MANAJEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN DI KABUPATEN BULUNGAN Disusun oleh E-mail Hp
: Syam Hendarsyah, S.P. :
[email protected] : 081346412689
I. LATAR BELAKANG Allah S.W.T telah memberikan kepada umat manusia di dunia sumberdaya alam yang sangat melimpah, sumberdaya alam ini sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. sumberdaya alam terbagi menjadi dua yaitu sumberdaya alam yang dapat diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharaui. Sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui tentunya akan sulit tergantikan jika telah habis produksinya, tetapi tidak demikian halnya dengan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui. Namun Sumberdaya alam yang dapat diperbaharui pun akan menjadi sumberdaya yang sulit untuk diperbaharui jika tidak dikelola dengan baik,
tentunya hal tersebut telah
dipahami bersama. Salah satu sumberdaya alam yang dapat diperbaharui adalah sumberdaya perikanan. Seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan sumberdaya perikanan, telah memberikan dampak yang cukup serius bagi keberlangsungan hidup berbagai jenis biota yang ada di wilayah pesisir. Selain itu terdapat pola pemanfaatan berlebih yang ditunjang dengan praktek-praktek penangkapan ikan yang bersifat merusak (destructive fishing), menyebabkan tidak seimbangnya proses ekploitasi yang dilakukan terhadap daya dukung perairan. Dampak dari kegiatan ini secara langsung telah dirasakan, yaitu rusaknya habitat
dan
sumberdaya
ekosistem
pesisir,
sehingga
dapat
menyebabkan
berkurangnya jumlah tangkapan ikan, serta lokasi penangkapan ikan (fishing ground) yang dirasakan semakin jauh. Hal ini sangat berpengaruh langsung pada pendapatan masyarakat nelayan di daerah tersebut. Demikian halnya diperlukan suatu kebijakan pemerintah tentang pengelolaan sumberdaya pesisir di kawawan tersebut, dalam rangka mendorong kegiatan pemanfaatan sumberdaya hayati secara lestari, menguntungkan dan berkelanjutan bagi masyarakat disekitarnya. Melihat fenomena tersebut, dirasakan perlunya dilakukan sebuah upaya pengelolaan sumberdaya perikanan yang lebih lestari di daerah Kabupaten Bulungan. Gambaran Umum Kabupaten Bulungan Kabupaten Bulungan adalah salah satu Kabupaten di Kalimantan Timur (saat ini dalam masa peralihan ke Provinsi Kalimantan Utara yang baru saja di resmikan sebagai Provinsi RI ke 34) yang secara geografis terletak antara 116 004’41” -
117057’56” Bujur Timur dan 2009’19” - 3034’39” Lintang Utara.
Secara
administrasi, batas wilayah Kabupaten Bulungan sebagai berikut :
Sebelah Utara
: Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Tana Tidung
Sebelah Timur
: Laut Sulawesi dan Kota Tarakan
Sebelah Selatan
: Kabupaten Berau
Sebelah Barat
: Kabupaten Malinau
Wilayah Pesisir Kabupaten Bulungan Terbentang dari Pulau Bunyu hingga ke Kecamatan Tanjung palas Timur dengan panjang garis pantai 303,3 km dengan potensi sumberdaya perikanan yang cukup menjanjikan. Disamping laut Kabupaten Bulungan juga di lalui sungai yaitu sungai kayan dan sungai sekatak. Sungai dan laut yang dimiliki Kabupaten Bulungan menyimpan sumberdaya perikanan yang cukup potensial dan menjadi sumber mata pencaharian bagi masyarakat baik yang ada di Kabupaten Bulungan maupun di sekitarnya. Saat ini pemanfaatan sumberdaya perikanan di Kabupaten Bulungan di dominasi oleh perikanan tangkap baik perairan umum maupun laut dan budidaya air payau.
A. Sumberdaya Perikanan Tangkap Sumberdaya perikanan tangkap di laut memiliki wilayah penangkapan di 4 (empat) kecamatan yaitu : Kecamatan Tanjung Palas Tengah, Tanjung Palas Timur, Sekatak, dan Bunyu. Alat tangkap yang digunakan yaitu : pancing, jala tebar, jaring insang (gill net), jaring tiga lapis, tugu, bagan dan kelong. Untuk penangkapan di perairan umum menggunakan alat tangkap : pancing, bubu dan pukat (gill net). Penangkapan ini dilakukan di sepanjang sungai di 5 (lima) kecamatan, yakni : Peso Hilir, Tanjung Palas Barat, Tanjung Palas, Tanjung Palas Tengah, dan Sekatak. Jenis-jenis ikan yang banyak ditangkap di perairan laut Bulungan yakni : ikan merah / blambangan, kuwe / putih, belanak, tengiri, dan udang.
Sedangkan di
perairan umum yakni : ikan salap, baung, patin, gabus, dan udang galah. Sebaran alat tangkap nelayan yang beroperasi di wilayah Bulungan, memanfaatkan sumberdaya pesisir yang tersedia. Alat tangkap yang beroperasi di ekosistem mangrove yaitu : pancing, pukat udang (gillnet), pukat tebar dan tugu. Untuk alat yang beroperasi di terumbu karang yaitu : bagan tancap, pancing, pukat tebar dan pukat insang. Untuk bagan tancap yang menangkap ikan Teri banyak beroperasi di sepanjang Karang Tigau, Karang Pindada dan Tanah Kuning. Alat tangkap Tugu tersebar di sepanjang muara sungai yaitu : Muara Sekatak, Kuala I, Kuala II, Selatan pulau Tarakan, dan sekitar Pulau Bunyu. Untuk alat tangkap sejenis
Trawl banyak beroperasi di sepanjang pesisir Tanjung Palas Timur dan Tanjung Palas Tengah. Untuk di Pulau Bunyu, beberapa alat tangkap seperti pukat udang tersebar di bagian Utara pulau Burung. Alat tangkap Pukat Kuro dan Pukat Bawal tersebar di bagian Barat hingga Selatan Pulau Bunyu. Pukat Tengiri tersebar di sebelah Selatan pulau Bunyu. B. Sumberdaya Budidaya Salah satu sumberdaya pesisir yang cukup besar di Kabupaten Bulungan yakni sumberdaya di perairan umum, dimana didalamnya terdapat sumberdaya air payau dan air tawar. Hal ini mengingat Kab. Bulungan dari segi hidrologi memiliki sungaisungai. Sungai Kayan yang terpanjang di Bulungan mencapai 576 Km, merupakan sungai besar yang memiliki banyak percabangan dan muara. Muara sungai kayan yang memiliki delta yang cukup luas,
serta muara-muara lainnya seperti muara
sungai Sekatak, sungai Bandan, sungai Pimping, sungai Linuang Kayan dan sungai Jelarai. Delta-delta yang terbentuk di muara-muara sungai dijadikan sebagai tempat kegiatan budidaya perikanan tambak. Tambak-tambak yang ada tersebut saat ini kondisinya sudah banyak yang tidak berproduksi lagi dan ditinggalkan oleh pemiliknya.
II.
PEMBAHASAN Tujuan Pengelolaan perikanan adalah pemanfaatan dalam jangka panjang atas sumberdaya perikanan secara berkesinambungan.
Untuk mewujudkan tujuan ini
diperlukan pendekatan proaktif dan berusaha secara aktif menemukan cara untuk mengoptimalkan keuntungan ekonomi dan sosial dari sumberdaya yang tersedia. (Johanes Widodo dan Suadi, 2008). Pengelolaan sumberdaya perikanan di Kabupaten Bulungan telah dimulai secara intensif oleh pemerintah daerah sejak mulai adanya otonomi daerah dengan dibentuknya Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bulungan. Berbagai program pembangunan perikanan dalam rangka pengelolaan sumberdaya perikanan telah dilaksanakan. Usaha untuk mewujudkan sumberdaya perikanan yang berkelanjutan terus diupayakan melalui pengelolaan sumberdaya perikanan. Namun hal tersebut bukanlah sesuatu yang mudah, daerah geografis yang luas dan juga letak daerah pemanfaatan sumberdaya perikanan yang tersebar di beberapa wilayah menyebabkan upaya tersebut dirasa belum optimal.
Ditambah lagi konsentrasi pemanfaatan
sumberdaya perikanan yang tertumpu di wilayah DAS dan pesisir menyebabkan hal tersebut rentan terhadap berbagai kepentingan yang tentunya sangat kompleks.
Menurut JohanesWidodo dan Suadi secara umum tujuan pengelolaan perikanan dapat dibagi ke dalam empat kelompok, yaitu biologi, ekologi, ekonomi dan budaya. Sifat sumberdaya perikanan seperti halnya sumberdaya hayati lainnya adalah mereka perlu tempat untuk melakukan regenerasi, untuk itu pola perkembangbiakan sumberdaya perikanan perlu untuk dicermati. Tidak hanya itu komponen fifik ekosistem seperti air itu sendiri, substrat, masukan air tawar atau nutrient atau proses nonbiologi lainnya mungkin juga sangat penting dalam perkembangan perikanan. Populasi manusia dan masyarakat bersifat dinamis seperti halnya populasi biologi lainnya, hal ini dipengaruhi oleh perubahan cuaca, lapangan pekerjaan, kondisi politik, penawaran dan permintaan produk perikanan dan faktorfaktor lainnya dapat mempegaruhi efektifitas dari strategi pengelolaan perikanan. Dan yang lebih penting adalah kekuatan pasar, pengelolaan perikanan masih sering dihadapkan pada persoalan perikanan akses terbuka (open acces ) dimana setiap orang diperbolehkan masuk ke dalam perikanan jika tidak ditegakkan tindakan pengelolaan yang efektif akan terjadi over exploitation. Dari empat kelompok umum tersebut di atas, masing-masing kelompok tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam kaitannya dengan pengelolaan sumberdaya perikanan.
Kempatnya mempunyai peranan penting dalam menjaga
kesinambungan sumberdaya perikanan. Kempatnya perlu untuk dicermati dengan memberikan kesempatan lebih banyak dalam upaya untuk memahami sisi biologi, ekologi, social budaya dan ekonomi di wilayah tersebut. Dari hal tersebut diatas, penting dalam pengelolaan sumberdaya perikanan di Kabupaten Bulungan adalah dengan memahami : 1. ciri-ciri biologi dari sumberdaya perikanan yang ada dan pola penyebarannya; 2. Kondisi lingkungan habitat sumberdaya perikanan; 3. Kehidupan sosial dan budaya masyarakat di Kabupaten Bulungan dan Sekitarnya; 4. Pola ekonomi perikanan di kabupaten Bulungan. Kemudian berdasarkan pemahaman tersebut dituangkan dalam grand design pengelolaan sumberdaya perikanan yang nantinya menjadi dasar kebijakan pengelolaan perikanan di Kabupaten Bulungan. Yang selanjutnya bisa dijabarkan menjadi Program Pembangunan Perikanan di Kabupaten Bulungan.
III.
KESIMPULAN Untuk lebih mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya perikanan di Kabupaten Bulungan perlu untuk membuat grand design metode pengelolaan sumberdaya perikanan dengan memdasari pada biologi, ekologi, sosial budaya dan ekonomi perikanan di Kabupaten
DAFTAR PUSTAKA
Johanes Widodo dan Suadi. 2008. Seri Kebijakan Perikanan, Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Laut, Cetakan Kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bulungan, 2008. Pemetaan Habitat Sumberdaya Hayati Pesisir Kabupaten Bulungan. http://www.bulungan.go.id/v01