perusahaan dengan khalayak. Bapak Iskandar Tumbuan mengatakan : ”Bank Mandiri memiliki PR tetapi namanya adalah komunikasi korporasi yang mempunyai tugas dan fungsi yang hampir sama dengan kegiatan PR. Komunikasi Korporasi ini memiliki empat fungsi yaitu fungsi media relations, fungsi internal communication, fungsi external communication, fungsi corporate event dan satu lagi, kami memiliki fungsi administrasi.”49 Keempat fungsi tersebut digabung dalam satu departemen yaitu Corporate
Communication.
Latar
belakang
pembentukan
Corporate
Communication atau Komunikasi Korporasi adalah Bank Mandiri melihat bahwa komunikasi merupakan hal yang terpenting untuk membentuk suatu citra perusahaan agar menjadi lebih baik lagi. Hal inilah yang diutarakan oleh Bapak Iskandar Tumbuan. Salah satu tugas yang harus dilaksanakan oleh Departemen Corporate Communication
adalah
melaksanakan
tanggung jawab
sosial
perusahaan. Menurut Bapak Iskandar Tumbuan pengertian CSR yaitu:
49
Op.cit. hasil wawancara dengan Bapak Iskandar Tumbuan
(CSR)
77
”CSR atau Corporate Social Responsibility merupakan kepedulian sosial perusahaan. Dalam Bank Mandiri sendiri lebih biasa disebut dengan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan atau PKBL. PKBL merupakan produk dari Badan Usaha Milik Negara. Jadi, ada UndangUndang yang mengatur bahwa setiap BUMN diwajibkan untuk melakukan program-program yang disebut dengan CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan, di BUMN dinamakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, lebih dekatnya CSR itu di Bina Lingkungan. Kegiatan dibagi menjadi dua yaitu kegiatan yang bersifat reaktif dan kegiatan proaktif. Kegiatan reaktif artinya bantuan yang diberikan pada saat itu juga atau langsung misalnya bencana alam sedangkan kegiatan proaktif artinya yang memang direncanakan atau di program misalnya Wirausaha Muda Mandiri50
Pendapat yang hampir sama juga di sampaikan oleh Ibu Gitayana, menurut beliau pengertian CSR adalah : ”Kegiatan CSR atau Corporate Social Responsibility adalah tanggung jawab dari perusahaan untuk memberikan kembali kepada masyarakat” 51
Berdasarkan kedua pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa CSR merupakan tanggung jawab sosial perusahaan yang wajib dilakukan, karena merupakan wujud dari kepedulian perusahaan terhadap khalayaknya. Tanggung jawab sosial (CSR) perusahaan dapat diberikan kepada khalayak internal seperti karyawan atau khalayak eksternal yaitu komunitas (masyarakat). CSR yang dilakukan oleh Bank Mandiri saat ini hanya ditujukan untuk khalayak eksternal yaitu komunitas (masyarakat). Alasan Bank Mandiri memilih komunitas adalah karena komunitas memiliki pengaruh yang besar bagi sebuah perusahaan. Oleh karena itu, Bank Mandiri dan komunitas memiliki hubungan yang sangat erat.
50 51
Ibid Op.cit. hasil wawancara dengan Ibu Gitayana
78
CSR Bank Mandiri diimplementasikan dalam kegiatan community relations. Dalam kegiatan tersebut, Bank Mandiri akan membuat programprogram yang sesuai dengan kebutuhan komunitasnya Berikut petikan wawancara dengan Bapak Iskandar Tumbuan : ”Pasti kami memiliki program-program untuk komunitas, tetapi itu sangat tergantung dari siapa komunitasnya, misalnya dua tahun ini kami memiliki program Wirausaha Muda Mandiri atau WMM. Program WMM ini sasarannya adalah para mahasiswa baik yang sudah selesai maupun yang belum selesai. Oleh sebab itu, komunitas dalam program WMM adalah mahasiswa.” Program-program tersebut perlu dirancang sesuai kebutuhan komunitas, agar apa yang diberikan oleh perusahaan bisa bermanfaat bagi komunitas.52 Kegiatan community relations ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial (CSR) perusahaan terhadap komunitasnya, yang wajib untuk dilakukan oleh setiap perusahaan khususnya oleh Bank Mandiri. Menurut Bapak Iskandar Tumbuan : ”kegiatan PKBL atau CSR di dalam Undang-Undang Kementrian Negara BUMN, mewajibkan mewajibkan setiap perusahaan untuk menyisihkan laba bersih perusahaan maksimal 4% untuk CSR. Hal ini dikarenakan perusahaan tidak dapat hidup sendiri, dia membutuhkan orang-orang yang ada disekitarnya. Contohnya ketika Bank Mandiri memiliki cabang disuatu lingkungan, pertokoan atau kampung ketika kami tidak memiliki hubungan yang baik, masyarakat akan merasa bahwa Bank Mandiri tidak perlu dijaga, tetapi jika Bank Mandiri menjadi bagian dari masyarakat, maka masyarakat akan menjadi lebih dekat dan sangat memperhatikan kami. 53 Oleh karena itulah, maka Bank Mandiri selalu melakukan pendekatan secara persuasif kepada masyarakat melalui kegiatan community relations sebagai wujud dari tanggung jawab sosial (CSR) perusahaan, sehingga diharapkan dengan adanya kedekatan hubungan dan perhatian yang diberikan oleh Bank 52 53
Op.cit. hasil wawancara dengan Bapak Iskandar Tumbuan. Ibid.
79
Mandiri untuk komunitas, akan meningkatkan citra atau image yang baik pula di mata komunitas dan khalayak lainnya. Berbagai macam kegiatan community relations bisa dilakukan oleh perusahaan seperti memberikan beasiswa untuk anak-anak yang berprestasi tetapi tidak mampu, memberikan bantuan untuk korban bencana alam, dan sebagainnya. Sehingga diharapkan dengan adanya kegiatan-kegiatan seperti itu akan memberikan manfaat tidak hanya bagi perusahaan tetapi bagi komunitas juga, karena adanya hubungan baik yang sangat menguntungkan.
4.2.2 Tahap - Tahap Kegiatan Community Relations PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Community relations pada dasarnya adalah kegiatan PR. Maka langkahlangkah dalam proses PR pun mewarnai langkah-langkah dalam community relations. Hal ini juga dilakukan oleh Bank Mandiri dalam membuat kegaitan PR seperti kegiatan community relations. Berikut adalah tahap – tahap yang dilakukan dalam membuat program kegiatan community relations :
a. Pengumpulan Data (Fact Finding) Tahapan ini merupakan kegiatan mendapatkan data dan fakta (fact finding) yang erat hubungannya dengan aktivitas yang akan dikerjakan oleh Public Relations PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Semua keterangan harus diperoleh selengkap mungkin. Dalam tahap penelitian ini, Public Relations harus mencari keterangan yang merupakan data factual,
80
misalnya data yang diperoleh dari berita media massa, data statistik, obrolan warga masyarakat, atau keluhan langsung dari warga masyarakat. Data factual yang sudah diperoleh harus dipertimbangkan dan diuji kebenarannya, agar kegiatan community relations yang dilakukan oleh perusahaan sampai pada sasaran dan sesuai dengan kebutuhan komunitas. Oleh sebab itu, PR perlu mengelompokkan atau mengklasifikasi data yang sudah diuji kebenarannya berdasarkan tingkat kepentingan, kebutuhan komunitas dan sasarannya. Berikut adalah penjelasan Bp. Iskandar Tumbuan mengenai proses pengumpulan data yang dilakukan oleh Bank Mandiri : ”Kami mendapatkan data untuk kegiatan CSR dari orang lain, karyawan, komunitas, masyarakat, atau mereka memberikan informasi dengan surat, lisan, atau dengan proposal. Untuk informasi dengan surat, lisan, atau proposal biasanya disampaikan ke kantor cabang atau karyawan Bank Mandiri ke kantor pusat secara organisasi”.54 Pengumpulan data tersebut perlu dilakukan oleh Bank Mandiri, agar kegiatan community relations yang dilakukan oleh perusahaan sesuai dengan misi perusahaan yaitu peduli kepada lingkungan dan masyarakat. Sehingga apa yang mereka berikan, memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan dapat dipertanggung jawabkan. Proses pengumpulan data tersebut juga diakui oleh Yayasan atau Lembaga sebagai pihak ketiga yang menerima bantuan dari Bank Mandiri, seperti yang diutarakan oleh ”Dr. Soediono Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat PPTI mengatakan: awalnya pihak Bank Mandiri mengadakan pembicaraan dengan ketua umum kami tentang pemberian hibah bantuan, dari pembicaraan tersebut kami diminta untuk membuat proposal 54
Op.cit. hasil wawancara dengan Bapak Iskandar Tumbuan.
81
tentang penanggulangan Tuberkulosis. Pada waktu itu kami mengajukan proposal sebanyak tiga kali.”55 Hal yang hampir sama juga dikatakan oleh Ibu Gitayana : ”Kami melakukan kerja sama untuk beberapa program dengan Bank Mandiri, untuk program pembangunan sekolah awalnya kami menyiarkan sebuah sekolah di Purwakarta yang sudah hancur di salah satu televisi, dari siaran televisi itulah, Bank Mandiri tertarik untuk membantu pembangunan sekolah tersebut, kemudian untuk program pembangunan rumah di Neuheun Aceh, dan beasiswa awalnya melalui pembicaraan antara pimpinan Bank Mandiri dengan Bapak Imam Prasodjo.”56 Pengumpulan data digunakan untuk menentukan kegiatan, target sasaran, waktu dan tempat sehingga nantinya akan dibuat perencanaan kegiatan community relations yang sesuai dengan tujuan perusahaan dan kebutuhan dari komunitas.
b. Perencanaan (Planning) Dalam proses perencanaan, yang perlu diketahui adalah bagaimana PR menentukan tahap perencanaan, tema, konsep, penerima bantuan, kerjasama dengan yayasan atau lembaga lain, biaya dan bantuan apa saja yang dapat diberikan dalam kegiatan community relations Bank Mandiri. Public Relations PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dalam membuat sebuah kegiatan telah mempunyai tahapan perencanaan program kegiatan kerja sebelum mengadakan suatu kegiatan, tujuannya untuk dapat melihat proses masalah tahapan agar dapat dinilai, terkoordinasi, evaluasi, dan standarisasi. 55 56
Op.cit. hasil wawancara dengan Dr. Soediono Op.cit. hasil wawancara dengan Ibu Gitayana
82
Berikut ini adalah penjelasan dari Bapak Iskandar Tumbuan : setelah kita memperoleh data baik dari masyarakat, media, karyawan, atau dari komunitas itu sendiri, kita perlu melakukan survei untuk meneliti kebenaran data-data tersebut. Setelah datadata tersebut benar, maka kita perlu merencanakan program yang tepat dan seorang supervisor untuk mengawasi pelaksanaan program tersebut”57 Aktivitas community relations yang dilakukan oleh Bank Mandiri selalu bekerja sama dengan beberapa yayasan atau lembaga sosial, karena Bank Mandiri menilai bahwa yayasan atau lembaga sosial tidak akan mencari keuntungan. Menurut Bapak Iskandar Tumbuan : biasanya dalam melakukan kegiatan atau program CSR Bank Mandiri bekerja sama dengan pihak ketiga yaitu pemerintah, yayasan atau lembaga sosial. Kadang kala kegiatan CSR juga dilakukan sendiri oleh tim PKBL dari Bank Mandiri. Biasanya bantuan yang diberikan langsung kepada masyarakat adalah bantuan yang sifatnya mendesak atau penting.”58 Bentuk bantuan itu sendiri dijelaskan oleh Bapak Iskandar Tumbuan tergantung pada masing-masing bidang aktivitas CSR itu sendiri. Bantuan yang diberikan bisa dalam bentuk uang tunai atau barang. Namun setiap bantuan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Perencanaan tidak hanya mengenai tema, konsep, dan jenis kegiatan saja, tetapi perencanaan juga meliputi biaya yang akan digunakan. Oleh karena itu menurut Bapak Iskandar Tumbuan : ”Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sudah menetapkan Bank Mandiri harus menyisihkan 2% dari laba untuk kegiatan PKBL, keputusan ini diambil sesuai dengan UU yang memberi batas maksimal 4% dari laba untuk kegiatan PKBL”.59
57
Op.cit hasil wawancara dengan Bapak Iskandar Tumbuan Ibid. 59 Ibid. 58
83
Biaya tersebut harus digunakan dengan sebaik-baiknya, karena setiap biaya yang dikeluarkan akan diaudit oleh tim auditor. Audit ini bertujuan untuk mengontrol penggunaan dana agar tidak terjadi penggelapan.
c. Pelaksanaan (Actuating) Setelah melakukan pengumpulan data dan perencanaan tahap selanjutnya adalah pelaksanaan. Tahap ini merupakan bagian dari pelaksanaan dari perencanaan yang sudah dibuat berdasarkan kegiatan community relations yang akan dilaksanakan. Dalam tahap ini, biasanya dipilih satu orang yang menjadi penanggung jawab dari sebuah kegiatan. ini memiliki tugas untuk mengarahkan, memimpin, dan mengkomunikasikan kepada bawahan agar mau melaksanakan kegiatan CSR ini sesuai dengan tujuan dan misi perusahaan. Berikut adalah penjelasan yang diberikan oleh Bapak Iskandar Tumbuan mengenai perencanaan yang dilakukan oleh Bank Mandiri : ”Ketika kami sudah mendapatkan data yang pasti dan benar, kami membuat rencana untuk kegiatan CSR yang akan kami lakukan, setelah itu dalam pelaksanaannya kami akan memilih seorang supervisor untuk melihat dan bertanggung jawab terhadap kegiatan tersebut, misalnya dalam pembangunan gedung sekolah supervisor harus melihat pelaksanaannya mulai dari tahap peletakkan batu pertama, membangun, sampai akhirnya diserahkan, dan pada saat penyerahaan itu supervisor perlu meyakinkan bahwa semua pembangunan gedung sekolah sudah baik dan siap pakai. Selain itu, supervisor juga harus melaporkan pembangunan gedung sekolah itu kepada tim PKBL karena setiap kegiatan CSR yang dilaksanakan harus diaudit oleh tim auditor.”60 60
Ibid.
84
Supervisor atau penanggung jawab dalam kegiatan community relations ini dipilih dari yayasan atau lembaga-lembaga sosial yang bekerja sama dengan Bank Mandiri, karena program community relations di Bank Mandiri melibatkan pihak ketiga. Lembaga atau yayasan yang dipilih adalah lembaga atau yayasan yang memiliki kredibilitas dan kepercayaan, karena setiap kegiatan yang mereka kerjakan harus membuat laporan pertanggung jawaban. Dalam proses pelaksanaan kegiatan community relations harus dikerjakan secara benar, agar uang yang dikeluarkan oleh perusahaan tidak sia-sia, karena biasanya perusahaan menginginkan setiap program yang dilaksanakan bisa memberikan hasil yang baik yaitu corporate image atau citra perusahaan. Penelitian ini memfokuskan kegiatan community relations dalam dua bidang yaitu lingkungan dan kesehatan. Setiap bidang tersebut memiliki perbedaan dalam proses pelaksanaan, hal ini disebabkan oleh pelaksana dari program tersebut dilakukan oleh yayasan atau lembaga yang berbeda tetapi tetap menjalankan kegiatan tersebut sesuai dengan visi, misi dan tujuan perusahaan. 1. Pelaksanaan Program Mandiri Peduli Lingkungan Program Mandiri Peduli Lingkungan meliputi kegiatan pelestarian lingkungan hidup, bantuan bencana alam, pembangunan sarana dan prasarana (ibadah dan perumahan). Oleh karena itu, untuk melaksanakan
85
program Mandiri Peduli Lingkungan, Bank Mandiri bekerja sama dengan Yayasan Nurani Dunia. Salah satu bentuk kerja sama antara Bank Mandiri dengan Yayasan Nurani
Dunia
adalah
pembangunan
kompleks
perumahan
untuk
masyarakat di Desa Neuheun, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar. Program kegiatan ini dipilih oleh Bank Mandiri, karena pada tanggal 26 Desember 2004 terjadi bencana gempa bumi dan tsunami dahsyat yang menimpa Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Nias. Peristiawa inilah yang akhirnya menggugah Bank Mandiri untuk ikut berpartisipasi membangun kembali NAD dan Nias dalam tahap rehabilitasi dan rekonstruksi bagi masyarakat Aceh yang selamat (survivors) dari gelombang tsunami. Proses pembangunan perumahan bagi survivors, dimulai pada bulan Juli 2005, setelah adanya penandatanganan kerja sama antara Bank Mandiri dengan Yayasan Nurani Dunia tanggal 12 April 2005. Berikut ini adalah penjelasan dari Ibu Gitayana dari Yayasan Nurani Dunia mengenai proses pelaksanaan pembangunan rumah : ”Desa Neuheun meruapakan desa yang berada di pinggir pantai, di sana rumah dan fasilitas warga hancur. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk membangun rumah di sana. Sebelum kami membangun rumah di sana, kami melakukan pendekatan kepada masyarakat setempat, agar mereka mau membantu dan mengawal proses pembangunan. Sebagai bentuk realisasi, terbentuklah Yayasan Nurani Neuheun Mandiri (YN2M). Anggota YN2M terdiri dari warga Desa Neuheun, warga masyarakat lain yang peduli terhadap perkembangan di Desa Neuheun dan perwakilan Nurani Dunia. Setelah YN2M terbentuk, atas kesepakatan bersama antara YN2M dengan Bank Mandiri, mereka memutuskan untuk membeli sebidang tanah seluas 51.450 m2. Ketika tanah tersebut sudah dibeli
86
dan ingin dibangun, izin bangunan sangat sulit dan lama, akhirnya diputuskan selama proses pengurusan izin, dibuat terlebih dahulu dua rumah contoh di Desa Neuheun. Pembangunan rumah contoh ini dilakukan untuk menepis keraguan masyarakat tentang keseriusan nurani Dunia membangun rumah di Desa Neuheun. Pembangunan rumah contoh ini dimulai pada pertengahan Juni 2005. Dari dua rumah contoh yang dibangun, hanya satu yang selesai sedangkan yang satu lagi tidak selesai karena ketidaksetujuan pemilik rumah tentang perubahan spesifikasi bahan bangunan untuk rumah. Pembangunan rumah contoh selesai, dilanjutkan dengan pembangunan kompleks perumahan Neuheun pada bulan September 2005 dengan proses land clearing di tanah yang berbukit-bukit. Selanjutnya didatangkan relawan tukang dari luar NAD untuk memulai pembangunan pada November 2005. Keputusan untuk mendatangkan relawan tukang dari luar NAD disebabkan antara lain tenaga lokal kurang jumlahnya dan tingginya standar upah tenaga lokal. Oleh karena itu, relawan yang bekerja dipilih dari Jawa Tengah. Sampai akhir pembangunan, yang direncanakan sebanyak 74 unit rumah, tetapi yang terbangun hanya 61 unit rumah. Penyerahan kunci sudah dilakukan pada 25 Agustus 2007 dan masih diawasi sampai saat ini, karena sertifikat tersebut atas nama Yayasan, sehingga mereka tidak bisa memperjualbelikan rumah tersebut.61 Dalam proses pelaksanaan pembangunan kompleks rumah di Desa Neuheun ini banyak sekali mengalami hambatan. Hambatan yang terjadi pada awal pembangunan antara lain pengurusan izin yang sangat lama, dan tenaga kerja yang terbatas serta upah yang tinggi, sedangkan hambatan lainnya yaitu cuaca buruk, kesulitan air, harga material bangunan yang tinggi, rendahnya partisipasi masyarakat dan lain-lain. Hal inilah yang memperlambat selesainya pembangunan.
2. Pelaksanaan Program Mandiri Peduli Kesehatan Dalam bidang kesehatan, Bank Mandiri bekerja sama dengan lembaga PPTI (Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia). 61
Op.cit., hasil wawancara dengan Ibu Gitayana
87
Kerja sama yang dilakukan yaitu pemberian bantuan kepada penderita Tuberkulosis. Bantuan ini perlu dilakukan karena, menurut Dr. Soediono : ”Sebagaian besar penderita TBC di Indonesia adalah masyarakat miskin dan hampir 75% penderita TBC ditemukan pada usia produktif (14-49 tahun). Oleh karena itu, jumlah penderita TBC di Indonesia berada pada urutan ke tiga di dunia, ini merupakan hal yang sangat memalukan bagi bangsa Indonesia.62 Berdasarkan hal itulah, maka Bank Mandiri memberikan bantuan kepada penderita Tuberkulosis melalui PPTI. Bantuan yang di berikan antara lain : biaya pengobatan yang terdiri dari biaya konsultasi dokter, rontgent, dan pemeriksaan dahak serta uang transport bagi penderita TBC dari keluarga miskin. Pelaksanaan kerja sama ini dimulai tahun 2004, saat proposal yang diajukan oleh pihak PPTI diberikan untuk ketiga kalinya disetujui oleh Bank Mandiri. Inilah awal kerja sama yang dilakukan antara Bank Mandiri dengan PPTI. Dr Soediono menjelaskan proses pelaksanaan CSR yang dilakukan dalam kegiatan community relations : ”Proposal ketiga kami yang disetujui oleh Bank Mandiri adalah bantuan untuk biaya pengobatan untuk penderita TBC dengan sistem DOTS. Sistem DOTS ini sudah dilakukan di tiga klinik PPTI kami yang berada di Baladewa, Muara Angke dan klinik PPTI pusat di Kebayoran Lama. Dari ketiga klinik tersebut kami melakukan uji coba terlebih dahulu di klinik PPTI pusat pada tahun 2004, untuk membebaskan biaya pengobatan bagi penderita TBC. Pengajuan pertama sebanyak 180 penderita, bantuan yang diberikan antara lain : pembebasan biaya untuk pemeriksaan dahak, pemeriksaan rontgent, untuk anak-anak mantoux test, dan pemberian bantuan untuk transportasi penderita. Biaya transportasi tersebut diberikan karena selama 6 bulan penderita TBC harus berobat jalan, dan setiap 1 bulan mereka wajib datang 2 kali, setiap kali datang kami berikan biaya transportasi Rp. 5.000 serta biaya konsultasi dokter 62
Op.cit., hasil wawancara dengan Dr. Soediono.
88
sebesar Rp. 30.000 selama 6 bulan. Ternyata bantuan ini sangat meringankan penderita TBC, hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan jumpal pasien penderita TBC yang mendapatkan sampai akhir bantuan yaitu sebesar 240 orang penderita dengan jumlah bantuan Rp. 55.500.000 dengan angka kesembuhan 84,2%. Berdasarkan kegiatan tersebut lalu kami membuat laporan untuk Bank Mandiri, dan terlihat Bank Mandiri sangat senang dengan kegiatan tersebut, kemudian ditingkatkan kembali pada tahun kedua, yaitu 2005 meliputi klinik PPTI pusat dan klinik di Muara Angke, awalnya hanya untuk biaya pengobatan 500 orang penderita TBC tetapi kenyataannya sampai akhir bantuan meningkat menjadi 588 orang penderita TBC yang telah diobati dengan biaya Rp. 152.500.000 dengan angka kesembuhan 79,6%. Mengetahui hasil ini Bank Mandiri sangat puas dan meningkatkan bantuannya. Pada tahun ketiga PPTI memasukkan klinik PPTI di Bantul Yogyakarta. Klinik ini dimasukkan setelah di sana terjadi gempa bumi dan tsunami, sehingga banyak masyarakat yang masih tinggal di tendatenda menyebabkan pnularan TBC tinggi. Jumlah penderita yang direncanakan sebanyak 900 orang penderita kemudian sampai akhir bantua meningkat menjadi 1050 orng penderita, dengan jumlah bantuan sebesar Rp. 245.250.000 dan angka kesembuhan 86,8%. Pada tahun ini, tahun 2004 kami memasukkan klinik PPTI Pusat, PPTI Muara Angke, PPTI Bantul dan PPTI Baladewa dengan target penderita sebanyak 3.000 orang penderita dengan jumlah bantuan sebesar Rp. 564.000.000.63 Penjelasan yang disampaikan oleh Dr. Soediono ini memberikan gambaran tentang pelaksanaan kegiatan community relations yang dilakukan oleh PPTI dari awal tahun 2004 sampai tahun 2008, dan kerja sama ini terus berjalan, karena Bank Mandiri merasa puas dengan apa yang dilakukan oleh PPTI.
d.Pengawasan (Monitoring) Tahap monitoring atau pengawasan adalah tahap yang harus dilakukan setelah melaksanakan sebuah kegiatan atau program. Kegiatan
63
Ibid.
89
pengawasan ini bisa dilakukan oleh seorang pengawas yang ditunjuk oleh perusahaan atau bisa juga melibatkan media baik cetak maupun elektronik. Media merupakan salah satu alat atau tools dalam menjalankan fungsi komunikasi dua arah. Dalam kegiatan community relations ini media dapat digunakan untuk menjembatani antara perusahaan dengan komunitasnya. Selain sebagai fungsi komunikasi, media juga sebagai fungsi kontrol sosial di masyarakat. Seperti yang diutarakan Bapak Iskandar Tumbuan : ”Media massa sangat penting, karena masyarakat khususnya komunitas akan cepat menerima informasi apabila media massa yang berada di lingkungan mereka menyiarkan dan memberitakan bantuan yang diberikan oleh Bank Mandiri, inilah yang disebut dengan fungsi komunikasi, sedangkan untuk fungsi kontrol sosial media dapat melakukan cross check kepada yayasan atau lembaga sosial yang menerima bantuan tersebut, apakah mereka benar-benar menerima bantuan tersebut atau tidak”64 Keberadaan media dalam aktivitas Public Relations sangatlah membantu, khususnya untuk menginformasikan kegiatan-kegiatan yang dibuat oleh perusahaan, seperti kegiatan community relations. Kegiatan community relations merupakan bagian dari kegiatan yang dilakukan dengan fungsi komunikasi, sehingga hasil yang diharapkan adalah terciptanya image yang positif bagi perusahaan. Bentuk komunikasi yang dilakukan oleh PR untuk memberikan informasi tentang kegiatan community relations melalui media antara lain konferensi pers, penulisan artikel di koran, majalah dan tabloid serta liputan kegiatan community relations yang ditayangkan di televisi. Oleh 64
Op.cit.hasil wawancara dengan Bp. Iskandar Tumbuan
90
karena itu, dalam tahap monitoring ini keberadaan media sangat penting, karena proses pembentukan citra berasal dari opini yang beredar di masyarakat tentang sebuah peristiwa. Jika kegiatan community relations yang dilakukan membentuk opini yang positif maka citra perusahaan atau corporate image menjadi positif dan begitu juga sebaliknya. Setelah melakukan proses monitoring, langkah selanjutnya yang dilakukan oleh pihak Bank Mandiri yaitu melakukan proses evaluasi monitoring terhadap program kegiatan yang dilakukan yaitu dengan melakukan rapat kecil antara anggota panitia penyelenggara program kegiatan agar nantinya program kegiatan yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar, terencana tanpa ada hambatan apapun.
e. Evaluasi (Evaluating) Tahap evaluasi merupakan tahap paling akhir. Dalam tahap ini evaluasi dilakukan untuk menilai keberhasilan dari sebuah kegiatan oleh Public Relations. Oleh karena itu, Bank Mandiri juga melakukan evaluasi untuk setiap kegiatan yang sudah dilakukan, salah satunya adalah kegiatan community relations. Evaluasi kegiatan tersebut di bagi menjadi dua yaitu, evaluasi untuk kegiatan yang dilakukan oleh Bank Mandiri sebagai pelaksana langsung dan evaluasi untuk kegiatan yang bekerja sama dengan pihak ketiga.
91
1.Sebagai pelaksana langsung dari kegiatan, evaluasi yang dilakukan antara lain : a.Mengadakan rapat anggota kepanitian untuk memastikan apakah kegiatan yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar, tidak ada hambatan-hambatan. b.Berdiskusi dengan divisi lain untuk membicarakan apakah kegiatan yang dilakukan sudah sesuai dengan visi dan misi perusahaan, serta kesuksesan kegiatan yang sudah dilakukan. Sukses suatu kegiatan dapat dilihat, apakah kegiatan tersebut diliput oleh media atau tidak. Selain itu, apakah kegiatan tersebut memberikan manfaat bagi komunitas yang menerima bantuan, atau dengan melihat bagaimana citra perusahaan setelah melakukan kegiatan tersebut. 2.Bank Mandiri bekerja sama dengan pihak ketiga yaitu yayasan atau lembaga yang sudah ditunjuk sebagai pelaksana. Evaluasi dilakukan melalui laporan pertanggung jawaban yang sudah dibuat oleh lembaga atau yayasan. Laporan pertanggung jawaban tersebut berisi tentang uraian kegiatan, laporan keuangan, dan foto-foto. Contohnya seperti evaluasi untuk kegiatan pemberian bantuan pemeriksaan untuk penderita TBC yang dilakukan oleh PPTI dan evaluasi untuk kegiatan pembangunan rumah di desa Neuheun Aceh yang dilakukan oleh Yayasan Nurani Dunia. Menurut Dr. Soediono dari PPTI : ”Setiap bulan PPTI harus memberikan laporan tentang program Tuberkulosis ke Bank Mandiri, tetapi laporan yang kita buat ini agak berbeda, karena kami ingin membuat laporan yang mudah
92
dimengerti oleh pihak Bank Mandiri. Laporan yang kami buat isinya tentang total jumlah penderita berapa, dari situ kemudian kami menghitung jumlah pasien yang gagal, pasien yang sembuh, pasien yang meninggal, pasien yang pindah dan pasien yang DO. Selain itu, kami juga melaporkan biaya yang digunakan unttuk pemeriksaan dahak, pemeriksaan rontgent dan biaya konsultasi dokter”65 Pernyataan yang hampir sampai juga disampaikan oleh Ibu Gitayana: ”Setiap kegiatan yang kita lakukan, kita pasti memberikan laporan secara tertulis kepada Bank Mandiri, yang isinya tentang laporan kegiatan, laporan keuangan dan foto-foto kegiatan”66 Hasil laporan-laporan tersebut kemudian oleh Bank Mandiri di evaluasi, apakah sudah sesuai dengan misi perusahaan atau belum. Hal ini juga dikatakan oleh Bapak Iskandar Tumbuan : ”Setelah data terkumpul, kemudian kami melihat tempatnya setelah itu baru kita evaluasi, agar bantuan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan komunitas”67 Proses evaluasi tersebut tidak hanya dilakukan satu kali tetapi berulang kali, agar nantinya program kegiatan yang dilakukan berjalan lebih baik lagi dan sesuai dengan ketentuan yang ada.
4.3 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti peroleh dapat dikatakan bahwa program-program PR PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah dirancang sedemikian rupa dan tetap berpegang pada eksistensinya sebagai bagian dari masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain. PR Bank Mandiri tidak hanya terfokus pada program-program yang bersifat praktis, rutin namun ada juga program-program 65
Op.cit. hasil wawancara dengan Dr. Soediono Op.cit. hasil wawancara dengan Ibu Gitayana 67 Op.cit. hasil wawancara dengan Bapak Iskandar Tumbuan 66
93
yang dibuat secara terstruktur dan terencana dalam upaya meningkatkan citra atau image perusahaan. Program atau kegiatan yang dilakukan oleh PR Bank Mandiri ini sesuai dengan peran atau fungsi mereka. Fungsi tersebut antara lain fungsi internal communications, fungsi external communications, fungsi corporate event dan fungsi media relations. Fungsi internal communications antara lain membantu menyebarluaskan corporate identity, berita korporasi, insiatif, program dan kegiatan Bank Mandiri kepada internal stakeholders ; membantu membangun budaya perusahaan yang kuat diantara internal stakeholders ; menjalin hubungan baik dengan dan diantara internal stakeholders ; membuat strategi komunikasi untuk program-program internal ; melaksanakan program internal Membantu Corporate Communications Department Head untuk meng-update bagian komunikasi internal dalam Buku Panduan Corporate Communications sesuai perkembangan baru : membantu Corporate Communications Department Head dalam issues management: membantu
Corporate
Communications
Department
Head
dalam
crisis
management Fungsi external communications antara lain : membantu menyebarluaskan corporate identity, berita korporasi, insiatif, program dan kegiatan Bank Mandiri kepada external stakeholders ; menjalin hubungan baik dengan external stakeholders ; membuat strategi komunikasi untuk program-program eksternal ; melaksanakan program Corporate Social Responsibility dan program korporat lainnya; membantu Corporate Communications Department Head untuk meng-
94
update
bagian
Communications
komunikasi sesuai
external
dalam
perkembangan
Buku
baru
;
Panduan
Corporate
membantu
Corporate
Communications Department Head dalam issues management ; membantu Corporate Communications Department Head dalam crisis management Fungsi corporate event antara lain : me-manage pengadaan berbagai event yang dilaksanakan Bank Mandiri. Mulai dari penyelenggaraan road show di berbagai kota di Indonesia, tempat Bank Mandiri beroperasi, talk show, seminar, exhibition, internal event, bahkan termasuk pula pengadaan event dari grup lain. Fungsi media relations antara lain : membantu menyebarluaskan corporate identity, berita korporasi, insiatif, program dan kegiatan Bank Mandiri kepada dan melalui media ; menjalin hubungan baik dengan media (media relations) ; membuat strategi komunikasi dengan media ; monitoring media dan laporan harian, membuat analisa media berkala berdasarkan PEL (Publicity Effectivenss Level) dan audit media ; Membantu Corporate Communications Department Head untuk memperbaharui bagian Corporate Publicity dalam Buku Panduan Corporate Communications sesuai perkembangan baru ; Membantu Corporate Communications
Department
Head
dalam
issues
Membantu
Corporate
Communications Department Head dalam crisis Landasan bagi PR yang efektif adalah kebijaksanaan dan kegiatan yang terpercaya demi kepentingan publik, tetapi kebijaksanaan dan tindakan yang baik itu sendiri tidak cukup untuk memperoleh good will. Hanya melalui pemahaman mengenai kebutuhan, nilai dan aspirasi publiklah manajemen dapat merumuskan suatu kebijakan yang terpercaya, hanya melalui informasi kepada publik
95
mengenai kebijaksanaan dan kegiatan organisasi atau perusahaan, manajemen dapat berharap memperoleh pengertian dan good will. Komunikasi yang efektif merupakan hal yang sangat esensial bagi seorang PR yang baik. PR merupakan keseluruhan bentuk komunikasi yang terencana baik itu keluar maupun kedalam, yakni antara organisasi dengan publiknya dalam rangka mencapai tujuan spesifik atas dasar adanya suatu pengertian. Oleh karena itu, komunikasi dapat diwujudkan dengan kegiatan atau program-program PR, salah satunya adalah kegiatan Community Relations merupakan bentuk tanggung jawab sosial (CSR) perusahaan terhadap publiknya yaitu komunitas. Kegiatan community relations ini dilakukan juga oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., karena komunitas merupakan bagian penting dari perusahaan yang akan memberikan nilai positif dalam jangka panjang. Kegiatan community relations Bank Mandiri lebih dikenal dengan kegiatan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), lebih dekatnya CSR itu pada program Bina Lingkungan. Oleh karena itu, kegiatan PKBL Bank Mandiri memiliki program yang disebut Mandiri Peduli. Program Mandiri Peduli terdiri dari enam kategori yaitu, program mandiri peduli pendidikan, program mandiri peduli kesehatan, program mandiri peduli budaya, program mandiri peduli olahraga, program mandiri peduli usaha kecil dan program mandiri peduli lingkungan. Kegiatan community relations dalam program Mandiri Peduli tersebut dilaksanakan oleh tim PKBL yang berkoordinasi dengan Corporate Secretary Group khususnya Corporate Communication Department atau Komunikasi
96
Korporasi. Dalam Bank Mandiri Corporate Communication dapat diartikan sebagai PR, karena departemen tersebut juga menjalankan tugas dan fungsinya yang hampir sama dengan PR. Oleh karena itu, program-program PR yang ada di Bank Mandiri telah dirancang sedemikian rupa dan tetap berpegang pada eksistensinya sebagai bagian dari masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain. Hal ini sesuai dengan visi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yaitu Bank terpercaya pilihan anda sedangkan misinya adalah peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan. Latar belakang CSR atau PKBL Bank Mandiri adalah sebagai bank terbesar
di
Indonesia,
masyarakat
mengharapkan
Bank
Mandiri
dapat
menunjukkan tanggung jawab sosial dengan berpartisipasi dalam kegiatan dan program kemanusiaan dan bidang-bidang yang dapat meningkatkan kesejahteraan Dari Latar belakang tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai adalah pertama, sebagai salah satu upaya untuk membina hubungan baik dengan berbagai pihak di lingkungan tempat perusahaan mengembangkan bisnis, dan yang kedua, sebagai salah satu cara atau upaya untuk memperkuat dan meningkatkan citra atau image, sebagai perusahaan yang secara konsisten menunjukkan kepedulian pada masyarakat. Kegiatan membina hubungan baik dan meningkatkan image bagi suatu perusahaan adalah suatu keharusan bagi perusahaan yang memiliki banyak khalayak, sehingga dalam hal ini Public Relations memiliki peranan yang sangat penting untuk menjalankan kedua hal tersebut, agar apa yang dilakukan oleh
97
perusahaan dapat bermanfaat bagi khalayak khususnya khalayak eksternal seperti komunitas. Hasil yang akan diperoleh sebuah perusahaan ketika mengelola hubungan baik adalah adanya kepercayaan yang kuat dari komunitas, dan loyalitas dan kepedulian komunitas terhadap perusahaan, karena komunitas menganggap bahwa perusahaan telah membantu kehidupan mereka dengan maksimal. Hal tersebut jika dilakukan secara terus menerus akan membantu perusahaan dalam membangun image yang baik. Hal inilah yang sangat disadari oleh Bank Mandiri yang memiliki khalayak eksternal yang sangat banyak seperti komunitas. Sehingga mereka merasa perlu membuat kegiatan community relations yang sesuai dengan kebutuhan komunitas. Oleh karena itu, dalam membuat sebuah kegiatan community relations, Bank Mandiri melakukan lima tahapan yaitu proses pengumpulan
data
(fact
finding),
perencanaan
(planning),
pelaksanaan
(actuating), pengawasan (monitoring) dan evaluasi (evaluating). Tahap yang pertama yaitu pengumpulan data (fact finding), dalam tahap ini Bank Mandiri memperoleh data dari orang lain, karyawan, komunitas atau masyarakat yang memberikan informasi kepada Bank Mandiri melalui surat, proposal atau secara lisan yang disampaikan ke kantor cabang atau kantor pusat secara organisasi. Proses pengumpulan data yang dilakukan oleh Bank Mandiri ini memiliki kelebihan yaitu data yang diperoleh oleh perusahaan dapat dipertanggung jawabkan dan akurat. Sehingga bantuan yang akan diberikan adalah bantuan yang
98
membantu dan bermanfaat bagi komunitas yang menerimanya. Akan tetapi kekurangannya adalah prosedur yang cukup rumit dan memakan waktu yang terlalu lama, sehingga untuk kegiatan – kegiatan yang membutuhkan bantuan cepat, akan mengalami hambatan. Tahap kedua yaitu perencanaan (planning), dalam tahap ini untuk membuat sebuah kegiatan community relations, perlu membuat tema, konsep, jenis kegiatan, bantuan yang diberikan dan penanggung jawab dari kegiatan tersebut. Oleh karena itu, perencanaan merupakan hal yang penting agar kegiatan yang dibuat sesuai dengan tujuan, visi dan misi Bank Mandiri. Tahap ketiga yaitu pelaksanaan (actuating) yaitu melaksanakan program atau kegiatan sesuai dengan yang direncanakan. Biasanya untuk melaksanakan sebuah program Bank Mandiri selalu bekerja sama dengan pihak ke tiga yaitu yayasan atau lembaga-lembaga sosial yang diseleksi terlebih dahulu. Tahap keempat yaitu pengawasan (monitoring) adalah tahap mengawasi atau memonitoring pelaksanaan dari kegiatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung artinya pihak Bank Mandiri melihat secara langsung ke lapangan kegiatan yang dilakukan sedangkan secara tidak langsung menggunakan media baik cetak maupun elektronik untuk memantau kegiatan community relations. Tahap kelima yaitu evaluasi (evaluating) tahap ini merupaka tahap untuk menilai atau mengevaluasi kegiatan yang sudah dilakukan, apakah sesuai dengan tujuan, visi, misi perusahaan dan apakah sesuai dengan rencana kegiatan yang dibuat.
99
Dalam tahap evaluasi tersebut, Bank Mandiri melakukan evaluasi kegiatan community relations yang dilaksanakan oleh yayasan atau lembaga sosial yang sudah ditunjuk maupun yang diberikan secara langsung oleh Bank Mandiri. Evaluasi dilakukan melalui laporan pertanggung jawaban kegiatan dan keuangan untuk setiap bantuan yang sudah diberikan, kemudian dilakukan audit oleh tim auditor
untuk
mengecek
keuangan
yang
sudah
terpakai.
Jika
terjadi
penyelewengan dana, maka sanksi akan diberikan kepada pihak yang mengeluarkan dana yaitu tim PKBL, dan pihak pelaksana kegiatan yaitu lembaga atau yayasan yang ditunjuk. Ke lima tahapan tersebut dilakukan oleh Bank Mandiri, karena Bank Mandiri ingin setiap bantuan yang mereka berikan kepada komunitas dapat tersampaikan dan digunakan secara baik dan benar. Selain itu, Bank Mandiri juga menginginkan dana yang mereka keluarkan dapat dipergunakan dengan sebaikbaiknya tanpa ada penyimpangan. Dalam uraian dari tahapan-tahapan di atas, diketahui bahwa Bank Mandiri melakukan kerja sama dengan pihak ketiga untuk melaksanakan kegiatan community relations. Pihak tersebut antara lain yayasan atau lembaga-lembaga sosial yang berfungsi sebagai perantara dalam menyalurkan bantuan kepada komunitas. Lembaga atau Yayasan yang bekerja sama dengan Bank Mandiri ini, biasanya ditunjuk berdasarkan bantuan yang ingin diberikan oleh pihak Bank Mandiri, misalnya saja dalam bidang kesehatan, Bank Mandiri bekerja sama dengan PPTI untuk membantu pengobatan penderita TBC dan dalam bidang
100
lingkungan seperti pembangunan infrastruktur, salah satunya Bank Mandiri bekerja sama dengan Yayasan Nurani Dunia. Latar belakang Bank Mandiri memilih yayasan atau lembaga tersebut adalah bahwa lembaga-lembaga ini sudah memiliki kredibilitas dan dapat dipercaya bisa menjalankan program yang sesuai dengan keinginan perusahaan, karena setiap bulan yayasan atau lembaga tersebut akan memberikan laporan pertanggung jawaban kepada Bank Mandiri, tetapi jika mereka memberikan bantuan tersebut secara langsung kepada masyarakat ditakutkan tidak sesuai dengan peruntukkannya dan akan banyak terjadi penyimpangan dalam penggunaan dana tersebut, karena tidak adanya laporan pertanggung jawaban. Kegiatan community relations yang dilakukan oleh PPTI dalam menyalurkan bantuan yang diberikan oleh Bank Mandiri antara lain adalah biaya pemeriksaan laboratorium dahak atau Mantoux test untuk anak-anak, biaya pemeriksaan radiologi paru, bantuan transportasi penderita pada saat mengambil obat dan biaya konsultasi dokter. Bantuan ini sangat diperlukan oleh penderita TBC yang 75%nya berasal dari keluarga miskin atau tidak mampu. Selain kegiatan tersebut, ada beberapa kegiatan lain yang dilakukan oleh Yayasan Nurani Dunia sebagai pihak ketiga yang ditunjuk oleh Bank Mandiri, kegiatan tersebut antara lain tahun 2002 pembangunan gedung sekolah di desa Cisarua, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, tahun 2003 sampai 2005 pemberian beasiswa bagi mahasiswa yang memiliki kepedulian sosial, tahun 2005 sampai 2007 pembangunan rumah untuk korban tsunami di daerah Neuheun,
101
Aceh dan tahun 2008 pemberian genset untuk training center di daerah Menasah Manyang. Dilihat dari sisi Public Relations PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dalam meningkatkan corporate image, maka bisa dikatakan sudah cukup berhasil. Sebuah keberhasilan dalam meningkatkan corporate image adalah menciptakan hubungan yang baik, erat, berkesinambungan serta saling menguntungkan. Hal tersebut juga bisa dilihat dari tanggapan PPTI dan Yayasan Nurani Dunia sebagai pihak ketiga yang menerima bantuan dari Bank Mandiri kepada komunitas secara langsung, mereka menyatakan bahwa kegiatan community relations yang dilakukan oleh Bank Mandiri merupakan kegiatan positif, karena program atau kegiatan tersebut sangat membantu mengurangi kesulitan yang dialami oleh masyarakat khususnya warga miskin atau tidak mampu. Sehingga image di mata pihak ketiga maupun komunitas sampai saat ini baik. Dari pernyataan tersebut juga dapat dilihat bahwa yayasan atau lembagalembaga sosial sebagai pihak ketiga serta komunitas sangat setuju dan mendukung kegiatan CSR tersebut, karena mereka merasa kebutuhannya diperhatikan oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Secara keseluruhan kegiatan community relations dalam meningkatkan corporate image yang dilakukan oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., jika dikaitkan dengan konsep yang ada maka sudah sesuai, hal ini bisa dilihat bahwasannya Bank Mandiri sudah melakukan suatu kegiatan untuk menjalin hubungan yang harmonis dan baik antara perusahaan dengan komunitasnya. Hubungan tersebut dilakukan untuk membuktikan bahwa perusahaan memiliki
102
tanggung jawab sosial (CSR) dan kepedulian terhadap komunitas. Sehingga citra perusahaan atau corporate image menjadi semakin baik di mata khalayak eksternal khususnya komunitas. Dalam pelaksanaan kegiatan community relations ini mengalami beberapa hambatan yaitu pertama, pengawasan (monitoring), hal ini disebabkan karena Bank Mandiri tidak bisa mengawasi secara langsung bantuan-bantuan yang diberikan kepada komunitasnya, karena sampai saat ini pengawasan yang dilakukan hanya sebatas laporan-laporan berkala yang dibuat oleh lembaga atau perkumpulan yang ditunjuk dan dipercaya oleh Bank Mandiri. Kedua, bantuan yang diberikan secara langsung kepada komunitas, biasanya bantuan yang sifatnya tidak terencana atau responsive, sehingga ketika kita memberikan bantuan ke mereka, bantuan tersebut tidak dipakai dengan seharusnya. Hal ini disebabkan tingkat pendidikan dan tingkat pengetahun mereka yang kurang. Saat ini, hambatan-hambatan tersebut tidak menjadi penghalang bagi Bank Mandiri untuk selalu memberikan bantuan kepada masyarakat yang sangat membutuhkan, hal ini didasari atas sikap tanggung jawab sosial (CSR) dan kepedulian perusahaan terhadap kehidupan masyarakat.
103
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya mengenai penerapan tanggung jawab sosial (CSR) perusahaan dalam kegiatan community relations PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. untuk meningkatkan corporate image, maka kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut : 1. Public Relations PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah melakukan kegiatan community relations sebagai bentuk penerapan atau implementasi tanggung jawab sosial (CSR) perusahaan terhadap komunitasnya, dan menjadikan kegiatan community relations ini sebagai salah satu agenda resmi perusahaan yang harus dilakukan setiap tahunnya. 2.Tujuan CSR Bank Mandiri adalah sebagai salah satu upaya untuk membina hubungan baik dengan berbagai pihak di lingkungan tempat perusahaan mengembangkan bisnis dan sebagai salah satu cara untuk memperkuat dan meningkatkan reputasi dan citra, sebagai perusahaan yang secara konsisten menunjukkan kepedulian pada masyarakat. 3.Kegiatan community relations yang dilakukan oleh Bank Mandiri biasanya bekerja sama dengan pihak ketiga seperti yayasan atau lembaga baik milik pemerintah maupun swasta. Pihak ke tiga tersebut dipilih berdasarkan atas kepercayaan, keterbukaan dan tidak berorientasi pada keuntungan.
104
4.Kegiatan community relations sebagai implementasi CSR yang dilakukan oleh Bank Mandiri dibuat dalam program Mandiri Peduli. Mandiri Peduli terdiri dari beberapa ruang lingkup yaitu Mandiri Peduli Pendidikan, Mandiri Peduli Kesehatan, Mandiri Peduli Olah Raga, Mandiri Peduli Lingkungan, Mandiri Peduli Budaya dan Mandiri Peduli Usaha Kecil. 5.Program Mandiri Peduli Lingkungan diwujudkan oleh Bank Mandiri, salah satunya dalam bentuk pembangunan rumah bagi masyarakat yang selamat (survivors) akibat bencana gempa bumi dan tsunami di Aceh, khususnya di Desa Neuheun, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar. Program ini bekerja sama dengan Yayasan Nurani Dunia. 6.Program Mandiri Peduli Kesehatan merupakan bentuk kepedulian Bank Mandiri terhadap kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat tidak mampu yang ingin berobat. Oleh karena itu, Bank Mandiri bekerja sama dengan PPTI, memberikan bantuan untuk biaya pengobatan bagi penderita TBC yang tidak mampu. Biaya pengobatan seperti pemeriksaan dahak, konsultasi dokter, rontgent, dan lain sebagainya. 7.Kegiatan community relations dilaksanakan oleh Corporate Communication Department Bank Mandiri bekerja sama dengan tim PKBL dengan menggunakan lima tahap yaitu fact finding, planning, actuating, monitoring, dan evaluating. a.fact finding yaitu tahap mengumpulkan data dan informasi dari berbagai baik pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.
105
b.Planning yaitu merencanakan kegiatan community relations berdasarkan data-data yang ada. Tahap ini harus dilakukan dengan matang agar, kegiatan yang direncanakan sesuai dengan visi dan misi perusahaan. c.Actuating yaitu melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana program yang sudah dibuat. Pelaksanaan kegiatan biasanya diberikan kepada lembaga atau yayasan yang suadh ditunjuk oleh Bank Mandiri d.Monitoring yaitu mengawasi kegiatan yang sudah dilaksanakan baik secara langsung maupun tidak langsung. e.Evaluating yaitu mengevaluasi kegiatan melalui laporan pertanggung jawaban yang dibuat oleh yayasan atau lembaga pelaksana kegiatan community relations. 8.Kegiatan community relations yang dilakukan oleh Bank Mandiri sudah baik, hal ini dapat dilihat dari citra atau image perusahaan yang semakin baik dan tanggapan positif dari yayasan atau lembaga maupun masayarakat yang menerima bantuan dari Bank Mandiri.
5.2 Saran Dari hasil kesimpulan pada penelitian ini, maka penulis memberikan saran-saran, adapun secara praktis dan secara akademis, sebagai berikut : 5.1.1 Saran Akademis a.Tanggung jawab sosial perusahaan yang lebih dikenal dengan CSR memiliki banyak sisi yang dapat digali serta dipelajari dalam bidang ilmu komunikasi khususnya dalam bidang Public Relations.
106
b.Penelitian ini juga memberikan wawasan baru bagi akademis untuk mengelola tanggung jawab sosial perusahaan yang diimplementasikan dalam kegiatan community relations. Hal ini dikarenakan, kegiatan tersebut dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan citra perusahaan di mata stakeholder eksternal, khususnya komunitas.
5.1.2 Saran praktis Saran praktis yang dapat disampaikan oleh peneliti adalah : a. Bank Mandiri harus mempublikasikan kegiatannya kepada masyarakat secara langsung maupun melalui media massa kepada penerima bantuan dan masyarakat secara umum. Publikasi ini sangat diperlukan, karena dapat meningkatkan image perusahaan dari kegiatan tersebut. b.Disamping kegiatan community relations bersifat formal, hendaknya juga ditempuh jalur-jalur non-formal seperti mengadakan pertemuan dengan para tokoh masyarakat setempat dan juga warga sekitar setiap beberapa bulan sekali. Dari pertemuan yang dilakukan diharapkan terbentuk komunikasi yang efektif antara kedua belah pihak sehingga dapat diketahui apa saja kebutuhan, keinginan, serta permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat sekitar. Dengan begitu pihak PR PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dapat menindaklanjutinya dengan membuat program kegiatan community relations yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dari masyarakat sekitar. Diharapkan dengan adanya program tersebut masyarakat dapat mendukung keberadaan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
107
DAFTAR PUSTAKA Abdurrachman, Oemi, Dasar-dasar Public Relations, Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2001 Anggoro, M. Linggar, Teori dan Profesi Kehumasan (Serta Aplikasinya di Indonesia), Jakarta : Bumi Aksara, 2004 Cutlip, Scott M., Allen H. Center, dan Glenn M. Broom, Effective Public Relations, Edisi kedelapan, Indonesia : PT INDEKS Kelompok Gramedia, 2005. Effendy, Uchjana Onong, Human Relations Dan Public Relations, Bandung : CV. Mandar Maju 1993. ----------, Ilmu Komunikasi (Teori dan Praktek), Edisi Kesembilanbelas, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005. Hendrik, Budi Untung, Corporate Social Responsibility, Cetakan Pertama, Jakarta: Sinar Grafika, 2008. Iriantara, Yosal, Community Relations Konsep dan Aplikasinya, Cetakan Pertama, Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2004. Jackie, Ambadar, CSR Dalam Praktik di Indonesia, Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 2008. Jalaludin, Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung : Rosdakarya, 2004. Jefkins, Frank, Public Relations, Edisi kelima, PT. Gelora Aksara Partama, 2002. Kriyantono, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2006. ----------, Public Relations Writing (Media PR Membangun Citra Korporat), Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2008. Moore, H. Frazier, Hubungan Masyarakat (Prinsip, Kasus dan Masalah) Dua, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2000. Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007. Muslimin, Hubungan Masyarakat dan Konsep Kepribadian, Malang : Universitas Muhamadiyah Malang, 2004.
108
Pace, R. Wayne dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005. Ruslan, Rosady, Manjemen Humas dan Komunikasi Konsep dan Jakarta: Rajawali Press, 2001.
Aplikasi.
----------, Manajemen PR dan Media Komunikasi (Konsepsi dan Aplikasi), Edisi Revisi, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005. Soemirat, Soleh dan Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005.
Sumber Lain : Annual Report PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. tahun 2007 www.bankmandiri.co.id www.pkbl-mandiri.co.id Company Profile PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. tahun 2008
Roles & Responsibility Corporate Secretary Wakil WakilDirektur Direktur Utama Utama Corporate Corporatesecretary secretary Group Head Group Head
BOD BOD //BOC BOC Project Management Office
Corporate Corporate Communications Communications - Develop strategy for corporate communications plan & Maintain - Handle media relations, internal & external communications - Organize corporate event (e.g. Mandiri’s Independence Day)
Quality Assurance & Compliance
Corporate Staff
Capital CapitalMarket Market Assurance Assurance - Ensure regulatory compliance & disclosure (BI, BAPEPAM, JSX etc) - Prepare corporate documentation - Execute corporate action in a timely manner (including holding AGMs)
Terdepan, Terpercaya. Tumbuh bersama Anda
Office OfficeOf OfThe The Board Board - Provide secretarial support to Directors & Commisioners - Arrange meetings, apointments etc. - First point of contact for external parties - Arranging visa, passport, tickets etc.
Planning Planning&& Operations Operations - Monitoring and tracking performance of corporate secretary group - Provide administrative support to directors & commissioners and provide administrative support for Corporate Secretary Group (e.g. payment, reimbursement, timesheet, lodging, logistics)
0
Security Security - Planning & Monitoring security System of Bank Mandiri - Held on ISO 9001:2000 For Security System
Brand Brand Standardization Standardization - New Brand Development - New Brand Implementation
0
Struktur Organisasi Corporate Secretary
Project Management Office
Corporate Corporatesecretary secretary Group Head Group Head
BOD BOD // BOC BOC
Unit Baru/penambahan -Permanen member -Non permanane member Quality Assurance & Compliance
Corporate Staff
Tata Usaha Pimpinan
Corporate Corporate Communications Communications
Media Relations External communicatio ns Internal Communicatio ns
Capital CapitalMarket Market Assurance Assurance
Capital Market Corporate Actions
Corporate Events
Office OfficeOf OfThe The Board Board
Planning Planning&& Operations Operations
Security Security
Pengamanan Kantor Pusat
Performance Management
Board Secretariat 13 Secretary of Dir & Com (15) Secr. Pengganti (2)
Pengamanan VIP Board Support 11 Pengamanan Asset
Clerk (6) Non Clerk (19) Outsource(13)
Board Protocol Clerk (4)
Administration Clerk (8) Non Clerk (3) Outsource(3)
Administration Clerk (8)
1
Pembinaan Kantor Cabang
Brand Brand Standardization Standardization
Brand Development Brand Implemetatio n Clerk (4)
Administrasi & Perlengkapan Investigasi LitBang
Terdepan, Terpercaya. Tumbuh bersama Anda
1
1
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PERUSAHAAN
1. Apakah di dalam perusahaan ini terdapat divisi Public Relations ? 2. Apa yang melatarbelakangi pembentukan divisi Public Relations tersebut ? 3. Apakah di dalam kegiatan PR tersebut, terdapat kegiatan untuk komunitas ? (Alasannya) 4. Menurut anda apa yang dimaksud dengan CSR ? 5. Apakah kegiatan community relations sebagai implementasi dari CSR, wajib dilakukan oleh suatu perusahaan ? (Alasannya kenapa) 6. Bagaimana proses komunikasi yang dilakukan oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. terhadap komunitasnya mengenai kegiatan community relations tersebut ? 7. Bisa anda jelaskan, tahapan-tahapan apa saja yang dilakukan oleh Bank Mandiri, dalam kegiatan community relations tersebut ? 8. Dalam proses pelaksanaan kegiatan community relations, apakah ada hambatanhambatan yang terjadi pada saat pelaksanaan ? (Sebutkan hambatan-hambatan tersebut) 9. Apakah kegiatan community relations yang dilakukan oleh Bank Mandiri, merupakan program rutin perusahaan atau hanya dilakukan pada saat tertentu saja? 10. Dalam kegiatan community relations tersebut, apakah segala biaya yang dikeluarkan berasal dari perusahaan atau ada bantuan dari pihak luar ? 11. Apakah kegiatan community relations tersebut berpengaruh terhadap citra perusahaan? (Alasannya kenapa ) ?
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK YAYASAN
1. kegiatan community relations, apa yang pernah dilakukan oleh Bank Mandiri untuk Perkumpulan atau Yayasan di tempat anda ? (Alasan) 2. Dari mana anda mengetahui kegiatan community relations tersebut ? (Alasannya) 3. Menurut anda, apakah kegiatan community relations tersebut bermanfaat ? (Alasannya) 4. Apakah kegiatan community relations tersebut sering dilakukan oleh Bank Mandiri ? 5. Apakah anda mengetahui kegiatan community relations yang lain, yang pernah dilakukan oleh Bank Mandiri ? (Berikan contohnya) 6. Apakah anda juga berharap kegiatan tersebut bisa berkelanjutan ? (Alasannya) 7. Menurut anda, bagaimana citra perusahaan yang dimiliki oleh Bank Mandiri saat ini ? (Alasannya) 8. Apakah anda memiliki saran atau kritik tentang kegiatan community relations yang dilakukan oleh Bank Mandiri ?
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK MASYARAKAT
1. Kalau boleh tahu nama bapak atau ibu siapa ? 2. Sudah berapa lama bapak atau ibu berobat di klinik JRC ? 3. Selama ini, pengobatan atau pemeriksaan yang bapak atau ibu lakukan, apakah membayar sendiri atau mendapat bantuan ? 4. Apakah bapak atau ibu tahu, bantuan tersebut berasal dari mana ? 5. Apa, tanggapan bapak atau ibu tentang bantuan tersebut ?
HASIL WAWANCARA Narasuumber : Bp. Dr. H. Soediono, MPH Jabatan
: Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat PPTI
Lokasi
: Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) JL. Sultan Iskandar Muda No. 66-A Kebayoran Lama Utara.
P : Bapak di PPTI selaku apa ? J : Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) P : Bagaimana proses kerjasama antara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dengan PPTI ? J :Prosesnya itu panjang. Jadi mula-mula Ketua Umum kita Ibu Ratih Siswonoyudohusodo itu ada pembicaraan dengan pimpinan Bank Mandiri, soal Bank Mandiri ingin memberikan bantuan, tapi berupa apa masih belum tahu. Tapi kita diminta untuk membuat sebuah proposal barangkali sudah sampai tiga kali, karena proposal untuk penanggulangan TB itu kan harus suatu proposal yang sedemikian rupa, sehingga dapat dinilai secara tidak kualitatif tapi kuantitatif, karena dia mau memberikan uang kan, jadi tidak bisa. Pertama-tama kita usulkan, karena tugas pokok PPTI untuk adalah penyuluhan kepada masyarakat tentang TBC, kita mengajukan proposal tentang penyuluhan, setelah saya pikir-pikir, wah bagaimana ini, kita nanti menilai penyuluhan, apakah banyaknya yang disuluh, kan bukan. Sebenarnya penyuluhan itu kan target akhirnya seberapa jauh orang-orang yang disuluh itu bisa membawa penderita TBC untuk berobat dan sampai seberapa jauh orang yang berobat itu bisa sembuh, itu kan. Ini sukar untuk dikuantifikasi, saya pikir kalau saya usulkan demikian maka kemungkinan untuk ditolak itu besar karena tidak bisa dinilai, sebab penyuluhan dan sebagainya itu kan penilaiannya secara jangka panjang. Oleh sebab itu, suatu kegiatan merubah, merubah sesorang itu dari orang tidak mengerti, menjadi orang mengerti dari orang mengerti menjadi orang yang melaksanakan kan perjalanannya panjang, itu kan bertahun-tahun, itu susah. Terus saya bikin lagi yang kedua, saya mau mengikutsertakan rumah-rumah sakit Pemerintah ataupun rumah-rumah sakit Swasta yang ada di Jakarta untuk bersama-sama PPTI melaksanakan pengobatan TB dengan strategi DOTS, strategi TB itu dengan DOTS sekarang, DOTS itu (Directly Observe Treatment Shortcources, ya jadi orang yang diobati itu harus dinilai atau diawasi terus menerus selama 6 bulan, nah ternyata setelah kami jajaki kembali, yang akan kami usulkan itu ternyata rumah-rumah sakit itu pada tahun 2004 belum melaksanakan DOTS, kita tidak bisa sebab secara Internasional para penderita TBC itu harus dengan sistem
DOTS, trus setelah saya cek ke Rumah Sakit A, wah kita belum melaksanakan ini pak, B ya, ada lagi yang saya sudah melaksanakan tapi nanti kalau ada yang lain masuk bagaimana kita mempertanggung jawabkannya, wah pokoknya susah akhirnya. Lalu yang ketiga di Jakarta itu ada 3 klinik PPTI, satu disini, satu di jalan Baladewa, satu di Muara Angke. Dari ketiga-tiganya itu sejak tahun 1997 november telah melaksanakan pengobatan penderita dengan sistem DOTS. Lalu saya membuat proposal untuk 3 Rumah Sakit itu, eh apa namanya untuk klinik-klinik itu, tapi saya tidak melaksanakan sekaligus tiga klinik. Saya mengadakan uji coba dulu di klinik yang sini, itu yang pertama, nah tahun 2004 itu klinik PPTI pusat ini yang kita ajukan untuk mendapatkan bantuan dari hibah Bank Mandiri dalam rangka CSR itu untuk membebaskan biaya pengobatan dari penderita. Penderita itu memang obatnya bebas, karena dapat bantuan dari pemerintah, tetapi untuk pemeriksaan dahak, pemeriksaan rontgen, pemeriksaan dokter, dan lain-lainnya itu kan gak bebas, ya dan karena kita tahu, bahwa penderita TBC itu 75%nya itu orang-orang yang miskin, nah itu yang kita ajukan. Jadi pengajuan pertama itu untuk klinik, di sini, itu untuk gak banyak banget paling 180an penderita, nanti ada angka semuanya akan saya sampaikan, terdiri dari pertama membebaskan penderita untuk pemeriksaan dahak, diagnosa penyakit TB itu harus pemeriksahaan dahak, membebaskan penderita dari pemeriksaan rontgent, klo untuk anak-anak kecuali rontgent juga untuk mantoux test, lalu ketiga memberikan bantuan transportasi untuk penderita. Kalau penderita itu kan selama 6 bulan harus bolak balik kemari, ya jadi setiap bulan itu 2 klai dia datang, setiap kali datang kita kasih bantuan uang tidak banyak cuma lima ribu, lima ribu rupiah.Ya jadi, nah itu, yang keempat bantuan sekedarnya untuk biaya konsultasi dokter cuma 30.000 selama 6 bulan, jadi gak seberapa kan sebetulnya, nah itu disetujui, kalau disetujui ya sudah, kita pertama klinik ini dulu untuk berapa pasien nanti ada angkanya. Dan setiap bulan kita memberikan laporan, jadi laporan itu lain dengan laporan TB yang ada untuk program, laporan TB untuk program itu complecated ya, memang seluruh dunia sama tapi untuk Bank Mandiri, kita harus membuat laporan yang mudah dicerna oleh seorang pemberi dana. Jadi misalkan bulan ini, kita mendapatkan penderita sekian ya, terus kan dari sekian ini, yang sembuh nanti berapa, yang gagal berapa, yang meninggal berapa, yang pindah berapa, yang DO berapa, dan selama setiap bulan itu, kita laporkan uang yang telah digunakan berapa, digunakan untuk pemeriksaan dahak berapa, pemeriksaan rontgent berapa, untuk honor dokter berapa. Jadi, setiap bulan walaupun di dalam proposal, saya laksanakan setiap bulan, ya jadi supaya dia itu bisa tahu berarti, saya itu sudah mengobati orang sekian, yang gagal sekian, yang DO sekian. Itu tiap bulan, terus setelah tahun pertama kelihatannya orang Bank Mandiri puas, terus kita tingkatkan kembali pada tahun kedua, tahun 2005 kalau tidak salah, meliputi poliklinik di sini dan poliklinik di Muara Angke, ya, tapi jumlahnya itu semakin banyak lagi. Pertahun itu misalkan targetnya 100, kita itu bisa mencapai lebih dari 100 jadi selalu naik, angka kesembuhannya juga baik, mungkin beliau-beliau di Mandiri juga puas, terus pada tahun ketiga kita memasukkan klinik PPTI di bantul Yogyakarta. Setelah di sana itu ada gempa
dan tsunami, saya gak tahu, terus memasukkan, karena saya lihat di sana itu banyak masyarakat yang masih tinggal di tenda-tenda ya kan menyebabkan, apa namanya penularan TB tinggi. Terus yang tahun keempat, kalau gak salah tahun ini, kita apa namanya memasukkan juga, kecuali yang ada di sini, Muara Angke, Bantul, dan yang ada di Jalan Baladewa. Itu sebuah hal yang besar. Target saya itu 3.000 penderita dan yang diberikan bantuannya itu lebih dari lima ratus juta, itu prosesnya begitu. P : Tanggapan dari pasien atau masyarakat sendiri dengan adanya bantuan hibah dari Bank Mandiri itu ? J : Saya tidak pernah apa namanya mewawancarai mereka ya, mungkin anda lebih baik. Kalau saya yang ngomongkan highest, ya. Jadi, tapi kalau saya lihat, jumlah penderita itu meningkat, apakah meningkat karena orang Mandiri atau karena memang jumlah penderita meningkat, saya tidak tahu. P : Harapan bapak, apakah kegiatan ini ingin dilanjutkan terus gitu ? J : Iya, soalnya begini itu penyakit TB merupakan permasalahan yang berat di Indonesia, di dunia masuk dalam urutan ke 3 yang memiliki penderita TB paling besar. Ini merupakan hal yang memalukan, kan ya, kalau penduduk kita habis karena hal itu. Kemudian dengan adanya krisis ekonomi, krisis keuangan global dan lain-lain, jelas jumlah penderita TBC bertambah, apalagi dengan adanya HIV/AIDS ya, itu kalau orang dengan HIV/AIDS daya tahan tubuh turun, maka akan mudah terserang penyakit TBC, dan kalau sudah terkena pada penderita HIV, maka angka kematiannya tinggi. Oleh karena itu, jelas kalau Mandiri masih mau, kita akan bantu. Saya kira demikian. P : Jadi kegiatan yang dilakukan oleh Bank Mandiri disini, memberikan bantuan untuk biaya pengobatan ? J : Iya, biaya pengobatan, sebab obat-obatan kita mendapatkan gratis dari Pemerintah itu yang dilakukan oleh Bank Mandiri. P : Kalau Bapak sendiri tahu bahwa Bank Mandiri pernah memberikan bantuan kepada tempat lain ? J : Setelah itu baru kita tahu, karena waktu kita sama-sama duduk di sini, dia mengatakan, bahwa dia juga memberikan seperti untuk pendidikan ya, malah suatu ketika Bank Mandiri pernah minta saya, tolong pak, saya dibikinkan suatu contoh bangunan puskesmas. Kelihatannya dia ingin membangun suatu puskesmas, nanti dikelola sebentar, lalu diserahkan kepada masyarakat, ya, karena saya dulu bekerja di Depkes, sudah saya serahkan, tapi follow upnya bagaimana saya gak tahu. Jadi kelihatannya banyak kegiatannya, tapi kita aja yang tidak tahu, dari situ masyarakat juga menilai. P : Saran dari Bapak untuk kegiatan CSR yang dilakukan oleh Bank Mandiri ?
J : Saya kira sekarang kita kerjakan saja, memang sebetulnya kita ingin meluaskan kegiatan tersebut tidak hanya di Jakarta saja, tapi juga di beberapa kota di luar, tetapi saya juga sebagai orang PPTI harus menyiapkan dulu kan, jangan sampai kliniknya itu tidak becus, tapi kita minta uang kan gak bagus gitu ya. Jadi, saya juga belum berani untuk meluaskan ke klinik tersebut, padahal di Baladewa itu baru tahun ini juga membutuhkan biaya yang banyak, tapi karena saya gak, belum siap, nanti kalau uang tersebut diberikan gimana, karena uang itu kan amanah. P : Menurut bapak, Bank Mandiri itu seperti apa pak ? J : Saya tidak tahu ya, yang jelas, yang saya itu jadi nasabah Bank Mandiri sejak tahun 1990an, karena Pegawai Negri itu perlu membuka rekening untuk gaji saya apa masuk, sampai sekarang juga, jadi gak ada masalah, ya. Jadi, kalau secara global tentang Bank Mandiri sendiri, saya kira sudah baik. Saya tidak berani menilai, saya tidak mempunyai pembanding dengan Bank lain, ya.
HASIL WAWANCARA Narasumber
: Bp. Iskandar Tumbuan
Jabatan
: Team Leader Media Relations PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Lokasi
: Kantor Pusat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. JL. Gatot Subroto Kav 36-38 Jakarta
P : Apakah di dalam perusahaan ini terdapat divisi Public Relations ? Dan apa yang menjadi latar belakang pembentukan divisi tersebut ? J : Disini memang ada PR, tapi namanya bukan PR, namanya komunikasi korporasi yang tugas dan fungsinya hampir sama dengan kegiatan PR. Komunikasi korporasi ini memiliki empat fungsi yaitu fungsi media relations, fungsi internal communications, fungsi external communications, fungsi corporate event, dan satu lagi, kami memiliki fungsi administrasi yang tugasnya adalah membantu dalam proses administrasi atau keuangan dari setiap kegiatan PR yang kami jalankan. Latar belakang pembentukan komunikasi korporasi, ini mungkin Bank Mandiri melihat bahwa komunikasi merupakan hal yang terpenting untuk membentuk suatu citra perusahaan agar menjadi lebih baik lagi. Oleh sebab itu, komunikasi korporasi di bentuk di Bank Mandiri, kira-kira begitu ya. P : Dari program-program yang dilakukan oleh komunikasi korporasi, apakah ada kegiatan yang ditujukan untuk komunitas ? (Alasannya, kenapa) J : Pasti kami memiliki program-program, tapi jika dikaitkan dengan komunitas, maka itu sangat tergantung dari siapa komunitasnya. Misalnya kami dua tahun ini memiliki program Wirausaha Muda Mandiri atau WMM. Program WMM ini sasarannya adalah para mahasiswa baik sudah selesai maupun yang belum selesai. Program Wirausaha Muda Mandiri ini kita laksanakan, agar para mahasiswa dapat berwirausaha sehingga dapat membuka lapangan kerja tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga orang lain. Oleh sebab itu, komunitas dalam program WMM adalah mahasiswa. P : Menurut anda apakah yang dimaksud dengan CSR tersebut ? J : Corporate Social Responsibility merupakan kepedulian sosial perusahaan. Klo untuk Bank Mandiri lebih biasa disebut bukan dengan kata-kata CSR, tapi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan itu merupakan produk dari Badan Usaha Milik Negara. Jadi, ada Undang-Undang yang mengatur bahwa setiap BUMN itu, mereka diwajibkan untuk melakukan program-program seperti yang disebut dengan CSR tanggung jawab sosial perusahaan. Nah, di BUMN, Badan Usaha Milik
Negara dinamakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, lebih dekatnya CSR itu di Bina Lingkungannya yaitu antara lain tadi memberikan bantuanbantuan kepada misalnya bencana alam yang langsung sporadis, reaktif artinya suatu yang harus kita bantu pada saat itu, seketika kita bantu. Di Bank Mandiri, selain yang reaktif ada juga proaktif. Proaktif itu artinya yang memang benar-benar kita program. Kita bukan, programnya sekarang sudah berjalan 2 tahun, kita namakan program Wirausaha Muda Mandiri, apa sih Wirausaha Muda Mandiri, dan apa niatnya, kenapa, bagaimana, sasarannya itu adalah klo kita sebut komunitas, yang tadi dikatakan, yang kita sasar adalah para mahasiswa, yang mereka masih belajar bahkan mereka yang sudah selesai S1, itu kita berikan pengetahuan tentang wirausaha. Kenapa harus dilakukan hal itu, karena disadari oleh Bank Mandiri bahwa kalau kita melakukan beberapa survei dan beberapa hal yang dilihat ternyata saat ini di Indonesia, pertama juga orang-orang yang akan, yang selalu setelah selesai, mencari pekerjaan, nah dengan kita kita memberikan workshop bagaimana berwirausaha, kita harapkan nantinya para mahasiswa tidak mencari pekerjaan tapi mereka membuat sendiri usahanya, nah kemudian apa, kita mengambil contoh-contoh para mahasiswa yang sudah punya usaha, ini kita lombakan agar para mahasiswa ini pun melihat bahwa ada teman-temannya yang sudah berhasil, sehingga ini membuka alat motivasi bagi mahasiswa-mahasiswa itu untuk lebih melihat contoh yang positif. Selama 2 tahun ini sudah kita lakukan, terakhir kemarin di bulan November itu ada 6 juaranya dari dua kategori. Kategori pertama adalah S1 dan kategori kedua adalah yang pasca S1, di dalam workshop kita, kita datangi ke beberapa kota besar, kemudian kita minta para pakar-pakar untuk berbicara di hadapan para mahasiswa itu lebih kurang di dalam kegiatan kita, di 10 kota besar itu, seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Makasar, Palembang, Medan, 8 kota besar ya. Dari kegiatan workshop kita selama beberapa hari lebih kurang hampir 1.000, sorry lupa saya angka berapa mahasiswa yang ikut dalam workshop itu. Nah, mereka kita undang untuk ikut dalam workshop, kemudian pembicaranya pun, kita cari pembicara yang bagus seperti siapa Ciputra, kemudian ahli marketing kita Rhenald Kasali, itu kita ajak antara lain yang kita ajak mahasiswa untuk mendengarkan pengalaman-pengalaman bahkan beberapa hal yang mereka lihat dari mahasiswa ini, pembicaranya sangat kompeten, mereka senang, ada satu contoh, ada satu model. Nah dari serangkaian kegiatan itu, di kota-kota besar itulah, kita mencari para usahausaha mahasiswa itu untuk kita lombakan, siapa yang akan menjadi pemenang di tahun 2008, nanti ada datanya ada, nah kira-kira itulah kegiatan yang dilakukan oleh Bank Mandiri baik yang secara langsung membantu maupun yang sudah kita program. Wirausaha Muda Mandiri itu lebih dekat kepada bidang perbankan ya, CSR kita itu kita cari yang tepat, kalau kita lihat Unilever, program dia program CSRnya lebih banyak ke sesuatu yang berdekatan dengan air ya, karena apa produk-produk Unilever itu, produk yang membutuhkan air kosmetik, sabun. Oleh sebab itu, mereka bikin program air bersih. Program bikin air bersih di seluruh Indonesia, supaya apa?, supaya selain mereka peduli dengan lingkungan sekitarnya, masyarakat
juga aware kepada produk yang dia miliki, mereka ingat bahwa, oh ada sabun ini, itu buatannya si Unilever, kemudian Unilever juga cenderung sangat peduli bahwa air kotor itu gak baik, walaupun pada akhirnya dia akan ini loh gunakan sabun, tapi masayarakat tetep diajak, tetep harus bersih, awalnya adalah membersihkan lingkungannya sendiri. Nah, itulah kegiatan CSR yang sangat berdekatan dengan perusahaan. Mandiri juga melihat hal seperti itu, CSR kita berdekatan dengan perusahaan. Ketika para mahasiswa ini sudah punya usaha, mereka nanti harus mencari dan membesarkan usahanya kemana, ke Bank, kita bina mereka yang tadinya skalanya mikro menjadi menengah, jadi small, jadi besar. Nah, CSR ini erat kaitannya dengan kegiatan Bank sendiri, produk itu sendiri, dan kebutuhan dari lingkungan ya kira-kira begitu. P : Apakah kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) wajib dilakukan oleh suatu perusahaan ? (Alasannya kenapa) J : Wajib, di dalam Undang-Undang Kementrian Negara, BUMN memang mewajibkan setiap perusahaan untuk menyisihkan sampai dengan 4 persen dari laba bersih kepada lingkungan, untuk lingkungan diwajibkan, kenapa wajib ?, wajibnya kenapa, karena perusahaan tidak dapat hidup sendiri ya, perusahaan gak bisa hidup sendiri, dia butuh orang-orang yang ada di sekitarnya. Pabrik klo dia sendiri, dan hal-hal CSR gak ada, kemudian apa yang terjadi polusi, dia gak mau bertanggung jawab, masyarakat dianggap gak ada, artinya apa biarin aja deh asap, biarin aja, tapi kalau dia peduli, dia peduli dengan lingkungan, dia akan menjaga, menjaga bahwa disekitarnya harus nyaman, bahwa disekitarnya harus sehat, agar tertata lingkungannya, misalnya di satu pabrik pengairannya kurang baik, irigasinya kurang baik, tempat dia membuang limbahnya juga kurang baik yang terkena siapa ?, masyarakat. Padahal di sekitar pabrik itulah para karyawannya tinggal, ya. Jadi ini wajib dilakukan oleh perusahaan, menurut saya, begitu juga untuk Bank Mandiri, wajib kita lakukan sebagai contoh sederhana, ketika kita punya cabang ya disuatu lingkungan, pertokoan atau di lingkungan kampung tentunya, ketika kita gak punya hubungan baik, orang tidak merasa bahwa ini perlu dijaga, ini Bank Mandiri, bahwa Bank Mandiri bagian dari kami di lingkungan ini, bahwa dengan adanya bank kami cepat sewaktu-waktu kebutuhan untuk mengambil uang apa segala macam, mereka akan melihat Bank Mandiri itu lebih enak dan lebih dekat dan dia juga sangat memperhatikan kami di lingkungan itu. Kira-kira begitu, oleh sebab itu, ada program-program bantuan dari Bank Mandiri untuk masyarakat di sekeliling kantor, masyarakat di sekeliling kompleks perumahan. Setiap Idul Adha, lebaran kurban selalu Mandiri mendekatkan diri kepada masyarakat di lingkungan terdekat dari Mandiri, memberikan bantuan kurban ya, artinya memang secara teori dalam PR memang ada bahwa lingkungan itu menjadi bagian dari suatu perusahaan. Secara sadar kita memang paham itu penting dan wajib diadakan, untuk tahun ini Mandiri sendiri sudah diberikan keputusan dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang memang punya mandat untuk memberikan keputusan kepada
perusahaan bahwa sebesar 2% dari laba Bank Mandiri harus disisihkan untuk kegiatan PKBL, 2% dari laba sekian milyar rupiah angkanya. Kegiatan CSR mandiri sekian milyar rupiah, karena apa labanya Mandiri sendiri tahun lalu hampir tiga sekian trilyun dengan begitu dari tiga sekian trilyun, 2%nya untuk program PKBL atau yang biasa disebut CSR. P : Apakah dalam proses komunikasi tersebut menggunakan media massa sebagai salah satu tools ? (Alasannya) J : Ini media massa, itu penting dan wajib karena apa ?, salah satunya masyarakat, publik komunitas akan cepat tahu apabila koran-koran yang berada di lingkungan mereka menyiarkan, memberitakan bahwa bantuan ini merupakan sesuatu yang diberikan oleh Bank Mandiri untuk mereka, kita langsung sampaikan ke mereka bisa juga tapi jangkauan kita ke komunitas atau masyarakat di luar komunitas, itu akan lebih cepat bila kita menggunakan apa, media. Misalnya kegiatan kita di Bandung, ada koran Pikiran Rakyat yang lokal Bandung, tapi ada juga koran-koran Nasional dengan kegiatan workshop kita Wirausaha Muda Mandiri dilakukan di Bandung, hampir orang yang punya koran Kompas, koran Bisnis Indonesia, koran Republika yang berada di luar Bandung juga tahu. Nah, ketika mereka tahu, mereka yakin bahwa, oh Mandiri suatu perusahaan besar yang sangat peduli dengan lingkungan, nah kita wajib kasih tahu semuanya, sehingga ketika kita lakukan sesuatu dan mereka tahu, begitu tahu bahwa Mandiri adalah perusahaan yang sangat peduli dengan lingkungan, masyarakat pun akan menjaga mudah-mudahan, menjaga, Mandiri ini menjadi bagian dari kehidupan mereka. Saya kira, apa yang akan kita raih, imagenya ya, karena kegiatan CSR itu adalah bagian dari kegiatan yang dilakukan dengan fungsi komunikasi, kegiatan bagian dari Public Relations definisi awal, definisi sederhana Public Relations itu adalah ujung-ujungnya adalah image, ya. Komunikasi terus menerus, kontinu, message, image ya sederhana kan. Nah, CSR ini adalah kita ikutkan dengan kegiatan PR agar tingkat penerimaan, agar image tercipta, image yang positif. Sehingga komunitas itu juga akan tahu persis bahwa kepedulian ini perlu dilaksanakan dengan baik. P : Bagaimana proses atau tahapan yang dilakukan oleh Bank Mandiri dalam membuat suatu program CSR atau PKBL ? J : Tahapannya pengumpulan data ini seperti contohnya begini bantuan-bantuan kayak bantuan renovasi masjid, gereja atau yang lainnya. Nah, data kita kumpulkan, data kita kumpulkan bisa dari orang lain, bisa dari karyawan, bisa dari komunitas, bisa dari masyarakat, mereka memberikan informasi ke kami dengan surat, dengan lisan atau dengan proposal itulah bahwa gereja kami, masjid kami runtuh dan perlu dibangun, kerena lingkungan kami tidak mempunyai dana yang cukup, kami minta bantuan kepada Bank Mandiri, gitu kira-kira ya. Nah, surat atau informasi lisan atau tertulis tadi akhirnya disampaikan entah dari cabang atau dari karyawan ke Bank Mandiri, ke kantor
secara officially, secara organisasi dari situ tim PKBL tadi akan merespon, dia akan meneliti bener gak sih sekolah ini, gereja ini, masjid ini, kuil ini perlu dibantu, ternyata benar, ketika benar kita gak serta merta memberikan uang itu, kita harus yakinkan bahwa apa yang kita sampaikan ke mereka itu benarbenar jadi, barang itu jadi benar. Oleh sebab itu, ketika kita bantu, itu ada ada supervisinya, ada supervisor yang melihat dari tahap peletakkan batu pertama, membangun, sampai akhir itu diserahkan. Pada saat penyerahannya pun itu benar-benar kita yakinkan bahwa itu semua sudah baik dan siap dipakai. Jadi, gak serta merta terus kita tinggalin, karena apa, karena PKBL ini, karena CSR ini diaudit. Kita keluarkan uang sekian milyar itu bukan artinya bisa dipakai begitu saja, tapi juga ada proses audit tim, dilihat oleh auditor benar gak sih uang ini, klo gak benar itu bisa jadi masalah bagi si pemegang uang tadi, PKBL, bisa apa, dia bisa masuk delik-delik pidana, karena apa dipakai untuk kepentingan apa pribadi. Nah, untuk menghindari itulah perlu adanya kita kumpulkan data, kita survei tempatnya, setelah survei, kita evaluasi, evaluasi baru kita berikan bantuan, kemudian kita terus ikut monitoring sampai sejauhmana program itu, bantuan itu, kita selesaiin, kita yakinkan sesuai gak dengan peruntukkan, sesuai gak dengan kalau bikin bangunan harus berapa kali berapa, ukurannya, paku, segala macam gitu yah, supaya gak runtuh, 2 bulan sudah runtuh, jebol. Nah, seperti itu sehingga apa uang yang kita keluarkan itu gak sia-sia. Itupun kita masih harus panggil media, kenapa selain fungsi publikasi juga sebagai kontrol sosial sama seperti salah satu fungsi dari media adalah apa fungsi kontrol, fungsi pengawasan, benar gak sih Mandiri. Kadang kala informasi itu justru datangnya dari mana, dari pemberitaan media, bahwa bangunan sekolah, bahwa anak-anak SD di kecamatan A, sekolah dengan atap langit dan ketika kita lihat, kita baca dan kita perhatikan di koran, di majalah atau di televisi. Kemudian dari kantor pusat bisa melakukan, hei kamu coba lihat, kita perintahkan orang cabang untuk melihat lokasi tadi, benar gak ini seperti yang disampaikan oleh media, kemudian laporan dari cabang itu benar sangat-sangat memprihatinkan, bisa kita bantu pak, oh seberapa besar bantuan, coba lihat usulkan, lihat bangunan sekolahnya, berapa kali berapa, diukurlah bangunan itu, pak untuk sekolah bangunannya ada 2, 3 lokal pak yang perlu dibantu karena yang tiga lokal itu sudah gak layak lagi digunakan untuk tempat proses belajar mengajar, setiap saat runtuh, setiap saat ambruk, setiap saat apa, ok, 3 lokal, satu lokalnya berapa kali berapa, 4 x 6 meter kalikan 3, 4 x 6 x 3 sekian meter persegi dikalikan rupiahnya untuk bangunan yang ideal, layak itu tiap meter perseginya berapa ratus ribu misalnya, ketemulah angkanya dari angka itulah yang diusulkan ya. Sampai proses yang terakhir. P : Dalam proses pelaksanaan CSR, apakah ada hambatan-hambatan yang terjadi pada saat pelaksanaan ? (Sebutkan hambatan-hambatan tersebut) J : Hambatannya antara lain apabila satu lingkungan itu tidak bisa melaksanakan prosedur-prosedur yang kita kita inginkan. Mereka nganggep uang ini sudah kita terima, ya kita habisin aja, kita bangun aja, itu salah satu hambatan.
Hambatannya karena tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan di lingkungan itu, gak seperti yang kita pikirkan bagi mereka, klo mereka sudah mendapat bantuan ya, bantuan itu menjadi hak mereka, tapi untuk perusahaan bantuan tadi bukan semata-mata dikasih karena kita harus bertanggung jawab atas apa yang kita keluarkan, sehingga kadang kala akhirnya situasi itu menjadi hambatan, kira hambatannya antara lain itu. P : Kalau untuk hambatan-hambatan di bidang lain misalnya bidang kesehatan itu, hambatannya seperti apa ? J : Bidang kesehatannya seperti gini, kita gak bisa monitor langsung sampai seberapa jauh, misalnya klo kita terakhir memberikan bantuan kepada TBC ya, monitoring kita dengan pihak Rumah Sakit itu atau apa PPTI, itu mereka akan memberikan laporan per berapa bulan kepada PKBLnya. Nah, kita gak bisa yakin bahwa apakah sudah betul, apakah sudah sehat semuanya karena hasil dari apa yang kita berikan. Kira-kira hambatan-hambatannya gak terlalu banyak sebenarnya. Kami kan perlu diyakini uang yang kita berikan itu, bantuan yang kita berikan itu tidak merupakan bantuan yang sia-sia artinya dari pihak PPTI itu juga harus segera memberikan laporan kepada kita, bahwa ini loh penggunaannya. Nah, laporan itu sudah pasti sampai ke kita. Jadi hambatan besarnya sih gak sebenarnya ada, gak ada karena kita yakin PPTI itu adalah lembaga yang juga dapat dipercaya, mereka bisa lakukan itu, mungkin bukan di lembaga-lembaga yang formal kali, tapi ketika kita memberikan bantuan sosial di bidang kesehatan, karena misalnya ada banjir, kemudian kita berikan obat-obatan begitu saja, nah mungkin hambatannya adalah kita gak tau sampai seberapa jauh obat-obatan itu bisa dimiliki oleh si orang yang terkena musibah seperti itu, karena kita full kepada misalnya di daerah itu ada panitianya, nah panitianya sendiri yang bisa kita lihat sampai sejauhmana mereka mendistribusikan barang-barang tadi kepada orang-orang yang memang memerlukan barang-barang itu, klo lembaga tadi sorry, sebenarnya gak ada hambatan sama sekali. Malah kami lebih suka berhubungan dengan lembaga-lembaga yang memang sudah punya nama, yang jelas penggunaan uangnya pun gak lari kemana-mana. P : Apakah aktivitas CSR yang dilakukan oleh Bank Mandiri, merupakan program rutin perusahaan atau hanya dilakukan pada saat tertentu saja ? J : Yang rutin, yang memang terprogram tadi Wirausaha Muda Mandiri, klo yang bukan terprogram seperti bantuan-bantuan langsung ya, bencana alam misalnya di Tapanuli, Tangerang, itu yang langsung. P : Dalam aktivitas CSR tersebut, apakah segala biaya yang dikeluarkan berasal dari perusahaan atau ada bantuan dari pihak luar ? J : Batas maksimalnya 4 % itu Undang-Undangnya, kemudian tergantung kepada RUPS ketika RUPS menentukan program CSR itu untuk tahun ini misalnya
hanya ditetapkan 2 % dari laba saja, kita harus menggunakan 2 % tersebut, kita gak boleh ambil uang dari tempat lain. Jadi gak ada sumber lain. P : Apakah aktivitas CSR tersebut berpengaruh terhadap citra perusahaan ? (Alasannya kenapa ) J : Sangat, bukan sangat adalah salah satu penyumbang dari tingkat citra perusahaan. Jadi, citra perusahaan adalah disumbang antara lain satu-satunya adalah dengan kegiatan ini, masih ada hal-hal lain yang mempengaruhi citra, kinerja termasuk ya, kinerja operasional. Itu termasuk penyumbang saran, sumbang citra perusahaan. Nah, CSR termasuk, gak-gak, gak semuanya itu dari CSR. P : Mengapa CSR di bidang kesehatan ini Bank Mandiri tidak mencantumkan, pemberian bantuan seperti kepada penderita HIV AIDS, narkoba itu juga kan bagian dari kesehatan ? J : Kalaupun itu belum ada artinya program itu memang belum diusulkan, artinya apa kalau kita membuat itu menjadi banyak, konsentrasi kepada programprogram CSR juga akan luas itu juga gak baik dalam pembentukan penyatuan citra ya, akan baik sebenarnya apabila program CSR itu dibuat sedemikian rupa terprogram, sehingga kita yang melakukan pun jelas, fokus. Nah, klo yang cepluk, cepluk, cepluk itu ada di mana-mana kita bantu, bantu, bahkan kadang kala salah dan kurang tepat sasaran kita bantu, karena apa saking terlalu pedulinya kita kepada lingkungan, itu harus dibantu, gak taunya pas kita bantu, kita lihat-lihat lagi, wah itu cuma bantuan bikin lapangan basket, bantuan bikin lapangan badminton. Lingkungan yang sebenarnya itu dia sendiri yang harusnya bangun, karena kompleks perumahan yang bagus, yang setiap rumahnya, klo diurun-urun dapatlah jadi lapangan badminton, karena kita sok peduli, udah bantu, itu akibat klo gak ada program khusus yang benar-benar terpadu tentang CSR. Nah, oleh sebab itu, Bank Mandiri dengan contoh programnya CSR Wirausaha Muda Mandiri, itu yang menjadi alat kita untuk membantu supaya fokus, pembentukan citranya juga jelas bahwa Mandiri, bank punya program CSR sangat dekat dengan bidang usaha, wirausaha-bank, ya, yang dibantu siapa mahasiswa, komunitasnya mahasiswa, kemudian programnya apa wirausaha, wirausaha ini sangat dekat dengan Bank, karena apa dia butuh biaya ketika si mahasiswa punya usaha, dia gak punya uang, dia langsung ingat oh Mandiri ya. Sehingga apa citra Mandiri, dilingkungan calon-calon nasabah kita nanti 5,6 tahun kemudian, malah nggak, ini publik yang sangat potensial ya. Sasaran kita yang sangat potensial di kemudian hari adalah para pelajar. SD sudah dikasih tahu tentang Bank, SMP mereka sudah tahu tentang Bank, SMA sudah tahu tentang Bank, klo kita punya program-program itu, kita sampaikan ke mereka, ke anak-anak dari SD, TK bahkan yang ditancap di kepala mereka, yang di tahu apa, oh Mandiri, oh Bank Mandiri, ya, itu calon-calon yang bakal, kita akan mendapatkan keuntungan di kemudian hari, gak langsung. Ketika SD, kita gak bisa dapat
apa-apa dari dia, dia gak bisa nabung, yang nabung bapak ibunya, benar gak, tapi kalau kita tanamkan ke mereka dengan program CSR, program pendidikan dibidang cara menabung seperti apa, misalnya seperti itu SD, SMP, SMA sampai dengan kuliah, dia punya usaha yang paling dekat di kepala dia Mandiri, lima tahun kemudian, dia jadi usaha baru, dia akan berbank dengan Bank Mandiri. Itu salah satu unsur CSR yang paling dekat dengan perusahaan, itu sangat efektif dan efisien untuk membuatkan menjadi suatu citra yang lebih terukur, klo kita dengan beberapa, apa segala macam itu gak terukur, kita gak bisa ngukurnya dengan baik.
HASIL WAWANCARA Narasumber
: Ibu Gitayana, M.L.I.S
Jabatan
: Member Board Of Trustees Yayasan Nurani Dunia
Lokasi
: Yayasan Nurani Dunia Jl. Proklamasi No. 37 Jakarta Pusat
P: Menurut Ibu, pengertian kegiatan CSR sendiri apa ? J: Kegiatan CSR itu adalah Corporate Social Responsibility ya, jadi itu memberikan tanggung jawab dari si perusahaan untuk memberikan kembali kepada masyarakat. Klo, jadi dia itu sebetulnya sich, klo yang baik itu bukan kewajiban ya cuma sekarang kan jadi semacam kewajiban dari Pemerintah, ya, tapi kalau yang baik itu bukan kewajiban tapi itu memang eheh... jadi tanggung jawab merekalah, apa yang sudah mereka dapat keuntungan yang sudah mereka dapat dari masyarakat itu ada yang dikembalikan untuk masyarakat. P: Kegiatan CSR yang dilakukan oleh Bank Mandiri di Yayasan Nurani Dunia ? J: Jadi kita kerja samanya udah cukup lama ya. Ini tadi saya baru lihat, 2002 kita mulai, 2002 itu kita mulai dengan membangun ada satu sekolah di desa Cisarua, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta daerah terpencil lah, gitu. Nah, itu di sana ada satu sekolah yang gedungnya sudah bobrok, lah gitu, udah kelasnya cuma tiga, muridnya 250 trus gurunya dua, sorry gurunya 2 kepala sekolah sama guru. Nah, kita pas lihat itu, ya itu udah kondisinya, gitu. Lalu kita akhirnya kerja sama dengan Bank Mandiri salah satunya. Untuk yang program ini tidak hanya Bank Mandiri cuma Bank Mandiri yang utamalah, ya, mulai dari situ kita mulai kerja sama dengan Bank Mandiri untuk membangun kembali sekolah itu dimulai dari, kita juga membeli tanah dibelakangnya, kebetulan yang punya tanah kasih harga murah, karena untuk sekolah, terus mulai mendesignnya, mulai membangunnya. Bangunnya kita juga gotong royong. Jadi, kita, kita kan dalam kerja ini gak mau kontraktor, gitu ya, kasih kontrak berapa orang, jadi kasih kontrak ke orang, jadi kontraktor kan. Jadi, kita maunya, kita lakukan sendiri dan juga dengan masyarakat, ada tukang, tukangnya ada, tapi masyarakat itu bergiliran, jadi mereka seminggu sekali ada yang inilah, ada jadwalnya gitu. Apalagi di Purwakarta kasusnya banyak yang laki-lakinya kerja di luar situ, karena ini cukup jauh gitu dari Purwakarta, ke sana itu masih cukup jauh, daerahnya terpencil banget. Di situ kita mulai dengan Bank Mandiri, 2002. Lalu setelah itu 2003 sampai 2005, kita ada kasih beasiswa, kita kerja sama dengan Bank Mandiri untuk kasih beasiswa untuk mahasiswa. Jadi, beasiswa ini agak beda dengan yang lain. Biasanya yang lain itu murid berprestasi, tapi kurang mampu, gitu. Nah, disini kita mau
mengedepankan mahasiswa-mahasiswa yang punya aktivitas-aktivitas sosial, kegiatan-kegiatan sosial dan ya cukup berprestasi, ya, tapi gak harus sampai misalnya 3, kalau gak salah kita itu minimum IPKnya itu 2,5, tapi yang penting dia punya kegiatan, punya kepedulian sosiallah, gitu. Jadi, kita mau mengedepankan itu, memang dari itu prioritasnya yang kurang mampu, tapi klo misalnya ada yang kerjanya bagus, ya jadi prioritas yang kita lihat, itu sebetulnya lebih pada kepedulian sosial mereka, jadi itu kita 2 tahun 2003/2004, terus 2004/2005 sampai 2 tahun itu merekrut mahasiswa yang pertama itu di empat daerah. Saya lupa daerahnya mana. Tahun ke dua itu lebih besar, kalau gak salah 12. Sebetulnya mau lagi, kan tahun ke tiga tapi terus Bank Mandiri waktu itu ada masalah, jadi gak diteruskan. Nah, di misalnya yang di Jakartalah, gitu ya, yang kita mesti tangani, ini di beberapa kota gitu tempatnya, eh pertama tuh yang waktu, itu kan 2003 masih banyak konflik kan. Jadi, waktu itu banyak di daerah konflik, kalau gak salah di Jakarta, Ternate, Kupang, saya lupa deh tapi yang pasti Jakarta. Jadi, di Jakarta tiap-tiap wilayah itu 8 orang. Nah, mereka itu dapat dana, dapat beasiswa tapi mereka harus menyisihkan sebagian dari beasiswa itu, jadi nilainya cukup lumayan besar, ya 500. Jadi mereka harus 100 itu, mereka harus kumpulkan bersama, jadi mereka punya kas, jadi sistemnya kelompok per daerah gitu minimal punya, mereka punya kas, tiap bulan mereka mesti masukkan, nanti mereka mesti mengorganisir diri dan melakukan satu kegiatan. Jadi, mereka tetep melakukan kegiatan mereka, aktivitas sosial merakalah, apapun itu, tapi mereka juga harus melakukan satu kegiatan yang diorganisir bersama-sama, itu yang jadi emang agak beda ya. Jadi juga gak, udah gitu dari tiap misalnya Jakarta, kita ya harus memantau mereka juga terus, terus, gimana mereka bisa kerja sama, karena agak susah kayak di Jakarta, yang susah kan kampusnya beda-beda ada yang UI, ada yang UNJ, ada yang UIN, ada yang apa lagi ya, eh ada STIE apa, pokoknya yang tempatnya itu jauh-jauh dan mereka sibuk semua. Jadi untuk mengorganisir itu aja, sudah ini sendiri gitu. Jadi uniklah menurut saya itu. Terus setelah itu kan ada apa ini Aceh kan. Nah, mereka juga bantu waktu itu mereka setelah rehabilitasi, eh mereka itu, kami bukan mereka ya, kami membangun rumahrumahan di namanya desa Neuheun di Aceh besar. Jadi kan di Neuheun yang lebih ke dekat pantai itukan banyak yang hancur ya, banyak rumahnya yang hancur, Jadi agak eheh.... kebukitlah gitu. Nah, kita beli tanah di situ eh kami deh, kami beli tanah disitu lalu buat rencana untuk bangun rumah. Jadi, itu perumahan untuk orang-orang ini ya, apa namanya korban, prioritasnya untuk korban tsunami heeh. Nah, itu juga prosesnya cukup lama ya, kita bangun itu 2005-2007, sebetulnya prosesnya itu lamanya karena izin, karena kita beli tanah, ya kami beli tanah, lalu untuk mengurus izinnya itu cukup lama terus sementara itu, izin itu ada setengah tahun sendiri kali ya sampai dapat izin. Sementara kita juga gak berani bangun klo belum ada izinnyalah gitu. Jadi, waktu itu akhirnya kita, untuk supaya masyarakat sana juga percaya, kita buat rumah contoh di daerah perumahan korban. Itu ada dua perumahan yang kami buat, cuma yang satu itu dia gak sabar, dia gak sabar dan juga dia waktu itu ada masalahlah, dia merasa expectnya gak seperti yang diawal, padahal kan
semuanya ini kan, yang dua ini sebenarnya namanya rumah contoh. Jadi, kita untuk contoh dululah gitu, nanti sambil lihat apa sich masalahnya, terus biayanya gimana, masalah gotong royongnya gimana. Nah, dari situ kita ngelihat, kan ternyata yang tadinya, kan tingkat ininya, daknya tadi mau dak cor tapi akhirnya diganti dengan kayu, nah yang satunya marah, padahal karena itu, bukannya karena apa-apa cuma karena harganya tinggi jadi perhitungan kita salahlah. Jadi karena perhitungan salah berubah gitu loh. Jadi bila di lapangan gitu, nah sementara itu, terus yang ini juga udah mulai. Eh, jadi di situ kami juga pinginnya kan klo Nurani Dunia itu, klo kita melakukan pembangunan sekolah kembali atau pembangunan baru ya, itu maunya kan masyarakat itu kan ikut, warga masyarakat tuh ikut. Jadi, tidak hanya kita kerjain nanti selesai, udah, mereka nonton-nonton aja, gitu. Kita gak mau gitu, karena kita pingin mereka juga ada keterikatan gitu, ya dengan rumah, dengan sekolah, dengan rumah. Nah, jadi eh itu yang juga kita harapkan, tapi ternyata kan, agak sulit ya, karena juga banyak yang meninggal, yang laki-laki terus mungkin tenaga-tenaganya juga banyak, banyakan waktu sulit gitu, dan mereka juga biayanya cukup tinggi untuk upah si pekerja di situ. Akhirnya kita ambil, setelah berapa lama kok kayaknya gak terlalu lancar, akhirnya kita ambil eheh.... relawan-relawan dari Jawa, itu lumayanlah. Terus akhirnya, ya banyak masalah ya di sana, artinya cuaca juga bermasalah kalau apalagi, kalau bulan musim hujan gini, anginnya keras terus hujannya, jadi tukangnya suka susah kerjanya, terus juga eheh.... setelah udah kita bawa kerja dari Jakarta, ya memang sudah lebih lancar, tapi gitu ya, ada ajalah gitu ya kadang-kadang, akhirnya kita baru selesai 2007 kemarin. Nah, ya terus, dan juga pemilihannya itu, kami itu benar-benar berusaha menseleksi karena khusus di Aceh banyak satu orang satu keluarga bisa punya beberapa rumah gitu, jadi bisa eheh.... bisa inilah. Saya gak tau caranya, tapi bisa. Nah, kita mau menghindari itu, jadi kami gak mau-mau ini sendiri, cari sendiri. Jadi, kami melibatkan NGONGO lokal disitu, ada Gerak (Gerakan Anti Korupsi Aceh) terus Sorak itu juga kayak anti korupsi juga, terus sama di Neuheun itu kami juga membangun NGO namanya Yayasan Nurani Neuheun Mandiri. Nah, itu maksudnya supaya mereka, warga itu yang mengawasilah jalannya pembangunan di sana. Jadi, mereka bertiga yang menseleksi ada beberapa kriterialah itu mereka, jadi ada yang benar-benar korban, ada yang misalnya korban dari daerah lain atau yang akan tinggal disana. Jadi, buruh misalnya gitu, jadi mereka buat seleksi terus akhirnya mereka yang menseleksi sendiri gitu. Eh yang benar-benar kita harap, jaga supaya janganlah sampai ada itu dan rumah-rumah itu gak kami berikan, tidak kami berikan, tapi itukan Yayasan yang mengelola ini sekarang. Nah, mereka ini yang mengorganisir, masyarakat itu, dan rumah-rumah itu tidak kami ke mereka. Jadi, mereka gak bisa jual beli karena pengalaman di banyak tempat lain, daerah konflik yang dibuatkan rumah, terus mereka gitu jual. Nah, ini kami gak mau rumah ini, atas nama Yayasan, terus dan mereka tidak bisa memperjualbelikan gitu. Nah, yang terakhir, yang kami ada itu kemarin kan di Aceh itu, kami juga membangun training center. Ini eheh.... training center ini tempatnya di Aceh besar juga, tapi di namanya daerah Menasah Manyang, itu training center itu
donasi dari berbagai eh perusahaan ya ada GE, terus ada Unilever, Unilever Indonesia, ada UI ada satu NGO dari Amerika eh... Jadi, itu satu training center ada training centernya dua lalu ada kayak guest house-house disana, itu maksudnya training-training center untuk eh orang-orang Acehlah gitu, dan dengan kita tidak menarik, jadi biaya yang kita minta itu benar-benar untuk eh si gedung itu ya, untuk kemandirian gedung itulah ya gitu. Nah, cuma eh tempatnya cukup besar gitu ya, dan terakhir itu masalahnya masalah listrik, tunggu sorry bukan, kok saya jadi ingat PLN, soalnya PLN juga bantu gak masalah air, waktu itu air di sana rupanya gak bagus gitu, jadi kita mesti buat treatment khusus untuk air. Jadi, waktu itu kita, kami meminta kerja sama dengan Bank Mandiri, sebentar ya saya lupa air atau listrik, sebentar ya mbak ya. Pembangunan listrik. Training centernya sudah selesai, dan sudah mulai di pake. Nah, masalahnya dua waktu itu, listrik yang sering naik turun sama air. Airnya itu gak bukan air yang bersih. Jadi mesti di apa namanya mesti di treatment lagilah tuh air sampai bisa jadi air bersih. Jadi, ada dua itu, nah, saya makanya saya agak bingung, kalau gak salah sich sebetulnya yang untuk si Bank Mandiri ini sich Genset, supaya gensetnya itu kita dapat genset dari USA. Nah itu cuma gak ada, gak ada untuk mengoperasikan. Nah, itu cukup besar sampai dia bisa beroperasi untuk genset ini, akhirnya kami minta bantuan dari Bank Mandiri di sana itu, di Aceh. Jadi, itu sih, empat itu ya yang kami, empat ini yang besar-besar, yang kami kerja sama dengan Bank Mandiri. P: Berarti kegiatan yang dilakukan oleh Bank Mandiri ini rutin dilakukan ya, Bu? J: Ya, bisa dibilang bukan rutin dalam arti, klo rutin kan terus-terus ya, ini sih terpisah-pisah gitu loh, artinya yang di Purwakarta sekolah itukan, ya sekolah itu, udah selesai, beasiswa sekitar dua tahun udah selesai, terus ada lagi yang di Neuheun ini dua tahun juga terakhir air, tapi terus ada kegiatan ya tapi eh kegiatan itu bukan satu kegiatan, tapi kegiatan yang lepas-lepas semuanya. P: Terus kemudian kegiatan CSR ini, apakah memberikan manfaat yang besar juga buat Yayasan Nurani Dunia ? J: Iya sih, ya pasti apalagi yang mulai sekolah ya, itu sekolah yang benar-benar awal dari pembangunan sekolah-sekolah di sanalah, gitu, karena itu daerah terpencil orang tidak ada yang mau ngajar di situ kan. Jadi, karena jauh untuk misalnya dia tinggal di Plered aja itu ongkosnya aja udah sepuluh ribuan sekali jalan apalagi, pokoknya hampir besarlah, ya. Jadi, hanya ada satu guru dan kepala sekolah dengan kita bangun kan awal modal, awal bangun itukan Bank Mandiri yang lainnya ada, yang lainnya, juga perusahaan-perusahaan lain juga ada yang chif in cuma yang paling besarnya Bank Mandiri. Nah, dengan itu, kan kita gak hanya bangun, gitu, lalu udah meninggalkan, tapi kita juga gurunya. Nah, tapi ternyata ini cuma dua, gimana nih, gitukan. Nah jadi akhirnya kami mengusahakan supaya, eh orang-orang sana yang lulus SMA dikasih pelatihan untuk mereka bisa menjadi guru, akhirnya waktu itu dengan Mas Imam ya, kerja sama dengan Diknas, gimana nih supaya paling nggak
ada guru gitu loh, yang lulus SMAlah di training sekarang. Ok, boleh, akhirnya ada diseleksi, tapi mereka juga harus ada sekolah setelahnya. Jadi, habis itu, cukup banyak sekolah yang kurangnya guru, mereka yang ini apa, yang meneruskan jadi S1, mulai D3 terus kebetulan di Purwakarta itu ada namanya Universitas Pendidikan Indonesia cabang yang di Bandung. Nah, jadi, guru-guru itu ada yang D3, sekarang ada yang S1 gitu. Jadi, mereka inilah eh apa, ada dorongan untuk memajukan mereka sendiri. Sekarang juga sekolahnya udah bagus, terus gurunya udah cukup lengkap dan juga akhirnya setelah si sekolah ini, yang pertama kita bangun ternyata di tempat lain, di daerah itu juga banyak gitu. Ada yang cuma kita, kami tambah tiga ruangan kelas, ruang utamanya masih bagus, terus ada juga yang kami, ada yang satu yang satu tahun lalu benar-benar, tiba-tiba ambruk. Nah, gitu juga ada. Jadi, ada sekitar lima, enam sekolah di sekitar itu dengan pusatnya sich yang Cisarua 2 ini eh yang itu, waktu itu aja murid-muridnya dan waktu itu aja 250 ya, sekarang sudah lebih banyak gitu dan kami sampai sekarang terus berhubungan, Jadi, kalau ada pelatihan guru, juga mereka pasti kami libatkan gitu, terus-terusan. Jadi, kebetulan mas Imam itu juga buat ada Yayasan lain, Yayasan Cahaya Guru yang khusus untuk pendidikan guru. Nah, itu juga mereka tuh berkelanjutanlah pendidikannya, terus beasiswa ya, ini yang saya lupa ya angka-angkanya, cuma mungkin seratusanlah yang waktu itu, karena memang kami, karena ini kan beda ya gak jadi hanya kurang mampu, dan kurang dan dia berprestasi, jadi ini memang kita seleksi banget gitu. Terus rumah yang Neuheun itu sekitar 60an rumah dan kemarin sudah dan mereka senang gitu, karena banyak kasus di Aceh yang ehm... pembangunannya itu asal-asalan, jadi mereka gak suka dengan rumahnya gitu kan, ada yang di bongkar, ada yang mungkin di jual, atau apa gitu. Ini kan memang karena nanti dilihat fotonya, rumahnya itu bagus, konstruksinya bagus, jadi ehm.. sekarang banyak yang bertambah, dua tingkat bawahnya itu blong kosong cuma ada dapur sama wc, kamar-kamar di atas. Jadi, itu takut klo misalnya ada banjir, air bisa ngalir, gitu. Nah, sekarang mereka banyak tuh yang ditutup, ada yang inilah, pokoknya inilah, jadi apa namanya mereka merawatlah yang pasti dan itu cukup banyak keluarga, memang gak gak, NGO lain kan mungkin membuat ratusan gitu ya, ini kita 60an terus ya air ini sangat bermanfaat ya, untuk pelatihan, ah bukan sorry genset ini ya, untuk kelangsungan dari training center ini, karena training center ini selalu dipake ya. Ini baru ya tapi juga udah mulai dari beberapa bulan yang lalu tuh, udah mulai dipake. Saya lihat sih banyak, sangat bermanfaat banget. P: Kalau yang genset ini tadi, kira-kira bulan apa, bu ? J: Eh baru, genset tuh baru bulan lalu ya, kalau gak salah akhir tahunanlah ya. November, Desember, apa keluarnya baru Desember saya, karena waktu terakhir mas Imam ke sana itu, klo gak salah ada penyerahannya. P: Kemudian ini balik lagi ke depan bu, proses kerja sama antara Yayasan Nurani Dunia dengan Bank Mandiri awalnya itu gimana, Bu ?
J: Awalnya ya, waktu dulu sich sebetulnya mas Imam ya, saya gak tau, inikan awal waktu Purwakarta. Saya kurang tahu ya, jelasnya awalnya gitu, dengan adanya sekolah yang ambruk itu, lalu mas Imam kan tergerak untuk membangun lagi, gitu. Nah, itu saya mesti tanya sama mas Imam. Nah, saya gak tahu, karena sewaktu itu kami cuma manggil salah satu TVlah gitu ya, apakah terus mereka melihat tayangannya terus, terus mulai. Saat itu ya terusteruslah sampai saat ini. P: Kemudian, apakah setiap Yayasan Nurani Dunia melakukan kegiatan CSR memberikan laporan juga ke Bank Mandiri ? J: Iya, laporannya tertulis, laporan keuangan juga, laporan ini, kalau saya ingat, kalaulaporan yang Purwakarta ini saya mesti cari dulu ada atau nggak, tapi kalau Neuheun mestinya ada, cuma, tapi pas saya cari, mungkin waktu itu dikasih kita belum punya copy ya. Terus yang air ini belum, karena yang air ini, genset ini belum karena kita baru, yang beasiswa juga waktu progress gitu, kita kasih laporan. P: Harapan ibu untuk kerja sama ini gimana, apakah ingin terus berlanjut ? J: Iya, dari pengalaman kami kerja sama ya dengan Bank Mandiri, klo kami sih, klo misalnya memang bisa, ya kami akan senang sekali bisa kerja sama terus ya, dengan Bank Mandiri, karena kami udah tahu masing-masinglah, ya gitu. Cara kerja masing-masing udah saling mengerti dan mereka juga tahu bagaimana kami, gitu. Jadi, kami akan senang sekali klo bisa terus. P: Ibu sendiri tahu Bank Mandiri pernah memberikan bantuan ke Yayasan atau tempat lain ? J: Ehm... saya tahu ya, misalnya gini waktu pemberian beasiswa. Ini waktu kayak launchingnya gitu, mereka tuh juga mengadakan. Jadi, pas launching itu juga bersama dengan kegiatan Bank Mandiri yang sifatnya pendidikan, yang lain klo saya lupa. Pokoknya launchingnya beberapa program sekaligus yang itu cuma sama siapa, saya gak gak inget. P: Terus, kalau Ibu sendiri melihat Bank Mandiri itu seperti apa, dilihat dari citranya mungkin, itu seperti apa ? J: Kalau dari sisi kami ya, artinya bukan Banknya, kalau dari sisi kami sih melihat mereka kepeduliannya, mereka tinggi ya dan mereka ada, ada ehm.. keinginanlah ya untuk melakukan sesuatu dan itu kayaknya memang sudah ada di dalam Bank Mandiri itu mungkin, tapi yang kami sayangkan beasiswa tadinya kan sudah dua tahun 2003/2004, 2004/2005, mereka ada apa masalah waktu itu berhenti gitu. Padahal itu sayang, waktu itu kita mau meluaskan lagi wilayah ya lebih banyak dan mahasiswa juga lebih besar, tapi terus ini terhenti gitu, tapi saya gak tau apakah terus mereka sama NGO lain apa gimana, ya
tapi habis itu yang pasti karena waktu itu masalahnya emang jadi. Setelah itu, setelah dua tahun ini mulai yang lebih besar, jadi memang dananya lebih besar kan. P: Saran Ibu untuk kegiatan CSR yang dilakukan oleh Bank Mandiri ? J: Saran saya eh... ya klo misalnya Bank Mandiri memang ada dana, ya menurut saya, ya klo memungkinkan tuh benar-benar yang diperlukan gitu, yang diperlukan dan dilakukan dengan sebaik-baiknya. Jadi, apa yang mereka keluarkan itu tepat sasaranlah, jadi gak hanya, jangan kalau bisa jangan hanya kayak sinterklas aja, kita ngasih, udah gitu ya, tapi kalau bisa itu terus berkelanjutan. Jadi, gak hanya sampai situ aja dan juga membangun masyarakatnya, di masyarakat itu tidak hanya di beri kail tapi juga diorganisasikan supaya mereka bersama-sama bisa membangun, membangun masyarakat mereka sendiri, kayak Purwakarta. Jadi, di Purwakarta itu supaya mereka itu bisa sustain dalam kegiatan mereka semua dan yang lain-lainnya, kami membangun namanya Yayasan Pena Hijau. Nah, Yayasan itu terdiri dari ada Nurani ada tapi dan juga orang tua, guru, yang masyarakat sekitar situlah yang peduli. Jadi, kalau mereka ada apa-apa mereka bisa di situ gitu loh mengorganisasikannya dan ini terjadi di beberapa sekolah-sekolah yang ada di sana anggota-anggotanya. Nah itu, jadi mereka dan karena Yayasan juga bisa mencari dana ya, sendiri. Nah, dengan adanya Yayasan itu kami mengharapkan mereka akan bisa mandiri. P: Kemudian ini Bu, untuk pertanyaan tambahan saja, yang tadi inikan ada beberapa kegiatan CSR ini pertamanya direncanakan dulu oleh Yayasan Nurani Dunia baru disampaikan ke Bank Mandiri atau Bank Mandiri yang ini untuk program beasiswa sekolah, dengan kata lain sudah ditetapkan, atau seperti apa ? J: Kalau yang awalnya sih saya, kalau yang misalnya Neuheun Aceh, klo gak salah waktu itu, sebentar saya cek lagi. Waktu apa tsunamiAceh itu kan kami buat posko namanya Indonesia peduli. Jadi, itu gabungan beberapa NGO terus perusahaan-perusahaan. Nah, waktu itu, ini kantor Lexus ini lagi kosong gak ada yang nyewa, jadi kita pinjem satu bulananlah untuk naruh barangbarang. Nah, waktu itu Bank Mandiri juga ada relawan-relawan yang datang gitu. Nah, setelah kan sudah selesai masa tanggap daruratnya, kan rekonstruksi. Nah, lalu kita ngobrol gitu loh, ngomong ini apa yang bisa kita lakukan di Bank Mandiri, eh di Aceh kerja sama dengan Nurani untuk Aceh. Mereka ingin melakukan sesuatu di Aceh, akhirnya kita brainstorming, lalu lihat daerah ternyata yang paling dibutuhkan perumahan kayak gitu, biasanya, klo yang beasiswa itu terus terang awalnya tuh untuk memulai mas Imam, saya gak begitu tahu tapi biasanya kita mulai dengan ngobrol kayak gitu kirakira atau dia yang misalnya saya ingin buat beasiswa gimana, terus kita rancang bersama-sama, mereka setuju yang ini gitu, nanti jadinya. Nah, saya lupa banget ini, klo yang Purwakarta saya gak inget ya, gimana awalnya, tapi pokoknya itu ada sama Bank Mandiri.
HASIL WAWANCARA Nama : Bapak Wahyu Alamat : Kebayoran Lama P : Kalau boleh tahu nama bapak siapa ? J : Nama saya, bapak Wahyu P : Sudah berapa lama, bapak berobat di klinik JRC ini ? J : Saya sudah rawat jalan 6 bulan, karena sakit paru-paru P : Selama ini, pengobatan atau pemeriksaan yang bapak lakukan, apakah membayar atau mendapatkan bantuan ? J : Untuk berobat disini, saya tidaka bayar karena dapat bantuan dari pemerintah. Waktu saya berobat disini, saya hanya daftar ke loket, kemudian menunjukkan surat keterangan dari RT atau RW, setelah itu baru ditunjuk dokternya siapa, setelah itu saya di cek darah dan foto rontgent, setelah itu baru dirawat. Kalau untuk obat paket selama 6 bulan itu generik gratis, tapi klo untuk obat yang beli di apotik farmasi bayar sendiri tapi gak mahal sekitar 15.000, biasanya pasien yang beli obat di farmasi, mereka gak bisa pak obat generik karena terlalu tinggi dosisnya. Tapi klo saya cocok dengan obat generik. P : Apakah bapak tahu bantuan tersebut dari mana ? J : Setahu saya bantuan itu dari pemerintah. P : Apa tanggapan bapak tentang bantuan tersebut ? J : Saya merasa senang, karena saya, orang gak mampu jadi kalau ada bantuan kayak gini, beban saya untuk membayar obat dan pemeriksaan berkurang begitu. P : Oh, kalau begitu pak, terima kasih atas waktunya dan semoga lekas sembuh J : Iya, terima kasih.
HASIL WAWANCARA Nama : Ibu Maemunah Alamat : Kebayoran Lama P : Kalau boleh tahu nama ibu siapa ? J : Nama saya, Ibu Maemunah. P : Sudah berapa lama, ibu berobat di klinik JRC ini ? J : Saya sudah 6 bulan berobat disini. P : Selama ini, pengobatan atau pemeriksaan yang ibu lakukan, apakah membayar atau mendapatkan bantuan ? J : Pengobatan sama pemeriksaan saya disini, gratis, tidak pakai biaya karena dapat bantuan. P : Apakah ibu tahu bantuan tersebut dari mana ? J : Setahu saya, klinik ini kan dari pemerintah, jadi dapat bantuannya juga dari pemerintah. P : Apa tanggapan ibu tentang bantuan tersebut ? J : Saya sih sangat senang, karena berobat disini gratis, jadi saya tidak perlu keluar uang sedikit pun. P : Oh, kalau begitu pak, terima kasih atas waktunya dan semoga lekas sembuh. J : Iya, terima kasih.
KEGIATAN CSR PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK. PERIODE JANUARI – DESEMBER 2008 No Nama Kegiatan 1 Penghargaan Wirausaha Muda Mandiri tahun 2008 2 Pembangunan 40 sekolah Semai Benih Bangsa 3 Program Kemitraan Bank Mandiri untuk Mitra Usaha Edam Burger 4 Pinjaman Program Kemitraan kepada 8.000 petani jagung di Bojonegoro 5 Santunan 1.200 anak yatim untuk pendidikan 6 Edukasi Perbankan di kandank jurank doank 7 Bantuan untuk 3.000 Penderita TBC yang tidak mampu 8 Peduli Pendidikan di Pematang Siantar 9 Bantuan untuk penyediaan sarana air bersih untuk 4 dusun di Kab.Simalungun 10 Bantuan untuk pendidikan di Jambi 11 Bantuan Bus Sekolah untuk SMAN I Keumala NAD 12 Workshop Wirausaha Muda Mandiri di Bandung 13 Bantuan sistem pendaftaran untuk seleksi nasional masuk Perguruan Tinggi Negri 14 Workshop Wirausaha Muda Mandiri di Makassar 15 Kerja sama Bank Mandiri dengan Ciputra Foundation untuk pendidikan wirausaha 16 Workshop Wirausaha Muda Mandiri di Medan 17 Workshop Wirausaha Muda Mandiri di Surabaya 18 Workshop Wirausaha Muda Mandiri di Palembang 19 Gerakan kembali UKM Yogya Pasca gempa 20 Workshop Wirausaha Muda Mandiri di Banjarmasin 21 Workshop Wirausaha Muda Mandiri di Bandung 22 Pelatihan seribu debitur untuk mendukung UMKM 23 Workshop Wirausaha Muda Mandiri di Yogyakarta
Tanggal Pelaksanaan 3 Desember 2008 17 November 2008 17 Oktober 2008 11 September 2008 8 September 2008 28 Juli 2008 27 Agustus 2008 25 Agustus 2008 18 Juli 2008 29 Juni 2008 24 Juni 2008 2 Juni 2008 11 Mei 2008 24 April 2008 21 April 2008 10 April 2008 26 Maret 2008 18 Maret 2008 2 Maret 2008 28 Februari 2008 26 Februari 2008 25 Februari 2008 21 Februari 2008