MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (STUDI KASUS DI SMP MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012)
NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi sebagian dari Tugas Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pedidikan Islam (S.Pd.I) Program Studi Pendidikan Agama Islam
Disusun Oleh : SLAMET RAHAYU G000080053
FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012
1 1
ABSTRAK Kurikulum pendidikan karakter merupakan kurikulum dimana pendidikan karakter atau pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action) terintegrasi kedalam setiap mata pelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di sekolah. Sekolah dianggap sebagai sarana yang tepat untuk melakukan pembentukan akhlak dan moral anak sesuai dengan moral dan akhlak yang diharapkan oleh agama maupun oleh masyarakat. Dalam penelitian ini masalah yang dikaji adalah bagaimanakah pengelelolaan kurikulum pendidikan karakter dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta beserta kendala-kendala yang dihadapi? Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pengelolaan kurikulum pendidikan karakter dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta beserta kendala-kedala yang dihadapi. Manfaat penelitian ini meliputi manfaat teoritis yaitu memberikan kontribusi informasi tentang manajemen kurikulum pendidikan karakter dan menambah khasanah ilmu di bidang pendidikan. Dan manfaat praktis mencakup untuk memberikan pengetahuan tentang bagaimana manajemen kurikulum pendidikan karakter di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta khususnya dan sekolah lain pada umumnya dan Mengajak pelaku-pelaku pendidikan untuk membangun wacana kurikulum baru dalam dunia pendidikan, kemudian merumuskannya sesuai kebutuhan siswa dan dunia pendidikan pada umumnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dengan dokumentasi, observasi dan wawancara. Sedangkan metode analisis data yang digunakan dengan metode deskriptif kualitatif dengan cara berpikir induktif. Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data maka dapat disimpulkan bahwa: manajemen kurikulum pendidikan karakter di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta mencakup kegiatan perencanaan, pengkoordinasian, pengorganisasian dan evaluasi. Sedangkan kurikulum pendidikan karakter merupakan kurikulum yang mengimplementasikan pendidikan karakter dalam KTSP pada setiap mata pelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas dan di luar kelas. Adapun pelaksanaan pendidikan karakter dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan pelaksanaan pembelajaran yang mengacu pada kurikulum tingkat satuan pendidikan, hanya saja dalam pembelajaran seorang guru dituntut untuk dapat menerapkan metode pengajaran yang contextual learning dan active learning sehingga siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar dan dituntut untuk mampu menanamkan karakter pada peserta didik sehingga peserta didik menjadi Manusia yang berkarakter sesuai dengan karakter yang diharapkan. Kata Kunci
: Manajemen Kurikulum, Pendidikan Karakter, Pendidikan Agama Islam
2
Pembentukan
PENDAHULUAN Manajemen serangkaian
dari
ini
dapat
dikatakan sebagai upaya membentuk
merupakan
proses
watak
karakter.
mulai
Sekolah
perencanaan, koordinasi, organisasi
dianggap
sebagai
dan evaluasi. Kurikulum merupakan
sarana yang tepat untuk melakukan
suatu pedoman atau pegangan dalam
pembentukan akhlak dan moral anak
proses Kegiatan Belajar Mengajar.
sesuai dengan moral dan akhlak yang diharapkan oleh agama maupun oleh
Menurut Rusman (2008: 1) berpendapat bahwa salah satu aspek
masyarakat.
yang
mampu menghasilkan siswa – siswa
dapat
keberhasilan
mempengaruhi kurikulum
perlu
atau
pelaksanaan
pendidikan Dengan
kurikulum
yang
kegiatan
dalam
melihat
pengelolaan sebuah
dan
kurikulum
pendidikan karakter.
manajemen
Pendidikan
kurikulum merupakan serangkaian proses
tidak
berkarakter yang dikenal dengan
bersangkutan.
demikian,
sekolah
yang berkarakter Islami, maka kita
adalah
pemberdayaan bidang manajemen pengelolaan
Bila
karakter
terimplementasi kedalam Kurikulum
sebuah
Tingkat Satuan Pendidikan semua
kurikulum. Akhlak/ budi pekerti yang
mata
pelajaran
terutama
mata
baik sangat penting dan menentukan
pelajaran Pendidikan Agama Islam,
dalam kehidupan manusia. Dengan
Pendidikan Kewarganegaraan dan
memiliki
Bimbingan
karakter
yang
kuat,
Konseling
(BK).
manusia akan memiliki keutamaan
Pendidikan karakter dalam kelompok
dan kemulyaan dalam segala aspek
mata pelajaran agama dan akhlak
kehidupan.
dimaksudkan
Karakter
dapat
untuk
membentuk
ditanamkan melalui pendidikan baik
peserta didik menjadi manusia yang
di
di
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
dan
di
Yang Maha Esa serta berakhlak
karena
itu,
lingkungan
keluarga,
lingkungan
sekolah
masyarakat.
Oleh
mulia (Kusuma, 2011: 34).
penanaman atau pendidikan akhlak bagi
anak
menjadi
SMP
penting.
Muhammadiyah
4
Surakarta ialah salah satu sekolah
3
yang
berada
perserikatan
manhaj yang berarti jalan yang
Muhammadiyah daerah Surakarta.
terang atau jalan terang yang dilalui
SMP Muhammadiyah 4 Surakarta
oleh
berada
kehidupannya.
di
Tempurejo
di
Jalan
Ahmad
Rt.05/02
Kecamatan
Yani,
Sumber,
Banjarsari,
manusia
kurikulum
Surakarta. Didirikan pada tahun 1977 dengan
ijin
No.601/222/207/039
bangun
dan
telah
bertujuan
mendeskripsikan kurikulum
ke
dunia
pendidikan
sebagaimana
yang
diungkapkan
oleh
Abdul
Qadir
untuk
coba dalam proses belajar mengajar
pengelolaan
siswa di bawah bimbingan lembaga
karakter
(sekolah). (Khaeruddin, 2007: 24-
pendidikan Islam
dialihkan
adalah sejumlah pengalaman dan uji
dalam mata pelajaran Pendidikan Agama
istilah-istilah
Yusuf, ia mendefinisikan Kurikulum
Berdasarkan uraian tersebut, ini
dalam
Yusuf yang dikutip oleh Khaerudin
terakreditasi dengan grade A. penelitian
berbagai
Namun
perkembangannya
Kota
surat
pada
di
26).
SMP
Manajemen
kurikulum
Muhammadiyah 4 Surakarta beserta
merupakan
kendala-kendala yang dihadapi.
pengelolaan kurikulum mulai dari
LANDASAN TEORI
perencanaan,
Manajemen kurikulum ialah
suatu
rangkaian
pengoorganisasian,
pelaksanaan dan evaluasi sebuah
suatu sistem pengelolaan kurikulum
kurikulum
yang kooperatif, komprehensif dan
mengajar untuk mencapai tujuan
sistematik dalam pencapaian tujuan
kurikulum yang telah ditetapkan.
kurikulum
yang
telah
disusun
dalam
proses
Manajemen
(Rusman, 2009: 3).
belajar
kurikulum
mempunyai fungsi meliputi fungsi
Makna kurikulum mula-mula
perencanaan,
pengkoordinasian,
digunakan dalam bidang olah raga,
pengorganisasian dan pengawasan
yaitu currere berasal dari bahasa
terhadap
Yunani yang berarti jarak tempuh
guna mencapai tujuan yang telah
lari. Dalam kosakata Arab, istilah
ditetapkan. Sedangkan komponen-
kurikulum
komponennya
dikenal
dengan
kata
4
pelaksanaan
meliputi
kurikulum
tujuan
pembelajaran, bahan ajar, strategi atau
metode
evaluasi
pembelajaran
pengajaran
Pendidikan
dan
terpadu
sehingga
kurikulum tersebut dapat
yang
dengan optimal dan efektif. Pendidikan
dalam
merupakan
berjalan
karakter
yang
pembelajaran
pengenalan
terinternalisasi
nilai-nilai ke
dalam
tingkah laku peserta didik melalui
karakter
adalah
proses
pembelajaran,
baik
yang
upaya pembentukan karakter kepada
berlangsung di dalam maupun luar
peserta didik melalui proses belajar
kelas pada semua pelajaran (Asmani,
mengajar
yang
2012: 58-59). Sedangkan karakter
kembangkan
dalam
ditumbuh kepribadia
yang
diharapkan
dari
adanya
seseorang sehingga menjadi satu
pendidikan karakter ialah karakter
kesatuan dalam perilaku kehidupan
yang ideal. Sebuah akhlak atau
sehari-hari. Menurut Sri Narwati
perilaku yang melekat pada diri Nabi
(2011:
Muhammad SAW (shidiq, amanah,
17),
pendidikan
karakter
bertujuan untuk meningkatkan mutu
fathonah, tabligh).
penyelenggaraan
METODE PENELITIAN
pendidikan
di
mengarah
pada
dan
hasil
sekolah
yang
Penelitian
ini
merupakan
pencapaian
penelitian lapangan (field research)
pembentukan karakter dan akhlak
karena didasarkan pada data- data
mulia peserta didik secara utuh,
yang terkumpul dari lapangan secara
terpadu, dan seimbang sesuai dengan
langsung di SMP Muhammadiyah 4
kompetensi melalui
lulusan.
Sehingga
Surakarta.
pendidikan
karakter
penelitian
Bentuk ini
diharapkan peserta didik mampu
menggunakan
secara mandiri meningkatkan dan
kualitatif.
menggunakan
pendekatan
adalah analisis
dengan deskriptif
pengetahuannya,
Dalam penelitian ini sumber
menginternalisasi
data primer yang dimaksud adalah
nilai-nilai karakter dan akhlak mulia
hasil dari wawancara dengan kepala
sehingga terwujud dalam perilaku
sekolah (Drs. Mokh. Ahsan) dan
sehari-hari.
wakasek
mengkaji
dan
I
bidang
kurikulum
(Mahmudi Waluyo, S.Pd). Serta hasil
5
dari wawancara dan observasi guru
data
mengajar di kelas yaitu guru mata
penyajian
pelajaran Pendidikan Agama islam
penyempurnaan
Sedangkan sumber data sekunder
127). Pada langkah reduksi, penulis
yang dimaksud dalam penelitian ini
memilih dan menyederhanakan data
adalah dokumen sekolah tentang
dari lapangan. Pada proses penyajian
perencanaan kurikulum.
data dengan reduksi, penulis sajikan
sekaligus data
reduksi dan
data,
kesimpulan/
(Sutama,
2010:
Metode pengumpulan data: (1)
dalam bentuk tulisan atau kata-kata
studi dokumen, studi dokumen ini
yang sistematis. Kemudian dalam
digunakan untuk memperoleh data
menarik
mengenai gambaran umum SMP
menggunakan metode induktif, yaitu
Muhammadiyah 4 Surakarta, struktur
berfikir
organisasi, sarana dan prasarana,
peristiwa-peristiwa
guru
kemudian
dan
keadaan
tenaga
siswa
kurikulum
kependidikan,
dan
perencanaan
pendidikan
kesimpulan, dari
penulis
fakta-fakta
dari
khusus, kongkret,
fakta-fakta
atau
peristiwa-peristiwa yang khusus dan
karakter
kongkret itu digeneralisasi yang
dalam mata pelajaran pendidikan
mempunyai sifat umum (Sutrisno,
agama islam, (2) observasi, penulis
2004: 47).
menggunakan metode observasi non
HASIL PENELITIAN
partisipang
untuk
mendengarkan, langsung
dan
terhadap
mengamati,
A. Pengelelolaan
mencatat
kurikulum
pendidikan karakter dalam Mata
pelaksanaan
pelajaran
Pendidikan
Agama
manajemen kurikulum pendidikan
Islam di SMP Muhammadiyah 4
agama Islam dan (3) wawancara,
Surakarta
dimaksudkan informasi
untuk
mendapatkan
tentang
manajemen
Pengembangan dipengaruhi
juga
kurikulum oleh
otonomi
kurikulum di SMP Muhammadiyah 4
daerah dan juga kondisi sekolah baik
Surakarta.
sumber daya manusia maupun sarana
Metode analisis data dalam
dan prasarananya sehingga sekolah
penelitian deskriptif kualitatif terdiri
mempunyai
dari tiga kegiatan yaitu pengumpulan
mengelola kurikulum di sekolah
6
kewenangan
untuk
yang
bersangkutan.
pula
Dalam manajemen kurikulum
SMP
pendidikan karakter dalam Mata
Surakarta,
Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Satuan
sama dengan manajemen Kurikulum
Pendidikan yang dibuat oleh sekolah
Tingkat Satuan Pendidikan hanya
yang bersangkutan dalam mencapai
saja lebih menekankan penanaman
ketuntasan
belajar
sekolah.
karakter
Sekolah
memiliki
beberapa
mengajar, adapun tahapnya adalah
dengan
kurikulum
Muhammadiyah Kurikulum
kewenangan
Begitu
4 Tingkat
di
dalam
Kurikulum
menerapkan
Tingkat
Satuan
melalui
1. Perencanaan Kurikulum Kurikulum
lebih berhasil dalam Proses Belajar
Muhammadiyah
Mengajar
perencanaan
sekolah
belajar
sebagai berikut:
Pendidikan secara umum sekolah dan
proses
dapat
SMP 4
Surakarta,
kurikulum
di
SMP
menemukan jati diri sendiri dan guru
Muhammadiyah
akan mengetahui apa yang harus
kurikulum dimulai dengan membuat
disampaikan kepada siswa. Dengan
Kalender Pendidikan yang mengacu
demikian, sekolah bersama guru bisa
pada kalender pendidikan nasional.
4,
perencanaan
membentuk siswa sesuai dengan
Kemudian Program Tahunan,
karakter yang diharapkan sehingga
Program Semester, silabus, RPP
sekolah bisa meningkatkan kualitas
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Sumber Daya Manusia.
yang
telah
mengacu
pada
SK
Pendidikan karakter terimplisit
(Standar Kopetensi) - KD (Kopetensi
dalam kurikulum pembelajaran yaitu
Dasar) dari “permendiknas” dan
Kurikulum
Satuan
pengelolaan
Pendidikan. Pendidikan karakter itu
pemerintah,
bisa dilakukan oleh satiap guru
Kelengkapan
dalam proses belajar mengajar, baik
masing-masing
dari bahan materi maupun metode
berdasarkan atas MGMP sekolah/
mengajarnya
individu. Sedang, saat ini telah
Tingkat
yang
disesuaikan
dengan bahan ajar yang diajarkan.
kurikulum pusat
dan
belajar
dari daerah. mengajar
guru
dibuat
diterapkan pendidikan karakter maka setiap
7
pembuatan
kelengkapan
pembelajaran, guru mata pelajaran
ialah mencetak pribadi yang baik,
diharapkan
menggunakan
berakhlaq
mulia,
kelengkapan yang telah memenuhi
bertaqwa
kepada
konsep pendidikan karakter.
sopan, demokratis dan aktif.
Adapun pembelajaran
perencanaan Pendidikan
beriman Allah,
dan
kreatif,
d. Bahan Ajar
Agama
Bahan ajar merupakan hal
Islam sebagai berikut;
yang penting dalam pembelajaran di kelas. Bahan ajar Pendidikan Agama
a. Silabus Dalam mengacu
pembuatan
pada
SK
silabus
Islam di SMP Muhammadiyah 4
(Standar
Surakarta yang berada di bawah
Kopetensi) – KD (Kopetensi Dasar)
naungan
Pendidikan
Agama
bahan ajarnya mengacu pada bahan
Majelis
Disdasmen
kembangkan
Islam
oleh
guru
dari yang mata
tujuan
maka
ajar dari Majelis Disdasmen. e. Metode Pembelajaran
pelajaran itu sendiri baik dalam hal indikator,
Muhammadiyah,
Dalam
mewujudkan
atau
pembelajaran,
mencapai karakter yang diharapkan
hingga karakter yang diharapkan
setelah proses pembelajaran, maka
yang telah tercantum dalam silabus.
perlu dipilih metode pembelajaran yang disesuaikan antara materi yang
b. RPP yang
RPP dibuat mengikuti silabus
akan disampaikan dengan metode
telah
pembelajarannya.
dibuat
sebelumnya.
Seperti
halnya
Dalam silabus sudah ada karakter
dalam proses pembelajaran yang
yang diharapkan, maka dalam RPP
active
pun juga demikian. Sedangkan dalam
pembelajaran
mewujudkan
beberapa
karakter
yang
learning, kali
dalam
pun guru
proses
juga
telah
di
SMP
diharapkan, maka perlu disesuaikan
Muhammadiyah
metode yang digunakan dalam kelas
mencoba
dengan karakter yang diharapkan.
beberapa metode active learning
Surakarta menggunakan
tetapi kurang begitu optimal.
c. Tujuan Pembelajaran Tujuan
dengan
4
pembelajaran
Sedangkan metode yang tepat
Pendidikan Agama Islam itu sendiri
untuk menanamkan karakter pada
8
siswa
dalam
kegiatan
belajar
mengajar di dalam kelas hampir
mengajar dengan cara pembiasaan
sama dengan kegiatan pembelajaran
yang
biasanya, namun lebih ditekankan
diinternalisasikan
pembelajaran dengan
yang
materi
yang
kedalam disesuaikan diajarkan.
pada
penanaman
siswa,
adapun
karakter
pada
langkah-langkah
Kemudian dalam pembelajaran yang
pembelajarannya sebagai berikut;
terpenting adalah bagaimana seorang
Kegiatan
guru itu bisa menyampaikannya
mengkondisikan kelas menamkan
dengan metode active learning dan
karakter
contextual learning. siswa lebih bisa
mengucapkan salam menanamkan
memahami materi yang dihubungkan
karakter religious dan (3) guru
dengan
mengawali
kehidupan
sehari-hari,
awal: kedisiplinan,
sehingga bisa menjadi pembiasaan
basmalah
bagi siswa.
religious
kurikulum
pengkoordinasian dilakukan
guru
(2)
pembelajaran menanamkan
guru
dengan karakter
Kegiatan Inti: (1) guru mereview
2. Pengkoordinasian kurikulum Dalam
(1)
materi
bersama
sebelumnya,
memberikan
(2)
muqodimah
guru tentang
dengan tim kurikulum yang ditunjuk
materi
langsung oleh kepala sekolah dan
dengan
juga melibatkan guru mata pelajaran.
keseharian
Dalam pelaksanaannya maka tim
karakter
tersebut
pembelajaran, guru memanggil siswa
akan
melakukan
pemantauan.
akan
disampaikan
mengaplikasikan siswa religious,
dengan
menanamkan (3)
dalam
sesuai dengan nomor urutnya yang dibuat acak kemudian disuruh untuk
3. Pelaksanaan kurikulum Implementasi
yang
pendidikan
membaca materi yang ada dibuku
karakter dalam kurikulum satuan
pegangan,
pendidikan dalam pelaksanaan di
percaya diri, intelectualitas, respect/
lapangan sangat ditentukan oleh
perhatian dan rasa hormat dan (4)
guru.
kemudian siswa ditanya tentang Pelaksanaan
karakter
dalam
pendidikan kegiatan
menanamkan
karakter
keseharian seperti “sudah shalat
belajar
subuhkah pagi tadi?” yang tentunya
9
disesuaikan dengan materi yang
masing-masing guru mata pelajaran
diajarkan, menanamkan kejujuran
dilakukan minimal satu semester
Kegiatan
sekali atau bisa setiap saat ketika
Penutup:
(1)
guru
waktu
untuk
tanya
memberikan jawab
selain
mengecek
digunakan
dibutuhkan evaluasi.
untuk
pemahaman
Penilaian pembelajaran siswa
siswa
mengacu
pada
terhadap materi tetapi hal itu juga
patokan
dengan
dapat menanamkan karakter percaya
berbagai cara penilaian baik tes
diri, perhatian dan kecerdasan anak
maupun non tes. Penilaian tes terlihat
dan
memberikan
pada pelaksanaan ulangan harian,
kesempatan kepada siswa untuk
mid semester dan ulangan semester,
bertanya
baik tertulis maupun lisan dan
(2)
guru mengenai
materi
yang
belum difahami.
acuan
menggunakan
praktek.
Adapun kurikulum
penilaian
pelaksanaan pendidikan
Untuk penilaian sikap dan
karakter
penilaian diri dilaksanakan oleh guru
secara keseluruhan dalam kegiatan di
baik di dalam kelas maupun di luar
sekolahan meliputi beberapa aspek
kelas. Di dalam kelas dilakukan pada
diantaranya
mulai
saat proses belajar mengajar sedang
masuk ke dalam lingkungan sekolah
berlangsung. Sedangkan di luar kelas
hingga kegiatan tambahan seperti
dilakukan baik ketika jam istirahat
shalat
maupun pada saat shalat zhuhur
ketika
siswa
berjama’ah
ekstrakurikuler
yang
serta merupakan
secara
program kerja sekolah.
mengikuti
evaluasi
di
kegiatan
mushola, program-
program sekolah.
4. Evaluasi Kurikulum Kegiatan
berjamaah
meliputi
Untuk evaluasi keberhasilan
monitoring dilakukan setiap saat,
pendidikan karakter itu tidak bisa
supervisi meliputi administrasi dan
terlihat secara langsung, tetapi bisa
kegiatan
yang
terlihat dari bagaimana sikap mereka
dilakukan setiap satu semester sekali
dikemudian hari. Karena sikap atau
dan evaluasi dari proses belajar
karakter itu tidak bisa berubah secara
mengajar dan perangkat ajar dari
signifikan secara langsung.
pembelajaran
10
dilaksanakan tidak hanya di dalam
B. Kendala-kendala yang dihadapi ketika
pelaksanaan
pembelajaran di kelas tetapi juga di
pendidikan
luar kelas.
karakter dalam Kegiatan Belajar
2. Pelaksanaan
Mengajar (KBM)
pendidikan
karakter
a. Pengaruh back ground keluarga dan
dalam Kurikulum Tingkat Satuan
lingkungan bermain yang lebih kuat
Pendidikan Pendidikan Agama Islam
dari pada pembelajaran di kelas.
merupakan
b. Penanaman
karakter
di
pelaksanaan
sekolah
pembelajaran yang mengacu pada
sudah bagus, tetapi guru tidak bisa
kurikulum tingkat satuan pendidikan,
memantau untuk perilaku siswa di
hanya
luar sekolah.
seorang guru dituntut untuk dapat
c. Latar belakang pendidikan siswa yang
bukan
dari
hanya
dalam
pembelajaran
menerapkan metode pengajaran yang
sekolah
contextual
Muhammadiyah atau Islam. a) Sekolah
saja
learning
dan
active
learning sehingga siswa lebih aktif
menanamkan
dalam
proses
belajar
mengajar.
pendidikan karakter secara kognitif,
Seorang guru dituntut untuk mampu
pengetahuan,
dan
mendidik dan menanamkan karakter
diinternalisasikan
pada peserta didik sehingga peserta
tindakan
amal
yang
nyata
dalam pembelajaran.
didik
SIMPULAN
berkarakter sesuai dengan karakter
1. Pengelolaan kurikulum pendidikan karakter di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta
mencakup
perencanaan, Sedangkan
dan
kurikulum
Manusia
yang
yang diharapkan. 3. Dari pengamatan dan penelitian yang
kegiatan
dilakukan
pengkoordinasian,
pengorganisasian
menjadi
oleh
penulis
terhadap
manajemen kurikulum pendidikan
evaluasi.
karakter
dalam
mata
pelajaran
pendidikan
Pendidikan Agama Islam, penulis
karakter merupakan kurikulum yang
menemukan beberapa temuan yang
mengimplementasikan
pendidikan
khas di SMP Muhammadiyah 4
karakter dalam kurikulum Tingkat
Surakarta yaitu metode pembelajaran
Satuan
yang
Pendidikan
pelajaran.
setiap
Pendidikan
mata
karakter
sesuai
dalam
penanaman
pendidikan karakter anak adalah
11
dengan
metode
pembiasaan
dan
berbagai
bidang,
terutama
tauladan/ contoh yang baik dari guru
peningkatan sumber daya manusia
itu
terkait
sendiri
baik
di
dalam
dengan
pelaksanaan
pembelajaran di kelas maupun di luar
pendidikan karakter dan pemenuhan
kelas.
sarana penunjang pembelajaran.
Karena
dengan
metode
pembiasaan dan tauladan, sebuah
b. Perlu adanya kerjasama sekolah
karakter akan lebih cepat tertanam
dengan orang tua siswa sehingga
menjadi kepribadian.
pendidikan karakter itu tidak hanya
4. Adapun
kendala-kendala
yang
dihadapi adalah sebagai berikut;
sebatas di sekolahan c. Hendaknya
selalu
berusaha
a. Pengaruh back ground keluarga dan
memenuhi segala kekurangan yang
lingkungan bermain yang lebih kuat
terkait dengan komponen pendukung
dari pada pembelajaran di kelas.
KTSP dengan bekerja sama dengan
b. Penanaman
karakter
di
sekolah
semua pihak, baik masyarakat, wali
sudah bagus, tetapi guru tidak bisa
murid
memantau untuk perilaku siswa di
Muhammadiyah.
luar sekolah. bukan
dari
Pendidikan Agama Islam
sekolah
Guru diharapkan lebih meningkatkan
Muhammadiyah atau Islam. d. Sekolah
yayasan
2. Saran untuk guru mata pelajaran
c. Latar belakang pendidikan siswa yang
maupun
hanya
pemahaman dengan aktif mengikuti
menanamkan
penataran,
dan
pelatihan
terkait
pendidikan karakter secara kognitif,
dengan
pengetahuan,
samping itu guru yang sudah ikut
tindakan
amal
yang
nyata
dan
diinternalisasikan
penataran
pendidikan bisa
karakter.
Di
menyampaikan
dalam pembelajaran.
pengetahuannya tentang kurikulum
SARAN
pendidikan karakter kepada guru
1. Saran untuk Wakasek Kurikulum
yang lainnya. Sehingga guru lebih
a. Dalam upaya peningkatan kualitas
kretif lagi dalam penerapan metode
pendidikan
yang
sesuai
dengan
mengajar
sehingga
pembentukan
berbagai tuntutan masyarakat perlu
karakter lebih tertanamkan.
dilakukan perbaikan terus menerus di
DAFTAR PUSTAKA
12
Abudinata.
2001.
Filsafat
Kesuma,
dkk.
2011.
Pendidikan Islam. Jakarta:
Pendidikan Karakter Kajian
Logos Wacana Ilmu
Teori dan Praktik di Sekolah.
.
2008.
Pendidikan
Bandung:
Perspektif Islam. Bnadung: PT. Remaja Asmani,
Jamal
Ma’mur.
Pendidikan Sekolah.
2011.
Tingkat Satuan Pendidikan
Internalisasi
Konsep dan Implementasinya
Karakter
di
di
Jogjakarta:
Diva
Madrasah.
Jogjakarta:
Nuansa Aksara Lexy, Moleong. 2007. Metodologi
Azwar, Saifuddin. 2010. Metode Penelitian.
Penelitian
Yogyakarta:
Kualitatif
Edisi
Revisi. Bandung: PT. Remaja
Pustaka Pelajar
Rosdakarya
Perencanaan
pengambangan
dan
Muhaimin.
kurikulum.
Pendidikan
Kuantitatif
&
Kualitaitif.
Jakarta:
PT
Tinggi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada .
2011.
2008.
Pendidikan.
Manajemen Jakarta:
Fajar
Interpratama offset
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
Pendidikan
Madrasah, dan Perguruan
Grafindo Persada Sri.
Pengembangan
Agama Islam di Sekolah,
Emzir. 2007. Metodologi Penelitian
Wisnu
2005.
Kurikulum
Jakarta: PT Rineka ciptan
Hertinjung,
Remaja
Khaeruddin dkk. 2007. Kurikulum
Press
2010.
PT
Rosdakarya
Rosydakarya
Panduan
Dakir.
Dharma;
Mulyasa.
Karakter
2006.
Implementasi
Membangun Generasi Masa
Kurikulum 2004. Bandung: PT
Depan Melalui Pendidikan
Remaja Rosdakarya
Karakter. Surakarta: Fakultas
.
Psikologi UMS
Kurikulum Tingkat Satuan
Hisbuan. 2007. Manajemen Sumber
2011.
Implementasi
Pendidikan. Jakarta: Bumi
Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Aksara
13
Sukmadinata, Nana saodih. 2006.
Megawangi, Ratna. 2011. Dampak Pendidikan Terhadap
Pengembangan
Karakter Akademi
Kurikulum
Teori
Anak.
dan
http://pondokibu.com/parenti
Praktek.Bandung:remaja rosda
ng/pendidikan-psikologi-
karya Sutama. 2010. Metode Penelitian
anak/dampak-pendidikananak-/ diakses tanggal 3 Mei
Pendidikan
2011 jam 12.45
Kualitatif,
Narwati,
Sri.
2011.
Pendidikan
Pembentuk
Dalam
Mata
Tafsir,
Ahmad.
R&D.
2008.
Pendidikan
Karakter
Ilmu Dalam
Perspektif Islam. Bandung:
Pelajaran.
Jogjakarta: Group Relasi Inti
Rosdakarya
Media Rusman.
PTK.
Surakarta: Fairus Media
Karakter Pengintagrasian 18 Nilai
Kuantitatif,
Waluyo, Edi. 2010. Membangun 2008.
Manajemen
Karakter
Melalui
Kurikulum. Jakarta: PT Raja
Pendidikan Sejak Usia Dini.
Grafinso Persada
http://google.com./pendidik
Sudjana. 2004. Manajemen Program
an-
Pendidikan untuk Pendidikan
karakter/Membangun_Kara
Non
kter_Melalui_Pendidikan_S
Formal
dan
Pengembangan
SDM.
Bandung: Falah Sugiyono.
2007.
Alfabeta Sukandarrumidi. 2002. Metodologi untuk
petunjuk peneliti
Yogyakarta:
Gadjah
Diakses
tanggal 3 Mei
2011 jam
12:57
Memahami
Penelitian Kualitatif. Bandung:
penelitian
ejak_Usia_Dini.
praktis pemula. mada
university press
14