STUDI KOMPARASI TENTANG MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANTARA SMP NASIMA DAN SMP AL AZHAR 14 SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan : Kependidikan Islam (KI)
Disusun Oleh:
NENI KUSMIRAH NIM. 3101260
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2008
ABSTRAK Neni Kusmirah (NIM : 3101260). Studi Komparasi Tentang Manajemen Kurikulum Pendidikan agama Islam Antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang. Skripsi. Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2008. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Bentuk pelaksanaan manajemen kurikulum pendidikan agama Islam di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang, (2) Persamaan dan perbedaan pelaksanaan manajemen kurikulum pendidikan agama Islam di SMP Nasima dan SMP Al Azhar. Peneliti ini menggunakan Metode Kualitatif (Lapangan) dengan Teknik Analisis Deskriptif Kualitatif dan Komparasi. Metode pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan : (1) Observasi, yaitu pengamatan yang bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan manajemen kurikulum pendidikan agama Islam di SMP Nasima dan SMP Al Azhar, (2) Interview, yaitu untuk memperoleh informasi tentang pelaksanaan manajemen kurikulum pendidikan agama Islam di SMP Nasima dan SMP Al Azhar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Dalam pelaksanaan manajemen kurikulum pendidikan agama Islam di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang pada dasarnya merupakan segala upaya yang dilakukan oleh guru bidang studi pendidikan agama Islam dan pengelola sekolah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu pengaruh sumber-sumber pendidikan yang potensial dan berkualitas sangat berpengaruh besar dalam mencapai tujuan pendidikan. Pelaksanaan manajemen kurikulum pendidikan agama Islam di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang dalam pengembangannya bisa diukur dari sejauh mana pengaruh yang ditimbulkan dari proses pelaksanaan manajemen kurikulum yang telah dilakukan terhadap perkembangan institusi dan prestasi akademik khususnya dibidang agama Islam. Hal ini terlihat jelas pada perkembangan siswa yang memiliki kemampuan (membaca dan menulis ayat alQur'an, bacaan salat, zikir, do'a-do'a harian, suratan pendek), selain itu siswa juga dalam kesehariannya mampu menegakkan pedoman perilaku Islami. Tentunya karena dalam proses pembelajaran khususnya dalam pembelajaran bidang studi pendidikan agama Islam terintegrasi dengan imtaq dan imtek. Dengan demikian manajemen kurikulum pendidikan agama Islam relevan untuk diterapkan guna mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang pada khususnya dan sekolah lainnya pada umumnya, 2) Pelaksanaan manajemen kurikulum pendidikan agama Islam di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang tentunya terdapat persamaan dan perbedaan. Dari persamaan dan perbedaan tersebut dapat memicu peningkatan kualitas pendidikan khususnya pendidikan agama Islam yang terintegrasi dengan kemajuan iptek dan imtaq. Dari situ maka muncul asumsi-asumsi dari masyarakat bahwa hasil pendidikan agama Islam di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang tidak hanya terbatas pada hubungan formalitas manusia dengan Tuhannya. Hal ini dikarenakan penggunaan manajemen kurikulum pendidikan agama Islam secara teratur.
ii
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi informasi dan masukan bagi para mahasiswa, tenaga pendidik, peneliti dan semua pihak yang membutuhkan terutama di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, baik sebagai bahan reverensi, rujukan, terutama dalam memberi dorongan kepada mahasiswa agar senantiasa meningkatkan motivasi agar lebih berprestasi.
iii
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, …………… Deklarator,
Neni Kusmirah NIM. 3101260
iv
Ismail SM, M.Ag. Jl. Karonsih Selatan IX / 663, Ngalian Semarang PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp. : 5 (lima) eks. Hal.
: Naskah Skripsi an. Sdr. Neni Kusmirah
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya kirim naskah skripsi saudara : Nama
: Neni Kusmirah
Nomor Induk
: 3103260
Judul Skripsi
: STUDI TENTANG MANAJEMEN KURIKULUM PAI DI SMP ISLAM (STUDI KOMPARATIF ANTARA SMP NASIMA SEMARANG DAN SMP AL-AZHAR 14 SEMARANG)
Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudara tersebut dapat segera di munaqasahkan. Demikian harap menjadi maklum. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Semarang, ……………… Pembimbing,
Ismail, S.M. M.Ag. NIP. 105 282 135 DEPARTEMEN AGAMA RI
v
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH SEMARANG Alamat : Jl. Prof. Dr. Hamka, Telp. (024) 76091295 Semarang 50185 PENGESAHAN Skripsi Saudari : Neni Kusmirah Nomor Induk
: 3103260
Judul Skripsi
: STUDI TENTANG MANAJEMEN KURIKULUM PAI DI SMP ISLAM (STUDI KOMPARATIF ANTARA SMP NASIMA SEMARANG DAN SMP AL-AZHAR 14 SEMARANG)
Telah dimunaqasahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude / baik / cukup, pada tanggal : Kamis, 3 Januari 2008 dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana strata satu (SI) tahun akademik 2006/2007. Semarang, …………… Sekretaris Sidang
Ketua sidang / Dekan
………………… NIP. …………….
Mursid, M.Ag………………… NIP. …………….
Penguji I Penguji II Fatah Syukur, M.Ag………………… NIP. …………….
Karnadi Hasan, M.Pd………………… NIP. ……………. Pembimbing,
Ismail, S.M, M.Ag NIP. 105 282 135
vi
MOTTO
ãΝßγßϑÏk=yèãƒuρ öΝÍκÏj.t“ãƒuρ ⎯ϵÏG≈tƒ#u™ öΝÍκön=tã (#θè=÷Ftƒ öΝåκ÷]ÏiΒ Zωθß™u‘ z⎯↵Íh‹ÏiΒW{$# ’Îû y]yèt/ “Ï%©!$# uθèδ
(2 : )ﺍﳉﻤﻌﻪ
&⎦⎫Î7•Β 9≅≈n=|Ê ’Å∀s9 ã≅ö6s% ⎯ÏΒ (#θçΡ%x. βÎ)uρ sπyϑõ3Ïtø:$#uρ |=≈tGÅ3ø9$#
Artinya: "Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata". (QS. 62 : 2)1
1
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Semarang : Asy-Syifa’, 1998,
hlm. 441.
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk orang-orang yang selalu dekat dihatiku : 1. Ayahanda Cholid Mawardi dan Ibunda Mukaromah tercinta yang telah menanamkan keimanan, ketakwaan dan keislaman dalam diri ananda. Dan yang selalu mendidik dan mencurahkan rasa kasih sayang yang penuh kesabaran dan ketabahan hati serta selalu mendoakan untuk kebahagiaan ananda. 2. Kakakku (Fajarudin dan Yanna) dan adik-adikku (Fadli Nurohman, Lili Nur Khasanah dan Nur Janah) tersayang yang telah memberikan semangat dan doa serta keceriaan. 3. Keluarga besar Ibu Sholekan, terima kasih atas nasihat dan motivasinya serta, 4. Orang yang sangat kudambakan yang telah membuatku mengerti tentang makna dari perjuangan hidup. 5. Sahabat-sahabatku dan teman-temanku yang telah memberikan kenangan manis dan berjasa bagiku.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Ilahi Rabbi yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang telah melimpahkan segala hikmah, rahmat dan inayah-Nya kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan tauladan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan para pengikut beliau yang taat menjalankan ajarannya. Skripsi yang berjudul “Studi Komparasi Tentang Manajemen Kurikulum Pendidikan Agama Islam Antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang” ditulis untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1) Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. Dengan selesainya penulisan skripsi ini, dengan tulus penulis menyampaikan banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak seraya berdoa semoga Allah SWT. selalu memberikan yang terbaik untuk mereka semua. 1. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Djamil, M.A, selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang. 2. Bapak Drs. Ibnu Hajar, M.Ed, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 3. Bapak Ridwan, M.Ag, selaku wali studi yang mempunyai beran besarnya dalam menyelesaikan perkuliahan di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 4. Bapak Ismail, SM, M.Ag, selaku pembimbing, yang telah memberikan bimbingan, motivasi, masukan dan saran yang sangat berharga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Segenap bapak dan ibu Dosen beserta staf karyawan dan karyawati di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah membekali berbagai pengetahuan dan pemahaman, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. 6. Bapak Supramono, S.Pd, selaku kepala sekolah, Bapak H. Moh. Arifin, S.Ag dan Ibu Dwi Astuti, S.Pd beserta segenap guru dan staf SMP Nasima
ix
Semarang yang terkait yang telah bersedia menerima dan membantu penulis mengadakan penelitian. 7. Bapak Rasmudi, S.Pd selaku kepala sekolah, Bapak Sidik Subagyo, S.Pd dan Ibu Siti Suaedah, S.Ag beserta segenap guru dan staf SMP Al Azhar 14 Semarang yang terkait yang telah bersedia dan menerima dan membantu penulis mengadakan penelitian. 8. Bapak dan Ibu tersayang, yang telah berkenan memberi motivasi, perhatian dan doa yang tulus bagi penulis selama menyelesaikan studi beserta penyusunan skripsi ini. 9. Kakanda dan Adinda serta saudaraku tersayang yang telah memberikan semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 10. Keluarga besar Ibu Sholekan yang telah membimbing dan memberikan doa serta dukungan yang tiada ternilai harganya. 11. Sahabat dan teman-temanku terkasih yang telah mewarnai kehidupan penulis selama studi di IAIN Walisongo Semarang, segenap keluarga besar KMB, FMB, HMI, KAMMI, Racana, teman-teman PPL di SMP 5 PGRI, temanteman minor Matematika Paket A, teman-teman KKN di Desa Kadirejo, dan siapa saja tanpa terkecuali. 12. Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada mereka penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain ungkapan rasa terima kasih dan iringan doa semoga Allah SWT. membalas amal kebaikan dan semoga jalan Tuhan membentang dihadapannya. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan. Namun demikian penulis berharap semoga skripsi ini dapat membawa manfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Semarang,18 Juli 2007 Penulis
Neni Kusmirah NIM. 3101260
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
HALAMAN ABSTRAKSI .............................................................................
iii
HALAMAN DEKLARASI .............................................................................
iv
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................
v
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
vi
HALAMAN MOTTO .....................................................................................
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .....................................................................
viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................
xi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
1
B. Penegasan Istilah ......................................................................
5
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................................
8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................
8
E. Kajian Pustaka ..........................................................................
9
F. Metode Penulisan Skripsi .........................................................
10
G. Sistematika Penulisan Skripsi ..................................................
12
TINJAUAN UMUM TENTANG MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM A. Konsep Manajemen ..................................................................
14
1. Pengertian Manajemen .......................................................
14
2. Fungsi Manajemen .............................................................
15
B. Konsep Kurikulum Pendidikan Agama Islam ..........................
19
1. Proses Perumusan Kurikulum ............................................
19
2. Karakteristik Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah Pertama .............................................................
23
3. Kurikulum Pendidikan Agama Islam .................................
29
xi
C. Proses Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Kurikulum .............
30
1. Kegiatan Yang Berhubungan Dengan Tugas Guru ............
31
2. Kegiatan Yang Berhubungan Dengan Proses Pelaksanaan Pembelajaran ...................................................................... BAB III PELAKSANAAN
MANAJEMEN
33
KURIKULUM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NASIMA DAN SMP AL AZHAR 14 SEMARANG A. SMP Nasima Semarang ............................................................
40
1. Gambaran Umum SMP Nasima Semarang ........................
40
2. Pelaksanaan Manajemen Kurikulum Pendidikan SMP Nasima Semarang ...............................................................
49
B. SMP Al Azhar 14 Semarang ....................................................
65
1. Gambaran Umum SMP Al Azhar 14 Semarang ................
65
2. Pelaksanaan Manajemen Kurikulum Pendidikan Agama Islam di SMP Al Azhar 14 Semarang ................................ BAB IV ANALISIS
MANAJEMEN
KURIKULUM
73
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DI SMP NASIMA DAN SMP AL AZHAR 14 SEMARANG A. Analisis Pelaksanaan Manajemen Kurikulum Pendidikan Agama Islam di SMP Nasima dan SMP Al Azhar ................... B. Persamaan
dan
Perbedaan
Pelaksanaan
87
Manajemen
Kurikulum Pendidikan Agama Islam di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang .................................................... 102 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 109 B. Saran-Saran .............................................................................. 113 C. Penutup ..................................................................................... 113
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan baik formal maupun non formal, kurikulum merupakan bagian yang penting. Karena kegiatan utama pendidikan adalah melaksanakan kurikulum yang telah ditetapkan. Kurikulum dipandang sebagai suatu rencana pelaksanaan pendidikan, karena disusun untuk melancarkan
proses
belajar
mengajar
di
bawah
bimbingan
dan
tanggungjawab kepala sekolah beserta staf pengajar.1 Kurikulum merupakan kunci pokok dalam pendidikan, karena berhubungan dengan penentuan arah, isi, proses dan dapat pula menentukan macam dan kualifikasi lulusan. Pendidikan sering disoroti dalam upaya pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia, namun kendala dan hambatan mengakibatkan mutu pendidikan masih rendah. Sementara itu di dalam dunia pendidikan masih banyak contoh-contoh memprihatinkan yang disuguhkan, seperti
kemalasan,
ketidakdisiplinan,
ketidakjujuran,
ketidakhormatan
terhadap orang tua atau guru dan sederet perilaku tidak terpuji lainnya serta kerendahan prestasi. Contoh-contoh tersebut mengacu pada permasalahan moralitas yang rendah. Banyak yang berpandangan bahwa rendahnya moralitas terkait dengan kegagalan sistem pendidikan yang ada, termasuk pendidikan agama, khususnya pendidikan agama Islam.2 Kenyataannya bahwa pendidikan agama Islam peran sertanya di sekolah kurang efektif. Asumsinya bahwa jika pendidikan agama Islam dilaksanakan dengan baik, maka kehidupan masyarakat akan lebih baik.
1
Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 1999), cet. III, hlm. 5. A. Qodri Azizy, Pendidikan Agama Untuk Membangun Etika Sosial, Mendidik Anak Sukses Masa Depan : Pandai dan Bermanfaat, (Semarang : Aneka Ilmu, 2003), cet. II, hlm. 60-61. 2
1
2
3
Dengan demikian peran pendidikan agama Islam sangat penting
untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Apabila hasil pendidikan agama Islam ingin ditingkatkan, maka harus melakukan perubahan dan penyempurnaan, termasuk penyempurnaan kurikulum. Jika sebuah kurikulum sudah tidak memadai lagi, maka kurikulum perlu disempurnakan. Karena salah satu usaha meningkatkan mutu pendidikan adalah menciptakan kurikulum yang lebih baik dan sempurna dalam pemberdayaan siswa.4 Pada dasarnya kurikulum mencakup apa yang harus dipelajari untuk mencapai hasil belajar. Dari kalangan pendidikan sepakat bahwa yang harus dipelajari siswa ada tiga domain kategori hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Domain tersebut mengarah pada aspek pengetahuan aktual, simbolik ekuivalen, konsep, generalisasi, ketrampilan intelektual dan manipulatif, sikap, minat, nilai serta apresiasi. Aspek tersebut sebenarnya menjadi bidang garapan kurikulum dalam mengantarkan siswa ke arah pembentukan pribadi yang utuh.5 Sehingga dapat mewujudkan lulusan dari lembaga pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Dengan demikian penyusunan kurikulum juga harus memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan.6 Penyusunan kurikulum dapat mendorong terjadinya penyempurnaan dan perbaikan kurikulum, tentunya dimaksudkan untuk peningkatan kualitas pendidikan Indonesia. Perubahan sistem penggantian kurikulum dan berbagai kebijakan lain telah dilakukan, tetapi belum banyak memberikan hasil yang lebih baik. Hal tersebut ditandai dengan masih banyak ditemui anggota masyarakat yang 3
Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia II, Kurikulum untuk Abad ke-21, (Jakarta : Grasindo, 1994), cet I, hlm. 349. 4 Nurhadi, Kurikulum 2004 : Pertanyaan dan Jawaban, (Jakarta : Grasindo, 2004), cet. I, hlm. 2. 5 Subandiyah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1993), hlm 3-4. 6 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2001), hlm. 1819.
3
berpendidikan rendah, bahkan ada yang tidak pernah mendapatkan pendidikan sekolah. Sehingga mengakibatkan pandangan buruk terhadap tenaga kerja yang berpendidikan rendah. Jika hasil pendidikan ingin ditingkatkan, maka harus selalu melakukan perubahan dan penyempurnaan dalam dunia pendidikan, termasuk penyempurnaan kurikulum. Kurikulum harus dapat merencanakan kejadian yang akan datang, tidak hanya mengetahui keberhasilan belajar siswa, karena kurikulum sangat menentukan hasil pengajaran yang diharapkan. Dengan demikian penyusunan kurikulum juga harus memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta kesenian sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan. Perlu diketahui bahwa pendidikan nasional berakar pada kebudayaan nasional dan berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.7 Saat ini hasil pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan, untuk wilayah Asean, mutu pendidikan Indonesia berbeda di urutan terbawah. Hal tersebut disebabkan karena adanya beberapa permasalahan dalam dunia pendidikan di Indonesia, misalnya: menurunnya akhlak dan moral peserta didik, kurang meratanya kesempatan belajar, rendahnya efisiensi internal sistem pendidikan di Indonesia, status kelembagaan
pendidikan
di
Indonesia
belum bersistem,
manajemen
pendidikan yang tidak sejalan dengan perkembangan nasional dan belum profesionalnya sumber daya manusia yang bergerak dalam dunia pendidikan di Indonesia. Maka tidak ada salahnya bila kurikulum pendidikan di Indonesia selalu ada perubahan, perkembangan dan penyempurnaan yang dikeluarkan dari pemerintah. Sehingga dapat diupayakan penataan pendidikan yang menyeluruh, bermutu dan terus menerus adaptif terhadap perubahan zaman. Sedangkan kurikulum yang pernah dijalankan di Indonesia antara lain : kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984 berbasis materi, kurikulum 1994 berbasis pencapaian tujuan, kurikulum 2004 berbasis kompetensi, 7
Ibid.
4
sekarang ini sedang diimplementasikan kurikulum 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang operasionalnya disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang efisien, efektif, berkualitas dan produktif diperlukan manajemen pendidikan yang merupakan komponen integral dalam dunia pendidikan. Dalam melancarkan pelaksanaan proses pembelajaran, tentunya diperlukan adanya kurikulum. Dengan demikian manajemen pendidikan secara langsung dapat mempengaruhi dan menentukan efektif tidaknya kurikulum. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kurikulum adalah bagian yang penting dari pendidikan, maka dalam pelaksanaannya kurikulum harus memiliki tatanan manajemen yang teratur. Karena dengan manajemen yang efektif dan efisien diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan, baik pendidikan nasional maupun pendidikan agama. Peningkatan kualitas pendidikan bukanlah tugas yang ringan, karena mencakup berbagai persoalan yang sangat rumit dan kompleks baik yang menyangkut perencanaan, pendanaan, maupun efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan sistem sekolah. Sehubungan dengan pemikiran di atas penulis tertarik untuk mengkaji secara lebih mendalam tentang manajemen kurikulum yang dilaksanakan pada lembaga pendidikan atau sekolah di Indonesia. Khususnya pada sekolah atau lembaga pendidikan Islam yang telah menjalankan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (kurikulum 2006). Kaitannya dengan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat perbandingan antara manajemen kurikulum PAI di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang yang penulis kaji dalam sebuah skripsi yang berjudul “STUDI
KOMPARASI
TENTANG
MANAJEMEN
KURIKULUM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANTARA SMP NASIMA DAN SMP Al AZHAR 14 SEMARANG”
5
B. Penegasan Istilah 1. Manajemen Istilah manajemen banyak memiliki arti, dalam kamus Istilah Manajemen di sebutkan bahwa arti manajemen ada dua macam, yang pertama manajemen diartikan sebagai proses penggunaan sumber daya manusia secara efektif untuk mencapai sasaran. Yang kedua manajemen diartikan sebagai pejabat pemimpin yang bertanggungjawab atas jalannya perusahaan atau organisasi.8 Manajemen juga didefinisikan sebagai proses perencanaan dan mengambil keputusan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan sumber daya manusia, keuangan, fasilitas dan informasi, guna mencapai sasaran organisasi dengan cara efisien dan efektif.9 Dari definisi tersebut terdapat kesamaan pengertian manajemen yaitu kepemimpinan, pengorganisasian dan menggunakan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran atau tujuan. 2. Kurikulum Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin “curriculum”. Dalam kamus Inggris Indonesia oleh John M. Echols dan Hassan Shadily, curriculum diartikan sebagai rencana pelajaran.10 Dalam bukunya yang berjudul
“Curriculum
Design
and
Development”
David
Pratt
mengemukakan pengertian kurikulum sebagai “A curriculum is an organized set of formal educational and / or training intentions”.11 Dari istilah tersebut mempunyai arti bahwa kurikulum berhubungan dengan pengorganisasian atau perencanaan aktivitas pendidikan formal atau latihan untuk lebih intensif. Disini berarti bahwa kurikulum berhubungan dengan perencanaan aktivitas belajar.
8
LPPM (Panitia Istilah Manajemen), Kamus Istilah Manajemen, (Jakarta : Balai Aksara, 1983), cet. II, hlm. 157. 9 Soebagio Atmodiwirio, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta : Ardadizya Jaya, 2000), cet I, hlm. 5. 10 Jhon M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta : Gramedia, 1992), cet. XX, hlm. 160. 11 David Pratt, Curriculum Design and Development, (New York : Harcourt Brace Jovanovich, 1980), hlm. 4.
6
3. Pendidikan Agama Islam Di dalam Ensiklopedi Pendidikan menjelaskan bahwa pendidikan dalam arti luas meliputi semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuan, pengalaman, ketrampilan dan kecakapan kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah.12 Bila dikorelasikan dengan agama Islam, maka banyak sekali yang mendefinisikan PAI. Dalam buku yang berjudul Pendidikan Islam, Zakiah Daradjat mendefinisikan PAI sebagai usaha dan kegiatan menyampaikan seruan agama dengan berdakwah, menyampaikan ajaran, memberi contoh, melatih ketrampilan berbuat, memberi motivasi dan menciptakan sosial yang mendukung pelaksanaan ide pembentukan pribadi muslim.13 4. Studi Komparasi antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang a. Studi komparasi (studi perbandingan) Adalah bentuk penelitian yang meliputi penentuan perbedaanperbedaan dan persamaan-persamaan diantara dua unit analisa atau lebih.14 Studi komparasi berusaha menjelaskan bagaimana dan mengapa sesuatu terjadi, dengan jalan membandingkan persamaan dan perbedaan yang nyata untuk menemukan sebab-sebab terjadinya peristiwa. Penelitian komparasi mempunyai maksud dan kegunaan yaitu mencari kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara mengamati akibat yang ada dan mencoba mencari kemungkinan sebabnya dari data yang dikumpulkan. Adapun penggunaannya untuk mengidentifikasikan faktor-faktor yang menjadikan akibat, mencari persamaan atau perbedaan kelompok dengan menggunakan data yang
12
Soegarda Poerbakawatja, et.al., Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta : Gunung Agung, 1982), cet. I, hlm. 257. 13 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), cet. III, hlm. 27. 14 Jack C. Plano, et.al., Kamus Analisis Politik, (Jakarta : Rajawali, t.th), hlm. 37
7
ada,
pola
manajemen.
kepemimpinan
pada
hasil-hasil
atau
kesuksesan
15
b. SMP Nasima Semarang Nasima Semarang adalah kepanjangan dari Nasionalis Agamis. Yayasan Nasima Semarang berawal dari sebuah TPQ namun sejak 1994 berkembang menjadi sebuah TK, kemudian disusul SD Nasima Semarang pada tahun 1995. Dua tahun kemudian tepatnya pada tahun 1997 TK dan SD Nasima Semarang mendapat amanah dari Yayasan Budi Siswa, kemudian terbentuklah SMP Nasima Semarang. Pada tahun 1999 TK, SD dan SMP Budi Siswa disahkan menjadi TK, SD dan SMP Nasima Semarang, yang berada di daerah Jl. Pusponjolo Semarang, yang pada tahun itu pula SMP Nasima Semarang berhasil meluluskan siswa yang pertama. Untuk tahun ajaran 2006/2007 karena mendapat amanah dari SMP Diponegoro untuk melanjutkan pengelolaan pendidikan, maka SMP Nasima pada tanggal 1 Juli 2006 lokasinya dipindahkan di SMP Diponegoro yang terletak di Jl. Trilomba Juang No. 1 Semarang. c. SMP Al Azhar 14 Semarang SMP Al Azhar 14 Semarang terletak di Jl. Klenteng Sari Bayumanik Semarang. Pada tahun 1995 atas prakarsa Fuad Bawazir dan Ahmad Arrafiq Anwar mendirikan lembaga pendidikan tingkat TK dan SD di Semarang. Pendirian TK dan SD dimulai dengan pendirian masjid Al Azhar Semarang dengan tujuan utama adalah untuk kepentingan syiar. Atas kemajuan dan adanya keinginan dari YPI (Yayasan Pendidikan Islam) Al Azhar pusat, agar alumnus SD perlu disediakan wadah khusus dari Al Azhar, maka YPI Al Azhar bekerja sama dengan pihak Bimatama (Bimbingan Manusia Utama) mendirikan SMP Al Azhar 14 Semarang pada tahun 2002/2003.
15
Husaini Usman, Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), cet IV, hlm. 5-6.
8
Dalam usia yang sangat muda pada tahun 2005 SMP Al Azhar 14 semarang meluluskan siswa pertama. C. Pembatasan dan Perumusan Masalah Berdasarkan deskripsi di atas, agar dalam pembahasan dan analisis tidak terlalu melebar dan meluas, maka penyusunan skripsi ini perlu adanya pembatasan masalah. Yang menjadi permasalahan dalam pembahasan adalah : 1. Bagaimana pelaksanaan manajemen kurikulum pendidikan di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang? 2. Apa saja persamaan dan perbedaan pelaksanaan manajemen kurikulum PAI di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berpijak dari beberapa pokok permasalahan di atas, maka tujuan penelitian dari skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan manajemen
kurikulum PAI yang
dilaksanakan di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang. 2. Untuk mengetahui apa saja persamaan dan perbedaan pelaksanaan manajemen kurikulum PAI di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai bahan informasi terhadap SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang dalam upaya peningkatan mutu pendidikan yang lebih baik dimasa yang akan datang. 2. Sebagai bahan informasi terhadap lembaga-lembaga yang lain, baik formal maupun non formal yang membutuhkan gambaran tentang manajemen kurikulum PAI. 3. Sebagai bahan komparasi dari beberapa manajemen kurikulum PAI yang lebih efektif dan sesuai dengan kondisi zaman.
9
E. Kajian Pustaka Studi komparasi tentang manajemen kurikulum pendidikan agama Islam antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang) sebagai judul penelitian ini, maka secara ilmiah harus bisa dipertanggungjawabkan keontetikannya, apakah benar penelitian ini memiliki berbagai sumber sebagai bahan referensinya dan apakah benar penelitian ini belum ada yang meneliti sebelumnya? Ada beberapa cara dan bentuk dalam menjawab permasalahan di atas, apakah ada perbedaan dengan peneliti terdahulu yang membahas tentang manajemen kurikulum PAI di SMP Islam, sesuai dengan judul di atas. Untuk lebih memperjelas gambaran tentang penelitian ini, berikut ini merupakan ilustrasi dari beberapa literatur yang ada hubungannya dengan tema penelitian yang dikaji dalam skripsi ini. Beberapa peneliti yang sudah meneliti tentang manajemen kurikulum belum ada yang meneliti tentang “Studi Komparasi Tentang Manajemen Kurikulum Pendidikan Agama Islam Antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang”. Di antara para peneliti tersebut adalah Umi Hanik (3102013) dalam karya ilmiahnya “skripsi” yang berjudul Manajemen Kurikulum Pendidikan Agama Islam di SMP Nasima Semarang tahun 2007. Dalam skripsinya dijelaskan mengenai pelaksanaan manajemen kurikulum di SMP Nasima Semarang dalam upaya untuk meningkatkan perkembangan hasil belajar siswa yang lebih baik. Shobah Anisatun (3101488) dalam karya ilmiahnya “skripsi” yang berjudul Implementasi Manajemen Kurikulum di Pesantren Tahfidh al-Qur’an (Studi Kasus di Pondok Pesantren Tahfidh Remaja Yanbu’ul Qur’an Kudus) tahun 2007. Penelitian tersebut menitikberatkan pada implementasi manajemen kurikulum di pondok pesantren Tahfidh Remaja Yanbu’ul Qur’an Kudus dilakukan melalui planning, organizing, actuating dan controlling. Dari beberapa penelitian di atas menunjukkan bahwa penelitian yang peneliti lakukan
sekarang ini adalah benar-benar penelitian yang belum
pernah diteliti oleh peneliti lainnya baik yang berkaitan dengan judul, tema, maupun isinya. Dan penelitian ini adalah benar-benar hasil karya dan disusun oleh peneliti sendiri. Sesuai dengan judulnya bahwa penelitian ini
10
penekanannya pada aspek perbandingan pelaksanaan manajemen kurikulum pendidikan agama Islam antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang. F. Metode Penulisan Skripsi 1. Jenis Penelitian Skripsi dengan judul “Studi Komparasi Tentang Manajemen Kurikulum Pendidikan Agama Islam Antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang”, merupakan jenis penelitian kualitatif (lapangan). Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dan dalam peristilahannya.16 Diantara model-model pada penelitian kualitatif di Indonesia dikenal dengan penelitian naturalistic. Istilah naturalistic menunjuk bahwa pelaksanaan penelitian terjadi secara alamiah (mengalir), apa adanya dalam situasi normal yang tidak dimanipulasi keadaan dan kondisinya, menekankan pada deskripsi secara alami.17 Pendekatan ini memandang bahwa kenyataan merupakan suatu yang berdimensi jamak, utuh dan bisa juga berubah. Jadi rencana penelitian berkembang selama proses berlangsung, yang sangat memungkinkan adanya perubahan konsep sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. 2. Pendekatan Di dalam pendekatan ini, penulis menggunakan pendekatan sosiologis. Sosiologis adalah, ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai hidupnya itu.18 Dengan ilmu sosiologi ini fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat dapat dianalisis dengan faktor-faktor yang mendukungnya. Sehingga dapat dipelajari dari kajian ilmiah ini tentang 16
Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1995), hlm.3. 17 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), cet., XII, hlm. 10-11. 18 Abuddin Nata, Metodologi Study Islam, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1999), hlm. 38-39.
11
masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dalam berbagai kelompok dan diskusi. 3. Metode a. Metode Pengumpulan Data 1.
Observasi (pengamatan) yaitu pengamatan dan pencatatan yang sistematik terhadap gejala-gejala yang diteliti.19 Metode observasi ini digunakan untuk mengobservasi secara langsung dalam kajian penelitian
ini
yaitu,
pengamatan
terhadap
hal-hal
yang
berhubungan dengan penyelenggaraan pendidikan di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang. 2.
Interview atau wawancara adalah suatu proses tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.20 Dalam proses wawancara ditentukan oleh beberapa faktor yang berinteraksi dan mempengaruhi arus informasi. Maksud dari wawancara dalam penelitian ini adalah untuk menggali informasi dari para pelaku (instruktur maupun pelaksana) manajemen kurikulum PAI di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang.
b. Metode Analisis Data Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan metode analisis data deskriptif kualitatif dan komparasi, berikut adalah uraiannya : 1. Pengelolaan data yang diperoleh, penulis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif bermaksud membuat penyandaran secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi tertentu.21 Dan penelitian kualitatif dilakukan terhadap data yang berupa informasi tentang pelaksanaan manajemen kurikulum PAI di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang yang diuraikan dalam bentuk bahasa
kemudian
dikaitkan
dengan
data
lainnya
untuk
mendapatkan kejelasan terhadap suatu kebenaran atau sebaliknya, 19
Husaini Usman, Purnomo Setiady Akbar, op.cit., hlm. 54. Ibid, hlm. 57-58. 21 Ibid., hlm. 4. 20
12
sehingga diperoleh gambaran baru atau menguatkan suatu gambaran yang sudah ada. 2. Selain menggunakan metode analisis data deskriptif kualitatif, penulis juga menggunakan metode komparasi. Menurut Aswarni Sudjud yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa penelitian
komparasi
akan
dapat
menemukan
persamaan-
persamaan dan perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, tentang orang, tentang prosedur kerja, tentang ide-ide dan kritik terhadap orang, kelompok, dan terhadap suatu ide atau prosedur kerja. Penelitian komparasi dapat juga membandingkan kesamaan pandangan dan perubahan-perubahan pandangan orang, grup atau negara, terhadap kasus, terhadap orang, peristiwa atau terhadap ideide.22 Dengan menggunakan metode komparasi penulis dapat membedakan persamaan dan perbedaan pelaksanaan manajemen kurikulum PAI di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang. G. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika pembahasan hasil penelitian ini terdiri dari lima bab. Antara bab yang satu dengan yang lain saling berkaitan dan merupakan satu pokok pembahasan. Berikut adalah susunan penulisan penelitian ini yaitu, bagian awal yang memuat halaman sampul, halaman judul, abstrak, deklarasi, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi. Bagian inti terdiri atas lima bab yang meliputi, bab pertama adalah pendahuluan. Pada bab ini memuat, latar belakang masalah, penegasan istilah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metode dan sistematika penulisan skripsi. Bab dua. Dalam bab ini menguraikan tentang landasan teori yang menjadi dasar dan teori dari judul skripsi yang penulis angkat. Bab ini terbagi
22
Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 236.
13
menjadi empat sub pokok pembahasan yaitu : konsep manajemen, konsep kurikulum PAI di Sekolah Menengah Pertama dan konsep manajemen kurikulum. Konsep manajemen meliputi : pengertian manajemen, fungsi manajemen dan prinsip manajemen. Konsep kurikulum meliputi : proses perumusan kurikulum, karakteristik PAI di SMP dan kurikulum PAI. Konsep manajemen kurikulum meliputi : proses pelaksanaan manajemen kurikulum. Bab tiga. Pemaparan data penelitian. Dalam bab ini di bagi menjadi dua sub. Sub bab pertama membicarakan tentang gambaran sekolah yang meliputi : sejarah berdiri, letak geografis, visi dan misi, keadaan guru dan siswa, sarana dan prasarana di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang. Sub bab kedua membicarakan tentang pelaksanaan manajemen kurikulum PAI di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang yang meliputi : Proses kegiatan tugas guru dan kegiatan proses belajar mengajar PAI. Bab empat. Membahas tentang analisis pelaksanaan manajemen kurikulum PAI di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang. Pembahasannya meliputi : analisis pelaksanaan manajemen kurikulum PAI di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang, persamaan dan perbedaan pelaksanaan manajemen kurikulum PAI di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang. Bab lima. Penutup, bab terakhir ini berisikan : kesimpulan, saran dan kata penutup Bagian akhir. Pada bagian akhir skripsi ini akan dimuat : daftar pustaka dan lampiran-lampiran
14
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, M., et.al, Pengembangan Kurikulum, (Bandung : CV Pustaka Setia, 1998), cet. I Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 1998), cet. XI , Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), cet., XII Atmodiwirio, Soebagio, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta : Ardadizya Jaya, 2000) Echols, Jhon M. dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta : Gramedia, 1992), cet. XX Fattah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : Rosda, 2000), cet. III Hadi, Sutrisno, Metodologi Riset Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta : Rake Sarasin, 2000) Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2001) Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia II, Kurikulum untuk Abad ke-21, (Jakarta : Grasindo, 1994) LPPM (Panitia Istilah Manajemen), Kamus Istilah Manajemen, (Jakarta : Balai Aksara, 1983) Moekijat, Kamus Pendidikan dan Latihan, (Bandung : Sinar Baru, 1981) Mulyasa, E., Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung : Rosda, 2003) , Kurikulum Berbasis Kompetensi : Konsep Karakteristik dan Implementasi, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004), cet. VI Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 1999) Nata, Abuddin, Metodologi Study islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1999) Nurhadi, Kurikulum 2004 : Pertanyaan dan Jawaban, (Jakarta : Grasindo, 2004), cet. I
15
Plano, Jack C., et.al., Kamus Analis Politik, (Jakarta : CV Rajawali, t.th) Poerbakawatja, Soegarda, H.A.H Harahap, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta : Gunung Agung, 1982) Shadily, Hassan, Ensiklopedi Umum, (Yogyakarta : Kanisius, 1986), cet. IV Subagyo, P. Joko, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta, 1991) Subandiyah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1993) Sudarsono, Kamus Hukum, (Jakarta : Rineka Cipta, 1992) Tilaar, H.A.R, Manajemen Pendidikan Nasional : Kajian Pendidikan Masa Depan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1999), cet. IV Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1994), cet. III Trimo, Soejono, Pengantar Ilmu Dokumentasi, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1997) Usman, Husaini, Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996)
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
A. Konsep Manajemen 1. Pengertian Manajemen Banyak yang berasumsi bahwa proses manajemen merupakan hal yang sangat penting pada sebuah organisasi formal, seperti pada pemerintahan, pendidikan, sosial, agama dan sebagainya. Manajemen dapat membantu menjelaskan apa yang berlaku dalam sebuah organisasi yang tentunya berkaitan dengan motivasi, produktivitas, dan keberhasilan. Sejalan dengan perkembangan zaman, para ahli manajemen tetap mempertahankan pendapatnya untuk mendefinisikan istilah manajemen. Di dalam buku yang berjudul "Management" Peter P. Schoderbek, Richard A. Cosier dan Jhon C. Aplin mendefinisikan manajemen sebagai "The creation of an effective environment for the accomplishment of organizational goals or the organization of human resources in pursuit of goal, attainment, or a group effort coordinated by an individual to accomplish some plan or task".1 Istilah tersebut menjelaskan bahwa manajemen merupakan usaha suatu kelompok yang dikoordinasikan oleh seseorang
dengan
menciptakan
lingkungan
yang
efektif
untuk
menyempurnakan rencana atau tugas menuju tercapainya tujuan bersama. Adapun rumusan manajemen menurut Haughton, yang dikutip oleh Ibrahim Ihsmat Mutthawi', adalah sebagai berikut :
ﺇﻥ ﺍﻹﺩﺍﺭﺓ ﻫﻲ ﺍﻹ ﺻﻄﻼﺡ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﻄﻠﻖ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺘﻮﺟﻴﻪ ﻭﺍﻟﺮﻗﺎﺑﺔ ﻭﺩﻓﻊ ﺍﻟﻘﻮﻯ ﺍﻟﻌﺎﻣﻠﺔ ﺇﱃ ﺍﻟﻌﻤﻞ ﰲ ﺍﳌﻨﺸﺄﺓ
1
Peter P. Schoderbek, et.al, Management, (New York : Harcourt Brace Jovanovich, 1988), hlm. 9.
14
15
"Yang dimaksud dengan manajemen adalah suatu aktivitas yang melibatkan proses pengarahan, pengawasan dan pengerahan segenap kemampuan untuk melakukan suatu aktivitas dalam suatu organisasi." 2 Fuad Rumi, dalam bukunya yang berjudul "Manajemen dalam Islam", yang dikutip oleh Azhar Arsyad menjelaskan bahwa dalam Islam pengertian manajemen dapat disimpulkan sebagai suatu aktifitas manajerial untuk mentransformasikan suatu gagasan yang berlandaskan niat mencari keridhaan Allah SWT untuk mencapai tujuan-tujuan yang juga diridhai-Nya. Sumber manajemen dalam Islam adalah al-Qur'an dan sunnah, asasnya sendiri adalah akidah, syara', dan akhlak.3 Seorang manajer yang berlatar belakang keagamaan pastinya memiliki pandangan yang akan menitikberatkan pada implikasi spiritual dari gerak langkah pengelolaannya. Dilihat dari kacamata agama, aktifitas manajerial berarti usaha untuk menggerakkan sumber daya manusia guna melakukan tindakan yang baik, ma'ruf,
shalihat
dan
mencegah
orang
melakukan
kemungkaran,
memperoleh keridhaan Allah SWT.4 Seorang manajer yang beriman, berislam dan berikhsan, sikap tersebut dapat melimpah ke anggota kelompok atau bawahannya, maka tujuan yang telah direncanakan akan mudah dicapai. Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam manajemen selalu terkandung adanya unsur tujuan tertentu yang akan dicapai dengan cara efektif dan efisien dan dalam manajemen selalu diterapkan hubungan usaha dua orang atau kelompok manusia. 2. Fungsi Manajemen Tugas utama dari seorang yang berhubungan dengan manajemen adalah mencapai tujuan organisasi atau lembaga. Dari sini muncul apa yang dikenal dengan fungsi manajemen. Pembagian fungsi manajemen 2
Ibrahim Ihsmat Mutthawi', Al-Ushul al-Idariyah li al-Tarbiyah, (Riad : Dar al-Syuruq, 1996), hlm. 13. 3 Azhar Arsyad, Pokok-pokok Manajemen, Pengetahuan Praktis Bagi Pemimpin dan Eksekutif, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2002), hlm. 5. 4 Ibid., hlm. 7.
16
memiliki tujuan diantaranya yaitu agar sistematika urutan pembahasannya teratur, analisis pembahasannya juga mendalam dan menjadi pedoman pelaksanaan proses manajemen bagi seorang manajer.5 Banyak
para
ahli
dan
praktisi
manajemen
mengemukakan
pendapatnya mengenai fungsi-fungsi manajemen. Dari beberapa pendapat tentang fungsi manajemen tersebut bila digabungkan, maka akan terdapat kesamaan yaitu sebagai berikut : a. Planning (perencanaan) Rencana merupakan landasan bagi setiap jenis aktivitas organisasi. Perencanaan haruslah mendahului semua aktivitas manajemen agar organisasi berhasil mencapai tujuannya. Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan seefisien dan seefektif mungkin.6 Merencanakan pada dasarnya menentukan rumusan suatu kegiatan yang akan dilakukan dikemudian hari. Kegiatan perencanaan dimaksudkan untuk menentukan serangkaian tindakan dalam mencapai suatu hal yang diinginkan. Perencanaan merupakan tindakan menetapkan terlebih dahulu apa yang harus dikerjakan, di mana mengerjakannya, bagaimana mengerjakannya, siapa yang harus bertanggungjawab mengerjakannya dan penetapan mengapa harus mengerjakannya. b. Organizing (Pengorganisasian) Dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia memerlukan manusia lain. Maka dari itu diperlukan pembentukan hubungan kerja sama dan kelompok-kelompok atau organisasi. organisasi adalah wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dicapai oleh individu secara sendiri.7 Dengan 5
Sofyan Safri Harahap, Sistem Pengawasan Manajemen, (Jakarta : Quantum, 2001), cet.
I, hlm. 1. 6
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000), cet. III, hlm. 49. 7 Veithzal Rival, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2003), cet. I, hlm. 188.
17
organisasi dimaksudkan pengelompokan kegiatan yang diperlukan yakni penetapan susunan organisasi, tugas, tanggungjawab dan fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi, serta menetapkan kedudukan dan sifat hubungan antara tiap unit. Pengorganisasian dapat pula dirumuskan sebagai tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien dan dengan demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu.8 c. Actuating (Pelaksanaan) Selain rencana dan organisasi, di dalam manajemen hal yang terpenting adalah adanya pelaksanaan atau actuating atau usaha untuk menimbulkan action. Dengan adanya pelaksanaan dalam sebuah organisasi atau perusahaan akan ada aut put konkrit yang akan dihasilkan. Pelaksanaan merupakan pengupayaan berbagai jenis dan tindakan itu sendiri, agar semua anggota berusaha mencapai sasaran organisasi sesuai rencana yang telah ditetapkan semula, dengan cara terbaik dan terbenar.9 Dari sini dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan pelaksanaan adalah
usaha untuk menggerakkan anggota-
anggota kelompok sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi.10 d. Motivating (Pendorongan) Motivasi merupakan salah satu fungsi manajemen. Motivasi merupakan subyek yang penting bagi manajer atau pemimpin. Motivasi adalah kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan
8
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar : Pengertian dan Masalah, (Jakarta : Gunung Agung, 1996), cet. II, hlm.11. 9 Inu Kencana Syafi’i, al-Qur’an dan Ilmu Administrasi, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000),hlm. 67. 10 George R. Terry, Principles of Management, Terjemahan Winardi, Asas-asas Manajemen, (bandung : Alumni, 1986), hlm. 313.
18
memelihara perilaku manusia.11 Motivasi yang diberikan atasan kepada bawahannya berupa pemberian inspirasi, dorongan dan semangat, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela, sehingga lebih efektif dan efisien. e. Controlling (Pengawasan) Pengawasan sering juga disebut pengendalian. Pada dasarnya pengawasan erat kaitannya dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya dan merupakan satu kesatuan tindakan. Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang dibutuhkan untuk menjamin agar semua keputusan, rencana dan pelaksanaan kegiatan mencapai tujuan dengan hasil yang baik dan efisien.12 Pengawasan diperlukan untuk melihat sejauh mana hasil yang telah ditetapkan tercapai. Selain itu pengawasan diperlukan untuk menjaga agar rencana yang ditetapkan dapat dicapai, dan semua aspek yang ada di dalam maupun di luar perusahaan atau organisasi tetap berjalan ke arah untuk mencapai tujuan. f. Evaluating (Penilaian) Evaluasi atau penilaian dari sudut bahasa diartikan sebagai proses menentukan nilai suatu objek. Untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu objek diperlukan adanya ukuran atau kriteria. Dengan demikian, inti dari penilaian adalah proses memberikan
atau
menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Evaluasi adalah pembuatan pertimbangan menurut suatu perangkat kriteria yang disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan.13 Dalam sebuah lembaga atau organisasi evaluasi harus bersifat berkesinambungan, menyeluruh, objektif, konsisten dan bisa diukur, mutlak dan bermanfaat.
11
Murti Sumarni, Manajemen Pemasaran Bank, (Yogyakarta : Liberty Yogyakarta, 2002), cet. I, hlm. 89. 12 Ibnu Syamsi, Pokok-pokok Organisasi dan Manajemen, (Jakarta : Rineka Cipta, 1994), cet. III, hlm. 148. 13 Nanang Fattah, op.cit., hlm. 107.
19
B. Konsep Kurikulum Pendidikan Agama Islam 1. Proses Perumusan Kurikulum Sebagaimana yang dikutip oleh Nasution, kata kurikulum pertama kalinya terdapat dalam Kamus Webster pada tahun 1856, yang pada waktu itu kurikulum dikenal dengan istilah : a. A race course, a place for running, a chariot b. A course in general, applied particulary to the course of study in a university Kemudian istilah kurikulum mulai berkembang dalam dunia pendidikan. Dalam Kamus Webster tahun 1955, kurikulum diartikan sebagai : a. A course a specified fixed course of study, as in a school or college, as one leading to a degree. b. The whole body of courses offered in a educational institution, or department there of the usual sense.14 Dari pengertian tersebut kurikulum digunakan dalam pendidikan dan pengajaran yaitu sejumlah mata pelajaran atau mata kuliah, yang ditempuh untuk mencapai ijazah atau tingkat. Definisi kurikulum yang dikemukakan oleh para pakar terdapat perbedaan, antara definisi satu dan definisi lainnya tidak sama mengenai pengertian kurikulum. Namun terdapat hal yang sering disebut dalam istilah kurikulum, yaitu bahwa kurikulum berhubungan dengan perencanaan aktifitas belajar. Istilah kurikulum juga diuraikan dalam ensiklopedi pendidikan, mencakup pengertian sebagai berikut. a. Suatu kelompok mata pelajaran yang disusun secara sistematis untuk dapat lulus dalam salah satu bidang tertentu. b. Suatu rencana umum mengenai isi atau bahan pelajaran khusus yang oleh suatu sekolah disajikan kepada pelajar untuk lulus atau mendapat certificate atau untuk memasuki suatu jabatan atau bidang tertentu. c. Suatu kelompok pelajaran dan pengalaman yang diperoleh si pelajar di bawah bimbingan sekolah.15 Ketiga pengertian kurikulum di atas mengandung arti bahwa kurikulum adalah mata pelajaran yang diberikan sekolah kepada siswa. 14
S. Nasution, Asas-asas Kurikulum, (Jakarta : Bumi Aksara, 2001), cet. IV, hlm. 1-2. Soegarda Poerbakawatja H.A.H. Harahap, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta : Gunung Agung, 1982), hlm. 188. 15
20
Kurikulum disusun sesuai dengan minat dan tujuan kurikulum juga mencakup
bidang
kehidupan,
kebudayaan,
sumber-sumber
dan
kepentingan masyarakat. Mengenai masalah kurikulum sebenarnya terdapat pendapat yang berbeda-beda, bahkan sering terjadi adanya pertentangan. Di dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (19) dijelaskan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran yang digunakan sebagai pegangan untuk melancarkan proses pembelajaran di bawah bimbingan dan tanggungjawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya. Dengan demikian kurikulum mencakup apa yang harus dipelajari untuk mencapai hasil yang belajar siswa. Kurikulum bukan tujuan atau target, namun kurikulum hanya sebuah alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Maka kurikulum yang dirancang harus berorientasi pada pencapaian tujuan pendidikan Nasional, yaitu melahirkan manusia Indonesia yang berkualitas dan berkompeten. Kurikulum sekarang ini merupakan pengembangan kurikulum sebelumnya. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Sejak kurikulum 1994 sudah tidak diberlakukan lagi, di Indonesia telah ada penyempurnaan kurikulum yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau kurikulum 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau kurikulum 2006. Untuk lebih jelasnya berikut adalah penjelasannya :
21
a. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau Kurikulum 2004 KBK atau (Competency Based Curriculum) adalah konsep kurikulum yang kembangkan oleh Departemen Pendidikan Nasional RI untuk menggantikan kurikulum 1994. KBK dilaksanakan mulai tahun pelajaran 2004/2005 secara bertahap. KBK dapat diartikan sebagai
suatu
konsep
kurikulum
yang
menekankan
pada
pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performance tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh siswa, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.16 Secara
umum
kompetensi
dapat
didefinisikan
sebagai
sekumpulan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai sebagai kinerja yang berpengaruh terhadap peran, perubahan, prestasi serta pekerjaan seseorang.17 Rumusan kompetensi dalam KBK merupakan pernyataan yang diharapkan dapat diketahui, disikapi atau dilakukan siswa dalam setiap tingkatan kelas dan sekolah dan sekaligus menggambarkan kemajuan siswa yang dicapai secara bertahap dan berkelanjutan untuk menjadi
kompeten.
KBK
diarahkan
untuk
mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat siswa, agar dapat melakukan kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dengan penuh tanggungjawab. KBK mencakup sejumlah kompetensi dan seperangkat tujuan pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa sehingga pencapaiannya dapat diamati dalam bentuk perilaku dan ketrampilan siswa sebagai kriteria keberhasilan. b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau Kurikulum 2006 KTSP merupakan penyempurnaan dari KBK. Kurikulum disempurnakan berdasarkan prinsip bahwa siswa memiliki posisi sentra untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia 16
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004 ), cet. VI, hlm. 37-38. 17 Ella Yulaelawati, Kurikulum dan Pembelajaran , (Bandung : Pakar Raya, 2004), hlm. 13.
22
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP disusun dalam rangka memenuhi amanah yang tertuang di dalam Undangundang RI NO. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI NO. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten atau Kota untuk pendidikan dasar dan propinsi untuk pendidikan menengah.18 Penyusunan KTSP dipercayakan pada setiap tingkat satuan pendidikan yang mana pengimplementasiannya untuk memberdayakan daerah dan sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, mengelola dan menilai pembelajaran sesuai dengan kondisi dan aspirasi tiap satuan pendidikan. Terkait dengan penyusunan KTSP, Badan Standar Nasional Pendidikan telah membuat
panduan penyusunan KTSP.
Panduan tersebut diharapkan dapat menjadi acuan bagi satuan pendidikan dalam penyusunan dan mengembangkan kurikulum yang akan dilaksanakan. Dengan adanya perubahan dan penyempurnaan kurikulum diharapkan mutu pendidikan di Indonesia dapat meningkat sehingga dapat mengimbangi kemajuan yang terjadi di negara lain. Karena kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Dan kemajuan sendiri dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik.
18
BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan), Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta : Final Senayan, 2006), hlm. 5.
23
2. Karakteristik Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama a. Pengertian Pendidikan Agama Islam Di Indonesia PAI merupakan sub system dari pendidikan nasional. Di dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) NO. 20 Tahun 2003 pasal 11 ayat (6) dijelaskan bahwa pendidikan agama merupakan pendidikan yang mempersiapkan siswa untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran agama yang bersangkutan.19 Adanya pendidikan agama pada jenjang pendidikan SMP diharapkan dengan melalui bimbingan, pengajaran serta latihan siswa dapat memahami, menghayati, bertaqwa, mengimani dan berakhlaq mulia dalam mengamalkan agamanya. Pendidikan keagamaan di Indonesia telah berkembang, salah satu diantaranya adalah PAI buku Pedoman PAI di sekolah umum dijelaskan bahwa PAI merupakan usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam melalui bimbingan, pengajaran dan latihan. Dalam perkembangan PAI dimaksudkan sebagai rumpun mata pelajaran yang diajarkan di sekolah maupun di perguruan tinggi.20 Berarti bahwa PAI merupakan sebuah proses penanaman ajaranajarannya dan sebagai bahan kajian materi yang ada didalamnya. Dengan demikian kegiatan PAI diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama Islam dari siswa, selain itu juga untuk membentuk kesalehan atau
19
Himpunan Perundang-undangan RI tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undangundang RI NO. 20 Tahun 2003 Beserta Penjelasannya, (Bandung : Nuansa Aulia, 2005), cet. I, hlm. 97. 20 Pedoman Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, Departemen Agama RI, Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Direktorat Madrasah dan Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Umum, 2004, hlm. 2.
24
kualitas pribadi bahkan kesalehan sosial.21 Artinya bahwa siswa diharapkan dalam kesehariannya mampu berhubungan dengan manusia lainnya, baik yang seagama maupun yang tidak seagama, serta dalam berbangsa dan bernegara sehingga dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan nasional dan bahkan ukhuwah insaniyah. b. Tujuan Pendidikan agama Islam Bila berbicara tentang tujuan PAI, berarti berbicara tentang nilai-nilai ideal yang bercorak Islami. Hal ini mengandung makna bahwa tujuan PAI adalah tujuan yang merealisasikan idealitas Islami. Sedangkan idealitas Islam pada hakekatnya mengandung nilai perilaku manusia yang didasari atau dijiwai oleh iman dan taqwa kepada Allah SWT.22 Secara langsung bahwa untuk memperoleh tujuan PAI manusia harus menyerahkan diri atau taat kepada Allah, sehingga manusia akan memperoleh kesejahteraan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Menurut Imam al-Ghazali sebagaimana yang dikutip oleh Fatiyah Hasan Sulaiman yang kemudian dikutip oleh Armai Arief menjelaskan bahwa tujuan PAI adalah membentuk insan purna yang pada akhirnya dapat mendekatkan diri pada Allah SWT, dan membentuk insan purna untuk memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.23 Apabila dikaitkan dengan ayat suci al-Qur’an, maka tujuan PAI adalah menumbuhkan dan mengembangkan ketaqwaan kepada Allah SWT, sebagaimana firman-Nya dalam surat Ali Imran ayat 102
ﻳﺎﺍ ﻳﻬﺎﺍﻟﺬﻳﻦ ﺍﻣﻨﻮﺍ ﺍﺗﻘﻮﺍﺍﷲ ﺣﻖ ﺗﻘﺎ ﺗﻪ ﻭﻻ ﲤﻮ ﺗﻦ ﺍﻻ ﻭﺍﻧﺘﻢ ﻣﺴﻠﻤﻮﻥ
21
Muhaimin et.al., Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004), cet. III, hlm. 76. 22 Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2003), hlm. 108. 23 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), hlm. 22.
25
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenarbenar kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”.24 Di dalam lembaga pendidikan atau sekolah dan madrasah, PAI bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman dan pengamalan siswa tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi.25
Rumusan tujuan tersebut mengandung arti bahwa proses
PAI dipahami siswa di sekolah dimulai dari pengetahuan dan pemahaman terhadap ajaran dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, sehingga siswa akan menghayati dan meyakini ajaranajaran Islam. c. Fungsi Pendidikan Agama Islam 1). Sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat 2). Penyesuaian, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik
lingkungan
fisik
maupun
sosial
dan
dapat
mengubah
lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam. 3).
Perbaikan,
yaitu
untuk
memperbaiki
kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan siswa dalam keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. 4). Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungan atau budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
24
Deprtemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Semarang : Toha Putra, 1989),
25
Pedoman Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, op.cit., hlm. 4
hlm. 92.
26
5). Pengajaran, yaitu
mengajarkan ilmu pengetahuan keagamaan
secara umum (alam nyata dan tidak nyata), system dan fugsinya. 6). Penyaluran, yaitu menyalurkan anak yang memiliki bakat khusus dibidang agama agar dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya dan orang lain. 7). Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. 26 d. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam Ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup usaha untuk mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara: 1) Hubungan manusia dengan Allah SWT. 2) Hubungan manusia dengan dirinya sendiri. 3) Hubungan manusia dengan sesama manusia . 4) Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungan alamnya.27 Adapun ruang lingkup bahan pembelajaran PAI Sekolah Menengah Pertama terfokus pada aspek: keimanan, al-Qur'an/alHadits, akhlak, fiqh/ibadah dan tarikh.28 e. Standar Kompetensi Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama 1) Kompetensi Pendidikan Agama Siswa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlaq mulia yang tercermin dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya, serta mampu menghormati agama lain dalam kerangka kerukunan antar umat beragama.
26
Kurikulum Berbasis Kompetisi, Standar Kompetensi, Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, Sekolah, Menengah, Pertama dan Madrasah Tsanawiyah, hlm. 340. 27 Ibid 28 Pedoman Pendidikan Agama Islam di Sekolah umum, op.cit., hlm 29.
27
2) Kompetensi Spesifik Pendidikan Agama Islam Dengan landasan Al-Qur'an dan Sunnah Nabi, siswa dengan
bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlaq mulia yang
tercermin dalam perilaku sehari-hari dalam hubungan dengan Allah, sesama manusia dan alam sekitar, mampu membaca dan memahami Al-Qur'an, mampu beribadah dan bermuamalah dengan baik dan benar, serta mampu menjaga kerukunan intern dan antar umat beragama. 3) Standar Kompetisi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kompetensi dasar mata pelajaran berisi sekumpulan kemampuan minimal yang harus dikuasai siswa selama menempuh pendidikan di SMP. Kemampuan-kemampuan yang tercantum dalam komponen kemapuan dasar merupakan penjabaran dari kemampuan dasar umum yang harus dicapai di SMP, yaitu: -
Beriman kepada Allah SWT dengan rukun iman yang lain dengan mengetahui fungsi terefleksi dalam sikap, perilaku dan akhlaq siswa dalam dimensi vertikal maupun horizontal.
-
Dapat membaca al-Qur'an surat-surat pilihan sesuai dengan tajwidnya, menyalin dan mengartikannya.
-
Mampu beribadah dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan syariat Islam baik ibadah wajib maupun ibadah sunnah.
-
Dapat meneladani sifat, sikap dan kepribadian Rasulullah serta Khulafaur Rasyidin.
-
Mampu mengamalkan system muamalat Islam dalam tata kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.29 Kelima kemampuan dasar tersebut berorientasi pada
perilaku afektif dan psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. 29
Kurikulum Berbasis Kompetensi, op.cit, hlm 341-342.
28
f. Pendekatan dan Metode Agama Islam 1) Pendekatan rasional, yaitu usaha memberikan peranan pada rasio, dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran agama. Metode mengajar yang dipertimbangkan antara lain: ceramah, tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, latihan dan pemberian tugas. 2) Pendekatan fungsional, yaitu suatu usaha menyajikan ajaran agama Islam dengan menekankan pada segi kemanfaatannya bagi siswa dalam
kehidupan
sehari-hari,
sesuai
dengan
tingkat
perkembangannya. Untuk itu maka metode mengajar yang digunakan adalah latihan, pemberian tugas, ceramah, tanya jawab dan demonstrasi. 3) Pendekatan pengalaman, yaitu pemberian pengalaman keagamaan pada siswa dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan. Metode mengajar yang digunakan antara lain: pemberian tugas (resitasi) dan tanya jawab keagamaan siswa. 4) Pendekatan pembiasaan, yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk senantiasa mengamalkan ajaran agamanya. Metode mengajar yang perlu dipertimbangkan antara lain: latihan, pelaksanaan tugas demonstrasi dan pengalaman langsung di lapangan.30 5) Pendekatan emosional, yakni upaya menggugah perasaan (emosi) siswa dalam menghayati perilaku yang sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa. Metode mengajar yang digunakan adalah ceramah, bercerita dan sosiodarma. 6) Pendekatan keteladanan, yaitu menjadikan figur guru (pendidik), petugas sekolah lainnya, orang tua serta anggota masyarakat sebagai cermin bagi siswa.31
30
H. Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum , Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi,(Jakarta : Quantum Teaching), hlm. 49-50. 31 Pedoman Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, op. cit, hlm 53.
29
3. Kurikulum Pendidikan Agama Islam Kurikulum PAI adalah bahan-bahan PAI berupa kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis diberikan kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan PAI.32 Kurikulum PAI merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari kurikulum sekolah di lingkungan Direktoral Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Agama Islam dan Kebudayaan. Dimana kurikulum PAI tersebut merupakan kerangka materi atau bahan pelajaran PAI yang harus disampaikan atau dikuasai oleh siswa beragama lain. Sehingga PAI akan membawa dan membina siswa menjadi warga negara yang baik sekaligus umat yang taat beragama. Oleh karena itu pendidikan mencakup : mendidik siswa untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai akhlak Islam dan mendidik siswa untuk mempelajari materi ajaran agama Islam yang berupa pengetahuan. Kompetensi PAI dilandasi oleh al-Qur'an dan sunnah Nabi Muhammad saw, siswa beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia yang tercermin dalam perilaku sehari-hari dalam hubungannya dengan Allah , sesama manusia dan alam sekitar, mampu membaca dan memahami al-Qur'an, mampu beribadah dan bermuamalah dengan baik dan benar serta mampu menjaga kerukunan intern dan antar beragama. Jadi dapat disimpulkan bahwa kurikulum PAI merupakan seperangkat instrumen atau alat perencanaan dan pengaturan tentang kemampuan dan hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa. Kurikulum PAI diharapkan lebih membantu guru karena dilengkapi dengan pencapaian target yang jelas, materi standar, standar hasil belajar dan prosedur pelaksanaan pembelajaran.33 Maka dari itu untuk menghindari munculnya keragaman pemahaman terhadap standar nasional perlu adanya 32
Muslam, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Teoritis dan Praktis, (Semarang : PKPI2, 2003), hlm. 39. 33 E. Mulyasa, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 85.
30
penjabaran tentang kurikulum PAI, sehingga dapat diharapkan lebih menjamin tercapainya kompetensi-kompetensi pelajaran PAI. C. Proses Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Kurikulum Istilah manajemen dewasa ini sebenarnya lebih terkenal dan umum dalam dunia perusahaan atau ekonomi dari pada di dalam dunia pendidikan. Manajemen adalah fungsi dewan manajer, untuk menetapkan kebijakan mengenai apa macam produk yang akan dibuat, bagaimana pembiayaannya, memberikan servis dan bagaimana memilih serta melatih pegawai dan faktor lain
yang
mempengaruhi
bertanggungjawab
dalam
kegiatan membuat
berlangsung. suatu
susunan
Manajemen
juga
organisasi,
untuk
melaksanakan kebijakan-kebijakan.34 Manajemen sendiri mencakup aktivitasaktivitas yang dilakukan oleh suatu organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan sumber daya sehingga akan dihasilkan produk secara efisien. Sedangkan dalam dunia pendidikan manajemen dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Dalam pengelolaan proses pendidikan salah satu kegiatannya meliputi kurikulum, yang dikenal dengan manajemen kurikulum. Kegiatan manajemen kurikulum menitik beratkan pada usahausaha pembinaan situasi pembelajaran di sekolah agar selalu terjamin kelancarannya. Dalam bukunya yang berjudul “Curriculum Development : a Guide to Practice” Willes and Bondi menjelaskan bahwa manajemen kurikulum merupakan “a series of temporary communitties are used to process this information into school programes”.35 Ini menjelaskan bahwa manajemen kurikulum merupakan perencanaan yang digunakan untuk proses informasi dalam program sekolah.
34
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), cet. VII, hlm. 5-6. 35 Jon Willes and Joseph Bondi, Curriculum Development : a Guide to Practice, (New York : Macmillan Publishing Company, 1993), hlm. 173.
31
Adapun hal yang terpenting dalam pelaksanaan kegiatan manajemen kurikulum yaitu kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru dan kegiatan yang
berhubungan
dengan
proses
pembelajaran,36
berikut
adalah
penjelasannya : 1. Kegiatan Yang Berhubungan Dengan Tugas Guru Yang termasuk tugas guru adalah mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melatih berarti mengembangkan ketrampilan. Guru juga bertugas dalam bidang kemanusiaan, yang harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua atau bahkan idola.37 Di dalam masyarakat guru ditempatkan lebih terhormat, karena dari seorang guru diharapkan masyarakat mendapatkan pengetahuan. Kaitannya dengan manajemen kurikulum, maka dalam sebuah lembaga pendidikan perlu diadakannya kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru. Kegiatan tugas guru meliputi: a.
Pembagian Tugas Mengajar Pembagian tugas mengajar dibicarakan dalam rapat menjelang permulaan pelaksanaan program atau ajaran baru.38 Pembagian tugas guru ditujukan agar proses pembelajaran yang dilaksanakan menjadi lebih efektif dan menghasilkan siswa yang kompeten. Untuk meningkatkan hasil pembelajaran, maka seorang guru harus memiliki kompetensi guru. Setiap guru diharapkan dapat melaksanakan dan menguasai ke sepuluh kompetensi guru tersebut dalam pembelajaran, baik di dalam maupun di luar sekolah. Sehingga guru dapat diharapkan menjadi guru yang aktif yaitu guru yang mampu melaksanakan tugas profesionalnya.
36
B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), cet. I, hlm. 42. 37 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000), cet. XI, hlm. 7. 38 B. Suryosubroto, loc.cit.
32
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembagian tugas mengajar adalah memperhatikan bidang keahlian yang dimiliki oleh guru, formasi atau susunan jatah petugas sesuai dengan tugas dan jenis tugas, beban tugas guru menurut ketentuan serta masa kerja dan pengalaman mengajar yang ditekuni oleh masing-masing guru.39 Halhal yang harus diperhatikan dalam pembagian tugas guru tersebut merupakan hal penting, karena mengingat bahwa dalam bertugas seorang guru memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jadi tugas seorang guru tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan. b. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Ekstra Kurikuler Kegiatan ekstra kurikuler merupakan kegiatan belajar yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah untuk lebih memperluas wawasan atau kemampuan, peningkatan dan penerapan nilai pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran. Tujuan kegiatan ekstra kurikuler adalah: meningkatkan dan memantapkan pengetahuan siswa; mengembangkan bakat, minat, kemampuan dan ketrampilan dalam upaya pembinaan pribadi; dan mengenal hubungan antara mata pelajaran dalam kehidupan di masyarakat. Langkah kegiatan ekstra kurikuler meliputi: perencanaan, program, tenaga, biaya, sarana, penentuan waktu, tempat dan pengorganisasian.40 Kegiatan ekstra kurikuler antara lain, Kegiatan pengayaan Pramuka, Palang Merah Remaja, Patroli Keamanan Sekolah, Usaha Kesehatan Sekolah, Koperasi Siswa, Sanggar Belajar, Peringatan Hari Besar, Kelompok Penelitian Ilmiah Remaja, Bakti Sosial, Sanggar Kesenian, Paskibra dan lain-lain.
39
Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1993), cet. II, hlm. 66. 40 Hafni Ladjid, op.cit hlm. 116-117.
33
c. Koordinasi Penyusunan Rencana Pembelajaran Rencana
pembelajaran
disusun
oleh
guru
untuk
satu
pertemuan, untuk mencapai target satu kompetensi dasar. Rencana pembelajaran diturunkan dari silabus yang telah disusun dan bersifat aplikatif di kelas. Rencana pembelajaran berisi gambaran tentang kompetensi dasar yang akan dicapai, indikator, materi pokok, skenario pembelajaran dan penilaian. Rencana pembelajaran merupakan program yang benar-benar dirancang oleh guru tentang apa yang akan dikerjakan bersama siswa. Rencana pembelajaran bukanlah laporan untuk kepala sekolah atau pihak lain, tetapi dapat mengingatkan guru tentang benda atau alat apa yang harus disiapkan, berapa banyak, ukuran berapa dan langkah apa yang akan dikerjakan bersama siswa.41 Jadi penyusunan rencana pembelajaran dikoordinasikan oleh guru secara pribadi, karena rencana pembelajaran bukan bukti administrasi. 2. Kegiatan
yang
Berhubungan
dengan
Proses
Pelaksanaan
Pembelajaran Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dan memberikan ruang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.42 Dalam proses pembelajaran mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu Pelaksanaan
pembelajaran
merupakan
kegiatan
manajemen
kurikulum, karena di dalamnya mengandung usaha pembinaan terhadap peningkatan kualitas dan keberhasilan siswa dalam pembelajaran. 41
Nurhadi, Kurikulum 2004, Pertanyaan dan Jawaban, (Jakarta : Grasindo, 2004), hlm.143-144. 42 Peraturan Pemerintah R.I., NO 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta : Cipta Jaya, 2005), hlm. 13.
34
Kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan proses pembelajaran meliputi: a.
Penyusunan Jadwal Pelajaran Jadwal pelajaran merupakan penjabaran dari seluruh program pengajaran di sekolah. Jadwal pelajaran berguna untuk mengetahui apa yang akan diajarkan pada suatu waktu dalam suatu kelas. Bagi guru, jadwal pelajaran merupakan pedoman di kelas mana ia harus mengajar pada waktu itu, dan berapa lama harus ada di kelas, kemudian harus pindah ke kelas yang lain lagi. Jadwal pelajaran dapat dibedakan menjadi jadwal umum dan jadwal khusus. Jadwal umum memuat pengaturan pemberian mata pelajaran pada seluruh kelas dan menunjukkan pembagian waktu mengajar bagi guru. Sedangkan jadwal khusus adalah kegiatan pemberian mata pelajaran yang hanya berlaku bagi suatu kelas dan hari tertentu. Yang harus diperhatikan dalam menyusun jadwal pelajaran antara lain sebagai berikut :
b.
-
Antara mata pelajaran satu dengan lainnya harus ada selingan,
-
Tiap jam pelajaran tidak terlalu lama,
-
Menyesuaikan atau mencari waktu tiap mata pelajaran,
-
Harus disediakan waktu istirahat,
-
Kegiatan belajar di suatu kelas tidak mengganggu kelas lainnya.43
Penyusunan Program Pembelajaran Rencana atau program pembelajaran disusun dengan tujuan untuk memicu kegiatan belajar pada siswa. Dengan program yang matang, teliti dan tepat dapat diharapkan mencapai tujuan pengajaran yang dikehendaki secara efektif. Hal yang perlu ditetapkan dalam pemrograman kegiatan mengajar adalah menetapkan materi atau isi pelajaran, memilih metode dan media pembelajaran, dan menentukan waktu.
43
B. Suryosubroto, op.cit., hlm. 44-45.
35
Program mengajar disesuaikan dengan jangka waktu tertentu yang berlaku di suatu sekolah. Dalam pelaksanaan kurikulum 2006, sesuai yang telah dicanangkan oleh pemerintah, pengembangan program pembelajaran mencakup : 1) Pengembangan Program Tahunan Program tahunan dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun ajaran baru, karena merupakan pedoman bagi pengembangan program-program berikutnya, seperti program semester, program mingguan, dan program harian atau program pembelajaran setiap pokok bahasan. Sumber yang dapat dijadikan bahan pengembangan program tahunan adalah daftar kompetensi standar,
skope,
dan
sekuensi
kompetensi,
dan
kalender
44
pendidikan.
2) Program Semester Program semester berisi garis-garis besar mengenai hal-hal yang akan dilaksanakan dan dicapai dalam satu semester. Pada umumnya program semesteran berisikan tentang bahan, pokok bahasan yang hendak disampaikan, waktu yang direncanakan dan keterangan-keterangan.45 c.
Pengisian Daftar Kemajuan Kelas Daftar kemajuan kelas dapat berupa buku. Pengisian daftar kemajuan kelas dilaksanakan oleh guru bidang studi pada waktu menyampaikan pelajaran. Daftar kemajuan kelas akan mempermudah supervisi
bagi
kepala
sekolah
dalam
tugasnya
mengontrol
perkembangan dan kemajuan kelas dilihat dari kesesuaiannya dengan ketentuan kurikulum. Selain itu, daftar kemajuan kelas dapat membantu menjelaskan pelajaran suatu bidang studi, apabila terjadi mutasi guru (perpindahan atau penggantian guru) sehingga proses pembelajaran dapat berjalan terus dengan lancar. 44 45
E. Mulyasa, op.cit., hlm. 95. Ibid., hlm. 100.
36
Buku daftar kemajuan kelas memiliki format atau bentuk berupa tabel-tabel yang dapat dijadikan bukti bahwa proses pembelajaran telah terlaksana. Daftar kemajuan kelas secara tidak langsung dapat dijadikan pengawasan atau pelaporan. d.
Penyelenggaraan Evaluasi Hasil Belajar Evaluasi (penilaian) merupakan tindakan untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran dapat dikuasai oleh siswa dalam bentuk hasil belajar yang diperhatikan setelah menempuh proses pembelajaran. Sedangkan evaluasi hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil belajar yang dicapai siswa dalam kriteria tertentu.46 Dengan adanya evaluasi dapat dilihat keefektifan dan keefisienan dalam mencapai tujuan pengajaran atau perubahan tingkah laku siswa. Dilihat dari fungsinya, evaluasi (penilaian/tes) dapat dibedakan menjadi: 1) Formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir program pembelajaran
untuk
melihat
tingkat
keberhasilan
proses
pembelajaran 2) Sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir semester dan akhir tahun 3) Diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan-kelemahan siswa dan faktor penyebabnya 4) Selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi, misalnya ujian saringan masuk lembaga pendidikan tertentu 5) Penempatan adalah penilaian yang ditujukan untuk mengetahui ketrampilan prasyarat dalam suatu program dan penguasaan belajar sesuai yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan belajar.
46
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1990), cet. III, hlm. 2-3.
37
Dari segi alatnya, penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi: 1) Tes, yang dapat diberikan secara lisan, tulisan dan tindakan. Soalsoal tes disusun dalam bentuk objektif, misalnya pilihan ganda, benar salah, isian atau melengkapi, menjodohkan, jawaban singkat dan tes juga disusun dalam bentuk uraian. 2) Bukan tes (non tes) mencakup observasi, kuesioner, wawancara, skala, studi kasus, dan lain-lain.47 e.
Laporan Hasil Evaluasi Hasil evaluasi sangat berguna untuk umpan balik bagi guru maupun siswa dan merupakan kegiatan administratif. Secara sistematis bahwa laporan hasil evaluasi bermanfaat bagi pihak antara lain: 1) Siswa Sendiri Laporan kemajuan atau prestasi sangat bermanfaat bagi siswa karena secara alamiah siswa ingin mengetahui hasil yang telah dilakukannya baik menggembirakan maupun mengecewakan. Selain itu laporan kemajuan atau prestasi dapat dijadikan penyempurnaan. 2) Guru Yang Mengajar Dengan laporan hasil evaluasi, guru juga dapat mengetahui hasil mengajar.48 Dan laporan hasil evaluasi merupakan titik tolak bagi guru untuk menentukan langkah selanjutnya. 3) Pemakai Lulusan Setiap siswa yang telah lulus dari jalur pendidikan, memiliki bukti keberhasilan pengetahuan atau ketrampilan tertentu.49 Laporan hasil evaluasi lulusan akan berguna dalam mencari pekerjaan dan melanjutkan studi.
47
Ibid., hlm. 5 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 1999), cet. I, hlm. 282-283. 49 Ibid, hlm.284 48
38
Laporan hasil evaluasi biasanya dilaporkan kepada: 1) Kepala Sekolah Laporan untuk kepala sekolah dengan maksud agar dilaporkan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, sehingga bermanfaat dalam pembinaan pendidikan dan tugas-tugas supervisi dalam meningkatkan efisiensi dan mutu pendidikan. 2) Orang Tua (wali) Laporan hasil evaluasi yang dikirim kepada wali siswa disebut rapot.50 Buku rapot dimaksudkan sebagai informasi dari sekolah tentang keberhasilan siswa dalam belajar kepada wali siswa. f.
Kegiatan Bimbingan Konseling Bimbingan adalah bagian dari proses pendidikan yang teratur dan sistematik guna membantu pertumbuhan anak muda atas kekuatannya dalam menentukan dan mengarahkan hidupnya sendiri, yang pada akhirnya ia dapat memperoleh pengalaman-pengalaman yang dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi masyarakat.51 Dan konseling didefinisikan sebagai kegiatan di mana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman siswa difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang bersangkutan, di mana siswa diberi bantuan pribadi dan langsung dalam pemecahan masalah itu.52 Dalam memberikan konseling, konselor tidak diperkenankan untuk memecahkan masalah klien, namun hanya memberi bantuan dalam memecahkan masalah klien. Kegiatan BK di sekolah biasanya ditangani oleh orang yang khusus dididik menjadi konselor atau oleh guru pembimbing (teacher conselor). Seorang pembimbing di sekolah diharapkan dapat membantu kepala sekolah beserta stafnya dalam menyelenggarakan kesejahteraan sekolah secara keseluruhan. BK di sekolah dimaksudkan
50
B. Suryosubroto, op,cit., hlm. 5. Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar dan Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : Rineka Cipta, 2004), cet. II, hlm. 94. 52 Ibid, hlm. 100. 51
39
untuk memberi bantuan kepada siswa agar menemukan cara belajar dengan mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam belajar, serta untuk membantu siswa dalam membentuk watak.
BAB III PELAKSANAAN MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NASIMA DAN AL AZHAR 14 SEMARANG
A. SMP NASIMA SEMARANG 1.
Gambaran Umum SMP Nasima Semarang a. Sejarah Berdirinya SMP Nasima Semarang Nasima adalah kepanjangan dari Nasionalis Agama. Yayasan Nasima berdiri karena adanya rasa keprihatinan terhadap kondisi pendidikan di Indonesia, yang cenderung banyak mengadopsi sistem pendidikan dan kebudayaan di Barat yang masih bisa membekali anakanak bangsa dengan kualitas kompetensi keilmuan dan ketrampilan hidup, akhlak mulia serta pembentukan karakter dan jati diri sebagai insan Indonesia. Pendirian yayasan Nasima berawal dari pendirian dan pengelolaan sebuah Taman Pendidikan al-Quran (TPQ) dan sebuah Taman Kanak-kanak (TK) satu parallel pada tanggal 7 Januari 1994. Yang pada waktu itu dikelola oleh keluarga Nasima dan diketuai oleh Yusuf Nafi, SH.CN. Karena adanya dorongan dan permintaan masyarakat setempat, pada tanggal 1 Juli 1995 yayasan Nasima mendirikan sebuah lembaga pendidikan formal, yaitu SD Nasima kelas satu (dua parallel). Yang mana SD Nasima secara langsung dapat menampung lulusan dari TK Nasima. Pada tahun 1997 yayasan Nasima mendapat amanah dari yayasan pendidikan Budisiswa untuk melanjutkan pendidikan yang ada, yaitu kelas III sampai dengan kelas VI SD Trijaya dan kelas I sampai dengan kelas III SMP Budisiswa. Adanya perkembangan dan kemajuan pada system pengelolaan pendidikan serta telah banyak memperoleh berbagai penghargaan baik dibidang umum maupun dibidang keagamaan, misalnya saja dalam mengikuti Ujian Nasional pada tahun 1999/2000 mampu masuk dalam peringkat 10 SMP Negeri-Swasta se-kota Semarang, maka pada tanggal
40
41
1 Juli 1999 selesai akuisasi SMP Budisiswa menjadi SMP Nasima, di Jl. Pusponjolo Selatan No. 53 Semarang. Dan pada tahun 1999 pula SMP Nasima Semarang telah meluluskan siswa yang pertama. Pada Mei 2000 SMP Nasima Semarang telah terakreditasi DISAMAKAN.1 Dan pada tanggal 2 Mei 2005 yayasan Nasima mendapat amanah dari yayasan pengelola pendidikan Diponegoro untuk meneruskan pendidikan SMP dan SMA Diponegoro Semarang. Pada waktu ajaran baru tahun 2006/2007, tepatnya pada tanggal 1 Juli 2006 SMP Diponegoro mulai ditutup dan siswanya mutasi ke SMP Nasima Semarang. Sehingga pada tanggal itu pula lokasi SMP Nasima Semarang beralamat di Jl. Trilomba Juang No. 1 kelurahan Mugassari kecamatan Semarang Selatan. Dengan demikian YPI (Yayasan Pendidikan Islam) Nasima telah mengelola KB, TK, SD, SMP Nasima dan SMA Diponegoro. Kemudian pada tanggal 5 Februari 2007 SMP Nasima Semarang telah meraih predikat TERAKREDITASI A dengan nilai 93,15 atau tertinggi dari 48 SMP yang diakreditasi pada periode II tahun 2006/2007.2 b. Letak Geografis SMP Nasima Semarang SMP Nasima Semarang terletak di Jl. Trilomba Juang No. 1, kelurahan Mugassari, kecamatan Semarang Selatan, kota Semarang, propinsi Jawa Tengah, telphon (024) 8316690, faximile (024) 762100, homepage www.nasimaedu.com, E.mail infonasimaedu.com.3 Lokasi SMP Nasima Semarang cukup strategis, karena berada di dekat pusat kota Semarang, di mana letaknya tidak jauh dari lokasi-lokasi umum seperti gedung olah raga, lembaga-lembaga pendidikan terkemuka di kota Semarang, masjid Agung, kantor DPRD kota Semarang, perpustakaan wilayah, rumah sakit, pasar swalayan, hotel, toko buku,
1
Hasil wawancara dengan Bp. Supramono, S.Pd (wakil kepala SMP Nasima Semarang) pada hari Selasa, tanggal 6 Desember 2005. 2 Hasil wawancara dengan Bp. Supramono, S.Pd. (kepala SMP Nasima Semarang), pada hari Rabu, tanggal 27 Juni 2006. 3 Profil SMP Nasima Semarang Tahun 2006/2007.
42
POM bensin dan seterusnya. Lokasi SMP Nasima Semarang sangat mudah dijangkau dari jalan Pandanaran ± 20 meter dan juga dapat dijangkau melalui jalan Pahlawan ± 100 meter. Letak SMP Nasima Semarang satu lokasi dengan SMA Diponegoro Semarang dan dengan masjid Baitul Alim. Selain itu SMP Nasima Semarang juga berdekatan dengan gedung olah raga Trilomba Juang (Mugas) dan Universitas Perbankan Semarang. Untuk lebih jelasnya berikut adalah batasan-batasannya: 1) Sebelah Utara yaitu wilayah yang menghubungkan SMP Nasima berdekatan dengan SMK N 8 dan 4 Semarang, SMA N 1 dan 2 Semarang, gedung DPRD kota Semarang dan seterusnya. 2) Sebelah Timur yaitu kawasan perkantoran, antara lain kantor pengelolaan elektronik kota Semarang, gedung pers Wawasan dan Pemda propinsi jawa Tengah. 3) Sebelah Selatan yaitu kawasan perkotaan yang mana Jl. Pandanaran menghubungkan lokasi SMP Nasima Semarang berdekatan dengan pusat kota Semarang. 4)
Sebelah Barat yaitu kawasan penduduk Tlogo Bayem dan Mugas.4 Secara geografis letak SMP Nasima Semarang berada di daerah
daratan tinggi kota semarang. Dan suhu udara di daerah lokasi sekolah bersuhu panas, namun karena di dalam sekolah terdapat fasilitas yang memadai, sehingga sangat dapat mendukung proses pembelajaran yang berlangsung di SMP Nasima Semarang. Luas tanah keseluruhan SMP Nasima Semarang adalah hak milik atas yayasan yang bersertifikat dan status tanah adalah SHM/HGB. Keseluruhan luas tanah terbagi menjadi bangunan sekolah yang terdiri dari bangunan kelas SMP Nasima Semarang dan kelas SMA Diponegoro Semarang, bangunan masjid Baitul Alim, lapangan olah raga dan seterusnya.
4
Hasil observasi peneliti pada hari Selasa, tanggal 17 April 2007, pukul 08.00 WIB.
43
c. Visi dan Misi SMP Nasima Semarang Visi SMP Nasima Semarang adalah membimbing insan Indonesia yang berilmu dan berahklaqul karimah. Dan misinya adalah sebagai berikut: 1) Menyelenggarakan lembaga pendidikan yang berkualitas, 2) Menciptakan lokomotif-lokomotif baru menuju Indonesia raya dengan membekali siswa: a) Wawasan kebangsaan dan ahklaqul karimah, b) Ilmu pengetahuan yang luas dibidangnya, c) Teknologi informasi dan komunikasi terapan.5 d. Keadaan Guru dan Siswa SMP Nasima Semarang 1) Keadaan Guru Dalam rangka meningkatkan pengelolaan pendidikan yang lebih baik dan berkualitas, maka SMP Nasima Semarang memiliki guru-guru yang profesional. Sehingga target, bahwa seorang guru mendapat tugas dan tanggungjawab yang profesional dan berimbang, mampu dilaksanakan oleh guru secara maksimal. Untuk itu guru-guru pengajar di SMP Nasima Semarang tentunya memiliki latar belakang pendidikan dan keterampilan yang sesuai dengan keahliannya. SMP
Nasima
Semarang
memiliki
tenaga
edukatif
(pendidik) sebanyak 31 orang guru. Dari 31 orang guru tersebut 18 orang guru telah menjadi guru tetap yayasan, 6 orang guru merupakan guru tidak tetap yayasan dan 6 orang guru masih menjadi guru honorer, dan 1 orang guru DPK (Dewan Pertimbangan Kurikulum) Depag (Departemen Agama).6 Bidang studi keagamaan Islam di SMP Nasima Semarang terbagi menjadi tiga tim guru pengajar. Yang pertama adalah bidang studi PAI yang kurikulumnya disesuaikan dengan ketetapan 5 6
Program SMP Nasima Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007. Ratio Jumlah Guru dan Siswa SMP Nasima Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007.
44
dari Dinas Pendidikan, Kedua yaitu bidang studi bahasa Arab dan yang ketiga adalah bidang studi BTA (Baca Tulis Al-Qur`an) atau mengaji. Tim guru pengajar PAI terdiri dari delapan orang guru. Dua orang guru pengajar bidang studi PAI, satu orang guru pengajar bidang studi bahasa Arab, dan lima orang guru pengajar BTA (Baca Tulis Al-Qur`an) 2)
Keadaan Siswa Sesuai dengan kepanjangan Nasima yaitu Nasionalis Agama, maka siswa-siswa SMP Nasima Semarang dibimbing, dilatih dan dididik menuju manusia Indonesia yang berilmu dan berakhlaq mulia. Nasionalis Agama pada diri siswa tercermin dalam sikap dan tingkah laku siswa di sekolah dan di lingkungan rumah (orang tua siswa sekeluarga) serta di masyarakat. Maka dari itu dalam pembentukan tingkah laku siswa, maka dalam pelaksanaan pendidikan diperlukan adanya penegakan pedoman perilaku atau tata tertib. Tujuan diberlakukannya penegakan tata tertib di SMP Nasima Semarang yaitu agar siswa terbiasa hidup secara teratur, produktif, disiplin, dan hidup sesuai dengan etika Islam. Dengan demikian siswa akan dengan mudah meningkatkan prestasinya, baik dalam akademik maupun non akademik. Peningkatan prestasi pada siswa SMP Nasima Semarang dapat dilihat dari keberhasilan siswa kelas IX dalam mengikuti Ujian Nasional yang mampu lulus 98,67% dengan nilai rata-rata di atas delapan. Untuk tahun ajaran 2005/2006 hasil Ujian Nasional siswa kelas IX SMP Nasima Semarang masuk dalam rangking 10 SMP Negeri-Swasta dan peringkat 5 SMP Swasta ditingkat kota Semarang.7 Walaupun adanya pengunduran prestasi namun dari sisi lain siswa-siswi SMP Semarang menjadi kebanggaan, karena telah memperoleh berbagai penghargaan baik dibidang keagamaan maupun dibidang umum.
7
Gambaran SMP Nasima Semarang tentang Prestasi, hlm. 3
45
Menjadi siswa SMP Nasima Semarang merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Tidak semua siswa lulusan SD dapat langsung masuk ke SMP Nasima Semarang, karena ketatnya proses masuk untuk diterima
sebagai
siswa.
Penyeleksian
penerimaan
siswa
baru
dilaksanakan pada akademik saat duduk di bangku SD dengan nilai di atas rata-rata kelas atau minimal sepuluh besar, lulus tes psikologis, intelegensi atau kematangan dan kemampuan dasar pada bidang studi Matematika, bahasa Indonesia dan Agama.8 Adapun jumlah siswa di SMP Nasima Semarang pada tahun ajaran 2007/2008 adalah sebagai berikut : Kelas VII
:
118 siswa
Kelas VIII :
90 siswa
Kelas IX
:
85 siswa
Jumlah
:
293 siswa9
e. Sarana dan Prasarana SMP Nasima Semarang SMP Nasima Semarang memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai untuk memperlancar jalannya pelaksanaan proses pembelajaran yang ada di dalamnya. Sehingga secara tidak langsung dapat mempengaruhi output yang lebih berkualitas. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki SMP Nasima Semarang adalah sebagai berikut : 1) Perpustakaan / (PSB) Pusat Sumber Belajar Untuk mendukung keberhasilan dalam proses pembelajaran, maka SMP Nasima Semarang memiliki perpustakaan. Selain di ruang kelas dan laboratorium, pelaksanaan proses pembelajaran di SMP Nasima Semarang juga dilaksanakan di perpustakaan. Adapun bidang studi yang pelaksanaan pembelajarannya kadangkala dilaksanakan di dalam perpustakaan, yaitu bidang studi bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Ekonomi dan Sejarah.10 Perpustakaan merupakan sarana 8
Hasil wawancara dengan Bp. Supramono, S.Pd, pada hari Rabu, tanggal 27 Juni 2006. Keadaan Siswa SMP Nasima Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007. 10 Hasil wawancara dengan Ibu Nurlaela Fitriawati, A.Md, (Pustakawan) pada hari Jum`at, tanggal 5 Januari 2007. 9
46
pendukung dalam proses pembelajaran, karena di dalam perpustakaan terdapat berbagai macam sumber ilmu yaitu buku. Berikut adalah datadata perpustakaan SMP Nasima Semarang : a) Ruang dan Perlengkapan 1) Luas perpustakaan / ruang .........................: 8 x 4 m2 2) Komputer ................................................: 1
set
3) TV ...........................................................: 1
buah
4) VCD ........................................................: 1
buah
5) Rak display majalah ................................: 2
buah
6) Rak surat kabar ........................................: 1
buah
7) Rak buku .................................................: 5
buah
8) Rak buku referensi ..................................: 1
buah
9) Rak TV.....................................................: 1
buah
10) Lemari ATK ............................................: 1
buah
11) Kotak kartu ..............................................: 1
buah
12) Meja baca ................................................: 2
buah
13) Meja komputer ........................................: 1
buah
14) Meja kerja tugas ......................................: 1
buah
15) Kursi kerja tugas .....................................: 2
buah
16) Tikar ........................................................: 1 ruang 17) Lambang Garuda Pancasila .....................: 1
buah
18) Gambar Presiden dan Wakil Presiden .....: 1
buah
19) Papan pajangan .......................................: 1
buah
20) Bola Dunia (Globe) .................................: 2
buah
21) Map (Peta) dinding ..................................: 4
buah
22) Kipas angin gantung ................................: 1
buah
23) Locker sepatu ..........................................: 1
buah
24) Alat kebersihan .......................................: lengkap11
11
Hasil observasi peneliti tentang keadaan perpustakaan SMP Nasima Semarang, pada hari Jum’at, tanggal 5 Januari 2007.
47
b) Koleksi 1) Jumlah buku keseluruhan 4337 buku (eks) dan 1617 judul. 2) Buku penunjang perpustakaan a. Buku bacaan fiksi 1037 buku (eks) dan 929 judul, b. Buku bacaan non fiksi dan lain-lain 3900 buku (eks) dan 688 judul. 3) Koleksi jenis lain terdiri atas a. Majalah langganan (Anida, Hidayah, MQ, Trubus, Muslimah, Lentera Gerbang, Chip, Hello dan Jaya Baya). b. Surat kabar harian (Kompas, Suara Merdeka dan Inspirasi).12 2) Ruang Kelas Bangunan sekolah di SMP Nasima Semarang terdiri dari tiga lantai. Di lantai dasar (pertama) terdapat ruang kepala sekolah, ruangan guru, ruang administrasi, dan kelas IX A, B, C, dan D. Di lantai tengah (dua) terdapat ruangan Audio Visual, laboratorium sains (FisikaElektro), laboratorium sains (Biologi-Kimia), dan ruang kelas X, IX, XII. Dan di lantai atas (tiga) terdapat ruangan laboratorium komputer, laboratorium bahasa dan ruang kelas VII A, B, dan C serta ruang kelas VIII A, B, dan C. Jumlah ruang kelas di SMP Nasima Semarang ada sepuluh kelas, masing-masing terdiri dari kelas VII sebanyak tiga kelas, kelas VIII sebanyak tiga kelas dan kelas IX sebanyak empat kelas dan tiap kelas terdapat satu rombongan belajar. Untuk memperlancar jalannya proses pembelajaran, maka setiap kelas di SMP Nasima Semarang di dalamnya memiliki sarana penunjang yang berupa kelengkapan kelas, yaitu sebagai berikut : a) Papan nama / tulisan tangan suatu kota dari kelas dalam bahasa Inggris di atas pintu. b) Hiasan pintu kelas berupa bentuk atau gambar 2 atau 3 dimensi kota c) Prasarana kelas yaitu : meja kursi individual, meja kursi guru, papan tulis, papan info / agenda, papan pajangan karya, papan rutinitas 12
Daftar buku referensi perpustakaan SMP Nasima Semarang tahun pelajaran 2006/2007.
48
Nasima, papan informasi potensi kota, locker perlengkapan siswa, jam dinding. d) Simbol-simbol kesetiaan negara antara lain : bendera Merah Putih, Garuda Pancasila, Presiden, Wakil Presiden, teks Sumpah Pemuda, gambar pahlawan dari kota. e) Simbol-simbol keagamaan : kaligrafi Allah, Muhammad dan petikan ayat suci / hadist. f) Administrasi kelas yaitu : order setiap siswa, file box berisi buku pribadi semua siswa, order / file box administrasi kelas berisi data dan alamat siswa, jadwal, jurnal kelas, daftar prestasi, panduan rutinitas. g) Lain-lain : kotak infak Jum’at, alat kebersihan, tempat alat tulis.13 3) Ruang Pendukung Belajar Selain di dalam ruang kelas siswa juga dapat belajar di ruang pendukung belajar. Dengan adanya atau tersedianya ruang pendukung pembelajaran, siswa akan dengan mudah memperoleh informasi ilmu pengetahuan yang sedang dipelajarinya, karena di ruang tersebut telah media belajar yang dibutuhkan atau media apa yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Sehingga para guru bidang studi yang akan menggunakan media belajar akan dengan mudah menyampaikan pelajaran melalui media belajar yang ada dalam ruang pendukung belajar dan tentunya guru yang bersangkutan tidak akan kesulitan membawa berbagai media belajar yang digunakan ke dalam ruang kelas. Adapun ruang pendukung belajar yang dimaksud adalah sebagai berikut: a) Ruang laboratorium sains (Fisika-Elektro) b) Ruang laboratorium sains (Biologi-Kimia) c) Ruang laboratorium Teknologi Informasi d) Ruang multimedia e) Ruang laboratorium bahasa 13
Sketsa Program SMP Nasima Semarang 2006/2007 tentang Panduan Penataan Ruang Kelas Kreatif Nasima Semarang.
49
f) Ruang studio musik g) Ruang seni rupa h) Lapangan olah raga.14 Adanya fasilitas atau sarana atau sumber daya yang memadai dapat mempermudah pelaksanaan pembelajaran. Bagi guru, sumber daya yang tersedia dalam pembelajaran tentunya akan memudahkan dalam menerapkan strategi dan metode pembelajaran yang baik. Tersedianya sumber daya belajar bermanfaat untuk guru dalam mengelola segala tugas guru secara efektif dan efisien.
2. Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Kurikulum Pendidikan Agama Islam di SMP Nasima Semarang Sebagaimana yang telah penulis jelaskan pada bab II dari penelitian ini, bahwa manajemen kurikulum merupakan suatu usaha yang melibatkan proses perencanaan dan pengaturan dengan menciptakan lingkungan yang efektif agar isi dan bahan pelajaran yang digunakan sebagai bahan pegangan dapat melancarkan proses pembelajaran di bawah bimbingan dan tanggungjawab sekolah beserta staf pengajarnya. Apabila dihubungkan dengan PAI, berarti pelaksanaan kegiatan manajemen kurikulum PAI pelaksanaan kegiatannya lebih menitik beratkan pada usaha-usaha pembinaan
situasi
pembelajaran
PAI
di
sekolah
agar
terjamin
kelancarannya. Kegiatan-kegiatan dalam manajemen kurikulum sendiri mencakup : kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru, dengan ini berarti kegiatannya dikhususkan pada tugas guru PAI, dan kegiatan yang berhubungan dengan proses pelaksanaan pembelajaran yang tentunya berkaitan dengan PAI. Adapun mekanisme pelaksanaan manajemen kurikulum PAI di SMP Nasima Semarang adalah sebagai berikut :
14
Keadaan Ruang SMP Nasima Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007.
50
a. Kegiatan yang Berhubungan dengan Tugas Guru PAI Yang perlu diadakan dalam pelaksanaan kegiatan manajemen kurikulum PAI yang berhubungan dengan tugas guru PAI, meliputi : 1) Pembagian Tugas Mengajar Pembagian tugas mengajar di SMP Nasima Semarang dibicarakan atau dilaksanakan dalam rapat guru sebelum ajaran baru. Dengan adanya pembagian tugas mengajar, diharapkan hasil pembelajaran yang telah direncanakan bisa optimal. Dalam meningkatkan hasil pembelajaran, maka yayasan Nasima Semarang menetapkan bahwa seorang guru, khususnya guru SMP Nasima Semarang harus menguasai standar kompetensi, dasar kompetensi, indikator dan esensi materi. Selain itu guru di SMP Nasima Semarang juga harus memperhatikan dimana ia harus mengajar baik secara materi maupun psikologisnya harus lebih matang. Maksudnya bahwa guru mengajar di SMP Nasima Semarang disesuaikan dengan bidang keahlian yang dimilikinya.15 Seperti halnya dengan guru pengajar bidang studi PAI, yayasan Nasima Semarang menempatkan beberapa orang guru pengajar yang memiliki latar belakang PAI yaitu memiliki sertifikasi keguruan PAI. Di SMP Nasima Semarang, untuk bidang studi agama Islam terdapat pembentukan tim guru yang terbagi menjadi guru pengajar bidang studi PAI, yang kurikulumnya menurut ketentuan dari dinas pendidikan, guru pengajar bidang studi bahasa Arab dan guru pengajar baca tulis Al-Qur’an (mengaji). Untuk guru bidang studi PAI harus benar-benar mengetahui tentang ruang lingkup dan isi bahan atau materi PAI karena di SMP Nasima Semarang bidang studi PAI terintegrasi dari materi fiqih, tarihg, aqidah dan akhlaq. Sedangkan guru bidang studi bahasa Arab merupakan lulusan dari pendidikan bahasa Arab dan setidaknya guru bidang studi bahasa Arab adalah orang yang ahli dalam bidang bahasa Arab. Dan untuk 15
Hasil wawancara dengan Bp. Supramono, S.Pd, pada hari Rabu, tanggal 27 Juni 2006.
51
guru baca tulis Al-Qur’an (mengaji) merupakan hafizh yang handal. Bidang studi bahasa Arab dan baca tulisan Al-Qur’an merupakan pembelajaran intra kurikuler khusus Nasima. Jadi para pengajarnya benar-benar ahli dalam bidangnya. Adapun jumlah guru pengajar agama islam di SMP Nasima keseluruhannya ada delapan orang. Berikut adalah pembagian tugasnya : a) H.M. Arifin, S.Ag. mengajar PAI kelas VII, VIII dan IX, b) Murtadho, S.Ag mengajar BTA kelas VII, VIII dan IX, c) Drs. Mursid, M.Ag. mengajar BTA kelas VII, VII dan IX, d) Sis Dalmini, S.Ag mengajar PAI kelas VII, VIII dan IX, e) Naifah S.Ag. mengajar bahasa Arab kelas VII, VIII dan IX, f) Mansyur, AH mengajar BTA kelas VII, dan IX, g) Nur Ismah, AH mengajar BTA kelas VII, VIII dan IX, h) Endang Listiyani, S.Ag. mengajar kelas VII, VIII dan IX. Dalam pembagian tugas mengajar perlu memperhatikan adanya pembagian beban tugas guru dalam mengajar. Untuk bidang studi PAI maupun bahasa Arab dan mengaji penempatan mengajarnya pada kelas VII, VIII dan IX masing-masing dengan jumlah jam mengajar adalah 20 jam dalam lima hari.16 Menjadi guru pengajar di SMP Nasima Semarang, pengalaman tidak diutamakan yang penting bahwa seorang guru harus lulus uji kompetensi baik pedagogik, akademik, teori-teori pendidikan psikologi dan inovasi-inovasi yang lebih penting serta bisa mengaji (membaca ayat-ayat al-Qur’an). Faktor penting yang lain dari pembagian tugas guru adalah sistem formasi guru atau susunan jatah mengajar. Di SMP Nasima Semarang formasi guru diadakan setiap satu tahun dan sistemnya sendiri disesuaikan dengan bidang studi tiap perjamnya.17 Dengan adanya formasi guru, maka akan menambah
16 17
Data Pembagian Tugas Staf SMP Nasima Semarang tahun 2006/2007. Hasil wawancara dengan Bp. Supramono, S.Pd, pada hari Rabu, tanggal 27 Juni 2006.
52
pengalaman bagi guru dalam menerapkan metode, strategi dan pendekatan pembelajaran. 2) Pembagian Tugas Dan Tanggungjawab Ekstra kurikuler SMP Naima Semarang adalah lembaga pendidikan yang bernuansa mempersiapkan siswanya menjadi insan yang berilmu, terampil, cerdas dan berakhlak mulia. Melalui pendidikan intra dan ekstra kurikuler siswa akan diberi pengalaman-pengalaman untuk dapat meraih prestasi. Pendidikan intra kurikuler mencakup seperangkat mata pelajaran yang wajib diambil atau ditempuh di dalam jam pelajaran. Kegiatan ekstra kurikuler mencakup semua kegiatan yang dapat menunjang dan mendukung kegiatan intra kurikuler
untuk
memperluas
wawasan
dan
kemampuan,
meningkatkan pengetahuan yang telah dipelajari dari berbagai bidang studi. Di SMP Nasima Semarang yang bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler adalah kepala sekolah. Dalam bidang kesiswaan kepala sekolah bertugas merevisi dan mengoptimalkan kegiatan ekstra kurikuler yang berkualitas. Dan yang bertugas mengkoordinasi penyusunan administrasi dan mengkoordinasi pelaksanaan serta pencapaian target kegiatan ekstra kurikuler adalah koordinator ekstra kurikuler di bawah perintah ketua
bidang
kesiswaan.
Sedangkan
yang
bertugas
mengkoordinasikan kegiatan ekstra kurikuler secara langsung kepada siswa adalah pembina kegiatan. Tugas pembina adalah melaksanakan pengontrolan, mengatur jadwal, menyelenggarakan administrasi, memeriksa absensi dan sebagai pengukur antar pelatih dan sekolah. Kegiatan ekstra kurikuler di SMP Nasima Semarang terbagi menjadi tiga jenis ekstra kurikuler yaitu : ekstra kurikuler wajib, khusus dan pilihan. Ekstra kurikuler wajib di SMP Nasima Semarang yaitu Pramuka. Ekstra kurikuler khusus yaitu PMR, peneliti Remaja, Pecinta Alam, Presenter, Konselor Sebaya dan
53
Paskibra. Dan ekstra kurikuler pilihan kegiatannya meliputi bidang olah raga dan bidang seni. Ekstra kurikuler bidang olah raga antara lain : pencak silat, bulutangkis, sepak bola, bola volley dan basket. Dan ekstra kurikuler bidang seni antara lain : seni lukis, tari, vokal, musik, drama, presenter, senematografi dan baca tulis al-Qur’an (tilawah).18 Kaitannya dengan PAI ekstra kurikuler yang ada di SMP Nasima Semarang adalah baca tulis al-Qur’an (tilawah). Ekstra kurikuler tilawah merupakan kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan siswa dalam bidang seni baca tulis alQur’an sehingga menjadi siswa yang berprestasi melalui bakat dan minatnya. Untuk memperlancar dan mengefektifkan serta mencapai tujuan dalam belajar tilawah (baca tulis al-Qur’an) maka perlu adanya pemilihan pelatih yang profesional. Yang menjadi pelatih dalam kegiatan ekstra kurikuler tilawah adalah seorang hafizh. Dengan demikian siswa-siswi yang memiliki bakat, potensi dan minat bertilawah dapat dibimbing dan diarahkan agar lebih berkompeten yang pada akhirnya akan menjadi kebanggaan baik di sekolah, keluarga, masyarakat dan lingkungan agama. Hal ini dibuktikan dengan diikutsertakannya para siswa yang mengikuti ekstra kurikuler tilawah dalam pelaksanaan peringatan keagamaan di sekolah bahkan untuk mewakili sekolah dalam perlombaan MTQ (Musabaqoh Tilawatil Qur’an) tingkat SMP se-kota Semarang. Pada tahun 2004 siswa yang mengikuti ekstra kurikuler tilawah telah mewakili SMP Nasima Semarang dalam mengikuti MTQ tingkat SMP/MTs kota Semarang dan telah memperoleh juara I dan juara harapan I lomba tartil Qur’an se-kota Semarang. Karena telah banyak memperoleh penghargaan dibidang keagamaan dan banyaknya manfaat dari mengikuti kegiatan ekstra kurikuler tilawah yang salah satunya yaitu bisa membaca dan 18
Gambaran SMP Nasima Semarang tentang Ekstra Kurikuler, hlm. 10.
54
menulis ayat-ayat al-Qur’an maka hal ini dapat dijadikan pemicu atau memotivasi agar siswa mengikuti kegiatan ekstra kurikuler tilawah (baca tulis al-Al-Qur'an ).19 3) Koordinasi Penyusunan Rencana Pembelajaran Kegiatan
pembelajaran
perlu
diciptakan,
yang
memungkinkan siswa dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Untuk itu penggunaan variasi strategi pembelajaran sangat ditekankan. Strategi pembelajaran merupakan salah satu aspek dari perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran merupakan suatu alat yang dapat membantu seorang guru untuk lebih menjadi efektif dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Perencanaan pembelajaran sebagai unsur dan langkah pertama dalam fungsi pengelolaan
pembelajaran.
Dengan
adanya
perencanaan
pembelajaran peningkatan kualitas pembelajaran dapat dikontrol secara seksama. Membuat rencana mengajar merupakan
tugas guru yang
paling utama. Seorang guru dapat mengembangkan rencana pembelajaran dalam berbagai bentuk sesuai dengan strategi pembelajaran dan penilaian yang akan dilakukan.
20
Sebagai
perencana pembelajaran, di SMP Nasima Semarang guru bidang studi PAI dapat mendiagnosa kebutuhan siswa sebagai subyek belajar, merumuskan tujuan pembelajaran dan menetapkan strategi pembelajaran yang ditempuh untuk merealisasikan tujuan yang telah dirumuskan. Rencana pelaksanaan pembelajaran dalam KTSP dapat didefinisikan sebagai rencana pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas. Perencanaan pembelajaran bidang studi PAI di SMP Nasima 19
Hasil wawancara dengan Bp. M. Arifin, S.Ag, (guru PAI SMP Nasima Semarang) pada hari Jum’at, tanggal 2 Februari 2007. 20 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006), cet. II, hlm 90.
55
Semarang sekurang-kurangnya memuat tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar. Sumber pokok dalam pembelajaran adalah penyusunan rencana pembelajaran adalah silabus. Silabus sendiri merupakan garis besar, ringkasan, ikhtisar, pokok-pokok isi atau materi pelajaran. Berdasarkan silabus tersebut guru bidang studi PAI dapat menjabarkannya ke dalam rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran diturunkan dari silabus yang telah disusun dan bersifat aplikatif di kelas. Silabus sendiri merupakan penjelasan dari standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran
kegiatan
pembelajaran,
indikator,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.21 Dengan ini guru bidang studi PAI diberi kewenangan secara leluasa untuk menganalisis silabus yang telah diturunkan sekolah. Selain itu, guru bidang studi PAI di SMP Nasima Semarang diberi hak penuh untuk mengembangkan dan menjabarkan silabus menjadi persiapan mengajar.
Dalam
mengimplementasikan
silabus
yang
telah
direncanakan, guru bidang studi PAI selalu mengembangkannya dengan
:
menjabarkan
melaksanakannya
dalam
dalam
pelaksanaan
pembelajaran,
pembelajaran,
mengevaluasi
atau
menindaklanjuti, kemudian di kaji dan di kembangkan secara lanjut dengan memperhatikan masukan hasil evaluasi hasil belajar, evaluasi proses dan evaluasi rencana pembelajaran. Setelah silabus tersusun, maka langkah yang dikerjakan oleh guru bidang studi PAI di SMP Nasima Semarang selanjutnya adalah menyusun rencana pembelajaran. Kemudian rencana pembelajaran yang telah tersusun diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan rencana pembelajaran tersebut diharapkan pelaksanaan pembelajaran dapat terprogram.
21
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), cet. II, hml 22.
56
b. Kegiatan yang Berhubungan dengan Proses Pelaksanaan Pembelajaran Dalam pembelajaran, yang mengkondisikan lingkungan belajar yang efektif adalah tugas seorang guru. Pelaksanaan proses pembelajaran menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif. Dan proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila inputnya merata menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi yang sesuai dengan kebutuhan, perkembangan masyarakat dan pembangunan. Pelaksanaan
pembelajaran
merupakan
kegiatan
manajemen
kurikulum. Di dalam proses pelaksanaannya, kegiatan manajemen kurikulum mengandung
usaha
pembinaan
terhadap
peningkatan
kualitas
dan
keberhasilan siswa. Sedangkan kegiatan yang berhubungan dengan proses pelaksanaan pembelajaran bidang studi pendidikan agama Islam meliputi : 1) Penyusunan Jadwal Pelajaran Jadwal kegiatan pembelajaran merupakan sebuah daftar yang berisi tentang kegiatan-kegiatan pembelajaran yang harus diikuti oleh siswa, waktu dan tempat pelaksanaan serta guru yang bertugas sebagai pengelola. Di SMP Nasima Semarang yang bertugas menyusun jadwal pelajaran adalah kepala sekolah dibantu oleh wakil kepala sekolah dan bidang kurikulum, penyusunan jadwal pelajaran dilaksanakan sebelum hari masuk sekolah. Dalam penyusunan jadwal pelajaran yang perlu diperhatikan dalam langkah pelaksanaannya yaitu : a) Pembagian jam yang tepat antara guru tetap dan guru tidak tetap. b) Pemecahan jam pelajaran yang dirasa berat secara tepat. c) Pembagian mengajar setiap hari yang proporsional untuk setiap guru.22 Dengan memperhatikan langkah pelaksanaannya, maka jadwal dapat tersusun secara rapi. Hal ini dapat dilihat keberhasilan siswa dalam belajar setiap harinya. Yang berat akan mempermudah siswa dalam pengembangan domain belajarnya.
22
Program Tahunan SMP Nasima Semarang tahun 2006/2007.
57
Untuk penempatan jadwal bidang studi PAI, baik untuk kelas VII, VIII dan IX waktunya disesuaikan dengan beban belajarnya yaitu 2 jam pelajaran tiap minggunya. Dalam satu minggunya siswa memperoleh pelajaran PAI hanya 40 menit, berarti siswa belajar bidang studi PAI hanya 80 menit tiap minggunya. Penyampaian bahan/materi/isi pelajaran dengan waktu 80 menit atau dua jam pelajaran sebenarnya relatif kurang kondusif. Disebabkan karena bahan/isi/materi PAI cukup banyak. Namun bagi guru bidang studi PAI di SMP Nasima Semarang waktu 2 jam pelajaran yang relatif sedikit, tidaklah menjadi kendala dalam menyampaikan materi. Karena guru bidang studi PAI di SMP Nasima Semarang mempunyai strategi pembelajaran, yang mana merupakan cara pandang dan pola pikir guru dalam mengajar. Selain itu juga karena siswa mendapat PAI tidak hanya di dalam kelas saja, tetapi di luar kelas pun siswa memperoleh PAI yaitu dengan membiasakan melaksanakan rutinitas harian di sekolah dan di luar sekolah. Dengan demikian hasil dari belajar bidang studi PAI tidak dititik beratkan pada tujuan akhir namun pada proses pengembangan belajar siswa. 2) Penyusunan Program Pembelajaran Dalam garis besar implementasi KTSP mencakup pengembangan Program Tahunan (Prota) dan Program Semester (Prosem). Sebelum tahun ajaran baru guru bidang studi PAI telah mempersiapkan dan mengembangkan program tahunan, karena telah diketahui bahwa program tahunan merupakan pedoman untuk pengembangan program semester dan program-program selanjutnya. Program tahunan dan program semester bidang studi PAI merupakan rencana umum pembelajaran setelah diketahui kepastian jumlah jam pelajaran efektif dalam satu tahun atau semester. Untuk kelas VII semester ganjil dalam belajar materi/isi/bahan PAI alokasi waktu yang digunakan yaitu 36 jam pelajaran dan untuk semester genapnya adalah 30 jam pelajaran. Berarti alokasi waktu dalam satu tahun yang dibutuhkan adalah 66 jam pelajaran. Dan untuk kelas VIII alokasi waktu
58
yang digunakan dalam semester ganjil membutuhkan waktu 32 jam pelajaran dan pada semester genapnya yaitu 32 jam pelajaran. Jadi untuk kelas VIII alokasi waktu dalam satu tahun berjumlah 64 jam pelajaran. Sedangkan untuk kelas IX alokasi waktu yang digunakan untuk belajar PAI dalam semester ganjil adalah 34 jam pelajaran dan untuk semester genap alokasi waktu yang dibutuhkan berjumlah 24 jam pelajaran. Sehingga alokasi waktu yang digunakan dalam satu tahun adalah berjumlah 58 jam pelajaran.23 Program pembelajaran yang disusun oleh guru bidang studi PAI di SMP Nasima Semarang benar-benar telah menyesuaikan alokasi waktu yang berlaku di sekolah. Setelah program pembelajaran tersusun lengkap maka guru menyerahkan dan melaporkan program pembelajaran kepada kepala sekolah. Dimaksudkan agar kepala sekolah melaksanakan pemeriksaan terhadap
program
tersebut
yang
merupakan
penunjang
proses
pembelajaran. Dengan program yang matang dan teliti serta dapat diharapkan proses pembelajaran akan mencapai tujuan dan hasil pembelajaran yang lebih baik. 3) Pengisian Daftar Kemajuan Kelas. Daftar kemajuan kelas disebut juga sebagai buku jurnal. Di SMP Nasima Semarang yang bertugas dan berkewajiban mengisi daftar kemajuan kelas secara lengkap adalah wali kelas. Sedangkan guru pengajar termasuk guru bidang studi PAI adalah membuat agenda guru dan catatan tentang kemajuan dan kesulitan belajar siswa pada waktu menyampaikan materi/pelajaran. Dengan pengisian daftar kemajuan kelas maka dapat diketahui sejauh mana kemajuan belajar siswa dalam kelas tersebut. Jurnal kelas atau daftar kemajuan kelas di SMP Nasima Semarang memiliki format berupa tabel-tabel yang terdiri dari kolom dan baris. Kolom pertama yaitu Hari/Tanggal, kolom ke dua Mata Pelajaran, kolom 23
Perangkat Pengajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas VII, VIII, dan IX tahun pelajaran 2005-2006.
59
ke tiga Nama Guru Pengampu, kolom ke empat Materi yang Disampaikan, kolom ke lima Absensi yang menunjukkan sebab siswa tidak mengikuti pelajaran dengan keterangan sakit, ijin dan alpa, kolom ke enam Jumlah Siswa yang hadir atau yang mengikuti pelajaran, kolom ke tujuh yaitu Tanda Tangan Guru Pengampu yang dapat membuktikan bahwa guru tersebut telah melaksanakan pembelajaran dan kolom ke delapan Keterangan,24 yang bisa diisi hasil dari proses pembelajaran atau bisa yang lain disesuaikan dengan alternatif masing-masing guru pengajar. Secara tidak langsung daftar kemajuan kelas atau buku kelas dapat dijadikan
sebagai
pengawasan
bagaimana
proses
pelaksanaan
pembelajaran pada tiap-tiap kelas. Dengan pengisian daftar kemajuan kelas setiap guru dapat mengidentifikasi jalannya pembelajaran di kelas tertentu. Dan akan memudahkan bagi guru pengganti apabila guru pengampu pelajaran di suatu kelas berhalangan datang. Dengan demikian guru pengganti akan lebih mudah dalam mengisi pelajaran yang digantikannya. Dengan melihat daftar kemajuan kelas guru pengganti bisa melanjutkan pelajaran yang telah disampaikan oleh guru pengampu atau mengulang materi sebelumnya. Selain itu buku kemajuan kelas dapat membantu wali kelas dalam mengawasi keadaan kelasnya pada waktu itu, berapa jumlah siswa yang tidak mengikuti pelajaran. Dan setiap bulannya wali kelas harus melaporkan buku kemajuan kelas kepada kepala sekolah. Setelah dilaporkan buku kemajuan kelas akan diperiksa dan ditindaklanjuti oleh kepala sekolah. 4) Penyelenggaraan Evaluasi Hasil Belajar Pada dasarnya hasil evaluasi belajar adalah proses tindakan untuk menentukan nilai terhadap hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Penyelenggaraan hasil evaluasi belajar di SMP Nasima Semarang telah ditetapkan dalam program tahunan SMP. Pelaksanaan 24
Hasil wawancara dengan Bp. Supramono, S.Pd, pada hari Senin, tanggal 11 Juni 2007.
60
evaluasi hasil belajar di SMP Nasima Semarang juga telah terprogram dalam kalender sekolah dan disesuaikan dengan kalender pendidikan dari dinas pendidikan (pemerintah). Tahun ajaran 2007/2008 jadwal evaluasi yang tersusun dalam kalender pendidikan SMP Nasima Semarang yaitu : a) Ulangan Harian Terprogram, setiap guru bidang
studi diberi
keleluasaan untuk menentukan bahan ujian dan waktu pelaksanaan evaluasi sesuai dengan rencana pembelajaran. b) Evaluasi Tengah Semester I, dilaksanakan bulan September 2007. c) Evaluasi Tengah Semester II, dilaksanakan bulan Maret dan April 2008. d) Evaluasi Akhir Semester I, dilaksanakan bulan Desember 2007 dan Januari 2008. e) Evaluasi Akhir Semester II, dilaksanakan bulan Juni 2008. f) Ujian Nasional, dilaksanakan bulan April 2008. g) Ujian Sekolah Praktek, dilaksanakan bulan April dan Mei. h) Ujian Sekolah Tertulis, dilaksanakan bulan Mei.25 Dengan dimasukkannya jadwal evaluasi ke dalam kalender pendidikan, dihapkan pelaksanaan evaluasi hasil belajar lebih efektif dan kondusif, sehingga hasil akhirnya akan lebih optimal. Evaluasi hasil belajar yang telah terprogram dalam kalender sekolah tersebut bahan uji dan waktu yang digunakan telah ditentukan oleh sekolah (yayasan), kecuali ujian Nasional, ujian Sekolah Praktek, dan ujian Sekolah Tertulis. Evaluasi hasil belajar tersebut dijadikan pertimbangan utama dalam penentuan keberhasilan siswa, sedangkan dari dinas pendidikan hanya sebagai pembanding dan tidak dijadikan dasar penentuan keberhasilan siswa. Pelaksanaan Evaluasi Akhir Semester atau ulangan Blok di SMP Nasima Semarang dilaksanakan secara mandiri, kecuali pelajaran bahasa Indonesia, bahasa Inggris, matematika, sains, ilmu sosial ditambah uji/soal dari MGMP kota sebagai bahan pertimbangan prestasi akademik se kota Semarang. 25
Kalender Pendidikan SMP Islam Nasima Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007.
61
Untuk ulangan harian terprogram setiap guru bidang studi termasuk guru bidang studi PAI diberi keleluasaan untuk mengelola dan mengatur proses pelaksanaan evaluasi. Dalam satu semester guru bidang studi PAI mengadakan evaluasi harian terprogram sebanyak empat kali yang mana merupakan bahan pembinaan guru dan siswa secara rutin. Bentuk soal evaluasi harian terprogram dibuat tertulis dalam format bebas tetapi terstruktur. Untuk mengevaluasi keberhasilan dan kegagalan siswa, dalam evaluasi guru bidang studi PAI harus menciptakan seperangkat evaluasi yang efektif, efisien, relevan, valid dan reliable agar proses dan hasil yang dicapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Proses pelaksanaan evaluasi bidang studi PAI, baik evaluasi harian maupun evaluasi semesteran terlaksana dengan hitmad dan kondusif. Selain karena adanya pengawasan langsung dari guru, jaga karena siswa-siswi SMP Nasima Semarang selalu mencerminkan rutinitas harian yang islami.Yaitu siswa selalu bersikap jujur, adil dan sungguh-sungguh serta tidak adanya kerja sama antara siswa lain dalam menjawab atau menyelesaiakan ulangan atau evaluasi.26 Seperti pendapat yang disampaikan oleh Bp. H. Arifin, S.Ag, (guru bidang studi PAI SMP Nasima Semarang) bahwa evaluasi bidang studi PAI merupakan suatu proses pengumpulan, pelaporan dan penggunaan informasi tentang perkembangan suatu proses dan hasil belajar intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian siswa.27 Di sini berarti bahwa di SMP Nasima Semarang evaluasi bidang studi PAI lebih menitik beratkan pada evaluasi proses, bukan nilai akhir. Untuk memperoleh hasil evaluasi yang baik dan berkualitas maka evaluasi harus dilakukan secara sistematis, lugas, transparan, komunikatif dan berkesinambungan.
26 27
Hasil obsevasi peneliti pada hari Rabu, tanggal 6 Juni 2007. Hasil wawancara dengan Bp. M. Arifin, pada hari Rabu, tanggal 14 maret 2007.
62
5) Laporan Hasil Evaluasi Belajar Tujuan utama evaluasi hasil belajar adalah untuk mengetahui pencapaian kompetensi dasar yang dikuasai oleh siswa dalam pembelajaran. Secara umum evaluasi hasil belajar adalah proses sistematis pengumpulan informasi (angka deskripsi verbal, analisis atau interpretasi informasi) untuk memberikan keputusan hasil belajar siswa.28 Pengumpulan informasi hasil evaluasi dapat dilakukan dengan tes maupun non tes. Setelah evaluasi terlaksana, maka guru akan mendapat sejumlah kumpulan data atau informasi. Guru bidang studi PAI di SMP Nasima Semarang dapat mengolah data ataupun informasi hasil evaluasi yang mana menunjukkan sejumlah skor standar dan nilai bagi setiap siswa. Dan pengolahan nilai didasarkan pada nilai rata-rata evaluasi harian terprogram, evaluasi tengah semester, evaluasi akhir semester atau ulangan blok. Di SMP Nasima Semarang untuk ulangan atau evaluasi setiap bidang studi yang disusun sekolah (intern) diberi bobot 2, sedangkan yang dari luar diberi bobot 1.29 Setelah pengolahan data dilakukan langkah berikutnya yaitu mengadakan penafsiran terhadap evaluasi. Dari pengolahan dan penafsiran hasil evaluasi maka tahap akhir dari prosedur hasil evaluasi adalah penyusunan dan pembuatan laporan dan penggunaan hasil evaluasi.30 Pelaporan hasil evaluasi akan memberikan umpan balik (feed back) kepada siswa maupun guru atau sekolah dan orang tua baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan adanya laporan hasil evaluasi akan diperoleh gambaran tentang keunggulan dan kelemahan belajar siswa dalam berbagai bidang studi yang berbentuk nilai-nilai prestasi yang dicapai. 28
Mansur Muslich, KTSP Dasar Pemahaman Dan Pengembangan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007), cet. I, hlm. 78. 29 Penjabaran Program Kerja Bidang Pengajaran SMP Nasima Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007. 30 Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Asdi Mahasatya, 2006), cet. II, hlm. 218-219.
63
Laporan hasil evaluasi mencakup ranah kognitif, psikomotor dan afektif. Pelaporan hasil evaluasi ranah kognitif dan psikomotor diperoleh dari sistem evaluasi dengan tuntunan kompetensi dasar.
Dan dapat
berupa nilai angka maupun deskripsi kualitatif dan kompetensi. Di SMP Nasima Semarang nilai angka deskripsi kuantitatif bidang studi PAI dapat diberikan dalam bentuk nilai atau Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Untuk kelas VII, VIII dan IX, baik dari segi penguasaan konsep nilai-nilai maupun penerapan bernilai 70. Sedangkan pelaporan hasil evaluasi ranah afektif bermanfaat untuk mengetahui sikap dan minat terhadap pembelajaran bidang studi PAI yang berorientasi pada perilaku siswa sehari-hari sebagai pengamalan nilai-nilai agama. Laporan hasil belajar siswa digunakan untuk memotivasi siswa dan untuk perbaikan serta peningkatan kualitas pembelajaran. Laporan yang dibuat guru untuk pihak sekolah tidak hanya dalam bentuk angka, tetapi juga dalam bentuk deskripsi. Dan hasil belajar dilaporkan kepada siswa dan orang tua berisi catatan prestasi belajar siswa dan kekuatan dan kelemahan minat siswa dalam memahami bidang studi PAI. Sedangkan laporan belajar siswa untuk masyarakat berkaitan dengan jumlah lulusan sekolah. 6) Kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK) Penyelenggaraan BK di sekolah merupakan bagian integral dari upaya pendidikan di Indonesia yang mengacu pada aspirasi dan cita-cita bangsa dan berbagi aturan dan pedoman pendidikan. BK ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa melalui berbagai pelayanan pada siswa dalam mengembangkan pribadi dan potensi seoptimal mungkin.31 Di SMP Nasima Semarang, kegiatan BK merupakan pelayanan fungsional yang bersifat profesional dengan dasar keilmuan dan teknologi. Untuk melancarkan pelaksanaan kegiatan BK, maka setiap guru bidang studi
31
Prayitno, Panduan Kegiatan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta : Asdi Mahasatya, 2001), cet. I, hlm. 1.
64
termasuk guru bidang studi PAI perlu terus menerus dibina sejalan dengan ilmu dan teknologi. Kegiatan BK merupakan pelayanan psiko-pedagogis dalam bingkai budaya Indonesia religius. Dilihat dari bingkai religius kegiatan BK mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan keberagamaan dan penghayatan nilai-nilai ketuhanan pada diri siswa. Di sinilah peran guru
bidang
studi
PAI
sangat
menentukan
arah
BK
dalam
mengembangkan kompetensi siswa untuk mampu memenuhi tugas-tugas secara optimal. Pelayanan BK keagamaan ditangani langsung oleh guru bidang studi PAI. Pemberian pelayanan BK pada siswa yang memiliki masalah keagamaan dilakukan di ruang tertutup (kantor guru PAI), kemudian guru bidang studi PAI memberi arahan dan bantuan setelah siswa berkonsultasi atau mengungkapkan sebab-sebab terjadinya masalah. Dan pada akhirnya siswalah yang akan menyelesaikan masalahnya sendiri, guru hanya membantu mencarikan cara menyelesaikan masalah siswa. Di
SMP
Nasima
Semarang,
kegiatan
BK
merupakan
tanggungjawab setiap guru. Pengefektifan peran petugas BK dan administrasinya merupakan tugas bidang kesiswaan. Petugas BK adalah guru pembimbing yang mempunyai tugas tanggungjawab dan hak secara penuh dalam kegiatan BK terhadap siswa.32 Untuk mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan BK maka guru pembimbing perlu menyusun program-program BK. Teknik penyusunan program BK didasarkan pada kebutuhan nyata siswa, lengkap dan menyeluruh, sistematis, terbuka dan luwes, adanya kerja sama dengan pihak yang terkait, adanya penilaian dan tindak lanjut. Sedangkan penyusunan program Bk adalah membuat rencana pelayanan dibidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karier.33 Dengan demikian pelayanan
32 33
Hasil wawancara dengan Bp. H.M. Arifin, pada hari Rabu, tanggal 14 Maret 2007. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), op.cit.
65
BK telah menjalankan berbagai aspek yang luas dari perkembangan dan kehidupan siswa. Pembimbing (konselor) atau guru bidang studi peran aktifnya ikut serta menyukseskan kurikulum sekolah melalui pelayanan BK yang menjadi tugas profesionalnya. Hal ini dikarenakan dalam pelayanan Bk menunjang perkembangan diri dan kemandirian siswa untuk dapat menjalani kehidupannya sehari-hari, sebagai siswa secara efektif, kreatif dan dinamis dan memiliki kecakapan hidup untuk masa depan.
B. SMP AL AZHAR 14 SEMARANG 1. Gambaran Umum SMP Al Azhar 14 Semarang a. Sejarah Berdirinya SMP Al Azhar 14 Semarang Awal berdirinya SMP Al Azhar 14 Semarang dimulai dengan pendirian masjid Al Azhar di Jl. Klenteng Sari I, Pedalangan Banyumanik Semarang. Pada waktu itu pendirian masjid Al Azhar tujuan utamanya adalah untuk kepentingan syi'ar. Atas prakarsa Fuad Bawazir (dari yayasan Pendidikan Al Azhar pusat Jakarta) dan Ahmad Arrafik Anwar (Walisongo Semarang) mendirikan lembaga pendidikan formal. Maka pada tahun 1995 berdirilah lembaga pendidikan tingkat Taman Kanakkanak dan Sekolah Dasar Al Azhar 14 Semarang. Dalam waktu enam tahun TK dan SD Al Azhar 14 Semarang mengalami
perkembangan
sangat
pesat.
Perkembangan
tersebut
dipengaruhi karena adanya penggunaan sistem manajemen yang baik, dan fasilitas yang dimiliki memadai. Pada waktu itu pula TK dan SD Al Azhar 14 Semarang telah berhasil meraih berbagai penghargaan terutama dibidang keagamaan. Bertolak dari kemajuan dan perkembangan TK dan SD Al Azhar 14 Semarang dan adanya keinginan dari pihak YPI Al Azhar pusat Jakarta agar alumnus dari SD Al Azhar 14 Semarang perlu disediakan wadah khususnya dari Al Azhar. Maka pada tahun 2000 YPI Al Azhar bekerja sama dengan pihak Bimatama (Bimbingan Manusia Utama) mendirikan
66
sebuah SMP. Yang sampai dengan sekarang dikenal dengan SMP Al Azhar 14 Semarang. Dengan berdirinya SMP Al Azhar 14 Semarang diharapkan agar alumnus SD Al Azhar 14 Semarang melanjutkan studinya di SMP Al Azhar 14 Semarang. Dalam usia yang masih sangat muda pada tahun 2002/2003 SMP Al Azhar 14 Semarang baru memiliki siswa yang pertama dengan jumlah 42 siswa.34 Dan pada tahun ajaran 2004/2005 SMP Al Azhar 14 Semarang telah berhasil meluluskan siswa yang pertama. b. Letak Geografis SMP Al Azhar 14 Semarang SMP Al Azhar 14 Semarang terletak di Jl. Klenteng Sari I, Pedalangan Banyumanik Semarang telphon 70798687. Lokasi SMP Al Azhar 14 Semarang sangat strategis dengan lingkungan atau kawasan pendidikan yang bernuansa ilmu pengetahuan dan teknologi serta wawasan seperti Politeknik Keperawatan Negeri Semarang dan Universitas Diponegoro Semarang. Tempat tersebut sangat mudah dijangkau dari jalan raya Banyumanik yaitu kurang lebih 5 km dan dari jalan tol Tembalang yaitu kurang lebih 700 m. Secara geografis letak SMP Al Azhar 14 Semarang berada di daerah dataran tinggi Semarang. Namun lokasinya terletak di perbukitan Tembalang. Hal ini yang menyebabkan udara yang berkisar di daerah lingkungan SMP Al Azhar 14 Semarang tidak terlalu panas ataupun dingin dan bisa dikatakan sangat sejuk. Cuaca yang demikian sangatlah mendukung proses pembelajaran di SMP Al Azhar 14 Semarang. Luas tanah keseluruhan SMP Al Azhar 14 Semarang adalah 19.450 m², dengan hak kepemilikan atas yayasan yang bersertifikat dan status tanah adalah SHM/HGB.35 Keseluruhan luas tanah terbagi menjadi 1.272 m² bangunan sekolah (ruang belajar, kantor, UKS, BK, toilet dan
34
Hasil wawancara dengan Bp. Sidiq Subagyo, S.Pd (wakil kepala SMP Al Azhar 14 Semarang), pada hari Rabu, tanggal 31 Mei 2006. 35 Profil SMP Al Azhar 14 Semarang tahun 2006/2007.
67
seterusnya), ± 60 x 30 m² lapangan sepak bola, 28 x 15 m² lapangan olah raga (basket, volley dan lompat jauh), dan seterusnya. Letak SMP Al Azhar 14 Semarang satu lokasi dengan masjid Al Azhar Tembalang dan dengan PG/TK serta SD Al Azhar 14 Semarang. Selain berlokasi dengan kawasan pendidikan SMP Al Azhar 14 Semarang juga berlokasi dengan kawasan penduduk. Berikut adalah batasanbatasannya : 1) Sebelah Utara yaitu lokasi lembaga pendidikan Sosial Desa Taruna (Sos. Kinderoorf) Semarang, 2) Sebelah Timur yaitu kawasan penduduk perumahan Korpri, 3) Sebelah Selatan yaitu kawasan pendidikan, Jl. Tirto Agung yang menghubungkan lokasi SMP Al Azhar 14 Semarang berdekatan dengan Politeknik Keperawatan Negeri Semarang dan Universitas Diponegoro Semarang, 4) Sebelah Barat yaitu kawasan penduduk Graha Estetika.36 Dengan letak yang strategis, SMP Al Azhar 14 Semarang mempunyai prospek yang cerah. Walaupun letaknya di pemukiman penduduk, namun kegiatan masyarakat yang berlangsung tidaklah mengganggu kegiatan pembelajaran, begitu pun sebaliknya kegiatan pembelajaran di SMP Al Azhar 14 Semarang tidak mengganggu aktivitas penduduk sehari-hari. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran di SMP Al Azhar 14 Semarang sangatlah kondusif. c. Visi dan Misi SMP Al Azhar 14 Semarang adalah mewujudkan manusia Indonesia yang unggul, cerdas dan religius, Sedangkan misinya yaitu : 1)
Menjadikan sistem pendidikan yang Islami,
2)
Menumbuhkan potensi akademi dan non akademi peserta didik,
3)
Menjadikan guru memiliki kemampuan personal, profesional dan kemasyarakatan,
4) 36
Membina ukhuwah Islamiyah antar masyarakat sekolah.37
Hasil observasi peneliti pada hari Rabu tanggal 31 Mei 2006 pukul 11.00 WIB.
68
d. Keadaan Guru dan Siswa SMP Al Azhar 14 Semarang 1) Keadaan Guru Keberadaan guru pada sebuah lembaga pendidikan atau sekolah memiliki pengaruh tinggi terhadap kualitas pendidikan. Guru merupakan salah satu sumber belajar yang paling utama yang merupakan faktor penting dan sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Untuk dapat menciptakan tujuan pendidikan dan meningkatkan potensi siswa dalam proses pembelajaran, maka di SMP Al Azhar 14 Semarang penempatan tenaga pendidik atau edukatif (guru) sesuai dengan potensi yang dimiliki. Adapun jumlah tenaga pendidik yang ada di SMP Al Azhar 14 Semarang sebanyak 21 orang guru. Dari 21 orang guru tersebut 16 orang guru telah menjadi guru tetap yayasan dan 5 orang guru merupakan guru tidak tetap yayasan atau guru kontrak. Dan 5 orang guru diantara 21 orang guru di SMP Al Azhar 14 Semarang telah mendapat tugas sebagai pengajar bidang keagamaan.38 Bidang studi keagamaan di SMP Al Azhar 14 Semarang terbagi menjadi 3 bidang studi. Antaranya yaitu bidang studi PAI, bahasa Arab dan al-Qur’an (mengaji). 2) Keadaan Siswa SMP Al Azhar 14 Semarang merupakan sekolah swasta yang berprestasi. Walaupun termasuk sekolah yang baru berdiri, namun telah berhasil meraih banyak prestasi, misalnya saja dalam mengikuti lomba Karya Ilmiah Remaja tingkat Nasional dan telah memasuki babak final, selain itu juga telah berhasil meraih juara II lomba menulis tingkat propinsi. Selain itu dalam meluluskan siswanya, SMP Al Azhar 14 Semarang selama ini telah memperoleh hasil yang selalu menggembirakan. Untuk tahun ajaran 2007/2008 siswa kelas IX SMP 37
Program Kerja Tahunan, Tahun Pelajaran 2006/007, tentang Visi dan Misi SMP Al Azhar 14 Semarang. 38 Daftar Urut Kepangkatan Guru dan Karyawa SMP Al Azhar 14 Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007.
69
Al Azhar 14 Semarang mampu lulus 100% dengan nilai rata-rata di atas 8,79. Hal ini sangat membanggakan karena SMP Al Azhar 14 Semarang merupakan sekolah yang baru berdiri dan mulai berkembang dan telah mampu bersaing dalam berprestasi dan telah masuk dalam peringkat ke-4 untuk tingkat SMP/MTs negeri swasta se-kota Semarang. Menjadi siswa SMP Al Azhar 14 Semarang merupakan kebanggan tersendiri. Adapun jumlah siswa di SMP Al Azhar 14 Semarang adalah sebagai berikut : Kelas VII
: 105 orang siswa
Kelas VIII
: 84 orang siswa
Kelas IX
: 70 orang siswa
Jumlah
259 orang siswa.39
e. Sarana dan Prasarana SMP Al Azhar 14 Semarang Sarana dan prasarana sangat penting untuk meningkatkan atau dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajar pada siswa. SMP Al Azhar 14 Semarang memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran tidak akan mengalami hambatan dan dapat berjalan lancar. Adapun sarana dan prasarananya adalah sebagai berikut : 1) Perpustakaan Sumber belajar tidaklah selalu guru, buku juga merupakan sumber belajar atau sumber ilmu pengetahuan. Karena dengan membaca buku, manusia menjadi berwawasan luas. Salah satu sarana penunjang seseorang membaca buku adalah adanya perpustakaan. Perpustakaan adalah bahan-bahan berupa buku yang akhirnya dapat didefinisikan (pustaka, pustakawan, kepustakawanan, kepustakaan dan ilmu perpustakaan) yang disimpan, diolah dan disebarluaskan
39
Hasil wawancara dengan Bp. Sidiq Subagyo, S.Pd, pada hari Rabu tanggal 31 Mei 2006.
70
melalui sebuah pranata yang dibentuk khusus.40 Dalam mendukung keberhasilan proses pembelajaran maka SMP Al Azhar 14 Semarang memiliki perpustakaan dengan data-data sebagai berikut : a)
40
Ruang dan Perlengkapan 1)
Luas Ruang
: 7x9 m2
2)
Komputer
: 1 set
3)
TV
: 1 buah
4)
VCD
: 1 buah
5)
OHP
: 2 buah
6)
Rak surat kabar
: 2 buah
7)
Rak buku
: 3 buah
8)
Rak buku referensi
: 1 buah
9)
Rak TV
: 1 buah
10)
Lemari katalog
: 1 buah
11)
Kotak kartu
: 1 buah
12)
Kotak saran
: 1 buah
13)
Meja baca
: 2 buah
14)
Meja komputer
: 1 buah
15)
Meja kerja tugas
: 1 buah
16)
Kursi kerja tugas
: 1 buah
17)
Tikar
: 1 ruang
18)
Lambang garuda pancasila
: 1 buah
19)
Gambar presiden dan wakil presiden
: 1 buah
20)
Papan pajangan / hiasan dinding
: 1 buah
21)
Papan tulis
: 1 buah
22)
Kipas angin gantung
: 1 buah
23)
Locker sepatu
: 1 buah
24)
Alat kebersihan
: lengkap41
Sukistio Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta : Universitas Terbuka, Dekdibut, 1993), cet. I, hlm. 1. 41 Hasil obaervasi peneliti pada hari Rabu, tanggal 14 Maret 2007.
71
b)
Koleksi 1)
Jumlah buku seluruhnya yaitu 830 buku (eks) dan 776 judul
2)
Buku penunjang perpustakaan : a. Buku fiksi : 189 buku (eks) dan 172 judul, b. Buku bacaan non fiksi dan lain-lain : 641 buku (eks) dan 604 judul.
3)
Koleksi jenis lain terdiri atas : a. Majalah langganan : Hidayah, Hello, Penjebar Semangat dan Aneka, b. Surat kabar harian : Kompas dan Suara Merdeka, c. Surat kabar mingguan : Bola.42
2) Ruang Belajar Bangunan sekolah di SMP Al Azhar 14 Semarang memiliki 3 lantai dan ruang bawah tanah. Di setiap lantai terdapat ruang belajar yaitu ruang kelas. Ruang kelas merupakan tempat yang efektif untuk pelaksanaan proses pembelajaran. Di SMP Al Azhar 14 Semarang pembagian ruang kelas berlaku sistem moving class. Dimana penataan ruang kelasnya disesuaikan berdasar pada bidang studi yang ada. Dengan ini setiap ruang belajar dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa secara tepat guna untuk melaksanakan pembelajaran. Di setiap ruang belajar telah tersedia sarana penunjang atau media pembelajaran yang disesuaikan dengan tiap bidang studi. Jadi satu ruang dengan ruang yang lain memiliki media belajar yang berbeda karena alat atau bahan belajar di ruang belajar disesuaikan dengan masing-masing bidang studi. Adapun pembagian ruang belajar yang ada di SMP Al Azhar 14 Semarang yaitu : a) Di lantai satu (dasar) terdapat ruang belajar Sains, PPKn, P. Sosial, R. Guru, R. Kantor/TU dan perpustakaan, b) Lantai dua (tengah) terdapat ruang belajar Qur’an, PAI, bahasa Jawa, bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Indonesia, R. Laboratorium bahasa dan gudang, 42
Daftar Buku Perpustakaan SMP Islam Al Azhar Semarang Tahun 2006.
72
c) Lantai tiga (atas) terdapat ruang belajar Komputer, Matematika, Laboratorium Sains, R, serba guna dan gudang, d) Lantai bawah tanah digunakan untuk ruang Kesenian, BK, UKS dan OSIS. Untuk melancarkan jalannya proses pembelajaran, maka di dalam setiap ruang belajar di SMP Al Azhar 14 Semarang memiliki : a) Prasarana kelas : meja kursi individual, meja kursi guru, papan tulis, papan absen, papan tata tertib, visi-misi, jam dinding, meja OHP, komputer guru locker perlengkapan siswa, mimbar dan rak sandal, b) Simbol-simbol kesetiaan negara : Garuda Pancasila, Presiden, Wakil Presiden, peta Indonesia dan gambar pahlawan, c) Simbol-simbol keagamaan : kaligrafi Allah, Muhammad, dan kaligrafi kelas, d) Administrasi kelas : file box, jadwal pelajaran, jurnal kelas, daftar absensi dan al-Qur’an, e) Lain-lain : kotak amal dan alat kebersihan. 3) Media Pembelajaran Media pembelajaran tersedia di setiap ruang belajar, alat/benda disesuaikan dengan bidang studi tertentu. Misalnya di dalam ruang belajar PAI media belajar yang tersedia antara lain : peta perjalanan haji, gambar wudhu dan sholat, poster kata-kata mutiara, OHP/LCD, komputer guru, kaset agama, al-Qur’an, baju ihkram, kain jenasah dan seterusnya.43 Dengan menggunakan media belajar yang sesuai akan memberikan stimulus pada siswa untuk belajar. Selain itu juga guru harus memperhatikan dan mengatur langkah-langkah pembelajaran dengan baik, sehingga pembelajaran akan lebih efisien dan efektif.
43
Hasil observasi penekiti pada hari Rabu, tanggal 14 Maret 2007.
73
2. Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Kurikulum Pendidikan Agama Islam di SMP Al Azhar 14 Semarang Pelaksanaan kegiatan manajemen kurikulum PAI di SMP Al Azhar 14 Semarang dititikberatkan pada usaha dan rencana pembinaan terhadap situasi pembelajaran di sekolah agar lebih efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Kegiatan-kegiatan manajemen kurikulum PAI mencakup dua hal, yaitu : kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru agama Islam dan kegiatan yang berhubungan dengan proses pembelajaran agama Islam Berikut
adalah
mekanisme
pelaksanaan
kegiatan
manajemen
kurikulum PAI di SMP Al Azhar 14 Semarang. a. Kegiatan yang Berhubungan dengan Tugas Guru PAI meliputi : 1) Pembagian Tugas Mengajar. Pembagian tugas mengajar di SMP Al Azhar 14 Semarang dibicarakan
dalam
rapat
koordinasi
(RAKOR)
guru,
yang
dilaksanakan di awal ajaran baru, tepatnya sebelum tahun ajaran baru atau akhir tahun ajaran baru. Dan pembagian tugas mengajar telah direncanakan satu semester sebelum ajaran baru, oleh bidang kepegawaian dan bidang kurikulum yang tentunya diketahui oleh kepala sekolah. Pembagian tugas mengajar di SMP Al Azhar 14 Semarang ditujukan agar proses pembelajaran yang dilaksanakan menjadi lebih efektif dan menghasilkan siswa yang kompeten. Hasil proses pembelajaran akan lebih berkualitas bila didukung dengan adanya tenaga pengajar atau guru yang profesional dan berpotensi. Dalam pembagian tugas mengajar di SMP Al Azhar 14 Semarang lebih mengutamakan keahlian yang dimiliki oleh guru sesuai dengan bidangnya dan pengalaman sebagai pendukung keahlian dalam mengajar. Seperti halnya dalam pembagian tugas mengajar bidang studi agama Islam, SMP Al Azhar 14 Semarang menempatkan guru pengajar sesuai dengan pendidikan formal yang telah ditempuhnya. Yaitu sarjana PAI yang ditugasi sebagai pengajar
74
bidang studi PAI yang kurikulumnya disesuaikan dengan ketentuan dari YPI pusat Al Azhar Jakarta. Sedangkan sarjana pendidikan bahasa Arab ditugasi sebagai pengajar bidang studi bahasa Arab. Dan untuk guru bidang studi alQur’an yayasan menempatkan dua orang guru dari lulusan pendidikan al-Qur’an Raudhatul Mujawwiyah Semarang. Guru pengajar bidang studi PAI di SMP Al Azhar 14 Semarang adalah benar-benar pendidik yang berkompeten dan memiliki pengalaman di bidangnya.11 Karena rutinitas pembelajaran di SMP Al Azhar 14 Semarang mencerminkan kehidupan Islami dan siswanya dididik untuk menjadi insan yang cerdas dan beragama, maka setiap guru dituntut menjadi suri tauladan bagi para siswanya. Dan untuk guru bidang studi PAI benar-benar dituntut untuk bisa mengarahkan dan membimbing siswanya menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia. Maka dari itu untuk menjadi guru PAI di SMP Al Azhar 14 Semarang harus benar-benar lolos dalam uji kompetensi guru YPI (Yayasan Pendidikan Islam). Adapun jumlah guru pengajar agama Islam di SMP Al Azhar 14 Semarang keseluruhannya ada enam orang. Berikut adalah pembagian tugasnya : a) Komari, S.Ag mengajar bahasa Arab kelas VII, VIII dan IX, b) Siti Suaedah, S.Ag mengajar PAI kelas VII, VIII dan IX, c) Anis Daniar, S.PdI mengajar Qiro’ati kelas VII, VIII dan IX, d) Ali mengajar Qiro’ati kelas VII, VIII dan IX, e) Azizah mengajar Qiro’ati kelas VII, VIII dan IX.44 Dalam pembagian tugas mengajar juga perlu memperhatikan adanya pembagian beban tugas guru dalam mengajar. Beban mengajar maksimum seorang guru adalah 24 jam pelajaran tiap minggunya dengan ketentuan bahwa tiap jam pelajaran berlangsung selama 40 44
Data Pembagian Tugas Guru dalam Proses Pembelajaran di SMP Al Azhar 14 Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007.
75
menit. Untuk guru bidang studi PAI, bahasa Arab dan al-Qur’an dalam mengajar pada kelas VII, VIII dan IX masing-masing memiliki beban tugas mengajar 20 jam pelajaran dalam 5 hari. 2) Pembagian Tugas dan Tanggungjawab Ekstra Kurikuler Kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan tambahan di luar struktur program, dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa, agar memperkaya dan memperluas pengetahuan serta meningkatkan kemampuan siswa.45 Ruang lingkup kegiatan ekstra kurikuler berupa kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang dan mendukung program intra kurikuler yaitu mengembangkan pengetahuan dan kemampuan penalaran siswa, ketrampilan melalui hobi, dan minat serta pengembangan sikap yang ada pada program intra kurikuler dan kokurikuler.14
Di
SMP
Al
Azhar
14
Semarang
yang
bertanggungjawab atas kegiatan ekstra kurikuler adalah kepala sekolah. Dalam bidang kesiswaan kepala sekolahlah yang bertugas mengefektifkan atau mengaktifkan kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler. Sedangkan yang bertugas merencanakan, mengorganisasi dan memantau pelaksanaan seluruh kegiatan ekstra kurikuler serta menyusun program kegiatan ekstra kurikuler adalah bidang kesiswaan dalam kegiatan ekstra kurikuler yang mengkoordinator secara langsung pada siswa adalah pembina kegiatan. Kegiatan ekstra kurikuler di SMP Al Azhar 14 Semarang antara lain : Taekwondo, sepakbola, bola basket, PMR, teater, band, ECC, KIR dan komputer. Kaitannya dengan PAI, ekstra kurikuler yang ada di SMP Al Azhar 14 Semarang adalah tilawah / baca tulis alQur’an dan PHBI. Namun untuk tahun ajaran 2007/2008 ekstra kurikuler tilawah telah fakum. Hal ini dikarenakan adanya problem yang ada di dalamnya yaitu kurang minatnya siswa terhadap ekstra kurikuler tilawah dan kebanyakan siswa lebih memilih ekstra 45
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta : Rineka Cipta, 1997), cet. I, hlm. 275.
76
kurikuler jenis lain. Walaupun telah diterapkan berbagai cara dan pendekatan-pendekatan untuk memotivasi para siswa agar mengikuti ekstra kurikuler tilawah, namun hasilnya tetap saja para siswa lebih memilih ekstra kurikuler yang bersifat umum. Untuk sekarang ini ekstra kurikuler tilawah diganti dengan kegiatan murotal. Yang mana siswa lebih cenderung memiliki bakat dan berminat terhadap kegiatan murotal dari pada kegiatan tilawah. Karena pada dasarnya kegiatan murotal telah siswa dapatkan pada pelajaran Qiro’ati. Dan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan atau perlombaan yang berhubungan dengan keagamaan Islam atau PHBI, siswa yang memiliki bakat murotal akan diikutsertakan. 3) Koordinasi Penyusunan Rencana Pembelajaran Penyusunan rencana pembelajaran sangat diperlukan karena dapat mengkoordinasikan komponen pembelajaran, yaitu kompetensi dasar, materi standar, skenario pembelajaran dan penilaian. Menurut Aderson yang dikutip oleh Mulyasa membedakan perencanaan menjadi perencanaan jangka panjang dan perencanaan jangka pendek. Sedangkan perencanaan jangka pendek disebut juga sebagai persiapan mengajar.46 Persiapan mengajar merupakan perkiraan tindakan yang akan dilakukan oleh seorang guru dalam proses pembelajaran. Dengan demikian penyusunan rencana pembelajaran merupakan tugas guru yang paling utama. Rencana pembelajaran merupakan rencana guru bidang studi tertentu pada jenjang dan kelas tertentu untuk topik tertentu dan untuk satu pertemuan atau lebih. Rencana pembelajaran diturunkan dari silabus yang telah disusun dan bersifat aplikatif di kelas. Silabus sendiri merupakan penjelasan dari standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.47 Komponen46 47
Abdul Majid, op.cit., hlm 89-90. Harjanto, op.cit., hml 22.
77
komponen silabus tersebut satu sama lain berhubungan secara fungsional. Di SMP Al Azhar 14 Semarang setiap guru bidang studi termasuk guru bidang studi PAI berkewajiban membuat program dan daftar rencana pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia. Dengan ini guru bidang studi PAI diberi kewenangan secara leluasa untuk menganalisis silabus yang telah diturunkan dari YPI Pusat Al Azhar (Jakarta). Selain itu, guru bidang studi PAI di SMP Al Azhar 14 Semarang diberi hak penuh untuk mengembangkan dan menjabarkan
silabus
menjadi
persiapan
mengajar.
Dalam
mengimplementasikan silabus yang telah direncanakan, guru bidang studi PAI selalu mengembangkannya dengan : menjabarkan dalam pelaksanaan pembelajaran, melaksanakannya dalam pembelajaran, mengevaluasi
atau
menindaklanjuti,
kemudian
dikaji
dan
dikembangkan secara lanjut dengan memperhatikan masukan hasil evaluasi belajar, evaluasi proses dan evaluasi rencana pembelajaran. Adapun langkah-langkah yang digunakan oleh guru bidang studi PAI dalam pengembangan silabus bidang studi PAI di SMP Al Azhar 14 Semarang antara lain mencakup : 1) Mengisi kolom indentitas sekolah, 2) Mengkaji dan menentukan standar kompetensi, 3) Mengkaji dan menentukan kompetensi dasar, 4) Mengidentifikasi materi pokok / pembelajaran, 5) Mengembangkan kegiatan pembelajaran (strategi pembelajaran) yang meliputi : a. Metode yang digunakan, b. Pengalaman belajar. 6) Merumuskan indikator pencapaian kompetensi, 7) Menentukan jenis penilaian, 8) Menentukan alokasi waktu, dan
78
9) Menentukan sumber belajar.48 Dengan langkah-langkah tersebut pertanyaan mengenai apa yang akan diajarkan oleh guru bidang studi PAI, bagaimana mengajarnya
dan
bagaimana
cara
mengetahui
pencapaian
pembelajaran bidang studi PAI dapat terjawab, sehingga standar kompetensi, kompetensi dasar dan uraian materi pokok yang dipelajari siswa dapat dicapai. Setelah silabus tersusun, maka langkah yang dikerjakan oleh guru bidang studi PAI di SMP Al Azhar 14 Semarang selanjutnya adalah
menyusun
rencana
pembelajaran.
Kemudian
rencana
pembelajaran yang telah tersusun diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan rencana pembelajaran tersebut diharapkan pelaksanaan pembelajaran dapat terprogram. b. Kegiatan yang Berhubungan dengan Proses Pelaksanaan Pembelajaran Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam pembelajaran, yang mengkondisikan lingkungan belajar yang efektif adalah tugas seorang guru. Pelaksanaan proses pembelajaran menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif. Proses pembelajaran dikatakan efektif apabila seluruh siswa terlibat aktif didalamnya. Pelaksanaan
pembelajaran
merupakan
kegiatan
manajemen
kurikulum. Di dalam proses pelaksanaannya, kegiatan manajemen kurikulum mengandung usaha pembinaan terhadap peningkatan kualitas dan keberhasilan siswa. Sedangkan kegiatan yang berhubungan dengan proses pelaksanaan pembelajaran bidang studi PAI meliputi: 1) Penyusunan Jadwal Pelajaran Penyusunan jadwal pelajaran dimaksudkan agar tujuan pembelajaran dapat mencapai sasaran secara maksimal, oleh karena itu diperlukan adanya usaha-usaha guru dalam kegiatan rutin harian, 48
Hasil wawancara dengan Ibu Siti Suaedah, S.Ag pada hari Rabu; tanggal 14 Maret 2007.
79
mingguan, bulanan, semester dan tahunan. Di SMP Al Azhar 14 Semarang yang bertugas menyusun jadwal pelajaran adalah kepala sekolah dibantu oleh wakil kepala sekolah dan bidang kurikulum penyusunan jadwal pelajaran dilaksanakan sebelum hari masuk sekolah. Dengan penyusunan jadwal yang tepat, maka jadwal dapat tersusun secara rapi. Sehingga akan menciptakan keberhasilan siswa dalam belajar setiap harinya. Yang berat akan mempermudah siswa dalam pengembangan domain belajarnya. Dengan menempatkan mata pelajaran pada waktu yang sesuai terutama mata pelajaran yang membutuhkan daya pikir, maka belajar siswa akan maksimal. Untuk penempatan jadwal bidang studi PAI, baik untuk kelas VII, VIII dan IX waktunya disesuaikan dengan beban belajarnya. Dalam satu minggunya siswa memperroleh pelajaran PAI hanya dua jam pelajaran, dimana satu jam pelajaran sama dengan 40 menit, berarti siswa belajar bidang studi PAI hanya 80 menit tiap minggunya. Penyampaian bahan/materi/isi pelajaran dengan waktu 80 menit atau dua jam pelajaran sebenarnya relatif kurang kondusif. Disebabkan karena bahan/isi/materi PAI cukup banyak. Bagi guru bidang studi PAI di SMP Al Azhar 14 Semarang waktu 2 jam pelajaran yang relatif sedikit, tidaklah menjadi kendala dalam menyampaikan materi. Ini karena pengelolaan atau manajemen waktu yang digunakan tepat. Selain itu juga karena siswa mendapat pelajaran agama Islam tidak hanya di dalam kelas saja, tetapi di luar kelas pun siswa memperoleh PAI yaitu dengan membiasakan melaksanakan rutinitas harian di sekolah dan di luar sekolah. Dengan demikian hasil dari belajar bidang studi PAI tidak hanya dititik beratkan pada tujuan akhir namun pada proses pengembangan belajar siswa. Sehingga siswa-siswi SMP Al Azhar 14 Semarang memiliki kemampuan yang berorientasi pada perilaku afektif, psikomotor dan
80
pengetahuan kognitif dalam memperkuat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta teknologi. 2) Penyusunan Program Pembelajaran Dalam pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KISP) mencakup pengembangan Program Tahunan (Prota) dan Program Semester (Prosem). Program tahunan merupakan program umum setiap bidang studi untuk setiap kelas yang dikembangkan oleh guru bidang studi yang bersangkutan. Sebelum tahun ajaran baru guru bidang studi PAI telah mempersiapkan dan mengembangkan program tahunan, karena telah diketahui bahwa program tahunan merupakan pedoman untuk pengembangan program semester. Penyusunan program tahunan dan program semester bidang studi PAI didasarkan pada hasil analisis alokasi waktu yang ditetapkan sebelumnya dan hasil penetapan kompetensi dasar per unit. Untuk kelas VII semester ganjil alokasi waktu yang digunakan yaitu 36 jam pelajaran dan semester genapnya adalah 30 jam pelajaran. Berarti alokasi waktu satu tahun adalah 66 jam pelajaran. Untuk kelas VIII alokasi waktu semester ganjil membutuhkan waktu 32 jam pelajaran dan semester genapnya yaitu 32 jam pelajaran. Jadi kelas VIII alokasi waktu satu tahun berjumlah 64 jam pelajaran. Untuk kelas IX alokasi waktu yang digunakan semester ganjil adalah 34 jam pelajaran dan semester genap alokasi waktu yang dibutuhkan berjumlah 24 jam pelajaran. Sehingga alokasi waktu satu tahun adalah berjumlah 58 jam pelajaran.49 Adapun langkah-langkah yang digunakan guru bidang studi PAI untuk menyusun program pembelajaran yaitu : a) Mengkaji standar kompetensi sebagaimana yang tercantum dalam standar isi, b) Mendaftarkan kompetensi dasar pada setiap unit,
49
Perangkat Pengajaran PAI kelas VII, VIII, dan IX Tahun Pelajaran 2005-2006.
81
c) Mengisi jumlah jam pelajaran setiap unit berdasarkan hasil analisis alokasi waktu yang telah disusun, d) Menentukan materi pembelajaran pokok pada setiap kompetensi dasar.50 Setelah program pembelajaran tersusun lengkap maka guru menyerahkan dan melaporkan program pembelajaran kepada kepala sekolah. Dengan program yang matang dan teliti serta dapat diharapkan proses pembelajaran akan mencapai tujuan dan hasil pembelajaran yang lebih baik. 3) Pengisian Daftar Kemajuan Kelas. Daftar kemajuan kelas disebut juga sebagai buku jurnal. Di SMP Al Azhar 14 Semarang yang bertugas dan berkewajiban mengisi daftar kemajuan kelas secara lengkap adalah tanggungjawab regu kelas. Sedangkan guru pengajar termasuk guru bidang studi PAI adalah membuat agenda guru dan catatan tentang kemajuan dan kesulitan belajar siswa pada waktu menyampaikan materi/pelajaran. Dengan pengisian daftar kemajuan kelas maka dapat diketahui sejauh mana kemajuan belajar siswa dalam kelas tersebut. Jurnal kelas atau daftar kemajuan kelas di SMP Al Azhar 14 Semarang memiliki format berupa tabel-tabel yang terdiri dari kolom dan baris. Kolom pertama yaitu Hari/Tanggal, kolom kedua Jam Pelajaran, kolom ketiga Mata Pelajaran, kolom keempat Pengampu, kolom kelima Materi yang Disampaikan, kolom keenam Siswa yang tidak hadir, kolom ke tujuh Keterangan, kolom kedelapan Paraf. Buku kemajuan kelas dapat membantu wali kelas dalam mengawasi keadaan kelasnya pada waktu itu, berapa jumlah siswa yang tidak mengikuti pelajaran. Dan setiap hari Sabtu wali kelas akan menandatangani buku jurnal yang telah terisi lengkap. Selain jurnal kelas, juga ada jurnal guru, yang berisi format : Hari/tanggal, Kelas, Pelajaran Ke, Uraian Materi dan catatan Khusus. Setiap guru bidang 50
Hasil wawancara dengan Ibu Siti Suaedah, S.Ag, pada hari Rabu, tanggal 14 Maret 2007.
82
studi memiliki buku jurnal, karena di dalam jurnal guru memuat keterangan-keterangan tentang belajar siswa. Dan buku jurnal guru dikumpulkan setiap dua minggu sekali kepada wakil kepala sekolah. 4) Penyelenggaraan Evaluasi Hasil Belajar Evaluasi sangat diperlukan disegala bidang, karena secara psikologis orang selalu ingin mengetahui sejauh mana dia berjalan menuju tujuan yang ingin dicapai. Dan secara didaktis, hasil evaluasi bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan didaktis, misalnya motivasi belajar, menentukan bahan pelajaran dan sebagaimana. Sedangkan secara administratif, evaluasi digunakan sebagai informasi yang diperoleh dari hasil belajar, misalnya pengisian raport, menentukan indeks prestasi dan lain-lain.51 Dengan adanya evaluasi, dapat diketahui tingkat kesiapan siswa dalam menempuh pelajaran dan untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai oleh siswa. Penyelenggaraan evaluasi hasil belajar di SMP Al Azhar 14 Semarang telah ditetapkan dalam program tahunan SMP. Pelaksanaan evaluasi belajar di SMP Al Azhar 14 Semarang ada beberapa jenis evaluasi yaitu ulangan harian, ulangan semesteran, ujian praktek, ujian akhir semester dan ujian nasional. Untuk pelaksanaan ulangan harian dan semesteran waktunya ditentukan oleh sekolah, sedangkan ujian praktek, UAS dan UN waktunya mengikuti ketentuan dari Dinas Pendidikan (Pemerintah). Namun untuk jenis evaluasi ulangan harian setiap guru bidang studi diberi keleluasaan untuk menentukan waktu pelaksanaannya sesuai dengan rencana pembelajaran. Dan untuk satu semester setiap guru bidang studi harus menyelenggarakan ulangan harian minimal empat kali pelaksanaan. Lain
halnya
dengan
guru
bidang
studi
PAI
yang
menyelenggarakan ulangan harian sebanyak lima sampai enam kali dalam satu semester. Hal ini disebabkan karena banyaknya materi 51
284-285.
Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetif, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004), cet I, hlm.
83
yang ada. Sehingga dapat membantu siswa untuk belajar secara efektif dan efisien, materi atau bahan belajar yang harus dipelajari. Dengan demikian guru bidang studi PAI dapat mengidentifikasikan apakah siswa telah cukup menguasai materi atau bahan pelajaran yang diajarkan sebelumnya. Untuk menilai keberhasilan penguasaan siswa atau tujuan khusus yang telah ditentukan maka dalam setiap akan dimulainya pembelajaran dan setelah pembelajaran selesai guru bidang studi PAI selalu mengadakan evaluasi. Dalam evaluasi disusun soal-soal untuk mengukur pencapaian siswa dalam menguasai bahan atau materi yang telah disampaikan. Bentuk soal yang disampaikan biasanya diberikan secara lisan baik kepada kelompok atau individu. Sedangkan bentuk soal untuk ulangan harian guru PAI memberikan bentuk soal berupa isian pendek atau singkat dan uraian.52 Pelaksanaan evaluasi bidang studi PAI baik bentuk sumatif maupun formatif diawasi langsung oleh guru bidang studi PAI. Di dalam pelaksanaan evaluasi PAI, guru bidang studi akan memberikan arahan atau menjelaskan apabila terdapat soal yang tidak dapat dipahami oleh siswa. Selain itu siswa akan diberi petunjuk tentang tata tertib menyelesaikan soal-soal dengan benar, jujur, adil dan kondusif. Penyusunan jadwal pelaksanaan evaluasi hasil belajar baik yang jenis sumatif maupun formatif merupakan tugas wakil kepala sekolah. Untuk waktu pelaksanaannya telah terprogram di dalam kalender pendidikan sekolah dan disesuaikan dengan kalender pendidikan Dinas Pendidikan. Dan yang mengatur pelaksanaan evaluasi hasil belajar merupakan tugas bidang kurikulum dibantu oleh guru bidang studi. Untuk tahun pelajaran 2007/2008 jadwal evaluasi yang tersusun dalam kalender pendidikan SMP Al Azhar 14 Semarang sebagai berikut :
52
Hasil wawancara dengan Ibu Siti Suaedah, S.Ag pada hari Rabu, tanggal 14 Maret 2007.
84
a) Ulangan Harian, dilaksanakan pada bulan Agustus, September, November, Desember 2007, Januari, Februari, Maret, April dan Mei 2008. b) Ulangan Semester I, dilaksanakan pada bulan Desember 2007. c) Ulangan Semester II, dilaksanakan pada bulan Juni 2008 d) Ujian Praktek, dilaksanakan pada bulan Mei 2008 e) Ujian Nasional, dilaksanakan pada bulan April 2008 f) Ulangan Akhir Sekolah, dilaksanakan pada bulan Mei 2008.53 Dengan dimasukkannya jadwal evaluasi ke dalam kalender pendidikan di SMP Al Azhar 14 Semarang diharapkan pelaksanaan evaluasi hasil belajar lebih efektif dan kondusif sehingga hasil akhirnya akan optimal. Hal ini dikarenakan di SMP Al Azhar 14 Semarang
penyusunan
kalender
pendidikannya
menyesuaikan
karakteristik sekolah, kebutuhan siswa dan masyarakat. 5) Laporan Hasil Evaluasi Belajar Penilaian (evaluasi) hasil belajar bertujuan untuk mengetahui perkembangan hasil evaluasi belajar pada siswa dan guru. Hasil evaluasi belajar siswa digunakan untuk memotivasi siswa, untuk perbaikan dan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran oleh guru bersifat menyeluruh dan harus diadakan secara terus menerus, ini karena pelaksanaan evaluasi dipandang sebagai monitoring. Setelah evaluasi terlaksana maka tindakan selanjutnya adalah mengadakan penyempurnaan-penyempurnaan lebih lanjut. Sebelum mengadakan penyempurnaan, hasil evaluasi terlebih dahulu dikelola oleh bidang kurikulum. Tindak lanjut berikutnya yaitu pendataan hasil belajar yang dicatat secara teratur dalam catatan khusus mengenai kemajuan siswa. Dengan ini guru bidang studi PAI dapat menaksir dan memahami siswa yang kurang cakap dan yang berprestasi. Selain itu juga, data hasil evaluasi pembelajaran dapat dijadikan bahan untuk menyempurnakan program pembelajaran, memperbaiki kelemahan53
Kalender Pendidikan SMP Islam Al Azhar 14 Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007.
85
kelemahan pembelajaran dan memberikan bimbingan belajar kepada siswa yang memerlukan. Pengolahan data atau informasi sangat dibutuhkan dalam evaluasi hasil belajar. Dari pengolahan dapat terjaring data kualitatif dan kuantitatif yang berupa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Di SMP Al Azhar 14 Semarang, bidang studi PAI untuk kelas VII bobot KKM di beri angka 70 untuk penguasaan konsep dan nilai-nilai dan 72 untuk penerapan. Untuk kelas VIII dan kelas IX baik dari segi penguasaan konsep dan nilai-nilai maupun penerapan diberi angka 71. Setelah data diolah kemudian tahap terakhir dari pengelolaan data hasil evaluasi belajar yaitu penyusunan laporan. Laporan hasil evaluasi belajar mencakup ranah kognitif, psikomotor dan afektif. Yang
nantinya
laporan
hasil
evaluasi
akan
memberikan
pertanggungjawaban dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam mempertanggungjawabkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh siswa, sekolah memberikan laporan hasil evaluasi sebagai kekuatan dan kelemahan serta kendala yang dihadapi. Adapun laporan hasil evaluasi disampaikan kepada pemerintah, masyarakat dan orang tua, pada setiap akhir program dan semester. 6) Kegiatan Bimbingan dan Konseling Dalam proses pendidikan banyak dijumpai permasalahan yang dialami oleh siswa yang menyangkut keberagamaan, kesusilaan, kesosialan dan keindividualan. Potensi yang ada pada diri siswa tidak bisa berkembang secara optimal, tanpa adanya rangsangan dan fasilitas pendidikan. Gejala yang menjadikan kurang berkembangnya dimensi kesosialan dan kesulitan pada siswa ditunjukkan adanya tingkat kenakalan remaja yang semakin meningkat. Dan kurangnya penghayatan terhadap nilai-nilai ketuhanan dan praktek-praktek kehidupan yang tidak didasarkan atas kaidah-kaidah agama yang kurang
menggambarkan
kemantapan
pengembangan
dimensi
86
keberagamaan.54 Berbagai faktor negatif dalam kehidupan sosial di luar dan di dalam sekolah menunjang timbulnya masalah-masalah pada siswa. Keberadaan pelayanan BK di SMP Al Azhar 14 Semarang telah diterima dan menjadi suatu pekerjaan yang tugas dan ruang lingkupnya jelas. Yang menjadi supervisor pelayanan BK di sekolah adalah kepala sekolah. Dan setiap bulan kepala sekolah mengadakan pemeriksaan terhadap buku pelaksanaan BK. Kegiatan BK di SMP Al Azhar 14 Semarang sudah ditangani secara khusus oleh guru BK. Selain guru BK yang bertindak sebagai konselor di kelas adalah semua guru. Penanganan BK dipegang oleh seorang konselor yang memiliki keahlian psikologis. Dan untuk penanganan masalah keagamaan pada diri siswa dipegang oleh guru bidang studi PAI. Disamping sebagai pengajar dan pendidik, tugas guru dan kewajiban guru dalam hal BK di SMP Al Azhar 14 Semarang adalah sebagai berikut : a) Membantu
wali
kelas
dan
guru-guru
yang
lain
dalam
membimbing dan menyelesaikan masalah siswa yang melanggar tata tertib. b) Mengenal anak dan membantu memecahkan persoalan yang dihadapinya. c) Membantu anak mengenali potensi dirinya. d) Menyerahkan dan memotivasi, mengembangkan bakat dan minat siswa.55 Dengan diberikannya BK di sekolah kepada seluruh siswa baik yang mengalami kelambatan dan kemajuan belajar, guru akan mudah mengetahui gejala-gejala tingkah laku yang bermasalah.
54
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : Rinela Cipta, 2004), cet II, hlm 25-26. 55 Program Tahunan SMP Al Azhar 14 Semarang.
BAB IV ANALISIS MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NASIMA DAN SMP AL AZHAR 14 SEMARANG
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diberlakukan mulai tahun 2006/2007, yang disusun oleh satuan pendidikan masing-masing. Pengembangan KTSP merupakan dasar untuk mencanangkan, melaksanakan dan menilai pembelajaran siswa. Dalam analisis ini akan dikemukakan mengenai manajemen kurikulum PAI di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang. A. Analisis Pelaksanaan Manajemen Kurikulum Pendidikan Agama Islam di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang. 1. Pelaksanaan Manajemen Kurikulum Pendidikan Agama Islam di SMP Nasima Semarang Manajemen kurikulum merupakan usaha yang melibatkan proses perencanaan dan pengaturan dengan menciptakan lingkungan yang efektif agar isi dan bahan pelajaran yang digunakan sebagai pegangan dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran di bawah bimbingan dan tanggungjawab sekolah beserta staf pengajarnya. Pelaksanaan manajemen kurikulum PAI kegiatannya menitikberatkan pada usaha-usaha pembinaan situasi pembelajaran di bidang studi PAI di sekolah pelaksanaan dapat berjalan dengan tertib. Secara operasional kegiatan manajemen kurikulum PAI di SMP Nasima dapat meliputi dua kegiatan pokok yaitu kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru dan kegiatan yang berhubungan dengan proses pembelajaran. Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru PAI mencakup kegiatan
pembagian
tugas
guru
mengajar,
pembagian
tugas
dan
tanggungjawab ekstra kurikuler dan koordinasi penyusunan rencana pembelajaran. Dan kegiatan yang berhubungan dengan proses pembelajaran mencakup penyusunan jadwal pelajaran, penyusunan program pembelajaran,
87
88
pengisian daftar kemajuan kelas, kegiatan evaluasi hasil belajar, pelaporan hasil evaluasi hasil belajar dan kegiatan bimbingan dan konseling. Untuk lebih jelasnya tentang gambaran manajemen kurikulum PAI di SMP Nasima Semarang, dapat penulis uraikan sebagai berikut : a. Kegiatan yang Berhubungan dengan Tugas Guru PAI 1) Pembagian Tugas Guru Mengajar Pembagian tugas guru di SMP Nasima Semarang dilaksanakan sebelum tahun ajaran baru dimulai. Pembagian tugas guru dilaksanakan pada saat rapat koordinasi dan pembinaan guru. Hal ini dimaksudkan agar dalam proses pembelajaran lebih optimal karena telah diampu oleh guru-guru profesional dan sesuai dengan keahliannya. Dengan menempatkan guru pengajar PAI pada keahliannya (vaknya) ditujukan agar proses pembelajaran yang dilaksanakan menjadi
lebih
efektif
dan
menghasilkan
siswa
yang
lebih
berkompeten. Prinsip kinerja tugas guru PAI didasarkan pada kriteria bahwa guru harus memiliki sertifikasi keguruan, lulus uji kompetensi YPI Nasima, menguasai standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, esensi materi dan mampu mengembangkan materi serta menguasai materi ke-Nasimaan. Kriteria tersebut merupakan syarat bagi guru PAI dalam melaksanakan tugasnya dan kewajiban secara proporsional dan berimbang. Masalah-masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran PAI dapat diatasi karena di SMP Nasima sangat memperhatikan penempatan guru sesuai dengan keahliannya (vaknya). Upaya yang dilaksanakan untuk mendapatkan tenaga pendidik (guru) yang mempunyai kualifikasi baik, YPI Nasima menerapkan sistem kerja profesional. Hal ini dilakukan karena untuk menciptakan situasi kerja yang tertib, dinamis, harmonis, berprestasi dan mengedepankan nilainilai keadilan, obyektifitas, dan transparansi. Sehingga hasil yang diperoleh dalam pembelajaran PAI sesuai tujuan yaitu menciptakan
89
insan yang karimah sebagaimana tercermin dalam visi dan misi SMP Nasima Semarang 2) Pembagian Tugas dan Tanggungjawab Ekstra Kurikuler Kegiatan ekstra kurikuler merupakan kegiatan pengembangan diri pada siswa yang bertujuan memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat setiap siswa. Kegiatan ekstra kurikuler dibawah bimbingan guru, konselor beserta staf. Ekstra kurikuler PAI di SMP Nasima meliputi PHBI dan Tilawah / BTA (Baca Tulis AlQuran) dibawah koordinasi guru PAI. Jadi yang bertugas dan bertanggungjawab atas pelaksanaan ekstra kurikuler PHBI dan Tilawah adalah guru PAI. Tugas dan tanggungjawab pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler PHBI dan Tilawah / BTA diberikan kepada guru PAI, setidaknya karena guru PAI lebih berkompeten dalam pelaksanaannya.
Dan
dibantu
oleh
guru
Hafizh
dalam
pembelajarannya, sehingga hasil dari pembelajaran Tilawah lebih optimal. Ruang lingkup kegiatan ekstra kurikuler Tilawah adalah berupa kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang dan mendukung pengembangan pengetahuan dan penalaran siswa, ketrampilan melalui hobi dan minat siswa pada tilawah dan dapat mengembangkan sikap siswa. Di SMP Nasima Semarang bidang studi yang ada hubungannya dengan tilawah / BTA yaitu bidang studi BTA (mengaji). Dengan demikian ekstra kurikuler tilawah / BTA berpangkal pada kegiatan yang dapat menunjang dan mendukung pembelajaran bidang studi BTA (mengaji). 3) Koordinasi Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana pembelajaran PAI yaitu rencana pembelajaran bidang studi PAI tiap unit (materi/isi) yang akan diterapkan oleh guru dalam pembelajaran di kelas. Dengan penyusunan rencana pembelajaran secara terprogram. Jumlah guru bidang studi PAI ada delapan orang,
90
namun yang mengajar bidang studi PAI kurikulum Dinas Pendidikan dan Nasima ada dua orang. Dengan demikian dalam menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diberlakukan tahun 2006/2007 memungkinkan guru PAI bekerja sama dalam menyusun silabus. Berdasarkan silabus yang telah disusun guru bidang studi PAI dapat mengembangkannya menjadi rencana pembelajaran yang akan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Setelah silabus bidang studi PAI tersusun langkah berikutnya yaitu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Sebelum rencana pelaksanaan pembelajaran disusun ada beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh guru PAI bisa efektif dan efisien yaitu : melakukan pemetaan kompetensi dasar per limit, melakukan
analisis
waktu,
menyusun
program
tahunan
dan
semesteran. Perencanaan pelaksanaan pembelajaran yang disusun harus mempunyai daya terap yang tinggi. Sehingga dapat dikatakan bahwa
dengan
rencana
pembelajaran
dapat
diketahui
kadar
kemampuan guru dalam menjalankan profesinya. b. Kegiatan yang Berhubungan dengan Proses Pembelajaran PAI 1) Penyusunan Jadwal Pelajaran Jadwal pelajaran di SMP Nasima Semarang disusun secara edukatif oleh wakil kepala sekolah dan tim guru dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan akademik. Jadwal pelajaran merupakan penjabaran dari seluruh program pembelajaran di sekolah. Jadwal pelajaran juga merupakan daftar yang berisi tentang kegiatankegiatan pembelajaran yang harus diikuti oleh siswa. Yang harus ditetapkan dalam penyusunan jadwal pelajaran yaitu kegiatan pembelajaran harus disajikan dan diikuti oleh siswa, waktu dan penyelenggaraan pembelajaran juga harus disajikan kepada siswa, tempat untuk penyelenggaraan dan guru yang akan ditugaskan untuk penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.
91
2) Penyusunan Program Pembelajaran Penyusunan program pembelajaran merupakan pemikiran dan penetapan kegiatan yang akan dilakukan selama satu tahun atau semester dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Di SMP Nasima Semarang guru bidang studi PAI sebelum tahun ajaran baru telah mempersiapkan dan mengembangkan program pembelajaran baik program tahunan maupun program semester. Program tahunan dan semester merupakan rencana-rencana umum yang disusun guru bidang studi PAI untuk pembelajaran setelah diketahui jumlah jam efektif dalam satu tahun atau semester. Dengan demikian program pembelajaran yang disusun oleh guru bidang studi PAI waktu yang digunakan untuk pembelajaran benar-benar telah menyesuaikan waktu yang tersedia. Untuk menyusun program pembelajaran guru bidang studi PAI sangat memperhatikan langkah-langkah yang telah digariskan dalam KTSP. Karena langkah tersebut menjadi pedoman dalam menyusun program pembelajaran bagi guru bidang studi agama Islam. Di SMP Nasima Semarang sendiri untuk tahun ajaran 2006/2007 telah memberlakukan KTSP dalam pelaksanaan pembelajaran. Dimana KTSP memberikan kewenangan kepada sekolah untuk menyusun kurikulumnya sendiri. Ini berarti bahwa kurikulum di SMP Nasima Semarang berbeda dengan kurikulum di sekolah yang lain. Dengan ini guru bidang studi PAI di SMP Nasima Semarang diberi kewenangan untuk menyusun kurikulum PAI. Sehingga silabus, program pembelajaran dan rencana pelaksanaan pembelajaran disusun oleh guru bidang studi agama Islam sendiri. c.
Pengisian Daftar Kemajuan Kelas Daftar kemajuan kelas di SMP Nasima disebut buku jurnal. Disusunnya daftar kemajuan kelas atau buku jurnal diharapkan dapat dijadikan pengawasan baik bagi kepala sekolah, guru pengajar bidang studi, wali kelas dan staf yang lain. Di dalam daftar kemajuan kelas
92
unsur-unsur penting yang terdapat di dalamnya yaitu : hari/tanggal, bidang studi, guru pengampu, materi pelajaran dan absensi siswa. Setiap kegiatan pembelajaran guru pengampu wajib mengisi daftar kemajuan kelas dan tidak diperbolehkan diwakilkan, kecuali apabila guru tersebut berhalangan hadir untuk mengampu pelajaran. Daftar kemajuan kelas harus diisi lengkap. Di SMP Nasima semarang pengisian daftar kemajuan kelas merupakan tugas guru wali kelas. Apabila guru pengampu pelajaran belum mengisi daftar kemajuan kelas setelah pembelajaran belum selesai, maka wali kelas wajib mengkonfirmasikannya pada guru pengampu pembelajaran tersebut. Dan setiap bulannya pengisian daftar kemajuan kelas akan dilaporkan kepada kepala sekolah. Untuk guru bidang studi PAI akan berusaha selalu mengisi daftar kemajuan kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Pengisian daftar kemajuan kelas dilakukan sebelum materi disampaikan. Dengan ini pengisi daftar kemajuan kelas dapat dijadikan sebagai koreksi apabila terjadi hal-hal yang tidak diharapkan. d.
Penyelenggaraan Evaluasi Hasil Belajar Ulangan harian di SMP Nasima Semarang disebut juga ulangan terprogram dan dalam satu semester ulangan terprogram dilaksanakan sebanyak empat kali. Begitu pula pada bidang studi PAI, walaupun materi yang disampaikan sangat banyak tetapi pelaksanaan evaluasi tetap dilaksanakan empat kali (tidak ada ulangan tambahan) dalam satu semester. Dan di SMP Nasima Semarang evaluasi akhir semester disebut ulangan blok dan dilaksanakan pada saat pembelajaran dalam satu semester telah selesai. Dalam satu tahun ulangan blok terlaksana dua kali yaitu pada akhir semester satu dan dua. Dengan evaluasi hasil belajar baik ulangan terprogram, ulangan blok dan ulangan-ulangan yang lain diharapkan hasilnya dapat dijadikan identifikasi terhadap
93
kemampuan siswa dalam menyerap pembelajaran yang telah disampaikan. Evaluasi hasil belajar dapat dijadikan control sejauh mana siswa menangkap materi pembelajaran. Karena evaluasi dilaksanakan secara adil, hitmad dan kondusif pada diri siswa, maka hasil evaluasi belajar merupakan hasil pemikiran dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan secara pribadi. Siswa-siswi di SMP Nasima Semarang telah terbiasa berlaku jujur dan adil, maka di dalam pelaksanaan evaluasi belajar, siswa juga akan selalu menerapkan sikap tersebut. Dengan demikian guru terutama guru bidang studi PAI dapat mengetahui kompetensi setiap siswa dalam belajar PAI. e.
Laporan Hasil Evaluasi Hasil Belajar Setelah evaluasi terlaksana, maka setiap guru termasuk guru bidang studi PAI mengadakan pengolahan dan pengelolaan pada datadata hasil evaluasi belajar siswa. Pengolahan data hasil evaluasi hasil belajar siswa pada siswa merupakan cara atau teknik untuk mengetahui nilai yang harus diberikan kepada setiap siswa. Dengan ini dapat diketahui tingkat perkembangan siswa dalam menangkap pelajaran. Dengan adanya penghitungan hasil evaluasi belajar diharapkan dapat dijadikan atau digunakan untuk memotivasi siswa untuk melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas belajar siswa. Selain itu dapat dijadikan bahan untuk menyempurnakan program pembelajaran, memperbaiki kelemahan-kelemahan pembelajaran dan memberikan bimbingan belajar pada siswa.
f.
Kegiatan Bimbingan dan Konseling Di dalam sekolah siswa tidak dapat terlepas dari masalahmasalahnya baik yang berhubungan dengan lingkungan keluarga maupun lingkungan pergaulannya. Maka dari itu sekolah perlu menyediakan pelayanan yang luas untuk secara aktif membantu siswa
94
mencapai tujuan perkembangannya dan mengatasi permasalahannya. Penyediaan pelayanan BK sangat diperlukan untuk membantu siswa yang memiliki masalah. BK di sekolah adalah pelayanan untuk semua siswa yang mengacu pada keseluruhan perkembangannya, dalam rangka mewujudkan manusia seutuhnya. Keberadaan pelayanan BK di SMP Nasima Semarang telah diterima dan menjadi suatu pekerjaan yang tugas dan ruang lingkupnya jelas. Kegiatan BK di SMP Nasima
Semarang sudah
ditangani secara khusus oleh guru BK. Selain guru BK yang bertindak sebagai konselor di kelas adalah semua guru. Penanganan BK dipegang oleh seorang konselor yang memiliki keahlian psikologis. Dan untuk penanganan masalah keagamaan pada diri siswa dipegang oleh guru bidang PAI. Dan di SMP Nasima Semarang pelayanan BK secara efektif dapat membantu siswa mencapai tujuan-tujuan perkembangan dan mengatasi masalahnya.
2. Pelaksanaan Manajemen Kurikulum Pendidikan Agama Islam di SMP Al Azhar 14 Semarang Sebagaimana diketahui bahwa dalam pengelolaan pembelajaran, fokus dari usaha yang hakekatnya segala usaha dan kegiatan yang dilaksanakan di sekolah senantiasa diarahkan pada suksesnya pembelajaran. Suksesnya proses pembelajaran dapat dilihat pada hasil yang telah dicapai. Hasil pembelajaran dapat dicapai karena dipengaruhi adanya usaha menciptakan tujuan pembelajaran tercapai yaitu dengan menggunakan manajemen yang tepat. Secara operasional kegiatan manajemen kurikulum PAI di SMP Al Azhar 14 Semarang dapat meliputi dua kegiatan pokok yaitu kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru dan kegiatan yang berhubungan dengan proses pembelajaran. Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru PAI mencakup kegiatan pembagian tugas guru mengajar, pembagian tugas dan tanggungjawab ekstra kurikuler dan koordinasi penyusunan rencana
95
pembelajaran. Dan kegiatan yang berhubungan dengan proses pembelajaran PAI
mencakup
penyusunan
jadwal
pelajaran,
penyusunan
program
pembelajaran, pengisian daftar kemajuan kelas, kegiatan evaluasi hasil belajar, pelaporan hasil evaluasi belajar dan kegiatan bimbingan dan konseling. Untuk lebih jelasnya tentang gambaran manajemen kurikulum PAI di SMP Al Azhar 14 Semarang, dapat penulis uraikan sebagai berikut : a. Kegiatan yang Berhubungan dengan Tugas Guru PAI 1) Pembagian Tugas Guru Mengajar Pembagian tugas guru dilaksanakan sebelum ajaran baru dimulai. Di SMP Al Azhar 14 Semarang dilaksanakan pada satu semester sebelum tahun ajaran baru berikutnya. Pembagian tugas guru dilaksanakan pada saat rapat koordinasi dan pembinaan guru. Penempatan guru pengajar PAI didasarkan pada keahliannya (vaknya) yang ditujukan agar proses pembelajaran yang dilaksanakan menjadi
lebih
efektif
dan
menghasilkan
siswa
yang
lebih
berkompeten. Prinsip kinerja tugas guru PAI didasarkan pada kriteria bahwa guru harus memiliki sertifikasi keguruan dan lulus uji kompetensi guru yaitu memiliki kepribadian, menguasai landasan bahan pelajaran, menguasai program pembelajaran, melaksanakan penilaian
pendidikan,
melaksanakan
bimbingan,
melaksanakan
administrasi sekolah, menjalin kerja sama dan interaksi dengan guru sejawat dan masyarakat serta menjalankan penelitian sederhana. Kriteria
tersebut
merupakan
syarat
bagi
guru
PAI
dalam
melaksanakan tugasnya dan kewajiban secara proporsional dan berimbang. Untuk saat ini banyak yang berasumsi bahwa PAI peran sertanya di sekolah kurang efektif dan kurang memberikan kontribusi dalam kualitas pendidikan. Hal ini dikarenakan waktu untuk belajar hanya dua jam pelajaran dengan materi yang padat dan penting, materi,
lebih
terfokus
pada
pengayaan
pengetahuan
bukan
96
pembentukan sikap dan kebiasaan dan lemahnya sumber daya guru dalam
mengembangkan
pendekatan
dan
metode
yang
lebih
bervariatif. Namun di SMP Al Azhar 14 Semarang anggapan-anggapan tersebut merupakan anggapan yang konstruktif sehingga dapat memotivasi guru PAI untuk mengembangkan dan meningkatkan hasil pembelajaran. Sehingga hasil yang diperoleh dalam pembelajaran PAI sesuai tujuan yaitu mewujudkan manusia Indonesia yang unggul, cerdas dan religius sebagaimana tercermin dari visi dan misi SMP Al Azhar 14 Semarang. 2) Pembagian Tugas dan Tanggungjawab Ekstra Kurikuler Kegiatan
dan
ekstra
kurikuler
merupakan
kegiatan
pengembangan diri pada siswa yang bertujuan memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat setiap siswa. Kegiatan ekstra kurikuler dibawah bimbingan guru, konselor beserta staf. Ekstra kurikuler PAI di SMP Al Azhar 14 Semarang meliputi PHBI dan Tilawah / BTA (Baca Tulis Al-Quran) dibawah koordinasi guru PAI. Namun untuk saat ini kegiatan ekstra kurikuler tilawah di SMP Al Azhar 14 Semarang tidak berjalan. Hal ini dikarenakan kurang minatnya siswa terhadap ekstra kurikuler tilawah dan adanya kecenderungan bahwa siswa-siswi SMP Al Azhar 14 Semarang lebih berbakat dan berminat terhadap kegiatan murotal. Maka untuk saat ini ekstra kurikuler tilawah diganti dengan kegiatan murotal. Dengan pelaksanaan PHBI siswa dapat mengambil manfaat yaitu
bisa
mempertebal
keyakinan
terhadap
Allah
SWT.
menumbuhkan dan menambah kesayangan pada Rasulullah SAW. dan dapat menyegarkan kembali ingatan siswa akan berbagai tauladan yang ada pada diri Rasulullah dan diharapkan dapat lebih terpacu dan selalu melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Dan dengan mengikuti kegiatan murotal siswa dapat meningkatkan kemampuan
97
baca tulis Al-Quran, dan siswa dapat mengetahui dan mengenal pengetahuan tentang ilmu tajwid dan ilmu Al-Quran. Dengan demikian kegiatan murotal ruang lingkupnya dapat mendukung dan menunjang bidang studi BTA. 3) Koordinasi Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Perencanaan pembelajaran merupakan penyusunan persiapan segala sesuatu yang diperlukan sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Dengan penyusunan rencana pembelajaran akan mengarahkan tugas guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran atau juga dapat dijadikan sebagai dasar pelaksanaan, pengawasan dan penilaian keberhasilan pembelajaran dalam mencapai tujuan. Rencana pembelajaran PAI yaitu rencana pembelajaran bidang studi PAI tiap unit (materi/isi) yang akan diterapkan oleh guru dalam pembelajaran di kelas. Dengan penyusunan rencana pembelajaran secara terprogram. Jumlah guru bidang studi PAI ada lima orang, namun yang mengajar bidang studi PAI kurikulum Dinas dan Nasima ada dua orang. Sehingga dalam menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diberlakukan tahun 2007/2008. Setiap guru bidang studi, termasuk guru bidang studi PAI memungkinkan menyusun silabus dan rencana pembelajaran secara pribadi. Sebelum rencana pembelajaran disusun, guru bidang studi PAI terlebih dahulu menyusun silabus. Yang mana silabus sendiri merupakan penjabaran dari standar kompeetnsi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi.. Setelah silabut bidang studi PAI tersusun langkah berikutnya yaitu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Sebelum rencana pelaksanaan pembelajaran disusun ada beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh guru PAI bisa efektif dan efisien yaitu : melakukan pemetaan kompetensi dasar per limit, melakukan analisis waktu, menyusun program
tahunan
dan
semesteran.
Perencanaan
pelaksanaan
98
pembelajaran yang disusun harus mempunyai daya terap yang tinggi. Sehingga dapat dikatakan bahwa dengan rencana pembelajaran dapat diketahui kadar kemampuan guru dalam menjalankan profesinya. b. Kegiatan yang Berhubungan dengan Proses Pembelajaran 1) Penyusunan Jadwal Pelajaran Jadwal pelajaran di SMP Al Azhar 14 Semarang disusun secara edukatif oleh kepala sekolah, dibantu oleh wakil kepala sekolah dan bidang kurikulum dengan memperhatikan ketentuanketentuan akademik. Jadwal pelajaran merupakan penjabaran dari seluruh program pembelajaran di sekolah. Jadwal pelajaran juga merupakan daftar yang berisi tentang kegiatan-kegiatan pembelajaran yang harus diikuti oleh siswa. Untuk bidang studi PAI diberikan selama 80 menit atau 2 jam pelajaran tiap minggunya. Dan penempatan waktu pembelajaran tidak dibedakan antara bidang studi satu dengan bidang studi yang lain. Semua bidang studi dianggap penting dan harus disampaikan pada siswa. Dengan penempatan waktu yang tepat, siswa akan dengan mudah mengikuti atau menyesuaikan diri dengan jadwal yang diumumkan. Sehingga siswa akan lebih terfokus pada pembelajaran dan akan dengan mudah memperoleh hasil belajar yang baik. 2) Penyusunan Program Pembelajaran Di SMP Al Azhar 14 Semarang guru bidang studi PAI sebelum tahun ajaran baru telah mempersiapkan dan mengembangkan program pembelajaran baik program tahunan maupun program semester. Program tahunan dan semester didasarkan pada analisis alokasi waktu yang ditetapkan dan hasil pemetaan kompetensi dasar per unit. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu yang dibutuhkan oleh siswa untuk menguasai kompetensi dasar. Untuk menyusun program pembelajaran guru bidang studi PAI sangat memperhatikan langkah-langkah yang telah digariskan dalam
99
KTSP. Karena langkah tersebut menjadi pedoman dalam menyusun program pembelajaran bagi guru bidang studi PAI. Di SMP Al Azhar 14
Semarang
sendiri
untuk
tahun
ajaran
2006/2007
telah
memberlakukan KTSP dalam pelaksanaan pembelajaran. Dimana KTSP memberikan kewenangan kepada sekolah untuk menyusun kurikulumnya sendiri. Dengan ini guru bidang studi PAI di SMP Al Azhar 14 Semarang diberi kewenangan untuk menyusun kurikulum PAI. Sehingga, program pembelajaran disusun oleh guru bidang studi PAI sendiri. Dan hasil penyusunan program dapat dijadikan sebagai dasar untuk menyusun rencana pembelajaran. Berdasarkan program pembelajaran dapat dijadikan pengawasan atau pengontrolan apakah unit-unit pembelajaran telah dilaksanakan oleh guru. c.
Pengisian Daftar Kemajuan Kelas Daftar kemajuan kelas di SMP Al Azhar 14 Semarang disebut buku jurnal. Disusunnya daftar kemajuan kelas atau buku jurnal diharapkan dapat dijadikan pengawasan baik bagi kepala sekolah, guru pengajar bidang studi, wali kelas dan staf yang lain yaitu : hari/tanggal, bidang studi, guru pengampu, materi pelajaran dan absensi siswa serta paraf guru. Daftar kemajuan kelas harus diisi lengkap. Di SMP Al Azhar 14 Semarang pengisian daftar kemajuan kelas merupakan tugas regu kelas. Apabila guru pengampu pelajaran belum mengisi daftar kemajuan kelas setelah pembelajaran selesaibelum, maka regu kelas wajib mengkorfirmasikannya pada guru pengampu pembelajaran tersebut. Dan setiap bulannya pengisian daftar kemajuan kelas akan dilaporkan kepada kepala sekolah. Untuk guru bidang studi PAI akan berusaha selalu mengisi daftar kemajuan kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Pengisian daftar kemajuan kelas dilakukan sebelum materi disampaikan, hal ini dilakukan oleh guru bidang studi PAI menghindari hal-hal yang tidak
100
diharapkan. Tujuan pengisian daftar kemajuan kelas yaitu guru bidang studi PAI dapat mengetahui tingkat perkembangan belajar siswa. d.
Penyelenggaraan Evaluasi Hasil Belajar Penilaian merupakan suatu proses yang dilakukan melalui perencanaan, pengumpulan informasi, pelaporan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa. Evaluasi belajar atau ulangan harian di SMP Al Azhar 14 Semarang telah ditetapkan dalam program tahunan SMP. Ulangan harian di SMP Al Azhar 14 Semarang dalam satu semester dilaksanakan sebanyak empat kali. Namun pada bidang studi PAI, karena materi yang disampaikan sangat banyak, ulangan dilaksanakan empat sampai dengan lima kali. Hal ini dilakukan untuk membantu siswa dalam mempelajari bahan/ isi materi yang telah diprogramkan dalam rencana pembelajaran. Dan di SMP Al Azhar 14 Semarang evaluasi akhir semester dilaksanakan pada saat pembelajaran dalam satu semester telah selesai. Dalam satu tahun evaluasi akhir semester terlaksana dua kali yaitu pada akhir semester satu dan dua. Evaluasi hasil belajar dilaksanakan secara serius, obyektif, teliti dan terbuka. Dengan hasil evaluasi hasil belajar untuk ulangan harian dan evaluasi akhir semester dan ulangan-ulangan yang lain diharapkan hasilnya dapat dijadikan identifikasi terhadap kemampuan siswa dalam menyerap pembelajaran yang telah disampaikan. Evaluasi hasil belajar dapat dijadikan control sejauhmana siswa menangkap materi pembelajaran. Siswa-siswi di SMP Al Azhar 14 Semarang telah terbiasa berlaku jujur dan adil, maka di dalam pelaksanaan evaluasi belajar, siswa juga akan selalu menerapkan sikap tersebut. Dengan demikian guru terutama guru bidang studi PAI dapat mengetahui kompetensi setiap siswa dalam belajar PAI.
e.
Laporan Hasil Evaluasi Hasil Belajar Laporan hasil evaluasi belajar siswa, merupakan sarana komunikasi dan kerja sama antara sekolah dan orang tua demi
101
kemajuan belajar siswa dan pengembangan sekolah. Setelah evaluasi terlaksana, maka setiap guru termasuk guru bidang studi PAI mengadakan pengolahan dan pengelolaan pada data-data hasil evaluasi hasil belajar siswa. Pengolahan data hasil evaluasi hasil belajar siswa pada siswa merupakan cara atau teknik untuk mengetahui nilai yang harus diberikan kepada setiap siswa. Dengan dapat diketahui tingkat perkembangan siswa dalam menangkap pelajaran. Dengan adanya penghitungan hasil evaluasi belajar diharapkan dapat dijadikan atau digunakan untuk memotivasi siswa untuk melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas belajar siswa. Selain itu
dapat
dijadikan
bahan
untuk
menyempurnakan
program
pembelajaran, memperbaiki kelemahan-kelemahan pembelajaran dan memberikan bimbingan belajar pada siswa. f.
Kegiatan Bimbingan dan Konseling Permasalahan yang dialami pada siswa di sekolah sering tidak dapat dihindari, hal ini disebabkan karena ada sumber permasalahan siswa yang banyak didapat dari luar sekolah. Penyediaan pelayanan BK sangat diperlukan untuk membantu siswa yang memiliki masalah. BK di sekolah adalah pelayanan untuk semua siswa yang mengacu pada keseluruhan perkembangannya, dalam rangka mewujudkan manusia seutuhnya. Keberadaan pelayanan BK di SMP Al Azhar 14 Semarang telah diterima dan menjadi suatu pekerjaan yang tugas dan ruang lingkupnya jelas. Yang menjadi supervisor pelayanan BK di sekolah adalah kepala sekolah. Dan pada setiap bulan kepala sekolah mengadakan pemeriksaan terhadap buku pelaksanaan BK. Kegiatan BK di SMP Al Azhar 14 Semarang ditangani secara khusus oleh guru BK. Selain guru BK yang bertindak sebagai konselor di kelas adalah semua guru. Penanganan BK dipegang oleh seorang konselor yang
102
memiliki keahlian psikologis. Dan untuk penanganan masalah keagamaan pada diri siswa dipegang oleh guru bidang PAI. Dengan diberikannya bimbingan dan konseling di sekolah kepada seluruh siswa baik yang mengalami kelambatan dan kemajuan belajar, guru akan mudah mengetahui gejala-gejala tingkah laku yang bermasalah.
B. Persamaan dan Perbedaan Pelaksanaan Manajemen Kurikulum Pendidikan Agama Islam Antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar Pada dasarnya SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang memiliki persamaan dan perbedaan. Pelaksanaan kegiatan manajemen kurikulum PAI antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang juga terdapat persamaan dan perbedaan. Berikut adalah uraiannya : Dalam kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru PAI mencakup pembagian tugas guru, pembagian tugas dan tanggungjawab ekstra kurikuler dan penyusunan rencana pembelajaran. Dilihat dari pembagian tugas guru mengajar persamaannya yaitu sama-sama dilaksanakan sebelum tahun ajaran baru dan dimulai pada saaat rapat koordinasi tim guru, dan pembagian tugas guru lebih memperhatikan keprofesional dan potensi serta telah lulus uji kompetensi yang dimiliki guru bidang studi PAI, perbedaannya di SMP Al Azhar 14 Semarang yang menjadi guru bidang studi PAI diutamakan telah berpengalaman mengajar sedangkan di SMP Nasima Semarang yang menjadi guru bidang studi PAI pengalaman mengajar tidak diutamakan. Dilihat dari pembagian tugas dan tanggungjawab ekstra kurikuler antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang mempunyai kegiatan ekstra kurikuler keagamaan yang sama yaitu PHBI dan tilawah yang dikoordinasikan langsung oleh guru PAI, yang menjadi perbedaan yaitu di SMP Nasima Semarang pelatih ekstra kurikuler tilawah didatangkan dari guru luar. Untuk SMP Al Azhar 14 Semarng tahun pelajaran 2007/2008 ekstra kurikuler tilawah sudah tidak berjalan lagi karena sedikitnya minat siswa terhadap ekstra kurikuler tilawah dan telah diganti dengan kegiatan murotal. Kegiatan murotal dilatih langsung oleh guru bidang studi BTA/Qiro’ati. Untuk penyusunan rencana pembelajaran bidang studi PAI di SMP Nasima dan
103
SMP Al Azhar 14 Semarang sama-sama menyusun secara pribadi. Yang menjadi perbedaan penjabaran silabus kedalam rencana pembelajaran yang memuat tujuan pembelajaran, materi ajar, materi pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar. Pemberian kewenangan untuk menganalisis silabus, di SMP Nasima Semarang guru bidang studi PAI diberi kewenangan untuk menganalisis silabus sesuai dengan ketetapan dari sekolah, sedangkan di SMP Al Azhar 14 Semarang guru bidang studi PAI diberi kewenangan menganalisis silabus yang diturunkan dari YPI Pusat (Induk Al-Azhar). Dalam
kegiatan
yang
berhubungan
dengan
proses
pelaksanaan
pembelajaran PAI di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarnag meliputi penyusunan jadwal pelajaran, penyusunan program, pengisian daftar kemajuan kelas, penyelenggaraan evaluasi hasil belajar, pelaporan hasil evaluasi dan kegiatan bimbingan dan konseling. Dalam penyusunan jadwal pelajaran antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang ada persamaan yaitu setiap satu jam pelajaran sama dengan 40 menit dan untuk bidang studi PAI hanya diberikan 2 jam pelajaran (80 menit). Dan waktu yang digunakan untuk pembelajarn bidang studi PAI berdasarkan alokasi waktu yang tersedia. Yang menjadi perbedaan yaitu penempatan waktu dan lokasi pembelajaran selain itu juga metode yang digunakan guru bidang studi PAI di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang dalam menyiasati agar materi yang disampaikan bisa ditangkap oleh siswa. Kewenangan penyusunan jadwal pelajaran di SMP Nasima Semarang adalah kepala sekolah dan tim guru. Sedangkan di SMP Al Azhar 14 Semarang kewenangan penyusunan jadwal pelajaran adalah kepala sekolah dan bidang kurikulum. Untuk penyusunan program pembelajaran bidang studi PAI memiliki persamaan pada format data program dan didasarkan pada analisis alokasi waktu yang telah ditetapkan dan hasil penempatan kompetensi dasar per unit. Yang berbeda adalah isi dari program yang ada. Di SMP Nasima Semarang program pembelajaran disusun ataskerja antar guru PAI. Program tersebur disusun setelah silabus diturunkan dari sekolah. Sedangkan di SMP Al Azhar 14 Semarang program pembelajaran disusun sendiri oleh guru PAI, setelah silabus diturunkan dari YPI pusat. Berikutnya yaitu pengisian daftar kemajuan kelas
104
persamaannya terletak pada waktu pengisian dan guru bidang studi PAI setiap pembelajaran akan mengisi daftar kemajuan kelas secara lengkap. Sedangkan perbedaannya terletak pada bentuk format. Di SMP Nasima Semarang format buku jurnal berisi keterangan hari/tanggal, mata pelajaran, guru pengampu, materi yang disampaikan, absensi, jumlah siswa, paraf dan keterangan. Sedangkan di SMP Al Azhar 14 Semarang format buku jurnal berisi keterangan hari/tanggal, jam pelajaran, mata pelajaran, pengampu, materi, siswa yang tidak hadir, keterangan dan paraf guru. Dalam penyelenggaraan evaluasi hasil belajar antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang memiliki kesamaan yang terletak pada penentuan alat evaluasi yang digunakan dan cara penilaian yang dilaksanakan secara obyektif, terbuka, kondusif dan serius.. Dan perbedaannya yaitu jenis evaluasi yang ada dan waktu pelaksanaannya. Untuk ulangan harian di SMP Nasima Semarang disebut ulangan terprogram dan dilaksanakan 4 kali. Sedangkan di SMP Al Azhar 14 Semarang ulangan harian PAI dilaksanakan 5-6 kali. Untuk laporan hasil evaluasi, persamaan antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang pelaporan hasil evaluasi sama-sama dalam bentuk portfolio baik mingguan, bulanan, semesteran maupun tahunan, yang mencakup ranah kognitif, psikomotor dan afektif. Dan perbedaannya yaitu pengolahan data nilai dan bobot nilai atau KKM. Di SMP Nasima KKM untuk kelas VII, VIII dan IX baik dari segi penguasaan konsep dan nilai-nilai serta penerapan sebesar 70. Sedangkan di SMP Al Azhar 14 Semarang KKM untuk kelas VII sebesar 70 dari segi penguasaan konsep dan nilai-nilai dan 72 dari segi penerapan. Untuk kelas VIII dan IX baik dari segi penguasaan konsep dan nilai-nilai serta penerapan sebesar 71. Setelah hasil evaluasi diolah dan telah menjadi data yanng kongkritkemudian dilaporkan kepada pihak-pihak yang terkait. Di SMP Nasima Semaranghasil evaluasi dilaporkan kepada kepala sekolah, orang tua, masyarakat dan yayasan. Sedangkan di SMP Al Azhar 14 Semarang hasil evaluasi dilaporkan kepada kepala sekolah, orang tua, masyarakat dan yayasan pusat Jakarta. Yang terakhir adalah tentang kegiatan BK di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang, pelayanan BK ruang lingkupnya telah jelas, dan memiliki ketetapan sama yaitu bahwa seorang guru adalah pembimbing atau konselor bagi siswanya.
105
Perbedaannya yaitu SMP Nasima Semraang pembinaan rutinitas keagamaan ditangani langsung oleh guru bidang studi PAI. Sedangkan di SMP Al Azhar 14 Semarang baik pembinaan kesosialan, kesusilaan ataupun keagamaan pada siswa yang bermasalah tetap ditangani oleh guru BK.
Dari uraian tentang persamaan dan perbedaan tersebut agar lebih mudah dibaca dapat dilihat dalam tabel berikkut : Jenis Kegiatan
SMP Nasima Semarang
SMP
Al
Azhar
14
Semarang a.
Pembagian Dilaksanakan sebelum tahun Dilaksanakan sebelum ajaran
Tugas Mengajar
ajaran baru pada saat rapat baru dimulai pada saat rapat koordinasi tim guru,
koordinasi tim guru,
Selain harus telah harus lolos Yang menjadi guru bidang uji kompetensi guru, yang studi PAI tidak hanya harus menjadi guru bidang studi PAI lolos uji kompetensi guru, pengalaman tidak diutamakan.
tetapi juga harus memiliki pengalaman.
b.
Pembagian Ada pelaksanaan PHBI dan Ada pelaksanaan PHBI dan
Tugas
dan ekstra kurikuler tilawah,
Tanggungjawab
kegiatan murotal,
Dikoordinasikan langsung oleh Yang menjadi pelatih adalah
Ekstra Kurikuler guru bidang studi PAI, Yang
guru dalam yaitu guru bidang
menjadi
ekstrakurikuler
pelatih studi BTA/Qiro’ati. tilawah
didatangkan dari guru luar sekolah. c.
Penyusunan Rencana pembelajaran disusun Rencana
rencana
oleh guru secara pribadi,
pembelajaran
Rencana merupakan
pembelajaran
disusun oleh guru PAI sendiri
pembelajaran untuk satu pertemuan, penjabaran
dari Rencana
silabus yang diturunkan dari merupakan
pembelajaran penjabaran
106
sekolah.
silabus yang dari YPI pusat Jakarta.
a.
Penyusunan Disusun oleh kepala sekolah Disusun oleh kepala sekolah
Jadwal pelajaran berserta tim guru,
beserta bidang kurikulum,
Untuk bidang studi PAI jam Untuk pelajaran
bidang
dilaksanakan waktu
berdasarkan
alokasi
studi
yang
PAI
digunakan
waktu berdasarkan alokasi waktu
yaitu 2 jam pelajaran (80 yang tersedia, yaitu 2 jam menit). b.
pelajaran (80 menit)
Pengisian Setiap selesai mengajar guru Guru bidang studi termasuk
Daftar
PAI
Kemajuan Kelas
kemajuan kelas,
wajib
mengisi
daftar guru bidang studi PAI wajib mengisi
daftar
kemajuan
Format buku kemajuan kelas kelas, berisi
tentang
mata
hari/tanggal, Yang bertugas mengisi daftar
pelajaran,
pengampun,
guru kemajuan
materi
kelas
yang lengkap
secara adalah
disampaikan, absensi, jumlah tanggungjawab regu kelas, siswa, paraf dan keterangan.
Format daftar kemajuan kelas berisi
keterangan
hari/tanggal, jam pelajaran, mata pelajaran, pengampu, materi,
siswa
yang
hadir
keterangan dan paraf guru.
c.
Penyusunan Program
pembelajaran Program
Program
didasarkan
Pembelajaran
alokasi
pembelajaran
pada
analisis didasarkan
pada
waktu
yang analisis
waktu
analisis dan
sebelumnya telah ditetapkan kompetensi dasar per unit, dan
hasil
penempatan Program
kompetensi dasar per unit,
disusun
setelah
silabus diturunkan dari YPI
107
Program
disusun
silabus
setelah pusat,
diturunkan
dari Program disusun pribadi oleh
sekolah,
guru PAI
Program pembelajaran disusun atas kerja sama antar guru PAI d.
Evaluasi Dalam evaluasi semester atau Dalam evaluasi semester atau
Hasil Balajar
evaluasi akhir sekolah bidang evaluasi akhir seolah guru studi PAI, guru bidang studi bidang studi PAI memberikan PAI memberikan arahan dan arahan mengawasi
langsung
Ulangan
Evaluasi/ulangan ulangan
harian
PAI
harian dilaksanakan 5-6 kali, terprogram Evaluasi dilaksanakan secra
dan dilaksanakan 4 kali, Evaluasi
mengawasi
pada langsung pada siswa,
siswa,
disebut
dan
dilakukan
serius, obyektif, teliti dan secara serius.
hitmad, jujur, adil e. Laporan Hasil Laporan evaluasi mencakup Laporan evaluasi mencakup Evaluasi Belajar
ranah kognitif, psikomotor dan domain kategori yang berupa afektif,
ranah kognitif, psikomotor
KKM bidang studi PAI untuk dan afektif, kelas VII. VIII dan IX, baik KKM bidang studi PAI kelas dari segi penguasaan konsep VII dari segi penguasaan and nilai-nilai serta dari segi konsep dan nilai-nilai sebesar penerapan sebesar 70, Hasil
evaluasi
70 dan dari segi penerapan
dilaporkan sebesar 72, untuk kelas VIII
kepada keppala sekolah, orang dan tua, masyarakat dan yayasan
IX
baik
dari
segi
penguasaan konsep dan nilainilai serta dari segi penerapan penerapan sebesar 71 Hasil
evaluasi
dilaporkan
108
kepada kepala sekolah, orang tua, masyarakat dan yayasan pusat f.
Kegiatan Pelayanan
BK
ruang Pelayanan
Bimbingan dan lingkupnya telah jelas, Konseling
BK
ruang
lingkupnya telah jelas,
Guru adalah konselor atau Guru adalah konselor atau pembimbing bagi siswa, Guru
PAI
pembimbing bagi siswa,
merupakan Pembinaan
pembimbing
rutinitas keagamaan harian pada siswa
keagamaan harian siswa yang yang bermasalah di sekolah.
rutinitas
bermasalah
ditangani oleh guru BK.
tetap
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Pembahasan tentang studi tentang komparasi manajemen kurikulum pendidikan agama Islam antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang) telah penulis terangkan dalam bab demi bab. Dari pembahasan-pembahasan dan uraian pada bab-bab sebelumnya maka penulis dapat mengambil konsklusi bahwa manajemen kurikulum PAI di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang tergolong baik, dimana semua kegiatan-kegiatan manajemen kurikulum PAI baik kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru maupun kegiatan yang berhubungan dengan proses pelaksanaan pembelajaran sudah dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat dari kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan kegiatan manajemen kurikulum PAI di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang meliputi kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru PAI dan kegiatan yang berhubungan dengan proses pelaksanaan pembelajaran bidang studi PAI. Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru PAI meliputi tiga kegiatan. Yang pertama, di SMP Nasima dan SMP Al Azhar pembagian tugas guru PAI sangat diperhatikan terutama keahlian yang harus dimiliki yaitu harus lulur uji kompetensi dan menguasai BTA (Baca tulis Al-Quran/Mengaji), selain itu juga sangat diperhatikan dalam pembagian bahan tugas mengajar dan formasinya. Yang kedua adalah pembagian tugas dan tanggung jawab, ekstra kurikuler PAI, ekstra kurikuler yang berhubungan dengan PAI yaitu PHBI dan kegiatan Tilawah. Di dalam bertugas dan melaksanakan tanggungjawabnya guru bidang studi PAI di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang selalu mengadakan koordinasi langsung pada siswa dan mengelola kegiatan ekstra kurikuler tilawah. Yang ketiga adalah penyusunan rencana pembelajaran, disusun sendiri oleh guru bidang studi PAI untuk satu pertemuan. Dnegan penyusunan rencana pembelajaran diharapkan pembelajaran bidang studi PAI di SMP Nasima dan SMP Al
109
110
Azhar 14 Semarang lebih terprogram sehingga dapat diketahui kadar kemampuan guru dalam menjalankan profesinya. Selanjutnya yaitu kegiatan yang berhubungan dengan proses pelaksanaan pembelajaran PAI. Yang pertama yaitu penyusunan jadwal pelajaran, jadwal pembelajaran bidang studi PAI di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang diberikan pada seluruh kelas dan menunjukkan waktu mengajar (40 menit). Yang kedua adalah penyusunan program pembelajaran. Dalam pemograman pembelajaran bidang studi PAI di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang yang ditetapkan oleh guru bidang studi PAI yaitu menetapkan materi atau isi pelajaran yang akan disampaikan, memilih metode dan media pembelajaran dan menentukan alokasi waktunya. Yang ketiga yakni pengisian daftar kemajuan, setiap guru termasuk guru bidang studi PAI telah selesai memberikan pelajaran yang harus mengisi daftar kemajuan, yang nantinya daftar kemajuan dapat dijadikan pengawasan terhadap kemajuan belajar siswa. Yang keempat yaitu penyelenggaraan evaluasi hasil belaja. Di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang penyelenggaraan evaluasi hasil belajar bidang studi PAI ada dua evaluasi yaitu formatif dan sumatif, evaluasi formatif peneyelenggaraannya disesuaikan dengan ketentuan sekolah dan Dinas
Pendidikan
(Pemerintah)
sedangkan
evaluasi
sumatif
penyelenggaraannya bisa direkayasa oleh guru bidang studi PAI. Dengan evaluasi guru dapat melihat sejauh mana siswa menguasai pembelajaran. Yang kelima adalah laporan hasil evaluasi, setelah evaluasi hasil belajar terlaksana setiap guru termasuk guru bidang studi PAI mengelola hasil evaluasi kemudian mengadakan penyempurnaan lebih lanjut dan tindakan berikutnya mendata kedalam catatan kemajuan siswa setelah itu dilaporkan pada bidang kurikulum, yang nantinya akan dijadikan laporan kepada wali siswa. Yang keenam yaitu kegiatan bimbingan dan konseling di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang setiap guru merupakan pembimbing dan konselor bagi siswanya. Dalam kegiatan rutinitas harian siswa, guru bidang studi PAI adalah pembimbing dan konselor bagi siswa yang bermasalah.
111
2. Pada dasarnya SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang memiliki persamaan dan perbedaan. Pelaksanaan kegiatan manajemen kurikulum PAI antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang juga ada persamaan dan perbedaan. Dalam kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru PAI mencakup pembagian tugas guru, pembagian tugas dan tanggungjawab ekstra kurikuler dan penyusunan rencana pembelajaran. Dilihat dari pembagian tugas guru mengajar persamaannya yaitu sama-sama lebih memperhatikan keprofesional dan potensi yang dimiliki guru bidang studi agama Islam, perbedaannya di SMP Al Azhar 14 Semarang yang menjadi guru bidang studi agama Islam diutamakan telah berpengalaman mengajar sedangkan di SMP Nasima Semarang yang menjadi guru bidang studi PAI pengalaman mengajar tidak diutamakan. Dilihat dari pembagian tugas dan tanggungjawab ekstra kurikuler antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang mempunyai kegiatan ekstra kurikuler keagamaan yang sama yaitu PHBI dan tilawah, yang menjadi perbedaan terletak pada pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler tersebut. Namun untuk tahun pelajaran 2007/2008 di SMP Al Azhar ekstra kurikuler tilawah sudah tidak berjalan lagi karena sedikitnya minat siswa terhadap ekstra kurikuler tilawah dan diganti dengan kegiatan murotal, berbeda dengan SMP Nasima Semarang walaupun siswa yang mengikuti hanya ekstra kulikuler tilawah tidak terlalu banyak, ekstrakuriluler tilawah masih tetap berjalan. Untuk penyusunan rencana pembelajaran bidang studi PAI di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang sama-sama menjabarkan silabus kedalam rencana pembelajaran yang memuat tujuan pembelajaran, materi ajar, materi pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar. Dan perbedaannya yaitu terletak pada pemberian kewenangan untuk menganalisis silabus, di SMP Nasima Semarang guru bidang studi PAI diberi kewenangan untuk menganalisis silabus sesuai dengan ketetapan dari sekolah sedangkan di SMP Al Azhar 14 Semarang guru bidang studi PAI diberi kewenangan menganalisis silabus yang diturunkan dari YPI Pusat (Induk Al Azhar).
112
Dalam kegiatan yang berhubungan dengan proses pelaksanaan PAI di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarnag meliputi penyusunan jadwal pelajaran, penyusunan program, pengisian daftar kemajuan, penyelenggaraan evaluasi hasil belajar, pelaporan hasil evaluasi dengan kegiatan bimbingan dan konseling. Dalam penyusunan jadwal pelajaran antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang ada persamaan yaitu setiap satu jam pelajaran sama dengan 40 menit dan untuk bidang studi PAI hanya diberikan jam pelajaran untuk setiap kelas, padahal materi yang perlu disampaikan sangat banyak. Yang menjadi perbedaan yaitu metode dan strategi yang digunakan guru bidang studi PAI di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang dalam menyiasati agar materi yang disampaikan bisa ditangkap oleh siswa. Untuk penyusunan program pembelajaran bidang studi PAI memiliki persamaan pada format data program. Yang berbeda adalah isi dari program yang ada. Berikutnya yaitu pengisian daftar kemajuan persamaannya terletak pada waktu pengisian dan bentuk format dari buku kemajuan. Sedangkan perbedaannya terletak pada aspek-aspek yang dinilai untuk kemajuan. Dalam penyelenggaraan evaluasi hasil belajar antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang memiliki kesamaan yang terletak pada penentuan alat evaluasi yang digunakan dan cara penilaian. Dan perbedaannya yaitu jenis evaluasi yang ada dan waktu pelaksanaannya. Untuk laporan hasil evaluasi, persamaan antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang pelaporan hasil evaluasi sama-sama dalam bentuk portfolio baik mingguan, bulanan, semesteran maupun tahunan, dan perbedaannya yaitu pengolahan data nilai dan bobot nilai yang diberikan atau kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). DI SMP Nasima KKM bidang studi PAI adalah 70, sedangkan di SMP Al Azhar 14 Semarang KKMnya yaitu untuk kelas VII dari segi penguasaan konsep dan nilai-nilai sebesar 70 dan dari segi penerapan sebesar 72, sedangkan untuk kelas VIII dan IX baik dari segi penguasaan konsep dan nilai-nilai serta dari segi penerapan sebesar 71. Yang terakhir adalah tentang kegiatan bimbingan dan konseling di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang, yang memiliki ketetapan sama yaitu bahwa seorang guru PAI adalah
113
pembimbing siswanya dalam kebiasaan atau rutinitas siswa di sekolah, dan bidang bimbingan dan konseling di SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang tidak memiliki perbedaan yang menonjol.
B. SARAN-SARAN Berdasarkan permasalahan yang penulis bahas dalam skripsi ini yaitu studi komparasi tentang manajemen kurikulum pendidikan agama Islam antara SMP Nasima dan SMP Al Azhar 14 Semarang, maka penulis hendak menyampaikan saran-saran sebagai berikut : 1. Manajemen kurikulum PAI seharusnya menjadi sebuah usaha pembinaan situasi pembelajaran PAI agar berjalan lebih kondusif dan edukatif. 2. Manajemen kurikulum PAI dapat dijadikan alat informasi bagi guru bidang studi PAI dalam menerapkan rencana dan program-program pembelajaran yang telah disusun. 3. Perlu adanya legitimasi dari semua lembaga pendidikan baik sekolah ataupun madrasah mengenai perlunya mengaplikasikan manajemen kurikulum. C. PENUTUP Teriring rasa syukur alhamdulillah yang tidak terhingga kehadiran Allah SWT. yang telah melimpahkan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tentunya masih banyak kesalahan dan kekurangan yang sudah barang tentu masih melekat dalam rangkaian kata-kata dari awal sampai akhir skripsi ini. Oleh karenanya saran, kritik dan masukan yang konstruktif dari pembaca, sangat penulis harapkan demi tercapainya kesempurnaan ini dan kebaikan semua pihak. Namun penulis tetap berharap, dengan segala kekurangan dan kesalahan yang ada, mudah-mudahan skripsi ini dapat menjadi bagian dari usaha yang bermanfaat bagi pengembangan manajemen kurikulum di lembaga pendidikan Islam. Semoga Allah SWT. senantiasa melimpahkan hidayah dan magfirah-Nya kepada kita, sehingga kita semua dapat menggapai ketentraman lahir dan batin untuk mengabdi kepada-Nya.
DAFTAR PUSTAKA Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002. Arifin, Muzayyin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2003. _______, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002. _______, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1999. _______, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993. Arsyad, Azhar, Pokok-pokok Manajemen, Pengetahuan Praktis Bagi Pemimpin dan Eksekutif, Yogyakarta: pustaka Pelajar, 2002. Atmodiwirio, Soebagio, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: Gramedia, 1992. Azizy, A. Qodri, Pendidikan Agama Untuk Membangun Etika Sosial, Mendidik Anak Sukses Masa Depan: Pandai dan Bermanfaat, Semarang: Aneka Ilmu, 2003. Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP), Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: Fianal Senayan, 2006. Basuki, Sulistio, Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: Universitas Terbuka, Dekdibut, 1993. Daradjat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996. Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Asdi Mahasatya, 2006. Echols, Jhon M. dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia, 1992. Fattah,
Nanang, Landasan Rosdakarya, 2000.
Manajemen
Pendidikan,
Bandung:
Remaja
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara. Harahap, Sofyan Safri, Sistem Pengawasan Manajemen, Jakarta: Quantum, 2001. Hasibuan, Malayu S.P., Manajemen Dasar: Pengertian dan Masalah, Jakarta: Gunung Agung, 1996.
Himpunan Perundang-undangan RI Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang RI NO. 20 Tahun 2003 Beserta Penjelasannya, Bandung : Nuansa Aulia, 2005. Konfensi Nasional Pendidikan Indonesia II, Kurikulum Untuk Abad ke-21, Jakarta: Grasindo,1994. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Standar Kompetensi, Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Ladjid,
Hafni, Pengembangan Kurikulum, Menuju Kompetensi, Jakarta: Quantum Teaching, t.th.
Kurikulum
Berbasis
LPPM (Panitia Istilah Manajemen), Kamus Istilah Manajemen, Jakarta: Balai Aksara, 1983. Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung: remaja Rosdakarya, 2006. Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002. Muhaimin et.al., Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004. Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004. _______, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002. Muslam, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Teoritis dan Praktis, Semarang: PKPI, 2003. Muslich, Mansur, KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007. mutthawi', Ibrahim Ihsmat, Al Ushul al-Idariyah li al-Tarbiyah, Riad: Dar alSyuruq, 1996. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 1999. _______, Asas-asas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara, 2001. Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999. Nurhadi, Kurikulum 2004: Pertanyaan dan Jawaban, Jakarta: Grasindo, 2004.
Pedoman Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, Departemen Agama RI, Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Direktorat Madrasah dan Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Umum, 2004. Peraturan Pemerintah RI. NO 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Cipta Jaya, 2005. Plano, Jack C., et.al., Kamus Analisis Politik, Jakarta: Rajawali, t.th. Poerbakawatja, Soegarda, et.al., Ensiklopedi Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung, 1982. Pratt, David, Curriculum Design and Development, New York: Harcourt Brace Jovanovich, 1980. Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konselig, Jakarta: Rineka Cipta, 2004. _______, Panduan Kegiatan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta: Asdi Mahasatya, 2001. Purwanto, Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995. Rival, Veithzal, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2003. Rosyadi, Khoiron, Pendidikan Profetif, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004. Schoderbek, Peter P., et.al., Management, New York: Harcourt Brace Jovanovich, 1988. Subandiyah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993. Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Rosdakarya, 1990. Sumarni, Murti, Manajemen Pemasaran Bank, Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2002. Suryosubroto, B., Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2004. Syafi'i, Inu Kencana, al-Qur'an dan Ilmu Administrasi, Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Syamsi, Ibnu, Pokok-pokok Organisasi dan Manajemen, Jakarta: Rineka Cipta, 1994. Terry, George R., Principles of Management, terjemahan Wiardi, Asas-asas Manajemen, Bandung: Alumni, 1986. Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta : Bumi Aksara, 1996. Usman, Moh. Unzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000. Willes, Jon and Joseph Bondi, Curriculum Development: a Guide to Practice, New York : Macmillan Publishing Company, 1993. Yulaelawati, Ella, Kurikulum dan Pembelajaran, Bandung: Pakar Raya, 2004.