MANAJEMEN PEMASARAN PENDIDIKAN ISLAM (Studi Kasus di SMP Islam Sultan Agungs1 Semarang)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Kependidikan Islam
Oleh: AHMAD MUTHOFI’IN NIM: 053311364
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185
PENGESAHAN Skripsi Saudara NIM Jurusan Judul
: : : :
Ahmad Muthofi’in 053311364 Kependidikan Islam Manajemen Pemasaran Pendidikan Islam (Studi Kasus di SMP Islam Sultan Agungs1 Semarang).
Telah dimunaqasyahkan pada Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang dan dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude / Baik / Cukup, pada tanggal: 30 Juni 2010 Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) tahun akademik 2009/2010.
Semarang, 6 Juli 2010 Ketua Sidang,
Sekretaris Sidang,
Drs. Sugeng Ristiyanto, M.Ag. NIP. 19650819 200302 1 001
Rosidi, M.SI NIP. 19770131 200604 1 001
Penguji I,
Penguji II,
Drs. H. Soediyono, M.Pd. NIP. 19460715 197612 1 001
Drs. H. Jasuri, M.SI NIP. 19671014 199403 1 005
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185
PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp : 4 (empat) eks. Hal : Naskah Skripsi A.n. Ahmad Muthofi’in Kepada: Yth. Dekan Fakultas Tarbiah IAIN Walisongo di Semarang
Assalamu alaikum Wr. Wb. Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka bersama ini saya kirimkan skripsi saudara: Nama NIM Judul
: Ahmad Muthofi’in : 053311364 : Manajemen Pemasaran Pendidikan Islam (Studi Kasus di SMP Islam Sultan Agungs1 Semarang).
Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudara tersebut dapat segera dimunaqasahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Wassalamu alaikum Wr. Wb.
Semarang, 16 Juni 2009 Mengetahui, Pembimbing I
Pembimbing II
Fahrurrozi, M.Ag. NIP: 19770816 200501 1 003
Drs. Wahyudi, M.Pd. NIP: 19680314 199503 1 001
MOTTO
ÇÊÊÈ
3 öNÍkŦàÿRr'Î/ $tB (#rçŽÉi•tóム4Ó®Lym BQöqs)Î/ $tB çŽÉi•tóムŸw ©!$# žcÎ) 3
“ ... Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri ... ” (Q.S. Al-Ra’d. 11).1
1
Depag Republik Indonesia, Al Qur an Al Karim dan Tarjamah, (Semarang: Toha Putra, tth), hlm. 199.
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1. Ayahanda Suharto dan Ibunda Suryati tercinta, atas segala pengorbanan dan kasih sayangnya serta untaian do’a yang tiada hentinya, sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini. 2. Mba Lasti Zuniroh dan Mas Saryono Kakak-kakakku tersayang yang selalu memberi nasihat serta motifasi, serta keponakanku Jihan Maftukhah.
PERNYATAAN
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 15 Juni 2010 Deklarator,
Ahmad Muthofi’in NIM: 053311364
ABSTRAKSI Ahmad Muthofi’in (NIM: 053311364), Manajemen Pemasaran Pendidikan Islam (Studi Kasus di SMP Islam Sultan Agungs1 Semarang), Skripsi, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Manajemen pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. 2. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan manajemen pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data-data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi, interview dan dokumentasi, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan pendekatan induktif dan menggunakan uji validitas dengan triangulasi sumber. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Pelaksanaan manajemen pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang menggunakan konsep manajemen yang dimulai dari tahap: Planning, yaitu menyusun perangkat pemasaran, yang dilaksanakan secara kolaboratif mulai dari pimpinan sekolah, panitia penerimaan peserta didik (PPD) beserta seluruh stakeholder sekolah, bekerja sama dengan dengan Pendasmen YBWSA. Organizing, yaitu pengorganisasian struktur kerja: menentukan job diskription dimulai dengan membentuk kepanitiaan penerimaan peserta didik (PPD) sebagai tim pelaksana, pengorganisasian strategi pemasaran dan pengorganisasian sumber daya pemasaran pendidikan Islam. Actuating, kepala sekolah melakukan penggerakan/pengarahan baik secara langsung atau tidak langsung. Pemasaran pendidikan Islam dilaksanakan dengan menggunakan berbagai strategi dengan beberapa cara yang berfariasi disesuaikan situasi dan kondisi. Controlling, tidak hanya dilaksanakan diakhir periode saja melainkan juga dalam prosesnya. Kendala yang dihadapi SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dalam manajemen pemasaran pendidikan Islam yaitu: Masih kurangnya pemahaman dari beberapa anggota civitas akademika tentang arti penting pemasaran pendidikan Islam dan kurangnya kerja sama yang optimal. Terdapat beberapa anggota yang kurang aktif dalam memberikan gagasan ide sebagai masukan rencana strategi promosi. Minimnya alokasi dana untuk promosi sekolah. Beberapa anggota tim panitia pelaksana penerimaan peserta didik kurang dapat bekerja secara optimal sesuai tugas masing-masing. Masih adanya beberapa kekurangan kelengkapan sarana prasarana untuk siswa. Adanya beberapa siswa yang kadang melanggar ketentuan pelaksanaan program BUSI (Budaya Sekolah Islami). Belum disediakan jam kelas bimbingan konseling kepada siswa. Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat menjadi bahan pemikiran, informasi dan masukan tentang pelaksanaan manajemen pemasaran pendidikan Islam bagi lembaga-lembaga pendidikan Islam, para pemikir pendidikan Islam, mahasiswa dan seluruh pihak yang membutuhkannya di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur atas segala kasih sayang-Nya yang telah melimpahkan karunia yang sangat besar, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam penulis sanjungkan kepada beliau Baginda Nabi Muhammad SAW, beserta segenap keluarga dan para sahabatnya hingga akhir nanti. Dalam penyelesaian skripsi yang berjudul ”Manajemen Pemasaran Pendidikan Islam (Studi Kasus di SMP Islam Sultan Agungs1 Semarang)” tentu tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Prof., Dr., Ibnu Hajar, M.Pd. 2. Bapak Fahrurrozi, M.Ag., dan Drs. Wahyudi, M.Pd., selaku pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan skripsi ini. 3. Bapak dan Ibu dosen di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang atas jasa-jasanya. 4. Segenap karyawan dan karyawati di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 5. Ibu Dra. Hj. Upi Luthfiah, selaku Kepala Sekolah dan Bapak
Drs.
Fatchurrahman ZA, selaku wakil kepala sekolah SMP Islam SMP Islam Sultan Agungs1 Semarang, serta segenap civitas akademika yang ikut membantu lancarnya penelitian penulis. 6. Ayahanda Suharto dan Ibunda Suryati tercinta, atas segala pengorbanan dan kasih sayangnya serta untaian do’a yang tiada hentinya, sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini. 7. Mba Lasti Zuniroh dan Mas Saryono Kakak-kakakku tersayang yang selalu memberi nasihat serta motifasi, serta keponakanku Jihan Maftukhah.
8. Kepada semua sahabatku di UKM BITA, Racana Walisongo dan Jurusan KI 2005 yang selalu bersama menimba ilmu. 9. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Kepada mereka semua, penulis tidak dapat memberi apa-apa yang berarti, hanya do’a semoga amal baik mereka dibalas oleh Allah dengan sebaik-baik balasan serta selalu dalam lindungan-Nya. Akhirnya, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam penyusunan kata, landasan teori, dan beberapa aspek inti didalamnya. Oleh karena itu, kritik saran yang konstruktif sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semuanya. Amin.
Ahmad Muthofi’in NIM: 053311364
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................
ii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
vi
HALAMAN MOTTO .................................................................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... viii HALAMAN PENGANTAR ..........................................................................
ix
DAFTAR ISI .................................................................................................
xi
BAB I
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang .....................................................................
1
B. Penegasan Istilah ..................................................................
5
C. Rumusan Masalah .................................................................
6
D. Tujuan Penelitian ..................................................................
6
E. Kajian Pustaka ......................................................................
6
F. Metode Penelitian .................................................................
8
BAB II : MANAJEMEN PEMASARAN PENDIDIKAN A. Manajemen Pemasaran ........................................................ 14 1. Pengertian manajemen pemasaran ................................ 14 2. Unsur-unsur pemasaran ................................................. 16 3. Pemasaran jasa ............................................................... 17 B. Pemasaran Jasa Pendidikan ................................................. 20 1. Pengertian pemasaran jasa pendidikan ......................... 20 2. Perkembangan
konsep
pemasaran
dalam
jasa
pendidikan ....................................................................... 22 3. Fungsi marketing dalam pendidikan ............................. 25 4. Citra (image) terhadap lembaga ..................................... 30 5. Variabel yang menimbulkan citra .................................. 31
C. Manajemen Pemasaran Pendidikan .................................... 36 1. Planning (perencanaan) .................................................. 37 2. Organizing (pengorganisasian) ....................................... 40 3. Actuating (penggerakan/pengarahan) ............................ 41 4. Controlling (pengendalian/pengawasan) ........................ 44 BAB III : MANAJEMEN PEMASARAN PENDIDIKAN ISLAM DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG A. Gambaran Umum SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang... 48 1. Sejarah Berdiri dan Perkembangan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang .............................................. 48 2. Visi dan Misi SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang .... 49 3. Letak Geografis ............................................................... 50 4. Sarana dan Prasarana .................................................... 50 5. Struktur Organisasi ........................................................ 52 6. Keadaan Guru/Karyawan dan Siswa ............................. 53 B. Manajemen Pemasaran Pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang .................................................... 54 1. Planning pemasaran pendidikan Islam .......................... 54 2. Organizing pemasaran pendidikan Islam ...................... 56 3. Actuating pemasaran pendidikan Islam ........................ 58 4. Controlling pemasaran pendidikan Islam ...................... 65 C. Kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Manajemen Pemasaran Pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang ................................................................ 68 BAB IV : ANALISIS MANAJEMEN PEMASARAN PENDIDIKAN ISLAM DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG A. ...........................................................................................A nalisis Manajemen Pemasaran Pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang .......................................... 71
1........................................................................................Pla nning ................................................................................ 73 2........................................................................................Org anizing ............................................................................. 75 3........................................................................................Act uating ............................................................................... 76 4........................................................................................Con trolling ............................................................................. 79 B. ...........................................................................................A nalisis Kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Manajemen Pemasaran Pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang .................................................... 82 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................... 85 B. Saran ..................................................................................... 86 C. Penutup ................................................................................. 87 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era persaingan global sekarang ini, telah menciptakan paradigma dunia yang tidak mengenal batas-batas territorial kedaulatan sebuah negara atau bangsa. Dampaknya turut menciptakan persaingan yang semakin tinggi pada semua aspek kehidupan masyarakat. Begitu juga dengan pendidikan, di mana pengelolaannya tidak hanya dapat dilakukan secara tradisional akan tetapi membutuhkan kemampuan khusus sehingga output pendidikan sesuai dengan kebutuhan pangsa pasar baik nasional maupun internasional. 2 Pengelolaan pendidikan menjadi sangat penting, di mana pertumbuhan dan perkembangan lembaga dipengaruhi oleh kemampuan administrator dalam melakukan
scaning
lingkungan
eksternal,
kompetitor
lembaga
lain,
memperhitungkan kompetensi internal dan harus dapat menciptakan strategi yang mumpuni untuk memenangkan persaingan tanpa meninggalkan esensi dari pendidikan itu sendiri. Dahulu sekolah sebagai produsen jasa pendidikan masih berada pada seller s market, calon siswa berlomba mendaftarkan masuk ke sekolah tanpa banyak persaingan dengan lembaga pendidikan yang lain. Namun, beberapa tahun terakhir ini beberapa lembaga pendidikan mulai terasa kesulitan mencari calon siswa, anak-anak pelajar sekarang begitu cerdas memilih sekolah yang bermutu dan sesuai dengan yang diinginkan. Apalagi hal ini diiringi dengan makin bertambah banyaknya lembaga pendidikan, misalnya saja pertumbuhan jumlah madrasah, sebagaimana yang tercatat oleh Direktorat Pendidikan Madrasah Republik Indonesia pada tahun 2001-2004, setiap tahunnya rata-rata meningkat 3% sebagaimana pada gambar berikut:3 2
Yoyon Bahtiar Irianto dan Eka Prihati, dalam Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet. 1, hlm.s330. 3 Direktorat Pendidikan Madrasah Republik Indonesia, Gambaran Umum Data Pendidikan pada Madrasah, http://pendis.depag.go.id/madrasah/Insidex.php?i_367=st01, download tanggal 30-04-2010.
2 5 ,0 0 0
2 3 ,0 9 5
2 2 ,7 9 9
2 3 ,5 1 7
2 3 ,1 6 4
Jumlah Madrasah
2 0 ,0 0 0 MI 1 5 ,0 0 0 1 0 ,7 9 1
1 1 ,4 0 4
1 1 ,7 0 6
1 2 ,0 5 4
MTS MA
1 0 ,0 0 0
5 ,0 0 0
3 ,7 7 2
4 ,0 0 3
4 ,4 3 9
4 ,6 8 7
2001
2002
2003
2004
Gambar Pertumbuhan Jumlah Madrasah Tahun 2001-2004. Oleh adanya pertumbuhan jumlah lembaga pendidikan seperti ini, maka pendaftar di beberapa lambaga pendidikan mulai berkurang dan terasa ada suasana persaingan antar lembaga pendidikan ditinjau dari unsur produk, harga, kualitas pelayanan, kualitas tamatan, outcome, kualitas bangunan, jaringan dan sebagainya. Bahkan ironisnya di beberapa daerah, beberapa lembaga yang kurang dapat mengakomodir hal tersebut terpaksa ditutup karena kekurangan murid.4 Hal itu menunjukkan bahwa persaingan dunia pendidikan menjadi tidak dapat terelakkan lagi, sehingga dewasa ini banyak terjadi merger dari beberapa lembaga pendidikan.5 Kemampuan administrator untuk memahami pemasaran pendidikan menjadi prasyarat dalam mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhan lembaganya. Suatu lembaga atau satuan pendidikan dituntut untuk senantiasa merevitalisasi strateginya guna menjamin kesesuaian tuntutan lingkungan dan persaingan dengan kekuatan internal yang dimilikinya. Ini penting mengingat ketidakmampuan suatu satuan pendidikan dalam merespon peluang dan ancaman eksternal akan mengakibatkan menurunnya daya saing dan atau terhambatnya pencapaian kinerja satuan pendidikan itu. Jika hal ini
4
Akbar Zainudin, “Mengapa Lembaga Pendidikan Perlu Dipasarkan”, http:// www.facebook.com/share.php?u=http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/18/mengapa-lembagapendidikan-perlu-dipasarkan/, download tanggal 31-12-09. 5 Yoyon Bahtiar Irianto dan Eka Prihati, op.cit., hlm. 333.
dibiarkan maka akan mengancam kelangsungan satuan pendidikan yang bersangkutan.6 Pergeseran lingkungan dan kekuatan persaingan dalam pendidikan menyebabkan timbulnya kesenjangan antara tuntutan lingkungan dan persaingan dengan kekuatan satuan pendidikan pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan. Situasi ini telah memaksa sebagian satuan pendidikan mengurangi atau menghentikan operasinya. Sebagai contoh, pada sejumlah program studi di sejumlah Perguruan Tinggi mengalami penurunan jumlah mahasiswanya, bahkan terpaksa ditutup dan atau dicabut ijin operasinya. Ini terjadi pula pada satuan pendidikan dasar, menengah dan satuan pendidikan lainnya. Fenomena tersebut sangat meluas dan merupakan isu permasalahan yang penting untuk dikaji.7 Mengingat hal tersebut, maka fokus dari manajemen pendidikan saat ini harus mengalami perubahan dari sekedar melayani proses pendidikan, menjadi bagaimana membuat ‘pemakai pendidikan’ diubah menjadi ‘pelanggan pendidikan’, di mana pelanggan pendidikan inilah yang akan memberikan loyalitas yang tinggi untuk tidak bisa berpaling pada lembaga lain. Hal itu akan menciptakan: makes reguler repeat purchases (pelanggan yang selalu memakai program yang diluncurkan oleh lembaga), purchases acrouss product and service lines (pelanggan membeli di luar lini produk atau jasa), refers other (merekomendasikan produk lain), demonstrates an immunity to the full of the competition (menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing).8 Pelanggan seperti inilah yang dicari oleh setiap lembaga pendidikan dan hal itu bisa dicapai melalui strategi manajemen pemasaran pendidikan yang baik. Strategi ini diadopsi dari dunia bisnis, di mana penerapannya disesuaikan dengan nilai filosofi dari pendidikan itu sendiri sebagai lembaga non profit. Lembaga pendidikan pada hakikatnya bertujuan memberi layanan kepada konsumen (siswa maupun masyarakat umum) yang dikenal sebagai stakeholder 6
Buchari Alma dan Ratih Hurriyati, Manajemen Corporate dan Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Fokus pada Mutu dan Layanan Prima, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 63. 7 Ibid, hlm. 63. 8 Yoyon Bahtiar Irianto dan Eka Prihati, op.cit., hlm. 330-331.
dan pihak yang dilayani tentunya ingin memperoleh kepuasan dari layanan tersebut baik berupa fasilitas, tenaga pengajar profesional, teknologi, tempat yang yaman dan sebagainya. Semuanya akan bermuara pada sasaran memuaskan konsumen. Inilah tujuan hakiki dari marketing lembaga pendidikan. Pemasaran pendidikan dapat diartikan sebagai kegiatan lembaga pendidikan memberi layanan atau menyampaikan jasa pendidikan kepada konsumen dengan cara yang memuaskan. 9 Dalam konteks pengelolaan pendidikan Islam, maka pada era persaingan dewasa ini lembaga pendidikan Islam pun harus dapat menata segala aspek manajemennya sebagai nilai tawar pemasaran pendidikan Islam, sehingga mampu bersaing dalam kancah persaingan berbagai lembaga pendidikan. Manajemen pendidikan Islam yang berarti suatu proses pengelolaan lembaga pendidikan Islam secara Islami dengan cara menyiasati sumber-sumber belajar dan hal-hal lain yang terkait untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien,10 adalah alasan yang jelas bahwa lembaga pendidikan Islam pun harus memperhatikan hal-hal yang muncul di sekitarnya dalam hal ini adalah adanya pangsa pasar, harus mampu mengikuti persaingan serta dalam mendapatkan konsumen, sehingga pelanggan pendidikan merasa puas dan nyaman atas pelayanan jasa pendidikan Islam yang disampaikan. Jika hal tersebut terpenuhi maka eksistensi lembaga serta tujuan dari pendidikan Islam dapat terwujud secara efektik dan efisien. Berdasarkan permasalah di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang manajemen pemasaran di lembaga pendidikan Islam yang bertempat di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. Penelitian ini dilakukan atas dasar alasan yaitu SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang merupakan lembaga pendidikan Islam swasta yang memiliki kualitas terakreditasi A, memiliki jumlah siswa (customer) yang cukup banyak, mempunyai guru-guru profesional serta fasilitas-fasilitas pendidikan yang cukup memadai sebagai 9
Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), Cet.s1, hlm.s46. 10 Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 10.
salah satu nilai tawar pemasaran pendidikan Islamnya. Bagaimanakah cara lembaga pendidikan Islam swasta ini sehingga mampu mengelola manajemen pemasaran sampai pada tujuan lembaga pendidikan Islam ini dapat tercapai dan mampu bersaing dengan lembaga pendidikan lainnya bahkan termasuk lembaga pendidikan non Islam? B. Penegasan Istilah 1. Manajemen Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan:
perencanaan,
pengorganisasian,
penggiatan
dan
pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaransasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lain.11 2. Pemasaran Pendidikan Islam Pemasaran didefinisikan sebagai proses yang membentuk hubungan antara produsen dengan individu atau grup dalam menyampaikan jenis-jenis produk: barang dan jasa, dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan (needs and wants), guna mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi melalui penciptaan produk yang berkualitas.12 Pendidikan Islam diartikan sebagai usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitarnya melalui proses kependidikan. Perubahan itu dilandasi dengan nilai-nilai Islam.13 Ini berarti apapun yang dilakukan manusia khususnya umat Islam dalam rangka mempersiapkan diri untuk dapat hidup dalam dunia ini, sekarang, besok dan masa yang akan datang merupakan proses pendidikan Islam.
11
Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), Cet. I, hlm. 16. 12 Rd. Soemanagara, Strategic Marketing Communication; Konsep Strategis dan Terapan, (Bandung: Alfabeta, 2006), hlm. 2. 13 Pendidikan Islam menurut Omar Muhammad Al-Touny Al-Syaebani yang dikutip oleh Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 15.
Sedangkan yang dimaksud dengan manajemen pemasaran pendidikan Islam di sini adalah kegiatan lembaga pendidikan Islam dalam merencanakan, mengorganisasi, mengimplementasi dan mengawasi segala kegiatan dalam menginformasikan dan memberi mutu layanan intelektual atau menyampaikan jasa pendidikan kepada konsumen, yang pada dasarnya tidak hanya berorientasi pada peningkatan laba lembaga, akan tetapi bagaimana menciptakan kepuasan bagi customer sebagai bentuk tanggung jawab kepada stakeholders atas mutu dari outputnya.14 C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang peneliti paparkan di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana manajemen pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang? 2. Apa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan manajemen pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang? D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan
gambaran
yang
jelas
tentang
manajemen pemasaran
pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. 2. Mendiskripsikan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan manajemen pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. E. Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan penelusuran pustaka yang berupa buku, hasil penelitian, karya ilmiah, ataupun sumber lain yang digunakan peneliti sebagai rujukan atau perbandingan terhadap penelitian yang peneliti lakukan. Peneliti akan mengambil beberapa sumber sebagai bahan rujukan atau perbandingan baik dari buku-buku maupun dari hasil penelitian. 14
Yoyon Bahtiar Irianto dan Eka Prihati, op.cit., hlm. 337.
Adapun buku yang menjadi rujukan antara lain adalah: ”Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan karya Buchari Alma, dan Manajemen Corporate dan Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Islam Fokus pada Mutu dan Pelayanan Priman
karya Buchari Alma dan Ratih Hurriyati. Buku ini telah
memperkenalkan istilah-istilah dan konsep bisnis ke dalam dunia pendidikan, mencoba meluruskan tentang konsep dan strategi pemasaran yang memang telah layak diadopsi bahkan penting dalam dunia pendidikan. Istilah pemasaran bukan sekedar mengejar komersial akan tetapi mengutamakan pendidikan yang berkualitas dan memberikan mutu layanan prima kepada stakeholdersnya. Untuk menghindari kesamaan penulisan dan plagiat, maka penulis mencantumkan beberapa hasil penelitian di antaranya: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Andik Sismanto pada tahun 2008 yang berjudul
Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan Lembaga Pendidikan
Tinggi Islam (Studi Kasus di IAIN Walisongo Semarang). Beliau membahas tentang setrategi, sistem promosi dan analisis dalam menetapkan setrategi pemasaran jasa pendidikan di Lembaga Pendidikan Tinggi Islam.15 2. Penelitian yang dilakukan oleh Heri Winarto pada tahun 2010 yang berjudul Manajemen Humas dalam Meningkatkan Pencitraan Publik di TK Annur Tugurejo Semarang . Peneliti ini membahas tentang manajemen humas yang dilaksanakan di lembaga tersebut, pencitraan publik melalui manajemen humas dilakukan dengan cara memfokuskan pada perbaikan yang bersifat internal dengan cara meningkatkan kinerja para staf dan upaya meningkatkan citra lembaga dengan cara setrategi lisan, setrategi tertulis dan peragaan. 16 Dari beberapa telaah pustaka yang peneliti paparkan menunjukkan bahwa penelitian ini belum pernah dilaksanakan orang lain karena kajian dalam penelitian ini akan difokuskan pada pelaksanaan manajemen pemasaran
15
Andik Sismanto, Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan Lembaga Pendidikan Tinggi Islam, Studi Kasus di IAIN Walisongo Semarang, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2008). 16 Heri Winarto, Manajemen Humas dalam Meningkatkan Pencitraan Publik di TK Annur Tugurejo Semarang, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2010).
pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan manajemen pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. Setelah menelaah berbagai karya tulis berupa hasil penelitian tersebut, peneliti mengambil kesimpulan bahwa skripsi yang berjudul
Manajemen
Pemasaran Pendidikan Islam (Studi Kasus di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang) memang belum pernah ada yang melakukan penelitian sebelumnya. F. Metode Penelitian Metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi penggunanya, sehingga dapat memahami objek sasaran yang dikehendaki dalam upaya mencapai tujuan pemecahan permasalahan.17 Sedangkan penelitian adalah rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan, atau sesuatu untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan. Jadi, metode penelitian adalah serangkaian metode yang saling melengkapi yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh pemecahan terhadap segala permasalahan. 18 Penyusunan karya ilmiah (skripsi) ini tidak lepas dari penggunaan metode penelitian sebagai pedoman agar kegiatan penelitian dapat terlaksana dengan baik. Sebuah penelitian dapat mencapai hasil yang maksimal, jika seorang peneliti memahami metode apa yang akan digunakan dalam penelitian tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Metode pengumpulan data Sehubungan dengan penelitian lapangan terhadap studi kasus, maka untuk mendapatkan data-data yang dimaksudkan perlu dilakukan dengan proses terjun langsung di lokasi penelitian yakni melalui observasi, interview, dokumentasi, maupun dengan pencatatan lapangan. Sedangkan
17
Joko Subagyo, Metode Penelitian, dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hlm. 1. 18 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), hlm. 4.
untuk memperkuat teori-teori yang dipakai, peneliti melengkapi dengan penelitian kepustakaan (library research). Beberapa metode yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data di antaranya: a. Observasi Observasi atau pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejalagejala yang diselidiki. 19 Menurut Sukardi, observasi adalah cara pengambilan data dengan menggunakan salah satu panca indra yaitu indra penglihatan sebagai alat bantu utamanya untuk melakukan pengamatan langsung, selain panca indra biasanya penulis menggunakan alat bantu lain sesuai dengan kondisi lapangan antara lain buku catatan, kamera, film proyektor, checklist yang berisi obyek yang diteliti dan lain sebagainya. 20 Namun dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan alat bantu berupa buku catatan, kamera dan recorder. Metode ini digunakan untuk melihat langsung bagaimana pelaksanaan manajemen pemasaran pendidikan Islam yang diterapkan di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, serta apa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan manajemen pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. b. Interview Interview adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
21
Ciri utama dari interview adalah adanya
kontak langsung dengan cara tatap muka antara pencari informasi (interviewer) dan sumber informasi (interviewee). Untuk memperoleh
19
Kholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian: Memberi Bekal Teoritis pada Mahasiswa tentang Metodologi Penelitian serta Diharapkan dapat Melaksanakan Penelitian dengan Langkah-Langkah yang Benar, (Jakarta: PT. Bukti Aksara, 2005), Cet. 7, hlm.s70. 20 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 78-79. 21 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2008), Cet. 4, hlm.s72.
informasi yang tepat dan objektif, setiap interviewer harus mampu menciptakan hubungan baik dengan interviewee.22 Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan bagaimana kondisi sekolah serta untuk memperoleh kejelasan dari proses observasi yang bersifat mendukung data penelitian. Di sini peneliti akan menggunakan wawancara tidak terstruktur, di mana pihak-pihak yang terkait akan diwawancarai diminta informasi terkait dengan pelaksanaan manajemen pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. Wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara yang hanya memuat garis besar
permasalahan
yang
akan
ditanyakan.
Maka
kreativitas
pewawancara sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis ini lebih banyak tergantung dari pewawancara. Jenis interview ini baik digunakan dalam penelitian sebuah kasus. 23 Pihak-pihak yang terkait di antaranya: Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Waka Humas dan pihak-pihak yang terkait lainnya. Peneliti dalam wawancara ini akan mendata pihak-pihak mana saja yang akan menjadi objek penelitian yang akan memperkuat data yang diperoleh, karena dari pihak-pihak tersebut dapat diperoleh data-data yang valid. Metode wawancara tersebut akan peneliti gunakan untuk memperoleh jawaban dari pihak-pihak yang tersebut di atas. Peneliti akan mengemukakan pertanyaan seputar tentang kondisi sekolah kepada Kepala
Sekolah,
bagaimana
pelaksaan
manajemen
pemasaran
pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan manajemen pemasaran pendidikan Islam kepada bagian Waka Humas dan pihak-pihak tertentu.
22
Margono S., Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), hlm.s165. 23 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), hlm. 202.
c. Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa lampau. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. 24 Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan manajemen pemasaran pendidikan Islam dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan manajemen pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. Data dapat berupa foto, tulisan, brosur, check list maupun dokumen-dokumen penting lainnya, yang mana data-data tersebut dapat memperkuat proses pelaksanaan manajemen pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. d. Teknik keabsahan data (triangulasi) Triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.25 Triangulasi pada penelitian
ini,
peneliti gunakan
sebagai
pemeriksaan melalui sumber lainnya. Dalam pelaksanannya peneliti melakukan pengecekan data yang berasal dari hasil wawancara dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan waka humas dalam hal pelaksanaan manajemen pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. Lebih jauh lagi, hasil wawancara tersebut kemudian peneliti cek dengan hasil pengamatan yang peneliti lakukan selama masa penelitian untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan manajemen pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. Peneliti juga melakukan wawancara dengan masyarakat (beberapa wali murid) tentang respon mereka terhadap SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. 24
Sugiyono, op.cit., hlm. 82. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 20, hlm. 330. 25
Setelah hal di atas terlaksana, maka data-data yang dibutuhkan akan terkumpul. Peneliti kemudian mengorganisasi dan mensistematisasi data agar siap dijadikan bahan analisis. Untuk lebih jelasnya dalam hal teknik pengumpulan data dapat dilihat sebagai berikut: Jenis data - Manajemen pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang (perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, evaluasi).
Sumber
Metode
Instrumen
- Kepala Sekolah SMP - Interview. - Peneliti, pointer Islam Sultan Agung 1 - Dokumentasi. wawancara, Semarang. tape rekorder, - Wakil Kepala Sekolah. pena, buku catatan.
- Pelaksanaan pemasaran pendidikan Islam.
- Waka Humas. - Ketua panitian. penerimaan peserta didik. - Pelaksana kegiatan.
- Interview. - Peneliti, pointer - Dokumentasi. wawancara, - Observasi. tape rekorder, pena, buku catatan.
- Pengawasan pemasaran pendidikan Islam.
- Interview. - Kepala Sekolah. - Wakil Kepala Sekolah.
- Respon masyarakat.
- Wali murid.
- Interview.
- Peneliti, pointer wawancara, tape rekorder, pena, buku catatan. - Peneliti, pena, buku catatan.
2. Metode analisis data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. 26 Analisis data yang digunakan berupa model analisis data interaksi, hal ini komponen data dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang 26
Sugiyono, op.cit., hlm. 89.
diwawancarai. Bila setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melakukan pertanyaan lagi sampai tahap tertentu diperoleh data yang dianggap kredibel. Miles and Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kalitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu: data reduction, data display dan data conclusion drawing/verification, sebagaimana gambar berikut:27 Data Colection Data Display Data Reduktion Conclusion: Drawing/ferifying
Data diperoleh dari penelitian atau data colection masih bersifat komplek dan rumit direduksi, yaitu merangkum dan memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, membuang hal-hal tidak perlu. Data hasil penelitian ini harus direduksi meliputi data hasil wawancara, dokumentasi dan observasi berisi
tentang pelaksanaan manajemen
pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang meliputi
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan/pengarahan dan
pengevaluasian. Data hasil reduksi disajikan atau di display ke bentuk yang mudah dipahami, biasanya penyajian ini berbentuk naratif, table, grafik. Kesimpulan dan verifikasi, simpulan awal yang berupa analisis interaktif masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya, tetapi simpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti konsisten pada saat peneliti kembali ke lapangan, maka simpulan yang dikemukakan simpulan kredibel. 27
Ibid, hlm. 91.
BAB II MANAJEMEN PEMASARAN PENDIDIKAN A. Manajemen Pemasaran 1. Pengertian manajemen pemasaran Manajemen pemasaran merupakan penggabungan dari dua istilah yaitu manajemen dan pemasaran. 28 Manajemen menurut Henry L. Sisk: Management is the coordination of all resources through the processes of planning, organizing, directing, and controlling in order to attain stated objectives.29 (Manajemen adalah pengkoordinasian dari semua sumber-sumber melalui proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pemberian bimbingan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan). Sedangakan manajemen pemasaran menurut Philip Kotler and Amstrong, sebagaimana yang dikutip oleh Buchari Alma: Marketing management is the analysis, planning, implementation, and control of programs designed o create, build, and maintain beneficial exchanges with target buyers for the purpose of achieving organizational objectives. (Manajemen pemasaran ialah kegiatan menganalisa, merencanakan, mengimplementasi dan mengawasi segala kegiatan (program), guna memperoleh tingkat pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasi).30 Menurut Ben M. Anis: Marketing Management is the process of increasing the effectiveness and or efficiency by which marketing activities are performed by individuals or organizations. (Manajemen pemasaran ialah proses untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh individu atau oleh perusahaan).31
28
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Edisi Revisi, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 137. 29 Henry L. Sisk, Principles of Management, (Ohio: South-Western Publishing Company, 1969), hlm. 10. 30 Buchari Alma, op.cit., hlm. 130. 31 Ibid, hlm. 130.
Pengertian di atas mempunyai implikasi yaitu: 1) Menekankan adanya efektivitas (memaksimalkan hasil yang hendak dicapai yang telah ditetapkan lebih dulu) dan efisiensi (meminimalkan pengeluaran atau biaya yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut). 2) Manajemen pemasaran ini merupakan suatu proses. Penekanan pada efisiensi dan efektivitas erat hubungannya dengan produktifitas. Produktifitas merupakan kombinasi antara afektivitas dan efisiensi. Jika orang ingin menentukan produktifitas, maka ia harus mengetahui hasil yang ingin dicapai (ini masalah efektifitas), dan sumber-sumber apa yang telah digunakan (berdaya guna) serta mendapatkan hasil yang maksimal (berhasil guna), inilah efisiensi dan efektifitas.32 Untuk memahami manajemen pemasaran sebagai suatu proses, di bawah ini digambarkan pendekatan sistem:33 Input (masukan)
Processing (proses)
outputs (luaran)
Objektive (tujuan)
Feedback (balikan) Penjelasannya adalah sebagai berikut: Untuk keberhasilan kegiatan manajemen pemasaran pada sebuah perusahaan, maka diperlukan sebuah masukan, misalnya berasal dari informasi kegiatan yang berjalan di lapangan. Contoh: barang-barang ‘merk X’ kurang laku, ternyata harganya lebih tinggi dari saingan. Ini adalah masukan informasi yang harus diproses. Setelah diadakan analisis, dari berbagai sumber informasi lainnya, akhirnya muncullah output (luaran) yaitu berupa suatu keputusan atau kebijaksanaan yang harus ditempuh guna mencapai tujuan perusahaan. Setelah keputusan diambil dan dilaksanakan, ditunggu bagaimana hasil pelaksanaannya. Inilah yang disebut feedback (balikan) yang sangat berguna bagi manajemen untuk 32 33
Ibid, hlm. 131. Ibid, hlm. 131.
memperbaiki kebijaksanaan lebih lanjut. Dengan demikian proses manajeman pemasaran akan lebih meningkatkan efesiensi dan efektifitas. Dengan demikian, manajemen pemasaran dapat diartikan sebagai suatu proses merencanakan, mengorganisasi, mengimplementasi dan mengawasi segala kegiatan (program pemasaran) secara efektif dan efisien, guna memperoleh tingkat pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Kegiatan pemasaran pada sebuah perusahaan harus dikelola dengan sebaik-baiknya dan manajer pemasaran harus memainkan peranan penting dalam perencanaannya. 2. Unsur-unsur pemasaran Dalam pemasaran terdapat beberapa unsur, yaitu:34 a. Unsur strategi persaingan 1) Segmentasi pasar,
yaitu
tindakan
mengidentifikasikan dan
membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Masing-masing segmen konsumen ini memiliki karakteristik, kebutuhan produk dan bauran pemasaran tersendiri. 2) Targeting, yaitu suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki. 3) Positioning, yaitu penetapan posisi pasar. Tujuannya untuk membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang ada di pasar ke dalam benak konsumen. b. Unsur taktik pemasaran 1) Diferensiasi, berkaitan dengan cara membangun strategi pemasaran dalam berbagai aspek di perusahaan. 2) Bauran pemasaran (marketing mix), berkaitan dengan kegiatankegiatan mengenai produk, harga, promosi dan tempat.
34
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Reorientasi Konsep Perencanaan Strategi untuk Menghadapi Abad 21, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005), Cet. 12, hlm. 48-51.
c. Unsur nilai pemasaran 1) Merk (brand), yaitu nilai yang berkaitan dengan nama atau nilai yang dimiliki dan melekat pada suatu perusahaan. Jika brand equity ini dikelola dengan baik, perusahaan yang bersangkutan setidaknya akan mendapatkan dua hal. Pertama, para konsumen akan menerima nilai produknya. Mereka dapat merasakan semua manfaat yang diperoleh dari produk yang mereka beli dan merasa puas karena itu sesuai dengan harapan mereka. Kedua, perusahaan itu sendiri memperoleh nilai melalui loyalitas pelanggan terhadap merek, yaitu peningkatan margin keuntungan, keunggulan bersaing dan efisiensi serta efektifitas kerja khususnya pada program pemasarannya. 2) Pelayanan atau service, yaitu nilai yang berkaitan dengan pemberian jasa pelayanan kepada konsumen. 3) Proses, yaitu nilai yang berkaitan dengan prinsip perusahaan untuk membuat setiap karyawan terlibat dan memiliki rasa tanggung jawab dalam proses memuaskan konsumen, baik secara langsung maupun tidak langsung. 3. Pemasaran jasa Kita mengetahui bahwa yang disalurkan oleh para produsen bukan benda-benda berwujud saja, tetapi juga jasa. Sifat perusahaan yang menghasilkan jasa ialah bahwa jasa itu tidak bisa ditimbun atau ditumpuk dalam
gudang
seperti
barang-barang
lainnya
sambil
menunggu
penjualan.35 Penyaluran jasa kebanyakan bersifat langsung dari produsen kepada konsumen, seperti jasa perawatan, pengobatan, nasihat-nasihat, hiburan, travel/perjalanan, dan sebagainya. Rumah-rumah sewaan, apartemen, hotel, para penjual yang mengadakan transaksi saham dan obligasi di bursa serta perantara-perantaranya juga merupakan jasa. Dalam arti yang lebih 35
hlm. 1.
Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), Cet.s1,
luas lagi, asuransi dan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah juga merupakan jasa. Pajak yang kita bayar sebetulnya adalah untuk membeli jasa yang ditawarkan oleh pemerintah tersebut, lembaga keagamaan, lembaga pendidikan juga merupakan bagian dari jasa.36 Selama ini pemasaran jasa masih belum begitu diperhatikan, tetapi melihat banyaknya jumlah uang yang dibelanjakan untuk membeli jasa tersebut, maka para produsen jasa mulai memberi perhatian khusus. Hal ini ditambah pula dengan tingkat persaingan yang mulai ketat di antara para penghasil jasa. Jasa tidak memiliki bentuk fisik, kegiatannya tidak berwujud, meliputi berbagai jenjang layanan professional, mulai dari dokter, insinyur, akuntan, guru, dosen, pelatih, pengacara, perawat, sopir, tukang cukur, ahli desain dan sebagainya. Jasa ini menampilkan sosok orangnya yang telah mendapatkan latihan-latihan tertentu.37 Selanjutnya Pride and Ferrell yang dikutip oleh Buchari Alma, memperkenalkan dan memberi pengertian tentang marketing non business organization, yaitu: merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh individu atau organisasi untuk mencapai tujuan tertentu, beda dengan tujuan perusahaan yang mengutamakan laba, penguasaan pasar atau untuk mempercepat pengembalian investasi.38 Dalam organisasi non-bisnis ini obyek transaksinya tidak jelas, tidak spesifik nilai uangnya. Transaksi banyak dilakukan lewat negoisasi dan menanamkan keyakinan melalui diskusi dan mereka ini sebenarnya telah menerapkan konsep-konsep marketing, misalnya marketing lembaga pendidikan, marketing yayasan dan sebagainya. Ada beberapa pendapat yang menjelaskan tentang pengertian jasa, di antaranya:
36
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, op.cit., hlm. 241. Ibid, hlm. 242. 38 Ibid, hlm. 242. 37
a. William J.sStanton, yang dikutip oleh Buchari Alma: Jasa adalah sesuatu yang dapat diidentifikasi secara terpisah tidak berwujud, ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan. Jasa dapat dihasilkan dengan menggunakan benda-benda berwujud atau tidak.39 b. Zaithaml dan Bitner, yang dikutip oleh Yoyon Bahtiar Irianto dan Eka Prihati: Jasa pada dasarnya merupakan seluruh aktifitas ekonomi dengan output selain produk dan pengertian fisik, dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan, memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud (intangible) bagi pembeli pertamanya.40 Jadi, jasa adalah setiap aktivitas maupun manfaat apapun yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tanpa wujud tetapi dapat memberikan nilai tambah bagi pembelinya. Menurut Kotler, sebagaimana yang dikutip oleh Yoyon Bahtiar Irianto dan Eka Prihati, jasa mempunyai karakteristik sebagai berikut: a. Tidak berwujud (intangibility), sehingga konsumen tidak dapat melihat, mencium, meraba, mendengar dan merasakan hasilnya sebelum mereka membelinya. Untuk mengurangi ketidak pastian, maka konsumen mencari informasi tentang jasa tersebut. b. Tidak terpisahkan (inseparability), jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya yaitu perusahaan jasa tersebut. c. Berfariasi (variability), di mana jasa seringkali berubah-ubah tergantung siapa, kapan dan di mana menyajikannya. d. Mudah musnah (perishability), jasa tidak dapat dijual pada masa yang akan datang.41 Sifat-sifat khusus dari pemasaran jasa: a. Menyesuaikan dengan selera konsumen. b. Keberhasilan pemasaran jasa dipengaruhi oleh pendapatan penduduk. c. Pada pemasaran jasa tidak ada pelaksanaan fungsi penyimpanan.
39
Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, op.cit., hlm. 2-3. Yoyon Bahtiar Irianto dan Eka Prihati, dalam Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet. 1, hlm. 335. 41 Yoyon Bahtiar Irianto dan Eka Prihati, op.cit., hlm. 335. 40
d. Mutu jasa dipengaruhi oleh benda berwujud (perlengkapannya). e. Saluran distribusi dalam marketing jasa tidak begitu penting. f. Kadang terjadi problema dalam penetapan harga jasa.42
B. Pemasaran Jasa Pendidikan 1. Pengertian pemasaran jasa pendidikan Menurut John R. Silber yang dikutip Buchari Alma, menyatakan bahwa: Etika marketing dalam dunia pendidikan adalah menawarkan mutu layanan intelektual dan pembentukan watak secara menyeluruh. Sebuah lembaga pendidikan harus menjaga nama baik dan menekankan pada mutu layanan yang harus diberikan kepada para siswa43 Kotler, yang dikutip oleh Henry Sumurung Octavian mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Dengan demikian pemasaran produk dan jasa, termasuk pendidikan, akan terkait kepada konsep: permintaan, produk, nilai dan kepuasan pelanggan.44 Konsep produk dalam dunia pendidikan terbagi atas
jasa
kependidikan dan lulusan. Jasa kependidikan sendiri terbagi atas jasa: kurikuler,
penelitian,
ekstrakurikuler
dan
pengembangan administrasi.
kehidupan
Bentuk
bermasyarakat,
produk-produk
tersebut
hendaknya sejalan dengan permintaan pasar atau keinginan pasar yang diikuti oleh kemampuan dan kesediaan dalam membeli jasa kependidikan. Pendidikan sebagai produk jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud akan tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang diproses 42
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, op.cit., hlm. 251-253. Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, op.cit., hlm. 53. 44 Henry Sumurung Octavian, “Manajemen Pemasaran Sekolah sebagai Salah Satu Kunci Keberhasilan Persaingan Sekolah”, http://www.bpkpenabur.or.id/files/108-117%20Manajemen %20Pemasaran%20Sekolah%20sebagai%20Salah%20Satu%20Kunci%20Keberhasilan%20Persai ngan%20Sekolah.pdf, download tanggal 13-01-2010. 43
dengan menggunakan atau tidak menggunakan bantuan produk fisik, di mana proses yang terjadi merupakan interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa yang mempunyai sifat tidak mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan.45 Sekolah hendaknya dapat berorientasi kepada kepuasan pelanggan. Selain itu juga perlu mencermati pergeseran konsep ‘keuntungan pelanggan’ menuju ‘nilai’ (value) dari jasa yang diberikan. Sekolah mahal tidak menjadi masalah sepanjang manfaat yang dirasakan siswa melebihi biaya yang dikeluarkan. Dan sebaliknya sekolah murah bukan jaminan akan diserbu calon siswa apabila dirasa nilainya rendah. Dalam membangun lembaga pendidikan, menurut Brubacher yang dikutip Yoyon Bahtiar Irianto dan Eka Prihati, menyatakan ada dua landasan filosofi yaitu landasan epistimologis dan landasan politik: Secara epistimologis, lembaga pendidikan harus berusaha untuk mengerti dunia sekelilingnya, memikirkan sedalam-dalamnya masalah yang ada di masyarakat, di mana tujuan pendidikan tidak dapat dibelokkan oleh berbagai pertimbangan dan kebijakan, tetapi harus berpegang teguh pada kebenaran. Sedangkan landasan politik adalah memikirkan kehidupan praktis untuk tujuan masa depan bangsa, karena masyarakat kita begitu kompleks sehingga banyak masalah pemerintahan, industri, pertanian, perbankan, tenaga kerja, bahan baku, sumber daya alam dan manusia, hubungan internasional, pendidikan, lingkungan, kesehatan dan sebagainya, yang perlu untuk dipecahkan oleh tenaga ahli yang dicetak oleh lembaga pendidikan, di mana lulusan yang bermutu dihasilkan dalam black box prossing yang diolah oleh tenaga pendidik yang bermutu. 46 Pendidikan merupakan produk yang berupa jasa, yang mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1. Lebih bersifat tidak berwujud dari pada berwujud. 2. Produksi dan komsumsi bersama waktu. 3. Kurang memiliki standard dan keseragaman.47
45
Yoyon Bahtiar Irianto dan Eka Prihati, op.cit., hlm. 335. Ibid, hlm. 338. 47 Ibid, hlm. 335. 46
Dengan demikian pemasaran jasa pendidikan adalah suatu proses menawarkan mutu layanan intelektual dan pembentukan watak secara menyeluruh baik menggunakan bantuan produk fisik maupun tidak, untuk memenuhi kebutuhan konsumen (siswa). Hal itu karena pendidikan sifatnya lebih kompleks yang dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, hasil pendidikannya mengacu jauh ke depan, membina kehidupan warga Negara, generasi penerus ilmuwan dikemudian hari. 2. Perkembangan konsep pemasaran dalam jasa pendidikan Ada beberapa tahap perkembangan konsep marketing yang digunakan oleh para pengusaha dalam menghadapi persaingan yaitu: a. Konsep produksi Konsep ini berpandangan bahwa perusahaan membuat produksi sebanyak-banyaknya. Dengan produksi massal ini akan diperoleh efisiensi dalam pemakaian input dan efisiensi dalam proses produksi. Kemudian perusahaan akan dapat menetapkan harga jual lebih murah dari saingan. Hal ini sejalan dengan keinginan konsumen, agar mereka mudah memperoleh barang yang mereka butuhkan, mereka bisa membeli di banyak tempat dan harganya tidak terlalu mahal. 48 Jika hal ini diterapkan dalam jasa pendidikan, bukan berarti lembaga pendidikan menghasilkan lulusan secara massal dengan mengabaikan mutu, kemudian menurunkan uang sekolah (SPP) agar lebih banyak peminat masuk. Konsep produksi dalam pendidikan harus tatap memegang teguh peningkatan mutu lulusannya, dan uang pembayaran sekolah tidak terlalu tinggi. b. Konsep produk Konsep ini berlaku sudah sejak lama pada saat produsen berada pada posisi kuat. Produsen menghasilkan produk yang sangat baik menurut ukuran atau selera produsen itu sendiri, bukan menurut kehendak konsumen, konsumen demikian banyaknya sehingga selera 48
Buchari Alma dan Ratih Hurriyati, Manajemen Corporate dan Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Fokus pada Mutu dan Layanan Prima, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 173-174.
mereka pun sangat berfariasi. Selera konsumen tidak dapat diidentikkan dengan selera produsen. Inilah satu kesalahan yang terjadi pada konsep produk, yang menyamakan selera produsen dengan selera konsumen. Akibatnya jika timbul pesaing baru yang kreatif dalam bidang produksi, maka pengusaha yang menganut konsep produk ini akan kalah dalam persaingan.49 Jika ini diterapkan dalam lembaga pendidikan, maka pimpinan lembaga tidak boleh berbuat sekehendaknya, walaupun dalam rangka ingin meningkatkan mutu. Pimpinan sekali-kali harus memonitor apa kehendak konsumen, apa keluhan-keluhan yang diobrolkan oleh para siswa di luar, ataupun guru, tenaga administrasi, dan sebagainya. Pimpinan lembaga pendidikan tidak tinggal diam di kamar kantornya, berlagak sebagai birokrat sebuah departemen yang sulit dihubungi. Pimpinan lembaga pendidikan harus sering turun ke bawah melihat ruang kelas sekolah, memperhatikan taman-taman sekolah, bertegur sapa dengan siswa, guru dan orang lain yang berkunjung ke sekolah. c. Konsep penjualan Pengusaha yang menganut konsep penjualan (selling concept) berpendapat bahwa yang penting produsen menghasilkan produk, kemudian produk itu dijual ke pasar dengan menggunakan promosi secara besar-besaran. Produsen ini mempunyai keyakinan bahwa dengan jalan promosi, konsumen dipengaruhi, dirangsang, dimotivasi untuk membeli, maka mereka pasti akan membeli. Konsep ini banyak dianut oleh para produsen dan mereka juga berhasil dalam pemasaran produknya. Tetapi strategi ini tidak akan mampu bertahan selamanya.50 Jika
diterapkan
pada
lembaga
pendidikan,
maka
ada
kecenderungan lembaga menggunakan surat kabar, TV, pasang iklan, layaknya seperti iklan barang. Iklan ini bisa saja asal ada bukti nyata yang menunjang kekuatan iklannya. Iklan tanpa usaha perbaikan mutu 49 50
Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, op.cit., hlm. 47. Ibid, hlm. 48.
atau performens lembaga pendidikan akan berakibat sebaliknya, menjadi bumerang bagi lembaga itu sendiri. Para pengelola pendidikan yang menganut konsep penjualan, hanya mementingkan tugasnya saja. Asal tugas sudah dijalankan maka selesailah kewajibannya dan dia akan menerima gaji sesuai dengan yang ditetapkan. Karyawan seperti ini tidak pernah memikirkan dan tidak peduli apakah layanannya sudah baik atau belum, pokoknya tugas selesai. d. Konsep marketing (marketing concept) Konsep marketing ini menyatakan bahwa produsen jangan memperhatikan diri sendiri, jangan melihat selera sendiri, tapi lihatlah, carilah apa dan bagaimana selera konsumen. Marketing tidak berarti bagaiamana menjual produk agar laris habis, tidak peduli apa yang terjadi sesudah itu. Konsep marketing lebih berorientasi jangka panjang. Konsep ini lebih menekankan kepada “kepuasan konsumen”. Tujuan marketing ialah bagaimana usaha untuk memuaskan selera, memenuhi needs and wants dari konsumen. Istilah needs artinya kebutuhan atau “rasa kekurangan pada diri seseorang yang harus dipenuhi”. Sedangkan wants berarti keinginan atau suatu kebutuhan yang sudah dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti daya beli, pendidikan, agama, keyakinan, famili dan sebagainya. Agar dapat memenuhi
needs and wants
konsumen ini, maka para produsen
harus mengadakan marketing research. Lembaga pendidikan yang menganut konsep marketing ini, tahu persis apa yang harus dilakukan, bukan hanya sekedar mengajar siswa tiap hari sesuai jadwal kemudian melaksanakan ujian, lulus, habis perkara. Tapi harus lebih jauh dari itu. Siswa harus merasa puas dalam suasana belajar mengajar, ruang kelas yang bersih, taman yang asri, guru-guru yang ramah, perpustakaan, laboratorium, lapangan olah raga dan sebagainya harus siap melayani para siswa. e. Konsep rensponsibility=Konsep societal=Konsep kemasyarakatan
Konsep
ini menyatakan bahwa dunia perusahaan harus
bertanggung jawab pada masyarakat terhadap segala perilaku bisnisnya. Perusahaan harus dapat menghasilkan produk yang bisa diandalkan, tidak cepat rusak, tidak berbahaya jika digunakan oleh konsumen dan turut menjaga kelestarian alam. Dunia bisnis harus berhemat dalam menggunakan sumber-sumber alam dan turut mengadakan penghijauan.51 Demikian pula sebuah lembaga pendidikan, harus bertanggung jawab terhadap masyarakat luas mulai dari mutu lulusan yang dihasilkannya.
Jangan sampai lulusan yang dihasilkan malah
membawa ekses di masyarakat berlagak dengan titel yang ia peroleh. Lembaga pendidikan harus bertangguang jawab terhadap uang masyarakat yang dipungut dan ia gunakan, sehingga betul-betul memberikan hasil maksimal untuk kepentingan masyarakat. Premis dari konsep marketing: a. Konsumen selalu memilih barang yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. b. Konsumen dapat dikelompokkan berdasarkan needs and wants-nya. c. Tugas
pengusaha
ialah
meneliti
dan
memilih
pasar
dan
mengembangkan program pemasaran yang efektif. d. Bila konsumen merasa puas, mereka akan mengulangi pembeliannya.52 2. Fungsi marketing dalam pendidikan Untuk membentuk citra baik terhadap lembaga dan dalam menarik minat
sejumlah
calon
siswa,
maka
lembaga
pendidikan
telah
menggunakan/mengembangkan berbagai upaya strategi yang dikenal dengan strategi bauran pemasaran (strategi marketing mix). Dalam gambar berikut dapat dilihat elemen bauran pemasaran yang terdiri atas 4 P (Promotion, Place, Price, Product) tradisional ditambah 3 elemen P lagi yaitu Physical evidence, People dan Process mempengaruhi 51 52
Ibid, hlm. 49. Ibid, hlm. 50.
calon siswa, sehingga mereka mau mendaftar masuk pendidikan tersebut:
ke lembaga
53
INPUT
PENYUSUNAN DISAIN
LAND
Pengaturan: Mnusia Kurikulum Fasilitas Learning environment program/jurusan employment office mapping technique (segmentation) diversivikasi
MAN CAPITAL MANAGEMEN
PENAWARAN JASA Teaching Research Public services Pesta kampus Hub. kampus-masyarakat Pembinaan alumni
BALIKAN
STRATEGI MARKETING MIX 4P + P KE LIMA PRODUCT Layanan akademik Layanan sosio kultural PROMOTION Menggunakan media cetak dan elektronik PLACE Lokasi PRICE SPP, sumbangan pembangunan, uang praktikum, dsb. PERSONAL TRAITS Unsur pimpinan lembaga pendidikan/yayasan/ personil
PROSES
TUJUAN MENINGKATKAN MUTU AKADEMIK
Untuk kerja dosen Perkuliahan Penelitian Seminar/workshop Gedung-ruang Lab/perpustakaan Olah raga Keagamaan Kesenian Cafetaria Toko, dsb.
CITRA EKSISTENSI LEMBAGA VALUE ADDED KEILMUAN EKONOMI PRESTISE
JUMLAH PEMINAT
BALIKAN
Gambar Model Penawaran Jasa Pendidikan. Informasi tentang 7 P tersebut akan diperoleh calon siswa dari berbagai sumber seperti dari massmedia, orang tua, famili, alimni, guru sekolah, siswa yang masih aktif dan sebagainya. Di samping itu ada empat 53
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, op.cit., hlm. 373.
faktor lain yang turut mempengaruhi pilihan siswa yaitu lingkungan sosio cultural, dari mana calon siswa berasal, apakah dia cocok bergaul di lingkungan lembaga pendidikan yang akan ia masuki. Lingkungan politik dan hukum, lingkungan ekonomi dan teknologi, lingkungan kompetitif dan lingkungan sumber daya semuanya menjadi bahan pertimbangan calon siswa untuk memasuki sebuah lembaga pendidikan. P1= Product. Produk yang dihasilkan dan ditawarkan ke konsumen haruslah yang berkualitas. Sebab konsumen tidak senang pada produk kurang bermutu. Misalnya, di samping produk bidang akademik, ialah produk yang membuat layanan pendidikan lebih berfariasi seperti kegiatan olah raga, kesenian, keagamaan, kursuskursus dan sebagainya untuk menambah kualitas pendidikan. P2= Price. Produsen harus pandai menetapkan kebijaksanaan tinggi atau rendahnya harga yang ditetapkan, harus berpedoman pada: a. Keadaan atau kualitas barang. b. Konsumen yang dituju: berpenghasilan tinggi, sedang/rendah. c. Suasana pasar, apakah produknya baru diintroduksi ke pasar atau produk menguasai pasar, produk sudah melekat di hati konsumen atau banyak saingan. P3= Place. Keamanan tempat atau lokasi yang dituju, dalam hal ini perlu dipertimbangkan faktor-faktor seperti: akses (kemudahan mencapai lokasi), vasibilitas (lembaga tersebut dapat terlihat dengan jelas keberadaan
fisiknya),
lalu
lintas,
tempat
parkir,
ekspansi
(ketersediaan lahan untuk kemungkinan perluasan usaha), persaingan (dengan memperhitungkan lokasi pesaing).54 P4= Promotion, merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran yaitu aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi tentang keberadaan produk atau jasa, mempengaruhi, membujuk dan atau mengingatkan pasar sasaran atas lembaga dan produknya agar
54
Yoyon Bahtiar Irianto dan Eka Prihati, op.cit., hlm. 344.
bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan oleh lembaga. Namun perlu diingat, promosi berlebihan mempunyai hubungan korelatif yang negative terhadap daya tarik peminat. P5= People, berarti orang yang melayani ataupun yang merencanakan pelayanan terhadap para konsumen. Karena sebagian besar jasa dilayani oleh orang, maka orang tersebut perlu diseleksi, dilatih, dimotivasi, sehingga memberikan kepuasan terhadap pelanggan. Setiap karyawan harus berlomba-lomba berbuat kebaikan terhadap konsumen dengan sikap perhatian, responsive, inisiatif, kreatif, pandai memecahkan masalah, sabar dan ikhlas. Para guru harus mempunyai kompetensi pedagogig, kepribadian, professional dan kompetensi sosial.55 P6= Physical Avidence (bukti fisik), merupakan sarana dan prasarana yang mendukung proses penyampaian jasa pendidikan sehingga akan membantu tercapainya janji lembaga kepada pelanggannya. P7= Process, dalam hal ini perlu diperhatikan dan selalu ditingkatkan bagaimana proses yang terjadi dalam penyaluran jasa dari produsen ke konsumen. Produk utama lembaga pendidikan yang dialami siswa misalnya bimbingan, latihan-latihan dan terutama adalah proses belajar mengajar, maka kualitas jasa atau pembelajaran harus bermutu, guru berpenampilan baik serta menguasai bahan pelajaran. Namun secara keseluruhan, proses ini terjadi berkat dukungan dari seluruh karyawan dan tim manajemen yang mengatur semua proses agar berjalan lancar.56 Kualitas dalam seluruh elemen yang menunjang proses pendidikan menjadi hal yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan proses pembelajaran sekaligus sebagai bahan evaluasi terhadap pengelolaan lembaga dalam merekrut
55 56
Ibid, hlm. 344-345. Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, op.cit., hlm. 38.
pelanggan pendidikan. Jika digambarkan secara sederhana adalah sebagai berikut:57
Produk PT
Process
Place Pelanggan pendidikan
Promotion Price
Tujuan
People Physical evidence Penyerapan pasar kerja Citra PT
Gambar Lingkaran Pendidikan. Apabila lembaga pendidikan sudah mencoba malaksanakan kegiatan marketing yang berorientasi ke konsumen, maka seluruh personil staf baik guru maupun tenaga administrasi harus mengahayati apa visi, misi dan tujuan mereka, apa bisnis mereka dan menganalisa intra serta ekstra kurikuler, fasilitas pendidikan, suasana belajar mengajar dan sebaginya, sehingga kegiatan mereka selalu terpusat kepada perbaikan mutu pelayanan. Dengan melaksanakan kegiatan marketing akan dapat membantu lembaga pendidikan mengahadapi masa depan yang lebih baik. Ada dua usaha yang hendak dicapai oleh organisasi non profit dalam kegiatan marketingnya, yaitu mencari konsumen dan mencari donatur. Namun kita lihat organisasi non profit seperti lembaga keagamaan, kesehatan, lembaga 57
Yoyon Bahtiar Irianto dan Eka Prihati, op.cit., hlm. 346.
pendidikan, tidak senang menggunakan istilah konsumen. Mereka menggunakan istilah spesifik yang sesuai dengan kegiatannya seperti jamaah, anggota, pasien, para pendengar, siswa dan sebagainya. Organisasi non profir ini mencoba membangkitkan image positif dari anggotanya terhadap lembaga.58 3. Citra (image) terhadap lembaga Konsumen membeli sesuatu bukan hanya sekedar membutuhkan barang itu, tetapi ada sesuatu yang lain yang diharapkannya. Sesuatu yang lain itu sesuai dengan citra yang terbentuk dalam dirinya. Oleh sebab itu, penting sekali organisasi memberi informasi kepada publik agar dapat membentuk citra yang baik sebagai salah satu strategi pemasarannya. Citra adalah impresi, perasaan atau konsepsi yang ada pada publik mengenai perusahaan, suatu objek, orang atau mengenai lembaga.59 Citra adalah kesan yang diperoleh sesuai dengan pengetahuan pemahaman seseorang tentang sesuatu. Citra terbentuk dari bagaimana perusahaan melakukan kegiatan operasionalnya, yang mempunyai landasan utama pada segi layanan. Citra yang baik dari suatu organisasi akan mempunyai dampak yang menguntungkan, sedangkan citra yang jelek akan merugikan organisai.60 Mirror Image. Suatu lembaga pendidikan harus mampu melihat sendiri bagaimana image yang mereka tampilkan dalam melayani publiknya. Lembaga harus dapat mengevaluasi peampilan mereka apakah sudah maksimal dalam memberi layanan atau masih dapat ditingkatkan lagi. Ini disebut mirror image. Multiple Image. Ada kalanya anggota masyarakat memiliki berbagai image terhadap perusahaan atau lembaga pendidikan misalnya sudah ada yang merasa puas, bagus, dan ada yang masih banyak kekurangan dan
58
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, op.cit., hlm. 374. Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, op.cit., 92. 60 Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2003), Cet. 3, hlm. 331. 59
perlu diperbaiki. Ada yang merasa puas untuk sebagian layanan, dan tidak merasa puas dengan beberapa sektor yang lain. Ini adalah multiple image. Current Image yaitu bagaimana citra terhadap lembaga pendidikan pada umumnya. Current image perlu diketahui oleh seluruh karyawan lembaga pendidikan sehingga di mana ada kemungkinan image umum ini dapat diperbaiki.61 Image akan diperhatikan publik dari waktu kewaktu dan akhirnya akan membentuk suatu pandangan positif yang akan dikomunikasikan dari satu mulut ke mulut yang lain. Dalam kesibukan kita sehari-hari jangan melupakan keadaan fisik, keterampilan, fasilitas, kantor, karyawan, dan yang melayani publik harus selalu dalam garis dengan satu tujuan memuaskan konsumen. Katakan pada mereka apa yang kita perbuat untuk menjaga agar mereka selalu puas, dan tanyakan lagi apa yang mereka inginkan agar dapat diperbaiki dimasa yang akan datang. Citra merupakan realitas, oleh karena itu jika komunikasi pasar tidak cocok dengan realitas, ketidakpuasan akan muncul dan akhirnya konsumen mempunyai persepsi yang buruk terhadap citra organisai. 62 Masalah image ini mungkin saja berbeda pada seseorang, karena apa yang dialaminya tidak sesuai dengan apa yang dialami oleh orang lain. Di sinilah perlunya organisasi harus setiap saat memberi informasi tentang image positif yang diperlukan oleh publik dan mampu menarik perhatiannya. Sehingga masyarakat dapat membuat keputusan untuk mendaftarkan putra-putri mereka masuk ke lembaga tersebut. Pemupukan image ini tidak hanya dalam waktu singkat, sebab publik sifatnya sangat sensitive dan kritis. Biasanya image negative dapat terbentuk dalam waktu singkat, tetapi image positif terbentuk dalam jangka waktu lama. Banyak komponen yang akhirnya dapat membentuk image antara lain: reputasi atau mutu akademik dari sebuah lembaga, penampilan
61 62
Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, op.cit., hlm. 92-93. Sutisna, op.cit., hlm. 334.
kampus, biaya, lokasi, jarak dari rumah tempat tinggal, kemungkinan karir masa depan, kegiatan social dari lembaga dan sebagainya. 4. Variabel yang menimbulkan citra a. Aspek mutu akademik Lembaga pendidikan harus melakukan total quality management (TQM). Karena semua organisasi yang ingin mempertahankan keberhasilannya harus berobsesi pada mutu.63 Mutu harus sesuai dengan
persyaratan
yang
diinginkan
pelanggan.
Kotler
mengungkapkan total quality management adalah suatu pendekatan perusahaan secara menyeluruh untuk meningkatkan kualitas produk, mulai dari proses pembuatan, hasil jadi, pengiriman, pelayanan yang terus menerus.64 Intinya adalah perbaikan mutu terus menerus dalam segala kegiatan perusahaan, sehingga muncul kualitas yang makin lama makin baik. Secara konseptual mutu akademik
adalah muara dari mutu
proses pendidikan manusia, alat, kurikulum dan fasilitas yang tercermin pada mutu mengajar guru, mutu bahan pelajaran dan mutu hasil belajar, sehingga akhirnya membentuk seperangkat kemampuan. Mutu akademik dapat dilihat dari sudut kuantitatif dan sudut kualitatif. Dari sudut kuantitatif orang melihatnya dari sisi indeks prestasi hasil belajar, jumlah lulusan, banyaknya siswa diterima di lembaga pendidikan lanjutan atau yang diterima bekerja pada instansi/perusahaan, banyak alumni yang menjadi pejabat dan sebagaianya. Sedangkan mutu akademik secara kualitatif memiliki indikator seperti berikut: 1) Kemampuan mengidentifikasi sesuatu secara jelas. Ini merupakan karakteristik berpikir tamatan lembaganya.
63
Husaini Usman, Manajemen (Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan), (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), hlm. 460. 64 Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, op.cit., hlm. 36.
2) Siswa memiliki kemampuan dalam eksplanasi, yang diartikan mampu berargumentasi menerangkan apa yang ada di pikirannya dengan bahasa dan terminology yang tepat kepada orang lain. 3) Kemampuan memprediksi atau meramal. 4) Kemampuan mengawasi. 65
b. Guru/Dosen Siswa mempunyai pandangan tentang guru yang baik adalah memiliki kompetensi keilmuan, penguasaan metode mengajar, pengendalian emosi dan disiplin. Guru harus memiliki kompetensi pedagogik, professional, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan segi mentalitas yang baik. Jika kompetensi guru ini ditampilkan secara baik, maka guru akan menjadi idola bagi siswa, teman sejawatnya dan masyarakat.66 c. Perpustakaan Perpustakaan adalah unsur penting dalam pengembangan ilmu dan pengembangan lembaga pendidikan. Maka hal yang perlu diperhatikan antara lain: banyaknya buku dan judul buku yang ada di perpustakaan, adanya perhatian anggaran belanja yang dialokasikan untuk kebutuhan perpustakaan, luas perpustakaan dan sebagainya. d. Teknologi pendidikan Alat bantu berupa teknologi pendidikan sangat besar artinya bagi pengembangan ilmu, terutama dalam proses kegiatan mengajar. Hal ini dalam rangka mempertinggi pelayanan akademis untuk para siswa. e. Biro konsultan Biro konsultan ini bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bentuk layanan konsultasi, penyuluhan dan bimbingan lainya. 65 66
Ibid, hlm. 127. Ibid, hlm. 110.
f. Kegiatan olah raga Lembaga dapat mengadakan pertandingan-pertandingan olah raga
dalam
bentuk
perlombaan
maupun
persahabatan,
baik
dilaksanakan di dalam maupun di luar kampus, sehingga dapat menarik perhatian yang baik dari masyarakat. g. Kegiatan marching band dan tim kesenian Kegiatan marching band dan kesenian yang ditampilkan oleh lembaga pendidikan pada suatu acara resmi seperti pada perayaan 17sAgustus di kota yang bersangkutan, hari ulang tahun lembaga, hari wisuda dan perayaan lainnya, akan memperoleh keuntungan promosi yang luar biasa. Apalagi jika diikutkan dalam perlombaan dan mendapakan juara. Lembaga pendidikan yang memiliki manajemen baik, akan mengarahkan perhatiannya lebih untuk membina kegiatan ini, karena ini membuka peluang untuk lebih dikenal oleh masyarakat dan pemerintah. Tetapi lembaga harus berhati-hati menjaga penampilan timnya agar tidak mengecewakan penonton, sebab akan membawa akibat negative terhadap lembaga, yang dianggap mencerminkan ketidakberesan manajemen intern. Oleh sebab itu dalam setiap penampilan harus betul-betul disiapkan secara professional. h. Kegiatan keagamaam Kegiatan ini bukan hanya ditandai oleh adanya bangunan fisik keagamaan, tetapi yang lebih penting adalah kegiatan rutinitas yang dilaksanakan di dalamnya maupun dalam peringatan hari-hari besar dengan
mengundang
masyarakat
sekitar
dan
kadang-kadang
dipublikasikan di massmedia. Para orang tua siswa dan masyarakat akan sangat terkesan dengan kegiatan seperti ini, karena kaum intelek atau calon intelek betul melaksanakan ajaran agama sehingga kelak ketika terjun ke masyarakat akan tetap membawa almamater baiknya dan juga akan membina masyarakat dari segi agama yang dianutnya. i.
Kunjungan orang tua ke kampus
Kegiatan semacam ini perlu dilembagakan, diprogram dengan baik, undangan berkunjung ke kampus diadakan secara teratur dan tertib, jika perlu para orang tua disuguhi acara-acara khusus. Pada acara berkunjung tersebut para orang tua siswa diberi kesempatan bertanya dan melihat-lihat suasana kampus, seperti ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, teknologi pendidikan, sarana olah raga dan sebagainya. j.
Membantu kemudahan mendapat dan mengurus pekerjaan atau cara melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi Salah satu hal yang membingungkan siswa setelah lulus ialah bagaimana cara mencari kerja atau meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sekurang-kurangnya para siswa diberikant informasi tentang cara-cara dari hal tersebut. Fasilitas semacam ini sangat besar artinya bagi para siswa yang baru lulus, karena mereka memang belum mengetahui tentang hal ini.
k. Penerbitan kampus Media seperti penerbitan kampus, jurnal, bulletin, majalah ilmiah, humor, sketsa dan lain-lain, di samping sebagai sarana belajar menulis bagi bagi para siswa yang berbakat, ini juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi atau hubungan dengan dunia luar shingga akan terjalin kerjasama yang akrab. l.
Alumni Adanya persatuan alumni dari suatu lembaga pendidikan merupakan kebanggaan tersendiri bagi para anggotanya. Dengan adanya organisai tersebut mereka dapat saling tukar informasi dan menceritakan nostalgia masing-masing. Almamater yang selalu mengadakan kontak dengan persatuan alumninya akan memperoleh banyak keuntungan, karena dapat saling mengadakan tukar informasi dan sebagai jalur peningkatan nama baik lembaga asalnya tersebut. Organisasi alumni dapat melakukan kegiatan membantu dalam merekrut calon siswa, pengumpulan dana untuk membantu salah satu
proyek di almamaternya ataupun mengadakan kerja bakti sosial untuk masyarakat sekitar dengan membawa dan mengagungkan nama lembaga pendidikan asalnya tersebut. Dan masih banyak lagi kegiatan yang dapat dilakukan, misalnya mengadakan seminar, symposium, tukar pengalaman melalui forum diskusi, membuat majalah atau bulletin antar alumni, mengadakan publicity dan sebagainya. Organisai alumni akan sangat merasa dihargai jika selalu ada perhatian atau kontak dari pimpinan lembaga dan seringkali diundang serta dimintai pandangan mereka dalam hal-hal tertentu.67
C. Manajemen Pemasaran Pendidikan Manajemen pemasaran pendidikan berasal dari istilah: manajemen dan pemasaran pendidikan, ini merupakan dua ilmu yang kemudian dipadukan dalam satu kegiatan. Artinya, fungsi-fungsi yang ada dalam kedua ilmu tersebut digabung dalam satu bentuk kerja sama. Sebagaimana dijelaskan di awal, manajemen merupakan sebuah proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya. Menurut George R. Terry sebagaimana yang dikutip Mulyono, terdapat 4 fungsi manajemen yang dikenal sebagai POAC, yaitu: planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan/ pengarahan) dan controlling (pengendalian).68 Sedangkan pemasaran pendidikan ialah menawarkan mutu layanan intelektual dan pembentukan watak secara menyeluruh. Jadi, manajemen pemasaran pendidikan dapat diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan/pengarahan dan pengendalian (dalam segala kegiatan pemasaran pendidikan) secara efektif dan efisien untuk menawarkan mutu layanan intelektual dan pembentukan watak siswa secara 67
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, hlm. 377-382. Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), Cet. I, hlm. 22-23. 68
menyeluruh, melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Fokus dari penerapan pemasaran ini adalah bagaimana mendekatkan pelayanan sesuai dengan keinginan dan kepuasan siswa, yang tentunya hal tersebut harus didukung dengan peran para tenaga ahli di bidangnya, sumber daya dan fasilitas yang memadai, serta selalu meningkatkan mutu lulusan.
1. Planning (perencanaan) Perencanaan ialah kegiatan yang akan dilakukan dimasa yang akan datang untuk mencapai tujuan.69 Menurut Koontz-O’Donell, dalam Principles of Management, planning is the most basic of all management functions since it involves selection from among alternative courses of action.70 (Perencanaan adalah fungsi manajemen yang paling dasar karena manajemen meliputi penyeleksian di antara bagian pilihan dari tindakan). Perencanaan
dalam
pemasaran
pendidikan
bertujuan
untuk
mengurangi atau mengimbangi ketidakpastian dan perubahan yang akan datang,
memusatkan
perhatian
kepada
sasaran,
menjamin
atau
mendapatkan proses pencapaian tujuan terlaksana secara efisien dan efektif, serta memudahkan pengendalian. Islam memperingatkan manusia untuk membuat perencanaan dalam menetapkan masa depan. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-Hasyr, ayat 18:
4 ©!$# (#qà)¨?$#ur ( 7‰tóÏ9 ôMtB£‰s% $¨B Ó§øÿtR ö•ÝàZtFø9ur ©!$# (#qà)®?$# (#qãZtB#uä šúïÏ%©!$# $pkš‰r'¯»tƒ ÇÊÑÈ tbqè=yJ÷ès? $yJÎ/ 7Ž•Î7yz ©!$# ¨bÎ) Hai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)
69
Husaini Usman, Manajemen, Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), Cet. 1, hlm. 61. 70 Koontz-O’Donnell, Principles of Management: An Analysis of Managerial Functions, (Kogakusha: McGraw Hill), hlm. 111.
dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hasyr: 18). 71 Maka, perencanaan dalam pemasaran pendidikan adalah sebagai patokan dalam kegiatan pemasaran yang akan dilaksanakan agar efektif dan efisien. Planning ini dibuat berdasarkan data yang ada di perusahaan. Misalnya planning daerah pemasaran, planning tentang harga, planning strategi yang akan digunakan dalam memasuki pasar, teknik promosi yang akan digunakan, dan sebagainya.72 Dalam tahap ini harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Identifikasi pasar Tahapan pertama adalah mengidentifikasi dan menganalisis pasar. Dalam tahapan ini perlu dilakukan suatu penelitian atau riset pasar untuk mengetahui kondisi dan ekspektasi pasar termasuk atributatribut pendidikan yang menjadi kepentingan konsumen pendidikan. Termasuk dalam tahapan ini adalah pemetan dari sekolah lain. Ini harus diawali dari perencanaan setrategis yang lebih dulu menetapkan visi, misi dan tujuan lembaga. b. Segmentasi pasar dan positioning Segmentasi pasar adalah strategi yang dirancang untuk mengalokasikan sumber daya pemasaran kepada segmen yang telah didefinisikan.
Ini
adalah
upaya
membedakan
konsumen.
Sedangkankan positioning adalah strategi yang dirancang untuk mengkomunikasikan manfaat produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Ini merupakan usaha untuk membedakan produk kita dengan produk lain.73 Dalam pasar yang sangat beragam karakternya, perlu ditentukan atribut-atribut apa yang menjadi kepentingan utama bagi pengguna pedidikan. Secara umum pasar dapat dipilah berdasarkan karakteristik
71
Departemen Agama, Al-Qur an dan Terjemahannya, (Semarang: Toha Putra, 1996), hlm.s437. 72 Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, hlm. 137. 73 Sutisna, op.cit., hlm. 247.
demografi (umur, jenis kelamin, pendapatan, pendapatan, agama, dll.), geografi (Negara, kota atau komplek perumahan, dll.), psikografi (kelas social, gaya hidup, kepribadian, dll.), maupun perilaku (kesempatan, manfaat yang dicari, tingkat pemakaian, status loyalitas, dll.).74 Dengan demikian sekolah akan lebih mudah menentukan strategi pemasaran yang akan dilaksanakan sehubungan dengan karakteristik dan kebutuhan pasar. Setelah mengetahui karakter pasar, kemudian menentukan bagian pasar mana yang akan dilayani. Tentunya secara ekonomis, melayani pasar yang besar akan membawa sekolah masuk ke dalam skala operasi yang baik. Untuk analisa pelanggan, maka perlu dilakukan: 1) Segmentasi: perlu dicari jawaban terhadap pertanyaan siapakah pelanggan terbesar, daerah mana, tipenya, masih banyakkah pelanggan potensial dari daerah tersebut? Apa motivasi dan karakteristiknya. 2) Motivasi pelanggan: perlu dicari jawaban unsur atau elemen produk yang mana mereka paling tertarik, apa tujuan mereka membeli, apakah motivasi mereka bisa diklasifikasikan atau mungkinkah berubah. 3) Kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi, perlu dipertanyakan mengapa ada konsumen merasa tidak puas, apa masalahnya, bisakah dilakukan identifikasi dan bagaimana dengan pesaing?75 c. Diferensiasi produk Melakukan diferensiasi merupakan cara yang efektif dalam mencari perhatian pasar. Dari banyaknya sekolah yang ada, orang tua siswa akan kesulitan memilih sekolah untuk anaknya dikarenakan atribut-atribut kepentingan antar sekolah semakin standar. Sekolah hendaknya dapat memberikan tekanan yang berbeda dari sekolah lainnya dalam bentuk-bentuk kemasan yang menarik seperti logo dan 74
Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen, Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, (Jakarta: Prenada Media, 2003), Cet. 1, hlm. 61-63. 75 Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, op.cit., hlm. 164-165.
slogan serta beberapa fasilitas yang baik. Melakukan pembedaan dapat pula dilakukan melalui bentuk tampilan fisik yang memberikan kesan baik, seperti pemakaian seragam yang menarik, gedung sekolah yang bersih atau stiker sekolah.
2. Organizing (pengorganisasian) Menurut Gibson seperti yang dikutip Syaiful Sagala: Pengorganisasian meliputi semua kegiatan manajerial yang dilakukan untuk mewujudkan kegiatan yang merencanakan menjadi suatu struktur tugas, wewenang dan menentukan siapa yang akan melaksanakan tugas tertentu untuk mencapai tugas yang diinginkan organisasi. 76 Pada tahap ini harus disusun organisasi pemasaran yang jelas dan efisien, sehingga dengan jelas diketahui siapa yang bertanggung jawab, kepada siapa harus dipertanggungjawabkan, bagaimana koordinasi dalam perusahaan. Jadi di sini diperlukan suatu struktur tim manajemen pemasaran pendidikan yang jelas, sehingga tidak terjadi saling lempar tanggung jawab seandainya terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam pekerjaan. Pengorganisasian ini sebagai proses membagi kerja ke dalam tugastugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya dan mengalokasikan sumber daya, serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan organisasi. 77 Ini berarti harus melibatkan kerjasama dan diserahkan kepada orangorang yang ahli dibidangnya agar terkoordinir dengan baik sehingga tujuan
76
Syaiful Sagala, Administrsi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2000), hlm.s49-
50. 77
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. IX, hlm. 71.
yang ditetapkan lembaga pendidikan tersebut dapat tercapai secara efektif dan efisien. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi yang berbunyi:
.
: :
,
: (
.
: ).
:
:
:
Dari Abi Hurairoh RA. Ketika Nabi SAW sedang berbicara dalam sebuah majlis muncul seorang bangsa arab dan bertanya kapankah datangnya hari kiamat. Rasul melanjutkan pembicaraannya itu menurut sebagian sahabatnya, Rasul menyimak pertanyaan kemudian hendak menjawabnya, beberapa sahabat yang lain menanyakannya bahwa rasul tidak mendengar pertanyaan tersebut. Ketika Rasulullah telah menyelesaikan pembicaraannya ia berkata: Mana orang yang bertanya tentang hari kiamat tadi? Orang arab badui berkata : aku disini ya Rasulullah, kemudian Nabi bersabda: Ketika amanat diabaikan, maka tunggulah kehancurannya. Orang Badui bertanya bagaimana ia diabaikan? Nabi menjawab: ketika suatu urusan diserahkan kepada selain ahlinya maka tunggulah kehancurannya ( Hr.Shahih Bukhori ). 3. Actuating (penggerakan/pengarahan) Menurut Terry sebagaimana yang dikutip oleh Hani Handoko, pergerakan berarti usaha menggerakkan anggota kelompok sedemikian rupa untuk
melaksanakan tugas-tugasnya dengan antusias dan
kemampuan yang baik.79 Pergerakan merupakan upaya untuk mewujudkan perencanaan menjadi kenyataan dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap anggota dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
78
Abi Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Bukhari, (Beirut: Dar Al-Kutb Al-ilmiah 1994), hlm. 24 79 Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta : BPFE, 1999), Cet. XIV, hlm. 28.
Malayu S. P. Hasibuan mendefinisikan pengarahan adalah: mengarahkan semua bawahan agar mau bekerjasama dan bekerja efektif dalam mencapai tujuan.80 Oleh karena itu proses pemasaran pendidikan perlu dijalankan dengan sebaik-baiknya dan perlu adanya kerjasama yang baik pula di antara semua pihak baik dari pihak atasan maupun bawahan dalam melaksanakan pekerjaan (pemasaran), bagaimana cara kerja, ke mana harus pergi, kapan, dan sebagainya. 81 Dalam pergerakan ini lembaga melaksanakan kegiatan pemasaran (meliputi segala bentuk pelayanan mutu jasa pendidikan) selain itu juga melakukan komunikasi pemasaran dengan baerbagai setrateginya, terutama kepada kelompok yang menjadi sasaran pemasaran. Komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran, mengenai keberadaan produk di pasar.82 Kegiatan pemasaran dapat dilakukan dengan berbagai saluran atau sejumlah media, dengan harapan terjadinya tiga tahapan perubahan, yaitu: perubahan pengetahuan, perubahan sikap dan perubahan tindakan yang dikehendaki.83 Sekolah sebagai lembaga ilmiah akan lebih elegan bila bentuk
komunikasi
disajikan
dalam
format
ilmiah,
seperti
menyelenggarakan kompetisi bidang studi, seminar dan publikasi prestasi oleh media independen seperti berita dalam media massa. Namun, komunikasi yang sengaja dilakukan sekolah dalam bentuk promosi atau bahkan iklan perlu menjadi pertimbangan. Bentuk dan materi pesan hendaknya dikemas secara elegan namun menarik perhatian, agar sekolah tetap dalam image sebagai pembentuk karakter dan nilai yang baik. Usaha
mengkomunikasikan
segala
upaya
lembaga
dalam
peningkatan mutu dan keberhasilan sekolah di bidang pendidikan ini dapat 80
Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), Cet. 4, hlm. 41. 81 Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, op.cit., hlm. 138. 82 Sutisna, op.cit., hlm. 267. 83 Soemanagara, Strategic Marketing Communication, Konsep Strategi dan Terapan, (Bandung: Alfabeta, 2006), hlm. 4.
dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya, untuk masyarakat sasaran tingkat lokal, dapat dilakukan dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang menyebabkan masyarakat setempat tertarik untuk datang ke sekolah, seperti kegiatan olah raga dan kesenian yang melibatkan masyarakat setempat, kunjungan orang tua dan calon siswa ke sekolah (open day), keikut-sertaan dalam pawai dan karnaval di kota sendiri.
Untuk
masyarakat sasaran yang lebih jauh tempatnya, dapat dilakukan melalui brosur, kalender, cinderamata, majalah siswa sekolah, atau surat kabar umum (dengan pemuatan berita kegiatan sekolah). Selain itu, cara-cara yang dapat dilakukan untuk menarik perhatian publik terhadap suatu lembaga pendidikan baik melalui daya tarik fisik kampus atau yang bersifat akademik, religius, dan sebagainya, misalnya:84 a. Lembaga membenahi kampus terutama bagian yang menghadap jalan raya, sehingga setiap orang yang lewat di depan kampus merasa tertarik dan sewaktu-waktu ingin masuk ke kampus. b. Di gerbang kampus terutama yang berada di jalan raya, dapat dipasang lampu kuning berkedap-kedip, dipasang rambu yang jelas dan terbaca “Harap Hati-Hati Keluar Masuk Kendaraan Kampus X”. c. Kerja sama dengan masmedia. d. Percetakan/penerbitan kampus. Akan terbentuknya image bahwa kampus ini betul-betul menguasai bidang ilmunya. e. Pimpinan lembaga gencar mengadakan pidato, sambutan-sambutan, seminar di mana-mana, diinformasikan kepada publik apa, siapa dan bagaimana lembaga kita dengan yakin dan membanggakan. f. Memberi konsultasi serta nasihat-nasihat yang diperlukan publik sebagai layanan masyarakat. g. Mengadakan peringatan-peringatan hari besar keagamaan dengan mengundang masyarakat agar masuk kampus, dan even-even lainnya. Publikasi yang sering terlupakan namun memiliki pengaruh yang kuat adalah promosi words of mouth (getok tular). Langkah ini lebih 84
Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, op.cit., hlm. 92.
efektif dan dipercaya konsumen, melalui alumnus dan keluarganya yang merasa puas selama mengenyam pendidikan di sekolah tersebut. Alumni yang sukses dapat membagi pengalaman (testimony) atau bukti keberhasilan sekolah.85
4. Controlling (pengendalian/pengawasan) Menurut Chuck Williams dalam buku Management, Controlling is monitoring progress toward goal achievement and taking corrective action when progress isn t being made.86 (Pengawasan adalah peninjauan kemajuan terhadap pencapaian hasil akhir dan pengambilan tindakan pembetulan ketika kemajuan tersebut tidak terwujud). Tujuan pengendalian adalah sebagai berikut: 1) Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuanketentuan dari rencana. 2) Melakukan
tindakan
perbaikan
(corrective),
jika
terdapat
penyimpangan-penyimpangan (deviasi). 3) Supaya tujuan yang dihasilkan sesuai dengan rencananya.87 Maka inti dari pengendalian/pengawasan adalah untuk mengatur pekerjaan yang direncanakan dalam hal ini adalah pemasaran pendidikan dan memastikan bahwa pelaksanaan pepemasaran pendidikan tersebut berlangsung sesuai rencana atau tidak. Kalau tidak sesuai dengan rencana maka perlu adanya perbaikan. Dari setiap pekerjaan yang dilakukan dalam pemasaran pendidikan perlu adanya control. Control harus dilakukan sedini mungkin agar tidak terjadi kesalahan yang berlarut-larut. Jika terjadi penyimpangan dari
85
Arief Furchan, “Manajemen Pemasaran Madrasah: Antisipasi Masa Depan”, http:// www.pendidikanislam.net/index.php/makalah/41-makalah-tertulis/158-manajemen-pemasaranmadrasah?start=2, download 31-12-09. 86 Chuck Williams, Management, (United States of America: South-Western College Publishing, 2000), hlm. 7. 87 Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah, op.cit., hlm. 241242.
planning
yang
pencegahannya.
telah
ditetapkan
maka
perlu
diambil
tindakan
88
Sebagai bahan eveluasi salah satu hal yang perlu diperhatikan dan menjadi pertimbangan utama oleh manajemen yaitu tentang kepuasan pelanggan. Menurut Engel, et. al., yang dikutip oleh Triton PB.: kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purna beli di mana alternative yang dipilih sekurang-kurangnya
sama
dengan
harapan
pelanggan,
sedangkan
ketidakpuasan timbul apabila hasil (outcome) tidak mampu memenuhi harapan.89 Pelanggan pendidikan terdiri dari dua jenis, yaitu pelanggan internal dan pelanggan eksternal. Pelanggan internal terdiri atas guru, pustakawan, laboran, teknisi dan tenaga administrasi. Sedangkan pelanggan eksternal terdiri dari pelanggan primer (siswa), pelanggan skunder (orang tua, pemerinta dan masyarakat), pelanggan tersier (pemakai atau penerima lulusan, baik lembaga pendidikan yang lebih tinggi maupun dunia usaha).90 Pelanggan atau konsumen umumnya mengacu berbagai perspektif untuk mengevaluasi kepuasan terhadap produk atau jasa, antara lain: a. Kinerja (performance). b. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features). c. Keandalan (reliability). d. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to spesification), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standarstandar yang telah ditetapkan sebelumnya. e. Daya tahan (durability). f. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, dll. g. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indra (bentuk fisik). 88
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Edisi Revisi, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 138. 89 Triton PB., Marketing Strategic, Meningkatkan Pangsa Pasar dan Daya Saing, (Yogyakarta: Tugu Publisher, 2008), Cet. 1, hlm. 59. 90 Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 200.
h. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahan terhadapnya.91 Menurut Kotler yang dikutip Buchari Alma, cara mengukur kepuasan pelanggan dapat dilakukan dengan: a. Complaint and suggestion sistem (sistem keluhan dan saran) Perusahaan berhubungan dengan pelanggan membuka kotak saran dan menerima keluhan-keluhan yang dialami oleh pelanggan. Ada juga perusahaan yang memberi amplop yang telah ditulis alamat perusahaan untuk digunakan menyampaikan saran keluhan serta kritik setelah mereka sampai di tempat tujuan. Informasi ini dapat memberikan ide-ide dan masukan yang memungkinkan perusahaan mengantisipasi dan cepat tanggap terhadap kritik dan saran tersebut. b. Costomer statisfaction surveys (survey kepuasan pelanggan) Tingkat keluhan yang disampaikan oleh konsumen dijadikan data dalam mengukur tentang kepuasan konsumen pada umumnya. Penelitian mengenai kepuasan pelanggan dapat dilakukan melalui survey, melalui pos, telepon, wawancara pribadi, atau perusahaan mengirimkan angket ke orang-orang tertentu. c. Ghost shopping (pembeli bayangan) Dalam hal ini perusahaan menyuruh orang-orang tertentu sebagai pembeli ke perusahaan lain atau ke perusahaannya sendiri. Pembeli-pembeli misteri ini melaporkan keunggulan dan kelemahan pelayan-pelayan yang melayaninya. Ia juga melaporkan segala sesuatu yang bermanfaat sebagai bahan mengambil keputusan oleh manajemen. Manajer sendiri juga harus turun ke lapangan di mana ia tidak dikenal. Pengalaman manajer ini sangat penting karena data dan informasi yang diperoleh langsung ia alami sendiri. d. Lost costomer analisyis (analisis pelanggan yang beralih) Perusahaan yang kehilangan langganan mencoba menghubungi langganan tersebut. Mereka dibujuk untuk mengungkapkan mengapa mereka berhenti atau pindah ke perusahaan lain, adakah sesuatu masalah yang terjadi yang tidak bisa diatasi. Dari kontak semacam ini akan diperoleh informasi dan akan memperbaiki kinerja perusahaan sendiri agar tidak ada lagi langganan yang lari, dengan cara meningkatkan kepuasan mereka.92 Sebab-sebab timbulnya ketidakpuasan pelanggan: a. Tidak sesuai harapan dengan kenyataan yang dialami. b. Layanan selama proses menikmati jasa tidak memuaskan. 91 92
Triton PB., op.cit., hlm. 61-63. Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, op.cit., hlm. 34-35.
c. Perilaku personil tidak/kurang menyenangkan. d. Suasana dan kondisi fisik lingkungan tidak menunjang. e. Cost terlalu tinggi, karena jarak terlalu jauh, banyak waktu terbuang, dan harga terlalu tinggi. f. Promosi atau iklan terlalu muluk tidak sesuai dengan kenyataan. 93
Hal-hal di atas merupakan bahan evaluasi yang harus benar-benar diperhatikan oleh pihak manajemen pemasaran pendidikan dan segera dicari solusi atau cara untuk mengantisipasinya jika terjadi penyimpangan, karena masalah kepuasan pelanggan merupakan salah satu penentu meningkatkan daya saing lembaga pendidikan. Dalam rangka evaluasi, manajemen juga harus melakukan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats). Lembaga harus menganalisis kembali tentang kekuatan dan kelemahan dari internal, serta peluang dan ancaman dari eksternal. Demikianlah sekilas tentang manajemen pemasaran pendidikan yang harus difahami oleh segenap komponen lembaga pendidikan, agar penerapan pemasaran pendidikan berada pada posisi yang tepat sesuai dengan nilai dan sifat dari pendidikan itu sendiri. Dengan pemasaran yang bagus maka lembaga pendidikan akan menjadi sasaran bagi konsumen dalam hal ini adalah calon siswa, sehingga tujuan lembaga dapat tercapai secara efektif dan efisien.
93
Ibid, hlm. 35-36.
BAB III MANAJEMEN PEMASARAN PENDIDIKAN ISLAM DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG D. Gambaran Umum SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang 1. Sejarah Berdiri dan Perkembangan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang SMP Islam Sultan Agung I Semarang adalah salah satu lembaga pendidikan Islam yang berada di Kecamatan Semarang Timur. Sekolah ini berada di bawah pengelolaan Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung dengan Akta Notaris Raden Mas Soetomo Soeprapto, SH. No. 1989. Keberadaan SMP Islam Sultan Agung ini tidak dapat dipisahkan sejarahnya dari TK Al-Falah yang didirikan pada tahun 1950 oleh Ustadz Tahir Nuri dan Abu Bakar Assegaf di kampung Mustramam. Setelah berdirinya TK tersebut, masyarakat merasa perlu untuk mendirikan sekolah-sekolah yang lebih tinggi agar dapat menampung anak-anak mereka yang telah lulus TK, SR, atau MI. Akhirnya berkat dorongan, desakan dan bantuan infaq dari mayarakat pada tahun 1954 berhasil didirikan SR dan Sekolah Menengah Diniyah. Sekolah ini adalah untuk mendidik calon-calon guru Madrasah Ibtida’iyah dan lama pendidikannya adalah selama 4 tahun. Sebelum tahun tersebut kelas IV pindah ke Ma’had dan pada tahun itu sudah meluluskan Sekolah Rakyat yang pertama. Pada tahun 1970 oleh pihak sekolah murid-murid kelas III dan IV dicoba untuk diikutsertakan pada ujian Sekolah Menengah Pertama dan ternyata hampir 100% lulus ujian. Sejak itu dengan berbagai pertimbangan akhirnya Sekolah Menengah Diniyah dirubah menjadi SMP Badan WakafsI / SMP Islam Sultan Agungs1 Semarang pada tahun itu juga. Adapun tujuan didirikannya SMP Badan Wakaf I adalah: a. Hendak melaksanakan tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu membentuk manusia muslim yang berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri, berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara.
b. Bersama-sama dengan potensi lain ikut mengembangkan ketrampilan, pengalaman, pengetahuan untuk membangun masyarakat Negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dan untuk kurikulumnya menyesuaikan dengan kurikulum SMP ditambah dengan pelajaran agama dan bahasa Arab. Berkat pengelolaan yang baik maka pada tahun 1972 sekolah ini diberikan kepercayaan untuk menyelenggarakan ujian sendiri. Dalam perkembangan selanjutnya karena kuantitas murid yang semakin bertambah, sedang ruangan yang ada waktu itu sangat terbatas, maka oleh pihak yayasan pada tahun 1988/1989 SMP Islam Sultan Agungs1 Semarang dipindahkan ke Jalan Seroja Selatan No. 14 A, yang memiliki fasilitas, sarana dan prasarana belajar yang lebih baik.94 2. Visi dan Misi SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang a. Visi Menjadi lembaga pendidikan terkemuka dalam menanamkan dasar-dasar Islam dan menstimulasi potensi intelektual dan motorik untuk mempersiapkan kader umat yang siap tumbuh kembang menjadi generasi khaira ummah. b. Misi 1) Menjadi lembaga pendidikan terbaik dengan pengelolaan yang amanah dan profesional. 2) Mendidik generasi berkualitas dan berkepribadian muslim. 3) Mengajarkan kurikulum yang integratif dengan nilai-nilai agama Islam. 4) Membangun kualitas guru yang profesional dan tafaqquh fiddin. 5) Memberikan layanan terbaik melalui penyediaan sarana prasarana yang lengkap dan memadai. 6) Berperan serta mencerdaskan kehidupan bangsa. 7) Sebagai mitra pemerintah dalam meningkatkan mutu. 94
Sejarah SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, dalam http://smpsultanagung1.com/ index.php?pilih=hal&id=9, download tanggal 15 April 2010.
c. Tujuan 1) Meletakkan dasar-dasar pendidikan secara profesional, utuh, menyeluruh dan seimbang antara aspek: ruhaniyah, aqliyah dan jasadiyah,
dzikir,
filir
dan
ikhtiar,
kognitif,
afektif
dan
psikomotorik, individu, keluarga dan masyarakat, imtaq dan iptek, ayat qouliyah dan kauniyah, kepentingan dunia dan akhirat. 2) Berusaha mendidik tunas-tunas agama, bangsa dan negara untuk menjadi kader-kader yang memiliki kriteria: a.sLurus aqidahnya. b.sBenar ibadahnya.95 3. Letak Geografis SMP Islam Sultan Agung I Semarang adalah salah satu lembaga pendidikan Islam yang berada di tempat strategis, yaitu di komplek Simpang Lima Semarang tepatnya berada di Jalan Seroja Selatan No. 14sA Semarang, Desa/Kelurahan Karang Kidul, Kecamatan Semarang Tengah. Mudah dijangkau dengan berbagai alat transportasi termasuk kendaraan umum, memiliki fasilitas, sarana dan prasarana belajar yang baik. Di sisi lain masyarakat di sekitar juga memiliki respon dan partisipasi yang sangat baik terhadap keberadaannya, terutama dalam menyekolahkan putra-putrinya ke lembaga tersebut, terbukti dengan siswa SMP Islam Sultan Agung I Semarang yang cukup banyak mencapai kurang lebih 394 siswa. 4. Sarana dan Prasarana Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar yang diharapkan, maka diperlukan beberapa penunjang sarana prasarana. SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang memiliki fasilitas sarana dan prasarana sebagai berikut: a. Keadaan tanah SMP Islam Sultan Agung I Semarang adalah sebagai berikut:96 Luas tanah 95 96
: 2992 m.
Profil SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang tahun 2009-2010. Data dinding SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, tahun 2009-2010.
Status tanah
: milik sendiri.
Lokasi sekolah
: pusat kota.
Nomor Statistik/NIS : 204036306042/200540. b. Gedung sekolah No
Fasilitas
Jumlah
Keterangan
1
Ruang Kelas
12
Baik
2
Ruang Kepala Sekolah
1
Baik
3
Ruang Guru
1
Baik
4
Ruang Tata Usaha
1
Baik
5
Ruang BP/BK
1
Baik
6
Ruang Komite
1
Baik
7
Ruang Perpustakaan
1
Baik
8
Ruang OSIS dan Keterampilan
1
Baik
9
Ruang UKS
1
Baik
10
Ruang Kesenian
1
Baik
11
Laboratorium IPA
1
Baik
12
Laboratorium Komputer
1
Baik
13
Ruang serba guna (aula) / musholla
1
Baik
14
Tempat olah raga
1
Baik
15
Koperasi
1
Baik
16
Tempat parkir guru / karyawan
1
Baik
17
Kamar mandi guru / karyawan
2
Baik
18
Kamar kecil siswa
6
Baik
19
Kantin
3
Cukup
20
Gudang
1
Baik
21
Pos Satpam
1
Baik
5. Struktur Organisasi Struktur Organisasi SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Tahun 2009/2010.97 Kepala Sekolah
: Dra. Hj. Upi Luthfiah
Wakil Kepala Sekolah : Drs. Fatchurrahman ZA Kepala Tata Usha
: Suhartini
Kaur Kurikulum
: Dra. Eka Dewi Rahmawati
Kaur Sarpras
: Dra. Siti Aisyah
Kaur Kesiswaan
: Ninik Musyarofah, S.Pd.
Wali Kelas
: 7 A B C D
: Fathul Alim, S.Pd.I. : Rina Budi Astuti, Dra. : Suhartini, S.Pd. : Trubus Purnama, S.Pd.
8 A : Harmanto, S.Pd. B : HM. Hamim Setyo, Drs. C : Yunita Kus Astuti, S.Si. 9
A B C D E
: A. Hakim Rifai, S.Pd. : Asrul Sani, S.Pd. : Ike Sliana, S.Pd. : Ani Kurstiani, S.Pd. : M. Hasan Bisri, S.Pd.
Koordinator BP
: Anggra Taurusya, S.Pd.
Guru Mata Pelajaran
: Kuswanto, S.Pd. Juli Aswan Nugroho, S.Pd. Kiki Inggi Sariyani Kumainia, S.Pd.
Karyawan
: Sri Herni Isroch P. Abdul Basir Titin Rahayuningsih Sunandar Daryanto Maskhun.
97
Data dinding SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, tahun ajaran 2009-2010.
6. Keadaan Guru/Karyawan dan Siswa a. Keadaan Guru/Karyawan:98 No
Status
L
P
J
6
8
14
1
Guru tetap yayasan
2
Guru Bantu GPS
0
3
Guru Bantu Depag
0
4 5 6 7
Guru tidak tetap
4
3
7
Tenaga administrasi
1
2
3
1
1
Tenaga persustakaan Pesuruh
2
2
Penjaga sekolah/keamanan
1
1
8
14
Jumlah
14
Keterangan
28
b. Keadaan Siswa: Keadaan Siswa per-Mei 2010.99 Kelas
No
1
2
3
7
8
9
Jumlah 98
L
P
J
A
14
19
33
B
16
17
33
C
14
18
32
D
22
11
33
A
21
12
33
B
22
13
35
C
21
13
34
A
18
14
32
B
19
14
33
C
17
15
32
D
20
12
32
E
18
14
32
222
172
394
Arsip Tata Usaha SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, tahun 2009/2010. Keadaan siswa dalam data dinding ruang tata usaha SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, bulan Mei tahun ajaran 2009-2010. 99
E. Manajemen Pemasaran Pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang merupakan bagian dari unit-unit pendidikan Islam di bawah Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah (Pendasmen) Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA) Semarang. Untuk melaksanakan kegiatan pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, maka dilaksanakan planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan/ pengarahan) dan controlling (pengendalian). Manajemen pemasaran pendidikan Islam SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dapat digolongkan menjadi dua yaitu dilakukan bersama dengan Pendasmen YBWSA dan dilaksanakan sendiri oleh SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. Hal tersebut dilakukan dengan menyatukan visi sekolah dan mengumpulkan pandangan atau gagasan dari masing-masing pihak anggota manajemen pemasaran pendidikan Islam SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, sehingga nantinya akan dapat ditentukan bagaimana alternatif promosi yang akan ditempuh dengan cara yang efektif. Dari alternatif-alternatif itu disaring sehingga ditentukan yang paling tepat untuk dilaksanakan sebagai bentuk pemasaran pendidikan Islam SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. Untuk
lebih
jelasnya,
langkah-langkah
manajemen
pemasaran
pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dapat dilihat dalam uraian penjelasan di bawah ini. i.
Planning pemasaran pendidikan Islam Dalam merencanakan pemasaran pendidikan Islam SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, maka disusun perangkat pemasaran meliputi rencana waktu/tanggal pelaksanaan, rencana daerah pemasaran, segmen atau target yang dituju, cara pelaksanaan pemasaran pendidikan Islam dan tim pelaksana. Menyusun perangkat pemasaran merupakan tugas awal untuk melaksanakan kegiatan pemasaran pendidikan Islam
yang
harus
dirumuskan oleh tim manajemen pemasaran pendidikan Islam SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dan selanjutnya disahkan oleh kepala sekolah. Maksud dari penyusunan perangkat pemasaran pendidikan Islam tersebut ialah untuk dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan pemasaran pendidikan Islam agar tidak terjadi penyimpangan dari koridor pendidikan Islam yang berdasarkan pada visi dan misi SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. Dari hasil wawancara yang peneliti laksanakan, ditemukan bahwa proses penyusunan perencanaan perangkat pemasaran pendidikan Islam SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dilaksanakan oleh mulai dari pimpinan sekolah, panitia penerimaan peserta didik (PPD) dan seluruh stakeholder sekolah (guru, karyawan, pembina ekstra kurikuler, komite sekolah dan orang tua wali siswa). Hal ini dimaksudkan agar perencanaan pemasaran pendidikan Islam yang dilaksanakan akan dapat tersusun lebih efektif. 100 Pada tahap ini dilakukan identifikasi pasar dan segmentasi yaitu menentukan daerah pemasaran dan siapa saja yang akan dituju dalam pelaksanaan pemasaran pendidikan Islam. Pada dasarnya setiap lembaga mempunyai pangsa pasar tersendiri. SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang pangsa pasarnya adalah Sekolah Dasar di bawah Pendasmen YBWSA, lembaga pendidikan dasar Islam seperti SDI/MI di sekitar sekolah yang tentunya lebih dekat dan lebih mempunyai ikatan institusi walaupun tidak menutup kemungkinan pada sekolah dasar negeri, dan keluarga siswa. Proses
selanjutnya
adalah
pengemasan,
yaitu
bagaimana
kemasan/cara pemasaran yang akan dilaksanakan? Seperti apa? Dan semua harus mengedepankan pengabdian kepada masyarakat. Pengemasan ini dibuat dari proses pembicaraan rencana-rencana melalui elisitas dari yang umum menjadi lebih khusus, sehingga jadilah bentuk utuh. Kemudian dijabarkan dengan skedul program pelaksanaan. Pada tahap ini dibahas dan dikonsep lagi untuk menjadi lebih bagus 100
Wawancara dengan Bapak Drs. Fatchurrahman ZA, tanggal 20 Mei 2010.
dengan jalan dilakukan brifing serta pembagian job diskription. Setiap penanggung jawab mempunyai catatan dan skedul tersendiri seperti bentuk penyampaian, media yang akan digunakan dan sebagainya, semua bersifat taktis dan mengutamakan kepentingan atau kepuasan masyarakat sebagai pengguna atau pelanggan pendidikan Islam yang disampaikan. ii.
Organizing pemasaran pendidikan Islam Dalam rangka mencapai tujuan sekolah, maka harus mengorganisir seluruh kegiatan yang telah direncanakan. Adapun pengorganisasian ini meliputi pemberian tugas kepada masing-masing staf, serta mengkoordinir kerja setiap staf dalam satu tim yang solid dan terorganisir. Demi kelancaran seluruh pelaksanaan program-program pemasaran pendidikan Islam yang telah direncanakan tersebut, masing-masing karyawan dan guru SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang mempunyai kewajiban untuk menyukseskan program-program pemasaran pendidikan Islam yang telah direncanakan. Dari hasil wawancara peneliti, dalam pengorganisasian pemasaran pendidikan Islam, SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang melaksanakan beberapa kegiatan yaitu: pengorganisasian struktur kerja, pengorganisasian strategi pemasaran pendidikan Islam dan pengorganisasian sumber daya pemasaran pendidikan Islam. Kegiatan-kegiatannya dapat dilihat dalam penjelasan di bawah ini:101 1. Pengorganisasian struktur kerja Pada tahap ini disusun struktur tentang siapa saja yang dilibatkan dalam kegiatan pemasaran pendidikan Islam SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, dimulai dengan membentuk kepanitiaan penerimaan peserta didik (PPD) yaitu sebagai tim pelaksana. Adapun
contoh
pengorganisasian
struktur
penerimaan peserta didik adalah sebagai berikut:102
101 102
Ibid. Arsip tata usaha SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, tahun 2009/2010.
kepanitiaan
SUSUNAN PANITIA PELAKSANA PENERIMAAN PESERTA DIDIK SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG Tahun Pelajaran 2010/2011 Penanggung Jawab Pengarah Ketua Wakil Ketua Sekretaris 1 Sekretaris 2 Bendahara 1 Bendahara 2 Sie Humas
: : : : : : : : :
Sie Perlengkapan
:
Sie Pendaftaran
:
Sie Pelayanan Informasi :
Sie Pembantu Umum Sie Kebersihan
: :
Sie Keamanan
:
Kepala Sekolah Drs. Fatkhurrachman ZA Dra. Eka Dewi R Asrul Sani, S.Pd. A. H. Rifa’I, S.Pd. Kuswanto, S.Pd. 1. Ninik Musyarofah, S.Pd. 2. Ani Kurstiani, S.Pd. 1. Trubus Purnama, S.Pd. 2. Fathul Alim, S.Pd. 3. Abdul Basir 1. Suhartini, S.Pd. 2. Sri Herni Isroch 3. Titin Rahayuningsih 1. Dra. Rina Budi Astuti 2. Ike Sliana, S.Pd. 3. Drs. H. Hamim Setyo 1. Dra. Siti Aisyah 2. Hasan Bisri, S.Pd. 3. Harmanta, S.Pd. Suhartini 1. Sunandar 2. Daryanto Maskhon.
2. Pengorganisasian strategi pemasaran pendidikan Islam Pada tahap ini disusun strategi pemasaran pendidikan Islam SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. Dari hasil wawancara peneliti, strategi pemasaran pendidikan Islam yang dilakukan oleh SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang adalah dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: dengan datang ke sekolah-sekolah dasar, mengadakan acara-acara ilmiah, melaksanakan kegiatan atau acara peringatan harihari besar nasional maupun keagamaan, mengadakan acara open
house, jalan sehat, pentas seni, pemasangan sepanduk promosi dan brosur penerimaan peserta didik (PPD), bulletin dakwah, dan bekerja sama dengan media informasi seperti surat kabar dan radio. Hal tersebut merupakan strategi pemasaran dengan tujuan memberikan informasi yang komplit kepada publik tentang pelayanan pendidikan Islam yang disampaikan, prestasi sekolah maupun program unggulan yang dimiliki SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang guna membangun citra positif lembaga di mata publik. 3. Pengorganisasian sumber daya pemasaran pendidikan Islam Dalam hal ini disusun sumber daya apa saja yang akan digunakan dalam proses pelaksanaan pemasaran pendidikan Islam SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, antara lain media yang akan digunakan, dana yang dibutuhkan dan lain-lain. Dari hasil wawancara peneliti, media yang digunakan dalam pemasaran pendidikan Islam SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang antara lain: sepanduk promosi, panflet dan brosur penerimaan peserta didik (PPD), bulletin dakwah, media informasi seperti surat kabar Suara Merdeka dan radio RRI Semarang. iii.
Actuating pemasaran pendidikan Islam Untuk melaksanakan proses penggerakan, Kepala Sekolah SMP Islam
Sultan
Agung
1
Semarang
selalu
melakukan
penggerakan/pengarahan kepada para stafnya baik secara langsung maupun tidak langsung agar para anggota organisasi yang diberi tugas dan tanggung jawab dalam berhubungan dengan publik dapat bekerja dengan baik dan benar demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Pergerakan yang
dilakukan tidak
lain
merupakan upaya untuk
menjadikan
perencanaan menjadi kenyataan. Pelaksanaan pemasaran pendidikan Islam yang dilakukan oleh SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang adalah dengan beberapa cara yang berfariasi disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Hal ini dimulai dengan membentuk kepanitiaan penerimaan peserta didik (PPD) yang tugasnya
tidak hanya menerima pendaftaran calon siswa baru, akan tetapi lebih jauh lagi juga melakukan beberapa tugas pokok dalam memperkenalkan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang kepada para konsumen pendidikan dan masyarakat umum dengan memberikan penjelasan program yang jelas dan komplit. Salah satu bentuk pemasaran pendidikan Islam yang dilakukan oleh SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dalam menawarkan programnya adalah dengan melakukan promosi dengan cara menyabarkan informasi dengan datang ke sekolah-sekolah dasar baik Sekolah Dasar yang berada di bawah Pendasmen YBWSA, maupun Sekolah Dasar negeri/swasta di sekitar SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. Hal ini dilaksanakan dengan bentuk ceramah visi, misi dan tujuan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, sambil memberikan brosur. Akan tetapi hal itu bukanlah informasi yang utama. Penekanan informasi yang disampaikan adalah pada bagaimana bentuk pelayanan pendidikan Islam yang ada di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang yang mengutamakan mutu dan kualitas pelayanan pendidikan Islam dengan sebaik mungkin demi kepuasan pelanggan pendidikan Islam. Di samping itu juga menyampaikan programprogram unggulan yang dimiliki SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang seperti:103 a. Adanya BUSI (Budaya Sekolah Islami) yaitu suasana pembelajaran dan kegiatan-kegiatan yang disampaikan dalam lingkungan pendidikan dengan nuansa Islami, baik dari segi seragam yang dikenakan siswa, bekal materi-materi dan praktik keagamaan yang diberikan kepada siswa, seperti: wajib melaksanakan sholat berjamaah dzuhur di sekolah dengan ketentuan pemisahan waktu antara jamaah siswa putra dengan siswa putri, pada tata pergaulan siswa putra dan putri dilarang bergaul di luar batas yang telah ditentukan yaitu perbuatan yang mengarah pada pelanggaran norma agama maupun adat masyarakat, dilarang
103
Wawancara dengan Ibu Suhartini, tanggal 14 Juni 2010.
jajan bareng di kantin antara siswa putra dan siswa putri (dilakukan pemisahan waktu), maupun bentuk-bentuk lainnya.104 b. Adanya beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang disediakan sebagai wadah pengembangan bakat dan keahlian siswa, baik yang bersifat keagamaan (seperti: rebana dan seni baca Al-Qur’an), maupun yang bersifat umum (seperti: komputer dan internet, english conversation, basket/volley ball, paskibra, futsal, pramuka, presenter, PMR, beladiri, dan seni tari). Kegiatan penyampaian informasi pada kunjungan ke sekolah-sekolah dasar tersebut diawali dengan cara melakukan dialog antara pihak SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dengan sekolah yang dituju mengenai program keahlian apa yang diinginkan oleh pihak sekolah yang didatangi. Misalnya sekolah menginginkan keahlian yang dapat mendidik siswa terkait dengan keahlian seni-seni Islam (tilawah Al-Qur’an), maka pihak SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang menyampaikan bahwa di sana ada kegiatan ekstrakurikuler yang dapat digunakan sebagai wadah atau sarana siswa untuk menyalurkan bakat di bidang seni baca al-Qur’an yaitu adanya kegiatan ekstrakurikuler tilawah atau seni baca al-Qur’an yang menghadirkan pelatih yang berkompeten di bidang tilawah al-Qur’an, sehingga nantinya siswa akan lebih mengerti dan menguasai seni tilawah al-Qur’an lebih jauh lagi. Program pemasaran dilakukan dengan memberikan informasi yang komplit agar tidak terjadi ketakutan pada siswa. Misalnya, bagi calon siswa yang belum bisa baca tulis Al-Qur’an, maka disampaikan bahwa tidak perlu takut karena nanti pada pelaksanaan pembelajarannya akan dikelompokkan sesuai dengan kemampuan BTA-nya, dibimbing secara bertahap dan terpadu untuk bisa membaca dan menulis Al-Qur’an dengan baik dan benar. Dibimbing oleh ustadz/ustadzah yang berkompeten di bidangnya dengan metode belajar qiro’ati.
104
Observasi pada tanggal 20-24 Mei 2010.
SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang juga melakukan promosi dengan cara menyampaiakan prestasi-prestasi yang pernah diraih, misalnya data akademik tentang prestasi yang dicapai selama tahun pelajaran 2009/2010, yaitu:105 No
Prestasi
Kategori
1
Juara 2 tenis lapangan
Popda Tk. Kota
2
Juara 3 taekwondo
Tk. Jateng Stimart AMNI
3
Juara 3 lomba gambar global warming
Tk. Kota
4
Juara harapan 3 story telling
Tk. Kota
5
Lulus UN 100%
-
Kunjungan memberikan informasi selengkapnya tentang program SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dengan berbagai kegiatan unggulan yang dimiliki baik yang bersifat keagamaan maupun yang bersifat umum, sehingga akan mampu memberikan wacana bahwa lembaga pendidikan Islam ini sangat peduli dengan kehidupan sosial keagamaan dengan menawarkan dan menjelaskan program yang tentunya dapat bermanfaat bagi masyarakat, misalnya juga ada pelayanan-pelayanan yang disediakan untuk siswa, seperti program khusus yang melayani masyarakat/peserta didik dalam bidang bimbingan dan penyuluhan (konsultasi) tentang masalah-masalah yang dihadapi, kegiatan motivasi siswa, mediasi, kunjungan rumah, serta kegiatan kunjungan-kunjungan yang lain seperti ke TVRI, mosium dan sebagainya.106 Dengan bentuk-bentuk seperti hal di atas diharapkan akan banyak yang tertarik dan disela ketertarikan itu pihak SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang sambil menyampaikan bahwa SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang bukan semata-mata melakukan promosi lembaga, tetapi juga sangat memperhatikan pelayanan untuk kehidupan keberagamaan dan sosial yang harus saling membantu bekerja sama demi terciptanya 105
Brosur Penerimaan Peserta Didik SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, tahun ajaran
2010/2011. 106
Wawancara dengan Ibu Anggra Taurusya, S.Pd., tanggal 15 Juni 2010.
kerukunan dan kemajuan bangsa, sehingga praktik pendidikan yang ada benar-benar sangat bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat, bukan menjadi lembaga atau institusi yang berdiri sendiri dan tidak berguna bagi masyarakat. Hal ini dibuktikan lagi dengan adanya kegiatan pemberian santunan pada waktu-waktu tertentu, misalnya santunan kepada para anak yatim setiap bulan Muharam, penyampaian zakat fithrah dan pembagian hasil qur’ban kepada warga di sekitar yang membutuhkan. Sebuah bentuk contoh konkrit bahwa SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang adalah lembaga yang sangat memperhatikan kehidupan sosial kemasyarakatan.107 Selain itu, SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang juga berupaya melakukan sosialisi kepada masyarakat luas tentang program dan tujuan yang akan dicapai setelah melakukan studi melalui pamphlet, brosur dan poster/sepanduk penerimaan peserta didik (PPD), juga mengajak kerja sama dengan beberapa media komunikasi seperti surat kabar Suara Merdeka dan media komunikasi elektronik seperti radio RRI Semarang. Kemudian juga membuka website SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang agar calon siswa dengan mudah mendapatkan informasi yang komplit dengan semua fasilitas dan program unggulan sebagai kekuatan/kelebihan yang dimiliki SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang sehingga calon siswa tersebut dapat tertarik untuk masuk atau mendaftarkan diri ke SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. Pada tahun ini SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang juga melakukan strategi khusus dalam mempromosikan lembaganya yaitu dengan memberikan bonus khusus bagi pendaftar gelombang 1, sebagaimana pada table berikut:108 No 1
107 108
2010/2011.
Potongan DP 50 %
Kategori Juara I Olimpiade Maple Tingkat Kota.
Wawancara dengan Ibu Ninik Musyarofah, S.Pd., tanggal 15 Juni 2010. Brosur Penerimaan Peserta Didik SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, tahun ajaran
Juara I Popda Tingkat Kota.
2
30%
Juara II Olimpiade Mapel Tingkat Kota. Juara II Popda Tingkat Kota.
3
25 %
Lulusan dari SD di lingkungan Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung.
4
10 %
Rangking 1 di sekolah.
Selain dengan cara-cara di atas, SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang juga melakukan promosi dengan jalan mengundang masyarakat untuk hadir ke sekolah seperti dengan cara mengadakan acara open house, pameran/pentas seni, jalan sehat keluarga besar Pendasmen YBWSA dengan wali murid dalam rangka promosi dan sebagainya. Kegiatan ini dimaksudkan di samping agar masyarakat umum dapat melihat kondisi atau keadaan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang secara langsung, masyarakat juga dapat mengetahui tentang beberapa keunggulan atau prestasi yang dimiliki SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang sekaligus agar mereka dapat memberikan beberapa kontribusi kepada lembaga baik yang berupa saran pemikiran maupun materiil. Dengan demikian perbaikan dan peningkatan kualitas mutu pelayanan pendidikan Islam secara terus menerus akan dapat ditingkatkan demi pemenuhan kepuasan pelanggan pendidikan Islam SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang.109 Hal lain yang tidak kalah pentingnya yang dilakukan oleh SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang adalah melakukan pengelolaan alumni dengan cara mengadakan reuni alumni. Hal ini dimaksudkan komunikasi atau informasi yang disampaikan oleh para alumni nanti akan sangat membantu publikasi di masyarakat tentang pelayanan pendidikan Islam yang ada di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, bahkan akan berakibat sangat baik karena masyarakat akan cenderung lebih mempercayai atas
109
Wawancara dengan Bapak Drs. Fatchurrahman ZA, tanggal 20 Mei 2010.
dasar pengalaman yang dialami oleh para alumni pada saat mereka mengenyam pendidikan di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang.110 Adapun contoh program kegiatan yang merupakan bagian dari strategi yang digunakan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dalam meningkatkan citra lembaga di mata publik adalah sebagai berikut:111 Program Kegiatan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Tahun 2009/2010 No
Kegiatan
1
Peringatan Hari-hari Besar: a. Kegiatan peringatan hari pramuka. b. Kegiatan peringatan HUT RI ke-61. c. Kegiatan bulan ramadhan, peringatan nuzulul qur’an, penerimaan dan penyaluran zakat fithrah. d. Kegiatan halal bihalal
e. f. g.
2
Upacara hari sumpah pemuda. Upacara hari pahlawan. Kegiatan peringatan Idul Adha, penyembelihan qurban dan penyaluran daging qurban. h. Kegaiatan peringatan tahun baru hijriyah 1431 H. i. Kegiatan peringatan maulid nabi Muhammad saw. 1431 H. j. Upacara Hardiknas. k. Upacara Harkitnas. Kegiatan kunjungan untuk siswa baru (MOS), ke pagoda “Watugong” dan PT Sosro Ungaran.
3
Open house
4
Jalan sehat dan olah raga bareng di Simpang Lima Semarang dalam rangka promosi
5
Promosi penerimaan peserta didik (PPD) dan sosialisasi BUSI (budaya sekolah Islami)
6
Wisata keluarga
7
Mujahadah kubro
8
Pentas seni
9
Reuni alumni
110 111
Sasaran
Waktu
Siswa. Agustus 2009 Siswa. Agustus 2009 Siswa, guru/kary., dan September 2009 masyarakat. Keluarga besar SMP Oktober 2009 Islam Sultan Agung 1 Semarang. Siswa. Oktober 2009 Siswa. November 2009 Siswa, guru/kary., dan masyarakat. Siswa, guru/kary.
Desember 2009
Siswa, guru/kary.
Februari 2010
Siswa. Siswa.
Mei 2010 Mei 2010
Siswa.
Juli 2009
Wali murid, Agustus 2009 masyarakat. Keluarga besar SMP Islam Sultan Agung 1 Agustus 2009 Smrg., masyarakat. SD YBWSA, SD swasta/negeri di Maret 2010 sekitar, masyarakat. Siswa, wali murid. Siswa, guru/karyawan, Maret 2010 wali murid. Siswa, masyarakat. Juni 2010 Alumni SMP Islam Sultan Agung 1 Smrg., Juli 2010 guru/kar., masyarakat.
Ibid, tanggal 24 Mei 2010. Arsip SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, tahun ajaran 2009/2010.
iv.
Controlling pemasaran pendidikan Islam Setelah
melalui
berbagai
tahap
dalam
manajemen,
yakni
perencanaan, pengorganisasian dan penggerakan, tahap selanjutnya adalah melakukan pengendalian atau evaluasi. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui sampai di mana pelaksanaan rencana kerja yang telah dirumuskan sebelumnya. Jika ditemukan kekurangan atau hambatan dapat segera dilakukan perbaikan-perbaikan.112 Oleh karena itu, evaluasi yang dilakukan oleh pengelola pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang tidak hanya dilakukan di akhir periode saja, melainkan juga dalam prosesnya, yaitu pada tiap dua mingguan, bulanan, tengah semester, akhir semester dan akhir tahun. Ini dilaksanakan dalam bentuk pertemuan/rapat oleh kepala sekolah dengan segenap guru dan karyawan, membahas program yang telah dilaksanakan dalam tahapan waktu tersebut yaitu tentang bagaimana realisasinya dan jika terjadi kendala maka akan dipecahkan dan dicari solusi bersama demi menjaga kualitas pelayanan pendidikan Islam yang disampaikan. Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan tentang persiapan program kegiatan terdekat yang akan dilaksanakan berikutnya, agar lebih matang dalam pelaksanaannya. Dalam kaitannya dengan evaluasi, maka berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan jasa pendidikan Islam adalah hal yang pokok yang harus dilakukan. Sebagai lembaga pendidikan Islam tentunya SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang juga selalu melakukan peningkatan mutu pendidikan agar dapat bersaing dalam persaingan mutu lulusannya. Di antara upaya yang dilakukan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dalam peningkatan mutu lembaga pendidikan Islam di antaranya:
112
Wawancara dengan Ibu Dra. Hj. Upi Luthfiah, tangal 24 Mei 2010.
1. Meningkatkan mutu guru dengan cara melaksanakan
pelatihan-
pelatihan keguruan. 2. Peningkatan kinerja guru dengan mengharuskan setiap guru membuat silabus dan RPP pada setiap pelajaran yang diampu. 3. Evaluasi diri guru (mengevalusi kinerja) baik dilakukan sendiri maupun dengan cara meminta kritik dan saran dari para siswa. Di antara yang dievaluasi dari diri guru adalah: a. Kompetensi pedagogik: kemampuan mengelaola pembelajaran peserta didik, yang meliputi penyusunan rencana pembelajaran, pelaksanaan interaksi belajar mengajar, penilaian prestasi belajar peserta didik. b. Kompetensi kepribadian: kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi tauladan peserta didik. c. Kompetensi professional: kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. d. Kompetensi sosial: kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan siswa, sesama guru dan masyarakat sekitar. Dengan demikian akan diketahui titik kelemahannya sehingga akan mudah mengembangkan kemampuannya. 4. Peningkatan kualitas siswa: Bidang akademik (matrikulasi pelajaran, pembentukan tim olimpiade dan pemberian jam pelajaran tambahan). Bidang non akademik (pembinaan secara intensif kegiatan ekstra kurikuler dan mengikutkan dalam berbagai perlombaan/pertandingan baik dalam bidang olah raga maupun kesenian). 5. Persaingan yang begitu ketat antar lembaga pendidikan dalam menyediakan jasa pendidikan disikapi dengan tetap menjaga kualitas mutu pendidikan dan berupaya melengkapi sarana prasarana dengan cara menambah beberapa fasilitas untuk menunjang proses belajar
mengajar, seperti: LCD, internet, computer, perlengkapan alat olah raga, alat kesenian/keterampilan dan sebagainya.113 Dari beberapa upaya di atas tentunya tujuan utamanya adalah peningkatan mutu pendidikan yang harus sesuai dengan tuntutan masyarakat luas dan menjadikan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang bukan sebagai lembaga pendidikan yang tidak peka dengan kehidupan sosial
keagamaan
masyarakat
dan
perkembangannya.
Sehingga
selanjutnya akan tercipta citra positif dari masyarakat luas terhadap SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. Dalam penelitian ini, peneliti tidak hanya mewawancarai dari pihak lembaga saja, tetapi peneliti juga mengadakan wawancara dengan masyarakat yaitu orang tua siswa tentang respon mereka terhadap SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. Wawancara yang pertama adalah dengan bapak Drs. Suyanto, warga Kelurahan Karang Kidul, pada saat beliau mengantar anaknya mendaftar sekolah. Beliau mengutarakan bahwa yang melatar belakangi beliau menyekolahkan putra keduanya ke SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang adalah karena menurut beliau mutu pendidikan di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang memang tergolong baik, hal ini terbukti dari pengalaman beliau ketika menyekolahkan putri pertamanya di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang yang lulus pada tahun ajaran 2008 dapat diterima di salah satu SMA ternama di Semarang dan selalu mendapat peringkat 10 besar di kelas.114 Berbeda dengan bapak Muhadi yang beralamat di Kaligawe, pada saat itu sedang menjemput menunggu anaknya pulang latihan olah raga di sekolah. Secara singkat adalah bahwa awal beliau mengenal SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang yaitu dari tulisan setiker promosi yang tertera di bodi mobil angkot yang sering lewat di depan rumahnya. Kemudian dari pengalaman beliau juga merasakan pelayanan yang baik dari pihak 113 114
Wawancara dengan Bapak Drs. Fatchurrahman ZA, tanggal 14 Juni 2010. Wawancara dengan Drs. Suyanto, tangal 2 Juli 2010.
sekolah, terbukti antara lain adalah pada suatu ketika anaknya tidak masuk sekolah karena sakit, pihak sekolah saat itu menelfon beliau dan menanyakan kondisi putranya.115 Responden ketiga adalah bapak Saiful Anwar, S.Ag., seorang guru SD, menyampaiakan bahwa yang mendorong beliau untuk meyekolahkan putranya ke SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang adalah cerita dari tetangganya, menurut beliau (menirukan cerita tetangganya), “Pak Anwar rencana anaknya mau disekolahkan di mana? Sekolahkan di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang saja, di sana mutunya bagus ditambah lagi dengan materi keagamaan yang diberikan setiap hari, sehingga apa yang diterima anak Anda nanti akan seimbang antara pendidikan umum dan pendidikan agama”.116 Responden berikutnya adalah bapak Nugroho yang
kebetulan
beliau merupakan warga sekitar SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. Menurut beliau dari dulu sampai sekarang Alhamdullilah SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang selalu memperhatikan warga sekitar, seperti saat penyembelihan hewan qur’ban, pembagian zakat fitrah, santunan anak yatim tiap bulan Muharram dan lain-lain.117 Dari hasil wawancara di atas pada dasarnya sebagian besar yang melatar belakangi para orang tua siswa memasukkan putra-putrinya ke SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang adalah karena mutu layanan pendidikan yang disampaikan memang tergolong cukup baik, sehingga mereka senang dapat menyakolahkan putra/putri mereka di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang.
F. Kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Manajemen Pemasaran Pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Dari hasil wawancara yang peneliti laksanakan, terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan 115
Wawancara dengan Bapak Muhadi, pada tangal 2 Juli 2010. Wawancara dengan Bapak Saiful Anwar, S.Ag., pada tangal 5 Juli 2010. 117 Wawancara dengan Bapak Nugroho pada tangal 5 Juli 2010. 116
Agung 1 Semarang, yang hal ini telah mengakibatkan sedikit terhambatnya program pemasaran pendidikan Islam yang dilaksanakan, antara lain:118 i.
Masih kurangnya pemahaman dari beberapa anggota civitas akademika tentang arti penting pemasaran pendidikan Islam yang bertujuan pada peningkatan mutu pendidikan Islam dan mengutamakan pelayanan secara optimal demi kepuasan pelanggan pendidikan Islam.
ii.
Masih kurangnya kerja sama yang optimal dari beberapa anggota civitas akademika sebagai bagian dari pelaksana pemasaran pendidikan Islam, sehingga mengakibatkan pelaksanaan program sedikit terganggu.
iii.
Masih kurangnya fasilitas sarana dan prasarana yang maksimal baik sarana prasarana pembelajaran maupun sarana prasarana lain yang menunjang kegiatan-kegiatan siswa, terutama adalah lapangan olah raga dan peralatannya. Setelah menemukan informasi tentang beberapa kendala di atas, kemudian peneliti melakukan wawancara dengan beberapa penanggung jawab pelaksana kegiatan untuk mengetahui lebih spesifik tentang kendala yang dihadapi dalam hal-hal yang berkaitan dengan unsur pemasaran pendidikan Islam SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, antara lain: 1. Dengan ketua panitia pelaksana penerimaan peserta didik SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang tahun 2010/2011. Dari hasil wawancara tersebut terdapat beberapa kendala yang dihadapi, antara lain:119 a. Minimnya dana yang dialokasikan untuk promosi sekolah, sehingga mengakibatkan pelaksanaannya kurang maksimal. b. Dalam merencanakan strategi promosi, kadang terdapat beberapa anggota yang kurang aktif dalam memberikan ide atau gagasan sebagai masukan, sehingga mengakibatkan kurangnya opsi pilihan rencana strategi pemasaran yang dapat dirancang. c. Beberapa anggota tim panitia pelaksana penerimaan peserta didik kurang dapat bekerja secara optimal sesuai tugas masing-masing, 118 119
Bapak Drs. Fatchurrahman ZA, tanggal 14 Juni 2010. Wawancara dengan Ibu Dra. Eka Dewi, tanggal 14 Juni 2010.
sehingga kadang mengakibatkan terjadi dobel tugas dari beberapa pelaksana kegiatan. Misalnya, karena anggota sie pelayanan informasi kadang tidak ada yang hadir, kemudian mengakibatkan sie pendaftaran merangkap sebagai sie pelayanan informasi. 2. Dengan Kaur Kesiswaan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. Dari hasil wawancara terdapat beberapa kendala yang dihadapi, antara lain: Adanya beberapa siswa yang kadang melakukan pelanggaran dalam ketentuan pelaksanaan program BUSI (Budaya Sekolah Islami) yang merupakan salah satu unsur pemasaran pendidikan Islam SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, antara lain: kadang beberapa siswa putra tidak melaksanakan ibadah sholat dzuhur berjamaah di sekolah.120 3. Dengan Koordinator BP: Belum disediakan jam kelas bimbingan konseling kepada siswa, sehingga belum dapat sepenuhnya melaksanakan pendampingan psikologi untuk semua siswa.121
120 121
Wawancara dengan Ibu Ninik Musyarofah, S.Pd., pada tanggal 15 Juni 2010. Wawancara dengan Ibu Anggra Taurusya, S.Pd., pada tanggal 15 Juni 2010.
BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PEMASARAN PENDIDIKAN ISLAM DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG
Dalam bab ini penulis akan menganalisis manajemen pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang yang meliputi: planning (perencanaan),
organizing
(pengorganisasian),
actuating
(penggerakan/
pengarahan) dan controlling (pengendalian) pemasaran pendidikan Islam.
A. Analisis Manajemen Pemasaran Pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Penyelenggara
pendidikan
dituntut
semakin
profesional
dalam
mengelola sekolah. Tidak saja menghadapi iklim persaingan yang semakin sengit, namun juga tuntutan pasar yang semakin kritis dan rasional. Maka diperlukan suatu penelitian pasar yang sistematis sehingga sekolah dapat membuat strategi pemasaran pendidikan dengan melihat kondisi persaingan lembaga pendidikan dan pasar pendidikan. Arah pengelolaan pemasaran pendidikan adalah mencapai kepuasan pelanggan. Upaya komunikasi pemasaran akan menekankan pada atribut yang dianggap penting oleh segmen yang dituju. Dengan pengalaman pelanggan yang puas, maka akan dapat menjadi media yang cukup efektif dan obyektif. Lembaga yang mengutamakan mutu atau kualitas akan menjadi dasar yang kuat dalam pemasaran produk pendidikan. Pendidikan yang merupakan proses yang sirkuler akan menempatkan pengelolaan pemasaran lembaga pendidikan kepada langkah berkelanjutan yang saling mendukung. Dengan demikian diharapkan sekolah tidak mengalami kesulitan dalam mendapatkan siswa dengan diketahuinya kondisi pasar pendidikan. Dalam kaitannya dengan tujuan dari manajemen pemasaran pendidikan Islam salah satunya adalah untuk menghasilkan mutu layanan pendidikan yang dapat memuaskan konsumen sebagai pengguna layanan jasa pendidikan
Islam. Artinya, pemahaman terhadap konsep pemasaran pendidikan Islam pada lembaga pendidikan Islam menjadi semakin penting. Dengan memperhatikan pentingnya aspek pemasaran pendidikan Islam tersebut, maka akan berkaitan dengan strategi bauran pemasaran yang dikembangkannya. Unsur-unsur strategi bauran pemasaran ini meliputi strategi: produk, harga, lokasi, promosi, proses, SDM (orang yang malayani) dan fasilitas fisik.122 Keterpaduan dan ketepatan rumusan serta implementasi yang efektif dari unsur-unsur bauran pemasaran tersebut merupakan salah satu syarat kunci bagi keberhasilan lembaga pendidikan Islam dalam menghasilkan suatu layanan pendidikan terbaik bagi konsumennya (stakeholders). Seiring
dengan
adanya
kemajuan
pada
kehidupan
kita
dan
ketergantungan yang semakin tinggi, maka banyak permasalahan yang menaungi kehidupan kita. Misalnya pada aspek layanan pendidikan, ada yang meminta layanan pendidikan A, maka ada juga yang menawarkannya. Dan dalam rangka menyampaikan informasi tentang adanya layanan pendidikan tersebut, maka diperlukan pemasaran pendidikan agar dapat menarik perhatian dari para calon pembeli/pengguna layanan pendidikan tersebut. Pemasaran
lebih
dari
sekedar
kemampuan
organisasi
untuk
memproduksi suatu barang atau jasa dalam memenuhi kebutuhan para konsumen. Maka dari itu, para konsumen dapat membeli dari berbagai sumber dengan kebutuhan, pilihan dan keinginan yang selalu berubah. Sehingga pada pengorganisasiannya harus selalu siap menghadapi segala perubahan tersebut dan terus menerus meninjau dan memperbaiki penawarannya. Input, proses dan output menjadi objek kajian yang telah dimantapkan, sehingga tidak mengherankan jika inovasi-inovasi tersebut menjadi sebuah kajian pemasaran yang menarik. Pemasaran dewasa ini bukan hanya monopoli institusi yang profit oriented, namun pada trennya telah diadopsi institusi pendidikan baik negeri maupun swasta. Upaya untuk memperoleh input yang lebih capable dan 122
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Edisi Revisi, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 373.
matang (calon siswa yang potensial), telah menjadi tuntutan yang wajib dipenuhi dalam rangka mendukung proses pembelajaran. Dengan input yang qualified tersebut maka guru akan lebih mampu melakukan akselerasi, bukan justru menganggap mudah proses belajar mengajar. Lembaga pendidikan Islam seperti SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang sebagai lembaga yang berorientasi pada pendidikan keislaman, tidak luput dari konsep pemasaran pendidikan Islam dalam rangka mengatasi persaingan dunia pendidikan yang semakin ketat dengan masing-masing penawaran program atau produk yang menggiurkan. Dalam pandangan peneliti, pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang juga menggunakan konsep dasar fungsi manajemen sebagai landasan kuat dalam menuju terciptanya kualitas lembaga pendidikan yang akuntable dan mempunyai daya saing. Konsep manajemen pemasaran pendidikan Islam yang dilakukan oleh SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang berupa planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan/ pengarahan) dan controlling (pengendalian). 1. Planning yang dilakukan oleh SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dalam pemasaran pendidikan Islamnya dilakukan dengan mengadakan rencana pemasaran yang dimulai dari melakukan beberapa diskusi di bawah tanggung jawab pimpinan sekolah, panitia penerimaan peserta didik (PPD) dan seluruh stakeholder sekolah (guru, karyawan, pembina ekstra kurikuler, komite sekolah dan orang tua wali siswa), bekerja sama dengan Pendasmen Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung. Hal ini dimaksudkan agar perencanaan pemasaran pendidikan Islam yang dilaksanakan akan dapat tersusun lebih efektif untuk mencari cara yang tepat dalam memperkenalkan program-program unggulan yang dimiliki SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang kepada konsumen pendidikan Islam baik sekolah-sekolah dasar dan masyarakat. Menurut pandangan peneliti, SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang telah melakukan perencanaan dengan baik. Hal ini dapat dilihat mulai dari adanya penyusunan perangkat pemasaran meliputi:
a. Rencana waktu/tanggal pelaksanaan. b. Rencana daerah pemasaran dengan cara melakukan identifikasi pasar, yaitu riset dalam upaya mengetahui kondisi masyarakat sasaran pemasaran pendidikan Islam dan menggali data tentang hal-hal yang diinginkan oleh para pelanggan. Dengan demikian dapat dirancanakan tentang bagaimana cara strategi pemasaran pendidikan Islam, berapa besar dana atau biaya sekolah yang akan ditetapkan kepada pelanggan pendidikan dan sebagainya. c. Segmentasi dan positoning Sebagai lembaga yang harus siap mengahadapi persaingan, dalam hal ini adalah lembaga pendidikan Islam SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, tentunya mempunyai segmen pasar tersendiri yang perlu diolah dan diasah lebih tajam sehingga tidak akan lari ke lembaga lain. SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang telah menentukan segmen atau target yang akan dituju yaitu Sekolah Dasar di bawah Pendasmen YBWSA, Sekolah Dasar Islam/Madrasah Ibtidaiyah di sekitar yang tentunya serumpun dengan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, maka penawaran SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang lebih banyak diarahkan di sana, meskipun tidak menutup kemungkinan ke Sekolah Dasar Negeri dan masyarakat umum dengan model pemasaran pendidikan dan promosi yang tepat guna. Kemudian SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang juga memberikan penekanan yang berbeda dari lembaga pendidikan yang lain sebagai lembaga pendidikan Islam yang peka terhadap kepentingan sosial kemasyarakatan dan siap membangun generasi yang khaira ummah. Kemudian juga adanya BUSI (Budaya Sekolah Islami) yang selalu diajarkan kepada peserta didik sebagai bentuk diferensiasi produk. Bentuk pengemasan pemasaran pendidikan Islam yang dilakukan oleh SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang juga dilakukan dengan rapi. Dapat dilihat dari cara promosi yang tepat dengan program
penawaran yang tepat, yang sesuai dengan keinginan konsumen dan intinya adalah peningkatan pada aspek kehidupan sosial keagamaan masyarakat, tentunya dengan perencanaan dan pelaksanaan yang matang dan evaluasi setiap saat demi kemajuan. 2. Organizing secara teori adalah sebagai proses membagi kerja ke dalam tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya dan mengalokasikan sumber daya, serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan organisasi. 123 Pengorganisasian dalam pemasaran pendidikan Islam yang dilakukan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang juga sudah dilaksanakan dengan baik, terlihat mulai dari adanya pengorganisasian struktur kerja, strategi pemasaran dan sumber daya pemasaran, sebagaimana berikut: a. Pengorganisasian
struktur
kerja:
menentukan
job
diskription,
pemberian tugas kepada masing-masing staf serta mengkoordinir kerja setiap staf dalam satu tim yang solid dan terorganisir, dimulai dengan membentuk kepanitiaan penerimaan peserta didik (PPD) sebagai tim pelaksana. b. Pengorganisasian
strategi
pemasaran
pendidikan
Islam,
yaitu
dilakukan dengan berbagai cara seperti datang ke sekolah-sekolah dasar, mengadakan acara-acara ilmiah, melaksanakan kegiatan atau acara peringatan hari-hari besar nasional maupun keagamaan, mengadakan acara open house, jalan sehat, pentas seni, pemasangan sepanduk promosi dan brosur penerimaan peserta didik (PPD), bulletin dakwah, dan bekerja sama dengan media informasi seperti surat kabar dan radio. c. Pengorganisasian sumber daya pemasaran pendidikan Islam, yaitu menentukan media yang digunakan (sepanduk promosi, panflet dan brosur penerimaan peserta didik, bulletin dakwah, media informasi: 123
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. IX, hlm. 71.
surat kabar Suara Merdeka dan radio RRI Semarang), dana yang dibutuhkan dan lain-lain. 3. Actuating yang berarti mengarahkan semua bawahan agar mau bekerjasama dan bekerja efektif dalam mencapai tujuan,124 di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang selalu dilakukan oleh kepala sekolah kepada para stafnya baik secara langsung maupun tidak langsung agar para anggota organisasi yang diberi tugas dan tanggung jawab dalam berhubungan dengan publik dapat bekerja dengan lebih baik dan benar demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan pemasaran pendidikan Islam yang dilakukan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang tergolong cukup maksimal dan tepat guna karena telah dilaksanakan dengan beberapa cara/strategi yang berfariasi disesuaikan dengan situasi dan kondisi dengan inovasi-inovasi tertentu. Misalnya dalam kegiatan promosi, hal yang paling ditekankan adalah dengan menunjukkan kepada masyarakat bahwa SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang merupakan sebuah lembaga pendidikan Islam yang sangat mengutamakan mutu layanan pendidikan serta sangat memperhatikan kehidupan keberagamaan dan kepentingan sosial kemasyarakatan. Hal ini dibuktikan antara lain dengan adanya beberapa kegiatan sosial kemasyarakatan seperti adanya pemberian santunan kepada anak-anak yatim setiap bulan Muharram, penyaluran zakat fithrah dan daging kurban kepada masyarakat di sekitar yang membutuhkan. Peran promosi dalam pemasaran pendidikan Islam menjadi sangat penting dalam menawarkan produk yang dimiliki oleh lembaga. Maka SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang juga melakukan promosi dengan menggunakan
beberapa
media
seperti
pamphlet,
brosur
dan
poster/sepanduk penerimaan peserta didik (PPD), juga mengajak kerja sama dengan beberapa media informasi baik media cetak (surat kabar Suara Merdeka) maupun elektronik (radio RRI Semarang) untuk 124
Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), Cet. 4, hlm. 41.
menawarkan program-program yang ada di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang kepada masyarakat. Selain itu juga membuka wibsite SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang agar calon siswa dengan mudah mengetahui secara komplit dengan semua fasilitas, program unggulan dan kelebihan yang dimiliki SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang sehingga dapat tertarik untuk masuk atau mendaftarkan diri ke SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. Kemudian juga mengadakan acara yang dapat menarik perhatian masyarakat, seperti pameran/pentas seni, peringatan hari-hari besar, jalan sehat keluarga besar Pendasmen YBWSA, open house, sampai pada melakukan pengelolaan alumni dan lain-lain. Karena pada dasarnya inovasi pemasaran pendidikan Islam memang harus kreatif, maka pelaksana manajemen pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang khususnya adalah penitia penerimaan siswa baru tidak hanya difungsikan sekedar mengurusi hasil administrasi dan seleksi ketat penerimaan calon siswa baru semata, namun mereka diefektifkan jauh-jauh hari sebelum tahun ajaran baru untuk mengalokasi dan melakukan kampanye terhadap target-target calon siswa potensial. Dalam hal ini, diawali dengan melakukan riset mengenai tren masyarakat konsumen pendidikan. Dan pada tahap selanjutnya adalah berinovasi untuk mengedukasi pasar dan mengahasilkan input yang sesuai standar target yang telah ditetapkan sebelumnya. Strategi promosi terpenting yang dilakukan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dalam pengamatan peneliti adalah kelihaian pihak tim manejemen pamasaran pendidikan Islam yang melakukan pendekatan pada lembaga sekolah dengan menawarkan program khusus, seperti: adanya budaya sekolah Islami (BUSI) dan adanya program kegiatankegiatan ekstrakurikuler sebagai media pengembangan bakat siswa baik yang bersifat keagamaan (tilawah Al-Qur’an dan rebana), maupun kegiatan yang bersifat umum (komputer dan internet, english conversation, basket/volley ball, paskibra, futsal, pramuka, presenter, PMR, beladiri, dan
seni tari), dengan mendatangkan staf pengajar/pelatih yang ahli di bidangnya. Semua informasi itu disampaikan atas dasar disesuaikan dengan permintaan lembaga yang didatangi. Kemudian juga ditambah dengan menyampaiakan prestasi-prestasi akademik yang pernah diraih, bahkan juga melakukan strategi pemasaran khusus yaitu memberikan potongan DP bagi siswa berprestasi pada pendaftar gelombang I. Dengan pemberitahuan yang bersifat door to door seperti ini akan lebih menjadikan kedekatan antara program yang ditawarkan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dengan hal-hal yang diharapkan oleh konsumen yaitu calon siswa/anak sekolah. Hal-hal di atas menunjukkan bahwa upaya pelaksanaan pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang memang telah dilaksanakan dengan maksimal dengan cara melakukan berbagai inovasi demi tercapainya tujuan dari rencana yang telah ditetapkan untuk membangun citra baik di mata publik. 4. Controlling merupakan peninjauan kemajuan terhadap pencapaian hasil akhir dan pengambilan tindakan pembetulan ketika kemajuan tersebut tidak terwujud. Dalam pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang control ini dilakukan setiap saat oleh pimpinan sekolah, sehingga jika terjadi kekurang efektifan dalam pelaksanaan kegiatan maka dapat segera diluruskan. Cara yang dilaksanakan adalah dengan mengadakan pertemuan/rapat oleh kepala sekolah dengan segenap guru dan karyawan pada tiap dua mingguan, bulanan, tengah semester, akhir semester dan akhir tahun. Ini dilaksanakan untuk membahas program kegiatan yang telah dilaksanakan dalam tahapan waktu tersebut yaitu tentang bagaimana realisasinya dan jika terjadi kendala maka akan dipecahkan dan dicari solusi bersama demi menjaga dan meningkatkan mutu kualitas pelayanan pendidikan Islam yang disampaikan. Kemudian juga dilanjutkan dengan pembahasan tentang persiapan program kegiatan terdekat yang akan dilaksanakan berikutnya, agar lebih matang dalam pelaksanaannya.
Keempat fungsi manajemen di ataslah yang digunakan oleh SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dalam proses pemasaran pendidikan Islam. Tujuan sebenarnya dari konsep pemasaran pendidikan Islam SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang adalah mengenalkan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dengan bentuk lembaga pendidikan Islam yang peduli kepada masyarakat, peka terhadap permintaan masyarakat dan berguna bagi masyarakat, yang siap membangun mutu lulusan yang berkualitas dan generasi khaira ummah dengan pelayanan pendidikan Islam sebaik mungkin. Peningkatan mutu pendidikan juga merupakan perhatian yang tidak kalah penting dalam memasarkan sebuah produk pendidikan, karena kualitas dari lembaga pendidikan menjadi perhatian penting yang akan menjadi pertimbangan para konsumen untuk masuk ke dalam lembaga pendidikan yang dimaksud. SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang sebagai lembaga pendidikan Islam menjadikan mutu adalah moto utama yang harus dijaga dan ditingkatkan secara terus menerus, sehingga nantinya dapat berjalan seimbang dengan perkembangan zaman. Di antara peningkatan mutu yang dilakukan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang adalah: meningkatkan mutu pendidikan guru dengan memberikan pelatihan-pelatihan keguruan. Peningkatan kinerja guru dan karyawan dengan mengadakan evaluasi. Peningkatan kualitas siswa baik bidang akademik maupun bidang non akademik. Tetap menjaga kualitas mutu pendidikan dan berupaya melengkapi sarana prasarana dengan cara menambah beberapa fasilitas untuk menunjang proses belajar mengajar, seperti: LCD, internet, computer, perlengkapan alat olah raga, alat kesenian/keterampilan dan sebagainya. Semua bentuk upaya peningkatan mutu secara terus menerus di atas dalam pandangan peneliti akan menjadikan calon konsumen lebih dapat menikmati pelayanan pendidikan Islam yang diberikan oleh SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. Dan dengan memperhatikan atau mengupayakan peningkatan beberapa keuntungan yang diperoleh pelanggan, maka akan mampu memelihara loyalitas pelanggan pendidikan Islamnya. Terkait dengan kepuasan pelanggan ini, sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan
beberapa wali murid, secara garis besar mereka memang cukup merasa puas dan senang menyekolahkan putra-putri mereka di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang karena ada bekal yang seimbang antara pengetahuan umum dan agama yang disampaiakan, selain itu lulusannya pun dapat diterima di lembaga pendidikan yang cukup ternama di kota Semarang. Jika dikaitkan dengan unsur taktik atau strategi pemasaran, pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang juga sudah melakukan strategi bauran pemasaran. Hal
ini terlihat
mulai dari
mengupayakan produk yang berkualitas, harga (biaya pendidikan) yang disesuaikan dengan kondisi pelanggan pendidikan, lokasi sekolah yang memadai, nyaman dan mudah dijangkau, promosi yang dilakukan sudah cukup maksimal dan tepat guna, proses penyelenggaraan pendidikan yang disampaikan sudah cukup baik, SDM (guru maupun karyawan) cukup berkompeten di bidangnya, dan tersedianya fasilitas fisik (sarana dan prasarana). Namun kesemuanya itu masih perlu ditingkatkan demi perbaikan mutu pendidikan Islam secara continue. Selain itu SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang juga telah melakukan beberapa analisis, yaitu: analisis visi dan misi, karena telah melakukan program penawaran yang merupakan perwujudan dari visi dan misi yang ingin dicapai SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. Analisis stakeholder karena melibatkan masyarakat sebagai partner dalam setiap program yang ditawarkan. Analisis kebutuhan karena menitik beratkan penyesuaian pada kebutuhan sosial keagamaan masyarakat dari program-programnya. Pemasaran pendidikan Islam SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang juga menggunakan analisis SWOT karena selalu memperhatikan kelemahan dan kelebihan serta peluang dan hambatan, sehingga dari setiap tindakan pemasaran pendidikan Islam yang dilakukan disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan lembaga dan mengupayakan peningkatan mutu lembaga sebagai wujud dari tujuan yang diinginkan sebagai bentuk upaya peningkatan mutu pelayanan pendidikan Islam secara optimal kepada masyarakat pelanggan pendidikan Islam.
B. Analisis Kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Manajemen Pemasaran Pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Secara umum adanya permasalahan atau kendala dalam setiap kegiatan adalah merupakan hal yang wajar, namun demi pencapaian tujuan yang telah ditetapkan maka kendala tersebut harus segera di tangani dan dicari solusi yang tepat untuk mengatasinya. Kendala yang dihadapi pada pelaksanaan manajemen pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dan solisinya yaitu sebagai berikut: iv.
Masih kurangnya pemahaman dari dari beberapa anggota civitas akademika tentang arti penting pemasaran pendidikan Islam yang bertujuan pada peningkatan mutu dan kepuasan pelanggan. Ini dilihat dari kadang ada beberapa guru/karyawan yang masih beranggapan bahwa yang penting sudah melaksanakan tugas maka telah selesai. Padahal ada beberapa hal yang perlu diperhatikan lebih serius lagi sebagai bentuk tanggung jawab lembaga pendidikan, yaitu tentang mutu pendidikan, mutu kinerja dan mutu pelayanan jasa pendidikan Islam yang harus selalu dievaluasi dan ditingkatkan lagi demi kepuasan pelanggan pendidikan Islam dalam menghasilkan output atau lulusan yang berkualitas dan peningkatan citra baik lembaga di mata publik yaitu dalam rangka menjaga brand equity. Maka hendaknya pimpinan sekolah terus melakukan pemahaman tentang pentingnya pemasaran pendidikan Islam dengan
pengarahan/penggerakan
kepada
segenap
anggota
civitas
akademika. v.
Masih kurangnya kerja sama yang optimal dari beberapa anggota civitas akademika sebagai bagian dari pelaksana pemasaran pendidikan Islam, sehingga mengakibatkan pelaksanaan program sedikit terganggu. Demi mencapai tujuan dari suatu program yang dilaksanakan sudah semestinya harus dilakukan pengorganisasian yang baik dan melibatkan kerja sama yang baik pula dari segenap tim pelaksana dengan jalan pembagian tugas
dan tanggung jawab disesuaikan dengan keahlian masing-masing staf secara lebih efektif dan efisien. Dalam hal ini diharapkan adanya kesadaran yang lebih baik dari segenap pelaksana pemasaran pendidikan Islam dan diharapkan peran pimpinan sekolah dalam melakukan pergerakan dan control kepada anggotanya agar dapat lebih digalakkan. vi.
Mengingat kondisi sekolah dengan keterbatasannya belum dapat memberikan fasilitas sarana dan prasarana yang maksimal, baik sarana prasarana pembelajaran maupun sarana prasarana lain yang menunjang kegiatan-kegiatan siswa, terutama adalah lapangan olah raga dan peralatannya. Hal ini hendaknya segera dilakukan usaha untuk melengkapi sarana dan prasarana tersebut, karena salah satu kunci keberhasilan dalam membangun peserta didik yang berkualitas agar lebih efektif adalah harus dibantu atau didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai.
vii.
Minimnya alokasi dana untuk promosi sekolah yang mengakibatkan pelaksanaannya kurang maksimal, agar segera dievaluasi sehingga selanjutnya dapat lebih disesuaikan dengan kebutuhan promosi sebagai salah satu bentuk strategi pemasaran pendidikan Islam SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang agar dapat terlaksana dengan lebih efektif.
viii.
Dalam merencanakan strategi promosi, kadang terdapat beberapa anggota yang kurang aktif dalam memberikan ide atau gagasan sebagai masukan. Untuk selanjutnya agar setiap anggota tim pemasaran pendidikan Islam SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang lebih aktif dalam memeberikan ide sekecil apapun, pengembangan
karena inovasi
hal
itu
pemasaran
akan
sangat
pendidikan
membantu Islam
yang
dalam akan
dilaksanakan. ix.
Beberapa anggota tim panitia pelaksana penerimaan peserta didik kurang dapat bekerja secara optimal sesuai tugas masing-masing. Hendaknya pimpinan sekolah dapat lebih memberi ketegasan atau tindakan memberi perhatian/pengertian sebagai bentuk penggerakan/pengarahan, sehingga tidak terjadi lagi dobel tugas dari beberapa pelaksana kegiatan.
x.
Adanya beberapa siswa yang kadang melakukan pelanggaran dalam ketentuan pelaksanaan program BUSI (Budaya Sekolah Islami) yang merupakan salah satu unsur pemasaran pendidikan Islam SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, yaitu: kadang beberapa siswa putra tidak melaksanakan ibadah sholat dzuhur berjamaah di sekolah. Maka perlu dilaksanakan penertiban yang lebih, agar siswa lebih dapat mentaati progam tersebut demi tercapainya tujuan sekolah dengan lebih baik dalam membangun generasi yang khaira ummah berbudaya Islami.
xi.
Belum disediakan jam kelas bimbingan konseling kepada siswa, sehingga belum dapat sepenuhnya melaksanakan pendampingan psikologi untuk semua siswa. Pada tahun ajaran selanjutnya hendaknya disediakan jam kelas BK sebagai waktu khusus untuk pendampingan psikologi semua peserta didik agar perkembangan jiwanya dapat lebih tenang dan terarah. Demikian beberapa
solusi yang dapat penulis sampaikan untuk
mengatasi beberapa kendala yang dihadapi pada pelaksanaan manajemen pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang. Dengan demikian diharapkan pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dapat dilaksanakan dengan lebih baik lagi, guna mencapai tujuan lembaga dengan efektif dan efisien.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah memperhatikan deskripsi hasil penelitian dari bab I sampai Bab IV kemudian dapat ditarik kesimpulan, sebagai berikut: 1. Manajemen pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang tergolong sudah dilaksanakan dengan maksimal, di mana konsepnya dimulai dari tahap: Planning, yaitu menyusun perangkat pemasaran, yang dilaksanakan secara kolaboratif mulai dari pimpinan sekolah, panitia penerimaan peserta didik (PPD) beserta seluruh stakeholder sekolah (guru, karyawan, pembina ekstra kurikuler, komite sekolah dan orang tua wali siswa), bekerja sama dengan dengan Pendasmen YBWSA. Organizing, yaitu pengorganisasian struktur kerja: menentukan job diskription, dimulai dengan membentuk kepanitiaan penerimaan peserta didik (PPD) sebagai tim pelaksana, kemudian juga melaksanakan pengorganisasian strategi pemasaran dan pengorganisasian sumber daya pemasaran pendidikan Islam. Actuating, kepala sekolah melakukan penggerakan/pengarahan baik secara langsung atau tidak langsung agar para anggota organisasi yang diberi tugas dan tanggung jawab dalam berhubungan dengan publik dapat bekerja dengan baik dan benar. Pemasaran pendidikan Islam yang laksanakan adalah dengan menggunakan berbagai strategi dengan beberapa cara yang berfariasi disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Controlling, tidak hanya dilaksanakan diakhir periode saja, melainkan juga dalam prosesnya, yaitu dengan mengadakan pertemuan/rapat oleh kepala sekolah dengan segenap guru dan karyawan pada tiap dua mingguan, bulanan, tengah semester, akhir semester dan akhir tahun. 2. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan manajemen pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang, antara lain: Masih kurangnya pemahaman dari beberapa anggota civitas akademika
tentang arti penting pemasaran pendidikan Islam dan kurangnya kerja sama yang optimal. Terdapat beberapa anggota yang kurang aktif dalam memberikan gagasan ide sebagai masukan rencana strategi promosi. Minimnya alokasi dana untuk promosi sekolah. Beberapa anggota tim panitia pelaksana penerimaan peserta didik kurang dapat bekerja secara optimal sesuai tugas masing-masing. Masih adanya beberapa kekurangan kelengkapan sarana prasarana untuk siswa. Adanya beberapa siswa yang kadang melanggar ketentuan pelaksanaan program BUSI (Budaya Sekolah Islami). Belum disediakan jam kelas bimbingan konseling kepada siswa.
B. Saran Tanpa mengurangi rasa hormat (ta dzim) kepada semua pihak dan demi suksesnya kegiatan pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang agar berjalan dengan lebih lancar dan memperoleh hasil yang maksimal, maka penulis memberikan saran, antara lain: 1. Penyelenggara dan pengelola pendidikan untuk selalu bekerja lebih giat dan lebih professional dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk melahirkan SDM yang berkualitas, dengan selalu merencanakan dan melaksanakan kegiatan dengan baik dan terprogram, serta harus lebih meningkatkan dan memberdayakan seluruh sumber daya yang yang ada, demi perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan Islam secara terus menerus
untuk
mencapai
kepuasan
pelanggan
dalam
pelayanan
pendidikan. 2. Pengurus, kepala sekolah, guru-guru dan karyawan hendaknya mengelola manajemen pemasaran pendidikan Islam secara lebih baik lagi dengan mengacu pada konsep manajemen pemasaran pendidikan Islam secara lebih baik sehingga tujuan lembaga dapat tercapai dengan lebih baik dan lebih mudah.
C. Penutup
Demikian sekripsi ini penulis susun. Syukur alhamdulillah atas limpahan rahmad Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Shalawat dan salam atas Rasul saw semoga kita mendapat syafaatnya. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran konstruktif sangat penulis harapkan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amiin.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari dan Hurriyati, Ratih, Manajemen Corporate dan Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Fokus pada Mutu dan Layanan Prima, Bandung: Alfabeta, 2008. Alma, Buchari, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Edisi Revisi, Bandung: Alfabeta, 2007. _________, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2003, Cet.s1. Arifin, Muzayyin, Filsafat Pendidikan Islam, Edisi Revisi, Jakarta: Bumi Aksara, 2003. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002. Bukhori, Imam, Shahih Bukhari, Juz I, Beirut: Daar al-Fikri, 1981. Departemen Agama, Al-Qur an dan Terjemahannya, Semarang: Toha Putra, 1996. Direktorat Pendidikan Madrasah Republik Indonesia, Gambaran Umum Data Pendidikan pada Madrasah, http://pendis.depag.go.id/madrasah/Insidex. php?i_367=st01, download tanggal 30-04-2010. Donnell, Koontz-O’, Principles of Management: An Analysis of Managerial Functions, Kogakusha: McGraw Hill. Fattah,
Nanang, Landasan Manajemen Rosdakarya, 2008, Cet. IX.
Pendidikan,
Bandung:
Remaja
Furchan, Arief, “Manajemen Pemasaran Madrasah: Antisipasi Masa Depan”, http://www.pendidikanislam.net/index.php/makalah/41-makalah-tertulis/ 158-manajemen-pemasaran-madrasah?start=2, download 31-12-09. Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset, 1989. Handoko, Hani, Manajemen, Yogyakarta : BPFE, 1999, Cet. XIV. Hasibuan, Malayu S. P., Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah, Jakarta: Bumi Aksara, 2005, Cet. 4.
Irianto, Yoyon Bahtiar dan Prihati, Eka, dalam Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2009, Cet. 1. Margono S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000. Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, Cet. 20. Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, Yogyakarta: ArRuzz Media, 2008, Cet. I. Narbuko, Kholid dan Achmadi, Abu, Metodologi Penelitian: Memberi Bekal Teoritis pada Mahasiswa tentang Metodologi Penelitian serta Diharapkan dapat Melaksanakan Penelitian dengan Langkah-Langkah yang Benar, Jakarta: PT. Bukti Aksara, 2005, Cet. 7. Octavian, Henry Sumurung, “Manajemen Pemasaran Sekolah sebagai Salah Satu Kunci Keberhasilan Persaingan Sekolah”, http://www.bpkpenabur.or.id/ files/108-117%20Manajemen%20Pemasaran%20Sekolah%20sebagai%20 Salah%20Satu%20Kunci%20Keberhasilan%20Persaingan%20Sekolah.pd f, download tanggal 13-01-2010. Qomar, Mujamil, Manajemen Pendidikan Islam Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta: Erlangga, 2007. Rangkuti, Freddy, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Reorientasi Konsep Perencanaan Strategi untuk Menghadapi Abad 21, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005, Cet. 12. Sagala, Syaiful, Administrsi Pendidikan Kontemporer, Bandung: Alfabeta, 2000. Sejarah SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dalam http://smpsultanagung1.com /index.php?pilih=hal&id=9, download tanggal 15 April 2010. Setiadi, Nugroho J., Perilaku Konsumen, Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, Jakarta: Prenada Media, 2003, Cet. 1. Sisk, Henry L., Principles of Management, Ohio: South-Western Publishing Company, 1969. Sismanto, Andik, Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan Lembaga Pendidikan Tinggi Islam, Studi Kasus di IAIN Walisongo Semarang, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2008.
Soemanagara, Rd., Strategic Marketing Communication; Konsep Strategis dan Terapan, Bandung: Alfabeta, 2006. Soemanagara, Strategic Marketing Communication, Konsep Strategi dan Terapan, Bandung: Alfabeta, 2006. Subagyo, Joko, Metode Penelitian, dalam Teori dan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2008, Cet. 4. Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta: Bumi Aksara, 2003. Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2003, Cet. 3. Triton PB., Marketing Strategic, Meningkatkan Pangsa Pasar dan Daya Saing, Yogyakarta: Tugu Publisher, 2008, Cet. 1. Usman, Husaini, Manajemen (Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan), Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006. Usman, Husaini, Manajemen, Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, Cet. 1. Williams, Chuck, Management, United States of America: South-Western College Publishing, 2000. Winarto, Heri, Manajemen Humas dalam Meningkatkan Pencitraan Publik di TK Annur Tugurejo Semarang, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2010. Zainudin, Akbar, “Mengapa Lembaga Pendidikan Perlu Dipasarkan”, http:// www.facebook.com/share.php?u=http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/ 18/mengapa-lembaga-pendidikan-perlu-dipasarkan/, download tanggal 3112-09.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1. Nama Lengkap
: Ahmad Muthofi’in
2. Tempat/Tgl. Lahir : Grobogan, 12 Maret 1987 3. Jenis Kelamin
: Laki-laki
4. Agama
: Islam
5. Kewarganegaraan
: Indonesia
6. Alamat
: Desa Rajek, RT: 02 RW: II, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan. Kode Pos: 58162.
7. Nama Orang Tua
:
a. Ayah : Suharto b. Ibu
: Suryati.
8. Alamat Orang Tua : Desa Rajek, RT: 02 RW: II, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan. Kode Pos: 58162. 9. Jenjang Pendidikan : a. MI Walisongo Desa Rajek, Godong - Grobogan, Lulus Tahun 1999. b. MTs YATPI Godong - Grobogan, Lulus Tahun 2002. c. MA YATPI Godong - Grobogan, Lulus Tahun 2005. d. Jurusan KI, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, angkatan 2005. Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan data yang sebenar-benarnya.
Semarang, 18 Juni 2010
Ahmad Muthofi’in
Pedoman Wawancara Judul: Manajemen Pemasaran Pendidikan Islam (Studi Kasus di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang) 7. Bagaimana sejarah berdiri dan perkembangan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang? 8. Apa visi, misi dan tujuan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang? 9. Bagaimana letak geografis SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang? 10. Bagaimana struktur organisasi SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang? 11. Bagaimana keadaan guru dan siswa? 12. Bagaimana peran kepala sekolah dalam pelaksanaan pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang? 13. Bagaimana bentuk pemasaran pendidikan Islam yang dilakukan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang? 14. Bagaimanakah perencanaan pemasaran pendidikan Islam yang dilakukan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang? 15. Bagaimana SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dalam melakukan segmentasi, positioning dan diferensiasi produk? 16. Bagaimana pengorganisasian yang dilakukan dan siapa saja yang berperan dalam manajemen pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang? 17. Bagaimana bentuk pelaksanaan promosi yang dilakukan SMP Islam Sultan Agungs1 Semarang dalam memasarkan lembaganya? 18.
Adakah strategi khusus dalam pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang?
19. Apa saja program kegiatan SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang terkait dengan pemasaran pendidikan Islam? 20. Bagaimana pengendalian/pengawasan yang dilakukan dan bagaimana cara melakukan tindakan perbaikan jika terdapat penyimpangan-penyimpangan? 21. Bagaimana model pengelolaan alumni SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang?
22. Bagaimana upaya SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas (mutu) sebagai lembaga pendidikan Islam dan meningkatkan citra lembaga di mata publik, sehingga nantinya calon siswa dan orang tua tertarik masuk di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang? 23. Bagaimana upaya SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dalam menghadapi persaingan dunia lembaga pendidikan saat ini? 24. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan manajemen pemasaran pendidikan Islam di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang?
Pedoman Observasi 1. Bagaimana pelaksanaan penerimaan calon peserta didik di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang? 2. Bagaimana pelaksanaan program Budaya Sekolah Islam (BUSI) di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang dalam: a. Pergaulan siswa putra dengan putri? b. Pelaksanaan sholat berjamaah? c. Pelaksanaan jam jajan di kantin? 3. Bagaimana pelaksanaan kegiatan eksra kurikuler di SMP Islam Sultan Agungs1 Semarang?
Lampiran 2: STRUKTUR ORGANISASI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG TAHUN AJARAN 2009/2010
Kadinas Pendidikan KOTA SEMARANG
YBW Sultan Agung PENDASMEN Kepala Sekolah Dra. Hj. Upi Luthfiah Wakil Kepala Sekolah Drs. Fatchurrahman ZA
Ketua Komite Sekolah Bpk. Yuli Kusumawardana
Kaur Kurikulum Dra. Eka Dewi Rahmawati
Wali Kelas Kelas 7
Kepala Tata Usaha Suhartini
Kaur Sarpras Dra. Siti Aisyah
Wali Kelas Kelas 8
Koordinator BP Anggra Taurusya, S.Pd.
Kaur Kesiswaan Ninik Musyarofah, S.Pd.
Wali Kelas Kelas 9
Guru Bidang Studi
SISWA
SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang
Promosi dengan Pemasangan Spanduk
Pelaksanaan BUSI (Jamaah Siswi dan Guru Putri) SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang