Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa Terhadap HIV/AIDS di SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang
Nafisa Ayu Agustin Dr. Bagoes Widjanarko, MPH Nor Tri Astuti W., SST, M.Kes
Abstract Background: HIV (Human Immunodeficiency Virus) is a kind of virus which cause AIDS, health problems for forward countries as well as development countries. This disease is caused by teenages behavior under controlled sexual relationship. Data last January until October 2013 in Semarang the amount of people who’re positively detected HIV 91 cases and for AIDS 59 cases. Aim (s): The aim of this research is to know the descriptive of knowledge level and the student’s attention to HIV/AIDS in SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. Method: The research uses descriptive research. The amount of sample are 85 students. 45 from X class and 40 students of XI class. In this research the samples are taken proportionaly stratified random sampling. The Instrument used is interview with questioner. Results: Based on the research, almost all respondents female’s (51,8%), 60,0% have enough knowledge and 94,1% having positively attitude. Conclusion: From this research is gained that almost all SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang female’s student’s, have enough knowledge and have positively attitude. Key words: Teenage, Knowledge, Attitude, HIV/AIDS.
Kerangka Pemikiran Kelompok remaja adalah segmen yang besar dan berkembang sebagai bagian dari populasi. Lebih dari separuh populasi dunia adalah penduduk yang berumur kurang dari 25 tahun dan empat dari lima remaja tinggal di negara berkembang. Selama masa remaja, orang-orang muda ini mengembangkan identitas orang dewasa, mereka bergerak ke arah fisik dan kedewasaan psikologis, dan mandiri secara ekonomis. Dalam rentang waktu ini terjadi pertumbuhan fisik secara cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dan fungsi organ reproduksi. Seiring dengan pertumbuhan primer dan sekunder pada remaja kearah kematangan yang sempurna, muncul juga hasrat dan dorongan remaja untuk menyalurkan keinginan seksualnya, di mana pemenuhan kebutuhan seksual tersebut
sangat bervariasi dan karakteristik seksual masing-masing jenis kelamin memiliki spesifikasi yang berbeda-beda. Mulai dari perasaan tertarik hingga tingkah laku berkencan, bercumbu dan bersenggama. Beberapa perilaku yang mengarah pada pemuasan dorongan seksual pada dasarnya menunjukan tidak berhasilnya seseorang dalam mengendalikan atau mengalihkan dorongan tersebut ke kegiatan lain yang sebenarnya masih dapat dikerjakan. Dorongan atau hasrat untuk melakukan hubungan seksual selalu muncul pada remaja.(2)Hal ini dikarenakan banyak anak remaja sering kurang mendapatkan penerangan, kurang berpengalaman dan kurang nyaman mengakses pelayanan keluarga berencana dan jasa kesehatan reproduktif jika dibandingkan dengan orang dewasa. Kondisi ini mungkin akan meningkatkan risiko terjadinya PMS,
HIV, Kehamilan yang tidak diinginkan, dan lain-lain sebagai konsekuensi kesehatan yang dapat mempengaruhi masa depan mereka yang merupakan bagian dari komunitas beberapa tahun mendatang Menurut WHO, 333 juta kasus baru PMS terjadi diseluruh dunia setiap tahun dan setidaknya 111 juta dari kasus ini terjadi pada mereka yang berusia di bawah 25 tahun. Hampir setengah dari infeksi HIV secara keseluruhan terjadi pada pria dan perempuan dengan usia di bawah 25 tahun, dan banyak di negara berkembang. Data menunjukkan bahwa sampai 60% dari semua kasus infeksi HIV baru terjadi pada kelompok usia antara 15 sampai 24 tahun. Infeksi di kalangan perempuan melebihi infeksi di kalangan pria dengan rasio 2 berbanding 1.Salah 1 penelitian di Tanzania memperlihatkan bahwa perempuan muda memiliki kemungkinan untuk terinfeksi HIV lebih dari 4 kali lipat dibandingkan pria muda. Meskipun para perempuan lebih tidak berpengalaman seksual dan memiliki pasangan seksual yang jauh lebih sedikit dibandingkan pria sebayanya. Para remaja ini berisiko terkena PMS dan HIV karena berbagai alasan seperti kurangnya pengetahuan mengenai PMS termasuk HIV. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS),yang merupakan masalah kesehatan global baik di negara maju maupun berkembang. Penderita HIV/AIDS lebih dari 45 juta orang dengan korban meninggal dunia lebih dari 25 juta jiwa sejak penyakit ini dilaporkan pertama kali pada tahun 1981. Afrika Sub-Sahara, Asia Selatan dan Asia Tenggara merupakan wilayah terburuk yang terinfeksi virus HIV.(3) Jumlah penderita HIV/AIDS dapat digambarkan sebagai fenomena gunung es, yaitu jumlah penderita dilaporkan jauh lebih kecil dari pada jumlah sebenarnya. Hal ini berarti bahwa jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia yang sebenarnya belum diketahui
secara pasti. Di Indonesia sendiri, kasus AIDS pertama kali muncul pada tahun 1987. Sejak pertama kali dikenal sampai saat ini, jumlah penderita AIDS mengalami peningkatan yang sangat pesat.(5)Diperkirakan jumlah orang dengan HIV di Indonesia pada akhir tahun 2003 mencapai 90.000–130.000 orang.(6)Menurut data statistik dari Departement Kesehatan RI, sampai dengan Maret 2008 dilaporkan bahwa 6130 penduduk Indonesia mengidap HIV dan 11.868 mengidap AIDS. Dari jumlah tersebut, 2.468 jiwa diantaranya meninggal dunia. Pada tahun 2012 dilaporkan jumlah infeksi HIV sebanyak 21.511 kasus, dan AIDS tahun dilaporkan sebanyak 5.686 kasus. Dari bulan Januari sampai dengan Maret 2013 jumlah infeksi baru HIV yang dilaporkan sebanyak 5.369 orang dan AIDS dilaporkan sebanyak 469 orang. Data dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dari bulan Januari 2013 sampai Juni 2013 didapatkan jumlah kasus AIDS untuk kelompok usia 15-19 tahun sebanyak 1416 kasus. Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, jumlah infeksi HIV yang dilaporkan tahun 2012 sebanyak 607 lebih sedikit dibanding tahun 2011(755 kasus), sebagian besar didapat dari hasil VCT dirumah sakit. Kasus Acquired Immuno Deviciency Syndrome (AIDS) sebanyak 797 kasus, lebih banyak dibanding tahun 2011(521kasus) dimana kasus tersebut didapatkan dari laporan VCT rumah sakit, laporan rutin AIDS kabupaten/kota serta Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM). Peningkatan kasus AIDS ini dikarenakan upaya penemuan atau pencarian kasus yang semakin intensif melalui VCT di rumah sakit dan upaya penjangkauan oleh LSM peduli AIDS dikelompok risiko tinggi. Jumlah kematian karena AIDS di Jawa Tengah tahun 2012 sebanyak 149 kasus, lebih banyak dibanding tahun 2011(89 kasus). Data terakhir Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah bulan Januari sampai bulan September 2013, jumlah penderita HIV sebanyak 730 kasus, dan
penderita AIDS 649 kasus, dan jumlah kematian mencapai 95 kasus.(9)Di kota Semarang sendiri dilaporkan tahun 2012 sebanyak 81 kasus menderita HIV, dan 110 kasus menderita AIDS.(10) Data terakhir bulan Januari sampai September 2013 didapatkan 91 kasus menderita HIV, dan 59 kasus menderita AIDS.(9) Melihat jumlah angka HIV/AIDS di kota Semarang yang cukup banyak, perlu dilakukan pemberian pengetahuan dan pengertian mengenai kasus HIV/AIDS tersebut. Dalam hal ini peran tenaga kesehatan salah satunya yaitu bidan, dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan, seperti pelayanan kesehatan reproduksi yang berfokus pada aspek pencegahan, promosi dapat melalui atau bekerjasama dengan pihak puskesmas dan dinas kesehatan yang berlandaskan kemitraan untuk mendukung dan mewujudkan tujuan Millenium Development Goals yang ke enam yaitu tentang menghentikan penularan HIV/AIDS.(11) Melihat penelitian yang sudah dilakukan oleh Ida Ayu Mas Ari Astuti (2008) meneliti tentang ‘’Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Metode Penelitian Hasil Penelitian Simpulan 1. Sebagian besar siswa yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah siswa yang berjenis kelamin perempuan (51,8%). 2. Sebagian besar siswa di SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang mempunyai tingkat pengetahuan cukup (60,0%) tentang HIV/AIDS. 3. Masih terdapat siswa yang memiliki pengetahuan kurang (22,4%) tentang HIV/AIDS. 4. Sebagian besar siswa di SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang mempunya sikap positif (94,1%) terhadap HIV/AIDS.
HIV/AIDS di SMP Negeri 85 Jakarta’’ hasil penelitian menunjukkan bahwa 71 responden (62%) memiliki pengetahuan baik, dan 43 responden (38%) memiliki pengetahuan kurang baik. Dari survey yang dilakukan oleh peneliti, sebelumnya belum pernah dilakukan penelitian tentang HIV/AIDS di SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. Peneliti melakukan surveyawal dengan menggunakan metode wawancaradi SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang, dari 10 siswa yang diambil dari 5 siswa kelas X dan 5 siswa kelas XI, hanya 3 siswa yang berpengetahuan baik terhadap HIV/AIDS yaitu 2 siswa dari kelas XI dan 1 siswa dari kelas X. Siswa yang lain mengaku tidak mengetahui karena kurangnya sumber informasi yang mereka dapatkan. Jadi, keterpaparan informasi melalui media massa seperti koran,televisi,majalah, radio dan internet berpengaruh terhadap pemahaman remaja tentang pentingnya perlindungan diri terhadap HIV/AIDS dan berdampak pada sikap remaja dalam menyikapi pergaulan remaja terhadap HIV/AIDS.
5. Masih terdapat siswa yang memiliki sikap negatif (5,9%) terhadap HIV/AIDS. 6. Masih terdapat responden (33%) yang menganggap bahwa AIDS disebabkan oleh salah satu kelompok jamur. 7. Masih terdapat responden (49%) yang belum memahami mengenai gejala terhadap HIV/AIDS. 8. Masih terdapat responden (47%) yang beranggapan bahwa tidak menggunakan pisau cukur secara bergantian yang sudah terkontaminasi oleh darah tidak dapat mencegah tertularnya virus HIV. 9. Masih terdapat responden (21,2%) dan (31,8%)yang beranggapan bahwa dengan makan bersama dengan penderita HIV/AIDS dapat tertular virus HIV.
10. Masih ditemukan respponden (9,4%) yang malu jika diketahui mencari infomasi mengenai HIV/AIDS. Saran 1. Pihak sekolah dapat bekerjasama dengan tenaga kesehatan untuk memberikanpendidikan kesehatanmengenai HIV/AIDS. 2. Siswa di SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang diharapkan mampu menambah pengetahuantentang HIV/AIDS, dengan cara mencari Informasi seperti membaca buku, koran, menonton TV atau bertanya kepada tenaga kesehatan mengenai HIV/AIDS. 3. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai HIV/AIDS dengan sasaran yang lebih luas dan variatif seperti di tambahkan karakteristik mengenai sumber informasi, umur, pendidikan, dan peneliti dapat mengevaluasi dari penelitian sebelumnya Daftar Pustaka 1. Saifuddin A, Sulaiman S, Djamhoer M. Bungai Rampai Obstetrii dan Ginekologi Sosial. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka; Sarwono Prawirohardjo; 2005. h. 318;325. 2. Poltekkes Depkes Jakarta I. Kesehatan remaja problem dan solusinya. Jakarta: Salemba Medika; 2010. h.47;86-7. 3. Soedarto. Penyakit menular di Indonesia. Jakarta: Anggota IKAPI; 2009. h. 195-97. 4. Dinas Kesehatan. Profil kesehatan provinsi jawa tengah tahun 2012. [Diaksestanggal 4 November 2013]. Didapat dari: http://www.dinkes jatengprov.go.id/dokumen/manajem en_informasi/Buku_Saku_Kesehata n_Tahun_2012.pdf. 5. Widiyanto S. Mengenal 10 penyakit mematikan. Yogyakarta: PT Pustaka insan madani; 2009. h. 3-4. 6. Departemen kesehatan. Situasi derajat kesehatan. [Diakses tanggal 23 Oktober 2013]. Didapat dari: http://www.depkes.go.id%2Fdownloa
ds%2Fprofil%2Fkalteng%2Fnarasi_ profil05%2Fnarasi_profil05%2FBAB %2520III_ 7. Kementrian Kesehatan. Laporan perkembangan HIV-AIDS Triwulan 1 Tahun 2013. [ Diakses tanggal 7 November 2013]. Didapat dari: http://www.aidsindonesia.or.id/ck_up loads/files/Laporan%20HIV%20AIDS %20TW%201%202013%20FINAL.p df 8. Ditjen PP dan PL Kemenkes RI. Statistik Ksus HIV/AIDS di Indonesia.[Diaksestanggal 3 Desember 2013]. Didapat dari: http://spiritia.or.id/Stats/StatCurr.pdf 9. Dinas Kesehatan. Buku Saku Kesehatan Triwulan 3 Tahun 2013. [Diakses tanggal 7 November 2013]. Didapat dari: http://www.dinkes jatengprov.go.id/dokumen/SDK/MIB ANGKES/BUKU%20SAKU%20TW% 203%20TH%202013%20FINALPDF.pdf 10. Departemen Kesehatan. Data HIV dan AIDS Prov.Jateng per Desember 2012. [Diakses tanggal 25 Oktober 2013]. Didapat dari: http://www. aidsjateng.or.id%2Fdata%2FData%2 520HIV%2520dan%2520AIDS%252 0Prov.%2520Jateng%2520per%252 0Desember%25202012.ppt 11. Maryam S.Peran bidan yangkompeten terhadap suksesnya MDG’S. Jakarta: Salemba Medika; 2012. h. 5;12. 12. Singale,Lastianti. 2013. “ Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Tentang HIV/AIDS Dengan Tindakan Pencegahan HIV/AIDS Pada Siswa SMK Negeri 3 Tahuna”. [Diakses tanggal 25 Oktober 2013]. Didapat dari: http://fkm.unsrat.ac.id/wpcontent/uploads/2013/08/lastiantiEvilin-Singale-080112037.pdf 13. Kalina Putri. 2012. ”TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS PADA SISWA KELAS XI IPS DI SMA PGRI KARANGMALANG SRAGEN “. [Diakses tanggal 23 Oktober 2013].
Didapat dari: http://digilib.stikeskusumahusada.ac. id/files/disk1/3/01-gdl-kalinaputr-1251-ktikali-i.pdf 14. Ida Ayu Mas Ari Astuti. 2008. “GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI SMP NEGERI 85 JAKARTA”. [Diakses tanggal 25 Oktober 2013]. Didapat dari: http://library.upnvj. ac.id/pdf/s1keperawatan08/2043120 69/bab6.pdf 15. Mubarok W. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika; 2011. h. 32;81-4. 16. Novita N, Yunetra F. Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika; 2011. h. 22-3; 82-5. 17. Notoatmodjo S. Kesehatan masyarakat ilmu dan seni. Jakarta: Rineka cipta; 2007. h. 144 18. Wawan A, Dewi M. Teori dan pengukuran dan pengetahuan, sikap, dan perilaku manusia. Yogyakarta: Nuha medika; 2010. h. 16-8. 19. Hidayat AA. Metode penelitian kebidanan dan teknik analisis data. Jakarta: Salemba medika; 2007. h. 68;86-7; 81; 100-01. 20. Kusmiran E. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika; 2012. h.4-6;13033. 21. Kumalasari I, Iwan A. Kesehatan Reproduksi untuk mahasiswakebidanan dan keperawatan. Jakarta: Salemba medika; 2012.h. 13;24-5.
22. Pinem S. Kesehatan reproduksi dan kontrasepsi. Jakarta: CV.Trans info media; 2009. h.303-04. 23. Scorviani, V. Taufan N. Mengupas tuntas 9 jenis pms (penyakit menular seksual). Yogyakarta: Nuha Medika; 2011. h.3-5 24. Nugroho B. It’s All About Sex. Jakarta: Bumi Aksara; 2010. h. 18889. 25. Nursalam, Ninuk DK. Asuhan keperawatan pada pasien terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta: Salemba medika; 2007. h.45-7 26. Nugroho,T. Buku Ajar Ginekologi untuk Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika. 2010. h.55-6 27. Saryono. Metodologi penelitian kesehatan. Jogjakarta: Mitra cendika; 2008. h. 30; 63-4; 66;77-8. 28. Sulistyaningsih. Metodologi penelitian kebidanan kuantitatif kualitatif. Yogyakarta: Graha ilmu; 2011. h. 66;82. 29. Sugiyono. Statistika untuk penelitian. Alfabeta: Bandung;2007. h.75. [Diakses tanggal 03 Desember 2013]. Didapat dari http:///www.library.upnvj.ac.id/pdf/3fi sippdf/207612106/bab3.pdf. 30. Suyanto. Riset kebidanan. Jogjakarta: mitra cendika; 2009. h. 57-9. 31. Setiawan A, Saryono. Metodologi penelitian kebidanan DIII, DIV, S1 dan S2. Yogyakarta: Nuha medika. h. 178.