IMPLEMENTASI KONSEP PENDIDIKAN ISLAM TERPADU DI SMP ISLAM TERPADU PAPB PEDURUNGAN SEMARANG
Disusun untuk Memenuhi dan melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata I (S 1) dalam Ilmu Tarbiyah
Euis Sumaiyah NIM: 3 1 0 3 1 4 6
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010
ABSRAKSI Euis Sumaiyah (NIM: 3103146). Implementasi Konsep Pendidikan Islam Terpadu di SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang. Skripsi . Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Konsep Dasar Pendidikan Islam Terpadu. 2) Implementasi (penerapan pendidikan Islam Terpadu di SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang). Dalam penelitian ini peneliti menggunaan metode deskriptif kualitatif analitik dengan pengumpulan data secara induktif, data-data penelitian dikumpulkan dengan beberapa metode. Metode wawancara digunakan untuk memperoleh informasi tentang penerapan pendidikan Islam terpadu dalam sekolah SMP Islam Terpadu Pedurungan Semarang. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) pendidikan islam terpadu merupakan model pendidikan yang utuh menyeluruh, integral, bukan parsial, syumuliyah bukan juz’iyah. Hal ini menjadi semangat utama dalam gerak dakwah di bidang pendidikan sebagai perlawanan terhadap pemahaman sekuler, dikotomi, juz’iyah. Keterpaduan ini meliputi 3 aspek yaitu keterpaduan pola asuh, materi dan ranah. Ketiga aspek tersebut merupakan unsur penting dalam pendidikan islam terpadu. Apabila ketiga aspek itu diterapkan dengan baik, maka konsep pendidikan islam terpadu akan dapatr dilihat hasilnya secara nyata. 2) Implementasi pendidikan islam terpadu, pendidikan ini memadukan tiga aspek kurikulum yaitu: Kurikulum Diknas, Kurikulum pendidikan islam (Muatan lokal berbasis islam), dan pengembangan diri. Proses pembelajarannya melalui penyampaian materi pelajaran umum yang diperkaya dengan nilai-nilai agama dan penyampaian materi agama diperkaya dengan muatan-muatan pendidikan umum misalnya guru memulai proses pembelajaran dengan berdo’a bersama kemudian dilanjutkan dengan tadarus AlQur’an sekitar 10-15 menit, setelah itu dilanjutkan dengan penyampaian materi pelajaran. Contoh lain ketika peserta didik belajar tentang mata pelajaran biologi, maka pada waktu yang sama diharapkan pelajaran itu dapat meningkatkan keyakinannya pada Allah Swt, karena dalam Islam telah diterangkan bahwa Allahlah yang menciptakan keanekaragaman hayati di bumi ini. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi dan masukan bagi mahasiswa, tenaga pendidik, dan semua pihak yang membutuhkan di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
ii
iii
PENGESAHAN
Skripsi Saudari
: Euis Sumaiyah
NIM
: 3103146
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul
: Implementasi Konsep Pendidikan Islam Terpadu di SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang
Telah dimunaqosahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, dan telah dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude / baik / cukup, pada tanggal 29 Juni 2010. Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana strata 1 tahun akademik 2009/2010.
iv
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 16 Juni 2010 Deklarator,
Euis Sumaiyah NIM. 3103146
v
MOTTO
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu (Qs. Al-Baqarah: 208).
vi
PERSEMBAHAN
Peneliti persembahkan karya ini untuk : Kekasih sejati, yang tak akan pernah mati, yang selalu bersemi di hati. Kekasih yang selalu ada ketika hati gundah, kekasih yang selalu menjaga dan melindungi disetiap gerak langkah, Kekasih yabng senantiasa ada ketika datang masalah yang tak berjeda. Dialah Sang Maha Kasih Allah SWT Untuk makhluk yang indah, cahaya kehidupan, jantung yang berdetak dengan rasa cinta dan kasih sayang yang menanggung banyak beban demi mencetak masa depan yang gemilang untuk putra putrinya dengan jarinya yang suci yang menghindar dari keramaian dunia, hidup demi putra putrinya dengan tulus ikhlas, jujur dan setia demi memetik buah yang ditanam dan dirawatnya. Bundaku tercinta, SUDARIYAH Untuk pembimbingku, teladanku, orang yang meemberi tanpa batas, bijaksana, berhati besar, teladan dalam pengorbanan bagaikan aliran air yang tiada henti. Semoga beliau mendapatkan apa-apa yang beliau harapkan pada diriku. Ayahku tercinta, SUMARI
vii
KATA PENGANTAR Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Swt, Robb Semesta Alam yang telah menurunkan Al Qur’an sebagai cahaya bagi seluruh umat manusia, laksana sinar yang mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya terang benderang dengan izin-Nya, Rabb Semesta Alam sehingga dapat melihat dan menemukan jalan kebenaran Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Salawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, nabi dan rasul yang mengajarkan serta mendidik manusia yang diutus dengan membawa petunjuk dan agama yang haq, serta penyampai amanah dan pembawa risalah kenabian. Ridha Allah semoga juga tercurah bagi seluruh sahabat, keluarga yang mengimani dan menjunjung tinggi syari’atnya. Kami memuji-Mu ya Rabb. Semoga kami mendapat limpahan Ridha-Mu, dan melindungi kami dari segala keburukan. Kami mohon pertolongan-Mu atas segala kebaikan. Dengan Ridha-Mu, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi Konsep Pendidikan Islam Terpadu di SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang”. Dalam penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bantuan, spirit dan motivasi dari berbagai pihak sehingga karya ini dapat terselesaikan. Untuk itu peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tiada terkira kepada : 1. Prof.Dr.H.Ibnu Hadjar, M.Ed. selaku dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2. Bpk. H. Ahmad Ismail, M.Ag. selaku pembimbing dalam penelitian skripsi ini 3. Seluruh Dosen IAIN Walisongo Semarang terima kasih atas ilmu yang telah Bapak dan Ibu ajarkan kepada peneliti, semoga dapat bermanfaat. 4. Seluruh pegawai karyawan di lingkungan IAIN Walisongo khususnya di Fakultas Tarbiyah Semarang terima kasih atas pelayanannya selama peneliti menimba ilmu di IAIN Walisongo Semarang 5. Drs. H. Ramelan S.H. selaku kepala sekolah SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang, Ibu Rumiarti S.Pd. selaku wakil kepala bidang
viii
kurikulum SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang. Terima kasih atas bantuan dan kerja samanya 6. Ayah dan bundaku tercinta yang penuh cinta, kasih, sayang telah membesarkan peneliti hingga sekarang ini, adik Nafi’ dan adik Nies yang selalu di hati dan kakak sayangi 7. Untuk sahabat terbaikku“Muna” yang tiada kenal lelah memberikan peneliti ghiroh dalam proses penyelesaian skripsi ini, sahabatku “Ina”
& “Mei”
terimakasih atas segala bentuk dukunganmu sehingga skipsi ini terselesaikan, dan sahabat baruku “Mitha”, hadirmu telah memberikan motivator dalam menyelesaikan skripsi ini meskipun engkau tiada pernah mengetahuinya. Karena bagi peneliti ekspresi kesedihan tidak perlu dibagikan 8. Terimakasih “Mbak Za” yang selalu membangkitkan semangat peneliti dan memberikan sumbangsihnya toek peneliti. Adinda “Richa” jazakumullah engkau hadir untuk peneliti. Adik Taufiq, Mas Lukman terima kasih atas bantuan dan pengorbanan waktunya. 9. Tiga keponakan “Nurul, Ainun, Naura”. Canda tawamu membuat Mb’ dapat tersenyum indah walaupun harus menahan air mata. Karena kamu pula yang telah mengajarkan arti hidup yang sesungguhnya “perjuangan, kesabaran yang tak akan pernah ada batasnya 10. Dan semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Semoga amal baiknya mendapatkan balasan yang lebih baik dari Allah Swt. Akhirnya, “Tiada gading yang tak retak” peneliti menyadari bahwa dalam karya ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu saran dan kritik dari pembaca yang budiman senantiasa peneliti harapkan.
Peneliti,
Euis Sumaiah.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
ABSTRAKSI ...................................................................................................
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................
iii
PENGESAHAN ...............................................................................................
iv
DEKLARASI ...................................................................................................
v
MOTTO ...........................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................
vii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
viii
DAFTAR ISI....................................................................................................
x
DAFTAR TABEL............................................................................................
xii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah..............................................................
1
B. Penegasan Istilah.........................................................................
4
C. Rumusan Masalah .......................................................................
6
D. Tujuan dan Kegunaan penelitian.................................................
6
E. Tinjauan Pustaka .........................................................................
6
F. Metodologi Penelitian .................................................................
8
BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam.................................................
12
2. Dasar-dasar Pendidikan Islam...............................................
15
3. Tujuan Pendidikan Islam.......................................................
17
B. Pendidikan Islam Terpadu 1. Pengertian Pendidikan Islam Terpadu ..................................
21
2. Latar Belakang Pendidikan Islam Terpadu ...........................
23
3. Karakteristik Pendidikan Islam Terpadu...............................
25
4. Tujuan Pendidikan Islam Terpadu ........................................
27
x
BAB III HASIL PENELITIAN A. Profil SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang 1. Latar Belakang Berdirinya SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang...........................................................
33
2. Visi dan Misi .........................................................................
35
3. Letak Geografis.....................................................................
35
4. Tujuan Pendidikan ................................................................
36
5. Struktur Organisasi ...............................................................
38
6. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa....................................
40
7. Sarana dan Prasarana ............................................................
41
B. Implementasi Konsep Pendidikan Islam terpadu di SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang 1. Keterpaduan Pola Asuh.........................................................
43
2. Keterpaduan Materi...............................................................
46
3. Keterpaduan Ranah ...............................................................
53
BAB IV ANALISIS
TENTANG
IMPLEMENTASI
KONSEP
PENDIDIKAN ISLAM TERPADU DI SMP ISLAM TERPADU PAPB PEDURUNGAN SEMARANG A. Analisis tentang Konsep Pendidikan Islam Terpadu di SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang .............................
57
B. Analisis tentang Implementasi Pendidikan Islam terpadu di SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang ....................
66
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................
68
B. Saran-saran..................................................................................
69
C. Penutup........................................................................................
70
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
I.
STRUKTUR ORGANISASI SMP ISLAM TERPADU PAPB PEDURUNGAN SEMARANG
II.
DATA GURU DAN KARYAWAN SMP ISLAM TERPADU PAPB PEDURUNGAN SEMARANG
III. DATA
PESERTA
DIDIK
SMP
PEDURUNGAN SEMARANG
xii
ISLAM
TERPADU
PAPB
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dilihat dari segi tujuan Islam diturunkan adalah untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Tujuan tersebut mengandung makna bahwa Islam sebagai agama wahyu mengandung petunjuk dan peraturan yang bersifat menyeluruh, baik kehidupan dunia maupun ukhrawi, lahiriah maupun batiniyah, jasmani dan rohani. Sebagai agama yang mengandung tuntutan menyeluruh, Islam membawa sistem nilai yang dapat menjadikan pemeluknya sebagai hamba Allah yang bisa menikmati hidupnya dalam situasi dan kondisi yang telah ditakdirkan Sang Kholiq. Sang pencipta telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang mempunyai dua dimensi yaitu dimensi ruhani dan material. Manusia dituntut menaruh perhatian pada sisi materinya supaya ia dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya di dunia. Di sisi lain, ia juga dituntut mempertahankan sisi ruhaninya, supaya terjalin keseimbangan, tidak terlalu condong pada sisi materi ataupun sisi ruhaninya. Salah satu alasan pentingnya sisi ruhani dan kebutuhan diri manusia itu sendiri adalah bahwa sesungguhnya manusia diciptakan sebagai makhluk yang lemah manusia membutuhkan hubungan dengan penciptanya, memohon kekuatan jiwanya dan kemakmuran kehidupan materinya. 1 Untuk mentawazunkan dua dimensi di atas manusia berusaha untuk melakukan segala hal yang dianggap penting demi menjaga dua dimensi tersebut agar tidak berubah dari fungsinya. Salah satu caranya adalah melalui pendidikan islam2 yang notabenenya pendidikan ini dapat menolong manusia
1
Kholil al Masawi, Bagaimana Membangun Kepribadian Islam Sejati, (Jakarta : lentera, 2002), hlm. 65. 2 Pendidikan Islam diartikan sebagai proses membimbing dan mengarahakan pertumbuhan dan perkerbangan anak didik agar menjadi manusia dewasa sesuai tujuan pendidikan Islam;menanamkan takwa dan akhlak serta menegakkan kebenaran dalam rangka membentuk manusia yang berkepribadian dan berbudi luhur menurut ajaran islam. Lihat M, Arifin, Ilmu
1
2
mengembangkan
potensi-potensi
yang
dimilikinya
terkondisi
secara
maksimal. Agar pendidikan Islamtidak terjebak pada sikap menutup diri, eksklusif yang berakibat ketinggalan zaman atau membukakan diri dengan resiko dapat kehilangan jatidiri atau kepribadian, maka islam harus kembali melihat pada dasar-dasar ajarannya. Pendidikan islam dengan begitu harus disandarkan pada telaah filosofis antropologis, yang menjadikan al-Quran dan al-Sunnah, Ijma’ dan qiyas sebagai dasarnya. Pentingnya melihat aspek filosofis antropologis yang berdasar pada sumber hukum islam ini, dengan pertimbangan karena melihat situasi dan kondisi sosiologis yang sedang mengalami pergeseran nilai pada setiap ruas dan sendi kehidupan manusia, termasuk nilai-nilai budaya yang mulai tercerabut dari akarnya. Nilai sosial yang banyak terilhami oleh rembesan pergaulan bebas dari dunia Barat lewat berbagai tindakan propagandis, nilai ekonomi yang sudah cenderung pada sistem kapitalis dan bahkan pergeseran nilai-nilai kemanusiaan yang lain.3 Pada era globalisasi seperti sekarang ini para peserta didik menghadapi berbagai masalah-masalah global yang hendak membentur dunia masa kini dengan dunia masa depan4. Kehidupan seperti sekarang ini sangat berpengaruh pada kebiasaan dan sikap peserta didik dalam bidang agama, karena jika sikap peserta didik itu tidak diarahkan dan dikembangkan dalam nilai-nilai yang sesuai dengan ajaran Islam maka akan sangat mustahil peserta didik dapat menyerap ilmu yang didapat dalam jenjang pendidikan sekolah akan diinternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mengantisipasi hal tersebut UNESCO telah merumuskan visi dasar pendidikan yaitu:
Pendidikan Islam;Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta : Bumi Aksara, 2003), hlm. 29. 3 Syamsul Ma’arif, Revitalisasi Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007), hlm 9 4 Benturan antara dunia masa kini dengan dunia masa depan sekarang ini membawa dampak kepada : (a)kemajuan IPTEK dalam bidang informasi serta inovasi-inovasi baru didalam teknologi yang mempermudah kehidupan manusia, (b)kehidupan masyarakat yang semakin kompetitif, (c)meningkatnya kesadaran terhadap hak-hak asasi manusia serta kewajiban dalam kehidupan bersama. Lihat Enung Fathimah, Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik), (Bandung : Pustaka Setia, 2006), hlm. 168.
3
1. Learning to think atau learning to know (belajar bagaimana berpikir). Berpikir yang terus menerus bukan hal yang mudah. berpikir disini adalah berpikir secara rasional, bukan semata-mata ikut-ikutan (membeo) bahkan juga tidak mandeg atau tumpul. Berpikir secara benar, mengikuti perkembangan zaman namun juga tetap berpedoman pada norma yang ada. 2. Learning to do (belajar hidup/belajar bagaimana berbuat). Pendidikan dituntut untutk menjadikan peserta didik setelah selesai dari jenjang pendidikan mampu berbuat dan sekaligus memperbaiki kualitas hidupnya, sesuai dengan tatanan yang ada. 3. Learning to be (belajar bagaimana tetap hidup atau sebagai dirinya). Untuk dapat tetap hidup diperlukan pula “tahu diri”. Dengan sikap tahu diri, sikap memahami dirinya sendiri, sadar pada kemampuan diri sendiri dan nantinya akan mampu menjadikan dirinya mandiri. Ajaran perlunya sikap tahu diri ini akan menghasilkan perilaku keadilan (fairness) dan kejujuran terhadap kenyataan yang ada. 4. Learning to live together (belajar untuk hidup bersama-sama). Hal ini akan terwujud jika kita bersedia untuk menerima kenyataan akan adanya perbedaan. Islam memerintahkan perlunya saling mengenal dan saling belajar serta saling memanfaatkan atau membantu satu sama lain, meskipun ada perbedaan suku, etnik, bahasa, warga negara dan sebagainya. Lebih dari itu Islam menganggap perbedaan itu adalah sebagai rahmah. Ini berarti bahwa pendidikan harus mengarahkan peserta didik agar siap dan mampu hidup bersama-sama, tanpa permusuhan karena perbedaan. 5 Keempat pilar pendidikan masa depan itu kemudian diterjemahkan ke dalam format sekolah yang diharapkan mampu membantu peserta didik dalam menguasai kompetensi yang berguna bagi kehidupan di masa depan yaitu kompetensi keagamaan, kompetesi akademik, ekonomi, sosial. Format pendidikan yang berkualitas semestinya juga harus memperhatikan asas-asas psikologi, psikometri dan paedagogi. Semua aktivitas belajar selayaknya berdasarkan kepada pencapaian tugas perkembangan dan prinsip belajar yang meliputi hal-hal yang terkait dengan
kerja
kognitif,
individual
differences,
motivasi,
bakat
dan
kecenderungan, serta tata hubungan antar individu. Semua itu kemudian akan mempengaruhi pola dan model instruksional, class management, media belajar dan sebagainya. 5
A. Qodri Azizy, Pendidikan (Agama)Untuk Membangun Etika Sosial ; Mendidik Anak Sukses Masa Depan : Pandai dan Bermanfaat, (Semarang : Aneka Ilmu, 2002), hlm. 29-34,
4
Agar output pendidikan menghasilkan SDM yang sesuai dengan harapan, harus dibuat sebuah sistem pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada pengisian intelek saja namuan juga terhadap pengisian jiwa (spiritual/ruh) peserta didiknya. Hal ini dibutuhkan demi memberikan pembekalan “dasar moralitas” yang tergali dari kearifan tradisi kultural dan nilai-nilai doktrinal agama Islam yang kuat. Dari latar belakang inilah, penulis mengangkat judul “Implementasi Konsep Pendidikan Islam Terpadu di SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang”.
B. Penegasan Istilah Sebagai tindak lanjut dan penyikapan pengantar di atas, penulis akan
mendiskripsikan
istilah-istilah
yang
terdapat
dalam
judul“Implementasi Konsep Pendidikan Islam Terpadu di SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang” dengan tujuan untuk mempertegas istilah agar tidak terjadi kesimpangsiuran pemahaman. Penulis berusaha menjelaskan istilah-istilah tersebut secara kongkrit dan lebih operasional sebagai berikut: 1. Implementasi Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak baik berupa perubahan pengetahuan, ketrampilan, maupun nilai dan sikap.6Implementasi adalah suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Jadi implementasi merupakan bentuk riil dari sebuah rencana kegiatan berdasarkan tujuan dan norma tertentu. 2. Konsep Konsep dari akar kata “cept” yang artinya memperoleh. Mendapat awalan “ion” yang artinya mengerti, maka yang dimaksud konsep adalah ide-ide yang lebih abstrak atau sekitar segala sesuatu yang dapat 6
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003),Cet.3., hlm.93.
5
didiskusikan.7 Sedangkan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia arti konsep afdalah ide atau pengertian yang diabstrasikan dari peristiwa kongkrit.8 3. Pendidikan Islam Terpadu Pendidikan Islam dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan kepribadiannya melalui penngajaran dan latihan. Pendidikan berarti pula sebagai usaha potensi-potensi yang terpendam dan tersembunyi9. Pendidikan Islam dapat diartikan pula sebagai usaha pembinaan dan
potensi manusia secara optimal sesuai dengan statusnya, dengan
berpedoman kepada syariat Islam yang disampaikan oleh Rasulullah agar manusia dapat berperan sebagai pengabdi Allah Swt yang setia dengan segala aktivitasnya guna tercipta suatu kondisi kehidupan yang ideal, aman, sejahtera dan berkualitas serta memperoleh jaminan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat10. Terpadu berarti sudah dipadu (disatukan, dilebur menjadi satu)11, Menurut Jaringan Sekolah Islam Terpadu Pendidikan Islam Terpadu adalah
Pendidikan
yang
memadukan
sains
dan
agama
secara
berdampingan untuk membimbing anak didiknya berkepribadian Islam dan berwawasan global (menguasai pengetahuan umum). Sedangkan maksud dari pendidikan Islam Terpadu adalah pendidikan yang berusaha membentuk kepribadian Islam secara komprehensif,
dengan
sistem
pendidikan
yang
menyeimbangkan
pendidikan akhlakiyah, fikriyah dan jasadiyah.
7
Syaifudin Sabda, Model kurikulum Terpadu Iptek dan Imtaq (Desain, Pengembanagan dan Implementasi), (Jakarta: Quantum Teaching, 2006),hlm.70 8 W. J. S Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,2003), hlm.138 9 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2002), hlm. 954. 10 Jalaluddin, Teknologi Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 72. 11 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Op. Cit., hlm. 810.
6
4. Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu PAPB Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT) PAPB adalah Lembaga Pendidikan Islam Terpadu yang terletak di Jalan Panda Barat No. 44 Pedurungan Semarang.
C.
Rumusan Masalah Berpijak dari pembatasan masalah di atas, maka ada beberapa masalah yang perlu penulis kemukakan yaitu 1. Bagaimana konsep pendidikan Islam terpadu? 2. Bagaimana implementasi pendidikan Islam terpadu di SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang?
D.
Tujuan dan kegunaan penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah : 1. Untuk mengetahui konsep pendidikan Islam terpadu 2. Untuk mengetahui implementasi konsep pendidikan Islam terpadu di SMP Islam Terpadu PAPB pedurungan Semarang Kegunaan yang diperoleh dari penelitian adalah : 1. SMP IT, yang menjadi fokus penelitian hasil studi ini, diharapkan bermanfaat sebagai bahan dokumentasi historis dan bahan pertimbsngan untuk mengambil langkah-langkah guna meningkatkan kualita pendidikan agama islam peserta didik 2. Bagi para Akademis, khususnya yang berkecimpung dalam dunia pendidikan islam, hasil studi ini diharapkan bermanfaat paling tidak sebagai tambahan informasi untuk memperluas wawasan (insight) guna bekerja sama untuk memikirkan masa depan pendidikan islam. 3. Bagi penulis sendiri, dapat memberikan kontribusi bagi khasanah perkembangan dunia Islam.
E.
Tinjauan pustaka Pada dasarnya urgensi tinjauan pustaka adalah sebagai bahan auto kritik terhadap penelitian yang ada, baik mengenai kelebihan maupun
7
kekurangannya, sekaligus sebagai bahan komparatif terhadap kajian terdahulu. Dan untuk menghindari terjadinya pengulangan hasil temuan yang ada, maka penulis akan memaparkan beberapa bentuk tulisan yang ada. Beberapa bentuk tulisan atau hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut : Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam, Dalam buku ini terdapat satu pokok bahasan tentang bentuk pembelajaran yang terpadu yang merupakan konsep pendidikan Islam Terpadu. Dalam buku ini dijelaskan bagaimana bentuk dan implementasi pembelajaran terpadu terutama dari aspek terpadu materi, baik ditinjau dari sifat materi yang dipadukan maupun ditinjau dari cara memadukan materinya. Skripsi Nurul Usnadhiyah (3104342) yang berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Terpadu dalam Upaya Meningkatkan Perilaku Sosial Siswa di SD IT Muhammadiyah Truko Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal”. Dalam karya ilmiah ini penulis mengemukakan bahwa implementasi pembelajaran terpadu dalam upaya meningkatkan perilaku sosial siswa Sd Muhammadiayah Truko Kecamatan kangkung Kabupaten Kendal tergolong terlaksana dengan baik di mana dalam pelaksanaannya pembelajaran terpadu terletak pada tujuan yang diinginkan serta dapat dicapai dengan beberapa skill yang kemudian dituangkan daklam praktek kegiatan sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi peserta didik. Sedangkan penelitian yang penulis teliti adalah tentang penerapan konsep pendidikan Islam terpadu yang dilaksanakan di SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang di mana seorang peserta didik yang telah dibiasakan melakukan aktivits belajar materi pelajaran umum dipadukan dengan mata pelajaran agama dalam aktivitas harian di sekolah. Hal ini sebagai upaya meningkatkan kecerdasan qolbiyah, emosional, moral dan spiritual. Skripsi karya Laila Fatkhiyatul Ulfa (3103018) yang berjudul “Pola Pendidikan Terpadu di SD Terpadu Ma’arif Gunung Pring Muntilan Magelang”. Dalam skripsi ini menjelaskan bahwapola pembelajaran yang terpadu di SD Terpadu Ma.arif diman dalam pola pendidikan terpadu , pesrta didik tidak hanya dapat memiliki kecerdasan intelegensia, namun juga
8
emotional dan spiritual. Dengan pengembangan dari ketiga aspek kecerdasan tersebut secara seimbang maka tujuan pendidikan terpadu akan mewujudkan sesosok manusia intelek yang tanggap akan perkembangan zaman, bijaksana dan bermoral. Sedangkan penelitian yang dikaji oleh penulis adalah keterpaduan pendidikan agama dan pendidikan umum untuk menjadi sarana menumbuhkan, mengembangkan, membina dan mengarahkan potensi-potensi dasar yang dimiliki peserta didik. Potensi dasar (fitrah) manusian seperti intelektual (fikriyah), emosional (ruhiyah) dan fisik (jasadiyah) harus dikembangkan dan diarahkan agar seimbang. Dari beberapa penelitian di atas, menunjukkan bahwa penelitian yang penulis lakukan sekarang merupakan penelitian yang belum dilakukan oleh peneliti lain. Sesuai dengan judulnya “Implementasi konsep Pendidikan Islam Terpadu di SMP Islam terpadu PAPB Pedurungan Semarang” maka penelitian ditekankan pada aspek pelaksanaan serta partisipasi peserta didik dan pendidik terhadap pendidikan Islam terpadu di SMP Islam terpadu PAPB
F.
Metodologi Penelitian Metode merupakan hal yang sangat penting dalam mendapatkan informasi, sebab metode merupakan jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk mendapatkan data-data yang diprlukan dan dapat dipertanggung jawabkan dalam penelitian ini digunakan beberapa metode penelitian antara lain sebagai berikut : 1.
Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalanm penelitian ini adalah penelitian kualitatif dimana penelitian ini mempunyai ciri khas terletak pada tujuannya yaitu mendeskripsikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan keseluruhan kegiatan pada penerapan (implementasi) pendidikan Islam terpadu di SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang. Oleh karena itu sasaran penelitian ini adalah pola-pola yang berlaku dan mencolok atas perwujudan dan gejala-gejala yang ada pada kehidupan
9
manusia. Jadi pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data-data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang diamati dan diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic (utuh)12. 2. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan datanya field research (penelitian lapangan). penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan di lingkungan masyarakat tertentu baik lembaga-lembaga dan organisasi kemasyarakatan maupun lembaga-lembaga pemerintahan13. Adapun metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah: a. Metode Observasi (Pengamatan) Metoda observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomenafenomena yang diselidiki14. Hal yang senada juga dikemukakan oleh Marzuki yang menyatakan bahwa melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang diselidiki15.
Metode
observasi
ini
penulis
gunakan
untuk
mengumpulkan data-data yang dapat diamati secara langsung yaitu aktivitas-aktivitas keseharian peserta didik di SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang. Selain itu, metode ini juga penulis gunakan untuk mengamati letak geografis, keadaan gedung, keadaan sarana-sarana pendidikan serta fasilitas lain yang terdapat di SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang. b. Metode Interview (wawancara) 12
Lexy J, Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 3. 13 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1993), cet. 4. hlm. 31. 14 Sutrisno Hadi, Metodologi Research II, (Yogyakarta : Andi Offset, 2004), hlm. 151. 15 Marzuki, Metodologi Reset, (Yogyakarta : BPFE, 2002), hlm. 58.
10
Interview (wawancara) adalah teknik pengupulan data yang menggunakan pedoman berupa pernyataan yang diajukan secara langsung kepada obyek untuk mendapatkan respon secara langsung16. Sedangkan menurut Lexy J, Moleong interview adalah percakapan yang dimaksud tertentu. Percakapan yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewancara (interview) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai
(intervieweer)
yang
memberikan
jawaban
atas
17
pertanyaan . Metode ini digunakan untuk melengkapi data-data yang dibutuhkan dengan melalui wawancara terhadap orang atau instansi yang terkait (SMP Islam Terpadu PAPB) untuk memperoleh data yang lengkap dan lebih akurat.
3. Tehnik Analisis Data Untuk menganalisis data18 yang telah dikumpulkan, lalu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : a. Menelaah seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber b. Mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan abstraksi yaitu usaha membuat rangkuman inti, proses, pernyataanpernyataan yang perlu c. Menyusun data dalam satuan-satuan atau mengorganisasi pokokpokok pikiran tersebut dalam cakupan fokus penelitian dan menyajikan secara deskriptif d. Mengadakan pemeriksaan keabsahan data atau memberi makna pada hasil penelitian dengan cara menghubungkannya dengan teori e. Mengambil kesimpulan19 Mempertimbangkan rumusan masalah dan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Dengan 16
Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta : Rake Surasih, 1998), cet. 8, hlm. 104. 17 Lexy J. Moleong, Op. Cit, hlm. 186 18 Teknik analis adalah jalan yang ditempuh untuk mendapatkan ilmu pengetahuan ilmiah dengan mengadakan pemerincian terhadap obyek tertentu dengan jalan memilah-milah antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain guna memperoleh kejelasan mengenai permasalahannya. Lihat Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997), hlm. 59. 19 Lexy J, Moleong, Op. Cit., hlm. 214.
11
demikian analisis data yang digunakan analisis kualitatif. Adapun proses analisisdata yang digunakan adalah dengan metode deskriptif analitik. Teknik ini digunakan untuk menjelaskan data yang diperoleh dari penelitian kualitatif seperti hasil pengamatan, wawancara dan dokumentasi yang telah disusun secara sistematis untuk memaparkan gambaran mengenai situasi yang diteliti secara cermat dan tepat serta tidak dituangkan dalam bilangan statistik. Melalui metode ini peneliti dapat secara leluasa mengintervensi dan mengkritisi setiap pendapat dari berbagai informasi dengan analisis-analisis yang akan disajikan dalam bab selanjutnya.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Secara umum konsep pendidikan Islam mengacu pada makna dan asal kata yang membentuk kata pendidikan itu sendiri dalam hubungannya dengan ajaran Islam. Dalam konteks ini akan dirunut tentang makna kata pendidikan itu sendiri. Ada tiga istilah yang umum digunakan dalam pendidikan Islam, yaitu al tarbiyah, al ta’lim dan al ta’dib. Tarbiyah mengandung arti memelihara, membesarkan dan mendidik yang kedalamnya sudah termasuk makna mengajar atau allama.1 Berangkat dari pengertian ini tarbiyah2 didefinisikan sebagai proses bimbingan terhadap potensi manusia (jasmani, ruh dan akal) secara maksimal agar dapat menjadi bekal dalam menghadapi kehidupan dan masa depan. Ta’lim mengandung arti pengajaran yaitu mencerdaskan otak manusia.3 At ta’dib mengandung arti pendidikan yang bersifat khusus yaitu memperluas adab kesopanan, mempertinggi akhlak. Dr. M. Fadhil al Jamaly sebagaimana dikutip oleh Nurul Usnadhiyah dalam
skripsinya4,
menyatakan
bahwa
pendidikan
adalah
upaya
mengembangkan, mendorong serta mengajak manusia lebih maju dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia, sehingga terbentuk pribadi yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan akal, perasaan maupun perbuatan. 1
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), cet.5., hlm.109 2 Tarbiyah ditengarai bentukan dari kata Rabb ( )ربatau Rabba( )رﺑﺎmengacu kepada Allah sebagai Rabb al alamin. Hal ini dapat mengandung pengertian bahwa terdiri dari empat unsur yaitu pertama, menjaga dan memelihara fitrah anak menjelang dewasa (baligh); kedua, mengembangkan seluruh potensi; ketiga, mengarahkan seluruh fitrah dan potensi menuju kesempurnaan; dan keempat, dilaksanakan secara bertahap. 3 Makna ta’lim ini terdapat dalam Q.S (2: 31) ; “ Dia mengajarkan kepada adam namanama benda seluruhnya kemudian mengemukakannya kepada para malaikat.” 4 Nurul Usnadhiyah, Implementasi Model Pembelajaran Terpadu Dalam Upaya Meningkatkan Perilaku Sosial Siswa di SDIT Muhammadiyah Truko, Kec. Kangkung Kab. Kendal. (Semarang : Fakultas Tarbiyah, 2009) hlm.31
12
13
Pendidikan Islam menurut Oemar Muhammad al Toumy al Saebany yang dikutip oleh Jalaluddin diartikan sebagai usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan dalam alam sekitarnya dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan profesi asasi dalam masyarakat.5 Ini berarti bahwa pendidikan adalah proses perubahan tingkah laku yang terjadi dari individu, maupun masyarakat. Dengan demikian pendidikan bukanlah aktivitas dengan proses yang sekali jadi. Pendidikan adalah proses kegiatan pendewasaan yang dilakukan oleh pendidik terhadap peserta didik baik secara formal atau informal. Kegiatan tersebut adalah mendidik, mengajar, membimbing, melatih, mengarahkan dan menggerakkan siswa agar mencapai tujuan. Tujuan pendidikan yaitu memiliki kompetensi-kompetensi yang menyangkut ilmu pengetahuan, keterampilan motorik dan nilai-nilai moral yang luhur6. Hery
Noer
Ali
yang
mengutip
pendapat
Kingsley
Price
mengemukakan: “Education is the process by which the non physical possessions of culture are preserved or increased in the rearing of the young or in the instruction of adult”. Pendidikan adalah proses dimana kekayaan budaya non fisik dipelihara atau dikembangkan dalam mengasuh anak-anak atau mengajar orang dewasa.7 Definisi pendidikan yang telah disebutkan di atas jika dikaitkan dengan pengertian pendidikan Islam akan diketahui bahwa pendidikan Islam
lebih
menekankan
pada
keseimbangan
dan
keserasian
perkembangan hidup manusia sebagai mana dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut: Ahmad Tafsir mengartikan pendidikan Islam adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai 5
Jalaluddin, Teknologi Pendidikan,(Jakarta : Raja Grafindo Persada,2001),hlm.74. Sarbiran, Pendidikan Islam dan Tantangan Glolisasi ditinjau dari Aspek Ekonomi dan Politik dalam Pendidikan Islam & Globalisasi, (Yogyakarta : Presma, 2004), hlm. 26 7 Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta;Logos Wacana,1999),hlm.3, 6
14
ajaran Islam. Dengan kata lain, pendidikan Islam menurutnya adalah bimbingan terhadap seseorang agar ia menjadi muslim secara maksimal (kaffah)8. Pendidikan menurut Islam atau Pendidikan Islam adalah pendidikan yang dipahami dan dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya yaitu Al Qur'an dan As Sunnah. Dalam pengertian ini pendidikan Islam dapat berwujud sebagai pemikiran dari teori pendidikan yang mendasarkan diri atau dibangun dan dikembangkan dari sumber-sumber dasar tersebut. Pendidikan keIslaman (Pendidikan Agama Islam) adalah upaya mendidik agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life (pandangan dan sikap hidup seseorang). Dalam pengertian ini pendidikan Islam dapat terwujud: a. Segenap kegiatan yang dilakukan seseorang atau suatu lembaga untuk membantu seorang atau sekelompok peserta didik dalam menanamkan dan atau menumbuhkembangkan ajaran Islam. b. Segenap fenomena atau peristiwa perjumpaan antara dua orang atau lebih yang dampaknya adalah tertanamnya ajaran Islam dan nilainilainya pada salah satu atau beberapa pihak. Pendidikan Islam atau proses dan praktik penyelenggaraan pendidikan yang berlangsung dan berkembang dalam sejarah umat Islam. Dalam arti proses tumbuh kembangnya Islam dan umatnya baik Islam sebagai agama, ajaran maupun sistem budaya dan peradaban, sejak zaman Nabi Muhammad sampai sekarang. Jadi dari pengertian ini istilah pendidikan Islam dapat dipahami sebagai proses pembudayaan dan pewarisan ajaran Islam, budaya dan peradaban umat Islam dari generasi ke generasi sepanjang sejarahnya.9
8
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam,(bandung : Remaja Rosda karya,1994), hlm.32 9 Muhaimin, Paradigma pendidikan Islam; Upaya Mengefektifkan Pendidikan Islam di Sekolah,(Bandung : Remaja Rosda Karya,2001), hlm.30.
15
Secara lebih umum pendidikan Islam merupakan suatu sistem untuk membentuk manusia muslim sesuai dengan cita-cita Islam. Pendidikan Islam
memiliki
komponen-komponen
yang
secara
keseluruhan
mendukung terwujudnya pembentukan muslim yang ideal. Oleh karena istu, kepribadian muslim merupakan esensi sosok manusia yang hendak dicapai.10 Pendidikan Islam adalah pendidikan yang menggabungkan antara iman dan ilmu pengetahuan yang menuntut manusia untuk menjalankan tugasnya di muka bumi sebagai hamba, ciptaan dan khalifah Allah. 2. Dasar-dasar Pendidikan Islam Dasar dalam bahasa Arab adalah “asas” sedangkan dalam bahasa inggris adalah foundation, sedangkan dalam bahasa latin adalah foundamentum. Secara bahasa berarti alas, fundamen, pokok, atau pangkal segala sesuatu (pendapat, ajaran, aturan).11 Dasar pendidikan adalah pandangan yang mendasari seluruh aktivitas pendidikan, baik dalam rangka penyusunan teori, perencanaan, maupun pelaksanaan pendidikan. Pendidikan merupakan hal yang sangat vital dalam kehidupan, bahkan secara kodrati manusia adalah makhluk paedagogik, maka yang dimaksud dasar pendidikan tidak lain adalah nilainilai tertinggi yang dijadikan pegangan hidup suatu bangsa atau masyarakat dimana pendidikan itu berlaku.12 Bagi umat Islam agama adalah dasar (pondasi) utama dari keharusan berlangsungnya pendidikan karena ajaran-ajaran Islam yang bersifat universal mengandung aturan-aturan yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia baik yang bersifat ubudiyyah (mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya), maupun yang bersifat muamalah (mengatur
10
Ibid.,hlm.16. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), hlm. 187 12 Ahmadi, “Islam sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan”, dalam Isma’il S.M., (eds), Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2001), hlm.19 11
16
hubungan manusia dengan sesamanya).13 Adapun dasar-dasar dari pendidikan Islam adalah: a. Al-Qur’an Menurut pendapat yang paling kuat, seperti yang diungkapkan oleh subhi shaleh, al-Qur’an berarti bacaan, yang merupakan kata turunan (masdar) dari fiil madhi qara’a dengan arti ism al-maful yaitu maqru’ yang artinya dibaca.14 Dalam Islam, pendidikan merupakan suatu perintah dari Allah Swt, dan sekaligus merupakan sarana untuk beribadah kepada-Nya. Ayat al-Qur’an yang pertama kali turun berkenaan dengan pendidikan adalah:
ﻚ َ ﻖ ا ْﻗ َﺮ ْأ َو َر ﱡﺑ ٍ ﻋَﻠ َ ﻦ ْ ن ِﻣ َ ﻖ ا ْﻟﺈِﻧ ﺴَﺎ َ ﺧَﻠ َ ﻖ َ ﺧَﻠ َ ﻚ اﱠﻟﺬِي َ ﺳ ِﻢ َر ﱢﺑ ْ ا ْﻗ َﺮ ْأ ﺑِﺎ ن ﻣَﺎ َﻟ ْﻢ َﻳ ْﻌَﻠ ْﻢ َ ﻋﱠﻠ َﻢ ا ْﻟﺈِﻧﺴَﺎ َ ﻋﱠﻠ َﻢ ﺑِﺎ ْﻟ َﻘَﻠ ِﻢ َ ا ْﻟَﺄ ْآ َﺮ ُم اﱠﻟﺬِي “Bacalah dengan (menyebut) Nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu lah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S. al-Alaq: 1-5).15 Ayat tersebut merupakan perintah kepada manusia untuk belajar
dalam
rangka
meningkatkan
ilmu
pengetahuan
dan
kemampuannya termasuk didalam mempelajari, menggali, dan mengamalkan ajaran-ajaran yang ada al-Qur’an itu sendiri yang mengandung aspek-aspek kehidupan manusia. Dengan demikian alQur’an merupakan dasar yang utama dalam pendidikan Islam. b. Al-Sunnah Setelah al-Qur’an maka dasar dalam pendidikan Islam adalah as-Sunnah, as-Sunnah merupakan perkataan, perbuatan apapun pengakuan Rasulullah SAW, yang dimaksud dengan pengakuan itu 13
Zuhairini, Dkk, Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhani, 1993), hlm. 153 Atang Abd. Hakim dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000), hlm. 69 15 Departemen Agama R.I, al-Qur’an dan Tarjamahnya Juz 1 – 30, (Surabaya : Karya Agung, 2006) , hlm. 960 14
17
adalah perbuatan orang lain yang diketahui oleh Rasulullah dan beliau membiarkan saja kejadian itu berjalan. Sunnah merupakan sumber ajaran kedua setelah al-Qur’an, Sunnah juga berisi tentang akidah, syari’ah, dan berisi tentang pedoman untuk kemaslahatan hidup manusia seutuhnya.16 3. Tujuan Pendidikan Islam Menurut UU Sisdiknas Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.17 Sedangkan pemimpin-pemimpin
tujuan yang
pendidikan selalu
Islam
amar
adalah
ma’ruf
menciptakan
nahi
munkar.18
Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah surat al-Baqarah ayat 30 yaitu:
ﺧﻠِﻴ َﻔ ًﺔ َ ض ِ ﻷ ْر َ ﻞ ﻓِﻲ ا ٌﻋ ِ ﻼ ِﺋ َﻜ ِﺔ ِإﻧﱢﻲ ﺟَﺎ َ ﻚ ِﻟ ْﻠ َﻤ َ ل َر ﱡﺑ َ َوِإ ْذ ﻗَﺎ “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi" (al- Baqarah: 30).19 Tujuan pendidikan dapat dilihat dari berbagai segi. Dilihat dari segi gradisnya, ada tujuan akhir dan tujuan sementara. Dilihat dari sifatnya ada tujuan umum dan khusus, dilihat dari segi penyelenggaraannya terbagi atas formal dan non formal, ada tujuan nasional dan institusional.20 Pertama, tertinggi dan terakhir. Tujuan ini bersifat mutlak, tidak
16
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2005)., hlm. 20-21 Yossy Suparyo, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) UU No. 20 tahun 2003 beserta penjelasannya, (Yogyakarta : Media Abadi, 2005), hlm. 9 18 Chabib Toha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996), hlm. 102 19 Departemen Agama RI, op.cit, hlm. 13 20 Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 76 17
18
mengalami perubahan karena sesuai konsep Illahy, yang mengandung kebenaran mutlak dan universal, tujuan ini pada dasarnya sesuai dengan tujuan hidup manusia dan peranannya sebagai hamba Allah, yaitu:21 a. Menjadi hamba Allah yang bertakwa Tujuan ini sejalan dengan tujuan hidup dan penciptaan manusia, yaitu semata-mata untuk beribadah kepada Allah. Dengan pengertian ibadah yang demikian itu maka implikasinya dalam pendidikan terbagi atas dua macam yaitu: 1) Pendidikan memungkinkan manusia mengerti tuhannya secara benar, sehingga semua perbuatan terbingkai ibadah yang penuh dengan penghayatan kepada ke Esaan-Nya. 2) Pendidikan harus menggerakkan seluruh potensi manusia (sumber daya manusia), untuk memahami sunnah Allah diatas bumi. b. Mengantarkan subjek didik menjadi khalifatullah fil ard (wakil Tuhan diatas bumi) yang mampu memakmurkannya (membudayakan alam sekitarnya). c. Memperoleh kesejahteraan, kebahagiaan hidup di dunia sampai akhirat. Ketiga tujuan tertinggi tersebut diatas berdasarkan pengalaman sejarah hidup manusia dan dalam pengalaman aktivitas dari masa ke masa, belum pernah tercapai sepenuhnya baik secara individu maupun sebagai makhluk sosial. Menurut D. Marimba mengemukakan bahwa tujuan akhir pendidikan Islam adalah terbentuknya kepribadian muslim.22 Kedua, tujuan umum, tujuan umum ini berbeda dengan tujuan tertinggi yang lebih mengutamakan pendekatan filosofis, tujuan umum lebih bersifat empirik dan realistik.23 Tujuan umum merupakan tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan 21
Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam: Paradigma Humanisme Teoritis, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 95-98 22 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al Ma’arif, 1989), hlm. 46. 23 Achmadi, Op. cit , hlm. 198
19
pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan umum ini meliputi seluruh aspek kemanusiaan yang meliputi aspek, tingkah laku, penampilan, kebiasaan, dan pandangan subjek didik.24 Sehingga mampu menghadirkan dirinya sebagai sebuah pribadi yang utuh. Tujuan umum pendidikan Islam harus dikaitkan pula dengan tujuan pendidikan nasional negara tempat pendidikan Islam itu dilaksanakan dan harus dikaitkan pula dengan tujuan institusional lembaga yang menyelenggarakan pendidikan itu. Tujuan umum ini tidak dapat dicapai kecuali setelah melalui proses pengajaran, pengalaman, pembiasaan, penghayatan dan pengalaman akan kebenarannya. Tahapan-tahapan dalam mencapai tujuan itu ada pada pendidikan formal (sekolah, madrasah) dirumuskan
dalam
bentuk
tujuan
kurikulum
yang
selanjutnya
25
dikembangkan dalam tujuan instruksional.
Ketiga, tujuan khusus. Tujuan khusus ialah pengkhususan atau oprasionalisasi tujuan tertinggi dan terakhir, dan tujuan umum pendidikan Islam. Tujuan khusus bersifat relatif sehingga memungkinkan untuk diadakan perubahan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan, selama tetap berpijak pada kerangka tujuan tertinggi, terakhir dan umum itu. Pengkhususan tujuan tersebut dapat didasarkan pada: -
Kultur
dan
cita-cita
suatu
bangsa
dimana
pendidikan
itu
diselenggarakan. -
Minat, bakat, dan subjek didik.
-
Tuntunan situasi, kondisi, pada kurun waktu.
Sebagian ulama’ yang merumuskan tujuan pendidikan Islam yang didasarkan pada asas cita-cita hidup umat Islam secara teoritis dibagi atas dua macam yaitu:
a. Tujuan Keagamaan (al-ghadud dienya) 24
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Op.cit., hlm. 30 Nur Uhbiyati dan Maman Abdul Djamil, Ilmu Pendidikan Islam II, (Bandung, Pustaka Setia, 1997), hlm.42 25
20
Dalam surat al-A’la, menyebutkan bahwa tumpuan cita-cita hidup manusia adalah:
tβρãÏO÷σè? ö≅t/
∩⊇∈∪ 4’©?|Ásù ⎯ϵÎn/u‘ zΟó™$# tx.sŒuρ
∩⊇⊆∪ 4’ª1t“s? ⎯tΒ yxn=øùr& ô‰s%
∩⊇∠∪ #’s+ö/r&uρ ×öyz äοtÅzFψ$#uρ ∩⊇∉∪ $u‹÷Ρ‘‰9$# nο4θuŠysø9$# “Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang. Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal”. (Q.S. al-A’la: 14-17).26 Setiap orang muslim pada hakekatnya adalah insane agama yang bercita-cita, berfikir, beramal untuk hidup akhiratnya, berdasarkan wahyu Allah melalui Rasulullah, tentang kehidupan manusia yang diwujudkan melalui syari’at agama yang berdasarkan kehidupan yang mutlak dan norma-normanya, serta menerangkan perkara yang benar (haq). Tujuan ini difokuskan pada pembentukan pribadi muslim yang sanggup melaksanakan syari’at Islam melalui proses pendidikan spiritual menuju ma’rifat kepada Allah. b. Tujuan Keduniaan (al-Ghudud Dunyawi) Tujuan ini mengutamakan pada upaya untuk mewujudkan kehidupan di dunia dan kemanfaatannya. Tujuan pendidikan jenis ini dapat dibedakan menjadi bermacam-macam tujuan, misalnya: tujuan pendidikan menurut faham pragmatisme, hanya menitik beratkan pada suatu kemanfaatan kehidupan manusia di dunia. Tujuan pendidikan menurut tuntutan ilmu dan teknologi modern
seperti,
masa
kini
dan
yang
akan
datang.
Tanpa
memperhatikan nilai-nilai rohaniah dan keagamaan yang berbeda dibalik kemajuan ilmu dan teknologi. Tujuan-tujuan ini jauh dari nilainilai kemanusiaan dan agama, sehingga terjadilah suatu bentuk 26
Departemen Agama R.I, Op.cit. hlm. 1051
21
kemajuan hidup manusia yang lebih mementingkan hidup materialis dan atheis, karena faktor nilai iman dan ketaqwaan pada Tuhan tidak mendapatkan tempat dalam pribadi manusia. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya anak-anak didik menjadi hamba Allah yang takwa dan bertanggung jawab melaksanakan pekerjaan duniawi dan ukhrawi.
B. Pendidikan Islam Terpadu 1. Pengertian Pendidikan Islam Terpadu Istilah “terpadu” dalam sistem pendidikan dimaksudkan sebagai penguat (littaukid) bagi Islam itu sendiri. Maksudnya adalah Islam yang utuh menyeluruh integral bukan parsial. Artinya pendidikan tidak hanya berorientasi pada satu aspek saja. Sistem pendidikan yang ada harus memadukan unsur pembentukan sistem pemdidikan yang unggul. Islam memandang pendidikan sebagai sesuatu yang identik dan tidak terpisahkan dari asal mula penciptaan manusia (fitrah insaniyah). Manusia itu sendiri yaitu jasad, ruh, intelektualitas. Dengan demikian, pendidikan dalam pandangan Islam meliputi tiga aspek yang tidak dapat dipilah-pilah yang meliputi pendidikan jasad (tarbiyah jasadiyah), pendidikan ruh (tarbiyah ruhiyah), dan pendidikan intelektualitas (tarbiyah aqliyah)27. Ketiga bentuk pendidikan tersebut tidak mungkin dan tidak akan dibenarkan pemilahannya dalam ajaran Islam. Sebagaimana telah dijelaskan,
pendidikan
berhubungan
langsung
dengan
komposisi
kehidupan manusia. Memilah-milah pendidikan manusia berarti memilahmilah kehidupannya. Hakikat inilah yang menjadi salah satu rahasia sehingga wahyu
27
Ketiga aspek ini selalu terkait satu sama lain, karena ketiga aspek ini dapat mencetak peserta didik ke arah insan kamil yaitu insan sempurna yang tahu dan sadar akan diri dan lingkungannya.Tarbiyah jasadiyah; pendidikan yang terkait dengan pertumbuhan jasmani manusian. Agar dapat dijdikan sebagai sarana dalam pengembangan ruhaninya.Tarbiyah aqliyah; pendidikan yang terkait dengan penggalian potensi akal manusia agar terasah secara optimal.
22
dimulai dengan “iqra” (membaca), dikaitkan dengan “khalq” (ciptaan) dan “asma Allah” (bismi rabbik). Maksudnya bahwa dalam menjalani kehidupan dunianya manusia dituntut untuk mengembangkan daya intelektubalitasnya dengan suatu catatan bahwa ia harus mempergunakan sarana “khalq” (ciptaan) sebagai obyek dan asma Allah (ikatan suci dengan nama Allah dan hukumnya) sebagai acuan. Bila ketiganya terpisah, akan melahirkan sebagai mana yang telah disinggung terdahulu, suatu ketidakharmonisan dalam kehidupan manusia itu sendiri. Dalam membentuk sistem pendidikan yang unggul minimal ada tiga hal yang harus diperhatikan, pertama sinergi antara sekolah, masyarakat dan keluarga. Pendidikan yang ada harus memadukan seluruh unsur di atas menggambarkan kondisi faktual obyektif pendidikan. Buruknya pendidikan anak di rumah memberikan beban berat kepada sekolah dan menambah keruwetan persoalan di tengah masyarakat seperti terjadinya tawuran pelajar, seks bebas, narkoba dan sebagainya. Pada saat yang sama situasi masyarakat yang buruk jelas membuat nilainilai yang mungkin sudah berhasil ditanamkan di tengah keluarga dan sekolah atau kampus menjadi kurang maksimal. Kedua kurikulum yang terstruktur dan terprogram mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Kurikulum sebagaimana tersebut di atas dapat menjadi jaminan bagi ketersambungan pendidikan setiap peserta didik berdasarkan jenjang pendidikannya masing-masing. Ketiga berorientasi pada pembentukan tsaqafah Islam dan penguasaan terhadap ilmu pengetahuan. Secara
fundamental,
pendidikan
Islam
terpadu
berupaya
menginternalisasikan nilai-nilai Islam (ruh Islami, jiwa Islam) melalui proses pendidikan Islam ke dalam seluruh aspek pendidikan di sekolah. Tujuan utamanya adalah memadukan nilai-nilai sains dan teknologi dengan keyakinan, kesalehan dalam diri peserta didik. 2. Latar Belakang Pendidikan Islam Terpadu
23
Melihat realita yang ada, pendidikan Islam (khususnya di Indonesia) telah berjalan dalam lorong krisis yang panjang. Pendidikan Indonesia telah kehilangan filosofisnya yang hakiki, yang kemudian berdampak pada tidak jelasnya arah dan tujuan yang akan dicapai. Ada beberapa krisis yang dihadapi oleh pendidikan Islam, antara lain adalah : a. Krisis Paradigmatik Memudarnya kecemerlangan pendidikan Islam. Sesungguhnya sudah jadi sejak ratusan tahun silam, satu penyebabnya adalah adalah layunya intelektualisme Islam adalah saat dunia pendidikan Islam terjadi dikotomi keilmuan, terbelahnya ilmu agama dan dunia, dikotomi antara wahyu dan alam serta dikotomi antara wahyu dan akal. b. Krisis Visi dan Arah Pendidikan Islam mengalami krisis visi dan pengertian bahwa kebanyakan lembaga pendidikan Islam mampu merumuskan atau menetapkan visi dan arah pendidikannya, dengan apa yang secara hakiki menjadi tujuan pendidikan yang diinginkan oleh Islam itu sendiri. Lembaga pendidikan Islam sebagai obyek bahasan, bukan menjadikan Islam sebagai “way of life” (minhajul hayah). c. Krisis Pengembangan Pendidikan Islam di Indonesia jalan di tempat, setelah lewat masa puluhan tahun, lembaga-lembaga Islam tidak menunjukkan kemajuan kinerjanya yang berarti pendidikan Islam mengalami krisis pemikiran sumber dana dan sumber belajar. Pendidikan Islam kurang didukung oleh riset dan pengembangan yang berkelanjutan baik yang dilakukan oleh individu, masyarakat ataupun oleh pemerintah. Hasilnya model pengelolaan institusi dan pendekatan pembelajaran tidak mengalami perkembangan yang berarti. d. Krisis Proses dan Pendekatan Pembelajaran Pada sisi lain, pendidikan Islam telah kehilangan substansinya sebagai
sebuah
lembaga
yang
mengajarkan
bagaimana
memberdayakan akal dan pikiran. Pendidikan Islam telah kehilangan
24
spirit of inquiry yaitu kehilangan semangat membaca dan meneliti, yang dulu menjadi supremasi utama pendidikan Islam pada zaman klasik pertengahan. Dengan hilangnya semangat inquiry, kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah atau madrasah Islam ataupun pesantren menjadi monoton, satu arah dan kurang mampu mengembangkan metode yang melatih dan memberdayakan kemampuan belajar murid. Mereka hanya terpaku pada metode menghafal (rote learning), menyimak dengan seksama (talaqqi) dan sangat kurang mengembangkan budaya diskusi, seminar, bedah kasus, problem solving, eksperimen, obeservasi dan lain sebagainya. e. Krisis Pengolahan Sudah menjadi pengetahuan publik, lembaga pendidikan Islam seringkali dikelola tanpa dukungan manajemen yang handal. Kebanyakan lembaga pendidikan Islam berada dalam “kerajaan” para kyai ataupun yayasan keluarga yang dalam penyelenggaraannya seringkali mengabaikan prinsip-prinsip manajemen. Beberapa krisis di atas merupakan kenyataan yang tidak dapat dipungkiri, bahwa pendidikan Islam di negeri ini belum mampu menunjukkan jati dirinya. Masyarakat masih menilai dan melihat pendidikan Islam dengan sebelah mata. Fenomena ini yang kemudian melahirkan gerakan pembaharuan dalam pendidikan Islam, salah satunya adalah membangun model lembaga pendidikan Islam yang ideal yaitu pendidikan terpadu. Jika kemudian dicermati tentang latar belakang kemunculannya, pendidikan Islam terpadu hanyalah respon dari tidak mempunyai konsep pendidikan Islam yang ideal tersebut direalisasikan pada tingkat lapangan sehingga melahirkan produk pendidikan yang dianggap belum ideal. Maka kemudian konsep terpadu ini lahihr sebagai jawaban alternatif dengan melanjutkan dan memberikan penekanan yang lebih pada rekayasa proses
25
pendidikan yang menyangkut pendidik, metode, alat, dan lingkungannya. 3. Karakteristik Pendidikan Islam Terpadu Dalam buku Sekolah Islam Terpadu Konsep dan Aplikasi dijelaskan mengenai karakteristik pendidikan Islam terpadu antara lain sebagai berikut : a. Menjadikan Islam sebagai landasan filosofis pendidikan yang menjadikan al-Quran dan al-Sunnah sebagai rujukan dan manhaj asasi (pedoman dasar) bagi penyelenggaraannya dan proses pendidikan. Proses pendidikan yang dijalankan harus mampu memberdayakan potensi fitrah manusia yang condong kepada nilai-nilai kebenaran dan kebajikan agar dapat memfungsikan dirinya sebagai hamba Allah yang sejati, yang siap menjalankan risalah yang dibebankan kepada manusia sebagai khalifah di muka bumi. b. Mengintegrasikan nilai Islam ke dalam bangunan kurikulum seluruh bidang ajar dalam bangunan kurikulum dikembangkan melalui perpaduan nilai-nilai Islam yang terkandung dalam al-Quran dan alSunnah dengan nilai-nilai ilmu pengetahuan umum yang diajarkan.. c. Menerapkan dan mengembangkan metode pembelajaran untuk mencapai proses belajar mengajar, mencapai sekolah Islam yang efektif dan bermutu sangat diperlukan oleh kemampuan guru dalam mengembangkan proses pembelajaran yang metodologis, efektif dan startegis. d. Mengedepankan qudwah khasanah dalam membentuk karakter peserta didik. Seluruh tenaga kependidikan (baik guru maupun karyawan sekolah) harus menjadi figur bagi peserta didik keteladanan akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar. e. Menumbuhkan bias-bias shalihah dalam iklim lingkungan sekolah, menumbuhkan kemaslahatan dan meniadakan kemaksiatan dan kemungkaran.
Seluruh
dimensi
kegiatan
sekolah
senantiasa
bernafasakan semangat nilai dan pesan-pesan Islam. Adab dan etika pergaulan seluruh warga sekolah dan lingkungannya, tata tertib dan
26
aturan, penataan lingkungan, aktivitas belajar mengajar semuanya harus mencerminikan realisasi dari ajaran Islam. f. Melibatkan peran serta orang tua dan masyarakat dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Ada kerjasama yang sistematis dan efektif antara guru dan orang tua dalam mengembangkan dan memperkaya kegiatan pendidikan dalam aneka program. Orang tua harus ikut aktif memberikan dorongan dan bantuan baik secara individual maupun kesetaraan kepada putra-putrinya di lingkungan sekolah. g. Mengutamakan nilai ukhuwah dalam semua interaksi antar warga sekolah. Keteladanan dan persaudaraan diantara guru dan karyawan di sekolah dibangun atas dasar prinsip nilai-nilai Islam. h. Membangun budaya rawat, resik, rapih, runut, ringkat, sehat dan asri. Kebersihan sebagian dari iman, kebersihan pangkal kesehatan, logis dan slogan tersebut selayaknya menjadi budaya dalam lingkungan sekolah. i. Menjamin seluruh proses kegiatan sekolah untuk selalu berorientasi pada mutu. Ada sistem manajemen mutu terpadu yang mampu menjamin kepastian kualitas penyelenggaraan sekolah. Sistem dibangunm berdasarkan standar mutu yang dikenal, diterima dan diakui
oleh
masyarakat.
Program
sekolah
harus
mempunyai
perencanaan yang strategis dan jelas, berdasarkan visi dan misinya yang luhur yang mengarah pada pembentukan karakter
dan
pencapaian kompetensi murid. j. Menumbuhkan budaya profesionalisme yang tinggi di kalangan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Sekolah membuat program dan fasilitas yang menunjang pembiasaan profesional di kalangan kepala sekolah, guru dan karyawan profesi dalam berbagai bentuk kegiatan ilmiah, budaya membaca, seminar, diskusi dan studi banding. Budaya profeionalisme ditandai dengan adanya peningkatan idealisme, motivasi, kreativitas dan produktifitas dari kepala sekolah, guru atau
27
karyawan dalam konteks profesi mereka masing-masing. 4. Tujuan Pendidikan Islam terpadu Pendidikan Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertaqwa secara
sadar
mengarahkan
dan
membimbing
pertumbuhan
serta
perkembangan fitrah (kemampuan dasar) peserta didik melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya. Jika pendidikan Islam diartikan sebagai proses (usaha), maka diperlukan adanya sistem dan sasaran yang hendak dicapai. Begitu halnya dengan system pendidikan yang tidak hanya memadukan materi (pendidikan sains dan agama) tetapi juga memadukan sarana pendidikan yang telah ada di lingkungan, bertujuan untuk membentuk manusia yang berkarakter: Pertama, berkepribadian Islam Ada sepuluh karakter atau ciri khas yang harus melekat pada pribadi muslim, yaitu: a. Salimul Aqidah (Aqidah yang bersih) Salimul Aqidah merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah SWT. Dengan ikatan yang kuat ini dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuannya. Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah
t⎦⎫ÏΗs>≈yèø9$# Éb>u‘ ¬! †ÎA$yϑtΒuρ y“$u‹øtxΧuρ ’Å5Ý¡èΣuρ ’ÎAŸξ|¹ ¨βÎ) ö≅è% “Katakanlah, sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam” (QS. Al An’am: 162)28 Ini adalah penyerahan diri secara total kepada Allah dengan segenap detak di hati dan segenap gerak dalam kehidupan. Dengan melaksanakan sholat29 ketika hidup hingga ajal menjemput. Dengan 28
Departemen Agama R I,Op.cit.,hlm.201. Shalat adalah pokok ibadah.Shalat menurut bahasa adalah do’a, memohon kebajikan dan pujian. Ada yang menyebutkan bahwa shalat bermakna do’a, ta’zim, rahmat dan 29
28
menjalankan ritus-ritus ibadah dalam kehidupan yang realistis dan dengan kematian setelahnya.30 Karena aqidah yang salim merupakan sesuatu yang sangat penting,
maka
dalam
awal
dakwahnya,
Nabi
Muhammad
mengutamakan pembinaan aqidah, iman dan tauhid. b. Shahihul Ibadah (ibadah yang benar) Pribadi muslim akan melaksanakan ibadah dengan tertib, disiplin, khusyu’, ikhlas dan tuma’ninah. Setiap ibadah yang dilakukan dengan khusyu’ dan sungguh-sungguh akan berdampak positif bagi diri kita.
t⎦⎪Ï%©!$#uρ ∩⊄∪ tβθãèϱ≈yz öΝÍκÍEŸξ|¹ ’Îû öΝèδ t⎦⎪Ï%©!$# ∩⊇∪ tβθãΖÏΒ÷σßϑø9$# yxn=øùr& ô‰s% t⎦⎪Ï%©!$#uρ ∩⊆∪ tβθè=Ïè≈sù Íο4θx.¨“=Ï9 öΝèδ t⎦⎪Ï%©!$#uρ ∩⊂∪ šχθàÊÌ÷èãΒ Èθøó¯=9$# Ç⎯tã öΝèδ öΝåκß]≈yϑ÷ƒr& ôMs3n=tΒ $tΒ ÷ρr& öΝÎγÅ_≡uρø—r& #’n?tã ωÎ) ∩∈∪ tβθÝàÏ≈ym öΝÎγÅ_ρãàÏ9 öΝèδ ∩∉∪ š⎥⎫ÏΒθè=tΒ çöxî öΝåκ¨ΞÎ*sù “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman ; (yaitu) orang-orang yang khusu’ dalam sembahyangnya dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna ; dan orang-orang yang menunaikan zakat dan orang-orang yang menjaga kemaluannya kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki maka sesungguhnya dalam hal ini mereka tiada tercela”.31 c. Matinul Khuluq (akhlak yang kokoh) Matinul khuluq merupakan sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim,baik dengan hubungannya kepada Allah maupun dengan makhluk-makhluknya. Dengan akhlak yang kokoh, berkah.Menurut syara’ ialah ibadah yang tersusun dari beberapa eprkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan disudahi dengan salam serta memenuhi syarat rukun yang telah ditentukan. 30 Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an; di bawah Naungan Qur’an,jilid 9, terj.As’ad Yasin.,(Jakarta : Gema Insani Press, 2004), hlm.144 31 Departement Agama R I, Op.cit., hlm.475.
29
manusia akan hidup bahagia dapat menjalankan perintah Allah secara sempurna dan mampu menghindari semua larangan Allah.karena begitu penting akhlak yang kokoh bagi umat manusia maka Rasul diutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri juga telah mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh Allah dalam Al Qur’an.
∩⊆∪ 5ΟŠÏàtã @,è=äz 4’n?yès9 y7¯ΡÎ)uρ “Dan sesungguhnya engkau benar-benar memiliki budi pekerti yang luhur.” (Q.S Al Qalam: 4)32 Ayat ini memberi pengetian bahwa semakin baik budi pekerti seseorang, maka semakin jauh dari sifat gila. Sebaliknya semakin buruk pekertinya seseorang maka semakin dekat dengan sifat gila. d. Qowwiyul Jismi (kekuatan jasmani) Kekuatan jasmani disini maksudnya adalah seorang muslim memiliki daya kekuatan (tahan) tubuh sehingga dapat melaksakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat shalat, puasa, zakat, haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat dan kuat. Apalagi berjihat untuk menegakkan ajaran Islam, sangat dibutuhkan kekuatan tubuh yang prima. Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama dari pada pengobatan. Meskipun demikian, sakit tetap kita anggap sebagai sesuatu yang wajar bila hal itu kadang terjadi. Namun jangan sampai seorang muslim sakit-sakitan. Karena kekuatan jasmani juga termasuk hal yang penting. e. Mutsaqqatul Fikri (intelek yang berfikir) Di dalam Islam, tidak ada satu pun perbuatan yang dilakukan,
32
Ibid, hlm.826.
30
kecuali harus dimulai dengan aktifitas berfikir. Karenanya seorang muslim harus mempunyai wawasan keIslaman dan keilmuan yang luas agar tidak tertinggal dengan kemajuan perkembangan zaman yang menuntut manis mempunyai daya pikir yang bagus. f.
Mujahadatul Linafsihi (berjuang melawan hawa nafsu) Mujahadatul linafsi merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim karena seorang manusia mempunyai kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk menuntut adanya kesungguhan. Kesungguhan itu ada jika seseorang berjuang melawan hawa nafsu. Hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam.
g. Harishun Ala Waqtihi (pandai menjaga waktu) Setiap muslim dituntutun uintuk pandai menjaga waktu33, maksudnya pandai mengelola (memanfaatkan) waktu yang ada sehingga tidak terbuang sia-sia untuk hal yang berguna. h. Munazhzhamun Fi Syuunihi (teratur dalam suatu urusan) Munazhzhamun fi syuunihi termasuk kepribadian seorang muslim yng ditekankan oleh Al Qur’an maupun sunnah. Oleh karena itu, dalam hukum Islam baik ynag terkait degnan masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan adanya kerjasama yang baik agar dapat terwujud secara maksimal pula. Dengan kata lain suatu urusan mesti dikerjakan secara professional.
Apapun
yang
dikerjakan,
profesioalisme
selalu
diperhatikan.
33
Untuk dapat memanfaatkan waktu seproduktif mungkan maka ada beberapa factor yang perlu diperhatikan; (a) setiap orang hendaknya mempunyai tujuan dan arah yang jelas. Orang yang mempunyai tujuan dan sasaran hidup tertentu, akan berusaha dan berjuang mengetyar tujuannayn dengan memanfaatkan waktunya yang terbatas, (b) hendaknta orang mempunyai rencana kerja yang teratur dalam usaha mencapai tujuan itu,(c) hendaknya orang yang telah mempunyai tujuan dan rencana kerja yang telah direncanakan. Lihat Burhanudin Salam, Etika Individual : Pola Dasar Filsafat Moral, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000) , hlm 183
31
i.
Qadirun Ala Kasbi (memiliki kemampuan usaha sendiri / mandiri) Qadirun ala kasbi merupakan ciri lain yang harus da pada diri seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang sangat diperlukan dalam mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya. Tidak sedikit orang yang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya kareana tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi. Karena pribadi tidaklkah mesti miskin bahkan seorang muslim diharuskan kaya (hati dan harta) agar dapat menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim.
j.
Nafi’un Lighoirihi (bermanfaat bagi orang lain) Nafi’un Lighoirihi yang dimaksud disini tentu saja manfaat yang baik sehingga dimana pun dia berada, orang yang ada di sekitar akan merasakan keberadaannya. Untuk mengembangkan kepribadian Islam, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan diantaranya, yaitu: 1) Menanamkan aqidah Islam kepadanya seseorang dengan cara yang sesuai. 2) Menanamkan sikap konsisten dan istiqomah pada orang yang sudah
memiliki
berperilakunya
aqidah tetap
Islam
berada
agar
dalam
cara
berpikiran
dan
pondasi
aqidah
yang
diyakininya. 3) Mengembangkan kepribadian Islam yang sudah terbentuk pada seseorang dengan senatiasa mengajaknya untuk bersungguhsungguh mengisi pemikirannya denagn ajaran Islam. Kedua, menguasai tsaqafah Islam. Islam telah mewajibkan setiap muslim untuk menuntut ilmu. Al Qur’an senantiasa menjadikan jagad raya ini sebagai kitab untuk ilmu, oleh karenanya manusia yang hidup di jagad raya ini harus berilmu (pengetahuan) agar ia dapat melangsungkan kehidupannya secara sempurna. Ketiga, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Umat Islam diwajibkan mempunyai semangat untuk selalu mengkaji
32
ilmu pengetahuan, mengadakan penelitian-penelitian ilmiyah yang berkaitan dengan teknologi tepat guna. Hal ini dilakukan agar seorang muslim
dapat
meninggalkan
memajukan Islam
sebagai
dunia
pengetahuan
ajaran
pijakan
tanpa yang
harus dijamin
kebenarannya. Keempat, memiliki ketrampilan yang memadia. Penguasaan ilmu-ilmu teknik dan praktis serta latihan-latihan ketrampilan dan keahlian yang merupakan salah satu tujuan pendidikan Islam yang harus dimiliki muslim dalam melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Allah. Sebagaimana yang telah dinyatakan tujuan pendidikan Islam di atas, ada dasarnya dengan pendidikan Islam dimaksudkan agar peserta didik memiliki ilmu pengetahuan dan ketrampilan supaya dapat memberikan manfaat kepada sesama manusia dan peserta didik semakin mengakui kebesaran Allah. Di samping itu, peserta didik diharapkan tidak hanya memiliki nilai-nilai moral, akan tetapi dapat memberikan makna nilai-nilai moral tersebut dalam kehidupan seharihari.
BAB III HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI KONSEP PENDIDIKAN ISLAM TERPADU DI SMP ISLAM TERPADU PAPB PEDURUNGAN SEMARANG
A. Profil SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang 1. Latar Belakang Berdirinya SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang. PAPB adalah akronim dari Pengajian Ahad Pagi Bersama yang merupakan yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama yang diketuai oleh Prof. Dr. HM. Ali Mansyur, SH., Sp.N, M.Hum. dengan tekad dan kerja keras dari YPAPB maka pada tanggal 27 April dimulailah peletakan batu pertama pembengunan gedug sekolah tahap pertama, hingga pada bulan juli 2004 sekolah SMP Islam Terpadu PAPB resmi memulai penerimaan peserta didik. Sedangkan SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang itu sendri berijin dari SK Dinas Pendidikan Kota Semarang Nomor 240/471 Tanggal 12 Februari 2004, SK Wali Kota Semarang nomor 425.1/819 tanggal 26 Februari 2004. dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS) 202037408215, Nomor Identitas Sekolah (NIS) : 201650. berdasarkan SK BAP Provinsi jawa tengah No. 058/BAPSM/XII/2007 Tanggal 12 Desember 2007 SMP Islam terpadu PAPB terlah Terakreditasi “A”. Ide pendiriannya ini bermula dari kebutuhan akan pendidikan di sekolah lanjutan tingkat pertama yang memiliki disiplin ilmu pengetahuan umum yang berbasis agam Islam. Dimana pendidikan merupakan wahana penting dalam pembentukan generasi penerus yang handal dengan pola pendidikan yang bersifat seimbang, menyeluruh dan terpadu. Pola pendidikan tersebut menyentuh akal, roh, jasad dan memadukan antara ilmu kauniyah dan ilmu qauliyah. Kondisi pendidikan di Indonesia pada saat ini yang masih menekankan aspek akal dan memisahkannya dengan
33
34
agama. Hal ini berdampak pada sosok yang dihasilkan kurang optimal khususnya dari sergi moral. Untuk bisa mewujudkan suatu pola pendidikan ideal, sesuai dengan manhaj pendidikan Rasul SAW, maka tidak mungkin dapat tercapai manakala kita tetap mengikuti sistem pendidikan yang sekuler. Dimana sistem tersebut memisahkan antara dien Islam dan ilmu umum. Untuk
itu
diperlukan
adanya
alternatif
pendidikan
yang
bisa
menggabungkan kesenjangan antara harapan dengan kenyataan yang ada antara lain kita idealkan dengan realita yang terjadi. Lembaga pendidikan Islam PAPB, sebagai salah satu wujud tanggung jawabnya untuk bisa mewujudkan suatu sistem pengajaran yang bisa menghasilkan peserta didik yang memiliki kualitas ruh, akal dan jasad yang handal telah merintis terselenggaranya pendidikan sekolah yang menerapkan sistem pendidikan secara integral dan terpadu dengan memasukkan nilai-nilai agama ke dalam bahan ajaran yang diberikan. Di PAPB, materi pendidikan umum dan pendidikan agama berjalan secara seimbang baik materi umum ataupun materi diniyah sama penting untuk dipelajari. Tidak ada pengkotak-kotakan antara ilmu umum dan agama. Islam adalah religion of nature segala bentuk dikotomi antara agama dan sains harus dihindari. Islam sebagai agama fitrah tidak hanya sesuai dengan naluri keagamaan manusia tapi juga menunjang pertumbuhan dan perkembangan fitrahnya, termasuk sumber daya manusia sehingga akan membawa kepada keutuhan dan kesempurnaan pribadinya. Untuk itulah Lembaga Pendidikan Islam Terpadu PAPB berupaya agar peserta didik tetap dalam fitrahnya.1
1
Dokumentasi dan wawancara tentang Latar belakang berdirinya SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang, tanggal 10 Maret 2010.
35
2. Visi dan Misi SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang a. Visi Menjadi sekolah pilihan untuk mempersiapkan generasi penerus bangsa yang unggul dalam prestasi, cerdas dan berakhlak mulia. b. Misi 1) Meningkatkan dan mengembangkan kurikulum 2) Meningkatkan kualitas SDM bidang pendidikan 3) Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar 4) Mengembangkan sarana dan prasarana pendidikan 5) Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik 6) Meningkatkan mutu kelembagaan dan manajemen sekolah 7) Meningkatkan standar penilaian 8) Meningkatkan kualitas keimanan dan akhlak mulia 9) Menumbuhkan budaya sekolah yang Islami. 3. Letak Geografis SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang yang terletak di jalan Panda Barat No. 44 Palebon Pedurungan mempunyai letak yang mutualism, karena berada di sentral pemukiman penduduk. Dengan lokasi yang mutualism tersebut memudahkan pihak yayasan untuk menjaring peserta didik dan lingkungan kondusif
dalam pembelajaran karena
terhindar dari suasana kebisingan. Sedangkan lokasi gedung SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang adalah sebagai berikut : a. Sebelah utara berbatasan dengan Perum Pondok Indah (Jl. Arteri Soekarno Hatta) b. Sebelah selatan berbatasan dengan jalan Majapahit/Brigjend Sudiarto. c. Sebelah barat berbatasan dengan perumahan penduduk d. Sebelah
timur
Menjangan)
berbatasan
dengan
perumahan
penduduk.
(Jl.
36
4. Tujuan Pendidikan Secara umum tujuan penyelenggaraan SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang mencakup seluruh tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum pada pasal 3 UU RI No. 20 Tahun 2003, yaitu: “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mendiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Penyelenggaraan
SMP
Islam
Terpadu
PAPB
Pedurungan
Semarang tidak lepas dari tujuan pendidikan Islam itu sendiri. Abdurrahman an Nahlawi mengemukakan bahwa tujuan pendidikan adalah selaras dengan tujuan penciptaan manusia yaitu : merealisasikan kedudukan manusia sebagai seorang hamba Allah di muka bumi. Yusuf al Qardhawi menyatakan tujuan pertama pendidikan Islam adalah terciptanga manusia-manusia beriman. Iman bukan sekedar ucapan atau pengetahuan belaka, iman merupakan kebenaran yang jika masuk ke akal akan memberikan kepuasan aqli, jika masuk ke perasaan akan memperberatnya, jika masuk ke dalam iradah (keinginan). Tujuan pendidikan tersebut dapat dicapai jika ciri-ciri pendidikan yang islami dipenuhi secara sempurna. Ciri-ciri pencicikan tersebut adalah: a. Rabbabiyah Pendidikan berorientasi kepada rob semesta alam, Allah SWT. Rabbaniyah meliputi : 1) Pelaku pelaku; memilikidua karakteristik yakni manusia yang senantiasa dibekali (mencari) dan senantiasa menyampaikan ilmunya setelah menyampaikan ilmunya setelah mengamalkannya. 2) Prinsip natau dasar pendidikan membawa misi tauhid, mengesakan Allah SWT dan menafikan semua sesembahan selain Allah
37
sehingga hasilnya adalah sosok manusia yang senantiasa berpegang kepada tujuan hidupnya yakni ubudiyyah (penghambaan diri) kepada Allah bukan manusia yang menonjolkan eksistensinya, takabur dan mengikuti hawa nafsu semata. 3) Sumber berpegang kepada petunjuk Allah (kitab Allah) dan tuntunan Rasulullah SAW. 4) Sistem dan komunitas yang dibentuk adalah sistem pendidikan Rasulullah SAW, suasana Islami, tidak berbaur antar lawan jenis dan keteladanan para pendidik. b. Keutuhan ruang lingkup pendidikan Pendidikan islam mencakup tiga aspek secara seimbang : 1) Sisi intelektual (Pengetahuan). Sisi ini dibina pengetahuannya tentang dienul Islam secara utuh, ayat-ayat kauniyah yang senantiasa
dikaitkan
dengan
ayat-ayat
kauliyah
yang
dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan peradaban modern beserta permasalahannya. 2) Sisi kepribadian. Sisi ini dibina
agar manusia yang berbentuk
senantiasa berpegang pada akhlak islami. 3) Sisi komitmen. Sisi ini dibina agar terwujud insan yang senantiasa mengabdikan dirinya untuk kepentingan Islam. c. Bertahap (graduated) Pendidikan
disusun
secara
bertahap
sesuai
dengan
perkembangan anak didik. d. Berkesinambungan (continuitas) Pendidikan
dilaksanakan
secara
terus
menerus,
berkesinambungan dari segi waktu atau bahan ajar agar mampu terjaga ubudiyah manusia kepada Allah secara kontinyu pula. e. Keseimbangan Ketiga unsur penyusun manusia mendapat perhatian seimbang, yaitu ruh, akal dan jasad.
38
5. Struktur Organisasi SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang berada di bawah naungan Yayansan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama (YAPAPB) dimana dalam penanganan kepentingan yayasan sepenuhnya ditagani oleh yayasan. Adapun pengaturan langsung pelaksanaan kepentingan yang ada lewat kepala sekolah dan pihak-pihak yang terkait. Pelaksanaan tugas intern yayasan dipisahkan dengan pelaksanaan tugas intern sekolah, sehingga masing-masing sisi mampu memaksimalkan tugasnya. Pembagian struktur kerja, yang tegas pada masing-masing bidang memudahkan ruang kerja berdasarkan tugas dan kewajiban serta dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab untuk menjalin kerjasama yang efektif. Tata kerja adalah aturan melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diemban sedangkan sistematika hubungan kerja adalah cara pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang saling terkait dari jajaran tinggi sampai jajaran terendah yang berperan sebagai motivator atau penggerak jalannya kegiatan di sekolah terutama bagi semua komponen pendidikan. Adapun bagan struktur organisasi SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang terlampir dalam halaman lampiran. Sistematika hubungan kerja di dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, antara lain : a. Kepala Sekolah Kepala sekolah bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan pendidikan dengan dibantu oleh beberapa wakil kepala. b. Wakil Kepala Bidang Kurikulum Wakil kepala bidang kurikulum bertugas dan bertanggung jawab merencanakan program pengelolaan sistem kredit program inti dan pengembangan program khusus serta bersama kepala sekolah merencanakan pengelolaan kegiatan kurikulum, pembagian tugas dalam pengajaran bersama wali kelas melaksanakan kegiatan pembelajaran dan evaluasi.
39
c. Wakil Kepala Bidang Kesiswaan Wakil kepala bidang kesiswaan bertugas bersama kepala sekolah dalam merencanakan dan melaksanakan penerimaan peserta didik, kegiatan ekstrakurikuler, mengembangkan dan pembinaan OSIS, merncanakan dan mengembangkan serta melaksanakan tata tertib sekolah termasuk peserta didik serta membina dan mengembangkan kegiatan pramuka, UKS dan PMR. d. Wakil Ketua Bidang Sarana dan prasarana Wakil kepala bidang sarana dan prasarana bertugas dan bertanggung jawab dalam bidang pengelolaan inventarisasi sarana dan prasarana, merencanakan policy dan mendayagunakan sarana atau prasarana secara optimal, mengatur dan mengarahkan persiapan sekolah teladan serta menginventarisasi tropy dan piagam yang diperoleh sekolah. e. Wakil Kepala Bidang Humas Wakil kepala bidang Humas bertugas dan bertanggung jawab dalam bidang merencanakan hubungan kerjasama dengan pihak sekolah,
mempersiapkan,
mengembangkan
lomba-lomba,
merencanakan dan mengelola peringatan hari-besar, mengatur dan merencanakan wisata guru, karyawan dan siswa. f. Kepala Tata Usaha Kepala tata usaha bertugas dan bertanggung jawab dalam bidang administrasi : 1) Kesiswaan 2) Personal 3) Ketatausahaan/persuraan 4) K-3 (Keamanan, kebersihan, ketertiban) 5) Keuangan 6) Perlengkapan2
2
Wawancara dengan Ibu Desi Tri Setiana, tanggal 14 April 2010
40
6. Keadaan guru, Karyawan dan Siswa SMP Islam Terpadu PAPB a. Keadaan Guru Suatu lembaga dapat dikatakan sebagai lembaga pendidikan apabila mempunyai dua unsur pokok dalam proses pendidikan dan pengajaran yaitu pendidikan dan peserta didik. Adapun tenaga pengajar di SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang berjumlah 33 orang guru, yang terdiri dari 3 orang guru PAI, 1 orang guru Bahasa Arab, 2 guru Bahasa Indonesia2 orang guru Bahasa Inggris, 1 oprang Guru Bahasa Mandarin, 3 orang guru Bahasa Jawa, 3 orang guru IPA terpadu, 3 orang guru Matematika, 3 orang guru IPS terpadu, 3 orang guru BK, 2 orang guru TIK, 1 orang guru Penjaskes, 1 orang guru PKn dan 7 orang guru ekstrakurikuler. Adapun tenaga pengajar di SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang adalah lulusan dari UNNES, IKIP PGRI dan IAIN. Hal ini sangat menunjang keberhasilan proses belajar mengajar, karena para pendidiknya punya bekal yang cukup dan sesuai dengan bidangnya. Adapun mengenai daftar guru dapat dilihat pada lampiran.3 b. Keadaan Karyawan Agar tidak terjadi kesalah pahaman, kami jelaskan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan karyawan. Dalam hal ini, kami membagi karyawan menjadi dua, yaitu karyawan administrasi dan karyawan non administrasi. Karyawan administrasi di SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang berjumlah 4 orang, dan karyawn non administrasi seperti laboran berjumlah 3 orang, pembantu umum 2 orang dan seorang penjaga sekolah. Adapun jumlah keseluruhan adalah 10 orang.4
3
Dokumentasi tentang keadaan guru di SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan semarang periode tahun 2009-2010. 4 Ibid.
41
c. Keadaan Siswa/Peserta Didik Peserta didik yang terdaftar di SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang adalah berasal dari beberapa daerah. Ada yang berasal dari Tlogosari, Panda, Pondok Indah dan beberapa wilayah di kecamatan Pedurungan. Jumlah siswa di SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang tahun pelajaran 2009/2010 adalah 334 orang siswa. Keseluruhan siswa tersebut terbagi dalam 10 kelas. Untuk kelas VII berjumlah 120 peserta didik yang terbagi menjadi empat kelas, kelas VIII berjumlah 106 peserta didik yang terbagi menjadi tiga ruang kelas, dan kelas IX berjumlah 108 peserta didik yang terbagi menjadi tiga kelas juga. 7. Sarana dan Prasarana SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang Sarana dan prasarana sangat diperlukan sekali dalam menunjang kegiatan proses pembelajaran di sekolah. Jika sarana dan prasarana yang tersedia kurang memadai atau tidak tersedia, maka proses kegiatan belajar di sekoilah tidak akan berjalan dengan baik. Saat ini SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang memiliki 3 gedung utama, masing-masing dibangun 2 lantai. Gedung 1 (A) terdiri dari 8 ruang. Gedung 2 (B) dan 3 (C) terdiri dari 4 ruang. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang : a. Ruang Kelas Ruang kelas ini berfungsi sebagai sarana dalam proses pembelajaran. Ruang kelas yang dimiliki oleh oleh SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang berjumlah 10 ruang kelas. Selain digunakan dalam proses pembelajaran, ruang kelas juga berfungsi sebagai tempat menjalankan ibadah tadarus qur’an setiap harinya. Setiap ruangan di sekolah ini dilengkapi dengan pendingin ruangan (AC), Kiipas angin, CCTV, LCD Proyektor.
42
b. PSB (Pusat Sumber Belajar) PSB ni dapat berfungsi sebagai perpustakaan, ruang multimedia, tempat menyimpan media belajar dan bahkan dapat juga berfungsi sebagai tempat pembelajaran jika memang diperlukan. Di SMP Islam Terpadu PAPB tersedia labih dari 10 ribu buku-buku bacaan dan referensi, juga dilengkapi dengan perpustakaan digital dan akses internet. c. Laboratorium Bahasa/Multimedia Selain berfungsi sebagai laboratorium bahasa, ruangan ini juga digunakan untuk pembelajaran terpadu. d. Laboratorium Komputer Untuk
mendukung
Komunikasi,
pembelajaran
Teknologi
Informasi
dan
laboratorium komputer SMP Islam Terpadu PAPB
menyediakan 36 unit komputer dengan akses internet tanpa batas. e. Laboratorium IPA Dengan peralatan yang mencukupi kebutuhan belajar peserta didik, ruangan ini juga biasa digunakan sebagai tempat penelitian sains. f. Tempat Ibadah Untuk menunjang pembinaan spiritual, sekolah menyediakan tempat ibadah yang digunakan para peserta didik untuk melaksanakan shalat Dhuha, Shalat Dhuhur dan Ashar berjamaah serta untuk kegiatan ibadah lainnya. g. Ruang Guru h. Balai pengobatan Dengan satu dokter dan 1 perawat, balai pengobatan sekolah ii juga dilengkapi dengan berbagai macam peralatan medis dan obat-obatan. i. Lapangan Olah Raga Tersedia lapangan olah raga multifungsi di depan gedung SMP Islam Terpadu PAPB. j. Kantor Kepala Sekolah k. Ruang Tata Usaha
43
l. Ruang konseling Ruang ini digunakan untuk melayani konseling bagi para pendidik, peserta didik maupun orang tua peserta didik. m. Kamar Mandi Kamar mandi ini dipisah antara kamar mandi pendidik dan peserta didik. Adapun jumlah kamar mandi di SMP Islam Terpadu PAPB adalah 15 buah yang selalu terjaga kebersihannya. n. Koperasi Disediakan untuk memenuhi keutuhan perlengkapan belajar peserta didik. o. Kantin SMP Islam Terpadu PAPB menyediakan 2 kantin : putra dan putri untuk memenuhi kebutuhan konsumsi peserta didik selama di sekolah. B. Implementasi Konsep Pendidikan Islam Terpadu di SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang. SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang adalah sekolah yang mengimplementasikan
pendidikan Islam terpadu. Sekolah ini merupakan
sekolah yang tidak hanya menjalankan proses pembelajaran di sekolah, tetapi juga di rumah dan di masyarakat. Sekoalh ini berupaya menyelenggarakan pendidikan yang membangun karakter peserta didik. Konsep keterpaduan yang dilaksanakan diupayakan untuk tidak terjadi pertentangan nilai. Keterpaduan ini meliputi : 1. Keterpaduan pola asuh. SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang menyadari bahwa membangun karakter peserta didik tidak lepas dari tiga unsur yang mempengaruhi proses pendidikan, keluarga dan masyarakat. Maka diupayakan agar ketiga unsur tersebut sinergi pola asuhnya. a. Peran orang tua Keikut sertaan orang tua di sekolahan diupayakan agar terjadi hubungan yang harmonis antara sekolah dengan orang tua, bentuknya : 1) Pengajian Ahad Pagi Bersama (PAPB)
44
Pengajian Ahad Pagi Bersama ini bertujuan untuk mempercepat forum silaturahmi guru, peserta didik, orang tua dengan pihak yayasan serta mengenalkan mereka akan kehdupan jangka panjang di akhirat nanti.Disamping itu kegiatan ini juga ditanamkan jiwa kepemimpinan untuk menjadi anak shaleh. Kegiatan ini biasa mengambil penceramah dari luar sekolah karena biasanya diikuti oleh 5 masjid atau musholla dibawah naungan yayasan PAPB. Pengajian Ahad Pagi Bersama ini dilaksanakan setiap ahad ke tujuh setiap dua bulan sekali pada pukul 07.00 pagi. 2) Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) Tujuan diadakannya peringatan dan perayaan hari-hari besar Islam adalah melatih para peserta didik untuk selalu berperan serta dalam upaya menyeramarakkan syiar Islam dalam kehidupan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan positif dan bernilai baik bagi pengembangan internal ke dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas. Kegiatan ini diarahkan kepada pengembangan diri, menumbuhkan kecintaan kepada Islam. Kegiatan ini juga dapat dibentuk melalui kegiatan sosial baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah terutama penyantunan anak yatim dan fakir miskin. Peringatan Hari Besar Islam ini meliputi peringatan kelahiran nabi Muhammad SAW, Isra’ Mi’raj, Nuzulul Qur’an, Zakat fitrah dan Idul qurban. 3) Ibadah Sosial Berawal dari infaq PAPB yang dihimpun oleh guru, peserta didik, orang tua serta jamaah diharapkan peserta didik di PAPB memiliki jiwa sosial yang tinggi dan kepedulian terhadap lingkungan. Pelaksanaan kegiatan ini disertakan pada setiap momen seperti pada peringatan hari besar Islam dan infaq yang sudah dikumpulkan akan disumbangkan kepada fakir miskin, anak yatim piatu dan masyarakat yang kehidupannya memprihatinkan.
45
b. Peran Sekolah Penciptaan iklim yang bertujuan sebagai pengembangan situasi penbelajaran partisipatif, menekankan peserta didik agar lebih aktif di dalam pembelajaran dan mengutamakan adanya interaksi antar warga sekolah. Untuk menunjang keberhasilan tujuan tersebut di atas, maka perlu diwujudkan suatu bentuk penciptaan situasi sekolah. Untuk mencapai yang tersebut diatas, SMP Islam Terpadu Pedurungan Semarang memulai proses pembelajaran dengan ikrar SMP Islam Terpadu PAPB dilanjutkan dengan kegietan tadarus al qur’an sekitar 10-15 menit sebelum memulai aktivitas belajar. Hal ini dilakukan agar peserta didik mampu membaca al qur’an dengan baik dan benar sertamembiasakn diri untuk mencintai al qur’an. Sebelum istirahat pertama, peserta didik melakukan aktivitas shalat dhuha bersama dilanjutkan dengan membaca asmaul husna. Kegiatan ini melibatkan semua pendidik atau guru di SMP Islam Terpadu bukan hanya guru pendidikan agama islam saja. Ketika tiba waktu shalat dhuhur dan ashar para peserta didik melakukan shalat secara berjamaah di sekolah. Jadi ketika meninggalkan sekolahan peserta didik telah menunaikan kewajiban shalatnya dengan sempurna. Penerapan program full day school ini menjadi salah satu incaran masyarakat untuk menyekolahkan putra putrinya di sekolahan terpadu ini. Apalagi bagi orang tua yang sibuk dan tidak mempunyai waktu untuk membimbing anak-anaknya belajar dan memberikan pengetahuan agama. Dengan penerapan full day school masyarakat tidak akan khawatir terhadap anak-anaknya. Masyarakat percaya bahwa pendidikan yang akan diperoleh anaknya adalah pendidikan yang berkwalitas baik dari segi pengetahuan umum maupun pengetahuan agama. Dan juga potensi dan bakat yang dimiliki oleh anak-anak mereka dapat terealisasikan dengan baik dan bermanfaat bagi dirinya dan bagi lingkungannya. Yang paling penting adalah anak mempunyai akhlak yang baik yaitu akhlak al karimah.
46
c. Peran masyarakat Yang dimaksud dengan lingkungan masyarakat disini adalah situasi atau kondisi interaksi sosial dan sosiokultural yang secara potensial berpengaruh terhadap perkembangan beragama individu. Dalama masyarakat, individu (terutama peserta didik) akan melakukan interaksi sosial dengan teman sebayanya atau anggota masyarakat lainnya. Apabila teman sepergaulannya itu menampilkan sikap dan perilaku yang kurang baik, amoral atau melanggar norma agama, maka anak akan cenderung terpengaruh mengikuti atau mencontoh sikap dan perilaku tersebut. Corak sikap dan perilaku peserta didik (anak/remaja) merupakan cermin dari corak atau sikap masyarakat (orang dewasa) pada umumnya. Oleh karena itu kualitas perkembangan sikap anak sangat tergantung pada kualitas sikap/perilaku orang dewasa yang kondusif bagi perkembangan keagamaan peserta didik (anak dan remaja) adalah (a) taat melaksanakan kewajiban agama, seperti ibadah ritual, menjalin persaudaraan, saling menolong dan bersikap jujur; (b) menghindari diri dari sikap dan perilaku yang dilarang oleh agama, seperti sikap permusuhan, saling curiga, munafik, mengambil hak orang lain dan sebagainya. Dari beberapa faktor lingkungan diatas, maka apabila kondisi lingkungan yang sehat akan dapat merangsang perkembangan anak sehingga mencapai hasil maksimal. Lingkungan
yang baik adalah
lingkungan di mana anak dapat memperoleh kesempatan untuk dapat menggunakan dan mengembangkan kemampuan anak semaksimal mungkin. Dengan
mengetahui
peranan
lingkungan
yang
sangat
berpengaruh terhadap perkembangan anak, maka secara otomatis baik tidaknya sutau lingkungan tergantung pada orang tua atau pendidik dapat mengarahkan dan menciptakan lingkungan tersebut menjadi terkendali. Dan pada akhirnya anak dapat memilih bagaimana dan
47
dengan siapa dapat bergaul (berinteraksi) dengan masyarakat sekitar.5 2. Keterpaduan materi SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang menyadari pentingnya memberi pengertian pada peserta didik bahwa seluruh ilmu yang ada di dunia ini adalah ilmunya Allah, tidak ada pemisahan ilmu dunia dan ilmu agama. Dan hal ini dimanifestasikan dalam kurikulum terpadu yang diterapkan SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang Dalam
proses
pelaksanaan
pendidikan
diperlukan
adanya
seperangkat rencana dan pengaturan isi dan bahan pelajaran serta metode yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan proses pembelajaran, sehingga dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Di dalam dunia pendidikan hal tersebut dinamakan kurikulum. Kurikulum disusun dengan mempertimbangkan teknologi dan seni. SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang menggunakan kurikulum tambahan muatan lokal yang berbasis Islam sehingga mempunyai kekhasan dibandingkan dengan kurikulum lembaga pendidikan formal lain setingkat SMP pada umumnya. Dalam upaya merealisasikan tujuan yang ada, SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang menggunakan kurikulum sebagai berikut: a. Kurikulum Dinas Menggunakan kurikulum dinas 100% dengan pengembangan dalam pembelajaran (silabus, materi, proses pembelajaran, aspek keterpaduan dengan dienul Islam). Menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) tahun pelajaran 2007-2008 pada semua level kelas. Jika dilihat dari organisasi kurikulum di SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang, ada tiga tipe atau bentuk kurikulum, yakni: 1) Separated Subject Curriculum Pada bentuk ini, bahan dikelompokkan pada mata pelajaran yang sempit, di mana antara mata pelajaran yang satu dengan yang 5
Wawancara dengan Bapak Miftahuddin pada tanggal 10 Juni 2010
48
lainnya menjadi terpisah-pisah, terlepas dan tidak mempunyai kaitan sama sekali, sehingga banyak jenis mata pelajaran menjadi sempit ruang lingkupnya. 2) Correlated Curriculum Correlated Curriculum adalah suatu bentuk kurikulum yang menunjukkan adanya suatu hubungan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, tetapi tetap mempertahankan cirri atau karakteristik tiap bidang studi tersebut. 3) Integrated Curriculum Pelajaran dipusatkan pada suatu masalah atau topik tertentu. Dari tipe atau bentuk kurikulum tersebut dapat dilihat bahwa pendidikan terpadu yang merupakan perpaduan antara sains dan agama adalah termasuk dalam kategori correlated curriculum karena menghubungkan antara pendidikan agama dan sains. Dari ketiga kurikulum tersebut diatas SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang lebih menekankan pada penggunaan correlation curriculum dimana antara kurikulum yang satu mempunyai hubungan (mata pelajaran satu dengan mata pelajaran lain mempunyai keterkaitan). b. Kurikulum Khas Selama kurang lebih enam tahun terakhir, kurikulum agama yang digunakan sebagai bahan rujukanpenyelenggaraan pendidikan di lingkungan SMP Islam Terpadu PAPB megacu pada kurikulum pendidikan mengeah pertama dengan kurikulum tambahan muatan lokal yang berbasis islam. Kurikulum tambahan muatan lokal tersebut berpedoman
pada
pembelajaran
dan
kurikulum
Madrasah
Tsanawiyah.6 Kurikulum tersebut merupakan pengembangan kurikulum agama Islam dengan meluaskan pada aspek life skill, dengan penerapan sistem kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Sedangkan 6
Dokumentasi dan Wawancara dengan Ibu Rumiarti, tanggal 9 April 2010.
49
mata pelajaran yang terangkum dalam kurikulum muatan lokal meliputi : 1) Al Qur’an dan Hadis Adapun tujuan mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis adalah: a) Meningkatkan kecintaan siswa terhadap al-Qur'an dan hadis. b) Membekali siswa dengan dalil-dalil yang terdapat dalam alQur'an dan hadis sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan. c) Meningkatkan kekhusyukan siswa dalam beribadah terlebih salat, dengan menerapkan hukum bacaan tajwid serta isi kandungan surat/ayat dalam surat-surat pendek yang mereka baca. 2) Fiqih Pembelajaran fikih di SMP bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat: a) Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah yang diatur dalam fikih ibadah dan hubungan manusia dengan sesama yang diatur dalam fikih muamalah. b) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial. Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial. 3) Akidah akhlak Mata pelajaran Akidah-Akhlak bertujuan untuk: a) Menumbuhkembangkan
akidah
melalui
pemberian,
pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik
50
tentang akidah Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT; b) Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidah Islam. 4) Sejarah Kebudayaan Islam Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di SMPbertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut: a) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah saw dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam. b) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan. c) Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah. d) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau. e) Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam. 5) Bahasa Arab Mata pelajaran Bahasa Arab memiliki tujuan sebagai berikut:
51
a) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik lisan maupun tulis, yang mencakup empat kecakapan berbahasa, yakni menyimak (istima’), berbicara (kalam), membaca (qira’ah), dan menulis (kitabah). b) Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber ajaran Islam. c) Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antara bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian, peserta didik diharapkan memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya. 6) BTAQ Pembelajaran baca tulis al-Qur'an berfungsi sebagai berikut: a) Mengantarkan siswa untuk dapat mempelajari al-Qur'an sebagai kita suci umat Islam. b) Menyampaikan pengetahuan membaca dan menulis huruf alQur'an pada siswa, sehingga memiliki ketrampilan dalam membaca, menulis rangkaian, dan menguasai huruf-huruf alQur'an. c) Mata pelajaran pendidikan agama Islam yang dikembangkan dan dikemas secara khusus, sehingga akan menunjang keberhasilan. Salah satu tujuan pendidikan agama Islam yakni siswa lulus atau tamat SMP dapat membaca atau menulis huruf al-Qur'an dengan baik dan benar.7 c. Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu dari jalur pembinaan OSIS, latihan kepemimpinan dan wawasan wiyata 7
Dokumentasi SKL, SK dan KD SMP SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang dikutip pada tanggal 10 Maret 2010.
52
mandala. Oleh sebab itu kurikulum di SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan
Semarang
perkembangan
siswa
disusun dan
dengan
kesesuaiannya
memperhatikan dengan
tahap
lingkungan,
kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan teknologi SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang menyusun sebuah kurikulum yang bernama kurikulum pengembangan diri yang meliputi 1) Kegiatan kurikuler yang masuk dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu : Life skill, merupakan pembelajaran tentang kecakapan atau keterampilan hidup. Kegiatan ini diberikan pada kelas VII sampai kelas IX. Tutorial, merupakan pembahasan materi dalam satu pekan. Kegiatan ini dilaksanakan mulai hari senin sampai dengan jumat. 2) Kegiatan kurikuler wajib, yaitu : Kepanduan/ Pramuka, yang merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk mendidik, melatih dan mengarahkan peserta didik agar memiliki jiwa dan kemampuan memimpin yang tinggi, disiplin, berani, tanggung jawab, peduli dan menuasai berbagai keterampilan lapangan. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari kamis pada siswa kelas VII dan VIII. 3) Kegiatan kurikuler pilihan, yaitu : Ain Syams Arabic, merupakan ekstra pembelajaran yang bertujuan agar peserta didik SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang dapat memperdalam pengetahuan membaca nash dalam bahasa Arab secara tepat, menyusun kalimat bahasa Arab secara tulisan serta mampu berdialog sederhana dengan mempergunakan bahasa Arab. Diberikan pada kelas VII sampai IX dengan waktu dua jam pelajaran dalam setiap minggu. English conversation, merupakan ekstra pembelajaran yang bertujuan agar peserta didik SMP Islam Terpadu PAPB
53
Pedurungan Semarang dapat memperdalam pengetahuan membaca dalam bahasa Inggris dengan intonasi yang benar, menerjemahkan nash bahasa Inggris secara tepat, menyusun kalimat bahasa inggris secara
tulisan
serta
mampu
berdialog
sederhana
degan
menggunakan bahasa Inggris. Tae kwon do, merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan menanamkan nilai-nilai keberanian, disiplin dan tanggung jawab serta agar peserta didik mampu menguasai tehnik-tehnik bela diri. Tilawah, merupakan program pendalaman atau latihan seni baac Al Qur’an lengkap dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid. Dalam hal ini guru agama memonitor langsung perkembangan peserta didik dalam hal penguasaan ilmu tajwid dan aplikasi penerapannya dalam bacaan Al Qur’an. Kegiatan ini dilaksanakan sekali dalam seminggu, yaitu pada hari sabtu, dibantu oleh seorang qori’. Pesertanya terdiri dari kelas VII, VIII dan IX. Group seni islam, merupakan kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka melestarikan dan menghayati tradisi, budaya dan kesenian keagamaan yang ada dalam masyarakat Islam. Kegiatan ini sangat penting dilakukan karena seni, tradisi dan budaya Islam memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam pembentukan watak dan mentalitas umat Islam. Program bimbingan ibadah, program ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kecakapan peserta didik dalam bidang agama islam. Program bimbingan ibadah lebih dikenal dengan sebutan BTAQ yang dilaksanakan seminggu sekali, yaitu setiap hari jum’at. Dalam halini guru BTAQ memonitor langsung perkembangan peserta didik dalam hal kemampuan ilmu Fiqh, do’a keseharian, ilmu tajwid, dan tahfidz surat-surat pendek. 3. Keterpaduan Ranah Pendidikan mengacu pada sebuah proses pembentukan atau pengarahan (dari orang lain kepada diri sendiri) yang mencakup
54
pengembangan aspek pengetahuan, skill, sikap, mental atau kepribadian dan moral atau etika. Karena hal ini bersentuhan dengan aspek pengembangan sikap moral dan kepribadian maka pembelajaran di sekolah sarat dengan nilai. Sebagaimana sifat pendidikan, nilai mempunyai muatan yang bersifat kognitif, afektif dan psikomotorik. Nilai memuat sejumlah prinsip-prinsip dasariyah yang harus disampaikan kepada peserta didik meliputi berbagai dimensi keyakinan (ideologis, tauhid dan aqidah), dimensi pengalaman (konsekuensial, akhlak), dimensi penghayatan (ekspresensial, ihsan) dan dimensi pengetahuan (intelektual, ilmu). Untuk dapat melaksanakan berbagai dimensi tersebut di atas SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang menggunakan acian dalam sistem pendidikannya yaitu sistem pendidiknnya yaitu sistem pendidikan yang terpadu antara pendidikan umum dan pendidikan agama. Hal ini senada dengan perkembangan sistem pendidikan yang mengalami inovasi sesuai dengan perkembangan zaman dan adanya perubahan teknologi yang tidak terelakkan.Model pendidikan seperti inilah yang dilakukan SMP Islam
Terpadu
Pedurungan
Semarang
dengan
berorientasi
pada
pembentukan karakter peserta didik yang utuh baik dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Dalam aspek kognitif, misalnya peserta didik dituntut untuk memiliki wawasan yang luas baik dalam ilmu-ilmu agama maupun ilmu-ilmu umum. Hal ini dibuktikan dengan adanya kegiatan intra maupun ekstra kulikuler yang mendukung aspek tersebut. Pada aspek afektif, peserta ddidik dituntut memiliki aqidah yang benar dan positif. Dalam aspek psikomotorik, peserta didik terbiasa mencintai membaca al qur’an, mampu melaksakan praktek ibadah secara benar, bertindak terampil dan kreatif serta selalu mengusahakan kesehatan dirinya. Penekanan tujuan pendidikan terpadu adalah keterpaduan antara iman, ilmu dan amal. Pendidikan Islam intinya adalah sebagai wahana pembentukan manusia yanga bermoral tinggi. Didalam ajaran Islam moral atau akhlak tidak dapat dipisahkan dari keimanan. Keimanan merupakan
55
pengakuan hati. Akhlak adalah pantulan iman yang berrupa perilaku, ucapan dan sikap. Dengan kata lain adalah amal shalih. Iman adalah maknawi (abstrak) sedangkan akhlak adalah bukti keimanan dalma bentuk perbuatan yang dilakukan dengan kesadaran dan karena Allah semata. Berkaitan dengan pernyataan diatas bahwa tidak akan terpisah dalam keimanan, dalam Al qur’an sering dijeaskan bahwa setelah ada pernyataan “orang beriman”, akan langsung diikuti oleh “beramal shalih”. Dengan kata lain amal shalih sebagai manifestasi dari akhlak merupakan perwujudan dari keimanan seseorang. Pemahaman moralitas dalam bahasa aslinya dikenal dengan dua istilah yaitu akhlak al karimah dan akhlak al mahmudah. Keduanya memiliki pemahaman yang sama yaitu akhlak yang terpuji dan mulia semua perilaku baik, terpuji dan mulia yang diridhai Allah. Pesrta didik harus memiliki iman dan takwa (imtaq) yang menetapkan sekaligus Iptek yang lain. Dalam Islam tujuan thalabul ilmi adalah menuju terbentuknya individu yang karimah (mulia). Hal itu untuk menghadapi era globalisasi yang dari tahun ke tahun semakin maju, terbuka dan kompetitif. Untuk itu diperlukan sumber daya manusia yang berkwalitas yang mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dan kaya akan khasanah nilai-nilai Islam sehingga mampu menjawab tantangan zaman. SMP Islam terpadu PAPB Pedurungan Semarang akan menjawab dengan sebuah model pendidikan yang didesain dengan segala keterpaduan dari berbagai sisi dan aspek pendidikan yang meliputi visi, misi, kurikulum, pendidik, suasana pembelajaran dan sebagainya yang akan menghasilkan lulusan yang berkwalitas cerdas, berkarakter dan shalih.
BAB IV ANALISIS TENTANG IMPLEMENTASI KONSEP PENDIDIKAN ISLAM TERPADU DI SMP ISLAM TERPADU PAPB PEDURUNGAN SEMARANG
A. Analisis tentang Konsep Pendidikan Islam Terpadu di SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang Dalam menjalani kehidupan, manusia tidak dapat terlepas dari suatu masalah. Masalah yang sering dihadapi manusia, khususnya umat Islam adalah masih adanya pemisahan antara sikap dan perilaku sehari-hari dengan akhidah Islam. Para pakar pendidikan pun mengakui bahwa berbagai yayasan pendidikan, sekolah-sekolah dan perguruan tinggi yang telah berdiri sekian lama itu, nyatanya masih belum mampu memberikan hasil sebagaimana yang diinginkan umat Islam seperti mencetak dan melahirkan generasi muda Islam yang sanggup menjadi pemimpin hari esok, pemimpin teladan, pemimpin masa depan untuk kehidupan yang lebih baik sesuai dengan yang telah diisyaratkan oleh syariat aqidah Islam. Masalah tersebut tidak akan selesai atau berhasil jika hanya diselesaikan oleh satu atau dua orang saja. Akan tetapi diperlukan adanya sebuah kerjasama yang harmonis antara pihak lembaga pendidikan, orang tua dan masyarakat itu sendiri. Selain daripada itu ada baiknya juga jika ada kajian ulang tentang apa sebenarnya tujuan pendidikan Islam, nilai apa yang diajarkan,hasil belajar bagaimana yang diharapkan dan masih banyak yang lainnya. Dan jika kita mengacu kepada sifat-sifat khas yang terkandung dalam pengajaran agama maka system pengajaran agama akan sesuai dengan apa yang diharapkan. Realitas menunjukkan bahwa praktek pendidikan nasional dengan kurikulum yang dibuat dan disusun sedemikian rupa dan telah disempurnakan berkali-kali telah gagal menampilkan sosok manusia Indonesia yang berkepribadian utuh. Dari sinilah pemerintah mulai mengakui keberadaan kurikulum yang memadukan pola asuh, materi dan ranah.
57
58
Tidak semua sekolah umum menerapkan system pendidikan seperti ini hanya beberapa saja yang menginginkan muatan agama Islam yang setara dengan Madrasah sebagai paduan dalam pembelajaran peserta didik. Salah satu lembaga pendidikan yang menerapkan itu adalah SMP Islam Terpadu PAPB. Penekanan tujuan sekolah pada pencapaian moral atau akhlak yang mulia (fadhilah) tidak berarti bahwa pendidikan jasmani, ilmu pengetahuan dan ketrampilan–ketrampilan praktis lainnya menjadi tidak penting akan tetapi maksudnya adalah menjadikan “akhlakul karimah” itu sebagai jiwa dari semua yang dicapai melalui pendidikan didalamnya. SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang mempunyai prinsip bahwa tujuan pendidikan tidak semata-mata memperkaya pikiran peserta didik dengan ilmu yang sebanyakbanyaknya tetapi lebih dari itu adalah mempertinggi moral keagamaan. Moral merupakan unsure yang sangat penting dalam Islam dimana kejujuran, kebenaran, keadilan dan pengabdian adalh diantara sifat-sifat mulia yang diajarkan olehnya. Untuk itu dibutuhkan sebuah sistem yang mampu menjaga eksistensi pribadi muslim pada generasi muda, khususnya peserta didik di SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang yang masih membutuhkan keterpaduan pola asuh dari berbagai pihak yaitu orang tua, masyarakat dan sekolah. 1. Keterpaduan pola asuh a. Peran Orang Tua Keluarga adalah lingkungan pendidikan pertama yang dikenali anak.Orang tua merupakan pembina pertama.1Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur pendidikan tak langsung yang dengan sendirinya akan masuk dalam kepribadian anak yang sedang tumbuh.2Tumbuh kembang anak secara kejiwaan (mental intelektual) dan mental emosional yaitu IQ, SQ amat dipengaruhi oleh siskap, cara dan kepribadian orang tua dalam mendidik anaknya. 1
Dadang Hawari, Al Qur’an dan Ilmu kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, (Yogyakarta : Dana Bakti Primayasa, 1998), hlm.159 2 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : Bulan Bintang, 2005), hlm.59
59
Dalam keluaraga anak akna memperoleh nilai-nilai agama untuk menghadapi pengaruh luar yang baraneka ragam bentuk dan coraknya, yang dapat menggoyhkan pribadi anak. Oleh karena itu, anak akan tumbuh dengan baik dsan memiliki kepribadian yang matang apabila diasuh dan dibesarkan dalam keluarga yang sehat dan bahagia. Pendidikan keluarga inilah yang merupakan bekal dalam melangkah dan pedoman hidup. Peran serta orang tua sangat penting dalam mendukung program belajar mengajar di SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang. Hal ini sangat sesuai dengan konsep terpadu yang mengikutsertakan peran orang tua murid dalam pengambilan keputusan pendidikan di sekolah, maupun ikut serta dalam memantau perkembangan pendidikan anak bak dari segi prestasi ataupun sikap mental anak. Karena tugas pendidikan anak tidak seluruhnya tanggung jawab sekolah namun orang tua sebagai pendidik utama. Sesuai dengan pendapat Andreas Harefa orang tua wajib mendampingi dan membimbing dalam arti mendidik, mengajar dan melatih anakanaknya agar : pertama, menjadi “siap hidup” (beriman dan bertakwa); kedua, menjadi “siap belajar (berilmu dan berpengetahuan); ketiga, menjadi “siap pakai” (berketrampilan); dan keempat, menjadi “siap bergaul” dalam masyarakat (berkepedulian terhadap sesama).3 Sejauh pengamatan penulis, SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang sudah menjalin kerjasama yang baik antara orang tua dengan pihak sekolah. Hal ini dibuktikan dengan adanya forum-forum (media) yang dibentuk SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang sebagai sarana mempererat hubungan orang tua, guru dan program-program lain sebagai bentuk kerjasama yang baik dalam memantau perkembangan pendidikan anak secara bersamasama.
3
Andreas Harefa, Pembelajaran di TK Serba Otonomi, (Jakarta : Kompas, 2001), hlm. 37
60
b. Peran Sekolah Berdasarkan penelitian bahwa situasi atau iklim sekolah sangat penting dalam pembentukan karakter siswa. Budaya dan iklim sekolah yang dikondisi agar peserta didik berperilaku secara islami merupakan lingkungan yang kondusif bagi implementasi nilai-nilai spiritual islam di sekolah. Atmosfir Islamic di sekolah mempunyai peran sangat penting dalam menentukan watak (character building) peserta didik dimana sekolahan yang islami bisa membentuk sikap dan mental anak yang islami pula. Selain itu karakter siswa juga dipengaruhi oleh masing-masing sikap siswa (teman sebaya) yang lain. Makin bertambahnya umur si anak makin memperoleh kesempata lebih luas untuk mengadakan hubungan dengan teman-teman sebayanya, sekalipun kenyataannya perbedaan umur yang relatif lebih besar tidak menjadi sebab tidak adanya kemungkinan melakukan hubungan-hubungan dalam suasana bermain. Lembaga pendidikan yang berbasis agama bagaimanapun akan memberi pengaruh bagi pembentukan kepribadian anak. Namun demikian besar kecilnya pengaruh itu tergantung pada penanaman nilai-nilai
agama,
sebab
pendidikan
agama
pada
hakekatnya
merupakan pendidikan yang berorientasi pada penanaman nilai-nilai keagamaan dalan lingkungan tempat anak belajar. c. Peran Masyarakat Pendidikan di masyarakat adalah bagaimana proses pergaulan hidup seorang anak dengan anggota masyarakat lainnya, yang mampu memberikan proses pembelajaran. Masyarakat adalah terdidri dari beberapa manusia yang atau karenanya bertalian secara golongan dan pengaruh mempengaruhi satu sama lain. Salah satu fungsi masyarakat adalah sebagai wadah untuk saling merujuk dan merasa dari tiap perbuatan, tindakan dan sikap individu dan keluarga untuk dijadikan suatu patokan yang bersifat umum. Dalam hal ini, mungkin saja
61
seorang anak melakukan perbuatan, tindakan atau sikap sebagai hasil dari proses pendidikan dalam keluarga akan mengalami kecocokan ataupun benturan.4 Dengan demikian masyarakat merupakan lapangan pendidikan yang ketiga. Para pendidik umumnya sependapat bahwa lapangan pendidikan yang ikut mempengaruhi perkembangan adalah keluarga, pendidikan kelembagaan dan lingkungan masyarakat. Keserasian antara ketiga lapangan pendidikan ini akan memberi dampak yang positif bagi perkembangan anak, termasuk dalam pembentukan jiwa mereka. Selanjutnya karena asuhan terhadap pertumbuhan anak harus berlangsung secara teratur dan terus menerus. Oleh karena itu, lingkungan masyarakat akan memberi dampak dalam pembentukan pertumbuhan itu. Pemberdayaan orang tua dan masyarakat dalam proses pendidikan dititik beratkan pada peran serta mereka dalam penyamaan perlakuan terhadap peserta didik serta dalam jalannnya proses pendidikan. Mereka sebagai fasilitator, evakuator bahkan menjadi sumber belajar. Adanya pendidikan tersebut in diharapkan menjadi keterkaitan satu dengan yang lain secara simbiostik dan saling mempengaruhi satu sama lain, sehingga tercapai tujuan pengembangan kepribadian peserta didik yang integrasi. Sistem Islam yang terpadu ini memungkinkan peserta didik mengembangkan potensi dasarnya secara terpadu, terus menerus dan secara berkesinambungan. Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar (mudarris) tetapi juga sebagai pendidik (murabbi) serta memahami perkembangan
peserta
didik.
Guru
dituntut
menjadi
sumber
keteladanan yang nyata bagi peserta didik. Untuk itu SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang 4
Imam Samran, “Pengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa Keagamaan”, Khasanah: Majalah Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan, Vol 1, januari, 2002, hlm.116
62
menjadi wahana dalam membangun, menumbuhkan, mengembangkan, membentuk, membina dan mengarahkan potensi dasar (fitroh) peserta didik. Menjadi mediator untuk menghantarkan peserta didik menjadi hamba Allah yang shaleh secara individual dan sosial serta memberikan
kemampuan
dasar
kepada
peserta
didik
berupa
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap terpuji sesuai dengan usia perkembangannya sebagai bekal hidup dan kehidupannya. 2. Keterpaduan materi Ada pendapat dari Prabowo yang mengatakan bahwa model pembelajaran
terpadu
adalah
suatu
proses
pembelajaran
dengan
melibatkan atau mengaitkan berbagai bidang studi.5 Adanya perpaduan materi pembelajaran di SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang tentunya dapat mengasah berbagai aspek kecerdasan peserta didik baik kecerdasan intelektual, emosional maupun spiritual. Suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam materi pembelajaran diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Hal ini memungkinkan peserta didik untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi. Pada gilirannya nanti hal ini akan membuat peserta didik lebih arif dan bijaksana dakam menghadapi atau menyikapi suatu kejadian yang ada di depan mereka. Materi yang ada di SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang Pedurungan Semarang sebagaimana penjelasan diatas adalah berasal dari kurikulum Dik-Nas dan kurikulum tambahan muatan local yang berasal dari SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang sendiri. Dari kurikulum Dik-Nas sebagaimana kita ketahui berisi 70% materi umum dan 30% materi agama ditambah dengan muatan kurikulum local yang berisi materi-materi agama yang bertujuan untuk memperdalam pengetahuan agama bagi peserta didiknya, maka dapat diketahui bahwa 5
2008 /04
Anwar Holil, “Pengertian Pembelajaran Terpadu” http // anwar ghoni blog spot. Com /
63
materi pelajaran yang ada di SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang adalah keterpaduan antara agama dan umum karena masingmasing mempunyai porsi yang seimbang dan berjalan secara beriringan, karena keduanya (materi agama dan umum) adalah berasal dari sumber yang sama yaitu al Qur’an dan hadist. Dalam kurikulum tambahan muatan local itu, mata pelajaran PAI meliputi: a). Al- Qur’an Hadist, b). Fiqih, c). Akidah Akhlak, d). Sejarah Kebudayaan Islam e). Bahasa Arab, f). BTAQ. Yang kesemuanya diajarkan secara terpadu dan tidak secara terpisah artinya muatan lokal di SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang yang dikembangkan yang terdiri atas empat mata pelajaran tersebut memiliki karakteristik sendiri-sendiri. al-Qur'an-hadis, menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar, memahami makna secara tekstual dan kontekstual, serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. Aspek akidah menekankan pada kemampuan memahami dan mempertahankan keyakinan/keimanan yang benar serta menghayati dan mengamalkan nilainilai al-asma’ al-husna. Aspek Akhlak menekankan pada pembiasaan untuk melaksanakan akhlak terpuji dan menjauhi akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari. Aspek fikih menekankan pada kemampuan cara melaksanakan ibadah dan muamalah yang benar dan baik. Aspek sejarah kebudayaan Islam menekankan pada kemampuan mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa
bersejarah
(Islam),
meneladani
tokoh-tokoh
berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam, sedangkan bahasa arab diarahkan pada pemahaman tentang saling keterkaitan antara bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian, peserta didik diharapkan memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya dan BTAQ diarahkan pada pengetahuan membaca dan menulis huruf al-Qur'an pada siswa, sehingga memiliki ketrampilan dalam membaca, menulis rangkaian, dan menguasai huruf-huruf al-Qur'an serta menjalankan ajaran
64
Islam yang terdapat dalam al-Qur'an. . Hal ini bertujuan agar peserta didik tidak hanya memiliki pengetahuan umum dengan prestasi yang baik tetapi sekaligus mapu hidup bermasyarakat dan yang utama mampu menjawab tantangan zaman. 3. Keterpaduan ranah Untuk menghadapi era globalisasi yang terbuka dan kompetitif meminta SDM yang bermutu dan tangguh. Manusia masa depan yang diharapkan adlah manusia yang menguasai ilmu dan teknologi berwatak tahan banting tetapi juga tangguh didalam menghadapi erosi nilai-nilai dan agama. Tanpa Imtaq maka manusia juga mudah jatuh didalam keangkuhan intelektualnya.6 Itulah sebabnya ketika Allah memerintahkan manusia menggali ilmu pengetahuan disertai dengan “Demi nama Tuhanmu”. Hal ini mengindisikan agar ilmu pengetahuan yang dihasilkan manusia dilandasi dengan nilai-nilai yang diajarkan Tuhan (value commited) bukan ilmu yang bebas nilai (valuee free) karena itulah keberhsilan sekolah umum yang menerapkan sistem pendidikan Islam terpadu merupakan suatu hal yang patut diteladani. Untuk itu SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang Pedurungan
Semarang
menjadi
wahana
dalam
membangun,
menumbuhkan, mengembangkan, membentuk, membina dan mengarahkan potensi dasar (fitroh) pesrta didik. Menjadi mediator untuk menghantarkan peserta didik menjadi hamba Allah yang sholih secara individual dan sosial serta memberikan kemampuan dasar kepada pesrta didik berupa pengetahuan, ketrampilan dan sikap terpuji sesuai usia perkembangannya sebagai bekal hidup dan kehidupannnya. Keterpaduan yang seimbang dalam kegiatan belajar mengajar yaitu memadukan secara utuh ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam seluruh aktivitas belajar harus menstimulasi ketiga ranah tersebut dengan berbagai pendekatan (metode dan sarana) belajar. Belajar tidak boleh 6
H.A.R Tilaar, Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan, (Magelang: Tera,1998), hlm.77
65
hanya terpaku pada pembiasaan k0onsep dan teori belaka. Dengan begitu pemahaman peserta didik akan seimbang dengan sikap, tingkah laku dan materi yang diterima lebih bermakna dan mudah diresapi peserta didik. Selain itu keterpaduan ini juga meliputi keterpaduan proses, dalam pola pembinaan Agama Islam dikembangkan keterpaduan dalam tiga lingkungan pendidikan yaitu keluarga, masyarakat dan sekolah. Seorang guru harus ingat bahwa peserta didik bukanlah orang dewasa yang kecil, artinya apa yang cocok untuk orang dewasa tidak cocok untuk peserta didik. Penyajian agama untuk peserta didik harus sesuai dengan pertumbuhan jiwa peserta didik dengan cara yang lebih kongkrit dengan bahasa yang sederhana serta banyak bersifat latihan dan pembiasaan yng menumbuhkan nilai keagamaan dalam kepribadianya. Praktek pembiasaan, diwujudkan melalui hal-hal yang berkaitan dengan ritual seperti yang ada di SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang yaitu sholat berjamaah, sholat dhuha, sholat jum’at bersama, dhikir dan doa (Asmaul Husna). Sebaiknya perlu ada keseimbangan antara keharusan (wajib) yang diterapkan di sekolah dan rangsangan atau dorongan. Pendekatan atau cara yang dapat mewujudkan kesenangan untuk dijalankan oleh peserta didik sangat diperlukan sehingga mereka menjalankan tidak semata-mata karena terpaksa. Sebelum menjadi sesuatu yang disenangi, dalam rangga pembiasaan itu sangat dimungkinkan bahwa kepala sekolah harus membuat aturan atau ketentuan untuk praktek keseharian meskipun tidak secara tegas masuk didalam kurikulum. Banyak hal yang memerlukan praktek keseharian yang nantinya akan menjadi wujud dan realitas perilaku dan kemampuan peserta didik, terutama sekolah setelah mereka selesai mengikuti pendidikan disekolah itu. Jadi, pembiasaan harus selalu dilakukan meskipun berawal dari keterpaksaan oleh karena dipaksa oleh guru atau oleh agama7.
7
A. Qodri Azizi, Pendidikan (Agama) untuk Membangun Etika Sosial (Mendidik Anak Sukses Masa Depan : Pandai dan Bermanfaat), (Semarang : Aneka Ilmu, 2002) hlm. 152
66
B. Analisis Tentang Implementasi Pendidikan Islam Terpadu di SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang. Keterpaduan yang seimbang dalam kegiatan belajar mengajar yaitu memadukan secara utuh ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam seluruh aktivitas belajar harus menstimulasi ketiga ranah tersebut dengan berbagai pendekatan (metode dan sarana) belajar. Belajar tidak boleh hanya terpaku pada pembiasaan k0onsep dan teori belaka. Dengan begitu pemahaman peserta didik akan seimbang dengan sikap, tingkah laku dan materi yang diterima lebih bermakna dan mudah diresapi peserta didik. Selain itu keterpaduan ini juga meliputi keterpaduan proses,dalam pola pembinaan Agama Islam dikembangkan keterpaduan dalam tiga lingkungan pendidikan yaitu keluarga, masyarakat dan sekolah. Pemberdayaan orang tua dan masyarakat dalam proses pendidikan dititik beratkan pada peran serta mereka dalam penyamaan perlakuan terhadap peserta didik serta dalam jalannnya proses pendidikan. Mereka sebagai fasilitator, evakuator bahkan menjadi sumber belajar. Adanya pendidikan tersebut in diharapkan menjadi keterkaitan satu dengan yang lain secara simbiostik dan saling mempengaruhi satu sama lain, sehingga tercapai tujuan pengembangan kepribadian peserta didik yang integrasi. Pendidikan Islam yang berpola terpadu ini diharapkan menjadi salah satu sarana untuk menumbuhkan, mengembangkan, dan mengarahkan potensipotensi dasar yang dimiliki peserta didik. Potensi dasar (fitrah) manusia seperti potensi intelektual (fikriyah), emosional (ruhiyah), dan fisik (jasadiyah) merupakan anugerah dari Allah yang perlu ditumbuhkan, dikembangkan, dibina dan diarahkan dengan baik, benar dan seimbang. Denagan pemanfaatan potensi yang ada dengan sebaik-baiknya maka peserta didik akan menjadi manusia yang seutuhnya. Dalam arti pendidikan bertolak dari dan menuju fitrah manusia yang hakiki sebagai hamba Allah. Dengan kata lain arti pendidikan merupakan proses pencarian jati diri manusia dan proses memanusiakan manusia. Dalam proses pendidikan manusia diposisikan dan diperlukan sebagai manusia yang memiliki potensi, cirri, dan karakteristik
67
yang unik. Maka proses memanusiakan manusia itu harus ada sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah,Rabb yang menjadikan manusia itu ada dan sebagaimana yang telah dicontohkan. Model pembentukan terpadu diorientasikan pada pembentukan sikap peserta didik yang utuh baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Dalam aspek kognitif, misalnya peserta didik dituntut untuk memiliki wawasan yang luas baik dalm ilmu-ilmu agama maupun ilmu-ilmu umum. Pada aspek afektif, peserta didik dituntut memiliki aqidah yang benar, bersikap positif. Dalam aspek psikomotorik misalnya peserta didik terbiasa mencintai membaca al-Qur’an maupun hadist, mampu melaksanakan praktek ibadah secara benar bertindak terampil dan kreatif serta selalu mengusahakan kesehatan dirinya. Sistem Islam yang terpadu ini memungkinkan peserta didik mengembangkan potensi dasarnya secara terpadu, terus menerus dan secara berkesinambungan. Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar (mudarris) tetapi juga sebagai pendidik (murabbi) serta memahami perkembangan peserta didik. Guru dituntut menjadi sumber keteladanan yang nyata bagi peserta didik. Untuk itu SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang menjadi wahana dalam membangun, menumbuhkan, mengembangkan, membentuk, membina dan mengarahkan potensi dasar (fitroh) peserta didik. Menjadi mediator untuk menghantarkan peserta didik menjadi hamba Allah yang shaleh secara individual dan sosial serta memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik berupa pengetahuan, ketrampilan, dan sikap terpuji sesuai dengan usia perkembangannya sebagai bekal hidup dan kehidupannya.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berangkat dari sebuah permasalahan yang penulias angkat sebagai judal skripsi ini dengan beberapa teori, dan dibuktikan dengan mengadakan penelitian lapangan untuk mendapatkan data yang dapat dijadikaj bukti nyata darisuatu permasalahan yang diajukan kemudian berdasarkan penelitian dan landasan teori serta analisis dari penulis yang ada, maka pada bagian akhir dari skripsi ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Konsep pendidikan islam terpadu merupakan proses penerapan pendekatan penyelenggaraan pendidikan dengan mamadukan pendidikan ilmu dan pendidikan agama menjadi satu jalinan kurikulum. Dengan pendekatan ini semua mata pelajaran dan semua kegiatan sekolah tidak lepas dari bingkai ajaran dan pesan nilai Islam. Tidak ada dikotomi, tidak ada keterpisahan, tidak ada sekularisasi dimana semua bahasa lepas dari nilai dan ajaran islam ataupun saklarisasi dimana Islam diajarkan terlepas dari konteks masa kini dan masa depan. Pendidikan islam terpadu menekankan keterpaduan dalam pembelajaran sehingga dapat mengoptimalkan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Keterpaduan dalam pendidikan islam ini juga menekankan pada keterpaduan pola asuh, keterpaduan ranah dan keterpaduan materi. Apabila ketiga aspek tersebut dijalankan sebagaimana mestinya makan akan menghasilkan output yang berpikir kritis, sistematis, logis dan solutif, berbasis kreatiftas yang melatih peserta didik untuk berpikir orisinal, freksibel, lancar, serta imajinatif. Terampil melakukan aktivitas yang bermanfaat dan penuh maslahat bagi diri dan lingkungan 2. Berbicara tentang pendidikan tentunya tidak lepas dariproses pembelajaran dan kurikulum. Seperti halnya SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang yanga dalam proses pembelajarannya mengacu pada pendidikan Islam terpadu (pembelajaran Terpadu
maka dalam kurikulumnya
pendidikan nasional juga menggunakan kurikulum khas. Dimana
68
69
kurikulum khas ini (kurikulum muatan lokal yang berbasis Islam) adalah pengembangan dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang meluaskan pada aspek life skillnya yang mata pelajarannya mempunyai porsi yang sama dengan mata pelajaran umum. Penerapan ini dilakukan SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang dengan tujuan untuk membentuk peserta didik yang memiliki pengetahuan , sikap dan ketrampilan yang cukup untuk memiliki akhlak dan kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai islam serta sikap mandiri sebagai bekal hidup bersama di tengah kehidupan masyarakat.
B. Saran Dari ringkasan temuan serta kesimpulan dari peneliti dan dengan segala kerendahan hati, penulis akan mengajukan beberapa saran yang sekiranya dapat diajukan bahan pertimbangan . Adapun saran-saran tersebut adalah : 1. Bagi peserta didik a. Kepada peserta didik supaya jangan belajar tentang kepercayaan saja, atau akhlak saja tetapi Islam juga berbicara tentang pendidikan b. Jiwa Imtaq dan Iptek hendaknya terpatri dalam jiwa peserta didik agar mampu menghadapi kemajuan zaman yang penuh dengan tantangan. c. Supaya peserta didik dapat terus membiasakan berperilaku yang baik tidak hanya di sekolah saja tetapi juga di rumah atau di lingkungan masyarakat d. Menanamkan pola pemahaman bahwa ilmu yang mereka pahami bukan hanya bersifat kognitif saja namun aplikatif dari pelajaran yang lebih urgen dengan membiasakan diri untuk melaksanakan dalam kehidupannya 2. Bagi Guru a. Hendaknya menguasai berbagai macam variasi metode mengajar , sejalan dengan usaha pencapaian tujuan yaitu pengembangan pribadi pesera didik secara utuh
70
b.
Jangan pernah bosan dan jenuh untuk menanamkan dan mengajarkan sikap dan nilai keagamaan peserta didik walaupun pada kenyataannya dalam mengajarkan perilaku yang baik pada peserta didik mengalami banyak kendala. Hal ini sudah menjadi tanggung jawab bersama
c. Guru dapat memdukan dengan seksama dan seimbang dalam menggunakan
metode
mengajar
dan
alat-alat
penilaan
agar
pengetahuan dapat benar-benar dikuasai peserta didik. d. Meningkatkan kompetensi dan kinerja guru dengan memberi kesempatan untuk belajar lebih lanjut dan mengikuti berbagai macam pelatihan profesionalisme guru.
C. Penutup Kesulitan dan himpitan hidup yang menimpa, tak ubahnya terpaan hujan dan panas yang merapuhkan asa dan harapan. Habis gelap terbitlah terang, di balik kesulitan masih ada harapan dan harapan itulah yang mengantarkan penulis menyelesaikan skripsi ini. Hanya dengan ridha Allah SWT harapan itu telah menjadi sebuah karya yang masih jauh dari makna ”kaffah” . Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak demi penyempurnaan skripsi ini. ”Tiada
gading
yang
tak
retak”,
demikian
juga
dengan
penulis.Sekiranya terdapat kesalahan dan kekhilafan yang penulis lakukan, penulis mohon ma’af yang tiada terkira.Semoga setiap langkah kita, dilindungi dan diridhai Allah SWT. Amin
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam: Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005
Paradigma
Humanisme
Teoritis,
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005 Aly, Hery Noer, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999 Aly, Hery Noer, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta;Logos Wacana,1999 Arifin, M, Ilmu Pendidikan Islam;Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Jakarta : Bumi Aksara, 2003 Azizi, A. Qodri, Pendidikan (Agama) untuk Membangun Etika Sosial (Mendidik Anak Sukses Masa Depan : Pandai dan Bermanfaat), Semarang : Aneka Ilmu, 2002 Burhanudin Salam, Etika Individual : Pola Dasar Filsafat Moral, Jakarta : Rineka Cipta, 2000 Daradjat, Zakiah, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta : Bulan Bintang, 2005 -------------, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 2005 Departemen Agama R.I, al-Qur’an dan Terjemahnya Juz 1 – 30, Surabaya : Karya Agung, 2006 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1994 Fathimah, Enung, Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik), Bandung : Pustaka Setia, 2006 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta : Gadjah ada University Press, 1993 Hadi, Sutrisno, Metodologi Research II, Yogyakarta : Andi Offset, 2004 Hakim, Atang Abd., dan Mubarok, Jaih, Metodologi Studi Islam, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000 Harefa, Andreas, Pembelajaran di TK Serba Otonomi, Jakarta : Kompas, 2001
Hawari, Dadang, Al Qur’an dan Ilmu kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Yogyakarta : Dana Bakti Primayasa, 1998 Holil, Anwar, “Pengertian Pembelajaran Terpadu” http // anwar ghoni blog spot. Com / 2008 /04 Isma’il S.M., (eds), Paradigma Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2001 Jalaluddin, Teknologi Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2001 Ma’arif, Syamsul, Revitalisasi Pendidikan Islam, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007 Marimba, Ahmad D., Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al Ma’arif, 1989 Marzuki, Metodologi Reset, Yogyakarta : BPFE, 2002 Masawi, Kholil al, Bagaimana Membangun Kepribadian Islam Sejati, Jakarta : lentera, 2002 Moleong, Lexy J,, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004 Muhaimin, Paradigma pendidikan Islam; Upaya Mengefektifkan Pendidikan Islam di Sekolah, Bandung : Remaja Rosda Karya,2001 Muhajir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta : Rake Surasih, 1998 Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003 Poerwadarminto, W. J. S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,2003 Quthb, Sayyid, Tafsir fi Zhilalil Qur’an; di bawah Naungan Qur’an,jilid 9, terj.As’ad Yasin., Jakarta : Gema Insani Press, 2004 Sabda, Syaifudin, Model kurikulum Terpadu Iptek dan Imtaq (Desain, Pengembanagan dan Implementasi), Jakarta: Quantum Teaching, 2006 Samran, Imam, “Pengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa Keagamaan”, Khasanah: Majalah Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan, Vol 1, januari, 2002
Sarbiran, Pendidikan Islam dan Tantangan Glolisasi ditinjau dari Aspek Ekonomi dan Politik dalam Pendidikan Islam & Globalisasi, Yogyakarta : Presma, 2004 Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997 Suparyo, Yossy, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) UU No. 20 tahun 2003 beserta penjelasannya, Yogyakarta : Media Abadi, 2005 Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung : Remaja Rosda karya,1994 Tilaar, H.A.R, Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan, Magelang: Tera,1998 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2002 Toha, Chabib, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996 Uhbiyati, Nur, dan Djamil, Maman Abdul, Ilmu Pendidikan Islam II, Bandung, Pustaka Setia, 1997 Zuhairini, Dkk, Metodologi Pendidikan Agama, Solo: Ramadhani, 1993
DATA JUMLAH PESERTA DIDIK SMP ISLAM TERPADU PAPB PEDURUNGAN SEMARANG TAHUN AJARAN 2009/2010
No
Kelas
Jumlah
Wali Kelas
1
VII A
30
Ir. Khonifah
2
VII B
30
Purwi Hastutiningsih, S.E.
3
VII C
30
Lyla Uluwwi Syarfi’ah, S.Pd.
4
VII D
30
Miftahuddin, S.Pd.I
5
VIII A
36
Heryanto Wazir,S.Ag.
6
VIII B
35
Anwar Rozak, S.Pd.I.
7
VIII C
36
Suharsanti, S.Pd.
8
IX A
36
Rahmadhani, S.Pd.
9
IX B
36
Dra. Prihani Astuti, S.Pd.
10
IX C
36
Sekar Arum Astuti, S.Pd.
PEDOMAN INTERVIEUW
RESPONDEN : KEPALA SEKOLAH 1. bagaimana pandangan Bapak/ibu mengenai pendidikan islam terpadu? 2. Mengapa
smp
Islam
terpadu
PAPB
Peurungan
Semarang
ini
menerapkan/memilih konsep Pendidikn Islam terpadu (kurikulum terpadu) dalam proses pembelajarannya? 3. kapan berdirinya SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang? 4. Bagaimanakah keadaan guru, peserta didik, karyawan SMP Islam terpadu PAPB Pedurungan Semarang? 5. Bagaimana keadaan sarana dan prasarana SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang? 6. kegiatan apa sajakah yang dilakukan SMP Islam Terpadu Pedurungan semarang untuk meningkatkan sikap keagamaan peserta didik serta mengembangkan potensi yang ada pada peserta didik?
RESPONDEN : GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 1. Apa tujuan diberlakukannya Pendidikan Islam erpadu di SMP Islam Terpadu PAPB Pedurungan Semarang? 2. Apa saja materi yang diajarkan kepada peerta didik terkait dengan hal tersebut? 3. Apakah pedoman yang digunakan dalam pelaksanaannya? 4. Pendekatan apa saja yang digunakan dalam proses pembelajarannya? 5. Bagaimanakah pelaksanaan Pendidikan Islam Terpadu di SMP Islam Terpadu di SMP Islam Terpadu PAPB ? 6. Bagaimanakah penilaian yang dipakai dalam mengevaluasi sikap keagamaan peserta didiknya?
HASIL SKALA SIKAP KEGAMAAN PESERTA DIDIK SMP ISLAM TERPADU PAPB PEDURUNGAN SEMARANG
Jumlah responden
Item pertanyaan
sangat sesuai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
35 10 3 13 0 33 5 26 5 41 30 38 6 28 2 11 4 8 23 3
sesuai
24 18 25 26 31 47 30 32 36 23 17 30 13 39 51 36 56 40 28 46
tidak sesuai
21 32 48 21 22 0 34 10 17 8 21 7 36 7 20 23 30 15 24 20
sangat tidak sesuai
0 20 4 20 27 0 11 12 24 8 12 5 25 6 7 10 0 14 5 11
SMP ISLAM TERPADU PAPB SEMARANG TAHUN AJARAN 2009/2010
NO.
NO. INDUK
NAMA SISWA
KELAS
1.
0308
ADIBATUL FITRIYAH
VIII A
2.
0310
ALDITA RIZKI MAULIDIA MITRASELLY
VIII A
3.
0347
ALYA DERMAWAN
VIII A
4.
0348
AMALIA FIRDRIANI SHALIHA
VIII A
5.
0349
ARDIYAN WAHYU SEPTIANANDA
VIII A
6.
0311
ARINI HIDAYATI
VIII A
7.
0382
AULIA RAHMAN
VIII A
8.
0315
DANANG ABDULRAHMANSYAH
VIII A
9.
0383
DARMAWAN SAPUTRA
VIII A
10.
0380
ABDULLAH GALIH NANDA PRASETYA
VIII B
11.
0344
ADB ANGGORO GEMILANG
VIII B
12.
0312
ARSILANIL KARIMAH
VIII B
13.
0313
AULIA SITI NURJANAH
VIII B
14.
0314
CHUSNA RACHMAWATI
VIII B
15.
0350
CINDY YUSNIAR IRIYANTO
VIII B
16.
0351
DEDDY RAMADHAN
VIII B
17.
0385
DELVI AMALIA ROSA
VIII B
18.
0386
DERY HASBI ASH-SHIDDIQI
VIII B
19.
0317
DHYAH AYU SARASWATI DEVANY
VIII B
20.
0387
DICKY HARDIKA SAPUTRA
VIII B
21.
0389
EDO GHOSANI PUTRA
VIII B
22.
0319
ETANA LUTHFIANA
VIII B
23.
0354
EVANTHE FEDORA ALLENOVIEORETHA M.P.
VIII B
24.
0320
FAHMI FAHREZA
VIII B
25.
0357
IKE AYU PUTRI BARUNAWATI
VIII B
26.
0395
ILMAN TAUFIQ LAZUARDY
VIII B
NO.
NO. INDUK
NAMA SISWA
KELAS
27.
0325
KIRANA PRABANDARI
VIII B
28.
0362
M. ALVIAN FATCHURRAHMAN
VIII B
29.
0364
M. IRVAN RIVALDO
VIII B
30.
0326
M. TEGUH DIAN PURNOMO
VIII B
31.
0398
M. VISAL ABDILLAH
VIII B
32.
0331
MYLLATUS SYIFA'
VIII B
33.
0403
NABILA FARANANDYA PUTRI
VIII B
34.
0405
NAUFAL RAFIF
VIII B
35.
0406
NINNA PRANA SYAFY
VIII B
36.
0335
NUR ROFIQ EKA SAPUTRA
VIII B
37.
0407
PUTI SERUNI ANGGITASARI SUGIYANTARA
VIII B
38.
0371
RATU ALBANIYAH ARIF
VIII B
39.
0373
RIKY CANDRA
VIII B
40.
0409
ROIS AKBAR FAUZI
VIII B
41.
0411
SADAM MALIK FIRDAUS
VIII B
42.
0376
SLAMET AHMAD SUBAGYA
VIII B
43.
0413
SULTHON YUDI WIBOWO
VIII B
44.
0378
YAFIE MUHAMMAD NOER
VIII B
45.
0309
ADINDA ELSA APRILIA
VIII C
46.
0345
ADINDA MUFTIVIANY NUR JAMILAH
VIII C
47.
0346
ADITYO RUMEKSO
VIII C
48.
0381
ANANDA HARSYA HABIBIE
VIII C
49.
0316
DEAN BOMAY YUDHIANTO
VIII C
50.
0318
ERIKA NABILA IMANESTI
VIII C
51.
0391
FADLI RIANTO
VIII C
52.
0392
FAIZ REZQY PRATAMA
VIII C
53.
0393
FARA NUR HIDAYAH
VIII C
54.
0355
FAUZAN ARIF FADILLA
VIII C
55.
0322
FIRDHAN TRI ABYANTO
VIII C
56.
0356
HAFIDZ HAIDAR
VIII C
NO.
NO. INDUK
NAMA SISWA
Kelas
57.
0358
ILHAM YAHYA
VIII C
58.
0323
IRA NARULITA
VIII C
59.
0359
ISMAY NISTOFA
VIII C
60.
0324
KIKI ANDANI
VIII C
61.
0361
KURNIA INTAN SARI
VIII C
62.
0396
M. AGUNG ALBACHRI
VIII C
63.
0327
MATSNIYYATUL BADRIYAH
VIII C
64.
0399
MAULANA MUHAMMAD SATRIA ADHITAMA
VIII C
65.
0363
MOCH. RIMANG ERSI GOTAMA
VIII C
66.
0365
MOHAMMAD AFU SULTHONI ROMADONI
VIII C
67.
0401
MUHAMMAD MUDI
VIII C
68.
0330
MUTHIA HAEDY KHAIRUNISA
VIII C
69.
0404
NABILAH NORMA MEIDHIA
VIII C
70.
0368
NIZAR CAHYA SAKTI SAMBODO
VIII C
71.
0333
NUR AFIN TRIONAWAN
VIII C
72.
0369
OKKY LUKMAN HAKIM
VIII C
73.
0408
PUTRI PURWANING ASTUTI
VIII C
74.
0372
RIFKI AMANULLAH
VIII C
75.
0412
SHEILA NURUL FAJRI
VIII C
76.
0375
SILVIA WIBISARI
VIII C
77.
0414
SWASTI MASAYU PUJI SAVITRI
VIII C
78.
0342
TAUFIQ WAJDI
VIII C
79.
0379
ZAKKY MAYZITHA MAHA PUTRA
VIII C
80.
0540
FARIZ PRABU ALLAM
VIII C