PENGARUH PAJAK HOTEL, PAJAK RESTORAN DAN PAJAK REKLAME TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA TANJUNGPINANG PERIODE 2009-2013
MUTIA HENDAYANI ASRIYAWATI 100462201061 Fakultas Ekonomi - Jurusan Akuntansi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 2014
ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2013 baik secara parsial ataupun simultan. Sampel dalam penelitian ini adalah jumlah pajak hotel, pajak restoran, dan pajak reklame dari tahun 2009-2013. Jumlah bulan yaitu 60 bulan dari Januari 2009-Desember 2013 dari penerimaan pajak daerah. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil dari penelitian ini Pajak Hotel dan Pajak Reklame tidak berpengaruh secara parsial terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2013. Pajak Restoran berpengaruh secara parsial terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2013. Dan kesemua variabel berpengaruh secara simultan terhadap Pendapatan Asli Daerah. Kata Kunci: Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Reklame, Pendapatan Asli Daerah PENDAHULUAN Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama bagi sebuah negara yang dibayar oleh masyarakat dan sebagai iuran pemungutan yang dapat dipaksakan oleh pemerintah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan serta sebagai perwujudan peran serta masyarakat atau wajib pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan yang diperlukan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional (Watini, 2010). Sumber-sumber penerimaan daerah diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi daerah termasuk hasil dari pelayanan badan layanan umum (BLU) daerah, hasil pengelolaan kekayaan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Menurut Saepurrahman (2012), dari berbagai alternatif sumber penerimaan yang mungkin dipungut oleh daerah, Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah menetapkan pajak dan retribusi daerah menjadi salah satu sumber penerimaan yang berasal dari dalam daerah dan dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi masing-masing daerah. Dari banyak komponen pajak daerah yang dikelola Kota Tanjungpinang yang menarik untuk diteliti oleh penulis adalah Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Reklame. Dalam penerimaan pendapatan daerah, pemerintah menetapkan suatu target sebagai acuan untuk pencapaian peningkatan penerimaan yang harus dicapai. Jika penerimaan melebihi target yang telah ditetapkan maka akan berdampak positif bagi penerimaan pendapatan daerah.
Sedangkan jika acuan target penerimaan yang telah ditentukan tidak tercapai maka perlu dilakukan evaluasi agar target yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Tanjungpinang bisa mencapai atau melebihi target tersebut. Pada tahun 2009-2013 target dan realisasi pajak hotel cenderung mengalami peningkatan. Hanya saja pada tahun 2010, target yang telah ditetapkan tidak bisa terpenuhi sehingga realisasi penerimaannya mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tetapi pada tahun 2011-2013, target dan realisasi penerimaan pajak hotel terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Untuk target dan realisasi penerimaan pajak restoran pada tahun 2009-2013, setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan yang signifikan. Dengan peningkatan tersebut tentunya akan memberikan kontribusi terhadap penerimaan pendapatan daerah Kota Tanjungpinang. Sedangkan untuk target dan realisasi penerimaan pajak reklame pada tahun 2009-2013 mengalami penurunan. Hal ini tentunya akan berdampak terhadap penerimaan pendapatan daerah Kota Tanjungpinang. Dari penjelasan diatas adanya peningkatan target dan realisasi penerimaan pajak hotel dan pajak restoran setiap tahunnya mengidentifikasikan bahwa potensi pajak hotel dan pajak restoran yang ada di Kota Tanjungpinang dapat memberikan peningkatan penerimaan dari tahun ke tahun sehingga pemanfaatannya dapat semakin dioptimalkan dan dikembangkan dan akan berdampak positif terhadap penerimaan pendapatan daerah. Sedangkan untuk pajak reklame yang target dan realisasi penerimaannya dari tahun 2009-2013 mengalami penurunan, seharusnya pemanfaatan penerimaan pendapatan daerah pada sektor pajak reklame ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin mengingat banyak reklame-reklame yang ada di sepanjang jalan Kota Tanjungpinang. Jika hal ini bisa dikelola dengan baik, pajak reklame juga akan ikut berkontribusi positif seperti pajak hotel dan restoran. Berdasarkan alasan tersebut, maka menarik perhatian untuk diteliti dan bermaksud menuangkannya dalam bentuk skripsi yang berjudul “Pengaruh Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang Periode 2009-2013”. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mencoba menguraikan beberapa permasalahan yang akan diangkat. Adapun permasalahan-permasalahan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Apakah Pajak Hotel berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2013 ? 1 Apakah Pajak Restoran berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2013 ? 2 Apakah Pajak Reklame berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2013 ? 3 Apakah Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Reklame berpengaruh secara simultan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2013 ? TINJAUAN TEORI Pengertian Pajak Menurut Diana dan Setiawati (2010:1) Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan UndangUndang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pengertian Pendapatan Asli Daerah (PAD) Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pendapatan asli daerah bersumber dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan Dearah yang dipisahkan, dan lauin-lain PAD yang sah. Pengertian Pajak Hotel Menurut Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah Bab I Pasal I Ayat 9, Pajak Hotel adalah Pajak yang dipungut atas pelayanan yang disediakan oleh hotel. Objek Pajak Hotel Menurut Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah Bab III Pasal 4 Ayat 1, Objek pajak hotel adalah pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan, termasuk fasilitas olahraga dan hiburan. Subjek Pajak dan Wajib Pajak Hotel Menurut Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah Bab III Pasal 5 Ayat 1-2, Pada pajak hotel yang menjadi subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran kepada orang pribadi atau badan yang mengusahakan hotel dan yang menjadi wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan hotel. Tarif Pajak Hotel Menurut Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah Bab III Pasal 7, Tarif pajak hotel ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen), kecuali rumah kos ditetapkan sebesar 5% (lima persen). Pengertian Pajak Restoran Menurut Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah Bab I Pasal I Ayat 11, Pajak Restoran adalah pajak yang dipungut atas pelayanan yang disediakan oleh restoran. Objek Pajak Restoran Objek pajak restoran adalah pelayanan yang disediakan oleh restoran. Pelayanan yang disediakan restoran meliputi pelayanan penjualan makanan dan/atau minuman yang dikonsumsi oleh pembeli, baik dikonsumsi di tempat pelayanan maupun di tempat lain (Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah Bab IV Pasal 10 Ayat 1-2). Subjek Pajak dan Wajib Pajak Restoran Menurut Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah Bab IV Pasal 11 Ayat 1-2, subjek pajak restoran adalah orang pribadi atau badan yang membeli makanan dan/atau minuman dari restoran dan wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan restoran. Tarif Pajak Restoran Menurut Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah Bab IV Pasal 13, Tarif pajak restoran ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen).
Pengertian Pajak Reklame Menurut Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah Bab I Pasal I Ayat 15, Pajak Reklame adalah pajak yang dipungut atas penyelenggaraan reklame. Objek Pajak Reklame Menurut Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah Bab VI Pasal 22 Ayat 1-2, Objek pajak reklame adalah semua penyelenggaraan reklame. Penyelenggaraan reklame yang ditetapkan menjadi objek pajak reklame adalah sebagaimana disebut di bawah ini. a. Reklame papan/billboard/videotron/megatron dan sejenisnya; b. Reklame kain; c. Reklame melekat, stiker; d. Reklame selebaran; e. Reklame berjalan, termasuk pada kendaraan; f. Reklame udara; g. Reklame apung; h. Reklame suara; i. Reklame film/slide; dan j. Reklame peragaan. Subjek Pajak dan Wajib Pajak Reklame Menurut Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah Bab VI Pasal 23 Ayat 1-2, Subjek Pajak Reklame adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan reklame dan wajib pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan reklame. Tarif Pajak Reklame Menurut Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah Bab VI Pasal 26, Tarif pajak reklame ditetapkan sebesar 25% (dua puluh lima persen). Hipotesis Menurut Supranto (2009:124) Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu proposisi atau anggapan yang mungkin benar, dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan/pemecahan persoalan ataupun untuk dasar penelitian lebih lanjut. Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah: H1: Diduga Pajak hotel berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2013. H2: Diduga Pajak restoran berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2013. H3:
Diduga Pajak reklame berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2013. H4: Diduga Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Reklame berpengaruh secara simultan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2013.
METODE PENELITIAN Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel merupakan penjelasan mengenai pengertian teoritis variabel sehingga dapat diamati dan diukur dan parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Variabel Dependen (Y) Pendapatan asli daerah merupakan variabel terikat pada penelitian ini. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Variabel Independen (X) a.
Pajak Hotel (X1) Menurut Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah, Pajak hotel adalah pajak yang dipungut atas pelayanan yang disediakan oleh hotel. b. Pajak Restoran (X2) Menurut Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah, Pajak restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran. c. Pajak Reklame (X3) Menurut Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah, Pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Suharyadi dan Purwanto (2009:7) Populasi adalah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang, benda-benda, dan ukuran lain, yang menjadi objek perhatian atau kumpulan seluruh objek yang menjadi perhatian. Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah pajak hotel, pajak restoran, dan pajak reklame yang menjadi sumber dari pendapatan asli daerah yang diterbitkan oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Tanjungpinang. Menurut Suharyadi dan Purwanto (2009:7) Sampel adalah suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian. Sampel dalam penelitian ini adalah jumlah pajak hotel, pajak restoran, dan pajak reklame dari tahun 2009-2013 (dibagi 1.000.000 dan 2 angka dibelakang koma). Jumlah bulan yaitu 60 bulan dari Januari 2009-Desember 2013 dari penerimaan pajak daerah. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data dari Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Tanjungpinang dengan tahun dari 2009 sampai dengan 2013. Jenis Data dan Sumber Data Jenis data yang terdapat dalam penelitian ini adalah merupakan data kuantitatif. Menurut Kurniawan (2009:7) Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Data kuantitatif yang dikumpulkan berupa data pajak yang diambil dari Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Tanjungpinang yang memberikan informasi berupa data. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder, yang diperoleh secara langsung dari Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Tanjungpinang.
Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi, yaitu mengumpulkan catatancatatan/data-data yang diperlukan sesuai penelitian yang akan dilakukan dari dinas/kantor/instansi atau lembaga terkait. Laporan-laporan yang terkait dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) realisasi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Reklame. Data sekunder tersebut diperoleh dari dokumen resmi yang dikeluarkan instansi yang terkait. Metode Analisis Data Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis. 1.
Statistik Deskriptif Menurut Yulius (2010:20) deskriptif berarti memberi gambaran. Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran dan menyajikan data. 2. Uji Asumsi Klasik Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data sekunder ini, maka peneliti melakukan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. a. Uji Normalitas Menurut Wijaya (2012:132) Uji Normalitas dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah regresi yang berdistribusi normal. b. Uji Multikolinearitas Menurut Wijaya (2012:125) Uji Multikolinieritas merupakan uji yang ditunjuk untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (variabel independen). c. Uji Heteroskedastisitas Menurut Wijaya (2012:127) Heterokedastisitas menunjukkan bahwa varians variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas ataua tidak terjadi heterokedastisitas karena data cross section memiliki data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, dan besar). d. Uji Autokorelasi Menurut Wijaya (2012:127) Tujuan uji autokorelasi adalah menguji tentang ada tidaknya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1 pada persamaan regresi linier. Apabila terjadi korelasi maka menunjukkan adanya problem autokorelasi. 3. Uji Hipotesis Menurut Priyatno (2010:9) Uji hipotesis adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah kesimpulan pada sampel dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasi). Untuk menguji hipotesis tersebut, maka rumus regresi linear berganda yang digunakan adalah sebagai berikut: Y= a + b1 X1 + b2 X2 + b3X3 + e Keterangan : Y = Pendapatan Asli Daerah a = Konstanta b = Koefisien Regresi X1 = Pajak Hotel X2 = Pajak Restoran
X3 = Pajak Reklame e = Standar error Dalam uji hipotesis ini dilakukan melalui: a. Uji Koefisien Determinasi Menurut Priyatno (2010:66) Uji determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1, X2,.... Xn) secara serentak terhadap variabel Y. b. Uji t Menurut Priyatno (2010:68) Uji t digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen (X1, X2, .... Xn) secara parsial berpengaruh terhadap variabel Y. c. Uji f Menurut Priyatno (2010:67) Uji f digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1, X2,.... Xn) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Y. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame dan pendapatan asli daerah akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.1. Tabel 4.1 menjelaskan bahwa pada variabel pajak hotel minimum sebesar Rp116.100.000,00 dan maksimum sebesar Rp518.810.000,00 dengan rata-rata 266,0902 dan standar deviasi sebesar 89,89834. Pada variable pajak restoran minimum sebesar Rp156.890.000,00 dan maksimum sebesar Rp774.660.000,00 dengan rata-rata 394,9077 dan standar deviasi sebesar 157,66831. Variabel pajak reklame minimum Rp13.790.000,00 sebesar dan maksimum sebesar Rp612.450.000,00 dengan rata-rata 182,0093 dan standar deviasi sebesar 131,36710. Variable pendapatan asli daerah minimum sebesar Rp2.005.180.000,00 dan maksimum sebesar Rp17.924.480.000,00 dengan rata-rata 6006,94 dan standar deviasi sebesar 2829,89848. 2. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi variable terikat dan variable bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi yang berdistribusi normal (Wijaya, 2012:132). Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Dari hasil pengujian kolmogorov-smirnov menunjukkan bahwa nilai asymp.sig (2-tailed) dalam penelitian ini memiliki nilai lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa persamaan regresi untuk masing-masing model berdistribusi secara normal. b. Hasil Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas merupakan uji yang ditunjukkan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (variable independen). Multikolinieritas dapat dilihat dari VIF, jika VIF < 10 maka tingkat kolonieritas dapat ditoleransi (Wijaya, 2012:125). Dari hasil uji multikolinieritas, berdasarkan nilai VIF diketahui nilai VIF <10. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas.
c.
Hasil Uji Heterokedastisitas Untuk menganalisis heterokedastisitas dengan grafik plot adalah jika tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan sumbu Y, indikasinya tidak terjadi heterokedastisitas (Wijaya, 2012:130). Dengan melihat sebaran titik-titik yang acak, baik diatas , maupun dibawah angka 0 dari sumbu Y, dapat disimpulkan tidak terjadi heterokedastisitas dalam model regresi ini. Dari tabel 4.4 dapat dilihat korelasi antara variabel Pajak Hotel dengan Unstandardized residual memiliki nilai signifikansi 0,342. Korelasi antara variabel Pajak Restoran dengan Unstandardized residual memiliki nilai signifikansi 0,501. Korelasi antara variabel Pajak Reklame dengan Unstandardized residual memiliki nilai signifikansi 0,516. Karena nilai signifikansi semua variabel lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas. d. Hasil Uji Autokorelasi Tujuan uji autokorelasi adalah menguji tentang ada tidaknya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1 pada persamaan regresi linier. Menurut Ghozali (2006:124) Jika Dw hitung > du, maka dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi antar residual. Dari hasil uji autokorelasi, berdasarkan nilai α dengan nilai d table dl (n=60, k=3) = 1,4797, du (n=60, k=3) = 1,6889. Nilai dw (2,365) > du (1,6889), dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi antar residual. 1. Hasil Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan model analisis regresi berganda (multiple regression analysis), yaitu: a. Hasil Uji Koefisien Determinasi Menurut Priyatno (2010:66) Uji determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1, X2,.... Xn) secara serentak terhadap variabel Y. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,542 atau 54,2% berarti bahwa pendapatan asli daerah dipengaruhi sebesar 54,2% oleh variabel pajak hotel, pajak restoran dan pajak reklame, sedangkan 45,8% dipengaruhi oleh variabel lain. b. Hasil Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan atau pengaruh yang berarti (signifikan) antara variabel independen (pajak hotel, pajak restoran, dan pajak reklame) secara parsial terhadap variabel dependen (pendapatan asli daerah). H1: Diduga Pajak Hotel berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang Periode 2009-2013 Dari tabel di atas menunjukkan nilai signifikansi dan t-hitung masing-masing variabel. Pajak hotel memiliki nilai Sig sebesar 0,165 > 0,05. Dari nilai t-hitung 1,405 lebih kecil dari t-tabel 1,67065. Maka Ho diterima dan H1 ditolak yang berarti Pajak Hotel tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2013. H2: Diduga Pajak Restoran berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang Periode 2009-2013 Pajak restoran memiliki nilai Sig sebesar 0,010 < 0,05. Dari nilai t-hitung 2,655 lebih besar dari t-tabel 1,67065. Maka H2 diterima dan Ho ditolak yang berarti Pajak Restoran berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2013. H3: Diduga Pajak Reklame berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang Periode 2009-2013 Pajak reklame memiliki nilai Sig sebesar 0,241 > 0,05. Dari nilai t-hitung 1,186 lebih kecil dari t-tabel 1,67065. Maka Ho diterima dan H3 ditolak yang berarti Pajak Reklame tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2013.
Berdasarkan tabel 4.7, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut Dimana: Y = Pendapatan Asli Daerah X1 = Pajak Hotel X2 = Pajak Restoran X3 = Pajak Reklame e = Error Y = -171,397 + 8,355X1 + 8,927X2 + 2,360X3 Dari persamaan regresi linier tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Konstanta regresi sebesar -171,397, menyatakan jika variabel pajak hotel, pajak restoran dan pajak reklame sama dengan 0 (nol) atau tetap maka pendapatan asli daerah akan berkurang sebesar -171,397. 2. Nilai koefisien regresi variabel X1 sebesar 8,355 menunjukkan bahwa setiap kenaikan pajak hotel sebesar Rp1 akan diikuti kenaikan pendapatan asli daerah sebesar Rp8.355 dengan asumsi variabel lainnya adalah konstan. 3. Nilai koefisien regresi X2 sebesar 8,927 menunjukkan bahwa setiap kenaikan pajak restoran sebesar Rp1 akan diikuti pendapatan asli daerah sebesar Rp8.927 dengan asumsi variabel lainnya adalah konstan. 4. Nilai koefisien regresi X3 sebesar 2,360 menunjukkan bahwa setiap kenaikan pajak reklame sebesar Rp1 akan pendapatan asli daerah sebesar Rp2.360 dengan asumsi variabel lainnya adalah konstan. c. Hasil Uji F Pengujian variabel independen (pajak hotel, pajak restoran, dan pajak reklame) terhadap variabel dependen (pendapatan asli daerah). Uji F digunakan untuk melihat apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. H4: Diduga Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Reklame berpengaruh secara simultan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2013. Dari tabel di atas nilai Sig sebesar 0,000, maka 0,000 < 0,05. Dari nilai t-hitung 24,271 lebih besar dari t-tabel 2,76. Maka H4 diterima dan Ho ditolak yang berarti Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Reklame berpengaruh secara simultan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2013. 4.6 Pembahasan Hasil Penelitian Hasil penelitian yang telah dilakukan untuk uji asumsi klasik diperoleh hasil data terdistribusi normal, uji multikolinieritas tidak terjadi masalah multikolinieritas, uji heterokedastisitas tidak terdapat masalah heterokedastisitas, dan uji autokorelasi tidak terdapat masalah autokorelasi. Untuk uji hasil analisis penelitian terhadap pengaruh pajak hotel, pajak restoran dan pajak reklame terhadap pendapatan asli daerah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya menunjukkan, Pajak hotel memiliki nilai Sig sebesar 0,165 > 0,05 dengan demikian Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Pajak Hotel tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2013. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Saepurrahman (2012) dan Atinah (2012) yang mendapatkan hasil pajak hotel tidak berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah. Pajak restoran memiliki nilai Sig sebesar 0,010 < 0,05 dengan demikian H2 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Pajak Restoran berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang Periode 2009-2013. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Saepurrahman (2012) yang mendapatkan hasil pajak restoran berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah. Sedangkan pajak reklame memiliki nilai Sig sebesar 0,241 > 0,05 dengan demikian Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Pajak Reklame tidak berpengaruh terhadap Pendapatan
Asli Daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2013. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Vina, Effendi, dan Juwita (2011) yang mendapatkan hasil pajak reklame berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah. Dalam uji F nilai Sig sebesar 0,000 < 0,05 dengan demikian H4 diterima, hal ini menunjukkan bahwa Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Reklame berpengaruh secara simultan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2013. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,542 atau 54,2% berarti bahwa pendapatan asli daerah dipengaruhi sebesar 54,2% oleh variabel pajak hotel, pajak restoran dan pajak reklame, sedangkan 45,8% dipengaruhi oleh variabel lain. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian, analisa data dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1.
Pajak Hotel tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2013. 2. Pajak Restoran berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2013. 3. Pajak Reklame tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2013. 4. Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Reklame berpengaruh secara simultan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang periode 2009-2013. 5. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,542 atau 54,2% berarti bahwa pendapatan asli daerah dipengaruhi sebesar 54,2% oleh variabel pajak hotel, pajak restoran dan pajak reklame, sedangkan 45,8% dipengaruhi oleh variabel lain. Saran Saran yang dikemukakan adalah sebagai berikut : 1. Penelitian selanjutnya dapat menambah sampel penelitian agar hasilnya lebih baik. 2. Penelitian selanjutnya dapat menambah variabel independen lain atau mengganti variabel independen berdasarkan teori-teori yang didapat. 3. Bagi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Tanjungpinang diharapkan dapat mengelola pajak daerah dengan baik lagi sehingga dapat meningkatkan pendapatan asli daerah. DAFTAR PUSTAKA Agustinus, Sonny dan Isnianto Kurniawan. 2009. Panduan Praktis Perpajakan. Yogyakarta: Andi Atinah. 2012. Pengaruh Pajak Hotel dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (Studi Pada Kota Tanjungpinang. Universitas Maritim Raja Ali Haji (Skripsi) Diana, Anastasia dan Lilis Setiawati. 2010. Perpajakan Indonesia Konsep, Aplikasi, dan Penuntun Praktis. Yogyakarta: Andi Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro Kurniawan, Albert. 2009. Belajar Mudah SPSS Untuk Pemula. Yogyakarta: MediaKom
Mardiasmo. 2011. Pepajakan Edisi Revisi Tahun 2011. Yogyakarta: Andi Muljono, Djoko. 2009. PPH dan PPN Pasal Untuk Berbagi Kegiatan Usaha. Yogyakarta: Andi Peraturan Daerah Kota Tanjungpinag Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS. Jakarta: MediaKom Pudyatmoko, Y. S. 2009. Pengantar Hukum Pajak (Edisi Revisi). Yogyakarta: Andi Saepurrahman, A.S. 2012. Pengaruh Pajak Hotel Dan Pajak Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Kota Tasikmalaya). Universitas Siliwangi Siahaan, M. P 2010. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Suandy, Erly. 2011. Perencanaan Pajak Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat Suharyadi dan Purwanto. 2009. Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern Edisi 2 Buku 2. Jakarta: Salemba Empat Supramono dan Damayanti, T. W. 2010. Perpajakan Indonesia Mekanisme dan Perhitungan Revisi 2009. Yogyakarta: Andi Supranto, J. 2009. Statistik: Teori dan Aplikasi Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Vina., Rizal Effendi dan Ratna Juwita. 2011. Analisis Pengaruh Penerimaan Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Banyuasin. STIE MDP Watini, Sri. 2010. Pengaruh Pemungutan Pajak Reklame Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kota Bandung (Studi Empirik Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung). Universitas Kristen Maranatha Wijaya, Toni. 2012. Cepat Mengurangi SPSS 20 Untuk Oleh Data dan Interprestasi Data. Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka Yulius, Oscar. 2010. Kompas IT Kreatif SPSS 18. Yogyakarta: Panser Pustaka
LAMPIRAN Output Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
PajakHotel
60
116,10
518,81
266,0902
89,89834
PajakRestoran
60
156,89
774,66
394,9077
157,66831
PajakReklame
60
13,79
612,45
182,0093
131,36710
PAD
60
2005,18
17924,48
6006,9452
2829,89848
Valid N (listwise)
60
Output Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
60 a,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation
0E-7 1865,88618620
Absolute
,087
Positive
,087
Negative
-,059
Kolmogorov-Smirnov Z
,673
Asymp. Sig. (2-tailed)
,756
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Output Uji Multikolinieritas Coefficients Model
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
t
Sig.
Collinearity Statistics
Beta
Tolera
VIF
nce (Constant)
-171,397
819,102
-,209
,835
PajakHotel
8,355
5,945
,265
1,405
,165
,218
4,595
PajakRestoran
8,927
3,363
,497
2,655
,010
,221
4,522
PajakReklame
2,360
1,990
,110
1,186
,241
,910
1,099
1
a. Dependent Variable: PAD
Output Uji Heterokedastisitas
Correlations PajakHotel
PajakRe
PajakRekla
Unstandardi
storan
me
zed Residual
Correlation PajakHotel
**
,122
-,125
.
,000
,355
,342
60
60
60
60
**
1,000
-,026
-,088
,000
.
,843
,501
60
60
60
60
,122
-,026
1,000
-,086
,355
,843
.
,516
60
60
60
60
-,125
-,088
-,086
1,000
,342
,501
,516
.
60
60
60
60
1,000
Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation
,871
Coefficient PajakRestoran
Sig. (2-tailed)
Spearman's
N
rho
Correlation Coefficient PajakReklame
Sig. (2-tailed) N Correlation
Unstandardized
Coefficient
Residual
Sig. (2-tailed) N
,871
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Output Uji Autokorelasi b
Model Summary Model
1
R
,752
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,565
,542
Durbin-Watson
1915,21327
2,365
a. Predictors: (Constant), PajakReklame, PajakRestoran, PajakHotel b. Dependent Variable: PAD
Output Uji Regresi Linier Berganda Coefficients Model
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
t
Sig.
Collinearity Statistics
Beta
Tolera
VIF
nce (Constant)
-171,397
819,102
PajakHotel
8,355
5,945
-,209
,835
1,405
,165
1 ,265
,218
4,595
PajakRestoran
8,927
3,363
,497
2,655
,010
,221
4,522
PajakReklame
2,360
1,990
,110
1,186
,241
,910
1,099
a. Dependent Variable: PAD
Output Uji t Coefficients Model
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
-171,397
819,102
PajakHotel
8,355
5,945
PajakRestoran
8,927
PajakReklame
2,360
t
Sig.
Beta -,209
,835
,265
1,405
,165
3,363
,497
2,655
,010
1,990
,110
1,186
,241
1
a. Dependent Variable: PAD
Output Uji F a
ANOVA Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
267080854,429
3
89026951,476
Residual
205410344,330
56
3668041,863
Total
472491198,759
59
a. Dependent Variable: PAD b. Predictors: (Constant), PajakReklame, PajakRestoran, PajakHotel
F 24,271
Sig. ,000
b