PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013 http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
MANAJEMEN PELAYANAN PAJAK REKLAME TETAP OLEH DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA PONTIANAK DI SEPANJANG JALAN GAJAHMADA Dini Febry Puspaningrum. Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Tanjungpura. Pontianak. 2014. E-mail:
[email protected] Abstrak Permasalahan pengaturan kewenangan pelayanan pajak reklame tetap di kota Pontianak kurang mendukung pelaksanaan otonomi daerah, sehingga Dinas Pendapatan Daerah Kota Pontianak melakukan suatu perencanaan ulang dalam pengelolaan dan penarikan pajak untuk mengoptimalkan pendapatan reklame di daerah. Penelitian ini secara akademik bertujuan untuk mengetahui dan memahami persyaratan yang harus dipenuhi oleh Wajib Pajak dalam pengurusan pajak reklame tetap, prosedur pengurusan pajak reklame tetap kepada Wajib Pajak, bentuk pelayanan pajak reklame tetap oleh Dispenda Kota Pontianak, hambatan Dispenda Kota Pontianak dalam proses pengurusan pajak reklame tetap, dan pengalaman Wajib Pajak dalam pengurusan pajak reklame tetap. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Desain yang digunakan adalah studi fenomenologi dari Littlejohn. Untuk menganalisis lebih tajam, peneliti menggunakan teori kontruksi sosial dari Peter L. Berger. Dari hasil penelitian di lapangan, peneliti menemukan bahwa manajemen pelayanan pajak yang dilakukan oleh Dispenda Kota Pontianak khususnya pada reklame tetap di sepanjang Jalan Gajahmada Kelurahan Benua Melayu Darat belum maksimal. Dari pengamatan peneliti di lapangan, manajemen pelayanan pajak reklame tetap oleh Dispenda Kota Pontianak tersebut terhambat oleh persyaratan pengurusan yang sulit dipenuhi oleh Wajib Pajak, prosedur pengurusan berlangsung cukup lama, bentuk pelayanan langsung belum terlaksana secara maksimal, serta adanya hambatan yang mengganggu kinerja aparatur seperti fasilitas dan sarana prasarana pelayanan belum memadai. Rekomendasi dalam rangka memaksimalkan pelayanan adalah Wajib Pajak mematuhi peraturan pengurusan pajak yang berlaku, aparatur Dispenda Kota Pontianak memberi kemudahan kepada Wajib Pajak dalam proses pengurusan, dan memahami perbedaan karakter pada setiap Wajib Pajak. Kata Kunci: Pajak Reklame Tetap, Persyaratan, Prosedur, Bentuk Pelayanan. Abstract The regulation problem of advertisement tax service authority remained in the city of Pontianak not support the implementation of regional autonomy, so that the Local Revenue Offices of Pontianak City perform a replanning in the management and collection of taxes to optimize the advertisement in the regional income. This study aims to determine the academic and understand the requirements to be met by the taxpayer in obtaining a Permanent Advertising Tax, advertising tax processing procedures remain to taxpayers, advertising tax services form fixed by the Local Revenue Offices of Pontianak City, the obstacles in the process of advertising tax processing remains, and experience in handling taxpayer fixed advertising tax. This study used qualitative methods. The design used phenomenological study of Littlejohn. To analyze more sharply, researcher used the theory of social construction of Peter L. Berger. From the results of research in the field, researcher found that the management of tax services performed by the Local Revenue Offices of Pontianak City especially on permanent advertising along Gajahmada Street, Benua Melayu Darat Village is not maximized. Researcher in the field of observation, advertising tax service management remains by the Local Revenue Offices of Pontianak City are hampered by the maintenance requirements are difficult to be met by the taxpayer, the maintenance procedure lasts long enough, the form of direct services have not been implemented to the fullest, as well as the barriers that interfere with the performance of the apparatus such as facility and inadequate infrastructure services. Recommendations in order to maximize service is taxpayer comply with the applicable regulations of the tax administration, the Local Revenue Offices of Pontianak City provide convenience to the taxpayer in process, and understand the differences of each taxpayer’s character. Keywords: Advertising Tax Service, Requirements, Procedures, Service Forms.
Dini Febry Puspaningrum Ilmu Administrasi FISIP Universitas Tanjungpura 1
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013 http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
penerimaan PAD. PENDAHULUAN Perkembangan
Provinsi Kalimantan Barat ditopang oleh pertumbuhan
kegiatan
ekonomi
yang
tersebar secara sektoral dan spatial sehingga berdampak
dampak
pendapatan
pada
masyarakat.
kenaikan
Hal
ini
akan
berdampak pula terhadap semakin besarnya potensi jenis pajak yang dapat dikumpulkan
Provinsi
Kalimantan
Barat terus berupaya menggali berbagai sumber
potensial
untuk
yang ada kurang mendukung pelaksanaan otonomi daerah. Oleh sebab itu, khususnya di Pontianak perlu suatu perencanaan ulang dalam mengatur sistem perpajakan. Tapi perencanaan yang baik tidak akan berarti jika tidak adanya suatu pengawasan dari pihak yang berwajib yakni Pemerintahan Daerah
dari kegiatan ekonomi daerah. Pemerintah
Pengaturan kewenangan perpajakan
perekonomian
meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD). Menurut
pemerintahan
PAD yang signifikan pada tahun 2011, dari target yang semula Rp 733.335 miliar meningkat menjadi Rp 888.207 miliar yang bersumber dari pajak daerah, retribusi daerah dan pengelolaan aset daerah serta pendapatan lain yang sah. Banyak kalangan menilai bahwa peningkatan sebesar 13,38 persen
ini
disebabkan
merupakan oleh
suatu
kesadaran
prestasi.
masyarakat
dalam membayar pajak terus meningkat serta
tingkat
pertumbuhan
ekonomi
masyarakat Kalbar yang semakin membaik. Pelaksanaan otonomi daerah terhadap sumber penerimaan daerah dapat menjamin keberlangsungan pembangunan di daerah dapat diwujudkan dalam bentuk PAD yang memiliki
peran
penting
dalam rangka
pembiayaan pembangunan. Otonomi daerah, diselenggarakan
melalui
usaha
meningkatkan kemampuan keuangan sendiri yakni dengan upaya meningkatkan
Pontianak. yang
Instansi
berperan
dalam
pengelolaan pendapatan daerah di Kota Pontianak, seperti pajak daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah Kota Pontianak. Dispenda Kota Pontianak adalah
Gubernur Kalbar Drs. Cornelis, MH bahwa Kalimantan Barat mengalami peningkatan
Kota
Satuan
Kerja
Perangkat
Daerah
Kota
Pontianak yang diberi kewenangan dalam pengelolaan dan penarikan Pajak Daerah di Kota Pontianak. Dispenda mempunyai tugas menyelenggarakan
sebagian
kewenangan
Pemerintah Kota dan tugas dekonsentrasi di bidang pendapatan. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 6 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah Kota Pontianak, pada Bab II pasal 2 tentang Jenis Pajak, disebutkan
bahwa
jenis
pajak
dalam
Peraturan Daerah ini terdiri atas Pajak Hotel, Pajak
Restoran,
Pajak
Hiburan,
Pajak
Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Parkir, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi
dan
Bangunan
Pedesaan
dan
Perkotaan (PBB), serta Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Berkembangnya berpengaruh
pada
semakin
teknologi banyaknya
perusahaan yang memproduksi suatu produk atau barang. Hal ini perlu disebarluaskan
Dini Febry Puspaningrum Ilmu Administrasi FISIP Universitas Tanjungpura 2
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013 http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
agar
masyarakat
dan
pengurusan pajak reklame tetap kepada
memakai barang yang diproduksi oleh
masyarakat atau Wajib Pajak. Masyarakat
perusahaan tersebut. Oleh karena itu perlu
yang melakukan pemasangan reklame atau
adanya
yang biasa disebut dengan Wajib Pajak.
suatu
komersial
lebih
mengenal
sarana
dengan
untuk
menganjurkan
tujuan
memperkenalkan,
atau
memujikan
Bagi setiap orang atau badan hukum
barang
yang melakukan pengurusan pajak reklame
tersebut yang ditempatkan atau yang dapat
tetap, maka langkah awal harus memenuhi
dilihat dan dibaca dari suatu tempat oleh
persyaratan pelayanan izin reklame baik
umum,
untuk pemasangan reklame baru maupun
diantaranya
adalah
pemasangan
papan reklame di daerah-daerah, khususnya
perpanjangan.
di Kota Pontianak baik berupa reklame tetap
persyaratan tersebut, maka Wajib Pajak
maupun reklame insidentil.
melalui prosedur pelayanan sesuai aturan
Kecamatan
memenuhi
Selatan
yang berlaku dalam mekanisme atau alur
merupakan salah satu daerah yang sangat
pelayanan pajak reklame tetap di Dispenda
potensial
pajak
Kota Pontianak. Dispenda Kota Pontianak
Pontianak,
seharusnya memberikan pelayanan yang
tepatnya di sepanjang Jalan Gajahmada.
sama untuk setiap pengguna reklame tetap
Pemasangan
oleh
baik dari kepentingan sosial, bisnis, maupun
keberadaan reklame tetap, meliputi berbagai
event-event tertentu. Instansi pemerintah
jenis produk diantaranya sepeda motor,
sebenarnya dituntut memberikan pelayanan
rokok, celana jeans, mie instan, pasta gigi,
prima sebagai wujud good governance.
semen, handphone, kartu selular, bank dan
Untuk mengukur suatu pelayanan bisa
asuransi.
dikatakan prima perlu adanya standar dasar
reklame
dalam di
Pontianak
Setelah
hal
pemasukan
Dispenda
reklame
Produk
yang
Kota
didominasi
paling
banyak
diiklankan melalui reklame tetap disana adalah rokok yang terdiri atas beberapa
khusus untuk mengetahui mutu layanan. Meskipun
pelayanan
pengurusan
merek seperti ESSE, Bheta, WIN Mild, LA
pajak reklame tetap yang dilakukan oleh
Lights, Djarum Black Mild, Djarum Super,
Dispenda Kota Pontianak telah berjalan
Cakra Royal, Marlboro, A Mild dan Jazy
sebagaimana mestinya, namun tetap saja
Mild.
terdapat beberapa hambatan yang timbul Masyarakat
pelayanan
saat berlangsungnya pelayanan ini. Suatu
publik yang berkualitas dari para birokrat.
pelayanan dinilai memuaskan bila dapat
Pelayanan
masih
memenuhi harapan pelanggan. Pada instansi
menampilkan ciri-ciri yakni berbelit-belit,
pemerintah seperti Dispenda Kota Pontianak
lambat, dan mahal. Penyelenggaraan tugas
yang memberikan layanan tunggal, maka
Dispenda Kota Pontianak yang muncul salah
kepuasan Wajib Pajak untuk mengukur
satunya
efektifitas dan efisiensi pelayanan sering
publik
dalam
manajemen
menuntut
selama
hal
pelayanan
ini
penyelenggaraan publik
dalam
tidak kelihatan. Oleh karena itu, kepuasan
Dini Febry Puspaningrum Ilmu Administrasi FISIP Universitas Tanjungpura 3
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013 http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
Wajib Pajak perlu diukur sebagai indikator
Individu menjadi penentu dalam dunia sosial
kinerja agar Wajib Pajak lebih taat pajak.
yang dikonstruksi berdasarkan kehendaknya.
Penelitian mendapatkan
ini
bertujuan
pemahaman
untuk
mendalam
Manusia
dalam
banyak
hal
memiliki
kebebasan untuk bertindak di luar batas
terhadap hal-hal berikut:
kontrol struktur dan pranata sosialnya.
1. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh
Dalam proses sosial, individu manusia
Wajib Pajak dalam pengurusan pajak
dipandang sebagai pencipta realitas sosial
reklame
tetap
Gajahmada
di
kepada
sepanjang
Jalan
yang relatif bebas di dalam dunia sosialnya.
Dispenda
Kota
Maka jika dikaji dari teori ini, hubungan
Pontianak.
yang ditimbulkan dalam proses pelayanan
2. Prosedur pengurusan pajak reklame tetap
pajak reklame menunjukkan gejala sosial
yang dilakukan oleh Dispenda Kota
yang sarat oleh makna para aktor yang
Pontianak
terlibat dalam gejala sosial itu.
kepada
Wajib
Pajak
di
sepanjang Jalan Gajahmada. 3. Bentuk pelayanan dalam perolehan pajak reklame tetap yang dilakukan oleh Dispenda Kota Pontianak terhadap Wajib Pajak di sepanjang Jalan Gajahmada. 4. Hambatan yang dihadapi oleh Dispenda Kota Pontianak dalam proses pengurusan pajak reklame tetap kepada Wajib Pajak di sepanjang Jalan Gajahmada.
METODE Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain penelitian studi fenomenologi.
Pajak di sepanjang Jalan Gajahmada
seperti dikutip oleh Creswell (1998:51) yang dimaksud dengan studi fenomenologi adalah sebuah studi yang menggambarkan arti dari pengalaman hidup untuk beberapa individu
dengan mengeksplorasi struktur kesadaran dalam pengalaman manusia.
dalam proses pengurusan pajak reklame tetap kepada Dispenda Kota Pontianak. Penelitian ini menggunakan teori sosial
dari
Peter
L.Berger.
Membahas teori konstruksi sosial (social construction), tentu tidak bisa terlepaskan dari
bangunan
teoritik
yang
telah
dikemukakan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Teori konstruksi sosial ini berakar pada paradigma konstruktivis yang
melihat
realitas
sosial
Polkinghorne
tentang suatu konsep atau suatu fenomena
5. Pengalaman yang dialami oleh Wajib
kontruksi
Menurut
sebagai
konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu yang merupakan manusia bebas.
Adapun obyek penelitian ini yaitu pada
aktivitas
kegiatan
manajemen
pelayanan pajak reklame tetap di sepanjang Jalan Gajahmada yang dilakukan oleh Dispenda Kota Pontianak. Subyek dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak yang melakukan perijinan maupun pembayaran pajak reklame tetap produk rokok yang berada
di sepanjang Jalan Gajahmada
kepada Dispenda Kota Pontianak. Peneliti berusaha memahami dan menginterpretasi perilaku
Wajib
Pajak
melalui
analisis
percakapan dari informan yang mengalami
Dini Febry Puspaningrum Ilmu Administrasi FISIP Universitas Tanjungpura 4
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013 http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
fenomena
pelayanan
tersebut.
Dalam
pendekatan fenomenologi peneliti memulai
instansi terkait tentang pelayanan, pajak daerah dan pajak reklame tetap.
observasi dan wawancara dengan pertanyaan mendalam terkait pajak reklame sehingga
dapat
menggali
Dalam
penelitian
ini
peneliti
tetap
menggunakan teknik analisis domein. Hal
dan
ini dikarenakan peneliti dalam penelitian ini
menggambarkan fenomenologi yang dialami
mengeksplorasi
Wajib Pajak di Dispenda Kota Pontianak
pegawai Dispenda Kota Pontianak dalam
dalam fokus kajian ini.
memberikan
Metode
pengumpulan
data
mengenai
pelayanan
pengalaman
pajak
reklame.
yang
Teknik analisis domein digunakan untuk
digunakan peneliti untuk memperoleh data
menganalisis gambaran objek penelitian
informasi yang lengkap dalam penelitian ini
secara umum atau di tingkat permukaan,
melalui langkah-langkah berikut:
namun relatif utuh tentang obyek penelitian.
1. Observasi, dalam metode ini selain
(Bungin, 2003:85).
melakukan pengamatan langsung pada objek penelitian di lapangan yakni
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dispenda Kota Pontianak, peneliti juga
mengenai hal yang berhubungan dengan
1. Persyaratan Pengurusan Pajak Reklame Tetap di Dispenda Kota Pontianak Persyaratan untuk pelayanan pajak
permasalahan
reklame
mendengar dan mencatat setiap gejala
yang
diteliti
sehingga
tetap
telah
tercantum
dalam
peneliti lebih mudah mengamati data dan
Peraturan Daerah (Perda) Kota Pontianak
informasi yang diharapkan.
Nomor 6 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah
2. Wawancara, cara peneliti memperoleh informasi
melalui
percakapan
yang
komunikasi
dilakukan
saling
sesuai
Penulis
Pontianak
pelayanan
yang
untuk mengurus pajak reklame tetap bagi Wajib
maupun
jenis
dibutuhkan oleh Wajib Pajak. Persyaratan
berhadapan ataupun melalui telepon. mewawancarai
dengan
Pajak
sebenarnya
sudah
jelas,
Wajib
Pajak
sehingga ada kepastian mengenai syarat
aparatur
Dispenda
Kota
yang
yang
mengetahui
dan
3. Studi Dokumentasi, dalam tahapan ini
untuk
melakukan
pembayaran pajak reklame tetap.
memahami manajemen pelayanan pajak reklame.
dibutuhkan
Beberapa pedoman untuk memenuhi persyaratan dapat ditemukan oleh Wajib Pajak di dalam area ruang tunggu Dispenda
peneliti melakukan penelaahan melalui
Kota
dokumen tertulis yang diperoleh dari
pedoman persyaratan untuk pelayanan pajak
instansi terkait berupa cuplikan, kutipan,
reklame tetap masih kurang memadai.
atau penggalan dari catatan organisasi.
Pedoman-pedoman
Studi dokumentasi didapat dari buku
disiapkan dinas bagi Wajib Pajak tersebut
pelayanan pajak serta data tertulis dari
diantaranya
Pontianak.
Adapun
kelengkapan
persyaratan
berbentuk
buku
yang
pedoman,
Dini Febry Puspaningrum Ilmu Administrasi FISIP Universitas Tanjungpura 5
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013 http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
spanduk atau banner, papan berdiri atau
Dari hasil wawancara peneliti dengan
standing board, poster akrilik atau foster
Seksi Pendaftaran dan Pendataan Pajak
acrilic, cetak brosur, dan cetak poster.
Reklame Dispenda Kota Pontianak tersebut,
Namun pedoman persyaratan yang tersedia
dapat kita lihat bahwa aparatur tetap
tidak tetap, pedoman yang disediakan pihak
bersedia melayani Wajib Pajak yang tidak
Dispenda Kota Pontianak selalu berubah-
melampirkan
ubah tergantung persiapan dan persediaan
ketika melakukan pengurusan pajak reklame
yang ada di dinas.
tetap. Namun, tentu saja dibutuhkan waktu
Dasar
pengenaan
tahun
sebelumnya
reklame
yang lebih lama dalam pengurusannya. Hal
adalah Nilai Sewa Reklame (NSR). Nilai
ini sependapat dengan Berger dalam Riyanto
sewa
(2009:123) yang mengungkapkan bahwa
reklame
pajak
SSPD
adalah
keseluruhan
pembayaran yang dikeluarkan oleh pemilik
manusia
dan atau penyelenggaraan reklame yang
kebebasan
diperhitungkan
dunianya,
dengan
memperhatikan
sendiri
sebenarnya
bertindak tetapi
dan
manusia
memiliki memaknai tidak
bisa
faktor jenis, bahan yang digunakan, lokasi
menerabas keluar begitu saja dari institusi
penempatan, jangka waktu penyelenggaraan,
yang telah mengalami obyektifasi. Dari
jumlah, dan ukuran media reklame.
pendapat tersebut, dapat kita simpulkan
Wajib
melengkapi
bahwa untuk mendapatkan pelayanan di
sebelum
Dispenda Kota Pontianak, Wajib Pajak bisa
harus
saja tidak membawa persyaratan secara
dilengkapi oleh Wajib Pajak baru dalam
lengkap, namun di luar ketetapan institusi,
pengurusan
seluruh
Pajak
perlu
persyaratan
pengurusan.
tersebut
Persyaratan
reklame
lebih
manusia dalam hal ini Wajib Pajak harus
Wajib
Pajak
menghadapi kekacauan dalam arti waktu
perpanjang. Dalam situasi tertentu aparatur
pelayanan yang dilaluinya menjadi tertunda
Dispenda Kota Pontianak juga dihadapkan
atau lebih lama dari yang telah ditetapkan.
banyak
pemasangan
yang
dibandingkan
dalam beberapa kendala dalam pemenuhan
masalah kelengkapan persyaratan dari Wajib
2. Prosedur Pengurusan Pajak Reklame Tetap di Dispenda Kota Pontianak Prosedur pelayanan pajak reklame
Pajak. Aparatur Dispenda Kota Pontianak
tetap mengacu pada Keputusan Kepala
dituntut memberikan solusi kepada Wajib
Dispenda Kota Pontianak Nomor 15 A
Pajak ketika tidak membawa persyaratan
Tahun 2011 tentang Penetapan Standar
secara lengkap. Namun hal ini tidak
Teknis Pelayanan Pembayaran Pajak Daerah
menghalangi pengurusan, aparatur tetap
pada
melayani Wajib Pajak hanya saja dibutuhkan
Lampiran II dalam peraturan ini memberi
waktu
penjelasan mengenai standar pelayanan,
persyaratan, misalnya dalam penanganan
yang
lebih
lama
untuk
menyelesaikannya.
Dispenda
diantaranya
Kota
prosedur
Pontianak.
pelayanan.
Pada
Pada
Lampiran III dalam Keputusan Kepala
Dini Febry Puspaningrum Ilmu Administrasi FISIP Universitas Tanjungpura 6
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013 http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
Dispenda Kota Pontianak Nomor 15 A
instansi-instansi lain seperti BP2T dalam
Tahun 2011 tentang Penetapan Standar
pengurusan surat rekomendasi izin titik
Teknis
pada
reklame dan Kantor Polisi dalam pengurusan
memberi
Surat Izin Gangguan (SITU/SIUP). Wajib
penjelasan mengenai alur pelayanan yang
Pajak dalam hal ini harus datang berkali-kali
harus dilalui Wajib Pajak untuk mengurus
untuk mengecek ke instansi-instansi yang
permohonan izin pemasangan reklame dan
terkait. Berger dalam Riyanto (2009:39)
melakukan pembayaran pajak reklame.
mengungkapkan bahwa manusia bukanlah
Pelayanan
Dispenda
Kota
Pajak
Daerah
Pontianak
Permohonan
izin
pemasangan
aktor
yang
melayani
reklame serta pembayaran pajak reklame
keteraturan
oleh Wajib Pajak dilaksanakan pada loket
makhluk
pelayanan pendataan, penetapan, dan kasir.
kepentingannya
Prosedur dalam proses pemberian layanan
pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
ini dibuat dalam bentuk alur dan berlaku
alur pelayanan yang dilewati Wajib Pajak
untuk
reklame.
melalui instansi terkait harus didasari oleh
Pengurusan pajak reklame tetap harus
pemahaman akan pemenuhan kepentingan
melewati rangkaian proses pelayanan yang
bagi Wajib Pajak itu sendiri, bukan sekedar
telah ditetapkan Dispenda Kota Pontianak di
melayani kepentingan prosedur yang ada di
atas, sebelum selanjutnya Wajib Pajak bisa
instansi bersangkutan, dengan kata lain
menentukan lokasi reklame tersebut akan
seluruh instansi terkait harus berupaya untuk
diletakkan, baik yang dipasang di dalam
meningkatkan
ruangan
nantinya
semua
Wajib
maupun
Pajak
ditempatkan
di
luar
ruangan.
struktur,
kepentingan
yang
Berdasarkan
wawancara
dengan
merupakan
berusaha
memenuhi
yang
subjektif.
efisiensi
akan
peningkatan
tetapi
pelayanan
berpengaruh
kualitas
Dari
yang
terhadap
pelayanan
demi
pemenuhan kepentingan Wajib Pajak.
Wajib Pajak CV. Arvindo Cipta Gemilang
Aparatur yang berperan langsung
mengungkapkan ketika mengurus perizinan
melaksanakan tugas pelayanan diantaranya
titik reklame yang berlokasi di Jalan
Seksi Pendaftaran dan Pendataan Pajak
Gajahmada
yang
Reklame Dispenda Kota Pontianak yang
cukup lama yaitu sekitar tiga bulan khusus
dipimpin oleh Kepala Seksi Pendaftaran dan
untuk pengurusan izin titik karena dilakukan
Pendataan Dispenda Kota Pontianak dan
di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
Seksi Penetapan dan Keberatan Pajak
(BP2T). Wajib Pajak merasa kesulitan
Reklame Dispenda Kota Pontianak yang
dihadapkan dengan pengurusan yang tidak
dipimpin oleh Kepala Seksi Penetapan dan
terpusat pada satu tempat saja. Hal tersebut
Keberatan
disampaikan
Dispenda Kota Pontianak pernah melakukan
membutuhkan
juga
oleh
waktu
Kepala
Seksi
Dispenda
reformasi
Kota
prosedur pelayanan pajak reklame tetap
bekerja
sama
dengan
dengan
Pontianak.
Pendaftaran dan Pendataan bahwa Dispenda Pontianak
birokrasi
Kota
mengubah
Dini Febry Puspaningrum Ilmu Administrasi FISIP Universitas Tanjungpura 7
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013 http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
produk rokok bagi aparatur pajak maupun
Namun
Wajib Pajak di sepanjang Jalan Gajahmada,
rumor ini kepada Seksi Penetapan dan
perubahan ini tidak mengubah total prosedur
Keberatan Pajak Reklame Dispenda Kota
yang sebelumnya ada namun yang diubah
Pontianak mengatakan bahwa Dispenda
salah satunya adalah cara pembayaran pajak
Kota
yakni tidak melalui pihak Dispenda Kota
memprioritaskan kelas tertentu. Seluruh
Pontianak
perhitungan reklame tetap yang terdapat
terlebih
dahulu
melainkan
ketika
peneliti
Pontianak
tidak
pernah
langsung diserahkan kepada Kas Daerah
berpedoman
yang ditempatkan di dalam dinas.
Pontianak Nomor 39 Tahun 2011 tentang Tata
Cara
pada
mengkonfirmasi
Peraturan
Penghitungan
Walikota
Nilai
Sewa
3. Bentuk Pelayanan Pengurusan Pajak Reklame Tetap oleh Dispenda Kota Pontianak Aparatur Dispenda Kota Pontianak
Reklame (NSR). Dari hasil wawancara dapat
memberikan pelayanan kepada Wajib Pajak
diberikan secara langsung telah berjalan
dalam perolehan pajak reklame tetap produk
baik, meskipun ada saja rumor negatif
rokok yang terdapat di sepanjang Jalan
terkait
Gajahmada
langsung.
sependapat dengan Berger dan Luckman
Aparatur dinas telah berusaha menerapkan
dalam Maliki (2003:235) yang menyatakan
pelayanan prima kepada Wajib Pajak yang
bahwa makna-makna umum yang dimiliki
baru pertama kali melakukan pengurusan
bersama dan diterima tetap dilihat sebagai
maupun Wajib Pajak yang ingin melakukan
dasar dari organisasi sosial, namun makna
perpanjangan dengan syarat Wajib Pajak
yang berkembang di luar merupakan hasil
wajib datang langsung ke dinas ini. Aparatur
manusia yang muncul dari lingkungan sosial
pelayanan pajak reklame melayani dengan
yang diciptakannya. Dari pendapat tersebut
sikap ramah dan sopan santun. Pelayanan
dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya
tidak menunjukkan ciri diskriminatif dengan
instansi pemerintah yang berperan dalam
menghargai
memberikan
dilakukan
setiap
secara
Wajib
Pajak
yang
kita lihat bahwa proses pelayanan di lingkungan Dispenda Kota Pontianak yang
tarif
pelayanannya.
pelayanan
Hal
ini
pajak
reklame
telah
berusaha
melakukan pengurusan tanpa membeda-
kepada
bedakan berdasarkan aspek tertentu.
memberikan pelayanan prima, hanya saja di
Berdasarkan
wawancara
masyarakat
ini
dengan
lingkungan masyarakat berkembang makna-
Wajib Pajak PT. Nusantara Indah Makmur
makna berupa pandangan miring yang
mengungkapkan bahwa sepengetahuannya
memberikan fokus terhadap dinas dan
ada Wajib Pajak yang
dimiliki bersama-sama oleh setiap Wajib
memberi uang
tambahan dalam pengurusan pajak reklame
Pajak yang melakukan pengurusan di dinas.
tetap agar lebih lancar dan pelayanannya
Terdapat upaya dari pihak Dispenda
didahulukan dari Wajib Pajak lainnya tanpa
Kota
menyebutkan siapa pihak yang dimaksud.
mengadakan kontak dan pendekatan kepada
Pontianak
seperti
kemudahan
Dini Febry Puspaningrum Ilmu Administrasi FISIP Universitas Tanjungpura 8
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013 http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
aparatur dalam proses pelayanan pajak
Dispenda
reklame tetap produk rokok dari Wajib
menyelenggarakan pelayanan pemungutan
Pajak di sepanjang Jalan Gajahmada. Salah
pajak reklame masih banyak dijumpai
satunya ketika ada kenaikan jumlah pajak
kekurangan sehingga jika dilihat dari segi
reklame, maka aparatur menjelaskan kepada
kualitas masih cukup jauh dari yang
Wajib
pola
diharapkan masyarakat, dimaksud yaitu
perhitungan maupun perubahan pada tarif
Wajib Pajak. Hal ini ditunjukkan dengan
pajak itu sendiri. Namun tidak semua Wajib
masih munculnya berbagai keluhan dari
Pajak mendapat kemudahan ini melainkan
Wajib Pajak. Jika kondisi ini tidak direspon
hanya Wajib Pajak yang memang menjalin
oleh
kedekatan dengan aparatur dinas. Selain itu
menimbulkan
informasi kenaikan pajak reklame tetap ini
terhadap dinas sendiri. Mengingat fungsi
juga dapat diperoleh saat ada kegiatan
utama
sosialisasi tatap muka, meskipun tidak
masyarakat maka Dispenda Kota Pontianak
semua Wajib Pajak mampu dijangkaunya.
perlu terus berupaya meningkatkan kualitas
Peran sosialisasi sangat penting karena dapat
pelayanan pajaknya.
Pajak
tentang
memberikan
perubahan
gambaran
mekanisme
Kota
pihak
Pontianak
di
dalam
dinas,
maka
akan
dapat
citra
yang
kurang
baik
pemerintah
Berbagai
adalah
keluhan
yang
tersebut
melalui berbagai media elektronik (televisi
hambatan yang dialami Dispenda Kota
dan radio), massa (koran), reklame (baleho,
Pontianak dalam proses pelayanan pajak
spanduk standing board) dan penyuluhan
reklame.
(pemanggilan Wajib Pajak dan penghargaan
hambatan-hambatan berikut:
kepada Wajib Pajak). . Hal ini sependapat
1. Wajib Pajak keberatan kenaikan tarif
Aparatur
oleh
muncul
pelayanan pajak daerah kepada masyarakat
dengan Berger dalam Riyanto (2009:165)
diakibatkan
melayani
dinas
banyaknya
menghadapi
reklame
yang menyatakan bahwa selalu terjadi
2. Wajib Pajak kurang pemahaman dengan
dialektika di antara masyarakat dan manusia
menganggap sama antara izin titik
anggotanya. Dari pendapat Berger tersebut,
berupa IMB (Izin Mendirikan Bangunan)
dapat kita lihat bahwa kesadaran Wajib
dan
Pajak
membedakan perpanjangan pajak dan
dibangun
melalui
media-media
sosialisasi yang dapat ditangkap secara
pajak
tayang.
(bingung
untuk
perpanjangan izin
objektif, semua tak terlepas dari proses
3. Wajib Pajak tidak melaporkan reklame
sosialisasi yang berlangsung dalam institusi
yang tidak tayang sehingga Dispenda
Dispenda Kota Pontianak dan masyarakat
Kota Pontianak masih menghitung TMT
Wajib Pajak reklame.
(Terhitung
Mulai
Tanggal)
karena
dianggap Wajib Pajak perpanjang 4. Hambatan Dispenda Kota Pontianak dalam Proses Pengurusan Pajak Reklame Tetap
4. Pelayanan terganggu akibat listrik mati 5. Sistem error pada jaringan komputer
Dini Febry Puspaningrum Ilmu Administrasi FISIP Universitas Tanjungpura 9
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013 http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
6. Kepala dinas jarang ada di tempat untuk menandatangani berkas pelayanan
ini
7. Kekurangan aparatur pelayanan 8. Peralatan
yang
disediakan
izin titik dan pajak tayang masih kurang. Hal
belum
memadai
menyebabkan
pelayanan
yang
terganggu
dan
ketentuan sudah
struktur
ada
kemudian
di
dinas
diubah
oleh
pengalaman pengurusan yang didasari atas
9. Kesulitan untuk menemui Wajib Pajak
ketidakpahaman Wajib Pajak.
langsung jika ada reklame yang belum terdaftar dipasang Hambatan-hambatan
tersebut
dikhawatirkan dapat mengganggu kinerja aparatur Dispenda Kota Pontianak, sehingga ketepatan waktu pelayanan tidak mampu terpenuhi
karena
memperlambat
proses
pelayanan yang seharusnya bisa dilakukan dengan cepat. Hal ini juga bisa saja berdampak pada realisasi pajak reklame yang tidak mencapai target.
sependapat dengan yang dikatakan oleh Kepala Seksi Pendaftaran dan Pendataan Kota
Pontianak.
Berdasarkan
pengamatan peneliti di lapangan, peneliti melihat bahwa banyak hambatan yang terjadi
dalam
proses
pelayanan
pajak
reklame. Hambatan-hambatan tersebut telah mengganggu kinerja dinas. Fakta di atas didukung (2009:125) masyarakat
oleh
Berger
dalam
mengungkapkan sebagai
apa
yang
Riyanto bahwa dicerap
manusia dari pengalaman hidupnya bersama manusia-manusia lainnya. Dari pendapat tersebut
dapat
kita
rokok
di
sepanjang
Jalan
Gajahmada
memiliki pengalaman masing-masing dalam mendapatkan pelayanan pajak reklame tetap produk rokok yang dilakukan di Dispenda Kota
Pontianak.
Pengalaman
tersebut
diantaranya terkait persyaratan, prosedur, tarif, waktu dan dasar hukum meliputi
Dari wawancara di atas, peneliti
Dispenda
5. Pengalaman Wajib Pajak dalam Proses Pengurusan Pajak Reklame Tetap kepada Dispenda Kota Pontianak Wajib Pajak reklame tetap produk
lihat
bahwa
sesungguhnya institusi masyarakat tercipta dan dipertahankan atau diubah melalui tindakan dan interaksi manusia. Demikian halnya dengan Wajib Pajak, peneliti melihat
pengalaman positif maupun negatif. Dari pernyataan
yang
disampaikan
beberapa
Wajib Pajak tersebut ternyata sependapat dengan Berger dalam Veeger (1986:244) berikut: bahwa gejala lahiriah tidak sama dengan penampakan mereka (things are not what they seem). Pengalaman yang dimiliki oleh Wajib Pajak sesungguhnya merupakan hasil dari kesan-kesan mereka terhadap pelayanan pengurusan pajak reklame yang diberikan dinas. Kalau kita melihat kualitas pelayanan dinas terhadap setiap Wajib Pajak yang melakukan pengurusan pajak reklame dari luar, maka semua unsur nampaknya sama, tetapi di belakang itu tidak ada dua orang Wajib Pajak yang sama. Wajib Pajak jumlahnya ratusan, tetapi masing-masing Wajib Pajak memiliki penilaiannya sendiri atas pengalaman yang dirasakan terkait
kepahaman Wajib Pajak dalam pengurusan
Dini Febry Puspaningrum Ilmu Administrasi FISIP Universitas Tanjungpura 10
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013 http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
persyaratan, prosedur, tarif, waktu dan dasar
Pajak dan aparatur Dispenda Kota Pontianak
hukum yang ada.
terjalin dalam komunikasi intens, membuka
Sarana dan prasarana dinas termasuk
peluang bagi pihak dinas untuk mengetahui
fasilitas yang sesuai standar merupakan
pengalaman
prasyarat
sebagai
meningkatkan Pelayanan
mutu yang
Wajib
Pajak.
Sehingga
penunjang
untuk
kekurangan yang dirasakan Wajib Pajak
pelayanan
pajak.
dalam
berkualitas
serta
kelengkapan fasilitas dan sarana prasarana
aparatur
pelayanan yang
disampaikan
selanjutnya
kepada
memotivasi
peningkatan pelayanan.
berdampak kepada tinggi rendahnya tingkat kepuasan Wajib Pajak dalam menerima jasa pelayanan
Dispenda
Pelayanan
tersebut
Kota juga
Pontianak. dilaksanakan
berlandaskan dasar hukum pelayanan pajak reklame pada Dispenda Kota Pontianak berikut: a.
Pontianak
Cara Perhitungan Nilai Sewa Reklame (NSR)
Daerah Kota Pontianak Nomor 15 A Tahun 2011 tentang Penetapan Standar Teknis Pelayanan Pembayaran Pajak Daerah pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Pontianak
masyarakat,
Dispenda
Kota
Pontianak
memberi kebebasan kepada Wajib Pajak untuk menyampaikan keluhan dan saran secara lisan kepada pihak dinas. Pengalaman Pajak
peneliti
menyimpulkan
bahwa: 1. Persyaratan dalam pengurusan pajak tetap
di
sepanjang
Jalan
Gajahmada sulit dipenuhi oleh Wajib Pajak kepada Dispenda Kota Pontianak
terlalu banyak persyaratan pengurusan pajak
yang
ditetapkan
oleh
dinas
terhadap Wajib Pajak, dibutuhkan waktu
dalam
pengurusan
pajak
reklame menjadi motivasi bagi Dispenda Pontianak
seluruh persyaratan pengurusan pajak, kurangnya
pedoman
persyaratan
pengurusan pajak yang disediakan dinas bagi Wajib Pajak, serta masih ada Wajib Pajak perpanjang yang seringkali lupa membawa contoh persyaratan tambahan
Terkait puas atau tidak puasnya
Kota
maka
lama bagi Wajib Pajak untuk melengkapi
Keputusan Kepala Dinas Pendapatan
Wajib
lakukan,
disebabkan oleh faktor-faktor seperti
Peraturan Walikota (Perwa) Pontianak Nomor 39 Tahun 2011 tentang Tata
c.
di lapangan, serta analisis yang peneliti
reklame
Peraturan Daerah (Perda) Nomor 6 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah Kota
b.
PENUTUP Berdasarkan data-data, pengamatan
dalam
meningkatkan
pelayanan. Hubungan baik antara Wajib
yang telah didapat dari pengurusan pajak tahun sebelumnya. 2. Prosedur pengurusan pajak reklame tetap yang dilakukan oleh Dispenda Kota Pontianak
kepada
Wajib
Pajak
di
sepanjang Jalan Gajahmada berlangsung cukup lama disebabkan oleh faktorfaktor seperti pengurusan pajak yang harus dilalui Wajib Pajak tidak terpusat
Dini Febry Puspaningrum Ilmu Administrasi FISIP Universitas Tanjungpura 11
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013 http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
pada Dispenda Kota Pontianak saja, serta
Wajib Pajak saat ada kenaikan tarif pajak
peraturan
pelayanan
oleh dinas, masih kurangnya pemahaman
permohonan izin pemasangan reklame
Wajib Pajak terhadap perbedaan antara
dan pembayaran pajak reklame yang
izin titik dan pajak tayang, kelalaian
harus
Wajib Pajak dalam melaporkan reklame
tentang
dilewati
alur
Wajib
Pajak
cukup
panjang. 3. Bentuk
yang sudah tidak tayang ke dinas, pelayanan
langsung
dalam
terganggunya pelayanan akibat terjadi
perolehan pajak reklame tetap yang
listrik mati maupun sistem error pada
dilakukan oleh Dispenda Kota Pontianak
jaringan
terhadap Wajib Pajak belum terlaksana
aparatur dinas ketika melayani Wajib
secara maksimal disebabkan oleh faktor-
Pajak, kurangnya aparatur dinas yang
faktor seperti masih ada Wajib Pajak
terlibat dalam pelayanan pengurusan
yang tidak bisa merasakan kemudahan
pajak
mengadakan kontak dan pendekatan
peralatan yang disediakan dinas dalam
dengan
melakukan pelayanan bagi Wajib Pajak
aparatur
dinas
untuk
mendapatkan informasi terbaru terkait proses
pelayanan
ketidakmampuan
aparatur
komputer
kepada
yang
Wajib
digunakan
Pajak,
serta
belum memadai.
pajak,
5. Adanya pengalaman positif maupun
dinas
pengalaman negatif yang dialami oleh
menyelesaikan pelayanan pajak kepada
Wajib
Wajib Pajak secara tepat waktu, serta
Gajahmada dalam proses pengurusan
tidak seluruh Wajib Pajak lama dan
pajak reklame tetap kepada Dispenda
Wajib Pajak baru yang terdaftar di
Kota
Dispenda
mampu
motivasi bagi dinas dalam meningkatkan
dijangkau pihak dinas dalam kegiatan
pelayanan. Pengalaman yang variatif
sosialisasi dan penyuluhan pajak daerah
tersebut disebabkan oleh faktor-faktor
sebagai peserta undangan disebabkan
seperti penilaian berbeda-beda muncul
keterbatasan
dari setiap Wajib Pajak didasarkan atas
sehingga maupun
Kota
Pontianak
dana
informasi
pelaksanaannya peraturan
kenaikan
pajak
Pontianak
Pontianak
sepanjang
sehingga
Jalan
menjadi
pengalaman yang dirasakannya masing-
sulit
masing terkait persyaratan, prosedur, tarif, waktu dan dasar hukum yang ada,
4. Adanya hambatan yang dihadapi oleh Kota
di
pajak
disebarluaskan secara merata.
Dispenda
Pajak
kenyamanan
Wajib
Pajak
terhadap
sehingga
tempat berlangsungnya pelayanan yang
mengganggu kinerja aparatur dalam
lebih luas jika dibandingkan dengan
proses pengurusan pajak reklame tetap
kondisi
kepada Wajib Pajak di sepanjang Jalan
ketersediaan
Gajahmada
faktor-
prasarana dinas yang dinilai Wajib Pajak
faktor seperti keberatan yang dirasakan
belum lengkap, terpenuhinya harapan
disebabkan
oleh
ruangan fasilitas
sebelumnya, dan
sarana
Dini Febry Puspaningrum Ilmu Administrasi FISIP Universitas Tanjungpura 12
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013 http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
sebagian besar Wajib Pajak, masih
Penetapan Standar Teknis Pelayanan
terdapat
Pajak
aparatur
dinas
yang
tidak
Daerah
pada
Dinas
mengerti data di kantor, kecerobohan
Pendapatan Daerah Kota Pontianak.
aparatur
melakukan
Pontianak: Dispenda Kota Pontianak.
pembongkaran reklame di lapangan yang
Halim, Abdul dan Ibnu Mujib. 2009.
dinas
ketika
ternyata masih berlaku masa pajaknya,
Problem
serta kebebasan yang diberikan kepada
Perimbangan
Keuangan
Wajib
Pemerintahan
Pusat-Daerah:
Pajak
dalam
menyampaikan
Desentralisasi
keluhan dan saran secara lisan kepada
Peluang
aparatur dinas terjalin dalam komunikasi
Pengelolaan Sumber Daya Daerah.
intens.
Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana
Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti juga telah mengamati perilaku dan
dan
dan
Tantangan
dalam
UGM. Haris, Syamsudin. 2005. Desentralisasi dan
sifat para Wajib Pajak reklame tetap
Otonomi
Dispenda Kota Pontianak. Dari pengamatan
Demokratisasi,
yang dilakukan, peneliti mengelompokkan
Pemerintah Daerah). Jakarta: LIPI
bahwa terdapat tiga perilaku yang dimiliki
Press.
oleh Wajib Pajak reklame tetap Dispenda Kota
Pontianak
dalam
melakukan
Daerah
(Desentralisasi,
dan
Akuntabilitas
Maliki, Zainuddin. 2003. Narasi Agung: Tiga
Teori
Sosial
Hegemonik.
Lembaga
Pengkajian
pengurusan yang bisa diinterpretasikan atas
Surabaya:
tiga
Agama dan Masyarakat (LPAM).
kelompok
Normatif,
yaitu
Kelompok
Non-
Kelompok
Radikal,
dan
Kelompok Konservatif.
Moleong,
Prof.
Metodologi Edisi
DAFTAR PUSTAKA Bungin, Burhan. 2006. Komunikasi.
Sosiologi
Jakarta:
Kencana
Creswell, John W. 1998. Qualitative Inquiry and Research Design. California:
Denzin, Norman K. Yvona S. Lincoln. 2009. Qualitative Research. Yogyakarta:
Dinas Pendapatan Daerah Kota Pontianak. Kepala
Dinas
Pendapatan Daerah Kota Pontianak Nomor 15 A Tahun 2011 tentang
2011.
Kualitatif Remaja
Rosdakarya. Prakosa, Kesit Bambang. 2005. Pajak dan Daerah
Edisi
Revisi.
Winarsih.
2005.
Yogyakarta: UII Press. Ratminto,
Atik
Septi
Pelayanan:
Pengembangan Modal Konseptual, Penerapan Citizen's Charter dan Standar
Pustaka Pelajar.
J.
Bandung:
Manajemen
Sage Publication.
Keputusan
Lexy
Penelitian
Revisi.
Retribusi
Frenada Media Group.
2011.
Dr.
Pelayanan
Minimal.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ratminto,
Atik
Septi
Winarsih.
2007.
Manajemen Pelayanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dini Febry Puspaningrum Ilmu Administrasi FISIP Universitas Tanjungpura 13
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013 http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
Ritzer, George dalam Alimandan. 1985. Sosiologi
Ilmu
Berparadigma
Pengetahuan
Ganda.
Jakarta:
Rajawali. Riyanto, Geger. 2009. Peter L Berger: Perspektif
Metateori
Pemikiran.
Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia. Walikota
Pontianak.
2011.
Peraturan
Walikota Pontianak Nomor 39 Tahun 2011 tentang Tata Cara Perhitungan Nilai
Sewa
Reklame.
Pontianak:
Walikota Pontianak. Waluyo. 2007. Manajemen Publik (Konsep, Aplikasi, dan Implementasinya dalam Pelaksanaan
Otonomi
Daerah).
Bandung: Mandar Maju.
Dini Febry Puspaningrum Ilmu Administrasi FISIP Universitas Tanjungpura 14